• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KONSTRUKSI BANGUNAN SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 STABAT TAHUN AJARAN 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KONSTRUKSI BANGUNAN SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 STABAT TAHUN AJARAN 2015/2016."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

PEN ERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

KONSTRUKSI BANGUNAN SISWA KELAS X TEKNIK GAMBAR BANGUNAN

SMK NEGERI 1 STABAT T.A 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh :

YAUMIL AKHIR RIYADI NIM. 5 1 1 3 3 1 1 0 2 6

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN FAKULTAS TEKNIK

(2)
(3)
(4)
(5)

v

ABSTRAK

Yaumil Akhir Riyadi. Nim 5113311026. Penerapan Model Pe mbelajaran Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Konstruksi Bangunan Sis wa Kelas X SMK Negeri 1 Stabat Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi. Fakultas Teknik Unive rsitas Negeri Medan. 2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran konstruksi bangunan melalui penerapan model pembelajaran Quantum Teaching pada siswa kelas X SMK Negeri 1 Stabat semester ganjil Tahun Ajaran 2015/2016 yang berjumlah 36 orang. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Prosedur tindakan dikemas ke dalam dua siklus pembelajaran. Dimana siklus pertama mempelajari jenis-jenis batu beton, sifat dan klassifikasi batu beton. Dan siklus siklus kedua mempelajari proses pembuatan batu beton dan pemeriksaan sifat fisik dan mekanik batu beton secara visual. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai rata-rata hasil pengamatan aktivitas belajar pada siklus I dengan nilai rerata kumulatif kelas 71,53 dengan presentase kelulusan yaitu 72% meningkat menjadi 79,86 dengan presentase kelulusan 80% pada siklus II. Dan Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai rata-rata hasil pengamatan hasil belajar penilaian diri untuk aspek pengamatan sikap sosial (afektif) yaitu jujur, disiplin dan tanggung jawab yang diberikan berupa kalimat pernyataan hanya pada tahapan pendahuluan siklus I yang berlaku untuk setiap kompetensi dasar materi pokok yang diteliti (Spesifikasi dan Karakteristik Batu Beton) didapat nilai

rerata kelas 75,85 dengan presentase penilaian 76 % dikategorikan “Baik (B)” untuk

kesekuruhan peserta didik yang diteliti. Kemudian nilai rata-rata hasil belajar kompetensi kognitif pada siklus I dengan nilai rerata kumulatif kelas 73,61 dengan presentase kelulusan yaitu 74% meningkat menjadi 85,42 dengan presentase kelulusan 85 % pada siklus II. Sedangkan nilai rata-rata hasil belajar kompetensi psikomotorik pada siklus I dengan nilai rerata kumulatif kelas 77,08 dengan presentase kelulusan yaitu 77% meningkat menjadi 89,58 dengan presentase kelulusan 90% pada siklus II. Dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Quantum Teaching untuk meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Konstruksi Bangunan Pada Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Stabat Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan Tahun Ajaran 2015/2016 membuktikan peningkatan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa. Maka, dari hasil penelitian di atas pengajuan hipotesis yang menyatakan bahwa : 1) penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan aktivitas siswa pada mata pelajaran Konstruksi Bangunan dapat diterima, 2) penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar Konstruksi Bangunan dapat diterima.

(6)

vi ABSTRACT

Yaumil Akhir Riyadi. Nim 5113311026. The application of Quantum Teaching Learning Model To Improve The Activity and Result of Studying Building Construction Grade X SMK Negeri 1 Stabat Acade mic Year 2015/2016. Thesis. Engineering Faculty Of The State University Of Medan.

This research aims to know the increase in activity and results of student learning in the subjects construction of buildings through the application of Quantum Teaching model of learning on the students of SMK Negeri 1 X class Stabat odd semester academic year 2015/2016 totalling 36 persons. The research design used was class action research (PTK). The procedure of action packed into two cycles of learning. The first study cycle in which those types of concrete stone, klassifikasi stone and concrete properties. And the cycle second cycle studies the process of making concrete stone and an examination of the physical and mechanical properties of concrete stone visually. Results of the study showed that the average value of the results of observation learning activities on cycle I mean value of cumulative class 71,53 with percentage of completion that is 72% increase to 79.86 with graduation percentage of 80% in cycle II. And the results of the study showed that the average value of the observations of the results of learning self-assessment to aspects of social observations (affective), namely honest, discipline and responsibility that is given in the form of sentence statement only at the preliminary stage of the cycle I the basic competencies apply to any subject matter which is examined (specifications and Characteristics of concrete Stone) obtained the value of the average class 75.85 with 76% scoring percentage categorized "(B)" for kesekuruhan learners who researched. Then the average value of the results of the study of cognitive competence on the mean value of the cycle I cumulative class 73,61 with graduation percentage i.e. 74% increase to 85.42 with 85% passing percentage in cycle II. While the average value of the results of the learning competence o f psychomotor on cycle I of the cumulative average value of class 77.08 with percentage of completion that is 77% increase to 89.58 with graduation percentage of 90% in cycle II. It can be concluded that the application of Quantum Teaching Learning model to improve the activity and results of the Study on the building construction Class X Students of SMK Negeri 1 Stabat Image Building Engineering Program academic year 2015/2016 proves an increased yield learning and learning activities of students. Then, from the results of the above research submission hypothesis stating that: 1) the applicability of Quantum Teaching Model of Learning can enhance students ' activity in the subjects construction of buildings can be accepted, 2) application of Quantum Teaching Learning Model can improve the learning results of building construction can be accepted.

(7)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan karunia yang dilimpahkan sehingga proposal penelitian ini dapat

terselesaikan dengan baik. Proposal penelitian ini berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Konstruksi Bangunan Pada Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan Di SMK Negeri 1 Stabat Tahun Ajaran 2015/2016”.

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih

sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah memberi bantuan berupa arahan dan dorongan. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Dr. Ir. Putri Lynna A Luthan, M.Sc, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak membantu, mengarahkan, membimbing dan memberi

dorongan sampai skripsi ini terwujud.

2. Drs. Sempurna Perangin-angin, M.Pd, selaku dosen penasehat akademik dan narasumber yang telah memberikan bimbingan araha n, serta motivasi

kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan studi.

3. Syafiatun Siregar, ST.,MT, selaku dosen narasumber/penguji yang telah memberikan bimbingan arahan dan masukan.

4. Drs. Ronald Butar-butar, M.Pd, selaku dosen narasumber/penguji yang telah memberikan bimbingan arahan dan masukan.

5. Dra. Rosnelli, M.Pd, selaku Plt. Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri

(8)

vii

6. Prof. Dr. Sumarno, M.Pd, selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas

Teknik Universitas Negeri Medan.

7. Drs. Asri Lubis, ST., M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri Medan.

8. Drs. Nono Sebayang, ST, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan

Teknik Bangunan Universitas Negeri Medan.

9. Dr. Zulkifli Matondang, M.Si. selaku Ketua Prodi Pendidikan Teknik

Bangunan Universitas Negeri Medan.

10. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri Medan yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan selama

peneliti melakukan perkuliahan.

11. Staf Tata Usaha Fakultas dan Jurusan Teknik Universitas Negeri Medan. 12. Rekan-rekan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan stambuk

2011 yang telah memberikan dukungan serta bantuan dalam menyelesaikan masalah dalam proposal penelitian ini.

Dan, paling akhir adalah kepada kedua orang tua penulis yang selalu mendukung dengan do’a, moril dan materil kepada penulis. Hanya doa yang

dapat penulis panjatkan semoga Allah SWT membalas kebaikan dan bantuan

semua. Amin.

Medan, Februari 2016

(9)

viii

1. Hakikat Aktivitas Belajar Konstruksi Bangunan ... 20

2. Hakikat Hasil Belajar Konstruksi Bangunan ... 23

3. Hakikat Model Pembelajaran Quantum Teaching ... 38

a. Sejarah Quantum Teaching ... 38

b. Pengertian Quantum Teaching ... 40

c. Asas Utama Quantum Teaching ... 41

d. Prinsip-prinsip Quantum Teaching ... 42

e. Model Pembelajaran Quantum Teaching ... 44

f.Kerangka Rancangan Model Pembelajaran Quantum Teaching .. ... 47

(10)

ix

B. Penelitian Yang Relevan ... 52

C. Kerangka Berpikir ... 53

1. Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Dapat Meningkatkan Aktivitas Belajar Konstruksi Bangunan Pada Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan Di SMK Negeri 1 Stabat Tahun Ajaran 2015/2016... 53

2. Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Konstruksi Bangunan Pada Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan Di SMK Negeri 1 Stabat Tahun Ajaran 2015/2016 ... 55

D. Pengujian Hipotesis ... 57

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... ... 58

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 58

B. Subjek Penelitian... 58

C. Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 59

D. Rancangan Penelitian ... 61

E. Kegiatan Penelitian ... 66

F. Teknik dan Alat Pengumpulan Data... 77

1. Test Tertulis ... 77

2. Lembar Observasi/pengamatan... 79

3. Lembar Penilaian Diri ... 81

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN... 89

A. Siklus Pertama ... 89

1. Tahap Perencanaan (Planning) ... 89

(11)

x

3. Tahap Pengamatan (Observing) ... 93

4. Tahap Refleksi dan Perencanaan (Reflecting and Replanning) .. 98

B. Siklus Kedua ... 101

1. Tahap Perencanaan (Planning) ... 102

2. Tahap Pelaksanaan (Acting) ... 102

3. Tahap Pengamatan (Observing) ... 102

4. Tahap Refleksi (Reflecting)... 106

C. Pembahasan Penelitian... 111

1. Aktivitas Belajar ... 111

2. Hasil Belajar... 111

D. Analisa Ketercapain Aktivitas Belajar... 112

E. Analisa Ketercapain Hasil Belajar ... 113

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN... 117

A. Kesimpulan ... 117

B. Implikasi... 118

C. Saran... 121

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Hasil Ulangan Harian mata pelajaran Konstruksi Bangunan Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar

Bangunan... 6

Tabel 1.2 Indikator Keberhasilan... 14

Tabel 2.1 Nilai Ketuntasaan Sikap... 31

Tabel 2.2 Nilai Ketuntasan Pengetahuan dan Ketrampilan... 33

Tabel 2.3 Perbedaan Belajar Aktif dan Pasif... 40

Tabel 2.4 Prinsip-Prinsip Model Pembelajaran Quantum Teaching... 42

Tabel 2.5 Kerangka Rancangan Model Pembelajaran Quantum Teaching. 47

Tabel 2.6 Langkah- Langkah Kerangka Rancangan Model Pembelajaran Quantum Teaching... 50

Tabel 3.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I dan II... 70

Tabel 3.2 Teknik dan Alat Pengumpulan Data... 77

Tabel 3.3 Kisi – Kisi Tes Hasil Belajar Konstruksi Bangunan Siklus I dan II Bidang Kompetensi Kognitif... 78

Tabel 3.4 Kisi – Kisi Tes Hasil Belajar Konstruksi Bangunan Siklus I dan II Bidang Kompetensi Psikomotor... 78

Tabel 3.5 Lembar Observasi/Pengamatan Aktivitas... 80

Tabel 3.6 Lembar Penilaian Diri Sikap Sosial... 80

Tabel 4.1 Indikator Keberhasilan Pada Siklus I... 99

Tabel 4.2 Indikator Keberhasilan Siklus II ... 110

Tabel 4.3 Perbandingan Ketercapaian Aktivitas Belajar... 116

Tabel 4.4 Perbandingan Ketercapaian Hasil Belajar Kompetensi Kognitif... 118

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Strategi Penelitian Tindakan Kelas... 63 Gambar 3.2 Strategi Penelitian Tindakan Kelas Siklus 1 dan Siklus 2... 65 Gambar 4.1 Grafik Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Pada Siklus I... 94 Gambar 4.2 Grafik Penilaian Diri Kompetensi Sikap Sosial Siswa Pada

Kompetensi Dasar Spesifikasi dan Karakteristik Batu Beton... 95 Gambar 4.3 Grafik Hasil Post Test Kompetensi Kognitif Siswa Pada

Siklus I... 96 Gambar 4.4 Grafik Hasil Post Test Kompetensi Psikomotor Siswa Pada

Siklus II... 97 Gambar 4.5 Grafik Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Pada Siklus II... 103 Gambar 4.6 Grafik Hasil Belajar Kompetensi Kognitif Siswa Pada

Siklus II... 104 Gambar 4.7 Grafik Hasil Belajar Kompetensi Psikomotor Siswa Pada

Siklus II... 105 Gambar 4.8 Grafik Perbandingan Aktivitas Belajar Siswa

Siklus I dan II... 107 Gambar 4.9 Grafik Perbandingan Hasil Belajar Kompetensi Kongnitif

Siswa Siklus I dan II... 109 Gambar 4.10 Grafik Perbandingan Hasil Belajar Kompetensi Psikomotor

(14)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus Mata Pelajaran Konstruksi Bangunan ... 125 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I dan II ... 129 Lampiran 3. Handout Siklus I dan II... 152 Lampiran 4. Data Validitas Uji Coba Instrumen Tes Konstruksi Bangunan

Siklus I dan II ... 187 Lampiran 5. Perhitungan Validitas Uji Coba Instrumen Siklus I dan II ... 189 Lampiran 6. Data Indeks Kesukaran Uji Coba Instrumen Tes Konstruksi

Bangunan Siklus I dan II... 194 Lampiran 7. Perhitungan Indeks Kesukaran Tes Uji Coba Instrumen

Siklus I dan II ... 196 Lampiran 8. Data Daya Pembeda Uji Coba Instrumen Tes Konstruksi

Bangunan Siklus I dan II... 199 Lampiran 9. Perhitungan Daya Pembeda Tes Uji Coba Instrumen

Siklus I dan II ... 201 Lampiran 10. Data Reabilitas Uji Coba Instrumen Tes Konstruksi

Bangunan Siklus I dan II... 204 Lampiran 11. Perhitungan Reabilitas Tes Uji Coba Instrumen

Siklus I dan II ... 206 Lampiran 12. Ringkasan Hasil Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar

Konstruksi Bangunan Siklus I dan II ... 208 Lampiran 13. Soal Tes Hasil Belajar Penelitian Konstruksi Bangunan

Siklus I ... 210 Lampiran 14. Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar Penelitian Konstruksi

Bangunan Siklus I ... 216 Lampiran 15. Soal Tes Hasil Belajar Penelitian Konstruksi Bangunan

Siklus II ... 217 Lampiran 16. Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar Penelitian Konstruksi

(15)

xiv

Konstruksi Bangunan Siklus I dan II ... 224 Lampiran 18. Perhitungan Perolehan Aktivitas Belajar Siswa Pada

Siklus I ... 225 Lampiran 19. Perhitungan Perolehan Aktivitas Belajar Siswa Pada

Siklus II ... 228 Lampiran 20. Perhitungan Perolehan Hasil Belajar Afektif, Kognitif

dan Psikomotor Siswa Pada Siklus I... 231 Lampiran 21. Perhitungan Perolehan Hasil Belajar Kognitif dan

(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada dasarnya adalah interaksi antara pendidik dengan peserta

didik, untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan pendidikan tertentu. Pendidikan diarahkan untuk membangun karakter dan

wawasan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya untuk

memelihara persatuan dan kesatuan bangsa. Masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan kita biasanya karena lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses

pembelajaran, peserta didik kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan

berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampua n peserta didik untuk menghafal informasi tanpa dituntut untuk memahami

informasi yang diingatnya untuk menghubungkan dengan kehidupan sehari- hari. Oleh karena itu, pembaharuan pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan

kualitas pendidikan nasional. Kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai melalui

penataan pendidikan yang baik. Sejauh ini pembaharuan dalam pendidikan yang perlu

dikaji ulang kembali, yaitu pembaharuan kurikulum, peningkata n kualitas

pembelajaran, efektivitas metode pembelajaran, perbaikan sarana dan prasarana serta

manajemen sekolah.

Rumusan tujuan pendidikan dijadikan acuan untuk menentukan bahan ajar dan

struktur kurikulum dalam Kurikulum 2013. Pengertian kurikulum yang dinyatakan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 bahwa: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan

(17)

2

bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelengaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. Dari

pengertian tersebut, maka tujuan pendidikan dikutip sebagai berikut: “ Pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara”. Oleh karena itu setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan. Seperti tercantum di dalam Undang Undang Dasar 1945 pasa l 31 ayat

1 dan Undang Undang Nomor 2 tahun 1999 tentang Sistem Pendidikan Nasional

bab III ayat 5 dinyatakan bahwa setiap warga negara mempunyai kesempatan yang sama memperoleh pendidikan.

Untuk meningkatkan mutu pendidikan, pemerintah telah menyempurnaka n kurikulum 1994 menjadi kurikulum 1999 kemudian kurikulum 2004 atau

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Bahkan, sekarang KBK sudah semakin

disempurnakan dengan diterapkannya kurikulum 2006 yang lebih dikenal KTSP. KTSP merupakan singkatan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, yang

dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah/daerah, karakteristik sekolah/daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan karakt eristik peserta didik. Lebih lanjut mutu pendidikan dirancang di kurikulum 2013 demi

(18)

3

Kurikulum 2013 menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak dapat

dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik.

Selanjutnya SMK sebagai salah satu lembaga pendidikan formal yang berfungsi untuk menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keterampilan tingkat menengah pada bidangnya masing- masing sesuai pasal 11 ayat 3 USPN No. 2

Tahun 1988 yang menyatakan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan lulusan untuk dapat bekerja pada bidang tertentu. Berikut

adalah tujuan SMK sebagai bagian dari sistem pendidikan Indonesia, yaitu:

1. Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada didunia usaha

dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan

kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya.

2. Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih

dalam berkompetensi, beradaptasi dilingkunga n kerja, mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya.

3. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni,

agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

4. Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih.

Dari uraian di atas, SMK sebagai salah satu lembaga pendidikan formal

dalam bidang kejuruan diharapkan dapat menghasilkan lulusan SMK yang

(19)

4

kerja sesuai dengan keahlian yang dimilikinya. Sebagai lulusan yang siap pakai di

lapangan kerja tidak terlepas dari syarat yang dituntut yaitu mengenai mutu dan

keterampilan dalam menghadapi dunia kerja. Dan melalui lembaga pendidikan ini para siswa dibekali ilmu pengetahuan, ketrampilan serta dibina kepribadiannya.

Konstruksi Bangunan adalah salah satu mata diklat program produktif

yang diterima siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) program keahlian Teknik Gambar Bangunan. Konstruksi Bangunan dapat menghantarkan siswa

kepada pemahaman dasar program produktif lainnya seperti: mata diklat

konstruksi kayu, konstruksi beton, konstruksi baja, dan sebagainya. Kelemahan dalam memahami mata diklat konstruksi bangunan akan berdampak negatif

terhadap penguasaan produktif lainnya. Dalam penelitian yang akan dilakukan

peneliti memilih materi pokok yang terdapat di dalam silabus mata pelajaran konstruksi bangunan dengan kompetensi dasar (KD 3.2) yaitu “Menerapkan

spesifikasi dan karakteristik batu beton untuk konstruksi bangunan”. serta KD 4.2 “Mengelola spesifikasi dan karakteristik batu beton untuk konstruksi bangunan”.

Alasan memilih materi tersebut dikarenakan materi yang dibawakan salah satunya

yaitu pemahaman dasar program produktif yaitu mata diklat konstruksi beton, dimana dibutuhkan strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan

hasil belajar peserta didik.

Bahwa melihat pentingnya mata pelajaran Konstruksi Bangunan maka diharapkan semua siswa program keahilan Teknik Gambar Bangunan memiliki

pengetahuan tentang prosedur dalam menerapkannya ke dunia lapangan

(20)

5

Konstruksi Bangunan sehingga pencapaian hasil belajar belum sesuai dengan apa

yang diharapkan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan

peneliti dengan guru mata pelajaran Konstruksi Bangunan pada bulan maret 2015 di SMK Negeri 1 Stabat, bahwa nilai mata pelajaran Konstruksi Bangunan belum sesuai dengan kriteria nilai ideal ketuntasan belajar rata-rata sebagaimana yang

ditetapkan sekolah untuk setiap standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan mata pelajaran yaitu nilai (skor) lebih besar sama dengan (≥) kriteria

ketuntasan minimal (KKM).

Menurut salinan lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Penilaian Hasil Belajar oleh

Pendidik pada Pendidikan Dasar dan pendidikan Menengah bahwa ketuntasan

belajar terdiri atas ketuntasan penguasaan substansi dan ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar. Ketuntasan penguasaan substansi yaitu

ketuntasan belajar KD yang merupakan tingkat penguasaan peserta didik atas KD tertentu pada tingkat penguasaan minimal atau di atasnya, sedangkan

ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar terdiri atas ketuntasan

dalam setiap semester, setiap tahun ajaran, dan tingkat satuan pendidikan. Ketuntasan Belajar dalam satu semester adalah keberhasilan peserta didik

menguasai kompetensi dari sejumlah mata pelajaran yang diikutinya dalam satu semester. Ketuntasan Belajar dalam setiap tahun ajaran adalah keberhasilan peserta didik pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran.

(21)

6

menguasai kompetensi seluruh mata pelajaran dalam suatu satuan pendidikan

untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.

Dengan standart kriteria kelulusan minimal (KKM) untuk mata pelajaran Konstruksi Bangunan pada siswa Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Stabat dengan penggunaan kurikulum 2013 pada tahun ajaran

2015/2016 adalah 2,80 (=70). Berikut daftar kumpulan nilai yang diperoleh dari hasil ulangan harian peserta didik berdasarkan observasi informasi data dari guru

mata pelajaran Kontruksi Bangunan kelas X Teknik Gambar Bangunan dapat

dilihat persentase nilai yang diperoleh peserta didik sebagai berikut :

Tabel 1.1 Hasil Ulangan Harian mata pelajaran Konstruksi Bangunan Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan

T. A Nilai Jumlah Sis wa Persentase Keterangan

Sumber : Ulangan Harian SMK Negeri 1 Stabat

Dengan memperhatikan tabel hasil belajar mata pelajaran konstruksi

(22)

7

Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan dari pihak sekolah yaitu

2,80 (=70) diharapkan mencapai ketuntasan 100% dari jumlah peserta didik yang

mendapatkan nilai diatas atau sama dengan rata-rata KKM yaitu syarat pencapaian kelulusan yang dapat mewakilkan untuk setiap mata pelajaran.

Pada tahun pelajaran 2013/2014 diperoleh data yaitu 50,00% dari jumlah

peserta didik 32 orang mendapatkan nilai diatas rata-rata KKM diantaranya yang memperoleh nilai 70 – 79 kategori cukup kompeten sebanyak 28,13% (9 orang),

nilai 80 – 89 kategori kompeten sebanyak 15,63% (5 orang), nilai 90 – 100

kategori sangat kompeten sebanyak 6,25% (2 orang) dan 50,00% dari jumlah peserta didik sebanyak 28 orang mendapatkan nilai dibawah rata-rata KKM yaitu

nilai ˂70 kategori tidak kompeten sebanyak 50,00% (16 orang), hal ini terlihat

sebanyak 50% dari jumlah peserta didik yang mendapatkan nilai dibawah rata-rata KKM atau dikategorikan tidak kompeten belum bisa mewakilkan pencapaian

kelulusan yang diinginkan pihak sekolah.

Selanjutnya untuk tahun pelajaran 2014/2015 diperoleh data yaitu 62,50%

dari jumlah peserta didik 32 orang diantaranya yang memperoleh nilai 70 – 79

kategori cukup kompeten sebanyak 28,12% (9 orang), nilai 80 – 89 kategori kompeten sebanyak 21,88% (7 orang), nilai 90 – 100 kategori sangat kompeten

sebanyak 12,50% (4 orang) dan 37,50% dari jumlah peserta didik sebanyak 32 orang yaitu yang memperoleh nilai ˂70 kategori tidak kompeten sebanyak 37,50% (12 orang), hal ini terlihat adanya peningkatan hasil belajar untuk tahun

(23)

8

meningkatkan sebanyak 12,50%, tetapi belum bisa mewakilkan pencapaian

kelulusan yang diinginkan pihak sekolah.

Dari penjelasan daftar kumpulan nilai yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa hasil belajar mata pelajaran Konstruksi Bangunan yang diperoleh oleh peserta didik masih ada yang dibawah 2,80 dan yang belum bisa mewakilkan

pencapaian kelulusan sebanyak 100% dari jumlah peserta didik sehingga dapat dikatakan aktivitas belajar siswa yang kurang aktif dan belum optimal untuk

keseluruhan hasil belajar yang didapat dari sumber daftar kumpulan nilai periode

2 tahun ajaran sebelumnya.

Dapat ditemukan beberapa masalah yang ditemukan peneliti pada saat

dilakukan observasi di SMK Negeri 1 Stabat yaitu beberapa faktor yang menjadi

penyebab hasil belajar peserta didik masih rendah atau belum sesuai dengan KKM yang diharapkan. Rendahnya hasil belajar yang dialami peserta didik dapat

disebabkan oleh banyak faktor. Menurut Aunuurahman (2009:178-185) ada 2 (dua) faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik yaitu: (1) faktor

internal (faktor yang ada dalam diri peserta didik) antara lain: ciri

khas/karakteristik siswa, sikap terhadap belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar, mengolah bahan belajar, menggali hasil belajar, rasa percaya dir i dan

kebiasaan belajar. (2) faktor eksternal (faktor yang ada diluar diri peserta didik) antara lain : tenaga pengajar(guru), lingkungan sosial (termasuk teman sebaya), kurikulum sekolah, sarana dan prasarana.

Untuk faktor internal masalah yang ditemukan yaitu di sekolah SMK

(24)

9

yaitu sikap terhadap belajar, motivasi belajar, mengolah bahan belajar, rasa

percaya diri dan kebiasaan belajar. Banyaknya peserta didik yang mengalami

kesulitan saat belajar mulai dari tidak dapat menguasai bahan belajar dikarenakan cepat bosan untuk mata pelajaran konstruksi bangunan yang hanya mengandalkan peran guru dalam menjelaskan materi pelajaran sedangkan peserta d idik hanya

sekedar mendengarkan tanpa berperan aktif kemudian ada beberapa peserta didik yang tidak percaya diri akan kemampua n mereka untuk memilih program keahlian

yang ditawarkan dari pihak sekolah yaitu teknik gambar bangunan untuk kalangan

peserta didik yang sebelumnya berasal dari sekolah menengah pertama. Oleh karena itu dibutuhkan peran seorang tenaga pengajar(guru) dengan cara

memberikan arahan, motivasi dan pengakuan kemampuan yang dimiliki peserta

didik, dimana mereka dapat menjalankan program keahlian yang dipilih untuk menambah wawasan pemikiran yang baru peserta didik memasuki jenjang sekolah

menengah atas sehingga para peserta didik mendapatkan keinginan atau cita-cita yang diharapkan pada diri sendiri dan orang tua tanpa paksaan dalam arti

kemauan diri peserta didik. Setelah cara tersebut dilakukan, kemudian tenaga

pengajar/guru dapat mengamati aktivitas para peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran berlangsung, dimana aktivitas yang dilakukan peserta didik

ini dapat mempengaruhi penilaian hasil belajar afektif/sikap.

Selanjutnya faktor eksternal masalah yang ditemukan yaitu di sekolah SMK Negeri 1 Stabat khususnya kelas X program keahlian teknik gambar

bangunan yaitu tenaga pengajar/guru. Dalam menyajikan materi pelajaran kurang

(25)

10

sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan sehingga peningkatan hasil belajar

peserta didik belum mencapai KKM yang diharapkan dari pihak sekolah. Oleh

karena itu dibutuhkan sosialisasi kepada tenaga pengajar(guru) agar lebih kreatif dan inovatif dalam pemilihan strategi pembelajaran yaitu model, metode, media dan evaluasi yang sesuai dengan materi yang diajarkan.

Untuk mencapai keberhasilan dalam proses belajar mengajar, guru terlebih dahulu merancang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebagai dokumen

kurikulum yang digunakan di sekolah untuk kebutuhan proses penelitian. Adapun

di dalam proses belajar mengajar perlu menggunakan prinsip yang : (1) berpusat pada peserta didik, (2) mengembangkan kreativitas peserta didik, (3) menciptakan

kondisi menyenangkan dan menantang, (4) bermuatan nilai, etika dan logika dan

(5) menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang me nyenangkan, efektif, efisien, dan

bermakna.

Guru memberikan kemudahan selama proses belajar mengajar berlangsung

dengan mengembangkan suasana belajar yang memberi kesempatan peserta didik

untuk menemukan, menerapkan ide- ide mereka sendiri, menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru mengembangkan

kesempatan kepada peserta didik untuk meniti anak tangga yang membawa peserta didik kepemahaman yang lebih tinggi, yang semula dilakukan dengan bantuan guru tetapi semakin lama semakin mandiri. Bagi peserta didik,

pembelajaran harus bergeser dari “diberi tahu” menjadi “aktif mencari tahu”

(26)

11

Pengetahuan yang dimiliki peserta didik bersifat dinamis, berkembang dari

sederhana menuju kompleks, dari ruang lingkup dirinya dan disekitarnya menuju

ruang lingkup yang lebih luas, dan dari yang bersifat konkrit menuju abstrak. Proses pembelajaran terjadi secara internal pada diri peserta didik. Proses tersebut mungkin saja terjadi akibat dari stimulus luar yang diberikan guru, teman,

lingkungan. Proses tersebut mungkin pula terjadi akibat dari stimulus dalam diri peserta didik yang terutama disebabkan oleh rasa ingin tahu. Proses pembelajaran

dapat pula terjadi sebagai gabungan dari stimulus luar dan dalam. Dalam proses

pembelajaran, guru perlu mengembangkan kedua stimulus pada diri setiap peserta didik, sehingga difasilitasi untuk terlibat secara aktif mengembangkan potensi

dirinya menjadi kompetensi. Guru menyediakan pengalaman belajar bagi peserta

didik untuk melakukan berbagai kegiatan yang memungkinkan mereka mengembangkan potensi yang dimiliki mereka menjadi kompetensi yang

ditetapkan dalam dokumen kurikulum atau lebih. Pengalaman belajar tersebut semakin lama semakin meningkat menjadi kebiasaan belajar mandiri dan sebagai

salah satu dasar untuk belajar sepanjang hayat.

Komponen yang menentukan untuk terjadinya proses belajar adalah guru dan strategi pembelajaran yang digunakan. Model pembelajaran merupakan

pendekatan belajar yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Guru harus mampu mengembangkan pengetahuan dan keahlian peserta didik secara optimal. Oleh karena itu, guru perlu menguasai model pembelajaran dan menerapkannya di

(27)

12

Dari hasil observasi di sekolah yang akan diteliti oleh peneliti bahwa

model pengajaran yang dilakukan oleh guru masih berorientasi kepada guru atau

model pembelajaran tradisional/konvensional, yang cara penyampaian dengan lisan kepada seluruh pendengar (peserta didik), kegiatan ini berpusat pada penceramahan dan komunikasi yang terjadi searah. Pembelajaran ini bertolak dari

pandangan, bahwa tingkah laku kelas dan penyebaran pengetahuan dikontrol dan ditentukan oleh guru, peserta didik dipandang sebagai objek yang menerima apa

yang diberikan guru.

Macam- macam metode pembelajaran diantaranya, yaitu: (1) Ceramah, merupakan suatu cara penyampaian bahan pelajaran secara lisan, dimana

metode ini banyak dipilih guru karena mudah dilaksanakan dan tidak dibutuhkan

alat bantu kusus serta tidak perlu merancang kegiatan siswa. (2) Demonstrasi, merupakan suatu cara penyampaian bahan pelajaran dengan menggunakan

peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan berjalannya suatu proses. (3) Diskusi, adalah cara pembelajaran dengan

memunculkan masalah, dimana dalam diskusi terjadi tukar menukar gagasan

untuk memperoleh kesamaan pendapat. (4) Tanya jawab memusatkan perhatian siswa yaitu dengan mengajukan pertanyaan yang terarah, siswa akan tertarik pada

pengembangan daya pikir, dimana kemampuan berpikir siswa dalam mengemukakan pokok-pokok pikirannya dapat terdeteksi ketika menjawab pertanyaan. Metode ini akan lebih efektif dalam mencapai tujuan apabila sebelum

proses pembelajaran siswa ditugasi membaca materi yang akan dibahas.

(28)

13

sedangkan peserta didik lebih banyak mendengar, mencatat, dan sekali-kali

bertanya kepada guru. Oleh sebab itu, peserta didik hanya terbiasa menerima apa

yang disajikan oleh guru, sehingga siswa tidak termotivasi untuk berperan ak tif dalam belajar dan menemukan pengalaman sendiri.

Untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik, guru sebagai tenaga

pendidik haruslah melakukan upaya dalam membantu siswanya. Salah satu upaya untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik adalah dengan

menggunakan model pembelajaran yang inovatif yaitu Quantum Teaching.

Menurut Wena (2014 :160) model pembelajaran Quantum Teaching ini merupakan cara baru yang memudahkan proses belajar, yang memadukan unsur

seni dan pencapaian yang tearah, untuk segala mata pelajaran.

Dengan diterapkannya model pembelajaran Quantum Teaching diharapkan dapat mempermudah peserta didik dalam mempelajari Konstruksi Bangunan

sehingga kesulitan-kesulitan dan kejenuhan dalam Proses belajar mengajar akan lebih baik. Pembelajaran dengan menerapkan model Quantum Teaching akan

membantu peserta didik untuk mengerti kekuatan dan kelebihan mereka yang

sesuai dengan gaya belajar mereka masing- masing. Inilah yang diharapkan yakni peserta didik yang aktif, kreatif dan mandiri. Di dalam sintaks/langkah- langkah

model pembelajaran Quantum Teaching salah satunya yaitu demonstrasi sehingga dibutuhkan metode demonstrasi agar peserta didik berperan aktif dan terampil dalam memahami materi yang diajarkan.

Diharapkan setelah menambah metode demonstrasi yang terdapat di

(29)

14

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik untuk lebih aktif dan

terampil mengaplikasikan pemahaman materi dengan memberikan ide dan

pendapat selama proses pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, dibuat sebuah indikator keberhasilan yang ingin dicapa i setelah dilakukannya penerapan model pembelajaran Quantum Teaching seperti pada tabel berikut ini :

Tabel 1.2 Indikator Kebe rhasilan

No. Indikator Hasil Observasi

(Nilai TA.2014/2015)

Harapan Setelah Penerapan Penelitian

(TA. 2015/2016) 1 Model pembelajaran Tradisional/

Konvensional

Model Quantum Teaching

2 Pendapat siswa tentang

pelajaran Sulit Mudah

3 Aktivitas siswa Kurang Aktif Aktif

4 Hasil Belajar Tidak Tuntas Tuntas

5 Keterampilan siswa Kurang Terampil Terampil

Berdasarkan uraian diatas peneliti berkeinginan untuk meneliti tentang

penggunaan model pembelajaran Quantum Teaching dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa dengan judul penelitian: “Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Konstruksi Bangunan Sis wa Kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Stabat Tahun Ajaran 2015/2016”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi masalah- masalah

yang berkenaan dengan penelitian ini, antara lain :

1. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Konstruksi Bangunan belum

(30)

15

2. Adanya faktor internal (sikap terhadap belajar, motivasi belajar, mengolah

bahan belajar, rasa percaya diri dan kebiasaan belajar)dan faktor eksternal

(tenaga pengajar/guru)yang dapat mempengaruhi hasil belajar. 3. Siswa kurang aktif pada saat proses belajar mengajar berlangsung. 4. Kurangnya keberanian siswa untuk mengungkapkan ide atau pendapat.

5. Model pembelajaran yang digunakan masih berorientasi kepada guru (konvensional) yang kurang bervariasi dalam proses belajar mengajar.

6. Guru belum menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching dalam

mata pelajaran Konstruksi Bangunan.

C. Pembatasan Masalah

Untuk memberi ruang lingkup dan terarah serta meningkatkan kemampuan peneliti yang terbatas, maka perlu dilakukan pembatasan masalah dalam

penelitian ini, sebagai berikut :

1. Penelitian ini dilaksanakan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa

yang meliputi kegiatan Mengajukan pertanyaan, Memberikan jawaban,

Memberikan pendapat dan Memberikan kesimpulan (Oral Activities). 2. Penelitian ini dilaksanakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada

mata pelajaran konstruksi bangunan yang mencakup 3 ranah penilaian yang diperuntukkan di dalam kurikulum 2013 yaitu ranah afektif meliputi Kompetensi Inti 2 yaitu Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur,

disiplin, tanggung jawab menunjukan sikap sosial sebagai bagian dari

(31)

16

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Untuk ranah kognitif yaitu

Kompetensi Dasar 3.2 yaitu Menerapkan spesifikasi dan karakteristik batu beton untuk konstruksi bangunan dan untuk ranah psikomotor yaitu Kompetensi Dasar 4.2 yaitu Mengelola spesifikasi dan karakteristik batu

beton, untuk konstruksi bangunan dengan materi pokok jenis-jenis dan klasifikasi, proses pembuatan dan pemeriksaan sifat fisik dan mekanik

batu beton.

3. Penelitian dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching.

4. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X program keahlian Teknik

Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Stabat tahun ajaran 2015/2016.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, teridentifikasi masalah bahwa

permasalahan yang dihadapi pada pembelajaran Konstruksi Bangunan adalah

aktivitas belajar siswa yang kurang aktif dan rendahnya hasil belajar siswa. Maka perlu diupayakan dengan pembaharuan model pembelajaran yang sesuai, untuk

menyelesaikan permasalahan tersebut agar nantinya siswa memilliki kompetensi yang sesuai dengan yang diharapkan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka permasalahan yang akan diselesaikan

(32)

17

1. Apakah penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Konstruksi

Bangunan Kompetensi Dasar Menerapkan dan Mengelola spesifikasi dan karakteristik batu beton di kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Stabat Semester Ganjil tahun ajaran 2015/2016?

2. Apakah penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Konstruksi

Bangunan Kompetensi Dasar Menerapkan dan Mengelola spesifikasi dan

karakteristik batu beton di kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Stabat Semester Ganjil tahun ajaran 2015/2016?

E. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah :

1. Untuk meningkatakan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Konstruksi Bangunan Kompetensi Dasar Menerapkan dan Mengelola

spesifikasi dan karakteristik batu beton di kelas X Program Keahlian

Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Stabat Semester Ganjil tahun ajaran 2015/2016 melalui penerapan model pembelajaran Quantum

Teaching.

2. Untuk meningkatakan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Konstruksi Bangunan Kompetensi Dasar Menerapkan dan Mengelola spesifikasi dan

(33)

18

Bangunan SMK Negeri 1 Stabat Semester Ganjil tahun ajaran 2015/2016

melalui penerapan model pembelajaran Quantum Teaching.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis

Manfaat secara teori untuk menambah wawasan baru dalam penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dan sebagai masukan atau

informasi bagi guru dalam khususnya untuk meningkatkan aktivitas dan

hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran. 2. Manfaat praktis

a. Bagi Peserta Didik

1) Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik melalui model pembelajaran Quantum Teaching.

2) Menambah pengetahuan, pemahaman dan pengaplikasian peserta didik pada materi pokok spesifikasi dan karakteristik batu beton

untuk konstruksi bangunan.

b. Bagi Guru

1) Memberikan informasi dalam penerapan model pembelajaran

Quantum Teaching terhadap peningkatan aktivitas dan hasil belajar

(34)

19

c. Bagi Peneliti

1) Sebagai infomasi dan masukan bagi peneliti yang lain atau calon

guru untuk proses penelitian selanjutnya dalam menerapkan model pembelajaran yang tepat selama proses belajar mengajar.

d. Bagi Sekolah

(35)

117

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1. Penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan

aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Konstruksi Bangunan Siswa

Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Stabat. Hal ini dapat diketahui dengan nilai rata-rata hasil pengamatan aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan, yaitu pada siklus I dengan

nilai rerata kumulatif kelas 71,53 dengan presentase kelulusan yaitu 72% meningkat menjadi 79,86 dengan presentase kelulusan 80% pada siklus II.

2. Penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan

hasil belajar siswa pada mata pelajaran Konstruksi Bangunan Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Stabat. Hal

ini dapat diketahui dengan data hasil penilaian diri untuk aspek pengamatan sikap sosial (afektif) yaitu jujur, disiplin dan tanggung jawab

yang diberikan hanya dalam 1x test tertulis berupa kalimat pernyataan

pada tahapan pendahuluan siklus I yang berlaku untuk setiap kompetensi dasar yang diteliti (KD 3.2 Spesifikasi dan Karakteristik Batu Beton)

didapat nilai rerata kelas 75,85 dengan presentase penilaian 76 %

dikategorikan “Baik (B)” untuk kesekuruhan peserta didik yang diteliti.

(36)

118

Kemudian nilai rata-rata hasil belajar kompetensi kognitif siswa

mengalami peningkatan, yaitu pada siklus I dengan nilai rerata kumulatif

kelas 73,61 dengan presentase kelulusan yaitu 74% meningkat menjadi 85,42 dengan presentase kelulusan 85 % pada siklus II. Sedangkan nilai rata-rata hasil belajar kompetensi psikomotor siswa mengalami

peningkatan, yaitu pada siklus I dengan nilai rerata kumulatif kelas 77,08 dengan presentase kelulusan yaitu 77% meningkat menjadi 89,58 dengan

presentase kelulusan 90% pada siklus II.

B.Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, terdapat hubungan positif

antara model pembelajaran Quantum Teaching terhadap aktivitas dan hasil belajar mata pelajaran Konstruksi Bangunan pada siswa kelas X Program Keahlian

Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Stabat. Hasil penelitian menunjukan bahwa model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan aktivitas dan

hasil belajar mata pelajaran Konstruksi Bangunan pada siswa kelas X Program

Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Stabat. Hal ini dapat menjadi bukti bahwa model pembelajaran Quantum Teaching dapat diterapkan pada mata

pelajaran Konstruksi Bangunan, terutama untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar.

Penggunaan model pembelajaran Quantum Teaching sangat tepat dalam

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar dalam proses pembelajaran. Model

(37)

119

bersemangat dalam menggali kemampuan individu, menumbuhkan rasa

kepercayaan diri dengan kemampuan yang dimiliki, bertanya, berdiskusi,

berdemonstrasi dan memberikan kesimpulan (ulangi) dalam mengikuti proses pembelajaran karena Model pembelajaran Quantum Teaching ini berpusat pada siswa (student centered).

Dalam proses belajar mengajar menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching, siswa dilatih untuk mampu menggantikan bentuk persaingan dengan

saling kerja sama, melibatkan siswa untuk lebih aktif dalam proses belajar mereka

dapat berdiskusi, menyampaikan gagasan dan konsep serta mendemonstrasikan Mereka memiliki rasa jujur, disiplin dan tanggung jawab terhadap diri sendiri

dalam proses belajarnya berlangsung. Indikator aktivitas belajar yang dicapai

adalah seluruh kegiatan yang berkaitan dengan memberikan pertanyaan, memberikan jawaban, memberikan pendapat dan memberikan kesimpulan.

Penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan aktivitas siswa, dimana kelas berfungsi sebagai tempat berdiskusi hasil percobaan

yang melibatkan siswa secara penuh dalam proses pembelajaran. Siswa didorong

untuk beraktivitas mempelajari materi pelajaran sesuai dengan topik yang akan dipelajarinya. Belajar dalam Quantum Teaching mengkombinasikan keunggulan

model pembelajaran inovatif dan model pembelajaran individual, model pembelajaran ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Oleh karena itu kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan

untuk memperluas informasi dan membahas kembali materi yang diajarkan sesuai

(38)

120

mendiskusikan pertanyaan yang diberikan bersama dengan anggota kelompok

yang telah dibentuk. Ciri khas pada model pembelajaran Quantum Teaching ini

adalah setiap siswa secara individual belajar model pe mbelajaran yang sudah di persiapkan oleh guru. Hasil belajar individual dibawa ke kelompok – kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota

kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama. Dengan demikian keaktifan di dalam belajar dapat mempermudah untuk

menemukan sendiri materi yang dipelajarinya, hal tersebut terlihat dari keaktifan

siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dengan menggunaka n model pembelajaran Quantum Teaching.

Penilaian terhadap hasil belajar sangat penting karena dapat memberikan

informasi kepada guru mengenai ketercapaian tujuan belajar melalui proses belajar mengajar. Pada pembelajaran, guru berperan sebagai fasilitator dan

motivator, selebihnya berpusat pada keaktifan siswa. Hasil belajar yang baik dapat tercapai jika guru menggunakan model pembelajaran yang sesuai dan

meningkatkan aktivitas siswa dalam penyampaian materi pembelajaran.

Hubungan antara model pembelajaran Quantum Teaching terhadap aktivitas dan hasil belajar pada mata pelajaran Konstruksi Bangunan berpengaruh secara

signifikan. Apabila model pembelajaran Quantum Teaching diterapkan dalam pembelajaran, siswa antusias untuk mengikuti kegiatan belajar- mengajar, aktif dalam mengajukan pertanyaan kepada guru mata pelajaran, aktif dalam memberi

jawaban dari pertanyaan guru mengenai materi yang diajarkan, antusias dalam

(39)

121

kelompok serta percaya diri/berani dalam tahapan mendemonstrasikan hasil

diskusi yang dilakukan antar sesama anggota kelompok. Hasil penelitian

membuktikan bahwa model pembelajara n Quantum Teaching memberikan pengaruh yang signifikan terhadap aktivitas dan hasil be lajar Konstruksi Bangunan, terlihat dari rata-rata hasil belajar siswa.

C.Saran

Setelah melihat hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan maka peneliti memberikan saran sebagai berikut :

1. Dalam upaya meningkatkan aktivitas hasil belajar konstruksi bangunan hendaknya guru menekankan untuk lebih bekerja keras lagi menerangkan

tahapan-tahapan Quantum Teaching terutama pada tahapan

menghubungkan dan tahap demonstrasi.

2. Dalam upaya meningkatkan hasil belajar konstruksi bangunan hendaknya guru memperhatikan tahapan dari menciptakan suasana kondusif,

tahapan hubungkan dan demonstrasi yang mengarah ke pemahaman, pengetahuan dan aplikasi dari materi konstruksi bangunan.

3. Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar konstruksi bangunan,

diharapkan pihak sekolah dan guru menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching.

4. Bagi peneliti selanjutnya agar lebih memperhatikan dan menjelaskan tahapan-tahapan model pembelajaran Quantum Teaching sebelum

(40)

122

5. Bagi guru dan calon guru (peneliti) yang hendaknya menerapkan model

pembelajaran Quantum Teaching ini disarankan agar memiliki persiapan

yang baik dan terlebih dahulu memperkenalkan model pembelaran ini kepada siswa, sehingga pembelajaran dapat berjalan de ngan waktu yang lebih efektif dan efsien.

6. Untuk penelitian lanjutan dengan variabel yang relevan hendaknya dapat memperbaiki kekurangan yang ada pada penelitian ini dengan membuat

perencanaan penelitian yang lebih baik lagi untuk mendapatkan hasil

yang diinginkan.

7. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar dapat memperhitungkan waktu

yang dibutuhkan untuk setiap tahapan dan benar-benar dapat

(41)

123

DAFTAR PUSTAKA

A.M. Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali : Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan(rev.ed). Bumi Aksara : Jakarta.

Arikunto, Suharsimi dkk. (2014). Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara : Jakarta.

Aunurrahman. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Alfabeta : Bandung.

DePorter, Bobbi (2010). Quantum Teaching. Kaifa : Bandung.

DePorter, Bobbi dan Mike Hernacki (2013). Quantum Learning. Kaifa : Bandung.

Dimyanti dan Mudjiono 2006. Belajar dan Pembelajaran. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Esteria. (2012). Penerapan Strategi Pembelajaran Kuantum (Quantum Teaching) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Rencana Anggaran Biaya Siswa Kelas

XI Program Keahlian Batu dan Beton SMK N 1 Berastagi T.P. 2011/2012.

UNIMED. Skripsi tidak dipublikasikan.

Hanafiah, Nanang & Cucu Suhana. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Refika Aditama : Bandung.

Kristina Hariana Pasaribu. (2013). Penerapan Strategi Pembelajaran Kuantum (Quantum Teaching) Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar

Menerapkan Dasar-Dasar Gambar Teknik (MDGT) Siswa Kelas X

Program Keahlian Gambar Bangunan SMK N 1 Lubuk Pakam Tahun

Ajaran 2013/2014. UNIMED. Skripsi tidak dipublikasikan.

(42)

124

Kelas VII Semester I SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan TA 2012/2013.

UNIMED. Skripsi tidak dipublikasikan.

Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan pendidikan Menengah

Pramuniati, Isda dkk. (2014). Bahan Pembelajaran Mikro Bahasa Dan Seni. UNIMED : Medan

Purwanto. (2008). Evaluasi Hasil Belajar. Pustaka Belajar : Yogyakarta.

Sugiono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. CV.ALFABETA : Bandung.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003

Undang Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 dan Undang Undang Nomor 2 tahun 1999 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab III ayat 5

Gambar

Gambar Bangunan Di SMK Negeri 1 Stabat Tahun Ajaran 2015/2016”.
Tabel 1.1 Hasil Ulangan Harian mata pelajaran Konstruksi Bangunan Kelas
Tabel 1.2 Indikator Keberhasilan
Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Stabat tahun ajaran 2015/2016.

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, teknis dan kewajaran harga serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan tersebut diatas,

 Siswa menentukan konsep laju perubahan nilai fungsi dan gambaran geometrisnya  Dengan menggunakan konsep limit siswa merumuskan pengertian turunan fungsi  Siswa menghitung

bertujuan untuk memastikan apakah sistem yang dibangun sudah dapat memenuhi kebutuhan pengguna dan apakah pengguna dapat dengan mudah mengoperasikannya. User

Dalam rangka seleksi proposal bantuan penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan publikasi ilmiah tahun 2018 di lingkungan PTKI, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam

Pemahaman dan merancang strategi pemasaran untuk berbagai tahap dalam daur hidup. Pemahaman pengelolaan lini produk, kemasan,

Kesimpulan: Hasil penelitian sediaanbeads dari alginat yang mengandung ekstrak kunyit bersifat tertahan di lambung dan memberikan efek penyembuhan terhadap lesi lambung pada

The main purpose of this study will try to find, why Moslems Chinese society in Probolinggo perform interfaith marriage, which was all the long associated to be forbiden in

Pengaruh Perceived Ease of Use berpengaruh positif signifikan terhadap Attitude Towards Using pada penggunaan mesin CDM Perceived Usefulness Perceived Ease of Use Attitude