PENGARUH PERLAKUAN ULTRASONIK TERHADAP LAJU
DIFUSIVITAS AIR DAN KERENYAHAN PISANG KEPOK (Musa paradisiaca F.)
Skripsi
Oleh
RESTI MARLINDA
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR GAMBAR
2. Tipikal susunan sistem ultrasonik piesolektrik 20 kHz ... ... Error
! Bookmark not defined.
3. Gelombang longitudinal...
... Error ! Bookmark not defined.
4. Chip pisang dalam tanki ultrasonik...
7. Bobot pisang kepok terhadap waktu selama pengeringan pada
9. Nilai difusivitas air pengeringan pisang kepok terhadap waktu. ...
... Error
! Bookmark not defined.
Lampiran
10.Alat ultrasonik tipe MB 840 b Orix ...
... Error ! Bookmark not defined.
11.Function generator ...
... Error
13.Oven listrik (Venticell) ... ... Error
! Bookmark not defined.
14.Timbangan digital OHAUS ...
... Error ! Bookmark not defined.
15.Timbangan mekanik OHAUS ...
... Error
! Bookmark not defined.
16.Refractometer ... ... Error
! Bookmark not defined.
17.Pisang kepok setelah diberi kepok setelah diberi gelombang ultrasonik... ... Error ! Bookmark not defined.
18.Pisang kepok kering perlakuan 30 menit ultrasonik ...
... Error
DAFTAR PUSTAKA
Antonova, I. 2001. Determination of Crispness in Breaded Fried Chicken Nuggets Using Ultrasonic Technigue, Faculty of the Virginia Polytechnic Institute and State University, Virginia.
Bahri, D. S. 2005. Pengeringan Padi. Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian. Universitas Sumatra Utara, Medan.
BPS, 2010. Data Produksi Buah-buahan. Statistik Indonesia, Jakarta.
Fernandes, F. A. N and Rodrigues, S. 2007. Ultrasound as pre-treatment for drying of fruits: Dehydration of banana. Journal of Food Engineering, 82 : 261–267.
Fernandes, F. A. N and Gallao, M. I. 2008. Effect of Osmosis and Ultrasound on Pineapple Cell Tissue Structure During Dehydration. Journal of Food Engineering, 90: 186-190.
Hasibuan, R. 2005. Proses Pengeringan. Universitas Sumatera Utara, Medan Istadi, 2001. Penentuan Konstanta Pengeringan dalam Sistem Pengeringan Lapis
Tipis (Thin Layer Drying). Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Semarang.
Khanal, S. K. 2007. Ultrasound Applications in Wastewater Sludge Pretreatment: A Review. Critical Review in Environmental Science and Technology, 37: 277-313.
Mujumudar, A. S.2004. Guide to Industrial Drying. Mumbai, India.
Saputra, A. 2009. Pengeringan Kunyit Menggunakan Microwave dan Oven. Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang.
Satuhu, S. 2004. Budidaya Pisang Pengolahan dan Prospek Pasar. PT. Swadaya. Susilo, B., Choviya H. L., dan Bagus, H. M. 2007. Model Kavitasi Iradiasi
Sutarsih., Rahardjo, B., dan Hastuti, P. 2009. Difusivitas Air pada Wortel Selama Penggorengan Hampa Udara. Agritech. Vol 29. No 3, Agustus 2009.
Tambunan, A. H. 2001. Panduan Praktis Mujumdar untuk Pengeringan Industrial. IPB Press, Bogor.
Winarno, F. G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pisang Kepok
Buah pisang kepok tersusun dalam tandan dengan kelompok-kelompok tersusun menjari yang disebut sisir. Terdiri dari 2 jenis pisang kepok putih dan kuning, namun warna kulitnya hampir sama yaitu berwarna kuning ketika matang. Buah
pisang sebagai bahan pangan merupakan sumber energi (karbohidrat) dan mineral, terutama kalium. Pisang merupakan buah klimaterik yang artinya memiliki fase
perkembangan, dengan meningkatnya ukuran buah dan meningkatnya kadar karbohidrat yang terakumulasi dalam bentuk pati. Selama fase pematangan, kekerasan buah menurun, pati berubah menjadi gula, warna kulit berubah dari
hijau menjadi kuning.
Terdapat bermacam-macam jenis pisang, tetapi bila dikelompokkan akan terbagi
menjadi empat golongan yaitu :
1. Pisang yang dapat dikonsumsi segar tanpa diolah terlebih dahulu, contohnya
pisang mas, pisang seribu, pisang ambon, pisang hijau, pisang susu, pisang
raja dan pisang badak (cavendish).
2. Pisang olahan yaitu pisang yang dapat dikonsumsi setelah diolah terlebih
dahulu. Kelompok pisang yang tergolong ini adalah pisang kepok, pisang
nangka, pisang kapas, pisang tanduk, pisang raja uli, pisang kayu dan
lain-lain.
3. Pisang biji yaitu jenis pisang yang tidak bisa dikonsumsi dalam bentuk segar
maupun olahan secara langsung tetapi dapat dikonsumsi bersama-sama
dengan bahan makanan lainnnya, misalnya pisang klutuk.
4. Pisang hias yaitu kelompok jenis pisang yang digunakan sebagai pisang hias
pada berbagai keperluan seperti pisang-pisangan yang digunakan untuk
tanaman hias, pisang lilin dan pelepah (Satuhu, 2004).
B. Ultrasonik
1. Pengertian
Gelombang ultrasonik merupakan gelombang mekanik dengan frekuensi di atas
20 kHz. Gelombang ini merambat dalam medium padat, cair dan gas, karena gelombang ini merupakan rambatan energi sebagai interaksi dengan medium yang
Tiga komponen utama sistem ultrasonik adalah: converter/transducer, booster,
dan horn (sonotrode). Converter/transducer berfungsi untuk mengubah energi
listrik menjadi energi ultrasonik (getaran). Booster adalah amplifier mekanik
yang berfungsi menaikkan amplitudo getaran yang dihasilkan oleh converter. Horn adalah alat yang berfungsi untuk menyalurkan getaran ultrasonik ke medium
(biasanya cairan). Susunan sistem ultrasonik (converter, booster, horn) disajikan
seperti pada Gambar 2 (Khanal, 2007). Ketiga bagian tersebut disusun dan dirangkai dengan menggunakan klam.
Gambar 2. Tipikal susunan sistem ultrasonik piesolektrik 20 kHz.
Transduser akan mengubah energi listrik menjadi getaran ultrasonik ketika dialiri
arus listrik yang kemudian amplitudonya diperkuat oleh booster. Getaran ultrasonik kemudian disalurkan ke medium cair oleh horn. Getaran yang sangat
akan menimbulkan microbubbles dan pecah seketika yang disebut cavitation.
Cavitation menimbulkan dua penomena yaitu: hydrodynamic shear forces dan
sonochemical reactions.
Gelombang ultrasonik dibagi menjadi 3 jenis, destructive, non-destructive, dan
biomedical insepctions. Pengujian destructive dengan frekuensi di bawah 20 kHz
digunakan untuk pra pengeringan biji-bijian dan buah-buahan, karena mampu
menyebabkan berubahnya struktur jaringan bahan. Pengujian non destructive didefinisikan sebagai kegiatan mengidentifikasikan sifat fisik dan mekanis suatu bahan tanpa merusak atau mengganggu produk akhir sehingga diperoleh
informasi yang tepat terhadap sifat dan kondisi bahan tersebut yang akan
bermanfaat untuk menentukan keputusan akhir pemanfatannya, frekuensinya
20 kHz - 50 kHz. Pengujian biomedical inspections untuk mendeteksi penyakit-penyakit berat tertentu pada tingkat awal, seperti tumor, hati dan otak serta
digunakan untuk alat USG (ulrtasonografi) pada ibu hamil, frekuensinya diatas 50
mHz (Yatarif, 2008).
Perambatan gelombang ultrasonik dalam suatu material dapat ditempuh dengan berbagai tipe perambatan sehingga dikenal empat model gelombang yaitu
gelombang longitudinal, tranversal, rayleigh, dan lamb. Tipe gelombang
ultrasonik yang digunakan di dalam penelitian ini adalah gelombang longitudinal. Gelombang longitudinal adalah gelombang yang memiliki arah getar sejajar
dengan arah rambatanya, contohnya adalah gelombang pada slinki yang digerakkan maju mundur. Ketika slinki digetarkan maju mundur maka pada
gelombang longitudinal didefinisikan sebagai jarak antara dua pusat rapatan yang
berdekatan atau jarak antara dua pusat renggangan yang berdekatan. Rumus dari kedua gelombang tersebut diantaranya adalah:
V= λ.f atau V= λ/ T
keterangan:
V= cepat rambat gelombang (m/s) λ = panjang gelombang (m)
f = frekunsi gelombang (Hz)
T= periode gelombang (s)
Untuk memeperjelas pengertian gelombang longitudinal dapat diilustrasikan dengan gambar sebagai berikut:
Gambar 3. Gelombang Longitudinal.
1. Frekuensi
Frekuensi adalah jumlah siklus yang dibuat suatu gelombang dalam satu detik. Satu siklus terdiri dari satu gelombang positif dan satu
semi-gelombang negatif. Satuanya adalah Hertz (Hz). Suatu semi-gelombang frekuensi 1 Hz menyelesaikan satu siklus setiap 1 detik.
2. Periode
Periode adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu siklus penuh.
3. Panjang gelombang
Panjang gelombang adalah jarak antara dua titik yang berhubungan
(contoh dua titik maksimum yang berurutan) sepanjang gelombang. Nilainya dapat dihitung menggunakan persamaan:
……….………(1)
Dimana, c = kecepatan suara dalam medium referensi (kecepatan suara di
udara 344 m/s).
4. Amplitudo
Amplitudo adalah unit yang mengukur jarak antara titik ekuilibrium dengan titik maksimum dari gelombang.
5. Siklus
Siklus adalah kejadian yang berlangsung dan berulang terus dalam kurun waktu tertentu.
Transduser adalah sebuah alat yang bila digerakan oleh suatu energi di dalam
sebuah sistem transmisi, akan menyalurkan energi tersebut dalam bentuk yang sama atau dalam bentuk yang berlainan ke sistem berikutnya. Transduser
piezoelektrik adalah mekanisme yang paling umum, dan digunakan pada semua frekuensi ultrasonik, yang bertujuan untuk menghasilkan dan mendeteksi energi ultrasonik di semua tingkat intensitas.
3. Manfaat Ultrasonik
Penelitian dunia yang berkenaan dengan gelombang ultrasonik bukan hal yang baru melainkan sudah berlangsung cukup lama. Tahun 1931, Mulhauser
mematenkan penelitiannya tentang penggunaan dua buah tranduser untuk
mendeteksi cacat pada suatu padatan, proses industri, fabrikasi logam, pemindaian
medis, dan evaluasi biologi dan bahan makanan. Teknik ultrasonik bersifat tidak berbahaya, berfungsi untuk menyediakan sarana untuk menentukan sifat mekanik, pencitraan, dan mikroskop serta pengefektifan biaya (Antonova, 2001).
Penelitian menggunakan ultrasonik sudah banyak dikembangkan di Indonesia, seperti penentuan kualitas buah manggis, pemisahan dan pemurnian biodiesel, dan lain-lain. Penerapan teknologi ultrasonik dalam bidang pangan dan penanganan
pasca panen pertanian masih terbilang rendah. a. Penanganan pasca panen
Penerapan ultrasonik dalam penanganan pasca panen pertanian ini sudah banyak digunakan, diantaranya dapat menghilangkan uap air pada bahan,
selama 10, 20, dan 30 menit. Adanya perlakuan ultrasonik dapat memecah
struktur jaringan buah sehingga luas permukaan bahan/ikatan molekuler merenggang. Penelitian ini membuktikan terjadinya peningkatan difusivitas
air,dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Kehilangan gula dan kehilangan air pada pengeringan buah nanas dengan perlakuan ultrasonik.
Sumber : Fernandes, 2008
b. Pengolahan makanan
Menurut Antonova (2001) ultrasonik telah digunakan dalam industri makanan selama bertahun-tahun untuk berbagai tujuan, diantaranya
pengukuran busa padat dan komposit biskuit menggunakan soft- tip probe ultrasonik (Povey dan Harden, 1981), pencarian koagulasi protein susu
(Bachman, 1978) dan lain-lain.
C. Pengeringan
1. Pengertian
Pengeringan merupakan proses untuk mengeluarkan air dari suatu bahan hingga tingkat kadar air tertentu (12-14%), agar kecepatan kerusakan bahan dapat
2. Metode Pengeringan a. Pengeringan alami
Pengeringan alami memanfaatkan radiasi sinar matahari, suhu dan
kelembaban udara sekitar serta kecepatan angin untuk proses pengeringan.
Pengeringan dengan cara penjemuran ini mempunyai beberapa kelemahan antara lain, tergantung terhadap cuaca, sukar dikontrol, memerlukan tempat
penjemuran yang luas, mudah terkontaminasi, dan memerlukan waktu yang lama.
b. Pengeringan buatan
Pengeringan dengan buatan dapat menggunakan udara yang dipanaskan. Udara yang dipanaskan tersebut dialirkan dengan menggunakan alat
penghembus (fan). Kelebihan pengeringan buatan adalah suhu dan kecepatan proses pengeringan dapat diatur sesuai keinginan, tidak terpengaruh cuaca, sanitasi dan higienes dapat dikendalikan. Kelemahan pengeringan buatan
adalah memerlukan keterampilan dan peralatan khusus, serta biaya lebih tinggi dibanding pengeringan alami.
3. Laju Difusivitas Air
Pengeringan merupakan proses yang kompleks meliputi perpindahan massa, panas dan momentum yang terjadi secara simultan. Mekanisme perpindahan lengas di dalam pori-pori padatan meliputi difusi molekular, aliran kapiler, difusi
cairan melalui pori-pori padatan, difusi uap di dalam pori, aliran Knudsen, dan aliran hidrodinamik. Namun demikian tidak semua mekanisme perpindahan
persamaan yang akan diselesaikan. Kebanyakan mekanisme difusi saja yang
dilibatkan dalam pemodelan pengeringan.
Difusi atau transfer massa adalah gerakan molekul-molekul atau fluida yang disebabkan adanya gaya pendorong. Macam-macam jenis difusi adalah difusi
molekuler/difusi permukaan, difusi antar fase satu film (difusi dalam aliran turbulen), dan difusi antar fase dua film. Difusivitas molekuler merupakan
transfer massa yang disebabkan molekuler secara acak dalam fluida diam. Difusi permukaan terjadi manakala ada retakan; materi yang berdifusi cenderung
menyusuri permukaan retakan. Konsentrasi di permukaan retakan lebih tinggi
dari konsentrasi di volume. Energi aktivasi yang diperlukan untuk terjadinya difusi permukaan lebih rendah dibanding dengan energi aktivasi yang diperlukan
untuk terjadinya difusi bidang batas. Pada pengeringan terjadi proses difusivitas air, yaitu penyebaran massa air ke sekitarnya. Faktor yang mempengaruhi
difusivitas diantaranya adalah suhu, perbedaan tekanan luas permukaan, dan kadar
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pisang Kepok
Buah pisang kepok tersusun dalam tandan dengan kelompok-kelompok tersusun menjari yang disebut sisir. Terdiri dari 2 jenis pisang kepok putih dan kuning, namun warna kulitnya hampir sama yaitu berwarna kuning ketika matang. Buah
pisang sebagai bahan pangan merupakan sumber energi (karbohidrat) dan mineral, terutama kalium. Pisang merupakan buah klimaterik yang artinya memiliki fase
perkembangan, dengan meningkatnya ukuran buah dan meningkatnya kadar karbohidrat yang terakumulasi dalam bentuk pati. Selama fase pematangan, kekerasan buah menurun, pati berubah menjadi gula, warna kulit berubah dari
hijau menjadi kuning.
Terdapat bermacam-macam jenis pisang, tetapi bila dikelompokkan akan terbagi
menjadi empat golongan yaitu :
1. Pisang yang dapat dikonsumsi segar tanpa diolah terlebih dahulu, contohnya
pisang mas, pisang seribu, pisang ambon, pisang hijau, pisang susu, pisang
raja dan pisang badak (cavendish).
2. Pisang olahan yaitu pisang yang dapat dikonsumsi setelah diolah terlebih
dahulu. Kelompok pisang yang tergolong ini adalah pisang kepok, pisang
nangka, pisang kapas, pisang tanduk, pisang raja uli, pisang kayu dan
lain-lain.
3. Pisang biji yaitu jenis pisang yang tidak bisa dikonsumsi dalam bentuk segar
maupun olahan secara langsung tetapi dapat dikonsumsi bersama-sama
dengan bahan makanan lainnnya, misalnya pisang klutuk.
4. Pisang hias yaitu kelompok jenis pisang yang digunakan sebagai pisang hias
pada berbagai keperluan seperti pisang-pisangan yang digunakan untuk
tanaman hias, pisang lilin dan pelepah (Satuhu, 2004).
B. Ultrasonik
1. Pengertian
Gelombang ultrasonik merupakan gelombang mekanik dengan frekuensi di atas
20 kHz. Gelombang ini merambat dalam medium padat, cair dan gas, karena gelombang ini merupakan rambatan energi sebagai interaksi dengan medium yang
Tiga komponen utama sistem ultrasonik adalah: converter/transducer, booster,
dan horn (sonotrode). Converter/transducer berfungsi untuk mengubah energi
listrik menjadi energi ultrasonik (getaran). Booster adalah amplifier mekanik
yang berfungsi menaikkan amplitudo getaran yang dihasilkan oleh converter. Horn adalah alat yang berfungsi untuk menyalurkan getaran ultrasonik ke medium
(biasanya cairan). Susunan sistem ultrasonik (converter, booster, horn) disajikan
seperti pada Gambar 2 (Khanal, 2007). Ketiga bagian tersebut disusun dan dirangkai dengan menggunakan klam.
Gambar 2. Tipikal susunan sistem ultrasonik piesolektrik 20 kHz.
Transduser akan mengubah energi listrik menjadi getaran ultrasonik ketika dialiri
arus listrik yang kemudian amplitudonya diperkuat oleh booster. Getaran ultrasonik kemudian disalurkan ke medium cair oleh horn. Getaran yang sangat
akan menimbulkan microbubbles dan pecah seketika yang disebut cavitation.
Cavitation menimbulkan dua penomena yaitu: hydrodynamic shear forces dan
sonochemical reactions.
Gelombang ultrasonik dibagi menjadi 3 jenis, destructive, non-destructive, dan
biomedical insepctions. Pengujian destructive dengan frekuensi di bawah 20 kHz
digunakan untuk pra pengeringan biji-bijian dan buah-buahan, karena mampu
menyebabkan berubahnya struktur jaringan bahan. Pengujian non destructive didefinisikan sebagai kegiatan mengidentifikasikan sifat fisik dan mekanis suatu bahan tanpa merusak atau mengganggu produk akhir sehingga diperoleh
informasi yang tepat terhadap sifat dan kondisi bahan tersebut yang akan
bermanfaat untuk menentukan keputusan akhir pemanfatannya, frekuensinya
20 kHz - 50 kHz. Pengujian biomedical inspections untuk mendeteksi penyakit-penyakit berat tertentu pada tingkat awal, seperti tumor, hati dan otak serta
digunakan untuk alat USG (ulrtasonografi) pada ibu hamil, frekuensinya diatas 50
mHz (Yatarif, 2008).
Perambatan gelombang ultrasonik dalam suatu material dapat ditempuh dengan berbagai tipe perambatan sehingga dikenal empat model gelombang yaitu
gelombang longitudinal, tranversal, rayleigh, dan lamb. Tipe gelombang
ultrasonik yang digunakan di dalam penelitian ini adalah gelombang longitudinal. Gelombang longitudinal adalah gelombang yang memiliki arah getar sejajar
dengan arah rambatanya, contohnya adalah gelombang pada slinki yang digerakkan maju mundur. Ketika slinki digetarkan maju mundur maka pada
gelombang longitudinal didefinisikan sebagai jarak antara dua pusat rapatan yang
berdekatan atau jarak antara dua pusat renggangan yang berdekatan. Rumus dari kedua gelombang tersebut diantaranya adalah:
V= λ.f atau V= λ/ T
keterangan:
V= cepat rambat gelombang (m/s) λ = panjang gelombang (m)
f = frekunsi gelombang (Hz)
T= periode gelombang (s)
Untuk memeperjelas pengertian gelombang longitudinal dapat diilustrasikan dengan gambar sebagai berikut:
Gambar 3. Gelombang Longitudinal.
1. Frekuensi
Frekuensi adalah jumlah siklus yang dibuat suatu gelombang dalam satu detik. Satu siklus terdiri dari satu gelombang positif dan satu
semi-gelombang negatif. Satuanya adalah Hertz (Hz). Suatu semi-gelombang frekuensi 1 Hz menyelesaikan satu siklus setiap 1 detik.
2. Periode
Periode adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu siklus penuh.
3. Panjang gelombang
Panjang gelombang adalah jarak antara dua titik yang berhubungan
(contoh dua titik maksimum yang berurutan) sepanjang gelombang. Nilainya dapat dihitung menggunakan persamaan:
……….………(1)
Dimana, c = kecepatan suara dalam medium referensi (kecepatan suara di
udara 344 m/s).
4. Amplitudo
Amplitudo adalah unit yang mengukur jarak antara titik ekuilibrium dengan titik maksimum dari gelombang.
5. Siklus
Siklus adalah kejadian yang berlangsung dan berulang terus dalam kurun waktu tertentu.
Transduser adalah sebuah alat yang bila digerakan oleh suatu energi di dalam
sebuah sistem transmisi, akan menyalurkan energi tersebut dalam bentuk yang sama atau dalam bentuk yang berlainan ke sistem berikutnya. Transduser
piezoelektrik adalah mekanisme yang paling umum, dan digunakan pada semua frekuensi ultrasonik, yang bertujuan untuk menghasilkan dan mendeteksi energi ultrasonik di semua tingkat intensitas.
3. Manfaat Ultrasonik
Penelitian dunia yang berkenaan dengan gelombang ultrasonik bukan hal yang baru melainkan sudah berlangsung cukup lama. Tahun 1931, Mulhauser
mematenkan penelitiannya tentang penggunaan dua buah tranduser untuk
mendeteksi cacat pada suatu padatan, proses industri, fabrikasi logam, pemindaian
medis, dan evaluasi biologi dan bahan makanan. Teknik ultrasonik bersifat tidak berbahaya, berfungsi untuk menyediakan sarana untuk menentukan sifat mekanik, pencitraan, dan mikroskop serta pengefektifan biaya (Antonova, 2001).
Penelitian menggunakan ultrasonik sudah banyak dikembangkan di Indonesia, seperti penentuan kualitas buah manggis, pemisahan dan pemurnian biodiesel, dan lain-lain. Penerapan teknologi ultrasonik dalam bidang pangan dan penanganan
pasca panen pertanian masih terbilang rendah. a. Penanganan pasca panen
Penerapan ultrasonik dalam penanganan pasca panen pertanian ini sudah banyak digunakan, diantaranya dapat menghilangkan uap air pada bahan,
selama 10, 20, dan 30 menit. Adanya perlakuan ultrasonik dapat memecah
struktur jaringan buah sehingga luas permukaan bahan/ikatan molekuler merenggang. Penelitian ini membuktikan terjadinya peningkatan difusivitas
air,dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Kehilangan gula dan kehilangan air pada pengeringan buah nanas dengan perlakuan ultrasonik.
Sumber : Fernandes, 2008
b. Pengolahan makanan
Menurut Antonova (2001) ultrasonik telah digunakan dalam industri makanan selama bertahun-tahun untuk berbagai tujuan, diantaranya
pengukuran busa padat dan komposit biskuit menggunakan soft- tip probe ultrasonik (Povey dan Harden, 1981), pencarian koagulasi protein susu
(Bachman, 1978) dan lain-lain.
C. Pengeringan
1. Pengertian
Pengeringan merupakan proses untuk mengeluarkan air dari suatu bahan hingga tingkat kadar air tertentu (12-14%), agar kecepatan kerusakan bahan dapat
2. Metode Pengeringan a. Pengeringan alami
Pengeringan alami memanfaatkan radiasi sinar matahari, suhu dan
kelembaban udara sekitar serta kecepatan angin untuk proses pengeringan.
Pengeringan dengan cara penjemuran ini mempunyai beberapa kelemahan antara lain, tergantung terhadap cuaca, sukar dikontrol, memerlukan tempat
penjemuran yang luas, mudah terkontaminasi, dan memerlukan waktu yang lama.
b. Pengeringan buatan
Pengeringan dengan buatan dapat menggunakan udara yang dipanaskan. Udara yang dipanaskan tersebut dialirkan dengan menggunakan alat
penghembus (fan). Kelebihan pengeringan buatan adalah suhu dan kecepatan proses pengeringan dapat diatur sesuai keinginan, tidak terpengaruh cuaca, sanitasi dan higienes dapat dikendalikan. Kelemahan pengeringan buatan
adalah memerlukan keterampilan dan peralatan khusus, serta biaya lebih tinggi dibanding pengeringan alami.
3. Laju Difusivitas Air
Pengeringan merupakan proses yang kompleks meliputi perpindahan massa, panas dan momentum yang terjadi secara simultan. Mekanisme perpindahan lengas di dalam pori-pori padatan meliputi difusi molekular, aliran kapiler, difusi
cairan melalui pori-pori padatan, difusi uap di dalam pori, aliran Knudsen, dan aliran hidrodinamik. Namun demikian tidak semua mekanisme perpindahan
persamaan yang akan diselesaikan. Kebanyakan mekanisme difusi saja yang
dilibatkan dalam pemodelan pengeringan.
Difusi atau transfer massa adalah gerakan molekul-molekul atau fluida yang disebabkan adanya gaya pendorong. Macam-macam jenis difusi adalah difusi
molekuler/difusi permukaan, difusi antar fase satu film (difusi dalam aliran turbulen), dan difusi antar fase dua film. Difusivitas molekuler merupakan
transfer massa yang disebabkan molekuler secara acak dalam fluida diam. Difusi permukaan terjadi manakala ada retakan; materi yang berdifusi cenderung
menyusuri permukaan retakan. Konsentrasi di permukaan retakan lebih tinggi
dari konsentrasi di volume. Energi aktivasi yang diperlukan untuk terjadinya difusi permukaan lebih rendah dibanding dengan energi aktivasi yang diperlukan
untuk terjadinya difusi bidang batas. Pada pengeringan terjadi proses difusivitas air, yaitu penyebaran massa air ke sekitarnya. Faktor yang mempengaruhi
difusivitas diantaranya adalah suhu, perbedaan tekanan luas permukaan, dan kadar
Judul Skripsi : PENGARUH PERLAKUAN ULTRASONIK TERHADAP LAJU DIFUSIVITAS AIR DAN KERENYAHAN PISANG KEPOK (Musa paradisiaca F.)
Nama Mahasiswa : Resti Marlinda Nomor Pokok Mahasiswa : 0814071055
Jurusan/ Program Studi : Teknik Pertanian
Fakultas : Pertanian
MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing
Sri Waluyo., S.TP., M.Si., Ph. D. Dr. Ir. Tamrin, M.S. NIP. 19720311 199703 1 002 NIP. 19621231 198703 1 030
2. Ketua Jurusan
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Sri Waluyo, S.TP., M.Si., Ph.D. ___________
Sekretaris : Dr. Ir. Tamrin, M.S. ___________
Penguji
Bukan Pembimbing : Ir. Budianto Lanya, M.T. ___________
2. Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. H. Wan Abbas Zakaria, M.S. NIP. 19610826 198702 1 001
PERNYATAAN KEASLIAN HASIL KARYA
Saya adalah _______________________ NPM ________________________
Dengan ini menyatakan bahwa apa yang tertulis dalam karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri di bawah arahan pembimbing yang berdasarkan pada
pengetahuan dan informasi yang telah saya dapatkan. Karya ilmiah ini tidak berisi material yang telah dipublikasikan sebelumnya atau ditulis orang lain atau dengan kata lain bukanlah hasil dari plagiat karya orang lain.
Demikianlah pernyataan ini saya buat dan dapat dipertanggungjawabkan. Apabila
di kemudian hari terdapat kecurangan dalam karya ini, maka saya siap mempertanggungjawabkanya.
Bandar Lampung, Agustus 2012 Yang membuat pernyataan
Resti Marlinda NPM. 0814071055
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Rabb semesta alam yang telah melimpahkan
taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beriring salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Skripsi dengan judul “Pengaruh Perlakuan Ultrasonik Terhadap Laju Difusivitas
Air dan Kerenyahan Pisang Kepok (Musa paradisiaca F.) ” adalah salah satu
syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknologi Pertanian di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Sri Waluyo, S.TP., M.Si., Ph. D., selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, nasehat, arahan, dan keikhlasanya kepada penulis.
2. Bapak Dr. Ir. Tamrin, M.S., selaku Pembimbing II sekaligus Pembimbing akademik atas bimbingan, nasehat, arahan, dan keikhlasanya kepada penulis. 3. Bapak Ir. Budianto Lanya, M.T., selaku penguji yang telah memberikan
kritik dan saran sehingga skripsi ini lebih sempurna.
4. Bapak Dr. Ir. Sugeng Triyono, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Teknik Pertanian
atas arahan dan bimbingan yang telah diberikan.
5. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Wan Abbas Zakaria, M.S., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
6. Seluruh Dosen dan Karyawan di Jurusan Teknik Pertanian atas bantuan,
pengetahuan, teladan dan arahan yang telah diberikan.
7. Mama dan Bapakku tercinta dan seluruh keluarga besarku atas segala doa dan
dukungan yang diberikan untuk keberhasilanku.
8. Teman-teman TEP angkatan 2008 kakak dan adik tingkat terima kasih atas setiap doa, dukungan, semangat, motivasi dan kebersamaannya selama ini.
9. Teman seperjuanganku di PERMATEP, UKMF FOSI FP dan KKN RC atas kebersamaan dan dukungannya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan, namun semoga karya kecil ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Bandar Lampung, Agustus 2012 Penulis