1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Politik merupakan salah satu ranah publik yang memperhitungkan
keterlibatan masyarakat di dalamnya, salah satunya ialah untuk memberikan
peluang yang sama pada semua kalangan, termasuk perempuan yang selama ini
masih rendah dan masih terlihat diskriminasi. Keterlibatan warga negara terlebih
khusus perempuan di politik sudah di jamin Undang-undang Dasar namun
faktanya masih enggannya perempuan masuk ke ranah politik. Di ranah publik
keterlibatan perempuan dalam politik mengalami peningkatan meskipun kurang
dari 30% dan juga kurangnya persentase keterwakilan perempuan di lembaga
negara kurang dari 30 persen di bandingkan posisi laki-laki. Sehingga, beberapa
golongan perempuan melakukan affirmative action untuk mendorong representasi
perempuan di politik, bahkan di tentukan persentasenya melalui kuota sebanyak 30% menjadi pra syarat wajib bagi Komisi Pelayanan Umum meloloskan daftar
calon tetap. Harapannya dengan kuota tersebut dapat meningkatkan keterwakilan
perempuan tidak hanya di lembaga negara tapi di partai politik.
Memang kebijakan affirmative action masih jauh representasi kedudukan
laki-laki dan perempuan dalam politik namun hal ini memberikan standpoint,
memberikan perhatian agar partai politik lebih peduli dan bertanggung jawab
untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas perempuan dalam politik. Perbedaan
2
keadilan dan kesetaraan. Gender sendiri merupakan suatu sifat yang melekat pada
kaum lelaki maupun perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun kultural1.
Bahkan secara kultural perempuan sama-sekali tidak terkait dengan perubahan
dan proses kemajuan pembangunan negara, karena paham yang dilahirkan ke
masyarakat ialah perempuan dinilai tidak cukup kuat dan perempuan adalah
makhluk sosial yang lemah lembut, emosional, dan keibuan. Perbedaan gender
(gender differences) antara manusia berdasarkan jenis kelamin, lelaki maupun
perempuan terjadi melalui proses yang sangat panjang. Terbentuknya perbedaan
gender dikarenakan banyak hal, diantaranya ialah dibentuk, disosialisasikan,
diperkuat, bahkan di kontruksi secara sosial, kultural, melalui ajaran agama
bahkan oleh negara, dengan menggunakan pedoman bahwa setiap sifat biasanya
melekat pada jenis kelamin tertentu dan sepanjang sifat-sifat tersebut bisa di
utarakan, maka sifat tersebut adalah hasil kontruksi masyarakat dan sama sekali bukan kodrat. Beberapa hal yang sudah berkembang di masyarakat akan menjadi
sesuatu yang pasti dan akan seragam pula pendapatnya secara umum.
Terkait bagaimana keterbatasan perempuan dalam sistem perwakilan ialah
tujuannya untuk kesetaraan dan keadilan yang merata bagi perempuan dan laki-laki di ranah politik. Mengarah pada kesetaraan untuk tidak menimbulkan nilai
ketidakadilan, pemahaman ini harus dikontruksi tidak saja pemahaman sosial
kultural masyarakat, dengan demikian kedudukan laki-laki dan perempuan dalam
kehidupan bernegara saling berkolaborasi satu sama lain.
1
3
Jika di lihat secara kompeherensif partisipasi perempuan dalam kehidupan
politik sedikit banyak akan mempunyai beberapa keuntungan yang cukup dalam institusi pengambilan keputusan maupun kepemimpinan untuk membuat
pergeseran cara pandang dalam menyelesaikan masalah-masalah politik dengan
mengutamakan perdamaian dan cara-cara anti kekerasan. Meskipun partisipasi
politik sendiri merupakan aktifitas individu yang dapat memainkan peran dalam
kehidupan politik masyarakatnya sehingga ia mempunyai kesempatan untuk
memberi andil dalam menggariskan tujuan-tujuan umum kehidupan masyarakat
tersebut, dan dalam menentukan saran membedakan gender differences,
kedudukan, golongan dan berbagai bentuk diskriminasi lainnya untuk
mewujudkannya2. Partisipasi memberikan ruang yang luas bagi setiap orang
dalam menentukan aktivitasnya di ranah politik tentu tidak mudah dalam
pelaksanaannya karena problematika yang terjadi perbedaan-perbedaan tersebut masih saja menjadi hambatan, termasuk mengenai keterwakilan perempuan dalam
politik. Sesungguhnya kuota tidak berhenti di 30% dan elemen-elemen perempuan
dapat mendorong lebih dari itu.
Mengenai keterlibatan perempuan dalam politik, terlepas dari perspektif yang timbul terhadap karakter personal, keinginan perempuan untuk berpolitik, aktif
dalam partai politik dan mendedikasikan diri di lembaga negara merupakan
tanggung jawab sebagai warga negara yang baik, panggilan hati nurani dan
kompetensi yang dimiliki. Adapun untuk kuota 30% yang menjadi dasar imperatif
bagi perempuan untuk merepresentasikan keterwakilannya dalam politik selama
2
4
15 tahun sejak Pemilu 1999 hasilnya kurang memuaskan dengan presentase
sebesar 9% dibandingkan dengan pemilu sebelumnya sebesar 10,8% di tahun 1997, perempuan pemenuh kuota tidak terbentuk dengan seimbang dari
perempuan-perempuan yang masuk kedunia politik karena nurani dan
keterpaksaan/alasan lain. Sehingga partai politiklah yang berperan untuk
meningkatkan minat yang cenderung menurun dari perempuan di parpol dan
berkembangnya negara berpengaruh banyak dari peran partai politik.
Partisipasi perempuan dalam politik seyogyanya dapat melahirkan perubahan
yang baik dalam kebijakan-kebijakan negara. Menyangkut bagaimana sudut
pandang perempuan dalam penyelesaian konflik misalnya, beberapa hal dalam
beberapa sudut pandang tidak menuntut kemungkinan pola pemikiran perempuan
dapat menjadi tolak ukur dalam pengambilan keputusan. Untuk itu, tidak sedikit
perempuan menjadi petinggi partai dengan jabatan-jabatan tinggi yang patut
diperhitungkan karena kualitas mereka sebagai politisi, dan tidak sedikit pula
perempuan dengan nilai tinggi di ranah politik untuk penyelesaian masalah
perempuan di Indonesia. Beberapa masalah perempuan, yang paham sekali
penyelesaiannya ialah perempuan itu sendiri, keterwakilan perempuan di parlemen sangat dibutuhkan dan masalah perempuan yang ada, tidak mudah kaum
laki-laki dan ideologi partiarki mengerti.
Selain memperkuat sikap dan orientasi perempuan untuk terlibat dalam politik maka sistem yang mendukung representasi perempuan dalam politik juga
harus diperkuat salah satunya melalui peratura perundang-undangan. Kesempatan
5
melalui UU Pemilu No.12 tahun 2003 pada pemilu 2004 untuk memenuhi pasal
65 ayat (1) UU no.12 tahun 2003 tersebut ada pasal 65 ayat ( 2 ) yang berbunyi: Setiap Partai Peserta Pemilu dapat mengajukan calon sebanyak-banyaknya 120
persen (seratus dua puluh persen) jumlah kursi yang ditetapkan pada setiap
Daerah Pemilihan. Dalam pasal 65 ayat (2) ini terkandung makna bahwa partai
boleh melakukan spekulatif terhadap harapan untuk mendapatkan kursi di
parlemen tersebut.
Untuk pemenuhan kuota 30 persen, setiap partai juga diharapkan mempunyai
perhitungan spekulatif untuk pemenuhan kursi kuota 30 persen keterwakilan
perempuan tersebut. Serta UU No.2 Tahun 2008 untuk pemilu 2009 Pasal 2 ayat
(5) UU No. 2/2008, menyatakan “Kepengurusan Partai Politik tingkat pusat
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disusun dengan menyertakan paling rendah
30 persen (tiga puluh perseratus) keterwakilan perempuan”, dan Pasal 55 ayat (2)
UU No. 10/2008, berbunyi, ”Di dalam daftar bakal calon sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), dalam setiap 3 (tiga) orang bakal calon terdapat
sekurang-kurangnya 1 (satu) orang perempuan bakal calon”.
Pada pemilu 2004 jumlah calon anggota legislatif sebanyak 2.507 dengan
persentase calon anggota sebesar 33,00% dan jumlah anggota legislatif
perempuan terpilih sebanyak 61 dengan persentase 11,09%. Sedangkan pada
partai politik di pemilu 2004, 24 partai3 yang ikut pemilu terdapat 3 parpol yang
3
6
tidak memenuhi kuota 30 persen calon perempuan, yaitu Partai Amanat Nasional
(29,7 persen), Partai Gerindra (29,29 persen), dan Partai Perstuan Pembangunan
(26,91 persen)4. Dari 24 partai peserta pemilu, kecuali PAN, Partai Gerindra, dan
PPP keterwakilan perempuan di tingkat lembaga pusat hanya sebesar 11,09%
dengan tersebarnya perempuan dengan naungan partai 21 partai politik.
Memang ada kenaikan yang cukup signifikan dalam representasi politik
perempuan di tingkat nasional maupun lokal. Hasil pemilu legeslatif 2009 jumlah
perempuan DPR RI naik dari 11,6% menjadi 18% (101 orang dari total560
anggota DPR RI). Keterwakilan perempuan di DPRD Provinsi juga meningkat
dari rata-rata 10% menjadi 21% (347 perempuan dari total 1.778 anggota DPRD
di seluruh provinsi Indonesia) kenaikan juga terjadi di tingkat kota5. Di Jawa
Timur sendiri, total 1.678 anggota dewan di 38 kabupaten/kota Jawa Timur,
jumlah anggota dewan dari kalangan perempuan hanya 234 orang atau 13,91%
tersebar di seluruh kota di Jawa Timur termasuk kota Malang.
Berbeda dengan jumlah partai politik di tahun 2004, pemilu 2009 lolosnya
partai Demokrat, Golkar, PDIP, Partai Keadilan Sejahterah, Partai Amanat
Nasional, PPP, Partai Keadilan Bangsa, Partai Gerindra dan Partai Hanura dengan
keterwakilan perempuan masing-masing partai Demokrat (26,92%), Golkar
(29,79%), Gerindra (16,67%), PDI (14,81%), PAN (17,02%), PKS (6,78%), PPP
Kebangkitan Bangsa, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Bintang Reformasi, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Damai Sejahtera, Partai Golongan Karya, Partai Patriot Pancasila, Partai Sarikat Indonesia, Partai Persatuan Daerah, Partai Pelopor tahun 2009
4
Komisi Pemilihan Umum tahun 2004 5
7
(18,92%), PKB (31,88%), dan Hanura (32,65%)6. Dari hasil pemilu partai politik
harus all out, karena dengan itu ketertarikan perempuan dapat menjadi sarana
yang tepat bagi partai politik meneruskan keberadaan partai politik sebagai salah
satu badan untuk kepentingan politik dan bukan hanya sekedar kenaikan jumlah
yang diharapkan masyarakat namun peranan perempuan mampu menyeimbangi
kapasitas diri perempuan untuk memberi sumbangsih keterwakilan politik yang
seimbang. Fungsi parpol sendiri sebagai sarana rekruetment politik harus mampu
mendesain program yang setara gender dan memberikan penyadaran politik
perempuan dengan nilai pendewasaan politik di negeri.
Pada dasarnya, kemungkinan partai-partai politik sudah berusaha
menyampaikan kepentingan masyarakat, dominasi peran laki-laki dan pola pikir
patriarkis yang sudah mendasar secara tidak sadar, dan para pemimpin di partai
politik yang ada di indonesia menjadi salah satu faktor penentu bagi perempuan
untuk masuk ke ranah politik dan mempengaruhi agenda politisi partai-partai
politik tersebut.
Untuk wilayah Malang sendiri pada pemilu legislatif Malang, terkait kuota
30% yang ditetapkan, Partai Politik yang lolos pemilu legislatif di kota Malang
ialah Partai Hanura, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Kesejahteraan Sosial,
Partai Amanat Nasional, Partai Gerindra, Partai peduli rakyat nasional, Partai
Pengusaha dan pekerja Indonesia, Partai kedaulatan, Partai Perjuangan Indonesia
Baru7. Lolosnya Partai politik wilayah Malang pada Pemilu terakhir, partai
6
Sekretariat Dewan Pimpinan Pusat Partai Politik tahun 2009 7
8
Gerindra memenuhi semua kecamatan untuk lolos pemilihan keterwakilan
perempuan untuk calon anggota legislatif Malang.
Tabel 1.1 Keterwakilan Perempuan di Pemilu Legislatif Malang 2009 Partai Gerindra Malang
Dapil 4 Tidak ada keterwakilan perempuan
Dapil 5 Shanti Ratih Dewayani
Setyo Budiarty Widyaningrum
Sumber : DPC Partai Gerindra Malang Tahun 2013
Keterwakilan perempuan dalam partai politik untuk peran perempuan di partai politik diharapkan mengapresiasi untuk semangat para perempuan
benar-benar menekuni dunia politik agar terciptanya perubahan yang berarti dalam
kebijakan-kebijakan di negara. Sebab itu, keterlibatan perempuan dalam
pengambilan keputusan sangat dirasakan belum berimbang dan
keputusan-keputusan masih dibuat oleh kaum maskulin yang kurang berperspektif gender,
sehingga keputusan terkadang seringkali bias gender, dan tidak memperhatikan
kepentingan kaum perempuan. Perempuan di Partai politik untuk kota Malang
sendiri merupakan golongan komunitas yang memiliki keragaman dalam
memandang masalah sosial, namun memiliki kesamaan hal dalam pengabdian dan masalah penindasan. Terlepas dari beberapa nilai positif posisi perempuan di
9
berada dalam kisaran politik memiliki tingkat efektifitas dalam menggerakkan
nilai politik yang jauh lebih baik. Sepamahaman umum misalnya, perempuan apa melalui proses pendidikan politik yang baik meskipun tidak ada tolak ukur
pendidikan berpolitik seperti apa yang baik, hanya saja terlihat dari beberapa
peran sebagai ibu rumah tangga maupun orang yang berkarier dalam perpolitikan
harus banyak menghabiskan waktu luang berada diluar rumah. Untuk memenuhi
kuota sebagai DCT Di Partai Gerindra Malang pada tahun 2009 keterwakilan
perempuan memenuhi kuota 30%, selanjutnya pada tahun 2010 hingga 2011
partai Gerindra tidak aktif karena tidak adanya kegiatan di tubuh partai secara
struktur organisasi. Selanjutnya pada tahun 2012 hingga 2013 saat ini terdapat 8
nama pengurus perempuan di Partai Gerindra kota Malang dari 23 nama
pengurus.
Dari jumlah pengurus partai keseluruhan, keterwakilan perempuan di Partai
Gerindra Malang hanya sebesar 26%, diambil dari 8 per 23 orang8. Nilai 26%
disini memberi penekanan bahwa sampai tahun 2013 telepas keterwakilan
perempuan masuk ke ranah legeslatif berbeda dengan kapabilitas perempuan
untuk mendedikasikan diri di tubuh partai. Maka itu, bagaimana cara partai ini memenuhi kuota untuk melaju di pemilu selanjutnya dengan terkait isu
keterpaksaan pencomotan nama perempuan, dan tidak tercapainya tujuan
affirmative action.
Dari hasil keterlibatan perempuan di Gerindra kota Malang, setidaknya ada
beberapa nama perempuan dengan kapabilitas mereka mengatur dan ikut serta
8
10
dalam berjalannya roda partai. Tentunya ruang lingkup perempuan disini yang
perlu di jaga ialah mempertahankan perempuan dan berpartisipasi di Gerinda dan cara partai tersebut mempertahankan eksistensi perempuan di partainya.
Setidaknya keterlibatan perempuan di dalam partai politik memberikan
pemahaman kepada masyarakat karena memperkuatnya kapasitas perempuan
untuk merespon beberapa hambatan perempuan yang menjadi persoalan yang
kompleks. Hasil 26% keterlibatan perempuan di partai Gerindra kota Malang
sebagai anggota partai dengan jabatan, memaknai pelibatan perempuan dalam
parpol cukup mampu membuat concern perempuan merespon hambatan
struktural, kultural, dan personal namun masih menjadi tanda tanya bagaimana
Gerindra memenuhi kuota 30% untuk pemilu 2014. Keterlibatan perempuan di
Gerindra kota Malang dapat meneruskan visi misi partai dengan titik-titik berapa
mereka mempertahankan nilai keikutsertaan perempuan di tubuh partainya, dan partisipasi perempuan di Gerindra kota Malang dapat menyumbang terhadap
reformasi di tubuh partai serta politik secara umum dan memberikan perubahan
berarti di birokrasi selanjutnya dengan keterwakilan perempuan di dalamnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana strategi Partai Gerindra kota Malang dalam mempertahankan
eksistensi perempuan di dalam partainya ?
2. Apakah kendala yang dihadapi perempuan dalam mempertahankan
11 C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui, mendeskripsikan dan menganalisis Strategi Partai Gerindra kota Malang dalam mempertahankan eksistensi perempuan di partainya
dan menganalisis apa saja kendala yang di hadapi perempuan dalam
mempertahankan eksistensinya di partai Gerindra Malang.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritik, penelitian ini dapat memberikan konsep kesetaraan gender
pada perempuan di partai politik serta memberikan gagasan yang tujuannya
untuk terciptanya keadilan perempuan di dunia politik baik di wilayah lokal
daerah maupun di Indonesia.
2. Secara Praktik, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk orang-orang lain
yang memiliki kepentingan yang serupa sehingga lahir sebuah kesadaran baru
untuk berpijak dari relasi yang seimbang dan adil antara perempuan dan laki-laki dalam perkembangan perpolitikan di kota Malang dan untuk Partai
Gerindra serta partai politik lainnya agar memperhatikan kesetaraan
perempuan di tubuh partainya.
E. Kerangka Pemikiran
1. Konsep Gender
Gender adalah suatu konsep kultural yang berupaya membuat pembedaan
(distinction) dalam hal peran, prilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional
antara laki – laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat (Dalam
12
budaya terhadap laki-laki dan perempuan (Hillary M. Lips dalam Sex And Gender
: An Introduction).
Membahas permasalahan gender berarti membahas permasalahan
perempuan dan juga laki-laki dalam kehidupan masyarakat. Dalam
pembahasan mengenai gender, termasuk kesetaraan dan keadilan gender
dikenal adanya 2 aliran atau teori yaitu teori nurture dan teori nature9. Namun
demikian dapat pula dikembangkan satu konsep teori yang diilhami dari dua
konsep teori tersebut yang merupakan kompromistis atau keseimbangan yang
disebut dengan teori equilibrium.
a. Teori Nurture
Menurut teori nurture adanya perbedaan perempuan dan laki-laki
adalah hasil konstruksi sosial budaya sehingga menghasilkan peran dan
tugas yang berbeda. Perbedaan itu membuat perempuan selalu tertinggal dan terabaikan peran dan kontribusinya dalam kehidupan berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Konstruksi sosial menempatkan
perempuan dan laki-laki dalam perbedaan kelas. Laki-laki diidentikkan
dengan kelas borjuis, dan perempuan sebagai kelas proletar.
b. Teori Nature
Menurut teori nature adanya pembedaan laki-laki dan perempuan
adalah kodrat, sehingga harus diterima. Perbedaan biologis itu
memberikan indikasi dan implikasi bahwa diantara kedua jenis kelamin
tersebut memiliki peran dan tugas yang berbeda. Ada peran dan tugas yang
9
13
dapat dipertukarkan, tetapi ada yang tidak bisa karena memang bebeda
secara kodrat alamiahnya.
Dalam proses perkembangannya, disadari bahwa ada beberapa
kelemahan konsep nurture yang dirasa tidak menciptakan kedamaian dan
keharmonisan dalam kehidupan berkeluarga maupun bermasyarakat, yaitu
terjadi ketidak-adilan gender, maka beralih ke teori nature. Agregat
ketidakadilan gender dalam berbagai kehidupan lebih banyak dialami oleh
perempuan, namun ketidakadilan gender ini berdampak pula terhadap
laki-laki.
c. Teori Equilibrium
Disamping kedua aliran tersebut terdapat kompromistis yang dikenal
dengan keseimbangan (equilibrium) yang menekankan pada konsep
kemitraan dan keharmonisan dalam hubungan antara perempuan dengan laki-laki10.
Pandangan ini tidak mempertentangkan antara kaum perempuan dan
laki-laki, karena keduanya harus bekerja sama dalam kemitraan dan
keharmonisan dalam kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara.
Untuk mewujudkan gagasan tersebut, maka dalam setiap kebijakan dan
strategi pembangunan agar diperhitungkan kepentingan dan peran
perempuan dan laki-laki secara seimbang. Hubungan diantara kedua
elemen tersebut bukan saling bertentangan tetapi hubungan komplementer
guna saling melengkapi satu sama lain. Keragaman peran apakah karena
10
14
faktor biologis, etnis, aspirasi, minat, pilihan, atau budaya pada hakikatnya
adalah realita kehidupan manusia.
Hubungan laki-laki dan perempuan bukan dilandasi konflik
dikotomis, bukan pula struktural fungsional, tetapi lebih dilandasi
kebutuhan kebersamaan guna membangun kemitraan yang hamonis,
karena setiap pihak memiliki kelebihan sekaligus kelemahan yang perlu
diisi dan dilengkapi pihak lain dalam kerjasama yang setara.
2. Partai Politik
Partai politik yang bertindak sebagai perantara dalam proses-proses
pengambulan keputusan bernegara, yang menghubungkan antara warga negara
dengan institusi-institusi kenegaraan. Menurut Robert Michels, partai politik,
serikat buruh dan organisasi besar lainnya cenderung mengembangkan struktur
birokrasi, yaitu sistem organisasi yang diperkirakan rasional dan terorganisasi
secara hirarki. Setiap organisasi partai yang telah mencapai tingkat kerumitan
tertentu, menuntut adanya sejumlah orang tertentu mengabdikan semua aktivitas
mereka pada tugas partai11.
Kesempatan untuk berhasil dalam setiap perjuangan kepentingan sangat banyak tergantung kepada tingkat kebersamaan dalam organisasi. Tingkat
kebersamaan itu terorganisasikan secara tertib dan teratur dalam pelaksanaan
perjuangan bersama di antara orang-orang yang mempunyai kepentingan yang
sama yang menjadi anggota organisasi yang bersangkutan. Karena itu, dapat
dikatakan bahwa berorganisasi itu merupakan prasyarat mutlak dan hakiki bagi
11
15
setiap perjuangan politik. Dengan begitu, harus diakui pula bahwa peranan
organisasi partai sangat penting dalam rangka dinamika pelembagaan demokrasi. Dengan adanya organisasi, perjuangan kepentingan bersama
menjadi kuat kedudukannya dalam menghadapi pihak lawan atau saingan,
karena kekuatan-kekuatan yang kecil dan terpecah-pecah dapat
dikonsolidasikan dalam satu front.
Partai politik salah satu bentuk pengelompokan warga negara berdasarkan
kesamaan pikiran dan kepentingan politik. Sebagai negara demokrasi, peran
partai politik saat ini dan di masa mendatang akan semakin penting dalam
kehidupan bangsa Indonesia. Hal itu karena negara demokrasi memang
dibangun di atas sistem kepartaian12. Partai politik menjadi salah satu
perwujudan hak atas kemerdekaan berserikat yang terkait erat dengan
kebebasan mengeluarkan pendapat serta kebebasan berfikir dan berkeyakinan. Hak hak tersebut merupakan sarana bagi warga negara dalam ikut serta dan
berpartisipasi dalam pemerintahan sehingga jaminan hak hak tersebut
merupakan persyaratan demokrasi. Partai politik menjadi organisasi dari
aktivis-aktivis Politik yang berusaha untuk menguasai kekuasan pemerintah
serta merebut dukungan rakyat atas dasar persaingan melawan
golongan-golongan lain yang tidak sepaham13.
Unsur-unsur yang penting dalam partai politik adalah dibentuk secara
sukarela, ada nilai atau cita-cita bersama, berorientasi pada pengendalian
12
Harold J.Laski, A Grammar of Politic, Eleventh Impression, (London: George Allen & Unwin Ltd, 1951), hlm.312.
13
16
kekuasaan melalui jabatan politik, legitimasi kekuasaan melalui pemilihan
umum.
F. Metode Penelitian
Metode Penelitian didefinisikan sebagai strategi komprehensif untuk dapat
menemukan data yang diperlukan, sehingga ada kontiniusitas dalam satu kesatuan
utuh dan konsistensi antara metode yang digunakan14. Metode penelitian juga
pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu. Cara ilmiah yang dimaksud berarti kegiatan penelitian di
dasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis15. Maka
penelitian ini berusaha menelaah dengan data yang sebisa mungkin valid dan
lengkap tentang Perempuan dan Partai Politik dalam mempertahankan eksistensi
perempuan di Partai Gerindra Kota Malang.
1. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang peneliti gunakan ialah pendekatan kualitatif karena
dengan metode ini permasalahan yang digambarkan dengan jelas dan terperinci
mengenai strategi mempertahankan eksistensi perempuan di Partai gerindra
kota Malang. Dalam kajian ilmu politik, menurut Marsh dan Stoker (2002:240)
metode kualitatif telah memainkan peran utama muali dari penelitian tentang
individu dan kelompol dalam kancah politik formal hingga sikap dan perilaku
masyarakat di luarnya seperti pada perilaku memilih. Metode kualitatif telah digunakan dalam banyak sub-bidang ilmu politik. Metode penelitian
14
Soehartono, Irawan, 2008, Metode Penelitian Sosial, Bandung, Remaja Rosdakarya, Hlm.70. 15
17
merupakan suatu desain penelitian yang utuh dalam mencakup pendekatan
yang digunakan, teknik pengumpulan data, sampai pada penentuan lokasi penelitian. Metode penelitian merupakan implikasi atau konsekuensi logis dari
nilai-nilai, asumsi-asumsi, aturan-aturan serta kriteria yang menjadi bagian
intergal dari suatu paradigma (Dedy Nur Hidayat, 2003). Metode penelitian
deskriptif dengan maksud berusaha untuk memberikan gambaran keadaan
obyek atau fenomena yang ada dan berkembang di masyarakat tanpa ada
maksud membuat kesimpulan atau generalisasi. Gambaran tersebut dielaborasi
dengan teori-teori yang memadai agar diperoleh analisa kritis yang seilmiah
mungkin tanpa bermaksud mengklaim ini sebagai kebenaran tunggal16.
Metode yang digunakan untuk meneliti masalah ini adalah penelitian
kualitatif pada Strategi Mempertahankan Eksistensi Perempuan dalam
Partai Gerindra Malang. Penelitian kualitatif, seperti yang dipaparkan Bogdan
dan Taylor (1992) dan Ruslan (2005:213) diharapkan mampu menghasilkan
uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan dan tingkah laku yang diamati
dari suatu individu, kelompok, masyarakat, organisasi tertentu dalam suatu
konteks tertentu yang disajikan dalam bentuk narasi, observai atau transkrip dan bukan angka-angka hasil pengukuran.
2. Studi Kasus
Metode studi kasus lazim diterapkan untuk memberikan penekanan pada
spesifikasi dari unit atau kasus yang diteliti. Studi kasus memusatkan perhatian
16
18
pada hal-hal yang dianggap unik dan terjadi secara alamiah (dalam arti tidak
ada campur tangan dari peneliti seperti dalam penggunaan metode eksperimen misalnya) maka studi kasus sering dinilai seabagai suatu studi yang bersifat
natural. Dalam penelitian ini akan lebih banyak berupaya menjawab
pertanyaan-pertanyaan “how” (bagaimana) dan “why” (mengapa).
Dalam penelitian ini, studi kasus deskriptif bertujuan untuk memaparkan
strategi Partai Gerindra dalam mempertahankan eksistensi perempuan di
partainya. Studi kasus mengenai bagaimana Gerindra sebagai Partai baru
mampu mempertahankan posisi perempuan dalam isu kesetaraan gender,
menegakkan keadilan bagi sesama warga negara tanpa membedakan jenis
kelamin merupakan studi kasus yang di dasarkan fenomena yang terjadi. Studi
kasus penelitian deskriptif ini berusaha untuk memberikan gambaran keadaan
obyek atau fenomena mengenai kesetaraan gender yang ada dan berkembang di
bidang politik di Malang tanpa ada maksud membuat kesimpulan atau
generalisasi. Gambaran mengenai bagaimana partai politik dan perempuan
tersebut dielaborasi dengan teori-teori yang memadai agar diperoleh analisa
kritis yang seilmiah mungkin tanpa bermaksud mengklaim ini sebagai
kebenaran tunggal17.
3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini di lakukan di Dewan Pimpinan Cabang Partai Gerindra
Kota Malang Jalan Setaman No.15 Telp.0341-495015 Malang-Jawa Timur.
17
19 4. Subjek Penelitian
Subjek penelitian sebagai unsur variabel penentu agar secara mudah untuk
mendapatkan beberapa sumber data dari subjek yang akan diteliti. Ada
beberapa subjek peneliti ini agar bisa mendapatkan apa yang dibutuhkan.
Diantaranya sebagai berikut :
- Ketua Umum Partai Gerindra yaitu Bapak Widya Farid Iskandar, yang
memahami jelas strategi yang di gunakan partai Gerindra dalam tubuh organisasi politiknya
- Sekertaris Partai yaitu Drs.A.Taufiq Bambang sebagai yang berperan
penting dalam menyimpan data-data penting organisasi serta mengetahui jelas data-data yang diperlukan peneliti untuk menyelesaikan penelitian.
- Kader Perempuan di Partai Gerindra sebanyak 5 orang yaitu Ibu Wiwin
Indriani S.Sos, Ibu Tri Umi, Ibu Yusnia, Ibu Sri Nurhayati dan Ibu Mila
yang menjadikan objek penelitian dengan menggali informasi
keterwakilan mereka di Partai untuk mengetahui peranan perempuan di partai dan kendala apa saja yang dihadapi kader perempuan di Gerindra.
5. Sumber Data
Sebagaimana pengklarifikasian yang dianut oleh Suharismi, sumberdata di
klarifikasi menjadi 3P yaitu18:
1. P = Person, sumber data berdasarkan orang, yaitu sumberdata berasal dari
beberapa anggota perempuan Partai Gerindra Malang, Ketua Umum
Pimpinan Cabang Malang Partai Gerindra, dan Sekertaris Partai Gerindra
18
20
Malang yang membantu dalam klarifikasi penyajian data berdasarkan
interaksi dengan sumber data personal.
2. P = Place, sumber data berupa tempat, yaitu peneliti menggali informasi
atau data pada dpc Partai Gerindra di Kota Malang.
3. P = Papper, Administrasi tertulis maupun berupa simbol, yaitu sumber data
yang menyajikan data berupa huruf, angka, gambar dan lain-lain. Point ini
peneliti menggunakan dokumen-dokumen instan terkait. Selain itu sumber
data dan penelitian ini dibagi menjadi dua :
a. Data Primer, sumber data ini adalah sumber data pertama dimana
sebuah data di hasilkan19. Data primer di ambil dari data yang
organisasi politik yaitu Partai Gerindra Malang.
b. Data Sekunder, sumber data ini adalah yang diperoleh sumber kedua
kemudian dikategorikan menjadi dua :
i. Internal data, yaitu tersedia tertulis pada data sekunder, memuat
landasan hukum, peraturan daerah dan ADART Partai Gerindra
Malang.
ii. Eksternal data, yaitu data di peroleh dari sumber luar. Seperti buku,
jurnal penelitian, artikel dan lainnya terkait Perempuan dan Partai
Politik.
19
21 6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengambilan data ialah upaya khusus yang dilakukan peneliti
untuk memperoleh data yang menunjang penelitiannya. Penelitian ini
menggunakan beberapa cara untuk mendapatkan data penunjang yakni20.
a. Observasi
Observasi ialah kegiatan pengamatan tanpa harus mengajukan pertanyaan
untuk mendapatkan data-data terukur. Observasi yang peneliti lakukan
ialah menggali data dari sumber terkait mengenai Partai Gerindra dan data
yang diperoleh dari subjek pada saat terjadi mengenai strategi, struktur organisasi, maupun data lain yang mendukung serta keabsahan alat ukur
dapat diketahui langsung.
b. Wawancara
Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan
mengadakan komunikasi dengan sumber data. Komunikasi tersebut
dilakukan dengan dialog (tanya jawab) secara lisan, baik langsung maupun
tidak langsung. Wawancara yang peneliti lakukan ialah dengan beberapa
kader terkait perempuan di Partai Gerindra Malang.
c. Dokumentasi
Merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan
kepada subjek penelitian. Dokumen yang diteliti dapat berupa berbagai macam, tidak hanya dokumen resmi.
20
22 7. Teknik Analisis Data
Analisis data ialah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke
dalam pola, kategori dan suatu uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema
dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang didasarkan oleh data.
Penelitian ini menggunakan beberapa model analisis yang bertujuan menguraikan data secara sistematis dalam penyajian sederhana agar mudah
dipahami dalam pengambilan kesimpulan.
Penelitian ini memakai analisis kualitatif dengan tetap menyertakan
teori-teori pendukung sebagai bahan analisis kritisnya. Langkah-langkah yang dilakukan meliputi sebagai berikut :
1. Reduksi data, yaitu proses menganalisa data dengan jalan mempertegas
sajian data dengan judul penelitian Perempuan dan Partai Politik mengenai
Strategi Mempertahankan Eksistensi Perempuan di Partai Gerindra sebagai
batasannya. Reduksi data bermaksud melakukan proses pemilihan,
pemusatan perhatian pada penyerdehanaan, pengabstrakan, dan
transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di
lapangan21. Dengan demikian, reduksi data menjadi bentuk analisa yang
menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, dan membuang yang tidak
perlu dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulannya dapat ditarik
dan diverifikasi mengenai Strategi Partai Gerindra dalam Mempertahankan
Eksistensi Perempuan di Partainya.
21
23
2. Display Data, yakni sekumpulan informasi yang disusun dalam kerangka
sistematis yang berfungsi memberikan kemudahan bagi peneliti dalam menarik kesimpulan berdasarkan logika ilmiah dan obyektif mengenai
fenomena Perempuan dan Partai Politik.
3. Pengambilan Keputusan yakni proses penemuan benang merah lewat
pemahaman yang utuh dan komperehensif tentang penelitian yang
dilakukan. Hal ini penting agar data yang diperoleh semakin mudah
dipahami serta ke arah yang jelas mengenai kemana penelitian ini
PEREMPUAN DALAM PARTAI POLITIK
(Strategi Mempertahankan Eksistensi Perempuan dalam Partai Gerindra Kota Malang)
SKRIPSI
Oleh :
Novi Karina Sari
201010050311027
Dosen Pembimbing :
Oleh : Novi Karina Sari 201010050311027
JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
vi A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 10
6. Teknik Pengumpulan Data ... 21
7. Teknik Analisis Data ... 22
vii
1. Strategi Politik ... 32
2. Manajemen Strategi Organisasi Politik ... 33
2.1Strategi Marketing Politik... 35
C. Konsep Partai Politik ... 38
1. Partai Politik ... 38
D. Konsep Partisipasi Politik ... 41
1. Partisipasi Politik Perempuan ... 43
2. Bentuk Partisipasi Politik ... 45
E. Kebijakan Affirmatif ... 48
BAB III DESKRIPSI WILAYAH DAN ORGANISASI A. Deskripsi Wilayah ... 54
1. Kondisi Geografis dan Demografis Kota Malang ... 54
B. Kondisi Politik ... 57
1. Kondisi Politik di Kota Malang ... 57
2. Kesetaraan Gender dalam Politik ... 59
C. Deskripsi Organisasi ... 64
1. Sejarah Partai Gerindra Malang ... 64
2. Visi dan Misi Partai Gerindra Malang ... 67
3. Arti Lambang Partai Gerindra ... 69
4. Manifesto Perjuangan Partai Gerindra ... 70
D. Eksistensi Perempuan dalam Partai Gerindra Malang ... 73
BAB IV ANALISIS DATA A. Dinamika Politik dan Eksistensi Perempuan di Gerindra Malang 1. Dinamika Politik Perempuan di Partai Gerindra ... 76
2. Eksistensi Perempuan di Partai Gerindra Malang ... 81
2.1Kondisi Persaingan di Partai Gerindra ... 82
B. Strategi Partai Gerindra dalam Menjaring Partisipasi Perempuan ... 84
1. Bergerak dan membangun komunikasi politik perempuan di Semua level ...85
2. Program Partai Gerindra dalam Menjaring Partisipasi Politik Perempuan ... 89
3. Alasan dan Motivasi Perempuan Masuk Partai Gerindra ... 91
viii
2. Pencapaian (Targetting) Partai Gerindra ... 100
3. Penentuan Posisi (Posittioning) Perempuan di Partai Gerindra .. 103
D. Kendala-kendala Perempuan dalam mempertahankan Eksistensi
Perempuan ... 107 1. Hambatan Struktural dan Kultural ... 108 2. Hambatan Personal ... 110
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 114 B. Saran ... 117
Daftar Pustaka ... 118
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Keterwakilan Perempuan di Pemilu Legislatif Malang 2009
Partai Gerindra Malang ... 8
Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Laki-laki dan Perempuan menurut
Kecamatan Kota Malang ... 55
Tabel 1.3 Keterwakilan Anggota DPRD Malang
berdasarkan Partai Politik ... 57
Tabel 1.4 Eksistensi Subyek Penelitian Partai Gerindra Malang ... 74
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Dewan Pimpinan Cabang
Partai Gerindra Malang ... 66
x
KATA PENGANTAR
Pengantar kata untuk Yang Maha Kuasa, Puji syukur penulis hantarkan kepada Allah serta mengucapkan Alhamdulillah dengan segala kuasa-Nya dan ijin-Nya guna menyelesaikan skripsi ini yang masih jauh dari kata sempurna. Shalawat serta salam atas baginda Rasulullah SAW yang telah memberikan petunjuk dan tauladan bagi umatnya.
Melalui lembar tulisan ini penulis mengucapkan terimakasih yang amat teramat banyak pada pihak-pihak yang telah membantu dan berjasa dalam penyusunan skripsi ini segala dukungan baik materi maupun nonmateri dan segala dukungan semangat dari banyak orang di kehidupan penulis, sebagai berikut :
1. Kepada cahaya hidup saya, Mama. Cahaya yang selalu menerangiku dalam
gelap. Terimakasih Mama, Engkau segalanya buatku. Ini ku persembahkan semuanya untukmu. Kepada ayah, semoga selalu sehat semoga Allah memberikan hal-hal baik di hari tuamu nanti. Adikku, Nova Girana ku sayang tetaplah kuat, aku sayang kamu semuanya nanti pasti akan jauh lebih baik, dan Nanda Safira adik laki-laki yang ku banggakan aku sayang kalian semua.
2. Semua keluarga besarku semuanya yang sangat ku sayangi di Tarakan dan di
Kediri, Mbak Prapti, Mbak Epi, Mas No, dan semua Kakek Nenekku, terimakasih atas doanya.
3. Keluarga keduaku di Malang, Ramadhan Satria Adi Pradana kau adalah
kebahagiaan yang datang dengan sangat menenangkan, obat dari banyak rasa sakitku di hari-hari beratku, semoga kita lekas menyatu (amin). Ibu Yanti yang sudah seperti ibuku sendiri, Pak Mamang, Cindy terimakasih banyak karena telah menerimaku di hari-hari kalian. Keluarga di Kawi Selatan, terimakasih banyak aku sayang kalian semua.
4. Bapak Rektor UMM Dr. Muhadjir Efendi, MAP , Bapak Dekan Fisip dan
xi
5. Ibu Dr.Vina Salviana, DS. M.Si selaku dosen pembimbing 1 penulis ditengah
kesibukan yang luar biasa dengan kerendahan hati beliau menyempatkan untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, serta terimakasih kepada Bapak Yana S. Hijri, M.IP selaku dosen pembimbing 2.
6. Bapak Drs. Krishno Hadi, MA terimakasih banyak atas tuntunan dalam
membantu penulis menyelesaikan skripsi ini, dan Ibu Hevi Kurnia Hardini, MA.Gov (Ibu Happy) semoga kebahagiaan menyertai ibu semoga tetap menjadi ketua jurusan yang membanggakan.
7. Seluruh anggota partai Gerindra, lebih khusus pada kader perempuan di
Gerindra Malang, Ibu Umi, Ibu Wiwin, Ibu Sri Rahayu, Ibu Yusnia, dan ketua cabang partai Gerindra Malang bapak Widya Farid, terimakasih telah membantu dalam penyelesaian penelitian di partainya.
8. Teman-teman seperjuanganku serta sahabatku yang ku sayangi kalian adalah
pengingatku ketika aku lupa untuk kuat, Lydia, Novel, Iti, Wida, Ciput sayang-sayangku keluarga kecil, i love us. Untuk teman-teman asrama Vita, Fenny, Alida, Prapti, Yuni, Dian, Dias, Henri, Vina, Vidya, Amel.
9. Teman IP-A yang dari semester 1 sama-sama, Dhias, Dewi, Fina, Ririn,
Alm.Yayuk, Agus, Nanda, Agung, Paktarno, Ayu, Mila, dan semua teman teman di IP A dan B yang tidak bisa di sebutkan satu persatu, tetap semangat dan mari membuat perubahan!
Malang , 21 Mei 2014
xii ABSTRAKSI
Novi Karina Sari. 2014, 201010050311027, Universitas Muhammadiyah Malang, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Pemerintahan,
Perempuan dalam Partai Politik (Strategi Mempertahankan Eksistensi Perempuan dalam Partai Gerindra Malang), Pembimbing I: Dr. Vina Salviana, DS. M.Si ; Pembimbing II: Yana S.Hijri, S.IP , M.IP.
Keterlibatan perempuan dalam politik untuk memberikan peluang yang sama pada semua kalangan yang selama ini keterlibatan perempuan di partai politik masih terbilang rendah dan masih terlihat diskriminatif. Kebijakan kuota masih belum representatif dengan keterlibatan perempuan di organisasi politik. Representasi politik perempuan mengalami kenaikan di tingkat nasional maupun lokal. Keterwakilan perempuan di DPRD Provinsi juga meningkat dari rata-rata 10% menjadi 21% (347 perempuan dari total 1.778 anggota DPRD di seluruh provinsi Indonesia) kenaikan juga terjadi di tingkat kota. Di Jawa Timur sendiri, total 1.678 anggota dewan di 38 kabupaten/kota Jawa Timur, jumlah anggota dewan dari kalangan perempuan hanya 234 orang atau 13,91% tersebar di seluruh kota di Jawa Timur termasuk kota Malang. Terlepas dari kenaikan representasi perempuan di politik khususnya partai Gerindra yang menjadi pusat perhatian ialah kesiapan partai Gerindra Malang dalam menjaring partisipasi politik perempuan harus mengarah pada pengarusutamaan gender bukan hanya sebagai pemenuh kuantitas. Selain kuota 30persen yang diselesaikan partai dengan banyak cara perekrutan asal, kualitas berpolitik perempuan dalam menanggapi masalah-masalah sosial sangat diperhitungkan. Pandangan perempuan di dunia politik sebagai pemanis dan pajangan memang perlu disingkirkan dengan keberanian perempuan melawan maskulinitas yang masih meninggi.
Dalam metode penelitian, penulis melakukan teknik pengumpulan data melalui wawancara, studi dokumentasi, dan observasi. Pengolahan data dilakukan dengan cara deskriptif analisis kualitatif yaitu suatu teknis penulisan memaparkan semua data yang diperoleh melalui bahan kutipan wawancara, dokumen berupa Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, program kerja dan struktur kepengurusan organisasi parpol, serta bahan pustaka kemudian menganalisisnya dengan pedoman pada sumber tertulis.
Hasil penelitian mengenai strategi partai Gerindra dalam meningkatkan partisipasi politik perempuan Partai Politik perlu memberikan program kerja yang jelas dan strategi yang tepat. Strategi partai Gerindra untuk menjaring partisipasi
politik perempuan dan representasi keterwakilan perempuan dengan
xiii
menguntungkan partai secara administratif dan pengalaman individunya dapat membangun prinsip partai yang kuat. Target strategi ini ialah untuk mencapai kuantitas dan kualitas perempuan dalam representasi politiknya, lalu penempatan posisi atau kedudukan yang sesuai dengan individu kader perempuan di Gerindra Malang.
Kesimpulan dari penelitian ini ialah sasaran akhir untuk meningkatkan kualitas partisipasi politik perempuan merupakan sebuah tujuan yang harus dan dapat dikerjakan berkelanjutan. Perempuan tidak cepat berpuas diri atas kontribusi mereka pada proses politik, loyalitas, jujur amanah dan bijaksana menggunakan arahan sebagai perempuan yang dapat memberi sumbangsih karena peranannya yang sensitif terhadap masalah sosial masyarakat. Pelajaran yang diambil dari pengalaman yang di dapat, karena pengalaman setiap individu antar laki-laki
maupun perempuan pasti berbeda-beda. Partai Gerindra sebagaipartai nasionalis
dengan keterlibatan perempuan diharapkan mampu membuat perempuan merespon hambatan yang sudah berkembang di masyarakat. Melewati kendala-kendala dalam berpolitik untuk maju dan mampu mengetahui bahkan ikut ambil bagian dalam perumusan kebijakan yang responsif gender, demokratis dan tidak meninggalkan unsur bias di setiap perumusannya dan tidak berimbas ke masyarakat kecil. Harapannya dari hasil semua yang diusahakan dalam menjaring dan mempertahankan perempuan di partai, penggunaan strategi tidak hanya untuk meraih atau merebut target partai, namun juga perlunya parpol memperkuat ideologi kepartaian yang menjunjung nilai pancasila dan nasionalisme yang tinggi.
Kata Kunci : Strategi dan Eksistensi Perempuan
Malang, 28 April 2014 Penulis
Novi Karina Sari Menyetujui
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
xiv ABSTRACT
Novi Karina Sari. 2014, 201010050311027, University Muhammadiyah of
Malang, Faculty of Social and Political Science, Department of Government, The
women in Political Parties (Retaining the Strategy of Women Existence in Gerindra Parties Malang), Supervisor I: Dr. Vina Salviana, DS. M.Si ;
Supervisor II: Yana S.Hijri, S.IP , M.IP.
The involvement of women in politics to provide equal opportunities to all people who had been the involvement of women in political parties remains low and still appear to be discriminatory. Representative quota policies still not with the involvement of women in political organizations. Increase women's political representation at national and local level. Women's representation in the provincial legislature also increased from an average of 10% to 21% (347 out of a total of 1,778 female members of parliament in all provinces of Indonesia) the increase also occurred at a city level. In East Java alone, a total of 1,678 board members in 38 districts / cities in East Java , the number of council members from among women only 234 people or 13.91 % are scattered throughout the city including the East Java city of Malang. Regardless of the increase in women's representation in politics , especially party Gerindra the center of attention is the readiness of the party Gerindra Malang in capturing women's political participation should lead to the mainstreaming of gender not only as the fulfillment quantity . In addition to the quota 30persen completed recruitment party in many ways the origin , the quality of women in politics in response to social problems is taken into account. The views of women in politics as a sweetener and it needs to be removed to display the courage of women fighting masculinity still rising.
In research methods , the authors conducted the data collection techniques through interviews, documentary studies, and observation. The methode of data processing is done by using the descriptive analysis. It is a technical writing describes all data obtained through interview material, documentation, and other material and then analyze it with guidance on written sources.
xv
target of this strategy is to achieve the quantity and quality women in political representation, and the placement of the position or the position corresponding to individual women cadres in party of The Gerindra Malang.
The conclusion of this study is the final goal to improve the quality of women's political participation is a goal that must and can be done sustainably. Women do not get complacent for their contributions to the political process , loyalty , honest trustworthy and wise use referrals as a woman who can contribute as a role that is sensitive to social issues . Lessons learned from the experience in the can , because each individual experiences between men and women is definitely different. Gerindra as a nationalist party with the involvement of women is expected to make women respond to the barriers that have been developed in the community . Past the obstacles to progress in politics and was able to know even took part in the formulation of gender responsive policies , democratic and does not leave any element of bias in the formulation and not affected the small community . The expectation of the results of all cultivated in recruiting and retaining women in the party , not just the use of strategies to achieve the target or seize the party , but also the need to strengthen the political party that upholds the value of party ideology Pancasila and nationalism
Keywords: Strategy and the Existence of Women
Malang, 28 April 2014 Author
Novi Karina Sari
Approve
Supervisor I Supervisor II
DAFTAR PUSTAKA
Adman Nursal, Political Marketing, (Jakarta: P.T Gramedia Pustaja
utama, 2004)
Amina Wadud. 2001. Qur’an Menurut Perempuan, Meluruskan Bias
Gender dalam Tradisi Tafsir. (Bandung: Mizan)
Ani Soetjipto. 2011.Politik Harapan: Perjalanan Politik Perempuan
Indonesia Pasca Reformasi. (Tanggerang: Marjin Kiri)
Ayu Ratih,2004. Mata Rantai Yang Hilang Dalam Pemberadaban
Manusia.Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Bugin Burhan, Metodelogi Penelitian sosial format-format kuantitaif dan kualitatif (surabaya : Airlangga Universty Press, 2001) hlm.128
Burkett, Elinor, Feminism, dalam Encyclopaedia Britannica 2007 Ultimate
Reference Suite, Version 2007
De Beauvoir, Simone, 1989. The Second Sex (terjemahan). H.M Parshley, New York: Vintage
Endang Purwanti, 1998, Dimensi-dimensi Riset Ilmiah, Malang, UMM press
Fakih, Mansour, Menggeser Konsepsi Gender dan Transformasi Sosial:
Yogyakarta, 1996 Pustaka Pelajar, Hlm(14).
Hadari Nawawi, Manajemen Strategi Organisasi non Profit Bidang
Pemerintahan dengan Ilustrasi di Bidang Pendidikan, (Yogyakarta: Gadjah Mada Press, 2005)
Harold J.Laski, A Grammar of Politic, Eleventh Impression, (London:
George Allen & Unwin Ltd, 1951)
Irawan Soehartono, 2008 (ed7), Metode Penelitian Sosial, Bandung, Remaja Rosdakarya
Kris Budiman, Feminisme Laki-laki dan Wacana Gender. (Magelang:
Indonesia Tera 2000)
Liza Hadiz, 2004 .Perempuan dalam Wacana Politik Orde Baru, (Jakarta,
LP3ES)
Mansour Fakih. 2013. Analisis Gender dan Transformasi
Michael Allison, dan Jude Kaye, Perencanaan Strategis bagi Organisasi Nirlaba, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia)
Miriam budiardjo, Pengantar Ilmu Politik.( Jakarta: Gramedia 2000)
Mohtar Mas’oed dan Dr Colin Mac Andrews (editor), Perbandingan
Sistem Politik, (Yogyakarta: Gadjah Mada Press, 1991)
Muhadjir M.Darwin,2005. Negara dan Perempuan Reorientasi Kebijakan
Publik, (Yogyakarta : Media Wacana)
Pengantar Ani Soetjipto dalam Politik Harapan Perjalanan Perempuan
Indonesia Pasca Reformasi. 2011. (Tanggerang. Marjin Kiri ) Halaman 3-4
Peter Schorder, Strategi Politik, (Jakarta : Nomos baden-baden, 2000)
Robert Michels, Partai Politik: Kecenderungan Oligarkis dalam
Birokrasi, Penerbit Rajawali, Jakarta, 1984
Samuel P. Huntington dan Joan Nelson, Partisipasi Politik di Negara
Berkembang, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990)
Silvia Bolgherini, "Participation" dalam Mauro Calise and Theodore J.
Lowi,Hyperpolitics: An Interactive Dictionary of Political Science
Concept (Chicago: The University of Chicago, 2010)
Siti Muslihati. 2004. Feminisme dan Pemberdayaan Perempuan dalam
Timbangan Islam. Jakarta, Gema Insani Press
Soehartono, Irawan, 2008, Metode Penelitian Sosial, Bandung, Remaja Rosdakarya
Sugiyono, 2009 (ed 8), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung, Alfabeta
Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek, edisi
revisi VI. Cet XIII
Vina Salviana dan Tutik Sulistyowati.2010. Sosiologi Gender. Jakarta.
Universitas Terbuka
Wilson, Woodrow. 1887. Introduction To Study Administration. dalam
Shafritz, Jay M. & Hyde, Albert C. (eds). 1992. Classics Of Public Administration
(3rd Ed). California: Brooks/Cole Publishing Company Pacific Grove
Yves Meny and Andrew Knapp, Government and Politics in Western
Jur nal Penelitian dan I nter net
Mendemokr atis Kan Pemi lu,Dar i Si stem Sampai El emen Teksni s ol eh Joko
J.Pr ihatmoko 2003
Teori equilibrium. 2010. www.shvoong.com diakses pada tanggal 20 Oktober
2013 pukul 20;59 WIB
Reduksi Data. www.scribd.com 2010. diakses pada tanggal 20 Oktober 2013
pukul 20;59 WIB
www.itasulistya.blogspot.com 2013. Pendekatan Eksistensial Humanistik di akses
pada tanggal 19 Maret 2014 pukul 17.00
www.malangkota.go.id diakses pada tanggal 1 Maret 2014 pukul 13.00
www.dispendukcapil.malangkota.go.id diakses pada tanggal 1 Maret 2014 pukul 13.18
www.partaiGerindra.or.id diakses pada tanggal 14 Febuari 2014 pukul 12.00