• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH INTENSITAS PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP TANGGUNG JAWAB BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR GUGUS KI HAJAR DEWANTARA KECAMATAN BUTUH PURWOREJO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH INTENSITAS PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP TANGGUNG JAWAB BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR GUGUS KI HAJAR DEWANTARA KECAMATAN BUTUH PURWOREJO"

Copied!
162
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH INTENSITAS PERHATIAN ORANG TUA

TERHADAP TANGGUNG JAWAB BELAJAR

SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

GUGUS KI HAJAR DEWANTARA

KECAMATAN BUTUH PURWOREJO

Skripsi

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh

Wahyu Dwi Prastuti 1401411535

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

ii

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain baik sebagian atau keseluruhannya. Pendapat/ temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Tegal, 17 Juni 2015

(3)

iii

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.

hari, tanggal : Rabu, 17 Juni 2015 tempat : Kota Tegal

Mengetahui

Pembimbing

(4)

iv

Skripsi dengan judul Pengaruh Intensitas Perhatian Orang Tua Terhadap Tanggung Jawab Belajar Siswa Kelas V Sekolah Dasar Gugus Ki Hajar

Dewantara Kecamatan Butuh Purworejo, oleh Wahyu Dwi Prastuti 1401411535,

telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FIP UNNES pada 17 Juni 2015

Panitia

Penguji Utama

Dra. Umi Setijowati, M. Pd.

19570115 198403 2 001

Penguji Anggota 1 Penguji Anggota 2

Dra. Sri Ismi Rahayu, M.Pd Dra. Sri Sami Asih, M.Kes.

(5)

v Motto

Sesungguhnya bersama kesukaran itu ada keringanan. Karena itu bila kau sudah selesai (mengerjakan yang lain). Dan berharaplah kepada Tuhanmu. (Q.S Al Insyirah: 6-8)

Kemenangan yang seindah-indahnya dan sesukar-sukarnya yang boleh direbut ialah menundukan diri sendiri. (Ibu Kartini)

Aku belajar, aku tegar, dan aku bersabar hingga aku berhasil. (Penulis)

Persembahan

Saya persembahkan cinta dan sayangku kepada Orang tuaku (Mama Menik dan Bapak Sadiran), Mbak Ing dan Umi yang telah menjadi motivasi dan inspirasi, serta tiada henti memberikan dukungan dan do’a. Untuk teman-teman angkatan 2011 terima kasih atas bantuannya.

(6)

vi

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya kepada peneliti, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi yang berjudul Pengaruh Intensitas Perhatian Orang Tua Terhadap Tanggung Jawab Belajar Siswa Kelas V Sekolah Dasar Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan

Butuh Purworejo disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Negeri Semarang.

Peneliti mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan mendukung peneliti dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan terima kasih setulus-tulusnya kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk belajar di Universitas Negeri Semarang.

2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin dan dukungan dalam penelitian ini.

3. Dra. Hartati, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan kesempatan untuk memaparkan gagasan dalam bentuk skripsi ini.

(7)

vii

dan motivasi yang bermanfaat kepada peneliti dalam penyusunan skripsi. 6. Kepala Sekolah Dasar Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Butuh

Kabupaten Purworejo yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.

7. Guru Kelas V Sekolah Dasar Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Butuh Kabupaten Purworejo yang telah memberikan waktu dan bimbingannya dalam membantu peneliti melaksanakan penelitian.

8. Staf Guru, Karyawan, dan Siswa Sekolah Dasar Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Butuh Kabupaten Purworejo yang telah bersedia bekerjasama dalam penelitian.

9. Semua pihak yang telah membantu dalam menyusun skripsi ini. 10. Almamater UNNES tercinta.

Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan pembaca.

Tegal,

(8)

viii

Prastuti, Wahyu Dwi. 2015. Pengaruh Intensitas Perhatian Orang Tua terhadap Tanggung Jawab Belajar Siswa Kelas V Sekolah Dasar Gugus Ki Hajar

Dewantara Kecamatan Butuh Purworejo. Skripsi. Jurusan Pendidikan

Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Dra. Sri Sami Asih, M.Kes.

Kata Kunci: Intensitas perhatian orang tua; Tanggung jawab belajar siswa

Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk mengerjakan sesuatu sendiri, melainkan orang tua harus menemani dan memberi bimbingan sampai anak mencapai usia yang cukup untuk bertanggung jawab dalam kegiatan belajarnya. Menurut beberapa guru kelas V Sekolah Dasar Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Butuh Kabupaten Purworejo masih di jumpai beberapa siswa yang kurang bertanggung jawab dalam kegiatan belajar. Berdasarkan permasalahan yang terjadi peneliti bermaksud melakukan penelitian tentang pengaruh intensitas perhatian orang tua terhadap tanggung jawab belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Butuh Kabupaten Purworejo.

Penelitian ini menggunakan metode survei deskriptif. Variabel dalam penelitian ini yaitu intensitas perhatian orang tua dan tanggung jawab belajar siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V Sekolah Dasar Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Butuh Kabupaten Purworejo tahun ajaran 2014/ 2015 yang berjumlah 119 siswa. Sampel penelitian sebanyak 89 siswa. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah teknik Proporsional Random Sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan angket. Perhitungan pengujian hipotesis menggunakan bantuan program SPSS versi 20. Teknik pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi, sebelum dilakukan uji analisis maka dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dengan cara uji One Sample Kolmogorov-Smirnov dan uji liniearitas.

Pengujian hipotesis dengan taraf signifikansi 5% diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh intensitas perhatian orang tua terhadap tanggung jawab belajar siswa. Ditunjukkan oleh hasil R sebesar 0,500 dan koefisien determinan (R2) 25% nilai probabilitas 0,000 ≤ 0,05 (Sig.). Hal ini menunjukkan bahwa 25% tanggung jawab belajar siswa dipengaruhi oleh intensitas perhatian orang tua, sedangkan 75% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian.

(9)

ix

Halaman

Judul ... i

Pernyataan Keaslian Tulisan ... ii

Persetujuan Pembimbing ... iii

Pengesahan ... iv

Motto dan Persembahan ... v

Prakata ... vi

Abstrak ... viii

Daftar Isi ... ix

Daftar Tabel ... xii

Daftar Gambar ... xiii

Daftar Lampiran ... xiv

BAB 1. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 6

1.3. Pembatasan Masalah ... 6

1.4 Rumusan Masalah ... 7

1.5. Tujuan Penelitian ... 7

1.5.1. Tujuan Umum ... 8

1.5.2. Tujuan Khusus ... 8

1.6. Manfaat Penelitian ... 8

1.6.1. Manfaat Teoritis ... 8

1.6.2. Manfaat Praktis ... 8

2. KAJIAN PUSTAKA ... 10

2.1. Kajian Teori ... 10

2.1.1. Intensitas Perhatian ... 10

2.1.2. Intensitas Perhatian Orang Tua . ... 15

(10)

x

Belajar Siswa ... 29

2.2. Kajian Empiris ... 30

2.3. Kerangka Berpikir ... 35

2.4. Hipotesis ... 37

3. METODE PENELITIAN ... 39

3.1. Desain Penelitian ... 39

3.2. Populasi dan Sampel ... 40

3.2.1. Populasi ... 40

3.2.2. Sampel ... 41

3.3. Variabel Penelitian ... 43

3.3.1. Variabel Bebas ... 43

3.3.2. Variabel Terikat ... 43

3.4. Definisi Operasional ... 43

3.4.1. Intensitas Perhatian Orang Tua (X) ... 43

3.4.2. Tanggung Jawab Belajar Siswa (Y) ... 44

3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 44

3.5.1. Dokumentasi ... 45

3.5.2. Angket ... 45

3.6 Instrumen Penelitian ... 46

3.6.1. Uji Validitas Instrumen ... 48

3.6.2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 50

3.7. Analisis Data ... 52

3.7.1. Analisis Statistik Deskriptif ... 52

3.7.2. Uji Prasyarat Analisis ... 54

3.7.2.1. Uji Normalitas ... 54

3.7.2.2 Uji Linieritas ... 55

3.7.3. Analisis Akhir (Pengujian Hipotesis) ... 55

3.7.3.1 Analisis Korelasi ... 55

3.7.3.2 Analisis Regresi Sederhana . ... 56

(11)

xi

4.1. Hasil Penelitian ... 59

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 59

4.1.2 Analisis Deskriptif ... 60

4.1.2.1 Intensitas Perhatian Orang Tua ... 61

4.1.2.1.1 Deskripsi Data Intensitas Perhatian Orang Tua . ... 62

4.1.2.1.2 Analisis Statistik Deskriptif Intensitas Perhatian Orang Tua . ... 63

4.1.2.2 Tanggung Jawab Belajar Siswa ... 71

4.1.2.2.1 Deskripsi Data Tanggung Jawab Belajar Siswa . ... 72

4.1.2.2.2 Analisis Statistik Tanggung Jawab Belajar Siswa. ... 73

4.1.3 Uji Prasyarat Analisis ... 82

4.1.3.1 Uji Normalitas ... 82

4.1.3.2 Uji Linieritas ... 83

4.1.4. Uji Hipotesis ... 84

4.1.4.1 Analisis Korelasi ... 84

4.1.4.2 Analisis Regresi Linier Sederhana. ... 85

4.1.4.3 Koefisien Determinasi ... 88

4.2. Pembahasan ... 88

4.2.1 Intensitas Perhatian Orang Tua ... ... 89

4.2.2 Tanggung Jawab Belajar Siswa ... 90

4.2.3 Pengaruh Intensitas Perhatian Orang Tua Terhadap Tanggung Jawab Belajar Siswa . ... 92

5. PENUTUP ... 96

5.1. Simpulan ... 96

5.2. Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA ... 99

(12)

xii

Tabel Halaman

3.2 Populasi Penelitian ... 41

3.3 Penarikan Jumlah Sampel Siswa Kelas V ... 42

3.4 Populasi Siswa Uji Coba ... 48

3.5 Penarikan Sampel siswa Uji Coba ... 48

3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel X dan Y ... 52

3.7 Kriteria Interpretasi Skor . ... 54

3.8 Sifat Keeratan Koefisien Korelasi . ... 56

4.1 Data Skor Intensitas Perhatian Orang Tua ... 62

4.2 Kriteria Skor Intensitas Perhatian Orang Tua per Responden ... 64

4.3 Rekapitulasi Persentase Intensitas Perhatian Orang Tua per Indikator.. 66

4.4 Data Skor Tanggung Jawab Belajar Siswa ... 72

4.5 Kriteria Skor Tanggung Jawab Belajar Siswa per Siswa ... 74

4.6 Rekapitulasi Persentase Tanggung Jawab Belajar Siswa . ... 76

4.7 Hasil Uji Normalitas ... 82

4.8 Hasil Uji Linieritas ... 83

4.9 Hasil Analisis Korelasi ... 84

4.10 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana . ... 85

4.11 Hasil Perhitungan Nilai B Persamaan Regresi ... 85

(13)

xiii

Gambar Halaman

(14)

xiv

Lampiran Halaman

1. Daftar Nama Siswa Populasi Penelitian ... 101

2. Daftar Nama Siswa Sampel Uji Coba Angket ... 107

3. Daftar Nama Siswa Sampel Penelitian ... 109

4. Kisi-kisi Angket Intensitas Perhatian Orang Tua (Uji Coba) ... 112

5. Angket Intensitas Perhatian Orang Tua (Uji Coba) ... 113

6. Kisi-kisi Angket Tanggung Jawab Belajar Siswa (Uji Coba) . ... 119

7. Angket Tanggung Jawab Belajar Siswa (Uji Coba) . ... 122

8. Lembar Validasi Tim Ahli ... 128

9. Kisi-kisi Angket Intensitas Perhatian Orang Tua setelah uji validitas dan reliabilitas)... 134

10. Angket Intensitas Perhatian Orang Tua ... 135

11. Kisi-kisi Angket Tanggung Jawab Belajar Siswa setelah uji validitas dan reliabilitas)... 138

12. Angket Tanggung Jawab Belajar Siswa . ... 141

13. Tabel Pembantu Analisis Hasil Uji Coba Angket Intensitas Perhatian Orang Tua ... 144

14. Tabel Pembantu Analisis Hasil Uji Coba Angket Intensitas Perhatian Orang Tua . ... 147

15. Rekapitulasi Uji Validitas Angket Intensitas Perhatian Orang Tua . .... 150

16. Rekapitulasi Uji Validitas Angket Tanggung Jawab Belajar Siswa . ... 152

17. Rekapitulasi Soal Angket Intensitas Perhatian Orang Tua yang digunakan. ... 154

18. Rekapitulasi Soal Angket Intensitas Perhatian Orang Tua yang digunakan. ... 155

19. Output Hasil Reliabilitas Uji Coba Angket Intensitas Perhatian Orang Tua ... 156

(15)

xv

22. Data Hasil Rekap Skor Angket Tanggung Jawab Belajar Siswa ... 163

23. Hasil Uji Normalitas ... 168

24. Hasil Uji Linieritas ... 169

25. Hasil Analisis Korelasi ... 170

26. Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana ... 171

27. Rincian Jadwal Penelitian ... 172

28. Surat Ijin Penelitian... 173

29. Surat Keterangan Penelitian ... 175

(16)

1

PENDAHULUAN

Pada bagian pendahuluan membahas tentang hal-hal yang mendasari peneliti untuk melakukan penelitian. Bab ini terdiri atas: (1) latar belakang masalah; (2) identifikasi masalah; (3) pembatasan masalah; (4) rumusan masalah; (5) tujuan penelitian; dan (6) manfaat penelitian. Uraian selengkapnya sebagai berikut:

1.1

Latar Belakang

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menjelaskan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam angka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

(17)

oleh orang tuanya di mana anak lahir dan dibesarkan. Keluarga bukan hanya menjadi tempat anak dipelihara dan dibesarkan, tetapi juga tempat anak hidup

dan dididik pertama kali. Munib (2011: 77) menjelaskan bahwa “keluarga

merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama. Disebut sebagai lingkungan pendidikan pertama karena sebelum manusia mengenal pendidikan

yang lain, lingkungan pendidikan inilah yang pertama ada”.

Cara orang tua mendidik anak besar pengaruhnya terhadap hasil belajar dan tanggung jawab belajar anak. Menurut Sudjipto (dalam slameto, 2010:61)

menyatakan “keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan

bangsa, negara dan dunia”. Dari pernyataan tersebut dapat dipahami betapa pentingnya peranan orang tua didalam pendidikan anaknya. Cara orang tua mendidik anak akan berpengaruh terhadap hasil belajarnya.

Slameto (2013: 61) menjelaskan bahwa:

Orang tua yang kurang atau tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan sama sekali akan kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak megatur waktu belajarnya, tidak menyediakan atau melengkapi alat belajarnya, tidak memperhatikan apakah anak belajar atau tidak, tidak mau tahu bagaimana kemajuan belajar anaknya, kesulitan-kesulitan yang dialami dalam belajar dan lain-lain, dapat menyebabkan anak tidak atau kurang berhasil dalam belajarnya.

Untuk mewujudkan keberhasilan anak sangat dipengaruhi oleh perhatian orang tua, sebagaimana dikemukakan oleh M. Dalyono (2005: 59) dalam Adisti

(18)

keberhasilan anak dalam belajar”. Tinggi rendahnya pengetahuan orang tua, besar kecilnya penghasilan orang tua, cukup atau kurang perhatian dan bimbingan orang tua, rukun atau tidaknya kedua orang tua, akrab atau tidaknya hubungan orang tua dengan anak-anak, tenang atau tidaknya situasi dalam rumah, semua itu turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak.

(19)

pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, sikap, nilai yang bersifat menetap, dan kesediaanya menanggung segala sesuatu yang diakibatkan dari kegiatan belajar.

Hasil wawancara sebagai studi pendahuluan yang peneliti lakukan di Sekolah Dasar Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Butuh Kabupaten Purworejo, melalui wawancara dengan beberapa guru yang mengajar di Sekolah Dasar tersebut, diketahui bahwa orang tua siswa sibuk dengan pekerjaannya, yang sebagian besar adalah petani dan buruh, lainnya ada sebagai PNS, pedagang, pegawai swasta, sehingga tidak terlalu memberikan perhatian kepada anaknya. Hal ini menyebabkan anak menjadi malas dalam belajar karena anak yang sudah terbiasa bebas bermain dan merasa nyaman, sehingga rasa tanggung jawab belajarnya di dalam belajar pun tidak ada. Namun ada juga anak yang diberikan perhatian oleh orang tuanya, seperti: jam belajarnya diatur, disediakan fasilitas belajar yang lengkap, belajarnya di awasi, dan sebagainya.

Selanjutnya berdasarkan pada pernyataan beberapa siswa, menyatakan bahwa orang tua mereka jarang sekali memperhatikan kegiatan belajar mereka di rumah. Hal tersebut terjadi karena orang tua mereka merasa kalau sudah kelas V sudah dianggap dewasa dan tidak perlu diperhatikan lagi kegiatan belajarnya. Selain itu orang tua sibuk bekerja dan kurangnya motivasi dalam belajar pada diri siswa. Sebagian besar orang tua mereka bekerja sebagai buruh dan petani yang selalu sibuk mencari nafkah membanting tulang untuk memenuhi perekonomian keluarga sehingga pendidikan dan kegiatan belajar anak-anak mereka kurang diperhatikan.

(20)

beranggapan bahwa pendidikan itu adalah tugas guru di sekolah, jika anak sudah belajar di sekolah maka tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak sudah terpenuhi. Bagaimanapun kesibukan orang tua, harus bisa meluangkan waktu untuk memberikan perhatian kepada anak-anak dalam belajar.

Beberapa penelitian yang mengungkap variabel hampir sama telah banyak

dilakukan, antara lain: penelitian dengan judul “Pengaruh Bimbingan Belajar Orang Tua Terhadap Tanggung Jawab Belajar Anak Kelas IV SD Pangudi Luhur

Don Bosco Semarang Tahun Pelajaran 2003/2004” oleh Chatarina Puji Astuti (2005), mahasiswa jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Semarang. Berdasarkan hasil analisa data diperoleh kesimpulan bahwa sebagian besar siswa kelas empat SD Don Bosco merasakan tingginya pengaruh bimbingan belajar orang tua mereka untuk tanggung jawab belajar. Jumlah anak yang berpendapat demikian sebesar 32 anak atau 71,11% dari jumlah responden penelitian. Tanggung jawab belajar juga tinggi yaitu 31 anak atau sebesar 68,89 % dari jumlah responden penelitian. Bimbingan belajar orang tua berpengaruh terhadap tanggung jawab belajar anak berdasarkan hasil uji F dengan nilai Fhitung sebesar 45,891 (p < 0,05). Persamaan regresi yang terbentuk adalah Y = 1,462 + 0,972 X. Besarnya sumbangan pengaruh bimbingan belajar orang tua terhadap tanggung jawab belajar anak adalah sebesar 0,516 atau 51,6 %.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa perhatian orang tua berpengaruh terhadap kegiatan belajar anak, maka peneliti bermaksud mengadakan penelitian di Sekolah Dasar Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan

(21)

Tua terhadap Tanggung Jawab Belajar Siswa Kelas V Sekolah Dasar Gugus Ki

Hajar Dewantara Kecamatan Butuh Purworejo”.

1.2

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:

1) Kurangnya perhatian sebagian orang tua terhadap kegiatan belajar siswa yang disebabkan karena sebagian orang tua siswa bekerja sebagai buruh dan petani sehingga sebagian waktunya dihabiskan untuk bekerja memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.

2) Sebagian orang tua siswa menyerahkan urusan pendidikan anaknya kepada guru.

3) Kurangnya tanggung jawab sebagian siswa dalam kegiatan belajar di rumah karena kurangnya perhatian dari orang tua.

4) Setiap siswa memiliki cara belajar yang berbeda-beda.

5) Perlunya kerjasama antara guru dan keluarga (terutama orang tua) dalam membentuk dan mengembangkan tanggung jawab belajar anak, baik di sekolah maupun di rumah.

1.3

Pembatasan Masalah

Banyak faktor yang dapat dikaji untuk menindaklanjuti dalam penelitian ini yang terkait dengan tanggung jawab belajar anak. Karena adanya keterbatasan baik dari segi waktu, dana, tenaga, dan pengalaman peneliti, sehingga peneliti membatasi masalah sebagai berikut:

(22)

2) Populasi dalam penelitian terbatas siswa kelas V Sekolah Dasar Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Butuh Kabupaten Purworejo.

1.4

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah serta pembatasan masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut:

1) Bagaimana tingkat perhatian orang tua siswa kelas V Sekolah Dasar Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Butuh Purworejo?

2) Bagaimana tingkat tanggung jawab belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Butuh Purworejo?

3) Adakah pengaruh intensitas perhatian orang tua terhadap tanggung jawab belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Butuh Purworejo?

4) Seberapa besar pengaruh intensitas perhatian orang tua terhadap tanggung jawab belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Butuh Purworejo?

1.5

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian dapat dibedakan menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Penjelasan selengkapnya mengenai tujuan umum dan tujuan khusus akan dijelaskan sebagai berikut:

1.5.1 Tujuan Umum

(23)

1.5.2 Tujuan Khusus

1) Mengetahui tingkat intensitas perhatian orang tua siswa kelas V Sekolah Dasar Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Butuh Purworejo.

2) Mengetahui tingkat tanggung jawab belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Butuh Purworejo.

3) Mengetahui adakah pengaruh intensitas perhatian orang tua terhadap tanggung jawab belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Butuh Purworejo.

4) Mengetahui seberapa besar pengaruh intensitas perhatian orang tua terhadap tanggung jawab belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Butuh Purworejo.

1.6

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini mencakup manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoritis dan manfaat praktis dijelaskan sebagai berikut.

1.6.1 Manfaat Teoritis

Memberikan gambaran tentang pengaruh intensitas perhatian orang tua terhadap tanggung jawab belajar siswa kelas V sekolah dasar Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Butuh Purworejo dan menambah referensi bahan kajian bagi peneliti lain dalam bidang psikologi.

1.6.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis dalam penelitian ini mencakup manfaat bagi sekolah, guru, orang tua, dan siswa.

(24)

Manfaat bagi sekolah sebagai bahan pertimbangan untuk menyusun program-program sekolah dalam usaha meningkatkan kegiatan belajar siswa perlu melibatkan peran orang tua, karena pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara, pemerintah, orang tua, dan masyarakat.

1.6.2.2Bagi Guru

Manfaat bagi guru adalah untuk mengingatkan bahwa guru harus menjadi orang tua pengganti di sekolah serta dapat bekerjasama dengan orang tua siswa dalam memperhatikan pendidikan dan belajar siswa.

1.6.2.3Bagi Orang Tua

Manfaat bagi orang tua adalah memberi masukan tentang pentingnya perhatian orang tua terhadap tanggung jawab anak.

1.6.2.4Bagi Siswa

(25)

10

KAJIAN PUSTAKA

Pada bagian kajian pustaka akan dijelaskan mengenai kajian teori, kajian empiris, kerangkan berpikir dan hipotesis penelitian. Kajian teori menguraikan tentang teori-teori yang mendasari pelaksanaan penelitian. Kajian empiris merupakan kajian mengenai penelitian-penelitian sejenis. Kerangka berpikir berisi gambaran singkat pemikiran peneliti tentang penelitian yang akan dilakukan. Kemudian pada kajian pustaka akan diuraikan hipotesis yang diajukan dalam penelitian. Uraian selengkapnya sebagai berikut:

2.1

KAJIAN TEORI

Bagian ini berisi teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini. Hal-hal yang akan dibahas dalam kajian teori antara lain: (1) Intensitas perhatian, (2) Intensitas perhatian orang tua, (3) Tanggung jawab belajar siswa, dan (4) Pengaruh intensitas perhatian orang tua terhadap tanggung jawab belajar siswa. 2.1.1 Intensitas Perhatian

Ajizah (2013: 1) dalam Adisti (2014: 9) mengungkapkan bahwa

“intensitas berasal dari bahasa Inggris yaitu Intensity yang berarti: kemampuan,

(26)

istilah intensitas diartikan sebagai seberapa sering orang tua memberikan perhatian kepada anaknya terhadap tanggung jawab belajar anak.

Sumadi Suryabrata (2012: 14) menyatakan bahwa “Perhatian merupakan banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan”. Selanjutnya Slameto (2013: 105) menyatakan bahwa “Perhatian adalah kegiatan

yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan pemilihan rangsangan

yang datang dari lingkungannya”. Sedangkan Gazali dalam Slameto (2013: 56), menyatakan bahwa “Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu

pun semata-mata tertuju kepada suatu obyek (benda/ hal) atau sekumpulan

objek”.

Bimo Walgito (2010: 110) mengatakan bahwa “Perhatian merupakan

pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktifitas individu yang ditujukan kepada

suatu objek atau sekumpulan objek”. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat

disimpulkan perhatian merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang dalam penyeleksian terhadap stimulus yang ditujukan kepada suatu objek atau

sekumpulan objek. “Attention may be defined either as the selective charakteristic

of the mental life” Drever, 1960: 22 dalam Bimo Walgito (2010: 111). Objek

dalam penelitian ini yaitu pemusatan perhatian orang tua terhadap anaknya yang masih membutuhkan perhatian dan bimbingan dalam melaksanakan tanggung jawab belajarnya.

(27)

Untuk mempermudah memahami bentuk perhatian dalam kehidupan sehari-hari, maka perlu penggolongan. Ditinjau dari berbagai hal, perhatian dapat digolongkan dan dibedakan menjadi beberapa macam: Menurut Dakir 1993 dalam Sholehah (2011: 10-11) perhatian dapat dilihat dari derajatnya, cara timbulnya, objeknya, dan sifatnya.

Dilihat dari derajatnya, terdapat perhatian yang tinggi dan perhatian yang rendah. Derajat perhatian itu mempunyai perbedaan sifat kualitatif. Dilihat dari cara timbulnya, perhatian ada dua macam yaitu perhatian spontan dan perhatian reflektif. Perhatian spontan yaitu perhatian yang tidak disengaja atau tidak sekehendak. Perhatian reflektif yaitu apabila timbulnya secara disengaja serta dengan kemauan yang kuat. Dilihat dari objeknya, ada perhatian memusatkan dan perhatian terpencar. Perhatian memusatkan yaitu perhatian yang tertuju kepada objek yang terbatas. Perhatian terpencar yaitu perhatian yang tertuju kepada bermacam-macam objek secara simultan atau ganti berganti dalam waktu yang sangat dekat. Misalnya seorang sopir yang sedang mengemudi. Dilihat dari sifatnya, perhatian dibedakan menjadi perhatian statis dan perhatian dinamis. Perhatian statis yaitu apabila dalam waktu yang lama secara berturut- turut hanya dapat melakukan suatu tugas dengan suatu perhatian. Sedangkan perhatian dinamis yaitu apabila yang bersangkutan dapat memusatkan perhatiannya dengan berubah-ubah atau berganti objek.

(28)

Atas dasar intensitasnya, yaitu banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas atau pengalaman batin, maka dibedakan menjadi dua yaitu perhatian intensif dan perhatian tidak intensif. Semakin banyak kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas atau pengalaman batin berarti semakin intensif perhatiannya. Selain itu, semakin intensif perhatian yang menyertai sesuatu aktivitas akan semakin sukses aktivitas tersebut. Atas dasar cara timbulnya, perhatian dibedakan menjadi dua yaitu perhatian spontan (perhatian tak disengaja) dan perhatian sekehendak (perhatian disengaja). Perhatian spontan timbul begitu saja, tanpa usaha dan tanpa disengaja. Sedangkan perhatian disengaja timbul karena usaha, dengan kehendak. Atas dasar luasnya objek yang dikenai perhatian, perhatian dibedakan menjadi dua yaitu perhatian terpencar (distributif) dan perhatian terpusat (konsentratif). Perhatian terpencar suatu saat dapat tertuju kepada bermacam-macam objek. Sedangkan perhatian terpusat pada suatu saat hanya dapat tertuju kepada objek yang sangat terbatas.

(29)

Perhatian yang diberikan orang tua kepada anaknya bisa bermacam-macam bentuknya. Setiap orang tua juga memberikan perhatian dengan intensitas yang berbeda dengan orang tua yang lain.

Menurut Abu Ahmadi dalam Lutfiatus (2012: 12-13) perhatian dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pembawaan, latihan dan kebiasaan, kebutuhan, kewajiban, keadaan jasmani, suasana jiwa, suasana di sekitar, dan kuat tidaknya perangsang dari objek itu sendiri.

1) Pembawaan

Adanya pembawaan tertentu yang berhubungan dengan objek yang direaksi, maka timbul perhatian terhadap objek tertentu.

2) Latihan dan kebiasaan

Dari hasil latihan-latihan atau kebiasaan dapat menyebabkan mudah timbulnya perhatian terhadap bidang tertentu walaupun tidak ada bakat pembawaan tentang bidang tersebut.

3) Kebutuhan

Kebutuhan merupakan dorongan, sedangkan dorongan tersebut mempunyai tujuan yang harus dicurahkan kepadanya. Adanya kebutuhan tentang sesuatu memungkinkan timbulnya perhatian terhadap objek tersebut. 4) Kewajiban

Di dalam kewajiban terkandung tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh orang yang bersangkutan, ia menyadari atas kewajibannya itu. Dia tidak akan bersikap masa bodoh, apa yang menjadi kewajibannya akan dijalankan dengan penuh perhatian.

(30)

Sehat tidaknya jasmani sangat mempengaruhi perhatian kita terhadap suatu objek.

6) Suasana jiwa

Keadaan batin, perasaan, fantasi dan pikiran sangat mempengaruhi perhatin kita. Mungkin dapat mendorong dan sebaliknya dapat juga menghambat.

7) Suasana di sekitar

Adanya macam-macam suasana di sekitar kita, seperti kegaduhan, keributan, kekacauan, temperatur, sosial ekonomi, keindahan, dan sebagainya dapat mempengaruhi perhatian.

8) Kuat tidaknya perangsang dari objek itu sendiri

Berapa kuatnya perangsang yang bersangkutan dengan objek perhatian sangat mempengaruhi perhatian kita. Jika rangsangannya kuat, kemungkinan perhatian terhadap objek tersebut besar pula. Sebaliknya jika rangsangannya lemah, perhatian kita juga tidak begitu besar

2.1.2 Intensitas Perhatian Orang Tua

Menurut Sudjipto dalam slameto (2013: 61) menyatakan bahwa “keluarga

adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan untuk

pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia”.

(31)

tidak bisa digantikan oleh guru di sekolah. Orang tua merupakan pendidik yang pertama dan paling utama, sedangkan guru di sekolah hanya merupakan pendidik setelah orang tua.

Pengertian orang tua menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 802)

adalah “ayah ibu kandung, orang yang dianggap tua, orang yang dihormati”, dari

pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian orang tua adalah ayah dan ibu dari anak (jika anak itu tinggal bersama ayah dan ibu) atau orang lain yang bertanggung jawab atas pendidikan anak tersebut, wali siswa atau orang tua asuh atau jika anak tersebut tinggal bersama wali. Orang tua dapat diartikan sebagai ayah-ibu, yang mendidik anak menjadi manusia yang bermanfaat bagi keluarga, masyarakat, dan warga negara yang baik.

Orang tua yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah, ayah dan ibu kandung atau ayah dan ibu angkat atau ayah dan ibu tiri, wali siswa atau orang tua asuh dimana anak tinggal bersama dan dibiayai.

(32)

Pada hakikatnya setiap orang tua selalu mengharapkan anaknya memiliki kehidupan yang lebih baik dari orang tuanya, berguna bagi Nusa, Bangsa, dan Agama. Untuk mewujudkan keberhasilan anak yang sesuai dengan keinginan, faktor orang tua sangat besar pengaruhnya. Salah satu peranan orang tua terhadap keberhasilan pendidikan anaknya adalah dengan memberikan perhatian, terutama perhatian pada kegiatan belajar anaknya. Salah satu faktor dari orang tua yang mempengaruhi keberhasilan belajar anak adalah perhatian. Perhatian orang tua memiliki pengaruh psikologis yang besar terhadap kegiatan belajar anak. Dengan adanya perhatian orang tua, anak akan lebih giat dan lebih bersemangat dalam belajarnya karena ia tahu bahwa bukan dirinya sendiri yang berkeinginan untuk maju tetapi orang tuanya pun demikian.

Berdasarkan materi perhatian yang dipaparkan diatas, dapat disimpulkan bahwa intensitas perhatian orang tua adalah tingkat keseringan perhatian orang tua yang ditujukan pada kegiatan belajar anak, memberikan bimbingan belajar, memperhatikan dan memenuhi kebutuhan alat-alat penunjang pembelajaran, memberikan dorongan untuk belajar memberikan pengawasan, pengarah, dan lain sebagainya supaya siswa dapat melaksanakan tanggung jawab belajarnya dengan baik.

(33)

pendahuluan, maka dirumuskan bentuk perhatian orang tua terhadap kegiatan belajar anak dapat berupa pemberian bimbingan dan nasihat, pengawasan terhadap belajar anak, pemberian penghargaan dan hukuman, pemenuhan kebutuhan belajar, menciptakan suasana belajar yang tenang dan tenteram, memperhatikan kesehatan anak, memberikan petunjuk praktis, mengenai (cara belajar, cara mengatur waktu, disiplin belajar, konsentrasi dan persiapan menghadapi ujian).

1) Pemberian bimbingan dan nasihat

Bimbingan belajar terhadap anak berarti pemberian bantuan kepada anak dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana dan dalam penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutan hidup, agar anak lebih terarah dan bertanggung jawab. Anak membutuhkan bimbingan dalam belajar, anak tidak mungkin tumbuh sendiri dengan segala kekurangan dan kelebihanya. Seorang anak mudah sekali putus asa karena masih labil, untuk itu orang tua perlu memberikan bimbingan pada anak selama ia belajar.

Selain memberikan bimbingan, bentuk lain dari perhatian orang tua adalah memberikan nasihat kepada anak. Menasehati berarti memberikan saran-saran kepada anak untuk memecahkan masalah, berdasarkan pengetahuan, pengalaman, dan akal sehat. Dengan memberikan nasihat kepada anak orang tua dapat mengetahui kesulitan-kesulitan yang di alami anak dalam belajar.

2) Pengawasan terhadap belajar

(34)

tidak akan berjalan lancar. Pengawasan orang tua tersebut berarti mengontrol atau mengawasi semua kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh anak baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengawasan orang tua bukanlah berarti pengekangan terhadap kebebasan anak untuk berkreasi tetapi lebih ditekankan pada pengawasan kewajiban anak yang bebas dan bertanggung jawab.

Pengawasan orang tua terhadap anaknya biasanya lebih diutamakan dalam masalah belajar, dengan cara ini orang tua akan mengetahui kesulitan apa yang dialami anak, kemunduran atau kemajuan belajar anak, apa saja yang dibutuhkan anak sehubungan dengan aktifitas belajarnya, dan lain-lain. Dengan demikian anak akan terpacu untuk belajar sehingga prestasi belajarnya akan meningkat. 3) Pemberian penghargaan dan hukuman

Yang perlu diperhatikan orang tua yaitu memberikan pujian dan penghargaan dari kemampuan atau prestasi yang diperoleh anak. Pujian dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa orang tua menilai dan menghargai usaha yang telah dilakukan oleh anaknya. Sedangkan hadiah dimaksudkan untuk memberikan motivasi pada anak, untuk membahagiakan, untuk menambah kepercayaan diri pada anak, dan untuk mempererat hubungan dengan anak, serta untuk mendorong semangat belajar anak.

(35)

4) Pemenuhan kebutuhan belajar

Menurut M. Dalyono (2005: 58) dalam Adisti (2014: 13) “faktor keadaan rumah juga mempengaruhi keberhasilan belajar”. Dalyono juga menjelaskan

“besar kecilnya tempat tinggal, ada atau tidak adanya peralatan/ media belajar seperti papan tulis, gambar, peta, ada atau tidak adanya kamar atau meja belajar, dan sebagainya, semuanya itu juga turut menentukan keberhasilan belajar

seseorang”.

Kebutuhan belajar adalah segala alat dan sarana yang diperlukan untuk menunjang kebutuhan belajar anak. Tersedianya fasilitas dan kebutuhan belajar yang memadahi akan berdampak positif dalam aktivitas belajar anak. Anak-anak yang tidak terpenuhi kebutuhan belajarnya seringkali tidak memiliki semangat belajar. Lain halnya jika segala kebutuhan belajarnya tercukupi, maka anak akan lebih bersemangat dan termotivasi dalam belajar. Dengan demikian sudah sepatutnya bagi para orang tua untuk memperhatikan dan berusaha memenuhi kebutuhan belajar anak.

5) Menciptakan suasana belajar yang tenang dan tentram

Suasana rumah yang gaduh dan ramai tidak akan memberi ketenangan kepada anak yang sedang belajar. Rumah yang bising dengan suara radio, tape recorder, TV, suara penghuni rumah yang ribut, maupun suara pertengkaran orang tua pada waktu belajar, dapat mengganggu konsentrasi belajar anak (Slameto, 2013: 63). Suasana rumah yang tenang dan tentram akan membuat anak merasa betah dan dapat berkonsentrasi dalam belajar.

(36)

Orang tua harus memperhatikan makanan yang dikonsumsi anak, gizi makanan, istirahat, pemeliharaan kesehatan badan. Serta segera memeriksakan anak ke dokter atau puskesmas jika terjadi gangguan kesehatan.

7) Memberikan petunjuk-petunjuk praktis, mengenai: cara belajar, cara mengatur waktu, disiplin belajar, konsentrasi dan persiapan menghadapi ujian.

Berdasarkan pemaparan materi di atas, menurut I Wayan (2013) dimensi intensitas perhatian orang tua ada dua jenis, yaitu: bimbingan orang tua, penyediaan fasilitas dan sarana belajar.

Dimensi tersebut kemudian dikembangkan menjadi beberapa indikator, antara lain:

1) Pemberian bimbingan dan nasehat. 2) Tanggung jawab akan belajar anak. 3) Pemberian Perhatian.

4) Memberikan pertolonggan dan bantuan.

5) Membantu mengatur kesulitan konsentrasi belajar anak. 6) Menjaga kesehatan anak.

7) Pemberian penghargaan dan hukuman. 8) Penyediaan kebutuhan sekolah anak.

9) Penyediaan alat-alat belajar dan sarana belajar di rumah. 2.1.3 Tanggung Jawab Belajar Siswa

(37)

Saleh (2014: 4) menyatakan bahwa “Tanggung jawab adalah mengambil keputusan yang patut dan efektif”. Sedangkan menurut Pam Schiller & Tamera

Bryant (dalam Astuti, 2005: 19) “Tanggung jawab adalah perilaku yang

menentukan bagaimana kita bereaksi terhadap situasi setiap hari, yang

memerlukan beberapa jenis keputusan yang bersifat moral”. Lain halnya pendapat Wuryanano (2007) motivator bahwa “tanggung jawab adalah siap menerima kewajiban atau tugas”, maksudnya masih banyak orang yang merasa sulit,

keberatan, bahkan tidak sanggup jika diberikan tanggung jawab. Masih banyak yang mengelak untuk bertanggung jawab, karena jauh lebih mudah untuk

“menghindari” daripada “menerima” tanggung jawab.

Berdasarkan penjelasan para ahli dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab adalah perilaku yang menentukan bagaimana kita bereaksi terhadap situasi dan kesediaan wajib menanggung segala sesuatu atas perilaku atau perbuatannya. Rasa tanggung jawab tidak dapat muncul secara otomatis tetapi perlu dilakukan penanaman dan pembinaan tanggung jawab sejak dini.

Slameto (2013: 2) menyatakan bahwa “belajar ialah suatu proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya”. Sedangkan menurut Rifa’i dan Anni (2011: 82) “belajar

mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang. Belajar memegang peranan penting dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan,

tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi seseorang”. Kemudian Gagne 1989 dalam Susanto (2013: 1) menyatakan bahwa “belajar didefinisikan sebagai proses

(38)

Pada dasarnya, pengertian belajar terletak pada perubahan perilaku.

Sebagaimana Slavin dalam Rifai dan Anni (2011: 82) menjelaskan bahwa “belajar

merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman. Pengalaman

ini terjadi melalui interaksi antar individu dengan lingkungannya”. Cronbach (1954: 47) dalam Suryabrata (2012: 231) menyatakan bahwa “Learning is shown

by a change in behavior as a result of experience”. Jadi menurut Cronbach belajar

yang sebaik-baiknya adalah dengan mempergunakan pancainderanya.

Beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku, dengan serangkaian kegiatan menggunakan semua alat inderanya terhadap objek belajar dan lingkungan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Tugas seorang siswa adalah belajar. Belajar sangatlah penting dalam meningkatkan dan mengasah potensi yang dimiliki agar bermanfaat bagi dirinya sendiri, masyarakat, bangsa dan negara. Salah satu sikap siswa agar menjadi disiplin di sekolah, di rumah dan di lingkungan sekitar yaitu dengan bertanggung jawab terhadap belajar.

Rasa tanggung jawab tidak muncul secara otomatis pada diri seseorang karena itu, penanaman dan pembinaan tanggung jawab pada anak hendaknya dilakukan sejak dini agar sikap dan tanggung jawab ini bisa muncul pada diri

anak. “Anak yang diberi tugas tertentu akan berkembang rasa tanggung

jawabnya” (Benyamin Spock, 1991 dalam Astuti, 2005: 13). Seseorang yang

(39)

potensinya melalui belajar sesuai dengan keinginan dirinya sendiri maupun lingkungan sekitar. Orientasi belajar anak yang sesungguhnya adalah mengembangkan rasa tanggung jawab belajar.

A’an Aisyah (2014: 46) dalam jurnalnya menyebutkan “tanggung jawab

merupakan atribut psikologi yang tidak dapat dilihat namun bentuk/ wujudnya dapat dimanifestasikan dalam bentuk/ tingkah laku dan kebiasaan”. Sedangkan

Supriyanti dalam A’an Aisyah (2014: 45) menjelaskan “tanggung jawab

merupakan kebiasaan seseorang untuk menggunakan segala sesuatu atas akibat/

perilaku yang dilakukan”.

Berdasarkan kajian diatas dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab belajar siswa adalah anak berusaha mengembangkan diri melalui pendidikan di sekolah untuk mencapai perubahan pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, sikap, nilai yang bersifat menetap dan kesediaanya menanggung segala sesuatu yang diakibatkan dari kegiatan belajar.

Ciri-ciri tanggung jawab belajar menurut Wulandari (2013: 2) dalam Dinia (2014: 25-26) adalah sebagai berikut: siswa akan senantiasa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh gurunya sampai tuntas baik itu tugas-tugas yang diberikan di sekolah maupun tugas yang harus mereka kerjakan di rumah, siswa selalu berusaha menghasilkan sesuatu tanpa rasa lelah dan putus asa, siswa selalu berpikiran positif disetiap kesempatan dan dalam situasi apapun, siswa tidak pernah menyalahkan orang lain atas kesalahan yang telah diperbuatnya

(40)
(41)

minat dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Siswa dengan perilaku tanggung jawab yang lebih besar akan mampu memiliki minat yang lebih dalam melaksanakan pekerjaan/ tugas. (8). Siswa menghormati dan menghargai aturan. Aturan yang dibuat bukan untuk dilanggar, merupakan salah satu bentuk ataupun prinsip yang dimiliki oleh siswa yang bertanggung jawab. (9). Siswa dapat berkonsentrasi pada tugas-tugas yang rumit. Sesulit apapun tugas yang dihadapi oleh siswa, dengan perilaku tanggung jawab maka pekerjaan itu akan tetap dilaksanakan dengan penuh kesadaran. (10). Siswa mengerjakan apa yang dikatakannya akan dilakukan. Ide ataupun kreativitas yang telah diniatkan maka pasti akan tetap dilaksanakan oleh siswa yang memiliki perilaku tanggung jawab sebab siswa yang memiliki perilaku tanggung jawab lebih memiliki komitmen yang tinggi. (11). Siswa mengakui kesalahan tanpa mengajukan alasan yang dibuat-buat. Setiap kegagalan membutuhkan pengakuan dari orang yang berbuat. Namun hal ini tentunya berbeda dengan orang yang memiliki rasa tanggung jawab yang besar. Perilaku tanggung jawab akan berterus terang dengan resiko pekerjaan yang telah dilakukannya.

Dinia (2014: 31) menyatakan bahwa dinamika tanggung jawab belajar, berarti perubahan siswa yang sebelumnya kurang bertanggung jawab terhadap belajar berubah menjadi adanya peningkatan dalam tanggung jawab belajar seorang siswa.”

Menurut Adiwiyoto (2001: 89) dalam Astuti (2005: 27), indikator dari sikap tanggung jawab belajar antara lain:

(42)

Belajar adalah suatu kewajiban dan tanggung jawab sebagai seorang siswa yang hasilnya akan diraih dimasa mendatang. Belajar tidak perlu memakan waktu lama asal dilakukan secara rutin setiap hari minimal satu jam, harus bisa membagi waktu dengan baik, memanajemen tugas dengan efisien, dan mempunyai inisiatif untuk belajar. Belajar secara rutin adalah cerminan siswa yang mempunyai kesadaran diri akan tanggung jawabnya.

(2) Dapat menjelaskan alasan atas belajar yang dilakukannya

Siswa yang bertanggung jawab akan dapat menjelaskan alasan mengapa ia belajar dan untuk tujuan apa ia belajar.

(3) Tidak menyalahkan orang lain yang berlebihan dalam belajar

Siswa yang baik adalah tidak lempar batu sembunyi tangan. Kita yang berbuat, maka kita yang harus mempertanggung jawabkannya. Selain tidak menyalahkan orang lain dan keadaan, tanggung jawab bisa digambarkan dengan mengakui kesalahan yang telah diperbuat.

(4) Mampu menentukan pilihan dari kegiatan belajar

Siswa dalam hal belajar harus mampu menentukan pilihan-pilihan alternatif dalam kegiatan belajar dimana siswa tersebut nantinya akan bisa menggunakan waktu sebaik mungkin sehingga tidak terbuang sia-sia.

(5) Melakukan tugas sendiri dengan senang hati

(43)

(6) Bisa membuat keputusan yang berbeda dari keputusan orang lain dalam kelompoknya

Hal ini bisa digambarkan dengan kreatif dalam berpendapat, mampu mengambil keputusan dengan baik, dan bersedia menanggung segala resiko dari keputusan yang telah diambil.

(7) Mempunyai minat yang kuat untuk menekuni belajar

Minat yang kuat untuk menekuni belajar yaitu adanya keinginan dan kemauan yang disertai perhatian dan keaktifan siswa untuk melahirkan rasa senang dalam belajarnya. Minat yang kuat akan menimbulkan usaha yang gigih serius dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi tantangan.

(8) Menghormati dan menghargai aturan

Menghormati dan menghargai aturan sekolah merupakan kewajiban dan hal yang utama sebagai seorang pelajar dimana kita hatus selalu menaati aturan tersebut seperti memakai seragam lengkap, datang ke sekolah tepat waktu, menghormati peraturan-peraturan yang dibuat oleh sekolah, dan ikut berpartisipasi dalam kebersihan lingkungan sekolah.

(9) Dapat berkonsentrasi pada belajar yang rumit

Berkonsentrasi dalam belajar yaitu memusatkan pikiran terhadap pelajaran dengan mengesampingkan semua hal lainnya yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran.

(44)

2.1.4 Pengaruh Intensitas Perhatian Orang Tua terhadap Tanggung Jawab Belajar Siswa

Salah satu faktor eksternal yang ikut berperan dalam keberhasilan siswa dalam menguasai pelajaran adalah faktor orang tua. Sebagaimana disampaikan oleh M. Dalyono (2005: 59) dalam Adisti (2014: 11) bahwa “faktor orang tua

sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar”. Sebagai pembimbing dalam keluarga, orang tua sangat berperan dalam meletakkan dasar-dasar perilaku bagi siswa. Sikap, perilaku, dan kebiasaan orang tua selalu dilihat, dinilai, dan ditiru oleh siswa yang kemudian semua itu secara sadar atau tak sadar diresapinya dan kemudian menjadi kebiasaan pula bagi siswa.

Pengenalan anak kepada kebudayaan, pendidikan, nilai dan norma-norma kehidupan bermasyarakat dimulai dalam lingkungan keluarga. Peran orang tua dalam membimbing anak dikatakan sebagai pendidik utama, termasuk membimbing anak menghadapi dunia persekolahan. Begitu pula halnya dengan tanggung jawab belajar siswa, intensitas perhatian yang diberikan orang tua terhadap pendidikan siswa tentunya akan menanamkan tanggung jawab belajar dalam diri siswa tersebut. Dengan bimbingan dan perhatian orang tua tersebut anak secara berangsur-angsur dididik dan diarahkan, agar tumbuh rasa tanggung jawab. Dalam mengajarkan anak bertanggung jawab, sikap orang tua sangat berpengaruh terhadap perilaku anak dalam belajar. Menurut Slameto (2010: 64)

(45)

Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk mengerjakan sesuatu sendiri, melainkan orang tua harus menemani dan memberi bimbingan sampai anak mencapai usia yang cukup untuk bertanggung jawab. Perhatian orang tua ini diharapkan membuat anak menjadi rajin belajar dan dari hasil belajarnya tersebut dapat memperoleh hasil belajar yang maksimal.

2.2

KAJIAN EMPIRIS

Penelitian mengenai perhatian orang tua dan tanggung jawab belajar sebelumnya sudah beberapa kali dilakukan oleh para peneliti. Penelitian tersebut antara lain dilakukan oleh: Nanda Pradhana (2012), Chatarina Puji Astuti (2005), Dinia Ulfa (2014), Novi Pahyanti (2013), I Wayan Wiradana dan Ni Nengah Madri Antari (2013), Susi Septiningsih, dkk. (2013), Siska Eko Mawarsih (2013),

A’an Aisyah, dkk (2014), Malik Amer Atta dan Asif Jamil (2012), dan Hafiz

Muhammad, dkk (2013).

Pertama, oleh Nanda Pradhana (2012), mahasiswa jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul “Pengaruh Intensitas Perhatian Orang Tua Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Pada

Siswa Kelas IV SD Se Gugus Ontoseno Bagelen Purworejo Tahun Ajaran

(46)

Berdasarkan hasil analisis regresi ganda X1 dan X2 terhadap Y, diketahui Fhitung sebesar 11,289 lebih besar dari Ftabel 3,44 (Fh > Ft) maka koefesien korelasi multipel antara X1 dan X2 terhadap Y signifikan.

Kedua, Chatarina Puji Astuti (2005), mahasiswa jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Semarang dengan judul “Pengaruh Bimbingan Belajar Orang Tua Terhadap Tanggung Jawab Belajar Anak Kelas IV SD

Pangudi Luhur Don Bosco Semarang Tahun Pelajaran 2003/2004”. Berdasarkan

hasil analisa data diperoleh kesimpulan sebagian besar siswa kelas empat SD Don Bosco merasakan tingginya pengaruh bimbingan belajar orang tua mereka untuk tanggung jawab belajar. Jumlah anak yang berpendapat demikian sebesar 32 anak atau 71,11 % dari responden penelitian. Sedangkan tanggung jawab belajar juga tinggi yaitu 31 anak atau sebesar 68,89 % responden penelitian. Bimbingan belajar orang tua berpengaruh terhadap tanggung jawab belajar anak berdasarkan hasil uji F dengan nilai Fhitung sebesar 45,891 (p < 0,05). Persamaan regresi yang terbentuk adalah Y = 1,462 + 0,972X. Besarnya sumbangan pengaruh bimbingan belajar orang tua terhadap tanggung jawab belajar anak adalah sebesar 0,516 atau 51,6 %.

Ketiga, Dinia Ulfa (2014), mahasiswa jurusan Bimbingan dan Konseling

Universitas Negeri Semarang dengan judul “Meningkatkan Tanggung Jawab Belajar Dengan Layanan Konseling Individual Berbasis Self-Management Pada

(47)

layanan konseling individual berbasis self-management, dibuktikan dengan hasil pre test, siswa termasuk dalam kriteria rendah dengan persentase rata-rata 50.35%. Sedangkan hasil post test, kriteria tanggung jawab belajar pada siswa menjadi tinggi dengan rata-rata sebesar 74.50%. Dari uji Wilcoxon diperoleh Zhitung sebesar 2.20 dan nilai Ztabel pada taraf signifikansi 5% dan N=6 yaitu 0.

Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Novi Pahyanti (2013), mahasiswa jurusan Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo dengan

judul “Peningkatan Tanggung Jawab Siswa Melalui Model Snowball Throwing

Pada Siswa SMK YPP Purworejo Kelas X TM C Tahun Pelajaran 2012/ 2013”.

Penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan tanggung jawab dan hasil belajar siswa. Ditunjukkan dari rerata persentase tanggung jawab belajar siswa sebesar 74,6% pada siklus I, meningkat menjadi 82,7% pada siklus II sehingga memenuhi indikator keberhasilan yaitu sebesar 75%. Pada siklus I ketuntasan belajar siswa diperoleh persentase sebesar 70,8% dengan rerata nilai 71,7 dan meningkat menjadi rerata nilai 81,9 dengan persentase 77,1 % pada siklus II sehingga indikator keberhasilan sebesar 70% tercapai.

Kelima, “Hubungan Antara Intensitas Perhatian Orang Tua Dan Minat Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas IV SDN Kelurahan

(48)

Hubungan minat belajar dan hasil belajar yaitu thitung = 14,238 > ttabel = 1664. Hubungan secara bersama-sama antara intensitas perhatian orang tua dan minat belajar terhadap hasil belajar IPA Fhitung=36,55 > Ftabel= 3,09, yang berarti ada hubungan yang signifikan antara variable-variabel tersebut.

Keenam, Susi Septiningsih, dkk. (2013) mahasiswa PGSD Universitas

Sebelas Maret Surakarta, dengan judul “Pengaruh Perhatian Orang Tua dan Intensitas Belajar Terhadap Hasil Belajar Pecahan Kelas III Sd se-Kecamatan

Padureso”, dengan kesimpulan hasil penelitian (1) Ada pengaruh perhatian orang

tua terhadap hasil belajar pecahan kelas III SD se-Kecamatan Padureso; (2) Ada pengaruh intensitas belajar terhadap hasil belajar pecahan siswa kelas III SD se-Kecamatan Padureso; (3) Ada interaksi pengaruh antara perhatian orang tua dan intensitas belajar terhadap hasil belajar pecahan kelas III SD se-Kecamatan Padureso.

Ketujuh, Siska Eko Mawarsih, (2013) dalam JUPE UNS, Vol. 1,No. 3, Hal

1 s/d 13 dengan judul “Pengaruh Perhatian Orang Tua dan Motivasi Belajar

terhadap Presatsi Belajar Siswa SMA Negeri Jumapolo”. Hasil analisis data

menunjukkan, (1) Terdapat pengaruh yang signifikan perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa SMA Negeri Jumapolo. (2) Terdapat pengaruh yang signifikan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa SMA Negeri Jumapolo. (3) Terdapat pengaruh perhatian orang tua dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Siswa SMA Negeri Jumapolo.

Kedelapan, A’an Aisyah, dkk (2014). Indonesian Journal of Guidance and

(49)

Tanggung Jawab Belajar Melalui Layanan Penguasaan Konten”. Hasil analisis menunjukkan Ho penelitian ditolak dan Ha penelitian diterima.

Kesembilan, penelitian yag dilakukan oleh Malik Amer Atta dan Asif Jamil (2012). Institute of Education and Research dari Gomal University, Pakistan

dengan judul “Effects Of Motivation And Parental Influence On The Educational

Attainments Of Students At Secondary Level”. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa perhatian orang tua sangat penting dalam meningkatkan hasil pencapaian pendidikan siswa.

Kesepuluh, Hafiz Muhammad, dkk (2013). International Journal of Humanities and Social Science Vol. 3 No. 8 [Special Issue – April 2013]. G.C

University Faisalabad, Pakistan, dengan judul “Parental Involvement and Academic Achievement; A Study on Secondary School Students of Lahore,

Pakistan”. Penelitian ini dilakukan dengan responden sebanyak 150 siswa kelas IX, menggunakan alat pengumpulan data kuesioner. Setelah analisis data, ditemukan bahwa ada hubugan yang signifikan antara keterlibatan orang tua dengan tingkat prestasi akademik anak-anak.

(50)

2.3

KERANGKA BERPIKIR

Segala bentuk intensitas perhatian dari orang tua sangat dibutuhkan oleh siswa, karena intensitas perhatian orang tua terhadap belajar siswa akan mendorong siswa untuk bertanggung jawab dalam belajarnya dan mencapai prestasi belajar yang baik. Bentuk intensitas perhatian orang tua tersebut dapat berupa pemberian bimbingan dan nasihat, pengawasan terhadap kegiatan belajar anak, pemberian penghargaan dan hukuman, pemenuhan fasilitas belajar, menciptakan suasana tenang dan tenteram, memperhatikan kesehatan anak, dan memberikan petunjuk praktis mengenai: cara belajar, cara mengatur waktu, disiplin belajar, konsentrasi, dan persiapan menghadapi ujian.

Perhatian orang tua merupakan pemusatan atau konsentrasi orang tua terhadap anaknya yang menyebabkan bertambahnya aktivitas orang tua yang ditujukan kepada anak-anaknya terutama dalam pemenuhan kebutuhan baik secara fisik maupun non fisik. Orang tua yang memberikan perhatiannya terhadap segala kebutuhan anak baik secara fisik maupun psikis, maka anak akan merasa diperhatikan dengan baik sehingga akan memotivasinya untuk terus berusaha terhadap tanggung jawab belajar guna mencapai prestasi belajar yang optimal.

(51)

Bagan 2.1 Pola Kerangka Berpikir

Dari Bagan 2.1 pola kerangka berpikir tersebut terdapat dua variabel, yaitu: 1. Variabel Independen (Variabel Bebas)

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel independen pada penelitian ini adalah intensitas perhatian orang tua (X).

2. Variabel Dependen (Variabel Terikat)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam hal ini yang menjadi variabel terikat adalah tanggung jawab belajar siswa (Y).

Intensitas Perhatian Orang Tua (X)

- pemberian bimbingan dan nasehat. - tanggung jawab akan beajar anak. - pemberian perhatian.

- penyediaan alat-alat belajar dan penyediaan sarana belajar di

- tidak menyalahkan orang lain. - mampu menentukan pilihan

dari kegiatan belajar. - melakukan tugas dengan

senang hati.

(52)

2.4

HIPOTESIS

Hipotesis dalam penelitian merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono 2014: 99).

Hipotesa dirumuskan, karena dapat memberikan pedoman dan pengarahan pada penelitian dan pemecahan masalah. Hipotesis adalah dugaan, yang mungkin benar atau mungkin juga salah. Ia akan ditolak jika faktanya menyangkal, jadi hipotesanya salah atau palsu. Dan hipotesa akan diterima, jika fakta membuktikan kebenarannya. Hipotesis biasanya minimal terdiri dari dua variabel. Dalam hal ini peneliti menggunakan variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebasnya adalah intensitas perhatian orang tua, sedangkan variabel terikatnya adalah tanggung jawab belajar anak.

Itensitas perhatian orang tua dalam mendampingi di saat anak belajar sangat dibutuhkan, terutama dalam hal tanggung jawab belajar anak. Intensitas perhatian orang tua yang menunjang ini, antara lain: (1) bimbingan orang tua, (2) penyediaan fasilitas dan sarana belajar.

(53)

rumit, dan (10) memiliki rasa bertanggung jawab erat kaitannya dengan prestasi di sekolah.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa intensitas perhatian dari orang tua akan sangat penting dalam meningkatkan tanggung jawab belajar anak.

Berdasarkan analisis teoritik dapat dirumuskan hipotesa sebagai berikut :

1 H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara intensitas perhatian orang tua terhadap tanggung jawab belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Butuh Purworejo.

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara intensitas perhatian orang tua terhadap tanggung jawab belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Butuh Purworejo.

2

Hipotesis Statistik

(54)

39

BAB 3

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam suatu penelitian. Hal ini dikarenakan di dalam metode penelitian dijelaskan mengenai urutan penelitian yang akan dilakukan yaitu berhubungan dengan teknik dan prosedur penelitian yang dipakai oleh peneliti. Tujuannya adalah agar dalam melaksanakan kegiatan penelitian dapat berjalan dengan baik, terarah, dan sistematis. Hal-hal yang berkaitan dengan metode yang digunakan pada penelitian ini, antara lain: desain penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan metode analisis data.

3.1

Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode penelitian survei deskriptif. Kerlinger (1996) dalam Riduwan (2013: 49) menjelaskan bahwa “penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relative, distribusi dan variabel sosiologis maupun psikologis”. Sugiono (2012:

86) dalam Fitri (2013: 61) menjelaskan bahwa “penelitian deskriptif adalah

(55)

diperoleh kemudian dipaparkan sebagaimana mestinya dan untuk keperluan analisisnya menggunakan analisis statistik deskriptif. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif dimana data yang diperoleh dari sampel populasi penelitian kemudian dianalisis sesuai dengan metode statistik yang digunakan lalu diinterprestasikan. Adapun paradigma desain penelitian ini ialah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Desain penelitian

Dalam penelitian ini terdapat variabel bebas (X) yaitu intensitas perhatian orang tua dan variabel terikatnya (Y) yaitu tanggung jawab belajar siswa. Peneliti memilih tanggung jawab belajar siswa sebagai akibatnya dan intensitas perhatian orang tua sebagai sebab yang dapat mempengaruhi tanggung jawab belajar siswa.

3.2

Populasi dan Sampel

Populasi dan sampel dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: 3.2.1 Populasi

Sugiyono dalam Riduwan (2013: 10) menyatakan bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya”. Nawawi dalam Riduwan (2013: 10)

menyebutkan bahwa, “Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif daripada

karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap”. Jadi, populasi adalah keseluruhan subjek/ objek penelitian yang mempunyai kualitas dan

(56)

karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya untuk digeneralisasikan.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa kelas V Sekolah Dasar Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Butuh Purworejo berjumlah 119 siswa yang berasal dari 6 sekolah dasar. Berdasarkan data survei Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Butuh Purworejo tahun pelajaran 2014/ 2015, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.2 Populasi Penelitian

No Nama Sekolah Jumlah Siswa Kelas V

1 SD N Lubang Lor 17

2 SD N Lubang Kidul 17

3 SD N Kunir 19

4 SD N Kedungagug 27

5 SD N Kedung Sari 23

6 SD N Rowodadi 16

Jumlah 119

Sumber data berdasarkan data survei di Sekolah Dasar Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Butuh Kabupaten Purworejo tahun ajaran 2014/ 2015. 3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri/ keadaan tertentu yang diteliti (Riduwan 2013: 11). Teknik pengambilan sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik probability sampel bertipe simple random sampling, yakni peneliti akan mengambil sampel dari anggota populasi

(57)

populasi 119. Dalam penelitian ini, sampel yang diambil berupa sampel proporsi karena populasi di setiap sekolah berbeda. Menurut Arikunto (2013: 182) bahwa

“ada kalanya banyaknya subjek yang terdapat pada setiap strata atau setiap wilayah tidak sama”.

Pengambilan sampel menggunakan rumus proporsional random sampling menurut Sugiyono (1999: 67) yang dikutip oleh Riduwan (2013: 66) yaitu:

Keterangan : ni = jumlah sampel menurut stratum n = jumlah sampel seluruhnya Ni = jumlah populasi menurut stratum N = jumlah populasi seluruhnya

Berdasarkan rumus di atas, maka dapat ditentukan jumlah sampel penelitian seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.3 Penentuan Jumlah Sampel

No Nama Sekolah Jumlah Populasi Jumlah Sampel 1 SD N Lubang Lor 17 siswa 17/119 x 89 = 13 2 SD N Lubang Kidul 17 siswa 17/119 x 89 = 13

3 SD N Kunir 19 siswa 19/119 x 89 = 14

4 SD N Kedungagug 27 siswa 27/119 x 89 = 20 5 SD N Kedung Sari 23 siswa 23/119 x 89 = 17 6 SD N Rowodadi 16 siswa 16/119 x 89 = 12

Jumlah 119 siswa 89 siswa

(58)

3.3

Variabel Penelitian

Adapun jenis variabel yang menjadi fokus tindakan pada penelitian antara lain variabel bebas dan variabel terikat. Penjelasan selengkapnya sebagai berikut. 3.3.1 Variabel bebas

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono 2014: 64). Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu intensitas perhatian orang tua.

3.3.2 Variabel terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono 2014: 64). Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu tanggung jawab belajar siswa.

3.4

Definisi Operasional

Pada penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti yaitu intensitas perhatian orang tua (X) dan tanggung jawab belajar siswa (Y). Variabel-variabel tersebut didefinisikan secara operasional sebagai berikut:

3.4.1 Intensitas Perhatian Orang Tua (X)

Gambar

Tabel    Halaman
Gambar 3.1 Desain penelitian
Tabel 3.2 Populasi Penelitian
Tabel 3.3 Penentuan Jumlah Sampel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa antara metode Sugeno dan metode Mamdani dalam menganalisa produksi yang optimum menggunakan Variabel input yang sama yaitu

Judul Skripsi : Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak dan Kemudahan Perhitungan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dengan Minat Perilaku Wajib Pajak sebagai Variabel

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar ahli madya Pada Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata. Disusun

When CY17 antiserum was used against the brain and/or frontal ganglion of other insects, immunore- active materials were identified in: (1) the adult brain of a hemipteran, O.. In

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Gelar Sarjana Pada Program. Studi S1 Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi

Ada hubungan yang signifikan antara persepsi kepadatan lingkungan kerja dengan burn out pada buruh pabrik (0,562) dengan taraf signifikansi 0,001 (sig&lt; 0,05)... Sholawat serta

Dari uraian yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya, yakni mengenai pemanfaatan tanah pertanian sebagai barang gadai oleh penerima gadai yang dilakukan di Desa

Pembuatan aplikasi ini dapat diambil kesimpulan yaitu, sistem pakar mendiagnosa gangguan autis dengan menggunakan metode certainty factor dapat membantu seseorang