• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Komunikasi Perencanaan Partisipatif Pembangunan Masyarakat Desa (P3MD) pada Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) di Kabupaten Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas Komunikasi Perencanaan Partisipatif Pembangunan Masyarakat Desa (P3MD) pada Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) di Kabupaten Bogor"

Copied!
212
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)
(103)
(104)
(105)
(106)
(107)
(108)
(109)
(110)
(111)
(112)

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI

PERENCANAAN PARTISIPATIF

PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA (P3MD)

PADA LEMBAGA KETAHANAN MASYARAKAT

DESA

(LKMD)

D1

KABUPATEN

BOGOR

Oleh :

AGZJS

MANJAR

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT PERTAMAN BOGOR

(113)

ABSTRAK

AGUS MANJAR, "Eiektivitas Komunikasi Perencanaan Partisipatif Pembangunan Masyarakat Desa (P3MD) pada Letnbaga Ketahanan Masyarakat Desa (IXMD) di Kabupaten Bogor", Komisi Pembimbing S JAFRI

MANGKUPRAWIRA, A D A VITAYALA. S. MUBEIS, dan SUTISNA

RIYANTO.

Penelitian ini bertujum

untuk

mengetahui: (1) kondisi dan aktivitas potensial pengurus LKMD

untuk

menjadi komunikator P3MD yang efektif, (2) efektivitas pelatihan P3MD yang dilakukan oleh Kantor PMD Kabupaten Bogor terhadap pa~gunls LKMD, dm (3) falrtor-f5ktor yang berhubungan deirgan

efektivitas komunikasi P3MD.

Penelitian

ini

merupakan survey yang bersifat deskriptif dan analisis korelasional. Sampel diambil. secara acak berstrata dari pengurus LKMD yang belurn m e n m t i pelatihan P3MD dan pengums LKMD yang sudah mengkuti pelatihan P3MD dari tiga tipologi wilayah pengembangan (pertanian, industri dan

pariwisata, masing-masing diambil dari dua komuaitas masyarht (perkotaan dm

perdesaan). Data dianalisis dengan analisis deskriptif

dan

analisis korelasional menggunakan uji Khai Kuadrat

( x 2

).

Hasil penelitian menunjukkan, bahwa: (1) secara

umum

kondisi karakterist& pengurus LKMD culcup potensial

untuk

dapat mengkomunikasikan

P3MD secara efektif, sedangkan aktifitas potensial perilaku kamunikasinya cenderuttg mash rendah, (2) pelatihrn P3MD y a q dilaksanakm ole11 Kantar

PMD Kabupaten Bogor terhadap pengunrs LKMD cukup efektif menambah pengetahuan dan memotivasi untuk dapat melakukan tindakan mengenai P3MD

seeam lebih bnik, dm (3) faktor kdteristik individu yang bahubungnn secnra nyata dengin efehvitas komumkasi P3MD, antara lain: jenis kelamin dengan tindakan, pendidkan formal dengan tindakan, pekerjaan dengan pengetahuan dan sikap, pendapatan keluarga dengm pengetahuan, dan pengalaman mmgikuti kursus/penataraa/pelatihan dengan pengetahuan d m sikap, falaox perilaku komunikasi yang berhubungan secara nyata dengan efektivitas komunikasi P3MD, antara lain: akses terhadap jaringan komulukasi dengan seluruh aspek (pengetahuan, sikap dan tindakan), tingkat kekasmopolitan dan keterdedahan terhadap media massa hmya dengm pengetahurn, faktor wilayah berhubtlngnn secara nyata Ctengan efebvitas kom1.1nikasi P3MD dalam aspek pengetahuan dan

(114)

EFEKTIVITAS KOMUNIKAST PERENCANAAN PARTISIPATTF

PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA (P3MD)

PADA LEMBAGA KETAHANAN MASYARAKAT DESA (LKMD)

DI KABUPATEN

BOGOR

Oleh

:

AGUS

MANJAR

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh gelar

Magister Sain (Msi) Pada Program Studi

Komunikasi Pembangunan Pertanian

drmn

Pedesaan

Program Pascasarjana

Institut Pertanian Bogor

PROGRAM

PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN

BOGOR

(115)

Judd Tesis : Efektivitas Komumkasi Perencanam Partisipatif Peinbangunan Masyarakat Desa (P3MD) pada Lembaga Ketal~a~an Masyarakat Desa (LKMD) di Kabupaten Bogor

N a m a : A g ~ s Manjar

Nomor Pokok : 9847708

Program Studi : Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (KMP)

Dr.

h.

Siafii Maagkrrprawira K e t u a

L

Dr. Ir. Aida Vitayala S. Hubeis Anggota

0

Lr. Sutis~ia R~yanto, MS Anggota

2. Ketua Program Studi Koinmikasi Pembangunan Pertanian dan

Pedesaai~

CLQ-4.

Dr.

Ir. Puda ~itwGa S. Hubeis
(116)

Pmdis chlahirkan pa& tanggal Z Apstus 1965 di Garut. M e n W dengan

Rosmawaty pada tahun 1993

dan

d i k a i a i satu orang anak Any Muhammad Nugraha.

Pendidikan ditanpuh di Gamt sejak SD hingga SMA. Lulr~s SMA

Cikajang Gamt tahun 1986. Melanjutkan ke Akademi Pemerintahan Dalam

Negeri Bandung Jurusan Ilmu Pernerintahm pada tahun 1986 dm lulus tahun

1989. Kemudian melanjutkan ke Sekolali Tinggi Illnu Sosial dan Ilmu Polirik

(STISIP) Yaperti Jun~sm Administrasi Negara pada tah~in 1990 dan lulus tahun

1992.

Sejak 9 Januari 1999 pendis bekerja pada Pernerintah &&paten Bogor

dengan jabatan terakhir sebagai Kepala Seksi Pemerintahan Kecarnatan Cileungsi

Kabupaten Bogor.

Penulis tematilt sebagai mahasiswa Program Pascasajana Instinit

(117)

PRAKATA

Segala puji d m syukwc penulis panjatkan kehadirat

Allah

Subhanahu

Wataala, karena berkat rahmat dan k d a - N y a penuiis telab dapat

mnerampungkan tesis ini, ymg menjadi salah satu s y m t ddam menyelesatkan

studi pada Prograin Pwasarjana Institut Pertmian Bogor.

Studi mengenai Efektivitas Komunikasi Perencanaan Partisipatif

Pembangunan Masywakgt Desa ( P 3 W ) pada Lembaga Ketahanan Masyarakat

Desa (LKMD) di Kabupaten Bogor, dilatar klakangi ole11 perltmya upaya yang sunggnh-swgguh dalam rangka rnengembangkan pembmgunan desa swam

berdaya guna dan berhasil @ma, sesuai dengan kondisi, potensi dan permasalahan

yang sebmarnya.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan tenina kasih dm memberikan

penghargmn yang setinggi-tingginya kepada Bnpak Dr. Ir. S j a f Mangkuprawira,

Ibu Dr. Ir. Aida Vitayala. S. Hubeis, Bapak Ir. Sutisna Riyanto, MS, dan Ibti Ir. Melani Abdulkadir Slmito, MS sebagai komisi pembimbing yang telah

memberikan perhatian, petmjuk

dan

sarannya pada penelitian dan penulisan tesis

ini.

Diucapkrtn terima kasih pula kepada Bapak IT. AmIntdin Saleh dan Para

Dosen Program Studi Komunikasi Pembangunan Patmian dan Pedesaan Progratn

Pascasarjana fnstitut Pertanian Bogor.

Peniilis menyam bnhwa tesis ini masih mengruldung kelmahm d m

kekurangan, maka secara t d u k a menanam arm-saran berbagai pihak untuk

penyempurnaannya.

(118)

Harapan, semoga tesis ini dapat memberikan manfaat yang berarti, baik

sebagai bahan pertimbangai bagi kepentingan pembmgunan desa, maupun

(119)

DAFTAR

IS1

Halaman

...

MSTRAK i

...

RIWAYAT HIDUP ii

DAFTARISI ... v DAFTAR TABEL ... vii

...

DAFTAR GAMBAR viii

...

DAFTAR LAMPIRAN viii

1 . PENDAHULUAN

...

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Penlmusan Masalah ... 4

. .

...

1.3. Tujuan Penellban 5

...

1.4. Kegunaan Penelitian 5

11 . TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perei~canaan Partisipasi Pemnbansu~an Masyarakat Desa (P3MD) ... 6

2.2. Efektivitas Kotnunikasi ... 7

...

2.3. Kmakteristik Individu 11

...

2.4. Perilaku Komunikasi 12

2: 5 . Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) ... 12

111 . KERPLNGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

...

3.1. Keralgka Pemikiran 14

3.2. Hipotesis ... 17

IV . METODE PENELITIAN

. .

...

4.1. Desain Penebban 18

...

4.2. Populasi dan Sampel 18

...

4.3. Metode Pengumpulan Data 19

...

4.4. Insrumentasi 20

...

4.5. Definisi Operasional 20

...

4.6. Validitas dan Realibilitas Instrumen 23

...

4.7. Analisis Data 25

V . HASIL DAN PEMBAHASAN

...

(120)

5.3. Efektivitas Kornunikasi P3MD . . . 39

5.4. Hubungan Karakteristik Individu Responden dengan Efektivitas

Komtu~ikasi P3MD ... . . .

.

. . .. . . 43

5.5. Hubungan Perilaku Kotnunikasi Responden det~gat~ Efektivitas

Komtrnikasi P3MD ...

...

... . .. ... . ..

...

... ..

.

... ... . .. .. . . . . . 53 5.6. Hubungan Faktor Wilayah dan Faktor Masyarakat dengan

Efektivitas Kom~milcasi P3MD ... 58

VI. ESIMPULAN D.4N SARAN

6.1 . Kesitnpnlan . . . ... ... 63

6.2. Saran . ... . . . .. ... .. . ... ... . . .. . .. ... . .. .. . . . . . . . . .. . . . . . . . . . 64

(121)

DAFTAR TABEL

I

.

Distribusi Sampel yang Diamati . . .. . . 20

2. Deskripsi kakteristik Iadividu Respondell . . . 3 1

3, Frekuensi dan Persentase Perilakil Komtlnikasi Responden .. .

.

. . .

.

. 36

4. Frekuensi dan Persentase Efektivitas Komunikasi P3MD Responden dan Hubungan Pelatihan P3MD Dengan Efektivitas

Komunikasi P3MD . . . 39

5. Hubwigan Karakteristik Individu Responden Dengan Efektivitas

Komunikasi P3MD . . . . . . . . . . .

.

. . .

.

. . .

.

.

. . . = . , , . .. 44

6. Ihibungan Perilaku Komunikasi Responden Dengan Efektivitas

Kom~mikasi P3MD . . .

.

. . .

.

. . . 53

7 . Hubungan Faktor Wilayah dan Faktor Masyarakat

Dengan Efektivitas Komunikasi P3MD . . . .. 58

8, Hubungan Ti pologi Wit ayah Dengan Efektivitas

(122)

D,4FTL4R GAMBAR

Garribat- Teks Halaman

...

1. Kerangkn Pemikiran Efektivitas Komt~nikasi P3MD 16

DAFTAR

LAMPIRAN

No. Teks Halanan

...

Peta Kabupaten Bogor 69

I-Iasil Uji Coba Kuesioner ... 70

Frekuensi d m Persentase Efektivitas Kom~mikasi P3MD Menurut 7 1

...

Karakteristik Responden

Frekuensi dan Persentase Efektivitas Komunikasi P3MD Menwut

...

Perilaku Koin~ukasi Responden 73

Frekuensi dan Persentase Efektivitas Kornilnikasi P3MD

. . .

Responden Menurut Faktor Wilayah 7 4

Frekuensi dan Persentase Efektivitas Komunikasi P3MD

...

Responden Meiiwut Faktor Masyarakat 7 5

... ...

(123)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakaug

Upaya pembangunan desa yang dilaksanakan selama ini seringkali belum

dapat mencapai has2 yang optimal, karma kegiatan tersebut menghadapi berbagai

kendala, antara lain seperti masymkat tidak rnenyambutnya secara proaktlf. Hasil

evnl~lasi dan riset ymg itilakukan Direktomt Jenderd Panbangman Masymkat

Desa Departemen Dalam Negeri (Dirjen PMD Depdagri), mengungkapkan bahwa

m d n y a berbagiii pernasalahan dalam pembangunan desa itu, penyebab

utamanya Iebih berhubungan dengan program pembangunan. Dijefaskannya

program pentbangunan yang dikerjakm sering k m g seinras dengm kebutuhan

nyata rnasyarakat, dan kurang terakomodasinya sumbadaya yang tersedia dan keadaan desa yang sebenarnya.

Supaya pennasdahan serupa tidak terjadi dalam kepiatan pembangunan

desa berikutnya. Untrak mengatasinyn Wjen P M b Depdagi sejak tahun 1996

tdah mmperkenalkan suatu mdode dan tehnik penyusunan program

pembangunan desa yang lebh lengkap dan jelas. Metode dm tehnik itu disebut

metode "Perencanam Partisipatif Pmbmgunan Masyarakat Desa" atau Isingkat

dengan istilah "P3MD". Metade ini sebenarnya diangkat dan dikembangkan dari

tradisi luhur masyarakat kita, yaitu bermusyawarah dan bagotong royong, yang

kemudian dipadukan dengan berbagai pendekatan keiimuan.

Metode P3MD primipnya dimitksudkan untuk mmgarahkm seluruh

komponen desa (pemerintahan desa, lembaga kemasyarakatan desa, dan

(124)

desanya secwa menyelunnh, {b) menemukenali

dan

mengmalisis blerbagai

perrnasalahan, (c) menentukm alternatif pemecahml masalah, dan (d) menyusun pragmm pembangunm secnra tepat &n realistis. M&a seluruh komponen desa

dalm kapasitasnya sebagai pel& (subyek) &aIigus menjadi sasaran (obyek)

pembangman,

akm

mampu mewujudkan dan memanfaatkan pembangunan desa

secara berdayaguna dm berhasilguna.

Arah dm sasaran strategis ymg tersirat dalm metade P3MD ini, antma

lain untuk : (1) meningkatkan pemberchyaaa masyarakat agar semua warga desa

dapat berpartisipasi Mf dalam se1urd-i proses pengelolaan pembangunan, dengan kesempatan d m kemarnpuan yang proporsronal; (2) meningkatkan kualitas perancanam pembangunan desa yang ditetapkan berdasarkm kajian terhadap

masalah, kebutuhan,

dan

sumberdaya yang tersecha; (3) mengembangkan swadaya gotong royong masyarakat menuju terciptanya pelaksmaan pernbangunan yang

bertumpu pada kekuatan sendiri; dan (4) mengembangkan pelaksinaan

pembangunm dasa secwa terpadu.

Dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang

P e m e r i n w Daerah, maka kabupaten dan kota t m a s u k didalamnya desa merniliki kewenangan ymg cukup luas mtuk melak&an otonomi daaahnya secara nyata dan bertanggung jawab. Salah satu konsekuensi dari kewenangan

otonomi daerah ini, menyangkut p e m u h a n kebutuhan pabangunan di

daerahnya, kabupaten, kota dm desa dituntut mtuk mampu mewujudkan

pembangunan secara mandiri, melalui pem&tm segala potensi

dan

(125)

Bagi desa yang dalam penyelenggaraan pembangwlm lebih mengandalkan

pada kekuatan kegotong royongan dan keswadayaan masyarakat, dalam

menghadnpi tantnngan tersebut, maka untuk menjaw~bnya penerapan pola P3MD

akan sangat tepat.

Kantor Pabangunan Masyarakat Desa Kabupaten Bagor dalam upaya

memasyarakatkan P3MD di wilayah Kabupaten Bogor, antara laiu mengadakan

pembekalan dm pelatihan kepada pma Kasi PMD kecturratm, pengurtrs LKMD

dan.

Perangkat Desa. Selain melalui cara itu, upaya lainnya addah dengan memberikan 1 (satu) paket

buku

modul pelatihasl mengetlai P3MD kepada setiap desa.

tJntnk pemasyarakatan dan penmapan metode P3MD secartsa lebih luns di desa, yakni mulai

dari

lingkup kelompok dasa wisma,

ru.kun

tetangga, rukun

warga, dusun, sampai dengan tingkat desa. Pemerintah memposisikan dan memfuugsikan pengunls LWEI menjadi mediator dan fasilitatornya. Alasanuya

selnin dalsfn m g k a pemberdayaan, j u g karma p m fungsinya sangat

berhubunp erat dengan kapasitas lembaga ini, antara lain sebagai: penyustm

program pembangunan desa, penggaak prakarsa dan partisipasi masyarakat,

pendorong ttunbulmya kondisi dinamis masyarakat melalzli swadaya dan gotong

royong.

Dengan kdudukan dan perannya sebagai mediator dart fasilitator

(126)

1.2. Perurnusan Masalah

Pemasyarakatm P3MD terhadap pengurus LKMD di Kabupaten Bogor antara lain dilakukm melalui pelatihan dan pembman buku paket modd

pelatihan P3MD. Bagi pengums

LKMD

smdiri untuk bisa memahami d m

menerapkan pola tersebut sec#a utub perlu beradaptasi. Karena metode dan

tehnik P3MD ini merupak~i pola baru, yang tentunya sedikit banyak aka1

terdapat perbedam dengan polla y ~ m g penrnh diterapkan sebelumnya.

Adaptasi ini akatl. blangsung dengan baik apabila potmsi individu

pengurus LKMD dapat diarahkan pada pemahaman mengenai metode P3MD

secara benar dan lengkap. SelGngga

akan

merangsaixg minat d m ~notivasi mereka

untuk terbiasa dengan metode itu.

Hasil observasi menunjukkm bahwa proses tersebut belum berlangsung

baik, karena rnasih dihadapkan pada kendala-kendala, terutama yang berkaitan

dengan sun'berdaya mnaiiusia, yermserta, dan tindakal-tindakan proaktiJ dari

pengurus LKMD. Indikatornya, setelah h p i r 2 tahun diperkm&a.n kepada pengurus LKMD melalui pelatihan dan pemberian buku paket oleh Iiantor PMD

Kabupaten Bogor, ddam proses pe:mt,anguaan di desa-desa pada umumnya belum terlihat lnenerapkan metode P3MD.

Untule rnengetahui dan mengungkapkan knndisi yang sebena~nya, maka

efektivitas komunikasi mengenai P3MD pada p e n w s LKMD penting untuk diteliti.

Berdasarkan uraian tersebut di atas penelitian ini berusaba

untuk

menjawab
(127)

1. Bagaimma kondisi dm aktivitas potensial pengum

LKMD

untuk

menjadi

koinunikator P3MQ yang efektif ?

2. Sejauhmam efektivitas pelntrhm P3Ma yang di\&ukan oleh Kantor

P M D

Kabupaten Bogor terhadap pengurus LKMD ?

3. Faktor-faktor apa ymg berhubungan dengau efektsvitas komunikasi P3MD 7

1.3. Tujuan PeneIitian

Penelitian ini bextujuan mtuk :

1. Mengetahti kondisi dan aktivitas potensial pengurus LKMD untuk menjadi

komunikator P3MD yang efektjf.

2. Meagetnhui efektivitas pela- mengenai P3MD ymg dilakukm aleh Kmtor PMD Kabupaten Bogor terhadap pengums LKMD.

3. Mengetahui &or-Wtor yang berhubungan dengan efektivitas komunikasi

P3MD.

1.4. Kegunaaa Penelitian

Secara

umum

penelitian ini diharapkan dapat membenkan masukan yang

berarti bagi penyernpmaan pelaksmw sosidisasi P3MD ymg efektif. Secara

khusus penelitian ini diharapkan dapat bergma untuk :

1. Bahan pertimbangan bagi Kantor PMD dalam pensosialisasian P3MD.

2. lnformasi bagi pengembangan penelitian berrkutnya.

3. Memberikan kontdbusi

dalam

mendeskripsikan thgkat pemahaman mengenai
(128)

11.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perencanaan Partisipasi Pembangunan Masyarakat Desa (P3MD)

Perencanaan Partisipasi Pembangunan Masyarakat Desa atau disingkat P3MD adalah suatu metode perencanaan pembangunan yang dikembangkan dari kebiasaan masyarakat, yaitu bemusyawarah

dan

bergotong royong yang dikemas dengan teknologi baru dan nuansa

baru.

Maksud dan tujuan dari inetode P3MD ini untuk lebih memberdayakan masyarakat agar ciapat berperanserta aktif dalam proses pembangunan desanya. Sehingga program pembangunan desa yang

akan

dikerjakan, merupakan hasil prencanaan murni masyarakat (bottom up planning) yang dilakukan secara musyawarah dan gotong royong.

Metode P3MD memiliki ciri-ciri sebagai berikut : (a) terbuka, artinya dapat menerima berbagai kemungkinan dan tidak membatasi bidang pembangunan yang direncanakan, (b) selektif, artinya untuk mencapai hasil optimal semua masalah terseleksi dengan baik dan untuk menyeleksi masalah digunakan alat kajian, (c) kecermatan memadai, artinya data yang diperoleh cukup obyekti f, tel i ti, dapat dipercaya, dan menampung aspirasi masyarakat, (d) proses berulang, artinya proses pengkajian terhadap suatu masalah dilakukan secara berulang sehingga mendapat hasil yang terbaik, (e) penggalian infomasi, artinya dalam menemukan masalah dilakukan penggal ian informasi melalui alat kaj ian keadaan desa, dengan sumber informasi utama dari peserta musyawarah perencanaan, dan

(0

(129)

Unsur-unsur P3MD terdiri da3-i : (1) metode atau cara, yaitu serangkaian alat yang digunakan secara berumtan oleh kelompok perencana yang memberikan peluang dan bersifat partisipatif,

(2)

kelornpok perencana yaitu orang-orang yang aktif secara bersama-sama menyusun rencana melaiui musyawarah, kelompok perencana dimaksud dapat terdiri dari wakil masyarakat atau anggota masyarakat sendiri; (3) alat peraga atau alat bantu, yaitu untuk menggarnbarkan dan merekam informasi

secara

jelas; dan (4) pernandu, yaitu orang atau kelompok yang bertugas membantu kelompok perencana (masyarakat) dalam memperlancar dan menggiatkan partisipasi peserta mencapai mufakat dan menjamin penerapan metode secara baik, dalam ha1 ini yang diberikan peran dan tanggung jawab untuk sebagai pemandu adalah pengurus

LKMD.

2.2. EfeWivitas Komunikasi

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada koinunikan (Effendy, 1993). Koinunikasi dilakukan oleh seseorang kepada orang lain dengan tujuan agar orang lain tersebut mengetahui dan mempunyai makna yang sama tentang hal yang dikomunikasikannya. Dengan demikian diantara orang yang berkomunikasi haruslah tercapai kesamaan pengertian. Apabila persarnaan itu tidak tercapai, maka dapat dikatakan tidak terjad kornunikasi (Effendy , t 993).

(130)

jlka respons yang diinginkan sumbez dan respons yang diberikan pcnerima indentik, dan dirumuskan berikut ini.

R makna yang ditangkap penerima

-

=

I

S malma yang dimaksud pengiritn dimana :

R-

penerima pesan

S

= pengrim pesan

1 = nila~ kesempurnaan penyampaian dan penerirnaan pesan

Sementara itu Devito (1997) komunikasi efektif sangat erat hubungannya dengan kemampuan seseorang dalam berkomunikasi. Kemampuan tersebut inencakup pengetahuan tentang peranan lingkungan (contex) &lam mempengaruhi kandungan (content) pesan komunikasi. Sedangkan Berlo (1 960)

menyatakan komunikasi akan berjalan efektif, jika ketepatan fidelity) dapat ditingkatkan, dan gangguan (noise) dapat diperkecil, Keadaan ini dapat te jadi pada unsw-unsur komunikasi, yaitu komunikator, pesan, media/saluran, dan komunikan.

Untuk mencapai komunikasi efektif seringkali

akan

mengalami berbagai hambatan yang disebabkan oleh faktor personal maupun faktor situasional. Comton dan Galaway fdalam Swastomo, 2000) mengemukakan beberapa

ha1

yang merupakan penghambat komunikasi diantaranya adalah : ( 1 ) ketidak mampuan dalam mengkonseptualisasikan dan menggunakan simbol-simbol, (2) kegagalan untuk memakai konsep-konsep yang diterima,

dan

(3) pengaruh lingkungan. Tubbs dan Moss (Mulyana, 1996) berpendapat bahwa

untuk

(131)

lima yang dapat dijadikan sebagai tolok ukur bagi komunikasi efektif, yaitu ; pemahaman, kesenangan, pengaruh

pada

sikap, hubungan yang membaik, dan tindakan.

Pertama, pemahaman, yaitu penerimaan yang cermat atas kandungan rangsangan seperti yang dimaksud oleh pengirim pesan (komunikator) dikatakan efektif apabila penerima (komunikan) memperoleh m a h a m a n yang cermat atas pesan yang &sainpaikan,

Kedua,

kesenangan, yaitu berkomunikasi untuk sekedar bertegur sapa dan menimbulkan kebahagiaan bersama. Ketiga, mempengaruhi sikap atau pandangan seseorang merupakan tingkat pengaruh komunikasi

weedback)

yang lebih baik dari pemahaman, artinya dengan memahami belum berarti seseorang a k a menyetujui, sebaliknya jika seseorang (penerirna) setuju itu berarti dia telah memahaminya. Keempat, memperbaiki hubungan, yaitu dimana komunikasi yang dilakukan da1a.m suasana psikologis yang positif dan penuh kepercayaan akan sangat membantu terciptanya komunikasi yang efelctif. Terakhir, tindakan, yaitu merupakan hasil yang paling sulit dicapai dalam berkomunikasi. Tindakan merupakan Jeedhack komunikasi paling tinggi yang diharapkan oleh pemberi pesan, dibandingkan dengan hanya pemahaman clan persetujuan dari penerima.
(132)
(133)

2.3.

Karakteristik Individu

Lionberger dan Gwin (1982) mengungkapkan bahwa peubah-peubah yang penting da1a.m mengkaji masyarakat lokal diantarmya adalah peubah karakteristik i ndividu. Karakteri sti k anggota kelompk pa& dasarnya adalah karakteristi k

individu. Menurut Lionberger (1960) bahwa karakteristik individu meliputi; umur, tingkat pendidikan, dan ciri psikologis. Sementara itu Anwar (1982) menyatakan bahwa karakteristik individu yang patut Qperhatikan antara lain ialah

urnur,

pendidikan formal, luas tanah garapn, sikap terhadap inovasi, dan tingkat pengetahuan.

Di

sisi lain Kotler (1980) menyebutkan karakteristik dernografi meliputi ;

umur,

jenis kelamin, ukuran keluarga, pendidikan agama, ras, tingkat sosial,

dan

kebangsaan. Penelitian Ichwanudin (1998) mengungkapkan bahwa status sosial ekonomi, seperti umur, pendidikan formal, pendidikan non formal, dan tingkat pendapatan berhubungan erat dengan perilaku komunikasi peserta kelompok penggerak.

Dari

beberapa

pendapat sebagaimana telah

duraikan dl

atas, menyangkut karakteristi

k

individu pengurus

LKMD

yang diduga memiliki hubungan yang

srgnrJik(m dengan perilaku komunikasi adalah umur, jenis kelamin, pendidikan formal, pekerjaan, pendapatan keluarga, pengalaman berorganisasi, dan pengalaman mengikuti pelatihan.

2.4.

Perilaku Kamunikasi

(134)

mengem~lkakan bahwa perilaku pada dasarnya berorientasi tujuan, dalam arti perilaku seseorang pada umwnnya dimotivasi oleh keingifian memperoleh tujuan.

Sastropoetro (1988) mengmgkapkan bahwa perilaku komunikasi masyarakat berhubungan erat dengan partisipasinya dalam menerapkan suatu program. Rogers dan Kincaid (1981) berpendapat bahwa proses difusi dan adopsi banyak dpenganrhi oleh luasnya jaringan komunikasi, sementara tinggi rendahnya keterdedahan terhadap media massa ditentukan oleh keinginan dan kebutuhan khalayak itu sendiri untuk mengetahui isi media yang bersangkutan.

Rogers (1983) menjelaskan bahwa peubah perilaku komunikasi antara lain adalah keterdedahan terhadap media massa

dan

patisipasi sosial, keterhubungan dengan sistein sosial, tingkat kekosmopolitan, kontak dengan agen pembaharu mencari informasi tentang inovasi, pengetahuan dan kepemimpinan.

Perilaku komunikasi yang diaxnati dalam penelitian ini, meliputi: tingkat kekosmopolitan, keterdedahan terhadap media massa, dan akses terhadap jaringan komunikasi.

2.5. Lembaga

Ketahanan

Masyarakat

Desa

(135)

meliputi aspek: ideology, politik, ekonomi, sosial budaya, agama, d m pertahanan keamanan (Dijen

PMD

Depdagri, 1996).

Tujuan dibentuknya LKMD adalah untuk meinbantu pemerintah desa atau kelurahan dalam meningkatkan pelayanan pemerintah dan pemerataan hasil pembangunan, dengan menumbuhkan prakarsa serta menggerakan swadaya gotong roycrng masyarakat dalam pembangunan. Diharapkan melalui

LKMD

ini masyarakat

akan

memifiki keuletan

dan

ketangguhan yang mengandung kemampuan, untuk mengembangkan ketahanan

dalam

menghadapi dan mengatasi segala tantangan dan hambatan dalam rangka pembinaan wilayah.
(136)

111.

KERANGKA PEMIKIRAN

DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka

PemiMran

Pemasyarakatan metode P3MD terhadap pengurus LKMD pada dasarnya merupakan proses komunibsi pembangunan, karena komunikasi tersebut dirancang dan diarahkan secara khusus pada kepentingan

pembangunan.

Komunikasi mengenai metode P3MD ini dinilai efektif apabila keadaan proses dan hasilnya sesuai dengan prinsip dan knnsepsi metode tersebut.

Untuk pemasyarakatan dan penerapan

P3MD

lebih lanjut di wilayah desa pengurus

LKMD

d i p e r d a n menjadi mediator dan fasilitatornya.

Agar

fimgsinya itu dapat diperankan dengan baik mereka diharapkan marnpu menjadi komunikator P3MD yang efektif
(137)

Efektivitas komunikasi mengenai

P3MD

dikalangan pengurus LKMD, pada dasarnya akan berhubungan dengan faktor internal, antara lain: (1) faktor karakteristik individu, meliputi: urnur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pendapatan keluarga, pengalaman berorganisasi, dan pengalaman mengikuti kwsus/pelatihan, dan (2) faktor perilaku komunikasi, meliputi; tingkat kekosmopolitan, keterdedahan terhadap media massa, d m

akses

terhadap jaringan komunikasi.

Selain itu efektivitas komunikasi mengenai P3MD pada pengurus LKMD akan dipengaruhi pula antara lain oleh faktor lingkungan, antara lain: (1) faktor wilayah, yaitu keadaan wilayah berdasarkan potensi clan konsentrasi pengembangannya, faktor wilayah ini meliputi wilayah: pertanian, industri dan prdagangan, dan pariwisata, dan (2) faktor masyarakat, yaitu kondisi dinamika sosial masyarakat, meliputi; rnasyarakat perkotaan, dan masyarakat perdesaan.

Tingkat efektlvitas komunikasi mengenai P3MD

pa&

pengurus

LKMD

sebagaimana &inaksud, dilihat atau diukur dari tiga aspek, yaitu pengetahuan

(kognisi), sikap (ajehi), dan tindakan [konasi),

(138)

U m u r Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Keluarga Pengataman Bemganisasi Pengalaman Mengikuti KursuslPelati hanlpenataran I

PERlLAKU KOMUNlKASl

8 Tingkat Kekosmopalitan

8 Keterdedahan Terhadap

I

Media Massa

8 Akses Terhadap Jaringan

Komunikasi

PARTtSIPASI PELATIHAN

4 Non Alumnus

(I

FAKTOR WllAYAH

I

EFEKTIWTAS KOMUNlKASl

P Pengetahuan (Kognisf)

.

b

FAKTORMASYARAKAT

ei Perkotaan (Urban Community)

i7d Perdesaan (Rural Community)

O

Penyusunan Rencana

O Pelaksanaan

O Evaluasi

[image:138.797.185.759.101.443.2]

O Tindaklanjut

(139)

3.2. Hipotesis

Berdasarkat~ kerangka pe~nSkirm yang teI& dike~nukalran terdahulu, lnaka

ditetnpkm hipotesisnya sehngzi berikut :

I . Ada perbedarn pengatahuan, sikap dan tindakan mengenai P3MD antara

pengurus L Wyang sudah mengtk'uti pelatihan P3MD (alumnus)

dan

yang

belwn mengikuti peiatihan P3MD (no11 almmus).

2. Ada hubungnn umur, jenis kelmin, pendidikan f a d , peker-jam, pendqatan

keluarga,

masa

kerja menjadi pengurus LKMZ),

dm

pengalaman mengikuti

kursuslpelatihanipenataran individu pengurus LKMD dengan pengetahurn,

sikap dau t i n d a b metlgenai P3MD.

3. Ada hubungan tingkat kekosmopolitm, keterddaban terhadap media m s a ,

dan akses terhadap jaringan komumkasi individu pengunts LE=h/fD dengan

pengetahuan, sikap dan tuzdakan mengenai P3MD.

4. Ada 11ubunga11 faktor wilayah dan fhldor masyarakat dalgan peilgetahuan,

(140)

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Desain Peneiitian

Penelitian ini merupakan swvey yang bersifat deslcriptif dan analisis

korelasional, dengan penekanmya pada upaya untuk mengidentifikasi dm

mmgarlalisa efektivibs komunikasi P3MD pada pengurus LKMD. Karakterisdk

individu, peril&u komunikasi, faktor wily&,

dan

faktar mnsyarakat sebagai

peubah

Was.

Efebvitas komunikasi sebagai peubah tak bebas. Pdsipasi

pelatihan sebagai peubah

antara.

Peubah-peubah utarna yang aka1 diteliti adalah tingkat keefektivan

kom~inikasi P3MD pada pengurus LICMD, knrakteristik individu dm pexilaku

komunikasi pengurus LKMD, Edktor d a y a h dan faktor masyarakat, serta

partisipasi pelatihan.

4.2. Populasi daa Sampei

4.2.1. Populasi

Populasi dalarn penelitian ini adalah seluruh pmgurus LKMD se-Kabupaten

Bogor berdasarkan data Kantor PMD Kabupaten Bogor sampai dengan akhir tahun 2000 tercatat berjumlah 6.435, yang tersebar pads 427 desa di 35

kecamatan.

4.2.2. Sampei

Sampel untuk penelitiaa ini diambil dari pengurus LKMD yang sudah mengikuti pelatihan P3MD (alumnus) dan yang betum mengikuti pelatihan P3 MD

(141)

kondisi dinamika sosialnya dm dianggap paling mewakili: desa dmgan

inasyardcat perdesaan (rural community) dm desa de~~gan lnasyarakat perkotaan

(urhcm cvmrnunity).

D w

tipe dem tersebut &an mewtkili masing-masing

lcecamatan, sebagai wilayah: (I) pusat pengembangan patanian (Kecamatan

Jasinga),

(2)

wilayah pusat pengembangan industri (Kecamatan Cileungsi),

dan

(3) wilayal~ pusat penganbiil~gan pariwisata

(Kecmatau

Cisanla), deilgan

mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten Bogor nomor 17 t&un 2000 tentmg Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor.

Pengambilan

sampel dilakukan dengan tehnik pengarnbilan acak berstrata

(strut!fied random sampling). Ukura11 dan j~unlah sampel atm dasar k k r i a yang

telah ditetapkm tersebut, secara rinci dapat dilihat pada table 1 berikut ini.

Ta be1 1. Distribud Sampel Y ang DiamttCi

4,3. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam peneiitian ini dilakukm dengan cam :

1. Wawancara tertutup dengan menggunakan kuesiona yang dilaksanakan

(142)

2. Wawancara terbuka

clan

menddam me1alu.i tanya jawab secara langsung

kepada responden, u11tulc memperoleh data yang belum terungkap dengan kuesioner

.

3. Observasi, mengadakan pengamatan langsung kepada responden untuk

mengclji kebenaxan jawaban pada kuesioner.

4. M e ~ ~ g b p u ~ data sekunder dari instansi/diuasneinbaga t e r k ~ t

4.4. lnstrumentasi

Untuk pengumpulan data yang diperlukan digunakan alat bantu kuesioner,

yaw ben~pa daftar pertanyaan yang berh~~btuigan dengal peubah-peubah yang

dimati. Kuesioner tersebut terdiri dari tiga bagian, bagan pertama menpnai

karakteristik individu, bagian kedua mengenai perilah komumkasi, dan bagian

ketiga mengenai efektivitas komunikasi P3MD.

4.5. Definisi Operasionai

4.5.1. Ksrakteristik Individu

Karakteristik Individu, yaitu

k w e r i s t i k

individu pengurus LKMD antara lain meliputi :

a. Un~ur, adalah usia responden samgai dengan dilakukan penelitian ini, yang

diukur dalam satuan tahun dengan pembulatan keulang tahw terdekat.

(143)

c. Pendidikan Formal, adalah tingkat pendidikan formal ttertinggi yang pernah dicapai r~spondeii ymg dikategorikan, yaitu; SD, SLTP, SLTA,

niploma/Smud, Sqm, dan Pasca~rjm8.

d. Pekerjaan, adalah jenis pekerjm responden selain sebagai pengurus LKMD

yang dikategorikan, yaitu; petani,

buruh,

pertu.kangan, peternak, pedagang, PNS, karyawan, wiraswasta, d m peusiunan.

e. Pendapatan Keluarga, adalah banyahya nilni rupiah yang dikeluarkm oleh

keluarga responden se;lama satu bdan terakhir yang diukur dengan skala internal.

f. Masa Kerja Metijadi Pengurus LKMD, addah. lnasa kerja respolide~, mulai

menjadi pengurus

LKMD

sampai dengnn dilakukrm penelititin ini yang

dinyatakan ddam satuan tahun diukur dengan skala ordinal.

g. Pengalaman Mengrkuti

Kursus/Pelatihan/Penataran,

adalah pengalaman

responden menglkuti kursdpelatihadpenataran yang dihitwig dalam l~ari,

diukur dari &umulasi frekuensi.

4.5.2. Perilaku Komunikasi

Perilaku Komurukasi, adalah aktivitas pengurus LKMD dalam mencari infomasi tentang P3MD, pengukurannya menggunakan indeks skordari tiga

aspek perilah kamunikasi, antataa lain meliputi :

a. Tingkat Rekosmopolitan. adalah aktivitas penglnls LKMD dalam mencari

infonnasi ke luar sistem sosialnyg misalnya ke desa lain dalam satu

kecamatan atau luar kecmnatan, diukur dari frekuensi intensitasnya dalam tiga

(144)

b. Keterdedahan Terhrmdap Media Massa, adalah fiekuensi dan intensitas

pengurus LKMD dalam mencari infonnasi melalui

media

elektronik, media cetnk, dm Iainnya

ddam

tiga bulan terdsh.

c. Akses Terhadap Jaringan Komu&si, adalah fiekuensi dan intensitas

pengurus LKMD melakukan komunikasi dengan agm-agen pembaharu yang

ada di wilayah desanya dalam tiga bulan terakhir.

4.5.3. Efektifitas Komunikasi

Efektivitas Komunikasi, yaitu &&at kemampuan potensial pengurus

LKMD dalam mengkomunikaskan P3MD. Efektivitas ini diukur dengan tiga

indikator, antara lain sebagai berikut :

a.

Pengetahuan, yaitu tirrgkat pmgetahm pengums LKMa tentang metode P3MD sebagai pesan, dan masyarakat sebagai penmima. Pengetahuan

pengurus LKMD tentang metode P3MD, diukur dengan indikator aspek-aspek

P3MD yang meliputi; makna istilah, ciri-ciri, ~naksud dan tujuan, unsur-unsur, dan Iangkah-langkah metode P3MD. Sedmgkan pengetahurn pengurus

LKMa tentang masyarakat, diukur dengan indikator kmktefistik umum

msyarakat meliputi; derajat sosial dan adat istiadat.

b. Sikap, yaitu persepsi responden yang berhubungan dengan proses komunikasi

P3MD, melipwti persepsi responden tentang metode P3MD sebagai pesan,

peran pengwus LEWD sebagai sumber d m masyarakat sebagai p e r i m a .

b.1. Persepsi tentang P3MD sebagai inovasi baru, d i t k dengan

inenggunakan lima indikator menurut Rogers, meliputi; keunggulan

(145)

b.2. Persepsi tentang pengms LKMD sebagai komunikator, diukur deagm

tiga indikatox umna sesuai dengan tugas fungsi LKMD meliputi; penmpung aspimsi, penggerak partisipasi, dnn pengelola pembangunan.

b.3. Persepsi tentang masyarakat sebagai penerima, di~kur dengan unsttr

sistem sosiaf masyarakat sebagaimam dikemukakan oleh toomis

meliputi; percaya, perasam, tujuan, nonna, perm status, tingkatan,

kekimtan, sanksi, dm fasilitas.

c.

Tindakan, yaitu

ketrampilan

pengurus LKMD tahadap aktivitas yang diperlukan

dalam

proses komunikasi

dm

penguasaannya terhadap berbagai

teluologi komunikasi, agar dapat melakukan akfivitas komunikasi tentang P3MD secara efektif, seperti; penguasaan bnhasa, pemmfaatan media cetak,

dan pemanfaatan media elektronik. Ketrampilan tersebut diukw bwdasarkan

tingkat kesuLitm yang dihadqi pengurus LKMD dalam rnelakukan aktivitas

komtulikasi, yaig dilibat dari dua iudikator umna yalu~i; ketrmnpilrul

komunikasi pasonal d m ketrarnpilan komunikasi penmpan metode P3MD.

Indikator ketrampilan komunikasi pasonal meliputi; berbicara dan menulis.

Sedangkan indikator Mrampilan komumkasi penerapan metode P3MD

meliputi; identifikasi kebutuhan, identlfikasi mad&, identifikasi potensi

sumberdaya, menentukan atternatif pmecahan masalah, dan menyusun P r o m .

4.6. Validitas dan Reliabiiitas Tnstrumen

4.6.1. Validitas

(146)

cara:

1. Menyesuaikan isi pertanyaan dengar1 keadml responden.

2. Menyesuaikan sebagaimm ymg dilakukau peneliti tadahlilt1 unttik

mendapatkan data yang sama.

3. Mempertimbangkan teiori d m kenyataan yang telh diungkapkan para ahli dari

berbagai pustaka ernpiris.

4. Manperhntikan nasihat-nasihat para ahli, terutama dosen pembimbing. 4.6.2. Relfabfiitas

Untnk menenRrkan reliabilitas instnunen, maka terlebih dahulu dilakukan uji

coba @re-test) instnunen pada respondell yang melniliki k d e r i s t i k relatif sama

dengnn karakteristik obyek penelitinn. LJji Coba dilakukan pada 20 orang

responden (Pengurus LKMD) ymg berasal dari wilayah Kecamatan Gunungputri,

Kecamatan Ciawi, dm

Kccamatan

Cigudeg, karma ketiga

kecamatan

tersebut

lnelniliki karakteristik lxlatif sama dengall wilayah (lokasi) peilelitia~.

Dalam uji coba hstrumen tersebut rmtt1.k pengukuran reilliabilitas dilakuknn

dengan menggunakan metode split-haw Untuk perhitungan reliabilitas

digunakan dengan

rumusan

sebagai berikut :
(147)

x skor item bemomor ganjil

n = jumlah item bernomor ganjil

I

y = skor item bemoinor genap

n

-

jumlah item bernomor genap I

Berdasarkan hasii perhitungan terhadap uji coba dimaksud, diperoleh nilai

koefisien reliabilitas 0,8565 (lampiran 2), artinya bahwa kuesioner yang digunakan dalam penetitian ini reliabel.

4.7. Analisis Data

Analtisis data h a d penelitian

ini d i W a n

melalui prosedur mtistik, dan

mctode yang digunakan t~ntuk keperluan menganalisis hubungan antara peubah-

peubah yang diamati addah metode Khi Xicadrat ( X 2 } . Hasil pengolahan data

tersebut disajikan secara deskriptif dalam bentuk tabel.

dimana:

X 2 = nilai khi kuadrat

0 = nilai pengarnatan

(148)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Dwkripsi Umum Witayah Penelitian

5.1 ,I. Kosdisi Geografls

Wilayah Kabupaten b g o r seeara geografis bexada pada posisi antara 6'29'

-

6'47' Lintang Selatavi dan 10691'

-

107'13' Bujur Tiraw. Dengan kethggian wilayah bervariasi berkisar antara 90

-

2500 di atas perm- iaut (dpl).

Berdasarkan klasifikasi ktim Schmidt dm Ferguson wilayah Kabupaten Bogor,

bekdxm selatmnya termas& beriklim trogik tipe A (sangat basah), dm belahan

utaranya dalam btegori tipe

B

(basah). Suhu rata-rata pertahwx berkisar antara

20°C

-

30°C atau ma-mta sekitas 25°C. Curah hujan ymg berlmgsung berkisar

antara 2.500

-

5.000

mm/t&~m.

Dalam konstelasi regional Jabotabek, Kabupaten Bogor memiliki posisi geografis yang sangat strategis, untuk tiga fungsi pokok: Pertama, sebagai daerah

penyangga DKI Jakarta bagi pengembangan pernbmgunan: pemukiman, industri,

perdagangan, jasa, dan pariwisata, karena pertumbuhan pembangunan di daerah

itu berlangsung cepat dan pesat yang tidak seimbang lagi dengan ketersediaan

ruang. Kedua, berfimgsi menjads daerah pensuplai bahan pangan (baas, buah-

buahan dan sayur-mayur), karena sebagian besar wilayah kabupaten ini memiliki komoditas pertanian hortikultura yang eukup potensial. Terakhir, menjadi daerah

konsmasi air bagi seluruh wilayah Jabotabek

5.1.2. Administrasi Wilayah dan Penduduk

Kabupaten Bogor tertnasuk dalatn lingkup Propinsi Jawa Barat, dengan luas

(149)

berbatasan dengin Prapinsi DKI Jakarata dan

Kota

Depok, sebdah Selatan

berbataw~ dengan Kabupaten Sukabutni dan Cianjur, sebelah Barat berbatasan

dengan Kabupatm Lebak (Prapinsi Banten), dim sehelah Timur berbntasan

dengan Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang, serta di tengahnya

berbatasan dengm Kota Bogor. Secara administratif wilayah kabupaten ini terdiri dari 6 Wilayah Pelnbmtu Bupati, 30 kecamatan, 15 kelurdian, dan 427 desa.

Penduduk Kabupaten Bogar, menurut catatan terakhir pllda s a t penelitian

berjumlah 3.508.826 jiwa, terdiri dari lalu-laki btqumlah 1.830.432 jiwa dm

perempuan berjumlah 1.678.394 jiwa, dengan jwnlah mahtangga 668.820

ICX.

Dari sejurnlah pe~idud~tk tersebut sekitar 55,04 persen tis1gga.I di daerah perkotaan, d m 44,96 persen thggd tersebllr di daerah perdesaan. Tingkat kepadatan

penduduk berkisar antara 1.500

-

2.500 jiwa/lun2. Laju pertumbuhan penduduk

Kabupaten Bogor terutama dalam tahun 1990 ke tahun 2000 termasuk cukup

tinggi yaitu mei~capai 3,37 persen. Pertambatran penduduk tersebut diantaratiya

dipengwuhi oleh peningkatan migrasi penduduk yang datang, penyebabnya fbktur

daya

tarik

Kabupaten Bogor yang potensial, baik potensi sumber daya alamnya

maupun ketersedian lapangan kerja yaag eukup luas, s e h g g a menank minat

penduduk dari luar kabupaten untuk mencari penghidupan d m bennukim.

Penduduk Kabupaten Bogor mayoritas (97,65 persen) beragama Islam, dan

tinglcat pendidikan formal penduduk sebagian \reair (34,52 persea) SD/sederajat. Pada umunya (60,% person) penduduk kabupaten

ini

termasuk. dalam kelompok

usia angkatm kerja (produktiE) benunur antara 15 - 64

tahun.

J W 1 kaum laki- laki di Kabupaten Bogor lebih besar dibandingkan dengan jumlah kaum
(150)

5.1 3. Pertumbuhan Pembmguaaa

Untuk mneilata pertmnbuhan dan pengendalial pembas~gman Kabupaten

Bogor, maka dirumuskan kebijnksanam panbangunan daerah hi, ymg terbagi menjadi tiga wilayah pembangunan fwilbang), yakni: (a) wilbang tengah, meliputi 15 kecamatan, yakni kecamatan: Cibinong, Sukaraja, Citeureup, Babakanmadang,

Cio~nas, Ciawi, Megamendung, Cisarua, Caringin, Cijeruk, Dramaga, Kemang,

Gunwgsindur,

dm

P m g , @) wilbang tjmur, meliputi 6 kecmatan, yakni;

Gmungputri, Cileungsi, Klapanunggal, Jonggol,

Sukmakmw,

dan Cztriu,

dm

(c) wilbang barat, meliputi 10 kecamatan, yakni kecamatan: Jasinga, Tenjo,

Parungjnnjang, Rumpin, Cigudeg, Nangplg, Leuwilimg, Cibungbdang,

Pmijahan, dan Cimpea,

Laju perhunbuhan p e m b a n v dari ketiga wilayah pembangunan

(wilbang) tersebut terdapat perbedaan yang signififran. Laju pertumbuhan

pembaugunan di wilbang tengall berlangsmlg lebih

p a t ,

dan di wilbmg timur

tergoloag cukup pesat, tetapj di wilbang barat pertumbuhmya berlangsung

lambat. Terjadinya perbedaan tingkat pertumbuhan ini, disebabkan oleh bebaapa

faktor, yaitu: (1) &or kondisi geografis dm potensi wilayah, (2) faktor kondisi

sosial budaya masyarakat setempat, (3) faktor aksesibfitas internal dm eksternal wilayah, dan (4) faktor ketmsediaan sarana dan prasarana.

5.1.4. Sarana

dsn

Prasaraoa

Secara m u m sarana d m

pmsarana

pembmgunan di Kabupaten Bogor

dapat drkdoinpokan menjadi einpat kategori: (1) sarana dm prasarana sosial, (2) sarana dan prasarana transportasi dan komunikasi, (3) sarana dan prasarana

(151)

Smana

dan

prasarana sosial bidang pendidkin

dm

kesehatan menunjukan

masih sangat h a n g . Terbukti, sebagiw besar penduduk ~ne~niliki tingkat

peadidikan formal mnsih rend& (40,11 persen belum t m a t SD dm 34,52 persen tamat SDisedaajat), begitu pula hbidang kesehat~n menunjukan derajat

kesehatan masyarakat mssih rendah, dengan mgka harapan hidup

( M M )

IPM- llya 63,O dan frekueisi kesakitan cendem~g masih cukup tingg.

Sarana dan prasarana transportasi dm kommikasi masih menjadi kendala yang serius, karma infi.a sbrukhu yang ada belum mampu meqakses ke wilayah

pelosok. Mengingat wilayah Kabupaten Bogor relatif sangat luas dan tantangan

kondisi geografis wilayhya relatif berat, sehingga untuk meinbmpmya

diperlukm modal yang sangat besar, dan ha1 ini masih mengalami keterbatasan. Sarana dan prasarana perekonomian relatif c u b tersedia, d m

memberikan kontribusi pada peningkatan Laju Perhunbuhm Ekonomi (LPE)

Kabilpaten Bogor, dari 2,3 persen pada tahun 1999 meiljadi 2,8 persen pada tahun

2000. Prnduk Domestik Regional Bruto

(PDRB)

daerah ini pada t&un 2000 sebesar Rp. 4.33 1167,75 juta (atas dasar h a r p komtan). Pendapatan perkapita

masyarakat

dalam tahun

itu sebesar

Rp.

1.355.420,- dan pendwdiik miskin

sebanyak 1 6,49 persen.

Sarana dan prasarana petnerintahan di Kabupaten T3ogor, mulai dari

tingkat kabupaten sarnpai dengan tingkat desa dapat dikatakan relatif c u h ~ p

(152)

5.2. Deskripsi Kondisi dan Aktlvitas Patensial Responden

Dalam peilelitian ivli kondisi dan aktivitas potensid respondell, rneliputi

dua faktor, yaitu: (1) kondisi potensial tentang kaakterisik individu responden,

dan (2) alitifitas potensial tentang perilaku komunikasi responden.

5.2.1. Karakteristik Individu Responden

Karakteristik individ1.r dalam penelitian

ini

meliputi, (a) umur, (b) jenis

kelamin, (c) pendidikao formal, (d) pekerjm, (e) pendapatm keluarga, (f) masa

kerja menjadi pen&urus LICMD, dm (g) pengalaman mengikuti kursus/penataranl pelatihan. Deskxipsi mengenai karakteristik individu responden dari hasil

pe~lelitian ini, seleilgkapnya disajikau pula Tabel 2.

a. Umur

Unruk mempermitdah menggambarkm keadaan umur responden

dilakukan pengkategorian

umur

rnenjadi tiga kategori, terdiri dai: (1) berumur di

baw& 35 tallu~,

(2)

bemnur

antara 35 sampai dengar1 54 tahtm, dan (3) bemnur

di

atas 54 tnhun.

Responden (pengurus L-) rata-rata b e m u r 43,96 tahun. sebagian

besar responden (66,7 persen) berumur antara 35 tahun b g g a 54 tahun. Dengan

keadaan mur seperti itu, dapat dikatakan W w a responden pada umumnya relatif masih muda dan termasuk golongan usia produktif Responden alumnus pelatihan

P3MD sebagian besar (91,'7 persen) berumur 54 tahun ke bawah, dan respanden non alumnus pelatihm P3MD sebagian besar (91,7 persen) benunur antara 35

tahua hingga di atas 54 tahun. Sdxhgga bisa hterpretasikaa bafrwa responden

alumnus pelatihan P3MD berumur relatif lebih muda dibandingkan dengan

(153)

yang berusia lebih muda lam belakangnya bukan merupakan tokcih masyarskat, lnereka direkrut dalam

L W D

untuk dipekerjakan sebagai tenaga teknis

(fnsilitator) tidak banyak diperankan menjadi mediator dm motivator. Sehmgga

untuk menunjang ketrampilannya itu, maka alternatifnya

mereka

Iebih banyak

diikutsertakan

dalam

kegiatan kursudpelatihdpenataran. Sedangkan pengurus

LKMD ymg berusia lebil~ tna pada mnuimya inerupakan tokoh atau pexnuka

mnsynsnkat, dm kebemdamya ddam LT(MD semata-mnta lebih banyak

berperan menjadi mediator dan motivator.

[image:153.572.76.501.301.668.2]
(154)

b. Jenis Kelamin

Respondeit mayoritas (93,B pasen) addah k a m laki-1ak1, baik untuk

responden alumnus pelatihm P3MD maupun responden

non

dumnus pelatihm

P3MD. Perbandingan antaa responden laki-l& dengan responden perempuan

sangat mencolok, harnpir seluruhnya laki-I&. Sehingga bisa dlkatakm bahwa

pengurus LKMD di Kabupateu Bogor lebih didominasi oleh kaum laki-laki, kaum

perernpuan kurang diberikan kesempatm. Ha1 hi disebnbkan secaa

organisasional proporsi kaum perempuan dalam

LKMD

masih sangat terbatas,

dari sepuluh seksi

yang

ada dalam lembaga itu, fasilitas untuk kaum perempw hanya satu seksi, yaitu seksi PKK. Selaiu itu masib kuatnya belenggu faktor kultur

sosial masyaakat tertma m e n y w u t jender, yang menempatkan kaum laki-Iaki

memiliki kelebihan dalam berkreasi dan beraktivitas dibandingkan dengan

hum

perempuan. Sehingga dalam LKMD

adanya

beberapa wksi yang memungkmkkan

bisa diduduki kaum perempuan sekaligus dalam rangka memberdayakannya,

temynta kesempatan itu masih menjadi domimsi

k m

I&-lnki.

c. Pendidikan Formal

Pendidikan formal responden bervariasi, terdiri dari: SD/sederajat, SLTP,

SLTA, d m Sarjana Muda/D.3. Secara keselurul~an tingkat pendidikan formal

responden memperlihatkan reelatif sudah cukup baik, karena sebagian besar

responden (41,7 persen) berpendidikan SLTA, babkan ada dua orang responden

(4,2 persen) yang mencapai jenjang pendidkan formal Sarjana Muda/Diploma,

meskipun lebih dari setengahnya (54,2 persen) tingkat pendidikannya masih

(155)

Pendidikan formal responden dmus pelatihan P3MD

dan

responden non alum~us pelatil~an P3ND secara muin menwjukkai relatif hampir sama Namuf

dilihnt dnrj tingkatmya responden non alumnus pelntihan P3MD memiliki

tinglcat pendidikan formal

yang

relatif lebih baik dibandingkan d e n p responden

alumnus pelatihan P3MD. Sebab responden non alumnus pelatihan P3MD ada yang bepndidikan llingga mencapai SarmudD3, seballknya responden alumnus

pe1atlha.n P3MD jenjang pendidkan tertingghyo hmya SLTA.

Tingkat pendidikan formal responden secara

umum

relatif lebih baik

dibandingkan dengan tingkat pendidikan formal masyarakat rnaupun perangkat

desa di Kabupaten Bogor ymg umumnya hanya berpendidikan fonnal SD. Hal ini

berarti berdasarkm ukuran tingkat pendidikan fonnal yang cSimiliki, mnka kecendenmgnya pengurus LKMD akan lebih berpotensi d m mempunyai pengaruh untuk bisa mengembangkan misi lembaga tersebut secara nyata pada mnasyamkat.

d. Pekerjasla

Pekerjaan responden menunjukkan beragam, terdiri dari: petani, buruh,

pedagang, pegawai negeri sipil, karyawan, wiraswasta, pensiunan, dan ibu rumah tangga. Keseluruhan responden sebagian besar pekajaannya, antara lain:

karyawan (31,3 persen) dm wiraswasta (27,l persen), PNS (14,6 persen) dan

buruh (10,4 persen). Pekerjaan responden non alumnus pelatihn P3MD yang dominan, adalah: wiraswasta (29,2 pasen), karyawan (25,O persen) dan PNS

(25,O persen). Pekerjaan responderl alumnus pelatihan P3MD k e b a n y h , adalah:

karyawan (373 persen), wirzlswasta (25,O persen) dan buruh (16,7 persen). Pada

(156)

tangga. Secara keseluruhan pekerjam responden menunjukkan lebih banyak berhubw~gan dengal kegiatm jasa d m perdagangan.

e. Pendapatoln Keluarga

Pendapatan keluarga responden dalam penelitim ini untzlk besarannya

dikategorikan menjadi tiga kategori, yaitu: (1) h a n g dari Rp. 500.000,-, (2)

antara Rp. 500.000,- hitlgga kurang dari Rp. 1.000.000,-, (3) antara Rp.

1.000.000,- hingga ktlrmg dari Rp. 1.500.000,- , d m (4) di atas Rp. 1.500.000,- E-fasil penelitian mmunjukan bahwa setengah dari jumlah responden (50

persen) berpendapatan antara Rp.500.000,- hingga kurang dari Rp.1.000.000,-

dan sebagiannya lagi (39,6 persen) berpendapatm Rp.500.000 ke bawah.

Responden yang rnemililu pendapatm keluwga di atas Rp.1.000.000,- masih

sangat kecil. B e s m pendapatan keluarga responden tersebut, ternyata masih

lebih

baik

dibandhgkan dmgan pendapatan perkapita masyarakat Kabupaten

Bogor yang l~anya sebesar

Rp. 1.355.420,-.

Hal illi berarti pada lingkungm

rnasyarakatnya, responden (pengurus LKIWD) tergolong ormg yang cukup mapan sosial ekonominya.

Pendapatan keiuarga responden non alumnus pelatihan P3MD relatif lebih

baa, dibandingkan dengan responden alumus pelatihan P3MD, meskipun

dalam kelompok responden ini terdapat satu orang yang berpenghasilan di atas

Rp. 1.500.000,-. Ditunjukkan oleh lebib dari setmgah (66,7 persen) responden non alumnus pelatihan P3MD berpendapatan antam Rp, 500.000,- hingga b a n g

dari Rp. 1.509.000,-, sedangkan padn responden alwnnus pelatihan P3MD ymg metnpunyai pendapatan sebesar itu kurang dari setengahnya (47 perm)

(157)

f. Masa Kerja Menjadi Pengurus LKMD

Masa kerja lnenjadi pengurus

L W ,

ddan peuelitian ini dikategorikan

menjadi tiga kategori, antare lain: (8) kurang dari 2 tahun, (b) a n t m 2 hingga kurang dari 4 tahun, dm (c) di atas 4 tahun. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa untuk keseluruhan responden sebagian besas (81,3 persen) merniliki masa

kerja ~nenjadi pengurus LKMD 2 tahun keatas, bahkan kebanyakan (41,7 persen) responden telah memiliki mas& kerjn di atas 4 t&un. Keadm

ini

dapat dikntakan

bahwa sebagian besar responden relatif telah c&1p lama berkecimpung menjadi

pengurus L M D . Sebab berdasarkan peraturan ymg berlaku satu periode masa

bakti kepengurusan LKMD hmya selarna h a tallm.

Responden non alumnus

pelatihm

P3MD hampir selutuhnya (91,7 persen)

telah memihki masa kerja 2 tahun ke atas. Sebaliknya responden alumnus pelatihan P3MD masih cukup banyak (29,2

persen)

yang masa kerjanya kurang

dari

2

tahut~. Hal ini menuljukkan bahwa responden non alumnus peIatihm

P3MD memiliki ma= k@a yang relatif lebrh l m a sebagni pengurus LKMD dm

cendmmg lebih banyak pengalammya menjadi pengurus LKMD, dibandingkan

dstngan responden alumnus pelatthan P3NB).

g. Pengalaman Mengikuti Kumus, Peiatihan, atoru Penataran

Pengalaman responden mengikuti kursus, pelatihan atau penataran dalam

ha1 ini tidak temasuk pelatihan PSMD, untuk memudahkan dalam pendeskxipsian tentang pengalaman tersebut, maka ditetapkan pwategorian yang terdiri dari

empat kategori, yaitu: (1) belum pemah, (2) b a n g dari 3 hari, (3) antara 3 hingga

kurang dari 5 hari, dan (4) di atas 5 hari. Wasil penelitian terungkap bahwa

(158)

kursus, pelatihan, atau penataran dengan fiekuensi 3 hari ke atas, dm hmpir

sebagiamya lagi (45,8 persen) ternyata belurn pernah mengikuti kegiatan tersebut.

Responden dumnus pelatihm P3MD mayoritas (83,3 persen) memiliki

pengalaman mengikuti kursus, pelatihan, atau penataran dengan fiekuensi 3 hari

ke atas. Sebaliknya responden non alumnus pelatihan P3MD ternyata mumnya

(79,2 persen) belum pemah mengh~ti kursus, pelatihan, atau penataran. Hal ini

beratti responden llliunnus pelntihan P3MD fiekuensi

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Efektivitas Komunikasi P3MD
Tabel 2. Deskripsi Karakteristik Individu Responden
Tabel 3. Frekuensi dan Penentase Perilaku Komuniknsi Responden
Tabel 4. Frekuensi dan Persentase Tingkat Efektivitas Komunikasi P3MD
+4

Referensi

Dokumen terkait

100 Kegiatan Dinas Dikpora Kabupaten Kebumen 350.000 0 350.000 Penting dan Mendesak 1 100 orang @3,5 juta - 39 Penyelenggaraan Pemilihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Sesuai dengan Kurikulum 2013, buku siswa kelas X ini memuat lima pelajaran yang terdiri atas dua jenis teks faktual, yaitu laporan hasil observasi dan prosedur kompleks; dua

Beberapa saran yang dapat diberikan adalah (1) Para peserta (guru penjasorkes di Kecamatan Karangasem) untuk mengimplementasikan program latihan yang telah disusun,

Jika penghapusan interferensi dilakukan hanya terhadap sumber yang berada di dalam sel pusat, maka akan diperoleh daya total sinyal penerimaan sebesar K dan daya derau

Dengan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran adalah suatu seni atau ilmu dalam memilih, mendapatkan, menjaga serta menumbuhkan pelanggan

Dalam penelitian ini, kesimpulan yang diperoleh dari berbagai sumber literatur yang digunakan adalah karakteristik kewirausahaan merupakan suatu cara bagi perpustakaan

10) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan yang dialaminya :Ya/ Tidak, jelaskan dengan memberi semangat pada Tn. S