Pengaruh Merokok Kretek Filter Terhadap Kepekaan Rasa Manis Pada MahasiswaUniversitas MuhammadiyahYogyakarta
Intisari
Bintang Raishajedida Affandi1,drg. Hartanti., Sp.Perio2 1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Gigi
2
Dosen Departemen Periodonsia Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Merokok merupakan salah satu gaya hidup yang dapat mempengaruhi kesehatan. Prosentase perokok aktif di Indonesia menurut WHO sebesar 67% laki-laki dan 2,7% perempuan. Akibat dari merokok dapat berdampak pada rongga mulut yaitu mengakibatkan penurunan kepekaan rasa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh merokok kretek filter terhadap kepekaan rasa manis pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian dilakukan dengan membandingkan kepekaan rasa manis antara kelompok perokok dan bukan perokok dengan memberikan larutan sukrosa kepada masing-masing kelompok sampel.
Hasil uji menggunakan Man-Whitney U Test menunjukkan nilai signifikan antara kelompok perokok dan bukan perokok dengan nilai p = 0,000 (p<0,05).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah rokok kretek filter berpengaruh terhadap kepekaan rasa manis pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
The Influence of Smoke Kretek Filter Cigarette Towards Sweet Taste Sensitiveness Students of Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Abstract
Bintang Raishajedida Affandi1,drg. Hartanti., Sp.Perio2 1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Gigi
2
Dosen Departemen Periodonsia Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Smoking is a one of life style that can give health influences. According to WHO percentage active smoker is 67% for man and 2,7% for woman. Smoking can give effect in oral cavity there is reduction taste sensitivity. The purpose of this research is to know smoke kretek filter cigarette influences towards the sweet taste sensitiveness students of Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
The research is analytic observational with cross-sectional approach. The method is compare sweet taste sensitiveness between smoker group and unsmoker group with apply sucrose solution for each sample groups.
Result using Mann-Whitney U Test shows the significant score between smoker group with unsmoker group with the marker is p = 0,000 (p<0,05).
Conclusion of this research there is kretek filter cigarette influential towards the sweet taste sensitiveness students of Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
PENGARUH MEROKOK
KRETEK FILTER TERHADAP
KEPEKAAN RASA MANIS PADA
MAHASISWA
MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
Pendahuluan
Merokok merupakan salah satu faktor gaya hidup yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia karena memiliki daya merusak yang cukup besar. Dilaporkan terdapat lebih dari 1,3 milyar perokok aktif di dunia, sekitar 1 milyar adalah laki-laki dan sekitar 300 juta adalah perempuan. Angka kematian akibat mengkonsumsi tembakau diperkirakan 5 juta orang setiap tahun dengan angka tertinggi terjadi di negara berkembang (WHO, 2006).
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki tingkat produksi dan konsumsi rokok yang tinggi. Jenis rokok yang banyak digunakan di Indonesia adalah rokok kretek filter dengan prosentase 64,5%. Rokok filter banyak
dipilih karena memiliki gabus pada ujung rokok yang berfungsi sebagai penyaring bahan kimia dan mengurangi paparan panas saat rokok dihisap (Novotny dkk., 2009).
Senyawa kimia yang terkandung di dalam rokok kretek seperti tar, nikotin, dan karbon monoksida lebih banyak dibandingkan dengan rokok jenis lain. Merokok tidak hanya menimbulkan efek secara sistemik, tetapi juga dapat menimbulkan kondisi patologis di rongga mulut (Novak, 2012).
reseptor pengecap dalam menerima sensasi rasa (Khatoon, 2012). Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama merokok diatas 5 tahun sebanyak 48,80% dapat menyebabkan
melanosis (Sitepu, 2010). Nikotin yang
terkondensasi dalam asap rokok masuk ke dalam rongga mulut dan menempel pada setiap permukaan di rongga mulut baik gigi, lidah, palatum, maupun taste buds sehingga dapat menghalangi interaksi zat-zat makanan ke dalam reseptor pengecap (Yong dan Primasari, 2012).
Paparan nikotin yang terkandung dalam rokok dapat menyebabkan perubahan
serotonin (Singer dkk., 2004), yaitu salah
satu modulator pada manusia untuk dapat merasakan manis. Jumlah serotonin yang berkurang dapat menyebabkan penurunan dalam menerima sensasi rasa manis (Heath dkk., 2006).
Paparan panas dari asap rokok dapat menyebabkan saliva berkurang dan rongga mulut menjadi kering (Lubin dkk., 2006).
Suatu zat dapat dinikmati rasanya jika larut dalam saliva karena saliva berperan dalam mekanisme perangsangan indera pengecap. Hanya zat kimia cair atau padat yang larut dalam saliva yang dapat berikatan dengan sel reseptor pengecap, sehingga dengan berkurangnya saliva menyebabkan sel-sel pengecap akan mengalami kesulitan dalam menerima sensasi rasa (Sherwood, 2001).
Ujung lidah merupakan area yang sangat dekat dengan ujung rokok dan mudah terpapar oleh suhu panas yang tinggi. Pada bagian ujung lidah terdapat saraf sensoris untuk rasa manis (Solomon, 2003), yang mudah rusak oleh paparan asap rokok sehingga menyebabkan kepekaan rasa manis dapat menurun. Penurunan kepekaan terhadap rasa manis menyebabkan
kecenderungan konsumsi gula lebih banyak. Penggunaan gula yang berlebih dapat
menyebabkan seseorang beresiko terkena
obesitas dan diabetes (Swinburn dkk.,
dimaksudkan untuk menyaring bahan kimia dan mengurangi paparan panas saat rokok dihisap. Namun belum diketahui, dengan penggunaan filter pada rokok kretek dapat mengurangi efek rokok terhadap kepekaan rasa manis.
Berdasakan alasan-alasan di atas maka perlu dilakukan penelitian pengaruh merokok terhadap kepekaan rasa manis dengan menggunakan rokok kretek berfilter yang dianggap dapat menyaring bahan kimia dan panas saat rokok dihisap.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional untuk mengetahui pengaruh merokok dengan rokok kretek filter terhadap kepekaan rasa manis pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Hasil dan Pembahasan
Dari pengambilan data pada responden, didapatkan karakteristik data dasar berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut:
Kelompok Pengamatan
Usia Responden
Min Max Rerata N Std. Deviasi
Perokok 18 27 21,8 35 ±1,83
Non Perokok 17 22 19,63 35 ±1,43
Tabel 1. Data Dasar Berdasarkan Usia Responden
Setelah dilakukan uji kepekaan rasa manis pada seluruh kelompok
Kelompok Pengamatan
Tingkat Kepekaan terhadap Rasa Manis
Total Responden 15
mM/ml
22,5 mM/ml
37,5 mM/ml
Tidak dapat mendeteksi
rasa
Perokok 3 6 10 16 35
Non Perokok 12 19 4 0 35
Tabel 2. Hasil Uji Kepekaan Rasa Manis
Berdasarkan tabel 2 tampak bahwa jumlah subyek yang peka pada konsentrasi 15 mM/ml dan 22,5 mM/ml pada kelompok perokok lebih rendah dibandingkan dengan kelompok non perokok. Sedangkan pada konsentrasi 37,5 mM/ml dan responden yang tidak dapat
mendeteksi rasa kelompok perokok lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok non perokok. Setelah dilakukan pengujian kepekaan rasa manis selanjutnya dihitung jumlah skor dari masing-masing kelompok perlakuan dengan hasil seperti yang tercantum pada table 3 dibawah ini: Kelompok
Pengamatan
Rerata Std. Deviasi
Perokok 1,31 1,811
Non Perokok 3,80 1,729
Untuk menguji hipotesis dilakukan uji bivariat. Oleh karena data berupa data numerik maka uji yang digunakan adalah Independent
Sample t Test dengan syarat data harus
berdistribusi normal. Adapun hasil dari uji normalitas data dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini:
Tabel 4. Uji Normalitas Data Tabel hasil uji normalitas
data dilakukan dengan uji
Kolmogorov-Smirnov dengan nilai p =
0,000 (p<0,05), sehingga dikatakan data terdistribusi tidak normal. Karena tidak memenuhi syarat (data tidak
terdistribusi normal) maka uji beda menggunakan jaluir non parametrik yaitu Man-Whitney U Test untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh rokok kretek filter terhadap kepekaan rasa manis.
Kelompok Pengamatan
Kolmogorov-Smirnovᵃ
Statistik df Sig.
Perokok 0.312 35 .000
Bukan Perokok 0.335 35 .000
Tabel 5. Hasil Uji Pengaruh Merokok Kretek Filter terhadap Kepekaan Rasa Manis pada Perokok
Hasil uji Man-Whitney U Test diperoleh nilai skor Z hitung sebesar -5.185 dengan nilai p = 0,000 (p<0,05) hal ini
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikansi antara bukan perokok dan perokok.
Hasil penelitian yang dilakukan pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta menunjukkan bahwa terdapat pengaruh rokok kretek filter terhadap
kepekaan rasa manis pada perokok. Hal ini terbukti dari hasil analisis Man-Whitney U
Test menunjukkan perbedaan yang
signifikan dengan nilai p = 0,000 (p<0,05) yang artinya terdapat pengaruh rokok kretek filter terhadap kepekaan rasa manis pada perokok.
Meskipun terdapat filter pada ujung rokok kretek yang terbuat dari asetat selulosa dan memiliki fungsi sebagai penyaring bahan kimia dan mengurangi
panas saat rokok dihisap, ternyata filter pada rokok kretek tidak mampu menyaring bahan kimia dan mengurangi panas rokok secara sempurna. Bache dkk. mengatakan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan (p>0,05) antara rokok filter dan non filter dalam mengurangi kadar cadmium di dalam rokok. Rokok filter hanya dapat mengurangi kadar tar sebesar 31,8%, karbon monoksida sebesar 9% dan nikotin sebesar 8,40% di dalam rokok (Bache dkk., 1987). Rokok
Mann Whitney 188.000
Wilcoxon W 818.000
Z -5.185
filter tetap dapat mempengaruhi kepekaan rasa manis akibat paparan dari kandungan bahan kimia dan panas rokok yang mengenai lidah. Hal tersebut terbukti dari hasil diatas, bahwa bukan perokok lebih peka terhadap rasa manis dari pada perokok yang menggunakan rokok kretek filter.
Penurunan kepekaan rasa manis dapat terjadi akibat paparan rokok terus menerus pada ujung lidah yang sangat dekat dengan ujung rokok. Pada ujung lidah terdapat saraf sensoris untuk dapat merasakan manis (Solomon, 2003). Selain itu, racun-racun yang terkandung dalam rokok terutama nikotin dapat terdeposit dalam kuntum pengecap atau taste buds yang berada di seluruh permukaan lidah terutama bagian ujung lidah yang paling dekat dengan ujung rokok sehingga menyebabkan melanosis yang ditandai dengan hiperpigmentasi pada mukosa rongga mulut dan berpotensi menghalangi
reseptor pengecap dalam menerima sensasi rasa (Khatoon, 2012).
Paparan nikotin yang terkandung dalam rokok dapat menyebabkan perubahan
serotonin (Singer dkk., 2004), yaitu salah
kondisi ini biasa ditemukan pada seorang perokok (Tomassini, 2007).
Selain efek bahaya yang terdapat pada substansi kimia yang terkandung di dalam rokok, paparan panas dari asap rokok dapat menyebabkan saliva berkurang dan rongga mulut menjadi kering (Lubin dkk., 2006). Suatu zat dapat dinikmati rasanya jika larut dalam saliva karena saliva berperan dalam mekanisme perangsangan indera pengecap. Hanya zat kimia cair atau padat yang larut dalam saliva yang dapat berikatan dengan sel reseptor pengecap, sehingga dengan berkurangnya saliva menyebabkan sel-sel pengecap akan mengalami kesulitan dalam menerima sensasi rasa (Sherwood, 2001).
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa merokok dengan rokok kretek filter menyebabkan perubahan kepekaan rasa manis pada mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Saran
Perlu dilakukan kembali penelitian mengenai pengaruh rokok terhadap pengecapan dengan memperhatikan kadar nikotin dan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode uji kepekaan rasa asam yang berbeda, untuk melihat apakah terdapat perbedaan hasil antara masing-masing metode uji kepekaan rasa manis.
Daftar Pustaka
Bache, C. A., Lisk, D. J., Shane, B. S., Hoffmann, D., & Adams, J. D. (1987). Effectiveness of Cigarette Filter Tips for Reducing Cadmium in Relation to Other Mainstream Smoke Constituents. Pubmed, 10(3-4):189-93. Heath T. P., Melichar J. K., Nutt D. J., &
Donaldson L. F. (2006). Human TasteThreshold are Modulated by Serotonin and Noradenraline. The
J. Neuroscie, 26(49):12664-12671.
Khatoon, N. (2012). Health Psychology. New Delhi, India: Pearson, h:160. Lubin, M. F., Smith, T. B., Spell, N. O., &
Walker, H. K. (2006). Medical
Management of The Surgical
Patient (4th ed.). New York, USA:
Cambridge University Press, h:182. Novak, M. J., Novak, K. F., & Presaw, P. M. (2012). Carranza's Clinical
Philadelphia USA: Elsavier Saunders, h:294.
Novotny, T. E., Lum, K., Smith, E., Wang, V., & Barnes, R. (2009). Filtered Cigarettes and the Case for an Environmental Policy on Cigarette Waste. Int. J. Environ. Res. Public
Health, (6):1-x.
Sherwood, L. (2001). Fisiologi Manusia (2th ed.). (B. U. Pendit, penerjemah.) Jakarta: EGC, 189-190.
Singer, S., Rossi, S., Verzosa, S., Hashim, A., Lonow, R., & Cooper T. (2004). Nicotine-induced Changes in Neurotransmitter Levels in Brain Areas Associated with Cognitive Function. Pubmed, 29(9):1779-92. Sitepu, L. S. (2010). Hubungan Kebiasaan
Merokok Terhadap Terjadinya
Smoker's Melanosis Di Kalangan Mahasiswa Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara.
Skripsi strata satu, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Solomon, E. P. (2003). Human Anatomy and
Physiology (2th ed.). Philadelphia,
USA: Saunders Elsavier, h:139. WHO. (2006). Quick Factsheet of Tobacco
Products. Diakses pada 31 Maret
2014,_dari:http://who.int/tobacco/c ommunications/events/wntd/2006/P oster_encart_RV.pdf?ua=1
Yong, B. C., & Primasari, A. (2012). Pengukuran Sensitivitas Indera Pengecap Rasa Manis dan Asin pada Mahasiswa Perokok [Abstrak]. Dentika Dental J., 17(1), 30-33.
Lubin,