Eriza Chandra
ABSTRAK
PENGARUH KOMUNIKASI INTERNAL TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU SMA AL-KAUTSAR BANDAR LAMPUNG
Oleh
Eriza Chandra
Dalam perkembangan dunia pendidikan yang dirasakan semakin pesat dan dengan semakin banyaknya sekolah-sekolah yang bermunculan sehingga menimbulkan persaingan yang ketat, SMA Al-Kautsar Bandar Lampung dituntut dalam meningkatkan kualitas guru salah satunya meningkatkan disiplin kerja yang merupakan aspek terpenting pencapaian tujuan sekolah, maka diperlukan komunikasi yang efektif sebagai penggerak kedisiplinan kerja sehingga diharapkan tercapainya visi dan misi sekolah.
Masalah yang dihadapi SMA Al-Kautsar Bandar Lampung adalah tingginya tingkat absensi tahunan yang mengindikasikan rendahnya tingkat kedisiplinan kerja guru sehingga mempengaruhi jumlah jam kerja efektif rata-rata yang dicapai dalam satu tahun selain itu kurangnya rapat koordinasi mengindikasikan jarang terjadinya pembenahan serta dapat menyebabkan pertukaran informasi tidak efektif.
Permasalahan dalam penulisan ini adalah apakah komunikasi internal mempunyai pengaruh yang signifikan dengan disiplin kerja guru SMA Al-Kautsar Bandar Lampung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komunikasi internal terhadap disiplin kerja guru serta memberikan sumbangan pemikiran dan masukan pada SMA Al-Kautsar Bandar Lampung dalam upaya meningkatkan kedisiplinan kerja.
Eriza Chandra
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Regresi Linier Berganda didapat nilai Fhitung sebesar 15,674 pada tingkat kepercayaan 95% dan Ftabel sebesar 2,81. Karena Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, Besarnya pengaruh variabel bebas terhadap disiplin kerja ditunjukan oleh nilai koefisien determinasi (R2) yaitu sebesar 0,511. Sehingga secara statistik terdapat pengaruh yang nyata antara Komunikasi Internal (X) terhadap Disiplin Kerja (Y). Hasil pengujian hipotesis secara parsial dengan uji t pada α 0,025 menunjukan bahwa :
a. t hitung (1.009) < t tabel (2.012) maka Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga komunikasi ke bawah (X1) tidak berpengaruh terhadap disiplin kerja (Y)
b. -t hitung (0,408) > -t tabel (2.012) maka Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga komunikasi ke atas (X2) tidak berpengaruh terhadap disiplin kerja (Y)
c. t hitung (3,872) > t tabel (2.012) maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga komunikasi ke samping (X3) berpengaruh signifikan terhadap disiplin kerja (Y)
Dengan demikian Komunikasi Internal berpengaruh terhadap Disiplin Kerja Guru SMA Al-Kautsar Bandar Lampung.
PENGARUH KOMUNIKASI INTERNAL TERHADAP DISIPLIN KERJA
GURU SMA AL-KAUTSAR BANDAR LAMPUNG
Oleh
ERIZA CHANDRA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
PENGARUH KOMUNIKASI INTERNAL TERHADAP DISIPLIN KERJA
GURU SMA AL-KAUTSAR BANDAR LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh
ERIZA CHANDRA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR ISI
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 21
1. Tujuan Penelitian ... 21
2. Kegunaan Penelitian... 22
D. Kerangka Pemikiran ... 22
E. Hipotesis ... 23
E. Hubungan Antara Komunikasi Internal dan Disiplin Kerja ... 42
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Data Primer ... 45
B. Data Sekunder ... 45
C. Definisi Operasional Variabel ... 46
D. Teknik Penentuan Responden ... 47
E. Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ... 47
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SMA Al-Kautsar ... 53
1. Sejarah Singkat SMA Al-Kautsar ... 53
2. Visi Misi SMA Al-Kautsar ... 54
3. Struktur Organisasi SMA Al-Kautsar ... 55
4. Tugas dan Tanggung Jawab Guru SMA Al-Kautsar ... 57
B. Analisis Kuantitatif ... 59
1. Analisis Regresi Linear Berganda ... 59
2. Uji Hipotesis ... 60
C. Deskripsi Jawaban Responden ... 65
1. Hasil Kuisioner Tentang Komunikasi Internal (X) ... 65
2. Hasil Kuisioner Tentang Disiplin Kerja (Y) ... 71
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 73
B. Saran ... 74 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kuisioner Penelitian
2. Rekapitulasi Hasil Kuisioner tentang Pengaruh Komunikasi Internal(X) Terhadap Disiplin Kerja(Y) Guru SMA Al-Kautsar Bandar Lampung 3. Uji Validitas X
4. Uji Validitas Y 5. Uji Reliabilitas X 6. Uji Reliabilitas Y
7. Regresi Linear Berganda 8. Tabel r Product Moment 9. Tabel f
DAFTAR TABEL
Tabel ... Halaman
1. Jumlah Guru SMA Al-Kautsar Bandar Lampung Berdasarkan Jabatan Tahun
2011 ... 5
2. Staf Teknis Edukatif dan Administratif SMA Al-Kautsar Bandar Lampung pada bulan Januari-Desember 2011 ... 6
3. Banyaknya Guru Mata Pelajaran SMA Al-Kautsar Bandar Lampung Pada Bulan Januari-Desember 2011 ... 7
4. Jumlah Rapat Koordinasi Antara Kepala Sekolah Dengan Bawahannya Pada SMA Al-Kautsar Bandar Lampung Pada Bulan Januari-Desember 2011 ... 9
5. Alat atau Media Komunikasi Internal dan Intensitas Penggunaan yang telah Diterapkan Pada SMA Al-Kautsar Pada Bulan Januari-Desember 2011 .... 11
6. Rata-rata Tingkat Absensi Guru SMA Al-Kautsar Bandar Lampung Pada Bulan Januari-Desember 2011 ... 13
7. Angka Mutu Penilaian Berdasarkan Jenis-Jenis Absensi SMA Al-Kautsar Bandar Lampung ... 15
8. Penilaian Tingkat Kehadiran Efektif Selama Satu Tahun dari Bulan Januari-Desember... 16
9. Jumlah Jam Kerja Guru SMA Al-Kautsar Bandar Lampung Bulan Januari-Desember 2011... 17
10.Operasional Variabel Penelitian ... 46
11.Uji Validitas Variabel X dan Variabel Y ... 48
12.Hasil Uji Reliabilitas Variabel X dan Variabel Y ... 50
13.Pendapat Responden Mengenai Guru Melaksanakan Tugas-Tugas Yang Diberikan Atasan Dengan Baik ... 65
14.Pendapat Responden Mengenai Sekolah Menetapkan Kebijakan Dengan Melalui Kedisiplinan Kerja Guru ... 65
16.Pendapat Responden Mengenai Guru Melaporkan Setiap Tugas-Tugas Yang Telah Dilaksanakan Kepada Atasan... 67 17.Pendapat Responden Mengenai Guru Dapat Memberikan Ide-Ide Atau
Gagasan-Gagasan Mengenai Sekolah Kepada Atasan ... 67 18.Pendapat Responden Mengenai Guru Dapat Memberikan Keluhan-Keluhan
Tentang Sekolah Kepada Atasan Melalui Berbagai Cara ... 68 19.Pendapat Responden Mengenai Antara Guru Satu Dengan Yang Lain Dapat
Melakukan Kegiatan Diluar Maupun Didalam Sekolah Agar Terjalin
Komunikasi Antar Guru ... 69 20.Pendapat Responden Mengenai Saling Menasehati Antara Guru Didalam
Sekolah ... 69 21.Pendapat Responden Mengenai Antara Guru Saling Mengingatkan Dengan
Memberikan Saran-Saran Yang Seoptimal Mungkin ... 70 22.Pendapat Responden Mengenai Pekerjaan Yang Dibebankan Kepada Guru
Harus Sesuai Dengan Kemampuan Guru Bersangkutan, Agar Dia Bekerja Sungguh-Sungguh Dan Disiplin Dalam Mengerjakannya ... 71 23.Pendapat Responden Mengenai Waskat Efektif Merangsang Kedisiplinan Dan
Moral Kerja Guru ... 71 24.Pendapat Responden Mengenai Sanksi Hukuman Berperan Penting Dalam
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Habibullah Djimad, S.E., M.Si. ...
Sekretaris : Rosnelly Roesdi, S.E., M.Si. ...
Penguji Utama : Yuningsih, S.E., M.M. ...
2. Dekan Fakultas Ekonomi
Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si.
NIP : 19610904 198703 1 011
Judul Skripsi : PENGARUH KOMUNIKASI INTERNAL
TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU SMA
AL-KAUTSAR BANDAR LAMPUNG
Nama Mahasiswa : ERIZA CHANDRA
No. Pokok Mahasiswa : 0511011051
Jurusan : MANAJEMEN
Fakultas : EKONOMI DAN BISNIS
MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing
Habibullah Djimad, S.E., M.Si. Rosnelly Roesdi, S.E., M.Si. NIP : 19711121 199512 1 001 NIP : 19690223 199303 2 011
2. Ketua Jurusan Manajemen
M O T T O
“
Di dunia ini tidak ada siapapun yang bisa sepenuhnya
menolong dirimu kecuali kamu sendiri
”
“
Kebahagian sesungguhnya bukanlah dari apa yang telah
kita miliki, tapi kebahagian sesungguhnya itu adalah dari
apa yang kita miliki bisa kita berikan untuk kebahagian
Karya Ini Kupersembahkan Untuk :
Kedua Orangtuaku ;
Bapak Usri Yusuf dan Ibu Eliza Fitri
Kakak-kakakku yang tersayang ; Eriza Andryan, Dian
Refita Zari
Adik-adikku yang tersayang; Eriza Erick M., Poppy Meutia
Zari, Ria Permata Zari
Dan
Almamaterku Tercinta
Semua orang yang berdoa untuk keberhasilanku
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Eriza Chandra dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 22 Mei 1987. Penulis adalah anak ketiga dari enam bersaudara dari pasangan Bapak Usri Yusuf dan Ibu Eliza Fitri.
Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Tunas Harapan pada tahun 1999, dan melanjutkan pendidikan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTP Negeri 8 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2002. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Umum di SMU Al-Kautsar dan menyelesaikannya pada tahun 2005.
Pada tahun 2005 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Lampung melalui jalur SPMB. Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah aktif keanggotaan organisasi Economic English Club (EEC) dan menjadi CEO Quick and Smart.
SANWACANA
Segala puji syukur kepada Allah SWT, atas segala berkah dan karunianyalah penulisan skripsi ini dapat diselesaikan, yaitu dengan judul :
“Pengaruh Komunikasi Internal Terhadap Disiplin Kerja Guru SMA
Al-Kautsar Bandar Lampung”
Penelitian yang dilakukan penulis merupakan sebuah proses yang harus dijalani untuk mendapatkan gelar sarjana ekonomi. Dalam penulisan skripsi ini banyak pengetahuan dan hal-hal baru yang didapatkan oleh penulis yang kiranya kelak bisa lebih bermanfaat bagi penulis dan dapat diabdikan ditengah-tengah masyarakat. Semoga tulisan ini juga bisa bermanfaat bagi siapa saja yang membaca.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku pembimbing akademik yang telah membimbing dan membantu penulis selama menjalani proses penyelesaian perkuliahan.
4. Bapak H. Habibullah Djimad, S.E., M.Si. selaku pembimbing utama atas segala bimbngan, kritik, masukan, waktu dan kesabaran yang sangat berharga buat penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Rosnelly Roesdi, S.E., M.Si. selaku pembimbing pendamping atas bimbingan, arahan, masukan, pengorbanan waktu dan kesabaran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini untuk menjadi lebih baik.
6. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Lampung.
7. Bapak Drs. H. Joko Santoso selaku Kepala Sekolah SMA Al-Kautsar dan seluruh guru beserta karyawan SMA Al-Kautsar Bandar Lampung
8. Teristimewa untuk kedua orangtuaku yang tercinta dan terkasih, Ayah dan Ibu yang telah membesarkanku dengan penuh kesabaran dan kasih sayang, selau memberikan pelajaran hidup serta do’a yang tulus tanpa henti hingga saat ini. Untuk kakak dan adikku yang sangat kusayangi Eriza Andryan, Dian Refita Zari, Eriza Erick M., Poppy Meutia Zari, Ria Permata Zari tetap semangat dalam mengejar cita-cita dan selalu ingat kepada Allah SWT dalam setiap pekerjaan dan studimu. Terima kasih untuk semua dukungan, kritik, dan masukan juga motivasi yang kakak dan adik berikan kepadaku.
10.Para sahabatku yang telah banyak memberikan inspirasi, dukungan, kawan bercerita, berbagi suka dan duka, Adit, Umar, Arifin, Agung, Roli, yodi, daniel dan anak-anak BTF, DEM, BNET. Terima kasih untuk dukungan
dan do’a kalian .
11.Teman-teman seangkatan dan adik tingkat di Unila, Falah, Yuve, Rinli, Katong, Ridho H., Heru, Deni Wr., Audy, Riki, Budi, Rio, Anton, Ardi, Wira, Obob, Lucy, Aulia 05, Aulia 06, Radit, Yoga, Ryan, Laikmen, Edu, Rian, Reza, Yudi, Riko, Ridho, Guntur, Bowo, Hari dan semua yang tak bisa disebut satu per satu. Terimakasih untuk kerjasamanya.
12.Bagi pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang turut mendukung
dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin
Bandar Lampung, Maret 2013
Penulis
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Eriza Chandra
NPM : 0511011051
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Manajemen
Judul Skripsi : Pengaruh Komunikasi Internal Terhadap Disiplin Kerja Guru SMA Al-Kautsar Bandar Lampung
Dengan ini menyatakan bahwa :
1. Hasil penelitian/skripsi ini adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang dikutip dari karya-karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan telah disebutkan dalam penulisan dan dicantumkan dalam daftar pustaka pada akhir penulisan/skripsi ini.
2. Menyerahkan sepenuhnya hasil penelitian saya dalam bentuk hardcopy dan softcopy untuk dipublikasikan ke media cetak maupun elektronik kepada jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Tidak akan menuntut/meminta ganti rugi dalam bentuk apapun atas segala sesuatu yang dilakukan oleh jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung terhadap penelitian/skripsi ini selama tidak merugikan.
4. Apabila ternyata di kemudian hari penulisan skripsi ini merupakan hasil plagiat atau jiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi berdasarkan peraturan yang brelaku di Universitas Lampung dan sanksi hukum yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Bandar Lampung, Maret 2013 Yang membuat pernyataan
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyaknya unit-unit sekolah yang bermunculan merupakan salah satu bukti bahwa semakin berkembangnya dunia pendidikan di indonesia pada saat ini. Namun, bagi pihak sekolah banyaknya unit-unit sekolah yang bermunculan membawa dampak semakin ketatnya persaingan disektor pendidikan seperti pada kualitas guru ataupun infrastruktur sekolah. Ketatnya persaingan tersebut membuat para guru terlalu sibuk dengan urusan masing-masing sehingga dapat membawa para guru ke situasi Incivility (tidak akur).
2
Komunikasi Internal merupakan salah satu cara yang paling efektif dalam menjalin sebuah hubungan, jika tidak terjalin suatu komunikasi internal yang baik didalam suatu sekolah, maka kegiatan dalam sekolah tidak dapat berjalan dengan baik sehingga dapat menghambat kegiatan sekolah. Komunikasi internal juga mempunyai peran yang penting dalam menjaga kedisplinan kerja guru, sebagaimana yang dijelaskan oleh Handoko (2001:271) :
“Manajemen sering mempunyai masalah tidak efektifnya komunikasi. Padahal komunikasi yang efektif adalah penting bagi manajer, paling tidak untuk dua alasan. Pertama, komunikasi adalah proses dimana fungsi-fungsi manajemen perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dapat tercapai. Kedua, komunikasi adalah kegiatan untuk para manajer mencurahkan sebagian besar proporsi waktu mereka”.
Sedangkan yang dimaksud dengan disiplin kerja adalah suatu sikap menghormati, patuh dan taat terhadap peraturan yang berlaku baik tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankan dan tidak menolak untuk menerima sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya. (Sastrohardiwiryo 2003:290).
Berikut ini merupakan proses komunikasi paling sederhana sebagaimana dikemukakan oleh B. Aubrey Fisher (1990:242) :
Gambar 1. Model proses komunikasi sederhana
Berita Media (Komunikan) Penerima Pengirim
(Komunikator)
3
Pengelolaan sumber daya manusia yang menjadi tugas manajemen pada intinya tidak terlepas dari komunikasi antara kepala sekolah dan guru, baik komunikasi secara langsung maupun tidak langsung dalam arti kata secara lisan maupun tulisan, karena komunikasi tersebut berguna untuk
mengarahkan guru agar memiliki disiplin kerja yang tinggi sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan sekolah sehingga visi dan misi sekolah dapat tercapai.
Dalam kondisi apapun, kedisplinan kerja sangat penting dalam rangka mencapai tujuan sekolah Apabila suatu sekolah tenaga kerjanya kurang disiplin terhadap ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh sekolah maka kemungkinan adanya kesalahan kerja. Seperti yang dijelaskan oleh Hasibuan (2006:193) : “Kedisiplinan merupakan fungsi operatif MSDM yang
terpenting karena semakin baik disiplin karyawan maka semakin tinggi prestasi kerja yang dicapainya”. Tanpa disiplin karyawan yang baik, sulit bagi
organisasi mencapai hasil yang optimal.
Menurut Hasibuan (2006:194-198), pada dasarnya banyak indikator yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan suatu organisasi, antara lain :
1. Tujuan dan Kemampuan
4
dengan kemampuan karyawan bersangkutan, agar dia bekerja sungguh-sungguh dan disiplin dalam mengerjakannya.
2. Waskat
Waskat efektif merangsang kedisiplinan dan moral kerja karyawan. Karyawan merasa mendapat perhatian, bimbingan, petunjuk, pengarahan, dan pengawasan dari atasannya. Jadi, waskat menuntut adanya
kebersamaan aktif antara atasan dengan bawahan dalam mencapai tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Dengan kebersamaan aktif antara atasan dan bawahan, terwujudlah kerja sama yang baik dan harmonis dalam perusahaan yang mendukung terbinanya kedisiplinan karyawan yang baik.
3. Sanksi Hukuman
Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan
karyawan. Berat atau ringannya sanksi hukuman yang akan diterapkan ikut mempengaruhi baik atau buruknya kedisiplinan karyawan. Sanksi
5
Komunikasi juga akan menimbulkan sikap saling terbuka yang akan
menumbuhkan suatu ikatan batin yang kuat antara semua orang yang terlibat dalam organisasi dan pada akhirnya akan menimbulkan kekompakan kerja sama dalam suatu organisasi. Kekompakan tersebut secara psikologis akan menumbuhkan kedisiplinan kerja yang tinggi.
Komunikasi internal harus memperoleh perhatian besar bagi setiap organisasi atau instansi yang ingin berkembang. Ini berarti bahwa komunikasi yang diterapkan di SMA Al-Kautsar sangat diperlukan untuk meningkatkan kedisiplinan kerja guru. Jumlah guru yang ada di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung pada Tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 1 berikut:
Tabel 1. Jumlah Guru SMA Al-Kautsar Bandar Lampung Berdasarkan Jabatan Tahun 2011
Sumber: SMA Al-Kautsar Bandar Lampung, 2012.
Dilihat dari Tabel 1 diatas, Adapun tugas masing-masing secara umum yaitu kepala sekolah bertugas memberikan bimbingan, bantuan, pengawasan dan penilaian pada masalah-masalah yang berhubungan dengan teknis
penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan pengajaran yang berupa perbaikan program dan kegiatan pendidikan pengajaran untuk dapat
6
pengarahan, ketenagaan, pengkoordinasian, pengawasan, penilaian, identifikasi dan pengumpulan data, mewakili kepala sekolah untuk menghadiri rapat khususnya yang berkaitan dengan masalah
pendidikan, serta membuat laporan secara berkala. Guru sebagai perantara dalam belajar membimbing siswa dengan materi-materi pendidikan dan berperan dalam membentuk kepribadian siswa yang harmonis sesuai cita-cita dan dasar negara kita Pancasila. Sebagai adminstrator dan manajer guru berperan sebagai perencana kurikulum. Sedangkan karyawan lainnya yang membantu kepala sekolah dapat dilihat pada Tabel 2. Berikut.
Tabel 2. Staf Teknis Edukatif dan Administratif SMA Al-Kautsar Bandar Lampung pada bulan Januari-Desember 2011
Jabatan Jumlah (orang)
Pustakawan 1
Audio Visual 1
Laboratorium 1
Tenaga TU 7
Jumlah 10
Sumber: SMA Al-Kautsar Bandar Lampung, 2012.
Staf teknis edukatif dan administratif tidak diikutsertakan dalam sampel yang diteliti tetapi hanya merupakan data tambahan yaitu tenaga TU sebanyak 7 orang dan selebihnya yaitu perpustakaan, audio visual, laboratorium masing-masing sebanyak 1 orang. Adapun tugas masing-masing-masing-masing secara umum pustakawan mengelola sarana dan prasarana dalam perpustakaan yaitu buku-buku, majalah, kliping dan lainnya, merawat, menjaga kebersihan
7
yang ada adalah hal yang sangat wajib. Tugas tenaga TU membantu proses belajar mengajar, urusan kesiswaan, kepegawaian, peralatan sekolah, urusan infrastruktur sekolah, dan keuangan.
Tabel 3. Banyaknya Guru Mata Pelajaran SMA Al-Kautsar Bandar Lampung Pada Bulan Januari - Desember 2011
Mata Pelajaran Jumlah
(Orang)
Sumber: SMA Al-Kautsar Bandar Lampung, 2012.
8
Menurut Hariandja (2002:298) : ”Sistem komunikasi dapat dikategorikan dengan
komunikasi ke bawah (downward communication), komunikasi ke atas (upward
communication), dan komunikasi ke samping (lateral communication)”.
1. Komunikasi ke bawah (downward communication)
Manajemen komunikasi ke bawah adalah penyampaian informasi atau
gagasan dari atas atau pimpinan ke bawah. Informasi-informasi yang
disampaikan bisa meliputi banyak hal seperti tugas-tugas yang harus
dilakukan bawahan, kebijakan organisasi, tujuan-tujuan yang dicapai, dan
adanya perubahan-perubahan kebijakan. Untuk sistem komunikasi ini
terdapat sejumlah media yang dapat digunakan seperti papan pengumuman,
bulletin, memo, instruksi, rapat atau pertemuan dalam bentuk kelompok, dan
hubungan tatap muka. Banyak organisasi menggunakan ini secara formal,
yaitu dengan menempatkan sebuah papan pengumuman ditempat tertentu
yang bisa dilihat oleh semua karyawan, buletin yang terbit secara berkala,
melakukan pertemuan rutin secara terjadwal, dan berbagai bentuk lain yang
sangat bervariasi antara satu organisasi dengan organisasi lainnya.
2. Komunikasi ke atas (upward communication)
Manajemen komunikasi ke atas adalah penyampaian informasi dari karyawan
ke atasan atau organisasi. Informasi ini bisa berupa laporan pelaksanaan
tugas, gagasan, keluhan, dan lain-lain. Untuk sistem komunikasi ini terdapat
sejumlah media yang dapat digunakan, dari yang formal hingga informal,
seperti pertemuan rutin, kotak saran disediakan dalam organisasi dimana
karyawan dapat menyampaikan berbagai masukan atau keluhan mengenai
9
informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas
sehari-hari, dan lain-lain.
3. Komunikasi ke samping (lateral communication)
Manajemen komunikasi ke samping adalah komunikasi yang terjadi diantara
karyawan dengan tingkat yang sama dalam organisasi, tetapi mereka
mempunyai tugas yang berbeda. Berbagai informasi yang diberikan dapat
berupa kegiatan yang dilakukan, permohonan untuk melakukan pekerjaan
dengan standar tertentu, nasihat, dan saran. Media yang digunakan dapat
berupa media yang formal seperti surat-menyurat, pertemuan, dan yang
informal seperti kegiatan olahraga bersama, dan lain lain.
Tabel 4. Jumlah Rapat Koordinasi Antara Kepala Sekolah Dengan Bawahannya Pada SMA Al-Kautsar Bandar Lampung Pada Bulan Januari – Desember 2011
Bulan Minggu Jumlah
10
Dilihat dari tabel 4 dihalaman sebelumnya, frekuensi rapat setiap bulannya didominasi sebanyak satu kali. Hal ini memperlihatkan minimnya rapat yang diadakan oleh kepala sekolah yang mengindikasikan kurangnya koordinasi antara kepala sekolah dengan bawahan. Frekuensi rapat terbanyak terjadi pada bulan maret sebanyak 3 kali, hal ini dikarenakan dalam rangka persiapan menghadapi ujian nasional (UN). Kurangnya frekuensi rapat
mengindikasikan kurangnya komunikasi internal dalam lingkungan sekolah.
Agar rapat-rapat formal dalam suatu organisasi dapat bermutu tinggi. Menurut George R.Terry (2006:214), maka suatu rapat haruslah :
1. Direncanakan, dengan memberitahukan tujuannya kepada setiap anggotanya, acaranya dan waktunya.
2. Secara khusus, penyajian dan pembahasan secara langsung dibatasi sampai pada pokok bahasan yang ditangani.
3. Secara visual dijelaskan, khususnya, kalau ia melibatkan konsep-konsep yang ruwet.
4. Dicatat, untuk suatu catatan mengenai apa yang diliputi dan diputuskan.
SMA Al-Kautsar belum maksimal dalam menerapkan sebagaimana
11
Tabel 5. Alat atau Media Komunikasi Internal dan Intensitas Penggunaan yang telah diterapkan pada SMA Al-Kautsar Bandar Lampung pada bulan Januari – Desember 2011
No Alat/Media Komunikasi Internal Banyaknya 1
Pertemuan formal atau rapat
Laporan tahunan/Daftar penilaian prestasi kerja tahunan
Lebih dari 10 buah 1 buah
Dipegang tiap-tiap pimpinan
1 kali perbulan 1 buah
Sumber: SMA Al-Kautsar Bandar Lampung, 2012.
12
menyadari pentingnya disiplin kerja dalam menentukan keberhasilan tujuan, visi dan misi SMA Al-Kautsar Bandar Lampung.
Indikasi – indikasi disiplin kerja yaitu:
1. Tingkat absensi
2. Tingkat surat peringatan (SP)
3. Tingkat pemutusan hubungan kerja (PHK)
Salah satu indikator untuk mengetahui tingkat disiplin kerja adalah dengan melihat absensinya. Tingkat absensi dapat mencerminkan tingkat disiplin kerja guru.
Tingkat surat peringatan dan tingkat mutasi pada SMA Al-Kautsar Bandar Lampung belum pernah diberikan kepada guru yang melanggar peraturan dan tata tertib, sejauh ini yang baru dilakukan yaitu sebatas teguran secara
personal antara kepala sekolah dengan guru. Daftar absensi guru SMA Al-Kautsar Bandar Lampung dapat dilihat pada tabel di halaman berikutnya.
1
Tabel 6. Rata-rata Tingkat Absensi (alpha, ijin, sakit, terlambat, pulang cepat, bolos) Guru SMA Al-Kautsar Bandar Lampung pada Bulan Januari-Desember 2011
Bulan Alpha Ijin Sakit Total Terlambat Pulang cepat Bolos Total Sumber: SMA Al-Kautsar Bandar Lampung, 2012.
Keterangan:
Dalam hal ini perhitungan menggunakan hari maka dilakukan pembulatan angka desimal yaitu < 0,5 dibulatkan kebawah sedangkan > 0,5 dibulatkan keatas seperti tampak dalam tabel
14
Pada tabel 6. data absensi antara lain alpa, ijin, sakit, terlambat, pulang cepat, dan bolos dimana pada tahun-tahun sebelumnya terdapat absensi dinas luar dan cuti yang pada tahun ini absensi dinas luar dan cuti melahirkan
merupakan absensi yang ditolerir SMA Al-Kautsar dan tidak dimasukan dalam data absensi kemudian untuk absensi cuti tahunan, guru SMA Al-Kautsar tidak lagi mempunyai hak cuti dikarenakan setelah ujian atau kenaikan kelas atau pembagian raport, guru-guru SMA Al-Kautsar akan mendapatkan hari libur. Seiring perkembangan teknologi, SMA Al-Kautsar menggunakan teknologi finger print untuk kepentingan data absensi harian guru SMA Al-Kautsar dan saat ini data absensi berisi alpa, ijin, sakit, terlambat, pulang cepat dan bolos.
15
Al-Kautsar membuat surat ijin jika tidak hadir, karena mereka berpedoman pada perhitungan nilai absen yaitu ½ lebih kecil dibanding alpa yang bernilai 1. Indikasi tersebut mencerminkan tingkat toleransi rendah dari guru-guru untuk datang tiap hari.
Tabel 7. Angka Mutu Penilaian Berdasarkan Jenis-Jenis Absensi SMA Al-Kautsar Bandar Lampung
Jenis-Jenis Absensi Nilai
Alpa 1
Ijin 0,5
Sakit 0,2
Terlambat 0,3
Pulang cepat 0,3
Bolos 0,3
Sumber: SMA Al-Kautsar Bandar Lampung, 2012.
16
Tabel 8. Penilaian Tingkat Kehadiran Efektif Selama Satu Tahun dari Bulan Januari-Desember
Jumlah Hari Penilaian dengan
Angka Keterangan
>36 1 Sangat buruk
25 – 36 2 Buruk
13 – 24 3 Kurang
9 – 12 5 Sedang
5 – 8 6 Baik
0 - 4 7 Sangat baik
Sumber: SMA Al-Kautsar Bandar Lampung, 2012.
17
Tabel 9. Jumlah Jam Kerja Guru SMA Al-Kautsar Bandar Lampung Bulan Januari-Desember 2011 Sumber: SMA Al-Kautsar Bandar Lampung, 2012.
Keterangan :
JG = Jumlah guru
HKPB = Hari kerja per bulan
JJKPB = Jumlah jam kerja per bulan (JJKPM x 4) JJKPM = Jumlah jam kerja per minggu (42 jam/minggu) HKYHPB = Hari kerja yang hilang per bulan
JJKE = Jumlah jam kerja efektif (JG x HKPB x JJKPB) JKYH = Jam kerja yang hilang (JJKPB x HKYHPB) JKEYD = Jam kerja efektif yang dicapai (JJKE-JKYH)
18
Perhitungan tingkat absensi menurut T. Hani Handoko (2001 : 211), dengan rumus:
Jumlah Absensi
Tingkat Absensi = X 100 % Hari Kerja X Jumlah Guru
Pada Tabel 9. memperlihatkan jumlah jam kerja efektif rata-rata dalam satu tahun adalah 205.114jam, sedangkan jumlah jam kerja efektif yang dicapai 198.198 jam, dan jam kerja yang hilang dalam satu tahun yaitu 6.916 jam. Padahal toleransi jam kerja yang hilang dalam satu tahun adalah sebesar 2% dari jumlah jam kerja efektif yaitu 4.102 jam. Hal ini mengindikasikan bahwa persentase tingginya tingkat jam kerja yang hilang kemungkinan
menggambarkan komunikasi internal yang terjalin kurang berperan sebagaimana seharusnya. Kenyataan ini kemungkinan disebabkan masih kurangnya pemahaman guru atas penilaian, tata tertib dan sanksi yang telah diberlakukan pada SMA Al-Kautsar Bandar Lampung, terutama pelanggaran terhadap jam kerja yang telah ditetapkan. Data-data mengenai absensi diatas dapat digunakan sebagai indikasi tingkat kedisiplinan guru dalam
menjalankan tugasnya.
19
hal ini menampakan ketidaktegasan pimpinan atau kepala sekolah dalam meberikan peringatan sehingga relatif tidak berpengaruh terhadap disiplin kerja. Mengenai mutasi sampai saat ini di SMA Al-kautsar Bandar Lampung belum ada guru yang mendapat hukuman mutasi.
Dari data absensi diatas memperlihatkan indikasi kurangnya disiplin kerja guru. Guru yang kurang rajin datang setiap hari kerja, mengindikasikan rendahnya disiplin kerja para guru untuk mematuhi peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh SMA Al-Kautsar Bandar lampung. Rendahnya tingkat disiplin kerja dari beberapa guru salah satu penyebabnya komunikasi yang dijalankan dalam sekolah kurang berperan sebagaimana mestinya, seperti komunikasi sebagai pemberi informasi, alat untuk memecahkan masalah atau persoalan pengambilan keputusan, mempermudah perubahan-perubahan yang ingin dilakukan sebagai pintu untuk keluar masuk informasi dari pihak-pihak luar sekolah sebagai wahana untuk mengevaluasi diri, sehingga dengan ini mengakibatkan kurangnya komunikasi antar pimpinan dengan guru dan antar guru dengan guru yang menyebabkan rendahnya disiplin kerja.
20
dilaksanakan belum efektif pada SMA Al-Kautsar Bandar lampung. Dari latar belakang masalah diatas, penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut tentang “Pengaruh Komunikasi Internal Terhadap Disiplin Kerja Guru SMA Al-Kautsar Bandar Lampung”.
B. Permasalahan
Seorang pemimpin melakukan pengawasan personal terhadap guru untuk mencari point-point terpenting yang menyangkut kinerja guru itu sendiri, apa yang menjadi kelebihan atau kekurangan dari seorang guru maupun kendala yang mempengaruhi kinerja mereka, dan setelah didapatnya kesimpulan maka layak dikomunikasikan secara formal melalui media rapat untuk mencari dan menentukan ketetapan-ketetapan yang nantinya akan dapat memaksimalkan kinerja guru. Permasalahan yang terjadi pada SMA Al-Kautsar Bandar Lampung dapat dilihat dari jumlah rapat pada Tabel 4. yaitu rata-rata sebulan sekali padahal idealnya seminggu sekali. Kurangnya rapat koordinasi
21
Pada Tabel 9. memperlihatkan jumlah jam kerja efektif rata-rata dalam satu tahun adalah 205.114jam, sedangkan jumlah jam kerja efektif yang dicapai 198.198 jam, dan jam kerja yang hilang dalam satu tahun yaitu 6.916 jam. Padahal toleransi jam kerja yang hilang dalam satu tahun adalah sebesar 2% dari jumlah jam kerja efektif yaitu 4.102 jam. Hal ini mengindikasikan bahwa persentase tingginya tingkat jam kerja yang hilang kemungkinan
menggambarkan komunikasi internal yang terjadi masih kurang terjalin dengan efektif. Fakta-fakta tersebut kemungkinan disebabkan masih
kurangnya komunikasi internal. Kedisiplinan guru akan dicapai dengan baik apabila guru mendapat informasi melalui komunikasi internal yang
dilaksanakan secara efektif.
Berdasarkan uraian diatas maka permasalahan dirumuskan sebagai berikut “Apakah komunikasi internal berpengaruh terhadap peningkatan disiplin
kerja guru SMA Al-Kautsar Bandar Lampung?”.
C. Tujuan dan Kegunaan Penulisan
Tujuan dan kegunaan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tujuan
22
2. Kegunaan
Sebagai sumbangan pemikiran kepada SMA Al-Kautsar Bandar Lampung untuk mengambil langkah yang tepat dalam rangka meningkatkan disiplin kerja guru.
D. Kerangka Pemikiran
Sesuatu yang berjalan lambat bahkan akan terhambat jika tidak ada komunikasi antara sesama pelaksananya, baik komunikasi antara sesama maupun kontak dengan pemimpin sebagai pengatur, pembimbing, dan penunjuk jalan ke arah yang dikehendaki bersama. Kebersamaan dan rasa kekeluargaan dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan akan menumbuhkan rasa ikut memiliki dan ikut bertanggung jawab terhadap maju mundurnya sekolah maupun organisasi lainnya.
Gambar 2.Bagan Kerangka Pemikiran
Komunikasi Internal (X) Komunikasi ke bawah (X1)
1. Tugas-tugas yang harus dikerjakan 2. Kebijakan organisasi
3. Tujuan-tujuan yang dicapai Komunikasi ke atas (X2)
1. Laporan pelaksanaan tugas 2. Gagasan
3. Keluhan
23
E. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, permasalahan dan kerangka pikiran, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu “Komunikasi Internal Berpengaruh Signifikan Terhadap Disiplin Kerja Guru SMA
24
II. LANDASAN TEORI
A. Pengertian Manajemen
Perusahaan atau organisasi dapat maju dan berkembang apabila mampu menjalankan kegiatan dengan manajemen yang baik. Peranan manajemen sangat menentukan karena tidak hanya memperhatikan satu faktor saja tetapi seluruh faktor yang terdapat di perusahaan.
Menurut M. Manullang, (2006 : 10)
Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengontrolan dari human resources untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu.
Sedangkan menurut Alex S. Nitisemito (2000 : 11) menyatakan bahwa Manajemen adalah seni dan ilmu untuk mencapai tujuan melalui kegiatan yang lain.
25
B. Pengertian Manajemen Personalia
Manajemen personalia merupakan salah satu cabang dari ilmu manajemen yang secara khusus menitikberatkan perhatiannya pada produksi tenaga kerja, yaitu bagaimana pelaksanaan perencanaan, pengorganisasian, penggiatan, dan pengawasan tenaga kerja sehingga berdayaguna dan berhasilguna sesuai dengan harapan. Untuk memperjelas pengertian dan fungsi dari manajemen personalia, maka berikut akan diuraikan beberapa definisi dari manajemen personalia, yaitu :
Menurut T.Hani Handoko (2001 : 4)
Manajemen sumberdaya manusia adalah penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan baik tujuan individu maupun organisasi.
Menurut M. Manullang (2006 : 14)
Manajemen personalia adalah suatu seni, ilmu memperoleh, memajukan dan memanfaatkan tenaga kerja sehingga tujuan organisasi dapat direalisasikan secara dayaguna sekalipun adanya kegiatan kerja dari para pekerja.
Menurut Alex S. Nitisemito (2000 : 10)
26
Dalam suatu organisasi atau perusahaan, manusia merupakan salah satu faktor produksi yang cukup penting dengan menjalankan kegiatan perusahaan sehingga diperlukan pengaturan di bidang sumberdaya manusia tersebut atau suatu manajemen personalia, menjadi tugas manajemen personalia untuk mempelajari dan mengembangkan berbagai hal agar manusia bisa
diintegrasikan secara efektif kedalam berbagai organisasi yang diperlukan oleh masyarakat.
C. Fungsi Manajemen Personalia
Menurut T. Hani Handoko (2001 : 5), fungsi pokok manajemen personalia adalah
1. Untuk menjalin kerjasama dengan pengembangan dan administrasi berbagai kebijakan yang mempengaruhi orang yang membentuk organisasi.
2. Untuk membantu para manajer mengelola sumberdaya manusia
Pelaksanaan manajemen personalia harus memiliki fungsi-fungsi operasional yang mencakup :
1. Pengadaan
Fungsi ini adalah untuk memperoleh jumlah dan jenis karyawan yang tepat untuk mencapai tujuan organisasi, fungsi ini terutama menyangkut tentang penentuan kebutuhan tenaga kerja dan penarikannya, seleksi dan
27
2. Pengembangan
Pengembangan ini dilakukan untuk meningkatkan keterampilan lewat latihan, yang diperlukan untuk menjalankan tugas dengan baik. Kegiatan ini makin menjadi penting karena berkembangnya teknologi dan makin kompleksnya tugas-tugas manajer.
3. Kompensasi
Fungsi ini dapat didefinisikan sebagai pemberian penghargaan yang adil dan layak terhadap para karyawan sesuai dengan sumbangan mereka untuk mencapai tujuan organisasi.
4. Integrasi
Integrasi ini menyangkut penyesuaian keinginan dari para individu dengan keinginan organisasi dan masyarakat.
5. Pemeliharaan
28
D. Pendekatan Dalam Manajemem Sumberdaya Manusia
Berbagai pendekatan tentang konsep-konsep dasar manajemen sumberdaya manusia cukup penting untuk menelaah kegiatan manajemen sumberdaya manusia yang dilakukan dengan benar, pendekatan-pendekatan tersebut mencakup :
1. Pendekatan sumberdaya manusia
Pendekatan sumberdaya manusia adalah pengelolaan dan pendayagunaan sumberdaya manusia. Martabat dan kepentingan hidup manusia hendaknya tidak diabaikan agar kehidupan mereka layak dan sejahtera.
2. Pendekatan manajerial
Pendekatan ini mengartikan bahwa manajemen sumberdaya manusia adalah tanggung jawab setiap manajer yang ikut membina serta memelihara sumberdaya manusia yang ada di dalam perusahaannya.
3. Pendekatan sistem
29
4. Pendekatan proaktif
Pendekatan ini berpendapat bahwa manajemen sumberdaya manusia dapat meningkatkan kontribusi kepada para karyawan, manajer dan organisasi melalui antisipasi masalah-masalah yang akan timbul.
Berbagai pendekatan mengenai manajemen sumberdaya manusia tersebut maka suatu organisasi akan dapat mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan sehingga diharapkan mengarahkan kepada kegiatan yang lebih baik.
E. Pengertian Integrasi
Integrasi berhubungan dengan usaha untuk mempengaruhi sikap-sikap karyawan sedemikian rupa sehingga mereka menguntungkan bagi pekerjaan, organisasi serta rekan sekerjanya. Jadi kita harus berhubungan dengan perasaan dan sikap para karyawan dalam hubungannya dengan prinsip dan kebijakan organisasi. Komunikasi yang baik mampu membentuk suatu kerjasama yang harmonis antara pimpinan dan bawahannya, komunikasi ditujukan untuk usaha mengintegrasikan antara beberapa kepentingan didalam organisasi.
30
bagian personalia adalah departemen kesejahteraan dan semua keaktifan komunikasi merupakan dukungan terhadap program tersebut.
F. Pengertian Komunikasi
Komunikasi merupakan dasar dari setiap usaha antar manusia, karena apabila komunikasi kurang lancar akan menyebabkan kesukaran dalam bekerjasama. Istilah komunikasi mempunyai banyak arti, bagi orang awam mungkin akan diartikan sebagai alat atau media pengirim seperti : telepon, telegram atau televisi.
Sedangkan bagi orang yang bekerja dalam suatu organisasi istilah komunikasi juga dapat diartikan sebagai saluran yang menghubungkan antara anggota dalam organisasi, seperti komunikasi formal melalui rantai komando, komunikasi informal, komunikasi verbal dan sebagainya. Untuk lebih
jelasnya mengenai komunikasi dapat dilihat dari beberapa definisi para ahli di bawah ini :
Menurut T. Hani Handoko (2001:268) menyatakan bahwa komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain. Perpindahan pengertian tersebut melibatkan lebih dari sekedar kata-kata yang digunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik putus vokal dan sebagainya.
31
apa yang dikomunikasikan dapat dimengerti, dipikirkan dan akhirnya dilaksanakan.
Dari pengertian definisi diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi, perintah, pesan ide dari seseorang pada orang lain.
2. Komunikasi baru dapat dilakukan apabila ada dua pihak yaitu pihak pertama pemberi informasi (komunikator) dan pihak kedua penerima informasi (komunikan).
3. Komunikasi harus dapat dimengerti oleh si penerima sehingga dapat menimbulkan interaksi.
Dengan melihat hal tersebut di atas dapat diketahui bahwa unsur komunikasi yang harus ada adalah :
1. Pengirim informasi (komunikator)
2. Pesan (message)
3. Penerima informasi (komunikan)
4. Channel atau saluran
5. Effect (hasil)
32
tujuan tertentu, tujuan yang hendak dicapai oleh komunikator mungkin untuk memberitahukan sesuatu kepada komunikan, mempengaruhi komunikan, memberikan dukungan psikologis, atau mempengaruhi perilaku komunikan seperti mendorong komunikan meminta informasi lebih lanjut, menerima suatu intruksi atau perintah dengan rela atau dengan dukungan psikologis tertentu.
Keefektifan seorang komunikator dapat dievaluasi dalam hal bagaimana tujuan seseorang dapat dicapai dengan baik. Tiga persyaratan dari komunikasi yang berhasil dengan melihat tercapai tidaknya tujuan komunikasi yaitu :
1. Attention (perhatian)
Persyaratan pertama dari komunikasi yang berhasil adalah perhatian yang diperoleh dari komunikan, jika dikirimkan tetapi komunikan
mengabaikannya maka usaha tersebut telah menemui kegagalan.
2. Comprehension (pemahaman)
Keberhasilan komunikasi juga tergantung pada pemahaman komunikan atas pesan yang diterimanya, jika komunikan tidak memahaminya maka tidak mungkin dapat menjelaskan isi pesan tersebut dengan baik
3. Acceptance (penerimaan)
Persyaratan terakhir adalah penerimaan komunikan atas pesan, sekalipun suatu pesan dipahami tapi komunikan mungkin tidak yakin akan
33
benar-benar mengerti apa yang dikatakannya, maka usaha komunikasi tersebut belum berhasil. Jika perhatian, pemahaman dan penerimaan terhadap pesan tersebut diatas dapat diperoleh, maka kemungkinan besar tujuan komunikasi akan dapat dicapai secara maksimal.
Dalam setiap komunikasi terdapat tahap-tahap dimana suatu gagasan atau pengertian dikirimkan dari sumber, yang disebut komunikator atau pengirim, sampai gagasan atau pengertian tersebut dijalankan oleh yang menjadi sasaran komunikasi yang disebut sebagai komunikan atau penerima. Dengan memahami tahap-tahap dalam proses komunikasi beserta beberapa hambatan yang mungkin terjadi maka akan tercapai komunikasi yang lebih efektif.
T. Hani Handoko (2001:270) mengemukakan bahwa terdapat enam tahap dalam pencapaian komunikasi yang efektif yaitu :
1. Source (sumber)
Sumber atau pengirim berita memainkan langkah pertama dalam proses komunikasi. Sumber mengendalikan macam berita yang dikirim, susunan yang digunakan, dan sering saluran melalui nama berita yang dikirimkan.
2. Encoding (pengubah berita dalam sandi/kode)
34
3. Transmitting the message (pengirim berita)
Mencerminkan pilihan komunikator terhadap media atau saluran distribusi.
4. Penerima berita
Penerima berita oleh pihak penerima, pada dasarnya orang-orang menerima berita melalui kelima panca indera mereka.
5. Decoding (penterjemahan kembali berita)
Hal ini menyangkut pengertian simbol-simbol oleh penerima. Proses ini dipengaruhi oleh latar belakang, kebudayaan, pendidikan, lingkungan, praduga dan gangguan disekitarnya.
6. Feed back (umpan balik)
Setelah berita diterima dan diterjemahkan, penerima mungkin
menyampaikan berita balasan yang ditujukan kepada pengirim mula-mula atau orang lain.
G. Sistem Komunikasi
Bentuk dan jenis komunikasi dapat digolongkan dalam berbagai kategori yaitu :
1. Komunikasi lisan dan tertulis
35
antar pribadi (interpersonal communication) disampaikan secara lisan maupun tertulis. Sebagian besar interaksi manusia terjadi dalam bentuk ini, maka berbagai studi telah dilakukan untuk menilai manfaat dan efisiensi dari pesan yang disampaikan dengan cara ini. Banyak orang menyukai komunikasi lisan karena situasi keakraban yang ditimbulkannya.
Beberapa pendapat mengatakan kecermatan dan ketepatan biasanya lebih berhasil dicapai melalui komunikasi lisan maupun tertulis, biasanya pada kesempatan atau pada saat yang berbeda dengan maksud untuk
meningkatkan kemungkinan pemahaman atas pesan-pesan yang dikirim.
2. Komunikasi verbal dan non verbal
Apabila dipandang dari penyampaiannya komunikasi dapat dibedakan menjadi :
a. Komunikasi verbal merupakan komunikasi yang diekspresikan dengan kata-kata, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan.
b. Komunikasi non verbal merupakan komunikasi yang diekspresikan dengan bahasa isyarat, seperti ekspresi wajah dan gerak tubuh. Komunikasi nonverbal ini diharapkan dapat menopang komunikasi verbal, seperti bila kita mengatakan “tidak” tanpa disadari kita juga menggelengkan kepala, hal tersebut memperkuat kata “tidak” yang
36
3. Komunikasi ke bawah, ke atas dan ke samping didasarkan pada arah dan aliran pesan dan informasi suatu struktur organisasi.
Secara teoritis ada berbagai macam sistem komunikasi. Menurut Hariandja (2002:298) : ”Sistem komunikasi dapat dikategorikan dengan komunikasi
ke atas (upward communication), komunikasi ke bawah (downward communication), dan komunikasi ke samping (lateral communication)”.
a. Komunikasi ke atas (upward communication)
Manajemen komunikasi ke atas adalah penyampaian informasi dari pegawai ke atasan atau perusahaan. Informasi ini bisa berupa laporan pelaksanaan tugas, gagasan, keluhan, dan lain-lain. Untuk sistem komunikasi ini terdapat sejumlah media yang dapat digunakan, dari yang formal hingga informal, seperti pertemuan rutin, kotak saran disediakan dalam perusahaan dimana pegawai dapat menyampaikan berbagai masukan atau keluhan mengenai berbagai hal, melakukan rekreasi bersama harapan atasan dapat menggali informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas sehari-hari, dan lain-lain.
b. Komunikasi ke bawah (downward communication)
37
dan adanya perubahan-perubahan kebijakan. Untuk sistem komunikasi ini terdapat sejumlah media yang dapat digunakan seperti papan pengumuman, bulletin, memo, instruksi, rapat atau pertemuan dalam bentuk kelompok, dan hubungan tatap muka. Banyak perusahaan menggunakan ini secara formal, yaitu dengan menempatkan sebuah papan pengumuman ditempat tertentu yang bisa dilihat oleh semua pegawai, buletin yang terbit secara berkala, melakukan pertemuan rutin secara terjadwal, dan berbagai bentuk lain yang sangat bervariasi antara satu perusahaan dengan perusahaan
lainnya.
c. Komunikasi ke samping (lateral communication)
Manajemen komunikasi ke samping adalah komunikasi yang terjadi diantara pegawai dengan tingkat yang sama dalam organisasi, tetapi mereka mempunyai tugas yang berbeda. Berbagai informasi yang diberikan dapat berupa kegiatan yang dilakukan, permohonan untuk melakukan pekerjaan dengan standar tertentu, nasihat, dan saran. Media yang digunakan dapat berupa media yang formal seperti
surat-menyurat, pertemuan, dan yang informal seperti kegiatan olahraga bersama, dan lain lain.
H. Pengertian Disiplin Kerja
38
telah disepakati. Secara umum kedisiplinan seseorang dapat dilihat dari perilaku orang tersebut dalam menjalankan tugasnya secara lebih mendalam kedisiplinan memuat dimensi sikap yang melibatkan mental seseorang. Ada beberapa definisi tentang disiplin yang dikemukakan oleh para ahli antara lain:
Menurut Mangkunegara (2005:129) : ”Dicipline is management action to enforce organization standar”. (Disiplin kerja adalah pelaksanaan manajemen
untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi).
Menurut Rivai (2004:444) : ”Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan
para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk
meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku”.
Menurut Handoko (2001:208) : ”Disiplin adalah kegiatan manajemen untuk
menjalankan standar-standar organisasional”.
Adapun menurut Mathis dan Jackson (2002:314) : “Disiplin karyawan dapat
dipandang sebagai suatu penerapan modifikasi perilaku untuk karyawan bermasalah atau karyawan yang tidak produktif “
39
Hal ini mendorong gairah kerja, semangat kerja, dan terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, serta masyarakat pada umumnya.
I. Pentingnya Kedisiplinan Kerja
Menurut Hasibuan (2006:194-198) : ”Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya”. Hal ini mendorong gairah kerja, semangat kerja, dan
terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Oleh karena itu, setiap manajer selalu berusaha agar para bawahannya mempunyai disiplin yang baik.
Seorang manajer dikatakan efektif dalam kepemimpinannya, jika para
bawahannya berdisiplin baik. Peraturan sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan bagi karyawan dalam menciptakan tata tertib yang baik di perusahaan. Dengan tata tertib yang baik, semangat kerja, moral kerja, efisiensi, dan efektifitas kerja karyawan akan meningkat. Hal ini akan
mendukung tercapainya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Jelasnya perusahaan sulit mencapai tujuannya, jika karyawan tidak mematuhi peraturan-peraturan perusahaan tersebut.
Kedisiplinan perusahaan dikatakan baik, jika sebagian besar karyawan menaati peraturan-peraturan yang ada. Hukuman diperlukan dalam
40
tegas bagi pelanggannya bukan menjadi alat pendidik bagi karyawan. Kedisiplinan karyawan harus ditegakkan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Tanpa dukungan disiplin karyawan yang baik, sulit perusahaan untuk mewujudkan tujuannya. Jadi, kedisiplinan adalah kunci keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya.
J. Indikator-Indikator Kedisiplinan Kerja.
Menurut Hasibuan (2006:194-198), pada dasarnya banyak indikator yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan suatu organisasi, antara lain :
1. Tujuan dan Kemampuan
Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan. Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti bahwa tujuan (pekerjaan) yang dibebankan kepada karyawan harus sesuai dengan kemampuan karyawan bersangkutan, agar dia bekerja sungguh-sungguh dan disiplin dalam mengerjakannya.
2. Waskat
Waskat efektif merangsang kedisiplinan dan moral kerja karyawan. Karyawan merasa mendapat perhatian, bimbingan, petunjuk, pengarahan, dan pengawasan dari atasannya. Jadi, waskat menuntut adanya
41
dalam perusahaan yang mendukung terbinanya kedisiplinan karyawan yang baik.
3. Sanksi Hukuman
Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan
karyawan. Berat atau ringannya sanksi hukuman yang akan diterapkan ikut mempengaruhi baik atau buruknya kedisiplinan karyawan. Sanksi
hukuman harus ditetapkan berdasarkan pertimbangan logis, masuk akal, dan diinformasikan secara jelas kepada semua karayawan. Sanksi hukuman seharusnya tidak terlalu ringan atau terlalu berat supaya hukuman itu tetap mendidik karyawan untuk mengubah perilakunya. Sanksi hukuman hendaknya cukup wajar untuk setiap tingkatan yang indisipliner, bersifat mendidik, dan menjadi alat motivasi untuk memelihara kedisiplinan dalam perusahaan.
K. Sanksi Pelanggaran Kerja
Menurut Rivai (2004:450) : ”Pelanggaran kerja adalah setiap ucapan, tulisan,
perbuatan seorang pegawai yang melanggar peraturan disiplin yang telah diatur oleh pimpinan organisasi”. Sedangkan sanksi pelanggaran kerja
menurut Rivai (2004:450), adalah ”Hukuman disiplin yang dijatuhkan
pimpinan organisasi kepada pegawai yang melanggar peraturan disiplin yang telah diatur pimpinan organisasi”. Ada beberapa tingkat dan jenis sanksi
42
1. Sanksi pelanggaran ringan, dengan jenis :
a. Teguran lisan b. Teguran tertulis
c. Pernyataan tidak puas secara tertulis
2. Sanksi pelanggaran sedang, dengan jenis :
a. Penundaan kenaikan gaji b. Penurunan gaji
c. Penundaan kenaikan pangkat
3. Sanksi pelanggaran berat, dengan jenis :
a. Penurunan pangkat b. Pembebasan dari jabatan c. Pemberhentian
d. Pemecatan
L. Hubungan Antara Komunikasi Internal Dan Disiplin Kerja Pegawai
43
menerima penghormatan dan pengakuan selayaknya atas aspirasi dan kemampuan kerjanya (Davis dan Newstrom, 1998:11).
Perusahaan sebagai organisasi merupakan sistem sosial dan dibentuk atas kepentingan bersama, dengan demikian keberhasilan suatu perusahaan tergantung dari kemampuan manajemen dalam mengelola sumber daya manusia yang yang dimilikinya dalam arti kata pengelolaan sumber daya manusia pada sisi mengelola atau mempertahankan kelancaran komunikasi antara pimpinan dan bawahan.
Davis dan Newstrom (1998:107) menyatakan bahwa asumsi para ahli yang mengatakan “Disiplin kerja yang tinggi akan menimbulkan prestasi kerja
yang tinggi pula”. Menurut beliau asumsi tersebut selamanya tidak benar
karena sifatnya relatif tergantung kepuasan yang dirasakan oleh karyawan merupakan cerminan dari prestasinya, entah itu prestasi yang tinggi, sedang ataupun rendah. Yang jelas menurut Davis dan Newstrom bahwasannya karyawan cenderung mempertahankan tingkat prestasinya yang terlihat pada kepuasan yang dirasakannya dan hal ini juga merupakan cerminan dari disiplin kerja.
44
1. Organisasi-organisasi yang menjaga komunikasi dengan karyawan akan berdampak pada disiplin yang cenderung lebih efektif daripada organisasi-organisasi yang tidak menjaga komunikasi dengan karyawan.
2. Disiplin kerja mempunyai hubungan yang secara konsisten negatif dengan kemangkiran. Karyawan dengan skor disiplin yang lebih tinggi
mempunyai kehadiran lebih tinggi daripada karyawan dengan tingkat disiplin yang lebih rendah.
3. Disiplin mempunyai hubungan yang negatif dengan (laborn turn over) keluarnya karyawan.
Berdasarkan pendapat Robbins tersebut diatas, dapat dikatakan bahwa
45
III. METODE PENELITIAN
A. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh secara langsung di lapangan melalui pihak SMA Al-Kautsar dan orang-orang yang dianggap berkepentingan dan mempunyai pengetahuan mengenai ruang lingkup SMA Al-Kautsar, Bandar Lampung. Dalam pengumpulan data primer ini dilakukan dengan wawancara, yaitu dengan mengadakan wawancara langsung dengan guru SMA Al-Kautsar, Bandar Lampung.
1. Daftar angket, yaitu dengan menyebarkan daftar pertanyaan kepada guru SMA Al-Kautsar, Bandar Lampung.
2. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan mencatat sesuai dengan dokumentasi- dokumentasi yang telah disediakan oleh SMA Al-Kautsar, Bandar Lampung.
B. Data Sekunder
46
C. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel merupakan definisi yang mampu memberikan arti dan menspesifikasikan kegiatan agar dapat diukur berdasarkan
variabelnya masing-masing. Agar responden dapat memberikan persepsi yang tepat pada masing-masing variabel, terlebih dahulu diberi definisi sebagai berikut:
Tabel 10. Operasional Variabel Penelitian
Variabel Indikator Skala Pengukuran
1. Tugas-tugas yang harus dikerjakan
2. Kebijakan organisasi 3. Tujuan-tujuan yang
47
D. Teknik Penentuan Responden
Penyebaran daftar pertanyaan kepada responden dilakukan dengan studi populasi atau studi sensus, yaitu dengan cara mengambil keseluruhan subjek penelitian yang berjumlah 49 orang, (Suharsimi Arikunto, 2006: 112) apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitian
merupakan populasi. Jika subjeknya besar (lebih dari 100) diambil antara 10 - 15% atau 20 - 25 % atau lebih.
E. Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
1. Uji Validitas
Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan yang disebarkan kepada responden. Instrumen yang dibuat sebelum disebarkan kepada responden yang menjadi sampel penelitian harus diuji kevalidan dan kereliabelannya agar daftar petanyaan yang dibuat tersebut benar-benar mampu menguak data sehingga mampu menjawab permasalahan hingga tujuan penelitian tercapai.
48
sebenarnya. Pengujian ini menggunakan rumus korelasi Product Moment sebagai berikut :
Dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut :
a. Jika r hitung > r tabel, maka kuisioner valid b. Jika r hitung < r tabel, maka kuisioner tidak valid
Uji validitas dilakukan dengan menguji kuisioner kepada 20 responden. Rekapitulasi hasil pengujian validitas instrument adalah sebagai berikut:
Tabel 11. Hasil Uji Validitas Variabel X dan Variabel Y
Variabel Pertanyaan Nilai r-hitung Nilai r-tabel
N = 20 Keterangan
49
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketepatan atau tingkat presisi suatu ukuran atau alat pengukur. (Nazir,2005: 134). Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi dan ketepatan pengukuran, apabila pengukuran dilakukan pada objek yang sama berulang kali dengan instrumen yang sama. Untuk menilai reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini, digunakan rumus Alpha Croanbach.
k ∑σb2 r11 = ( ) (1 – )
(k – 1) σ2t
Keterangan :
r11 = Reliabilitas instrumen
K = Jumlah butir dalam skala pengukuran
σb2 = Jumlah Ragam (variance) dari butir ke-i pertanyaan σ2
t = Ragam (variance) total
Kriteria putusan:
a. Jika nilai Alpa Cronbach secara keseluruhan > dari Cronbach alpa if item deleted, maka dinyatakan reliabel.
50
Tabel 12. Hasil Uji Reliabilitas Variabel X dan Variabel Y
Variabel Pertanyaan Alpha Cronbach If Item Deleted
Menganalisis permasalahan yang ada berdasarkan konsep manajemen sumber daya manusia, khususnya mengenai teori-teori tentang komunikasi internal dan disiplin kerja guru.
2. Analisis Kuantitatif
Untuk melihat pengaruh komunikasi terhadap disiplin kerja guru maka penulis menggunakan analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mencari bentuk secara simultan
51
y = a + b1..X1 + b2..X2 + b3..X3 + e Dimana :
y = Disiplin Kerja Guru X1 = Komunikasi ke bawah X2 = Komunikasi ke atas X3 = Komunikasi ke samping a = Konstanta
b = Koefisien regresi e = Standart error
Untuk menguji koefisien regresi secara parsial guna mengetahui apakah variabel bebas secara individu berpengaruh terhadap variabel terikat digunakan uji t dengan rumus :
(Sugiyono, 2004:184)
Keterangan :
t = Penguji koefisien korelasi r = Koefisien korelasi
n = Jumlah sampel
Rumusan Hipotesis :
52
Kriteria uji :
a. Bila t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima
b. Dan bila t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak
Untuk mengetahui apakah variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap variabel terikat F digunakan uji F dengan rumus sebagai
berikut :
Sugiyono (2004:190)
Keterangan :
F = Rasio
k = Jumlah variabel
R = Koefesien korelasi ganda
n = Jumlah sampel
Kriteria uji :
a. Fh > Ft maka Ho ditolak dan Ha diterima b. Fh < Ft maka Ho diterima dan Ha ditolak
Nilai kritis yaitu nilai yang didapat dari tabel distribusi F dengan menggunakan
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil pengujian hipotesis secara menyeluruh dengan menggunakan uji F pada tingkat kepercayaan 95% atau dengan nilai σ = 5% diperoleh nilai
Fhitung = 15,674 > Ttabel = 2,81, ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik adanya komunikasi ke bawah (X1), komunikasi ke atas (X2), dan komunikasi ke samping (X3) atau seluruh variabel bebas secara simultan berpengaruh terhadap disiplin kerja guru. Hal ini dikarenakan jika komunikasi antara atasan dan bawahan lancar maka disiplin kerja akan meningkat.
2. Hasil pengujian hipotesis secara parsial yaitu dengan uji t pada α = 0,025 menunjukkan bahwa :
a. Komunikasi ke bawah (X1) secara parsial tidak berpengaruh terhadap disiplin kerja guru.
74
c. Komunikasi ke samping (X3) berpengaruh signifikan terhadap disiplin kerja guru.
3. Variabel komunikasi ke samping (X3) merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap disiplin kerja guru SMA Al-Kautsar Bandar Lampung dengan nilai koefisien regresi terbesar 0,528.
B. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan, penulis ingin memberikan saran yang sekiranya akan berguna dalam menjalankan aktivitasnya untuk meningkatkan disiplin kerja guru. Adapun saran yang ingin disampaikan adalah sebagai berikut :
1. Atasan sekiranya bersama-sama dengan guru saling berinteraksi dan kerja sama dalam upaya mencari solusi permasalahan dalam upaya
meningkatkan kedisiplinan kerja.
2. Guru sebaiknya memiliki inisiatif yang lebih besar dalam menyampaikan laporan, mengutarakan keluhan dan memberikan gagasan untuk
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian ; Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi VI. Rineka Cipta, Jakarta
B. Siswanto Sastrohadiwiryo, DR. 2003. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, Edisi Kedua. Bumi Aksara, Jakarta
Davis, Keith dan John W. Newstrom, 1998. Perilaku Dalam Organisasi, Jilid2 Edisi Ketujuh. Penerbit PT Erlangga, Jakarta
Fisher, B. Aubrey, 1990. Teori-Teori Komunikasi; Perspektif Mekanistis, Psikologis, Interaksional, dan Pragmatis. Remaja Rosdakarya, Bandung
Hariandja, Marihot, 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia (Pengadaan, Pengembangan,
Pengkompensasian, dan Peningkatan Produktivitas Pegawai). PT. Gramedia Widiasarana
Indonesia, Jakarta.
Handoko, T. Hani, 2001. Manajemen Personalia Dan Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua. BPFE, Yogyakarta
Hasibuan, Malayu S. P. 2006. Dasar, Pengertian dan Masalah Manajemen. Bumi Aksara, Jakarta
Heidjrachman Ranupandojo dan Suad Husnan, 2007. Manajemen Personalia, Jilid 2 Edisi Ketiga. BPFE, Yogyakarta
Mangkunegara, Anwar, 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Remaja Rosdakarya, Bandung
Mathis, Robert L. dan John H. Jakcson, 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Salemba empat, Jakarta
Nazir, Moh. 2005. Penelitian Sosial. Rineka Cipta, Jakarta
Nitisemito, Alex S. 2000. Manajemen Personalia. Ghalia Indonesia, Jakarta
Rivai, Veithzal, 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan Dari Teori ke Praktik. Rajagrafindo Persada, Jakarta
Robbins, Stephen P. 2001. Perilaku Organisasi : Konsep, Kontroversi, dan Aplikasi, Jilid 2, Edisi Bahasa Indonesia. Prenhallindo, Jakarta
Sugiyono, Prof. Dr. 2004. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta, Bandung
Terry, George R. 2006. Prinsip-Prinsip Manajemen. Bumi Aksara, Jakarta.