TRADISI RITUAL NGUMBAH KERIS PADA MALAM SATU SURO DI
LINGKUNGAN I KELURAHAN KUALA SILO BESTARI
KECAMATAN TANJUNGBALAI UTARA
KOTA TANJUNGBALAI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH :
SYUHADY WITANA NIM. 3123122060
PROGRAM PENDIDIKAN ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
i
ABSTRAK
Syuhady Witana, NIM : 3123122060, Tradisi Ritual Ngumbah Keris Di Lingkungan I Kelurahan Kuala Silo Bestari Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses Tradisi ritual ngumbah keris dan latar belakang masyarakat Jawa Tetap melakaukan tradisi ngumbah keris. Jenis penelitian yang dipakai adalah kualitatif-deskriptif. Dalam penelitian ini terdapat lima informan, yakni warga yang rumahnya di lingkungan I. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi foto dan rekaman suara. Hasil dari penelitian ini, Masyarakat Jawa yang Di Lingkungan I percaya terhadap keris, keris tersebut di anggap memiliki mempunyai roh leluhur mereka, Keris tersebut bisa menjaga diri dan keluarga dari gangguan apapun termasuk dari roh-roh jahat dan menjauhkan mereka dari musibah, keris tersebut yang di miliki warga juga bisa membantu mereka untuk menyembuhkan dari penyakit. Yang didapat bahwa lokasi penelitian ini bahwasanya masyarakat Jawa Sering melakukan Tradisi Ritual Ngumbah keris dikarenakan kepercayaan Masyarakat Jawa yang berada di Lingkungan I percaya keris yang mereka miliki mempunyai jimat bisa membantu kehidupan keseharian mereka. Masyarakat di Lingkungan I hampir rata-rata Melayu dan Batak tetapi mereka bisa melakukan tradisi Ritual Ngumbah keris. Alasan mereka memilih melakuklan tradisi ngumbah keris di karena keris dapat membantu dn memenuhi kehidupan mereka. Diketahui bahwa sanya masyarakat jawa di Lingkungan satu sebagai minoritas, tetapi mereka bisa melakukan tradisi tersebut.
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas rahmat dan anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Tradisi Ritual Ngumbah Keris Pada Malam Satu Suro Di Lingkungan I Kelurahan Kuala Silo Bestari Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai”. Penelitian dimaksudkan untuk menuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku rector Universitas Negeri
4. Ibu Supsiloani, S.Sos,. M.Si, selaku dosen pembimbing akademik dan juga
sekaligus sebagai dosen penguji I saya yang memberikan saya masukan.
5. Ibu Drs. Tumpal Simarmata, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi
penulis terimakasih untuk motivasi, bimbingan, nasihat, danmendoakan
penulis agar penelitian yang dilakukan berjalan dengan lancar.
6. Dra. Puspitawati M.Si, penguji II dan Dr. Nurjannah M.Si selaku dosen
penguji III saya terima kasih untuk masukan, motivasi, dan kritikan yang
membangun, guna terselesaikannya penulisan skripsi ini.
7. Kepada seluruh dosen-dosen Pendidikan Antropologi terima kasih telah
membimbing dan memberikan ilmu yang bermanfaat serta nasihat juga
motivasi yang diberikan penulis selama penulis duduk dibangku kuliah.
8. Teristimewa untuk kedua orang tua saya, Bapak (Roswito) dan Ibu (Sri
Listari S.Pd,) dan Adik-adik saya Syuhada, Rori, Surya. Terima kasih
untuk doa, nasihat, waktu, motivasi, dan bimbingan yang selalu kalian
berikan. Terima kasih teramat besar penulis sampaikan hingga penulis
iii
9. Teman-teman seperjuangan Riski Ramadhan S.E, Khairil Imam Lubis S.T,
Syawaluddin S.Pd, Heru Syahrura S.P, Zainuddin S.E, Mzukri,
Ardiansyah, Adinda Hady kurniawan, Rimol arifto, SMeCK Hooligan
Tanjungbalai. yang meluangkan waktunya dalam menemani penulis dalam
melakukan penelitian dan mengurus surat-suarat di Kecamatan,
terimakasih atas bantuannya.
10.Kedan kental PAJAKASIBA Andhika Saragih, S.Pd, Yan SardoSaragih
S.Pd, Tulus Simatupang S.Pd, Apriando Sahputra S.Pd, Gadis Anastasia
S.Pd, Krisna Abadi Ginting S.Pd dan Raras Yudira S.Pd Terima kasih
telah menjadi keluarga penulis untuk 4 tahun ini. Terima kasih juga untuk
teman-teman PPLT Unimed 2015.
11.Seluruh mahasiswa yang aktif di kampus Pendidikan Pntropologi
12.Kakak yang menginsipirasi Ayu Febriani, M.Si yang selalu membantu
penulis dalam hal penyusunan berkas-berkas dan juga masukannya dalam
pengerjaan skripsi ini.
13.Mylovele Mira Asmara. Yang selalu menemani.
14.Terima kasih untuk Bapak Lurah Kuala Silo Bestari Fadli Rizal Tanjung
S.H yang telah membantu penulis dalam hal pemberian informasi hingga
terselesaikannya skripsi ini dan seluruh masyarakat jawa di Ling I yang
memberikan bantuan kepada penulis.
Akhirnya, biarlah kiranya kemurahan ALLAH SWT membalas semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. semoga segala kerja keras dalam penyelesaian skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang membaca.
Medan, 8 Maret 2017
Penulis,
Syuhady Witana
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang ... 1
1.2 IdentifikasiMasalah ... 3
1.3 PembatasanMasalah ... 4
1.4 RumusanMasalah ... 4
1.5 TujuanPenelitian ... 5
1.6 ManfaatPenelitian ... 5
1.6.1 ManfaatTeoritis ... 5
1.6.2 ManfaatPraktis ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORITIS 2.1 TinjauanPustaka ... 6
2.2 KerangkaTeori ... 7
2.2.1 Teori Kebudayaan ... 7
2.2.2 Teori Religi ... 9
2.3 KerangkaKonseptual ... 10
2.3.1 Ritual ... 10
v
2.3.3 Ngumbah Keris ... 14
2.4 Kerangka Berfikir ... 15
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 16
3.2 Lokasi Penelitian ... 17
3.3 Subjekdan Objek Penelitian ... 18
3.3.1 Subjek Penelitian ... 18
3.3.2 Objek Penelitian ... 18
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 18
1. Observasi ... 19
2. Wawancara ... 19
3.5 Teknik Analisis Data ... 20
BAB VI HASIL PENELITIAN DAN HASIL PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Kelurahan Kuala Silo Bestari ... 23
4.1.1 Sejarah Singkat Kelurahan Kuala Silo Bestari ... 23
4.1.2 Letak Wilayah dan Geografis ... 24
4.1.3 Data Penduduk ... 24
4.1.4. Agama Penduduk ... 25
4.1.5. Suku Penduduk ... 26
4.1.6. Mata Pencarian Penduduk ... 27
4.2 Pembahasan ... 29
4.2.1. Sejarah Keris ... 29
vi
4.2.3. Sejarah Awal Bulan Suro ... 40
4.2.4. Ngumbah keris ... 43
4.2.5.Tujuan Pelaksanaan tradisi Ngumbah Keris ... 45
4.2.6.Proses Ritual Ngumbah Keris ... 46
1. Waktu ... 46
2. Tempat ... 47
3. Perlengkapan ... 48
4. Cara Melakukan Ngumbah Keris ... 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 Kesimpulan ... 61
1.2 Saran ... 63
DAFTAR PUSTA
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Luas Lingkungan Di Kelurahan Kuala Silo Bestari ... 24
Tabel 2 Data Penduduk ... 26
Tabel 3 Penduduk Berdasarkan Agama ... 27
Tabel 4: Penduduk Berdasarkan Etnis ... 28
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Wawancara dengan pak Ponimin
Gambar 2. Wawancara dengan bapak Wito
Gambar 3. Wawancara dengan Sutris
Gambar 4. Wawancara dengan ibuk Lestari
Gambar 5. Wawancara dengan ibuk Mariam
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang mempunyai suku bangsa yang
berbeda-beda, salah satu suku bangsa yang ada di Indonesia adalah suku Jawa, suku Jawa
adalah suku yang terbesar di Indonesia suku Jawa berasal dari daerah Pulau Jawa
khususnya Jawa Tengah, Jawa Timur dan Yogyakarta. masyarakat Jawa mempunyai
tradisi budaya yang sangat banyak. Tetapi masyarakat suku sekarang berada di
mana-mana di karenakan banyak perpindahan penduduk mulai dari dulu sampai dengan
sekarang.
Keberadaan masyarakat Jawa di Kota Tanjungbalai berkisaran tahun 1930
mereka bekerja di perkebunan-perkebunan di daerah Sumatera Utara seperti di Air
Batu, Kisaran, Rantau Perapat dan lain lain, dan hingga sampai sekarang masayarakat
Jawa tetap tinggal berkeluarga hingga mempunyai keturunan di Kota Tanjungbalai
berinteraksi dengan masyarakat mayoritas.
Masyarakat merupakan satu kesatuan hidup manusia yang terintegrasi dan
saling tergantung. Dalam melakukan berbagai aktivitas terdapat berbagai macam
kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan secara berulang oleh masyarakat. Aktivitas yang
dilakukan berulang tersebut akhirnya menjadi ciri khas bagi suatu sekelompok
masyarakat seperti halnya aktivitas (tradisi) yang dilakukan masyarakat Jawa di
2
Tradisi ritual yang tetap dijalankan oleh masyarakat Jawa di Lingkungan I
Kelurahan Kuala Silo Bestari Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai pada
Malam Satu Suro ini salah satunya adalah Ngumbah Keris (mencuci keris). Ngumbah
keris yang dilakukan masyarakat mempunyai aturan dan syarat yang sangat khusus
dan ini dilakukan kepada masyarakat yang mempunyai keris saja dan dilakukan pada
malam satu suro atau malam tahun baru islam.
Tradisi ini dilakukan masyarakat Jawa yang berada di Lingkungan I
Kelurahan Kuala Silo Bestari Kecamatan Tanjungbalai utara Kota
TanjungbalaiMempercayai keris yang dianggap memiliki kesaktian hingga hal yang
harus dilakukan adalah ngumbah keris (mencuci keris) pada Malam Satu Suro dan hal
ini tidaklah dapat dilakukan oleh sembarang orang melainkan hanya orang-orang
yang memiliki kekuatan supranatural saja yang dapat melakukan tradisi ngumbah
keris (mencuci keris) agar keris tersebut tetap memiliki kesaktian.
Ritual yang bersifat tradisional di atas sejalan dengan yang dikatakan oleh
Soejito (1987) yang melihat tradisi itu sebagai unsur pokok yang harus dipertahankan
walaupun sifatnya dapat berubah. Dimana tradisi ritual pada Malam Satu Suro ini
masih tetap dilaksanakan secara turun-temurun pada masyarakat Jawa yang berada di
Kota Tanjungbalai. Adapun hal ini dilakukan biasanya untuk menghindari kesialan
dan bencana. Biasanya ritual yang dilakukan juga disertai dengan kegiatan puasa
3
Tradisi ngumbah keris wajib dilakukan masyarakat Jawa yang memiliki keris
atau benda pusaka, masyarakat suku Jawa yang berada di Lingkungan I Kelurahan
Kuala Silo Bestari Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai masih banyak
yang menggunakan keris atau benda pusaka. Salah satu tradisi untuk menjaga ke
aslian atau kesaktian dari keris atau benda pusaka tersebut masyarakat selalu
melakukan tradisi ritual Ngumbah Keris yang dilakukan pada satu tahun sekali.
Masyarakat jawa yang berada di daerah ini selalu melakukan beramai-ramai yang
memiliki keris saja.
Atas dasar itulah peneliti tertarik untuk membahas dan meneliti lebih dalam
lagi dengan melakukan penelitian yang berjudul “Tradisi Ngumbah Keris Pada
Malam Satu Suro Di Kelurahan Kuala Silo Bestari Kecamatan Tanjungbalai Utara
Kota Tanjungbalai”.
1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas yang menjadi identifikasi masalah pada
penelitian adalah sebagai berikut :
1. Masyarakat jawa yang berada di Lingkungan I Kuala Silo Bestari Kecamatan
Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai
2. Keyakinan masyarakat terhadap masih adanya keris yang memiliki kesaktian.
3. Kepercayaan masyarkat Jawa yang berada di Lingkungan I Kelurahan Kuala
Silo Bestari Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai Terhadap
4
1.3. Pembatas Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas peneliti dapat membatasi masalah
seperti tradisi ngumbah keris hanya saja dilakukan untuk masyarakat yang memiliki
keris yang dianggap sakti, dan bagaimana proses tradisi ritual Ngumbah Keris di
Lingkungan I Kelurahan Kuala Silo Bestari Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota
Tanjungbalai.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas peneiti menentukan masalah. Rumusan
masalah peniltian yang akan dikaji yaitu :
1. Bagaimana prosesi tradisi ritual Ngumbah Keris di Kelurahan Kuala Silo
Bestari Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai dapat terjadi?
2. Apa saja tujuan Masyarakat Jawa di Lingkungan I Kel Kuala Silo Bestari
Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai untuk melakukan
tradisi ritual Ngumbah Keris pada malam satu suro?
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui prosesi tradisi ritual ngumbah kerisdi Lingkungan I
Kelurahan Kuala Silo Bestari Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota
5
2. Untuk mengetahui alasan masyarakat Jawa di Kelurahan Kuala Silo Bestari
Kecamatan Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai tetap mempertahankan
tradisi tersebut.
1.6. Manfaat Penelitian
1.6.1. Manfaat Teoritis
1. Memberikan dan memperluas pengetahuan kepada peneliti dan juga pembaca
tentang tradisi ngumbah keris di Kelurahan Kuala Silo Bestari Kecamatan
Tanjungbalai Utara Kota Tanjungbalai.
2. Memberikan pengetahuan kepada pembaca bagaimana prosesi ritual ngumbah
keris.
3. Dapat digunakan sebagai referensi bagi kajian Antropologi Budaya.
1.6.2. Manfaat Praktis.
1. Dapat dijadikan sebagai motivasi kepada masyarakat Jawa yang membaca
agar tetap melestarikan kebudayaan suku Jawa agar tidak hilang kebudayaan
Jawa.
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Tradisi Ngumbah keris adalah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat jawa
yang masih mewarisi tradisi tersebut, tradisi ngumbah keris hanya di lakukan
oleh orang yang memiliki benda pusaka seperti keris, tradisi Ngumbah keris
yang dilakukan Masyarakat jawa yang di Lingkungan I sudah lama semenjak
masyarakat jawa transmigrasi ke pulau Sumatera
2. Masyarakat jawa yang Di Lingkungan I percaya terhadap keris, keris tersebut
di anggap memiliki mempunyai roh leluhur mereka, Keris tersebut bisa
menjaga diri dan keluarga dari gangguan apapun termasuk dari roh-roh jahat
dan menjauhkan mereka dari musibah, keris tersebut yang di miliki warga
juga bisa membantu mereka untuk menyembuhkan dari penyakit.
3. Proses Tradisi ritual Ngumbah keris sebagai berikut :
1. Niat untuk melakukan Ngumbah keris
2. Pada pukul 16.00 Mandi bunga rampe dan tiga warna
3. Menyiapkan sesajen seperti:
1. Kopi pahit 2. Kopi manis 3. Teh manis 4. Teh pahit 5. Air
putih 6. Bakar kemenyan putih di dalam Dufa 7. Mangkok isi
Air dengan bunga rtiga warna dan letakkan keris tersebut.
62
5. Membuat kenduri atau sukuran semampu orang yang mempunyai
keris pada malam hari setelah Isya
6. Sudah melakukan Puasa selama semlaman pada keesokan harinya
sebelum ashar membasuh keris dengan bunga yang di dalam
manggok dan basuh sejalan hingga 10 kali saja
7. Usap-usap Keris dengan Jeruk Purut untuk melunturkan karat
sampai sari jeruk purut kering
8. sesudah itu campur bunga rampai dengan air
9. sudah di campurkan air tadi siramkan ke keris yang sudah di
rendam selama semalam secara berulang – berulang
10. letakkan keris yang sudah di siram dengan air yang bercampur
bunga rampai tadi ke atas kain lap yang kering dan lap sampai air
tidak ada lagi yang berada di keris
11. Oleskan minyak duyung secara merata
12. Buang sesajen yang di sedia kan untuk ngumbah keris, seperti teh
pahit, teh manis, kopi pahit, kopi manis, dan air serta kemenyan
yang di bakar semalaman.
13. Letakkan keris seperti semula di tempan penyimpanan
14. Pada saat melakukan hal itu semua kita harus Khusuk dengan niat
untuk membersihkan keris, Agar niat kita sampai dengan tujuan
supaya keris atau roh yang di dalam keris tersebut menbegtahui
63
4. Tujuan Masyarakat Jawa Melakukan Tradisi Ngumbah adalah sebagai proses
ritual yang sudah menjadi syarat untuk keris tersebut ketika masyarakat jawa
yang mempunyai keris tidak melakukan tradisi tersebut maka mereka akan
merasa tidak nyaman dan mereka percaya akan mendapatkan musibah,
karena keris yang dianggap mereka bisa membantu masyarakat jawa yang
memiliki keris tersebut seperti menyembuhkan penyakit.
B. SARAN
Dari hasil penelitan tersebeut, dapat menggambarkan bagai mana masyarakat
jawa yang di Lingkungan I Kelurah Kuala Silo Bestari bagai mana prosesi tradisi
Ritual Ngumbah keris dan apa faktor measyarakat jawa yang berada di lingkungan I
tetap melakukan Tradisi tersebut. Adapun saran yang menjadi penelitian ini adalah :
1. Meskipun dalam penelitian ini memiliki masih banyak kekurangan,
diharapkan dalam penelitian ini bisa menjadi pemicu untuk penelitian
selanjutnya.
2. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya bisa memfokuskan lebih dalam lagi
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Dwidjosaputro, Ki. 1997.Petunjuk praktis Merawat Keris. Surakarta : PT.Yudha Gama Corporation
Geertz, Clifford. 1992 Tafsir Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius
Harsrinuksmo, Bambang. 1990. Rahasia Isi Keris. Jakarta : Pustakakarya Grafikatama
Ihromi. 1997. Pokok-Pokok Antropologi Budaya. Jakarta : Obor Indonesia
Koentjaraninggrat. 1984. Kebudayaan Jawa, Jakarta : Universitas Indonesia
Koentjaraningrat. 1987. Sejarah Antropologi I. Jakarta : Universitas Indonesia
Koentjaraninggrat. 1992. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta : Dian Rakyat
Koentjaraninggrat. 1996. Pengantar Antropologi I. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Koentjaraninggrat. 1997 Pengantar Antropologi pokok-pokok etnografi II. Jakarta : Rineka Cipta
Sarwono, Jhonatan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Sejogyo, Pudjiwati. 1985.Sosiologi Pembangunan. Jakarta : IKIP Jakarta
Soerjono, Soekanto. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Sumber Skripsi :
Loilina, Ayu. 2015 “Tradisi Ritual Bulan Suro Pada Masyarakat Jawa Study Kasus Masyarakat
Desa Sembirejotimur Kecamatan Percut Sei Tuan”. Medan : Skripsi Fakultas Ilmu Sosiali UNIMED
Sumber Web :