• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Biomassa Azolla Terhadap Status Logam Berat Timbal (Pb) Pada Tanah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Biomassa Azolla Terhadap Status Logam Berat Timbal (Pb) Pada Tanah"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

ii

PENGARUH BIOMASSA AZOLLA TERHADAP STATUS

LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA TANAH

SKRIPSI

Oleh :

MUHAMMAD ABROR 080303061

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

iii

PENGARUH BIOMASSA AZOLLA TERHADAP STATUS

LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA TANAH

SKRIPSI

Oleh :

MUHAMMAD ABROR 080303061 / ILMU TANAH

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

(3)

iv

Judul Skripsi : Pengaruh biomassa azolla terhadap status logam berat timbal (Pb) pada tanah

Nama : Muhammad Abror

NIM : 080303061

Program Studi : Agroekoteknologi

Minat : Tanah

Disetujui Oleh Komisi Pembimbing

Ir. T. Sabrina, M.Agr. Sc. Ph.D. Benny Hidayat, SP. MP.

Ketua Anggota

Mengetahui,

Ir. T. Sabrina, M.Agr. Sc. Ph.D Ketua Program Studi Agroekoteknologi

(4)

v

ABSTRAK

Pencemaran tanah akibat logam berat semakin banyak terjadi akibat perkembangan industri dan kurangnya pengawasan terhadap polutan. Tanah tidak terlepas pada ancaman ini. Penelitian pengaruh biomassa azolla terhadap status logam berat timbale (Pb) pada tanah bertujuan untuk mengukur kemampuan bimassa azolla tercemar Pb dalam menambahkan maupun mengurangi ketersediaan Pb pada tanah yang dicemari Pb maupun yang tidak dicemari. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok faktorial dengan perlakuan yaitu biomassa azolla yang tercemar (0 g, 15 g, dan 30g) dan tanah yang dicemari Pb (0g, 150 ppm, dan 300 ppm). Parameter yang diamati pH H2O, Bahan Organik,

Pb Total dan Pb tersedia tanah minggu pertama dan minggu kedua setelah inkubasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian biomassa azolla yang terkontaminasi Pb berpotensi menekan cemaran Pb dalam tanah yang tercemar sebesar 5% dan 10% berturut-turut untuk tanah yang dicemari Pb sebanyak 150 ppm dan 300 ppm. Penambahan biomassa azolla yang terkontaminasi Pb tidak berpengaruh terhadap pH maupun dalam meningkatkan bahan organik tanah. Sedangkan pemberian biomassa azolla yang tercemar Pb ke tanah tidak tercemar justru berpotensi menambah ketersediaan Pb tanah sebesar 75% dan 82% berturut-turut untuk penambahan azolla tercemar Pb 15 g dan 30 g. Pemberian azolla ini meningkatkan kandungan bahan organik tanah namun tidak berpengaruh nyata secara statistik terhadap perubahan pH tanah. Efek dari pemberian biomassa azolla yang tercemar Pb sejalan dengan waktu akan meningkatkan bahan organic tanah dan menurunkan pH tanah serta ketersediaan Pb didalam tanah. Pemberian biomassa azolla yang tercemar Pb sebanyak 30 g kedalam tanah yang tercemar mampu menekan ketersediaan Pb didalam tanah sampai dua minggu setelah aplikasi.

(5)

vi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 7 Desember 1990 dari ayah

Kasman Lubis dan ibu Siti Hafsah. Penulis merupaka putra kedua dari empat

bersaudara.

Pada tahun 2008 penulis lulus dari SMA Negeri 7, Medan dan pada

tahun yang sama masuk ke Fakultas Pertanian USU melalui jalur ujian tertulis

Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Penulis memilih Program Studi

Ilmu Tanah yang sekarang berbaur menjadi Program Studi Agroekoteknologi.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai anggota Ikatan

Mahasiswa Ilmu Tanah, Sebagai asisten praktikum di Laboratorium Biologi

Tanah dan Kimia Tanah.

Penulis melaksanakan praktek Kerja Lapangan (PKL) di PTPN III

(6)

vii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang

Maha Kuasa, atas segala rahmat dan KaruniaNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Biomassa Azolla Terhadap

Status Logam Berat Timbal (Pb) Pada Tanah”.

Pada kesempatan ini penulis mengahturkan pernyataan terima kasih

sebesar - besarnya kepada kedua orang tua yang telah membesarkan, memelihara

dan mendidik penulis selama ini. Penulis menyampaikan ucapan terimakasih

kepada Ibu T. Sabrina dan Bapak Benny Hidayat selaku ketua dan anggota komisi

pembimbing yang telah membimbing dan memberikan berbagai masukan

berharga kepada penulis dari mulai menetapkan judul, melakukan penelitian,

sampai pada ujian akhir. Khusus untuk bapak Mukhlis, penulis juga

menyampaikan banyak terima kasih atas bantuan dan arahannya kepada saya

sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini.

Di samping itu, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua

staf pengajar dan pegawai di Program Studi Agroekoteknologi, serta kepada

Ardian Syahputra, Ridwandi, Cici Khairunnisa, Putri Juli Artha, Riri Rizki

Chairiyah, Zoel Hani I. Hasibuan, Sri Wahyuni, Syahfitra Ibadillah, dan

rekan-rekan mahasiswa yang tak dapat disebutkan satu per satu disini yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini

bermanfaat.

Medan, Januari 2013

(7)

viii

Potensi Azolla Sebagai Biosorbsi Logam Berat ... 11

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian ... 14

Bahan dan Alat ... 14

Metode Penelitian ... 14

Pelaksanaan Penelitian ... 16

(8)

ix

DAFTAR TABEL

No. Hal

1. Kandungan logam berat dalam tanah secara alamiah (μg/g) ... 5 2. Kandungan unsur kimia Azolla berdasarkan berat kering (%) ... 10 3. Pengaruh pemberian biomassa azolla yang tercemar dan tanah yang

dicemari Pb terhadap pH tanah pada minggu pertama setelah inkubasi ... 19 4. Pengaruh pemberian biomassa azolla yang tercemar dan tanah yang

dicemari Pb terhadap pH tanah pada minggu kedua setelah inkubasi ... 20 5. Pengaruh pemberian biomassa azolla yang tercemar dan tanah yang

dicemari Pb terhadap Bahan Organik pada minggu pertama setelah

inkubasi ... 21 6. Pengaruh pemberian biomassa azolla yang tercemar dan tanah yang

dicemari Pb terhadap Bahan Organik pada minggu kedua setelah inkubasi ... 23 7. Pengaruh pemberian biomassa azolla yangtercemar Pb dan tanah yang

dicemari Pb terhadap Pb total tanah setelah inkubasi dua minggu ... 24 8. Pengaruh pemberian biomassa azolla yangtercemar Pb dan tanah yang

dicemari Pb terhadap Pb total tanah setelah inkubasi dua minggu ... 26 9. Pengaruh pemberian biomassa azolla dengan tanah yang dicemari Pb

(9)

x

DAFTAR GAMBAR

No. Hal

1. Interaksi pemberian biomassa azolla yang tercemar Pb dan pencemaran Pb

pada tanah terhadap bahan organik tanah ... 22 2. Interaksi pemberian biomassa azolla dengan tanah yang dicemari Pb

terhadap Pb total tanah ... 25 3. Interaksi pemberian biomassa azolla dengan tanah yang dicemari Pb

(10)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Hal

1. Hasil pengukuran pH tanah satu minggu setelah inkubasi... 33

2. Sidik ragam pengukuran pH tanah satu minggu setelah inkubasi... 33

3. Hasil pengukuran pH tanah dua minggu setelah inkubasi ... 34

4. Sidik ragam pengukuran pH tanah dua minggu setelah inkubasi ... 34

5. Hasil pengukuran bahan organik tanah satu minggu setelah inkubasi ... 35

6. Sidik ragam pengukuran bahan organik tanah satu minggu setelah inkubasi ... . 35

7. Hasil pengukuran bahan organik tanah dua minggu setelah inkubasi ... 36

8. Sidik ragam pengukuran bahan organik tanah dua minggu setelah inkubasi ... . 36

9. Hasil pengukuran Pb total tanah dua minggu setelah inkubasi ... 37

10. Sidik ragam pengukuran Pb total tanah dua minggu setelah inkubasi .... . 37

11. Hasil pengukuran Pb tersedia tanah satu minggu setelah inkubasi ... 38

12. Sidik ragam pengukuran Pb tersedia tanah satu minggu setelah inkubasi ... . 38

13. Hasil pengukuran Pb tersedia tanah dua minggu setelah inkubasi ... 39

(11)

v

ABSTRAK

Pencemaran tanah akibat logam berat semakin banyak terjadi akibat perkembangan industri dan kurangnya pengawasan terhadap polutan. Tanah tidak terlepas pada ancaman ini. Penelitian pengaruh biomassa azolla terhadap status logam berat timbale (Pb) pada tanah bertujuan untuk mengukur kemampuan bimassa azolla tercemar Pb dalam menambahkan maupun mengurangi ketersediaan Pb pada tanah yang dicemari Pb maupun yang tidak dicemari. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok faktorial dengan perlakuan yaitu biomassa azolla yang tercemar (0 g, 15 g, dan 30g) dan tanah yang dicemari Pb (0g, 150 ppm, dan 300 ppm). Parameter yang diamati pH H2O, Bahan Organik,

Pb Total dan Pb tersedia tanah minggu pertama dan minggu kedua setelah inkubasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian biomassa azolla yang terkontaminasi Pb berpotensi menekan cemaran Pb dalam tanah yang tercemar sebesar 5% dan 10% berturut-turut untuk tanah yang dicemari Pb sebanyak 150 ppm dan 300 ppm. Penambahan biomassa azolla yang terkontaminasi Pb tidak berpengaruh terhadap pH maupun dalam meningkatkan bahan organik tanah. Sedangkan pemberian biomassa azolla yang tercemar Pb ke tanah tidak tercemar justru berpotensi menambah ketersediaan Pb tanah sebesar 75% dan 82% berturut-turut untuk penambahan azolla tercemar Pb 15 g dan 30 g. Pemberian azolla ini meningkatkan kandungan bahan organik tanah namun tidak berpengaruh nyata secara statistik terhadap perubahan pH tanah. Efek dari pemberian biomassa azolla yang tercemar Pb sejalan dengan waktu akan meningkatkan bahan organic tanah dan menurunkan pH tanah serta ketersediaan Pb didalam tanah. Pemberian biomassa azolla yang tercemar Pb sebanyak 30 g kedalam tanah yang tercemar mampu menekan ketersediaan Pb didalam tanah sampai dua minggu setelah aplikasi.

(12)

xii

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia telah melakukan

eksploitasi terhadap alam dan menyebabkan berbagai dampak negatif berupa

kerusakan dan pencemaran lingkungan. Pencemaran merupakan perubahan

sifat-sifat udara, air, tanah dan makanan yang dapat berpengaruh buruk terhadap

kesehatan, kelangsungan hidup atau aktivitas manusia dan organisme hidup

lainnya. Penyebab pencemaran tanah biasaya berasal dari hasil pembuangan

limbah yang mengandung bahan-bahan anorganik yang sukar terurai dalam tanah

seperti plastik, kaca, dan kaleng, dll. Lahan pertanian umumnya menerima paling

banyak pencemaran dari atmosfir, batuan, pupuk buatan, pestisida dan limbah

industri yang memiliki kandungan logam berat dalam jumlah sedikit, namun jika

terus menerus akan terakumulasi kedalam tanah dan berbahaya bagi lingkungan

serta makhluk yang hidup didalamnya (Mukhlis dkk., 2011).

Logam berat merupakan penyebab pencemaran terbesar yaitu logam

timbal. Timbal banyak dijumpai pada tanah di daerah bekas pertambangan,

buangan limbah industri, dan paling banyak berasal dari penggunaan bahan TEL

(Tetra Etyl Lead), yang banyak terkandung dalam minyak bumi dan gas alam

yang banyak digunakan. Timbal bersifat karsinogenik dan dapat menyebabkan

mutasi serta terurai dalam jangka waktu yang lama dengan toksisitas yang tidak

berubah (Francis, 1994; dan Notodarmojo, dkk, 2005).

Azolla merupakan tanaman paku air mini yang berukuran 3-4 cm yang

(13)

xiii

akhir-akhir ini sudah tidak digunakan para petani khususnya petani padi di

Indonesia. Azolla mampu bersimbiosis dengan Anabaena azollae pemfiksasi N2.

Simbiosis ini menyebabkan azolla mempunyai kualitas nutrisi yang baik dan

mampu menyediakan unsur N bagi tanah disekitarnya. Azolla segar juga

mempunyai kemampuan untuk mengakumulasi logam berat pada tinggi

konsentrasi dari media air. Dari sebuah penelitian menyebutkan bahwa azolla

dapat menyerap logam berat dan mengakumulasikan logam tersebut kedalam

tubuhnya sampai 100 ppm Cd dan Cu serta 1000 ppm Pb (Sela dkk., 1988).

Azolla yang terakumulasi logam berat kemudian akan mati dan biomassa

azolla tersebut akan terdekomposisi menjadi bahan organik tanah. Bahan organik

tanah akan terdekomposisi menjadi asam yang belum terhumifikasi seperti

karbohidrat, asam amino, dan protein. Asam yang telah terhumifikasi seperti asam

humat, asam fulfat dan turunan turunan hidroksi benzoatnya. Asam-asam organik

tersebut yang berpotensi dalam mengkhelat logam berat (Tan, 1997)

Biomassa azolla yang terakumulasi logam berat kemudian akan

terdekomposisi menjadi bahan organik tanah yang berpotensi dalam mengkhelat

logam berat dan melepaskan logam berat. Untuk itu perlu dilakukan penelitian

untuk mengetahui kemampuan biomassa azolla dalam menjerap logam berat pada

tanah.

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengukur kemampuan biomassa azolla tercemar logam berat

Pb dalam menambahkan Pb total dan tersedia pada tanah yang

(14)

xiv

2. Untuk mengukur pengaruh cemaran logam berat Pb terhadap

penambahan Pb didalam tanah.

3. Untuk mengetahui pengaruh interaksi biomassa azolla yang tercemar

Pb pada tanah terhadap ketersediaan dan total Pb didalam tanah.

Hipotesis Penelitian

1. Pemberian biomassa azolla yang terakumulasi logam berat Pb tidak

memberi pengaruh terhadap status logam berat Pb di dalam tanah.

2. Pemberian biomassa azolla yang terakumulasi logam berat Pb mampu

mengurangi konsentrasi logam berat pada tanah yang dicemari logam

berat.

3. Pengaruh interaksi biomassa azolla yang tercemar Pb dengan

penambahan cemaran Pb pada tanah mampu mengurangi konsentrasi

logam berat pada tanah.

Kegunaan Penelitian

1. Sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan.

(15)

xii

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia telah melakukan

eksploitasi terhadap alam dan menyebabkan berbagai dampak negatif berupa

kerusakan dan pencemaran lingkungan. Pencemaran merupakan perubahan

sifat-sifat udara, air, tanah dan makanan yang dapat berpengaruh buruk terhadap

kesehatan, kelangsungan hidup atau aktivitas manusia dan organisme hidup

lainnya. Penyebab pencemaran tanah biasaya berasal dari hasil pembuangan

limbah yang mengandung bahan-bahan anorganik yang sukar terurai dalam tanah

seperti plastik, kaca, dan kaleng, dll. Lahan pertanian umumnya menerima paling

banyak pencemaran dari atmosfir, batuan, pupuk buatan, pestisida dan limbah

industri yang memiliki kandungan logam berat dalam jumlah sedikit, namun jika

terus menerus akan terakumulasi kedalam tanah dan berbahaya bagi lingkungan

serta makhluk yang hidup didalamnya (Mukhlis dkk., 2011).

Logam berat merupakan penyebab pencemaran terbesar yaitu logam

timbal. Timbal banyak dijumpai pada tanah di daerah bekas pertambangan,

buangan limbah industri, dan paling banyak berasal dari penggunaan bahan TEL

(Tetra Etyl Lead), yang banyak terkandung dalam minyak bumi dan gas alam

yang banyak digunakan. Timbal bersifat karsinogenik dan dapat menyebabkan

mutasi serta terurai dalam jangka waktu yang lama dengan toksisitas yang tidak

berubah (Francis, 1994; dan Notodarmojo, dkk, 2005).

Azolla merupakan tanaman paku air mini yang berukuran 3-4 cm yang

(16)

xiii

akhir-akhir ini sudah tidak digunakan para petani khususnya petani padi di

Indonesia. Azolla mampu bersimbiosis dengan Anabaena azollae pemfiksasi N2.

Simbiosis ini menyebabkan azolla mempunyai kualitas nutrisi yang baik dan

mampu menyediakan unsur N bagi tanah disekitarnya. Azolla segar juga

mempunyai kemampuan untuk mengakumulasi logam berat pada tinggi

konsentrasi dari media air. Dari sebuah penelitian menyebutkan bahwa azolla

dapat menyerap logam berat dan mengakumulasikan logam tersebut kedalam

tubuhnya sampai 100 ppm Cd dan Cu serta 1000 ppm Pb (Sela dkk., 1988).

Azolla yang terakumulasi logam berat kemudian akan mati dan biomassa

azolla tersebut akan terdekomposisi menjadi bahan organik tanah. Bahan organik

tanah akan terdekomposisi menjadi asam yang belum terhumifikasi seperti

karbohidrat, asam amino, dan protein. Asam yang telah terhumifikasi seperti asam

humat, asam fulfat dan turunan turunan hidroksi benzoatnya. Asam-asam organik

tersebut yang berpotensi dalam mengkhelat logam berat (Tan, 1997)

Biomassa azolla yang terakumulasi logam berat kemudian akan

terdekomposisi menjadi bahan organik tanah yang berpotensi dalam mengkhelat

logam berat dan melepaskan logam berat. Untuk itu perlu dilakukan penelitian

untuk mengetahui kemampuan biomassa azolla dalam menjerap logam berat pada

tanah.

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengukur kemampuan biomassa azolla tercemar logam berat

Pb dalam menambahkan Pb total dan tersedia pada tanah yang

(17)

xiv

2. Untuk mengukur pengaruh cemaran logam berat Pb terhadap

penambahan Pb didalam tanah.

3. Untuk mengetahui pengaruh interaksi biomassa azolla yang tercemar

Pb pada tanah terhadap ketersediaan dan total Pb didalam tanah.

Hipotesis Penelitian

1. Pemberian biomassa azolla yang terakumulasi logam berat Pb tidak

memberi pengaruh terhadap status logam berat Pb di dalam tanah.

2. Pemberian biomassa azolla yang terakumulasi logam berat Pb mampu

mengurangi konsentrasi logam berat pada tanah yang dicemari logam

berat.

3. Pengaruh interaksi biomassa azolla yang tercemar Pb dengan

penambahan cemaran Pb pada tanah mampu mengurangi konsentrasi

logam berat pada tanah.

Kegunaan Penelitian

1. Sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan.

(18)

xxv

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Lahan Percobaan Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara, dan Analisis dilakukan di Laboratorium

Biologi Tanah, Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian.

Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ±25 m dpl.

Penelitian ini dimulai pada Februari sampai September 2012.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah air dan tanah sebagai media yang telah

dicemari dengan logam berat, Azolla pinnata berasal dari Laboratorium Biologi Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Logam berat Pb

yang digunakan dengan senyawa Pb (CH3COOH)2.3H2O serta bahan-bahan kimia

yang dipergunakan untuk keperluan analisis Laboratorium.

Alat yang digunakan adalah ember sebagai wadah media tanam

pertumbuhan A. pinnata, polibag sebagai wadah penelitian, ember besar untuk perbanyakan azolla serta alat-alat laboratorium lainnya yang dipergunakan selama

penelitian dan analisis tanah.

Metode Penelitian

Metode percobaan yang dilakukan pada penelitian ini ialah rancangan acak

kelompok faktorial dengan dua faktor dan dan tiga ulangan, yaitu:

Faktor 1 : biomassa azolla

A0 = Tanpa pemberian biomassa azolla

(19)

xxvi

A2 = Pemberian 30 g biomassa azolla yang dicemari 70 ppm Pb

Faktor 2 : Tanah yang dicemari logam berat Pb

P0 = Tanah tanpa dicemari logam berat Pb

P1 = Tanah dicemari Pb 150 ppm

P2 = Tanah dicemari Pb 300 ppm

Sehingga didapat 9 kombinasi perlakuan yang tertera pada bagan rancangan

sebagai berikut:

III I II

Model linier Rancangan Acak Kelompok :

Yijk = µ + ρi + αj + βk + (αβ)jk + ∑ijk

Dimana:

Yij : Respon yang diamati

µ : Nilai tengah umum

ρi : Pengaruh perlakuan dari pengelompokan ke 3

αj : Pengaruh perlakuan biomassa azolla

βk : Pengaruh pemberian logam berat Pb

A2 P1 A2 P1 A0 P1

A2 P0 A1 P1 A2 P0

A1 P1 A2 P0 A1 P1

A0 P2 A1 P2 A2 P1

A1 P2 A0 P0 A0 P0

A0 P0 A2 P2 A1 P2

A1 P0 A0 P0 A0 P2

A2 P2 A0 P1 A0 P0

(20)

xxvii

(αβ)jk : Pengaruh interaksi antara perlakuan biomassa azolla dengan perlakuan

logam berat Pb

∑ijk : Faktor galat percobaan perlakuan biomassa azolla dan pemberian logam

berat dengan 3 pengelompokan

Selanjutnya data dianalisis dengan Analysis of variance (ANOVA) dan

dilanjutkan dengan Uji Duncan Multiple Range Test (DMRT).

Pelaksanaan Penelitian

Persiapan Media Tanah Inkubasi Azolla

Media yang digunakan untuk memperbanyak azolla adalah tanah

Inseptisol dari lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

Tanah diisi kedalam ember (ø 10 cm) sebanyak 10 kg, dan air diisi kedalamnya

hingga mencapai batas. Media untuk pengujian biomassa azolla dalam

mengkhelat logam berat adalah tanah Inseptisol dari lahan percobaan Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara. Tanah tersebut diisi sebanyak ± 1 kg per

polibag sebanyak 27 buah yaitu 3 x 3 x 3. Kemudian tanah tersebut diberikan

logam berat sesuai dengan perlakuan.

Persiapan Azolla

Azolla diperbanyak dengan cara mengambil beberapa azolla dan

diletakkan di media tersebut. Untuk mempercepat pertumbuhan azolla diberikan

pupuk majemuk memiliki kandungan (5:30:30), dua minggu sekali sebanyak ± 5 g

setiap embernya. Kadar air azolla dihitung untuk mengetahui dosis biomassa

(21)

xxviii

Setelah azolla diperbanyak, maka dilakukan aklimatisasi azolla dengan

media air yang kemudian diberikan logam pencemar sebanyak perlakuan, dengan

dibiarkan selama seminggu sehingga logam terakumulasi dalam azolla.

Pemberian biomassa azolla

Seminggu setelah azolla dicemari logam berat Pb, selanjutnya biomassa

azolla dipanen dan ditiriskan. Aplikasi biomassa azolla yang telah terakumulasi

logam berat ke dalam tanah dilakukan dengan cara membenamkan biomassa

azolla sebanyak perlakuan kedalam tanah yang sudah disiapkan dan diinkubasi

selama satu minggu.

Analisis Awal

Analisis awal dilakukan pada azolla yang telah dicemari logam berat Pb

dan diaklimatisasi sebelum biomassa azolla diberikan ke dalam tanah dan juga

pada tanah yang telah diberikan logam berat dengan beberapa taraf untuk

mengetahui dosis Pb yang akan diberikan kedalam tanah.

Analisis Akhir

Analisis akhir dilakukan pada tanah meliputi pH H2O tanah, %C Organik

tanah dengan ekstraktan K2Cr2O7, Pb tersedia pada tanah menggunakan ekstraktan

0,1M HCl dan analisa logam berat Pb total pada tanah menggunakan ekstraktan

HClO4 dan HNO3 pekat dari setiap perlakuan di Laboratorium Kimia dan

Kesuburan Tanah.

Parameter yang Diamati

Parameter yang diamati dari penelitian ini adalah:

− pH (H2O) tanah menggunakan metode elektrometri

(22)

xxix

− Pb tersedia tanah menggunakan AAS

(23)

xxx

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

pH H2O

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa perlakuan tanah yang dicemari

logam berat Pb pada minggu pertama berbeda sangat nyata terhadap perubahan

pH H2O. Perlakuan pemberian biomassa azolla tanah dan interaksi antara

pemberian biomassa azolla kedalam tanah dengan tanah yang dicemari logam

berat berbeda tidak nyata terhadap pH tanah pada minggu pertama (Lampiran 2).

Tabel 3. Pengaruh pemberian biomassa azolla dan tanah yang dicemari Pb terhadap pH tanah pada minggu pertama setelah inkubasi

Perlakuan P0

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada

α = 0,05 menurut DMRT

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa pH H2O setelah satu minggu inkubasi,

nilai pH tertinggi pada perlakuan tanah yang dicemari Pb sebanyak 300 ppm

yaitu 6,29. Nilai tersebut tidak berbeda nyata dengan perlakuan tanpa pemberian

Pb, namun berbeda nyata dengan pH H2O pada tanah yang dicemari Pb 150 ppm.

Pada perlakuan pemberian biomassa azolla tidak menunjukkan perbedaan yang

nyata terhadap pH tanah. pH tanah tertinggi terdapat pada pemberian 15 g

biomassa yaitu 6.21 dan pH tanah terendah pada pemberian biomassa 30 g yaitu

(24)

xxxi

Perlakuan tanah yang dicemari logam berat Pb berbeda sangat nyata

terhadap pH H2O pada pengamatan minggu kedua sedangkan perlakuan

pemberian biomassa azolla dan interaksi antara pemberian biomassa azolla

dengan tanah yang dicemari logam berat berbeda tidak nyata terhadap pH tanah

(Lampiran 4).

Tabel 4.Pengaruh pemberian biomassa azolla dan tanah yang dicemari Pb terhadap pH tanah pada minggu kedua setelah inkubasi

Perlakuan P0

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada

α = 0,05 menurut DMRT

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa setelah dua minggu inkubasi nilai pH

tertinggi pada perlakuan tanah tanpa dicemari Pb yaitu 5.73 dan berbeda nyata

dengan pH terendah pada perlakuan tanah yang dicemari Pb 150 ppm yaitu 5.5.

Sementara perlakuan tanah tanpa dicemari Pb tidak berbeda nyata terhadap

perubahan pH tanah yang dicemari 300 ppm Pb. Dari hasil uji statistik pemberian

biomassa azolla tidak berbeda nyata terhadap pH tanah dan nilai pH tertinggi pada

perlakuan pemberian azolla 30 g yaitu 5.67 dan terendah pada perlakuan tanpa

pemberian biomassa azolla yaitu 5.55.

Bahan Organik Tanah

Perlakuan tanah yang dicemari logam berat Pb berbeda tidak nyata

terhadap bahan organik tanah. Sedangkan pada perlakuan pemberian biomassa

(25)

xxxii

kedalam tanah berbeda nyata terhadap kandungan bahan organik tanah

(Lampiran 6).

Tabel 5. Pengaruh pemberian biomassa azolla dan tanah yang dicemari Pb terhadap bahan organik tanah pada minggu pertama setelah inkubasi

Perlakuan P0

(0 ppm Pb)

P1

(150 ppm Pb)

P2

(300ppm Pb) Rataan ……….%...

A0 (0 g biomassa) 1.94 d 2.23 bc 2.03 cd 2.07 b

A1 (15 g biomassa) 2.03 cd 2.13 bcd 2.64 a 2.27 a

A2 ( 30 g biomassa) 2.31 b 2.35 b 2.30 b 2.32 a

Rataan 2.10 b 2.24 a 2.33 a

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada

α =0,05 menurut DMRT

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa tanpa pemberian biomassa azolla dengan

nilai bahan organik tertinggi pada pemberian 30 g sebesar 2.32% dan bahan

organik tanah terendah pada tanah tanpa pemberian biomassa azolla yaitu 2.07%

pada masa inkubasi satu minggu. Pada perlakuan tanah yang dicemari Pb bahan

organik tertinggi terdapat pada perlakuan tanah yang dicemari 300 ppm Pb,

2.33% yaitu dan yang terendah pada perlakuan tanpa dicemari Pb yaitu 2.10%.

Interaksi pemberian biomassa azolla yang tercemar Pb dan pencemaran Pb pada

(26)

xxxiii

Gambar 1. Interaksi pemberian biomassa azolla yang tercemar Pb dan pencemaran Pb pada tanah terhadap bahan organik tanah

Dari Gambar 1 terlihat bahwa pada semua perlakuan tanah menunjukkan

perubahan kandungan bahan organik yang mengikuti garis linier menaik. Selain

itu pada pemberian biomassa azolla 4 g pada tanah yang dicemari Pb 150 ppm

berpotongan dengan tanah yang dicemari 300 ppm Pb. Pada grafik juga terlihat

pemberian biomassa azolla 30 g terjadi perpotongan akibat pemberian logam berat

Pb pada tanah pada. Hal ini menunjukkan kandungan bahan organik yang sama

pada interaksi perlakuan tersebut.

Hasil uji statistik memperlihatkan bahwa pada minggu kedua setelah

inkubasi perlakuan pemberian biomassa azolla berbeda sangat nyata terhadap

bahan organik tanah dan pada tanah yang dicemari logam berat Pb berbeda nyata

terhadap bahan organik tanah. Interaksi pemberian biomassa azolla dengan

(27)

xxxiv

pemberian logam berat Pb kedalam tanah tidak berbeda nyata pada minggu

pertama terhadap peningkatan bahan organik tanah (Lampiran 8).

Tabel 6. Pengaruh pemberian biomassa azolla dan tanah yang dicemari Pb terhadap bahan organik tanah pada minggu kedua setelah inkubasi

Perlakuan P0

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada

α =0,05 menurut DMRT

Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa bahan organik tanah tertinggi setelah dua

minggu masa inkubasi pada perlakuan pemberian biomassa azolla 30 g yaitu

2.96% dan berbeda nyata terhadap pH tanah yang terendah pada pemberian 0 g

biomassa azolla yaitu 2.47%, sedangkan pada pemberian 15 g dan 30 g biomassa

azolla tidak berbeda nyata terhadap pH H2O. Pada perlakuan tanah yang dicemari

Pb bahan organik tertinggi pada perlakuan tanpa dicemari yaitu 2.87%

menunjukkan perbedaan yang nyata dengan pH tanah terendah yaitu pada tanah

yang dicemari Pb 150 ppm sebesar 2.52%.

Pb Total Tanah

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa pada minggu kedua setelah

inkubasi. perlakuan pemberian biomassa azolla dan tanah yang dicemari logam

berat Pb berbeda sangat nyata terhadap Pb total tanah. Interaksi pemberian

biomassa azolla dengan pemberian logam berat ke dalam tanah berbeda nyata

(28)

xxxv

Tabel 7. Pengaruh pemberian biomassa azolla dan tanah yang dicemari Pb terhadap Pb total tanah pada minggu kedua setelah inkubasi

Perlakuan P0

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada

α =0,05 menurut DMRT

Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa Pb total tanah tertinggi pada interaksi

pemberian biomassa azolla dengan tanah yang dicemari Pb pada perlakuan

pemberian 30 g biomassa azolla ke dalam tanah yang dicemari Pb 300 ppm

sebesar 451.23 ppm dan berbeda nyata dengan Pb total tanah terendah pada

perlakuan tanah tanpa biomassa azolla dan dicemari Pb yaitu 97.78 ppm. Interaksi

pemberian biomassa tanah dengan pencemaran Pb pada tanah terhadap bahan Pb

total dapat dilihat pada gambar berikut:

(29)

xxxvi

Dari gambar 3 terlihat bahwa setelah dua minggu masa inkubasi

pemberian biomassa azolla yang tercemar Pb dapat meningkatkan kadar Pb total

mengikuti garis linear menaik dan terjadi perpotongan di antara perlakuan tanah

yang dicemari 150 ppm dan 300 ppm pada pemberian 15 g biomassa azolla yang

tercemar Pb. Hal tersebut menunjukkan bahwa kadar Pb total didalam tanah pada

tanah yang dicemari 150 ppm Pb sama dengan tanah yang dicemari 300 ppm Pb

setelah dua minggu setelah masa inkubasi.

Pb Tersedia Tanah

Hasil uji statistik didapat bahwa perlakuan pemberian biomassa azolla dan

interaksi pemberian biomassa azolla dengan pemberian logam berat ke dalam

tanah berbeda nyata terhadap ketersediaan Pb di dalam tanah. Pada minggu

pertama setelah inkubasi dan pada perlakuan tanah yang dicemari logam berat Pb

berbeda sangat nyata terhadap Pb tersedia tanah (Lampiran 14).

Tabel 8. Pengaruh pemberian biomassa azolla dan tanah yang dicemari Pb terhadap Pb tersedia tanah minggu pertama setelah inkubasi

Perlakuan P0

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada α =0,05 menurut DMRT

Dari Tabel 7 terlihat bahwa Pb tersedia tanah pada interaksi perlakuan

pemberian biomassa azolla dengan tanah dicemari Pb setelah satu minggu

inkubasi tertinggi pada pemberian biomassa 30 g pada tanah yang dicemari 300

(30)

xxxvii

perlakuan tanpa pemberian biomassa azolla ke dalam tanah tanpa dicemari Pb,

yaitu 14.45 ppm. Selain itu terlihat penambahan ketersediaan Pb sampai 80 ppm

dan peningkatan Pb tersedia ± 20 ppm akibat pemberian biomassa azolla yang

tercemar Pb pada tanah tanpa dicemari Pb dan tanah yang dicemari 300 ppm Pb.

Namun pada pemberian 150 ppm Pb terjadi pengurangan ketersediaan Pb 1- 10

ppm. Interaksi pemberian biomassa tanah dengan pencemaran Pb pada tanah

terhadap bahan Pb tersedia tanah dapat dilihat pada gambar berikut:

0.00

Gambar 3. Interaksi pemberian biomassa azolla dengan tanah yang dicemari Pb terhadap Pb total

tanah

Dari Gambar 3 terlihat bahwa pada tanah tanpa dan yang dicemari Pb 300

ppm menghasilkan ketersediaan Pb tanah mengikuti garis linear menaik pada.

Sedangkan pada tanah yang dicemari 150 Pb akibat pemberian biomassa azolla

(31)

xxxviii

menunjukkan garis linear datar. Selain itu juga terlihat pertemuan titik pada

pemberian 30 g biomassa azolla pada tanah yang dicemari 150 ppm dan tanpa

dicemari Pb seminggu setelah inkubasi. Hal ini menunjukkan bahwa ketersediaan

Pb yang sama pada minggu kedua akibat pemberian biomassa azolla 30 g pada

tanah 150 dan 300 ppm.

Dari hasil uji statistik pada Lampiran 16 diperoleh pada minggu kedua

setelah inkubasi bahwa perlakuan pemberian biomassa azolla tidak berbeda nyata

terhadap Pb tersedia tanah. Sedangkan pada perlakuan tanah yang dicemari logam

berat Pb berbeda sangat nyata terhadap Pb tersedia tanah dan interaksi pemberian

biomassa azolla dengan pemberian logam berat kedalam tanah tidak berbeda

nyata terhadap ketersediaan Pb di dalam tanah.

Tabel 9. Pengaruh pemberian biomassa azolla dan tanah yang dicemari Pb terhadap Pb tersedia tanah pada minggu kedua setelah inkubasi

Perlakuan P0

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada

α =0,05 menurut DMRT

Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa Pb tersedia tanah pada pemberian

biomassa azolla setelah dua minggu inkubasi tertinggi pada perlakuan tanah yang

dicemari Pb 300 ppm sebesar 169.70 ppm dan berbeda nyata dengan tanah yang

dicemari 150 ppm dan tanpa dicemari Pb masing – masing sebesar 118.13 ppm

dan 59.02 ppm. Ketersediaan Pb pada minggu kedua mengalami peningkatan

(32)

xxxix

Namun mengalami penurunan akibat pemberian biomassa azolla sampai 10 ppm

Pb pada tanah dicemari Pb150 ppm dan juga menurun hingga 20 ppm pada tanah

dicemari 300 ppm.

Pembahasan

Pada tanah yang dicemari logam berat Pb pada konsentrasi yang tinggi

yaitu 300 ppm akan menekan kandungan bahan organik tanah walaupun aplikasi

biomassa azolla diberikan pada dosis tertinggi 30 g. Sebaliknya pada tanah tanpa

pemberian biomassa azolla yang tercemar Pb meningkatkan bahan organik tanah

sama halnya dengan tanah yang dicemari Pb 150 ppm. Hal ini dikarenakan

pencemaran tanah akibat keracunan Pb pada konsentrasi yang tinggi dapat

menekan kandungan bahan organik tanah. Namun pada tanah yang dicemari Pb

konsentrasi yang rendah tidak mempengaruhi bahan organik tanah karena

kemampuan tanah sebagai penyangga (daya buffer tanah). Hal ini sesuai dengan literatur Kunaefi, Oginawati, dan Madiati (2010) yang menyatakan bahwa setiap

tanah memiliki sifat fisik dan kimia yang berbeda- beda, sehingga berbeda dalam

kemampuan untuk menyangga berbagai macam pencemar. Daya sanggah tanah

terhadap Pb tergantung dari kandungan bahan organik, tekstur, serta ada tidaknya

tanaman yang tumbuh di atasnya.

Akibat pemberian biomassa azolla sebanyak 15 dan 30 g kedalam tanah

menunjukkan pengaruh yang nyata dalam meningkatkan kandungan bahan

organik dalam tanah baik minggu pertama maupun minggu kedua. Hal ini

dikarenakan biomassa azolla merupakan sumber bahan organik tanah dapat

terdekomposisi setelah dua minggu masa inkubasi. Hal ini sesuai dengan

(33)

xl

mempunyai kadar air sebesar 70 hingga 80 % dari berat tubuhnya sehingga proses

dekomposisi azolla berlangsung lebih cepat yakni sekitar 15 – 25 hari.

Bahan organik tanah pada minggu kedua mengalami peningkatan dari

minggu pertama inkubasi hal ini dikarenakan proses dekomposisi sudah mulai

matang atau stabil pada akhir minggu kedua masa inkubasi. Hal ini sesuai dengan

yang dikemukakan oleh Tan (1997) yang menyatakan bahwa bahan organik tanah

yang telah terhumifikasi akan menghasilkan asam humat, fulfat dan humin.

Asam-asam organik ini telah terhumifikasi sehingga lebih stabil.

Pada minggu kedua masa inkubasi bahan organik mengalami penurunan

akibat pemberian Pb 150 ppm namun mengalami peningkatan kembali pada tanah

yang dicemari 300 ppm. Hal ini dikarenakan proses dekomposisi belum berakhir

sehingga terjadi peningkatan dan penurunan kandungan bahann organik tanah

pada setiap perlakuan. Hal ini sesuai dengan literatur Djojosiwito (2000) yang

menyatakan bahwa biomassa azolla segar mempunyai kandungan bahan organik

sebesar 70 hingga 80 % dari berat tubuhnya sehingga proses dekomposisi azolla

berlangsung lebih cepat yakni sekitar 15 – 25 hari masa inkubasi.

Kadar Pb total mengalami peningkatan akibat pemberian biomassa azolla

yang tercemar Pb kedalam tanah. Hal ini dikarenakan biomassa azolla pada

perlakuan ini yang diberikan sebelumnya telah dicemari Pb 70 ppm, sehingga

kadar Pb total tanah tersebut akan meningkat. Hal ini sesuai yang dikemukakan

oleh Hidayat (2011a) bahwa azolla yang diberi perlakuan logam berat Pb 140 ppm

mampu diserap azolla dan diakumulasikan didalam tubuhnya sampai 4.68%. Hal ini

karena terdapatnya sejumlah besar pektin berupa gugus heteropolisakarida pada

(34)

xli

Lamanya inkubasi mempengaruhi ketersediaan Pb didalam tanah.

Ketersediaan Pb minggu kedua akibat pemberian biomassa azolla tercemar Pb

mengalami peningkatan dari minggu pertama kecuali pada pemberian biomassa

azolla yang tercemar Pb 15 g dan 30 g ke dalam tanah yang dicemari 300 ppm Pb

yang mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan pada tanah mempunyai daya

buffer atau kemampuan memulihkan dari keracunan bahan pencemar yang ada di

dalam tanah pada waktu tertentu. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh

Kunaefi, Oginawati, dan Madiati (2010) yang menyatakan bahwa setiap tanah

memiliki sifat fisik dan kimia yang berbeda - beda, sehingga berbeda dalam

kemampuan untuk menyangga berbagai macam pencemar. Daya sanggah tanah

terhadap Pb tergantung dari kandungan bahan organik, tekstur, serta ada tidaknya

tanaman yang tumbuh di atasnya.

Akibat pemberian biomassa azolla yang dicemari Pb 70 ppm menunjukkan

peningkatan ketersediaan Pb tanah sekitar 20% pada tanah yang dicemari 150

ppm. Peningkatan juga terjadi sekitar 9% pada minggu pertama dan penurunan

ketersediaan Pb sekitar 5% pada minggu kedua. Hal ini menunjukkan bahwa

bahan organik tanah dari biomassa azolla yang diberikan pada tanah mampu

mengurangi ketersedian Pb dalam tanah. Dekomposisi yang terjadi akan

menghasilkan asam-asam organik tanah yang mampu mengkhelat logam berat di

dalam tanah.

Pada pemberian biomassa azolla yang tercemar Pb pada tanah yang

dicemari Pb minggu pertama, Total Pb didalam tanah dapat meningkatkan dan

berpotensi menurunkan ketersediaan Pb tanah tersebut. Sedangkan Pada tanah

(35)

xlii

Pb total dan ketersediaan Pb di dalam tanah tersebut meningkat setelah dua

minggu masa inkubasi. Hal ini menunjukkan biomassa azolla yang telah tercemar

Pb berpotensi melepaskan Pb yang telah diadsorbsinya pada tanah yang tidak

tercemar Pb setelah dua minggu inkubasi. Namun mampu mengurangi

ketersediaan Pb dalam tanah tersebut pada tanah yang telah tercemar Pb.

Untuk pemberian 15 g dan 30 g biomassa azolla yang telah tercemar Pb

menunjukkan peningkatan Pb sama seperti pencemaran Pb 150 ppm tanpa aplikasi

biomassa azolla yang tercemar Pb pada tanah tersebut. Sama halnya dengan

pencemaran 150 ppm Pb untuk pemberian biomassa azolla yang telah tercemar Pb

sebanyak 15 g dan 30 g mempunyai efek penambahan total yang sama dengan

(36)

xliv

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, R. 1994. Monster itu Bernama Timbal Diakses pada

10 Maret 2012.

Atmojo, S., W., 2003, Peranan Bahan Organik Terhadap Kesuburan Tanah dan Upaya Pengelolaannya, Sebelas Maret Unyversity Press: Surakarta.

Dan, L. H., Guang, M. Z., Xiao Y. J., Chong, L.F., Hong, Y. Y., Guo, H. H., and Hong , L. L., 2005, Bioremediation of Pb- contaminated soil

incubating with Phanerochate chrysosporium and straw, College of environtmental Science and Engineering, Hunan University, Changsha 410082, Hunan, China.

Djojosuwito, S., 2000. Azolla Pertanian Organik dan Multiguna. Penerbit Kanisisus. Yogyakarta.

Francis, B. M. 1994. Toxic Substances in The Environment. John Willey&Sons, inc. Canada. dalam. Ed. Sembiring E. dan Sulistiawati E..2006. Akumulasi Pb dan pengaruhnya pada kondisi daun Swietenia Macrophylla King. Bandung.

Ganji M. T, Khosravi, M. and Rakhshaee R. 2005. Biosorption of Pb, Cd, Cu and Zn from the wastewater by treated Azolla filiculoides with H2O2/MgCl2 Department of Applied Chemistry, Islamic Azad University, Rasht Branch, Rasht, Iran

Hanafiah, A. S., T. Sabrina, H. Guchi, 2009. Biologi dan Ekologi Tanah. USU Press, Medan

Hidayat B, 2011a. Skrining Tumbuhan air Hiperakumulator. Topik khusus I, program Doktor Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Kultura. Vol:12 No.1.September 2011.UMN-AW.

Juhaeti, T. dan F Syarif. 3002. Studi Potensi Beberapa Jenis Tumbuhan Air Untuk Fitoremediasi. Dalam Hidayat (2011). Skrining Tumbuhan air Hiperakumulator Topik khusus I, program Doktor Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Kultura. Vol:12 No.1.September 2011.UMN-AW.

(37)

xlv

Mukhlis, Sarifuddin dan H. Hanum. 2011. Kimia Tanah. Teori dan Aplikasi. USU- Press. Medan

Montazeri A. H., Befi R. D., Khairunnisa, M. Sadiqul iman, 2010, Cemaran Logam Berat Kadmium (Cd) Dalam Tanah Dan Akibatnya Bagi Kesehatan Manusia, Universitas Lambung Mangkurat, Banjar Baru.

Muhlbachova, G., Simon, T., Pechova, M., 2005, The availability of Cd, Pb, and Zn and theie relationships with soil pH and microbial biomass in soil amended by natual clinoptililite, Research Institute of Corp Prodction, Prague-Ruzyne, Czech Republic.

_________, G., 2002, The availability of DTPA extracted heavy metals during laboratory incubation of contaminated soil with glucose amendments, , Research Institute of Corp Prodction, Prague-Ruzyne, Czech Republic.

Naidu, R., dan Bolan, N. S., 2008, Contaminant Chemistry In Soils: Key Concepts And Bioavailability. Developments in Soil Science, Volume 32 Ed. Naidu, R.

Notodarmojo, S., 2005, Pencemaran Tanah dan Air, Penerbit ITB, Bandung.

Sudarwin, 2008, Analisis Spasial Pencemaran Logam Berat (Pb Dan Cd) Pada Sedimen Aliran Sungai Dari Tempat Pembuangan Akhir (Tpa) Sampah Jatibarang Semarang.

http://eprints.undip.ac.id/17967/1/SUDARWIN.pdf. Diakses pada 10 Maret 2012.

Supriyanto C, Samin, dan Zainul K.,2007, Analisis Cemaran Logam Berat Pb, Cu, Dan Cd Pada Ikan Air Tawar Dengan Metode Spektrometri Nyala Serapan Atom (Ssa). Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan. Yogyakarta.

Shah, K., and Nongkynrih, M. J., 2005. Metal hyperaccumulation and bioremediation. Department of zology, Mahila Mahavidyalaya, Banaras Hindu University: Meghalaya, India.

Priyanto, B dan Joko P., 2001, Fitoremediasi sebagai Sebuah Teknologi Pemulihan

Pencemaran, Khususnya Logam Berat. URL:

2012).

(38)

xlvi

Sela,M., Tel-Or, E., Fritz, E. and Huttemann, A.: 1988, ‘Localization and Toxic Effects of Cadmium,Copper, and Uranium in Azolla’, Plant Physiol. 88, 30–36.

Tan, K., H., 1997, Degradasi Mineral Tanah Oleh Asam Organik dalam Interaksi Mineral Tanah dengan Organik Alami dan Mikroba diterjemahkan oleh Goenardi, D., H., Gadjah Mada University Press: Yogyakarta

(39)

xlvii Lampiran

Lampiran 1. Hasil pengukuran pH tanah satu minggu setelah inkubasi

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III

Lampiran 2. Sidik ragam pengukuran pH tanah satu minggu setelah inkubasi

(40)

xlviii

Lampiran 3. Hasil pengukuran pH tanah dua minggu setelah inkubasi

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III

A0P0 5.73 5.48 5.79 17.00 5.67 A1P0 5.7 5.78 5.81 17.29 5.76

A2P0 5.72 5.76 5.84 17.32 5.77

A0P1 5.49 5.46 5.41 16.36 5.45

A1P1 5.34 5.66 5.46 16.46 5.49

A2P1 5.52 5.8 5.36 16.68 5.56

A0P2 5.37 5.59 5.61 16.57 5.52

A1P2 5.55 5.65 5.73 16.93 5.64

A2P2 5.62 5.74 5.68 17.04 5.68

Total 50.04 50.92 50.69 151.65

Lampiran 4. Sidik ragam pengukuran pH tanah dua minggu setelah inkubasi

SK db JK KT Fh F.05 F.01

Blok 2 0.046 0.0231 1.57tn 3.63 6.23

Perlk 8 0.326 0.0408 2.77* 2.59 3.89

A 2 0.071 0.0356 2.42tn 3.63 5.52

P 2 0.247 0.1237 8.41** 3.63 5.52

AxP 4 0.008 0.0019 0.13tn 3.01 4.30

Galat 16 0.235 0.0147

Total 26 0.608 0.0234

KK = 1.58%

Keterangan ** = sangat Nyata *= nyata

(41)

xlix

Lampiran 5. Hasil pengukuran bahan organik tanah satu minggu setelah inkubasi

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III

(42)

l

Lampiran 7. Hasil pengukuran bahan organik tanah dua minggu setelah inkubasi

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III

(43)

li

Lampiran 9. Hasil pengukuran Pb total tanah dua minggu setelah inkubasi

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III

Lampiran 10. Sidik ragam pengukuran Pb total tanah dua minggu setelah inkubasi

(44)

lii

Lampiran 11. Hasil pengukuran Pb tersedia tanah satu minggu setelah inkubasi

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III

(45)

liii

Lampiran 13. Hasil pengukuran Pb tersedia tanah dua minggu setelah inkubasi

Perlakuan Blok Total Rataan

I II III

Gambar

Tabel 3. Pengaruh pemberian biomassa azolla dan tanah yang dicemari Pb terhadap pH tanah pada minggu pertama setelah inkubasi
Tabel 4.Pengaruh pemberian biomassa azolla dan tanah yang dicemari Pb terhadap pH tanah pada minggu kedua setelah inkubasi
Tabel 5. Pengaruh pemberian biomassa azolla dan  tanah yang dicemari Pb terhadap bahan organik tanah pada minggu pertama setelah inkubasi
Gambar 1. Interaksi pemberian biomassa azolla yang  tercemar Pb dan  pencemaran Pb pada tanah  terhadap bahan organik tanah
+4

Referensi

Dokumen terkait

Kalsium klorida diproduksi dari batu kapur (kalsium karbonat) yang direaksikan dengan asam klorida (HCl) pada kondisi tertentu untuk dapat bereaksi menjadi

3.1.5 Strategija razvoja Starega gradu Celje Februarja 2004 sta Turistično društvo Celje in Zavod za turizem Celeia Celje pripravila pismo o nameri s programom oživitve Starega

Hal lain yang tidak kalah pentingnya dalam menciptakan keharmonisan keluarga adalah konflik yang minim, jika dalam keluarga sering terjadi perselisihan dan pertengkaran

Sehingga hasil penelitian ini menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan antara profitabilitas, ukuran perusahaan, debt to equity terhadap ketepatan waktu penyampaian

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan pada tanggal 9 Januari 2020 lalu dengan Kepala Rumah Autis cabang Depok, Bapak Suyono, disebutkan bahwa

Hasil ini ber- beda dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Gerrard dan Cunningham (1997), dimana dalam kriteria seleksi, faktor pelayanan cepat dan efisien

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 61/PMK.07/2014 tentang Pedoman Umum dan Alokasi Tunjangan Profesi Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah Kepada Daerah Provinsi, Kabupaten, 11..

Fitur karakteristik lain dari kurva energi potensial ini adalah adanya sekunder minimum pada  jarak antarpartikel yang relatif besar. Jika minimum ini cukup mendalam