• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASI; BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 14 MEDAN T.P 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASI; BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 14 MEDAN T.P 2014/2015."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang memberikan kekuatan kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Listrik Dinamis di Kelas X Semester II SMA Negeri 14 Medan T.P. 2014/2015”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengeahuan Alam, Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada: Bapak Winsyah Putra Ritonga, S.Pd M.Si, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, saran serta motivasi kepada penulis sejak awal rencana penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Dr. Betty M. Turnip, M.Pd, Bapak Drs. Sehat Simatupang, M.Si, dan Bapak Drs. Rahmatsyah, M.Si, selaku dosen penguji. Selanjutnya ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Motlan, M. Sc, Ph.D selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Bapak Alkhafi Maas Siregar, M.Si, selaku ketua Jurusan Fisika, serta Ibu Rita Juliani, M.Si selaku sekretaris Jurusan Fisika. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Pegawai Jurusan Fisika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada PKS SMA Negeri 14 Medan, Bapak Arnold Tampubolon, serta guru bidang studi; Ibu Dra. Berta Tampubolon yang telah banyak membantu selama penelitian ini berlangsung.

(3)

v

Setia Kartika, S.Kep, Adik Aulia Satria dan Ibu Gusdahniar (Mak Nia) yang telah memberikan semangat dan selalu memasakan makanan favorite penulis. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Yosi Farah, Ami Salmiah, Aflah Widyana, Komting Syarief Saadilah Lubis, Faury Hidayati, Kak Mentari dan seluruh rekan-rekan seperjuangan Fisika Dik A 2011 yang telah menuliskan cerita terindah selama empat tahun bersama. Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada sahabat-sahabat penulis sobat sepanjang masa (Cintya Adhani, Amd, Efrida Batubara, Humaidah Fatimah, Olyvia Putri Wardhani, Pratiwi Suci Triadi, S.Pd dan Rizka Fadhila Siregar, S.Ked) yang selalu setia dan mendukung penulis. Ucapan terima kasih juga kepada Nisa, Dani, Yulita, Afni dan teman-teman PPL SMP Negeri 2 Galang yang selalu menyempatkan waktu menghibur dan mendengarkan keluh kesah penulis. Serta kepada rekan-rekan satu bimbingan (Aprilista Putri Dyan dan Rahmat Habibi ) yang telah banyak memberikan motivasi dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini. Namun penulis menyadari, masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik konstruktif dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Juni 2014 Penulis,

(4)

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK

LISTRIK DINAMIS DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 14 MEDAN T.P. 2014/2015

Denny Khairani (NIM 4113121011)

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar fisika dan pembelajaran konvensional pada materi listrik dinamis di SMA Negeri 14 Medan T.P. 2014/2015.

Jenis penelitian ini adalah quasi experiment. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X Semester II yang terdiri dari 9 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan mengambil 2 kelas dari 9 kelas secara acak yaitu kelas X-1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-5 sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen berjumlah 37 orang dan kelas kontrol berjumlah 34 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda dengan jumlah 20 soal. Kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional.

Hasil pengujian pretes sebelum diberikan perlakuan yang berbeda, yaitu nilai rata-rata pretes kelas eksperimen = 42,02 dengan standar deviasi = 8,93 dan nilai rata-rata pretes kelas kontrol = 39,85 dengan standar deviasi = 9,41. Pada pengujian data pretes kedua kelas diperoleh bahwa data kedua kelas berdistribusi normal dan homogen. Hasil uji t pretes diperoleh thitung< ttabel (1,00<1,98), maka

Ho diterima artinya kemampuan awal siswa pada kedua kelas sama. Kemudian

diberikan perlakuan yaitu kelas eksperimen dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Selama proses pembelajaran, nilai rata-rata aktivitas belajar siswa kelas eksperimen adalah 69,63% dengan kategori aktif dan kelas kontrol adalah 54,97% dengan kategori cukup aktif. Setelah pembelajaran selesai diberikan, diperoleh postes dengan hasil rata-rata kelas eksperimen = 65,00 dengan standar deviasi = 12,58 dan kelas kontrol = 57,94 dengan standar deviasi = 12,37. Dari hasil pengolahan data postes diperoleh bahwa thitung = 2,39 dan ttabel = 1,67, sehingga thitung > ttabel (2,39>1,67)

(5)

vi

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 7

2.1.4 Pengertian Model Pembelajaran 14

2.1.5 Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing 15

2.1.6 Pendekatan Saintifik 18

2.1.7 Model Pembelajaran Konvensial 19

2.1.8 Teori Belajar yang Mendukung Model Pembelajaran Inkuri 20

2.1.9 Penelitian yang Relevan 21

2.1.10 Materi Pembelajaran 23

2.1.11 Listrik Dinamis 23

2.1.12 Pengertian Arus Listrik 24

(6)

vii

2.1.12.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tahanan Listrik 27 2.1.12 3 Susunan Seri dan Paralel Komponen Listrik 28 2.1.12.4 Alat Ukur Kuat Arus dan Tegangan Listrik 30

2.1.12.5 Hukum Kirchhoff 33

2.1.12.6 Energi dan Daya Listrik 34

2.1.12.7 Hubungan Watt, Joule dan Kwh 36

2.2 Kerangka Konseptual 37

2.3 Hipotesis Penelitian 38

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 39

3.1.1 Lokasi Penelitian 39

3.1.2 Waktu Penelitian 39

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 39

3.2.1 Populasi Penelitian 39

3.2.1 Sampel penelitian 39

3.3 Variabel Penelitian 40

3.3.1 Variabel Bebas 40

3.3.2 Variabel Terikat 40

3.4 Jenis dan Desain Penelitian 40

3.4.1 Jenis Penelitian 40

3.8 Teknik Analisa Data 47

3.8.1 Observasi Aktivitas 47

3.8.2 Tes Hasil Belajar 47

3.8.2.1 Menghitung Nilai Rata-Rata dan Simpangan Baku 47

3.8.2.2 Uji Normalitas 48

(7)

viii

3.8.2.4 Pengujian Hipotesis 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 52

4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian 52

4.1.2 Data Nilai Pretes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 52

4.1.3 Uji Prasyarat Analisis Data 53

4.1.3.1 Nilai Rata-Rata dan Simpangan Baku 53

4.1.3.2 Uji Normalitas 53

4.1.3.3 Uji Homogenitas 54

4.1.4 Uji Kesamaan Rata-rata Pretes 54

4.1.5 Tahap Perlakuan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing 55

4.1.5.1 Observasi Kelas Eksperimen 55

4.1.5.2 Observasi Kelas Kontrol 58

4.1.6 Data Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 60

4.1.6.1 Uji Prasyarat Analisis Data Postes 61

4.1.7 Pengujian Hipotesis untuk Kemampuan Postes 62

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 68

5.2 Saran 69

Daftar Pustaka 70

(8)

x

DAFTAR TABEL

Halaman Tebel. 2.1 Aktivitas Guru dan Peserta Didik 18

Tabel 2.2 Kegiatan Pembelajaran Saintifik 19

Tabel 2.3 Peneliti yang Relevan 21

Tabel 3.1 Noneqivalent Control Group Design 41

Tabel 3.2 Spesifikasi Tes Hasil Belajar pada Materi Listrik Dinamis 42 Tabel 4.1 Data Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 52

Tabel 4.2 Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku 53

Tabel 4.3 Ringkasan Perhitungan Uji Normalitas Data Pretes 53 Tabel 4.4 Uji Homogenitas Data Pretes Kelas Eksperimen dan kontrol 54 Tabel 4.5 Ringkasan Perhitungan Uji Kesamaan Rata-rata Pretes 54 Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen Selama

Proses Pembelajaran 56

Tabel 4.7 Perkembangan Keterampilan Siswa pada Pertemuan

I,II dan III 57

Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol Selama

Proses Pembelajaran 59

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Arah aliran elektron 24

Gambar 2.2 Rangkaian listrik arus searah 25

Gambar 2.3 Defenisi tahanan listrik dan hukum Ohm 27 Gambar 2.4 Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya hambatan

listrik 27

Gambar 2.5 (a)Tiga buah resistor disusun seri, (b)Rangkaian

pengganti seri 29

Gambar 2.6 (a)Tiga buah resistor disusun paralel, (b)Rangkaian

pengganti paralel 30

Gambar 2.7 Pemasangan amperemeter dan voltmeter dalam suatu

rangkaian 31

Gambar 2.8 Susunan paralel galvanometer dan hambatan dalam yang

kecil pada sebuah amperemeter 31

Gambar 2.9 Susunan seri galvanometer dan hambatan dalam yang

besar pada sebuah voltmeter 32

Gambar 2.10 Cara-cara merangkai amperemeter dan voltmeter dalam

rangkaian 32

Gambar 2.11 Titik percabangan arus 33

Gambar 2.12 Rangkaian tertutup satu loop 34

Gambar 2.13 Rangkaian tertutup 35

Gambar 3.1 Skema rancangan penelitian 46

(10)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 73 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 86 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3 98

Lampiran 4 Lembar Kegiatan Siswa 1 109

Lampiran 5 Lembar Kegiatan Siswa 2 113

Lampiran 6 Lembar Kegiatan Siswa 3 118

Lampiran 7 Tes Hasil Belajar 122

Lampiran 8 Instrumen Penelitian 127

Lampiran 9 Data Hasil Belajar 144

Lampiran 10 Distribusi Hasil Pretes Kelas Eksperimen 147 Lampiran 11 Distribusi Hasil Postes Kelas Eksperimen 149 Lampiran 12 Distribusi Hasil Pretes Kelas Kontrol 151 Lampiran 13 Distribusi Hasil Postes Kelas Kontrol 153 Lampiran 14 Perhitungan Rata-rata, Varians dan Standar Deviasi 155

Lampiran 15 Uji Normalitas 158

Lampiran 16 Uji Homogenitas 161

Lampiran 17 Uji Hipotesis 165

Lampiran 18 Pedoman Penilaian Observasi Aktivitas Belajar Siswa 171 Lampiran 19 Lembar Distribusi Data Observasi Aktivitas Proses Belajar

Mengajar Kelas Eksperimen 173

Lampiran 20 Lembar Distribusi Data Observasi Aktivitas Proses Belajar

Mengajar Kelas Kontrol 183

Lampiran 21 Rekapitulasi Observasi Sikap Siswa 190 Lampiran 22 Pedoman Penilaian Observasi Sikap Siswa 195 Lampiran 23 Rekapitulasi Observasi Keterampilan Siswa 196 Lampiran 24 Pedoman Penilaian Observasi Keterampilan Siswa 201

Lampiran 25 Dokumentasi Penelitian 207

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Segala macam upaya dilakukan untuk perbaikan dalam pengajaran di sekolah terlebih untuk mata pelajaran fisika dewasa ini. Yang diperbaiki dan diperbaharui adalah sistem pendidikan yaitu berupa perubahan kurikulum, serta perbaikan dalam hal kompetensi pengajar. Namun jarang bertitik tolak pada kesulitan memahami konsep pelajaran yang dialami siswa sebagai obyek pendidikan (Sudibyo dan Supardi, 2013:38). Untuk memperbaiki pemahaman siswa, terlebih dahulu harus mengetahui kesulitan–kesulitan yang dialami oleh siswa tersebut. Kesulitan–kesulitan tersebut dapat berupa kesulitan memahami materi, menerapkan konsep, menafsirkan maksud soal, dan mengingat rumus.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 03 Februari 2015 dengan menggunakan instrumen angket yang disebarkan ke 38 responden di kelas X SMA Negeri 14 Medan diperoleh data sebagai berikut: 79% siswa menyatakan kurang menyukai pembelajaran fisika, 58% menyatakan bahwa pembelajaran fisika di kelas sulit dipahami dan membosankan, dan hanya 39% yang menyatakan bahwa fisika menarik dan menyenangkan. Berdasarkan angket juga diperoleh bahwa 66% siswa menyatakan selama ini guru menugaskan untuk merangkum materi fisika dari buku dan mengerjakan soal, 58% siswa menyatakan bahwa guru menghubungkan materi fisika dengan pengalaman sehari-hari. Berdasarkan angket juga diperoleh bahwa siswa yang mengulangi belajar fisika diluar jam pelajaran adalah 22,5% dan 52,5% menyatakan jarang membuka buku fisika. Data tersebut menunjukkan sebagian besar siswa tidak menyukai pelajaran fisika dan menganggap pelajaran fisika sulit dan membosankan serta pembelajaran di dalam kelas hanya berlangsung dengan kegiatan mencatat, mendengarkan penjelasan guru, mengerjakan soal serta pembagian tugas dan latihan.

(12)

2

Melalui instrumen angket juga diketahui bahwa terdapat perbedaan individu siswa dalam mengalami peristiwa belajar. 37,5% siswa menginginkan belajar dengan praktikum dan demonstrasi, dan 30% siswa menginginkan belajar fisika dengan hanya mendengarkan penjelasan guru..

Sejalan dengan perkembangan pendidikan dewasa ini, pendidikan banyak mengalami tantangan dan hambatan. Keluhan tentang rendahnya kualitas pendidikan sangat sering di dengar. Rendahnya mutu pendidikan salah satunya ditandai dengan rendahnya hasil belajar siswa. Begitu juga hasil belajar fisika di SMA Negeri 14 Medan. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil angket bahwa 50% siswa memperoleh hasil belajar yang cukup memuaskan yaitu berkisar di nilai 50 – 70 padahal nilai kriteria ketuntasan minimum (KKM) di sekolah tersebut ialah 75.

(13)

3

dimengerti kepada guru, siswa lebih suka bertanya pada teman. Alasannya karna takut dimarahi guru dan lebih memilih teman yang juga belum tentu paham serta siswa jarang mengemukakan pendapat.

Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan Yusman (2010:2) yaitu

Diantara faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar fisika siswa tersebut adalah proses pembelajaran fisika yang ditemui secara umum lebih menekankan pada pencapaian tuntutan kurikulum dan penyampaian materi semata daripada mengembangkan kemampuan belajar dan membangun individu. Faktor lain yang menyebabkan rendahnya hasil belajar fisika siswa adalah sebagian besar guru belum mampu menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan sehingga siswa kurang termotivasi dan merasa terbebani dalam belajar fisika.

Namun, peneliti berpendapat bahwa masalahnya tidak hanya mengenai kurangnya fasilitas yang disediakan sekolah, namun lebih kepada kurangnya rasa ingin tahu, minat dan perhatian siswa dalam belajar khususnya fisika serta tidak percaya diri, mudah putus asa dalam belajar. Hal tersebut dapat dilihat dari hanya beberapa orang siswa yang mengikuti les tambahan pelajaran di luar kegiatan sekolah, hal tersebut mungkin dikarenakan keterbatasan biaya mengingat siswa berasal dari keluarga yang bermacam–macam, sedangkan yang lainnya lebih memilih mengembangkan bakat dalam bidang seni seperti paduan suara atau melakukan latihan dalam bidang olahraga seperti karate, basket, futsal dan sebagian lainnya tidak memiliki kegiatan lain di luar sekolah

Dalam proses pembelajaran, keberhasilan siswa belajar dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Dimana salah satu faktor internal tersebut adalah motivasi siswa itu sendiri. Pentingnya menjaga motivasi dalam proses belajar tak dapat dipungkiri. Karena dengan menggerakkan motivasi yang terpendam dan menjaganya dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan siswa akan menjadikan siswa itu lebih giat belajar. Selain faktor internal, faktor eksternal pun sangat mempengaruhi. Faktor eksternal yang sangat penting adalah guru, dimana guru harus berusaha untuk tercapainya tujuan pembelajaran di kelas (Kartikasari, 2012:2-3).

(14)

4

yang mengakibatkan siswa berperan tidak aktif dalam memperoleh pengetahuan. Siswa kurang motivasi dalam belajar sehingga siswa tidak bersemangat dan dalam pembelajaran siswa bersifat menjadi pendengar saja dan guru yang bersifat dominan (teacher centered). Dominasi guru dalam pembelajaran ini menyebabkan siswa lebih banyak menunggu sajian dari guru daripada menemukan sendiri. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut perlu digunakan suatu model pembelajaran yang berpusat pada siswa.

Berdasarkan masalah di atas, salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing. Sani (2014:88-89) menyatakan bahwa:

Pembelajaran berbasis inkuiri (IBL) adalah pembelajaran yang melibatkan siswa dalam merumuskan pertanyaan yang mengarahkan untuk melakukan investigasi dalam upaya membangun pengetahuan dan makna baru. Inkuiri adalah investigasi tentang ide, pertanyaan, atau permasalahan. Investigasi yang dilakukan dapat berupa kegiatan laboratorium atau aktivitas lainnya yang dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi. Proses yang dapat dilakukan mencakup pengumpulan informasi, membangun pengetahuan, dan mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang sesuatu yang diselidiki.

Kuhlthau (2012:10) menyatakan bahwa:

Inkuiri terbimbing adalah cara berpikir,belajar dan mengajar yang mengubah budaya sekolah menjadi sebuah komunitas penyelidikan yang kolaboratif. Inkuiri terbimbing adalah model yang fleksibel yang membantu guru untuk memandu siswa melalui alur penemuan dalam proses belajar dari berbagai sumber informasi untuk mempersiapkan peserta didik berhasil dalam pembelajaran dan hidup di era informasi.

(15)

5

Siswa akan mendapatkan pemahaman–pemahaman yang lebih baik mengenai fisika dan akan lebih tertarik dan termotivasi belajar fisika jika siswa dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran. Hal itu sejalan dengan pernyataan Kuhlthau (2007:6) inkuiri terbimbing menciptakan lingkungan yang memotivasi siswa untuk belajar dengan memberikan kesempatan bagi mereka untuk membangun makna mereka sendiri dan mengembangkan pemahaman yang mendalam. Pembelajaran inkuiri terbimbing dapat mengembangkan cara berpikir ilmiah yang menempatkan siswa sebagai pembelajar dalam memecahkan permasalahan dan memperoleh pengetahuan yang bersifat penyelidikan sehingga dapat memahami konsep sains. Suchman dalam Hosnan (2014:345) juga menyatakan inkuiri terbimbing bertujuan agar pembelajar dapat belajar secara mandiri, membantunya dalam membangun pengetahuan dan keterampilan bertanya dan mencari jawaban berdasarkan rasa ketertarikan dan ingin tahunya. Dengan kata lain, pembelajaran inkuri terbimbing mampu mengembangkan keinginan dan motivasi siswa untuk mempelajari prinsip dan konsep fisika (Kurniawati, dkk, 2014:37). Menurut Sardiman (2010:102), motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas–aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Di dalam belajar perlu adanya aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Proses pembelajaran yang berhasil apabila selama kegiatan belajar mengajar siswa menunjukkan aktivitas belajar yang tinggi dan terlihat secara aktif baik fisik maupun mental (Pambudi dan Wasis, 2013:8).

Model pembelajaran inkuiri terbimbing ini sudah diteliti oleh beberapa peneliti sebelumnya, diantaranya yaitu :

(16)

6

2. Daulay (2014) menerapkan model pembelajaran inkuiri pada materi pokok zat dan wujudnya di peroleh aktivitas siswa dikategorikan aktif sejalan dengan peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yaitu rata-rata 76,25. Nilai KKM 65. Sedangkan, hasil belajar pada kelas kontrol yaitu rata-rata 64 dan nilai KKM 65. Sehingga adanya perbedaan hasil belajar siswa yang signifikan akibat pengaruh penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Namun terdapat kelemahan dalam mengarahkan siswa pada kelompok sehingga suasana pembelajaran tidak kondusif.

Kelemahan dan saran dari peneliti sebelumnya menjadi masukan bagi peneliti berikutnya. Diperoleh informasi dari kelemahan peneliti sebelumnya bahwa peneliti selanjutnya harus benar–benar mampu memberikan arahan tentang kegiatan yang dilakukan dalam praktikum dengan jelas, membagi siswa dalam kelompok belajar yang heterogen dengan jumlah 5-6 orang sebelum memulai pelajaran agar proses pembelajaran dapat berlangsung lebih efektif. Selain itu penulis juga harus mampu mengajukan masalah yang menarik untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan dapat merangsang minat siswa untuk melakukan proses inkuiri. Oleh karena itu, penulis melakukan model pembelajaran inkuiri terbimbing menggunakan pendekatan saintifik. Hal tersebut juga di dukung oleh Sani (2014:50-51) yang menyatakan

Pendekatan saintifik berkaitan erat dengan metode saintifik. Metode saintifik (ilmiah) pada umumnya melibatkan kegiatan pengamatan atau observasi yang dibutuhkan untuk perumusan hipotesis atau mengumpulkan data. Pembelajaran dengan intergrasi kegiatan ilmiah pada umumnya merupakan kegiatan inkuiri. Inkuiri adalah proses berpikir untuk memahami tentang sesuatu dengan mengajukan pertanyaan.

(17)

7

pembelajaran inkuiri terbimbing yang diharapkan penulis dalam penelitian ini ialah

1. Meningkatkan komunikasi, hal ini dimaksudkan agar siswa yang bekerja sama akan saling berinteraksi untuk mendiskusikan materinya dan memahaminya sehingga tercipta kerja sama.

2. Membangun rasa percaya diri yang tinggi. Rasa percaya diri adalah modal utama dalam berinteraksi dengan orang lain. Begitu juga dalam hal ini, aktivitas pembelajaran inkuiri dilakukan dengan proses tanya jawab antara pendidik dan peserta didik dengan terbentuknya rasa percaya diri untuk dapat bertanya dan mengungkapkan pengetahuannya akan menciptakan siswa yang mahir berbicara di depan public dan tidak mudah goyah (ragu-ragu)..

3. Meningkatkan aktivitas siswa. Meningkatnya aktivitas siswa dalam belajar sejalan dengan menigkatnya pengetahuan atau meningkat juga hasil belajarnya. Dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing menuntut siswa untuk aktif.

Berdasarkan uraian masalah di atas maka, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Listrik Dinamis di Kelas X Semester II SMA Negeri 14 Medan T.P. 2014/2015”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang di kemukakan di atas, maka yang menjadi identifikasi masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Siswa menganggap fisika merupakan pelajaran yang sulit dan membosankan. 2. Siswa kurang motivasi dalam belajar sehingga siswa kurang aktif

3. Pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran konvensional yakni ceramah, diskusi, mencatat dan mengerjakan soal.

4. Hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran khususnya mata pelajaran fisika yang masih belum mencapai KKM yaitu 75.

(18)

8

6. Penggunaan media pembelajaran yang masih minim. 7. Fasilitas praktikum yang kurang memadai.

1.3. Batasan Masalah

Agar dapat mencapai sasaran yang tepat sesuai dengan yang diharapkan, maka penulis membatasi masalah penelitian ini sebagai berikut:

1. Penelitian ini akan dilakukan pada siswa kelas X semester II SMA Negeri 14 Medan T.P 2014/2015.

2. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing.

3. Model pembelajaran inkuiri terbimbing hanya diterapkan di kelas eksperimen pada materi listrik dinamis.

4. Pembelajaran konvensional diterapkan di kelas kontrol pada materi listrik dinamis.

5. Hasil belajar siswa pada materi pokok listrik dinamis.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan-batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana hasil belajar fisika dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 14 Medan T.P 2014/2015?

2. Bagaimana hasil belajar fisika dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 14 Medan T.P 2014/2015?

3. Bagaimana aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 14 Medan T.P 2014/2015?

(19)

9

5. Apakah ada pengaruh hasil belajar siswa yang diberi perlakuan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan diberi perlakuan pembelajaran konvensional pada materi pokok listrik dinamis di kelas X Semester II SMA Negeri 14 Medan T.P 2014/2015?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini dilakukan adalah:

1. Untuk mengetahui hasil belajar fisika dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 14 Medan T.P 2014/2015.

2. Untuk mengetahui hasil belajar fisika dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 14 Medan T.P 2014/2015.

3. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 14 Medan T.P 2014/2015.

4. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 14 Medan T.P 2014/2015.

5. Untuk mengetahui adanya pengaruh hasil belajar siswa yang diberi perlakuan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan diberi perlakuan pembelajaran konvensional pada materi pokok listrik dinamis di kelas X Semester II SMA Negeri 14 Medan T.P 2014/2015.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian diharapkan berguna untuk:

1. Sebagai bahan informasi tentang motivasi dan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri pada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 14 Medan T.P 2014/2015.

(20)

10

1.7 Defenisi Operasional

1. Model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar (Suprijono, 2009:46).

2. Model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah model yang fleksibel yang membantu guru untuk memandu siswa melalui alur penemuan dalam proses belajar dari berbagai sumber informasi untuk mempersiapkan peserta didik berhasil dalam pembelajaran dan hidup di era informasi. (Kuhlthau, 2012:10). 3. Hasil belajar adalah pola–pola perbuatan, nilai–nilai, pengertian–pengertian,

(21)

68

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh dan analisa data serta pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil belajar fisika yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 14 MedanT.P 2014/2015 mengalami peningkatan yang signifikan namun belum mencapai KKM. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes sebesar 42,02 dan nilai rata-rata postes siswa sebesar 65,00.

2. Hasil belajar fisika yang diajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 14 Medan T.P 2014/2015 mengalami peningkatan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes sebesar 39,85 dan nilai rata-rata postes siswa sebesar 57,94.

3. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiriterbimbing pada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 14 Medan T.P 2014/2015 mengalami peningkatan yang signifikan pada setiap pertemuan.

4. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 14 Medan T.P 2014/2015 mengalami peningkatan. 5. Ada pengaruh hasil belajar siswa yang diberi perlakuan dengan model

pembelajaran inkuiri terbimbing dan diberi perlakuan dengan pembelajaran konvensional pada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 14 Medan T.P 2014/2015. Hal tersebut diperoleh berdasarkan hasil perhitungan uji t yang menyatakan bahwa

t

hitung>

t

tabel (2,3932>1,6685) artinya Ha diterima. Dengan kata lain bahwa model pembelajaran inkuiri

(22)

69

terbimbing memberikan pengaruh yang signifikan daripada pembelajaran konvensional dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti mempunyai beberapa saranbagi pihak yang ingin menerapkan model ini selanjutnya, yaitu :

1. Menyampaikan fenomena yang lebih nyata kepada siswa.

2. Terlebih dahulu mengajarkan penggunaan alat-alat laboratorium yang akan digunakan sehingga tidak menghambat proses pembelajaran pada fase pemahaman konsep yang membutuhkan banyak waktu.

(23)

70

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2010), Prosedur Penelitian, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Blanchard, M.R., dan Southerland S.A., (2010), Is Inquiry Possible in Light of Accountability?: A Quantitative Comparison of the Relative Effectiveness of Guided Inquiry and Verification Laboratory Instruction, http://www.kadunaweb.com/PhD/6.%20Working%20with%20schools/Blan chard_2010_Inq%20versus%20accountability.pdf (accessed 3 Agustus 2015) Dahar, R.W., (1988), Teori-Teori Belajar, Erlangga, Jakarta.

Daulay,L., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Zat dan Wujudnya di Kelas VII Semester I SMP Negeri 13 Medan T.P. 2013/2014, Skripsi, FMIPA Unimed, Medan.

Dewi, N.L., Dantes, N., dan Sadia, I.W., (2013), Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar IPA, e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, Vol.3.

Djamarah, Syaiful B., dan Zain, A., (2013), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Hosnan, M,. (2014), Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21, Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor.

Jatmiko, B., dan Puspita, A.T., (2013), Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Pembelajaran Fisika Materi Fluida Statis kelas XI di SMA Negeri 2 Sidoarjo, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika, Vol.02 No.03 : 121-125.

Kanginan, M., (2007), Fisika untuk SMA Kelas X, Erlangga, Jakarta.

Kartikasari, I., (2012), Pengaruh Metode Discovery Learning Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Siswa pada Pokok Bahasan Kubus dan Balok di Kelas VIII MTS Kiarapayung Kabupaten Ciamis, Skripsi, Fakultas Tarbiah IAIN Syekh Nurjati, Cirebon.

(24)

71

Kuhlthau, C.C., Maniotes, L.K., dan Caspari, A.K., (2012), Guided Inquiry Design : a framework fo inquiry in your school, ebook: www.abc.clio.com, California.

Kurniawati, I.D., Wartono, dan Diantoro, M., (2014), Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Integrasi Peer Instruction Terhadap Penguasaan Konsep dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, Vol 10 No 1: 36-46.

Lubis, S., (2012), Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Usaha dan Energi di Kelas XI Semester I MAN Siabu T.P. 2012/2013, Skripsi, FMIPA Unimed, Medan.

Majid, A., (2009), Perencanaan Pembelajaran, Penerbit Rosda, Bandung.

Pambudi, A.S., dan Wasis, (2013), Analisis Kesesuaian Proses Belajar Mengajar Fisika pada Materi Kemagnetan dengan Perkembangan Kognitif Siswa di SMP Negeri 1 Babat, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika, Vol. 02 No. 02 : 7-12

Pulungan, N.A., dan Sihombing, E., (2014), The Implementation of Guided Inquiry Learning Model to Improve Student’s Learning Outcomes at Class XI SMA Cerdas Murni, Jurnal Inovasi Pembelajaran Fisika, Vol.2 No.3. Putra, E.P., Garminah, N.N., dan Japa, I.G.N., (2014), Pengaruh Model

Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan Media Grafis Terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas IV SD di Gugas 4 Kecamatan Busungbiu, Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, Vol: 2 No: 1.

Rusman, (2010), Model-Model Pembelajaran, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sagala, S., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Penerbit Alfabeta, Bandung Sani, R.A., (2014), Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013,

PT. Bumi Aksara, Erlangga.

Sardiman, (2010), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta.

(25)

72

Sofiani E., (2011), Pengaruh Model Inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa pada Konsep Listrik Dinamis, Skripsi, FMIPA UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Sudibyo, M.I., dan Supardi, Z.A.I., (2013), Profil Konsep Hukum Newton dan Kecakapan Berpikir Kritis Mahasiswa Angkatan 2012 Kelas Internasional Prodi Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika, Vol. 02 No. 03: 38-43.

Sudjana, (2009), Metode Statistika Edisi 6, Tarsito, Bandung.

Suprijono, A., (2009), Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Trianto, (2010), Model-Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Prestasi Pustaka, Jakarta.

Wicaksono, S.R., Ferdianto, J., dan Suprapto, E., (2011), Desain Penelitian Menggunakan Quasi Experiment, http://www.slideshare.net/soetam/kuasi-eksperimen (accessed 1 Maret 2015)

Yunus, S.R., Sanjaya, I.G.M., dan Jatmiko, B.,(2013), Implementasi Pebelajaran Fisika Berbasis Guided Inquiry untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Auditorik, Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, Vol. 2 No. 1 : 48-52

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Hipotesis yang diajukan peneliti adalah ada hubungan positif antara persepsi terhadap kualitas komunikasi ayah dalam keluarga dengan konsep diri pada remaja. Semakin positif

Pendugaan senyawa aktif utama yang berpotensi sebagai antioksidan dan inhibitor α -glukosidase pada fraksi C2 dan E2 dilakukan berdasarkan data yang diperoleh dari hasil

[r]

1 Menampilkan data secara detail dari baris data yang dipilih pada halaman lokasi atau hasil pencarian Halaman lokasi Pengguna meng-klik link ‘View’ Menampilkan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: (1) pemakaian diksi dalam novel Perempuan Rumah Kenangan karya M Aan Mansyur; (2) wujud pencitraan dalam novel

[r]

[r]