PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP HARGA SAHAM
(Pengujian Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi
Oleh:
Muhammad Ali Fikri Hakami 201010160311293
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala limpahan rahmat, taufiq, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul: “Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham (Pengujian Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”. Penyusunan Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan yang harus
dipenuhi bagi setiap mahasiswa semester akhir dalam rangka menyelesaikan pendidikan pada program sarjana (S1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.
Di dalam tulisan ini disajikan pokok-pokok bahasan yang meliputi uraian pertentangan pendapat dalam teori kebijakan dividen yang sampai saat ini masih menjadi sebuah perdebatan sengit. Penelitian ini digunakan untuk menguji secara empiris pengaruh kebijakan dividen terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan dengan bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak yang telah diberikan kepada peneliti, maka perkenankan peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
2. Dr. Nazaruddin Malik, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Dra. Aniek Rumijati, M.M., selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.
4. Dra. Dewi Nurjannah, M.M., selaku Dosen Pembimbing Skripsi pertama sekaligus juga Dosen Wali kelas F Angkatan 2010 Jurusan Manajemen FEB UMM yang telah meluangkan waktunya untuk mengoreksi serta memberikan petunjuk yang sangat bermanfaat guna penyusunan skripsi.
5. Drs. Mursidi, M.M., selaku Pembimbing Skripsi kedua yang telah memberikan waktu luangnya, saran, bimbingan dan pengarahan dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Seluruh Dosen Universitas Muhammadiyah Malang, khususnya Dosen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang selama ini telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada peniliti.
7. Kedua Orang Tua peneliti, Budi Utomo, S.H., dan Ning Tufa, M.PdI., yang sangat luar biasa. Terima kasih atas do’a, kasih sayang, perhatian, kesabaran, dukungan, dan ridhonya yang selalu tercurahkan kepada peneliti, semua untuk bapak dan ibu. 8. Saudara kandung peneliti tercinta, Nabella Nur Diana dan Lana Najma Kamila
DAFTAR ISI A.Latar Belakang Penelitian ... 1
B.Perumusan Penelitian ... 7
C.Batasan Penelitian ... 8
D.Tujuan Penelitian ... 8
E. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A.Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu ... 10
B.Tinjauan Teori ... 13
C.Kerangka Pikir Penelitian ... 30
D.Hipotesis ... 32
BAB III. METODE PENELITIAN A.Jenis Penelitian ... 33
B.Definisi Operasional Variabel ... 33
C.Jenis dan Sumber Data ... 34
D.Teknik Pengambilan Data ... 35
E. Teknik Pengumpulan Data ... 35
F. Metode Analisis Data ... 35
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 42
B. Pembahasan ... 57
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 63
B.Implikasi Penelitian ... 64
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
1. Tabel 4.1 Hasil Regresi Xt Terhadap Y ... 48
2. Tabel 4.2 Hasil Regresi XtXt dan Xt− Terhadap Y ... 49
3. Tabel 4.3 Hasil Regresi Xt, Xt− , dan Xt− Terhadap Y ... 49
4. Tabel 4.4 Hasil Regresi Xt, Xt− , Xt− , dan Xt− Terhadap Y ... 50
5. Tabel 4.5 Hasil Regresi Xt, Xt− , Xt− , Xt− , dan Xt− Terhadap Y ... 50
6. Tabel 4.6 Hasil Regresi Lag yang didistribusikan (Lag-Distributed) ... 51
7. Tabel 4.7 Hasil Koefisien Determinasi (Model Summary) ... 53
8. Tabel 4.8 Hasil Uji Simultan (Uji F) ... 54
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
1. Gambar 2.1 Gambar Kerangka Pikir Penelitian ... 32
2. Gambar 3.2 Daerah Penerimaan dan Penokalan H (Uji F) ... 39
3. Gambar 3.3 Daerah Penerimaan dan Penolakan H (Uji t dua sisi) ... 41
4. Gambar 4.4 Hasil Uji Simultan (Uji F) ... 54
5. Gambar 4.5 Hasil Uji Pasial (Uji t) Varibel Xt ... 56
6. Gambar 4.6 Hasil Uji Parsial (Uji t) Variabel Xt− ... 56
7. Gambar 4.7 Hasil Uji Parsial (Uji t) Variabel Xt− ... 57
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Daftar Perusahaan Sampel
Lampiran 2 : Daftar Harga Saham Perusahaan Sampel Lampiran 3 : Daftar DPR Perusahaan Sampel
Lampiran 4 : Tabel Regresi Variabel Lag Lampiran 5 : Hasil Regresi Xt Terhadap Y
DAFTAR PUSTAKA
Alfian, Lains. 2006. Ekonometrika II: Teori dan Aplikasi. Pustaka LP3ES Indonesia. Jakarta.
Alwi. 2003. Analisa Faktor-Faktor Saham. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Ang, Robert. 2007. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Mediasoft Indonesia. Jakarta. Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting; Edisi Kedelapan. Penerbit BPFE.
Yogyakarta.
Brigham, E. F., dan Houston, J. F. 1998. Fundamentals of Financial Management; Tenth Edition, Thomson South-Western. Diterjemahkan oleh Ali Akbar Yulianto. 2006. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Gujarati, D. N., dan Porter, D. C. 2009. Basic Econometric; Fifth Edition. Mc Graw Hill International Edition. Diterjemahkan oleh Raden Carlos Mangunsong. 2012. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Harahap, A. M., 2002. Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham: Penelitian Empiris Pada Perusahaan-Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta. Tesis. Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia.
Husnan, Suad. 2005. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN. Yogyakarta.
Husnan, S., dan Pudjiastuti, E. 2004. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Penerbit UPP AMP YKPN. Yogyakarta.
Keown. A. J., Petty, J. W., Martin, J. D., dan Scott Jr., D. F. 1996. Basic Financial Management; Seventh Edition, Prentice-Hall. Inc.USA. Diterjemahkan oleh Chaerul D. Djakman dan Dwi Sulisyorini. 2000. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Lofitasari, Herlina. 2010. Pengaruh kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham Indeks LQ 45. Skripsi. Malang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.
Mahendratama, Wahyu. 2012. Analisis Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham: Studi Kasus Pada Perusahaan LQ45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
Mardiyati, U., Ahmad, G. N., dan Putri, R. 2012. Pengaruh Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang, Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2005-2010. Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI). 3 (1): 1-17.
Martin, J. D., Keown. A. J., Petty, J. W., dan Scott Jr., D. F. 1996. Basic Financial Management; Fifth Edition, Prentice-Hall. Inc.USA. Diterjemahkan oleh Haris Munandar. 1995. Penerbit Rajawali Press. Jakarta.
Myers, S. C., dan Majluf, N. 1984. Corporate Financing and Investment Decisions When Firms Have Information Investors Do Not Have. Journal of Finance Economics. (13): 187-221.
Nadhiroh, Umi. 2003. Studi Empiris Keputusan-Keputusan Dividen, Investasi, dan Pendanaan Eksternal Pada Perusahaan-Perusahaan Indonesia Yang Go Public di Bursa Efek Indonesia. Jurnal OTONOMI. 13 (1): 91.
Nurmala. 2006. Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham Perusahaan-Perusahaan Otomotif Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Mandiri. 8 (1): 17-23. Permana, M. F. D. 2013. Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Dan
Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Tercatat di BEI). Skripsi. Malang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.
Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan; Edisi Keempat. BPFE. Yogyakarta.
Siamat, Dahlan. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan. Kebijakan Moneter dan Perbankan; Edisi Kelima. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Suharyadi dan Purwanto, S. K. 2004. Metodologi Penelitian. Gramedia Pustaka. Jakarta. Warsono. 2003. Manajemen Keuangan Perusahaan. Bayumedia Publishing. Malang. Weston J. Fred dan Eugene F. Brigham. 1993. Basic Financial Management; Edisi
Kesembilan. Diterjemahkan oleh Alfonsus Sirait. 2001. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Wijaya, Chandra. 2000. Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Di Indonesia: Pengujian Empiris Berdasarkan CAPM Pada Perusahaan Yang Telah Go Public Di Bursa Efek Jakarta. Tesis. Bandung: Magister Manajemen Bisnis dan Administrasi Teknologi. ITB.
Wijaya, D. A. 2007. Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham Perusahaan Go Public Yang Tercatat Di Bursa Efek Jakarta. Skripsi. Malang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.
http://www.antarnews.com/berita/410911/ojk-tantangan-pasar-modal-cukup-besar diunduh pada tanggal 12 Desember 2013.
http://finance.detik.com/read/2013/10/23/123648/2393299/6/bei-porsi-kepemilikan-asing-di-pasar-modal-indonesia-menyusut diunduh pada tanggal 12 Desember 2013.
http://www.idx.co.id/id/beranda/publikasi/ringkasankinerjaperusahaantercatat.aspx diunduh pada tanggal 15 Desember 2013
http://www.4shared.com/get/S15RAWPu/cd-icmd-2009.html diunduh pada tanggal 15 Desember 2013.
http://www.4shared.com/file/tcxWdW3j/cd_icmd_2010rar.html diunduh pada tanggal 15 Desember 2013.
http://www.4shared.com/get/T64947PO/icmd_11.html diunduh pada tanggal 15 Desember 2013.
1 BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Penelitian
Salah satu kunci keberhasilan perusahaan adalah bagaimana perusahaan
tersebut dalam mengelola pembiayaannya. Hal ini sangat penting karena
berhubungan dengan bagaimana perusahaan mendapatkan dana (modal) untuk
usahanya. Sumber pembiayaan bisa dilakukan dengan melakukan pinjaman
kepada pihak lain atau menjual sahamnya kepada masyarakat (external
financing), dan memanfaatkan laba yang ditahan, yaitu laba yang tidak
dibagikan sebagai dividen (internal financing).
Pembiayaan dengan menggunakan sumber internal biayanya relatif lebih
murah dibandingkan dengan pembiayaan dengan sumber eksternal. Myers
(1984) dalam Myers and Majluf (1984) menyatakan bahwa perusahaan
mempunyai kecenderungan untuk menentukan pemilihan sumber pendanaan
yaitu dengan internal equity dahulu, apabila internal equity dianggap tidak
mencukupi baru menggunakan external equity. Penggunaan sumber dana
internal berupa laba ditahan berarti penundaan atau pengurangan pembayaran
dividen kepada pemegang saham.
Investor sendiri umumnya memiliki tujuan utama memperoleh
keuntungan dari investasi yang dilakukan. Keuntungan para investor yang
2
gains). Disisi lain, perusahaan juga mengharapkan adanya pertumbuhan secara
terus-menerus untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dan ekspansi
usahanya, sehingga dibutuhkan banyak modal untuk mencapai tujuan tersebut.
Secara tidak langsung, hal di atas menjelaskan bahwa pertumbuhan
perusahaan dan keuntungan investor adalah kedua hal yang diinginkan
perusahaan tetapi sekaligus merupakan suatu tujuan yang berlawanan. Untuk
mencapai kedua tujuan tersebut maka perusahaan harus menetapakan kebijakan
dividen, yaitu kebijakan yang dibuat oleh perusahaan untuk menetapkan
proporsi pendapatan yang akan dibagikan sebagai dividen dan pendapatan yang
akan ditahan sebagai laba ditahan untuk reinvestasi.
Permasalahan yang ditimbulkan dari kedua tujuan tersebut adalah apabila
perusahaan menetapkan proporsi pembayaran dividen terlalu besar maka
proporsi laba ditahan akan semakin kecil, sehingga akan mengurangi modal
untuk reinvestasi perusahaan yang dapat mengakibatkan terhambatnya
pertumbuhan perusahaan. Sebaliknya, apabila perusahaan ingin menahan
sebagian besar labanya tetap di dalam perusahaan, berarti laba yang tersedia
untuk dibayarkan kepada para pemegang saham akan semakin kecil yang dapat
mengakibatkan risiko yang ditanggung para pemegang saham tidak sebanding
dengan dividen yang diterima.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa kebijakan dividen yang diambil
oleh perusahaan harus tepat karena hal tersebut berhubungan secara langsung
terhadap kepentingan para pemegang saham, apabila kepentingan para
3
mengakibatkan permintaan terhadap saham perusahaan tersebut berkurang, dan
secara tidak langsung akan dapat menurunkan harga saham perusahaan. Harga
saham perusahaan merupakan hal yang sangat penting karena merupakan salah
satu indikator keberhasilan manajemen dalam mengelola perusahaan, artinya
harga saham merupakan indikator dari nilai perusahaan.
Penentuan besarnya jumlah dividen sampai saat ini ternyata masih
merupakan persoalan yang diperdebatkan (kontroversi) di dalam dunia
keuangan, apakah dividen memiliki pengaruh terhadap harga saham atau tidak.
Dalam dunia keuangan, masalah dividen ini sampai sekarang masih menjadi
perdebatan sengit yang belum terpecahkan, sehingga dikenal dengan sebutan
teka-teki dividen atau dividend puzzle (Black, 1976 dalam Martin, et.al.,
1995:453).
Keown, et.al. (2000:607-608) menjelaskan bahwa sebagian besar
kontroversi ini didasarkan pada ketidaksamaan pandangan antara para praktisi
dan para akademisi. Martin, et.al. (1995:454) menyebutkan bahwa beberapa
praktisi berpengalaman memandang perubahan harga saham dihasilkan oleh
pengumuman dividen dan karenanya dividen dianggap penting, sedangkan
sebagian besar masyarakat akademis memandang bahwa dividen itu tidak
mengandung pengaruh yang berarti terhadap harga saham (irrelevant dividend)
karena hubungan antara dividen dan harga saham mungkin hanya merupakan
ilusi.
Terdapat 3 pandangan utama tentang pengaruh kebijakan dividen
4
menjelaskan bahwa kebijakan dividen tidak relevan terhadap harga saham,
artinya kebijakan dividen tidak mempengaruhi harga saham. Pandangan kedua
menjelaskan bahwa kebijakan dividen dengan dividen tinggi akan meningkatkan
harga saham, artinya semakin tinggi dividen yang dibagikan, maka akan semakin
tinggi pula harga sahamnya, tetapi pandangan ketiga menjelaskan sebaliknya,
bahwa kebijakan dividen yang rendah akan meningkatkan harga saham.
Dari uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa ketiga
pandangan tersebut bermuara kepada dua arus besar pandangan kebijakan
dividen terhadap harga saham perusahaan. Pertama, kebijakan dividen tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan. Kedua,
kebijakan dividen berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham
perusahaan.
Penelitian tentang pengaruh kebijakan dividen terhadap harga saham
telah banyak dilakukan, seperti pada penelitian Wijaya (2000) yang
mendapatkan hasil bahwa secara empiris besaran koefisien dividen lebih besar
daripada besaran koefisien risk premium. Ini membuktikan bahwa dividend yield
lebih disukai daripada capital gains, sehingga semakin tinggi dividen yang
dibagikan, maka akan semakin tinggi pula harga sahamnya, artinya kebijakan
dividen yang tinggi akan meningkatkan harga saham seperti pada pandangan
kedua.
Harahap (2002) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Kebijakan
Dividen Terhadap Harga Saham: Penelitian Empiris Pada
5
bahwa kebijakan dividen tidak terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap
harga saham. Hasil penelitian ini lebih mendekati bahwa dividen tidak relevan
terhadap harga saham seperti pada pandangan pertama.
Nurmala (2006) yang meneliti pengaruh kebijakan dividen terhadap
harga saham pada perusahaan-perusahaan otomotif di Bursa Efek Jakarta
menemukan hasil bahwa kebijakan dividen tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap harga saham, sedangkan Mayasari (2009) dalam penelitiannya yang
berjudul “Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham (Pada
Perusahaan Food And Baverage Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia)”
menemukan hasil berbeda bahwa ternyata kebijakan dividen berpengaruh secara
signifikan terhadap harga saham.
Pada Lofitasari (2010) yang meneliti tentang pengaruh kebijakan dividen
terhadap harga saham indeks LQ 45 menemukan bahwa ternyata kebijakan
dividen berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Wijaya (2007)
pada penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Harga
Saham Perusahaan Go Public Yang Tercatat Di Bursa Efek Jakarta”
mendapatkan hasil bahwa variabel kebijakan dividen, volume perdagangan, dan
lavarage keuangan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga
saham, dan variabel kebijakan dividen yang pengaruhnya paling dominan
terhadap harga saham.
Permana (2013) yang meneliti pengaruh keputusan investasi (PER),
keputusan pendanaan (DER), dan kebijakan dividen (DPR) terhadap nilai
6
investasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan,
sedangkan keputusan pendanaan dan kebijakan dividen secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Mardiyati, Ahmad, dan Putri (2012) dalam penelitiannya yang berjudul
“Pengaruh Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang, Dan Profitabilitas Terhadap
Nilai Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Periode 2005-2010” mendapatkan hasil bahwa kebijakan dividen yang
diproksikan dengan variabel dividend payout ratio (DPR) secara parsial
memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap nilai perusahaan manufaktur.
Kebijakan (DER) hutang berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap
nilai perusahaan, dan profitabilitas (ROE) memiliki pengaruh yang positif
signifikan terhadap nilai perusahaan.
Pada penelitian Mahendratama (2012) dengan judul “Analisis Pengaruh
Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham: Studi Kasus Pada Perusahaan LQ
45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010” dengan
proyeksi variabel bebas dividend per share (DPS), earning per share (EPS), dan
dividend payout ratio (DPR) mendapatkan hasil bahwa DPS, EPS, dan DPR
secara simultan maupun parsial berpengaruh secara signifikan terhadap harga
saham. Artinya, kebijakan dividen terbukti berpengaruh secara signifikan
terhadap harga saham.
Dari beberapa hasil penelitian tentang pengaruh kebijakan dividen
terhadap harga saham didapatkan hasil yang tidak konsisten (research gap).
7
hasil bahwa dividen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham,
sedangkan penelitian Wijaya, Lofitasari, dan Mahendratama, mendapatkan hasil
bahwa kebijakan dividen berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
Penelitian ini akan meneliti tentang pengaruh kebijakan dividen terhadap
harga saham pada perusahaan-perusahaan di Bursa Efek Indonesia sebagai
upaya menindak lanjuti masalah ketidakkonsistenan hasil penelitian-penelitian
di atas (research gap). Mc Donnald, Jacquillat dan Nussenbaum (1975) dalam
Nadhiroh (2013:91) mengemukakan bahwa dengan memahami perilaku finansial perusahaan-perusahaan dari berbagai negara yang berbeda dengan
obyek yang berbeda serta metode analisis yang berbeda dapat diperoleh
perspektif yang lebih luas dan menyeluruh tentang masalah keuangan dan bisnis.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penelitian ini diberi judul
“Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham (Pengujian Empiris pada
Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”.
B.Perumusan Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang di atas tentang apakah dividen
berpengaruh terhadap harga saham atau tidak (dividend puzzle), dan juga hasil
penelitian terdahulu yang tidak konsisten (research gap), maka dapat dibuat
perumusan masalah “apakah kebijakan dividen berpengaruh secara signifikan
terhadap harga saham perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
8
C.Batasan Penelitian
Batasan masalah dalam penelitian ini pada pengaruh kebijakan dividen terhadap harga saham seperti yang telah diuraikan pada latar belakang di atas. Pertama, apakah dividen berpengaruh terhadap harga saham (dividen relevan)
atau dividen tidak berpengaruh terhadap harga saham (dividen tidak relevan). Kedua, apabila dividen berpengaruh terhadap harga saham, maka apakah
kebijakan dividen yang membagikan dividen tinggi akan meningkatkan harga saham, atau kebijakan dividen yang membagikan dividen rendah akan meningkatkan harga saham.
D.Tujuan dan Kegunaan Penelitian
a. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah memberi jawaban atas pertanyaan pada
perumusan masalah di atas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh kebijakan dividen terhadap harga saham
perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
b. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan atau manfaat dari penelitian ini, antara lain:
1. Bagi para investor dan calon investor
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan berinvestasi dalam saham sehingga diharapkan
9
2. Bagi manajemen perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan informasi
yang dapat digunakan sebagai masukan atau dasar bahan pertimbangan
dalam menentukan kebijakan dividen yang tepat agar dapat
memaksimalkan nilai perusahaan dan harapan investor.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadiakan sebagai bahan referensi dan sumber
informasi dalam melakukan penelitian sejenis ataupun pengembangan dari
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A.Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian ini mengacu dan merujuk beberapa penelitian terdahulu yang relevan, sehingga dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam penelitian ini. Beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian Wijaya (2000) yang berjudul “Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Di Indonesia: Pengujian Empiris Berdasarkan CAPM Pada Perusahaan Yang Telah Go Public Di Bursa Efek Jakarta”. Metode analisis data yang digunakan adalah pendekatan Capital Assets Princing Model (CAPM). Penelitian ini menemukan bahwa secara empiris kebijakan dividen memberikan pengaruh positif terhadap nilai perusahaan, artinya semakin tinggi dividen yang dibagikan, maka akan semakin tinggi pula harga sahamnya.
2. Penelitian Harahap (2002) yang berjudul “Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham: Penelitian Empiris Pada Perusahaan-Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta”. Metode analisis data yang digunakan
11
terhadap harga saham, artinya dividen tidak relevan terhadap harga sahamnya.
3. Penelitian Nurmala (2006) yang berjudul “Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham Perusahaan-Perusahaan Otomotif di Bursa Efek Jakarta”. Metode analisis data yang digunakan adalah Korelasi Spearman
Rank. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah kebijakan dividen
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
4. Penelitian Wijaya (2007) yang meneliti pengaruh variabel kebijakan dividen, volume perdagangan, dan lavarage keuangan terhadap harga saham. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan go public yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Metode analisis data yang digunakan adalah Analisis Regresi Linier Berganda. Hasil dari penelitian ini adalah variabel kebijakan dividen, volume perdagangan, dan lavarage keuangan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham, dan variabel kebijakan dividen yang pengaruhnya paling dominan terhadap harga saham.
5. Penelitian Lofitasari (2010) yang berjudul, “Pengaruh kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham Indeks LQ 45”. Metode analisis data yang digunakan
adalah Analisis Regresi Linier Berganda. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah kebijakan dividen berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
12
Periode 2005-2010” mendapatkan hasil bahwa kebijakan dividen yang diproksikan dengan variabel dividend payout ratio (DPR) secara parsial memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap nilai perusahaan manufaktur. Kebijakan (DER) hutang berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, dan profitabilitas (ROE) memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap nilai perusahaan.
7. Penelitian Mahendratama (2012) yang berjudul “Analisis Pengaruh
Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham: Studi Kasus Pada Perusahaan LQ 45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010” dengan proyeksi variabel bebas dividend per share (DPS), earning per share (EPS), dan dividend payout ratio (DPR) mendapatkan hasil bahwa DPS, EPS, dan DPR secara simultan maupun parsial berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Artinya, kebijakan dividen terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
13
B.Tinjauan Teori
1. Dividen
1) Pengertian Dividen
Dividen adalah aliran kas yang dibayarkan kepada para pemegang saham atau equity investors (Riyanto, 2001:265), sedangkan menurut Baridwan (2004:434) dividen adalah adalah pembagian laba perusahaan kepada para pemegang saham yang besarnya sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimiliki. Menurut Ang (2007:68) dividen merupakan nilai pendapatan bersih atau net income dari suatu perusahaan setelah pajak dikurangi laba ditahan (retained earnings) yang ditahan sebagai cadangan bagi perusahaan.
Beberapa pengertian dividen menurut para ahli di atas dapat kita ambil benang merah bahwa dividen merupakan laba yang diperoleh perusahaan atas kinerja perusahaan tersebut yang nantinya akan dibagikan kepada para investor yang besarnya sebanding dengan modal yang diinvestasikannya pada perusahaan tersebut atau dengan kata lain sebanding dengan saham yang dimiliki.
2) Bentuk Pembayaran Dividen
14
a) Dividen Tunai (Cash Dividend)
Dividen yang paling umum digunakan oleh perusahaan adalah dalam bentuk kas. Para pemegang saham akan menerima dividen sebesar tarif per lembar dikalikan dengan jumlah lembar yang dimiliki. Pimpinan perusahaan sebelum membuat pengumuman adanya dividen kas perlu memperhatikan jumlah uang kas yang ada untuk mencukupi pembagian dividen tersebut.
b) Dividen Aktiva Selain Kas
Dividen yang dibagikan tidak selalu dalam bentuk uang tunai tetapi dapat juga berupa aktiva surat-surat berharga atau saham perusahaan, barang-barang hasil produksi perusahaan yang membagi dividen tersebut, atau aktiva-aktiva lain.
c) Dividen Utang (Scrip Dividend)
Dividen utang timbul apabila saldo laba tidak mencukupi untuk pembagian dividen, sedangkan saldo kas yang ada tidak cukup, sehingga pimpinan perusahaan akan mengeluarkan dividen utang. Dividen utang yaitu janji tertulis untuk membayar jumlah tertentu di waktu yang akan datang. Dividen utang ini bisa dikenai bunga, tetapi bisa juga tidak.
d) Dividen Likuidasi (Liquidating Dividend)
15
perusahaan-perusahaan yang akan menghentikan usahanya, karena perusahaan yang akan diberhentikan, maka tidak perlu memperbesar modal.
3) Langkah-Langkah Pembayaran Dividen
Langkah-langkah atau prosedur pembayaran dividen adalah
pengumuman emiten atas dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang
saham yang disebut juga dengan pengumuman dividen. Menurut Keown,
et.al. (2000:626) prosedur pembayaran dividen adalah sebagai berikut:
1) Tanggal Pengumuman (Declaration Date)
Tanggal pengumuman merupakan tanggal yang mana secara resmi diumumkan oleh emiten tentang bentuk dan besarnya serta jadwal pembayaran dividen yang akan dilakukan.
2) Tanggal Pencatatan (Date of Record)
Pada tanggal ini perusahaan melakukan pencatatan nama-nama pemegang saham. Para pemilik saham yang terdaftar pada daftar pemegang saham tersebut diberikan hak, sedangkan pemegang saham yang tidak terdaftar pada tanggal pencatatan tidak diberikan hak untuk memperoleh dividen.
3) Tanggal Cum-Dividend
16
4) Tanggal Ex-Dividend
Tanggal perdagangan saham tersebut sudah tidak melekat lagi hal untuk memperoleh dividen, jadi jika investor membeli saham pada tanggal ini atau sesudahnya, maka investor tersebut tidak dapat mendaftarkan namanya untuk mendapatkan dividen.
5) Tanggal Pembayaran (Payment Date)
Tanggal ini merupakan saat pembayaran dividen oleh perusahaan kepada para pemegang saham yang mempunyai hak atas dividen, jadi pada tanggal tersebut,para investor sudah dapat mengambil dividen sesuai dengan bentuk dividen yang diumumkan oleh emiten.
2. Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen (dividend policy) adalah kebijakan yang
bersangkutan dengan penentuan pembagian pendapatan (earning) antara
penggunaan pendapatan untuk dibayarkan kepada para pemegang saham
sebagai dividen atau untuk digunakan dalam perusahaan, yang berarti
pendapatan tersebut harus ditanam di dalam perusahaan (Riyanto, 2001:265).
Perusahaan harus dapat memutuskan berapa besarnya keuntungan
yang ditahan dan yang akan dibagikan kepada para pemegang saham berupa
dividen. Keputusan ini penting karena menyangkut tanggung jawab terhadap
pemegang saham yang telah memberikan modal dan juga terhadap
pertumbuhan perusahaan. Menurut Riyanto (2001:269) macam – macam
17
a. Kebijakan dividen yang stabil
Banyak perusahaan menjalankan kebijakan dividen yang stabil, artinya
jumlah dividen per lembar yang dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap
selama jangkan waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar saham
setiap tahunnya berfluktuasi.
b. Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah dividen minimal plus jumlah
ekstra
Kebijakan ini menetapkan jumlah rupiah minimal dividen per lembar
saham setiap tahunnya, apabila kondisi keuangan lebih baik maka
perusahaan akan membayarkan dividen ekstra di atas jumlah minimal
tersebut.
c. Kebijakan dividen dengan penetapan dividend payout ratio yang konstan
Jenis kebijakan dividen ini adalah penetapan dividend payout ratio yang
konstan. Perusahaan yang menjalankan kebijakan ini menetapkan dividend
payout ratio yang konstan (misalnya 50%), ini berarti bahwa jumlah
dividen per lembar saham yang dibayarkan setiap tahunnya akan
berfluktuasi sesuai dengan perkembangan keuntungan bersih (netto) yang
diperoleh setiap tahunnya.
d. Kebijakan dividen yang fleksibel
Kebijakan terakhir ini adalah penetapan dividend payout ratio yang
fleksibel, yang besarnya setiap tahunnya disesuaikan dengan posisi
18
3. Arti Penting Kebijakan Dividen
Menurut Warsono (2003:272) arti penting perlunya kebijakan dividen
bagi perusahaan adalah:
a. Kebijakan dividen berpengaruh pada sikap investor
Pemotongan dividen bisa dipandang negatif oleh investor karena
pemotongan itu sering dikaitkan dengan kesulitan keuangan.
b. Kebijakan dividen berdampak pada program pendanaan dan anggaran
modal perusahaan
Kebijakan dividen berpengaruh terhadap aliran dana, struktur keuangan
perusahaan, pertumbuhan dan biaya modal. Perusahaan dihadapkan pada
pilihan apakah akan melakukan pendanaan melalui laba ditahan, hutang,
atau menerbitkan saham baru. Hal ini merupakan salah satu keputusan
penting dalam hubungannya memaksimumkan nilai perusahaan.
c. Kebijakan ini mempengaruhi arus kas perusahaan
Perusahaan-perusahaan dengan likuidasi buruk dapat dipaksa untuk
membatasi pembayaran dividen.
4. Teori Kebijakan Dividen
Brigham dan Houston (2006:69-72) menyatakan terdapat tiga teori
dilihat dari preferensi investor terhadap kebijakan dividen. Tiga teori
19
a. Teori Ketidakrelevanan Dividen (Dividend Irrelavance Theory)
Teori Ketidakrelevanan Dividen adalah suatu teori yang
menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak memiliki pengaruh baik
terhadap nilai perusahaan maupun biaya modalnya. Miller dan Modigliani
(MM) berpendapat bahwa nilai perusahaan hanya ditentukan oleh
kemampuan dasarnya untuk menghasilkan laba dan risiko bisnisnya, atau
dengan kata lain nilai suatu perusahaan tergantung semata-mata pada
pendapatan yang dihasilkan oleh aktivanya, bukan pada bagaimana laba
tersebut dibagi antara dividen dan laba ditahan.
Untuk menyempurnakan teorinya, Miller dan Modligiani (1961)
dalam Martin, et.al. (1995:454-456), membuat dua asumsi dalam teorinya.
Pertama, diasumsikan bahwa keputusan-keputusan investasi dan
penggunaan utang sudah dibuat dan tidak mempengaruhi besar kecilnya
dividen yang akan dibayarkan. Kedua, diasumsikan bahwa pasar modal
dalam keadaan sempurna. Pasar modal sempurna ditandai beberapa asumsi
sebagai berikut:
1) Para investor dapat menjual dan membeli saham tanpa adanya biaya
transaksi, misalnya komisi pialang, karena semua informasi tersebar
luas sehingga para investor bisa melakukan segala sesuatunya sendiri.
2) Setiap perusahaan dapat menerbitkan saham-saham umum tanpa
macam-macam biaya (biaya penerbitan saham baru).
20
4) Informasi lengkap mengenai setiap perusahaan selalu tersedia, sehingga
para investor tidak perlu melihat pengumuman khusus mengenai
pembayaran dividen sebagai indikator penting kondisi perusahaan.
5) Tidak ada konflik antara pihak manajemen dan para pemilik saham
(konflik keagenan).
Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut, dampak dari suatu keputusan
dividen terhadap harga saham bisa dinyatakan bahwa dividen tidak
berpengaruh terhadap harga saham, kebijakan apa pun sama saja. Investor
secara keseluruhan hanya memusatkan perhatiannya kepada total hasil
yang ditentukan oleh keputusan investasi perusahaan. Mereka tidak peduli
apakah hasil itu dari dividen atau capital gains. Mereka menganggap
bahwa kebijakan dividen, terlepas dari keputusan investasi, merupakan
salah satu pilihan strategi pendanaan atau pembiayaan perusahaan (Martin,
et.al., 1995:456).
b. Teori Burung di Tangan (Bird in The Hand Theory)
Gordon dan Litner menyatakan bahwa dividen lebih disukai oleh
para pemegang saham karena risikonya lebih rendah dibandingkan dengan
capital gains. Hal tersebut dikarenakan investor lebih merasa aman untuk
memperoleh pendapatan berupa pembayaran dividen daripada menunggu
capital gains karena dividen diterima saat ini, sedangkan capital gains
diterima di masa mendatang. Pembayaran dividen dapat mengurangi risiko
(ketidakpastian) yang dapat mengurangi tingkat keuntungan yang
21
Gordon dan Litner beranggapan bahwa “satu burung di tangan
lebih berharga daripada seribu burung di udara” yang kemudian dikenal
dengan Teori Satu Burung di Tangan (Bird in The Hand Theory).
Sedangkan MM berpendapat bahwa tidak semua investor berkepentingan
untuk menginvestasikan kembali dividen mereka di perusahaan yang sama
dengan memiliki risiko yang sama. MM menyebut pendapat di atas
sebagai Bird in the Hand Fallacy.
Bird in The Hand Theory menjelaskan bahwa dividen lebih bisa
diramalkan daripada capital gains, manajemen dapat mengontrol dividen,
tetapi tidak dapat mendikte harga saham, investor kurang yakin menerima
pendapatan dari modal (capital gains) daripada dari dividen. Gordon
mengatakan bahwa pendapatan dividen (Bird in The Hand) mempunyai
nilai yang lebih tinggi bagi investor daripada pendapatan modal (Bird in
The Bush) karena dividen lebih pasti dari capital gains.
Teori ini juga berpendapat bahwa investor lebih menyukai dividen
daripada capital gains karena kas di tangan lebih bernilai daripada
kekayaan dalam bentuk lain. Konsekuensinya, harga saham perusahan
akan sangat ditentukan oleh besarnya dividen yang dibagikan kepada para
pemegang saham. Dengan demikian, semakin tinggi dividen yang
dibagikan semakin tinggi pula nilai perusahaan.
c. Teori Perbedaan Pajak (Tax Preference Theory)
Teori Perbedaan Pajak merupakan teori yang berangkat dari
22
lebih menyoroti dari sisi adanya perbedaan pajak yang dikenakan pada
dividen dan capital gains. Menurut teori ini dividen itu sebenarnya
merugikan investor. Argumen ini berdasarkan bahwa pajak yang
dikenakan pada dividen lebih besar daripada capital gains, karena itu lah
para investor lebih menyukai capital gains daripada dividen.
Meski sekarang perbedaan perlakuan pajak itu sudah dihapuskan,
tetapi capital gains masih memiliki keuntungan lainnya dibandingkan
dengan dividen, yaitu menunda pembayaran pajak. Pajak untuk
pendapatan dividen harus langsung dibayarkan ketika dividen itu diterima,
tapi pajak dari pendapatan capital gains tertunda sampai saham
benar-benar terjual.
Ditinjau dari aspek perpajakan, para investor akan lebih menyukai
pendapatan dari capital gains daripada pendapatan dari dividen.
Pendapatannya memang tertahan dalam perusahaan, tapi harga sahamnya
meningkat, dan kenaikan itu bebas pajak sampai saham benar-benar
terjual. Investor lebih mengutamakan untuk memaksimalkan pendapatan
setelah pajak, bukan pendapatan sebelum pajak. Selain dari sudut pandang
pajak, adanya biaya floation cost juga mendasari teori ini.
Semakin besar dividen yang dibayarkan oleh perusahaan, maka
akan semakin besar juga kemungkinan berkurangnya laba ditahan yang
dapat mengakibatkan perusahaan harus mencari biaya eksternal untuk
melakukan investasi apabila biaya internalnya tak mencukupi, namun
23
adanya flotation cost. Akibatnya pembayaran dividen menjadi mahal
karena meningkatnya kebutuhan untuk menambah modal eksternal yang
lebih mahal.
Dari uraian di atas maka dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa
para investor lebih menyukai capital gains daripada dividen, jadi
pembayaran dividen yang tinggi akan dapat menurunkan permintaan
sahamnya dan akibatnya harga saham menurun. Teori Perbedaan Pajak ini
sesuai dengan pandangan ketiga yang menyatakan bahwa semakin rendah
dividen, maka akan meningkatkan harga saham.
Selain ketiga teori atas tiga pandangan dasar kebijakan dividen di atas,
Brigham dan Houston (2006:75-78) juga menambahkan dua isu teoritis
lainnya yang dapat mempengaruhi tentang pandangan terhadap kebijakan
dividen, yaitu:
a. Hipotesis Kandungan Informasi atau Pengisyaratan (Signalling Theory)
Teori ini berdasarkan asumsi bahwa bahwa manajer mempunyai
informasi yang lebih baik mengenai prospek masa depan perusahaan
daripada pemegang saham. Teori ini yang menyatakan bahwa investor
menganggap perubahan dividen sebagai isyarat dari prakiraan manajemen
atas laba, apabila dividen tinggi biasanya menurut para investor
merupakan isyarat tentang prospek masa depan perusahaan yang baik.
Dividen yang rendah oleh para investor dianggap sebagai sinyal tentang
24
b. Pengaruh Klientele (Clientele Effect Theory)
Teori ini menyatakan bahwa kelompok (clientele) pemegang
saham yang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap
kebijakan dividen perusahaan. Kelompok pemegang saham yang
membutuhkan penghasilan pada saat ini lebih menyukai suatu dividend
payout ratio yang tinggi, sebaliknya kelompok pemegang saham yang
tidak begitu membutuhkan uang saat ini lebih senang jika perusahaan
menahan sebagian besar laba bersih perusahaan untuk reinvestasi.
Perbedaan pajak bagi individu (misalnya orang lanjut usia dikenai
pajak lebih ringan) maka kelompok pemegang saham yang dikenai pajak
tinggi lebih menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran
pajak. Kelompok ini lebih senang jika perusahaan membagi dividen yang
kecil. Sebaliknya kelompok pemegang saham yang dikenai pajak relatif
rendah cenderung menyukai dividen yang besar.
5. Saham
1) Pengertian Saham
Definisi saham telah banyak dikemukakan oleh para ahli dalam
berbagai buku-buku teks. Menurut Riyanto (2001:240) saham adalah tanda
bukti pengambilan bagian atau peserta dalam suatu perseroan terbatas.
Menurut Siamat (2005:507), saham atau stock adalah surat bukti tanda
kepemilikan modal pada suatu perseroan terbatas. Keuntungan yang
25
kenaikan harga saham (capital gains). Besar kecilnya dividen yang
diterima tergantung kebijakan dividen melalui Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS).
2) Jenis-Jenis Saham
Dalam transaksi jual-beli di Bursa Efek, saham atau sering pula
disebut shares merupakan instrument yang paling dominan
diperdagangkan. Saham dapat dibedakan menjadi saham biasa (common
stocks) dan saham preferen (preffered stocks).
a. Saham Biasa (Common Stocks)
Saham biasa adalah efek dari penyertaan pemilikan (equity security)
dari badan usaha yang berbentuk PT (Perseroan Terbatas). Saham biasa
memberikan jaminan untuk turut serta dalam pembagian laba dalam
bentuk dividen, apabila perusahaan tersebut memperoleh laba. Menurut
Siamat (2005:508), ciri-ciri dari saham biasa adalah sebagai berikut: 1) Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba. 2) Memiliki hak suara (One Share One Vote).
3) Hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan, apabila bangkrut dilakukan setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi.
b. Saham Preferen (Preffered Stocks)
Saham preferen merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan
antara obligasi dan saham biasa. Ciri-ciri dari saham preferen menurut
Siamat (2005:508) adalah sebagai berikut:
26
2) Tidak memiliki hak suara.
3) Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan, terutama dalam pencalonan pengurus.
4) Memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham lebih dahulu setelah kreditur apabila perusahaan dilikuidasi.
6. Harga Saham
Menurut Jogiyanto (2008:143) harga saham adalah harga yang terjadi
di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan
ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar
modal. Harga saham merupakan nilai sekarang (present value) dari
penghasilan-penghasilan yang akan diterima oleh pemodal di masa yang akan
datang (Husnan dan Pudjiastuti, 2004:151). Dapat disimpulkan bahwa harga
saham adalah harga selembar saham yang terjadi pada saat tertentu yang
ditentukan oleh permintaan dan penwaran di pasar modal.
Menurut Widoatmojo (2005:91), harga saham dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a. Harga Nominal
Harga nominal adalah harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang
ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang
27
b. Harga Perdana
Harga perdana ditetapkan pada waktu harga saham tersebut dicatat di
bursa efek. Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh
penjamin emisi (underwriter) dan emiten.
c. Harga Pasar
Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang
lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa. Transaksi
di sini tidak lagi melibatkan emiten dari penjamin emisi harga ini yang
disebut sebagai harga di pasar sekunder dan harga inilah yang benar-benar
mewakili harga perusahaan penerbitnya. Harga yang setiap hari
diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar.
7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham telah banyak
diungkapkan oleh para ahli dalam berbagai referensi. Faktor-faktor yang
mempengaruhi harga saham menurut Widoatmojo (2005:81) ada 5 faktor yang mempengaruhi harga saham, yaitu:
1) Kondisi (performance) perusahaan
2) Kendala-kendala eksternal (kegiatan perekonomian, pajak, keadaan bursa saham)
28
5) Persepsi yang berbeda dari masing-masing investor sesuai dengan dengan informasi yang didapat
Menurut Alwi (2003:87) harga saham dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal dengan perincian sebagai berikut:
a. Faktor Internal (Lingkungan Mikro)
1) Pengumuman tentang Pemasaran, produksi, penjualan seperti pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga, penarikan produk baru,
laporan produksi, laporan keamanan produk, dan laporan penjualan.
2) Pengumuman pendanaan (financing announcement), seperti pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang.
3) Pengumuman badan direksi manajemen (management-board of director announcement), seperti perubahan dan pergantian direktur,
manajemen, dan struktur organisasi.
4) Pengumuman pengambilalihan diversifikasi, seperti laporan merger, investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisian dan diakuisisi,
laporan divestasi dan lainnya.
5) Pengumuman investasi (investment announcement), seperti melakukan ekspansi pabrik, pengembangan riset, dan penutupan usaha lainnya.
6) Pengumuman ketenagakerjaan (labaour announcement), seperti negoisasi baru, kontrak baru, pemogokan, dan lainnya.
29
share (EPS) dan dividen per share (DPS), price earning ratio, net profit
margin, return on assets (ROA), dan lain-lain.
b. Faktor Eksternal (Lingkungan Makro)
1) Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga tabungan dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan
deregulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.
2) Pengumuman hukum (legal announcement), seperti tuntutan karyawan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan tuntutan perusahaan
terhadap manajernya.
3) Pengumuman industri sekuritas (securities announcement), seperti laporan pertemuan tahunan, insider trading, volume atau harga saham
perdagangan, pembatasan atau penundanaan trading.
4) Gejolak politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga merupakan faktor yang signifikan pada terjadinya pergerakan harga saham di bursa
efek suatu negara.
Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham menurut Weston dan
Brigham (2001:26-27) adalah sebagai berikut:
1. Proyeksi laba per lembar saham saat diperoleh laba
2. Tingkat bunga,
3. Tingkat risiko dan proyeksi laba
4. Proporsi utang terhadap ekuitas
30
C.Kerangka Pikir Penelitian
Kebijakan dividen adalah kebijakan yang dibuat oleh perusahaan untuk menetapkan proporsi pendapatan yang akan dibagikan sebagai dividen dan pendapatan yang akan ditahan sebagai laba ditahan untuk reinvestasi. Menurut Riyanto (2001:265) kebijakan dividen (dividend policy) adalah kebijakan yang bersangkutan dengan penentuan pembagian pendapatan (earning) antara penggunaan pendapatan untuk dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan dalam perusahaan, yang berarti pendapatan tersebut harus ditanam di dalam perusahaan.
Uraian di atas menjelaskan bahwa semakin besar penetapan proporsi pembayaran dividen, maka proporsi laba ditahan akan semakin kecil, sehingga akan mengurangi modal untuk reinvestasi perusahaan yang dapat mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan perusahaan. Sebaliknya, apabila perusahaan ingin menahan sebagian besar labanya tetap di dalam perusahaan, berarti laba yang tersedia untuk dibayarkan kepada para pemegang saham akan semakin kecil yang dapat mengakibatkan risiko yang ditanggung para pemegang saham tidak sebanding dengan dividen yang diterima.
Proxy dari kebijakan dividen dalam penelitian ini adalah dividend payout
ratio (DPR). Alasan DPR dipilih sebagai indikator kebijakan dividen dalam
31
berpengaruh langsung terhadap dividend payout ratio (DPR) yang dihasilkan, sehingga investor atau pemegang saham dapat melihat bahwasanya perusahaan sukar untuk diprediksi.
Menurut Warsono (2003:272) kebijakan dividen berpengaruh terhadap aliran dana, struktur keuangan perusahaan, pertumbuhan dan biaya modal. Hal ini merupakan salah satu keputusan penting dalam hubungannya memaksimumkan nilai perusahaan. Dua aspek penting dalam kebijakan dividen adalah stabilitas dari periode ke periode dan proporsi laba jangka panjang yang dibayarkan dalam bentuk dividen. Dividen dapat menjadi petunjuk informasi bagi para investor. Perubahan kebijakan dividen dapat mempengaruhi harapan para investor tentang prospek perusahaan di masa yang akan datang dan akhirnya dapat mempengaruhi harga saham.
32
Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan pada gambar 2.1 sebagai berikut:
Gambar 2.1. Kerangka Pikir Penelitian
Gambar di atas menjelaskan bahwa kebijakan dividen yang diproyeksikan dengan DPR berpengaruh secara terhadap harga saham perusahan. Harga saham yang dimaksud dalam penelitian ini adalah harga saham dari saham biasa perusahaan karena harga saham biasa merupakan indikator dari nilai suatu perusahaan, sedangkan harga saham preferen memiliki unsur obligasi dari perusahaan yang merupakan hutang dari perusahaan.
D.Hipotesis
Berdasakan latar belakang penelitian, perumusan masalah, dan tinjauan pustaka di atas, pmaka secara dapat dirumuskan hipotesis bahwa “kebijakan dividen berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham”.
Kebijakan Dividen
(DPR)