Nina Febriyanti , Adi Heru Sutomo, Agus Suwarni ABSTRACT
Background: Hospital as a health care institution may not be separated from the presence of a number of microbial pathogens, when they are to causes nosokomial infection. Nosocomial infections are one of the causes of increased morbidity and mortality in hospitals. UV sterilization is an effort that can be done to reduce the microbial air count in the operating room. The terms of the microbial air count in the operating room according to the Decree of the Minister of Health of Indonesia No.1204/Menkes/SK/X/2004 about requirements of health of hospital environment to a maximum of 10 CFU/m3.
Objective: To determine the time of sterilization by UV rays which is the most effective in reducing the number of bacterial germs in the operating room of Local General Hospital Brigjend. H. Hasan Basry Kandangan.
Methods: The research was a quasi-experiment with one group pre and post test design, located in the operating room of Local General Hospital Brigjend. H.Hasan Basry Kandangan. Sampling was done before and after sterilization with UV rays for 0.5 hours, 1 hour, 1.5 hours, 2 hours. Variables consisted of the independent variables with the time variation of the sterilization by UV rays, the dependent variable that is the microbial air count and the outside variables that are temperature, humidity, and lighting. Data analysis using statistical test Paired T Test, Pearson Correlation and Linear Regression analysis with α = 0.05.
Results: The results showed there was effect of the time variation of sterilization by UV rays of the microbial air count in the operating room of Local General Hospital Brigjend. H. Hasan Basry Kandangan, where the results of statistical analysis with Paired T Test showed differences in the average number of microbial air count before and after sterilization by UV rays (p = 0.000, p = 0.001, p = 0.000 and p = 0.000). Conclusion:. There was the influence of the time variation of sterilization by UV rays on the microbial air count in the operating room of Local General Hospital Brigjend. H. Hasan Basry Kandangan. The most effective time sterilization by UV rays in decreasing the microbial air is for 2 hours with a UV lamp amount of 4 pieces, each UV lamp power of 30 watts.
Keywords: Operating Room, Ultra Violet Rays Sterilization, Microbial Air Count 1 RSUD Brigjend. H. Hasan Basry Kandangan, Banjarmasin, Kalimantan Selatan
PENDAHULUAN
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat(1) . Rumah sakit sebagai institusi
pelayanan kesehatan tidak mungkin lepas dari keberadaan sejumlah mikroba patogen(2). Keberadaan mikroba patogen tersebut dapat menimbulkan infeksi
nosokomial.
Di Indonesia data mengenai kejadian infeksi nosokomial (Inos) masih langka, tetapi diperkirakan cukup tinggi mengingat keadaan rumah sakit dan kesehatan umum relatif belum begitu baik. Survei sederhana yang telah dilakukan oleh Subdin Surveilans Ditjen PPM & PLP di sepuluh rumah sakit umum tahun 1987, angka inos cukup tinggi yaitu antara 6% hingga 16% dengan rerata 9,8 %(3).
Ruang Operasi adalah suatu unit khusus di rumah sakit yang berfungsi sebagai daerah pelayanan kritis yang mengutamakan aspek hirarki zonasi sterilitas(4). Ruang operasi merupakan ruang yang rawan sebagai tempat terjadinya
Inos jenis Infeksi Luka Operasi (ILO). Angka Inos untuk ILO di Indonesia dilaporkan sebesar 2,3 % - 18,3 %(5). Hasil penelitian di RSU Sleman didapatkan
kasus Inos ILO sebesar 3,5 %(6).
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1204/Menkes/SK/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit menetapkan bahwa ruang operasi termasuk ke dalam zona dengan risiko sangat tinggi. Pada peraturan ini menyebutkan bahwa ruang operasi harus bebas dari kuman patogen dimana angka kuman udara ruang operasi maksimum 10 CFU/m3(7).
Sterilisasi sinar Ultraviolet (UV) merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka kuman udara. Hasil pengukuran angka kuman udara yang dilakukan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular (BBTKL-PPM) Banjarbaru pada tahun 2010 di ruang operasi RSUD Brigjend H.Hasan Basry Kandangan menunjukkan angka kuman udara sebesar 43 CFU/m3, yang berarti tidak memenuhi persyaratan
Kepmenkes RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit yaitu maksimum sebesar 10 CFU/m3(8).
Penerapan sterilisasi ruangan yang dilakukan di ruang operasi RSUD Brigjend. H. Hasan Basry Kandangan untuk mencegah infeksi nosokomial melalui udara yaitu menggunakan alat Ultra Violet Sterilizer berupa lampu UV sebanyak 4 buah dengan kekuatan masing- masing lampu UV sebesar 30 watt yang diletakkan di tengah ruang operasi, dimana pengoperasian lampu UV dilakukan oleh petugas sanitasi rumah sakit. Ultra Violet Sterilizer tersebut merupakan pengadaan rumah sakit pada tahun 2010. Sterilisasi ini dilaksanakan sebelum operasi berlangsung dengan waktu penyinaran yang bervariasi, di antaranya 30 menit, 1 jam, 1,5 jam dan 2 jam. Belum ada Prosedur Tetap (Protap) pemakaian lampu UV, sedangkan penetuan waktu tersebut tergantung dari urgent
Dari latar belakang di atas, perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh variasi waktu sterilisasi dengan sinar UV terhadap angka kuman udara di ruang operasi RSUD Brigjend. H. Hasan Basry Kandangan Provinsi Kalimantan Selatan.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi experimental), dengan design one group pre and post test(9). Subyek dalam penelitian ini adalah ruang
operasi 1 di RSUD Brigjend. H. Hasan Basry Kandangan Provinsi Kalimantan Selatan yang memiliki luas ruangan 27 m2, dengan ukuran panjang x lebar adalah
6 m x 4,5 m. Variabel bebas penelitian ini adalah variasi waktu sterilisasi dengan sinar UV (0,5 jam, 1 jam, 1,5 jam dan 2 jam), sedangkan variabel terikatnya adalah angka kuman udara, dan variabel luar yaitu suhu, kelembaban dan pencahayaan.
Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran angka kuman udara sebelum dan sesudah sterilisasi dengan sinar UV, pengukuran suhu, kelembaban dan pencahayaan di ruang operasi. Data dianalisis secara univariat, bivariat dengan uji statistik t test dan Pearson Correlation serta multivariat dengan Regresi Linier pada α = 0,05.
HASIL
1. Analisis Univariat a. Angka kuman udara
Hasil pengukuran angka kuman udara sebelum dan sesudah sterilisasi dengan sinar UV pada tiga jenis waktu, sebagaimana tabel berikut.
Waktu Sterilisasi
(Jam) (CFU/mSebelum3) (CFU/mSesudah3) (CFU/mSelisih3) %
0,5 1 1,5
2
198,2 187,6 187 186,2
136,2 103
79 47,4
62 84,6
108 138,8
31,21 44,78 57,69 74,67
Tabel 1: Rata-Rata Angka Kuman Udara Sebelum dan Sesudah Sterilisasi dengan Sinar UV di Ruang Operasi RSUD Brigjend.H.Hasan Basry Kandangan Tahun 2013
Lingkungan Rumah Sakit yaitu maksimal 10 CFU/m3. Penurunan angka kuman
terbesar pada waktu 2 jam, yaitu 138,8 CFU/m3 (74,67 %) sedangkan penurunan
angka kuman terkecil pada waktu 0,5 jam, yaitu 62 CFU/m3 (31,21 %).
b. Suhu, kelembaban dan pencahayaan
Hasil pengukuran suhu, kelembaban dan pencahayaan pada ruang operasi sebagai obyek penelitian sebagaimana tabel berikut.
Tabel 2: Rerata Suhu, Kelembaban, dan Pencahayaan di Ruang Operasi RSUD Brigjend.H.Hasan Basry Kandangan Tahun 2013 Tabel 2 menunjukkan bahwa suhu udara rung operasi terendah 24,7oC dan
tertinggi 26oC, dengan rerata 25,5oC yang berarti melebihi persyaratan, yaitu 19oC
– 24oC. Kelembaban udara ruang operasi terendah 59% dan tertinggi 62%, dengan
rerata sebesar 60,2% yang berarti melebihi persyaratan, yaitu 45% – 60%. Pencahayaan ruangan operasi terendah 210 Lux dan tertinggi 262 Lux, dengan rerata 235,5 lux yang berarti tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan, yaitu sebesar 300 lux – 500 lux.
2. Analisis Bivariat
a. Pengaruh Variasi Waktu Sterilisasi
Untuk mengetahui pengaruh variasi waktu sterilisasi dengan sinar UV terhadap penurunan Angka Kuman Udara Ruang Opersai, dilakukan analisis bivariat dengan uji t tes yang hasilnya disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 3: Hasil Uji Paired T Test Variasi Waktu Sterilisasi Sinar UV Terhadap Angka Kuman Udara di Ruang Operasi RSUD Brigjend.H.Hasan
5 187.6 ±38.2 103.0±18.9 -8.2 -84.6 0.001 (-113.1) - (-56.0)
Sterilisasi UV
1,5 jam 5 187.0±11.8 79.0±9.4 -19.1 -108.0 0.000 (-123.6) - (-92.3) Sterilisasi UV
2 jam
5 186.2±41.4 47.4±11.7 -10.3 -138.8 0.000 (-175.9) - (-101.6)
diartikan ada pengaruh variasi waktu sterilisasi sinar UV terhadap angka kuman udara di ruang operasi.
b. Hubungan Variabel Luar dengan Angka Kuman Udara
Untuk mengetahui hubungan variabel luar dengan angka kuman udara dilakukan uji korelasi pada α = 0,05, yang hasilnya disajikan pada tabel berikut.
Tabel 4 Hasil Uji Korelasi Variabel Luar dengan Angka Kuman Udara di Ruang Operasi RSUD Brigjend.H.Hasan Basry Kandangan Tahun 2013
Variabel Koefisien korelasi (r) p value
Suhu
Hasil uji statistik pada variabel suhu diperoleh nilai p value 0,58 (> 0,05) yang berarti tidak terdapat hubungan antara suhu dengan angka kuman udara di ruang operasi. Pada variabel kelembaban diperoleh nilai p value 0,07 ( > 0,05) yang berarti tidak terdapat hubungan antara kelembaban dengan angka kuman udara di ruang operasi, sedangkan pada variabel pencahayaan diperoleh nilai p value 0,04 ( < 0,05) yang berarti terdapat hubungan antara pencahayaan dengan angka kuman udara di ruang operasi.
3. Analisis Multivariat
Tabel 5 Model Regresi Linier ( Variabel Terikat : Angka Kuman Udara )
Tahap Variabel Koefisien Regresi SE t p value
Model 1 Dari Tabel 5 dapat disimpulkan bahwa setelah variabel bebas dan variabel luar yang diprediksi memiliki hubungan dengan variabel terikat digabungkan dalam sebuah model, maka hanya variabel waktu yang memiliki hubungan yang signifikan dengan angka kuman udara pada ruang operasi di RSUD Brigjend. H. Hasan Basry Kandangan (Model 3) dengan p value = 0,00 ( < 0,05 ). Ini berarti bahwa variabel variasi waktu sterilisasi dengan sinar UV merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan angka kuman udara di ruang operasi.
1. Pengaruh Variasi Waktu Sterilisasi dengan Sinar UV terhadap Angka Kuman Udara
Analisis statistik Paired T Test menunjukkan perbedaan signifikan antara angka kuman udara sebelum dan sesudah sterilisasi dengan sinar UV ( p< 0,05) dengan nilai p = 0,000 pada perlakuan sterilisasi sinar UV selama 0,5 jam, nilai p = 0,001 pada perlakuan sterilisasi sinar UV selama 1 jam, nilai p = 0,000 pada perlakuan sterilisasi sinar UV selama 1,5 jam dan nilai p = 0,000 pada perlakuan sterilisasi sinar UV selama 2 jam.
Dari hasil penelitian dapat dianalisis bahwa semakin lama waktu penyinaran dengan sinar UV, maka persentase penurunan angka kuman udara yang didapatkan semakin besar. Dilihat dari 4 variasi waktu penyinaran sinar UV dapat diketahui bahwa waktu yang paling efektif untuk menurunkan angka kuman udara di ruang operasi adalah selama 2 jam, dimana dalam hal ini persentase penurunan angka kuman udara adalah terbesar, yaitu 74,67%.
Walaupun mengalami penurunan secara bermakna dengan sterilisasi sinar UV pada semua variasi waktu (0,5 jam, 1 jam, 1,5 jam maupun 2 jam), angka kuman udara ruang operasi tersebut belum memenuhi persyaratan angka kuman udara ruang operasi menurut Kepmenkes RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit yaitu maksimal 10 CFU/m3.
Keefektifan sinar UV di dalam menurunkan angka kuman udara dipengaruhi antara lain: pencahayaan, lama waktu paparan, baik tidaknya kondisi lampu dan banyak tidaknya debu di sekitar lampu(10). Sinar UV dapat membunuh
hanya mikroorganisme yang terkena secara langsung oleh cahaya UV, untuk permukaan yang tidak terjangkau oleh sinar UV keberadaan mikroorganisme tertentu tidak akan terbunuh(11).
2. Hubungan Suhu, Kelembaban dan Pencahayaan dengan Angka Kuman Udara
Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri adalah suhu, kelembaban, dan cahaya(12). Hasil penelitian menunjukkan untuk rata
– rata suhu 25,5oC, kelembaban 60,2% dan pencahayaan 235,5 lux di ruang
operasi RSUD Brigjend. H. Hasan Basry Kandangan tidak memenuhi persyaratan menurut Kepmenkes RI No 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Faktor lingkungan fisik seperti suhu, kelembaban dan pencahayaan yang tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan ternyata akan mempengaruhi perbedaan jumlah koloni kuman di udara(13).
KESIMPULAN
1. Ada pengaruh variasi waktu sterilisasi dengan sinar UV terhadap penurunan angka kuman udara di ruang operasi RSUD Brigjend. H. Hasan Basry Kandangan Provinsi Kalimantan Selatan.
2. Waktu sterilisasi dengan sinar UV yang paling efektif dalam penurunan angka kuman udara di ruang operasi adalah selama 2 jam dengan jumlah lampu UV sebanyak 4 buah, masing-masing kekuatan lampu UV sebesar 30 watt.
SARAN
1. Bagi institusi rumah sakit
a. Pemakaian lampu UV perlu memperhatikan kondisi ruangan yang akan disterilkan, apabila masih ada alat-alat besar yang kemungkinan akan menghambat penyebaran sinar UV di ruangan, maka perlu pengaturan tata letak peralatan tersebut.
b. Perlunya memperhatikan batas umur lampu UV, apabila sudah mencapai batas kemampuan waktu pakai maka segera untuk diganti.
2. Bagi peneliti lain
a. Disarankan kepada peneliti lain untuk melakukan penelitian serupa dengan waktu sterilisasi sinar UV lebih dari 2 jam.
b. Disarankan kepada peneliti lain untuk melakukan penelitian yang serupa dengan menambahkan pengukuran angka kuman pada lantai dan dinding, sehingga diketahui juga efektivitas dari sterilisasi dengan sinar UV terhadap penurunan angka kuman pada dinding dan lantai.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim. Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit. Dapp.bappenas.go.id/website/peraturan/file/pdf/UU.2009.044. (2009).
2. Darmadi. Infeksi Nosokomial Problematika dan Pengendaliannya. Jakarta: Salemba Medika. (2008).
3. Departemen Kesehatan RI. Sanitasi Rumah Sakit. Jakarta : Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular & Penyehatan Lingkungan Permukiman. (1987).
4. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Teknis Ruang Operasi Rumah Sakit. Jakarta : Dirjen Bina Upaya Kesehatan Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan. (2012).
5. Triatmodjo, P. Sterilisasi Udara Ruang Operasi dan Peralatan Bedah serta Higiene Petugas Beberapa Rumah Sakit di Jakarta. Cermin Dunia Kedokteran, No 82, hal. 21-24. Jakarta. (1993).
6. Nainggolan, S.M. Dampak Infeksi Nosokomial Luka Operasi terhadap Biaya Perawatan, di Unit Kebidanan dan Kandungan Rumah Sakit Umum Sleman tahun 1992/1993. Tesis, Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada. (1994). 7. Departemen Kesehatan RI. Keputusan Menteri Kesehatan RI No
Sakit. Jakarta : Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular & Penyehatan Lingkungan. (2004).
8. RSUD Brigjend.H.Hasan Basry Kandangan. Laporan Tahunan Instalasi Kesehatan Lingkungan Tahun 2010. RSUD Brigjend.H.Hasan Basry Kandangan. Kandangan. (2011).
9. Cresswell, J.W. Research Design Pendekatan Kualitatif,Kuantitatif dan Mixed. Diterjemahkan oleh Fawaid, A. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. (2009). 10. Ma’at, S. Sterilisasi dan Disinfeksi. Surabaya : Airlangga University Press.
(2009).
11. Gruendemann, B.J. and Mangun, S.S. Infection Prevention in Surgical Settings. Philadelphia. PA : W.B. Saunders Company. (2001).
12. PelzcarJr, M.J, Chan, E.C.S and Pelczar, M.F. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Vol 2. Diterjemahkan oleh Hadioetomo, R.S., Imas,T., Tjitrosomo, S.S dan Angka, S.L. Jakarta : UI Press. (1988).