• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KAPASITAS SISTEM DS-CDMA SELULER DENGAN PENGHAPUSAN INTERFERENSI (INTERFERENCE CANCELLATION)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN KAPASITAS SISTEM DS-CDMA SELULER DENGAN PENGHAPUSAN INTERFERENSI (INTERFERENCE CANCELLATION)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KAPASITAS SISTEM DS-CDMA SELULER

DENGAN PENGHAPUSAN INTERFERENSI

(INTERFERENCE CANCELLATION)

Abdul Hafid Paronda

ABSTRACT

To increase the number of user in cellular communication system – slot system, either FDMA (Frequency Division Multiple Access ) or TDMA (Time Division Multiple Access) not so feasible to mobile cellular telecommunications system. The Direct Sequence Code Division Multiple Access ( DS – CDMA ) is an alternative, because its universal frequency reuse pattern can afford the multiple access services by using the same frequency channel simultaneously, though MAI ( Multiple Access Interference) would limit the simultanous users capacity.

Interference Cancellation can minimize the MAI, allowing the system capacity enhancement without degraded BER (Bit Error Rate). This research is studying that result by employ multistages interference cancellation in multicellular environment system.

Key words: Sistem Spektral Tersebar (Spread Spectrum System), Sistem Akses Jamak

(Multiple Access System), CDMA, Komunikasi Bergerak Seluler, Interference Cancellation.

I. PENDAHULUAN

Salah satu kelebihan sistem CDMA jika dibandingkan dengan FDMA dan TDMA adalah

jumlah pengguna serentak (simulutaneous user) yang lebih besar. Namun, kinerja sistem pada

komunikasi seluler akan menurun karena adanya interferensi yang diakibatkan oleh mekanisme

perulangan frekuens (frequency reuse). Apalagi dalam sistem CDMA, yang menggunakan

frekuensi sama pada semua sel (universal frequency reuse pattern). Dalam ulasan ini akan

dianalisis pengaruh penghapusan interferensi (interference cancellation) terhadap peningkatan

kapasitas sistem dengan asumsi sistemnya Direct Sequense Code Division Multiple Access

(DS-CDMA) dan kapasitas jumlah pengguna simultan untuk tiap sel dalam komunikasi seluler.

Selain itu, ditetapkan juga hal-hal antara lain bentuk sel yang lingkaran dan sistem kendali

daya dianggap sempurna sehingga tidak terdapat masalah terjadinya perbedaan daya sinyal yang

diterima karena perbedaan jarak antara pengirim dan penerima (near–far).

Dalam beberapa telaah terdahulu dinyatakan bahwa kekurangan yang paling mendasar

pada sistem CDMA adalah adanya pengaruh Multiple Access Interference (MAI) yang akan

menyebabkan penurunan kapasitas sistem. Olehnya itu, apabila pengaruh interferensi dapat

(2)

diperkecil maka kapasitas sistem meningkat, sehingga jumlah pengguna simultan yang dapat

dilayani pun semakin banyak.

Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh IC pada sistem DS-CDMA bergerak

seluler. Dalam hal ini akan dihitung peningkatan kapasitas sistem yang selama ini dibatasi oleh

faktor interferensi.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tata Letak Sel

Sel heksagonal sering digunakan dalam analisis pengaruh interferensi ko-kanal pada sistem seluler. Alternatif ini merupakan idealisasi bentuk sel tak beraturan pada sistem mikrosel. Namun, dengan menggunakan bentuk lingkaran, hasil analisis yang dilakukan hamper identik, seperti yang diulas oleh T. Rappaport dan L. Milstein [17].

Dalam kaitan ini, sistem yang diuraikan diasumsikan menggunakan sel – sel berbentuk lingkaran, di mana sel – sel yang bertetangga berimpitan di sekeliling sel pusat. Selain itu, juga terdapat sejumlah sel lain yang menempati ‘sel cincin’ ( ring layer ) mengitari sel pusat. Tiap sel mempunyai luas dan jumlah yang sama, seperti yang terlihat pada Gambar 1.

Sel pusat memiliki radius sebesar d. sel – sel yang mengelilingi sel pusat menempati lapisan yang berbeda pada jarak radial antara d hingga 3d. agr sel – sel memiliki jumlah wilayah yang sama, maka setiap sel ( bentuknya merupakan bagian dari anulus ) memiliki sudut putar sebesar / radian, senhingga

3d

d

r

t

Base station arc

(3)

akan terdapat 8 buah sel pada cincin pertama – yang mengelilingi sel pusat. RBS berada pada pusat sel, sementara RBS sel – sel yang mengelilingi sel pusat terletak di sepanjang busur lingkaran yang berjejari 2d. diasumsikan bahwa setiap pengguna dalam setiap sel memiliki distribusi ruang yang serbasana.

Karena luas wilayah sektor dalam sel yang berdekatan dengan sel pusat akan lebih kecil daripada luas wilayah sektor luarnya, maka dilakukan pembobotan jumlah pengguna dalam tiap sektor, sehingga kedua sektor tersebut memiliki jumlah pengguna yang sama serta jumlahnya sama dengan jumlah pengguna pada setiap sel. Sel –sel yang menempati lapisan cincin pertama diberi faktor pembobotan sebesar 4/3 untuk sektor dalam, dan untuk sektor luar sebesar 4/5.

Pelanggan ( pengguna ) dalam suatu sel diasumsikan mendapat sinyal dari RBS dengan penerapan power control yang sempurna. Katakanlah P(r,) adalah lokasi pelanggan sel luar (out – of – cell: di luar sel pusat ) dan lokasi RBS-nya adalah B(2d, ). Jika daya sinyal yang diterima pada RBS adalah harga (r’/do)n. Dalam hal ini, r’=  2d – r  adalah jarak antara pelanggan dan RBS-nya, sedangkan do adalah

jarak acuan terhadap antena RBS dan n adalah path loss exponent. Diasumsikan bahwa harga n tidak bergantung pada nila r dan do dan daya yang diterima pada RBS sel pusat – yang dihasilkan oleh sel luar

penyebab interferensi – sebesar (r’/r) n.

III. METODE

Untuk menerapkan teknik penghapusan interferensi pada sistem DS-CDMA seluler, maka perlu diuraikan beberapa hal berikut yang berkaitan dengan model sistem yang dibutuhkan.

3.1 Model Penghapusan Interferensi

Dalam hal ini digunakan model sederhan untuk model DS-CDMA dengan penghapusan interferensi bertingkat adaptif (adddaptive multistage interference cancellation) – yang diulas oleh Asish Kaul & Brian D. Woerner [14]. Diasumsikan bahwa penerima bertingkat (multistage receiver) berada pada RBS sel pusat – dalam kitaran sel – sel cincin, di mana pengiriman sinyal berlangsung dari pengguna bergerak (mobile units) ke RBS (reverse channel).

Model tersebut berlaku untuk transmisi lintasan tunggal (single transmission path). Namun dapat dikembangkan menjadi lebih umum, sehingga juga berlaku bagi transmisi lintasan jamak (multipath), di mana semua komponen sinyal yang dibutuhkan dinyatakan sebagai sk(t), sementara yang tidak dibutuhkan

dinyatakan sebagai proses derau n(t).

Pada tahap pertama, penerima masih merupakan sistem CDMA konvensional, di mana r(t) dikorelasikan dengan replika (synchronous copy) sinyal penyebar. Dengan menyatakan Z(ks), sebagai

(4)

decision statistic untuk pengguna ke – k pada tahap s, maka decision statistic untuk pengguna ke – 1 pada tahap 1 (sebelum dilakukan suatu penghapusan interferensi) dituliskan sebagai berikut:

 

r

   

t

a

t

t

dt

Z

T c t

0 1 1

cos

……… ( 2.3 )

Persamaan (2.3) dapat dinyatakan sebagai berikut:

   

    K k k t I A h z 2 1 1 1 ………. ( 2.4 ) di mana:

h : AWGN process dengan rata – rata 0 dan variansi NoT/4 A1 = T (P1 /2) : kontribusi sinyal pengguna

 t k

I

: MAI (Multiple Access Interference) dari pengguna ke – k pada tahap 1

Dalam [14] ditunjukkan bahwa harga rata – rata MAI di atas adalah 0 ( nol ) dan variansi dinyatakan sebagai berikut:  

 

K k k c K k k

P

NT

I

Var

2 2 2 1

6

……….. ( 2.5 )

Dengan demikian, decision statistic tahap 1 untuk pengguna ke-1 mempunyai harga rata – rata dan varians sebagai berikut :

 

Z

P

T

E

2

1 1 1

………... ( 2.6 )  

K k k c

P

NT

T

N

Z

Var

2 2 0 1 1

6

4

……… ( 2.7 )

Selanjutnya, BER ( Bit Error Rate ) untuk pengguna ke-1 pada tahap 1 dapat dinyatakan sebagai berikut:

 

 

   

 

 

2 / 1 1 2 0 2 / 1 1 1 2 1 1 1

3

1

/

2

1

1 1

P

P

N

N

E

Q

Z

Var

Z

E

Q

P

K k k b b …... ( 2.8 ) di mana :

(5)

1

b

E = P1T dan

Q (.) : Q function.

Model CDMA baku ini sekarang dikembangkan untuk memasukkan penghapusan interferensi bertahap adaptif. Pers (2.3) dapat digunakan untuk memperoleh sinyal estimasi dari pengguna k setelah tahap 1, yaitu:  

t

P

t

    

a

t

b

t

s

ˆ

k

k

2

ˆ

k

cos

c

k k k 1 ………. ( 2.9 ) Penghapusan interferensi dilakukan dengan mengurangkan sinyal estimasi dari para pengguna yang menyebabkan interferensi pada sinyal yang diterima, yakni r(t), sehingga diperoleh sinyal penerimaan baru untuk pengguna ke – k sudah tahap s, yang dituliskan sebagai berikut:

 

 

 

 

 

K k K K k s K s k

t

r

t

s

t

r

, 1

ˆ

……… ( 2.10 )

Setelah melakukan penghapusan interferensi sebanyak s tahap, decision statistic – nya dinyatakan dengan persamaan berikut:    

 

      k k T i iT k c k k s k s i k r a t t dt z 1 , cos ...( 2.11 )

Dengan aproksimasi Gaussian, probabilitas kesalahan pada penerima sistem CDMA bertingkat adaptif (adaptive multistage) dinyatakan dengan persamaan di bawah ini:

 

                                                                                          

2 / 1 1 0 1 1 1 3 1 3 1 1 3 1 1 / 2 1 s k K K K s s s s b s b P P K K N N K N K N E Q P k k ……… ( 2.12 ) di mana:

K : jumlah pengguna serentak (stimulanteous users) yang tersebar pada sel – sel. N : processing gain

No : rapat spektral daya satu sisi derau Gaussian

Pbk (s)

: probabilitas kesalahan bit pada tahap s untuk penerima ke – k Pk : daya sinyal pengguna ke – k

Untuk menjejaki pengaruh interferensi yang berasal dari luar sel dari penerapan penghapusan interferensi, maka penyebab interferensi tersebut akan dibagi ke dalam dua kategori. Pertama, sumber interferensi yang terletak cukup jauh dari RBS sel pusat sehingga interferensi yang ditimbulkannya cukup

(6)

lemah. Penghapuasn interferensi tidak bisa dilakukan terhadap sumber interferensi kategori ini dan ia akan memberikan derau ( background noise ). Daya total penyebab interferensi ini dinyatakan dengan Pn.

Kedua, sumber interferensi yang interferensinya cukup kuat terhadap sel pusat, yang daya totalnya dinyatakan dengan Pr. Dalam kaitan ini, penghapusan interferensi akan dilakukan terhadap sumber

interferensi kategori yang disebut terakhir.

3.2 Penghapusan Interferensi Yang Bersumber Dari Dalam Sel.

Jika penghapusan interferensi dilakukan hanya terhadap sumber yang berada di dalam sel pusat, maka akan diperoleh daya total sinyal penerimaan sebesar K dan daya derau total dari seluruh interferensi di luar sel, Pn, dapat diperoleh dengan melakukan integrasi sepanjang daerah cincin dari radius d sampai 3d.

daya derau tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:

 

2 0 2 2 2 2 2

2

3

4

1

3

4

d d n n

rdrd

r

r

d

d

d

K

d

d

P

 

 

2 0 3 2 2 2 2 2

2

5

4

9

1

5

4

d d n

rdrd

r

d

r

d

d

K

d

d

…...…..( 2.13 ) atau

 

d d d d n n n

rdr

r

d

r

d

K

rdr

r

r

d

d

K

P

2 3 2 2 2

2

5

4

2

2

3

4

2

……….. ( 2.14 )

Untuk harga path loss exponent n=4, bentuk di atas dapat disederhanakan menjadi:

 

 

d

d

d

d

d

K

P

n

24

ln

2

2

ln

16

11

3

3

8

2 2 2

 

 

18

3

ln

432

175

2

ln

24

5

8

2 2 2

d

d

d

d

d

K

……... ( 2.15 )

Karena dalam hal ini tidak diperhitungkan adanya sumber interferensi yang berada dari luar sel, maka Pr = 0.

Penghapusan terhadap interferensi yang berasal dari luar sel ( pusat ) dibedakan atas dua kategori, yaitu penghapusan yang meliputi seluruh pengguna yang merupakan sumber/penyebab interferensi (secara lengkap) dan penghapusan interferensi yang dilakukan atas pengguna tertentu saja ( yang selektif). Hal ini akan diuraikan pada bagian berikut ini.

(7)

3.3 Penghapusan Interferensi Secara Lengkap

Untuk penghapusan interferensi pada seluruh pengguna sumber interferensi yang terletak di luar sel pusat, akan diperoleh daya interferensi total dari semua sumber tersebut yang besarnya dinyatakan sebagai berikut:

rdrd

r

r

d

d

d

K

d

d

P

d d n r

 

2 0 2 2 2 2 2

2

3

4

3

4

 

 

2 0 3 2 2 2 2 2

2

5

4

9

5

4

d d n

rdrd

r

d

r

d

d

K

d

d

……… . ( 2.16 )

Untuk harga n=4, bentuk ini dapat disederhanakan menjadi:

 

 

d

d

d

d

d

K

P

r

24

ln

2

2

ln

16

11

3

3

8

2 2 2

 

 

18

3

ln

432

175

2

ln

24

5

8

2 2 2

d

d

d

d

d

K

... ( 2.17 )

Dalam hal ini Pn=0.

3.4 Penghapusan Interferensi Secara Selektif

Jika daya yang diterima pada RBS sel pusat dari satu pengguna k lebih kecil dari nilai ambang tertentu, maka penghapusan interferensi akan meningkatkan harga variansi daya dari pengguna tersebut, yang akan menghasilkan harga laju kesalahan bit – Bit Error Rate ( BER ) yang lebih tinggi. Olehnya itu, untuk memperoleh kapasitas yang meksimum, maka perlu dilakukan klasifikasi para pengguna; sehingga diketahui yang mana saja yang akan memperbaiki atau malah memperburuk harga BER bila dilakukan penghapusan interferensi atasnya. Karena itu, penghapusan interferensi dapat dilakukan hanya bagi pengguna yang menguntungkan sistem. Nilai ambang daya – yang bawah mana penghapusan interferensi akan memperburuk kinerja sistem – dapat dinyatakan seperti berikut:

 

all K k m m m th

P

N

T

N

P

, 1 0

3

1

2

……… ( 2.18 )

Di mana Kall = 9K adalah jumlah pengguna total untuk model ini.

Dengan asumsi bahwa daya yang diterima dari setiap pengguna yang berada di dalam sel pusat adalah satu ( dengan penerapan Power Control ), maka penghapusan interferensi dapat dilakukan

(8)

terhadap semua sumber interferensi dalam sel tersebut. Sementara itu, terhadap sumber interferensi yang berada di luar sel pusat, akan dilakukan penghapusan interferensi hanya yang memiliki daya yang besarnya melebihi nilai ambang pada RBS. Sedangkan yang selainnya akan diperhitungkan sebagai derau tambahan (additive noise).

Hubungan radius rth dan Pth dituliskan seperti berikut:

n th n th

r

r

d

P

2

……….. ( 2.19 )

dan diperlihatkan pada gambar 1. Dengan demikian penghapusan interferensi akan dilakukan atas seluruh sumber interferensi yang berada dalam radius rth dari RBS pusat.

Daya interferensi total yang berasal dari sumber interferensi yang berada di luar sel pusat, yakni sel – sel yang letaknya berdampingan, dinyatakan dengan persamaan berikut ( asumsi : rth  2d ) :

th r d n n r

rdr

r

r

d

d

K

P

2

3

4

2

2

……… ( 2.20 )

Untuk harga n=4, bentuk ini dapat disederhanakan menjadi:

 

 

th th th th th r

d

r

d

d

r

dr

r

d

r

d

d

K

P

24

ln

2

ln

16

11

3

2

8

32

8

3

4

2

2 2 2 3 2 2 2

..( 2.21 )

Daya derau total yang berasal dari semua sel tetanggan dapat dituliskan sebagai berikut:

                d r d d n n n th rdr r d r d K rdr r r d d K P 2 3 2 2 2 2 5 4 2 2 3 4 2

……... ( 2.22 )

Dengan harga n=4, persamaan di atas menjadi:

 

 

th th th th th n

d

d

d

r

r

dr

r

d

r

d

d

K

P

24

ln

2

24

ln

2

8

32

8

3

4

2

2 2 2 3 2 4 2

 

 

18

3

ln

432

175

2

ln

24

5

4

2

2 2 2

d

d

d

d

d

K

……... ( 2.23 )

Dengan demikian, bentuk matematis yang menyatakan nilai BER dengan melakukan penghapusan interferensi hanya pada sumber tertentu yang dipilih sedemikian rupa, dapat dituliskan seperti berikut:

(9)

                                                                                   2 1 0 1 1 1 3 1 3 1 1 3 1 1 / 2 1 s r s s r s r s r b b K P K K N N K N K N E Q P k k …...… ( 2.24 ) di mana Kr adalah jumlah keseluruhan pengguna yang diperhitungkan sebagai sumber interferensi, yaitu pengguna yang berada dalam sel pusat ditambah dengan jumlah pengguna yang diperhitungkan sebagai sumber intereferensi pada seluruh sel yang berdampingan di luar sel pusat. Ini bisa didekati dengan persamaan berikut:

2 2 2

3

4

d

d

r

K

K

K

th r

……… ( 2.25 ) di mana :

K : Jumlah pengguna ( sumber interferensi ) dalam sel pusat. d : Jari – jari sel pusat.

rth : Jari – jari ambang ( thresold radius ), jarak pengguna ke RBS sel pusat sebagai syarat

penerapan IC atasnya.

IV. PEMBAHASAN

Dalam kaitan ini, kualitas kinerja sistem akan ditentukan dengan dua faktor utama, yakni : Bit Error Rate ( BER ) dan jumlah pengguna serentak per sel. BER atau peluang kesalahan bit, maksimum 10-3, sedangkan jumlah pengguna serentak per sel diinginkan sebesar mungkin. Kinerja sistem tersebut dapat dilihat melalui tampilan grafik yang disajikan kemudian.

4.1 Model Penerima Multistage Intereference Cancellation

Penghapusan interferensi dapat terjadi karena adanya semacam Canceller pada penerima. Beberapa persamaan ( model matematis ) pada bab 2 terdahulu diperoleh dengan mengacu pada hasil luaran perangkat tersebut. Modelnya dapat dilihat pada gambar1.

4.2 Analisis

Analisis yang akan dilakukan di sini didasarkan pada bentuk matematis yang diperoleh pada persamaan (2.24) bab terdahulu. Ini berarti bahwa penghapusan interferensi pada sistem diberlakukan dengan sedemikian rupa dengan memilih sel – sel tertentu untuk mendapatkan kualitas yang sebanyak mungkin pada penerima.

(10)

Untuk memperoleh proses pemasukan data dalam analisis dan menemukan bentuk grafik yang diinginkan, maka suku dan faktor pada persamaan ( 2.24 ) diuraikan sebagai berikut:

N

K

a

r

3

1

……….. ……….. ( 3.1 ) di mana : Kr = (1+ 4k / 3) K ; k = ( r 2 – d 2 ) / d 2 b = ( 1 – a s ) / ( 1 – a ) ………. ( 3.2 )

K K c s s r 1  1  ……… ( 3.3 )

K : Jumlah pengguna serentak per sel s : Tahapan IC + 1 d0 = K ( 1 + P ) ……… ( 3.4 )

 

 

dr

r

d

d

d

r

r

d

r

d

d

P

24

ln

2

ln

16

11

3

2

8

32

8

3

8

2 2 2 3 2 4 2 …( 3.5 ) e = c d0 + (-1) s ……….. ( 3.6 )

               2 1 0 3 / 2 b N s e N E b y ……… ( 3.7 )

Dengan mensubtitusikan persamaan – persamaan di atas, maka persamaan ( 2.24 ) dapat ditulis menjadi:

Pb = Q[y] ……… ( 3.8 )

Selanjutnya, dengan menggunakan komplemen fungsi kesalahan ( Error function complement ), maka diperoleh bentuk persamaan berikut:

2

5

,

0

erfc

y

P

b ……… ( 3.9 )

Persamaan ini dipakai untuk menemukan bentuk hubungan antara Pb dengan K di mana berlaku Pb = BER

= f (K)

4.3 Tampilan Grafik

Proses tampilan grafik yang berkaitan dengan penghapusan interferensi, dapat dilihat melalui diagram alir ( flow chart ) pada Gambar 2.

(11)

Gambar 2. Diagram Alir

4.4 Hasil Analisis

Dengan memasukkan harga – harga parameter maupun perubah pada persamaan ( 2.24 ) yang kemudian diproses sebagaimana urutan yang tampak pada gambar 2 di atas, maka hasil/pengaruh penghapusan interferensi dapat dilihat pada Gambar 3.

Pada Gambar 3, harga K ( jumlah pengguna serentak per sel ) dipilih sebagai kelipatan sepuluh, mulai dari 10 sampai dengan 100, sebagaimana diberlakukan pada beberapa grafik yang akan ditampilkan selanjutnya. Jumlah pengguna serentak tiap sel yang memenuhi syarat kualitas sistem yang diinginkan (BER = 10-3 ) dapat dilihat pada Tabel 1

(12)

Gambar 3. Multistag Interference Cancellation

Pada Gambar 3 dan tabel 1, harga d dan r dipilih masing – masing 1000 meter dan 2000 meter, sedangkan pada beberapa gambar / grafik dan tabel akan dipilih harga r sebesar 1750, 1500 dan 1250 meter untuk harga d yang tetap seperti di atas.

Dengan mengubah harga Eb/No, d dan r, maka akan diperoleh bentuk grafik dan tabel tersendiri mengacu pada persamaan ( 2.19 ), yakni sistem yang meliputi banyak sel (multicell environtment ). Berbeda dengan itu, dua grafik berikut ini diperoleh dengan mengacu pada sistem yang terdiri dari satu sel saja ( single cell environment ). Dalam hal ini dipilih harga K dalam kelipatan lima puluh, dari 50 sampai 400 dan kelipatan seratus ( 100 sampai 800 ), N = 128 dan Eb/No = 15 dB dengan hasil dapat dilihat pada Gambar 4.

(13)

Gambar 4. Single Cell Interference Cancellation

V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penerapan Interference Cancellation mengakibatkan peningkatan kualitas sistem, yang secara khusus dapat dinyatakan sebagai berikut:

1. Dengan penerapan Interference Cancellation kinerja sistem menjadi lebih baik. Nilai BER ( Bit Error Rate ) akan mengecil untuk pengguna simultan yang sama pada setiap sel. Atau jumlah pengguna simultan pada setiap sel akan meningkat dengan nilai BER yang tetap sama.

2. Penghapusan interferensi bertahap/bertingkat (Multistage Interference Cancellation) akan memberikan peningkatan minimal sebesar 10 ( sepuluh ) pengguna simultan per sel (dengan mengacu pada nilai BER yang baku, yakni orde 10-3). Pada kondisi tertentu, bahkan peningkatan jumlah pengguna simultan per sel dapat mencapai 30 % hingga 300 % ( empat kali lipat jumlah sebelumnya). 3. Nilai BER bukan hanya dipengaruhi oleh d dan r, tetapi lebih dari itu bahkan secara khusus sangat ditentukan oleh rasio ( r/d ). Dengan perkataan lain bahwa nilai BER sangat berkaitan dengan posisi radial relatif pengguna ( mobile unit ) terhadap RBS sel pusat, terlepas dari besar kecilnya ukuran sel sebagai wilayah pelayanan komunikasi.

4.2 Saran

1. Diterapkannya penghapusan interferensi secara bertahap/bertingkat telah mengakibatkan terjadinya peningkatan kualitas sistem DS-CDMA seluler dalam komunikasi bergerak. Namun, peningkatan

(14)

kualitas yang signifikan, khususnya jumlah pengguna simultan per sel, masih terbatas pada kapasitas interval tertentu. Bila penghapusan interferensi bertingkat/bertahap diterapkan di luar interval tersebut, maka kualitas sistem cenderung mengalami penurunan, yang ditandai dengan semakin meningkatnya nilai BER. Olehnya itu, dalam penelitian selanjutnya, dapat diorientasikan pada telaah faktor – faktor dominan yang menentukan nilai kritis ataupun nilai ambang kualitas sistem ini, baik yang berkaitan denganjumlah BER maupun jumlah pengguna simultan untuk setiap sel.

2. Korelasi yang signifikan, atau bahkan dominan antara nilai BER, jumlah pengguna simultan per sel dan rasio ( r/d ) dapat dijadikan acuan penelitian untuk menemukan ukuran sel yang paling layak untuk komunikasi bergerak seluler dengan perkiraan cakupan jumlah penguna simultan dan intensitas kegiatan komunikasi ( kepadatan trafik ) tertentu yang diinginkan. Hal ini sangat berguna, terutama dengan berkembangnya rancang bangun pengwilayahan komunikasi bergerak kepada sel – sel yang semakin kecil ( mikrosel atau pikosel ).

3. Sehubungan dengan poin ( 2 ) di atas, hal tersebut pun dapat dijadikan prtimbangan untuk mengembangkan perangkat sistem yang dibutuhkan dalam mendukung pemanfaatan RBS ataupun mobile unit yang kini kian handal terhadap berbagai kecenderungan peningkatan jumlah pengguna komunikasi dengan dinamika kegiatan yang semakin pesat.

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Lee, William C.Y. “Mobile Cellular Telecommunication; Analog Digital System”, Mc Graw Hill, USA, 1995, edisi ke-2, xiii664 h.

[2]. , “Estimate of Channel Capacity in Rayleigh Fading Environment”, IEEE Trans.On Vehicular Technology, vol.39, no.3, Agustus 1990, h. 187 – 189.

[3]. Mehrotra, Asha, “Cellular Radio Performance Engineering”, Artec House, London, 1994, xiv + 536 h.

[4]. Hess, Garry C., “Land–Mobile Radio System Engineering”, Artech House, London, 1993, xvii + 371 h.

[5]. Ziemer, Rodger E. et al., “Digital Communications and Spread Spectrum System”, Macmillan, USA, 1985, xviii + 750 h.

[6]. Cooper, George R. et.al, “Modern Communications and Spread Spectrum”, Mc Graw Hill, USA, 1986, xvi + 436 h.

[7]. Gilhousen, Klein S. et al., “On The Capacity of a Cellular CDMA System”, IEEE Trans. On Vehicular Technology, vol. 40, no.2, Mei 1991, h 303 – 312.

[8]. Viterbi, Andrew J. et al., “Other Cell Interference in Cellular Powered Controlled CDMA”, IEEE Trans. On Communications, vol.42, no.2/3/4, Feb/Mar/April 1994, h.1501 – 1504.

(15)

[9]. Viterbi, Andrew J., “CDMA : Principle of Spread Spectrum Communications”, Addison-Wesley Publishing Company, USA, 1995, cet.II, xix + 245 h.

[10]. Kohno, Ryuji, “Spread Spectrum Access method for Wireless Communications”, IEEE Communications Magazine, Januari 1995, h. 58 – 67.

[11]. Chebaro, Toufic et al., “Average External Interference in Cellular Radio CDMA Systems”, IEEE 1996.

[12]. Lee, Jhong Sam et al., “On The Erlang Capacity of CDMA Cellular System”, IEEE 1995.

[13]. Glisic, Savo G. & Lappanen, Pentti A., “Code Division Multiple Access Communication”, Kluwer Academic Publisher, USA, 1995, xii + 364 h.

[14]. Kaul, Ashish & Woerner, Brian D., “An Analysis of Adaptive Mutlistage Interference Cancellation for CDMA”, IEEE VTC’94, Rosemont, IL, Juli 1995.

[15]. Holtzman, Jack M & NJ, Piscataway, “Successive Interference Cancellation for Direct Sequence Code Division Multiple Access”, MILCOM ’94, Ft. Monmouth, NJ, h. 997 – 1007, Okt. 1994. [16]. Divsalar, Dariush & Simon, Marvin K., “Improved CDMA Performance Using Paraller

Interference Cancellation”, MILCOM ’94, MILCOM ’94, Ft. Monmouth, NJ, h. 911 – 917, Okt. 1994.

[17]. Rappaport, Theodore S. & Milstein, Laurence B., “Effect of Radio Propagation Path Loss on DS-CDMA Cellular Frequency Reuse Efficiency for the Reverse Channel”, IEEE Trans. Vech. Technol vol. 41 no. 3, Agustus 1992.

[18]. Chan, Norbert LB., “Multipath Propagation Effects on a CDMA Cellular System”, IEEE Trans. Vech. Technol vol. 43 no. 4, November 1994.

[19]. Vterbi, Audrey M & Viterbi, Andrew J, “Erlang Capacity of a Power Controled CDMA System”, IEEE JSAC Vol. 11 no. 6, Agustus 1993 h. 892 – 899.

[20]. Patel, P & Holtzman J., “Analysis of a Simple Successive Interference Cancellation Scheme in a DS / CDMA System”, IEEE JSAC Vol. 12 no. 5, Juni 1994 h. 796 – 807.

Gambar

Gambar 1 Tata Letak Sel
Gambar 2. Diagram Alir 4.4 Hasil Analisis
Gambar 3. Multistag Interference Cancellation
Gambar 4. Single Cell Interference Cancellation  V. PENUTUP

Referensi

Dokumen terkait

Walaupun dalam kajian ini, kesemua faktor personaliti mempunyai hubungan dengan TKO dalam kalangan sukarelawan lelaki dan perempuan namun hanya personaliti bagi

Indikator terkuat adanya konversi pengetahuan pada koperasi susu adalah proses eksternalisasi, sedangkan faktor paling berpengaruh dalam kegiatan pemecahan masalah dan

Konflik yang ada di Desa Danau Lancang penelitian yang dilakukan penulisan pada bulan Mei 2015 dengan melakukan observasi di lapangan, dan serta melakukan wawancara

Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Sumber Daya Manusia di Sekretariat DPRD Propinsi Jawa Tengah.. Kebosanan Kerja :

Dalam pembuatan film animasi 3 dimensi Tiga Kurcaci Penjaga Hutan ini digunakan teknik dubber kering, yaitu penyusunan animasi gerakan mulut dengan file suara

Diduga penurunan mortalitas pada ikan mas pasca perendaman menggunakan ekstrak daun binahong dikarenakan adanya kandungan antibakteri pada ekstrak tersebut, selain itu

Konsep koperasi barat, Yaitu merupakan organisasi ekonomi, yang dibentuk secara sukarela oleh orang-orang yang mempunyai kesamaan kepentingan, dengan maksud

Pak Ketua, Izin, saya boleh ya Pak Ketua ya. Ini perlu ngobrol ini Pak Ketua. Ini saya Bambang Pacul dari fraksi moncong putih ini Pak, mestinya fraksi pendukung pemerintah ini