• Tidak ada hasil yang ditemukan

Higiene Sanitasi Depot dan Analisis Cemaran Mikroba coliform Dan E.coli pada Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Simpang Kanan Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Higiene Sanitasi Depot dan Analisis Cemaran Mikroba coliform Dan E.coli pada Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Simpang Kanan Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2015"

Copied!
175
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1

KUISIONER PENELITIAN PERILAKU (PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN ) PEMILIK DEPOT AIR MINUM ISI ULANG

DI KECAMATAN SIMPANG KANAN KABUPATEN ACEH SINGKIL TAHUN 2015

a. Upaya untuk mengendalikan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum

b. Upaya untuk menjaga kebersihan depot air minum c. Upaya pencegah penyakit

2. Menurut Anda, bagaimana syarat lokasi depot air minum? (Jawaban dapat lebih dari 1)

1. Bebas dari pencemaran debu disekitar depot 2. Jauh dari tempat pembuangan kotoran

3. Jauh dari tempat berkembangbiaknya serangga

(2)

1. Pengangkutan air baku paling lama 12 jam sampai ke depot air minum 2. Menggunakan alat transportasi khusus

3. Pegangkutan air baku memiliki surat jaminan pasokan air baku 4. Dilakukan desinfeksi selama diperjalanan

4. Menurut Anda, bagaimana syarat kendaraan tangki pengangkutan air baku? (Jawaban dapat lebih dari 1)

1. Kendaaraan tangki terbuat dari bahan yang tidak berbahaya bagi kesehatan 2. Khusus digunakan untuk air minum

3. Mudah dibersihkan serta di desinfeksi bagian luar dan dalam minumal 3 bulan sekali

4. Selang dan pompa yang dipakai untuk bongkar muat air baku harus diberi penutup

5. Menurut Anda, bagaimana bagaimana syarat wadah/botol yang digunakan untuk air minum? (Jawaban dapat lebih dari 1)

1. Wadah terbuat dari bahan yang tidak bereaksi dengan bahan pencuci dan desinfektan

2. Wadah yang diisi air minum harus dalam keadaan bersih

3. Wadah yang akan diisi harus disanitasi dengan menggunakan ozon 4. Wadah masih dalam batas pakai

6. Bagaimana syarat mikro filter yang harus dimiliki depot air minum? (Jawaban dapat lebih dari 1)

1. Terdapat lebih dari satu mikro filter (minimal 4) 2. Ukuran berjenjang dari besar ke kecil

3. Masih dalam masa pakai 4. Dapat berfungsi dengan baik

7. Menurut anda, Bagaimana syarat-syarat karyawan/penjamah depot air minum? (Jawaban dapat lebih dari 1)

(3)

3. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (minimal 1 kali setahun) 4. Memiliki sertifikat telah mengikuti kursus higiene sanitasi depot

air minum

8. Bagaimana menjaga kualitas air baku pada depot air minum? (Jawaban dapat lebih dari 1)

1. Melakukan pemeriksaan air baku setiap 3 bulan sekali

2. Tempat penyimpanan air baku tidak boleh terkena sinar matahari langsung 3. Penyimpanan air baku kurang dari tiga hari

4. Pengangkutan air baku paling lama 12 jam sampai ke depot air minum 9. Menurut Anda, mengapa depot air minum harus melakukan pemeriksaan air

minum setiap 6 bulan sekali?

a. Untuk mengetahui apakah air minum tersebut sudah memenuhi syarat kesehatan atau tidak

b. Untuk memenuhi peraturan yang berlaku c. Untuk mendapatkan ijin usaha

10. Menurut Anda, siapakah yang bertugas melakukan pengawasan kualitas depot air minum?

a. Dinas Kesehatan Kab/Kota

b. Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) c. Puskesmas

Sikap Responden

No Pertanyaan Sikap Responden Setuju Tidak

Setuju 1

Higiene sanitasi adalah upaya untuk mengendalikan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum

2

Lokasi Depot air minum jauh dari tempat pembuangan sampah dan debu

3

Pengangkutan air baku paling lama 12 jam sampai ke depot air minum

4

(4)

6 pakaian kerja yang bersih dan rapi

Depot air minum isi ulang harus memeriksakan air minum sekurang-kurangnya enam bulan sekali 10

Perlu dilakukan Pembinaan dan pengawasan oleh Dinas Kesehatan sehingga menjamin mutu air yang dijual

Tindakan Responden

No Pertanyaan Tindakan Responden Ya Tidak

1

Tempat penyimpanan air baku terlindung dari sinar matahari secara langsung

Melakukan pemeriksaan kesehatan pekerja secara berkala minimal 1(satu) tahun

8

ekerja Memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus higiene sanitasi depot air minum

9

Pegangkutan air baku memiliki surat jaminan pasokan air baku

10

(5)

Lampiran 2

FORMULIR INSPEKSI SANITASI DEPOT AIR MINUM (DAM) BERDASARKAN PERMENKES R.I NO.43 TAHUN 2014

1. Nama DAM :………

2. Nama Pemilik/Penanggung jawab :………...

3. Alamat DAM :………....

4.Tanggal/Bulan/Tahun mulai beroperasi : ………... 5. Lokasi/tempat sumber air baku :………... 6. Jarak dari sumber air baku :………..Km

7. Luas bangunan :………..m²

Objek Tanda () Nilai URAIAN

I. Tempat

1 2 Lokasi bebas dari pencemaran dan penularan penyakit

2 2 Bangunan kuat, aman, mudah dibersihkan dan mudah

pemeliharaannya

3 2 Lantai kedap air, permukaan rata, halus, tidak licin, tidak retak, tidak menyerap debu, dan mudah dibersihkan, serta kemiringan cukup landai

4 2 Dinding kedap air, permukaan rata, halus, tidak licin, tidak retak, tidak menyerap debu, dan mudah dibersihkan, serta warna yang terang dan cerah

5 2 Atap dan langit-langit harus kuat, anti tikus, mudah dibersihkan, tidak menyerap debu, permukaan rata, dan berwarna terang, serta mempunyai ketinggian cukup

6 2 Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan, penyimpanan, pembagian/penyediaan, dan ruang tunggu pengunjung/konsumen

7 2 Pencahayaan cukup terang untuk bekerja, tidak

menyilaukan dan tersebar secara merata

8 2 Ventilasi menjamin peredaraan/pertukaran udara

dengan baik

Objek Tanda() Nilai URAIAN

9 2 Kelembaban udara dapat memberikan mendukung

kenyamanan dalam melakukan pekerjaan/aktivitas

(6)

13 2 Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air

17 2 Tandon air baku harus tertutup dan terlindung

18 2 Wadah/botol galon sebelum pengisian dilakukan

pembersihan

19 2 Wadah/galon yang telah diisi air minum harus

langsung diberikan kepada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam

20 3 Melakukan sistem pencucian terbalik (back

washing)secara berkala mengganti tabung macro filter 21 3 Terdapat lebih dari satu mikro filter (μ) dengan ukuran

berjenjang

22 5 Terdapat peralatan sterilisasi, berupa ultra violet dan atau ozonisasi dan atau peralatan disinfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar

23 2 Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon) 24 2 Ada fasilitas pengisian botol (galon) dalam ruangan

tertutup

25 2 Tersedia tutup botol baru yang bersih

III. Penjamah

26 3 Sehat dan bebas dari penyakit menular

27 3 Tidak menjadi pembawa kuman penyakit

28 2 Berperilaku higiene dan sanitasi setiap melayani konsumen

29 2 Selalui mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setiap melayani konsumen

30 2 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan rapi

31 3 Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala

minimal 1 (satu) kali dalam setahun

32 3 Operator / Penanggung jawab/ pemilik memiliki

sertifikat telah mengikuti kursus higiene sanitasi depot air minum

IV. Air Baku dan Air Minum

33 5 Bahan baku memenuhi persyaratan fisik, mikrobiologi

dan kimia standar

(7)

Petunjuk Pengisian :

I. CARA PENGISIAN : Obyek yang memenuhi syarat diberikan tanda () pada kolom ”Tanda” yang tersedia.

Untuk obyek yang tidak memenuhi persyaratan, kolom tersebut dikosongkan.

II. CARA PENILAIAN : Penilaian adalah merupakan jumlah obyek yang memenuhi syarat yaitu dengan cara menjumlahkan nilai yang bertanda ()

1. Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih, maka dinyatakan memenuhi persyaratan kelaikan fisik.

2. Jika nilai pemeriksaan di bawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi persyaratan kelaikan fisik, dan kepada pengusaha diminta segera memperbaiki obyek yang bermasalah.

3. Jika nilai telah mencapai 70 atau lebih, tetapi pada objek nomor 38 tidak memenuhi syarat, berarti DAM yang bersangkutan tidak memenuhi syarat kesehatan.

air baku

35 3 Kendaraan tangki air terbuat dari bahan yang tidak dapat melepaskan zat-zat beracun ke dalam air/harus tara pangan

36 2 Ada bukti tertulis/sertifikat sumber air

37 3 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam sampai ke

depot air minum dan selama perjalanan dilakukan desinfeksi

38 10 Kualitas Air minum yang dihasilkan memenuhi

persyaratan fisik, mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai standar baku mutu atau persyaratan kualitas air minum

(8)

1. Lokasi berada di daerah yang bebas pencemaran lingkungan misalnya dekat dengan tempat pembuangan sampah sementara.

2. Bangunan terbuat dari bahan yang kuat, aman, mudah dibersihkan dan mudah pemeliharaannya seperti terbuat dari batu bata/batako yang diplester.

3. Lantai kedap air, permukaan rata, halus, tidak licin, tidak retak, tidak menyerap debu, dan mudah dibersihkan, serta kemiringan cukup landai untuk memudahkan pembersihan dan tidak terjadi genangan air.

4. Dinding kedap air, permukaan rata, halus, tidak licin, tidak retak, tidak menyerap debu, dan mudah dibersihkan, serta warna yang terang dan cerah agar tidak menjadi sumber kontaminasi.

5. Atap dan langit-langit harus kuat, anti tikus, mudah dibersihkan, tidak menyerap debu, permukaan rata, dan berwarna terang, serta mempunyai ketinggian yang cukup memungkinkan adanya pertukaran udara yang cukup dan lebih tinggi dari ukuran tandon air.

6. Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan, penyimpanan, pembagian/ penyediaan, dan ruang tunggu pengunjung atau konsumen agar ruangan depot tertata rapih dan terhindar dari penempatan barang yang tidak diperlukan.

7. Pengukuran cahaya dilakukan dengan menggunakan lightmeter dengan cara sebagai berikut :

(9)

b. Waktu pengukuran dilakukan siang hari

c. Cara pengukuran dilakukan sesuai instruksi/petunjuk penggunaan sebelum alat dioperasikan

d. Pengoperasian alat :

(1) Letakan alat ada tempat kegiatan pengelolaan DAM dilaksanakan (2) Pengukuran dilakukan sampai menunjukkan angka yang stabil e. Pembacaan hasil pengukuran dilakukan secara langsung, bila

satuan alat dalam food candle, maka perlu dikonversi pada lux dimana 1 lux = 10 FC.

8. Ventilasi harus dapat memberikan ruang pertukaran udara dengan baik sehingga suhu dalam ruang sama dengan suhu diluar ruang

9. Pengukuran kelembaban dilakukan dengan hygrometer dengan cara sebagai berikut :

a. Jumlah titik pengukuran minimal10% dari luas ruangan b. Waktu pengukuran dilakukan pada siang hari

c. Cara pengukuran dilakukan sesuai instruksi/petunjuk penggunaan sebelum alat dioperasikan

d. Pengoperasian alat :

(1) Letakkan alat pada dinding ruang atau dapat menggunakan tripot (2) Pengukuran dilakukan sampai menunjukkan angka yang stabil e. Pembacaan hasil pengukuran dilakukan secara langsung

(10)

11.Saluran pembuangan air limbah yang alirannya lancar/tidak tersumbat dan tertutup dengan baik

12.Tempat sampah dilengkapi tutup agar tidak menjadi sumber pencemar 13.Tempat cuci tangan dilengkapi air mengalir dan sabun dengan jumlah

yang mencukupi

14.Depot air minum harus bebas dari tikus, lalat dan kecoa, karena dapat mengotori dan merusak peralatan

15.Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan tara pangan antara lain pipa pengisian air baku, tandon air baku, pompa penghisap dan penyedot, filter, mikrofilter, kran pengisian air minum, kran pencucian/pembilasan galon, kran penghubung, dan peralatan desinfeksi, seperti Tandon air sebaiknya terbuat dari bahan tara pangan (food grade), seperti stainless steel atau poly-vinyl-carbonate dan dilakukan pembersihan dalam tendon secara

berkala dan tidak mengandung unsur logam berbahaya antara lain timah hitam (Pb), tembaga (Cu), seng (Zn), dan kadmium (Cd)

16.Masa pakai adalah umur (life time) dari mikro filter, masa pakai ini biasanya sudah ditentukan oleh produsen (pabrik yang membuat) mikro filter

(11)

18.Wadah/botol galon sebelum dilakukan pengisian harus dibersihkan dengan cara dibilas terlebih dahulu dengan air produksi minimal selama 10 (sepuluh) detik dan setelah pengisian diberi tutup yang bersih

19.Wadah/galon yang telah diisi air minum harus langsung diberikan kepada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam untuk menghindari kemungkinan tercemar

20.Sistem pencucian terbalik (back washing) adalah cara pembersihan tabung filter dengan cara mengalirkan air tekanan tinggi secara terbalik sehingga kotoran atau residu yang selama ini tersaring dapat terbuang keluar. Untuk DAM yang tidak menggunakan sistem back washing maka harus memiliki jadual penggantian tabung mikro filter secara rutin

21.Mikro filter terdapat lebih dari satu buah dengan ukuran berjenjang dari besar ke kecil. Contoh 10 μ, 5 μ, 1μ, 0,4 μ (μ = mikron) agar penyaringan

kotoran/bakteri dalam air baku dapat berjalan dengan baik.

22.Peralatan sterilisasi/disinfeksi harus ada pada sebuah depot air minum, dapat berupa Ultra Violet atau Ozonisasi atau peralatan disinfeksi lainnya atau bisa lebih dari satu alat sterilisasi/desinfeksi yang berfungsi dan digunakan secara benar, contohnya jika kemampuan peralatan tersebut 8 GPM (gallon per minute) berarti kran pengisian depot digunakan untuk mengisi maksimal 1,5 botol galon per menit nya.

(12)

dalam batas aman, dan lain lain. Umur botol/galon dapat dibaca pada bagian bawah, yang menunjukkan bulan dan tahun pembuatan. Apabila lebih dari 5 tahun, maka dapat disarankan untuk mengganti botol/galon tersebut dengan yang baru. Penjamah juga wajib memeriksa botol/galon terhadap bau apapun, apabila didapati bahwa botol/galon berbau, maka segera disarankan ke pelanggan untuk menggati dengan yang tidak berbau dan apabila ditemukan indikasi adanya kotoran, maka botol/galon dapat disikat terlebih dahulu dengan mesin sikat yang dilengkapi dengan pembilasan menggunakan air produk. Penggunaan mesin sikat ini harus berhati-hati dan hanya sekitar 30detik. Hal ini untuk menghindari tergoresnya bagian dalam botol/galon Fasilitas pembilasan Botol (galon) adalah sarana pembilasan botol untuk membilas bagian dalam botol. Air yang digunakan untuk membilas adalah air minum (air produk depot) dengan penyemprotan air produk selama 10 detik

24.Fasilitas pengisian adalah sarana pengisian produk air minum ke dalam botol (galon) yang terdapat dalam ruangan tertutup.

(13)

26.Penjamah DAM sehat dan bebas dari penyakit menular seperti penyakit bawaan air seperti diare dan lain-lain.

27.Penjamah DAM tidak menjadi pembawa kuman penyakit yaitu carrier terhadap penyakit air seperti hepatitis dan dibuktikan dengan pemeriksaan rectal swab.

28.Penjamah DAM bersikap higiene santasi dalam melayani konsumen seperti tidak merokok dan menggaruk bagian tubuh.

29.Selalui mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setiap melayani konsumen untuk mencegah pencemaran

30.Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan rapi untuk mencegah pencemaran dan estetika

31.Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala minimal 2 (dua) kali dalam setahun sebagai screening dari penyakit bawaan air

32.Operator/penanggung jawab/pemilik harus memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus higiene sanitasi depot air minum sebagai syarat permohonan pengajuan sertifikat laik sehat DAM. Surat keterangan telah mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum bisa didapat dari penyelenggara atau instansi yang melaksanakan kursus hygiene sanitasi depot air minum, seperti Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Propinsi, Kab /Kota atau asosiasi depot air minum.

(14)

34.Izin pengangkutan air mobil tanki dikeluarkan oleh instansi terkait, misalnya Dinas Pertambangan atau dinas lainnya/jaminan pasok air baku. Perusahaan pengangkutan air harus memberikan hasil uji lab air baku ke pada DAM setiap 3 bulan sekali.

35.Kendaraan tangki air terbuat dari bahan yang tidak dapat melepaskan zat-zat beracun ke dalam air/harus tara pangan untuk mencegah pencemaran air oleh bahan kimia seperti Zn (seng), Pb (timbal), Cu (tembaga) atau zat lainnya yang dapat membahayakan kesehatan.

36.Bukti tertulis bisa berupa nota pembelian air baku dari perusahaan pengangkutan air/sertifikat sumber air

37.Pengangkutan yang melebihi waktu 12 jam memungkinkan berkembangnya mikoorganisma yang membahayakan kesehatan, apabila diperiksa air dalam tangki harus mengandung sisa klor sesuai peraturan perundang-undangan

38.Kualitas air minum yang dihasilkan harus sesuai dengan standar baku mutu atau persyaratan kualitas air minum sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.

Lampiran 4

(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)

I. Karakteristik Responden

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid Laki-laki 2 28,6 28,6 28,6

Perempuan 5 71,4 71,4 100,0

Total 7 100,0 100,0

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Umur Frequency Percent Valid Percent

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha Lama Usaha Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid =<5 tahun 6 85,7 85,7 85,7

> 5 tahun 1 14,3 14,3 100,0

(25)

II. Pertanyaan Pengetahuan Responden

1. Menurut Anda, apakah yang dimaksud dengan higiene sanitasi depot air minum?

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid b 4 57,1 57,1 57,1

a 3 42,9 42,9 100,0

Total 7 100,0 100,0

2.1 Lokasi Bebas dari pencemaran debu disekitar depot Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid 0 1 14,3 14,3 14,3

1 6 85,7 85,7 100,0

Total 7 100,0 100,0

2.2 Lokasi Jauh dari tempat pembuangan kotoran Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid 0 3 42,9 42,9 42,9

1 4 57,1 57,1 100,0

Total 7 100,0 100,0

2.3 Lokasi Jauh dari tempat berkembang biaknya serangga Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid 0 6 85,7 85,7 85,7

1 1 14,3 14,3 100,0

Total 7 100,0 100,0

2.4 Lokasi jauh dari tempat yang kurang baik sistem saluran pembuangan air limbah

(26)

Percent Percent

Valid 1 7 100,0 100,0 100,0

3.2 Pengangkutan Menggunakan alat transportasi khusus Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid 0 7 100,0 100,0 100,0

3.3 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan pasokan air baku Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid 0 7 100,0 100,0 100,0

3.4 Dilakukan desinfeksi selama perjalanan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 7 100,0 100,0 100,0

4.1 Tangki kendaraan terbuat dari bahan yang tidak berbahaya bagi kesehatan

Frequency Percent Valid Percent

4.2 Khusus digunakan untuk air minum

Frequency Percent Valid Percent

4.3 Mudah dibersihkan serta di densifeksi bagian luar dan dalam minimal 3 bulan sekali

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

(27)

4.4 Selang dan pompa yang dipakai ubtuk bongkar muat air bak harus diberi penutup

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 7 100,0 100,0 100,0

5.1 Wadah terbuat dari bahan yang tidak bereaksi dengan bahan pencuci dan desinfektan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 6 85,7 85,7 85,7

1 1 14,3 14,3 100,0

Total 7 100,0 100,0

5.2 Wadah yang diisi air minum harus dalam keadaan bersih

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 7 100,0 100,0 100,0

5.3 Wadah yang diisi harus disanitasi dengan ozon

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 7 100,0 100,0 100,0

5.4 Wadah masih dalam masa pakai

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 7 100,0 100,0 100,0

6.1 Terdapat lebih dari satu mikro filter (minimal 4)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 7 100,0 100,0 100,0

6.2 Mikro filter mempunyai ukuran berjenjang dari besar ke kecil Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid

0 3 42,9 42,9 42,9

1 4 57,1 57,1 100,0

Total 7 100,0 100,0

6.3 Mikro filter masih dalam masa pakai

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

(28)

Percent

Valid 0 7 100,0 100,0 100,0

7.1 Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid

0 4 57,1 57,1 57,1

1 3 42,9 42,9 100,0

Total 7 100,0 100,0

7.2 Memakai pakaian kerja/seragam yang bersih dan rapi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 7 100,0 100,0 100,0

7.3 Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala(minumal 1 kali setahun)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 7 100,0 100,0 100,0

7.4 Memiliki sertifikat telah mengikuti kursus higinene sanitasi depot air minum

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 7 100,0 100,0 100,0

8.1 Melakukan pemeriksaan air baku setiap 3 bulang sekali

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid

0 6 85,7 85,7 85,7

1 1 14,3 14,3 100,0

Total 7 100,0 100,0

8.2 Tempat penyimpanan air baku tidak boleh terkena sinar matahari langsung

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 7 100,0 100,0 100,0

8.3 Penyimpanan air baku kurang dari tiga hari

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

(29)

8.4 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam sampai ke depot air minum Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid 0 7 100,0 100,0 100,0

9. Mengapa depot air minum harus melakukan pemeriksaan air minum setiap 6 bulan?

Frequenc y

Perce nt

Valid Percent Cumulative Percent

Vali

d a 7 100,0 100,0 100,0

10. Siapakah yang bertugas melakukan pengawasan kualitas depot air minum?

Frequency Perce nt

Valid Percent Cumulative Percent

Valid a 7 100,0 100,0 100,0

TOTAL SKOR PENGETAHUAN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

1. Higiene sanitasi adalah upaya untuk mengendalikan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

2. Lokasi Depot air minum jauh dari tempat pembuangan sampah dan debu Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Setuju 6 85,7 85,7 85,7

Tidak Setuju

1 14,3 14,3 100,0

(30)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

4. Penjamah miliki sertifikat telah mengikuti kursus higiene sanitasi depot air minum

Frequency Percent Valid Percent

5. Mikro filter terdapat lebih dari satu buah dengan ukuran berjenjangbesar ke kecil

Frequency Percent Valid Percent

6. Pekerja Depot air minum harus menggunakan pakaian kerja yang bersih dan rapi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Setuju 7 100,0 100,0 100,0

7. Setiap wadah yang diisi air minum harus dalam keadaan bersih Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid Setuju 7 100,0 100,0 100,0

8. Kendaaraan tangki terbuat dari bahan yang tidak berbahaya bagi kesehatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

(31)

Tidak

Setuju 4 57,1 57,1 100,0

Total 7 100,0 100,0

9. Depot air minum isi ulang harus memeriksakan air minum sekurang-kurangnya enam bulan sekali

Frequency Percent Valid Percent

10. Perlu dilakukan Pembinaan dan pengawasan oleh Dinas Kesehatan sehingga menjamin mutu air yang dijual

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Setuju 7 100,0 100,0 100,0

TOTAL SKOR SIKAP RESPONDEN Frequency Percent Valid

Percent

1. Menjaga kondisi depot air minum selalu dalam keadaan bersih Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid Ya 7 100,0 100,0 100,0

2. 2. Melakukan Pemeriksaan air baku setiap 3 bulan sekali

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

(32)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Ya 7 100,0 100,0 100,0

4. Wadah yang diisi air minum harus dalam keadaan bersih Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid Ya 7 100,0 100,0 100,0

5. Memiliki lebih dari satu mikro filter dengan ukuran yang berjenjang Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid Ya 7 100,0 100,0 100,0

6. Pekerja harus memakai pakaian kerja yang bersih dan rapi Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid Ya 7 100,0 100,0 100,0

7. Melakukan pemeriksaan kesehatan pekerja secara berkala minimal 1(satu) tahun

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 7 100,0 100,0 100,0

8. Pekerja Memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus higiene sanitasi depot air minum

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak 7 100,0 100,0 100,0

9. Pegangkutan air baku memiliki surat jaminan pasokan air baku Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

(33)

10.Depot air minum isi ulang harus memeriksakan air minum sekurang-kurangnya enam bulan sekali

Frequency Percen t

Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak 7 100,0 100,0 100,0

TOTAL SKOR TINDAKAN RESPONDEN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)

Lampiran 8

DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar Lampiran 1. Salah Satu Depot di Kecamatan Simpang Kanan

G

(44)

Gambar Lampiran 3. Tabung Filter pada Depot Air Minum

(45)

Gambar Lampiran 5. Alat Pencuci Botol/ Galon Pada Depot Air Minum

(46)

Gambar Lampiran 7. Alat Sterilisasi atau Desinfeksi (Ultra Violet)

(47)

Gambar Lampiran 9. Penutup Botol Pada Depot Air Minum

(48)

Gambar Lampiran 11. Contoh Hasil Uji Laboratorium Parameter Mikrobilogi

(49)

Gambar Lampiran 13. Cool box untuk pengambilan sampel dari depot air minum

(50)

Gambar Lampiran 15. Alat untuk mengukur kelembaban (hygrometer)

(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)

Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Pada Tingkat Produsen di Kota Semarang. Pasca Sarjana Universitas Diponegoro, Semarang.

Athena, Sukar., Hendro, MD., Anwar M., Haryono. 2004. Kandungan Bakteri Total Coli Dan Escherichia Coli/Fecal Coli Air Minum Dari Depot Air Minum Isi Ulang Di Jakarta, Tangerang, Dan Bekasi. Buletin Penelitian Kesehatan, Vol.32, No.4.

Afif, Fathoni, Erly, Endrinaldi, 2015. Identifikasi Bakteri Escherichia Coli pada Air Minum Isi Ulang yang Diproduksi Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Padang Selatan. Jurnal Kesehatan Andalas. Vol.4 No.2

Achmadi U. F. 2001. Peranan Air dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat disampaikan dalam peringatan hari air sedunia. Departemen Kimpraswil. Pp 2-3, Jakarta.

Artianto I. 2009. Uji Air Limbah dan Pembuatan Media Identifikasi Bakteri MPN Coliform. Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarkat, Sukarta. BPOM RI. 2003. Keterangan Pers Badan POM RI No. KH. 00. 01. 4. 23.

Tentang Hasil Pengujian Laboratorium Atas Kualitas Air Pada Depot Air Minum Isi Ulang. http://www.pom go.id/public pers_release/default.asp

Chandra, B. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan.Jakarta, EGC.

Depkes RI. 2010. Permenkes RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010. Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Depkes RI, Jakarta.

---, 2014. Permenkes Ri No.43. Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum. Depkes RI, Jakarta.

---,2002. Kepmenkes RI No. 907/Menkes/SK/VII/2002. Tentang Syarat – Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum. Depkes RI, Jakarta.

---,2006. Kemenkes RI. Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygiene Sanitasi Depot Air Minum, Dirjen Penyehatan Lingkungan, Jakarta.

(59)

Edberg, Mark. 2009. Buku Ajar Kesehatan Masyarakat Teori Sosial dan Perilaku. Jakarta, EGC

Entjang, Indan. 2003.Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Perawat dan Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat.Bandung. PT.Citra Aditia Bakti

Fardiaz S. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. IPB, PAU

Fathonah, S, 2005. Higiene dan Sanitasi Makanan. Unnes Press, Semarang. Farida N. 2009. Uji MPN coliform dan fecal coli dalam sampel air limbah, air

bersih dan air minum. Yogyakarta, SMTI

Hawley, Louise B. 2003. Mikrobiologi dan Penyakit Infeksi. Jakarta, Hipokrates.hal.72-73 2007. Mikrobiologi Kedokteran (Medical Microbiology) Edisi 23. Jakarta, EGC .hal.151-155.

J.M, Gibson.1996. Mikrobiologi dan Patologi Modern untuk Perawat (Modern Microbiology and Pathology for Nurse).Jakarta, EGC.hal.23-24.

Keputusan Menteri Perindustrian Dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor.. 651/MPP/Kep/10/2004 Tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum Dan Perdagangannya.

Maulana, Heri D.J. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta, EGC

Mulia, Ricki. 2005. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta, Graha Ilmu.

Mubarak, I.Wahid, Chayati, Nurul. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat Teori dan Aplikasi. Salemba Medika, Jakarta

Moeller, DW. 2005. Enviromental Health. Inggris: Harvard University Press. Notoatmodjo,S. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta, Rineka

(60)

Purwana, Rachmadi. 2013. Manajemen Kedaruratan Kesehatan Lingkungan Dalam Kejadian Bencana.Jakarta, PT.Grafindo Persada

Purnawijayanti, H. 2001. Sanitasi, Higiene dan Keselamatan Kerja dalam Pengolahan Makanan. Kanisius, Yogyakarta.

Purba, I.O. 2011. Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygiene Sanitasi Depot di kecamatan Medan Johor, Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan Prihatini, Rohmania. 2012. Kualitas Air Minum Isi Ulang pada Depot Air Minum Diwilayah Kabupaten Bogor Tahun 2008-2011, Skripsi, Universitas Indonesia

Pelczar, Michael, J., E.C.S Chan. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta, UI Press.

Pracoyo, Noer Enda., et a.l. 2004. Penelitian Bakteriologik Air Minum Isi Ulang di Daerah Jabodetabek. Depkes

Simbolon VA. 2012. Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Depot dan pemeriksan Kandungan Bakteri E. coli Pada Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Tanjung Pinang Barat. Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan

Sumantri, Arif. 2010. Kesehatan Lingkungan dan Perspektif Islam. Kencana, Jakarta.

Suriawiria U. 1996. Pengantar Mikrobiologi Umum. Bandung, Angkasa

Sembiring, F.Y. 2008. Manajemen Pengawasan Sanitasi Lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Kota Batam. Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan.

Soedarto. 2013. Lingkungan dan Kesehatan. Penerbit Seto Agung, Jakarta. Widiyanti, N. L. P. M. dan Ni P. R. 2004. Analisis Kualitatif Bakteri Koliform

Pada Depo Air Minim Isi Ulang di Kota Singaraja Bali. Jurnal Ekologi Kesehatan. Vol.3, No. 4

(61)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah survei yang bersifat deskriptif yaitu dengan melihat gambaran pelaksanaan higiene sanitasi depot dan analisis laboratorium untuk mengetahui kandungan total bakteri coliform dan E.coli yang terdapat dalam air minum isi ulang di Kecamatan Simpang Kanan Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2015.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan pada seluruh depot air minum yang ada di Kecamatan Simpang Kabupaten Aceh Singkil yaitu sebanyak 7 depot air minum. Pengujian sampel dilakukan di Laboratorium BTKL PP Medan.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-November 2015. 3.3 Subyek dan Sampel Penelitian

3.3.1 Subyek Penelitian ini

Subyek Penelitian adalah seluruh usaha depot air minum yaitu sebanyak 7 usaha depot air minum yang terdapat di Kecamatan Simpang Kanan Kabupaten Aceh Singkil.

3.3.2 Sampel Penelitian

(62)

3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer

Data primer diperoleh dengan observasi langsung pada lokasi dengan menggunakan lembar observasi dan mengadakan wawancara langsung kepada 7 pengelola depot air minum serta data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan laboratorium mengenai ada tidaknya total bakteri coliform dan E.coli dalam air minum isi ulang.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen- dokumen tentang depot air minum di Kecamatan Simpang Kanan yang ada pada Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Singkil.

3.5 Defenisi Operasional

1. Higiene sanitasi depot air minum adalah upaya yang dilakukan untuk mengendalikan faktor resiko terjadinya kontaminasi pada depot air minum yang berasal dari tempat, peralatan dan penjamah yang dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan.

2. Tempat adalah gambaran kondisi depot air minum yang meliputi lokasi, bangunan, lantai dinding, atap, pintu, pencahayaan, ventilasi, dan fasilitas sanitasi dasar yang memenuhi syarat kesehatan.

(63)

pengisian air baku, tandon air baku, pompa penghisap dan penyedot, filter, mikrofilter, wadah/galon, kran pengisi air minumm kran pencucian/ pembilasan wadah/galon kran penghubung, dan peralatan desinfeksi yang harus terbuat dari bahan tara pangan.

4. Penjamah adalah orang yang secara langsung menangani proses pengelolaan air minum pada depot air minum baik itu karyawan ataupun pemilik depot untuk melayani konsumen.

5. Air baku adalah air yang dipakai sebagai bahan produksi pada depot air minum yang harus memenuhi persyaratan sesuai Peraturan Menteri Kesehatan untuk diolah menjadi air minum.

6. Air Minum adalah air yang diambil dari depot air minum setelah melalui proses pengolahan terlebih dahulu, yang harus memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum

7. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui responden tentang pelaksanaan higiene sanitasi depot air minum

8. Sikap adalah pendapat atau pandangan responden tentang pelaksanaan higiene sanitasi depot air minum.

9. Tindakan adalah perbuatan yang dilakukan responden tentang pelaksanaan higiene sanitasi depot air minum.

10. Pemeriksaan Total Bakteri coliform adalah pemeriksaan jumlah total bakteri coliform dalam air minum isi ulang secara laboratorium yang jumlahnya

(64)

0 dalam 100 ml sampel. 3.6. Pelaksanaan Penelitian

3.6.1 Tehnik Pengambilan Sampel Air Minum

1. Persiapkan segala sesuatu untuk pengambilan sampel seperti keperluan alat tulis, catatan pada formulir pemeriksaan tentang lokasi pengambilan sampel, peralatan, botol sampel dan termos es tempat sampel.

2. Sebelum Pengambilan sampel pastikan botol/wadah untuk pengambilan sampel dalam keadaan steril

3. Warna botol gelap agar tidak bereaksi dengan cahaya matahari. Siapkan botol sesuai jumlah sampel yang akan diteliti.

4. Botol disterilisas C selama 15 menit.

5. Cara pengambilan sampel dengan membersihkan ujung kran pengisi air minum dengan kapas alkohol.

6. Kemudian buka kran pengisi air dan botol diisi penuh, jangan ada gelembung pada saat pengambilan sampel.

7. Botol sampel diberi nomor kode dengan menggunakan spidol.

8. Sampel kemudian dimasukkan kedalam termos es yag berisi es kering (dry ice) untuk mempertahankan suhu sampel agar tidak terkontaminasi selama ± 7 jam perjalanan

(65)

3.6.2 Peralatan dan Bahan 1. Alat-Alat yang digunakan :

a. Inkubator

b. Botol sampel 150 ml c. Inokulum equipment d. Pipet ukur 10,0 ml e. Pipet ukur 1,0ml f. Rak Tabung g. Tabung Durham h. Spidol

i. Kapas dan alkohol j. Ice Box (Termos es) k. Dry ice

2. Bahan-Bahan yang digunakan : Pengujian total bakteri coliform a. Lauryl Tryptop Broth (LTB) b. Brilliant Green Lactosa Broth Pengujian E.coli

a. Lauryl Tryptop Broth (LTB) a. Trypton water

(66)

Pemeriksaan Most Probable Number (MPN) dilakukan dengan menggunakan metode tabung seri 5-5-5 terdiri dari : (5 x 10 ml) : (5 x 1 ml) : (5 x 0,1 ml) Pemeriksaan tabung seri 5-5-5 ini terdiri dari :

I. Test Pendahuluan (Presumtive Test) II.Test Penegasan ( Convirmative Test) I. Test Pendahuluan (Presumtive Test)

Media yang digunakan adalah Lauryl Tryptop Broth (LTB). Cara pemeriksaan :

1. Disiapkan 15 tabung media Lauryl Tryptop Broth (LTB) volume 10 ml 2. Tabung kultur disusun pada rak tabung.

3. Dilakukan pengenceran contoh uji dengan cara mengambil 1 ml contoh uji menggunkaan pipet steril masukkan ke dalam tabung yang berisi 9 ml pengencencer steril secara aseptis, dikocok agar contoh uji homogen. Dari perlakuan ini diperoleh pengenceran 10¹.

4. Dari contoh uji dengan pengenceran 10¹ diambil 1 ml kemudian dimasukkan kedalam tabung berisi 9 ml pengencer steril, maka diperoleh pengenceran 10² demikian seterusnya hingga diperoleh tingkat pengenceran yang diinginkan.

(67)

6. Dari setiap seri pengenceran diinokulasi secara aseptis masing-masing 1 ml kedalam 5 tabung LTB single volume 10 ml.

7. Masing-masing tabung kultur dihomogenkan agar contoh uji dan media tercampur rata.

8. Inkubasi dengan inku C ± 0,5 selama 2 x 24 jam. Reaksi dinyatakan positif bila terbentuk asam dan gas dalam tabung fermentasi. Bila tidak ada reaksi asam atau gas, inkubasikan kembali sampai 48 jam ± 3 jam.

9. Bila pada tabung fermentasi tidak membentuk asam dan gas dalam waktu 48 jam ± 3 jam, maka ter perkiraan dinyatakan nrgatif, bila pada tabung fermentasi terbentuk asam dan gas dalam waktu 48 jam ± 3 jam, maka ter perkiraan dinyatakan positif.

10. Kemudian tabung-tabung yang positif dilanjutkan ke tes penegasan. II. Test Penegasan (Convirmative )

Untuk test lanjutan atau test penegasan media yang digunakan adalah Brilliant Green Laktose Bile Broth (BGLB)

1. Setiap tabung yang positif pada tes perkiraan dihomogenkan, kemudian dipindahkan dengan ose/lop ke dalam media Brilliant LaktosaBbile broth (BGLB).

2. Inkubasi pada inkubator suhu 35ºC ± 0,5ºC selama 24 jam ±2 jam.

(68)

terbentuk gas dalam waktu 48 jam ± 3 jam, maka penegasan dinyatakan positif.

5. Hitung MPN total coliform dengan mengunakan tabel MPN dari jumlah tabung BGLB yang positif, dari jumlah tabung BGLB yang positif dibaca pada tabel MPN

3.6.3.2 Pemeriksaan Escherichia coli

I. Test Pendahuluan (Presumtive Test)

Media yang digunakan adalah Lauryl Tryptop Broth (LTB) Cara pemeriksaan :

1. Disiapkan 15 tabung media Lauryl Tryptop Broth (LTB) volume 10 ml 2. Tabung kultur disusun pada rak tabung.

3. Dilakukan pengenceran contoh uji dengan cara mengambil 1 ml contoh uji menggunkaan pipet steril masukkan ke dalam tabung yang berisi 9 ml pengencencer steril secara aseptis, dikocok agar contoh uji homogen. Dari perlakuan ini diperoleh pengenceran 10¹.

4. Dari contoh uji dengan pengenceran 10¹ diambil 1 ml kemudian dimasukkan kedalam tabung berisi 9 ml pengencer steril, maka diperoleh pengenceran 10² demikian seterusnya hingga diperoleh tingkat pengenceran yang diinginkan.

(69)

6. Dari setiap seri pengenceran diinokulasi secara aseptis masing-masing 1 ml kedalam 5 tabung LTB single volume 10 ml.

7. Masing-masing tabung kultur dihomogenkan agar contoh uji dan media tercampur rata.

8. C ± 0,5 selama 2 x 24 jam.

Reaksi dinyatakan positif bila terbentuk asam dan gas dalam tabung fermentasi. Bila tidak ada reaksi asam atau gas, inkubasikan kembali sampai 48 jam ± 3 jam.

9. Bila pada tabung fermentasi tidak membentuk asam dan gas dalam waktu 48 jam ± 3 jam, maka ter perkiraan dinyatakan nrgatif, bila pada tabung fermentasi terbentuk asam dan gas dalam waktu 48 jam ± 3 jam, maka ter perkiraan dinyatakan positif.

10. Kemudian tabung-tabung yang positif dilanjutkan ke tes penegasan II. Test Penegasan (Convirmative )

Untuk test lanjutan atau test penegasan media yang digunakan adalah Trypton water.

1. Setiap tabung yang positif pada tes perkiraan dihomogenknan, kemudian dipindahkan dengan ose/lop ke dalam media Trypton water

2. Inkubasi pada waterbath atau inkubator suhu 44ºC ± 0,5ºC selama 24 jam ±2 jam.

(70)

Bila tidak tebentuk cincin merah pada permukaan media, maka tes penegasan dinyatakan negatif.

4. Hitung MPN E.coli dengan mengunakan tabel MPN dari jumlah tabung trypton water yang positif E.coli dari jumlah tabung trypton water yang positif dibaca pada tabel MPN.

3.7 Aspek Pengukuran

3.7.1 Pengetahuan Responden

Untuk mengetahui pengetahuan secara umum disusun pertanyaan sebanyak 10 dengan jumlah skor tertinggi 20 jawaban a bernilai 2, jawaban b bernilai 1, dan jawaban c bernilai 0. Untuk pertanyaan nomor 2 sampai 8 jawaban yang diberikan lebih dari 1. Jika responden dapat menyebutkan 2-3 pilihan mendapat nilai 2 dan jika responden hanya dapat menyebutkan 1 pilihan mendapat nilai 1.

Berdasarkan jumlah nilai yang diperoleh kemudian diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu :

a. Pengetahuan baik, apabila skor yang diperoleh responden >15 ataupun responden mampu menjawab pertanyaan dengan benar minimal 8 pertanyaan

(71)

c. Pengetahuan buruk, apabila skor yang diperoleh responden <8 ataupun responden mampu menjawab pertanyaan dengan benar sebanyak < 4 pertanyaan

3.7.2 Sikap Responden

Pengukuran untuk sikap terdiri dari 10 pertanyaan dengan jumlah skor tertinggi 20. Jawaban setuju bernilai 2 dan jawaban tidak setuju bernilai 0.

Berdasarkan jumlah nilai yang diperoleh kemudian diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu :

a. Sikap baik, apabila skor yang diperoleh responden >15 ataupun responden mampu menjawab pertanyaan dengan benar minimal 8 pertanyaan

b. Sikap sedang, apabila skor yang diperoleh reponden 8-14 ataupun reponden mampu menjawab pertanyaan dengan benar 4-7 pertanyaan

c. Sikap buruk, apabila skor yang diperoleh responden <8 ataupun responden mampu menjawab pertanyaan dengan benar sebanyak < 4 pertanyaan 3.7.3 Tindakan Responden

Pengukuran untuk tindakan terdiri dari 10 pertanyaan dengan jumlah skor tertinggi 20. Jawaban setuju bernilai 2 dan jawaban tidak setuju bernilai 0.

Berdasarkan jumlah nilai yang diperoleh kemudian diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu :

(72)

c. Tindakan buruk, apabila skor yang diperoleh responden <8 ataupun responden mampu menjawab pertanyaan dengan benar sebanyak <4 pertanyaan

3.7.4 Higiene Sanitasi Depot Air Minum

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan R.I No.43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum, dinyatakan :

1. Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih, maka dinyatakan memenuhi persyaratan kelaikan fisik.

2. Jika nilai pemeriksaan <70 maka dinyatakan belum memenuhi persyaratan kelaikan fisik dan kepada pengusaha diminta segera memperbaiki objek yang bermasalah.

3. Jika nilai telah mencapai 70 atau lebih, tetapi pada objek nomor 38 tidak memenuhi syarat, berarti DAM yang bersangkutan tidak memenuhi syarat kesehatan.

3.7.5 Pemeriksaan Total Bakteri coliform dan E.Coli

Berdasarkan Permenkes RI No.492/MENKES/PER/IV/2010, tentang Persyaratan Kualitas air Kualitas Air Minum.

1. Memenuhi syarat, apabila jumlah Total Bakteri coliform dan E.coli 0 dalam 100 ml sampel (negatif)

(73)

3.8. Analisa Data

Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis univariat yaitu data dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui bagaimana pengetahuan, sikap dan tindakan responden tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum kemudian hasil disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

(74)

4.1 Gambaran Umum Kecamatan Simpang Kanan

Kecamatan Simpang Kanan terletak di wilayah Timur Kabupaten Aceh Singkil dengan batas-batas sebagai berikut :

1. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Singkohor 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Danau Paris 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Gunung Meriah 4. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Suro

Kecamatan simpang kanan terdiri dari 25 Desa yaitu desa lipat kajang, desa lipat kajang atas, desa silatong, desa kain golong, desa ujung limus, desa sukarejo, desa sidodadi, desa pangi, desa pandan sari, desa cibubukan, desa serasah, desa lae riman, desa siatas, desa tukan, desa pakiraman, desa pertabas, desa

kutakerangen, desa tanjung mas, desa kuta tinggi, desa kuta batu, desa lae nipe, desa guha, desa lae gambir, desa lae gecih, dan desa tuhtuhen.

Jumlah penduduk Kecamatan Simpang Kanan pada tahun 2015 sebanyak 14.302 jiwa yang terdiri dari jumlah laki – laki 7.036 jiwa dan perempuan 7.266 jiwa. Kecamatan simpang kanan memiliki luas wilayah 103.975 m2

4.2 Karakteristik Responden

(75)

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Depot Berdasarkan Karakteristik Pemilik Depot Air Minum di Kecamatan Simpang Kanan Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2015

No Karakteristik Jumlah (n) Persentase (%)

1. Jenis Kelamin

Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 5 orang (71,4%), berdasarkan umur lebih banyak responden berumur >30 tahun yaitu sebanyak 4 orang (57,1%), tingkat pendidikan responden lebih banyak tamatan Perguruan Tinggi yaitu sebanyak 2 orang (42,9%) sedangkan untuk lama usaha responden umumnya ≤ 5 Tahun yaitu sebanyak 6 orang (85,7%).

4.3. Pengetahuan Pemilik Depot Air Minum

(76)

No Pengetahuan Responden

Jawaban Benar Salah

n % n %

1 Pengertian Higiene Sanitasi

a. Upaya untuk mengendalikan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum

3 42,9 4 57,1 b. Upaya untuk menjaga kebersihan

depot air minum

c. Upaya pencegah penyakit 2 Syarat lokasi depot air minum

1. Bebas dari pencemaran debu disekitar

depot 6 85,7 1 14,3

2. Jauh dari tempat pembuangan kotoran 4 57,1 3 57,1 3. Jauh dari tempat berkembangbiaknya

serangga 1 14,3 6 85,7

4. Lokasi jauh dari tempat yang kurang baik sistem saluran pembuangan air limbah

1 14,3 6 85,7 3 Syarat pengangkutan air baku dari

sumber air pada depot air minum

1. Pengangkutan air baku paling lama 12

jam sampai ke depot air minum 7 100 0 0 2. Menggunakan alat transportasi khusus 0 0 7 100 3. Pegangkutan air baku memiliki surat

jaminan pasokan air baku 0 0 7 100 4. Dilakukan desinfeksi selama

diperjalanan 0 0 7 100

4 Syarat kendaraan tangki pengangkutan air baku

1. Kendaaraan tangki terbuat dari bahan

yang tidak berbahaya bagi kesehatan 6 85,7 1 14,3 2. Khusus digunakan untuk air minum 2 28,6 5 71,4 3. Mudah dibersihkan serta di desinfeksi

bagian luar dan dalam minumal bulan sekali

(77)

No Pengetahuan Responden

Jawaban

Benar Salah n % n % 5 Syarat wadah/botol yang digunakan untuk

air minum 7 Syarat-syarat karyawan/penjamah depot

air minum

1. Karyawan harus sehat dan bebas dari

penyakit menular. 3 42,9 4 57,1 2. Memakai pakaian kerja/seragam yang

bersih dan rapi 7 100 0 0 3. Melakukan pemeriksaan kesehatan

secara berkala (minimal 1 kali setahun)

0 0 7 100 4. Memiliki sertifikat telah mengikuti

kursus higiene sanitasi depot air minum

0 0 7 100 8 Cara menjaga kualitas air baku pada

depot air minum

1. Melakukan pemeriksaan air baku

setiap 3 bulan sekali 1 14,3 6 85,7

jam sampai ke depot air minum

0 0 7

(78)

n % n % 9 Kegunaan depot air minum harus

melakukan pemeriksaan air minum setiap 6 bulan sekali

a. Untuk mengetahui apakah air minum tersebut sudah memenuhi syarat kesehatan atau tidak

7 100 0 0 b. Untuk memenuhi peraturan yang

berlaku

c. Untuk mendapatkan ijin usaha 10 Orang yang bertugas melakukan

pengawasan kualitas depot air minum

a. Dinas Kesehatan Kab/Kota 7 100 0 0 b. Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan

(KKP) c. Puskesmas

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa lebih banyak responden yaitu 4 orang (57,1%) tidak mengetahui tentang pengertian higiene sanitasi depot air minum, umumnya responden 6 orang (85,7%) mengetahui tentang syarat lokasi depot air minum yaitu bebas dari pencemaran debu disekitar depot.

Seluruh responden 7 orang (100%) mengetahui tentang syarat pengangkutan air baku dari sumber air pada depot air minum dimana pengangkutan air baku paling lama 12 jam sampai ke depot air minum, umumnya responden sebanyak 6 orang (85,7%) mengetahui tentang syarat kendaraan tangki pengangkut air baku yaitu kendaaraan tangki terbuat dari bahan yang tidak berbahaya bagi kesehatan.

(79)

filter (minimal 4), sedangkan untuk syarat-syarat karyawan/penjamah depot air minum seluruh responden 7 orang (100%) mengetahui bahwa pekerja harus memakai pakaian kerja/seragam yang bersih dan rapi, untuk menjaga kualitas air baku pada depot air minum seluruh responden mengetahui bahwa tempat penyimpanan air baku tidak boleh terkena sinar matahari langsung.

Seluruh responden 7 orang (100%) mengetahui tentang mengapa depot air minum harus melakukan pemeriksaan air setiap 6 bulan sekali yaitu untuk mengetahui apakah air minum tersebut sudah memenuhi syarat kesehatan atau tidak, dan yang bertugas melakukan pengawasan kualitas depot air minum seluruh responden juga mengetahui bahwa pengawasan dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota

Penilaian terhadap pengetahuan tentang higiene sanitasi depot air minum dilakukan berdasarkan perhitungan total skor pengetahuan responden. Tingkat pengetahuan selanjutnya dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu pengetahuan baik, sedang dan buruk. Tingkat pengetahuan responden tentang hhgiene sanitasi depot air minum dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini:

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Responden di Kecamatan Simpang Kanan Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2015

(80)

yaitu 5 orang (71,4%) dan tidak ada responden dengan pengetahuan buruk. 4.4 Sikap Pemilik Depot Air Minum

Berdasarkan hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner terhadap pemilik depot air minum maka diperoleh sikap responden tentang higiene sanitasi depot air minum. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini :

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum di Kecamatan Simpang Kanan Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2015

Sikap Responden

Sikap

Total

No Setuju Tidak Setuju

n % n % n %

1 Higiene sanitasi adalah upaya untuk mengendalikan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum

5 71,4 2 28,6 7 100

2 Lokasi depot air minum jauh dari tempat pembuangan sampah dan debu

6 85,7 1 14,3 7 100

3 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam sampai ke depot air minum

1 14,3 6 85,7 7 100

4 Penjamah miliki sertifikat telah mengikuti kursus higiene sanitasi depot air minum

2 28,6 5 71,4 7 100

5 Mikro filter terdapat lebih dari satu buah dengan ukuran berjenjang besar ke kecil

6 85,7 1 14,3 7 100

6 Pekerja depot air minum harus menggunakan pakaian kerja yang bersih dan rapi

7 100 0 0 7 100

7 Setiap wadah yang diisi air minum harus dalam keadaan bersih

(81)

No Sikap Responden

Sikap Total

Setuju Tidak Setuju

n % n % n %

8 Kendaaraan tangki terbuat dari bahan yang tidak

10 Perlu dilakukan Pembinaan dan pengawasan oleh Dinas Kesehatan sehingga

menjamin mutu air yang dijual

7 100 0 0 7 100

Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 5 orang (71,4%) menyatakan sikap setuju bahwa higiene sanitasi adalah upaya untuk mengendalikan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum. Umumnya responden yaitu 6 orang (85,7%) setuju bila lokasi depot air minum jauh dari tempat pembuangan sampah dan debu serta untuk persyaratan mikro filter terdapat lebih dari satu buah dengan ukuran berjenjang besar ke kecil. Umumnya responden yaitu 6 orang (85,7%) tidak setuju bahwa pengangkutan air baku paling lama 12 jam sampai ke depot air minum.

(82)

air minum harus dalam keadaan bersih, perlu dilakukan pembinaan dan pengawasan oleh Dinas Kesehatan Kota/Kab sehingga menjamin mutu air yang dijual.

Berdasarkan perhitungan jumlah skor yang didapat dari pernyataan responden pada pengukuran sikap maka tingkat sikap responden tentang higiene sanitasi depot air minum selanjutnya dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu sikap baik, sedang dan buruk. Tingkat sikap responden tentang higiene sanitasi depot air minum dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Sikap

No Tingkat Sikap Jumlah (n) %

1 Baik 2 28,6

2 Sedang 4 57,1

3 Buruk 1 14,3

Total 7 100

Berdasarkan tabel 4.5diketahui bahwa lebih banyak sikap responden tentang higiene sanitasi depot air minum berada dalam kategori sedang yaitu 4 orang (57,1%) dan ada satu responden (14,3%) dengan sikap buruk.

4.5. Tindakan Pemilik Depot Air Minum

(83)

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tindakan Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum di Kecamatan Simpang Kanan Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2015

Tindakan Responden 2 Melakukan Pemeriksaan air baku

setiap 3 bulan sekali

0 0 7 100 7 100 3 Tempat penyimpanan air baku

terlindung dari sinar matahari secara langsung

7 100 0 0 7 100

4 Wadah yang diisi air minum harus dalam keadaan bersih

6 Pekerja depot air minum harus menggunakan pakaian kerja yang bersih dan rapi

7 100 0 0 7 100

7 Melakukan pemeriksaan kesehatan pekerja secara berkala minimal 1(satu) tahun

0 0 7 100 7 100

8 Pekerja Memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus higiene sanitasi depot air minum

0 0 7 100 7 100

9 Pegangkutan air baku memiliki surat jaminan pasokan air baku

0 0 7 100 7 100

(84)

Seluruh responden yaitu 7 orang (100%) tidak ada yang memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus higiene sanitasi depot air minum, tidak memiliki surat jaminan pasokan air baku, tidak melakukan pemeriksaan air baku setiap 3 bulan sekali, serta tidak pernah melakukan tindakan untuk memeriksakan air minum sekurang-kurangnya enam bulan sekali.

Penilaian terhadap tindakan tentang higiene sanitasi depot air minum dilakukan berdasarkan perhitungan total skor pengetahuan responden. Tingkat tindakan selanjutnya dikategorikan menjadi 3 kategori tindakan baik, sedang dan buruk. Tingkat tindakan responden tentang higiene sanitasi depot air minum dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini:

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Tindakan No Tingkat Tindakan Jumlah (n) %

(85)

4.6 Higiene Sanitasi Depot Air Minum (DAM) 4.6.1 Karakteristik Depot Air Minum

Karakteristik depot yang diamati dalam penelitian ini meliputi lokasi, tempat sumber air baku, jarak dari sumber air baku dan luas bangunan dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini :

Tabel 4.8 Distribusi Depot Berdasarkan Karakteristik Depot Air Minum di Kecamatan Simpang Kanan Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2015 No Nama Depot Nama

Berdasarkan tabel 4.8 diketahui bahwa umumnya sumber air baku Depot Air Minum (DAM) berasal dari PDAM Siatas Kecamatan Simpan Kanan Kabupaten Aceh Singkil untuk diolah menjadi air minum. Jarak depot dari sumber air paling terdekat yaitu 1 Km dan luas bangunan depot air secara keseluruhan 30 m2.

4.6.2 Pelaksanaan Inspeksi Depot Air Minum (DAM)

(86)

No Tempat Memenuhi dibersihkan dan mudah

pemeliharaannya 3 42,9 4 57,1 7 100

3 Lantai kedap air, permukaan rata, halus, tidak licin, tidak retak, tidak menyerap debu, dan mudah dibersihkan, serta kemiringan cukup landai

3 42,9 4 57,1 7 100 4 Dinding kedap air, permukaan

rata, halus, tidak licin, tidak retak, tidak menyerap debu, dan mudah dibersihkan, serta warna yang terang dan cerah

2 28,6 5 71,4 7 100

5 Atap dan langit-langit harus kuat, anti tikus, mudah dibersihkan, tidak menyerap debu, permukaan rata, dan berwarna terang, serta mempunyai ketinggian cukup menyilaukan dan tersebar secara merata

5 71,4 2 28,6 7 100

8 Ventilasi menjamin

(87)

No

11 Terdapat saluran pembuangan air limbah yang alirannya yang dilengkapi air mengalir dan sabun memenuhi syarat. Untuk pencahayaan dan kelembaban pada depot sebagian besar yaitu 5 depot (71,4%) telah memenuhi syarat.

Umumnya depot air minum yaitu 7 depot (100%) tidak terdapat tempat sampah yang tertutup, tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan air mengalir dan tidak bebas dari tikus, lalat dan kecoa dan lebih banyak yaitu 4 depot (57,1%) yang memiliki akses kamar mandi dan jamban yang telah memenuhi syarat.

(88)

No Peralatan Memenuhi

digunakan terbuat dari bahan tara pangan

7 100 0 0 7 100

2 Mikrofilter dan peralatan desinfeksi masih dalam masa pakai / tidak tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam

7 100 0 0 7 100

6 Melakukan sistem pencucian terbalik (back washing)secara berkala mengganti tabung macro filter

8 Terdapat peralatan sterilisasi, berupa ultra violet dan atau ozonisasi dan atau peralatan disinfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar

7 100 0 0 7 100

9 Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol (galon)

2 28,6 5 71,4 7 100

(89)

No Peralatan Syarat Memenuhi Syarat

n % n % n %

10 Ada fasilitas pengisian botol (galon) dalam ruangan tertutup

6 85,7 1 14,3 7 100

11 Tersedia tutup botol baru

yang bersih 6 85,7 1 14,3 7 100

Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui umumnya seluruh peralatan depot yaitu 7 depot (100%) memenuhi syarat seperti menggunakan peralatan dari bahan tara pangan, mikrofilter dan alat desinfeksi tidak kadaluarsa, tandon air baku telah tertutup dan terlindung, wadah/galon yang telah diisi air minum langsung diberikan kepada konsumen tidak ada depot yang menyimpan galon, melakukan sistem pencucian terbalik serta secara berkala mengganti tabung macro filter.

Umumnya seluruh depot air memiliki peralatan mikro filter (μ) lebih dari satu dengan ukuran berjenjang, terdapat peralatan sterilisasi yang masih dapat berfungsi dan dapat digunakan secara benar oleh pemilik depot air minum serta umumnya depot air minum yaitu 6 depot (85,7%) tersedia fasilitas pencucian pembilasan botol dan fasilitas pengisian botol dalam ruangan tertutup dan tutup botol yang bersih

(90)

No Penjamah Memenuhi sanitasi setiap melayani konsumen

5 71,4 2 28,6 7 100

4 Selalui mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setiap melayani konsumen

0 0 7 100 7 100

5 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan rapi

4 57,1 3 42,9 7 100

6 Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala minimal 1 (satu) kali dalam setahun

0 0 7 100 7 100

7 Operator / Penanggung jawab/ pemilik memiliki sertifikat telah mengikuti kursus higiene sanitasi depot air minum

0 0 7 100 7 100

(91)

Sebagian besar penjamah yaitu 5 orang (71,4%) berperilaku higiene setiap melayani konsumen seperti tidak merokok dan menggaruk bagian tubuh pada saat bekerja dan lebih banyak penjamah yaitu 4 orang (57,1%) berpakaian kerja rapi dan bersih.

Hasil observasi dengan menggunakan formulir Inspeksi Depot Air Minum berdasarkan objek air baku dan air minum yang memenuhi syarat atau tidak dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut ini :

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Depot Air Minum Berdasarkan Objek Air Baku dan Air Minum di Kecamatan Simpang Kanan Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2015 mikrobiologi dan kimia standar

0 0 7 100 7 100

2 Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan pasok air baku

0 0 7 100 7 100

(92)

n % n % N % 6 Kualitas Air minum yang

dihasilkan memenuhi persyaratan fisik, mikrobiologi dan kimia standar yang sesuai standar baku mutu atau persyaratan kualitas air minum

4 57,1 3 42,9 7 100

Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui bahwa umumnya seluruh depot air minum 7 depot (100%) air baku tidak memenuhi syarat, tidak ada bukti atau sertifikat yang menyatakan air baku yang digunakan memenuhi syarat fisik, mikrobilogi dan kimia, pengangkutan air baku tidak memiliki surat jaminan pasok air baku, tidak ada depot yang memiliki bukti tertulis/sertifikat air baku berasal dari sumber air tertentu, tidak ada yang memiliki kendaraan tangki yang tara pangan karena tidak adanya dilakukan pengangkutan air baku ke depot air minum.

Kualitas air minum yang dihasilkan depot air minum lebih banyak yaitu 4 depot (57,1%) memenuhi syarat fisik, mikrobilogi dan kimia yang sesuai standar baku mutu atau persyaratan kualitas air minum dari hasil pemeriksaan laboratorium.

Gambar

Gambar Lampiran 1. Salah Satu Depot di Kecamatan Simpang Kanan
Gambar Lampiran 4. Mikro Filter Pada Depot Air Minum
Gambar Lampiran 6. Tempat Pembilasan Botol (Galon) pada Depot Air Minum
Gambar Lampiran 7. Alat Sterilisasi atau Desinfeksi (Ultra Violet)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif sederhana, yaitu untuk mengetahui gambaran higiene sanitasi depot air minum isi ulang dan ada atau

(1) Untuk memperoleh Sertifikat Laik Higiene Sanitasi, pengusaha DAM harus mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Kepala KKP dengan

Coliform merupakan suatu golongan bakteri yang digunakan sebagai indikator adanya polusi kotoran dan kondisi yang tidak baik di dalam air, jadi adanya bakteri

Simpulan : Tidak terdapat hubungan antara kondisi sanitasi tempat dan sanitasi peralatan depot air minum dengan keberadaan bakteri Escherichia coli, serta

Kesimpulan dari penelitian ini adalah kondisi higiene dan sanitasi di 30 Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) di Kecamatan Banyuwangi yaitu 28 (93,33%) DAMIU

Pengawasan rutin menggunakan formulir DAM.2 sebagai alat pemantau kualitas higiene sanitasi depot, pemeriksaan awal dengan form DAM2 akan mendapatkan sertifikat

Pengawasan rutin menggunakan formulir DAM.2 sebagai alat pemantau kualitas higiene sanitasi depot, pemeriksaan awal dengan form DAM2 akan mendapatkan sertifikat Laik

(1) Untuk memperoleh Sertifikat Laik Higiene Sanitasi, pengusaha DAM harus mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Kepala KKP dengan