• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM GERAK PADA MANUSIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) (Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 7 Bandar Lampung semester ganjil tahun pelajaran 2011/201

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM GERAK PADA MANUSIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) (Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 7 Bandar Lampung semester ganjil tahun pelajaran 2011/201"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM GERAK PADA MANUSIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPEGROUP INVESTIGATION(GI)

(Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI di SMA Negeri 7 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

(Skripsi)

Oleh

NOVI PUSPITA SARI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM GERAK PADA MANUSIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPEGROUP INVESTIGATION(GI)

(Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 7 Bandar Lampung semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012)

Oleh

NOVI PUSPITA SARI

Gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seseorang murid dalam melakukan stimulus atau informasi, cara mengingat, berfikir, dan memecahkan soal. Berdasarkan hasil observasi awal dan diskusi dengan guru biologi SMA Negeri 7 Bandar Lampung diketahui bahwa pada kelas XI IPA pada semester satu tahun 2010/2011 menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar biologi pada materi Sistem Gerak pada Manusia yaitu baru mencapai 55% dengan kriteria ketuntasan belajarnya yaitu 70. Kemungkinan hal ini terjadi karena kurangnya kesesuaian model atau metode pembelajaran yang digunakan guru dengan adanya variasi gaya belajar siswa. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya belajar siswa terhadap peningkatan penguasaan materi pokok Sistem Gerak pada Manusia melalui model pembelajaran kooperatif tipe GI.

(3)

Novi Puspita Sari

penelitian ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa data nilai penguasaan materi yang diperoleh dari nilai pretes, postes dan N-gain yang dianalisis secara statistik menggunakan uji Anava pada taraf kepercayan 5% melalui program SPSS 17. Data kualitatif berupa data aktivitas belajar siswa yang diperoleh melalui lembar observasi dan dianalisis secara deskriptif dalam bentuk presentase. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya belajar visual terdapat 7 siswa, auditori 22 siswa dan kinestetik 10 siswa dari 39 siswa. Penguasaan materi siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik berbeda nyata dengan auditori

maupun visual. Kelompok siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik

menghasilkan N-gainpaling tinggi dibandingkan dengan gaya belajar auditori maupun kinestetik. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa gaya belajar siswa (visual, auditori dan kinestetik) berpengaruh nyata terhadap penguasaan materi pokok Sistem Gerak Manusia.

(4)

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM GERAK PADA MANUSIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPEGROUP INVESTIGATION(GI)

(Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI di SMA Negeri 7 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh

NOVI PUSPITA SARI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

Judul Skripsi : PENGARUH GAYA BELAJAR

TERHADAP PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM GERAK PADA MANUSIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION(GI)

(Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI di SMA Negeri 7 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

Nama Mahasiswa : Novi Puspita Sari Nomor Pokok Mahasiswa : 0643024038 Program Studi : Pendidikan Biologi Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Neni Hasnunidah, S.Pd., M.Si. Pramudiyanti, S.Si., M.Si. NIP 19700327 199403 2 001 NIP 19730310 199802 2 001

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si.

(6)

vi

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Neni Hasnunidah, S.Pd., M.Si …….…………

Sekretaris : Pramudiyanti, S.Si., M.Si. ....……….

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Darlen Sikumbang, M. Biomed. ...………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M. Si. NIP 19600315 198503 1 003

(7)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Novi Puspita Sari

NPM : 0643024038

Fakultas / Jurusan : KIP / Pendidikan MIPA Program Studi : Pendidikan Biologi

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripisi saya adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (sarjana, magister atau doctor), baik di Universitas Lampung maupun di perguruan tinggi lainnya. Skripsi ini murni gagasan, rumusan, dan penilaian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali dosen pembimbing. Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali tertulis dengan jelas dicantumkan dalam daftar pustaka.

Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sangsi akademik berupa pencabutan gelar yang diperoleh karena karya tulis ini, serta sangsi lainnya sesuai norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.

Bandar Lampung, Mei 2012

(8)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Novi Puspita Sari

NPM : 0643024038

Fakultas / Jurusan : KIP / Pendidikan MIPA Program Studi : Pendidikan Biologi

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripisi saya adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (sarjana, magister atau doctor), baik di Universitas Lampung maupun di perguruan tinggi lainnya. Skripsi ini murni gagasan, rumusan, dan penilaian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali dosen pembimbing. Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali tertulis dengan jelas dicantumkan dalam daftar pustaka.

Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sangsi akademik berupa pencabutan gelar yang diperoleh karena karya tulis ini, serta sangsi lainnya sesuai norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.

Bandar Lampung, Mei 2012

(9)

MOTTO

Dan katakanlah, Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang

Mukmin akan melihat pekerjaan itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah

yang Maha Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya

kepadamu apa yang telah kamu kerjakan

(Q. S. At-Taubah: 105)

Sabar adalah separuh Iman, dan keyakinan adalah seluruh keimanan

(H. R. Tabrani)

Keberkahan itu di mulai dari proses yang baik, maka berusahalah dengan sabar

dan ikhlas, maka Allah akan menolongmu

(10)

Dengan menyebut nama Alloh yang Maha pengasih lagi Maha penyayang

PERSEMBAHAN

Segala puji hanya milik Allah, atas rahmat dan nikmat yang tak terhitung

Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW

Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku kepada:

 Ayahanda A. Rismadi dan Ibunda Yayat Maryati tercinta yang telah membesarkan, mendidik dan mengajarkanku arti kehidupan, serta pengorbanan dan do a yang tiada pernah terputus untukku. Mohon maaf karena selama ini ananda belum bisa menjadi seperti apa yang diharapkan.

 Nenekku tersayang, yang tiada henti memberiku do a juga motivasi untuk selalu tegar di tengah-tengah kesulitan yang sedang aku hadapi.

 Kakak-kakakku tersayang juga adik-adikku tercinta Dani Rahman, Nia Kurniasih, Heri Irawan, Hendri Risyanto, Ira Siti Rahmah, Abdul Majid dan si bungsu Ristiana Syifa Nabila, serta keponakanku terkasih Raffa Khairasyah, dan seluruh keluarga besarku, terimakasih untuk cinta dan kasih sayang serta semangat yang kalian berikan.

 Calon pendampingku yang berada jauh disana, terimakasih atas semangat dan motivasi serta ketulusannya.

 Guru-guruku, yang telah mengajarkan banyak hal mengenai kehidupan.

(11)

SANWACANA

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA, FKIP Unila. Skripsi ini berjudul“Pengaruh Gaya Belajar terhadap

Penguasaan Materi Pokok Sistem Gerak pada Manusia Melalui Model Pembelajaran Kooperatif TipeGroup Investigation(GI)”(Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI Semester Ganjil di SMA Negeri 7 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012).

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. H. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung; 2. Dr. Caswita, M. Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung 3. Neni Hasnunidah, S. Pd., M. Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Biologi sekaligus pembimbing akademik serta pembimbing I yang dengan sabar membimbing, memberi arahan serta motivasi dan saran hingga skripsi ini dapat selesai;

(12)

5. Drs. Darlen Sikumbang, M. Biomed., selaku pembahas atas saran dan arahan kepada penulis;

6. Drs. Suharto, M. Pd., selaku Kepala SMA Negeri 7 Bandar Lampung yang telah memberikan ijin dan bantuan selama penelitian;

7. Yanti Irma Sari, S. Pd., selaku guru mitra yang telah banyak memberikan masukan dan arahan selama penelitian;

8. Siswa-siswi kelas XI IPA 3 SMA Negeri 7 Bandar Lampung atas kerjasama, keceriaan dan perhatiannya selama penelitian;

9. Teman-temanku team Gaya Belajar (Bunda, Abang, Hesti, Nay Nay dan Ayuk) atas kebersamaan dan keceriaanya; Mas Eko, S. Pd., M. Pd, selaku konselor team Gaya Belajar. Sahabat-sahabatku tersayang Ade Tia Ferdiyani, S.Pd., Nurleni Kurniawati, S.Pd., Siska Tamayanti, S. Pd., dan Riki Haryanto, atas semangat yang kalian berikan.

10. Teman-teman seangkatan serta seluruh warga Pendidikan Biologi FKIP UNILA atas persahabatan yang kalian berikan, semoga ukhuwah ini takkan pernah usai;

11. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Aamiin.

Bandar Lampung, Mei 2012 Penulis

(13)

vii RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Teluk Betung pada tanggal 17 November 1988, yang merupakan anak ketiga dari delapan bersaudara pasangan bahagia Ayahanda A. Rismadi dan Ibunda Yayat Maryati.

Pendidikan yang di tempuh penulis adalah Madrasah Ibtidaiyah (MI) U. Bandung Katibung Lampung Selatan diselesaikan pada tahun 2000, Madrasah Tsanawiyah (MTs) U. Bandung Katibung Lampung Selatan diselesaikan pada tahun 2003, Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Sidomulyo Lampung Selatan diselesaikan pada tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis terdaftar sebagai mahasiswa jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.

(14)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 5

F. Kerangka Pemikiran ... 6

G. Hipotesis ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Siswa ... 9

B. Group Investigation ... 17

C. Penguasaan Materi ... 19

III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 23

B. Populasi dan Sampel ... 23

C. Desain Penelitian ... 24

D. Prosedur Penelitian ... 25

E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data 1. Jenis Data ... 28

2. Teknik Pengambilan Data ...29

F. Teknik Analisis Data 1. Uji Prasyarat ... 30

2. Pengujian Hipotesis ... 32

3. Pengolahan Data Aktivitas Siswa ...32

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 35

(15)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 47

B. Saran ...47

DAFTAR PUSTAKA ... 47

LAMPIRAN ... 52

1. Perangkat-Perangkat Pembelajaran ... 53

2. Data Hasil Penelitian... 82

3. Analisis Statistik Data Hasil Penelitian ... 85

4. Foto-Foto Penelitian... 89

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Lembar observasi aktivitas siswa ... 33 2. Klasifikasi indeks aktivitas siswa ... 34 3. Pengaruh gaya belajar terhadap rata-rata nilai pretes, postes dan

N-Gain... 35 4. Hasil uji normalitas data pretes, postes danN-gainpenguasaan materi

pada setiap gaya belajar ... 37 5. Hasil uji homogenitas data pretes, postes danN-gainpenguasaan materi

siswa ... 37 6. Hasil uji anova satu faktor terhadap nilai pretes, postes, dan N-gain

penguasaan materi siswa pada tiga gaya belajar ... 38 7. Hasil uji Tukey terhadap N-gainpenguasaan materi pada tiga kelompok

(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(18)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau

perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai

antisipasi kepentingan masa depan.

Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi kompetensi peserta didik. Seperti di dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk

(19)

2

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Upaya untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut dapat dikembangkan melalui potensi yang dimiliki oleh peserta didik khususnya di dalam proses pembelajaran biologi.

Berdasarkan hasil observasi awal dan diskusi dengan guru biologi SMA Negeri 7 Bandar Lampung diketahui bahwa pada semester ganjil tahun 2010/2011 nilai rata-rata hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA masih sangat rendah, khususnya pada materi Sistem Gerak pada Manusia yaitu baru mencapai 55% dengan kriteria ketuntasan belajarnya yaitu 70. Diduga faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar tersebut adalah: 1) ketidak sesuaian antara gaya belajar siswa dengan metode atau model yang

digunakan, atau guru tidak menyesuaikan metode mengajarnya dengan gaya belajar siswa; 2) siswa kurang termotivasi sehingga minat dan aktivitas belajarnya rendah atau keterlibatan siswa sangat kurang dalam proses belajar; 3) media pembelajaran yang digunakan kurang mendukung dalam proses pembelajaran.

(20)

3

Penelitian ini menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI. Model ini memiliki beberapa tahap langkah pembelajaran. Salah satunya adalah tahap analisis dan sintesis. Pada tahap ini siswa dibagi kedalam beberapa kelompok untuk melakukan pengamatan dengan berdiskusi dengan kelompoknya. Siswa yang memiliki gaya belajar visual melakukan

pengamatan dengan menggunakan media video, siswa yang memiliki gaya belajar auditori menggunakan media rekaman suara, dan siswa yang memliki gaya belajar kinestetik menggunakan media torso dan miniatur. Namun, peneliti belum mengetahui gaya belajar mana yang berpengaruh signifikan terhadap peningkatan penguasaan materi siswa jika guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI. Oleh karena itu, peneliti melakukan

penelitian dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Oktaviani (2008: 32) diketahui bahwa model GI dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas X di SMA Negeri 1 Sukoharjo. Pada model pembelajaran kooperatif tipe GI siswa dibentuk kedalam kelompok. Selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki, dan melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang dipilih. Selanjutnya mereka menyiapakan dan mempresentasikan laporannya kepada seluruh kelas. Namun disini belum diketahui gaya belajar mana yang paling berpengaruh terhadap penguasaan materi pokok Sistem Gerak pada Mausia melalui model pembelajaran kooperatif tipe GI. Oleh karena itu, dilakukan penelitian ini yang berjudul ”Pengaruh Gaya Belajar Siswa

(21)

4

Eksperimen pada Siswa Kelas XI di SMA Negeri 7 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah pengaruh gaya belajar siswa terhadap peningkatan penguasaan materi pokok Sistem Gerak pada Manusia dalam pembelajaran melalui model kooperatif tipe GI?

2. Manakah gaya belajar yang menghasilkan penguasaan materi paling tinggi pada materi Sistem Gerak Manusia melalui model pembelajaran

kooperatif tipe GI?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh gaya belajar siswa terhadap penguasaan materi pokok Sistem Gerak pada Manusia melalui model pembelajaran kooperatif tipe GI. 2. Gaya belajar yang menghasilkan penguasaan materi yang paling tinggi

(22)

5

D. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi:

1. Peneliti, Untuk menambah pengalaman dalam penggalian gaya belajar melalui melalui model pembelajaran kooperatif tipe GI.

2. Guru mitra, sebagai sumbangan pemikiran dan alternatif pembelajaran dalam usaha untuk meningkatkan penguasaan materi siswa dengan memperhatikan gaya belajarnya.

3. Siswa, mengetahui gaya belajarnya dalam mempengaruhi penguasaan materi melalui model pembelajaran kooperatif tipe GI.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari anggapan yang berbeda terhadap masalah yang akan dibahas, maka diberikan batasan masalah sebagai berikut:

1. Gaya belajar adalah cara atau pendekatan yang berbeda yang dilakukan oleh seseorang dalam proses pembelajaran. Dalam penelitian ini gaya belajar yang digunakan adalah visual, auditori dan kinestetik.

2. Model pembelajaran kooperatif tipe GI yang digunakan memiliki langkah-langkah yaitu: memilih topik, perencanaan kooperatif, implementasi, analisis dan sintesis, presentasi hasil final, dan evaluasi.

3. Penguasaan materi yang diukur meliputi aspek kognitif dengan indikator meliputi kemampuan menghafal (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), menganalisis (C4), evaluasi (C5).

(23)

6

5. Siswa yang menjadi subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 3 semester ganjil di SMA Negeri 7 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.

F. Kerangka Pemikiran

Untuk membuat siswa memahami pelajaran dengan baik, seharusnya seorang guru mengetahui gaya belajar masing-masing siswa agar mempermudah mereka dalam menyerap materi yang diberikan. Setelah mengetahui gaya belajar dari masing-masing siswa, maka guru seharusnya memberikan perlakuan yang berbeda pada mereka sesuai dengan gaya belajarnya. Gaya belajar merupakan cara bagaimana siswa melaksanakan kegiatan belajar, misalnya bagaimana mereka mempersiapkan belajar, mengikuti pelajaran, dan aktivitas belajar mandiri yang dilakukan. Pemilihan metode atau model pembelajaran yang tepat dan memfasilitasi gaya belajar siswa akan

mempermudah siswa dalam memahami pelajaran. Oleh karena itu, guru dituntut untuk mampu menggunakan model pembelajaran yang tepat dan mudah dipahami oleh siswa.

Model pembelajaran kooperatif tipe GI terbukti dapat meningkatkan penguasaan materi Sistem Gerak pada Manusia. Model ini dapat

(24)

7

belajar yang berbeda menerima pelajaran dengan model yang sama yaitu model kooperatif tipe GI. Dengan membandingkan nilai pretes, postes untuk mengetahui pengaruh gaya belajar siswa pada model kooperatif tipe GI terhadap penguasaan materi pokok Sistem Gerak pada Manusia.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya belajar siswa (X1, X2, X3) pada model pembelajaran kooperatif tipe GI terhadap penguasaan materi (Y). Sebagai variabel bebas dalam penelitian ini adalah gaya belajar (X1, X2, X3), sedangkan variabel terikatnya adalah penguasaan materi (Y).

Untuk menjelaskan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, dapat digambarkan model teoritisnya sebagai berikut:

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.

Keterangan: X (1= auditori, 2= visual, 3= kinestetik) = Pengaruh gaya belajar pada model pembelajaran kooperatif tipe GI; Y= Penguasaan materi siswa.

G. Hipotesis

Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka pikir di atas, maka dapat diajukan hipotesis penelitian ini sebagai berikut:

1. H0 : Tidak ada pengaruh gaya belajar siswa terhadap peningkatan

Y

X2 X1

(25)

8

penguasaan materi siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe GI.

H1 : Ada pengaruh gaya belajar siswa terhadap peningkatan

penguasaan materi siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe GI.

2. H0 : Semua gaya belajar menghasilkan penguasaan materi yang sama pada materi pokok Sistem Gerak Manusia melalui model

pembelajaran kooperatif tipe GI .

(26)

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Gaya Belajar (Learning Styles)

Gaya belajar setiap orang itu dipengaruhi oleh faktor alamiah (pembawaan) dan faktor lingkungan. Jadi ada hal-hal tertentu yang tidak dapat diubah dalam diri seseorang bahkan dengan latihan sekalipun. Tetapi ada juga hal-hal yang dapat dilatihkan dan disesuaikan dengan lingkungan justru tidak dapat diubah (Susilo, 2009: 98).

Gaya belajar (learning styles) merupakan suatu proses gerak laku, penghayatan, serta kecenderungan seseorang pelajar mempelajari atau memperoleh sesuatu ilmu dengan cara yang tersendiri. Pembudayaan ini melibatkan aspek penggunaan ruang dan lokasi, kemudahan, pencahayaan dan persekitaran (Susilo, 2009: 15)

(27)

10

tentu dipengaruhi oleh pendidikan dan riwayat perkembangannya (Nasution, 2008: 94).

Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah pasti berbeda tingkatnya. Ada yang cepat, sedang dan ada pula yang sangat lambat. Karenanya, mereka seringkali harus menempuh cara berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama (Susilo, 2009:148).

Menurut Suparlan (dalam Amalia, 2010) gaya belajar adalah cara atau pendekatan yang berbeda yang dilakukan oleh seseorang dalam proses pembelajaran. Gaya belajar juga merupakan potensi dan referensi atau

kecenderungan yang digunakan seseorang dalam belajar. Misalnya, ada orang yang pada dasarnya baru bisa mempelajari sesuatu kalau ia memiliki

kesempatan untuk bertanya atau menjawab pertanyaan. Ada orang yang biasa belajar hanya kalau dia duduk sendiri menghadapi buku dan membuat catatan di buku, dan sebagainya. Jadi gaya belajar adalah suatu potensi yang dimiliki seseorang merupakan bagian tak terpisahkan dari orang itu. Setiap orang memilki kecenderungan tertentu dalam belajar, sesuai dengan karakter yang terdapat dalam diri individu tersebut.

Susilo (2009:149) membedakan tipe gaya belajar yang bisa kita cermati dan mungkin kita ikuti bila memang kita merasa cocok dengan gaya itu, yaitu:

1. Gaya belajar visual (Visual learnes)

(28)

11

karakteristik yang khas bagi orang-orang yang menyukai gaya belajar visual ini, yaitu:

1) Kebutuhan melihat sesuatu (informasi/pelajaran) secara visual untuk mengetahuinya atau memahaminya.

2) Memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna.

3) Memiliki pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik. 4) Memiliki kesulitan dalam berdialog secara langsung.

5) Terlalu reaktif terhadap suara. 6) Sulit mengikuti anjuran secara lisan.

7) Seringkali salah menginterpretasikan kata atau ucapan.

Untuk mengatasi ragam masalah diatas, ada beberapa pendekatan yang bisa digunakan, sehingga belajar tetap bisa dilakukan dengan memberikan hasil yang menggembirakan. Pertama adalah menggunakan beragam bentuk grafis untuk menyampaikan informasi atau materi pelajaran. Perangkat grafis itu bisa berupa film, slide, gambar ilustrasi, coretan-coretan, kartu bergambar, catatan dan kartu-kartu gambar berseri yang bisa digunakan untuk menjelaskan suatu informasi secara berurutan.

2. Gaya belajar Auditory (Auditory learnes)

(29)

12

memiliki gaya belajar ini adalah semua informasi hanya bisa diserap melalui pendengaran, kedua memiliki kesulitan untuk menyerap informasi dalam bentuk tulisan secara langsung, ketiga memiliki kesulita menulis ataupun membaca.

Ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan untuk belajar bila kita termasuk orang yang memiliki kesulitan-kesulitan belajar seperti di atas, yaitu:

1) Dengan menggunakan tape perekam sebagai alat bantu. Alat ini digunakan untuk merekam bacaan atau catatan yang dibacakan atau ceramah pengajar didepan kelas untuk kemudian didengarkan kembali. 2) Dengan wawancara atau terlibat dalam kelompok diskusi.

3) Dengan mencoba membaca informasi, kemudian diringkas dalam bentuk lisan dan direkam untuk kemudian didengarkan dan dipahami. 4) Dengan melakukan review secara verbal dengan teman atau pengajar.

3. Gaya belajar kinestetik (Kinestethic)

Pada gaya belajar ini kita harus menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar kita bisa mengingatnya.

Ada beberapa karakteristik model belajar seperti ini yang tak semua orang bisa melakukannya, seperti:

1) Menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar kita bisa mengingatnya.

(30)

13

3) Kita termasuk orang yang tidak bisa/tahan duduk terlalu lama untuk mendengarkan pelajaran.

4) Kita merasa bisa belajar lebih baik bila disertai dengan kegiatan fisik. 5) Orang-orang yang memiliki gaya belajar ini memiliki kemampuan

mengkoordinasikan sebuah tim dan kemampuan mengendalikan gerak tubuh (athletic ability).

Untuk orang-orang yang memiliki karakteristik seperti di atas, pendekatan belajar yang mungkin bisa dilakukan adalah belajar berdasarkan atau melalui pengalaman dengan menggunakan berbagai model atau peraga, bekerja di Laboratorium atau bermain sambil belajar. Cara lain yang juga bisa tetap digunakan adalah secara tetap membuat jeda di tengah waktu belajar. Tak jarang juga orang yang memiliki karakterTactual Learning juga akan lebih mudah menyerap dan memahami informasi dengan cara menjiplak gambar atau kata untuk belajar mengucapkannya atau

memahami fakta.

B. Model Pembelajaran Kooperatif(Cooperative Learning)

Menurut Johnson & Johnson (dalam Trianto, 2009: 55) belajar kompetitif dan individulitis telah mendominasi pendidikan di Amerika Serikat. Dalam

(31)

14

Belajar kooperatif bukanlah sesuatu yang baru. Sebagai guru dan mungkin siswa kita pernah menggunakannya atau mengalaminya sebagai contoh saat bekerja dalam Laboratorium. Dalam belajar kooperatif, siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 orang untuk bekerja sama dalam menguasai materi yang diberikan guru (Slavin dalam Trianto, 2009: 55).

Pembelajaran kooperatif bernaung dalam teori konstruktivis. Pembelajaran ini muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan

memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu

memecahkan masalah-masalah yang kompleks. Jadi, hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif (Trianto, 2009: 56).

Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa sederajat tetapi heterogen kemampuan akademiknya, jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama lain saling membantu. Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberikan

(32)

15

Selama belajar secara kooperatif siswa tetap tinggal dalam kelompoknya selama beberapa kali pertemuan. Mereka diajarkan

keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik dalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar aktif, memberikan penjelasan kepada teman sekelomok dengan baik, berdiskusi, dan sebagainya. Agar terlaksana dengan baik, siswa diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan. Selama bekerja dalam

kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan guru dan saling membantu diantara teman sekelompok untuk mencapai ketuntasan materi. Belajar belum selesai jika salah satu anggota kelompok ada yang belum menguasai materi pelajaran (Trianto, 2009: 57).

Sebagaimana model-model pembelajaran lain, model pembelajaran kooperatif memiliki tujuan, seperti yang di ungkapkan oleh Zamroni (dalam Trianto, 2009:57) bahwa manfaat penerapan belajar kooperatif adalah dapat

mengurangi kesenjangan pendidikan khususnya dalam wujud input pada level individual. Disamping itu, belajar kooperatif dapat mengembangkan

solidaritas sosial di kalangan siswa. Dengan belajar kooperatif, diharapkan kelak akan muncul generasi baru yang memiliki prestasi akademik yang cemerlang dan memiliki solidaritas sosial yang kuat.

Menurut Johnson & Johnson dan Sutton (dalam Trianto, 2009: 60) terdapat lima unsur penting dalam pembelajaran kooperatif, yaitu:

(33)

16

untuk mencapai satu tujuan dan terikat satu sama lain. Seorang siswa tidak akan sukses kecuali semua anggota kelompoknya juga sukses. Siswa akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari kelompok yang juga mempunyai andil terhadap suksesnya kelompok.

2) Kedua, interaksi antara siswa semakin meningkat. Belajar kooperatif akan meningkatkan interaksi antar siswa. Hal ini terjadi hal seorang siswa akan membantu siswa lain untuk sukses sebagai anggota kelompok. Saling memberikan bantuan ini akan berlangsung secara alamiah karena kegagalan seseorang dalam kelompok mempengaruhi suksesnya kelompok. Untuk mengatasi masalah ini, siswa yang membutuhkan bantuan akan mendapatkan teman dari teman

sekelompoknya. Interaksi yang terjadi dalam belajar kooperatif adalah dalam hal tukar-menukar ide mengenai masalah yang sedang dipelajari bersama.

3) Ketiga, tanggung jawab individual. Tanggung jawab individual dalam belajar kelompok dapat berupa tanggung jawab siswa dalam hal: a) membantu siswa yang membutuhkan bantuan dan b) siswa tidak dapat hanya sekadar “membonceng” pada hasil kerja teman jawab siswa dan teman sekelompoknya.

(34)

17

anggota kelompok dan menyampaikan ide dalam kelompok akan menuntut keterampilan khusus.

5) Kelima, proses kelompok. Belajar kooperatif tidak akan berlangsung tanpa proses kelompok. Proses kelompok terjadi jika anggota kelompok mendiskusikan bagaimana mereka akan mencapai tujuan dengan baik dan membuat hubungan kerja yang baik.

C. Investigasi Kelompok (Group Investigation)

Menurut Nurhadi (dalam Oktaviani, 2008), salah satu model pembelajaran kooperatif yaitu model GI. Model pembelajaran GI merupakan model yang paling kompleks untuk dilaksanakan dibandingkan dengan model STAD dan Jigsaw, karena model GI melibatkan siswa sejak awal perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Nurhadi bahwa model ini sering dipandang sebagai model yang paling kompleks dan paling sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Dibandingkan dengan model STAD dan Jigsaw, model GI melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam penentuan topik maupun cara untik mempelajarinya melalui investigasi.

(35)

18

Sharan, dkk (dalam Trianto, 2009: 80) membagi langkah-langkah pelaksanaan model investigasi kelompok meliputi 6 (enam) fase: a) Memilih topik

Siswa memilih subtopik khusus di dalam suatu daerah masalah umum yang biasanya ditetapkan oleh guru. Selanjutnya siswa diorganisasikan menjadi dua sampai enam anggota tiap kelompok menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi tugas. Komposisi kelompok-kelompok hendaknya heterogen secara akademis maupun etnis.

b) Perencanaan kooperatif

Siswa dan guru merencanakan prosedur pembelajaran, tugas dan tujuan khusus yang konsisten dengan subtopik yang telah dipilih pada tahap pertama.

c) Implementasi

Siswa menerapkan rencana yang telah mereka kembangkan didalam tahap kedua. Kegiatan pembelajaran hendaknya melibatkan ragam aktivitas dan keterampilan yang luas dan hendaknya mengarahkan siswa kepada jenis-jenis sumber belajar ketat mengikuti kemajuan tiap

kelompok dan menawarkan bantuan bila diperlukan. d) Analisis dan sintesis

(36)

19

e) Presentasi hasil final

Beberapa atau semua anggota kelompok menyajikan hasil

penyelidikannya dengan cara yang menarik kepada seluruh kelas, dengan tujuan agar siswa yang lain saling terlibat satu sama lain dalam pekerjaan mereka dan memperoleh perspektif luas pada topik itu. Presentasi

dikoordinasikan oleh guru. f) Evaluasi

Dalam hal kelompok-kelompok menangani aspek yang berbeda pada topik yang sama, siswa dan guru mengevaluasi tiap kontribusi kelompok terhadap kerja kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi yang dilakukan dapat berupa penilaian individual atau kelompok.

D. Penguasaan Materi

Penguasaan materi merupakan kemampuan menyerap arti dari materi suatu bahan yang dipelajari. Penguasaan bukan hanya sekedar mengingat mengenai apa yang pernah dipelajari tetapi menguasai lebih dari itu, yakni melibatkan berbagai proses kegiatan mental sehingga lebih bersifat dinamis (Arikunto, 2003: 115).

(37)

peristiwa-20

peristiwa secara langsung. Informasi fakta dan pengetahuan verbal dikenal atau dipelajari dengan cara mendengarkan orang lain dan dengan jalan membaca. Semuanya itu penting untuk memperoleh konsep-konsep. Selanjutnya konsep-konsep itu penting untuk membentuk prinsip-prinsip. Kemudian prinsip-prinsip itu penting di dalam pemecahan masalah atau di dalam kreatifitas (Slameto, 1991: 131).

Penguasaan materi siswa merupakan hasil belajar dalam kecakapan kognitif. Menurut Anderson, dkk (2000: 67-68), ranah kognitif terdiri dari 6 jenis perilaku sebagai berikut:

1) Remembermencakup kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu meliputi fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip, dan metode.

2) Understandmencakup kemampuan menangkap arti dan makna hal yang dipelajari.

3) Applymencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk meghadapi masalah yang nyata dan baru.

4) Analyzemencakup kemampuan merinci suatu kesatuan kedalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya mengurai masalah menjadi bagian yang lebih kecil.

5) Evaluatemencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu.

(38)

21

Penguasaan materi pelajaran oleh siswa dapat diukur dengan mengadakan evaluasi. Menurut Thoha (1994: 1) evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan. Instrumen atau alat ukur yang biasa digunakan dalam evaluasi adalah tes. Menurut Arikunto (2003: 25), salah satu manfaat evaluasi bagi siswa adalah untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai pelajaran secara menyeluruh.

Instrumen atau alat ukur yang bisa digunakan dalam evaluasi adalah tes. Menurut Arikunto (2003: 53) tes merupakan alat atau prosedur yang

digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Adapun bentuk instrumen dari penilaian tes adalah pilihan jamak, uraian objektif, uraian non objektif dan portofolio serta unjuk kerja.

Tes untuk mengukur berapa banyak atau berapa persen tujuan pembelajaran dicapai setelah satu kali pertemuan adalahposttestatau tes akhir. Disebut tes akhir karena sebelum memulai pelajaran guru mengadakan tes awal atau pretest. Kegunaan tes ini adalah untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam

(39)

22

Tingkat penguasaan materi oleh siswa dapat diketahui melalui pedoman penilaian. Bila nilai siswa >66 maka dikategorikan baik. Bila nilai siswa > 55 dan <66 maka dikategorikan cukup baik. Bila nilai siswa < 55 maka

(40)

23

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November semester ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012 di SMA Negeri 7 Bandar Lampung.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA semester ganjil. Tahun Pelajaran 2011/2012 di SMA Negeri 7 Bandar Lampung. Sedangkan sampelnya adalah siswa di kelas XI IPA 3. Kelas ini dipilih sebagai sampel karena merupakan kelas dengan siswa yang memiliki prestasi akademik yang terendah dibandingkan kelas lainnya.

(41)

24

peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2010: 122)

C. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan menggunakan desainOne Group Pretest-Postest Design. Peneliti mempunyai sampel yaitu siswa yang memiliki kelompok gaya belajar yang berbeda (visual, auditori, dan kinestetik), ketiga macam sampel diberi perlakuan yang sama, yaitu dengan model pembelajaran kooperatif tipe GI. Sampel tiga kelompok gaya belajar ini hanya menjadi data yang dimiliki oleh guru untuk menjadi pertimbangan pengelompokan homogen berdasarkan gaya belajarnya.

Kemudian ketiga macam sampel diberi soalpretestdanposttestyang sama untuk mengetahui penguasaan materi siswa.Pretestdilakukan sebelum ketiga kelompok melakukan pembelajaran danposttestdilakukan setelah ketiga kelompok melakukan pembelajaran pada pertemuan terakhir.

Desain tersebut digambarkan seperti dibawah ini:

Gambar 2. DesainOne Group Pretest-Postest Design.

Keterangan : I = kelompok gaya belajar visual; II = kelompok gaya belajar auditori; III = kelompok gaya belajar kinestetik; O1= Pretest; O2=Posttest; X = gaya belajar siswa pada model kooperatif tipeGI(1 = visual; 2 = auditori; 3 = kinestetik).

(dimodifikasi dari Sugiyono, 2010: 110)

I O1 X1 O2

II O1 X2 O2

(42)

25

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut : 1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan saat prapenelitian adalah:

a. Membuat izin penelitian ke Sekolah tempat diadakannya penelitian. b. Mengadakan observasi ke Sekolah tempat diadakannya penelitian. c. Menetapkan sampel penelitian.

d. Memodifikasi angket gaya belajar siswa. Dari pengisian angket tersebut oleh siswa akan diketahui 3 kelompok siswa sesuai gaya belajar yang dominan, yaitu visual, auditori, dan kinestetik. Angket gaya belajar ini akan di isi oleh siswa sebelum dilaksanakan

penelitian.

e. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Kelompok (LKK).

f. Membuat instrumen tes, yaitu soalpretestdanposttestberupa pilihan jamak atau uraian yang disesuaikan dengan penguasaan materi siswa, lembar observasi untuk pengamatan aktivitas belajar siswa, kemudian dilakukan uji ahli.

(43)

26

2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini direncanakan sebanyak tiga kali pertemuan. Adapun langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut :

a. Pendahuluan

1. Siswa mengerjakan soal pretes sebagai penilaian kemampuan awal siswa.

2. Siswa mendengarkan pembacaan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan indikator pembelajaran.

3. Siswa memperhatikan dan menjawab apersepsi dari guru, “Apa

yang terjadi bila seluruhrangka pada tubuh kita hilang?”

(pertemuan I). “Apa yang terjadi bila antara tulang tengkorak

kita dihubungkan dengan sendi yang memungkinkan adanya pergerakan tulang?” (pertemuan II). “Kita dapat melakukan gerakan dalam kehidupan sehari-hari. Apa yang menyebabkan

terjadinya gerakan pada manusia?” (pertemuan III)..

4. Siswa mendengarkan motivasi dari guru,“Dengan adanya rangka, kita bisa bergerak, berjalan, berlari, memasak, dan kegiatan lainnya. Tuhan menciptakan sesuatu di dunia ini tidak ada yang sia-sia.”(pertemuan I). Guru mengatakan kepada

siswa. “Tuhan telah meletakan sendi-sendi sesuai tempatnya.

Bayangkan saja jika pada lutut kita terdapat sendi yang seharusnya ada diantara tulang tengkorak kita, maka kaki kita

tidak akan dapat bergerak leluasa.”(pertemuan II). Guru

(44)

27

tubuh kita dapat bergerak karena ada otot yang

menggerakkannya. Pernah kalian melihat tayangan di televisi bahwa jika kita meminum suatu produk susu yang ditayangkan tersebut dapat membentuk perut menjadisixpack? Lalu

dapatkah perut kita menjadi sixpack hanya dengan minum susu tersebut? Mengapa? (pertemuan III).

5. Siswa mendengarkan penjelasan proses pembelajaran yang akan dilakukan.

b. Kegiatan Inti 1. Memilih topik

Siswa memilih subtopik khusus di dalam suatu daerah masalah umum yang biasanya ditetapkan oleh guru. Selanjutnya siswa diorganisasikan menjadi dua sampai enam anggota tiap kelompok menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi tugas.

2. Perencanaan kooperatif

Siswa dan guru merencanakan prosedur pembelajaran, tugas dan tujuan khusus yang konsisten dengan subtopik yang telah dipilih pada tahap pertama.

3. Implementasi

Siswa menerapkan rencana yang telah mereka kembangkan didalam tahap kedua.

4. Analisis dan sintesis

(45)

28

5. Presentasi hasil final

Siswa menyajikan hasil penyelidikannya dengan cara yang menarik kepada seluruh kelas dan dikoordinasikan oleh guru. 6. Evaluasi

Siswa dan guru mengevaluasi tiap kontribusi kelompok terhadap kerja kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi yang dilakukan dapat berupa penilaian individual atau kelompok.

c. Penutup

1. Siswa dibimbing oleh guru untuk menarik kesimpulan dari materi yang telah dibahas (Pertemuan I: Rangka dan fungsinya, Pertemuan II: Hubungan antar tulang dan persendian, pertemuan III: Otot). 2. Siswa mengerjakan soal postes mengenai materi yang telah

dipelajari.

3. Siswa mendengarkan informasi tentang materi untuk pertemuan yang akan datang (Pertemuan II: Hubungan antar tulang dan macam-macam persendian, Pertemuan III: Otot).

E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data

Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Jenis Data

b. Data kuantitatif

(46)

29

Untuk mendapatkanN-Gainmenggunakan rumus Meltzer, dalam Coletta dan Phillips (2005: 1172) yaitu:

N-gain = 100

Keterangan: X = nilaiposttest; Y = nilaipretest; Z = skor maksimal N-gain= selisih nilaiposttestdanpretestyang

dinormalisasi.

Setelah diketahui nilai pretes, postest dan N-gain,selanjutnya dianalisis

secara statistik menggunakan SPSS 17.

c. Data Kualitatif

Data kualitatif berupa data gaya belajar siswa yang diperoleh melalui pengisian angket oleh siswa, serta data aktivitas siswa yang diperoleh

melalui lembar observasi yang diisi oleh observer. Adapun aktivitas

yang diamati adalah mengemukakan pendapat/ide, berdiskusi atau bertanya kepada guru atau siswa lain, dan mempresentasikan hasil

diskusi kelompok.

2. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Pretes dan Postes

Nilai pretes diambil pada pertemuan pertama di awal pembelajaran. Sedangkan nilai postes diambil di akhir pembelajaran pada

pertemuan ketiga di akhir pembelajaran. Bentuk soal yang diberikan

(47)

30

Teknik penskoran nilai pretes dan postest yaitu:

S =

N R100

Keterangan: S = nilai yang diharapkan (dicari); R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N = jumlah skor maksimum dari test tersebut (Purwanto, 2008:112).

b) Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati point kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Aspek yang diamati yaitu: aktivitas siswa mengungkapkan ide dan gagasan, berdiskusi atau bertanya kepada guru atau siswa lain,

mempresentasikan hasil diskusi kelompok. c) Angket Gaya Belajar Siswa

Angket gaya belajar siswa berisi tentang pernyataan yang sesuai dengan kebiasaan siswa dalam kehidupan sehari-hari. Dalam angket ini berisi 36 pernyataan yang mencerminkan gaya belajar siswa. Angket ini telah diuji validitas dan reliabilitasnya pada siswa dengan tingkat akademik yang sama.

F. Teknik Analisis Data 1. Uji Prasyarat

Uji prasyarat tarhadap nilai pretes, postes dan N-gaindianalisis

(48)

31

Uji Normalitas Data

Uji normalitas data (ujiLiliefors) menggunakan program SPSS 17. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data prestes dan postes berdistribusi normal atau tidak.

a. Hipotesis

Ho : Sampel berdistribusi normal H1: Sampel tidak berdistribusi normal. b. Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung< Ltabel atau p-value > 0,05; tolak Ho untuk harga yang lainnya. (Nurgiantoro dkk, 2002: 118)

Uji Homogenitas

Apabila masing-masing data berdistribusi normal, maka uji prasyarat dilanjutkan dengan uji uji homogenitas (uji F) menggunakan program SPSS 17. Tujuan uji homogenitas adalah untuk mengetahui bahwa setiap kelompok yang dibandingkan memiliki varians yang sama atau tidak. a. Hipotesis

Ho : Semua kelompok mempunyai varians sama. H1 : Setiap kelompok mempunyai varians berbeda. b. Kriteria uji

(49)

32

2. Pengujian Hipotasis

Apabila masing-masing data berdistribusi normal dan homogen, maka dilanjutkan dengan uji Anova menggunakan SPSS 17. Tujuan uji ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rata-rata untuk lebih dari dua kelompok sampel.

a. Hipotesis

Ho: Semua kelompok memiliki rata-rata N-gainyang sama H1: Salah satu kelompok memiliki rata-rata N-gainyang berbeda b. Kriteria Uji

Jika Fhitung < Ftabel atau probabilitasnya > 0,05 maka HOditerima Jika Fhitung > Ftabel atau probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak (Pratisto, 2004: 13).

3. Pengolahan Data Aktivitas Siswa

(50)

33

1. Mengisi tabel hasil observasi aktivitas siswa selama pembelajaran:

Tabel 1. Lembar Observasi Aktivitas siswa

Keterangan :

A. Kemampuan mengemukakan pendapat/ide: 1. Tidak mengemukakan pendapat/ide.

2. Mengemukakan pendapat/ ide namun tidak sesuai dengan pembahasan.

3. Mengemukakan pendapat/ide sesuai dengan pembahasan. B. Kemampuan Bertanya:

1. Tidak mengemukakan pertanyaan.

2. Mengajukan pertanyaan, tetapi tidak mengarah pada permasalahan. 3. Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan

permasalahan.

C. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok:

1. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok yang sistematis, dan tidak dapat menjawab pertanyaan. 2. Jika siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan cara yang kurang sistematis, menjawab pertanyaan dengan benar.

3. Jika siswa dalam kelompok dapat mempresentasikan hasil diskusi dengan cara sistematis, menjawab pertanyaan dengan benar dan ilmiah.

(51)

34

2. Menghitung rata-rata persentase aktivitas menggunakan rumus:

∑Xi

X = x 100 n

Keterangan: X = Rata-rata skor aktivitas siswa

∑Xi= Jumlah skor yang diperoleh

n= Jumlah skor maksimum (15) (Sudjana, 2002 : 69).

3. Menafsirkan atau menentukan presentase aktivitas siswa sesuai klasifikasi:

Tabel 2. Klasifikasi indeks aktivitas siswa

Interval Kategori

0,00–29,99 Sangat Rendah 30,00–54,99 Rendah 55,00–74,99 Sedang 75,00–89,99 Tinggi 90,00–100,00 Sangat Tinggi

(52)

47

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Gaya belajar siswa (visual, auditori, dan kinestetik) berpengaruh terhadap peningkatan penguasaan materi pokok sistem gerak manusia melalui model pembelajaran kooperatif tipegroup investigation(GI).

2. Ada perbedaan rata-rata penguasaan materi antara siswa yang memiliki gaya belajar auditori dan visual dengan siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik, sedangkan antara siswa yang memiliki gaya belajar auditori dan visual tidak berbeda.

3. Gaya belajar kinestetik menyebabkan peningkatan penguasaan materi pokok Sistem Gerak Manusia secara signifikan.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan kesimpulan yang diperoleh, maka penulis menyampaikan saran yaitu, sebaiknya:

(53)

48

menentukan gaya belajar masing-masing siswa. Tetapi juga dengan

menggunakan berbagai cara lain yaitukidwatching, mencobakan langsung berbagai strategi pembelajaran, dan menggunakan instrumenlearning inventory.

(54)

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Yeni. 2010. Skripsi. Pengaruh Gaya Mengajar Guru dan Gaya Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Biologi Siswa. MAN 2 Tanjung Karang Bandar Lampung. T.A 2009/2010.

Anderson, dkk. 2000. A Taxonomy For Learning, Teaching, ans Assesing, (A Revision of Bloom Taxonomy of Educational Objectives, Abridged Edition). Longman: Newyork

Arikunto, S. 2003.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bina Aksara. Jakarta Awaluddin, A. 2008. Materi Ajar. http.//andhysastera.blogspot.com/. diakses 10

Maret 2011 (11.25 WIB)

Belina, W. W. 2008. Peningkatan Kecakapan Berfikir Rasional Siswa Dalam Pembelajaran Fisika di SMP Pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Melalui Model Pembelajaran PBI. UPI. Bandung

Coletta, V. P dan Phillips. J. A. 2005. Interpreting FCI Scores Normalized Gain. Preinstruction Scores and Scientific Reason Ability. Department 07 Physsics, Loyola.Marymount University. California

Daryanto, H. 1999.Evaluasi Pendidikan. Rieneka Cipta. Jakarta

DePorter, Bobbi and Hernacki, Mike.2003.Quantum Learning:Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. PT Mizan Pustaka. Bandung.

______. 2005.Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Terjemahan AlwiyahAbdurrahman. Kaifa. Bandung.

Dimyati dan Mudjiono. 2002.Belajar dan Pembelajaran. PT Rineka Cipta kerjasama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta. 298 hlm. Dunn, Rita & Kenneth Dunn. 1993.Teaching Secondary Student Through their

(55)

Gunawan, Adi W. 2006.Genius Learning Strategy. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 373 hlm.

Hamalik, Oemar. 2001 .Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.

Latuheru, JD. 1988. Media Pembelajaran dalam Proses Belajar Masa Kini. Depdikbud. Jakarta.

Muhammad, H. 2003. Pengembangan Khusus Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi. http//www.google.comdiakses (12 April 2011 16.00 WIB) Nasution, S. 2008. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar.

Bumi Aksara. Bandung.

Nurgiantoro, G. M. 2002. Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Oktaviani, Lina. 2008. Skripsi. Pengaruh Model Pembelajaran Group Investigation (GI) Pada Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sukoharjo Untuk Materi Pokok Fungi.T.P 2007/2008.

Pratisto, A. 2004.Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta.

Priyatno, Dwi. 2010.PahamAnalisaStatistik Data dengan SPSS.MediaKom.Yogyakarta.

Purwanto.2008.Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan. PustakaPelajar.Yogyakarta.

Roestiyah, N.K.2008.Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana. Jakarta.

Slameto, 1991. Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester. Bumi Aksara. Jakarta.

Slavin, R.E. 1995. Cooperative Learning.: Theory, Research and Practice. Second Edition. Massachusetts: Allyn and Bacon Publishers.

Sudjana, Nana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Alfabeta. Bandung.

(56)

Suparlan. 2004.Fasilitator: Guru Sekolah Dasar Mengenal Tipe Kecerdasan dan Gaya Belajar Pada Siswa nya: Jakarta.

Susilo, Joko. 2009.Sukses Dengan Gaya Belajar. PINUS . Yogyakarta. Thabrany, Hisbullah. 1994.Rahasia Kunci Sukses Belajar. PT Raja Grafindo

Persada. Jakarta.

Thoha, M. 1994.Tekhnik Evaluasi Pendidikan. Grafindo Persada. Jakarta.

Trianto. 2010. Mendesain Pembelajaran Inovatif - Progresif. Prenada Media. Jakarta.

Yasa, Doantara. 2008. Aktivitas dan Prestasi Belajar. 30 Januari 2012 www.ipotes.wordpress.com.

Gambar

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.Keterangan: X (1= auditori, 2= visual, 3= kinestetik) =  Pengaruh gayabelajar pada model pembelajaran kooperatif tipe GI; Y=Penguasaan materi siswa.
Tabel 1. Lembar Observasi Aktivitas siswa
Tabel 2. Klasifikasi indeks aktivitas siswa

Referensi

Dokumen terkait

BAGIAN D : Masa mulai berlaku: Amendemen Ketujuh ini mul ai berlaku segera setelah ditandatangani oleh Para Pihak... IN WITNESS WHEREOF, USAID and the Grantee,

Akhir kepada bapak Hasyim Asy’ari, ST, MT selaku koordinator Tugas Akhir. Saya selaku mahasiswa Teknik Elektro khususnya yang mengambil jurusan sistem. ketenagaan

[r]

Secara makro ekonomi meningkatnya jumlah pengangguran atau menu- funoya kesempatan kerja akan mempengaruhi tingkat output dan pada akhirnya mempengaruhi

Berdasarkan dari deskripsi data, analisis hipotesis dan pembahasan, maka simpulan penelitian adalah: Pertama , uji kecenderungan data variabel supervisi akademik

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Untuk mengetahui pengaruh kemandirian belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa; 2) Untuk mengetahui pengaruh

Tahap Aplikasi Adsorben dalam Pemurnian Minyak Goreng Bekas Pakai terdiri dari proses filtrasi minyak goreng bekas pakai yang digunakan pada tahap kajian pengaruh

PP ini diha- an pemerintah maupun pemerintah rapkan menjadi dasar untuk melaku- i daerah yang ironinya, di satu sisi, ma- kan tata hutan nasional, perencanaan : sih