• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KARAKTER KERJA KERAS DAN LITERASI MATEMATIKA PISA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN MODEL PBL STRATEGI MURDER MATERI PYTHAGORAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KARAKTER KERJA KERAS DAN LITERASI MATEMATIKA PISA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN MODEL PBL STRATEGI MURDER MATERI PYTHAGORAS"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KARAKTER KERJA KERAS DAN LITERASI

MATEMATIKA PISA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN

MODEL

PBL

STRATEGI

MURDER

MATERI PYTHAGORAS

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan

Oleh

Anis Munfarikhatin

0401513048

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

PROGRAM PASCASARJANA

(2)

ii

PENGESAHAN UJIAN TESIS

Tesis dengan judul “Analisis Karakter Kerja Keras dan Literasi Matematika PISA

Siswa Melalui Pembelajaran ModelPBLStrategiMURDERMateri Pythagoras”

yang disusun oleh:

Nama : Anis Munfarikhatin

NIM : 0401513048

Program Studi : Pendidikan Matematika

telah dipertahankan dalam sidang Panitia Ujian Tesis Program Pascasarjana,

Universitas Negeri Semarang Pada Tanggal : 18 Februari 2016.

Panitia Ujian

Ketua Sekretaris/Penguji 4

Prof. Dr. rer. nat. Wahyu Hardyanto, M.Si. Prof. Dr. St. Budi Waluya, M.Si.

NIP. 196008081987021001 NIP. 196809071993031002

Penguji I Penguji II

Prof. Dr. Zaenuri Mastur, S.E, M.Si, Akt Dr. Mulyono, M.Si.

NIP. 196412231988031001 NIP. 197009021997021001

Penguji III

Prof. Drs. YL. Sukestiyarno, M.S., P.hD.

(3)

iii

Motto dan Persembahan

Motto :

Pendidikan itu seperti pohon yang berakar pahit, tetapi akan selalu berbuah manis (Aristoteles).

Jika kamu tidak mampu menahan keletihan belajar, maka kamu harus mau menelan pahitnya kebodohan (Pythagoras).

Ilmu itu seperti udara. Ia begitu banyak di sekeliling kita. Kamu bisa mendapatkannya dimanapun dan kapanpun (Plato).

Persembahan :

Karya tulis ini kupersembahkan kepada :

(4)

iv

PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam tesis ini benar- benar

karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain atau pengutipan dengan

cara- cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku, baik sebagian

atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam tesis ini

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Atas pernyataan ini saya siap

menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan apabila ditemukan adanya

pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini.

Semarang, Januari 2016 Yang membuat pernyataan,

(5)

v

ABSTRAK

Munfarikhatin, Anis. 2016. “Analisis Karakter Kerja Keras dan Literasi

Matematika PISA Siswa Melalui Pembelajaran Model PBL Strategi MURDER Materi Pythagoras. Tesis. Program Studi Pendidikan Matematika. Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Prof. Drs. YL. Sukestiyarno, M.S. P.hD., II Dr. Mulyono, M.Si.

Kata Kunci: Kerja Keras, Literasi Matematika,PBL,MURDER.

Kerja keras siswa dalam matematika terutama pada aspek berliterasi matematika siswa Indonesia dalam studi PISA masih menunjukkan hasil yang sangat rendah. Hasil survey PISA menunjukkan skor kemampuan literasi matematika siswa Indonesia masih berada pada rangking bawah. Penelitian ini bertujuan menguji keefektifan pembelajaran PBL strategi MURDER pada materi Pythagoras dalam meningkatkan kemampuan literasi matematika siswa. Skenario diawali dengan orientasi siswa pada masalah, mengorganisasikan siswa dalam menyelesaikan masalah, menginvestigasi permasalahan melalui diskusi kelompok, mengembangkan penyelesaian, dan mengevaluasi proses penyelesaian. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Mix Method menggunakan desain Concurrent Embeded. Penelitian ini diawali dengan observasi awal terhadap kemampuan literasi matematika, teknik Cluster random sampling untuk memilih kelas eksperimen dan kontrol. Analisis awal kemampuan dan keterampilan literasi berdasarkan hasil skor pretes, karakter kerja keras diamati dengan observasi dan wawancara. Ruang lingkup penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP N 1 Winong yang memfokuskan pada 5 siswa subyek pilihan dengan variabel kemampuan literasi, keterampilan literasi, dan karakter kerja keras. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan tes. Efektifitas pembelajaran dianalisis dengan menggunakan statistik uji ketuntasan klasikal, analisis regresi dan uji Gain.

Hasil penelitian awal menunjukkan kemampuan siswa dalam berliterasi sangat rendah terutama pada aspek mathemathising. Keefektifan pembelajaran ditunjukkan dengan ketuntasan belajar kelas eksperimen mencapai 90%, kemampuan literasi matematika kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol, karakter kerja keras dan keterampilan literasi matematika berpengaruh positif terhadap kemampuan literasi dengan besar pengaruh 80,7%. Hasil uji gain menunjukkan peningkatan dengan thitung= 4,70 > ttabel= 1,67. Hasil analisis

(6)

vi ABSTRACT

Munfarikhatin, Anis. 2016. "Character Analysis Work Hard and PISA Mathematical Literacy Through PBL Learning Model Strategies material MURDER Pythagoras. Thesis. Mathematics Education Program. Graduate Program, State University of Semarang. Supervisor I Prof. Drs. YL. Sukestiyarno, M.S. P.hD., II Dr. Mulyono, M.Si.

Keywords: Work Hard, Mathematical Literacy,PBL,MURDER.

Pulpil’s hard working in Mathematics especially in mathematical literacy skills of Indonesian students in the PISA study still showed a very low yield. The results of the PISA survey shows scores of students of mathematics literacy Indonesia is still at the bottom of the rankings. One of the things behind is the lack of understanding of students and teachers in Indonesia in literacy matemathics .This reserach aim is to test the effectiveness ofPBLlearning strategy Pythagoras MURDERon the material in improving the literacy skills of mathematics students. Learning begins with the orientation of students on the issue, organizing students to solve problems, investigate problems through group discussions, develop solutions, and evaluate the process of completion. The method used is the method using the Method Mix Concurrent Embeded design. This study begins with an initial observation of the mathematical literacy skills, then the selection of the sample with cluster random sampling technique to select an experiment and control class. The initial analysis of the capabilities and skills of literacy based on the score pretest, hard working character observed by observation and interviews. The scope of this research is class VIII SMP N 1 Winong which focuses on five students subject to variable selection literacy skills, literacy skills, hard work and character. Techniques of collecting data using interviews, observation and tests. The effectiveness of learning were analyzed using classical completeness test statistics, regression analysis and test Gain.

Preliminary results showed the ability of students in literacy is very low, especially in terms mathemathising. The effectiveness of learning demonstrated by the experimental class learning completeness reached 90%, the literacy skills of mathematics experimental class is better than the control class, character of hard work and mathematical literacy skills positive effect on the literacy skills with great influence 80,7%. The test results showed an increase in the gain thitung=

4.70> t tabel = 1.67. The results of the analysis of the character of hard work and

(7)

vii PRAKATA

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan

rahmat-Nya. Berkat karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan tesis yang

berjudul “ Analisis Karakter Kerja Keras dan Literasi Matematika PISA Melalui

Pembelajaran ModelPBLStrategiMURDERMateri Pythagoras. Tesis ini disusun

sebagai salah satu persyaratan meraih gelar Magister Pendidikan pada Program

Studi Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Universitas Negeri

Semarang.

Penelitian ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan

setinggi-tingginya kepada pihak- pihak yang telah membantu penyelesaian penelitian ini.

Ucapan terimakasih peneliti sampaikan pertama kali kepada para pembimbing:

Prof. YL. Sukestiyarno, M.S. P.hD. (Pembimbing I) dan Dr. Mulyono, M.Si.

(Pembimbing II).

Ucapan terimakasih peneliti sampaikan juga kepada semua pihak yang

telah membantu selama proses penyelesaian studi, diantaranya:

1. Direksi Program Pascasarjana UNNES, yang telah memberikan kesempatan

serta arahan selama pendidikan, penelitian, dan penulisan tesis ini.

2. Ketua Program Studi dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Matematika

Program Pascasarjana UNNES yang telah memberikan kesempatan dan

(8)

viii

3. Bapak dan Ibu dosen Program Pascasarjana UNNES, yang telah banyak

memberikan bimbingan dan ilmu kepada peneliti selama menempuh

pendidikan.

4. Bapak kepala sekolah SMP Negeri 1 Winong yang telah memberikan

kesempatan dan dukungan kepada peneliti dalam melakukan penelitian.

5. Bapak dan Ibu guru SMP Negeri 1 Winong yang telah banyak membantu

peneliti dalam memperlancar kegiatan studi.

Peneliti sadar bahwa dalam tesis ini mungkin masih terdapat kekurangan,

baik isi maupun tulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat

membangun dari semua pihak sangat peneliti harapkan. Semoga hasil penelitian

ini bermanfaat dan merupakan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Semarang, Januari 2016

(9)

ix DAFTAR ISI

Halaman

PERSETUJUAN PEMBIMBING... i

PENGESAHAN UJIAN TESIS... ii

PERNYATAAN KEASLIAN... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT...vi

PRAKATA... vii

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 12

1.3 Cakupan Masalah ... 13

1.4 Rumusan Masalah ... 14

1.5 Tujuan Penelitian ... 14

1.6 Manfaat Penelitian ... 15

1.7 Penegasan Istilah ... 15

BAB I I KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

(10)

x

2.1 Kajian Pustaka... 19

2.1.1 Pembelajaran Matematika ... 19

2.1.2 Teori Belajar... 20

2.1.3 Hasil Belajar ... 26

2.1.4 Literasi Matematika ... 28

2.1.5 Kemampuan Literasi Matematika PISA ... 30

2.1.6 Keterampilan Literasi Matematika PISA ... 38

2.1.7 Pendidikan Karakter ... 39

2.1.8 Karakter Kerja Keras... 42

2.1.9 Model Pembelajaran... 44

2.1.20 Model PembelajaranPBL... 45

2.1.21 Strategi Pembelajaran... 46

2.1.22 Strategi PembelajaranMURDER... 47

2.1.23 Scaffolding... 49

2.1.24 Model PembelajaranPBLStrategiMURDERBerorientasi PISA 52 2.1.25 Materi Pythagoras ... 55

2.1.26 Kajian Penelitian Relevan ... 56

2.2 Kerangka Berpikir ... 58

2.3 Hipotesis Penelitian... 62

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian... 64

3.2 Langkah- langkah penelitian ... 65

3.3 Alur Validasi Perangkat Pembelajaran... 67

(11)

xi

3.5 Latar dan Waktu Penelitian ... 70

3.6 Metode Kualitatif ... 70

3.6.1 Sampel Sumber Data ... 70

3.6.2 Teknik Pengumpulan Data Kualitatif... 71

3.6.3 Analisis Data Kualitatif ... 76

3.6.4 Pengujian Keabsahan Data... 79

3.6.5 Uji Kredibilitas ... 79

3.7 Metode Kuantitatif ... 81

3.7.1 Populasi dan Sampel ... 82

3.7.2 Variabel Penelitian ... 82

3.7.3 Teknik Pengumpulan Data Kuantitatif... 83

3.7.4 Instrumen Penelitian... 83

3.7.5 Pengujian Kevalidan Perangkat ... 84

3.7.6 Pengujian Butir Soal TKLM ... 91

3.7.7 Teknik Analisis Data Kuantitatif... 98

3.7.7.1 Analisis Tahap Awal ... 98

3.7.7.2 Analisis Tahap Akhir ... 100

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 109

4.1.1 Analisis Kondisi Awal ... 109

4.1.2 Analisis Akhir Pembelajaran... 124

4.2 Pembahasan ... 163

4.2.1 Pembahasan Kondisi Awal... 163

(12)

xii

4.2.8 Pembahasan Peningkatan Karakter ... 176

4.2.9 Pembahasan Peningkatan Keterampilan ... 179

4.2.10 Pembahasan Peningkatan Kemampuan Literasi ... 182

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Simpulan... 185

5.2 Implikasi... 189

5.3 Saran... 190

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah kebutuhan manusia sepanjang hidupnya. Tanpa

pendidikan, manusia akan sulit berkembang dan terbelakang. Pendidikan akan

terus dilakukan karena pendidikan tidak mengenal waktu dan merupakan proses

yang terus berjalan sepanjang hidup manusia (Widodo, 2008:1). Hal ini

menunjukkan bahwa pendidikan tidak ubahnya seperti kebutuhan hidup manusia

yang harus dipenuhi karena dengan mendapatkan pendidikan yang layak dan

berkualitas manusia akan dianggap memiliki martabat yang tinggi. Sebagaimana

yang diungkapkan oleh Hudojo (1988:1) bahwa pendidikan sebenarnya

merupakan suatu rangkaian peristiwa yang kompleks. Peristiwa tersebut

merupakan kegiatan komunikasi antar manusia sehingga manusia itu tumbuh

sebagai pribadi yang utuh. Sehingga secara tidak disadari, pendidikan memegang

peranan penting dalam hubungannya dengan koneksi antar manusia sebagai

wujud dari mengaktualisasikan diri mereka dan membangun sistem komunikasi

antar manusia.

Berdasarkan kebijakan pendidikan nasional Indonesia tahun 2003 tujuan

pendidikan adalah meningkatkan kecerdasan siswa, kepribadian dan perilaku yang

baik (Dwirahayu, 2011). Orientasi pendidikan pada masa sekarang telah terjadi

perluasan arah dan tujuannya. Bukan hanya menekankan pada aspek kognitif yang

(14)

2

psikomotor. Belajar dapat dikatakan berhasil apabila dari ketiga aspek tersebut

didapatkan hasil yang maksimal dengan kriteria tertentu.

Sebagai salah satu disiplin ilmu, matematika memegang peranan penting

dalam berbagai aspek dalam pendidikan. Seperti yang dinyatakan oleh NCTM

(2000:1) bahwa matematika telah memainkan peran penting dalam perkembangan

sosial dari jaman prasejarah hingga sekarang. Peranannya sekarang sangat

signifikan dibandingkan sebelumnya, dan dipastikan akan lebih signifikan pada

masa yang akan datang.

Sejalan dengan perkembangan jaman, matematika telah dikenal sebagai

ilmu yang penting dan dibutuhkan oleh setiap manusia dalam hidup mereka

sehari-hari. Matematika membentuk pola pikir manusia berdasarkan apa yang

diamati dan dianalisis, sesuai dengan pendapat Suherman (2003:17) Matematika

tumbuh dan berkembang karena proses berpikir, oleh karena itu logika adalah

dasar untuk terbentuknya matematika. Logika adalah masa bayi dari matematika,

sebaliknya matematika adalah masa dewasa dari logika. Pentingnya matematika

dalam kehidupan manusia mendorong kualitas pendidikan khususnya matematika

semakin berkembang dari waktu ke waktu. Menururt Wilson (1993:3) Mengajar

matematika merupakan tugas yang rumit.

Banyak faktor yang mempengaruhi proses dalam mengkomunikasikan

keahlian matematika, konsep-konsep, dan prinsip secara sukses kepada siswa.

Dari pendapat inilah setiap pengajar metematika membutuhkan suatu inovative

skills dalam mengajar dan membentuk siswa menjadi tertarik untuk mempelajari

(15)

3

mengerti matematika dan mendorong mereka untuk percaya secara alami dan

menyenangkan untuk menggunakan dan mempelajari matematika (NCTM,

2000:8). Tugas guru matematika pada masa sekarang tidak hanya mentransfer

ilmu dari guru ke siswa tetapi juga menanamkan pentingnya belajar matematika

secara sadar bagi siswa.

Penanaman nilai-nilai karakter bangsa telah menjadi acuan penting dan

terintegrasi pada setiap mata pelajaran tidak terkecuali matematika. Karakter

adalah jumlah pengembangan kualitas moral dan etika dan demonstrasi dari

sifat-sifat emosional dalam tanggapan, berpikir, penalaran, dan perilaku masyarakat.

Pendidikan Karakter meliputi beberapa lapisan yang meliputi keluarga, sekolah,

dan lembaga sosial lainnya terhadap pengembangan karakter positif anak-anak

dan orang dewasa (Dickinson, 2009:4). Pendidikan karakter saat ini telah dirasa

penting karena karakter telah mulai terkikis oleh perkembangan jaman dan

teknologi dari dalam maupun luar negeri yang mengakibatkan para siswa tidak

menyadari bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang menjunjung tinggi

martabat dan kepribadian dimata bangsa lain.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dirancang dengan beberapa

tujuan yang salah satunya meningkatkan mutu pendidikan melalui kemadirian dan

inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola, memberdayakan

sumberdaya yang tersedia (Mulyasa, 2009:22). Proses pembelajaran yang selama

ini berpusat pada kurikulum pusat, pada KTSP diperluas dan dikembangkan

(16)

4

Pada penilaian lingkup internasional kemampuan matematika siswa di

Indonesia dinilai sangat kurang. Berdasarkan hasil survey PISA (Programme for

International Student Assessment) yang merupakan studi di bawah lembaga

OECD (Organisation for Economic Cooperation and Development) memulai

surveynya pada tahun 2000, ini menekankan pada kemampuan literasi siswa.

PISA didesain untuk meyakinkan rasa khawatir dalam membicarakan kecemasan

individu pada masyarakat yang hidup pada kawasan kontemporer (IJED,

2010:29). PISA yang pertama kalinya mengadakan survey tahun 2000 menilai

tentang kesiapan para siswa pada kehidupan dewasa, yang diikuti oleh 41 negara

bekerjasama dengan pemerintah negara bersangkutan. PISA mencakup tiga

domain yaitu (1) komponen konten dalam PISA dimaknai sebagai isi atau materi

atau subjek materi yang dipelajari di sekolah, (2) komponen proses dalam studi

PISA dimaknai sebagai hal-hal atau langkah-langkah seseorang untuk

menyelesaikan suatu permasalahan dalam situasi tertentu dengan menggunakan

matematika sebagai alat sehingga permasalahan itu dapat diselesaikan, (3)

komponen konteks dalam studi PISA dimaknai sebagai situasi tergambar dalam

suatu permasalahan (OECD, 2010).

Hasilnya, Indonesia ada pada urutan ke-39 dengan skor 367. Pada Tahun

2003 menempati ranking ke-38 dari 40 negara dengan skor 360. Tahun 2006 yang

diikuti oleh 57 negara, Indonesia menempati urutan ke-50. Hasil PISA tahun 2009

posisi Indonesia kembali terpuruk yang hanya menempati posisi ke-61 dari 65

negara partisipan (Kemdikbud, 2011b). Sedangkan, hasil PISA terbaru pada tahun

(17)

5

dengan skor rata-rata 375 dari rata-rata skor internasional 494 (OECD, 2013).

Dari beberapa hasil survey tersebut posisi Indonesia pada level internasional tidak

menunjukkan peningkatan yang signifikan, namun cenderung mengalami

kemerosotan. Tidak diragukan lagi bahwa rata-rata kemampuan matematika siswa

Indonesia sangatlah rendah.

Salah satu konten yang diukur dalam PISA adalah Space and Shape yang

mencakup berbagai fenomena yang ditemui dimana- mana di dalam dunia visual

dan fisik kita misalnya: pola, sifat objek, posisi dan orientasi, representasi dari

objek, pengkodean informasi visual, navigasi dan interaksi yang dinamis dengan

bentuk nyata (PISA framework, 2013). Geometri merupakan salah satu cabang

matematika yang penting, karena geometri bertujuan memfasilitasi siswa untuk

berpikir kritis dalam pemecahan masalah (Aydogdu, 2014). Menurut Adolphus

(2011) Geometri adalah sebuah aspek dari matematika yang mempelajari berbagai

bentuk yang berbeda, namun beberapa siswa tidak mampu menerapkan aplikasi

matematika khususnya geometri dalam kehidupan keseharian mereka, bahkan

mereka tidak mampu memecahkan masalah yang hampir sama dalam kehidupan

sehari-hari. Wardani dalam (Setiawan, 2014) mengemukakan soal- soal PISA

pada konten space and shapes sangat menuntut kemampuan penalaran dan

pemecahan masalah.

Dari hasil pra penelitian kemampuan literasi pada kontenspace and shapes

materi Pythagoras di SMP N 1 Winong, kemampuan literasi matematika terbukti

(18)

6

dengan pekerjaan siswa dalam menyelesaikan permasalahan dalam kaitannya

dengan kehidupan sehari- hari dinilai masih kurang.

Permasalahan : Mita akan melapisi sebuah papan mading dengan karpet berwarna hijau dan merah dengan ukuran yang sama besar. Papan tersebut dibagi menjadi dua bagian secara diagonal. Bagian atas berwarna hijau dan bagian bawah berwarna merah. Ukuran papan mading tersebut adalah 150 cm x 100 cm. Berapakah ukuran karpet hijau dan merah minimum yang ia perlukan ?

Gambar 1.1 Contoh Hasil Tes Kemampuan Literasi Matematika Siswa

Hasil observasi pada salah satu siswa SMP Negeri 1 Winong tersebut

dapat dilihat bahwa hasil penyelesaian tidak sesuai dengan yang diharapkan,

siswa tidak mampu menerjemahkan permasalahan yang diberikan dengan

jawaban yang ia tunjukkan. Pada soal telah diketahui ukuran papan mading yang

berbentuk persegi panjang dengan ukuran 150 cm x 100 cm. Langkah awal yang

harus ia lakukan adalah mencari panjang diagonal papan mading tersebut dengan

menggunakan teorema Pythagoras, setelah itu menentukan ukuran karpet yang

tentunya berbentuk segitiga siku- siku. Langkah terakhir adalah menentukan

ukurannya. Hal ini menjadi permasalahan yang rumit mengingat sebagian besar

siswa juga melakukan kesalahan dalam menentukan ukuran karpet tersebut.

(19)

7

mengenai kemampuan literasi berpengaruh pada pola pikir siswa mengakibatkan

rendahnya pengetahuan siswa di SMP N 1 Winong dalam menyelesaikan

permasalahan yang diberikan.

Berdasarkan analisis PISA Tahun 2009, ditemukan bahwa dari 6 (enam)

level kemampuan yang dirumuskan di dalam studi PISA, hampir semua peserta

didik Indonesia hanya mampu menguasai pelajaran sampai level 3 (tiga) saja,

sementara negara lain yang terlibat di dalam studi ini banyak yang mencapai level

4 (empat), 5 (lima), dan 6 (enam) (Kemdikbud, 2013:7). Dengan adanya studi ini

membuktikan bahwa pengajaran matematika di Indonesia belum memenuhi

tuntutan jaman. Menururt assessment work of PISA 2012, literasi matematika

didefinisikan sebagai kemampuan seseorang dalam merumuskan, menerapkan,

dan menafsirkan matematika dalam berbagai konteks, termasuk kemampuan

dalam melakukan penalaran secara matematika dan menggunakan konsep,

prosedur, dan fakta untuk menggambarkan, menjelaskan atau memperkirakan

kejadian. Menurut Ojose (2011) Rendahnya kemampuan literasi matematika

mengakibatkan siswa tidak dapat mengkoneksikan pengetahuan yang didapat di

sekolah ke dalam permasalahan di dunia nyata.

Dari hasil observasi tersebut, pembelajaran yang memfokuskan pada

kemampuan literasi sangat diperlukan sehingga dipandang perlu adanya suatu

inovasi pembelajaran dan penyusunan perangkat pembelajaran yang mampu

mendukung dan mengimprovisasi kemampuan literasi dan karakter siswa dalam

matematika. Pembelajaran yang menyenangkan dan strategi pembelajaran yang

(20)

8

menegangkan tetapi siswa tetap fokus dalam belajar. Menurut Suherman (2003:4)

pengertian strategi dalam kaitannya dengan pembelajaran (matematika) adalah

siasat atau kiat yang sengaja direncanakan oleh guru, berkenaan dengan segala

persiapan pembelajaran agar pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan lancar

dan tujuannya yang berupa hasil belajar bisa tercapai secara optimal.

Pemilihan strategi hendaknya disesuaikan dengan materi pembelajaran,

karakter siswa dan nilai-nilai budaya bangsa. Hasil wawancara dengan beberapa

guru bidang studi matematika juga menunjukkan bahwa iklim belajar matematika

cenderung mengalami kemerosotan karena siswa cenderung bosan dan jenuh

dengan pembelajaran yang menurut mereka tidak inovatif. Hal ini ditunjukkan

dengan hampir 75% siswa tidak mencapai ketuntasan dalam menghadapi ulangan

harian. Pada proses pembelajaran siswa kurang antusias sehingga berdampak pada

kemampuan kognitif yang buruk. Penggunaan metode yang tidak tepat dengan

materi ajar juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhinya.

Salah satu pembelajaran yang diharapkan mampu memfasilitasi siswa

dalam mengembangkan kemampuan literasi dan karakter adalah model

pembelajaran PBL (Problem Based Learning) dengan strategi MURDER yang

berorientasi PISA yaitu pembelajaran yang berorientasi peningkatan kemampuan

literasi khususnya pada materi konten space and shapesmateri Pythagoras . Graff

(2003) menjelaskan bahwa PBL merupakan model pembelajaran yang memulai

belajar dengan permasalahan. Tipe dari permasalahan yang diajukan tergantung

pada tujuan pembelajaran. Dan biasanya masalah berorientasi pada kehidupan

(21)

9

Untuk melengkapi sintaks model PBL akan diterapkan strategi

pembelajaran MURDER (Mood, Understand, Recall, Detect and Digest, Expand,

Review and Respond). MURDER merupakan strategi kognitif dan metakognitif.

Metakognitif adalah alat untuk memandu dan memonitor strategi pembelajaran

kognitif (Behzadi et all., 2014). MURDER dikembangkan oleh Bob Nelson pada

bukunya yang berjudul “The Complete Problem Solver”.

Belajar matematika bagi sebagian besar siswa terasa membosankan

apabila guru menyampaikannya secara flat tanpa adanya kegiatan yang

menyenangkan. Pada aspek Mood dalam strategi MURDER diperlukan

penggunaan media pembelajaran mampu membangkitkan ketertarikan dan

semangat siswa dalam mengawali pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat

Festus dan Adeyeye (2012:10) bahwa permainan matematika adalah permainan

yang edukatif, salah satu aspek penting dalam permainan matematika adalah

kegembiraan. Tanpa kegembiraan, permainan akan serupa dengan aktifitas

mencatat yang membosankan. Pada penelitian ini penggunaan game berupa

permainan puzzle yang dimodifikasi sehingga melibatkan seluruh siswa dan

keaktifan siswa untuk mendayagunakan seluruh kemampuan mereka dalam

bersaing dan berpikir secara efektif. Game puzzle yang disubstitusi dengan

permasalahan- permasalahan literasi matematika ini dibagi dalam beberapa tahap

dan berbagai sintaks sehingga tiap pertemuan siswa tidak merasa bosan dan jenuh.

Sependapat dengan Burns (2003:1) bahwa salah satu strategi menggunakan game

(22)

10

matematika dengan melibatkan mereka ke dalam aktivitas dan tantangan yang

menyenangkan.

Perpaduan model PBL strategi pembelajaran MURDER berorientasi PISA

akan mampu membangkitkan semangat dalam mempelajari matematika

khususnya materi Pythagoras yang menekankan pada kemampuan literasi dengan

lebih menyenangkan dan mudah. Model PBL dengan strategi pembelajaran

MURDER berorientasi PISA diawali dengan proses orientasi siswa pada

permasalahan literasi matematika menggunakan metode tanya jawab,

mengorganisasikan siswa untuk berpikir dengan langkah membentuk kelompok

heterogen dan membangkitkan mood belajar melalui media game puzzle dengan

mencermati permasalahan yang diberikan dengan mengingat konsep, memberikan

umpan balik melalui kegiatan tanya jawab pada poin yang dianggap sulit,

memotivasi siswa untuk bersaing secara sehat dan mau bekerja keras yang

diimplementasikan pada langkah perebutan poin pada permainan puzzle, dan

mengevaluasi proses pembelajaran dengan mengembangkan pengetahuan siswa

melalui tanya jawab dan mengerjakan soal evaluasi individu.

Dalam proses pembelajaran yang akan dilakukan, siswa yang mempunyai

kemampuan yang berbeda berusaha menyelesaikan permasalahan, sehingga

diharapkan akan memberikan hasil yang positif pada kemampuan literasi dan

karakter siswa. Kemampuan literasi siswa Indonesia yang rendah dipengaruhi

oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kurangnya pengetahuan Guru terhadap

soal yang berkarakteristik PISA. Ini berdampak pada rendahnya pemahaman

(23)

11

secara internasional. Kurangnya pengetahuan siswa pada soal-soal

berkarakteristik PISA akan sangat merugikan siswa, karena mereka tidak terlatih

untuk mengikuti perkembangan jaman yang semakin maju.

Soal- soal PISA disusun berkaitan dengan permasalahan yang ada di dunia

nyata. Dalam soal-soal PISA terdapat delapan kemampuan kognitif matematika

diantaranya, mathematical thinking and reasoning,mathematical argumentation,

modelling, problem posing and solving, representation, symbols and formalism,

communication, dan penggunaan aids and tools. Sehingga soal-soal PISA tidak

menilai kemampuan tersebut satu per satu karena semua kemampuan tersebut

saling melengkapi satu sama lain. Pada matematika, biasanya beberapa

kemampuan tersebut digunakan secara bersama- sama sehingga usaha untuk

menilai kemampuan tersebut satu per satu mungkin menghasilkan pemisahan

yang tidak diperlukan pada domain literasi matematika (OECD, 2003).

Penelitian ini pada prinsipnya adalah suatu penelitian campuran (Mix

Method) yang merupakan gabungan dari metode kualitatif dan kuantitatif dengan

menggunakan perangkat pembelajaran maupun instrumen yang relevan.

Pembelajaran dirancang untuk meningkatkan kemampuan literasi matematika

siswa, keterampilan literasi serta mengembangkan karakter kerja keras. Perangkat

pembelajaran pada penelitian ini meliputi silabus, Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), Buku Siswa, Tes Kemampuan Literasi Matematika

(TKLM), dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Perangkat tersebut kemudian diuji

kevalidannya oleh validator- validator ahli. Perangkat yang sudah valid kemudian

(24)

12

berupa data yang akan dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Penelitian awal

dilakukan untuk memperoleh data mengenai kemampuan literasi matematika dan

karakter kerja keras siswa sehingga diperoleh kondisi awal sebelum penelitian.

Proses penelitian dilakukan secara sejalan antara kuantitatif dan kualitatif. Desain

penelitian ini akan menggunakan pembelajaran dengan mengambil 2 kelas yaitu

satu kelas sebagai kelas eksperimen yaitu kelas yang menggunakan model PBL

strategi pembelajaran MURDER berorientasi PISA dan satu kelas sebagai

kelompok kontrol yakni kelas yang menggunakan model pembelajaran

ekspositori. Sedangkan untuk melihat peningkatan literasi matematika diambil

sampel menggunakan purposive sampling sebanyak 5 siswa. Hal ini dilakukan

supaya dapat melihat secara rinci dan mendalam permasalahan yang dihadapi

siswa.

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini akan dilakukan

analisis, yang memfokuskan pada peningkatan kemampuan literasi matematika

dan karakter kerja keras siswa melalui pembelajaran model PBL strategi

MURDER berorientasi PISA di SMP Negeri 1 Winong. Bersama penelitian ini,

disusun pula perangkat tes untuk mengukur kemampuan literasi matematika siswa

yang menggunakan soal-soal berorientasi PISA. Soal tersebut diberikan kepada

siswa SMP usia 13 sampai 15 tahun, yang sebelumnya telah diberikan

pembelajaran melalui modelPBLstrategiMURDERberorientasi PISA.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan

(25)

13

a. Kualitas pendidikan Indonesia yang masih rendah dan tujuan

instruksional pendidikan belum tercapai yang dibuktikan oleh hasil

survey internasional yang yang masih belum memenuhi standar.

Kualitas sumber daya manusia Indonesia masih rendah. Hal ini terlihat

dari laporan survei tingkat Human Development Index (HDI) report

2010 UNDP ( United Nations Development Programme) menunjukkan

nilai HDI Indonesia sebesar 0,600 dan hanya menempati ranking 108

dari 169 negara yang diteliti. Hasil ini didukung oleh survey TIMSS

dan PISA yang menunjukkan kemampuan literasi matematika dan

karakter siswa Indonesia masih rendah.

b. Kurangnya penanaman karakter kerja keras dalam pembelajaran

matematika. Hal ini terlihat siswa cenderung terlalu santai dan tidak

terampil dalam memecahkan masalah yang diberikan.

c. Belum adanya alternatif solusi dan analisis terhadap karakter kerja

keras, kemampuan literasi dan keterampilan literasi siswa dalam

matematika.

1.3 Cakupan Masalah

Cakupan masalah dalam penelitian ini diantaranya adalah kemampuan

literasi matematika, keterampilan literasi matematika, dan karakter kerja keras

siswa SMP Negeri 1 Winong yang cenderung masih rendah. Sehingga

permasalahan- permasalahan tersebut layak untuk dikaji melalui pembelajaran

(26)

14

meningkatkan kemampuan literasi matematika, keterampilan literasi matematika

dan karakter kerja keras siswa secara signifikan.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, rumusan masalahpadapenelitian

ini adalah :

a. Bagaimanakah kondisi awal karakter kerja keras dan literasi

matematika siswa sebagai persiapan pembelajaran materi Pythagoras?

b. Apakah pembelajaran modelPBLstrategiMURDERberorientasi PISA

efektif dalam meningkatkan karakter kerja keras dan literasi

matematika?

c. Bagaimana karakter kerja keras dan kemampuan literasi matematika

siswa setelah memperoleh pembelajaran modelPBLstrategiMURDER

berorientasi PISA?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah :

a. Mendeskripsikan kondisi awal karakter kerja keras dan literasi

matematika siswa sebagai persiapan pembelajaran materi Pythagoras.

b. Mengetahui keefektifan pembelajaran model PBL strategi MURDER

berorientasi PISA dalam meningkatkan karakter kerja keras dan literasi

matematika.

c. Menganalisis karakter kerja keras dan kemampuan literasi matematika

siswa setelah memperoleh pembelajaran modelPBLstrategiMURDER

(27)

15

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

a. Bagi siswa, dapat membiasakan diri mereka dalam mengaplikasikan

pembelajaran yang didapatkan di kelas dengan permasalahan yang

mereka hadapi sehari- hari.

b. Bagi guru, dapat memberikan motivasi bahwa dalam pembelajaran

matematika diperlukan suatu inovasi yang terus- menerus dilakukan

dengan menyesuaikan materi dan karakteristik siswa sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

c. Bagi sekolah, dapat memberikan masukan positif terhadap civitas

akademika untuk lebih termotivasi dalam penelitian- penelitian dalam

lingkup pendidikan dasar dan menengah.

1.7 Penegasan Istilah

Berdasarkan tema yang diambil pada penelitian ini, untuk mempermudah

dalam pembahasandiperlukanpenegasan beberapa istilah berikut.

a. Metode penelitian kombinasi (Mix Method) dideskripsikan sebagai

sebuah metodologi penelitian ketiga, setelah metode kualitatif dan

kuantitatif (Teddie and Takashori dalam Borrego, 2009). Sedangkan

Sugiyono (2013:397) mengemukakan bahwa metode penelitian

kombinasi adalah penelitian yang menggabungkan antara metode

(28)

16

b. PBL (Problem Based Learning) merupakan pembelajaran yang

berbasis pada permasalahan dengan memprioritaskan pada keaktifan

siswa pada proses pembelajaran dan dapat memotivasi siswa untuk

menggali potensinya lebih dalam lagi (Graff, 2003). Sintaks model

pembelajaranPBLadalah sebagai berikut.

Fase pertama, memberikan orientasi tentang permasalahan kepada

peserta didik. Fase kedua, mengorganisasikan peserta didik untuk

meneliti. Fase ketiga, membantu investigasi mandiri dan kelompok.

Fase keempat, mengembangkan dan mempresentasikan hasil kerja, dan

fase kelima, menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah

(Arends, 2008).

c. MURDER (Mood, Understand, Recall, Detect & digest, Expand,

Review and Respond) merupakan strategi pembelajaran kognitif dan

metakognitif (Wangerin et all., 1988).

d. PISA (Programme for International Student Assessment) merupakan

program yang berada di bawah naungan negara- negara OECD

(Organisation for Economic Cooperation and Development). PISA

mengukur kemampuan literasi dalam membaca, matematika dan sains.

Ada 3 (tiga) dimensi dalam literasi matematika, diantaranya dimensi

proses, dimensi isi, dan dimensi konteks (PISA, 2000:50).

e. Puzzle soal dalam penelitian ini merupakan media pembelajaran

interaktif yang berupa permainan puzzle yang terintegrasi soal- soal

(29)

17

kemampuan literasi matematika dan menciptakan suasana belajar yang

menyenangkan dan tidak menegangkan. Pembelajaran dengan

permainan mampu mendukung ide bahwa pembelajaran dapat

dilakukan dengan menyenangkan (Marilyn, 2003:1).

f. Pembelajaran dikatakan efektif, jika pembelajaran dapat memberikan

hasil sesuai yang diharapkan (Trianto, 2012:25).

Keefektifan tersebut ditentukan dengan indikator sebagai berikut.

a) Kemampuan literasi matematika siswa yang memperoleh

pembelajaran dengan menggunakan model PBL strategi

MURDER berorientasi PISA dapat mencapai ketuntasan belajar.

Arti ketuntasan belajar dalam penelitian ini yaitu jika dalam kelas

eksperimen siswa yang mendapat nilai lebih dari atau sama

dengan 72 mencapai lebih dari atau sama dengan 75% dalam

kelas tersebut.

b) Adanya pengaruh positif karakter kerja keras dan keterampilan

literasi matematika terhadap kemampuan literasi matematika pada

pembelajaran matematika pembelajaran model PBL strategi

MURDERberorientasi PISA pada kelas VIII materi Pythagoras.

c) Kelas eksperimen yang menerapkan pembelajaran model PBL

strategi MURDER berorientasi PISA pada kelas VIII materi

Pythagoras memiliki rata- rata kemampuan literasi yang lebih

(30)

18

d) Terjadinya peningkatan yang signifikan pada variabel

kemampuan literasi matematika siswa dengan pembelajaran

model PBL strategi MURDER berorientasi PISA pada kelas VIII

materi Pythagoras.

g. Soal berorientasi PISA dalam penelitian ini adalah soal yang dibuat

dengan indikator soal-soal PISA, dan menggunakan penilaian PISA

untuk mengukur tingkat literasi matematika siswa (Wardhani dan

Rumiati, 2011:28).

h. Karakter kerja keras merupakan periaku yang menunjukkan upaya

bersungguh- sungguh dalam berbagai hambatan belajar, tugas dan

menyelesaikan tugas dengan sebaik- baiknya (Kemdikbud, 2010) .

Kerangka penilaian literasi matematika PISA 2012 menyebutkan

bahwa dalam menyelesaikan soal-soal PISA yang melibatkan tujuh

indikator yaitu : mathematical thinking and reasoning, mathematical

argumentation, modelling, problem posing and solving,

representation, symbol and formalism, communication, dan

penggunaan aids and tools. (Wardhani dan Rumiati, 2011:16-17).

Keterampilan proses literasi matematika adalah keterampilan siswa

dalam menyelesaikan soal-soal PISA yang memenuhi ketujuh

(31)

Gambar

Gambar 1.1 Contoh Hasil Tes Kemampuan Literasi Matematika Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Verifikasi model peramalan dengan menggunakan Peta Kendali Moving Range pada model terbaik, diperoleh hasil plot data antara waktu dengan residual, tidak ada yang melewati

[r]

Produk Halal, Pengelolaan Keungan Haji, pengakuan terhadap pemberlakukan Syariat Islam di Aceh, desain pembangunan politik tersebut tidak bisa lepas dari pengaruh partai Islam

Telah dilakukan penelitian mengenai perbandingan karakteristik keluaran antara pesawat sinar-X Toshiba unit model DRX-1824B dan Toshiba unit model DRX-1603B.. Parameter yang

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1 Subjek Penelitian

PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING DENGAN METODE MIND MAP TERHADAP HASIL BELAJAR. MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN

Keterampilan komunikasi siswa dengan indikator: memberi penjelasan ide, melakukan pengaturan waktu presentasi, melakukan kontak mata dengan audiens, berbicara dengan suara

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATA PELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN ABAD 21 (4Cs) SISWA SMP Universitas