• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA MATERI OPERASI ALJABAR DI KELAS VIII SMP AL ULUM MEDAN T.A. 2016/2017.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA MATERI OPERASI ALJABAR DI KELAS VIII SMP AL ULUM MEDAN T.A. 2016/2017."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA MATERI OPERASI ALJABAR DI KELAS VIII

SMP AL ULUM MEDAN T.A. 2016/2017

Oleh: Sri Hartika NIM. 4122111033

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan untuk Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

(4)

iii

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA MATERI OPERASI ALJABAR DI KELAS VIII

SMP AL ULUM MEDAN T.A. 2016/2017

Sri Hartika (NIM. 4122111033) ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) mengetahui strategi yang digunakan dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa; (2) mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa setelah diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) pada materi Operasi Aljabar di Kelas VIII SMP Islam Al Ulum Medan T.A 2016/2017. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII SMP Islam Al Ulum Medan pada semester ganjil TA 2016/2017. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII- C SMP Islam Al Ulum Medan yang berjumlah 36 orang sedangkan objek dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa pada materi Operasi Aljabar tahun ajaran 2016/2017. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa Aktivitas belajar siswa pada siklus I belum memenuhi kategori ideal karena persentase aktivitas siswa berdiskusi/ bertanya antar siswa dan antara siswa dengan guru serta merespon pertanyaan guru/teman belum memenuhi batas toleransi PWI (Persentase Waktu Ideal) yaitu 13,975% dan 6,16% (total 20,135%) dari waktu yang tersedia sedangkan idealnya adalah berkisar 25% sampai 35%. Aktivitas siswa memperhatikan penjelasan guru/teman telah melewati batas toleransi PWI yaitu 31,165% yang idealnya berkisar 20% sampai 30%. Namun, pada siklus II persentase aktivitas siswa berdiskusi/ bertanya antar siswa dan antara siswa dengan guru serta merespon pertanyaan guru/teman sudah memenuhi batas toleransi PWI yaitu 24,48% dan 7,55% (total 32,03%). Untuk aktivitas siswa memperjhatikan penjelasan guru/teman pada siklus II telah memenuhi batas toleransi PWI yaitu 23,605%. Karena semua kriteria sudah dipenuhi maka aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran pada siklus II telah memenuhi kategori ideal. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa.

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division pada Materi Operasi Aljabar di Kelas VIII SMP Islam Al Ulum Medan

T.A. 2016/2017”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si. sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan bimbingan dan motivasi yang sangat besar, serta saran – saran kepada penulis dari awal sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Asmin, M.Pd, Ibu Dra. Mariani, M.Pd, dan Ibu Faridawaty Marpaung, M.Si selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan saran – saran dari mulai rencana penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak selaku Dosen Pembimbing Akademik yang sudah sangat banyak memberikan motivasi dan pengarahan dalam penyelesaian mata kuliah selama perkuliahan, dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis.

Ucapan terima kasih juga kepada Bapak Rektor UNIMED Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, beserta seluruh Pembantu Rektor sebagai pimpinan UNIMED, Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dekan FMIPA UNIMED beserta Pembantu Dekan I, II, dan III di lingkungan UNIMED, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku Ketua Program Studi Jurusan Matematika dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Matematika.

(6)

v

demi keberhasilan penulis menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Kakak Siska Wahyuni, Abang Irwansyah Putra, dan Adik Malik Fajar yang selalu memberikan do’a, dukungan dan motivasi. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Suhendrik, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Islam Al Ulum Terpadu Medan dan Ibu Herlina Sari, S.Pd.I selaku guru bidang studi matematika SMP Islam Al Ulum Medan yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.

Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada sahabat-sahabat, Irma Yuna, Sri Oktapiani, Tri Wulansari, Naimah, serta semua teman lainnya kelas DIK B Reguler 2012 yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu yang telah memberi kesan dan pesan selama empat tahun ini dan banyak membantu penulis selama perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih juga buat keluarga kecil Lingkaran Cinta, Indah, Ayun, Harisah, dan Yeni, keluarga Akhwat’12, keluarga Generasi Tarbiyah, teman-teman PPL seperjuangan SMK Harapan Stabat 2015, keluarga UMMAT, serta keluarga besar KAMMI seUnimed yang senantiasa mendukung, memberikan semangat, dan doa kepada penulis. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Roy Adi Putra dan Fitri Mustika Arnis yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, beserta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut memberi semangat dan bantuan kepada penulis.

Penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.

Medan, Agustus 2016 Penulis,

(7)

vi

1. 2. Identifikasi Masalah 7

1. 3. Batasan Masalah 7

1. 4. Rumusan Masalah 8

1. 5. Tujuan Penelitian 8

1. 6. Manfaat Penelitian 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10

2. 1. Kerangka Teoritis 10

2.1.1.Pengertian Belajar 10

2.1.2.Hasil Belajar 11

2.1.3.Hakikat Aktivitas Siswa 12

2.1.3.1.Jenis-Jenis Aktivitas Belajar 13 2.1.3.2.Nilai Aktivitas dalam Pengajaran 18

2.1.4.Pembelajaran Matematika 18

2.1.5.Pembelajaran Kooperatif 20

2.1.5.1.Pengertian Pembelajaran Kooperatif 20 2.1.5.2.Tujuan Pembelajaran Kooperatif 21 2.1.5.3.Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif 21 2.1.5.4.Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif 22 2.1.6.Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 24 2.1.6.1.Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 24 2.1.6.2.Komponen Utama Model Kooperatif Tipe STAD 24 2.1.6.3.Langkah-Langkah Model Pembelajaran STAD 28 2.1.6.4.Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran STAD 29

2.1.7.Teori Belajar Pendukung 30

2.1.8.Materi Pelajaran 32

2.1.8.1.Bentuk Aljabar 32

2.1.8.2.Penjumlahan dan Pengurangan Bentuk Aljabar 33 2.1.8.3.Perkalian Bentuk Aljabar 33 2.1.8.4.Pembagian Bentuk Aljabar 34 2.1.8.5.Perpangkatan Bentuk Aljabar 35 2.1.8.6.Penyederhanaan Bentuk Aljabar 37

(8)

vii

2. 3.Kerangka Konseptual 39

2. 4.Hipotesis Tindakan 40

BAB III METODE PENELITIAN 41

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 41

3.1.1.Lokasi Penelitian 41

3.1.2.Waktu Penelitian 41

3.2. Subjek dan Objek Penelitian 41

3.2.1.Subjek Penelitian 41

3.2.2.Objek Penelitian 41

3.3. Jenis Penelitian 41

3.4. Prosedur Penelitian 42

3.4.1.SIKLUS I 43

3.4.1.1.Tahap Permasalahan I 43

3.4.1.2.Tahap Perencanaan Tindakan I 43 3.4.1.3.Tahap Pelaksanaan Tindakan I 44

3.4.1.4.Tahap Observasi I 45

3.4.1.5.Tahap Analisis Data I 46

3.4.1.6.Tahap Refleksi I 47

3.4.2.SIKLUS II 47

3.5. Alat Pengumpul Data 48

3.5.1.Lembar Observasi Aktivitas Siswa 48 3.5.2.Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran 50

3.5.3.Tes 52

3.6.2.1.Analisis Data Observasi Aktivitas Siswa 54 3.6.2.2.Analisis Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran 57 3.6.2.3.Analisis Data Tes Hasil Belajar 57

3.6.3.Paparan Data 59

3.6.4.Penarikan Kesimpulan 59

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 60

4.1. Hasil Penelitian 60

4.1.1.Pelaksanaan dan Hasil Penelitian pada Siklus I 60 4.1.2.Pelaksanaan dan Hasil Penelitian pada Siklus II 71

4.1.3.Temuan Penelitian 85

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 85

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 87

5.1. Kesimpulan 87

5.2. Saran 88

(9)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas 42 Gambar 4.1. Rata-Rata Persentase Waktu Aktivitas Siswa Siklus I 68 Gambar 4.2. Rata-Rata Persentase Waktu Aktivitas Siswa Siklus II 79 Gambar 4.3. Peningkatan Rata-Rata Persentase Waktu Aktivitas Siswa

Siklus I dan Siklus II 81

Gambar 4.4. Peningkatan Skor Rata-Rata Pengelolaan Pembelajaran dari

(10)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1. Posisi Indonesia berdasarkan hasil studi PISA 2 Tabel 2.1. Aspek Observasi Aktivitas Siswa 17 Tabel 2.2. Langkah- langkah Model Pembelajaran Kooperatif 22 Tabel 2.3 Kriteria Pemberian Nilai Peningkatan Hasil Belajar 27 Tabel 2.4. Tingkat Penghargaan Kelompok 28 Tabel 2.5. Langkah-Langkah Model Pembelajaran STAD 28 Tabel 3.1. Aspek Kategori Aktivitas Belajar Siswa 45 Tabel 3.2. Indikator yang Diamati Pada Aktivitas Siswa 49 Tabel 3.3. Aspek Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran 51 Tabel 3.4. Kriteria Pencapaian Waktu Ideal Aktivitas Siswa 56 Tabel 4.1. Kadar Aktivitas Siswa Observasi Awal 60 Tabel 4.2. Perhitungan Rata-rata Persentase Waktu Aktivitas Siswa Siklus I 66 Tabel 4.3. Hasil Observasi Terhadap Pengelolaan Pembelajaran Siklus I 69 Tabel 4.4. Kadar Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran pada Siklus I 72 Tabel 4.5. Perhitungan Rata-rata Persentase Waktu Aktivitas Siswa Siklus II 78 Tabel 4.6. Peningkatan Rata-rata Persentase Waktu Aktivitas Siswa

Siklus I dan Siklus II 80

Tabel 4.7. Hasil Observasi Terhadap Pengelolaan Pembelajaran Siklus II 82 Tabel 4.8. Peningkatan Skor Rata-Rata Pengelolaan Pembelajaran dari

Siklus I ke Siklus II 83

(11)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I Siklus I 92 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II Siklus I 97 Lampran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I Siklus II 101 Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II Siklus II 106 Lampiran 5. Lembar Aktivitas Siswa I Siklus I 110 Lampiran 6. Alternatif Lembar Aktivitas Siswa I Siklus I 114 Lampiran 7. Lembar Aktivitas Siswa II Siklus I 117 Lampiran 8. Alternatif Lembar Aktivitas Siswa II Siklus I 120 Lampiran 9. Lembar Aktivitas Siswa I Siklus II 123 Lampiran 10. Alternatif Lembar Aktivitas Siswa I Siklus II 127 Lampiran 11. Lembar Aktivitas Siswa II Siklus II 131 Lampiran 12. Alternatif Lembar Aktivitas Siswa II Siklus II 134

Lampiran 13. Kisi-Kisi Tes Awal 137

Lampiran 14. Lembar Validitas Tes Awal 138

Lampiran 15. Tes Awal 142

Lampiran 16. Alternatif Penyelesaian Tes Awal 143 Lampiran 17. Kisi – Kisi Tes Hasil Belajar I 145 Lampiran 18. Lembar Validitas Tes Hasil Belajar I 146

Lampiran 19. Tes Hasil Belajar I 150

(12)

xi

Lampiran 30. Lembar Observasi Aktivitas Siswa I (Siklus II) 184 Lampiran 31. Lembar Observasi Aktivitas Siswa II (Siklus II) 188 Lampiran 32. Lembar Observasi Kegiatan Guru I (Siklus I) 192 Lampiran 33. Lembar Observasi Kegiatan Guru II (Siklus I) 195 Lampiran 34. Lembar Observasi Kegiatan Guru I (Siklus II) 198 Lampiran 35. Lembar Observasi Kegiatan Guru II (Siklus II) 201 Lampiran 36. Deskripsi Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I 204 Lampiran 37. Deskripsi Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II 206

Lampiran 38. Daftar Nama Validator 208

Lampiran 39. Daftar Nama Siswa 209

Lampiran 40. Rekapitulasi Persentase Aktivitas Siswa Observasi Awal 211 Lampiran 41. Kadar Persentase Aktivitas Belajar Siswa Siklus I 212 Lampiran 42. Kadar Persentase Aktivitas Siswa Siklus II 214 Lampiran 43. Rekap Tindakan Siklus I dan Siklus II 216 Lampiran 44. Deskripsi Hasil Tes Awal 218 Lampiran 45. Deskripsi Hasil Tes Belajar I 219 Lampiran 46. Deskripsi Hasil Tes Belajar II 223 Lampiran 47. Data Hasil Wawancara Guru 227 Lampiran 48. Data Hasil Wawancara Siswa 229

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Matematika sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Dengan bantuan matematika, ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi sempurna, sebab mampu menyelesaikan permasalahan manusia baik sosial, ekonomi maupun alam. Hal ini selaras dengan yang dikemukakan Paling (Abdurrahman, 2009: 252) bahwa:

Matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia; suatu cara untuk menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung, dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan.

Matematika merupakan ilmu yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Di jenjang pendidikan formal mulai dari SD hingga tingkat SMA, bahkan jenjang Perguruan Tinggi juga tidak terlepas dari matematika. Hal ini menunjukkan bahwa matematika memegang peranan penting dalam upaya peningkatan sumber daya manusia. Oleh sebab itu, manusia sangat perlu mempelajari ilmu matematika. Seperti yang diungkapkan Cockroft (Abdurrahman, 2009: 253) bahwa:

Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan dalam segala segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.

(14)

2

Sementara itu, dunia matematika dihadapkan pada masalah rendahnya penguasaan anak didik pada setiap jenjang pendidikan terhadap matematika. Banyak siswa di sekolah yang memandang matematika sebagai bidang studi yang paling sulit. Hal ini senada dengan pendapat Abdurrahman (2009: 251) bahwa Dari bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap sulit oleh para siswa yang tidak berkesulitan belajar dan lebih– lebih yang berkesulitan belajar.

Bahkan sampai saat ini belum ada data atau fakta yang dapat dijadikan bukti bahwa hasil pembelajaran matematika di Indonesia sudah berhasil dengan baik. Indikasi pada masalah tersebut terlihat dari beberapa kompetensi akademis dan kenyataan di masyarakat. Hal tersebut terbukti dalam laporan Organisation for Economic Co-operation & Development (OECD) tentang hasil penelitian

Programme for International Student Assessment (PISA) yang diadakan setiap

tiga tahun sekali, Indonesia selalu berada pada posisi rendah survei tersebut, pada tahun 2012 peringkat siswa Indonesia berada pada posisi 64 dari 65 negara yang mengikuti survei ini, yang hanya mendapatkan skor 375 untuk matematika. (http://www.kompasiana.com)

(15)

3

Data survei tersebut merupakan dampak penerapan pola pendidikan yang kurang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan siswa yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan di Indonesia. Data di atas juga menunjukkan bahwa selama ini hasil pembelajaran matematika di Indonesia masih sangat rendah di bawah negara lain.

Kenyataan yang terjadi masih banyak siswa terlihat pasif dalam pembelajaran. Rahmat, dkk (2012: 35) menyatakan selama pemeblajaran berlangsung siswa hanya diam dan mendengarkan apa yang disampaikan guru tanpa ada interaksi dengan guru sehingga mereka sulit untuk memahami materi yang dipelajari. Aktivitas yang cenderung pasif tersebut ternyata berdampak pada hasil belajar yang dicapai siswa (Widre, dkk, 2013: 2).

Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Sukamti (dalam http://etd.eprints.ums.ac.id/3375/1/A410040151.pdf) bahwa:

Proses pembelajaran yang berlangsung selama ini, pada umumnya menunjukkan guru senantiasa mendominasi kegiatan dan segala inisiatif datang dari guru, sementara siswa dijadikan sebagai obyek untuk menerima apa-apa yang dianggap penting dan menghafal materi yang disampaikan oleh guru. Keadaan seperti ini, menunjukkan guru yang lebih aktif sehingga aktivitas siswa terbatas pada mendengarkan, menc atat dan menjawab pertanyaan. Sehingga proses pembelajaran tidak mendorong siswa untuk berfikir dan beraktivitas, bahkan cenderung membosankan dan membuat siswa pasif dan menambah rasa takut.

Hal tersebut mengakibatkan aktivitas belajar siswa rendah karena mereka hanya dijadikan objek pembelajaran bukan subjek dalam pembelajaran. Padahal belajar adalah beraktivitas. Skinner (Syah, 2008: 90) berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Hal senada juga diungkapkan Sumiati (2013: 39) belajar pada hakikatnya dilakukan melalui berbagai aktivitas baik fisik maupun mental untuk mencapai suatu hasil yang sesuai dengan tujuan. Jadi, dalam belajar ada usaha dan aktivitas untuk memperoleh perubahan tingkah laku seseorang secara terus menerus.

(16)

4

pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran matematika. Proses pembelajaran yang demikian nantinya akan dapat sesuai dengan tujuan yang diharapkan yaitu peningkatan aktivitas belajar. Melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran merupakan manifestasi dari belajar bagaimana belajar (learn how to learn). Keterlibatan mereka secara aktif dalam pembelajaran memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk mengeksplorasi informasi, mengidentifikasi dan memecahkan masalah serta membangun sendiri konsep-konsep yang ingin dipelajarinya.

Variasi dalam pembelajaran juga merupakan salah satu faktor lesunya siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar (PBM) sehingga berakibat pada tingkat ketuntasan belajar siswa. Aktivitas belajar mengajar seperti ini jelas akan menghambat tujuan pembelajaran yang tercantum dalam standar kompetensi maupun kompetensi dasar. Jika hal ini berlangsung terus menerus maka pendidikan yang diselenggarakan dapat dikatakan gagal karena selain tidak mengajak para siswa untuk turut aktif, dan kreatif juga hasil evaluasi yang diperoleh selalu di bawah target yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar matematika siswa.

Kondisi aktivitas belajar siswa rendah juga ditemukan di SMP Islam Al Ulum Terpadu Medan, melalui hasil observasi awal (22 Februari 2016) yang dilakukan di salah satu kelas VIII saat proses belajar mengajar berlangsung, jika ditinjau dari cara belajar yang dilakukan oleh siswa, mereka kurang termotivasi dalam belajar. Saat guru menerangkan pelajaran, sebagian siswa tidak memperhatikan dengan sungguh-sungguh. Mereka hanya mencatat, seperti terpaksa. Apabila siswa mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran, maka hanya satu atau dua orang siswa saja yang bertanya. Siswa merasa takut bertanya kepada guru. Demikian juga saat menanggapi pertanyaan yang diajukan guru, siswa tidak mau mengacungkan tangan sebagai tanda ingin menjawab. Aktivitas siswa di kelas didominasi dengan mendengarkan penjelasan dariguru.

(17)

5

dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi siswa untuk berkembang secara mandiri. Hal ini mengakibatkan pengetahuan siswa hanya terbatas pada apa yang telah diajarkan guru saja. Selanjutnya, Murni, dkk (2010:2) menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran guru tidak mengorganisasikan siswa untuk berkelompok secara heterogen, sehingga interaksi dan komunikasi antar siswa tidak terlaksana dengan baik.

Demikian juga dalam belajar matematika, kurangnya aktivitas belajar siswa

akan berakibat negatif terhadap hasil belajarnya. Hal ini sesuai dengan pendapat

Sardiman A. M., (2011: 47) bahwa:

Tercapainya suatu hasil yang optimal, sangat tergantung oleh kegiatan siswa/anak didik itu sendiri. Dengan kata lain, tercapainya tujuan pembelajaran atau hasil pengajaran itu sangat dipengaruhi oleh bagaimana aktivitas siswa didalam belajar.

Jadi apabila siswa tidak terlibat aktif dalam aktivitas belajar maka dengan

sendirinya proses belajar mengajar tidak berjalan dengan baik. Sehingga pada

akhirnya tujuan pembelajaraan tidak akan tercapai.

Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan model pembelajaran yang efektif. Silberman (Rusman, 2014: 399) mengemukakan banyak cara yang bisa membuat siswa belajar secara aktif yang disebutnya dengan perlengkapan belajar aktif. Cara pelaksanaan hal tersebut dapat dilakukan dengan berbagai metode, strategi, pendekatan, dan model pembelajaran yang dapat menjadikan siswa aktif dalam belajar. Di antaranya adalah penerapan model pembelajaran kooperatif (Rusman, 2014: 400). Untuk menanggulangi permasalahan yang ada hendaknya guru mampu memberikan inovasi dan pembaharuan dalam proses pembelajaran dan menerapkan suatu model pembelajaran matematika yang mendorong siswa aktif dalam belajar. Model pembelajaran kooperatif dapat dijadikan model alternatif yang diharapkan dapat mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar. Dalam arti siswa harus aktif, saling berinteraksi dengan teman-temannya, saling tukar informasi, dan memecahkan masalah matematika.

(18)

6

siswa untuk memperoleh hasil belajar yang baik, dan memperoleh penghargaan hasil belajar mereka. Dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa dapat bekerjasama dan saling membantu dalam menyelesaikan materi Kubus dan Balok. Dengan terciptanya aktivitas belajar yang baik memungkinkan hasil belajar matematika siswa semakin meningkat atau dengan kata lain tujuan belajar akan tercapai. Jadi aktivitas belajar siswa dapat berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa.

Slavin (Rusman, 2014: 214) memaparkan bahwa: “Gagasan utama di belakang STAD adalah memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru.” Terdapat enam sintaks dalam STAD yaitu, penyampaian tujuan dan motivasi, pembagian kelompok, presentasi kelas, kerja tim, kuis evaluasi, dan penghargaan prestasi tim. Jika siswa menginginkan kelompok memperoleh hadiah, mereka harus membantu teman sekelompok mereka dalam mempelajari materi pelajaran. Mereka harus mendorong teman sekelompok untuk melakukan yang terbaik, memperlihatkan norma-norma bahwa belajar itu penting, berharga, dan menyenangkan.

Aljabar merupakan materi yang tergolong baru bagi siswa SMP kelas VII

dan sangat penting untuk dipelajari karena merupakan konsep dasar dari beberapa

materi lainnya. Kesulitan yang dialami tentunya akan berdampak pada banyaknya

kesalahan yang terjadi dalam menyelesaikan permasalahan soal-soal aljabar. Minat

siswa dalam menyelesaikan soal soal juga dipengaruhi pembelajaran yang bermakna

(19)

7

pelajaran lewat diskusi dan kerja kelompok, nilai afeksi dan psikomotornya juga meningkat.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) pada Materi Operasi Aljabar Kelas VIII di SMP Islam Al Ulum Terpadu Medan T.A. 2016/2017.

1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah, yaitu:

1. Matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit bagi siswa

2. Aktivitas belajar siswa masih rendah di SMP Islam Al Ulum Terpadu Medan

3. Hasil belajar matematika siswa masih rendah

4. Proses pembelajaran masih berpusat pada guru sehingga kurang mendukung siswa untuk aktif.

5. Perlunya strategi yang tepat dalam melaksanakan pembelajaran matematika untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa.

6. Model pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Division belum pernah diterapkan pada pelajaran matematika di SMP Islam Al Ulum Terpadu Medan

1.3.Batasan Masalah

Melihat luasnya cakupan latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka peneliti membatasi masalah agar penelitian ini terarah. Batasan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:

(20)

8

1.4.Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi yang digunakan dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi Kubus dan Balok di Kelas VIII SMP Islam Al Ulum Terpadu Medan?

2. Bagaimana peningkatan aktivitas belajar siswa setelah diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada materi Kubus dan Balok di Kelas

VIII SMP Islam Al Ulum Terpadu Medan?

1.5.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui strategi yang digunakan dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi Operasi Aljabar Kelas VIII SMP Islam Al Ulum Terpadu Medan T.A 2016/2017. 2. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa setelah diajarkan

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada materi Operasi Aljabar di Kelas VIII

SMP Islam Al Ulum Terpadu Medan T.A 2016/2017.

1.6.Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas, maka hasil penelitian yang diharapkan akan memberi manfaat sebagai berikut:

1. Bagi peneliti

(21)

9

2. Bagi guru

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan tentang suatu alternatif pembelajaran matematika yang melibatkan siswa secara aktif untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD).

3. Bagi siswa

Penelitian ini dapat menjadi pengalaman belajar untuk meningkatkan keaktifan belajar.

4. Bagi sekolah

(22)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan bahwa:

1. Strategi dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa:

a) Mengoptimalkan bertanya agar siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan menanggapi pertanyaan-pertanyaan guru sehingga siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan atau pasif.

b) Memberikan pertanyaan yang menantang bagi siswa selama penyajian materi.

c) Memberikan LAS kepada siswa agar lebih mudah dalam berdiskusi. d) Memberi penghargaan bagi siswa yang aktif untuk memotivasi siswa

yang belum aktif.

e) Menggunakan gerakan isyarat, seperti meletakkan telunjuk jari di bibir atau mengelilingi kelas untuk menghentikan perilaku yang tidak relevan selama proses belajar mengajar

2. Aktivitas belajar siswa pada siklus I belum memenuhi kategori ideal karena persentase aktivitas siswa berdiskusi/ bertanya antar siswa dan antara siswa dengan guru belum memenuhi batas toleransi PWI (Persentase Waktu Ideal) yaitu 14,66% dan 6,53% (total 21,19%) dari waktu yang tersedia sedangkan idealnya adalah berkisar 25% sampai 35%. Namun, pada siklus II aktivitas siswa berdiskusi/ bertanya antar siswa dan antara siswa dengan guru sudah memenuhi batas toleransi PWI yaitu 22,06% dan 6,25% (total 28,31%). Karena semua kriteria sudah dipenuhi maka aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran pada siklus II telah memenuhi kategori ideal. Selanjutnya terdapat peningkatan rata-rata

(23)

88

persentase waktu aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II, ini terlihat dari rata-rata persentase waktu yang diperoleh pada siklus II semakin mendekati waktu ideal yang sudah ditetapkan. Jumlah siswa yang memenuhi batas toleransi PWI pada masing-masing aktivitas juga meningkat dari siklus I ke siklus II hingga mencapai lebih dari 50% di masing-masing kategori aktivitas. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi operasi

aljabar di kelas VIII SMP Islam Al Ulum Terpadu Medan T.A 2016/2017.

5.2. Saran

Adapun saran-saran yang dapat diajukan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi guru matematika untuk dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division dalam pembelajaran matematika pada pokok materi Operasi aljabar karena dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.

2. Bagi guru yang akan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division harus mengoptimalkan melemparkan pertanyaan agar siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan menanggapi pertanyaan-pertanyaan guru dan kesempatan untuk mengemukakan pendapat ataupun tanggapan kepada siswa yang belum aktif. Guru juga sebaiknya memberikan penghargaan bagi siswa untuk lebih memotivasi siswa dalam belajar. 3. Bagi guru, model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Division efektif untuk meningkatkan aktivitas belajar

matematika siswa karena dalam setiap kegiatan pembelajaran agar siswa terlibat aktif. Dan untuk selama kegiatan pembelajaran diharapkan selalu mengadakan evaluasi dan refleksi pada akhir pembelajaran.

(24)

89

Daftar Pustaka

Abdurrahman, Mulyono. 2009. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Ali, Febrialdi. 2013. http://www.kompasiana.com/www.febrialdiali.blogspot.com/ siswa-indonesia-peringkat-64-dari-65-negara-tapi-paling-bahagia-di-dunia _552b89306ea83485098b4595 (diakses 20 Januari 2016)

Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara ________________. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Febrina, Nuansa A., dan Isroah. 2012. Peningkatan Aktivitas Belajar Akuntansi

Melalui Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Pada Siswa Kelas X AK 3 Program

Keahlian Akuntansi SMK Batik Perbaik Purworejo Tahun Ajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol X (2): 114 – 132 Hamalik, Oemar. 2013. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: CV. ISCOM .

Kemdikbud. 2010. http://litbang.kemdikbud.go.id/index.php/survei-internasional-pisa. (diakses 20 Januari 2016)

Murni. A., Nurul, Y. T., dan Solfitri, T. 2010. Penerapan Metode Belajar Aktif Tipe Group to Group Exchange (GGE) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa X IPS 1 MAN 2 Model Pekanbaru. Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol. 11(2), Oktober 2010, (jurnal.upi.edu/file/1-Atma_Murni.pdf, diakses 15 Maret 2016).

Rahayu, Endah Budi, dkk. 2008. Contextua Teaching and Learning Matematika SMP/MTs Kelas VIII Edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.

(25)

90

Rusman. 2014. Model - Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Sanjaya, Wina. 2014. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kecana Prenada Media Group.

Sapa’at, Asep. 2014. http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/

14/02/27/n1nns0-kemana-arah-pendidikan-indonesia (diakses 20 Januari 2016)

Sardirman, AM. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pres.

Sinaga, Bornok. 2008. Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Berdasarkan Masalah Berbasis Budaya Batak (PBM-B3). Disertasi.

Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media.

Soedjadi, R. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Dirjen PT Depdiknas.

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sukamti. 2009. http://etd.eprints.ums.ac.id/3375/1/A410040151.pdf (Online, diakses 22 Februari 2016).

Sumiati dan Asra. 2013. Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima. Surya, Edy dan Riska Rahayu. 2014. Peningkatan Kemampuan Komunikasi Dan

Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Ar-Rahman Percut Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division

(STAD). Jurnal Pendidikan Matematika PARADIKMA, Vol. 7 Nomor 1, Hal. 24-34.

(26)

91

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.

Widre, Komang dkk. (2013). Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Matematika. Jurnal Pendidikan Matematika Universitas Lampung - Articles Vol 1, No 9.

Widyantini, Theresia. 2008. Penerapan Pendekatan Kooperatif STAD dalam Pembelajaran Matematika SMP. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan

Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika.

Gambar

Gambar 3.1. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Tabel 1.1. Posisi Indonesia berdasarkan hasil studi PISA

Referensi

Dokumen terkait

TugasMahasiswa: menjawab soal Dan menggambarkan Grafik fungsi linier dan fungsi non linier Metode/ cara pengerjaan tugas: sesuai arahan dan bentuk soal yang diberikan dosen

Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi hitung lebih kecil nilai signifikansi penelitian (0,05) maka menolak hipotesis nol (H 0 ) sehingga hipotesis ketiga terbukti. Kata

Dalam pelaksanaan praktik mengajar secara langsung menggantikan guru pengampu mata pelajaran namun di dalam kelas beberapa kali tatap muka tetap

[r]

Penelitian ini dilakukan di LAZ PT Semen Padang dnagan tujuan untuk mengetahui : (1) Untuk mengetahui pelaksanaan dari pengelolaan serta pengunaan dana yang

Nilai daya dukung dan penurunan berdasarkan program Metode Elemen Hingga sebesar 285,46 ton dan 11,42 mm nilai ini tidak jauh berbeda dengan secara analitis.. Kata Kunci :

Data atau Variabel yang digunakan adalah perkiraan ( Estimasi ) pendapatan dari asset asset yang sudah ada pada Warnet MyNet untuk tahun 2008 ke depan yang beralamat di jalan Akses

Untuk menghitung daya dukung ultimate dan penurunan pondasi tiang pancang dari data Sondir dan SPT digunakan secara analitis dan menggunakan program Metode