• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSES PENERIMAAN DIRI PADA ORANG DENGAN HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV)/ ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROM (AIDS) (Studi Kasus pada ODHA akibat Pajanan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROSES PENERIMAAN DIRI PADA ORANG DENGAN HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV)/ ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROM (AIDS) (Studi Kasus pada ODHA akibat Pajanan)"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara berkembang yang mayoritas penduduknya adalah muslim. Nilai - nilai yang ada di Indonesiapun sarat dengan nilai-nilai Islam. Perkembangan zaman modern sangatlah berpengaruh terhadap nilai-nilai yang dianut masyarakat Indonesia terutama dalam gaya hidup. Apalagi di arus globalisasi yang deras menjadikan kebanyakan orang merubah gaya hidup layaknya orang barat seperti pergaulan bebas, melakukan seks bebas, dan penggunaan obat-obat terlarang atau narkoba. Padahal hal-hal tersebut, mempunyai dampak negatif terhadap hidup orang yang telah melakukannya, misalnya terjangkitinya penyakit HIV/AIDS.

Human Immunodeficiency Virus yang sering disingkat dengan HIV merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia yang dijangkitinya. HIV berbeda dengan AIDS. AIDS merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV). Pada tahun 1987 pertama kali kasus HIV/AIDS ditemukan di Indonesia. Seorang laki-laki warga negara Belanda yang meninggal di Bali karena AIDS (Nainggolan, 2006).

(2)

2

Kota Malang, dr. Enny Sekarengganingati. Dr. Enny Sekarengganingati mengutarakan bahwa pada tahun 2011 ini sudah tercatat 1.600 penderita HIV/AIDS di Kota Malang. ( redaksi@surya.co.id).

Sedangkan penularan HIV/AIDS itu sendiri terjadi melalui cairan tubuh terutama pada darah, cairan sperma, cairan vagina dan air susu ibu. Penularan virus dapat terjadi melalui hubungan seksual, suntikan, transfusi dan sebagian kecil tertular karena kehamilan dan melalui pajanan.Pajanan itu sendiri adalah peristiwa yang menimbulkan resiko penularan. Pajanan ada tiga macam, yaitu pajanan di tempat kerja, yang biasanya menimpa petugas perawatan kesehatan. Peristiwa ini biasanya berupa kecelakaan akibat tertusuk jarum suntik bekas pakai secara tidak sengaja pada petugas. Kedua, pajanan akibat hubungan seks berisiko, misalnya bila kondom pecah atau lepas saat ODHA berhubungan seks dengan pasangan HIV negatif. Ketiga, pajanan akibat perkosaan. Apabila hubungan seks terjadi secara paksa, yang sering disertai kekerasan, peristiwa ini memiliki resiko lebih tinggi. (Depkes, 2006).

Ketika seseorang tertular HIV/AIDS yang penyebabnya karena pajanan maka untuk mencegah infeksi HIV secepatnya harus dilakukan profilaksi pascapajanan atau sering disingkat dengan PPP. PPP adalah penggunaan obat untuk mencegah infeksi setelah terjadi peristiwa yang berisiko. PPP hanya dipakai setelah penyelidikan menunjukkan ada resiko pada orang yang terpajan. PPP harus dimulai secepatnya setelah pajanan, sebaiknya dalam 1-2 jam dan tidak lebih dari 72 jam. Memang PPP ini tidak 100% efektif dan tidak dapat menjamin pajanan pada HIV tidak akan menghasilkan infeksi. Namun PPP ini dapat mengurangi resiko terinfeksi hingga 79% dan hanya 0,3% pajanan menghasilkan infeksi HIV (Spritia, 2006).

(3)

3

dapat menularkan virus pada orang lain tanpa disadarinya. Untuk mengetahui seseorang mengidap HIV/AIDS dilakukan pemeriksaan darah yang disebut dengan VCT atau voluntary counseling and testing selama dua kali. Dari hasil pemeriksaan inilah orang akan didiagnosis terjangkit HIV/AIDS.

Masa-masa pasca didiagnosis adalah masa-masa yang rentan untuk timbulnya efek piskologis. Menurut Taylor (1999), diagnosis suatu penyakit kronis seringkali menjadi goncangan bagi penderitanya. Secara psikologis, seseorang yang awalnya memiliki psikis yang stabil menjadi terganggu karena adanya HIV/AIDS dan diperparah dengan adanya stigma negatif yang dilabelkan masyarakat pada semua ODHA. Mereka akan ditolak atau diisolasi secara seksual dan sosial karena dianggap mempunyai penyakit yang mematikan yang diwariskan seumur hidup dan menular. Kemungkinan dampak psikologis akibat pajananpun makin besar karena ODHA akibat pajanan merasa bahwa dirinya tidak pernah melakukaan kesalahan, menjalani hidup dengan aman-aman saja, tidak melanggar nilai-nilai sosial dan agama serta tidak juga bersinggungan dengan resiko penularan ataupun orang yang sudah terkena HIV/AIDS. ODHA akibat pajanan beranggapan, mengapa harus dirinya yang menderita virus HIV, kenapa bukan pemakai narkoba, penjaja seks ataupun pelanggar norma yang terjangkit. Bahkan mereka sampai mempunyai keinginan untuk menularkan virus HIV/AIDS ke orang lain. Kondisi ini membuat ODHA akibat pajanan harus menerima dua masalah sekaligus antara hasil diagnosa yang menunjukkan dirinya terjangkit virus HIV/AIDS dengan masalah yang menjadi penyebab korban tertular HIV/AIDS sehingga bisa saja ODHA akibat pajanan mengalami sangat stres atas peristiwa yang menyebabkan dia tertular.

(4)

4

menimbulkan stres bagi korban namun hal ini belum cukup, dia juga harus melawan virus HIV.

Kondisi tersebut akan memunculkan perasaan syok, penyangkalan, Penyangkalan sebenarnya merupakan suatu mekanisme pelindung terhadap trauma psikologis yang dideritanya. Secara tidak sadar proses psikologis akan terus berkembang menjadi rasa bersalah dirinya telah terinfeksi, marah terhadap dirinya atau orang yang menularinya, tidak berdaya, hilang kontrol dan akal sehatnya serta takut pada kenyataan bahwa akan berhadapan dengan suatu keadaan terminal. Hal ini dapat menimbulkan kecemasan dan depresi (www.psikologizone.com). Sehingga dalam keadaan ini, ODHA akibat pajanan diharapkan untuk bisa melakukan penyesuaian dan perubahan pola hidup akibat sakit yang dialami.

Penyesuain dan perubahan pola hidup yang diakibatkan penyakit tersebut bisa jadi menimbulkan ketidaknyaman secara fisik maupun psikis dan emosi negatifpun dapat dirasakan oleh ODHA akibat pajanan. Selain perubahan tersebut juga dapat mempengaruhi hubungan dengan orang disekitarnya sebagai bentuk reaksi dari lingkungannya muncul pada diri ODHA akibat pajanan. Jika ODHA akibat pajanan tidak dapat mengatasi perubahan tersebut dan terpengaruh dengan penilaian orang sekitar terhadap stigma negatif maka besar kemungkinan mereka akan memandang diri mereka secara negatif pula. Itu berarti bahwa semakin besar kemungkinan ODHA akibat pajanan untuk gagal dalam penerimaan diri mereka. ODHA akibat pajanan akan kehilangan kemampuan untuk berpikir secara jernih bahwa sesungguhnya mereka masih memiliki tanggung jawab sosial sebagai manusia. Perasaan cemas, menarik diri dari lingkungan dan depresi serta merasa hidup tidak berharga sehingga ingin mengakhiri hidupnya akan terus menyelimuti diri mereka. Namun semua hal ini dapat diatasi jika ODHA akibat pajanan memiliki penerimaan diri yang baik terhadap segala perubahan yang terjadi pada dirinya.

(5)

5

positif. Proses untuk mencapai penerimaan diri yang positif merupakan perjalanan yang berliku dan tidak mudah.Untuk menuju proses tersebut, terkadang seseorang sudah berusaha tetapi ditengah perjalanan mengalami kemunduran dalam proses tersebut. Hal ini dikarenakan konflik diri yang besar yang diakibatkan oleh stressor yang berasal dari kondisi diri, kondisi lingkungan dan kondisi sosial. Penerimaan diri itu sendiri merupakan proses alami yang dialami individu dengan tekanan, stress yang berbeda-beda. Kebanyakan individu dapat menerima dari masing-masing ketika sesuatu berjalan dengan baik, tetapi keadaan menjadi tidak baik maka proses ini akan menjadi sulit.

Namun dalam hal ini, ada beberapa diantara ODHA akibat pajanan yang awalnya mereka juga menolak, marah tetapi pada akhirnya mereka dapat menyesuaikan perubahan fisik maupun psikis yang disebabkan penyakit HIV/AIDS akibat pajanan dan dapat menerima kondisi dirinya.

(6)

6

Kurang lebih hampir dua tahun, KL akhirnya bisa pulih dan dapat melakukan aktifitas seperti sebelum ia sakit dengan kondisi lebih baik dan berat badan hampir kembali semula. Melihat perubahan tersebut keluargapun senang. Menurut KL, dengan adanya sakit itu KL banyak mengambil hikmahnya, dituntut untuk melatih kesabaran, KL berusaha untuk dapat menerima kondisi apa adanya dan selalu menggantungkan Tuhan dalam kondisi apapun serta menyerahkan segalanya pada Tuhan Yang Maha Kuasa.

Dari fenomena di atas terlihat tidak mudah bagi penderita untuk menerima dirinya ketika didiagnosa penyakit HIV/AIDS. Dapat menjadi suatu hambatan untuk dapat memiliki penerimaan diri yang baik. ODHA akibat pajanan dengan semua hambatan yang dialaminya dapat memiliki penerimaan diri yang positif sehingga ODHA akibat pajanan dapat melihat segala sesuatu seperti apa adanya dan merasa nyaman dengan keadaan tersebut meskipun itu kondisi yang baik maupun yang menyakitkan. Melihat hal tersebut peneliti tertarik untuk mengatahui bagaimana Proses penerimaan diri pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah dia atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana proses penerimaan diri pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA) akibat pajanan dan faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat tercapainya penerimaan dirinya?

C. Tujuan Penelitian

(7)

7

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat secara teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan menambah khasanah ilmu pengetahuan pada umumnya serta khususnya psikologi klinis dalam menjelaskan proses penerimaan diri pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA).

2. Manfaat secara praktis

(8)

PROSES PENERIMAAN DIRI PADA ORANG DENGAN

HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV)/

ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROM (AIDS)

(Studi Kasus pada ODHA akibat Pajanan)

SKRIPSI

Oleh : Safa’atul Irnawati

NIM : 06810129

FAKULTAS PSIKOLOGI

(9)

   

PROSES PENERIMAAN DIRI PADA ORANG DENGAN

HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV)/

ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROM (AIDS)

(Studi Kasus pada ODHA akibat Pajanan)

SKRIPSI

Oleh : Safa’atul Irnawati

06810129

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(10)

iii   

PROSES PENERIMAAN DIRI PADA ORANG DENGAN

HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV)/

ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROM (AIDS)

(Studi Kasus pada ODHA akibat Pajanan)

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh

gelar Sarjana Psikologi

Oleh : Safa’atul Irnawati

06810129

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(11)
(12)
(13)

 

(14)

vii   

KATA PENGANTAR

Dengan segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat dan barokah-Nya yang dilimpahkan kepada umat manusia dan seluruh makhluk yang diciptakan-Nya.

Sungguh merupakan suatu anugerah yang tak terhingga yang harus disyukuri ketika penulis berhasil menyelesaikan karya tulis ini. Hanya suatu persembahan teramat sangat kecil jika dibandingkan dengan nikmat yang telah penulis terima dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa semua keberhasilan ini tidak diperoleh dengan mudah tanpa perjuangan yang sungguh-sungguh dan tentunya dengan bantuan dari berbagai pihak. Banyak bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung yang diterima penulis selama penelitian ini dan selama masa studi di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. Untuk itu penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih yang ditujukan kepada:

1. Drs. Tulus Winarsunu, M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dra Cahyaning Suryaningrum, M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah banyak memberikan masukan, senantiasa sabar dalam membimbing dan selalu memberikan motivasi kepada penulis

3. Diana Savitri Hidayati, M.Psi selaku pembimbing II yang yang telah banyak memberikan masukan, senantiasa sabar dalam membimbing dan selalu memberikan motivasi kepada penulis

4. Ayahanda Salis Yuniardi, M.si selaku dosen wali tiada henti memotivasi anak wali untuk segera menyelesaikan akademiknya dan terima kasih atas nasehatnya meskipun terkadang hanya sebuah analogi namun mampu merubah insigt penulis. 5. Almarhum abahku Sudja’i meskipun engkau telah bahagia disana aku yakin engkau

(15)

   

6. Kakakku Ninuk, Cak Amin dan Mas mad yang telah memberikan pencerahan dan mendorong penulis untuk segera menyelesaikan studinya dan tidak lupa juga adindaku Syahrir terima kasih atas segala pengorbanan dan pengertiannya selama ini.

7. KL dan IH telah bersedia membantu selama proses penelitian skripsi dan tak lupa juga kepada ibu Niken, mas Dwi, serta bapak Wedya yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian.

8. Keluarga besar laskar “Hijau-Hitam-Putih”. Di rumah inilah penulis mendapatkan segudang pengalaman dan ilmu yang tidak penulis temukan di tempat lain. Untuk adinda-adindaku jangan pernah berhenti berproses ketika dalam perjalanan kalian mendapat kerikil tajam, teruslah berjalan karena diakhir tujuan nanti ada sesuatu yang indah yang akan kalian dapatkan. Tidak lupa juga kawan seperjuangan 06’ (Didin, Lilik, Heppy, Dyah, dan luluk) “ Kawan jadilah pemeran utama dalam kehidupan ini”

9. Mbak yu orang yang rela menyumbangkan print untuk dipakai penulis dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsinya meskipun engkau nan jauh disana dan kepada Ben Yahya, Markoti, Markoneng, Prend, Tyar, Nida, Uyi, lutfi dan Rizki terima kasih atas motivasi dan dukungannya.

10. Keluarga Sagita terima kasih atas semua nasihat, teguran, bimbingan dan yang terpenting suguhan berupa hidangan lezat yang tak sabar untuk segera disantap.

Tidak lupa juga kepada teman dan semua pihak yang telah membantu dalam menyusun skirpsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Sesungguhnya hanya Allah Yang Maha Sempurna, penulis menyadari bahwa karya yang sederhana ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, saran dan kritik sangat penulis harapkan. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua..Amin

Malang, 19 Agustus 2011

Penulis

(16)

ix 

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN

1. Pengertian penerimaan diri ... 8

2. Aspek penerimaan diri ... 9

3. Ciri penerimaan diri ... 10

4. Proses penerimaan diri ... 10

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan diri……… 13

(17)

 

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 24

B. Batasan Istilah ... 25

C. Subyek Penelitian... 25

D. Metode Pengumpulan Data ... 26

E. Prosedur Penelitian ... 27

F. Analisis Data ... 28

G. Keabsahan Data ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Identitas Subyek Penelitian ... 30

B. Deskripsi Data ... 30

C. Analisa Data ... 44

D.Rangkuman hasil analisis proses penerimaan diri pada orang dengan HIV/AIDS Pajanan………. 51

E. Pembahasan ... 53

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 59

B. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ...xiv LAMPIRAN-LAMPIRAN ...

(18)

xi   

DAFTAR TABEL

 

Tabel 4.1 : Identitas subyek penelitian ... 30 Tabel 4.3 : Pola penerimaan diri pada ODHA akibat pajanan ... 51

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(19)

   

DAFTAR SKEMA

Skema 4.2 : Proses penerimaan diri subyek KL ... 46 Skema 4.3 :Proses penerimaan diri subyek IH ... 49

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(20)

xiii   

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar kegiatan Lapangan ...62

Lampiran 2: Informed Consent ...63

Lampiran 3: Guide interview ...65

Lampiran 4 : Hasil wawancara ...67

Lampiran 5 : Tabel diagnosis subyek ...100

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(21)

   

DAFTAR PUSTAKA  

Hurlock. E. (1980). Personality development. New Delhi: Tata McGraw- Hillublishing company. Jakarta : Erlangga

Santrock. JW. (2002). Life Span development (Perkembangan Masa Hidup). Jakarta. Erlangga.

Cronbach, L.J.1963. Educational psychology. New York: Harcourt, Brace & World, Inc.

Stanford & Beardsley.1994. Membina hubungan yang harmonis. Jakarta: Arcan Scultz. D. 1991. Psikologi pertumbuhan. Yogyakarta : Kanisius

Nainggolan, Y. A.P. 2007.Stigmatisasi dan diskriminasi OHDA dan OHIDA di Empat Kota:Merauke, Batam, Surabaya, dan Medan. Jakarta: PT Viola Kharisma Gea.A.A.2002. Relasi dengan diri sendiri. Jakarta: Gramedia

Chaplin, J.P. 2004. Kamus lengkap psikologi. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada

Supratiknya, A. (1995). Komunikasi antar pribadi: Tinjauan Psikologi. Yogyakarta: Kanisius

Sarafino, E.P. (2006). Health psychology; biopsychosocial interaction. (5thEd.). John Wiley & Sons.inc.

Taylor,S.E. (1995). Health psychology. (3rdEd.). New York. McGraw Hill.

Muninjaya.A.A.G.1998. AIDS di Indonesia (masalah dan kebijakan penanggulangannya). Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Spiritia, Yayasan. 2009. Lembaran informasi tentang HIV/AIDS untuk orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA). Jakarta: Yayasan Spiritia.

Hutapea, R. 1995. AIDS & PMS dan pemerkosaan. Jakarta: Rineka Cipta Lubis, I. 1992. Cermin dunia kedokteran. Jakarta: PT Midas Surya Grafindo. Kurniati, S.C. 1995. Cermin dunia kedokteran. Jakarta: PT Midas Surya Grafindo. Green, C. W. 2006. HIV& TB. Jakarta: Yayasan Spiritia.

(22)

xv   

Team Depkes RI. 2007. Pedoman nasional anti retroviral. Jakarta. Depkes RI

Team Pusat data & Informasi Depkes RI. 2006. Situasi HIV/AIDS di Indonesia tahun 1987-2006. Jakarta: Pusat Data & Informasi Depkes RI

Bishop, G. D. 1994. Health psychology integrating mind and body. Boston : Allyn and Bacon.

Hawari, D. 2006. Global effect HIV/AIDS dimensi psikoreligi. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Moleong, L. J. 2009. Metode penelitian kualitatif. Edisi Revisi. Bandung; PT. Remaja Rosda Karya.

Sugiyono. (2008). Memahami penelitian kualitatif. Bandung : CV. Alfabeta.

Furchan, A. 1992. Pengantar metoda penelitian kualitatif. Surabaya: Usaha Nasional Arikunto, S. 2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Edisi revisi-VI.

Jakarta: Rineka Cipta

 

 

Referensi

Dokumen terkait

Karena nilai signifikansi 0,775 > 0,05 maka tidak terdapat pengaruh pelanggan PLN di kota yang signifikan dengan interaksi model fak- tor kebebasan, faktor kemudahan dan faktor

Jumlah responden yang dipilih sebanyak 100 orang, dengan hasil bahwa website Perpustakaan Umum Kota Yogyakarta dari segi Dilihat dari tujuh dimensi Teori Waller Usability

Hal ini menunjukkan bahwa inovasi, adopsi e-commerce, dan keunggulan kompetitif merupakan prediktor dari kinerja pemasaran sehingga UKM penting untuk memperhatikan dan

4) Pelayanan yang cepat, tepat dan sederhana. 5) Penetapan prosedur operasional sesuai dengan asas penye- lenggaraan informasi publik.. Laporan Pengelolaan dan

57 Rencana Strategis Dinas Pendidikan Tahun 2010 - 2015 Meningkatan Kompetens guru 2 Masih tingginya persentase guru yang belum memahami pembelajaran berbasis IT

Program Peningkatan Mutu Publikasi Ilmiah, Hak Kekayaan Intelektual (HKI), dan Pangkalan Data Karya Akademik DIKTIS diselenggarakan untuk memberikan akses yang luas bagi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) Tahun 2014 ini memuat pertanggungjawaban pelaksanaan urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja

KH.Mochammad Nawawi tidak hanya mendirikan NU di Mojokerto dan mendirikan madrasah ibtidaiyah al-Muksinun saja melaikan beliau juga terlibat dalam pembentukan