BAHAN ABRASIF
MAKALAH
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ITMKG
Dosen Pembina
drg. Elin Karlina, M.Kes.
Disusun oleh:
Joseph Gunawan
160110130026
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah berisi tentang Bahan Abrasif tepat
pada waktunya.
Makalah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah
ITMKG di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang
telah membantu, baik langsung maupun tidak langsung kepada penulis dalam menyelesaikan
makalah ini.
Penulis sudah berusaha mewujudkan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Apabila
masih terdapat kesalahan, penulis bersedia menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis, khususnya dan bagi
para pembaca pada umumnya.
Jatinangor, Oktober 2014
1. Definition and Benefits Finishing and Polishing
Finishing = proses untuk menghilangkan defek permukaan atau goresan yang terjadi saat proses membuat kontur (proses untuk membuat bentuk anatomis dengan memotong atau menggerinda bahan yang berlebihan) menggunakan alat cutting atau grinding
Polishing = proses untuk menghasilkan permukaan bahan yang mengilap. Benefits :
Kesehatan mulut menolak dan mengurangi akumulasi debris makanan dan bakteri patogen dapat dilakukan dengan pengurangan luas permukaan dan mengurangi kekasaran dari permukaan restorasi (semakin halus sebuah permukaan, semakin tidak ada retensi dan semakin mudah untuk mengatur status higienis karena sikat gigi dapat mencapai semua permukaan)
Korosi dan noda dapat dikurangi dengan restorasi yang sudah dipoles
Makanan bergerak lebih bebas pada permukaan oklusal ketika mastikasi sehingga fungsi oral dapat lebih baik.
Finishin dan polishin dapat menaikkan kekuatan restorasi terutama pada bagian di
bawah tekanan.
Estetikanya akan lebih baik
2. Principle of Cutting, Grinding, Finishing, and Polishing
Semakin cepat handpiece memberikan pelepasan permukaan bahan dengan lebih
cepat juga
Semakin tinggi tekanan juga mempertinggi kecepatan pelepasan bahan
Konsentrasi, ukuran, dan jenis partikel abrasif memberikan efek kecepatan dari pelepasan bahan
Tujuan dari finishin dan polishing adalah untuk mendapatkan anatomi dan oklusi
yang baik serta reduksi kekasaran dan goresan yang dihasilkan oleh proses konturing
Permukaan yang dipoles harus cukup halus untuk ditoleransi oleh jaringan lunak dan menolak adhesi bakteri dan akumulasi plak yang berlebihan
Bahan abrasif harus memiliki gaya tekan dan gaya sobek yang cukup untuk membuka
ikatan atomik dan melepas partikel dari sbustrat. Cutting
Biasanya penggunaan instrumen pisau untuk melakukan proses ini.
Substrat bisa dibagi menjadi segmen-segmen atau mungkin mempertahankan grooves dengan cutting ini
Tungsten karbida memiliki banyak pisau yang akan melepas cukuran dari substrat
saat bur berotasi
Bur 30-fluted finishin akan digunakan agar jejak pisau pemotong hanya dapat dilihat dengan kaca pembesar
Grinding
Grinding bertujuan untuk melepaskan partikel kecil dari substrat melalui aksi dari
Contohnya adalah diamond-coated rotary mungkin mengandung partikel diamon
yang tajam yang melewati gigi selamarevolusi intrumen tersebut.
Cutting dan grinding keduanya merupakan aksi yang predominan tidak terarah yang artinya akan menghasilkan permukaan dengan jejak gunting dan goresan yang berarti
Polisihing
Merupakan proses finishing dan perbaikan dan melepaskan partikel yang paling kecil. Polishing memprogres dari bahan abrasif yang paling baik yang dapat melepaskan goresan dari prosedur yang sebelymnya dan selesai apabila kehalusan permukaan sudah tercapai.
Contohnya adalah karet pemoles, disk dan stip, serta pasta pemoles.
Polishing dapat dikatakan sebagai multidireksi dimana permukaan dengan goresan dari bahan abrasif diorientasikan ke berbagai arah
Finisihing
Proses ini mungkin membutuhkan beberapa tahap untuk mencapai kehalusan
permukaan internal
Finishing menghasilkan permukaan yang blemish-free dan halus.
Aksi finishing dapat dilakukan dengan menggunakan 18-30 bur flute-karbida, bur diamond fine dan superfine, atau bahan abrasif antara 8-20 mikron
Dapat menyebabkan silikosis (grinder’s disease) yang merupakan aerosol mayor yang
sangat membahayakan pada kedokteran gigi karena jumlah bahan silica yang digunakan pada proses dan penyelesaian restorasi.
Aerosol dapat dikontrol dengan cara prosedur kontrol infeksi, water-spray, dan suction hig-volume atau bisa dengan personal protection dan juga dengan fasilitas untuk ventilasi yang cukup dan baik
3. Abrasion and Erosion Abrasion
Abrasi dibagi menjadi two-body dan three-body.
Two-body abrasion terjadi ketika partikel abrasif terikat kuat dengan permukaan dari
instrumen abrasif dan tidak ada partikel abrasif yang digunakan. Contohnya adalah diamond bur.
Three-body terjadi saat partikel abrasif bebas untuk bertranslasi dan berotasi antara 2 permukaan. Contohnya adalah pasta profilaksis
Lubrikan sering digunakan untuk meminimalisasi resika dari penggunaan two-body
4. Types of Abrasives
Batu Arkansas semitranslusen, abu, batu sedimentasi yang ditambang di Arkansas. Mengandung mikrokristalin, berat, keras, dan bertekstur seragam. Bagian kecil dari mineral ini menempel pada logam dan digunakan untuk fine grinding email dan aloy.
Kapur salah satu bentuk mineral dari kalsit, dibuat dari kalsium karbonat, digunakan untuk memoles email, lempeng emas, amalgam, dan bahan plastik
Korundum terbentuk dari alumunium oksida berwarna putih. Sifat fisisnya inferior terhadap alfa alumunium oksida. Fungsinya dalah untuk grinding metal alloy dan digunakan sebagai abrasiv bonded. (batu putih)
Natural diamond bersifat transparan, tanpa warna, dikomposisi oleh karbon, substansi yang paling keras. Disebut juga sebagai superabrasif karena kemampuannya dalam berbagai bentuk termasuk instrumen rotary abrasif, diamon poles pasta. Paling sering digunakan untuk keramik dan resin-based komposit.
Synthetic Diamond Abrasives dapat dikontrol, konsisten dalam ukuran dan bentuk,
murah dibandingkan naturan diamon. Resin-bonded berbentuk tajam berfungsi untuk memecah dan memberikan ujung dan sudut tajam. Metal-bonded reguler dan konsisten dalam ukuran digunakan untuk memotong poin atau lengan.
Emery merupakan korundum berwarna abu-hitam yang dipreparasi dalam bentuk fine-grain. Digunakan pada disk abrasif coated dan digunakan untuk penyelesaian metal alloys atau bahan akrilik resin.
Garnet berbagai mineral yang hampir memiliki sifat fisik yang mirip dan berbentuk kristalin. Isinya terdapat silikat alumunium, kobal, besi, magnesium, dan mangan. Berwarna merah gelap. Garnet keras dan ketika fraktur saat grinding, berbentuk tajam, chisel plat. Digunakan untuk grinding metal aloy, dan akrilik resin.
Pumice berasal dari aktivitas vulkanik digunakan dalam bentuk grit dan ditemukan pada rubber-bonded. Digunakan untuk akrilik resin dan poles email, lempeng emas, amalgam.
Quartz sangat keras, tanpa warna, dan trasnparan. Tajam dan terdapat partikel sudut yang berfungsi dalam disk abrasif berlapis dan digunakan dalam penyelesaian metal aloy, dan grinding email.
Sand terkomposisi dari silika memiliki bentuk membulat pada bentuk angularnya. Diaplikasikan di bawah tekanan udara dan dilapiskan pada disk kertas untuk grinding metal aloy dan akrilik resin
Tripoli bahan abrasif ini berasal dari lightweight, batu tersedimentasi. Tripoli bisa berwarna putih, abu, pink, merah, atau kuning. Abu dan merah yang paling sering. Digunakan untuk poler metal aloy dan akrilik resin.
Zirconium Silikat digunakan untuk melapisi abrasif disk dan strips. Dan digunakan sebagai komponen pasta profilaksis.
Cuttle bubuk calcareous, digunakan untuk melapisi bahan abrasif dan berguna untuk perlakuan abrasi seperti poles margin metal dan amalgam.
Kieselguhr dikomposisi dari siliceous dari tumbuhan air yaitu tanah diatom digunakan untuk abrasif mild.
Alumunium oksida
Rouge Oksida besi merupakan komponen abrasif merah. Seperti tripoli digunakan sebagai poles aloy logam mulia
Tin Oxide merupakan bahan abrasif yang sangat baik digunakan untuk poles gigi
dan restorasi logam pada mulut. Digunakan dengan pencampuran dengan air, alkohol, atau gliserin.
Pasta Abrasif berisi alkumunium oksida atau partikel diamon. Memiliki beberapa kekurangan speerti ketebalan dan membutuhkan pendingin yang cukup banyak.
5. Abrasive Instrument Design
Abrasive Grits
o Berasal dari bahan yang sudah dihancurkan dan melewati sebuah seri untuk mendapatkan range ukuran partikel yang berbeda
o Klasifikasi : coarse, medium coarse, medium, fine, and superfine (menurut ukurannya)
o Bahan abrasif tidak boleh terlalu keras atau ukurannya tidak boleh terlalu besar (coarse) dan juga harus memiliki bentuk partikel yang baik
Bonded Abrasives
o Points, wheels, seperating disks, coated thin disks
o Cara : sintering, vitreous bonding (glass/ceramic), resinoid bonding, dan rubber bonding (latex-based atau silicone based-rubbers)
o Abrasive disks digunakan untuk reduksi besar, konturing, finishing, dan polishing, biasanya dilapisi dengan alumunium oksida.
o Abrasive strips dengan tambahan plastik/logam backing digunakan untuk memperhalus dan poles permukaan proksimal dari semua bagian restorasi (biasanya digunakan untuk keramik tetapi digunakan pula untuk komposit dan amalgam). Strip dengna plastik backing digunakan untuk komposit, kompomer, ionomer hybrid, dan resin semen.
o Sintered abrasives yang paling kuat karena berfusi bersama.
o Vitreous-bonded dicampur dengan kaca/keramik, ditekan dinigin ke bentuk intrumen, dan dibakar untuk fusi.
o Abrasive blinding terjadi ketika debris terdapat dari grinding atau polishing yang merupakan celah kecil antara partikel abrasif pada alat dan mengurangi kedalaman partikel yang penetrasi ke dalam substrat
o Finishing diamonds digunakan untuk resin-based komposit mengandung partikel diamon 40 mikron atau kurang pada diameter
o Dapat digunakan diskus abrasif atau strips dengan resistensi terhadap moisture dan berguna karena kekerasannya tidak akan terdegradasi oleh air
Nonbonded Abrasives
o Pasta pemoles digunakan untuk pemolesan akhir digunakan pada substrat dengan alat nonabrasiv seperti foam, karet. Oksida alumunium sering digunakan.
Abrasive Motion
6. Finsihing and Polishing Procedures
a. Kontur restorasi dengan 12-flute bur karbida, 30-100 mikron bur diamond, atau disk coarse-abrasif berlapis
b. Finish dengan 16- sampai 30- flute bur karbida, fine dan extra fine bur diamon, batu putih (alumunium oksida), batu Arkansas putih, atau disk abrasif berlapis medium. c. Poles dengan fine dan extra-fine pasta pemoles (alumunium oksida, extra-fine disk
abrasif berlapis, silikon karbida, karet pemoles (disk, cups, atau point)
Amalgam : menggunakan very fine pasta profilaksis dengan cotton pellet atau karet prophy cup dirotasikan dengan kecepatan lambat dan tekanan yang sedikit. Apabila sudah terlalu mengeras maka harus dilakukan dengan kontur dengan slow-speed batu hijau atau bur diamond dan memberi campuran fine pumice dan air atau alkohol dengan sikat rotary atau bulu feltcon untuk poles
Cold-Alloy : Kontur dengan bur karbida/silikon karbida, finish dengan batu pink atau medium impregnated rubber wheels, berikan fine abrasif-impregnated rubber wheels, berikan tripoli atau rouge
Ceramic : (1) Contour with flexible diamond disks, diamond burs, heatless or polymer stones, or green stones (silicone carbide). (2) Finish with white stones or abrasive-impregnated rubber disks, cups, and points. This process may require
two or three steps, depending on the system used (3) Polish with fine abrasiveimpregnated rubber disks, cups, and points, or, if necessary, use a diamond paste applied with a blush or felt wheel. (4) Apply an overglaze layel, ol natural glue the ceramic if necessaly.
Akrilik : (1 ) Contour with tungsten carbide burs and sandpaper. (2) llse a rubber point to remove the scratches ( 3 ) Apply pumice with a rag wheel, felt wheel, brittle brush, or prophy cup, depending on the si~eof the area that needs lo be polished
(4) Apply tripoli or a mixture of chnlk and alcohol with a rag wheel.