• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Medan"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PERSETUJUAN

Judul : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI LAJU PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KOTA MEDAN

Nama : EVI WINDASARI SIMORANGKIR

Nomor Induk Mahasiswa : 072407027

Program Studi : DIPLOMA (D3) STATISTIKA

Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di Medan, Juni 2010

Diketahui/ Disetujui oleh:

Departemen Matematika FMIPA USU Pembimbing

Ketua,

Dr. Saib Suwilo, M.Sc. Drs. Saul Siahaan

(3)

PERNYATAAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU

PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KOTA MEDAN

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2010

(4)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kasih dan berkatNya, Tugas Akhir ini berhasil diselesaikan dalam waktu yang telah ditetapkan.

(5)

DAFTAR ISI

2.5 Membentuk Persamaan Regresi Linier Berganda 19

2.6 Uji F pada Regresi Linier Berganda 20

2.7 Koefisien Determinasi 21

2.8 Koefisien Korelasi 22

2.9 Uji Keberartian Koefisien Korelasi Ganda 24

Bab 3 Analisis dan Pengolahan Data 25

3.1 Data yang dianalisis 25

3.2 Menentukan Persamaan Regresi Linier Berganda 26

3.3 Menghitung Korelasi Berganda dan Koefisien Determinasi 31

3.4 Uji Keberartian Koefisien Korelasi Ganda 32

(6)
(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Table 2.1 Hasil Observasi 19

Tabel 2.2 Interpretasi Koefisien Korelasi r 23

(8)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator tingkat

kesejahteraan suatu daerah dalam suatu periode tertentu, Perhitungan PDRB Kota

Medan dan seluruh kabupaten/kotamadya di Sumatera Utara setiap tahun mengalami

perubahan. Berdasarkan data statistik (BPS Sumatera Utara), setiap tahunnya Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kota Medan mengalami peningkatan. Hal ini

menunjukkan bahwa sektor-sektor lapangan usaha yang berada di Kota medan

mengalami kemajuan.

Pada dasarnya semua lapangan usaha yang berada di Kota Medan berperan

dalam peningkatan angka PDRB. Namun dari keseluruhan lapangan usaha itu, ada

beberapa lapangan usaha yang memang mempunyai peranan atau pengaruh yang

cukup besar terhadap perkembangan perekonomian di Kota Medan yang ditunjukkan

(9)

Untuk memenuhi kebutuhan akan data PDRB di Kota Medan, maka perlu

diadakan penyusunan dan dilakukannya perhitungan data PDRB secara terus menerus

setiap tahunnya. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh setiap sektor-sektor yang

berpengaruh terhadap PDRB kota Medan, maka penulis mengambil judul sebagai

bahan penelitian : “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

LAJU PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA

MEDAN”.

1.2Perumusan Masalah

Data hasil perhitungan PDRB Kota medan setiap tahunnya mengalami peningkatan.

Angka peningkatan ini tentunya tidak terlepas dari peranan sektor industri pengolahan,

sektor listrik,gas dan air serta sektor bangunan. Masalah yang timbul adalah apakah

terdapat hubungan yang positif antara ketiga sektor/lapangan usaha dengan laju

pertumbuhan PDRB di Kota Medan ?.

1.3Ruang Lingkup Permasalahan

Untuk mengarahkan penelitian ini agar tidak menyimpang dari maksud dan tujuan

penelitian serta tepat kepada sasaran yang dituju, maka perlu diadakan pembatasan

ruang lingkup permasalahan yaitu pada pertumbuhan PDRB di Kota Medan

(10)

1.4Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengamati dan memberikan penyajian data

yang diharapkan dapat dipergunakan seefisien mungkin agar pihak yang

membutuhkannya dapat mengambil suatu keputusan yang membangun.

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

apakah terdapat hubungan yang positif antara ketiga sektor/lapangan usaha dengan

laju pertumbuhan PDRB di Kota Medan.

1.5Manfaat Penelitian

Yang menjadi manfaat penelitian ini adalah :

1. Penulis dapat menerapkan ilmu dari mata kuliah yang telah dipelajari,

khususnya dalam bidang regresi linier.

2. Penulis mendapat pengalaman dalam menulis karya ilmiah.

3. Sebagai referensi sekaligus bahan pertimbangan dan masukan untuk

(11)

Metode penelitian yang digunakan penulis adalah :

1. Metode penelitian kepustakaan (Study Literature), yaitu metode

pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi dari

perustakaan, dengan membaca buku-buku, referensi dan bahan-bahan

yang bersifat teoritis yang mendukung penulisan tugas akhir ini.

2. Metode pengumpulan data

Pengumpulan data untuk keperluan riset ini, penulis melakukannya

dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat

Statistik (BPS) Sumatera utara dan artikel dari internet.

3. Metode analisis data

Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linier ganda

(multiole regression) dan korelasi serta pengolahan data menggunakan

program komputer SPSS.

a) Regresi linier ganda, merupakan persamaan yang memiliki

lebih dari satu variabel bebas. Bentuk persamaan nya adalah :

Dimana :

Y = variabel tak bebas

Xk = Variabel bebas

βk = Koefisien regresi variabel bebas Xk

(12)

b) Korelasi, untuk mengukur keeratan hubungan antara

variabel-variabel

∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑

Dimana:

X,Y = Skor masing-masing variabel

ryx = Koefisien korelasi

n = Banyak data

1.7Lokasi dan Waktu Penelitian

Penulis melakukan penelitian di Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara yang

berlokasi di Jalan Asrama No. 79 Medan. Penelitian dilakukan selama lebih kurang

(13)

1.8Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Dalam bab ini dijelaskan mengenai latar belakang, permasalahan, maksud dan

tujuan,manfaat penelitian, metode penelitian dan lokasi penelitian. Bab ini diakhiri

dengan sistematika penulisan.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang akan digunakan dalam pemecahan

masalah, diantaranya analisis regresi linier berganda, koefisien korelasi berganda,

koefisien determinasi serta korelasi.

BAB 3 ANALISA DATA

Dalam bab ini membahas mengenai proses pembentukan regresi linier berganda,

mencari koefisien determinasi dan koefisien korelasi.

BAB 4 IMPLEMENTASI SISTEM

Dalam bab ini penulis menguraikan pengertian dan tujuan implementasi sistem

rancangan program yang dipakai dan hasil outputnya.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini memberikan kesimpulan atas data yang telah dianalisis, juga saran yang

(14)

BAB 2

TINJAUAN TEORITIS

2.1Produk Domestik regional Bruto Kota Medan

Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah Daerah Sumatera Utara

adalah serangkaian usaha kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf

hidup masyarakat. Dalam usaha pembangunan nasional yang berkelanjutan dan tepat

sasaran dilakukan perencanaan pembangunan yang baik dan didukung oleh sarana dan

prasarana perekonomian suatu wilayah. Kondisi perekonomian suatu wilayah dapat

dilihat dari pendapatan regional.

Dalam menghitung pendapatan regional ini hanya dipakai konsep domestik.

Ini menunjukkan bahwa seluruh nilai tambah yang ditimbulkan oleh berbagai sektor/

lapangan usaha di suatu wilayah dihitung tanpa memperhatikan kepemilikan faktor

produksi. Dengan demikian PDRB menunjukkan kemampuan suatu wilayah dalam

menghasilkan pendapatan/ balas jasa kepada faktor-faktor produksi yang ikut

berpartisipasi dalam kegiatan produksi di wilayah tersebut.

(15)

2.1.1 Metode Langsung

Hasil perhitungannya mencakup seluruh produk barang dan jasa akhir yang

dihasilkan oleh wilayah tersebut. Pemakaian metode ini dilakukan melalui tiga

pendekatan.

1. Pendekatan Produksi

PDRB merupakan jumlah Nilai Tambah Bruto (NTB) atau nilai barang dan

jasa akhir yang dihasilkan oleh unit-unit produksi didalam suatu wilayah/

region dalam suatu periode tertentu. Biasanya satu tahun, sedangkan NTB

adalah Nilai Produksi Bruto (NPB / output) dari barang dan jasa dikurangi

dengan seluruh biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi .

2. Pendekatan pendapatan

PDRB adalah jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang

ikut serta dalam proses produksi disuatu wilayah atau region dalam jangka

waktu tertentu, biasanya satu tahun. Berdasarkan pengertian tersebut maka

NTB adalah Jumlah dari upah dan gaji , sewa tanah, bunga modal dan

keuntungan , semuanya belum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung

lainnya. Dalam pengertian PDRB ini termasuk pula komponen penyusutan dan

pajak tak langsung.

3. Pendekatan Pengeluaran

PDRB adalah jumlah seluruh pengeluaran yang dilakukan untuk konsumsi

rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba , konsumsi pemerintah,

pembentukan modal tetap domestik bruto, perubahan stok dan ekspor netto di

(16)

Dengan metode ini perhitungan NTB bertitik tolak pada penggunaan akhir dari

barang dan jasa yang diproduksi.

2.1.2Metode Tidak Langsung atau Alokasi

Menghitung nilai tambah suatu kelompok ekonomi dengan mengalokasikan

nilai tambah nasional kedalam masing-masing kelompok kegiatan ekonomi

pada tingkat regional. Sebagai alokator digunakan indikator yang paling besar

pengaruhnya atau erat kaitannya dengan produktivitas kegiatan ekonomi

tersebut.

Pemakaian masaing-masing metode pendekatan sangat tergantung pada

data yang tersedia. Pada kenyataannya, pemakaian pada kedua metode tersebut

akan saling menunjang satu ama lain , karena metode langsung akan

mendorong peningkatan kualitas data daerah, sedangkan metode tidak

langsung merupakan koreksi dan pembanding bagi data daerah.

2.2Uraian Sektoral

1. Sektor Pertanian

a. Tanaman bahan makanan

Mencakup jenis tanaman yang dihasilkan dan digunakan sebagai bahan

(17)

Termasuk disini nilai usaha pengolahan komoditi bahan makanan secara

sederhana serta hasil ikutan yang mempunyai nilai ekonomi.

b. Peternakan dan hasil-hasilnya

Mencakup kegiatan pemeliharaan ternak besar, ternak kecil dan unggas

yang bersifat komersial dengan tujuan untuk dikembangkan, dipotong dan

diambil hasil-hasilnya.

2. Sektor Pertambangan

Mencakup kegiatan pertambangan, penggalian, pengeboran, penyaringan,

pencucian, pemilihan dan pengambilan / pemanfaatan segala macam benda

non-biologis, seperti barang tambang, barang mineral dan barang galian yang

tersedia di alam, baik berupa benda padat, benda cair, maupun benda gas.

Produksi yang dihasilkan meliputi :

a. Pertambangan : batubara, timah, bauksit, aluminium, tembaga, nikel,

mangan, emas, perak dan logam lainnya serta aspal alam

b. Penggalian batu-batuan, tanah liat, keramik, kaolin, pasir, kerikil dan

sebagainya.

c. Pembuatan garam (penggaraman) dengan produksinya berupa garam kasar

3. Sektor Industri Pengolahan

Sektor ini mencakup kegiatan untuk mengubah atau mengolah suatu barang

organik dan anorganik menjadi barang baru yang mempunyai nilai yang lebih

tinggi, sedang pengolahannya dapat dilakukan dengan tangan atau mesin.

Kegiatan sektor industri amat beragam dilihat dari komoditi yang dihasilkan

(18)

provinsi yang telah dilakukan oleh BPS didasarkan pada proses pembuatan dan

banyaknya tenaga kerja yang terlibat. Di sini dibedakan empat kelompok

industri yang meliputi industri besar, sedang, kecil, dan industri rumah

tanngga.

Industri besar adalah perusahaan yang menggunakan tenaga kerja lebih

atau sama dengan 100 orang, industri sedang antara 20 sampai dengan 99

orang, industri kecil antara 5 sampai dengan 19 orang, dan industri kerajinan

rumah tangga lebih kecil atau sama dengan empat orang.

4. Sektor Listrik, Gas dan Air bersih

a. Listrik

Subsektor ini mencakup kegiatan pembangpenulisn dan penyaluran tenaga

listrik dengan menggunakan tenaga air, diesel, uap dan gas yang

diselenggarakan oleh PLN dan non-PLN seperti oleh pemerintah daerah,

swasta dan koperasi.

b. Gas

Mencakup kegiatan produksi dan pendistribusian gas kota oleh Perusahaan

Negara Gas (PN GAS) untuk dijual kepada rumah tangga, industri dan

penggunaan komersil lainnya. Kegiatan ini hanya terdapat di Kota medan.

Gas yang dicakup adalah komoditi yang dihasilkan dari proses pembakaran

batubara, minyak dan crack. Produksi ikutan yang dihasilkan adalah ter

(19)

c. Air bersih

Mencakup kegiatan penampungan, penjernihan dan pendistribusian air

bersih kepada rumah tangga, industri, rumah sakit dan penggunaan

komersial lainnya. Termasuk juga kegiatan penyediaan air dengan

menggunakan kincir air atau lainnya yang diusahakan oleh Perusahaan Air

Minum (PAM) milik pemerintah Daerah dan NON PAM milik swasta/

perorangan.

5. Sektor Bangunan

Mencakup kegiatan pembuatan dan perbaikan bangunan (konstruksi), baik

dilakukan oleh kontraktor umum, yaitu unit usaha yang melakukan pekerjaan

konstruksi untuk pihak lain, maupun oleh kontraktor khusus, yaitu unit usaha

atau individu yang melakukan kegiatan konstruksi untuk dipakai sendiri. Yang

digolongkan sebagai kegiatan konstruksi adalah pembuatan, pembangunan,

pemasangan, dan perbaikan (berat maupun ringan). Semua jenis konstruksi,

seperti bangunan tempat tinggal, bangunan bukan tempat tinggal, jalan,

jembatan, pelabuhan (laut, udara, sungai), terminal dan sejenisnya.

6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

a. Perdagangan

Mencakup kegiatan pengumpulan dan pendistribusian barang baru maupun

bekas/ afkiran oleh produsen lokal atau impor, kepada konsumen, tanpa

(20)

b. Hotel

Mencakup kegiatan penyediaan akomodasi dengan menggunakan sebagian

atau seluruhnya sebagai tempat penginapan, beserta fasilitas lain yang

menunjang seperti binatu, restoran, diskotik, tempat olah raga, penyewaan

ruangan dan sebagainya. Jenis kegiatan perhotelan yang dicakup meliputi

hotel, losmen, wisma, motel, pesenggrahan, bungalow, pondok dan

sejenisnya, baik yang berbintang maupun tidak berbintang.

c. Restoran

Mencakup kegiatan penyadiaan makanan dan minuman jadi yang langsung

dikonsumsi/ dihidangkan di tempat penjualan, baik tempat tetap maupun

tidak tetap atau berpindah-pindah.

7. Sektor Pengangkutan dan Konsumsi

a. Angkutan darat

i. Angkutan Kereta Api

Meliputi kegiatan pengangkutan barang dan penumpang dengan menggunakan

kereta api.

ii. Angkutan Jalan Raya

Meliputi kegiatan pengangkutan barang dengan menggunakan kendaraan

(21)

iii. Pos dan Giro

Mencakup kegiatan pengiriman surat , wesel dan paket pos, termasuk

kegiatan jasa pelayanan lainnya pada pihak ketiga seperti jasa goro,

penjualan kertas bermaterai dan materai dagang.

iv. Telekomunikasi

Mencakup kegiatan jasa pengiriman berita melalui telepon,

telegram dan teleks baik di dalam negri maupun ke/ dari luar negri

8. Sektor Keuangan

a. Bank

b. Lembaga keuangan bukan Bank, mencakup kegiatan asuransi, koperasi

simpan pinjam, penggadaian, perdaganagan valuta asing, pasar modal,

bunga valuta asing.

c. Sewa bangunan

Mencakup kegiatan sewa menyewa atas penggunaan sebagian atau seluruh

bangunan tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal, tanpa

memperhatikan status kepemilikannya.

d. Jasa perusahaan

Mencakup kegiatan jasa umunya lebih banyak melayani kebutuhan

perusahaan dan bersifat komersial, seperti notaries, Lembaga Bantuan

(22)

9. Sektor Jasa-Jasa

a. Pemerintah

Sub sektor ini mencakup kegiatan tentang penyelenggaraan sistem

administrasi Negara berupa jasa dan pelayanan umum kepada masyarakat.

b. Swasta

Terdiri dari jasa social kemasyarakatan yang meliputi jasa kependidikan,

kesehatan dan kemasyarakatan. Selain itu mencakup juga jasa hiburan dan

rekreasi yang meliputi jasa bioskop, panggung kesenian studio radio

swasta, taman hiburan klub malam serta produksi dan distribusi film.

2.3Pengertian Regresi

Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Sir Francis Galton ( 1822-1911).

Menurutnya, analisis regresi berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu

variabel yang disebut variabel tak bebas pada satu atau lebih variabel, yaitu variabel

yang menerangkan dengan tujuan untuk memperkirakan atau meramalkan nilai-nilai

dari variabel tak bebas apabila nilai variabel yang menerangkan sudah diketahui.

Variabel yang menerangkan sering disebut variabel bebas.

(23)

persamaan dan garis yang menunjukkan hubungan antara variabel bebas dan variabel

tak bebas, yang merupakan persamaan penduga yang berguna untuk menaksir atau

meramalkan variabel tak bebas . Untuk mempelajari hubungan-hubungan antara

beberapa variabel, analisis ini terdiri dari 2 bentuk, yaitu:

1. Analisis regresi linier sederhana

Analisis regresi sederhana merupakan hubungan antara 2 variabel, yaitu

variabel bebas dan variabel tidak bebas. Regresi linier sederhana merupakan

suatu prosedur untuk mendapatkan hubungan matematis dalam bentuk

persamaan antara variabel tak bebas tunggal dengan variabel bebas tunggal.

Variabel tak bebas adalah variabel yang nilainya selalu bergantung dengan

nialai variabel lain, dalam hal ini variabel tak bebas nilainya selalu dipengaruhi

oleh variabel bebas, sehingga disebut variabel terikat. Sedangkan variabel

bebas adalah variabel yang nilainya tidak bergantung dengan variabel lain.

Variabel tak bebas biasanya dinotasikan dengan Y dan variabel bebas

dinotasikan dengan X.

Regresi linier sederhana hanya ada 1 peubah bebas X yang dihubungkan

dengan satu peubah tak bebas Y. Bentuk-bentuk model regresi sederhana yang

menunjukkan hubungan antara dua variabel, yaitu variabel X sebagai variabel

bebas dan variabel Y sebagai variabel tak bebas adalah :

Y = β0 + β1X1 + ε

Dimana :

(24)

X = variabel bebas

β0 = intersept Y dari garis, yaitu titik dimana garis itu memotong sumbu Y

β1 = slope (kemiringan garis)

ε = kesalahan penduga

2. Analisis regresi linier berganda

Regresi linier berganda adalah analisa regresi yang menjelaskan hubungan

antara variabel tak bebas dengan dua atau lebih variabel bebas. Dimana ada

kalanya persamaan regresi tidak hanya dipengaruhi oleh satu faktor atau

peubah bebas dalam menganalisanya, tapi dapat juga dipengaruhi oleh dua

atau lebih faktor yang mempengaruhinya. Maka regresi linier yang

mengandung lebih dari satu peubah bebas digunakan regresi linier berganda.

Regresi linier berganda hampir sama dengan regresi linier sederhana, hanya

saja pada regersi linier berganda variabel bebasnya lebih dari satu. Tujuan

analisa regresi linier berganda adalah untuk mengukur intensitas hubungan dua

variabel atau lebih dan membuat perkiraan nilai Y atas nilai X. Regresi linier

berganda juga berguna untuk mencari pengaruh dua variabel bebas atau lebih

terhadap variabel terikatnya, dengan demikian regresi linier berganda dapat

digunakan untuk penelitian yang menyertakan beberapa variabel sekaligus.

Bentuk umum model regresi linier untuk populasi adalah :

(25)

Y = Variabel tak bebas

X1,2,…,k = Variabel bebas

β0 = koefisien intersep regresi

β1, β2,…, βk = koefisien slope regresi

ε = error persamaan regresi

Model diatas merupakan model regresi untuk populasi, sedangkan apabila

penulis hanya menarik sebahagian (berupa sampel) dari populasi acak, dan

tidak mengetahui regresi populasi perlu diduga berdasarkan model regresi

sampel, sebagai berikut :

b0 + b1X1 + b2X2 + … + bkXk

Dimana:

Y = Variabel tak bebas

X1 ,X2 ,.., Xk = variabel bebas

b0 ,b1,.., bk = koefisien regresi

(26)

Tabel 2.1 Hasil Observasi

2.5 Membentuk Persamaan Regresi Linier Berganda

Dalam regresi linier berganda, variabel tak bebas Y bergantung pada dua atau

lebih variabel bebas X. bentuk persamaan regresi linier berganda yang mencakup dua

atau lebih variabel yaitu:

Untuk regresi linier dengan beberapa variabel bebas X1, X2, X3 akan didapat

persamaan :

b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + ε

Nomor

Observasi

Respon Variabel Bebas

Y X1i X2i … Xki

1 Y1 X11 X21 … Xki

2 Y2 X12 X22 … Xk2

. . … .

. . … .

. . … .

N Yn Xin X2n … Xkn

(27)

Untuk memperoleh nilai dari koefisien b0 ,b1 ,b2 dan b3 nilai-nilai dari tabel

hasil observasi dapat disusun kedalam persamaaan berikut ini :

∑ Y = nb0 + b1∑ X1 + b2∑ X2 + b3∑ X3

∑ YX1 = b0∑ X1 + b1∑ (X1)2 + b2∑ X1X2 +b3∑ X1X3

∑ YX2 = b0∑ X2 + b1∑ X1X2 + b2∑ (X2)2 +b3∑ X2X3

∑ YX2 = b0∑ X3 + b1∑ X1X3 + b2∑ X2X3 +b3∑( X3)2

2.6 Uji F pada regresi linier berganda

Untuk memperoleh kepastian bahwa model yang dihasilkan secara umum

dapat digunakan maka diperlukan suatu pengujian secara bersama-sama.

Pengujian dilaksanakan dengan uji F.

Fhitung= / /

Dengan :

Fhitung = statistik F yang menyebar mengikuti distribusi F, dengan

derajat bebas (V1 = k dan ; V2 = n-k-1)

JK reg = Jumlah kuadrat regresi

(28)

JK res = ∑( Y-Ŷ )2

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian hipotesa ini adalah :

a. H0 : b1 = b2 = … = bk = 0

H1 : tidak semua dari bi (i = 1,2,…,k) adalah nol

b. Pilih taraf α yang diinginkan

c. Hitung statistik Fhit dengan menggunakan formula diatas

d. Keputusan : Tolak H0 jika Fhit> Ftab; k: n-k-1

Terima H0 jika Fhit< Ftab; k : n-k-1

2.7Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi yang dinyatakan dengan R2 adalah merupakan ukuran

keterwakilan variabel terikat oleh variabel bebas atau sejauh mana variabel bebas

dapat menjelaskan variabel terikat. Koefisien determinasi R2 biasanya diubah kedalam

bentuk persen untuk penafsirannya. Adapun persamaan untuk menghitung koefisien

determinasi adalah :

R2 =

Dimana :

JK reg = Jumlah Kuadarat regresi

(29)

2.8 Koefisien Korelasi

korelasi merupakan kekuatan hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang

lain. Dua atau lebih variabel dapat memiliki korelasi yang tinggi, korelasi yang

rendah, korelasi negative ataupun tidak memiliki korelasi sama sekali. Analisa

korelasi yang akan diukur adalah korelasi antara jumlah sektor industri pengolahan,

sektor listrik, gas dan air dan sektor bangunan terhadap jumlah PDRB, dengan

demikian secara umum formulasi korelasinya dirumuskan sebagai berikut :

r = ∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑

Sedangkan rumus untuk menghitung korelasi antara variabel tak bebas dengan tiga

variabel bebasnya, dituliskan :

1. Koefisien korelasi antara Y dengan X1

r = ∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑

2. Koefisien korelasi antara Y dengan X2

r = ∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑

3. Koefisien korelasi antara Y dengan X3

r = ∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑

(30)

a. Bila r mendekati +1, berarti hubungan antara X dan Y sempurna dan positif

atau mendekati 1, hubungan sangat kuat dan positif.

b. Bila r mendekati -1, berarti hubungan X dan Y sempurna dan negative atau

mendekati -1, hubungan sangat kuat dan negative

c. Bila r = 0, berarti hubungan antara X dan Y tersebut sangat lemah

Sedangkan arti harga korelasi akan dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai r

sebagai berikut:

Tabel 2.2 Interpretasi Koefisien Korelasi r

Interval koefisien Tingkat Hubungan

0,80 - 1,000 Sangat Kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,40 – 0,599 Cukup kuat

0,20 – 0,399 Rendah

0,00 – 0,199 Sangat rendah

Analisis ini bertujuan untuk mengukur kekuatan atau derajat hubungan diantara dua

varibel. Derajat hubungan antara dua variabel disebut sebagai koralasi sederhana,

sedangkan derajat yang berkaitan dengan tiga atau lebih variabel disebut sebagai

(31)

2.9 Uji keberartian Koefisien Korelasi Ganda

Sebelum harga koefisien korelasi ganda R yang diperoleh digunakan untuk

mengambil kesimpulan/ keputusan , terlebih dahulu perlu diperiksa mengenai

keberartiannya. Pemeriksaan ini dilakukan melalui pengujian antara hipotesis nol

bahwa koefisien korelasi ganda tidak berarti dengan hipotesis alternative bahwa

koefisien korelasi ganda berarti.. statistik yang diguanakan untuk pengujian hipotesis

nol tersebut adalah :

/ /

Dimana :

R = koefisien korelasi ganda

n = banyak data

k = jumlah peubah / variabel bebas

dengan kriteria pengujian : Tolak H0 jika Fhit > Ftab

(32)

BAB 3

ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA

3.1 Data yang Dianalis

Data yang akan dibahas sebagaimana dijelaskan dalam Bab 1, penulis akan melihat

pengaruh sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas & air, dan sektor bangunan

terhadap pertumbuhan PDRB di Kota Medan. Dalam hal ini objek pengamatannya

dimulai dari tahun 1999 sampai dengan 2008

Y : Jumlah PDRB

X1 : Sektor Industri Pengolahan

X2 : Sektor Listrik, Gas & Air

X3 : Sektor Bangunan

Data yang diperoleh dari BPS Sumatera Utara dari tahun 1999 sampai dengan

(33)

Tabel 3.1 Data PDRB Kota Medan tahun 1999 sampai dengan tahun 2008

(dalam satuan jutaan Rupiah)

Sumber : Badan Pusat statistika Sumatera Utara 2009

3.2 Menentukan Persamaan Regresi Linier Berganda

Hubungan antara variabel-variabel bebas (X) terhadap variabel tak bebas (Y) dapat

terlihat melalui persamaan-persamaan regresi berganda. Persamaan yang penulis

miliki adalah sebagai berikut :

Ŷ

No. Tahun Y X1 X2 X3

1 1999 10.922.094,19 2.159.199,35 383.519,47 530.299,17

2 2000 13.958.606,54 2.864.148,34 414.223,16 728.544,60

3 2001 17.145.663,88 3.635.095,45 571.815,49 898.581,04

4 2002 19.660.542,50 3.957.938,12 674.546,28 1.014.144,82

5 2003 22.542.021,05 4.265.965,28 884.195,38 1.132.436,19

6 2004 33.115.347,06 4.858.052,89 1.034.912,60 1.382.193,83

7 2005 42.792.450,19 7.094.919,38 917.530,98 3.502.798,64

8 2006 48.849.946,89 7.960.595,90 1.102.658,52 4.795.785,16

9 2007 55.455.584,62 9.029.327,78 1.040.734,65 5.420.082,16

10 2008 65.221.770,00 10.420.820,00 1.125.880,00 6.233.090,00

(34)

Untuk menentukan koefisien-koefisien regresi tersebut yaitu b0, b1, b2, b3 maka

dibutuhkan nilai n, ∑Y, ∑X1, ∑X2, ∑X3, ∑X1Y, ∑X2Y, ∑X3Y, ∑X12,∑X22, ∑X32,

∑X1X2,∑X1X3 dan ∑X2X3. Nilai-nilai tersebut adalah :

N : 10

∑Y : 329.664.026,92

∑X1 : 56.246.062,49

∑X2 : 8.150.016,53

∑X3 : 25.637.955,61

∑X1Y : 2.333.618.067.547.880,00

∑X2Y : 311.514.600.435.227,00

∑X3Y : 1.213.880.253.464.990,00

∑X12 : 3.163.619.545.628.980,00

∑X22 : 66.422.769.439.273,20

∑X32 : 657.304.767.860.330,00

∑X1X2 : 51.979.869.160.456,50

∑X1X3 : 198.980.724.908.962,00

∑X2X3 : 25.295.433.248.713,70

(35)

∑Y = nb0 + b1∑X1 + b2∑X2 + b3∑X3

∑YX1 = b0∑X1 + b1(∑X1)2 + b2∑X1X2 + b3∑X1X3

∑YX2 = b0∑X2 + b1∑X1X2 + b2(∑X2)2 + b3∑X2X3

∑YX3 = b0∑X3 + b1∑X1X3 + b2∑X2X3 + b3(∑X3)2

Nilai dari masing-masing variabel disubtitusikan ke dalam bentuk persamaan diatas,

sehingga diperoleh bentuk persamaan berikut:

329.664.026,92 = 10 b0 + 56.246.062,49 b1 + 8.150.016,53 b2

+ 25.637.955,61 b3

2.333.618.067.547.880,00 = 56.246.062,49 b0 + 3.163.619.545.628.980,00 b1

+ 51.979.869.160.456,50 b2 +198.980.724.908.962,00b3

311.514.600.435.227,00 = 8.150.016,53 b0 + 51.979.869.160.456,50 b1

+ 66.422.769.439.273,20 b2 + 25.295.433.248.713,70 b3

1.213.880.253.464.990,00 = 25.637.955,61 b0 + 198.980.724.908.962,00 b1

+ 25.295.433.248.713,70 b2 +657.304.767.860.330,00 b3

Agar proses perhitungan mencari nilai koefisien dari b0, b1, b2, b3 lebih mudah, maka

penulis menggunakan program komputer yaitu SPSS. Nilai dari koefisien tersebut

adalah

b0 = - 5.270.430, 240

(36)

b2 = 10,591

b3 = 1,811

persamaan regresi yang dihasilkan adalah:

Y = - 5.270.430, 240 + 4,438 X1 + 10,591 X2 + 1,811 X3

Untuk memperoleh kepastian bahwa model yang dihasilkan secara umum dapat

digunakan maka perlu dilakukan suatu pengujian secara bersama-sama. Pengujian

dilakukan dengan uji F melalui prosedur sebagai berikut.

Perumusan hipotesis:

H0 : b1 = b2 = …= bk = 0

H1 : tidak semua dari bi (i = 1,2,…, k ) adalah nol

Kriteria pengujiannya:

H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel

H0 diterima jika Fhitung < Ftabel

(dengan dk = k : n-k-1)

Fhitung= / /

Untuk menghitung y , , digunakan rumus

(37)

JKreg = ∑ ∑ ∑

= 4,438 ( 479.387.721.663.141,000) + 10,591

(42.837.873.560.790,900)+ 1,811(368.689.084.626.110,000)

= 3.248.914.559.881.240,000

JKres = ∑( Y-Ŷ )2

= 29.313.190.704.601,600

. . . . . . . . . , , //

Fhit = 221,69

Nilai Fhit tersebut dibandingkan dengan nilai Ftab pada derajat bebas pembilang 3 dan

derajat bebas penyebut 6 dan menggunakan α 0,05. Besar dari Ftab tersebut adalah =

4,76. Karena Fhit = 221,69 lebih besar dari Ftab = 4,76 , maka H0 ditolak. Dengan

demikian hal ini berarti bahwa persamaan regresi linier berganda sangat berarti atau

(38)

3.3 Menghitung Korelasi Berganda dan Koefisien Determinasi

Untuk menghitung nilai dari koefisien determinasi dibutuhkan nilai dari ∑ , dari

tabel lampiran 3 nilai tesebut adalah 3.278.289.670.624.180,000. Sedangkan nilai dari

JKreg sudah ada dalam perhitungan diatas, yaitu 3.248.914.559.881.240,000.

Maka perhitungan koefisien determinasinya:

R2 =

. . . ,

. . . ,

R2 = 0,991

Nilai dari koefisien korelasi ganda nya adalah :

R = 0,996

Dengan demikian koefisien determinasi dari persamaan adalah 0,991. Dapat dikatakan

bahwa perubahan nilai Jumlah PDRB adalah 99,1% dipengaruhi oleh sektor industri

pengolahan, sektor listrik, air & gas, dan sektor bangunan dan sisanya sebesar 0,9%

dipengaruhi oleh faktor lain selain ketiga faktor tersebut. Nilai dari koefisien korelasi

ganda R = 0,996 berarti bahwa ketiga sektor mempunyai korelasi positif/ hubungan

(39)

3.4 Uji Keberartian Koefisien Korelasi Ganda

Dengan diperolehnya R2 = 0,991 untuk korelasi ganda antara Jumlah PDRB (Y)

dengan sektor industri pengolahan (X1), sektor listrik, air dan gas (X2) dan sektor

bangunan (X3), untuk n = 10 dan k = 3, maka hipotesisnya dapat dirumuskan sebagai

berikut:

H0 : R = 0

H1 : R ≠ 0

, /

. / ,

Dari tabel distribusi F(0,01 ; 3 ; 6) = 9,78, nilai Ftab jauh lebih kecil dari Fhit .

dengan demikian hipotesis nol ditolak ini berarti bahwa korfisien korelasi ganda

antara Jumlah PDRB (Y) dengan sektor industri pengolahan (X1), sektor listrik, air

dan gas (X2) dan sektor bangunan (X3) sangat berarti.

3.5Perhitungan Korelasi antar variabel Y dengan Xi

=

∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑

=

. . . , . . , . . ,

. . . . , . . ,

(40)

= 0,994

= ∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑

= . . . . , . . , . . ,

. . . . , . . ,

. . . . . , . . ,

.

= 0,882

= ∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑

= . . . , . . , . . ,

. . . . , . . . ,

. . . , . . ,

= 0,975

dari hasil perhitungan diatas didapat bahwa korelasi antara jumlah PDRB dengan

sektor industri pengolahan adalah sebesar 0,994, dengan sektor listrik air dan gas

(41)

merupakan sektor yang memiliki korelasi paling kuat dengan jumlah PDRB yaitu

0,994, ini berarti bahwa sektor industri pengolahan memberikan pengaruh yang

(42)

BAB 4

IMPLEMENTASI SISTEM

4.1 Pengenalan SPSS

Pada awalnya, sebelum diberi nama Statistical Product and Service Solutions, aplikasi

ini bernama Statistical Package for the Social Sciences yang dibuat pada tahun 1968

oleh Norman Nie, seorang mahasiswa lulusan fakultas ilmu politik dari Stanford

University. SPSS sangat berguna bagi ilmu social di era tersebut, dan digunakan untuk

analisis pasar, penelitian kesehatan, survey kesehatan, dan masih banyak lagi.

Program SPSS bekerja dengan membandingkan suatu data kedalam suatu

paket hasil analisis. Sehingga dalam pengolahan lebih mudah dalam penggunaan serta

analisisnya dalam aplikasi permasalahan riset dan bisnis. SPSS dilengkapi

kemampuan untuk akses data, persiapan dan manajemen data, analisis data, serta

dalam laporan hasil olahan. Sedangkan perangkat lunak sekarang sangat banyak untuk

penyelesaian pengolahan data statistic. Program aplikasi untuk pengolahan data yang

beredara saat ini sudah banyak macamnya antara lain SHAZAM, Systant, Ecosim,

(43)

Dari berbagai perangkat pilihan lunak yang akan digunakan dalam pengolahan

data SPSS merupakan yang paling popular. Mengapa SPSS, karena memiliki beberapa

kelebihan yaitu terdapat banyak fasilitas yang dapat menangani berbagai persoalan

statistika, memiliki tampilan user friendly, dan merupakan terobosan baru berkaitan

dengan perkembangan teknologi infromasi, khususnya E Business. Dalam hal ini

SPSS telah dilengkapi dengan fasilitas OLAP (Online Analytical processing) yang

akan memudahkan dalam pemecahan pengolahan data. Selain itu, kelebihan SPSS

adalah dapat digunakan untuk mengakses data dari berbagai perangkat lunak yang lain

selanjutnya diolah dan kemudian dianalisis.

4.2 Pengoperasian SPSS

Langkah-langkah Pengoperasian SPSS:

(44)
(45)
(46)

5. Mel

kem

beri

lakukan ana

mudian pilih

ikut.

alisis data p

h regression

pada data vi n dan Linie

iew dengan

er, maka ak

n cara klik ic

kan tampak

con toolbar

dialog box

analyze

(47)
(48)
(49)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dari bab 3, maka penulis dapat menguraikan beberapa

kesimpulan yaitu :

1. Model persamaan regresi yang diperoleh adalah

Y = -5.270.430,24 + 4,438X1 + 10,591X2 + 1,811X3 , dimana ketiga

variabel ( b1,b2, dan b3) memiliki nilai yang positif, ini berarti bahwa ketika

variabel X (sektor industri pengolahan, sektor listrik, air & gas serta sektor

bangunan) mengalami kenaikan maka variabel Y (jumlah PDRB) juga

mengalami kenaikan.

2. Model persamaan regresi tersebut secara umum signifikan karena nilai Fhit =

221,69 dengan nilai α = 0,05 lebih besar dari nilai Ftab (0,05 ; 3 ; 6 ) = 4,76 , ini

berarti bahwa secara umum ketiga variabel bebas sama-sama memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap variabel jumlah PDRB

3. Nilai koefisien determinasi (R2) adalah sebesar 0,991 Dapat dikatakan bahwa

perubahan nilai Jumlah PDRB adalah 99,1% dipengaruhi oleh sektor industri

pengolahan, sektor listrik, air & gas, dan sektor bangunan dan sisanya sebesar

0,9% dipengaruhi oleh faktor lain selain ketiga faktor tersebut. Nilai dari

koefisien korelasi ganda R = 0,996 berarti bahwa ketiga sektor mempunyai

(50)

4. Koefisien korelasi ganda secara umum signifikan karena nilai Fhit = 222,022

lebih besar dari nilai Ftab(0,01 ; 3 ; 6) = 9,78, dengan demikian hipotesis nol

ditolak ini berarti bahwa korfisien korelasi ganda antara Jumlah PDRB (Y)

dengan sektor industri pengolahan (X1), sektor listrik, air dan gas (X2) dan

sektor bangunan (X3) sangat berarti.

5. Sektor industri pengolahan merupakan sektor yang paling banyak memberikan

kontribusi terhadap jumlah PDRB, ini terlinat dari nilai korelasi ry2 yang tinggi

yaitu sebesar 0,994

5.2 Saran

Dalam mengontrol Produk Domestik regional Bruto (PDRB) berdasarkan harga

berlaku di daerah Kota Medan, hendaknya Badan Pusat Statistk (BPS) Sumatera

Utara mulai mmperhatikan sektor-sektor yang paling dominan mempengaruhi Jumlah

PDRB agar tidak terjadi penyimpangan ketika pemerintah daerah ingin melakukan

(51)

DAFTAR PUSTAKA

Algifari.1997. Analisis Regresi Teori, Kasus dan Solusi.Yogyakarta : BPFE.

Sudjana,Prof.DR.M.A.,M.sc. 1996.Teknik Analisis Regresi dan Korelasi bagi Para

Peneliti. Bandung: Penerbit Tarsito.

Sudjana,Prof.DR.M.A.,M.sc.2005. Metode Statistika. Bandung: Penerbit Tarsito.

Suharjo,Bambang.2008. Analisis Regresi Terapan dengan SPSS. Yogyakarta : Graha

Ilmu.

Trihendradi,C. 2009. Step by Step SPSS 16 Analisis Data Statistik. Yogyakarta :

Penerbit Andi.

Gambar

Tabel 2.1 Hasil Observasi
Tabel 2.2 Interpretasi Koefisien Korelasi r

Referensi

Dokumen terkait

PRC-0022 Dewi &amp; Candra Universitas Gadjah Mada Yogyakarta S1 Laporan Kerja Praktek Pembangunan Wilayah Di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu menetapkan Instruksi Bupati Bantul tentang Penertiban Bangunan Atau Tempat Usaha Pada Ruas-Ruas Jalan

TAN-0039 Riana estriani Universitas Gadjah Mada Yogyakarta S1 Pengaruh Penyuluhan Melalui Media Cetak Terhadap Motivasi Dalam Penerapan Inovasi Ayam Kampung Unggul Badan

bahwa dengan semakin meluasnya bentuk-bentuk penyakit masyarakat di Kabupaten Bantul, maka perlu mendapatkan perhatian yang serius dari

Berdasarkan surat penetapan rekanan lulus prakualifikasi nomor : 31/PL/IV/2011 Tanggal 25 April 2011 Dengan ini kami sampaikan perusahaan yang lulus evaluasi

Panitia Pengadaan pada Sekretariat DPRD Kota Bandar Lampung akan melaksanakan Pelelangan Umum dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan pengadaan Jasa Lainnya sebagai

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia barang/jasa yang memenuhi persyaratan, dengan terlebih dahulu melakukan registrasi pada Layanan Pengadaan Secara

Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Tersebut akan diumumkan oleh Panitia Pengadaan Barang/Jasa Kantor Perpustakaan, PDE dan Arsip Daerah Kota Bandar Lampung