• Tidak ada hasil yang ditemukan

APLIKASI NILAI EIGEN UNTUK PERSAMAAN RESULTAN GAYA PADA PEGAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "APLIKASI NILAI EIGEN UNTUK PERSAMAAN RESULTAN GAYA PADA PEGAS"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

APLIKASI NILAI EIGEN UNTUK

PERSAMAAN RESULTAN GAYA PADA PEGAS

Oleh

Tiyas Trianafuri

Ilmu matematika adalah ilmu yang dapat diaplikasikan di banyak bidang, misalnya di bidang ilmu fisika yaitu pada persamaan suatu resultan gaya sebuah benda yang bergerak dan dihubungkan dengan pegas. Berdasarkan masalah tersebut maka akan dibuat model matematika dari persamaan resultan gaya menjadi persamaan percepatan benda dengan mengaplikasikan konsep nilai eigen matriks dan vektor eigen matriks.

Berdasarkan hasil pembahasan untuk kasus satu massa persamaan percepatannya

yaitux,,(t) = x denganx,,(t)adalah percepatan benda, xjarak antara posisi massa m terhadap posisi setimbang dan posisi setelah ditarik pada saat t dan k adalah kostanta pegas. Untuk kasus dua massa persamaan percepatannya yaitu y ,,(t) = y dan y ,,(t) = 3 y dan untuk kasus tiga massa persamaan percepatannya yaituy ,,(t) = 3 y dany ,,(t) = 4 y .

(2)

(Skripsi)

Oleh

TIYAS TRIANAFURI

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Ilmu matematika adalah ilmu yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan

sehari-hari di banyak bidang, baik di bidang ilmu matematika itu sendiri

maupun di bidang ilmu-ilmu lainnya. Misalnya, di bidang ilmu fisika yaitu

pada persamaan suatu resultan gaya benda yang bergerak dan dihubungkan

dengan pegas.

Getaran dan gerak merupakan subjek yang berhubungan erat. Banyak benda

yang dapat bergetar atau berosilasi. Ketika sebuah getaran atau osilasi

terulang sendiri, ke depan dan belakang pada lintasan yang sama, gerakan ini

disebut periodik. Bentuk paling sederhana dari gerak periodik dipresentasikan

oleh sebuah benda yang berosilasi di ujung pegas. Pegas mempunyai energi

potensial ketika ditekan atau direntangkan karena ketika dilepaskan ia dapat

melakukan kerja. Bentuk matematis dari energi potensial bergantung pada

gaya yang bersangkutan. Energi potensial adalah energi yang dihubungkan

dengan gaya yang bergantung pada posisi atau konfigurasi benda. Energi

potensial merupakan bagian dari suatu sistem dan bukan dari satu benda itu

saja. Perubahan energi potensial ketika benda berubah posisi sama dengan

(4)

posisi ke posisi lain. Energi potensial dihubungkan dengan gaya, dan gaya

suatu benda selalu diberikan oleh benda lain.

Gaya digambarkan sebagai dorongan atau tarikan terhadap sebuah benda.

Kecepatan benda akan berubah apabila ditambahkan suatu gaya kepada benda

yang sedang bergerak. Suatu gaya total yang diberikan pada sebuah benda

mungkin menyebabkan lajunya bertambah, atau jika gaya total itu

mempunyai arah yang berlawanan dengan gerak, gaya tersebut akan

memperkecil laju benda itu. Jika arah gaya total yang bekerja berbeda dengan

arah sebuah benda yang bergerak, maka arah kecepatannya akan berubah.

Karena perubahan kecepatan merupakan percepatan dapat dikatakan bahwa

gaya total menyebabkan percepatan.

Tarikan yang diberikan pada sebuah benda yang berada di ujung pegas

sedemikian mengakibatkan pegas melakukan gaya pemulih, gaya pemulih

yaitu gaya kembalinya benda menuju posisi semula. Besar gaya pemulih

dapat dihitung dengan adanya konstanta pegas tersebut dan besar massa

benda. Tetapi apabila pegas dan benda yang berada di ujung pegas tidak

hanya satu, maka akan menimbulkan resultan gaya atau gaya total. Resultan

gaya tersebut akan membentuk suatu bentuk persamaan.

Persamaan yang terbentuk dari resultan gaya benda berada di ujung pegas

tersebut dapat diubah menjadi persamaan baru yang membentuk persamaan

percepatan benda. Percepatan merupakan turunan kedua dari jarak terhadap

waktu sehingga persamaan percepatan membentuk persamaan differensial

(5)

menggunakan konsep persamaan differensial orde dua. Untuk mencari solusi

dari persamaan differensial orde dua diperlukan dua kali proses integrasi

sehingga pada keadaan khusus akan timbul suatu masalah yang tidak mudah

dipecahkan. Cara lain untuk merubah persamaan resultan gaya tersebut yaitu

dengan menggunakan konsep nilai eigen matriks dan vektor eigen matriks.

Persamaan dari suatu resultan gaya ini akan diubah menjadi persamaan baru

yang membentuk persamaan percepatan gaya benda dengan menggunakan

nilai eigen matriks dan vektor eigen matriks serta hukum-hukum matematika

lainnya.

1.2 Batasan Masalah

Penelitian ini membahas pemodelan matematika dengan mengaplikasikan

konsep nilai eigen matriks dan vektor eigen matriks untuk merubah

persamaan suatu resultan gaya atau gaya total yang ditimbulkan oleh tarikan

benda yang dihubungkan oleh pegas dalam kasus satu, dua dan tiga massa

benda menjadi persamaan percepatan gaya tersebut.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah merancang model matematika dengan

mengaplikasikan konsep nilai eigen matriks dan vektor eigen matriks untuk

merubah persamaan suatu resultan gaya atau gaya total yang ditimbulkan

oleh tarikan benda yang dihubungkan oleh pegas menjadi persamaan

(6)

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui model matematika dengan

mengaplikasikan konsep nilai eigen matriks dan vektor eigen matriks untuk

merubah persamaan suatu resultan gaya atau gaya total yang ditimbulkan

oleh tarikan benda yang dihubungkan oleh pegas menjadi persamaan

(7)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung dan waktu penelitian

dilaksanakan pada semester genap tahun akademik 2011/2012.

3.2 Metode Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mempelajari definisi-definisi dan teorema-teorema yang terkait pada

masalah penelitian khususnya mengenai matriks dan gaya total tarikan

sebuah pegas yang dihubungkan dengan beberapa benda.

2. Membuat persamaan-persamaan dari resultan gaya atau gaya total yang

ditimbulkan oleh tarikan sebuah pegas yang dihubungkan dengan

beberapa benda.

3. Memodelkan secara matematika suatu resultan gaya yang ditimbulkan

oleh tarikan sebuah pegas yang dihubungkan dengan beberapa benda

(8)

4. Mencari nilai eigen serta vektor eigen dari matriks yang terdapat dalam

persamaan resultan gaya yang ditimbulkan oleh tarikan sebuah pegas

yang dihubungkan dengan beberapa benda.

5. Merubah persamaan resultan gaya yang ditimbulkan oleh tarikan sebuah

pegas yang dihubungkan dengan beberapa benda menjadi persamaan

(9)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pemodelan Matematika

Definisi pemodelan matematika :

Pemodelan matematika adalah suatu deskripsi dari beberapa perilaku dunia

nyata (fenomena-fenomena alam) ke dalam bagian-bagian matematika yang

disebut dunia matematika (mathematical world).

Ada dua tipe model matematika, yaitu model bertipe deterministik dan model

empirik. Model deterministik merupakan suatu model matematika yang

dibangun dengan berdasarkan hukum-hukum atau sifat-sifat yang berlaku

pada sistem, sedangkan model empirik lebih cenderung kepada fakta yang

diberikan oleh sistem atau data (Giordano dan Weir, 2002).

2.2. Energi Potensial

Energi potensial merupakan energi yang dihubungkan dengan gaya-gaya

yang bergantung pada posisi atau konfigurasi benda dan lingkungannya.

(10)

Definisi Energi Potensial :

Energi potensial adalah energi yang dihubungkan dengan gaya yang

bergantung pada posisi atau konfigurasi benda.

Perubahan energi potensial ketika benda berubah posisi sama dengan kerja

eksternal yang dibutuhkan untuk memindahkan benda itu dari satu posisi ke

posisi lain.

(Giancoli, 2001).

2.3. Kerja

Kerja dilakukan pada benda oleh gaya ketika benda tersebut bergerak melalui

jarak, d. Jika arah gaya konstan F membuat sudut dengan arah gerak, kerja

yang dilakukan gaya ini adalah :

cos

(Giancoli, 2001).

2.4. Hukum Gerak Newton Pertama

Hukum gerak Newton pertama (hukum inersia) menyatakan bahwa jika gaya

total pada sebuah benda adalah nol, benda yang tadinya berada dalam

keadaan diam akan tetap diam, dan benda yang bergerak akan tetap bergerak

(11)

2.5. Hukum Gerak Newton Kedua

Hukum gerak Newton kedua menyatakan bahwa percepatan sebuah benda

berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja padanya, dan berbanding

terbalik dengan massanya. Arah percepatan sama dengan arah gaya total yang

bekerja padanya. Bentuk persamaannya dapat ditulis :

dimana a adalah percepatan, m adalah massa dan merupakan gaya total .

Newton adalah satuan SI turunan dengan lambang N. Satu Newton adalah

besarnya gaya yang diperlukan untuk membuat benda bermassa satu

kilogram mengalami percepatan sebesar satu meter per detik per detik.

Definisi :

1 = 1 . .

(Giancoli, 2001).

2.6. Hukum Gerak Newton Ketiga

Hukum gerak Newton ketiga menyatakan bahwa ketika suatu benda

memberikan gaya pada benda kedua, benda kedua tersebut memberikan gaya

yang sama besar tetapi berlawanan arah terhadap benda pertama. Hukum ini

dinyatakan juga sebagai untuk setiap aksi ada reaksi yang sama dan

(12)

2.7. Gaya

Gaya adalah tarikan atau dorongan pada benda. Ia merupakan besaran vektor

yang mempunyai besaran dan arah. Gaya resultan pada suatu benda

menyebabkan benda tersebut mendapatkan percepatan dalam arah gaya itu.

Percepatan yang timbul berbanding lurus dengan gaya tetapi berbanding

terbalik dengan massa benda (Bueche, 1989).

2.8. Hukum Hooke

Suatu sistem dikatakan memenuhi hukum Hooke jika gaya pemulih

sebanding dengan besar simpangan (simpangan sering juga disebut distorsi).

Gerak harmonis sederhana atau gerak sinus adalah gerak getar suatu sistem

yang memenuhi Hukum Hooke.

Pegas (spring) Hooke adalah pegas yang memenuhi Hukum Hooke. Apabila

pegas sedemikian ditarik (diperpanjang) sebanyak x, gaya pemulih yang

dilakukan pegas (gaya pegas) adalah :

disini k adalah suatu konstanta positif disebut tetapan pegas (spring

constant). k menggambarkan kakunya suatu pegas. Jika pegas ditekan maka x

(13)

2.9. Massa Benda

Massa benda adalah ukuran atau kelembamannya, sedangkan kelembaman

(inertia) adalah kecenderungan benda yang mula-mula diam untuk tetap diam

dan benda yang mula-mulabergerak tetap melanjutkan gerakannya tanpa

mengalamiperubahan vektor kecepatan (Bueche, 1989).

2.10. Aljabar Linier

Definisi Aljabar Linier :

Sebuah persamaan aljabar dikatakan linier untuk variabel-variabel

✄ ✄ , jika mempunyai bentuk berikut :

+ + + =

dengan catatan bahwa , , , dan adalah konstanta. Jika

persamaan aljabar linier tersebut jumlahnya lebih dari satu dan

dikumpulkan, maka himpunan dari persamaan-persamaan tersebut disebut

sistem persamaan linier (SPL). Di dalam matematika bentuk SPL

didefinisikan sebagai berikut :

+ + + =

+ + + =

+ + + =

dengan adalah koefisien konstan, adalah konstan dan

, , , adalah bilangan tak diketahui (variabel), serta adalah

(14)

2.11. Koefisien

Definisi Koefisien :

Koefisien adalah bilangan konstan yang terletak di depan variabel

independen dan menjadi satu kesatuan (Dumairy, 1991).

2.12. Variabel

Definisi Variabel :

Variabel adalah suatu besaran-besaran yang sifatnya tidak tetap dan antara

masing-masing variabel tersebut saling mempengaruhi.

Pada dasarnya variabel ini dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

a. Variabel kuantitatif, yaitu variabel yang sifatnya tetap dan nilainya

dapat diukur.

Contoh variabel kuantitatif yaitu dalam kilogran, meter, dan

sebagainya.

b. Variabel kualitatif, yaitu variabel yang sifatnya tidak tetap dan

nilainya tidak dapat diukur

Contoh variabel kualitatif yaitu selera, rasa, kesenangan, dan

(15)

2.13. Matriks

Definisi Matriks :

Matriks adalah himpunan skalar yang disusun secara empat persegi panjang

menurut baris dan kolom. Skalar-skalar tersebut disebut dengan elemen

matriks. Untuk batasnya biasanya digunakan :☎ ✆✝[ ], atau

(Sutojo, dkk, 2010).

Notasi Matriks :

Matriks diberi nama dengan huruf besar misalny A, B, C, P, Q dan

lain-lain. Sedangkan elemen-elemennya dengan huruf kecil misalnya

, , dan lain-lain. Secara lengkap ditulis A = artinya suatu

matriks A yang elemen-elemennya dimana indeks I menyatakan baris

ke-i dan indeks j menyatakan kolom ke-j dari elemen tersebut.

Pandang matriks A = , = 1, 2, 3, dan = 1, 2, 3, ; yang

berarti bahwa banyaknya baris = serta banyaknya kolom = .

=

Atau ditulis ( × )= , dimana ( × ) adalah ukuran (ordo)

(16)

Matriks baris atau vektor baris adalah matriks dengan dimensi baris m = 1,

seperti :

✞ [ ]

Matriks kolom atau vektor kolom adalah matriks dengan dimensi kolom

n=1, seperti : = (Sutojo, dkk, 2010).

2.14. Operasi-Operasi pada Matriks

Misalkan diketahui matriks berikut :

= × = =

dan

= × = =

2.14.1. Penjumlahan Matriks

Jumlah dua buah matriks A + B bisa dilakukan asalkan kedua

(17)

+ = + =

( + ) ( + )

( + ) ( + ) (( ++ ))

( + ) ( + ) ( + )

2.14.2. Pengurangan Matriks

Pengurangan dua buah matriks A - B bisa dilakukan asalkan kedua

matriks tersebut berukuran sama, yaitu :

= =

( ) ( )

( ) ( ) (( ))

( ) ( ) ( )

2.14.3. Perkalian Matriks dengan Skalar

Jika k suatu skalar, maka matriks = diperoleh dengan

mengalikan semua elemen matriks A dengan skalar k, yaitu :

= =

Jika , dan adalah matriks berukuran sama dan adalah

skalar, maka :

a. + = + (komutatif)

b. ( + ) + = + ( + ) (asosiatif)

(18)

2.14.4. Perkalian Matriks

Pada umumnya, matriks tidak komutatif terhadap operasi perkalian

. Pada perkalian matriks , matriks A disebut matriks

pertaman dan B matriks kedua.

Syarat perkalian matriks :

Banyaknya kolom matriks pertama = banyaknya baris matriks

kedua

Definisi :

Hasil perkalian antara matriks = berordo × , dengan

matriks = berordo × , adalah matriks =

berordo = berordo × , dengan nilai :

= + + + =

dimana untuk = 1, 2, 3, dan = 1, 2, 3, .

Hukum Perkalian Matriks :

Jika , dan adalah matriks yang memenuhi syarat-syarat

perkalian matriks yang diperlukan, maka :

a. (tidak komutatif)

b. ( ) = ( ) (asosiatif)

(19)

✟ + ) = + (distributif)

d. Jika = 0, yaitu matriks yang semua elemennya sama

dengan 0, kemungkinan :

d.1. = 0 dan = 0

d.2. = 0 atau = 0

d.3. 0 dan 0

e. Bila = belum tentu =

2.15. Jenis Matriks

2.15.1. Matriks Bujur Sangkar

Matriks bujur sangkar adalah suatu matriks yang banyak barisnya

sama dengan banyak kolomnya, berukuran n. Barisan elemen

, , , disebut diagonal utama dari matriks bujur sangkar

A tersebut.

2.15.2. Matriks Diagonal

Matriks diagonal adalah matriks bujur sangkar yang semua elemen

di luar diagonal utamanya adalah nol. Dengan kata lain,

=

(20)

2.15.3. Matriks Nol

Matriks nol adalah suatu matriks yang semua elemennya adalah

nol.

2.15.4. Matriks Identitas

Matriks identitas adalah matriks diagonal yang semua elemen

diagonal utamanya adalah 1, sedangkan elemen yang lainnya

adalah 0. Dengan kata lain,

adalah matriks satuan atau identitas jika ✠ 1 untuk = dan

= 0untuk . Matriks identitas biasanya ditulis dimana

n menunjukan ukuran matriks tersebut.

2.15.5 Matriks Invers

Jika A dan B matriks-matriks bujur sangkar berordo n dan berlaku

AB = BA = I, maka B invers dari A ditulis = dan

(21)

2.16. Determinan Matriks

Determinan adalah nilai real yang dihitung berdasarkan nilai

elemen-elemennya, menurut rumus tertentu yang ditulis dengan simbol ✡ ☛

atau | |.

2.16.1. Determinan Matriks Ordo ×

Determinan matriks ordo × dihitung menggunakan teorema

Laplace.

Teorema Laplace :

Determinan dari suatu matriks sama dengan jumlah perkalian

elemen-elemen dari sembarang baris/kolom dengan

kofaktor-kofaktornya.

Secara matematis ditulis sebagai berikut :

( ) = . = . ( ) + . ( ) + + . ( )

dengan i sembarang disebut ekpansi baris ke-i,

atau :

( ) = . = . + . + + .

dengan j sembarang disebut ekpansi baris ke-j. adalah

(22)

2.17. Matriks Invers

Definisi Matriks Invers:

Sebuah matriks bujur sangkar A berordo n disebut mempunyai invers bila

ada suatu matriks B, sehingga AB = BA = I. Matriks B disebut invers

matriks A ditulis , merupakan matriks bujur sangkar berordo × .

Matriks yang mempunyai invers adalah matriks nonsingular. Invers dari

sebuah matriks adalah unik (tunggal atau hanya ada satu) dan berlaku sifat :

( ) =

(Sutojo, dkk, 2010).

2.18. Nilai Eigen dan Vektor Eigen

Definisi Nilai Eigen dan Vektor Eigen:

Jika A adalah matriks × , maka vektor tak nol dalam dinamakan

vektor eigen dari A jika A adalah kelipatan skalar dari , yaitu :

=

untuk suatu skalar . Skalar disebut nilai eigen dari A dan dikatakan

vektor eigen yang bersesuaian dengan . Masalah untuk mencari vektor

, 0 dan adalah bilangan real yang memenuhi persamaan

: = , disebut masalah nilai eigen (Sutojo, dkk, 2010).

Untuk mencari nilai eigen dari matriks A yang berukuran n x n, maka perlu

(23)

Bentuk ini dapat ditulis sebgai berikut :

( ) = 0

( ) = 0

Supaya menjadi nilai eigen, maka harus ada penyelesaian yang tidak nol

dari persamaan di atas. Persamaan di atas akan mempunyai penyelesaian

tak nol (mempunyai penyelesaian non trivial) jika dan hanya jika :

( ) = 0

(Anton dan Rorres, 2004).

2.19. Diagonalisasi Matriks

Matriks bujur sangkar A berukuran × , dikatakan dapat didiagonalkan

menjadi matriks diagonal D, jika terdapat matriks P yang mempunyai

invers sedemikian hingga

=

Matriks P disebut sebagai matriks yang mendiagonalkan matriks A,

sedangkan D merupakan matriks diagonal yang elemen diagonalnya

merupakan semua nilai eigen dari A. dan ternyata matriks P merupakan

matriks × yang kolom-kolomnya merupakan vektor-vektor eigen dari

(24)

2.20. Persamaan Differensial Orde 2

Persamaan differensial orde 2 adalah persamaan yang dapat ditulis dalam

bentuk

" = ( , , )

Karena persamaan differensial orde 2 mengandung turunan kedua, maka

untuk menentukan solusinya diperlukan dua kali proses integrasi. Oleh

karena itu, solusi persamaan differensial orde 2 akan mempunyai dua buah

(25)

Suatu persembahan kecil untuk kedua orang tuaku tercinta, Bapak Syahril dan Ibu

Suyati. Kakak dan adikku tersayang, Algan Mutifuri, Gestin Nandasari, Aviv

Vidiananda dan Fakih Ashari, orang yang selalu mendukungku, Redi Febriansyah

serta Almamater Universitas Lampung. Semoga karya ini dapat memberikan

(26)

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan berkah, rahmat

dan hidayahNya, penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 19 Juli

1990. Penulis adalah anak kedua dari pasangan Bapak Syahril dan Ibu Suyati yang

telah mendidik dan membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang.

Jenjang pendidikan yang pernah ditempuh penulis adalah Taman Kanak-kanak

Satria diselesaikan pada tahun 1996, Sekolah Dasar Negeri 2 Sukarame Bandar

Lampung yang lulus pada tahun 2002, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri

4 Bandar Lampung yang lulus pada tahun 2005 dan Sekolah Menengah Atas

Negeri 2 Bandar Lampung yang lulus pada tahun 2008.

Pada tahun 2008 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Matematika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Penulis

melaksanakan Kerja Praktik di Perusahaan Daerah Air Minum Way Rilau Bandar

(27)

V. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya, diperoleh kesimpulan

sebagai berikut :

1. Persamaan resultan gaya dapat dirubah menjadi persamaan percepatan gaya

benda dengan menggunakan konsep nilai eigen matriks dan vektor eigen

matriks.

2. Dari suatu persamaan resultan gaya dapat diketahui secara langsung

percepatan suatu benda dari gaya yang ditimbulkannya hanya dengan

(28)

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan berkah, rahmat

dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan

salam semoga selalu tercurahkan kepada suri tauladan umat Baginda Nabi

Muhammad SAW, yang telah memberikan petunjuk kepada kita semua melalui

peninggalan-Nya Al-Qur’an dan Al Hadist.

Alhamdulillah dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan

masukan dan bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak yang tentunya sangat

bermanfaat dan berharga sehingga laporan ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu,

penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1) Bapak Prof. Suharso, Ph.D. selaku Dekan FMIPA Universitas Lampung.

2) Bapak Drs. Tiryono Ruby, M.Sc, Ph.D. Ketua Jurusan Matematika dan

selaku Pembimbing Utama atas kesediaannya untuk memberikan

bimbingan kepada saya dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini.

3) Ibu Dra. Dorrah Azis, M.Si. selaku Pembimbing Kedua yang juga

membimbing dan memberi masukan penulisan dalam proses penyelesaian

skripsi ini.

4) Bapak Amanto, M.Si. selaku Pembahas pada ujian skripsi ini.

(29)

7) Ibunda dan Ayahanda tercinta serta adik-adikku dan kakakku tersayang

yang selalu memberikan doa serta dukungan moral untuk penulis.

8) Redi Febriansyah yang banyak memberikan bantuan, doa serta dukungan

untuk penulis.

9) Eflin, Lucky, Jihan, Recan dan seluruh teman-teman Angkatan 2008

Jurusan Matematika FMIPA Universitas Lampung.

10) Seluruh pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan

satu persatu, atas peran dan dukungannya dalam menyusun laporan ini.

Semoga Allah SWT membalas atas segala bantuan yang diberikan kepada penulis

dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, Agustus 2012

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini adalah pembelajaran fisika pada materi pokok gaya menggunakan metode praktikum di SMP Negeri I Wanukaka: (1) dapat meningkatkan

2010.. Pemanfaatan Gaya Bahasa dan Nilai-Nilai Pendidikan Pada Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu Karya Tere Liye. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Hasil dari penelitian ini adalah pembelajaran fisika pada materi pokok gaya menggunakan metode praktikum di SMP Negeri I Wanukaka: (1) dapat meningkatkan hasil belajar

Paper ini membahas Fuzzy Inference System (FIS) metode Mamdani yang diaplikasikan untuk merekomendasikan pemilihan bidang kajian pada mahasiswa Prodi Matematika

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran matematika berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif untuk topik sistem persamaan linear di kelas X2 SMA Kanisius

Pada penelitian ini, didapatkan bahwa ada pengaruh antara penerapan metode mind mapping dan gaya belajar terhadap pemahaman konsep matematika siswa materi

Rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah ”Apakah penerapan m-learning berbasis J2ME dapat meningkatkan hasil belajar fisika pada pokok bahasan gaya bagi

Pengaruh Nilai Sudut Permukaan Tanah Β Dan Sudut Gesek Dalam Ø Terhadap Gaya Aktif Total Per Satuan Turap Dengan Persamaan Coulomb Untuk Tanah Pasir Di Banjarbaru Fitria