DAFTAR PUSTAKA
A. Yogaswara, dkk,2012, Jokowi-Ahok Pemimpin yang “Biasa-Biasa Saja”,
Yogyakarta: Media Pressindo.
Al-Fayyadl, Muhammad. 2015. Derrida. Yogyakarta: LKiS.
Arifin, Anwar. 2003. Komunikasi Politik, Jakarta : Balai Pustaka.
Bagus D. Wijoyo, 2012, Pesona dan Karisma Jokowi, Yogyakarta: Sinar Kejora.
Bambang Prasetyo, dkk.2005. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Aplikasi.
Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Betti R. Scharf, Kajian Sosiologi Agama, terj. Machnun Husein, (Yogyakarta:
Tiara Wacana, 1995).
Damsar. 2010. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Kencana.
Eriyanto.2011. Analisis Wacana Kritis, pengantar analisis teks media,
Yogyakarta: LKIS.
Imawan, Riswandha. 1996. Membedah Politik Orde baru. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Kristeva, Julia. 1980. Desire in Language a Semiotic Approach to Literature and
Art. Oxford: Basil Blackwell.
Lexy J. Moleong.2000. Metode Penelitian Kualitatif. Band
Mas‟ud Mochtar, dkk.2001.Perbandingan Sistem Politik. Yogyakarta : Gajah
Mada University Press.
Norris, Christoper. 2009. Membongkar Teori Dekonstruksi Jacques Derrida.
Terjemahan Inyiak Ridwan Muzir. Yogyakarta: Ar-Ruzz media.
Samidjo, 2002. Ilmu Negara. Bandung: Armico.
Sitepu, Anthonius P. 2012.Teori-Teori Politik.Yogyakarta: Graha ilmu.
Steinberg, Arnold.1981. kampanye politik dalam praktek. Jakarta: Intermasa.
Sumarno, A.P., 1987. Dimensi-dimensi Komunikasi Politik, Bandung : PT Cipta
Aditya.
Suryadi, Budi. 2007. Sosiologi Politik: Sejarah, Defenisi dan Perkembangan
konsep. Yogyakarta: IRCiSoD.
Sutherlang, Heater. 1983. Terbentuknya Sebuah Elit Birokrasi. Jakarta : Sinar
Harapan.
Van Niel, ROBERT. 1984. Munculnya elit modern Indonesia. Jakarta : Pustaka
Jaya.
Venus, Antar, 2004. Manajemen Kampanye. Bandung : Remaja Rosda Karya.
Veronika, Ina. 2010. Pemasaran Politik Legislatif Pertahanan Dalam
Memenangkan Pemilu Anggota DPDR Kota Kupang. NTT.
Zaenuddin HM, 2012, Jokowi: Dari Jualan Kursi Hingga Dua Kali Mendapat
Kursi, Jakarta: Ufuk press.
Ignatius Eggi Reza Putra / Mario Antonius Birowo. 2013. KONSTRUKSI
PEMIMPIN NASIONAL DALAM SURAT KABAR HARIAN KOMPAS (Analisis Framing Laporan Jajak Pendapat KOMPAS dengan Topik Kepemimpinan Nasional Periode 2009-2012). Yogyakarta : Universitas
Atma Jaya.
M. Yusuf, A.R. 2013. Fenomena Kepemimpinan politik Jokowi. GaneÇ Swara
Vol. 7 No. 1(Maret). Universitas Mataram.
Hurin In Lia Amalia Qori. 2013. Kepemimpinan Karismatik Versus
Kepemimpinan Transformasional. Analisa, Vol. 1, No. 2 (Agustus).
Tesis :
Alyanti Fransisca, 2010. Model komunikasi Kharismatik Presiden-Presiden
Indonesia. Jakarta : Universitas Indonesia.
Skripsi :
Harahap, Farah Annisa, “Analisis Wacana Kritis Terhadap Pidato Kenegaraan
Presiden Sukarno Pada Tanggal 17 Agustus 1966”. Hal 32
Internet :
http://www.kompasiana.com/hennysovya/mengenal-gaya-kepemimpinan-presiden-di-indonesia_552c5c1c6ea834f7738b4571
http://plus.kapanlagi.com/mengenal-ketiga-anak-jokowi-dan-arti-nama-keren-mereka-8b2c3b.html diunduh pada tanggal 25 November 2014 pukul
12.20 wib.
http://silontong.com/2014/06/09/profil-dan-biodata-iriana-istri-joko-widodo-atau-jokowi/ diunduh pada 25 November 2014, Pukul 12.21 Wib.
Republika.co.id, Jokowi ubah kostum putih Jadi Kotak-Kotak di pilpres 2014,
selasa, 27 mei 2014, 13.58 WIB
Suara.com, Jokowi ungkapkan Makna kemeja putih yang digulung lengannya.
Rabu, 7 mei 2014, 19:49 WIB.
Youtube :
1. Jokowi Jk Luncurkan Baju Resmi Untuk Kampanye Pilpres
2. Dengan Tegas, Jokowi- 'Saya Tidak Lembek, Saya Adalah Petarung'
3. Kampanye Lucu Jokowi Di Majalengka
4. Cerita Lucu Dibalik Layar Selama Jokowi Kampanye Pilpres 2014
5. Jawaban Lucu Jokowi Tentang Sepatu Sederhana Saat Debat Capres 2014
6. Pakai Jas, Tdk Kotak2, Ndeso, Pemikiran Internasional
7. Mengharukan! Pidato Jokowi Di Gbk - Hari Terakhir Kampanye Pilpres
2014
BAB III PEMBAHASAN
Pada bab ini peneliti akan menguraikan dan menjelaskan wacana yang
dicoba dibangun oleh Joko Widodo sebagai calon presiden di pemilihan presiden
2014 melalui serangkaian pernyataan yang ia lakukan baik melalui ucapan
maupun tindakan selama masa kampanye pemilihan presiden 2014. Pernyataan
yang akan peneliti teliti berupa video kampanye, debat calon presiden, serta video
lainnya yang berkaitan dengan wacana yang akan dibangun oleh Joko Widodo.
Wacana yang peneliti teliti yaitu wacana sisi kepemimpinan yang low profil,
sederhana, dan dekat dengan rakyat ala Jokowi yang berupa dekonstruksi dari sisi
kepemimpinan seorang presiden di Indonesia yang tegas, kuat, berwibawa, dan
ekslusif yang terbangun selama ini. Oleh sebab itu, peneliti memilah-milah dan
menentukan beberapa kutipan video yang refresentatif dalam menunjukkan sisi
dekonstruksi wacana tersebut.
Pertama, peneliti akan menjelaskan dengan menggunakan analisis
semiotika Roland Barthes, yaitu analisis bentuk-bentuk simbolik yang
diinterpretasikan dengan menguraikan tanda-tanda berupa bahasa, kode, sinyal,
dan sebagainya mengenai video tersebut. Kemudian tanda-tanda yang memiliki
makna tersebut dibedakan menjadi makna denotatif dengan makna konotatif.
Denotasi menjelaskan hubungan antara tanda dan rujukan pada realitas yang
menghasilkan makna yang eksplisit, langsung, dan pasti. Konotasi menjelaskan
bersifat implisit dan tersembunyi. Analisis semiotika ini bertujuan untuk melihat
apa makna ataupun maksud yang terkandung dalam pernyataan yang disampaikan
oleh Jokowi.
Setelah mengetahui makna dari hasil analisis semiotika Roland Barthes,
peneliti akan menggunakan analisis Foucault untuk menjelaskan bahasa-bahasa
yang mempunyai efek kuasa dan dapat mengartikulasikan kekuasaan tersebut.
Peneliti menggunakan pendekatan Foucault ini karena pendekatan ini
menitikberatkan pada relasi kekuasaan yang terjadi. Pendekatan Foucault ini
mengkaji mengenai relasi antara kekuasaan dan wacana yang disampaikan. Relasi
ini antara lain bagaimana Jokowi dengan kekuasaannya membentuk sebuah
wacana melalui pernyataannya dalam kampanye, debat dan kegiatan lainnya.
Terakhir, peneliti akan menggunakan pendekatan dekonstruksi Jacques
Derrida untuk menjelaskan bahwa wacana yang dibangun Jokowi melalui
pernyataannya selama masa kampanye telah meruntuhkan wacana yang telah
terbangun selama ini mengenai sosok presiden di Indonesia. Peneliti
menggunakan pendekatan ini karena dekonstruksi memberikan dorongan untuk
menemukan segala sesuatu yang selama ini tidak memperoleh perhatian dan
memungkinkan untuk melakukan penjelajahan intelektual. Dekonstruksi
digunakan sebagai cara untuk membawa kontradiksi-kontradiksi yang
bersembunyi di balik konsep-konsep kita selama ini dan keyakinan yang melekat
3.1 Identifikasi Umum Pernyataan Jokowi Semasa Kampanye Pemilihan Presiden
Video yang menjadi penelitian penulis yaitu video pernyataan Jokowi
selama masa kampanye pemilihan presiden Republik Indonesia yang ditayangkan
di televisi. Terdapat sebanyak tujuh cuplikan video yang telah penulis tentukan
dan dari masing-masing video tersebut penulis telah mengutip beberapa scene
video yang menurut penulis representatif dalam menunjukkan sisi dekonstruksi
wacana. Video ini berisikan tentang pidato kampanye, pendapat dalam debat
calon presiden, dan sesi talkshow di acara televisi. Berikut yang menjadi urutan
video :
a. Video 1, yaitu tentang Jokowi-JK yang memperkenalkan baju resmi untuk
kampanye pada tanggal 27 mei 2014.
b. Video 2, yaitu tentang kampanye Jokowi di hadapan ribuan santri Pondok
Pesantren Sunan Pandanaran Yogyakarta pada Senin tanggal 2 Juni 2014.
c. Video 3, yaitu tentang kampanye lucu Jokowi di Majalengka pada tanggal
18 Juni 2014.
d. Video 4, yaitu tentang talkshow “Presiden Pilihan Kita” di acara Mata
Najwa pada tanggal 10 Juli 2014
e. Video 5, yaitu tentang Jokowi dalam pemaparan platform ekonomi pada
tanggal 6 Juni 2014.
f. Video 6, yaitu tentang pidato Jokowi di Stadion Gelora Bung Karno pada
g. Video 7, yaitu tentang pendapat Jokowi dalam debat calon presiden yang
pertama pada tanggal 9 juni 2014.
3.2Identifikasi dan narasi data 3.2.1 Video 1
Dalam cuplikan video ini Jokowi dan Jusuf Kalla memperkenalkan baju
resmi mereka untuk kampanye. Jokowi akan mengenakan baju kotak-kotak
sedangkan Jusuf Kalla akan mengenakan baju putih. Dimana kedua simbol, putih
dan kotak-kotak menggambarkan keanekaragaman bangsa Indonesia. Hal ini
disampaikan Jokowi seusai melakukan iklan sosialisasi pasangan Jokowi-JK
untuk pemilihan presiden 9 Juli 2004 di taman Suropatih Jakarta Pusat. Menurut
pasangan Jokowi-JK, penggunaan baju kotak-kotak dan putih merupakan simbol
yang akan digunakan oleh Jokowi dan JK sampai pemilihan presiden 9 Juli 2004.
Yang mana simbol dari kotak-kotak dan putih merupakan simbol yang
menandakan saling melengkapi antara Jokowi dan Jusuf Kalla yang artinya
Jokowi sebagai tokoh muda dan Jusuf Kalla sebagai tokoh yang berpengalaman.
Berikut narasi dari cuplikan video 1 :
Jadi ini adalah baju kita nanti sampe 9 juli, Jokowi kotak-kotak, pak JK putih. Memang ini berbeda kan, karna emang kami ini saling melengkapi, Pak JK berpengalaman, yang disini muda.
3.2.2 Video 2
Dalam cuplikan video ini Jokowi sedang memberi pidato singkat di
Jokowi memberi pendapat tentang pencalonannya menjadi calon presiden yang di
usung oleh PDI Perjuangan. Berikut narasi dari cuplikan video 2 :
Lobi-lobi juga ndak, minta-minta juga ndak, ngemis-ngemis apalagi ndak, ndak pernah saya. Tau tau juga ditetapkan jadi capres, ini apalagi? Tapi kembali lagi hakekatnya semuanya karna Allah, ya sudah saya jalani. Ya kalo sudah ditetapkan seperti ini, saya itu petarung, jangan ada yang mikir saya itu lembek! Saya petarung!
3.2.3 Video 3
Dalam cuplikan video ini gelak tawa mewarnai kampanye Jokowi di
Majalengka Jawa Barat pada tanggal 18 Juni 2014. Saat itu Jokowi meminta
sejumlah warga untuk menunjukkan bagaimana cara mereka membujuk warga
lain untuk ikut memilih Jokowi-JK dalam pemungutan suara pada pemilihan
presiden. Terdapat 3 warga yang menyampaikan ajakan kepada massa kampanye
untuk memilih Jokowi dalam pemungutan suara di Pemilihan Presiden. Berikut
narasi kampanye Jokowi :
Samad : Assalamualaikum,
Jokowi : Ngapain kok tok..tok..tok..tok..tadi? Samad : Buka pintu
Jokowi : Buka pintu, silahkan.
Samad : Pak..(Jokowi Tertawa bersama warga), saya mau menyampaikan supaya tanggal 9 Juli nanti pilih Jokowi nomor duaaa..
Jokowi : Kenapa milih Jokowi-JK? Samad : Orangnya jujur, merakyat
Cuplikan dengan warga yang berbeda
Jokowi : Supaya jadi nyoblos saya gimana caranya? Dibujuk, bujuknya gimana?
Jokowi : Trus? Yang ini Jokowi-JK, Yang disini(menunjukkan pasangan yang lain) juga diterangin dong.
Suparni : Saya mah gak tau, biarin ajalah orang yang menilai, yang penting saya milih pak Jokowi..!
Cuplikan dengan warga yang berbeda
Maya : Saya relawan dari pak Jokowi, mau mengajak ibu-ibu dan bapak-bapak untuk nanti 9 juli memilih pak Jokowi..
Jokowi : ini berarti ketetangganya kan? Bukan yang ini (menunjuk massa kampanye) ketetangganya gitu loh..
Maya : Alasannya bu, pak Jokowi itu pertama merakyat, tidak terlibat apapun, bukan orde baru bu..kalo sebelah ma horde baru bu(Jokowi tertawa)..kalo ini bukan, ini mah kerjanya nyata, blusukan, yang itu mah kokangkongkang wae bu, jangannn, betul gak?
Jokowi : iya bener, betul, trusss
Maya : Tidak ada pelanggaran apapun pak, Pilih pak Jokowi nomor dua pak
3.2.4 Video 4
Dalam cuplikan video ini, Jokowi diundang sebagai bintang tamu dalam
acara talk show Mata Najwa di Metro TV yang bertema “ Presiden Pilihan Kita”
pada tanggal 10 Juli 2014. Dalam acara talkshow ini membahas tentang
perjalanan kampanye Jokowi yang secara khusus membahas mengenai sepatu
yang dikenakan Jokowi saat debat calon presiden dan juga tentang pidato Jokowi
di Gelora Bung Karno disaat hari terakhir masa kampanye pemilihan presiden.
Berikut narasi cuplikan video 4 :
Jokowi : Ga, yaa sepatu saya kadang saya pake kayak tidak, ada yang pake ada yang tidak gitu aja
Najwa : Boleh saya tau harganya brapa gak pa?
Jokowi : Harganya…gak tau ya yang belikan istri saya, tapi biasanya harga nya antara ya 200 sampe 300 kira-kira itu, katanya istri saya loh, saya gak beli sendiri kok
Najwa : Tetapi cukup nyaman di pake ya? Jokowi : Ya enak,
Najwa : Dan cukup pede di pake di debat calon presiden republik Indonesia cukup pede memakai sepatu harga 200 ribu ya,,
Jokowi : Ya bedanya apasih, sama saja, pake lari juga cepat juga,
Tentang kampanye terakhir di Gelora Bung Karno
Najwa : Apa sih yang terlintas dibenak pak Jokowi berdiri di tengah panggung dan itu ada massa sebegitu banyak pak?
Jokowi : Saya terus terang begitu saya membuka pintu dan masuk ke Gelora Bung Karno, saya betul-betul tidak membayangkan sama sekali bahwa massa akan sebanyak itu, betul-betul luar biasa banyaknya dan saya tentu saja saya membayangkan dan kaget sebentar dan bisa menguasai dan langsung ke tengah
Najwa : sampai berlari-lari lagi, ingat gak sih? Pak Jokowi sempat berlari-lari waktu itu
Jokowi : ya lari-lari, karna kan panggungnya panjang kalo jalan-jalan kan ada yang nunggu kelamaan.
3.2.5 Video 5
Cuplikan video ini berisi tentang pemaparan platform ekonomi Jokowi-JK
pada tanggal 6 Juni 2014. Dalam pemaparannya Jokowi mengatakan perbaikan
sumber daya manusia merupakan hal pertama yang akan ia lakukan dalam lima
tahun kedepan jika terpilih menjadi presiden dan wakil presiden bersama Jusuf
Kalla. Acara pemaparan platform ekonomi Jokowi-JK ini diadakan untuk
memberi kesempatan kepada masyarakat untuk memahami arah prioritas
kebijakan ekonomi Jokowi-JK. Menurut Jokowi perekonomian Indonesia perlu
dengan mengenakan setelan jas tanpa baju kotak-kotak yang menjadi cirri khas
nya. Berikut ini narasi cuplikan video 5 :
Tadi saya sampaikan, pembangunan manusia,saya tidak gini (menunjukkan jari telunjuk), tapi gini ( menunjukkan dua jari), pembangunan sumber daya manusia. Nanti saya gini (menunjukkan jari telunjuk) klaru lagi, gini (menunjukkan dua jari), pembangunan sumber daya manusia, maap, tadi saya berangkat juga hampir klaru, saya sudah berangkat pake kotak-kotak, sudah naik mobil, di telpon mba Rini tadi, mas, pake jas saja biar beda gitu. Ternyata saya masuk kesini tadi banyak yang pangling. Ya kan biasanya orang mau apa sering saya pake putih, sering pake kotak-kotak dan sering media menyampaikan pada saya wajah saya wajah kampung wajah deso, tapi ga papa yang penting otaknya internasional.
3.2.6 Video 6
Cuplikan video ini tentang pidato Jokowi di Stadiun Gelora Bung Karno
pada tanggal 5 juli 2014 hari terakhir massa kampanye pemilihan presiden. Dalam
pidatonya, Jokowi menyampaikan apresiasi bagi semua pihak yang terlibat dalam
pemenangan pasangan Jokowi-JK. Jokowi juga menyampaikan agar semua warga
negara untuk bersama-sama melakukan perubahan. Berikut ini narasi cuplikan
video pidato Jokowi :
Aprisiasi kepada kepada semua yang menjaga semua yang mejaga nilai-nilai keagamaanbaik itu di masjid, di gereja, di vihara, di pura serta mereka yang konsisten melestarikan nilai-nilai adat nusantara. Saya dan pak JK disini bukan karna nafsu untuk berkuasa apalagi untuk menghalalkan segala cara tidak.., kami datang untuk menyelesaikan masalah, bukan untuk menambah masalah, kami hadir untuk memberi rasa damai bukan jadi pemicu konflik.
Kita menolak segala bentuk intimidasi, kebohongan , dan kecurangan yang mencuri hak rakyat untuk menentukan masa depan indonesia. Sebarkan kebaikan, rakyat tidak perlu percaya pada fitnah, pada kebohongan,kita semua telah di hantam fitnah dan kebohongan. Tapi kita tidak pernah tumbang karna kita bekerja tulus untuk republik tercinta. Kita semua adalah penyerah harapan untuk indonesia. Kekuatan kita adalah pada kerelaan, saudara-saudara rela bersatu padu, berdiri tegak, bekerja keras menyuarakan pesan tegas bahwa tidak ada yang tidak mungkin untuk sebuah perubahan.
Saya dan pak JK sekali lagi berterima kasih pada seluruh relawan, seluruh pemuka agama, seluruh tokoh masyrakat, seluruh aktivis, seluruh pekerja seni, seluruh petani, seluruh nelayan, seluruh buruh, seluruh pegawai negeri, seluruh mahasiswa, seluruh pelajar, dan cseluruh lapisan masyarakat untuk menyatukan tekad mengawal proses pemilihan presiden ini demi tercapainya cita-cita kita bersama.
Buat generasi muda adik-adik saya, kalian adalah pemilik masa depan indonesia, ijinkan kakak mu ini mengajak kalian semua untuk menentukn arah Indonesia. Jalan tinggal selangkah lagi, jaga TPS kita semuanya. Saya dan pak JK berjanji, jika saudara-saudara memberikan penghormatan kepada kami untuk menjadi presiden dan wakil presiden, maka kami akan bekerja keras setiap hari untuk anda dan untuk anak-anak kita semuanya. Salam perdamaian, salam dua jari, salam dua jari, salam dua jari, salam dua jari, salam dua jari, salam dua jari....
3.2.7 Video 7
Cuplikan video ini berisi tentang pernyataan dari masing-masing pasangan
calon presiden dan wakil presiden dalam debat calon presiden yang pertama pada
tanggal 9 juni 2014. Penulis mengutip scene mengenai pendapat Jokowi dalam
menjawab pertanyaan dari moderator debat yaitu :
Kami rakyat Indonesia ingin tahu apa agenda yang anda anggap paling penting, paling utama dan paling menjadi unggulan untuk dilaksanakan dalam kaitan dengan tema kita pada hari ini yaitu pembangunan demokrasi di pemerintahan yang bersih dan negara hukum?
Pertanyaan ini merupakan pertanyaan dalam segmen yang pertama dalam debat.
Republik ini adalah milik kita semuanya, harapan rakyat ingin hidup lebih baik, ingin lebih sejahtera. Demokrasi menurut kami adalah mendengar suara rakyat dan melaksanakannya. Dan oleh sebab itu, kenapa setiap hari kami datang ke kampung-kampung, datang ke pasar-pasar, datang kebantaran sungai, datang ke petani, datang ke tempat pelelangan ikan, karena kami ingin mendengar suara rakyat. Dengan cara apa? Dengan cara dialog, pak JK saya kira sudah banyak menyelesaikan konflik dengan cara dialog untuk musyawarah untuk sebuah kemanfaatan bagi rakyat banyak. Penyelesaian tanah abang, waduh pluit juga kita selesaikan dengan cara dialog, bermusyawarah, mengundang makan, mengajak musyawarah, mengundang makan, mengajak musyawarah kemudian menemukan manfaat bagi perpindahan itu.
3.3 Analisis Pernyataan Jokowi Dalam Cuplikan Video Selama Masa Kampanye Pemilihan Presiden 2014 dalam Pendekatan Semiotika Roland Barthes
3.3.1 Makna Denotasi dan Konotasi pada cuplikan Video 1 Tabel 4
Visual Dialog/suara
Gambar 2
Jadi ini adalah baju kita nanti sampe 9
juli, Jokowi kotak-kotak, pak JK putih.
Memang ini berbeda kan, karna emang
kami ini saling melengkapi, Pak JK
Gambar 3
Tabel 5
Denotasi Dalam cuplikan video ini Jokowi mengenakan baju kotak-kotak dan Jusuf Kalla mengenakan baju putih. Dalam tayangan ini
Jokowi dan Jusuf Kalla sedang melakukan konferensi pers
dalam memperkenalkan baju resmi mereka untuk kampanye di
pemilihan presiden. Jokowi mengatakan akan mengenakan baju
kotak-kotak sedangkan Jusuf Kalla akan mengenakan baju
putih. Jokowi mengatakan bahwa mereka berbeda dari baju
yang mereka kenakan. Jokowi mengatakan bahwa perbedaan
dari baju yang dikenakan menggambarkan perbedaan mereka
dari sisi usia dan pengalaman. Namun, Jokowi menambahkan
bahwa mereka saling melengkapi atas perbedaan tersebut.
Jokowi mengatakan bahwa dia muda dari segi usia dan Jusuf
Kalla lebih berpengalaman. Jusuf Kalla juga menambahi bahwa
perbedaan itu membuat mereka berdua lebih bersinergi
2 calon presiden dan wakil presiden Jokowi-JK yaitu
kotak-kotak dan putih. Perkenalan baju resmi ini bermaksud untuk
menyatakan identitas pasangan Jokowi-JK melalui pakaian.
Simbol kotak-kotak dan putih sebagaimana dikatakan Jokowi
bahwa hal itu menandakan perbedaan dari Jokowi dan JK dari
segi usia dan pengalaman namun mereka saling melengkapi
dalam menutupi kelemahan satu sama lain. Selain itu, simbol
kotak-kotak dan putih menggambarkan Bhineka Tunggal
Ika/keanekaragaman bangsa Indonesia. Hal ini bermaksud
mengubah persepsi masyarakat bahwa masyarakat harus saling
melengkapi dengan segala perbedaan yang ada. Dan hal ini juga
menunjukkan bahwa dalam kampanye perlu ada diferensiasi
agar mudah di ingat oleh masyarakat.62 Disamping itu, baju
kotak-kotak yang di pakai oleh Jokowi menunjukkan jiwa muda
atau representasi anak muda yang dinamis dan keberagaman,
putih menunjukkan kewibawaan dari pengalaman. Jokowi
selalu menggulung lengan baju kotak-kotak yang ia kenakan
karna ingin menunjukkan bahwa pemimpin harus siap bekerja
dan turun kelapangan. Bila pilgub 2012 kemeja kotak-kotak
lebih dominan dengan warna merah dan biru, dengan bentuk
62
kotak-kotak besar. Pada saat kampanye pilpres, kemeja yang
dikenakan kotak-kotak, warna yang nampak adalah merah, biru
dan abu-abu yang bermakna sekalipun terdapat
keanekaragaman, Indonesia tidak boleh terkotak-kotakkan dan
semuanya bersama-sama dalam sebuah negara.
3.3.2 Makna Denotasi dan Konotasi pada cuplikan Video 2 Tabel 6
Visual Dialog/suara
Gambar 4
Lobi-lobi juga ndak, minta-minta juga ndak,
ngemis-ngemis apalagi ndak, ndak pernah
saya. Tau tau juga ditetapkan jadi capres, ini
apalagi?Tapi kembali lagi hakekatnya
semuanya karna Allah, ya sudah saya jalani.
Ya kalo sudah ditetapkan seperti ini, saya itu
petarung, jangan ada yang mikir saya itu
lembek! Saya petarung!
Tabel 7
Denotasi Cuplikan ini menayangkan Jokowi sedang memberi pidato singkat di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran Yogyakarta,
pada Senin tanggal 2 Juni 2014Jokowi mengenakan baju
kotak-kotak dan juga mengenakan peci. Jokowi dalam
maupun menginginkan untuk menjadi calon presiden. Dia
mengatakan bahwa penetapan beliau sebagai calon presiden
merupakan kehendak Allah dan itu merupakan amanah yang
harus dijalani. Beliau mengatakan bahwa dia bukanlah
seorang yang lembek seperti yang dikatakan orang banyak
melainkan dia mengatakan bahwa dia seorang petarung. Hal
ini beliau katakan dengan menggunakan logat yang medok
ciri khas orang Jawa.
Konotasi Cuplikan ini menunjukkan Jokowi berbicara dengan menggunakan logat yang medok. Logat medok ini
menunjukkan bahwa Jokowi beridentitas sebagai orang Jawa
dan ingin menunjukkan bahwa ia juga merupakan bagian dari
mereka ( massa pendengar pidato Jokowi yang mayoritas orang
jawa) dan menunjukkan sebuah kedekatan melalui penggunaan
aksen jawa (medok). Hal ini juga semakin didukung bahwa
dalam cuplikan ini Jokowi juga mengenakan peci yang
merupakan sebagai salah satu simbol bagi umat muslim dan
juga bagi budaya Jawa. Dalam isi pidato Jokowi, ia
menyampaikan bahwa ia merupakan seorang petarung dan
bukan seorang yang lembek. Hal ini bermakna Jokowi ingin
menegaskan bahwa ia merupakan orang yang tangguh
ingin mengubah persepsi masyarakat tentang dirinya yang
selama ini menunjukkan sisi kesederhanaan, menjadi seseorang
yang tangguh yang siap bertarung di dalam pertarungan politik
dalam pemilihan presiden.
3.3.3 Makna Denotasi dan Konotasi pada cuplikan Video 3 Tabel 8
Visual Dialog/suara
Gambar 5
Samad : Assalamualaikum,
Jokowi :Ngapain kok
tok..tok..tok..tok..tadi?
Samad : Buka pintu
Jokowi : Buka pintu, silahkan.
Samad : Pak..(Jokowi Tertawa
bersama warga), saya mau
menyampaikan supaya tanggal
9 Juli nanti pilih Jokowi
nomor duaaa..
Jokowi : Kenapa milih Jokowi-JK?
Samad : Orangnya jujur, merakyat
Cuplikan dengan warga yang berbeda
Jokowi : Supaya jadi nyoblos saya
gimana caranya? Dibujuk,
bujuknya gimana?
sederhana, orang Jawa sama
seperti saya (Jokowi tertawa
bersama warga), gak ada calon
presiden kayak pak Jokowi
bajunya ini ini terus (Jokowi
tertawa)
Jokowi : Trus? Yang ini Jokowi-JK,
Yang disini(menunjukkan
pasangan yang lain) juga
diterangin dong.
Suparni : Saya mah gak tau, biarin
ajalah orang yang menilai,
yang penting saya milih pak
Jokowi..!
Cuplikan dengan warga yang berbeda
Maya : Saya relawan dari pak
Jokowi, mau mengajak ibu-ibu
dan bapak-bapak untuk nanti 9
juli memilih pak Jokowi..
Jokowi : ini berarti ketetangganya
kan? Bukan yang ini
(menunjuk massa kampanye)
ketetangganya gitu loh..
Maya : Alasannya bu, pak Jokowi itu
pertama merakyat, tidak
terlibat apapun, bukan orde
baru bu..kalo sebelah ma horde
ini bukan, ini mah kerjanya
nyata, blusukan, yang itu mah
kokangkongkang wae bu,
jangannn, betul gak?
Jokowi : iya
bener, betul, trusss
Maya : Tidak ada pelanggaran
apapun pak, Pilih pak Jokowi
nomor dua pak.
Tabel 9
Denotasi Dalam cuplikan video ini gelak tawa mewarnai kampanye
Jokowi di Majalengka Jawa Barat. Jokowi mengenakan baju
kotak-kotak dan menggunakan peci. Jokowi meminta sejumlah
warga untuk menunjukkan bagaimana cara mereka membujuk
warga lain untuk ikut memilih Jokowi-JK dalam pemungutan
suara pada pemilihan presiden. Jokowi terlihat sangat akrab
dengan warga yang terlihat dari tidak adanya batasan
komunikasi yang berlangsung. Terdapat 3 warga yang
menyampaikan ajakan kepada massa kampanye untuk memilih
Jokowi dalam pemungutan suara di Pemilihan Presiden.Warga
pertama yang bernama Samad mengajak massa kampanye untuk
memilih pasangan Jokowi-JK sebagai nomor urut dua. Alasan
merupakan seseorang yang berkepribadian jujur dan sangat
dekat dengan rakyat sekalipun Jokowi seorang pemerintah.
Warga kedua yang bernama Suparni mengajak massa kampanye
agar memilih Jokowi setelah Jokowi meminta Suparni
membujuk warga untuk memilih Jokowi-JK. Alasan Suparni
mengajak warga karena menurut Suparni, Jokowi adalah
seorang yang sederhana dan kebetulan Suparni dan Jokowi
memiliki suku yang sama yaitu suku Jawa. Suparni juga
mengatakan bahwa belum ada presiden yang sesederhana pak
Jokowi yang hanya memakai satu baju saja yaitu kotak-kotak.
Kemudian Jokowi menanyakan pendapat Suparni mengenai
pasangan calon yang lain dan Suparni mengatakan bahwa dia
tidak peduli dengan pasangan calon yang lain. Yang terpenting
bagi Suparni, dia memilih Jokowi. Warga ketiga bernama Maya
yang merupakan relawan dari Jokowi Yang mengajak warga
sekitar untuk memilih Jokowi. Alasan Maya ingin memilih
Jokowi karena Jokowi merupakan seorang pemimpin yang
merakyat, tidak terlibat dengan kasus-kasus dan pelanggaran
lainnya terlebih kasus Orde Baru. Maya mengatakan bahwa
Jokowi bekerja nyata untuk rakyat, salah satu wujudnya adalah
blusukan.
berkampanye dalam mendukung dia. Hal ini menjelaskan
bahwa rakyat dapat berpartisipasi dalam memenangkan Jokowi,
tidak hanya berpartisipasi dalam memberikan suara saat
pemungutan suara, tetapi dapat juga berpartisipasi menjadi juru
kampanye. Hal ini juga bermakna bahwa perlu adanya
kerjasama antara rakyat dan Jokowi dalam memenangkan
pertarungan politik tersebut. Disamping itu, Jokowi terlihat
sangat akrab sekali dengan masyarakat, terlihat dari interaksi
dan gelak tawa saat kampanye. Hal ini menjelaskan bahwa
Jokowi merupakan bagian dari rakyat dan memiliki hubungan
yang dekat dengan rakyat. Hal ini juga bermakna bahwa calon
presiden yang nantinya akan memimpin rakyat berasal dari
rakyat juga sehingga nantinya mudah dalam mendengarkan
aspirasi rakyat. Interaksi Jokowi dengan masyarakat terlihat
sangat akrab dan tidak terlihat batasan strata sosial di panggung
kampanye tersebut. Hal ini menjelaskan bahwa Jokowi
merupakan seorang yang rendah hati, sederhana, tidak eklusif,
tidak mempersoalkan kewibawaan sebagaimana layaknya calon
3.3.4 Makna Denotasi dan Konotasi pada cuplikan Video 4 Tabel 10
Visual Dialog/Suara
Gambar 6
Najwa :Ada satu yang kemudian ramai di
sosial media adalah ketika di debat
terakhir, ada fotonya sampai dibahas,
jadi apapun yang kemudian terjadi di
saat debat dibahas oleh banyak orang.
Nah yang dibahas itu pak
(menunjukkan foto sepatu jokowi)
sepatu pak Jokowi, katanya kok calon
presiden sepatunya kok gitu sih pak?
Loh, ini pake sepatu yang sama pak
Jokowi haha.. haha.. waduh mohon
maap ternyata sepatu yang sama yang
dipake. Ini sepatu Favorit?
Jokowi :Ga, yaa sepatu saya kadang saya pake
kayak tidak, ada yang pake ada yang
tidak gitu aja
Najwa : Boleh saya tau harganya brapa gak pa?
Jokowi :Harganya…gak tau ya yang belikan
istri saya, tapi biasanya harga nya
antara ya 200 sampe 300 kira-kira itu,
katanya istri saya loh, saya gak beli
sendiri kok
Najwa :Tetapi cukup nyaman di pake ya?
Jokowi : Ya enak,
presiden republik Indonesia cukup
pede memakai sepatu harga 200 ribu
ya,,
Jokowi : Ya bedanya apasih, sama saja, pake
lari juga cepat juga,
Tentang kampanye terakhir di Gelora Bung Karno
Najwa : Apa sih yang terlintas dibenak pak
Jokowi berdiri di tengah panggung
dan itu ada massa sebegitu banyak
pak?
Jokowi : Saya terus terang begitu saya
membuka pintu dan masuk ke Gelora
Bung Karno, saya betul-betul tidak
membayangkan sama sekali bahwa
massa akan sebanyak itu, betul-betul
luar biasa banyaknya dan saya tentu
saja saya membayangkan dan kaget
sebentar dan bisa menguasai dan
langsung ke tengah
Najwa : sampai berlari-lari lagi, ingat gak sih?
Pak Jokowi sempat berlari-lari waktu
itu
Jokowi : ya lari-lari, karna kan panggungnya
panjang kalo jalan-jalan kan ada yang
Tabel 11
Denotasi Dalam cuplikan video ini, Jokowi diundang sebagai bintang tamu dalam acara talk show Mata Najwa di Metro TV yang
bertema “ Presiden Pilihan Kita” pada tanggal 10 Juli 2014.
Najwa Sihab selaku pembawa acara melakukan berbagai
pertanyaan mengenai aktivitas selama kampanye pilpres.
Cuplikan ini secara khusus berbicara mengenai sepatu yang
dikenakan Jokowi saat debat calon presiden dan juga tentang
pidato Jokowi di Gelora Bung Karno disaat hari terakhir masa
kampanye pemilihan presiden. Di acara talkshow tersebut sepatu
yang dikenakan Jokowi saat debat pilpres di tunjukkan dalam
bentuk foto ke hadapan semua pemirsa. Tanpa di sengaja
ternyata Jokowi juga menggunakan sepatu yang sama dalam
menghadiri acara talkshow tersebut. Gelak tawa mewarnai
ruangan studio tersebut. Jokowi mengatakan bahwa sepatu
tersebut terkadang dipakai dan terkadang tidak saat ditanyai
apakah sepatu tersebut merupakan sepatu favorit beliau. Saat
ditanya mengenai harga sepatu tersebut, Jokowi tidak tahu
secara spesifik sebab istrinya yang membelikan sepatu tersebut,
namun beliau memperkirakan bahwa harganya sekitar Rp
200.000 – 300.000. Jokowi mengatakan bahwa sepatu tersebut
pede memakainya di debat calon presiden, Jokowi mengatakan
bahwa semua sepatu sama saja, terlebih sepatu yang ia pakai
tersebut lebih baik dan untuk dipakai lari juga cepat. Najwa
Sihab kembali menanyakan tentang bagaimana pendapat Jokowi
saat berada ditengah-tengah massa kampanye yang memenuhi
Gelora Bung Karno. Jokowi mengatakan bahwa ia sempat
terkejut melihat massa yang sangat banyak dan berusaha untuk
bisa bersikap sebagaimana mestinya. Najwa menanya kembali
tentang alasan Jokowi berlari-lari ke tengah-tengah panggung,
dan Jokowi karena panggung yang begitu panjang sehingga ia
harus berlari agar massa kampanye tidak menunggu lama untuk
mendengarkan pidatonya.
Konotasi Dalam cuplikan acara talkshow ini, Jokowi mengenakan baju putih. Menurut Jokowi baju putih itu bermakna murah dan bisa
ngirit.63 Murah dan irit merupakan hal yang mencerminkan
kesederhanaan. Jadi, disamping makna yang disampaikan
Jokowi mengenai baju putih, secara tidak langsung ia ingin
menyampaikan kepada khalayak bahwa ia merupakan seseorang
yang sederhana. Selain kotak-kotak, baju putih juga
mencerminkan kepribadiannya yang sederhana. Baju putih
63
digunakan oleh Jokowi saat blusukan, saat menghadiri
acara-acara di televisi dan saat menerima tamu dirumahnya. Ia lebih
sering pakai baju putih lengan panjang dan kemudian di gulung
yang bermakna ia ingin menunjukkan bahwa ia siap kerja dan
turun kelapangan. Kemudian dalam membahas sepatu Jokowi
yang sering dipakainya baik dalam debat calon presiden maupun
dalam berbagai pertemuan, tetap menyiratkan berbagai makna di
dalamnya. Sepatu yang dipakai oleh Jokowi merupakan sepatu
yang sering dipakai oleh kaum muda. Hal itu berarti bahwa
Jokowi tetap menunjukkan bahwa dia berjiwa muda. Ia juga
mengatakan bahwa sepatu tersebut dapat juga dibawa lari. Hal
ini menjelaskan bahwa Jokowi juga seorang yang gesit dan
tanggap terhadap persoalan dan segera untuk diselesaikan.
Kemudian dari harga sepatunya yang ia sampaikan yang
tergolong sangat murah terkhusus bagi setaraf calon presiden,
menunjukkan hal yang sangat sederhana sekali. Dan hal ini
sangat menjelaskan betapa sangat sederhananya seorang Jokowi
sehingga masalah fashion sekali pun ia tidak terlalu ambil
pusing. Sepatu tersebut yang kerap sekali ia pakai sangat
menunjukkan kesederhanaan seorang Jokowi. Hal itu
menunjukkan bahwa dalam hal penampilan ia tidak terlalu
adalah bahwa Jokowi ingin menunjukkan bahwa ia tidak terlalu
memperhatikan dirinya baik dalam hal berpakaian dan hal
lainnya melainkan ia lebih memberi perhatian terhadap rakyat.
Dalam pembahasan tentang pidato kampanye di acara konser
salam dua jari, Jokowi ditanyakan mengenai tindakan Jokowi
yang berlari-lari menuju tengah panggung. Dari alasan Jokowi
yang mengatakan bahwa ia berlari-lari karena panggung yang
sangat panjang sehingga membuat ia harus berlari agar para
massa tidak lama-lama menunggu dia untuk berpidato, terdapat
makna yang tersirat dibaliknya. Makna tersebut adalah ia
menunjukkan kepribadiannya yang cepat dan gesit dalam
bertindak. Makna lainnya adalah ia tidak terlalu memperhatikan
kewibawaan dalam berjalan sebagaimana layaknya seorang
tokoh nasional.
3.3.5 Makna Denotasi dan Konotasi pada cuplikan Video 5 Tabel 12
Visual Dialog/suara
Tadi saya sampaikan, pembangunan
manusia,saya tidak gini (menunjukkan jari
telunjuk), tapi gini ( Menunjukkan dua jari),
pembangunan sumber daya manusia. Nanti saya
Gambar 7 (menunjukkan dua jari), pembangunan sumber daya manusia, maap, tadi saya berangkat juga
hampir klaru, saya sudah berangkat pake
kotak-kotak, sudah naik mobil, di telpon mba Rini
tadi, mas, pake jas saja biar beda gitu. Ternyata
saya masuk kesini tadi banyak yang pangling.
Ya kan biasanya orang mau apa sering saya
pake putih, sering pake kotak-kotak dan sering
media menyampaikan pada saya wajah saya
wajah kampung wajah ndeso, tapi ga papa yang
[image:30.595.114.510.367.711.2]penting otaknya internasional.
Tabel 13
Denotasi Cuplikan video ini berisi tentang pemaparan platform ekonomi Jokowi-JK di..pada tanggal 6 Juni 2014. Jokowi berlari kecil
saat menuju podium. Jokowi mengenakan pakaian jas, seperti
dari keterangan yang ia sampaikan bahwa ia mengenakan
pakaian tersebut agar penampilannya berbeda dalam
menghadiri acara tersebut. Dalam mengucapkan pidatonya,
Jokowi kerap sekali menunjukkan dua jarinya yaitu jari
telunjuk dan jari tengah dimana sesuai keterangan Jokowi agar
tidak klaru jika hanya menunjukkan jari telunjuk saja. Jokowi
juga mengatakan bahwa media kerap menyampaikan kepada
terusik dengan hal itu, malahan dia mengatakan bahwa
sekalipun wajahnya wajah ndeso tetapi otaknya internasional.
Konotasi Dalam cuplikan ini, Jokowi dalam menyampaikan pidatonya kerap menunjukkan dua jari. Hal ini bertujuan agar masyarakat
ingat akan nomor urut pasangan Jokowi-JK dalam pemilihan
presiden dan tidak keliru dalam menentukan pilihan. Kemudian
Jokowi menceritakan bahwa ia memiliki wajah ndeso dan ia
tidak terusik dengan hal itu, menandakan bahwa ia setuju
dengan hal itu. Namun Jokowi juga mengatakan bahwa
disamping ia memiliki wajah ndeso, tetapi ia memiliki
pemikiran yang internasional. Dalam hal ini, Jokowi ingin
menunjukkan bahwa dibalik penampilannya secara fisik
menggambarkan sesuatu yang kampungan, namun ia memiliki
pemikiran yang maju yang berskala internasional. Makna lain
yang terkandung dari hal ini adalah bahwa Jokowi ingin
membuktikan bahwa kepribadian sederhana yang ia miliki,
mampu dalam memimpin bangsa Indonesia untuk bersaing
dengan dunia internasional. Hal ini juga ditunjukkan Jokowi
melalui pakaian yang ia kenakan dalam memberi pidato. Ia
berpenampilan berbeda, yang biasanya mengenakan baju
kotak-kotak atau kemeja putih, dalam kesempatan kali ini ia
penampilan Jokowi yang kerap sederhana, namun ia juga
mampu berpakaian resmi. Pakaian jas yang merupakan pakaian
resmi bertaraf internasional, menunjukkan kesesuaian
pemikiran Jokowi yang internasional dan penampilannya.
Makna lain yang terkandung dalam hal ini adalah Jokowi ingin
menunjukkan bahwa ia tidak serta merta bersifat kaku dalam
kesederhanaan berpakaian, namun ia juga dapat menyesuaikan
penampilannya sesuai dengan situasi dan kondisi.
[image:32.595.114.500.107.342.2]3.3.6 Makna Denotasi dan Konotasi pada cuplikan Video 6 Tabel 14
Visual Dialog/Suara
Gambar 8
Aprisiasi kepada kepada semua yang
menjaga semua yang mejaga nilai-nilai
keagamaanbaik itu di masjid, di gereja, di
vihara, di pura serta mereka yang
konsisten melestarikan nilai-nilai adat
nusantara. Saya dan pak JK disini bukan
karna nafsu untuk berkuasa apalagi untuk
menghalalkan segala cara tidak…Kita
semua adalah penyerah harapan untuk
indonesia. Kekuatan kita adalah pada
kerelaan, saudara-saudara rela bersatu
padu, berdiri tegak, bekerja keras
[image:32.595.115.484.414.718.2]yang tidak mungkin untuk sebuah
perubahan… Buat generasi muda adik -adik saya, kalian adalah pemilik masa
depan indonesia, ijinkan kakak mu ini
mengajak kalian semua untuk menentukn
arah Indonesia. Jalan tinggal selangkah
lagi, jaga TPS kita semuanya. Saya dan
pak JK berjanji, jika saudara-saudara
memberikan penghormatan kepada kami
untuk menjadi presiden dan wakil
presiden, maka kami akan bekerja keras
setiap hari untuk anda dan untuk
anak-anak kita semuanya. Salam perdamaian,
salam dua jari, salam dua jari, salam dua
jari, salam dua jari, salam dua jari, salam
[image:33.595.114.518.112.449.2]dua jari....
Tabel 15
Denotasi Cuplikan video ini tentang pidato Jokowi di Stadiun Gelora Bung Karno pada tanggal 5 juli 2014 hari terakhir massa
kampanye pemilihan presiden. Jokowi Mengenakan pakaian
kotak-kotak. Dalam pidatonya, Jokowi mengatakan bahwa dia
mengapresiasi semua pihak yang menjaga nilai-nilai adat
nusantara. Jokowi mengatakan bahwa pasangan Jokowi-JK
hadir untuk menyelesaikan masalah dan tidak karena nafsu
masyarakat dan kerelaan hati yang menentukan masa depan
Indonesia. Jokowi mengatakan kepada kaum muda bahwa
mereka adalah pemilik masa depan bangsa dan Jokowi
mengajak mereka ikut menentukan arah Indonesia lewat
pemilihan presiden. Jokowi menghimbau agar dalam
pemungutan suara di pemilihan presiden semua rakyat
bersama-sama mengawal proses pemungutan.
Konotasi Dalam cuplikan ini, Jokowi konsisten dalam pakaian kotak-kotaknya dan lengannya digulung. Hal ini menunjukkan
konsistensi Jokowi sebagai seorang yang muda yang mencintai
keberagaman, dan siap kerja dan turun kelapangan. Jokowi
dalam pidatonya mengapresiasi pihak yang menjaga nilai-nilai
nusantara bermakna bahwa Jokowi merupakan calon pemimpin
yang juga memikirkan masalah nilai-nilai yang dimiliki bangsa
Indonesia dan Jokowi akan menggandeng semua pihak untuk
terlibat dalam kemajuan bangsa Indonesia terkhusus dalam
mempertahankan nilai-nilai adat nusantara. Dalam pidatonya,
Jokowi mengatakan bahwa mereka hadir untuk menyelesaikan
masalah dan tidak karena ingin berkuasa. Makna yang
terkandung dalam hal ini adalah bahwa Jokowi mengatakan
bangsa Indonesia sedang mengalami berbagai masalah sehingga
mereka mencalonkan diri sebagai calon presiden dan wakil
presiden tidak dilandasi atas nafsu berkuasa melainkan mereka
datang dengan kerelaan hati. Jokowi juga mengatakan dalam
pidatonya bahwa pemuda merupakan pemilik masa depan
bangsa Indonesia dan mengajak kaum muda tersebut untuk ikut
berpartisipasi dalam menentukan arah bangsa Indonesia. Makna
yang terkandung dalam hal ini adalah bahwa Jokowi ingin
menjelaskan bahwa peran pemuda sangatlah penting dalam
kemajuan suatu negara. Dalam pidatonya mengajak generasi
muda, Jokowi menunjukkan kedekatan secara emosional
kepada mereka melalui ucapan “buat generasi muda adik-adik
saya, ijinkan kaka mu ini…”. Makna yang terkandung dalam
hal ini adalah bahwa Jokowi ingin menunjukkan kepada
khalayak bahwa ia juga seorang yang muda, yang juga berperan
penting dalam kemajuan bangsa, sama seperti kaum muda
3.3.7 Makna Denotasi dan Konotasi pada cuplikan Video 7 Tabel 16
Visual Dialog/Suara
Gambar 9
Republik ini adalah milik kita semuanya,
harapan rakyat ingin hidup lebih baik, ingin
lebih sejahtera. Demokrasi menurut kami
adalah mendengar suara rakyat dan
melaksanakannya. Dan oleh sebab itu, kenapa
setiap hari kami datang ke
kampung-kampung, datang ke pasar-pasar, datang
kebantaran sungai, datang ke petani, datang
ke tempat pelelangan ikan, karena kami ingin
mendengar suara rakyat. Dengan cara apa?
Dengan cara dialog, pak JK saya kira sudah
banyak menyelesaikan konflik dengan cara
dialog untuk musyawarah untuk sebuah
kemanfaatan bagi rakyat banyak.
Penyelesaian tanah abang, waduh pluit juga
kita selesaikan dengan cara dialog,
bermusyawarah, mengundang makan,
mengajak musyawarah, mengundang makan,
mengajak musyawarah kemudian menemukan
[image:36.595.109.508.157.692.2]manfaat bagi perpindahan itu
Tabel 17
prioritas untuk dilaksanakan dalam pembangunan demokrasi di
pemerintahan yang bersih dan negara hukum. Jokowi menjawab
bahwa demokrasi merupakan mendengarkan suara rakyat dan
melaksanakannya. Jokowi mengatakan bahwa itulah sebabnya
kenapa ia datang ke kampung-kampung , ke pasar-pasar,
kebantaran sungai, ke petani, ke tempat pelelangan ikan yaitu
untuk mendengar suara rakyat. Cara Jokowi melakukanya yaitu
dengan berdialog dengan rakyat dalam mendengar suara rakyat
serta dalam menyelesaikan konflik. Jokowi menyinggung
tentang penyelesaian konflik yang pernah dilakukan oleh Jusuf
Kalla seperti penyelesaian konflik tanah abang, waduk pluit.
Jokowi mengatakan bahwa cara ia berdialog dengan masyarakat
dengan bermusyawarah dan mengajak makan.
Konotasi Dalam cuplikan ini, Jokowi menjelaskan demokrasi sebagai mendengar suara rakyat dan melaksanakannya. Hal yang
terkandung dalam hal ini adalah Jokowi ingin menjelaskan
bahwa ia lebih mementingkan kepentingan rakyat dengan
melaksanakan aspirasi rakyat daripada penataan sistem politik.
Sehingga dalam pidatonya dikatakan ia datang
kekampung-kampung, ke pasar-pasar, ke petani dan ketempat lain dimana
masyarakat kecil berada. Dalam hal ini, Jokowi ingin
yang turun langsung kelapangan dan siap melaksanakan tugas
dalam memenuhi aspirasi rakyat. Jokowi dalam pidatonya
berkata bahwa ia berdialog dengan masyarakat untuk
mendengar suara rakyat dengan cara bermusyawarah dan
mengajak makan. Hal ini menunjukkan bahwa Jokowi benarlah
seorang yang turun langsung kelapangan berinteraksi dengan
masyarakat tanpa ada batas strata sosial dan bahkan makan
bersama dengan masyarakat menunjukkan kedekatan antara
Jokowi dengan masyarakat Indonesia.
3.4 Analisis wacana Foucault
Analisis wacana dalam perspektif Foucault melihat pada relasi kekuasaan,
yaitu bagaimana wacana ataupun bahasa dapat menjadi instrumen untuk
mendapatkan kekuasaan, mempertahankan kekuasaan, dan bagaimana kekuasaan
dapat mengatur wacana apa yang menjadi dominan di masyarakat, sehingga
masyarakat akan tunduk pada wacana tersebut.64 Dalam hal ini, Jokowi
membangun sebuah wacana baru melalui sikap dan tindakannya selama masa
kampanye pemilihan presiden 2014 yang bertujuan dalam memenangkan
pemilihan presiden tersebut. Namun dalam tulisan ini, penulis tidak menganalisis
bagaimana sebuah wacana yang dibangun dijadikan sebagai instrumen dalam
mendapatkan atau mempertahankan kekuasaan. Namun penulis menganalisis
64
tentang bagaimana kekuasaan yang telah dimiliki Jokowi mampu menciptakan
sebuah wacana yang baru yang dapat dijadikan sebagai sebuah kebenaran publik.
Kebenaran disini dikatakan oleh Foucault tidak dipahami sebagai sesuatu yang
datang dari langit, bukan juga sebuah konsep yang abstrak. Akan tetapi, ia
diproduksi, setiap kekuasaan menghasilkan dan memproduksi kebenaran sendiri
melalui mana khalayak digiring untuk mengikuti kebenaran yang telah ditetapkan
tersebut. Disini, setiap kekuasaan selalu berpotensi menghasilkan rezim kebenaran
tertentu yang disebarkan lewat wacana yang dibentuk oleh kekuasaan.65
Kuasa menurut Foucault tidak dimiliki tetapi dipraktikkan dalam suatu
ruang lingkup dimana ada banyak posisi yang secara strategis berkaitan satu sama
lain. Oleh sebab itu, Jokowi sebagai seorang calon presiden yang memiliki posisi
strategis dan memiliki ruang dalam mempraktekkan kekuasaan tentunya memiliki
kuasa. Disamping itu, sebelum ditetapkan sebagai calon presiden, Jokowi telah
memiliki kekuasaan sebagai gubernur DKI Jakarta dan telah menanamkan citra
baik bagi masyarakat Jakarta secara khusus. Dari hal tersebut, penulis
menyimpulkan bahwa Jokowi yang berstatus sebagai calon presiden telah
memiliki kekuasaan sebelumnya dan hal inilah yang menjadi landasan bagi
penulis dalam menganalisis wacana yang ingin dibangun Jokowi.
Jokowi telah membentuk sebuah opini publik dalam konteks sisi
karismatik seorang calon presiden. Apakah hal ini menjadi unsur kesengajaan
ataupun tidak, namun yang pasti Jokowi telah mempengaruhi cara pandang
65
masyarakat mengenai kepemimpinan seorang presiden di Indonesia. Seperti yang
dikatakan Foucault bahwa wacana dapat di deteksi karena secara sistematis suatu
ide, opini, konsep, dan pandangan hidup dibentuk dalam suatu konteks tertentu
sehingga mempengaruhi cara berpikir dan bertindak tertentu.66
Foucault mengatakan bahwa simbol yang dihasilkan wacana antara lain
melalui bahasa, moralitas, hukum, dan lainnya, yang tidak hanya mengacu pada
sesuatu, melainkan turut menghasilkan perilaku, nilai-nilai dan ideologi. Simbol
yang Jokowi tunjukkan dalam aktivitasnya selama masa kampanye pemilihan
presiden yaitu melalui gaya kepemimpinan, penampilan, dan karakter yang akan
membangun sebuah wacana baru. Dari simbol tersebut, penulis
mengklasifikasikan kedalam tiga hal yang akan penulis analisis melalui perspektif
Foucault, yakni gaya kepemimpinan Jokowi yang merakyat, kesederhanaan
Jokowi, dan karakter Jokowi yang berjiwa muda.
3.4.1 Gaya Kepemimpinan Jokowi
Dalam aktivitas Jokowi selama masa kampanye, ia telah banyak
menunjukkan bagaimana gaya kepemimpinannya. Dari analisis video yang
penulis telah lakukan dengan menggunakan pendekatan Semiotika Roland
Barthes, terdapat beberapa aktivitas Jokowi yang menunjukkan bahwa ia memiliki
gaya kepemimpinan yang merakyat. Salah satunya terdapat dalam cuplikan video
debat calon presiden. Hal ini dapat dilihat dari kutipan teks berikut :
Dan oleh sebab itu, kenapa setiap hari kami datang ke kampung-kampung, datang ke pasar-pasar, datang kebantaran sungai, datang ke
66
petani, datang ke tempat pelelangan ikan, karena kami ingin mendengar suara rakyat. Dengan cara apa? Dengan cara dialog, pak JK saya kira sudah banyak menyelesaikan konflik dengan cara dialog untuk musyawarah untuk sebuah kemanfaatan bagi rakyat banyak. Penyelesaian tanah abang, waduh pluit juga kita selesaikan dengan cara dialog, bermusyawarah, mengundang makan, mengajak musyawarah.
Dari pernyataan Jokowi dalam debat capres ini, Jokowi mencoba
menciptakan sebuah metode yang baru dalam memimpin dengan kekuasaan yang
ia miliki yaitu turun langsung ke masyarakat. Turun langsung ke masyarakat atau
yang sering disebut sebagai blusukan dalam bahasa Jawa menjadi sangat popular
setelah dipakai oleh Jokowi pada saat Gubernur DKI Jakarta. Ketika tingkat
kepercayaan publik terhadap kepemimpinan politik yang ada begitu rendah, gaya
kepemimpinan Jokowi ini berhasil mendongkrak kepercayaan publik terhadapnya.
Rekam jejaknya sebagai walikota Solo dan gubernur DKI Jakarta telah
menghasilkan kepercayaan bahwa dia benar-benar telah melayani kebutuhan
warga. Prinsip-prinsip manajemen modern yang menekankan rasionalitas,
efisiensi dan efektivitas, tanpa banyak cincong atau slogan-slogan, diperlihatkan
dengan cara tersendiri yang sungguh merefleksikan sebuah gaya pemerintahan
yang baru dimana manusia menjadi prioritas diatas segalanya. Mengeksekusi
rencana adalah esensi dari pemerintahan setelah persoalan dalam masyarakat
dipahami secara lengkap melalui blusukan. „Berdialog‟ seperti yang ia dikatakan
adalah kata kunci dalam blusukan yang merupakan seni memerintah bagi Jokowi.
Memerintah dengan menjadikan masyarakat sebagai prioritas utama
mengubah pola pikir masyarakat. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh
Foucault bahwa kekuasaan dapat memilih dan mendukung wacana tertentu,
sehingga wacana tertentu menjadi dominan dan wacana lainnya terpinggirkan.
Struktur konsep dengan menggunakan istilah blusukan ini telah membentuk
wacana dominan ditengah-tengah masyarakat. Bahasa blusukan ini dimaksudkan
agar masyarakat Indonesia senantiasa menyadari bahwa adanya kepedulian
pemerintah terhadap masyarakat sehinggga harus turun kemasyarakat secara
langsung dalam mendengar aspirasi rakyat. Maka tepatlah seperti yang dikatakan
Michel Foucault bahwa ciri utama wacana adalah kemampuannya untuk menjadi
suatu himpunan wacana yang berfungsi membentuk dan melestarikan
hubungan-hubungan kekuasaan dalam suatu masyarakat.67 Ada dua konsekuensi dari wacana
dominan tersebut. Pertama, wacana dominan memberikan arahan bagaimana suatu
objek harus dibaca dan dipahami. Pandangan yang lebih luas menjadi terhalang,
karena ia memberikan pilihan yang tersedia dan siap pakai. Pandangan dibatasi
hanya dalam batas-batas struktur diskursif tersebut, tidak dengan yang lain.
Kedua, struktur diskursif yang tercipta atas suatu objek tidaklah berarti kebenaran.
Batas-batas yang tercipta tersebut bukan hanya membatasi pandangan kita, tetapi
juga menyebabkan wacana lain yang tidak dominan menjadi terpinggirkan.68 Oleh
sebab itu, penggiringan khalayak terhadap pemerintah yang blusukan sebagai
pemerintah yang merakyat berakibat pada wacana-wacana lain yang tidak
tersampaikan, misalnya pemerintah memiliki tugas yang lebih besar dan lebih
67
Ibid, Hal 76
utama dibandingkan dengan blusukan, misalnya bertugas mengurus roda
pemerintahan agar tetap stabil, perekonomian, administrasi dan lain sebagainya
yang notabene cakupan pekerjaan yang jauh lebih luas.
Tidak tersampaikannya wacana terpinggirkan ini, bukan berarti wacana
dominan yang diangkat oleh Jokowi adalah salah dan wacana yang terpinggirkan
ini adalah benar. Akan tetapi, dengan wacana dominan yang diangkat oleh Jokowi
akan membatasi pandangan khalayak sehingga ketika melihat pemerintah
melakukan blusukan maka yang menjadi penilaian masyarakat adalah bahwa
pemerintah tersebut merupakan pemerintah yang peduli terhadap rakyat. Dalam
analisis Foucault, kekuasaan membentuk wacana yang dipahami sebagai suatu
pengetahuan dan kebenaran oleh khalayak.
Disamping gaya kepemimpinan Jokowi yang merakyat tersebut, dalam
aktivitas politiknya selama masa kampanye pilpres, Jokowi juga menunjuk hal
lainnya yang mendukung terbentuknya wacana pemimpin yang merakyat tersebut.
Yakni dari penampilan Jokowi yang selalu mengenakan kemeja dengan lengan
digulung. Berdasarkan makna konotasi dari analisis semiotika Barthes, Jokowi
selalu menggulung lengan bajunya sebagai bentuk dari pemimpin yang siap turun
ke lapangan. Hal ini sangat mendukung terciptanya wacana pemimpin yang
merakyat ala Jokowi.
3.4.2 Kesederhanaan Jokowi
Dalam setiap aktivitas kampanye Jokowi, ia banyak menunjukkan sosok
berpakaian maupun dalam tindakannya. Dalam hal berpakaian kini menjadi
sebuah ruang konstruksi sosial mengenai apapun mulai dari status sosial, ekspresi,
pekerjaan, kelas sosial, jabatan, hingga urusan prestise. Pakaian sesungguhnya
mengartikulasikan bentuk pesan non verbal yang ingin disampaikan. Pakaian pun
turut merekam semangat dan fungsi diri dan tidak lagi hanya sekedar pajangan
budaya, melainkan larut pula dalam wacana afiliasi politik, praktek sosial hingga
fasih menuturkan identitas nasional dan kultur dari sebuah bangsa. Ia menjadi
penanda kode-kode yang dapat dimaknai dan dibaca dalam sebuah domain
konteks sosial.69
Oleh karena itu, Jokowi selalu berpakaian sebagaimana ia
mengidentifikasikan dirinya. Dari beberapa video yang penulis analisis melalui
pendekatan Semiotika Barthes, terdapat beberapa aktivitas kampanye Jokowi
mengenakan baju yang sama dan hal itu menunjukkan sisi kesederhanaan Jokowi.
Pakaian yang kerap sekali digunakan Jokowi adalah kemeja kotak-kotak dan ini
menjadi baju resmi kampanye Jokowi dalam menjelang pemilihan presiden. Hal
ini dapat dilihat dari kutipan teks video Jokowi dalam memperkenalkan baju resmi
kampanye mereka :
Jadi ini adalah baju kita nanti sampe 9 juli, Jokowi kotak-kotak, pak JK putih. Memang ini berbeda kan, karna emang kami ini saling melengkapi, Pak JK berpengalaman, yang disini muda
Dari pernyataan Jokowi saat pengenalan kostum diatas, Jokowi
mengatakan bahwa baju kotak-kotak hanyalah sebagai simbol kampanye dan
69
sebagai pembeda diantara Jokowi dan JK. Baju kotak-kotak yang dikenakan
Jokowi, menjadi suatu wahana pertarungan makna ditengah berbagai atribut yang
diluncurkan para kompetitornya. Hal ini senada sebagaimana diutarakan Douglass
Kellner dalam bukunya Media Culture: Culture Studies, identity and Politics
between the Modern and the Postmodern(1995), dimana pertarungan politik sebagian dimainkan dalam “perang Fashion” semisal dalam pemilu dan debat
politik.70
Baju kotak-kotak ala Jokowi sebagai identitas dirinya dan tim
pengusungnya telah menyusup kedalam relung kesadaran setiap orang yang
melihatnya. Dari hal ini Jokowi menciptakan wacana baru mengenai dirinya. Hal
ini senada dengan apa yang dikatakan Foucault bahwa wacana dapat di deteksi
karena secara sistematis suatu ide, opini, konsep, dan pandangan hidup dibentuk
dalam suatu konteks tertentu sehingga mempengaruhi cara berpikir dan bertindak
tertentu.71 Baju kotak-kotak pun menjadi suatu ikonik dan ia meluruh menjadi
komunikasi artifaktual yang menandai baju sebagai artefak kehidupan. Oleh
karena itu, tak salah apabila Malcom Barnad mengungkapkan bahwa pakaian pun
dapat membawa kita kedalam ranah ideology dan politik.72
Selain kotak-kotak, Jokowi juga sering memakai kemeja putih terlebih saat
blusukan dan ketika menerima undangan tampil di televisi. Dalam berita online
Suara.com, Jokowi ungkapkan makna kemeja putih yang digulung lengannya pada
70
Ibid
71 Eriyanto. Op.Cit. Hal 65 72
rabu, 7 mei 2014 pukul 19:49 WIB, Jokowi mengatakan bahwa makna baju putih
yang ia gunakan adalah murah dan irit. Berdasarkan makna konotasi dari video
yang penulis analisis melalui semiotika Barthes, murah dan irit merupakan hal
yang mencerminkan kesederhanaan.
Selain pakaian, Jokowi juga menunjukkan sisi kesederhanaannya lewat
sepatu yang ia kenakan. Dari harga sepatu yang ia sebutkan dalam talkshow yang
sangat murah dan sepatu tersebut yang sering ia pakai, membuktikan bahwa dia
menunjukkan sisi kesederhanaanya. Oleh sebab itu, dari keseluruhan penampilan
Jokowi dalam masa kampanye pemilihan presiden, Jokowi ingin menunjukkan
bahwa ia merupakan seorang pemimpin yang sederhana.
Dalam hal tindakan, dalam aktivitas kampanye Jokowi banyak
menunjukkan kesederhanaannya melalui gaya bahasanya maupun dari hubungan
yang dijalin kepada masyarakat. Berdasarkan kutipan teks cuplikan video Jokowi
saat sedang memberi pidato singkat di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran
Yogyakarta pada Senin tanggal 2 Juni 2014 dibawah ini:
Lobi-lobi juga ndak, minta-minta juga ndak, ngemis-ngemis apalagi ndak, ndak pernah saya. Tau tau juga ditetapkan jadi capres, ini apalagi?
Jokowi berbicara dengan menggunakan logat medok. Penggunaan aksen
kedaerahan ini juga menunjukkan bahwa Jokowi merupakan seorang yang
sederhana. Disamping itu, Jokowi juga mengakui kesederhanaannya dengan
kutipan teks video saat pemaparan platform ekonomi Jokowi-JK pada tanggal 6
Juni 2014 dibawah ini,
Sering media menyampaikan pada saya wajah saya wajah kampung wajah ndeso, tapi ga papa yang penting otaknya internasional
Selain perkataan Jokowi, kesederhanaan dirinya juga ditunjukkan dari
keakraban atau kedekatan dirinya dengan masyarakat. Jokowi berinteraksi
langsung dengan masyarakat tanpa adanya batas stratifikasi sosial. Oleh sebab
itulah masyarakat turut mengajak masyarakat lainnya untuk memilih Jokowi.
Dari berbagai simbol yang Jokowi tunjukkan lewat aktivitas
kampanyenya, ia ingin menunjukkan kesederhanaan yang ada dalam diri sebagai
seorang pemimpin. Melalui kuasa yang dimiliki Jokowi, ia mampu menciptakan
sebuah wacana kesederhanaan mengenai dirinya. Wacana tersebut diproduksi
kedalam kategorisasi perilaku yang baik. Sesuai dengan yang dikatakan oleh
Foucault bahwa publik tidak dikontrol lewat kekuasaan yang sifatnya fisik, tetapi
dikontrol, diatur, dan disiplinkan lewat wacana. Kekuasaan dalam pandangan
Foucault disalurkan melalui hubungan sosial, dimana memproduksi
bentuk-bentuk kategorisasi perilaku sebagai baik atau buruk, sebagai bentuk-bentuk pengendalian
perilaku.73 Maka oleh sebab itu, melalui wacana yang ia ciptakan, telah
menggiring opini publik bahwa seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin
yang mampu hidup sederhana. Wacana pemimpin yang sederhana telah
menciptakan sebuah kebenaran dan telah mengubah pola pikir masyarakat
terhadap sosok seorang pemimpin. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Foucault
bahwa kebenaran diproduksi oleh kekuasaan melalui mana khalayak digiring
untuk mengikuti kebenaran yang telah ditetapkan tersebut. Kekuasaan selalu
berpotensi menghasilkan rezim kebenaran tertentu yang disebarkan lewat wacana
yang dibentuk oleh kekuasaan. Konsep pemimpin yang sederhana telah
membentuk wacana dominan dalam masyarakat dan wacana lainnya
terpinggirkan. Pandangan yang lebih luas menjadi terhalang. Pandangan dibatasi
hanya dalam batas-batas struktur diskursif dan tidak dengan yang lain. Struktur
diskursif yang tercipta atas suatu objek tidaklah berarti kebenaran. Batas-batas
yang tercipta bukan hanya membatasi pandangan kita, tetapi juga menyebabkan
wacana lain yang tidak dominan menjadi terpinggirkan.74 Oleh sebab itu,
penggiringan khalayak terhadap pemerintah yang sederhana berakibat pada
wacana-wacana lain yang tidak tersampaikan, misalnya pemerintah secara historis
telah memiliki tingkat stratifikasi sosial yang paling tinggi dan ia merupakan elit
yang memiliki kekuasaan sehingga sudah sepatutnya pemerintahan menerima
kehidupan yang mewah. Oleh sebab itu, opini masyarakat yang terbangun selama
ini tentang kehidupan mewah yang diterima oleh pemerintah adalah hal yang
wajar dan tidak menemukan masalah dalam hal itu. Namun wacana ini tidak
tersampaikan dan telah terpinggirkan oleh wacana yang dibangun oleh Jokowi.
Namun dalam hal ini bukanlah berarti Jokowi salah dalam menciptakan wacana
dominan dan wacana yang terpinggirkan ini adalah benar. Akan tetapi wacana
dominan yang diangkat oleh Jokowi akan membatasi pandangan khalayak
sehingga ketika melihat pemerintah yang sederhana, masyarakat
mengeneralisasikan bahwa pemerintah yang baik adalah pemerintah yang
sederhana. Hal ini senada dengan yang dikataka Foucault bahwa kekuasaan
membentuk wacana yang dipahami sebagai suatu pengetahuan dan kebenaran oleh
khalayak.
3.4.3 Karakter Jokowi yang berjiwa muda
Pemuda memiliki peran dan funsi yang strategis dalam akselerasi
pembangunan termasuk dalam proses kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pemuda merupakan aktor dalam pembangunan. Baik buruknya suatu negara
dilihat dari kualitas pemudanya, karena generasi muda adalah penerus dan pewaris
bangsa. Pemuda memiliki semangat yang kuat dalam membangun bangsa dan
negara, memiliki kepribadian yang tinggi, semangat nasionalisme, berjiwa saing,
memiliki kemampuan memahami pengetahuan dan teknologi untuk bersaing
secara global. Pemuda juga berfungsi sebagai agen perubahan, kekuatan moral
dan kontrol sosial yang sangat berguna bagi masyarakat.
Oleh sebab itulah, dari data video yang penulis analisis, Jokowi
merepresentasikan dirinya sebagai kaum muda lewat berbagai aktivitas politiknya
selama masa kampanye. Jokowi telah berusia 55 tahun, namun ia selalu
menunjukkan bahwa dia merupakan seorang tokoh muda terkhusus saat masa
kampanye pemilihan presiden 2014. Dari analisis video yang penulis lakukan,
terdapat beberapa aktivitas politik Jokowi semasa kampanye yang sengaja
tersebut ada yang dalam bentuk simbol, perkataan ataupun dalam bentuk tindakan
Jokowi yang mencoba menunjukkan kepada masyarakat bahwa ia adalah seorang
yang muda.
Simbol muda yang Jokowi tunjukkan ialah lewat penampilan Jokowi.
Jokowi menunjukkan kepemudaannya lewat baju kotak-kotak yang ia kerap
gunakan. Hal ini dapat dilihat dari kutipan teks video berikut :
Jadi ini adalah baju kita nanti sampe 9 juli, Jokowi kotak-kotak, pak JK putih. Memang ini berbeda kan, karna emang kami ini saling melengkapi, Pak JK berpengalaman, yang disini muda
Dari kutipan teks tersebut, Jokowi mengatakan bahwa dia adalah seorang
yang muda. Berdasarkan makna konotasi yang telah penulis analisis melalui
semiotika Barthes, makna baju kotak-kotak Jokowi selain menggambarkan
keanekaragaman bangsa Indonesia tetapi juga bermakna sebagai representasi anak
muda. Selain baju kotak-kotak, Jokowi juga menunjukkan kepemudaannya lewat
sepat