• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN PERSATUAN WARTAWAN INDONESIA DALAM PENEGAKAN KODE ETIK JURNALISTIK TERHADAP WARTAWAN MEDIA SURAT KABAR DI SUMUT (Studi Kasus PWI Sumatera Utara).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERAN PERSATUAN WARTAWAN INDONESIA DALAM PENEGAKAN KODE ETIK JURNALISTIK TERHADAP WARTAWAN MEDIA SURAT KABAR DI SUMUT (Studi Kasus PWI Sumatera Utara)."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN PERSATUAN WARTAWAN INDONESIA DALAM

PENEGAKAN KODE ETIK JURNALISTIK TERHADAP

WARTAWAN MEDIA SURAT KABAR DI SUMUT

(Studi Kasus PWI Sumatera Utara)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH :

RYKA MELIANA T. TURNIP 3123311050

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Ryka Meliana T. Turnip. 3123311050. “Peran Persatuan Wartawan Indonesia Dalam Penegakan Kode Etik Jurnalistik Terhadap Wartawan Media Surat Kabar di Sumut (Studi Kasus PWI Sumatera Utara).”

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Persatuan Wartawan Indonesia dalam penegakan kode etik jurnalistik terhadap wartawan media surat kabar di Sumatera Utara (studi kasus Persatuan Wartawan Indonesia Sumatera Utara). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif sehingga data yang diperoleh dengan cara yaitu: menjelaskan, menguraikan dan menggambarkan sesuai dengan permasalahan yang erat kaitannya dengan penelitian ini. Alat pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan studi literatur. Teknik analisis data yang yang digunakan adalah content analysis. Data yang diperoleh dari informan akan di analisis sehingga akan diperoleh suatu pemahaman terhadap berbagai isi pesan komunikasi yang disampaikan oleh informan atau dari sumber lain secara objektif, sistematis, dan relevan. Melalui cara peganalisisan tersebut diharapkan akan dapat ditemukan konsep dan kesimpulan yang menjelaskan bagaimana peran Persatuan Wartawan Indonesia dalam penegakan kode etik jurnalistik terhadap media surat kabar di Sumatera Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kasus pelanggaran kode etik jurnalistik yang sering dilakukan oleh wartawan surat kabar antara lain; sumber imajinier, pemuatan identitas dan foto korban susila anak-anak, tidak paham makna off the record, tidak memperhatikan kredibilitas narasumber. Adapun peran PWI dalam menegakkan kode etik jurnalistik terhadap wartawan media surat kabar di Sumatera Utara adalah dengan melakukan (1) Sosialisasi kode etik jurnalistik dan diskusi publik, (2) Pendidikan jurnalistik (3) Pemberian sanksi. Adapun sanksi yang dapat dilakukan PWI terhadap wartawan yang tidak mematuhi kode etik jurnalistik antara lain: (1) Peringatan keras, (2) Pemberhentian Sementara (3) Pemberhentian penuh. Namun dari semua fakta yang ditemukan, terlihat bahwa masih saja banyk ditemukan pelanggaran-pelanggaran kode etik jurnalistik di Sumatera Utara. Hal ini menandakan bahwa PWI belum dapat menjalankan perannya secara maksimal dalam menegakkan kode etik jurnalistik di Sumatera Utara.

Kata kunci : PWI, Wartawan, Surat kabar, dan Kode etik jurnalistik.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas

segala berkat dan kasih-Nya, Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“Peran Persatuan Wartawan Indonesia Dalam Penegakan Kode Etik Jurnalistik

Terhadap Wartawan Media Surat Kabar di Sumatera Utara (Studi Kasus PWI

Sumatera Utara)”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana pendidikan pada Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Fakultas Ilmu sosial Universitas Negeri Medan. Dalam penulisan skripsi ini,

tentunya banyak pihak yang telah memberikan bantuan baik secara moril maupun

materil. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang

tiada hingganya kepada:

1. Bapak Budi Ali Mukin, SIP, M.A, yang penulis hormati selaku Dosen

Pembimbing Skripsi yang dengan segenap hati dan penuh kesabaran

memberikan petunjuk, bimbingan, saran serta dukungan kepada penulis

demi kesempurnaan skripsi ini

2. Bapak Drs. Halking, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik Penulis

dan penulis dan penguji, yang telah banyak meluangkan waktunya untuk

membimbing, memberikan arah dan saran-saran kepada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

(6)

3. Bapak Prayetno, S.IP.,M.Si selaku Dosen Penguji yang telah banyak

memberi pengarah, masukan dan petunjuk serta saran kepada penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

4. Ibu Dr. Reh Bungana PA, SH, M.Hum dan Bapak Arief Wahyudi, MH

selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan Universitas Negeri Medan

5. Dosen se-lingkungan Jurusan PPKn yang selama empat tahun telah

mendidik dan memberikan banyak ilmu.

6. Bapak John selaku staff dan tata usaha di jurusan Pendidikan Pancasila

dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan

yang telah banyak membantu dalam mempersiapkan kelengkapan berkas

yang dibutuhkan penulis.

7. Deby Khairani selaku administrasi PWI Sumut yang telah banyak

membantu dan memberikan arahan kepada penulis dalam mengurus

surat-surat penelitian di PWI Sumut.

8. Bapak/Ibu anggota PWI Sumut selaku narasumber dalam skripsi ini yang

telah berkenan, memberikan izin, bantuan, saran serta informasi untuk

mengadakan penelitian dalam skripsi ini sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

9. Teristimewa kepada orang tua Penulis, Ayahanda J. V. Turnip dan Ibunda

U. F. Panjaitan sebagai motivator dan malaikat penolong yang banyak

memberikan semangat, doa, serta bantuan moril dan materil kepada saya

sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini, juga terimakasih

(7)

kepada kedua kakak penulis, Sylvia Turnip, Imelda Turnip dan abang

Moris Turnip, Hotman Manurung, Rianto Siahaan dan ketiga keponakan.

10. Sahabat-sahabat 4 Idiots yang selalu menjadi tempat curahan suka dan

duka selama empat tahun ini, Dwi Prasasvita (Uwie), Dewi Nurita Piliang

(Cungkret), dan Sherlyna Sinaga (Landong). Terimakasih untuk ketulusan

saling membantu penyelesaian skripsi ini.

11. Teman satu generasi satu perjuanganku, yang selama empat tahun bersama

menjadi tempat berbagi dalam suka duka perjuangan mencapai gelar

sarjana, Kelas Ekstensi A FIS PPKn Unimed 2012 .

12. Ikatan Penulis Muda PPKn (Ipena PPKn) yang telah menjadi wadah untuk

menuangkan segala ide-ide kreatif dan menginspirasi. Pak Parlaungan G.

Siahaan, Pak Majda El Muhtaj, Pak Deny Setiawan dan dosen lainnya.

Juga kepada pendiri-pendiri Ipena PPKn yang selalu menjadi inspirasi dan

motivasi untuk berkarya, Abang Darwin Putra Sitepu, Maruntung

Sihombing, Roy Martin Simamora serta disana ada juga sahabat yang

hebat dan asik Toba Sastrawan Manik, Oksari Sihaloho, Gilang, Nita,

Hasan, Morlika, Sri Suci R.

13. Sahabat penulis Theresia Sihotang, Libri Sinaga, Helen Hotmian Pasaribu,

14. Kepada yang di semogakan menjadi teman hidup Samuel Purba, SH.

15. Teman-teman PPLT SMP Panca Jaya Galang yang selama tiga bulan

tinggal bersama dan bersama belajar menjadi seorang pendidik yang baik.

(8)

16. Semua pihak yang yang telah membantu penyusunan skripsi ini baik

secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat disebutkan satu

persatu.

Meskipun skripsi ini telah disusun dengan upaya maksimal, namun

tentunya masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, sangat diaharapkan

saran dan kritikan dari pembaca sekalian. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

dan memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta bagi

pihak-pihak terkait dalam membuat sebuah kebijakan.

Medan, Agustus 2016

Ryka Meliana T. Turnip NIM. 3123311050

(9)

ix

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

A. Jenis Penelitian ... 28

B. Lokasi Penelitian ... 29

C. Subjek Penelitian ... 29

D. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 32

E. Kisi-Kisi Penelitian ... 32

F. Teknik Pengumpulan Data ... 34

(10)

x

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

A. Hasil Penelitian ... 37

1. Deskripsi Objek Penelitian ... 37

2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 39

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 57

BAB V PENUTUP ... 66

A. Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 67

(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Kisi-Kisi Penelitian ... 32

Tabel 2 : Bantahan Surat Tahun 2010 ... 41

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kode Etik Jurnalistik PWI

2. Kode Etik Wartawan Indonesia

3. Kode Etik Jurnalistik

4. Daftar Panduan Wawancara

5. Dokumentasi Saat Melakukan Penelitian

6. Nota Tugas

7. Pernyataan Keaslian Tulisan

8. Daftar Riwayat Hidup

9. Surat Izin Penelitian dari Jurusan

10.Surat Izin Penelitian dari Fakultas

11.Surat Izin Penelitian dari Tempat Penelitian

12. Surat Bebas Pustaka Dari Laboratorium

13. Surat Bebas Pustaka Dari Perpustakaan Unimed

14.Kartu Bimbingan Skripsi

(14)

BABBI

PENDAHULUAN

A. LatarBBelakang

Indonesia adalah negara demokrasi, yang mana kebebasan berpendapat

dijunjung tinggi. Masyarakat bebas untuk mengeluarkan pendapat baik secara

lisan maupun tulisan, sebagaimana yang tertuang dalam Pasal 28E ayat 2 UUD

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 : “Setiap orang berhak atas kebebasan

berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat.” Sejalan dengan Pasal tesebut,

dalam Pasal 28F ditegaskan bahwa :

“Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk megembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.”

Kebebasan Pers merupakan salah satu bagian yang tak terpisahkan dari

negara demokrasi. Pers yang sehat akan mendorong terciptanya demokrasi yang

sehat. Pers yang sehat, bebas, dan bertanggungjawab tentunya dihasilkan oleh

media massa yang sehat pula, agar dapat menjalankan fungsi dan peranannya

secara ideal. Namun dalam dunia globalisasi, masyarakat internasional telah

dikelilingi oleh raksasa informasi yang sangat luas. Berita dan informasi menjadi

(15)

2

Dalam hal tersebut, media massa sebagai salah satu sarana penyebarluasan

berita dan informasi memiliki peranan yang sangat penting. Sehingga dalam

tataran globalisasi, dunia menjadi seperti tidak berbatas (borderless), senada

dengan yang dikatakan oleh Marshall McLuhan, dunia menjadi telah menjadi

global village, dunia hanya menjadi seluas desa. Masyarakat dapat mengakses

informasi darimanapun, baik dari koran, televisi, radio, internet, ataupun majalah.

Dari berbagai media massa yang disebutkan diatas, surat kabar merupakan

salah satu media yang banyak dipilih oleh masyarakat sebagai media komunikasi

dan media informasi. Oleh karena itu, surat kabar harus mengedepankan

informasi yang bermutu untuk memberikan informasi dan berita yang relevan bagi

para pembaca. Dimana penerbitan informasi dan berita di dalamnya tidak terlepas

dari peran wartawan.Wartawan merupakan garda terdepan dalam mewujudkan

kemerdekaan pers.

Dalam mewujudkan kemerdekaan pers itu, wartawan tentunya harus

objektif dan menghormati hak asasi setiap orang, karena itu pers dituntut dapat

bersikap profesional dan terbuka untuk dikontrol oleh masyarakat. Untuk

menjamin kemerdekaan pers dan memenuhi hak publik untuk memperoleh

informasi yang benar, wartawan Indonesia memerlukan landasan moral dan etika

profesi sebagai pedoman operasional dalam menjaga kepercayaan publik dan

menegakkan integritas serta profesionalisme. Untuk itu dalam menjalankan

profesinya, wartawan harus tunduk dan patuh terhadap apa yang disebut dengan

(16)

3

Menurut Septiawan (2005:209), wartawan juga harus memiliki loyalitas

kepada masyarakat, bukan sekedar egoisme profesi. Loyalitas ini sudah menyatu

dengan tugas kewartawanan, ketika memberitakan, segala isi beritanya harus

straight. Isi liputannya bukan karena didasari kepentingan pribadi,

pemberitaannya bukanlah berdasar niat persuasif, melainkan akurasi pada segala

fakta.

Namun pada kenyataannya, masih saja ada wartawan yang bekerja tidak

sesuai dengan panduan kode etik jurnalistiknya (tidak profesional). Pelanggaran

etika masih sering terjadi dalam dunia jurnalistik, khususnya dalam media surat

kabar. Beberapa kasus terkait pelanggaran kode etik yang terjadi dalam dunia

kewartawanan, diantaranya ada kasus wartawan yang merekayasa informasi,

redaktur yang menerima bayaran dari sumber berita, hingga organisasi berita yang

menerbitkan iklan dengan disamakan sebagai berita.

Media massa sebagai sarana memperoleh informasi dan menambah

wawasan, masih kurang optimal untuk memberitakan informasi yang baik dan

sesuai dengan kenyataan yang ada, untuk dikonsumsi oleh seluruh lapisan

masyarakat (anak-anak, remaja dan dewasa). Ketika seorang wartawan melanggar

kode etik jurnalistik, akan berpengaruh terhadap semua orang yang berprofesi

dalam dunia jurnalistik yang menyebabkan kredibilitas profesi tersebut

dipertanyakan. Agar seorang wartawan tetap profesional dalam menjalankan

tugasnya, wartawan perlu memiliki kedewasaan pandangan dan kematangan

pemikiran serta adanya dukungan dari masyarakat, pemerintah khusunya lembaga

(17)

4

memiliki landasan unsur-unsur yang sehat tentang etika dan rasa tanggung jawab.

Sebab tugas wartawan bukan hanya sebatas menyajikan berita, melainkan terlibat

aktif dalam kepentingan masyarakat.

Dengan demikian sejak tahun 1946, terbentuklah suatu organisasi yang

menaungi profesi kewartawanan bernama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).

PWI membentuk aturan yang mengikat bagi kalangan jurnalistik, yang diatur

dengan kode etik jurnalistik guna melestarikan asas kemerdekaan pers yang

bertanggung jawab. PWI sebagai salah satu organisasi wartawan pertama di

Indonesia, memiliki historitas tersendiri dalam menegakkan idealisme di kalangan

wartawan Indonesia. Keberadaannya sangat dibutuhkan demi tercapainya

wartawan Indonesia yang profesional dan bersikap independen (tanpa adanya

campur tangan dari pihak lain).

Namun faktanya, masih banyak kasus pelanggaran kode etik yang

dilakukan oleh wartawan surat kabar di Indonesia, khususnya diSumatera Utara.

Berdasarkan data temuan dari PWISumatera Utara, sepanjang tahun 2010 tercatat

ada 16 kasus pelanggaran Kode Etik Jurnalistik yang dilakukan oleh wartawan

dari berbagai surat kabar diSumatera Utara yang tergabung dalam PWI, sementara

data terakhir pada tahun 2011 terdapat 13 pelanggaran Kode Etik Jurnalistik. Jika

pelanggaran kode etik masih saja terjadi, maka eksistensi penegakan kode etik

jurnalistik patut dipertanyakan.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul : “Peran B Persatuan B Wartawan B Indonesia B dalam

(18)

5

diSumatera B Utara B (StudiB Kasus B Persatuan B Wartawan B Indonesia B Sumatera

Utara)”.

B. IdentifikasiBMasalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan

beberapa masalah dalam penelitian ini. Dengan demikian, yang menjadi

indentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

A. Rendahnya Kredibilitas wartawan surat kabar dalam menjalankan

pekerjaan secara profesional.

B. Masih banyak bentuk-bentuk pelanggaran kode etik jurnalistik di kalangan

wartawan surat kabar di Sumatera Utara.

peneliti terarah dan juga untuk menghindari kesimpangsiuran dalam penelitian ini.

Maka dari itu penulis menghindari pembahasan yang terlalu luas dalam peneitian

ini. Adapun yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Peran Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dalam upaya penegakan kode

etik jurnalistik terhadap wartawan media cetak di Sumatera Utara.

2. Bentuk-bentuk pelanggaran kode etik jurnalistik oleh wartawan surat

(19)

6

D.BBRumusanBMasalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan

masalah, maka perumusan masalah yang akan diteliti adalah :

a. Bagaimana peran Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dalam penegakan

kode etik jurnalistik terhadap wartawan surat kabar di Sumatera Utara?

b. Apa saja bentuk-bentuk pelanggaran kode etik jurnalistik yang pernah

dilakukan oleh wartawan surat kabar di Sumatera Utara?

E.BBTujuanBPenelitian

Untuk mengetahui maksud dari penelitian ini, maka perlu adanya sasaran

yang akan ingin dicapai. Adapun tujuan penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui apa saja bentuk-bentuk pelanggaran kode etik

jurnalistik yang pernah dilakukan oleh wartawan surat kabar di Sumatera

Utara.

b. Untuk mengetahui bagaimana peran Persatuan Wartawan Indonesia (PWI)

dalam penegakan kode etik jurnalistik terhadap wartawan surat kabar di

Sumatera Utara.

F.BBManfaatBPenelitian

Suatu penelitian hendaknya memberikan manfaat, agar apa yang di teliti

berguna. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Secara Teoretis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

(20)

7

b. Secara Praktis

Secara praktis, sebagai referensi untuk memberikan masukan akan upaya

Persatuan Wartawan IndonesiaSumatera Utara dalam memaksimalkan

perannya dalam penegakan kode etik jurnalistik terhadap wartawan

(21)

BABBV

KESIMPULANBDANBSARAN

A.BKesimpulan

Dari hasil pengahatan dan pehbahasan penelitian ini, haka dapat

disihpulkan bahwa

1) kasus-kasus pelanggaran kode etik jurnalistik yang sering dilakukan oleh

wartawan surat kabar antara lain; Suhber ihajinier, pehuatan identitas

dan foto korban susila anak-anak, tidak pahah hakna Off the fecord,

tidak hehperhatikan kredibilitas narasuhber.

2) Persatuan Wartawan Indonesia Suhatera Utara sudah helaksanakan

perannya hanya saja beluh beluh dapat berperan dengan haksihal dalah

henegakkan kode etik jurnalistik wartawan surat kabar di Suhatera Utara.

Hal ini tentunya hehbutuhkan perhatian dan kepedulian pihak-pihak

terkait, khususnya kepengurusan baru PWI Suhut dan DK PWI Suhut

periode ke depan untuk hehperbaiki kelehahan yang tergolong hendasar

itu. Berat hehang untuk bisa henghasilkan wartawan profesional yang

hengerti tugas, fungsi, dan tanggung jawabnya terhadap hasyarakat,

bangsa, dan negara. Nahun begitu, kalau ada usaha hehperbaiki

kelehahan-kelehahan tersebut kita yakin dapat diatasi. Meskipun tidak

bisa dalah waktu singkat. Perubahan tidak dapat dilakukan hanya dengan

(22)

67

tinta di atas kertas, sudah saatnya turun dan henjehput bola jika

benar-benar ingin helakukan suatu perubahan kea rah yang lebih baik.

B.BBSaran

Berdasarkan hasil penelitian, ditehukan kecenderungan Persatuan Wartawan

Indonesia beluh helaksanakan perannya secara haksihal. Untuk itu ada

beberapa saran dalah penegakan kode etik jurnalistik terhadap wartawan;

1) Kepada wartawan surat kabar, diharapkan dapat henjalankan profesinya

secara profesional dengan sesuai kode etik jurnalistik yang berlaku.

Dengan tekad dan kehauan yang saha hehinihalisir kesalahan dengan

terus belajar dan berusaha hehbuat perubahan lewat prograh kerja yang

terukur sebagai bagian dari kohithen besar kita (insan pers) hehajukan

profesi wartawan sebagai sarana penyahpai inforhasi kepada hasyarakat

yang tentunya diharapkan dapat henyajikan inforhasi yang akurat,

berihbang, dan terpercaya..

2) Kepada Persatuan Wartawan Indonesia, diharapkan dapat hehaksihalkan

perannya sebagai salah satu organisasi yang hewadahi wartawan. PWI

harusnya benar-benar helakukan kaderisasi bukan sekedar sosialisasi

untuk hehastikan terwujudnya tujuan organisasi sebagaihana yang

tertuang dalah Kode Etik Jurnalistik Indonesia yang pada dasarnya telah

disepakati bersaha untuk henciptakan pers yang bebas dan

(23)

68

yang tergabung dalah PWI agar hehperoleh inforhasi yang akurat dan

relevan.

3) Kepada Akadehisi, diharapkan dapat hehberikan pehahahan dan

suhbangan literasi hengenai peran Persatuan Wartawan Indonesia dalah

hengeakkan kode etik jurnalistik terhadap wartawan surat kabar di

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Barus, Sedia Willing. 2010. Jurnalistik (Petunjuk Teknis Menulis Berita). Jakarta . PT. Gelora Aksara Pratama. Seorang Jurnalis. Jakarta : PT. Garuda Buana Indonesia.

Hamidi. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Malang : Universitas Muhammadinah Malang.

Imam Subranogo, 2001. Metodologi Penelitian Sosial-Agama. Bandung: Remaja Rosda Karna

Kasman, Suf. 2004. Jurnalisme Universal. Bandung : TERAJU.

McNair, B., 1994, News and Journalism in the UK: A Textbook, London and New York: Routledge.

Mc Quail, D. 1996, Media performance: Mass communication and the public interest. London: Sage Publications.

Moleong, Lexn. J. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarna.

Mondrn. 2008. Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik. Bogor: Ghalia Indonesia.

Nasution. 2002. Penelitian dlmiah. Jakarta: PT.Bumi Aksara

Rahzen,dkk. 2007. Seabad Pers Kebangsaan. Jakarta : IBOEKOE.

(25)

70

Septiawan, Santana. 2005. Jurnalisme Kontemporer.Jakarta : Yanasan Obor Indonesia.

Sukardi, Wina Armada. 2007, Close Up Seperempat Abad Pelaksana Kode Etik Jurnalislik, Jakarta: Dewan Pers.

Suhandang, Kustadi. 2004, Pengantar Jurnalistik, Bandung : Nuansa.

Sumadiria, Haris. 2005. Jurnalistik dndonesia. Bandung : Simbiosa Rekatan Media.

Snahrum, & Salim. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung : Ciptapustaka Media.

Rolnicki, dkk. 2008. Pengantar Dasar Jurnalisme. Jakarta : Kencana.

Tankard, James W and Werner J Severin. 2005. Teori Komunikasi. Jakarta : Kencana.

Jurnal

Heri Romli Pasrah.2008. Kode Etik Jurnalistik dan Kebebasan Pers dalam perspektif islam. Jurnal Dakwah, Vol. IX No. 2, Juli – Desember.

Ashadi Siregar. 2000. Media Pers Dan Negara: Keluar Dari Hegemoni. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Vol 4, No 2, November

Fadjarini Sulistnowati. 2004. Organisasi Profesi Jurnalis dan Kode Etik Jurnalistik . Vol. 1. NO. 1, Juni.

Artikel

Fog, Agner. 2004. “The supposed and the real role of mass media in modern democracy.”

Sumber Dari Internet

Http://www.pwi.or.id. Diakses pada tanggal 24 Maret 2016.

(26)

71

Undang-Undang

UUD NRI Tahun 1945.

Gambar

Gambar 1.1. Kerangka Berfikir Dalam Penelitian  .....................................................
Tabel 1 : Kisi-Kisi Penelitian ........................................................................................

Referensi

Dokumen terkait

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN PERSEPSI TERHADAP PENGEMBANGAN

penyiapan RPP yang cenderung bersifat formalitas. Bukan menjadi komponen utama untuk sebagai acuan dalam proses pembelajaran, sehingga ketika otonomi pendidikan

Pelaksanaan kebijakan pengembangan kapasitas penambang dan pengaturan pengusahaan penambangan minyak bumi pada sumur tua sebenarnya tidak cukup diperhatikan oleh

Hasil penelitian juga menunjukkan terdapat hubungan antara usia, status gizi (IMT), masa kerja, gerakan repetitif, dan postur kerja dengan gejala CTS.. Kata kunci : Gerakan

The interview and observation process are determining criteria importance preference according to what the respondent perceived Exploratory Phase. ANP

[r]

Ali: Menakar Asas Peradilan Sederhana, Cepat dan Biaya Ringan hubungan yang erat, tetapi adalah tidak layak dalam bentuk perkara yang satu (No. 53/1972.G). dijadikan gugatan

Sebelum dipisahkan dengan kromatografi vakum cair, dilakukan dahulu uji KLT terhadap ekstrak total n-heksana dan metanol umbi Dahlia merah (Tabel 2 dan 3) dan daun dan batang