BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan transmigrasi di Indonesia merupakan program pemindahan
penduduk terbesar di dunia yang pernah dilakukan oleh pemerintah. Pemerintah
berperan aktif secara langsung dalam proses penyiapan permukiman, penempatan
transmigran dan pemberdayaan masyarakat. Program transmigrasi semacam ini
tidak ada duanya di dunia, termasuk di 27 negara yang pernah melakukan
pemindahan penduduk. Setiap negara dalam membangun program transmigrasi
mempunyai latar belakang, tujuan, dan sasaran yang spesifik dan disesuaikan
dengan kepentingan nasionalnya masing-masing.
Program transmigrasi di Indonesia antara lain untuk memanfaatkan secara
lebih optimal potensi sumberdaya alam guna meningkatkan taraf hidup
transmigran, mengurangi tekanan kepadatan penduduk, dan mendorong
pembangunan daerah. Daerah transmigrasi, khususnya di Kabupaten Sarmi adalah
salah satu program pemerintah sebagai wadah peningkatan taraf hidup masyarakat
Indonesia umumnya dan khususnya adalah warga tranmigran setempat. Desa
Tamarsari atau UPT Tamarsari Kecamatan Bonggo Kabupaten Sarmi Papua atau
daerah tersebut bisa di sebut Armopa adalah daerah yang berada di kepulauan
Papua Barat, yang dulunya masih bergabung dengan Kabupaten Jayapura.
sembilan desa, dengan satu kecamatan yaitu Kecamatan Bonggo, dan salah satu
nya yaitu Desa Tamarsari, daerah ini sangat lamban dalam proses pembangunan di
karenakan penempatan yang sangat jauh dari pusat pemerintahan sekitar 350 Km
dari kota.
Hal semacam ini menjadi polemik yang sangat penting bagi pemerintah guna
peningkatan perekonomian masyarakat. Karena masyarakat Bonggo pada
umumnya bermata pencaharian sebagai petani dan berdagang. Sehingga tingkat
prosentase kemajuan dan peningkatan ekonomi masyarakat sangat lamban. Hal ini
terbukti dengan adanya pembangunan jalan yang sudah hampir 14 tahun baru di
kerjakan pada tahun 2009 kemarin, selain itu juga pertanian masyarakat yang
tidak stabil di karenakan banyaknya hama dan juga curah hujan yang tidak
menentu. Sehingga banyak masyarakat yang berpindah mata pencaharian sebagai
penjual kayu hutan.
Warga transmigran yang berada di daerah transmigrasi umumnya berasal dari
berbagai daerah dan juga latar belakang yang berbeda, tetapi pada umumnya
warga transmigran mempunyai misi yang sama yaitu bertujuan untuk
meningkatkan taraf hidupnya menjadi lebih baik dalam segi ekonomi khususnya.
Sampai saat ini Desa Tamarsari masih menjadi daerah transmigran yang maju
daripada daerah yang lainya, karena sejak tahun 1995 sampai pada tahun 2010
mengalami peningkatan baik dalam segi pembangunan, ekonomi masyarakat,
walaupun hal ini bisa di bilang sangat lamban, dari segi ekonomi masyarakat
dapat kita lihat sekarang banyak masyarakat yang membangun rumahnya semula
menunjukan bahwasanya memang program transmigrasi membantu masyarakat
untuk dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, walaupun itu berjalan
sangat lamban, tetapi secara tidak langsung peran pemerintah terhadap
pembangunan ekonomi masyrakat dalam bentuk transmigrasi sangatlah
berpengaruh.
Peran pemerintah terhadap masyarakat di dalam program transmigrasi dapat
kita lihat dengan upaya-upaya pemerintah memberikan modal usaha kepada
masyarakat secara gratis, misalnya memberikan rumah lahan pekarangan seluas 2
(dua) Ha sebagai modal utama, di tambah lagi jatah hidup selama satu tahu,
pemberian obat obatan, pemberian bibit tanaman, dan lain sebagainya selama satu
tahun bahkan bisa lebih dari itu. Bahkan menurut penilaian Bank Dunia, bahwa
program transmigrasi telah memberikan kontribusi yang berarti pada perluasan
lahan garapan, yaitu sebesar 3.8% dari luas lahan pertanian di Indonesia.
Transmigrasi juga telah menyumbang pada peningkatan produksi beras di daerah
luar Jawa selama Pelita III yaitu sebesar 5%. Kehidupan transmigran meskipun
sedikit kekurangan beras, di permukiman transmigrasi tidak pernah mengimpor
beras karena transmigran dapat mengkonsumsi singkong dan jagung sebagai
pengganti makanan pokok beras.1
Transmigrasi memberikan sumbangan pada perluasan jaringan jalan di
beberapa provinsi, besarnya sumbangan tersebut sekitar 20% di kepulauan luar
Jawa, Madura dan Bali dan bahkan mencapai 50% di empat provinsi yaitu
1
Lampung, Kalbar, Kalteng dan Kaltim. Perluasan jaringan jalan tersebut berupa
jalan masuk ke lokasi permukiman transmigrasi. Disamping itu Bank Dunia juga
menilai bahwa program transmigrasi dapat menciptakan kesempatan kerja 1,3
hingga 1,6orang kerja per tahun untuk setiap keluarga transmigran.2
Sementara itu Arndt (1983) mengatakan bahwa bila pembangunan daerah
diukur dengan persentase pertambahan penduduk, jumlah hektare lahan yang
dibuka, luas garapan, dan peningkatan produksi pertanian pada provinsi tujuan,
maka kontribusi transmigrasi tidak disangsikan lagi. Arndt juga mengatakan
bahwa pada priode 1950–1972 jumlah emigrasi dari Jawa rata-rata per tahun
sebanyak 94.000 jiwa dan jumlah imigasi ke Jawa rata-rata pertahun sebanyak
48.000 jiwa, dengan demikian emigrasi bersih dari Jawa sebanyak 46.000 jiwa.
Pada priode 1975 – 1980 jumlah emigrasi dari Jawa rata-rata per tahun sebanyak
221.000 jiwa dan jumlah imigasi ke Jawa rata-rata per tahun sebanyak 104.000
jiwa, dengan demikian emigrasi bersih dari Jawa sebanyak 117.000 jiwa.3
Program transmigrasi juga merupakan kegiatan investasi, yaitu human
investment dan capital investment. Sebagai human investment transmigrasi
berdampak positif dalam meningkatkan kualitas dan kesejahteraan transmigran
dan masyarakat sekitarnya, sedang sebagai capital investment transmigrasi telah
memberikan dampak positif terhadap pembangunan daerah. Selanjutnya
pembangunan transmigrasi juga telah ikut memberikan kontribusi yang cukup
berarti pada pembangunan jangka panjang tahap I (PJP I), antara lain:4
2
Ibid
3
Ibid
4
1. Pembangunan Daerah.
Selama PJP I sebanyak 2.067 desa baru telah diserahkan kepada pemerintah daerah, 76 diantaranya telah tumbuh menjadi ibukota kecamatan dan 6 diantaranya telah menjadi ibukota kabupaten. Disamping itu telah dibangun 58.014 Km jalan, 60.881 M jembatan, 21 buah dermaga dan drainase sepanjang 14.480 Km. Penempatan transmigran dibeberapa provinsi cukup memberikan arti penting bagi penyediaan sumber daya manusia yakni di Provinsi Kalteng sebanyak 18,6% dari jumlah penduduk, di Provinsi Sultera sebanyak 17,8% dari jumlah penduduk, di Provinsi Papua sebanyak 20% dari jumlah penduduk dan di Provinsi Bengkulu sebanyak 16% dari jumlah penduduk. Transmigrasi juga memainkan peranan penting dalam pembangunan daerah, kelebihan lowongan tenaga kerja yang ada di daerah oleh pengusaha setempat diisi dengan tenaga kerja transmigran yang melimpah dengan upah minimum regional yang rendah (Patrice Levang, 2003).
2. Pembangunan Ekonomi
Sejak tahun 1950 hingga tahun keempat Pelita VI program transmigrasi telah membuka areal produksi baru sekitar 4.000.000 Ha lahan pangan dan diantaranya sebanyak 1,4 juta Ha telah dibuka sendiri oleh transmigran dan ditanami pohon kelapa sawit. Pembangunan transmigrasi juga telah membantu program swasembada pangan nasional, sebagai gambaran di Provinsi Sulteng, Sumsel, Lampung, Sultera, Bengkulu, Maluku, dan Papua telah memproduksi lebih dari 50 % produksi beras di Provinsi yang bersangkutan. Pada priode 1989–1992 jumlah transmigran yang miskin juga secara berangsur menurun. Pada tahun 1989 jumlah transmigran miskin sebanyak 16% sementara itu pada tahun 1992 jumlah transmigran miskin turun menjadi 2 %.
Dari uraian latar belakang di atas menunjukkan bahwa program transmigrasi
diyakini masih akan menjadi salah satu solusi bagi penyelesaian permasalahan
bangsa yang terasakan masih sangat pelik hingga saat ini. Percepatan
pembangunan di Kabupaten Sarmi, salah satunya juga akan coba dilakukan
dengan dorongan pola transmigrasi baru dengan konsep yang lebih ideal. Artinya
harus diyakinkan, bahwa pemindahan penduduk lewat pola transmigrasi ini bukan
untuk membuat transmigran menjadi lebih sulit dan miskin. Bersama rakyat
Kabupaten Sarmi mereka akan menciptakan pertumbuhan ekonomi baru untuk
tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang efektivitas program transmigrasi
terhadap perekonomian masyarakat (Studi Kasus pada masyarakat pendatang di
Desa Tamarsari Kecamatan Bonggo Kabupaten Sarmi Papua).
B. Rumusan Masalah
Dari gambaran diatas dapat ditarik beberapa rumusan masalah yaitu sebagai
berikut:
1. Bagaimana kebijakan Pemerintah Daerah terhadap peningkatan ekonomi
masyarakat melalui program transmigrasi di Desa Tamarsari?
2. Sejauh mana efektivitas peningkatan perekonomian masyarakat
transmigrasi di Desa Tamarsari Kecamatan Bonggo Kabupaten Sarmi?
C. Tujuan Penelitian
Ada beberapa tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh peneliti yaitu:
1. Ingin mengetahui kebijakan Pemerintah Daerah terhadap peningkatan
perekonomian masyarakat trasmigrasi Desa Tamarsari.
2. Ingin mengetahui sejauh mana efektivitas peningkatan perekonomian
masyarakat trasmigrasi Desa Tamarsari.
D. Manfaat Penelitian 1. Secara Akademis
a. Sebagai syarat untuk memperoleh kelulusan dan gelar Sarjana Ilmu
Politik, pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas
Muhammadiyah Malang.
b. Sebagai wahana penambah wawasan dan pengalaman peneliti yang
c. Sebagai bahan literatur dan pengembangan ilmu pengetahuan yang
bermanfaat bagi mahasiswa dan umum.
d. Untuk menambah wacana keilmuan dalam bidang Ilmu Pemerintahan.
2. Secara Praktis
a. Untuk menambah pengetahuan bagi masyarakat transmigrasi di Bonggo
tentang peningkatan perekonomian.
b. Memberikan gambaran tentang tingkat ekonomi masyarakat
transmigrasi di Bonggo Kab. Sarmi
c. Sebagai bahan bacaan penambah wawasan dan pengetahuan.
E. Definisi Konseptual
Dalam setiap penelitian tentu saja ada sebuah konsep dasar pemikiran, hal ini
sangat penting untuk memberikan batasan–batasan berkaitan dengan konsep dasar
yang dimaksud oleh peneliti. Selain itu, konsep merupakan istilah terdiri dari satu
kata atau lebih yang menggambarkan suatu gejala atau menyatakan suatu ide
(gagasan) tertentu. Konsep yang dipakai oleh peneliti adalah:
1.Peningkatan Ekonomi Masyarakat Transmigrasi
Cepatnya proses peralihan menuju era otonomi membawa konsekuensi
pada terjadinya disparitas antara paradigma transmigrasi dengan tataran
operasionalnya. Kewenangan yang diberikan kepada pemerintah daerah untuk
merancang dan melaksanakan pembangunan sesuai dengan potensi dan aspirasi
masyarakat, belum dapat sepenuhnya mencapai sasaran. Meskipun
pembangunan telah dilaksanakan atas prakarsa pemerintah daerah tetapi
(kecuali dalam hal organisasi) masih mengacu pada standar yang disusun oleh
pemerintah pusat pada era pra otonomi.
Sistem pembinaan masyarakat transmigran yang digunakan selama ini
telah menumbuhkan ketergantungan yang relatif besar terhadap pemerintah
terutama dari sisi permodalan. Di sisi lain, peranan dunia usaha untuk
berpartisipasi di kawasan transmigrasi menurun drastis menyusul
dihapuskannya Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI) sejak tahun 1999.
Hasil studi pengembangan corporate farming dan agroestate pada tahun 2001
menyimpulkan bahwa keterbatasan modal merupakan kendala utama dalam
pengembangan usaha di kawasan transmigrasi.5 Mekanisme pemberian
bantuan sarana produksi untuk pengembangan lahan usaha dinilai kurang dapat
menstimulir terjadinya pemupukan modal yang mencukupi untuk
pengembangan usaha selanjutnya.
Melihat kondisi tersebut, diperlukan suatu solusi yang diarahkan untuk
mendorong kemampuan transmigran dalam menggalang dan memanfaatkan
dana secara optimal sebagai sumber modal pengembangan usaha. Pemupukam
modal masyarakat secara swadaya semacam itu merupakan alternatif yang
akan menggerakkan perekonomian pedesaan agar tetap survive.6 Selain itu,
kemampuan masyarakat dalam memupuk modal swadaya untuk
mengembangkan usahanya dapat peningkatan perekonomian.
5
Najiati,dkk,2001. Studi Peluang Pengembangan Corporate Farming dan Agroestate Untuk Kawasan Transmigrasi, Puslitbang Ketransmigrasian, Badan Litbang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian, Depnakertrans.RI. Jakarta.
6
2. Program Transmigrasi
Program Transmigrasi memang unik dan sangat khas di Indonesia. Dalam
program ini, pemerintah secara aktif terlibat langsung dalam memindahkan
penduduk dalam jumlah besar, menyeberangi lautan dan berlangsung terus
menerus dalam waktu cukup lama. Salah satu peranan program transmigrasi
yang menonjol ialah pemanfaatan sumberdaya alam yang tersedia dan
penyaluran potensi sumberdaya manusia dalam rangka peningkatan
kesejahteraan dan pembangunan wilayah. Program transmigrasi juga
merupakan kegiatan investasi, baik dalam bentuk human insvesment maupun
capital insvesment.
Sebagai proyek invesment, program transmigrasi memberikan dampak
positif dalam bentuk peningkatan kualitas dan kesejahteraan transmigran dan
masyarakat sekitarnya. Sebagai capital invesment transmigrasi memberikan
dampak positif terhadap peningkatan pembangunan wilayah. Secara umum
program transmigrasi berdampak sangat luas terhadap pembangunan wilayah,
dilihat dari sudut tata ruang wilayah melalui permukiman wilayah-wilayah
terisolasi, serta pemanfaatan ruang wilayah maupun dalam bentuk
pembangunan ekonomi wilayah. Sebagai gambaran umum pemindahan/
penempatan penduduk dari Jawa ke luar Jawa yang lebih menyeluruh terhadap
hasil pelaksanaan pembangunan transmigrasi, dibidang human insvesment
(penempatan transmigran) pada daerah transmigrasi.
Pembangunan transmigrasi sebagai bagian integral dari pembangunan
mendorong pertumbuhan desa yang kurang berkembang dan membangun
hinterland mendukung pusat pusat pertumbuhan yang sudah ada. Perpindahan
pendududk melalui program transmigrasi pada dasarnya adalah pengaturan
mobilitas penduduk dalam rangka persebaran penduduk dan pengelolaan
potensi sumber daya. Dengan alasan pemerataan penyebaran penduduk dan
peningkatan pembangunan daerah serta peningkatan kualitas hidup penduduk
maka migrasi ini disusun dalam suatu kegiatan yang terprogram dan terencana
yang dinamakan transmigrasi. Ramadhan KH. Hamid Jabbar dan Rofiq Ahmad
menguraikan tentang transmigrasi sejak dari zaman kolonisasi sampai dengan
transmigrasi yang berorientasi ekonomi.7
Sehingga transmigrasi merupakan suatu program yang sungguh tidak ada
bandingannya dan terbesar dari jenisnya dewasa ini di dunia. Tujuan resmi
program ini adalah untuk mengurangi kemiskinan dan kepadatan penduduk di
pulau Jawa, memberikan kesempatan bagi orang yang mau bekerja, dan
memenuhi kebutuhan tenaga kerja untuk mengolah sumber daya di pulau-pulau
lain seperti Papua, Kalimantan, Sumatra, dan Sulawesi. Kritik mengatakan
bahwa pemerintah Indonesia berupaya memanfaatkan para transmigran untuk
menggantikan populasi lokal, dan untuk melemahkan gerakan separatis lokal.
Program ini beberapa kali menyebabkan persengketaan dan percekcokan,
termasuk juga bentrokan antara pendatang dan penduduk asli setempat..
7
F. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang
didefinisikan yang dapat diamati. Secara tidak langsung definisi operasional itu
akan menunujuk alat pengambil data yang cocok digunakan atau mengacu pada
bagaimana mengukur suatu variabel8. Dalam penelitian ini, variabel operasional
yang berkaitan dengan pembangunan infrastruktur desa adalah pembangunan
sarana dan prasarana yang dilaksanakan secara menyeluruh pada wilayah
pedesaan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
masyarakat. Adapun indikator-indikator operasional dalam penelitian ini meliputi:
1. Aspek Tahapan peningkatan perekonomian masyarakat transmigrasi
a) Perencanaan/ inisiasi
b)Formulasi kebijakan
c) Implementasi
d)Evaluasi
2. Aspek Kesiapan Masyarakat Dilihat Dari
a) Potensi
b)infrastruktur
3. Kendala dari Program Transmigrasi di Kampung Tamarsari
a) Resistensi dengan masyarakat lokal
b). Lokasi yang terlalu jauh dari pusat pemerintahan dan perkotaan
c). Pembangunan infrastruktur yang kurang memadai
8
G. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian
Penelitian ini bermaksud untuk melukiskan atau memberi gambaran
mengenai suatu fenomena atau pokok permasalahan yang timbul di lapangan
tanpa mempersoalkan jalinan atau hubungan antar variabel. Sehingga, jika dilihat
dari tujuan pengembangan teori, maka jenis penelitian ini arahnya lebih condong
pada penelitian deskriptif. Pada penelitian deskriptif tentunya terdapat pengukuran
terhadap fenomena sosial tertentu yang tujuannya adalah untuk membuat
deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta serta
hubungan antar suatu fenomena9.
Penelitian deskriptif juga bisa didefinisikan sebagai suatu bentuk
pemaparan dan penganalisaan data yang diperoleh berdasarkan landasan teori
dalam rangka mencapai kesimpulan. Surya Brata menyatakan, penelitian
deskriptif dimaksudkan untuk membuat pencandraan mengenai situasi atau
kejadian secara sistematis, faktual dan akurat10.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat dimana peneliti melakukan penelitian
untuk memperoleh informasi dan data sesuai dengan judul efektivitas program
transmigrasi terhadap peningkatan perekonomian masyarakat, maka peneliti
melakukan penelitian di Desa tamarsari, Kecamatan Bonggo Kabupaten Sarmi
Papua.
9 Tim Dosen Bahasa Indonesia UMM, 2003. Bahasa Indonesia untuk Karangan Ilmiah. UMM
Press Malang. Hlm: 207 10
3. Subyek Penelitian
Khusus dalam penelitian ini (kualitatif), untuk menemukan subyek/ informan
yang akan dijadikan sebagai sumber data, peneliti menggunakan metode
purposive sampling yaitu peneliti memilih informan yang dianggap mengetahui
dan memahami permasalahan yang akan diteliti secara mendalam dan dapat
dipercaya menjadi sumber data yang tepat11. Oleh karena itu, ada beberapa
subyek-subyek penelitian yang akan kami observasi antara lain sebagai berikut :
1. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sarmi
2. Anggota DPRD Kabupaten Sarmi
3. Kepala desa Desa Tamarsari
4. Warga Desa Tamarsari
5. Sumber Data 1). Data Primer
Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber utama di
lapangan yang dalam penelitian ini berupa wawancara dengan informan
yang dipilih berdasarkan pemahaman tentang permasalahan penelitian.
2). Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari arsip atau dokumen seperti
arsip-arsip laporan, buku, koran, internet dan lain-lain yang berkaitan dengan
pelaksanaan program transmigrasi terhadap peningkatan perekonomian
masyarakat.
11
6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang dipergunakan untuk
memperoleh atau mengumpulkan data sebaik-baiknya dan diolah serta dianalisa
sesuai dengan kerangka metode penelitian. Sehingga, dalam penelitian ini teknik
pengumpulan data yang dipergunakan adalah :
1). Wawancara
Wawancara atau Interview adalah teknik upaya menghimpun data yang
akurat untuk melaksanakan proses pemecahan masalah tertentu yang sesuai
dengan data. Sementara itu maksud dari wawancara adalah mengkonstruksi
mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian
dan lain–lain12. Dengan metode ini diharapkan agar data yang diperoleh dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya. Jadi data yang didapatkan bukanlah data
yang hanya common sense saja. Dari keterangan beberapa obyek yang
diwawancarai maka keabsahan dari data tersebut dapat dipercaya oleh masyarakat
karena antara ucapan dari beberapa narasumber dapat di kroscek dengan
kenyataan dan fakta yang ada.
2). Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal–hal atau variabel yang
berupa catatan, transkip, buku agenda, notulen rapat, dan sebagainya. Untuk
mencatat hal–hal yang bebas atau belum ditentukan dalam variabel (setiap
menemukan data yang dipakai untuk melengkapi data-data dalam penelitian ini),
12
maka peneliti dapat menggunakan kalimat bebas13. Dari data dokumentasi ini
diharapkan dapat mendukung dari data hasil wawancara. Karena selain tertuang
dalam bentuk tulisan berdasarkan hasil wawancara dengan data dari dokumentasi
ini maka pembaca diyakinkan akan kevalidan data yang didapat dengan gambar,
referensi dari buku ataupun catatan dari agenda-agenda penting seperti notulen
rapat dan sebagainya.
3). Observasi
Penelitian dengan menggunakan metode kualitatif mempunyai ciri khas
diantaranya yaitu pada waktu mengumpulkan data dilapangan, peneliti ikut serta
berperan pada situs (obyek) penelitian dan mengikuti secara aktif kegiatan
kemasyarakatan (objek penelitian ) tersebut. Selain itu, hanya manusia sebagai
alat yang dapat berhubungan dengan responden atau obyek lainya dan hanya
manusialah yang dapat memahami kaitan–kaitan di lapangan14. Untuk
mendapatkan data yang sebenar-benarnya maka diharapkan penulis juga dapat
terlibat langsung agar dapat mengetahui data yang diperoleh dari beberapa sumber
memang data yang asli dan tidak direkayasa. Apabila penulis terlibat dalam
kegiatan maka akan didapatkan data yang benar-benar valid.
7. Teknik Analisis Data
Teknik analisa data yang dilakukan peneliti menggunakan analisa
kualitatif, teknik analisa yang digunakan peneliti berguna sebagai alat untuk
menafsirkan dan menginterpretasikan data yang didapat dari wawancara dengan
13
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktek, Jakarta PT. Rineke Cipta, 1998. Hal 45
14
responden. Adapun tahap-tahap dalam melakukan analisis data dalam penelitian
ini adalah:
a. Reduksi Data
Reduksi data, yang merupakan langkah untuk menyeleksi data lapangan,
sehingga data yang diperoleh sesuai dengan data dari penelitian.
Maksudnya, penelitian menyeleksi data yang diperoleh dari data observasi,
wawancara, dokumentasi, yang berkaitan dengan yang diteliti.
b.Display Data
Display data, merupakan penyederhanaan data yang komplek kedalam
narasi yang pendek sesuai kriteria dan klasifikasi data berdasarkan rumusan
masalah, sehingga cepat dipahami maknanya tanpa harus membuka
diseluruh data yang ada dilapangan.
c.Analisis Data
Analisis Data, yang mempunyai tujuan untuk mengetahui kebijakan
pemerintah dalam program transmigrasi. Kemudian, peneliti melakukan
penarikan kesimpulan yang merupakan cara mendapatkan kesimpulan atas
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Persyaratan untuk
Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)
Disusun oleh: Acmad Fudoli
07230044
JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
Nama : Acmad Fudoli
NIM : 07230044
Jurusan : Ilmu Pemerintahan
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)
Judul Skripsi : Efektivitas program transmigrasi terhadap perekonomian
masyarakat (Studi Kasus pada masyarakat pendatang di Desa
Tamarsari Kecamatan Bonggo Kabupaten Sarmi Papua).
Disetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Jainuri. M.Si Noenik Sofiati, SH, MH
Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan
NIM : 07230044
Jurusan : Ilmu Pemerintahan
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)
Judul Skripsi : Efektivitas program transmigrasi terhadap perekonomian
masyarakat (Studi Kasus pada masyarakat pendatang di Desa
Tamarsari Kecamatan Bonggo Kabupaten Sarmi Papua).
Telah dipertahankan di depan dewan penguji dan dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan (S.IP)
Pada tanggal: 27-Juli- 2011 Dihadapan Dewan Penguji
1. Prof. H.M. Mas’ud Said. Ph.D (...)
2. Drs. H.Achmadur.Rifa’i, M.Si (...)
3. Drs. Jainuri. M.Si (...)
4. Noenik Sofiati, SH, MH (...)
Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
NIM : 07230044
Jurusan : Ilmu Pemerintahan
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)
Judul Skripsi : Efektivitas program transmigrasi terhadap perekonomian
masyarakat (Studi Kasus pada masyarakat pendatang di Desa
Tamarsari Kecamatan Bonggo Kabupaten Sarmi Papua).
Pembimbing : 1. Drs. Jainuri. M.Si 2. Noenik Sofiati, SH, MH
Tanggal Bimbingan Paraf Pembimbing Keterangan
I II
Tanggal 21 April 2011 Revisi Bab I /Proposal
Tanggal 02 Mei 2011 ACC Bab I
Tanggal 06 Mei 2011 Seminar
Tanggal 16 Juni 2011 Revisi Bab II/III
Tanggal 27 Juni 2011 ACC Bab II/III
Tanggal 19 Juli 2011 Bimbingan Bab IV/V
Tanggal 22 Juli 2011 Revisi Bab IV/V
Tanggal 26 Juli 2011 ACC Bab IV dan V
Malang, Juli 2011
Mengetahui,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Acmad Fudoli
NIM : 07230044
Jurusan : Ilmu Pemerintahan
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)
Menyatakan bahwa karya ilmiah (Skripsi) dengan Judul: Efektivitas program transmigrasi terhadap perekonomian masyarakat (Studi Kasus pada masyarakat pendatang di Desa Tamarsari Kecamatan Bonggo Kabupaten Sarmi Papua). Adalah bukan karya tulis ilmiah (Skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.
Demikian Surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Malang, 27-Juli- 2011
Yang menyatakan
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
hanya dengan ridho dan rahmat-Nyalah peneliti dapat menyelesaikan penelitian
dengan judul efektivitas program transmigrasi terhadap perekonomian
masyarakat (Studi Kasus pada masyarakat pendatang di Desa Tamarsari
Kecamatan Bonggo Kabupaten Sarmi Papua) dengan lancar. Hasil dari penelitian
ini peneliti harapkan dapat menjadi masukan bagi Mahasiswa-Mahasiswi Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik berikutnya dalam meneliti fenomena-fenomena terkini,
yang tentunya peneliti harapkan harus lebih baik dari penelitian ini.
Dalam Penyusunan Penelitian ini tentunya tidak akan lepas dari segala
kekurangan dan kelemahan yang tidak dengan sengaja atau kesadaran. Oleh
karenanya dalam perbaikan dan penyempurnaan kedepan, alangkah baiknya saran
dan kritik yang membangun dari pihak-pihak yang tertarik terhadap hal ini sangat
berarti bagi peneliti.
Dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada
para pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan kepada peneliti,
sehingga penelitian ini bisa peneliti selesaikan tepat pada waktunya.
1. Kedua orang tuaku, karena pengorbanan dan motivasinya, sehingga kami
dapat menyelesaikan perkuliahan sekaligus penulisan skripsi ini.
2. Ibu Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si, kepada beliau kami sampaikan terima
kasih dan rasa simpati saya atas motivasi dan pengorbanannya dalam
4. Ibu Noenik Sofiati, SH, MH, kepada beliau kami sampaikan terima kasih
atas motivasi dan pengorbanannya dalam penyelesaian skripsi ini
5. Bapak Prof. H.M. Mas’ud Said. Ph.D, selaku penguji terimakasi atas
masukan yang diberikan dalam perbaikan skripsi ini
6. Bapak Drs. H.Achmadur.Rifa’i, M.Si, selaku penguji terimakasi atas
masukan dan kritikan dalam perbaikan skripsi ini
7. Teman-teman seperjuangan di jurusan Ilmu Pemerintahan, thanks friends
for all.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan seluruh pihak-pihak yang
telah memberikan bantuan dan dorongan kepada peneliti, sehingga penelitian ini
dapat terselesaikan dengan sempurna, Amin.
Akhirnya peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi
siapapun yang membacanya khususnya bagi mahasiswa Ilmu Pemerintahan dan
kalangan yang tertarik dengan kajian politik.
Wassalamu’alaikum, Wr. Wb
Malang, 27-Juli- 2011
Kasus pada masyarakat pendatang di Desa Tamarsari Kecamatan Bonggo Kabupaten Sarmi Papua)”, Pembimbing I: Drs. Jainuri. M.Si; Pembimbing II: Noenik Sofiati, SH, MH.
Program transmigrasi juga merupakan kegiatan investasi, yaitu human investment dan capital investment. Sebagai human investment transmigrasi berdampak positif dalam meningkatkan kualitas dan kesejahteraan transmigran dan masyarakat sekitarnya, sedang sebagai capital investment transmigrasi telah memberikan dampak positif terhadap pembangunan daerah. Hal ini menunjukkan bahwa program transmigrasi diyakini masih akan menjadi salah satu solusi bagi penyelesaian permasalahan bangsa yang terasakan masih sangat pelik hingga saat ini. Percepatan pembangunan di Kabupaten Sarmi, salah satunya juga akan coba dilakukan dengan dorongan pola transmigrasi baru dengan konsep yang lebih ideal. Artinya harus diyakinkan, bahwa pemindahan penduduk lewat pola transmigrasi ini bukan untuk membuat transmigran menjadi lebih sulit dan miskin. Bersama rakyat Kabupaten Sarmi mereka akan menciptakan pertumbuhan ekonomi baru untuk mencapai kesejahteraan yang lebih baik di masa depan. Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang efektivitas program transmigrasi terhadap perekonomian masyarakat (Studi Kasus pada masyarakat pendatang di Desa Tamarsari Kecamatan Bonggo Kabupaten Sarmi Papua). Oleh karena itu, sebagai ukuran efektivitas program transmigrasi terhadap perekonomian masyarakat oleh pemerintah daerah dapat dilakukan dengan melihat hasil kerja yang dicapai oleh pemerintah daerah. Efektivitas dapat diukur melalui berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuan-tujuannya. Apabila suatu organisasi berhasil mencapai tujuan, maka organisasi tersebut dikatakan bertujuan dengan efektif. Hal terpenting adalah efektivitas tidak menyatakan tentang berapa besar biaya yang telah dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui: Observasi dan wawancara serta dokumentasi. Setelah dilakukan pemeriksaan keabsahanya, data dianalisis dengan cara penyajian data sekaligus dianalisis dan penarikan kesimpulan.
kementrian transmigrasi bekerjasama dengan TNI dan POLRI. Kemudian Pemerintah daerah melaksanakan kebijakan dengan gerakan kerja gotong royong warga lokal dengan warga-warga transmigrasi dalam kegiatan baik pembukaan lahan, penanaman hingga pasca panen. Selain itu juga telah dibangunnya pasar lokal (pasar desa). Disamping itu telah dibentuknya kelompok tani dengan mengkolabirasikan susunan kepengurusan yang terdiri dari warga lokal setempat dengan warga transmigrasi. Dukungan lainnya adalah telah dibangunnya irigasi pertanian dan pencetakan persawahan sekaligus diberikannya bibit ternak sapi dan kambing pada setiap kepala keluarga. (2) Kesiapan masyarakat dalam program transmigrasi yang mencakup potensi masyarakat yang cukup mendukung aktivitas sosial ekonomi karena Desa Tamarsari merupakan satuan transmigrasi terletak berdekatan dengan kampung asli penduduk lokal dan posisinya berada dipertengahan antara kecamatan yaitu kecamatan Bonggo dan Bonggo timur dan kondisi tanahnya yang datar sehingga memudahkan para petani membuka lahan pertanian baru. (3) Kendala program transmigrasi di Kampung Tamarsari yang mencakup resistensi dengan masyarakat lokal, dimana masyarakat lokal merasa dijajah sehingga warga transmigrasi satuan Pemukiman Desa Tamarsari banyak yang minder. Begitu juga masyarakat lokal selalu merasa bahwa tanah yang ditempati warga trans adalah tanah nenek moyangnya sehingga membuat masyarakat merasa terusik degan pernyataan masyarakat lokal. Sehingga masyarakat lokal berasumsi, bahwa jika mereka menerima transmigrasi maka dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat lokal dan orang–orang trans tersebut yang akan berperan dalam memusnahkan masyarakat adat. Kendala lain adalah kondisi transportasi kurang mendukung bila dikaitkan dengan jarak tempuh dari pusat pemerintah dengan perkotaan dan desa. Karena itu sebagian masyarakat menganggap mereka merasa dibuang karena berada ditengah hutan belantara yang cukup jauh dari kota dan banyaknya titik-titik rawannya longsor jalan dan jembatan masih menggunakan kontruksi kayu. Apalagi minimnya sumber air bersih yang sangat dibutuhkan warga transmigrasi. Kendala ini disebabkan sulitnya mendapatkan bahan baku/material batu kali dan pasir karena harus berhadapan dengan wilayah warga local dengan harga yang tinggi mulai dari ratusan juta bahkan sampai milyaran.
Menyetujui,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
effectiveness of the transmigration program on the economy of community (Case Studies in immigrant communities in the Village District Tamarsari Bonggo Sarmi Papua)," Supervisor I: Drs. Jainuri. M. Si; Supervisor II: Noenik Sofiati, SH,MH.
Transmigration program is also an investment activity, namely human investment and capital investment. As a human investment transmigration positive impact in improving the quality and welfare of migrants and the surrounding community, was as a capital investment of transmigration has a positive impact on regional development. This suggests that the transmigration program is believed to still be one solution to solving the nation's problems are still felt to this very complicated problem. Acceleration of development in the District Sarmi, one of which will also be trying to do with the encouragement of new migration patterns to the concept of a more ideal. That is to be convinced, that the transfer of population through migration pattern is not to make migrants more difficult and impoverished. Together with the people Sarmi they will create new economic growth to prosper better in the future. Therefore the authors are interested in researching more about the effectiveness of the transmigration program on the economy of the community (Case Studies in immigrant communities in the Village District Tamarsari Bonggo Sarmi Papua). Therefore, as a measure of the effectiveness of the transmigration program on the economy of communities by local governments can be done by looking at the work achieved by local governments. Effectiveness can be measured through the success of an organization achieve its goals. If an organization successfully achieve the goal, then the organization is said to aim effectively. The most important thing is effectiveness not expressed about how much costs have been incurred to achieve those goals.
The research was conducted using a qualitative approach with descriptive methods. Techniques of data collection is done through: Observations and interviews and documentation. After examination validity, data were analyzed by way of presenting the data at once analyzed and inferences.
has built a local market (village market). Besides, it has been the establishment of farmer groups with collaborate stewardship arrangement consisting of local residents with local residents transmigration. Additional support is already built irrigated rice agriculture and printing as well as in seed given cattle and goats at the head of each family. (2) Readiness of the community in the transmigration program that includes the potential for considerable community support social economic activities because it is a unit of transmigration Tamarsari Village is located adjacent to the original village and the local population are mid-position between the district and subdistrict Bonggo Bonggo east and condition of the land is flat so as to facilitate farmers to open new agricultural land. (3) Constraints on village Tamarsari transmigration program that includes resistance by local communities, where local communities so that citizens feel invaded the village of transmigration settlement units Tamarsari many are insecure. Likewise, local communities have always felt that the land occupied by the trans community is the land of his ancestors so that makes people feel disturbed degan local community statement. So that local communities assume, that if they accept the resettlement then it can affect the lives of local people and trans people which will contribute to exterminate indigenous peoples. Another obstacle is the condition of transportation less supportive when associated with the distance from the central government with the urban and rural. Therefore some people think they feel discarded because it was the middle of the jungle is quite far from the city and the many points of landslide susceptibility of roads and bridges are still using wood construction. Moreover, lack of clean water sources are desperately needed people transmigration. Constraint is due to difficulties in obtaining raw material / materials as stone and sand have to deal with the local residents with a high price from the hundreds of millions and even billions.
Approve,
Supervisor I Supervisor II
Lembar Persembahan ... iv
Kata pengantar ... v
Abstraksi ... vi
Daftar Isi ... vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Definisi Konseptual ... 7
F. Definisi Operasional ... 11
G. Metode Penelitian ... 12
1. Jenis Penelitian ... 12
2. Lokasi Penelitian ... 12
3. Subyek Penelitian ... 13
4. Sumber Data ... 13
5. Teknik Pengumpulan Data ... 14
6. Teknik Analisa Data ... 15
BAB II KAJIAN TEORI A. Efektifitas.. ... 17
1. Pengertian Efektifitas ... 17
2. Ukuran Efektivitas ... 18
B. Program Transmigrasi ... 19
C. Pembangunan Transmigrasi ... 22
D. Kebijakan Transmigrasi ... 23
1. Pengembangan agrobisnis, agroindustri ... 23
2. Peningkatan Efisiensi dan Efektivitas Kelembagaan Transmigrasi... 24
3. Manajemen Kependudukan ... 37
BAB III. DESKRIPSI WILAYAH A. Gambaran Kabupaten Sarmi ... 41
1. Letak Wilayah dan Kondisi Geografis Daerah ... 41
2. Wilayah Administratif ... 42
3. Gambaran Umum Demografis ... 44
4. Infrastruktur (Sarana dan Prasarana) ... 47
5. Organisasi dan Kelembagaan pemerintah Daerah ... 49
BAB IV. PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Tahapan Peningkatan Perekonomian Masyarakat Transmigrasi ... 50
1. Perencanaan Program Transmigrasi... 50
2. Formulasi Kebijakan ... 55
3. Implementasi Kebijakan ... 60
4. Evaluasi ... 64
B. Kesiapan Masyarakat ... 67
1. Potensi Masyarakat ... 67
2. Kondisi Infrastruktur ... 71
C. Kendala Program Transmigrasi di Desa Tamarsari ... 74
1. Resistensi dengan masyarakat lokal ... 79
2. Lokasi yang terlalu jauh dari pusat pemerintahan dan perkotaan ... 40
3. Pembangunan infrastruktur yang kurang memadai ... 83
BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ... 87
B. Saran ... 89
Bastian, Indra, 2004. ”Akuntansi Sektor Publik Di Indonesia”. Yogyakarta
Fadholi (Staf Ditjen P2MKT) Pembangunan Transmigrasi Di Indonesia, diakses tanggal 20 Novenber 2010
Hasan, M Tholchah, dkk, 2003, Metode Penelitian Kualitatif, Malang : Lembaga Penelitian UNISMA
Indrawijaya Adam I. 2000. Perilaku Organisasi. Bandung: Sinar Baru Algesindo Jafrinur, 1994. Peranan Transmigrasi dalam Perekonomian Daerah. Master
Theses from JBPTITBPP
Junaidi, 2007. Pembangunan Berwawasan Kependudukan. Fakultas Ekonomi Universitas Jambi.
Mantra 2003.Demografi Umum. Pustaka PelajarYogyakarta.
Moeleong, Lexy J, 2005. Metode Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi) Rosda Karya, Bandung,
Munir, R., 2000. “Migrasi” dalam Lembaga Demografi. FEUI,Dasar-dasar Demografi: Edisi,Jakarta: Lembaga Penerbit UI
Najiati,dkk,2001. Studi Peluang Pengembangan Corporate Farming dan Agroestate Untuk Kawasan Transmigrasi, Puslitbang Ketransmigrasian, Badan Litbang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian, Depnakertrans.RI. Jakarta
Pardoko.1987. Mobilitas Migrasi dan Urbanisasi. Bandung. Angkasa
Ramadhan KH. Hamid Jabbar dan Rofiq Ahmad, 1993. Transmigrasi Indonesia. Penerbit Departemen Transmigrasi
Reksohadjiprodjo, Sukanto dan Handoko T. Hani, 1986. Teori dan Perilaku Organisasi Perusahaan. BPFE, Yogyakarta
Tim Dosen Bahasa Indonesia UMM, 2003. Bahasa Indonesia untuk Karangan Ilmiah. UMM Press Malang.
Ulum Ikhtiaul, 2004. Akuntansi Sektor Publik, UMM Press
Warsito, Rukmadi,dkk. Transmigrasi Dari Daerah Asal Sampai Benturan Budaya di Tempat Pemukiman. 1984. Jakarta : CV. Rajawali
Sumber lain:
http://www.lontar.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=72806&lokasi=lokal
Pemerintah Kabupaten Sarmi: Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir Masa Jabatan Bupati Sarmi 2005-2010
Undang-Undang Republik Indonesia No 35 Tahun 2008, Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No 1 Tahun 2008 Tentang Perubahan atas Undang-Undang No 21 Tahun 2001 Tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua Menjadi Undang-Undang.
UU No. 15 tahun 1997 tentang ketransmigrasian
UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
UU No. 29 tahun 2009 tentang Pelaksanaan Transmigrasi
perekonomian masyarakat?
2. Apa yangmenjadi formulasi kebijakan program transmigrasi dalam
peningkatan perekonomian masyarakat?
3. Bagaimana impelemntasi kebijakan program transmigrasi dalam peningkatan
perekonomian masyarakat?
4. Bagaimana proses hasil evaluasi program transmigrasi dalam peningkatan
perekonomian masyarakat?
5. Bagaimana potensi Desa Tamarsari terkait dengan program transmigrasi?
6. Bagaimana kondisi infrastruktur Desa Tamarsari dengan adanya program
transmigrasi?
7. Kendala apa saja yang dihadapi dari program transmigrasi di Desa Tamarsari?
8. Seperti apa bentuk resistensi/pertentangan dengan masyarakat lokal?
9. Bagaimana tanggapan masyarakat mengenai jarak tempuh dari pusat
pemerintahan dan perkotaan?
10.Seperti apa gambaran Pembangunan infrastruktur yang dianggap kurang
mendukung?
Informan:
1. Kepala desa Desa Tamarsari
2. Kepala BPS Kecamatan Bonggo
3. 5 orang sebagai tokoh masyarakat