TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN KAPUK (Ceiba pentandra Gaertn)
Kapuk (Ceiba petandra Gaertn) berasal daerah tropis di Amerika
berkembang dan menyebar ke Afrika dan Asia . Penyebaran di Asia meliputi
wilayah India, Indonesia, Thailand dan Filippina. Di Asia kapuk sudah
dibudidayakan, sedangkan di Afrika hanya sebagian yang dibudidayakan
sementara di Amerika belum dibudidayakan. Tanaman kapuk di beberapa tempat
di Indonesia telah diusahakan secara intensif. Misalnya di P.Jawa dilereng Gunung
Muria (Pati) disekitar Weleri, antara Semarang– Pekalongan; didaerah Pandaan
antara Gunung Arjuno dan Penanggungan dan antara Pare dan Ngantang yaitu
jalan dari Kediri menuju ke Malang. Di Sulawesi kapuk didapati di bagian selatan
Danau Tempe dekat Sengkang, dibagian selatan dan timur Gunung Lompobattang
sekitar Jeneponto dan Bantaeng, kemudian disekitar Tanette dan pulau Muna.
Tanaman kapuk di Indonesia dikembangkan oleh rakyat , perkebunan swasta dan
perkebunan pemerintah (BUMN). Areal seluruhnya saat ini mencapai 250 500 ha
dengan produksi serat mencapai 84 700 kg.
Syarat Tumbuh
Pendapat yang mengatakan bahwa kapuk dapat tumbuh pada tanah yang
marginal dan di daerah yang kering adalah salah. Kapuk memang membutuhkan
musim kering yang panjang, tetapi jangan terlalu kering. Daerah-daerah, seperti
Krawang, Indramayu, Karesidenan Bojonegoro dan kepulauan Nusa Tenggara
tidak sesuai untuk tanaman kapuk karena terlalu kering. Begitu juga di daerah
yang terlalu basah seperti Sumatera dan Jawa Barat. Hubungan antara curah hujan
di beberapa daerah penghasil kapuk di pulau Jawa, menunjukkan bahwa curah
hujan pada periode kering menentukan saat berbunga dan pembentukan buah.
sebaiknya tidak lebih dari empat bulan, sedangkan jumlah hujan seluruhnya
sedikitnya 150 mm dan setinggi-tingginya 350 mm, dengan jumlah hari sedikitnya
10 hari dan setinggi-tingginya 25 hari.
Pembibitan
Bibit kapuk dapat berasal dari biji atau stek. Penangkaran dengan biji
didahului dengan persemaian. Pada pembuatan pesemaian kapuk yang penting
adalah pengerjaan tanah. Permukaan bedengan dibuat merata dan pembuangan air
mudah dilakukan, karena air yang menggenang berakibat fatal bagi tanaman yang
masih muda. Jarak tanam di bedengan 20 cm x 20 cm dengan memakai 3 biji per
lubang, kemudian setelah sebulan disisakan satu tanaman yang terbaik. Cara
lainnya dengan disebar dalam bak-bak yang kemudian dipindahkan ke bedengan,
sehingga diperoleh tanaman yang rata dan tumbuh baik, tetapi apabila ada
gangguan hama kumbang Nisotra, pada tanaman kapuk muda daunnya habis
termakan. Tanaman kapuk pada umumnya dapat dipindahkan ke lapangan setelah
umur satu tahun di persemaian, setinggi kira- kira satu meter. Okulasi tanaman
kapuk banyak menggunakan Togo B sebagai batang bawah. Hasilnya
menunjukkan beberapa keuntungan antara lain : pada sambungan batang bawah
dan atas (mata tunas) tidak timbul benjolan seperti layaknya bibit berasal dari biji.
Keuntungan lain adalah diperoleh tanaman yang sama unggulnya dengan tanaman
induknya.
Penanaman
Jarak tanam yang terbaik untuk tanaman kapuk tergantung tipe kapuk
yanag ditanam. Pada umumnya tanaman kapuk tidak boleh ditanam terlalu dekat
satu sama lain. Di perkebunan umumnya jarak tanam yang diterapkan 8 x 8 m
sampai 10 x 10 m. Di kebun Percobaan Muktiharjo, Pati, pada tahun 1978
cabang-cabang sudah saling menutup yang menyebabkan penurunan produksi.
Pada tahun 1991 dilakukan peremajaan sekaligus menata ulang jarak tanamnya
yaitu 15 x 15 m. Ternyata setelah umur 7 tahun menunjukkan pembuahan yang
baik. Produksi yang tertinggi pada umur tersebut adalah klon Congo 2 x Lanang
atau (C 2 x L) yaitu 992 glondong/pohon/tahun. Sebagai kompensasi hasil pada
jarak yang lebar dapat ditambahkan tanaman sela untuk meningkatkan pendapatan
per satuan lahan.
Pemeliharaan
Dikaitkan dengan cara panen dengan memukul buah di pohon, agar buah
yang jatuh diatas tanah mudah diambil, maka disarankan agar tanah dibersihkan
pada akhir musim kemarau. Tanah dikerjakan secara minimum pada akhir musim
penghujan, dan dengan demikian dapat mencegah penguapan air tanah. Pada
dasarnya tanaman kapuk sendiri hanya sedikit memerlukan pemeliharaan.
Pemangkasan tidak dilakukan pada tanaman kapuk, hanya menyingkirkan
dahan-dahan yang mati. Untuk itu perlu diawasi secara intensip agar tidak ada biji
tanaman kemladean yang bisa berkembang. Pemupukan dilakukan dua kali dalam
satu tahun yaitu pada awal dan akhir musim hujan. Dosis yang diberikan
tergantung umur tanaman dan kebutuhan hara berdasarkan analisa tanah. Umur
1-5 tahun umumnya kebutuhan pupuk 1,0 kg urea + 0,1-5 kg SP36 + 0,1-5 kg KCl per
pohon per tahun yang diberikan dua kali, setengahnya pada awal musim
penghujan dan sisanya akhir musim penghujan. Semakin tua tanaman dosis pupuk
yang diberikan semakin tinggi.
Organisme Pengganggu Tanaman
Tanaman kapuk tidak banyak mendapat gangguan hama atau penyakit kecuali
gangguan parasit dari keluarga Loranthaceae. Parasit ini disebarkan oleh beberapa
berupa biji pada tangkai kapuk, karena adanya cairan yang lekat. Apakah biji
tersebut akan berkecambah, tergantung pada tanaman inang. Tanaman kapuk Jawa
(Indika) sangat peka terhadap benalu, sebaliknya tipe karibea mempunyai daya
resistensi yang lebih besar. Cara mengatasinya adalah membersihkan kemudian
menjaga agar pohon-pohon tetap bersih dari benalu. Kerugian akibat parasit ini,
apabila tidak ada usaha-usaha yang efektif, dampaknya dapat menurunkan
produksi, bahkan mengalami kegagalan panen.
Kesesuaian Lahan dan Lingkungan
Budidaya tanaman kapuk harus memperhaikan kondisi lahan yang akan
ditanami. Untuk memilih kondisi lahan yang tepat untuk budidaya tanaman
kapuk, kita harus mengetahui syarat tumbuh dari tanaman kapuk itu sendiri.
Pohon kapuk dapat tumbuh di dataran rendah sampai dengan 900 m dpl. Pada
musim kering yang panjang tetapi jangan terlalu kering. Curah hujan pada periode
kering menentukan saat berbunga dan pembentukan buah. Dalam periode
tersebut jumlah curah hujan tiap bulan yang kurang dari 100 mm sebaiknya tidak
lebih dari empat bulan, sedangkan jumlah hujan seluruhnya sedikitnya 150 mm
dan setinggi-tingginya 350 mm, dengan jumlah hari sedikitnya 10 hari dan
setinggi-tingginya 25 hari.
a. Temperatur
Untuk mengetahui kisaran suhu rata-rata di daerah penelitian menurut K. J.
Mochk cit Koesmaryono et al (1999), suhu udara tiap-tiap daerah dapat dihitung
menggunakan suatu perbandingan ketinggian tempat daerah penelitian dengan
stasiun pengamatan yang dihubungkan dengan persamaan :
Tx = Ty + ∆t
∆t = 0,006 (X1 – X2)0C
Tx : suhu di daerah penelitian
Ty : suhu di stasiun pengamatan
∆t : beda suhu berdasarkan beda tinggi tempat
X1 : tinggi di stasiun pengamatan
X2 : tinggi di daerah penelitian
b. Ketersediaan Air Hujan
Menurut Djaenudin et al (2003), rerata curah hujan dengan jumlah 1329,4091
mm/tahun dalam kelas kesesuaian lahan untuk kapuk randu termasuk dalam kelas
sangat sesuai (S1). Dengan demikian, dari segi curah hujan daerah lokasi
penelitian sangat sesuai untuk pengembangan kapuk randu.
c. Drainase
Menurut Djaenudin et al (2003), drainase tanah yang baik hingga agak baik
atau sedang ternyata menjadi syarat yang sangat sesuai (S1) untuk pertumbuhan
kapuk randu. Jadi bila dilihat dari drainase tanahnya, pada semua SPT termasuk
kelas sangat sesuai (S1) untuk budidaya tanaman kapuk randu.
Panen dan Pasca Panen
Panen dilakukan dengan memetik buah kapuk yang telah
matang.Kematangan buah kapuk biasanya ditandai dengan perubahan warna
buahyang menjadi kecoklat-coklatan, buah sudah Nampak kering, dan ujungbuah
sudah pecah. Namun, ciri-ciri kematangan buah pada masing-masingklon kapuk
dapat berbeda. Pemetikan dilakukan dengan menggunaka galahyang bagian
ujungnya diberi arit untuk memudahkan memangkas tanaman.Gelondong yang
jatuh ke tanh harus segera diambil agar tidak terserangrayap dan menjadi
lembab. Panen dilakukan setahun sekali denganpemetikan yang berkala
Buah-buahan kapuk yang telah dipanen masih harus diproses lebih
lanjutunutk dapat digunakan oleh konsumen. Kegiatan penanganan pasca panen
kapuk yang harus dilakukan adalah :
1. Pemisahan gelondong
Pemanenan buah kapuk secara tidak sengaja sering pula terpetik buah kapuk
yang kulitnya masih hijau dan belum cukup masak atau buah kapukyang
kulitnya masih hijau tetapi sudah cukup masak. Disamping itumungkin
juga terdapat buah-buah kapuk yang terserang oleh hama. Olehsebab itu,
gelondong buah-buah kapuk yang dipetik harus dipisah-pisahkan agar
memudahkan pengklasifikasian kelas mutu serat kapuk. Pemisahangelondong
buah kapuk dibagi menjadi empat kelompok sebagai berikut :
a. Kelompok I : gelondong buah kapuk yang sudah tua, utuh dan
tidakterserang hama/penyakit dan kering.
b. Kelompok II : gelondong buah kapuk yang sudah tua tetapi tidak
utuhkarena cacat oleh hama seperti berlubang dan kering.
c. Kelompok III : gelondong buah kapuk yang kulitnya masih hijau
tetapibuah sudah cukup masak, utuh dan tidak cacat.
d. Kelompok IV : gelondong buah kapuk yang masih hijau, belum masakdan
buah masih muda. Buah kapuk kelompok IV ini sebaiknya dibuang.
2. Penjemuran gelondong
Buah-buah kapuk yang telah dikelompokan dalam kelas mutu dijemur di
bawah sinar matahari. Penjemuran harus dilakukan di tempat terbuka sepanjang
hari selama 3 hari pada keadaan cuaca yang cerah. Gelondong buah kapuk yang
dijemur harus dihindarkan dari hujan. Penjemuran gelondong ini bertujuan
untuk mengeringkan kulit buah kapuk agar mudah dikelupas sehingga kulit kapuk
gelondong buah kapuk dilakukan dengan cara di lantai bersemen. Penjemuran
gelondong buah kapuk tidak boleh dihamparkan diatas tanah karena dapat
menurunkan kualitas kapuk. Selama gelondong buah kapuk tersebut dijemur
harus dilakukan pembalikan seperlunya agarkulitnya kering secara merata.
3. Pemecahan gelondong
Buah-buah kapuk yang telah kering harus segera dikelupas kulitnya dan
dipisahkan dari serat kapuk serta hatinya. Cara melakukan pemecahan
gelondong atau buah kapuk sangat sederhana. Para petani umumnya
memecah gelondong buah kapuk secara manual. Caranya, buah kapuk yang telah
kering dipecah dari bagian ujungnya lalu direntangkan hingga buah menjadi
pecah. Kemudian serat kapuk dipisahkan dari hati kapuk sehingga diperoleh
kapuk odolan. Kapuk odolan ini masih terdapat biji kapuk. Pemecahan
gelondong harus dilakukan di dalam ruangan agar kapuk odolan yang telah
diperoleh tidak beterbangan diterpa angin.
4. Pemisahan Serat Kapuk Dari Bijinya
Pemisahan serat kapuk dari bijinya dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
a. Kapuk odolan dijemur di lantai bersemen dengan ketebalan sekitar 10cm.
Di atas lantai semen dipasang dipasang kelambu atau jaring yang diikatkan
pada kerangka bambu dengan ketinggian 60-75 cm sehingga terdapat
ruangan di bawahnya untuk mencegah kapuk beterbangan.
b. Setelah dijemur selama 1 jam, kapuk odolan bagian atas akan
mengembang. Kapuk odolan yang sudah mengembang tersebut
disabet-sabet dengan tongkat yang bercabang hingga biji kapuk terpisah dari serat
kapuk. Di pabrik, pemisahan serat kapuk dari bijinya biasanya dilakukan
c. Serat kapuk yang telah dipisah dari biji-bijinya dikumpulkan dan
dijemurlagi selama 1 hari hingga benar-benar kering. Serat kapuk yangtelah
bersih dan kering tersebut siap untuk dikemas berdasarkan
klasifikasinya.
5. Klasifikasi Serat kapuk
Menurut Lembaga Penelitian Tanaman Industri (LPTI) Bogor dan
Lembaga Kapuk yang dikutip oleh Setiadi, klasifikasi kapuk dibagi menjadi 7
kelas mutu kapuk seperti tabel berikut :
Karakteristik
Putih Cukupputih Cukupputih Kurangputih
Putih
serat Utuh Cukuputuh Kurangutuh Kurangutuh Kurangutuh Kurangutuh Kurangutuh
III. Kadar
VII. Lapisan Rapi Rapi Rapi Rapi Kurangrapi Kurangrapi Kurangrapi
VIII. Kadar air
Fungsi pengemasan adalah untuk mengemas serat kapuk ke dalam suatu wadah
sedemikian rupa sehingga dapat memudahkan pengangkutan. Serat kapuk yang
telah bersih dari biji-biji kapuk dipres. Selanjutnya serat kapuk dibungkus atau
dikemas atau dibal dalam suatu wadah seberat 40-60 kg. Wadah yang biasa
Kemasan juga dapat dilakukan dalam ukuran kecil tergantung pada keperluan
pemasaran. Kemasan dapt berukuran 5 kg, 10 kg, 15 kg dan lain-lain.
7. Pemasaran
Pemasaran hasil merupakan tahap akhir dalam usaha tani yang bertujuan untuk
mendapatkan uang. Kegiatan pemasaran dimulai dari titik produsen ke konsumen.
Pemasaran suatu produk dapat dilakukan melalui beberapa lembaga pemasaran
yang berperan menjualkan barang kepada konsumen. Lembaga-lembaga
pemasaran tersebut sangat berpengaruh terhadap arus distribusi barang dan tingkat
harga yang diterima oleh petani ataupun tingkat harga yang harus dibayar oleh
konsumen.
Pemasaran akan efisien apabila didalam memasarkan suatu barang hingga
sampai ke konsumen hanya sedikit melibatkan lembaga pemasaran. Dengan
melibatkan sedikit lembaga pemasaran dalam memasarkan barang, maka harga
penawaran yang bisa diperoleh petani akan lebih tinggi dan harga penawaran yang
ditawarkan ke konsumen bisa lebih rendah atau pada tingkat harga yang layak.
Dengan demikian pemasaran yang hanya sedikit melibatkan lembaga pemasaran
dapat menguntungkan kedua belah pihak (petani dan konsumen). Bagi petani,
pendapatan usaha tani yang diperoleh tinggi dan bagi konsumen harga yang harus
dibayar tidak mahal. Dalam perdagangan kapuk, lembaga pemasaran yang terlibat
memasarkan kapuk adalah tengkulak, pedagang pengumpul, pedagang besar,
pedagang pengecer (pasar dan toko) dan industri (industri mobil, otomotif dan