• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karateristik Pasien yang Menderita Retinopati Hipertensi di Rumah Sakit Haji Adam Malik pada Periode Tahun 2013-2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Karateristik Pasien yang Menderita Retinopati Hipertensi di Rumah Sakit Haji Adam Malik pada Periode Tahun 2013-2015"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

Lampiran 5

(6)
(7)

Lampiran 6

(8)
(9)

28

DAFTAR PUSTAKA

1. World Health Organization. Hypertension; blood pump process, WHO; 2008.p.1-15.

2. Riset kesehatan Dasar. Kementerian Kesehatan. Prevalensi tekanan darah, Jakarta, RISKESDAS 2013 h.

3. Ramalho P.S, Dollery C.T Caliber Changes in Retinal Blood Vessels Following Blood Pressure Reduction. Journal American Heart Association, USA. 1968.

4. Wong T.Y. The 3 Year Incidence and Cumulative Prevalence of Retinopathy. Am. J. Ophthalmol 2007. 143(6) :970–976.

5. Wong T.Y, Klein R, Klein B.E.K., Hubbard L.D, and Meuer S.M.Retinal Vessel Diameters and Their Associations with Age and Blood Pressure. Journal Ophtamology and Visual Science2003.

6. IkramM.K, Eyes Could Reveal Stroke Risk, Study Finds. The Huffington Post. [internet]2006.p;58 (cited at 2016 May 23) Available from

7. Deborah P, Andrew B, Reed P.P. Retina. Manual of Ocular Diagnosis and Therapy. 6th ed. Lippincott Williams & Wilkins; 2008.p:177.

8. Bowling B, retina detachment, Kanki’s Clinical Opthalmology. 8th ED. Elsevier Limited China 2016: 681-713

9. Yogiantoro M. Hipertensi Esensial.Sudoyo W.A, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata K.M,Setiati S, Editor. Ilmu Penyakit Dalam,5 th Ed.Jakarta, Interna Publishing 2009 .Vol 2(1)1079-1085

10.Sherwood, L, Tekanan darah . Yesdelita N,Editor. Fisiologi manusia. 6th edition Jakarta, EGC 2009.h:403

11.Wood S. JNC 8 Guidelines Ease Up on BP Thresholds, Drug Choices Medscape.[internet] 2013 Dec[cited at 2016 May] Available from:

(10)

29

13.Aggraini. A.D. Asputra. H. Siahaan.S.S. Situmorang,E, and Warran,A, Mekanisme hipertensi, Asia Pac J Public Health,2009.

14. Hoeymans N., Smit. H.A. Verkeiji, H, Kropmhout, D.Cardiovascular Risk Factors In Netherlands. Eur J. Heart. 1999.

15. Lang M. Retinopathy Hypertension Opthalmology Pocket Textbook.New York. Thieme Stuttgart.2000:323.

16. Khurana AK, Pathogenesis Hypertension Retinopathy Comprehensive Opthalmology, 4th Ed,India. New Age International (P) Limited, Publishers 2007:249

17. Khurana AK, Diseases of Retina. Comprehensive Opthalmology, 4th Ed,India. New Age International (P) Limited, Publishers 2007:277

18. Olver J, Cassidy.L Retinal artery obstruction. Opthalmology at a Glance,7th ed,USA. Blackwell Science Ltd, 2005:96.

19. Garner A, Ong Y.T , Wong Y. Risk factor of hypertensive retinopathy, London N Engl J Med 2008.;25.

20. Wilson S, What causes hypertensive retinopathy and How to be treated, London. J Academy For Eye Care. 2014

21. Kristiani, S. & Wilarjdo. Distribusi Retinopati Hipertensi di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi Semarang. Jurnal Kedoteran Media Medikana FK UNDIP 2001. Availabel from: March 2010].

22.Salvador, F., Jose P., and Virginia R. Hypertensive retinopathy in hypertensive patients in comparison with normotensive subjects. Am J Hypertens. 2003.16:248A.

23. Klein, R., Klein, B.E.K., Moss, S.E., and Wang, Q., 1994. Hypertension and Retinopathy, Arteriolar Narrowing, and Arteriovenous Nicking in a Population. Arch Ophthalmol. 1994;112(1): 92. ().

24.Sharp, P.S., et al.,. Hypertensive Retinopathy in Afro-Caribbean and Europians: Prevalence and Risk Factor Relationship. American Heart Association Hypertension.1995.25:1322-1325.

(11)

15

BAB 3

KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Teori

Gambar 3.1 Kerangka Teori karakteristik pasien dengan retinopati hipertensi di Rumah Sakit Haji Adam Malik pada periode tahun 2013-2015

RETINOPATI HIPERTENSI Derajat hipertensi

1. Normal 2. Prehipertensi 3. Hipertensi tahap 1 4. Hipertensi tahap 2

Patogenesis

1. Stadium vasokonstiktif

2. Stadium sklerotik

3. Stadium eksudatif

4. Malignant hypertensi

Hipertensi

Definisi

Retinopati hipertensi merupakan tanda

mikrovaskular retina yang berkembang sebagai 5. Indeks massa tubuh

(IMT)

6. Konsumsi alkohol 7. Kolestrol tinggi dan

HDL rendah

Pengobatan

(12)

16

3.2 Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep yang ingin

diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan.

Variabel DependenVariable Independen

Gambar 3.2 Karakteristik pasien dengan retinopati hipertensi di Rumah Sakit Haji Adam Malik pada periode tahun 2013-2015.

Karakteristik

a) Usia

b) Jenis kelamin

c) Derajat hipertensi

d) Lama menderita hipertensi

(13)

17

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1.Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian yang bersifat deskriptif yang

bertujuan untuk mengetahui karakteristik penderita retinopati hipertensi di Poli

Mata Rumah Sakit Adam Malik pada periode 2013-2015. Rancangan penelitian

yang digunakan adalah deskriptif retrospektif, dimana setiap sampel hanya diteliti

satu kali dan pada waktu yang sama.

4.2. Waktu dan Lokasi Penelitian 4.2.1. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Bagian Rekam Medik Rumah Sakit Adam Malik pada

bulan Maret sampai Desember 2016 yang mencakup penelusuran kepustakaan,

pembacaan proposal, pengumpulan dan pengolahan data serta pembacaan hasil

penelitian.

4.2.2 Lokasi Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di Bagian Rekam Medik Poli Mata Rumah Sakit

Haji Adam Malik.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasipenelitian

Populasi penelitian adalah seluruh pasien yang didiagnosa dengan

retinopatihipertensi pada periode 2013-2015 di Rumah Sakit Haji Adam Malik.

4.3.2. Sampel penelitian

Sampel penelitian diambil dengan metode total sampling dimana seluruh

(14)

18

4.3.3 Kriteria Inklusi dan Ekslusi 4.3.3.1. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah semua penderita retinopati hipertensi

yang mempunyai riwayat hipertensi.

4.3.3.2. Kriteria Ekslusi

Kriteria eksklusi dari penelitian ini adalah penderita retinopati hipertensi yang

mempunyai rekam medik yang tidak lengkap.

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang

diperoleh dari pencatatan pada rekam medik pada pasien retinopati hipertensi di

Bagian Rekam Medik Rumah Sakit Haji Adam Malik pada tahun

2013-2015.Semua rekam medik penderita retinopati hipertensi dikumpulkan dan

dilakukan pencatatan dan tabulasi sesuai dengan jenis variable yang diteliti.

4.5.Pengolahan Data dan Analisa Data

Pengolahan dilakukan setelah pencatatan data rekam medik dengan

menggunakan program Statistical Package For Social Science (SPSS) untuk

memperoleh hasil statistik deskriptif yang diharapkan. Stastistik deskriptif

merupakan suatu metode atau cara-cara yang digunakan untuk meringkas dan

mendata dalam bentuk tabel, atau grafik. Statistik deskriptif merupakan statistik

menggunakan data suatu kelompokuntuk menjelaskan atau menarik,kesimpulan

mengenai kelompok tersebut.

4.6 Definisi Operasional 1. Usia

Definisi : Usia adalah tahun penderita retinopati hipertensi yang tercatat di

rekam medik di Rumah Sakit Haji Adam Malik

a. Alat ukur : Rekam medik

(15)

19

c. Skala ukur: Ordinal

d. Hasil ukur:

Kategori : Usia dikelompokkan menjadi

a. 10 -20 tahun

a. Definisi : Jenis kelamin responden

b. Alat ukur : Rekam Medik

c. Cara Ukur : Melihat data rekam medik

d. Skala ukur : Nominal

e. Hasil ukur :

f. Kategori : 1. Laki-laki

2. Perempuan

3. Derajat Hipertensi

a. Definisi : Klasifikasi hipertensi berdasarkan JNC VII joint

b. Alat ukur : Rekam Medik

c. Cara Ukur : Melihat data rekam medik

d. Skala ukur :Interval

e. Hasil ukur :

Prehipertensi 120-139 80-89

Hipertensi tahap I 140-159 90-99

(16)

20

4. Lamanya menderita hipertensi

a. Definisi : Rentang waktu responden yang menderita hipertensi

dihitung semenjak pertama kali didiagnosa hipertensi

b. Alat ukur : Rekam medik

c. Cara ukur : Melihat data rekam medik

d. Skala ukur : Interval

e. Hasil ukur :

Numerik : 1. < 5 tahun

2. 6 – 10 tahun

3. 11 – 15 tahun

4. 15 – 20 tahun

5. > 25 tahun

5. Kebiasaan merokok

a. Definisi : Pasien retinopati hipertensi yang menghisap rokok.

b. Alat ukur : Rekam medik

c. Cara ukur : Melihat data rekam medik

d. Skala ukur : Nominal

e. Hasil ukur :

f. Kategori :1. Merokok

(17)

21

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Instalasi Rekam Medis, RSUP Haji Adam Malik,

Medan. Pada mula didirikan, Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik

merupakan Rumah Sakit Umum Kelas A di Medan yang berdasarkan pada

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:

335/Menkes/SK/VII/1990. Namun, nama rumah sakit ini mengalami perubahan

yang pada mulanya bernama Rumah Sakit Umum Kelas A di Medan menjadi

Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik. Perubahan nama rumah sakit ini

berdasarkan pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:

775/MENKES/SK/IX/1992. Rumah Sakit milik Pemerintah Pusat (Rumah Sakit

Umum Pusat atau RSUP) mengacu kepada Departemen Kesehatan (Depkes)

sehingga segala urusan rumah sakit bergantung pada Depkes Republik Indonesia

(Pemerintah Pusat). Rumah sakit ini sebagian besar adalah rumah sakit

pendidikan yang cukup besar dan luas dengan hubungan khusus ke Fakultas

kedokteran, rumah sakit inilah yang digolongkan kepada RSUP H. Adam Malik.

RSUP H. Adam Malik ini beralamat di Jalan Bunga Lau no. 17, Medan,

terletak di kelurahan Kemenangan, kecamatan Medan Tuntungan. Letak RSUP H.

Adam Malik ini agak berada di daerah pedalaman yaitu berjarak ± 1 Km dari jalan

Djamin Ginting yang merupakan jalan raya menuju ke arah Brastagi.

5.1.2 Karakteristik Sampel Penelitian

Jumlah sampel untuk penelitian ini adalah data rekam medis penderita yang

menderita retinopati hipertensi di RSUP Haji Adam Malik, Medan pada tahun

2013 - 2015 yang telah memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Sampel

penelitian dipilih dengan menggunakan teknik total sampling dimana seluruh

(18)

22

5.1.3 Distribusi karakteristik pada pasien yang menderita retinopati hipertensi berdasarkan jenis kelamin

Tabel 5.1 menunjukkan distribusi karakteristik pada pasien yang menderita

retinopati hipertensi berdasarkan jenis kelamin. Berdasarkan data pada Tabel 5.1

sebanyak 40 penderita (53,3%) adalah laki-laki dan sebanyak 35 penderita (46,7%)

adalah perempuan.

Tabel 5.1 Distribusi karakteristik pada pasien yang menderita retinopati hipertensi berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Sampel

n %

Laki – laki 40 53,3

Perempuan 35 46,7

Jumlah 75 100,00

5.1.4 Distribusi karakteristik pada pasien yang menderita retinopati hipertensi berdasarkan usia

Berdasarkan Tabel 5.2 yang menunjukkan distribusi karakteristik pada pasien

yang menderita retinopati hipertensi berdasarkan usia. Berdasarkan data Tabel 5,2

jumlah penderita yang paling sedikit dijumpai dalam kelompok umur ‘10-20 tahun’

dan ‘21-30 tahun’ yaitu sebanyak 1 orang (1,3%), jumlah paling banyak pasien

dijumpai dalam kelompok umur ‘51-60 tahun’ yaitu sebanyak 29 orang (38,7%),

penderita dalam kelompok umur ‘31-40 tahun’ sebanyak 8 orang (10,7%) ,penderita

dalam kelompok umur ’41-50’ tahun sebanyak 17 orang (22,7%), penderita dalam

kelompok umur ’61-70’ tahun sebanyak 11 orang (14,7%) dan penderita dalam

kelompok umur ’>70’ tahun sebanyak 8 orang (10,7%).

Tabel 5.2 Distribusi karakteristik pada pasien yang menderita retinopati hipertensi berdasarkan usia

Usia Jumlah Sampel

(19)

23

5.1.5 Distribusi karakteristik pada pasien yang menderita retinopati hipertensi berdasarkan derajat hipertensi

Tabel 5.3 menunjukkan distribusi karakteristik pada pasien yang menderita

retinopati hipertensi berdasarkan derajat hipertensi. Berdasarkan data table 5.3 jumlah

penderita yang paling banyak dalam kelompok derajat hipertensi adalah stadium 1

yaitu sebanyak 39 penderita (52,0%) dan jumlah penderita yang paling sedikit dalam

kelompok derajat hipertensi adalah normal yaitu sebanyak 0 penderita (0%). Jumlah

penderita dalam kelompok derajat hipertensi yaitu pre hipertensi sebanyak 8

penderita (9,3%) dan stadium 2 sebanyak 28 penderita (37,3%).

Tabel 5.3 Distribusi karakteristik pada pasien yang menderita retinopati hipertensi berdasarkan derajat hipertensi

Derajat hipertensi Jumlah Sampel

n %

Tabel 5.4 menunjukkan distribusi karakteristik pada pasien yang menderita

retinopati hipertensi berdasarkan lama menderita hipertensi. . Berdasarkan data

Tabel 5.4 jumlah penderita yang paling banyak dijumpai dalam kelompok <5

tahun yaitu sebanyak 44 penderita (58,7%) dan jumlah penderita yang paling

sedikit dijumpai dalam kelompok 16-20 tahun sebanyak 2 penderita (2,7%) yang

lamanya menderita hipertensi. Penderita dalam kelompok 6-10 tahun sebanyak 29

penderita ( 38,7%) yang lamanya menderita hipertensi.

(20)

24

5.1.6 Distribusi karakteristik pada pasien yang menderita retinopati hipertensi berdasarkan kebiasaan merokok

Tabel 5.5 menunjukkan distribusi karakteristik pada pasien yang menderita

retinopati hipertensi berdasarkan kebiasaan merokok. Berdasarkan data pada

Tabel 5.5 sebanyak 53 penderita (70,7%) adalah merokok, dan sebanyak 22

penderita (29,3%) tidak merokok.

Tabel 5.5 Distribusi karakteristik pada pasien yang menderita retinopati hipertensi berdasarkan kebiasaan merokok

Kebiasaan merokok Jumlah Sampel

n %

Merokok 53 70,7

Tidak merokok 22 29,3

Jumlah 75 100,00

5.2 Pembahasan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik pada pasien yang menderita retinopati hipertensi secara umum dan mengetahui retinopati hipertensi

berdasarkan jenis kelamin, usia, dan derajat hipertensi, lama menderita hipertensi

dan kebiasaan merokok di RSUP H Adam Malik Medan pada periode 2013-2015.

Berdasarkan hasil penelitian, karakteristik pada pasien yang menderita

retinopati hipertensi di RSUP H Adam Malik Medan periode 20013 – 2015 adalah

80 pasien. Menurut dari penelitian Wong pada tahun 2007 di Amerika Serikat

terdapat insidensi 3 tahun dari retinopati hipertensi adalah 2,9 - 4,3%,4 dan pada

Beaver Dam Eye Study pada tahun 2005, insidensi 5 tahun dari retinopati

hipertensi adalah 6-10%.5 Hasil yang didapatkan oleh peneliti tidak terlalu

berbeda dengan hasil penelitian Wong dan Beaver Dam Eye Study.

Pada tabel 5.1, terlihat penderita terbanyak adalah laki-laki sebanyak 40

penderita (53,3%). Menurut hasil penelitian Kristiani, pada tahun 2001 di

Semarang, tidak ditemukan perbedaan karakteristik retinopati hipertensi

berdasarkan jenis kelamin.21 Pada penelitian Salvador S pada tahun 2003 di

Meksiko, didapatkan pada penderita retinopati hipertensi 70% merupakan

(21)

25

kelompok ras Afro-Caribbean didapatkan laki-laki lebih banyak menderita

retinopati hipertensi dibandingkan dengan perempuan. Hasil penelitian ini

menunjukkan persamaan dengan penelitian Sharp (1995).24

Pada tabel 5.2, terlihat kelompok usia penderita terbanyak adalah kelompok

usia 51-60 tahun, yaitu sebanyak 29 penderita (38.7%). Hasil penelitian Kristian,

S pada tahun 2001 di Semarang menunjukkan kelompok usia terbanyak adalah

41-50 tahun (30,4%),21 dan menurut Wong, TY pada 2007, kelompok usia

terbanyak yang menderita retinopati hipertensi terdapat pada usia > 40 tahun.5

Menurut penelitian Wong TY dan McIntosh pada tahun 2005 4di Amerika Serikat

didapati insidensi 5 tahun terdapat 6% - 10% penderita retinopati hipertensi

dengan usia yang berkisar antara 43-86 tahun, sedangkan penelitian yang

dilakukan Salvador pada tahun 2003 22 di Meksiko mendapatkan usia rata-rata

penderita retinopati hipertensi 51±10.4 tahun.

Hasil yang didapatkan oleh peneliti tentang kelompok usia terbanyak tidak

sama persis dengan hasil penelitian Kristian S, akan tetapi terdapat kemiripan

dengan penelitian Wong TY (2007), dan Wong TY & McIntosh R (2005) dan

Salvador (2003). Perbedaan hasil oleh masing-masing peneliti lebih didasari oleh

pengelompokan umur dan jumlah populasi dari masing masing penelitian.

Lebih banyak penderita pada kelompok usia 60-69 tahun dapat dikarenakan

arteriolar retina lebih sempit pada orang-orang yang lebih tua yaitu usia diatas 40

tahun. Hal ini dikarenakan pada usia lebih tua, dinding arteri akan mengalami

penebalan oleh karena adanya penumpukan zat kolagen pada lapisan otot,

sehingga pembuluh darah semakin menyempit dan kaku, hal yang sama juga

berlaku pada arteriol retina, sehingga orang dengan kelompok usia seperti diatas

lebih rentan menderita retinopati hipertensi.23

Dari tabel 5.3. didapatkan derajat hipertensi penderita retinopati hipertensi

yang paling banyak adalah hipertensi stadium 1 dengan jumlah 39 orang (52,0%),

dan menurut Salvador pada tahun 2003, tekanan darah rata-rata

149±13.3/88±9.7mmHg yang merupakan hipertensi derajat I.22 Pada penelitian

Kristiani ,59,5% merupakan penderita retinopati hipertensi dengan hipertensi

(22)

26

persamaan dengan penelitian Kristiani, akan tetapi terdapat kesamaan dengan

hasil penelitian Salvador pada tahun 2003, dimana penderita retinopati hipertensi

paling banyak dengan hipertensi tahap I.22

Perbedaan hasil pada penelitian ini dengan penelitian sebelumnya dapat

disebabkan karena perbedaan jumlah sampel pada penelitiannya. Dari tabel 5.4

didapatkan lama menderita hipertensi penderita retinopati hipertensi yang paling

banyak adalah < 5 tahun yaitu sebanyak 44 orang (58,7%), dan menurut Garner A,

Ong,19 menunjukkan kelamaan hipertensi berhubungan dengan retinopati

hipertensi.

Dari tabel 5.5 terdapat kebiasaan merokok pada penderita retinopati hipertensi

yang paling banyak 53 (70,0%) yang merokok dan 22 (29,3%) yang tidak

merokok. Menurut Penelitian Klein pada tahun 2004 yang dilakukan terhadap

pada penderita yang tidak menderita hipertensi, setelah pengamatan selama 9,8

tahun diperoleh peningkatan yang signifikan terhadap kenaikan tekanan darah

pada penderita yang merokok lebih dari 15 batang per hari.24 Mekanisme yang

mendasari hubungan rokok dengan tekanan darah berdasarkan penelitian tersebut

adalah proses inflamasi. Baik pada mantan perokok maupun perokok aktif terjadi

peningkatan jumlah protein C-reaktif dan agen-agen inflamasi alami yang dapat

mengakibatkan disfungsi endotelium, kerusakan pembuluh darah, pembentukan

plak pada pembuluh darah, dan kekakuan dinding arteri yang berujung pada

kenaikan tekanan darah. 24

(23)

27

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan dan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Krakteristik pada pasien retinopati hipertensi di RSUP H Adam Malik Medan

Periode 20013 – 2015 adalah 75 pasien.

2. Distribusi jenis kelamin pada penderita retinopati hipertensi paling banyak

adalah laki-laki sebanyak 40 penderita (53,3%).

3. Distribusi kelompok usia penderita retinopati hipertensi paling banyak adalah

kelompok usia 51-60 tahun, yaitu sebanyak 29 penderita (38,7%).

4. Distribusi derajat hipertensi penderita retinopati hipertensi paling banyak

adalah hipertensi tahap I dengan jumlah 39 orang (52,0%).

6.2. Saran

Adapun saran yang diberikan peneliti berkaitan dengan penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Menurut penelitian ini, kelompok usia yang paling banyak menderita adalah

kelompok usia 51-60 tahun, untuk itu, penderita hipertensi dengan usia

mendekati kelompok usia tersebut disarankan agar melakukan pemeriksaan

pada matanya.

2. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan informasi

bagi penelitian lebih lanjut yang berguna dalam pengembangan ilmu di bidang

(24)

4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Retina

Retina adalah lapisan terdalam dari mata dan berasal dari neuroectoderm. Hal

ini terdiri dari dua lapisan: outer epitel pigmen retina (RPE) dan neural retina,

dengan ruang potensial antara dua lapisan. RPE adalah satu lapisan sel

heksagonal, terus-menerus dengan epitel pigmen dari plana pars danciliary bodydi

serrata ora. Retina sensoris dalam adalah lembaran halus jaringan transparan

bervariasi dalam ketebalan dari 0,4 mm dekat saraf optik ke sekitar 0,15 mm

anterior di serrata ora.7,8

Pusat makula berisi fovea miring tipis yang terletak 3 mm temporal margin

temporal saraf optik. Makula adalah dekat dengan penyisipan otot oblik inferior

dan hampir seluruhnya terbuat dari kerucut. Ini adalah situs rinci penglihatan

sentral baik (20/20 normal).7

Ketajaman penglihatan menurun dengan cepat di daerah paramacular dan

hanya 20/400 pada jarak 2 atau 3 mm dari fovea.Ora serrata terletak 6 mm

posterior ke limbus korneoscleral sengau dan 7 mm temporal. Sisipan scleral dari

rektus medial dan rectus lateral yang berfungsi sebagai penanda untuk lokasi

serrata ora sengau dan temporal.7

Sensoris sebagian besar berasal dari sel Müller, yang mencakup hampir

seluruh ketebalan retina merupakan pemberian nutrisi untuk retina. Bagian dalam

dua pertiga dari retina dipelihara oleh pembuluh retina ke tingkat lapisan

plexiform luar. Bagian luar sepertiga, yang terdiri dari bagian luar dari lapisan

plexiform luar, fotoreseptor dan RPE, dipelihara oleh choriocapillaris dari

koroid.7

Secara histologis, retina terdiri dari 10 lapisan yaitu:7

1. RPE (outer epitel pigmen retina)

2. Sel fotoreseptor (batang dan kerucut).

(25)

5

4. Lapisan nuklir luar.

5. Plexiform lapisan luar.

6. Lapisan nuklir dalam

7. Plexiform lapisan dalam.

8. Lapisan sel ganglion.

9. Serat lapisan saraf.

10. Membran limitans interna.

Secara Fisiologis, komponen saraf retina terdiri dari batang dan kerucut yang

transdusi sinyal cahaya menjadi impuls listrik, yang diperkuat dan terintegrasi

melalui sirkuit yang melibatkan bipolar, horisontal, amakrine, dan sel-sel ganglion

dan ditransmisikan melalui lapisan serabut saraf ke saraf optic.7

2.2. Hipertensi 2.2.1. Definisi

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah >140 mmHg secara kronis.

Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya didefinisikan sebagai hipertensi

esensial.9,10 Beberapa penulis lebih memilih istilah hipertensi primer, untuk

membedakannya dengan hipertensi lain yang sekunder karena sebab-sebab yang

diketahui. Menurut The Seventh Report of The Joint National Committe on

Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC

7), klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi kelompok

normal, prahipertensi, Hipertensi derajat 1 dan derajat 2.9,10

Masih ada beberapa klasifikasi dan pedoman penanganan hipertensi lain dari

World Health Organization(WHO) dan International Society

ofHypertension(ISH), dari European Society of Hypertension (ESH), bersama

European Society of Cardiology), British Hypertension Society (BHS) serta

Canadian Hypertension Education Program (CHEP)tetapi umumnya digunakan

(26)

6

2.2.2 Epidemiologi

Data epidemiologis menunjukkan bahwa dengan makin meningkatkan

populasi usia lanjut, maka jumlah pasien dengan hipertensi kemungkinan besar

juga akan bertambah, dimana baik hipertensi sistolik maupun kombinasi

hipertensi sistolik dan diastolic sering timbul pada lebih dari separuh orang yang

berusia >65 tahun. Selain itu, laju pengendalian tekanan darah yang dahulu terus

meningkat,dalam dekade terakhir tidak menunjukkan kemajuan lagi(pola kurva

mendatar), dan pengendalian tekanan darah ini hanya mencapai 34% dari seluruh

pasien hipertensi.9

Sampai saat ini, data hipertensi yang lengkap sebahagian besar berasal dari

Negara-negara yang sudah maju. Data dari The National Health and

NutritionExamination Survey(NHNES) menunjukkan bahwa dari tahun

1999-2000, insiden hipertensi, insiden hipertensi pada orang dewasa adalah sekitar

29-31%, yang berarti terdapat 58-65 juta orang hipertensi di Amerika, dan terjadi

peningkatan 15 juta dari data (NHNES) III tahun 1988-1991. Hipertensi esensial

sendiri merupakan 95% dari seluruh kasus hipertensi.9

2.2.3. Etiologi

Idiopatik hipertensi atau hipertensi esensial masih belum diketahui

penyebabnya secara pasti.Hipertensi primer ini tidak mempunyai penyebabnya

secara spesifik. Terdapat berbagai faktor yang saling berkaitan.Hipertensi

sekunder disebabkan oleh faktor primer yang diketahui yaitu seperti kerusakan

ginjal, gangguan obat tertentu, stres akut, kerusakan vaskuler dan

lain-lain.Adapun penyebab paling umum pada penderita hipertensi malignant adalah

hipertensi yang tidak terobati.Risiko relatif hipertensi tergantung pada jumlah dan

keparahan dari faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat

dimodifikasi. Faktor-faktor yang tidak dapat dimodifikasi antara lain faktor

genetik, umur, jenis kelamin, dan etnis. Sedangkan faktor yang dapat dimodifikasi

(27)

7

2.2.4. Klasifikasi

Tekanan darah diklasifikasikan berdasarkan pada pengukuran rata-rata dua

kali atau lebih pengukuran pada dua kali atau lebih kunjungan.9,12

Tabel 2.1. Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC VII Klasifikasi Tekanan

Prehipertensi 120-139 80-89

Hipertensi tahap I 140-159 90-99

Hipertensi tahap II >160 >100

Tabel 2.2 Rekomendasi JNC 8 Klasifikasi Pasien Target SBP

(mmHg)

>18 tahun dengan diabetes >140 <90

2.2.5. Patogenesis

Patogenesis kemungkinan hipertensi esensial telah diusulkan di mana beberapa faktor, termasuk kecenderungan genetik, asupan diet garam11 berlebih, dan nada

adrenergik, dapat berinteraksi untuk menghasilkan hipertensi. Meskipun genetika

tampaknya berkontribusi hipertensi esensial,11 mekanisme yang tepat belum

ditetapkan.Karena penyelidikan patofisiologi hipertensi, baik pada hewan dan

manusia, semakin banyak bukti menunjukkan bahwa hipertensi mungkin memiliki

dasar imunologi. Penelitian telah menunjukkan bahwa hipertensi dikaitkan dengan

infiltrasi ginjal sel kekebalan dan imunosupresi farmakologis (seperti dengan obat

mycophenolate mofetil) atau imunosupresi patologis (seperti yang terjadi dengan

HIV) hasil tekanan darah berkurang pada hewan dan manusia. Bukti

menunjukkan bahwa limfosit T dan sitokin T-sel yang berasal (misalnya,

interleukin 17, tumor nekrosis faktor alpha) memainkan peran penting dalam

hipertensi.Satu hipotesis adalah bahwa hasil prehipertensi di oksidasi dan

(28)

8

kemudian disampaikan kepada sel T, yang menyebabkan aktivasi T-sel dan

infiltrasi organ penting (misalnya, ginjal, pembuluh darah)

Hal ini menyebabkan hipertensi dan organ akhir kerusakan persisten atau

berat. Simpatik aktivasi sistem saraf dan rangsangan noradrenergik juga telah

ditunjukkan untuk mempromosikan aktivasi T-limfosit dan infiltrasi dan

memberikan kontribusi pada patofisiologi hipertensi. Sejarah alami hipertensi

esensial berkembang dari sesekali hipertensi didirikan.Setelah periode

asimtomatik berubah-ubah panjang, hipertensi persisten berkembang menjadi

hipertensi rumit, di mana kerusakan end-organ ke aorta dan arteri kecil, jantung,

ginjal, retina, dan sistem saraf pusat jelas.13

Perkembangan hipertensi esensial adalah sebagai berikut:

1. Prehipertensi pada orang yang berusia 10-30 tahun (dengan peningkatan curah

jantung)

2. Hipertensi awal pada orang berusia 20-40 tahun (di mana peningkatan

resistensi perifer menonjol)

3. Didirikan hipertensi pada orang berusia 30-50 tahun

4. Hipertensi rumit pada orang berusia 40-60 tahun

Salah satu mekanisme hipertensi telah digambarkan sebagai tinggi-output

hipertensi. Hasil-output tinggi hipertensi dari penurunan resistensi pembuluh

darah perifer dan stimulasi jantung bersamaan dengan hiperaktivitas adrenergik

dan homeostasis kalsium diubah. Mekanisme kedua memanifestasikan dengan

curah jantung normal atau berkurang dan resistensi pembuluh darah sistemik

meningkat karena peningkatan vasoreactivity. Lain mekanisme (dan tumpang

tindih) meningkat garam dan reabsorpsi air (sensitivitas garam) oleh ginjal, yang

meningkatkan volume sirkulasi darah. Reaktivitas kortisol,

indeks-hipofisis-adrenal hipotalamus fungsi, mungkin mekanisme lain dimana stres psikososial

(29)

9

2.2.6. Penatalaksanaan

Kelas obat utama yang digunakan untuk mengendalikan tekanan darah adalah9

1. Diuretik

Diuretik menurunkan tekanan darah dengan menyebabkan dieresis.

Pengurangan volume plasma dan Stroke Volume (SV) berhubungan dengan

dieresis dalam penurunan curah jantung ( Cardiac Output, CO) dan tekanan

darah pada akhirnya.9,12,13

a. Thiazide

Thiazide adalah golongan yang dipilih untuk menangani hipertensi,

golongan lainnya efektif juga untuk menurunkan tekanan darah.9,12

b. Diuretik Hemat Kalium

Diuretik Hemat Kaliumadalah anti hipertensi yang lemah jika digunakan

tunggal.Diuretik hemat kalium dapat mengatasi kekurangan kalium dan

natrium yang disebabkan oleh diuretik lainnya.9,12,13

c. Antagonis Aldosteron

Antagonis Aldosteron merupakan diuretik hemat kalium juga tetapi lebih

berpotensi sebagai antihipertensi dengan onset aksi yang lama( hingga 6

minggu dengan spironolakton).9,12,13

2. Beta Blocker

Atenolol, betaxolol, bisoprolol, dan metoprolol merupakan kardioselektif pada

dosis rendah dan mengikat baik reseptor Beta1 daripada Beta2.Hasilnya agen

tersebut kurang merangsang bronkhospasmus dan vasokontruksi serta lebih

aman dari non selektif betabloker pada penderita asma, penyakit obstruksi

pulmonari kronis (COPD), diabetes dan penyakit arterial perifer.Acebutolol,

carteolol, penbutolol, dan pindolol memiliki aktivitas intrinik simpatomimetik

atau sebagian aktivitas agonis reseptor beta.12

3. Inhibitor Enzim Pengubahan Angiotensin (ACE-inhibitor)

Pada kenyataannya, inhibitor ACE menurunkan tekanan darah pada penderita

dengan aktivitas renin plasma normal, bradikinin, dan produksi jaringan ACE

(30)

10

2.2.7. Komplikasi

Hipertensi merupakan faktor resiko utama untuk terjadinya penyakit jantung,

gagal jantung kongesif, stroke, gangguan penglihatan dan penyakit ginjal.

Hipertensi yang tidak diobati akan mempengaruhi semua sistem organ dan

akhirnya memperpendek harapan hidup sebesar 10-20 tahun.Dengan pendekatan

sistem organ dapat diketahui komplikasi yang mungkin terjadi akibat hipertensi,

yaitu.14

Tabel 2.3 Komplikasi Hipertensi

Sistem organ Komplikasi

Jantung - Gagal jantung kongestif

- Angina pectoris -Infark miokard Sistem saraf pusat Ensefalopati hipertensi

Ginjal Gagal ginjal kronis

Mata Retinopati hipertensi

Arteri perifer Klaudikasio intermitten

2.3. Retinopati Hipertensi 2.3.1. Definsi

Retinopati hipertensi merupakan tanda mikrovaskular retina yang berkembang sebagai respon terhadap kenaikan tekanan darah.15

2.3.2. Epidemiologi

Tanda-tanda perubahan mikrovaskular pada retinopati hipertensi biasanya

tampakpada orang dewasa berusia >40 tahun, meskipun tanpa riwayat diabetes

maupun hipertensi. Berbagai macam tanda mikrovaskular retina dilaporkan

memilikiprevalensi dan insidensi sebanyak 2-15 %.15,21

2.3.3 Klasifikasi.

1. Stadium 1: penyempitan setempat pembuluh arterial.

2. Stadium 2:penyempitan arterial dengan irregularise fokal disertai

(31)

11

3. Stadium 3: stadium disertaicopper wiring, terbentuk eksudat dan

perdarahanretina akibat tekanan darah diastole di atas 120 mmHg ,

kadang-kadang muncul keluhan penglihatan berkurang

4. Stadium 4: stadium 3 disertai silver wiring dan papiloedema, Pada stadium

initerdapat keluhan penglihatan menurun dan tekanan darah diastole umumnya

lebih dari 150 mmHg.17,18

Stadium 1: Penyempitan setempat pembuluh arterial.

(32)

12

Stadium 3: stadium disertai copper wiring, terbentuk eksudat dan perdarahan

retina akibat tekanan darah diastole di atas 120 mmHg, kadang-kadang muncul keluhan penglihatan berkurang

Stadium 4:stadium 3 disertai silver wiring dan papiloedema, Pada stadium ini

terdapat keluhan penglihatan menurun dan tekanan darah diastole umumnya lebih dari 150 mmHg.

Gambar 2.1 Klasifikasi retinopati hipertensi: stadium 1, stadium 2, stadium 3, stadium4.

2.3.4. Patogenesis

Gambaran retinopati hipertensi muncul ditentukan oleh derajat peningkatan

tekanan darah dan keadaan dari arteriol retina. Patogenesis yang mensadari

(33)

13

1. Stadium vasokonstiktif, respon awal dari sirkulasi retina terhadap peningkatan

tekanan darah adalah vasomotor yang bermanifestasi klinis sebagai

penyempitan arteriolar retina general.16

2. Stadium sklerotik. Peningkatan tekanan darah secara persisten menyebabkan

perubahan sklerotik kronik berupa penebalan intima pembuluh darah,

hyperplasia dinding bagian media dan degenerasi hialin.16

Pada tahap ini terjadi penyempitan arteriolar difus atau fokal yang lebih parah,

penekanan venula oleh arteriolar yang disebut persilangan arteri-vena

(arteriovenous opacification/copper wiring)16

3. Stadium eksudatif, Tekanan darah yang lebih tinggi menyebabkan nekrosis

otot polos dan sel endotel sehingga barier darah-retina rusak kemudian terjadi

eksudasi darah hemoragik, eksudat lipid dan iskemia lebih lanjut dari lapisan

serabut saraf (cotton-wool spots),15,16 serta terjadi mikroanurisma. Proses ini

terjadi menunjukkan kegagalan mekanisme auto-regulasi dan jarang terjadi

tekanan darah mencapai 110 mmHg. Cotton- wool spotsterjadi 24-48 jam

setelah peningkatan tekanan darah.16,17

4. Pada tekanan darah yang tinggi yang parah (malignant hypertension) dapat

meningkatkan tekanan intrakranial dan iskemia nervus optikus sehingga

terjadi pembengkakan dsikus optikus(papilloedema)18

2.3.5. Faktor Resiko

Beberapa studi menunjukkan hubungan kuat antara hipertensi dengan

retinopati hipertensi. Riwayat hipertensi berhubungan dengan tanda-tanda retina

yang spesifik yaitu penyempitan arteriolar retina dan arteriovenous nicking yang

berhubungan dengan peningkatan tekanan darah kronis. Tanda-tanda lain seperti

penyempitan fokal arteriolar, perdarahan retina, mikroaneurisma dan

cotton-woolspots lebih menunjukan keparahan dari hipertensi akut.19, 21

Faktor-faktor yang berperan pada hipertensi seperti hiperglikemia, disfungsi

endotel, dan inflamasi dapat berperan dalam patogenesis retinopati.Selain itu,

penyempitan diameter arteriol retina atau rasio arteri vena retina yang rendah

(34)

14

tubuh IMT tinggi, orang yang mengkonsumsi alkohol, kolestrol total tinggi dan

HDL rendah.21

Menurut penelitian jenis kelamin, rokok, HDL , LDL, mikroalbuminuria dan

asam urat merupakan faktor resiko kejadian retinopati hipertensi pada hipertensi

non diabetk dengan LDL, asam urat dan mikroalbuminuriamerupakan faktor

resiko tertentu atau paling berperan bermakna terhadap kejadian retinopati

hipertensi.19,21

2.3.6. Pengobatan

Pengobatan untuk retinopati hipertensi adalah untuk memperbaiki kondisi

dengan menormalkan tekanan darah.15 Hal ini menyebabkan resolusi kelainan

fundus selama periode minggu ke bulan di mata dengan kelas 3 dan 4perubahan,

tetapi sering tidak mempengaruhi perubahan terlihat dengan nilai 1 dan 2

retinopati hipertensi. Pengobatan hipertensi ganas retinopati choroidopati dan

optik neuropati terdiri dari menurunkan tekanan darah secara terkendali.Jika

penurunan terlalu cepat, auto regulasi turun, maka inidapat menyebabkan iskemia

(35)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Hipertensi merupakan salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas

palingsering di seluruh dunia. Hipertensi, juga dikenali sebagai tekanan darah

tinggi atau timbul suatu kondisi di mana pembuluh darah telah terus-menerus

meninggikan tekanan. Darah dibawa dari jantung ke seluruh bagian tubuh di

dalam pembuluh darah. Setiap kali jantung berdetak, memompa darah ke dalam

pembuluh. Tekanan darah dibuat oleh kekuatan darah mendorong terhadap

dinding pembuluh darah (arteri) seperti yang dipompa oleh jantung.Semakin

tinggi tekanan yang lebih keras jantung harus memompa.1

Hipertensi terjadi penurunan dari 31,7 persen tahun 2007 menjadi 25,8 persen

tahun 2013. Asumsi terjadi penurunan bisa bermacam-macam mulai dari alat

pengukur tensi yang berbeda sampai pada kemungkinan masyarakat sudah mulai

datang berobat ke fasilitas kesehatan. Terjadi peningkatan prevalensi hipertensi

berdasarkan wawancara dari 7,6 persentase tahun 2007 menjadi 9,5 persen tahun

2013.2

Kelainan pembuluh darah dapat berdampak langsung ataupun tidak langsung

terhadap sistem organ tubuh, termasuk mata. Retinopati hipertensi adalah kondisi

retina dengan karakteristik terjadi perubahan vaskularisasi retina,perdarahan

retina, eksudat, edema, papilla dan edema retina.3

Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada

umur ≥18 tahun sebesar 25,8 persen, tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), diikuti

Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%) dan Jawa Barat (29,4%).

Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui kuesioner terdiagnosis

tenaga kesehatan sebesar 9,4 persen, yang didiagnosis tenaga kesehatan atau

sedang minum obat sebesar 9,5 persen. Jadi, ada 0,1 persen yang minum obat

(36)

2

obat hipertensi sebesar 0.7 persen. Jadi prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar

26,5 persen (25,8% + 0,7 %).4

Kejadian retinopati hipertensi sangat erat kaitannya dengan peningkatan

tekanan darah. Penderita hipertensi memiliki kemungkinan 50-70% mengalami

retinopati hipertensi. Pada penelitian yang dilakukan pada masyarakat Amerika

Serikat, didapati insidensi 3 tahun yaitu tahun 1993-1996 dari retinopati hipertensi

adalah 2.9%-4.3%.5Data dari beberapa penelitian sejak tahun 1997-2003

menunjukkan prevalensi dari penderita retinopati hipertensi berkisar antara

3-14% pada usia>40 tahun, dan dari sebuah studi lain yang dilakukan Beaver

DamEye Study pada 4926 orang yang berusia 43-86 tahun di Amerika Serikat

menunjukkan insidensi 5 tahun dari retinopati hipertensi berkisar antara6%-10%.6

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai karateristik retinopati hipertensi di Rumah Sakit Haji Adam

Malik pada periode tahun 2013-2015.

1.2.Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran karateristik pasien yang menderita retinopati hipertensi

di Rumah Sakit Haji Adam Malik pada periode tahun 2013-2015.

1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran karateristik pasien yang menderita retinopati

hipertensi di Rumah Sakit Adam Malik pada periode tahun 2013-2015.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui jumlah pasien yang menderita retinopati hipertensi pada

periode tahun 2013-2015.

2. Untuk mengetahui karateristikpasien yang menderita retinopati hipertensi

berdasarkan usia, jenis kelamin, riwayat hipertensi, lamanya menderita

(37)

3

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. BagiPeneliti

1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan memberikan

informasi mengenai gambaran karateristik pasien yang menderita retinopati

hipertensi.

2. Peneliti ini berharap dapat meningkatkan kemampuan di bidang penelitian dan

melatih kemampuan analisis serta kemampuan membuat SKRIPSI.

1.4.2. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan informasi bagi

penelitian lebih lanjut yang berguna dalam pengembangan ilmu di bidang

(38)

ii

ABSTRAK

Retinopati hipertensi merupakan tanda mikrovaskular retina yang berkembang sebagai respon terhadap kenaikan tekanan darah. Komplikasi ini terjadi akibat peningkatan tekanan darah, penyempitan arteriolar retina dan arteriovenous. Data dari beberapa penelitian menunjukkan karakteristik dari penderita retinopati hipertensi berkisar antara 38,7% pada usia 51-60 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik retinopati hipertensi di RSUP H Adam Malik Medan. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik retinopati hipertensi berdasarkan usia, jenis kelamin, dan derajat hipertensi, lama menderita hipertensi dan kebiasaan merokok.

Metode penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh data rekam medik penderita retinopati hipertensi selama periode 2013-2015, dan sampel diambil dengan metode total sampling dimana seluruh populasi dijadikan sampel.

Hasil penelitian menunjukkan karakteristik penderita retinopati hipertensi 75 orang, dengan jenis kelamin terbanyak terdapat pada laki-laki yaitu 40 orang (53,3%), pada kelompok usia 51-60 tahun sebanyak 29 penderita (38,7%), dan pada penderita hipertensi stadium I dengan jumlah 39 orang (52,0%), lama menderita hipertensi adalah <5 tahun sebanyak 44 orang(58,7%), dan kebiasaan merokok terdapat 53 orang (70,7%) yang merokok dan 22 orang (29,3%) tidak merokok.

Kata kunci: Hipertensi, kebiasaan merokok, Retinopati hipertensi.

(39)

iii

ABSTRACT

Hypertensive retinopathy is a retinal microvascular signs are growing in response to increased blood pressure. This complication occurs due to increased blood pressure, retinal arteriolar narrowing and arteriovenous. Data from several studies shows the characteristics of patients with hypertensive retinopathy ranged from 38.7% at age 51-60 years. This study aims to investigate the characteristics of hypertensive retinopathy in H Adam Malik Hospital in Medan. The specific objective of this study was to determine the characteristics of hypertensive retinopathy based on age, sex, and degree of hypertension, long suffering from hypertension and smoking habits.

This research method is descriptive with cross sectional approach. The study population was the whole medical records of patients hypertensive retinopathy during the period 2013-2015, and the sample is taken with total sampling method in which the entire population sampled.

The results showed the characteristics of patients with hypertensive retinopathy 75 people, with the highest one is sex in men is 40 people (53.3%), in the age group 51-60 years as many as 29 patients (38.7%), and hypertensive stage I with the number of 39 people (52.0%), long-suffering hypertension is <5 years as many as 44 people (58.7%), and smoking habits there are 53 people (70.7%) who smoke and 22 people (29, 3%) do not smoke.

(40)

SKRIPSI

KARATERISTIK PASIEN YANG MENDERITA RETINOPATI

HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT HAJI ADAM MALIK

PADA PERIODE TAHUN 2013-2015

OLEH:

M. KAVIYARASAN MOHOGAN

130100327

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(41)

KARATERISTIK PASIEN YANG MENDERITA RETINOPATI

HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT HAJI ADAM MALIK

PADA PERIODE TAHUN 2013-2015

SKRIPSI

“Skripsi Ialah Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran”

OLEH:

M. KAVIYARASAN MOHOGAN

130100327

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(42)
(43)

ii

ABSTRAK

Retinopati hipertensi merupakan tanda mikrovaskular retina yang berkembang sebagai respon terhadap kenaikan tekanan darah. Komplikasi ini terjadi akibat peningkatan tekanan darah, penyempitan arteriolar retina dan arteriovenous. Data dari beberapa penelitian menunjukkan karakteristik dari penderita retinopati hipertensi berkisar antara 38,7% pada usia 51-60 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik retinopati hipertensi di RSUP H Adam Malik Medan. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik retinopati hipertensi berdasarkan usia, jenis kelamin, dan derajat hipertensi, lama menderita hipertensi dan kebiasaan merokok.

Metode penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh data rekam medik penderita retinopati hipertensi selama periode 2013-2015, dan sampel diambil dengan metode total sampling dimana seluruh populasi dijadikan sampel.

Hasil penelitian menunjukkan karakteristik penderita retinopati hipertensi 75 orang, dengan jenis kelamin terbanyak terdapat pada laki-laki yaitu 40 orang (53,3%), pada kelompok usia 51-60 tahun sebanyak 29 penderita (38,7%), dan pada penderita hipertensi stadium I dengan jumlah 39 orang (52,0%), lama menderita hipertensi adalah <5 tahun sebanyak 44 orang(58,7%), dan kebiasaan merokok terdapat 53 orang (70,7%) yang merokok dan 22 orang (29,3%) tidak merokok.

Kata kunci: Hipertensi, kebiasaan merokok, Retinopati hipertensi.

(44)

iii

ABSTRACT

Hypertensive retinopathy is a retinal microvascular signs are growing in response to increased blood pressure. This complication occurs due to increased blood pressure, retinal arteriolar narrowing and arteriovenous. Data from several studies shows the characteristics of patients with hypertensive retinopathy ranged from 38.7% at age 51-60 years. This study aims to investigate the characteristics of hypertensive retinopathy in H Adam Malik Hospital in Medan. The specific objective of this study was to determine the characteristics of hypertensive retinopathy based on age, sex, and degree of hypertension, long suffering from hypertension and smoking habits.

This research method is descriptive with cross sectional approach. The study population was the whole medical records of patients hypertensive retinopathy during the period 2013-2015, and the sample is taken with total sampling method in which the entire population sampled.

The results showed the characteristics of patients with hypertensive retinopathy 75 people, with the highest one is sex in men is 40 people (53.3%), in the age group 51-60 years as many as 29 patients (38.7%), and hypertensive stage I with the number of 39 people (52.0%), long-suffering hypertension is <5 years as many as 44 people (58.7%), and smoking habits there are 53 people (70.7%) who smoke and 22 people (29, 3%) do not smoke.

(45)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpah rahmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini

disusun untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran (S.Ked) di Fakultas Kedokteran

Universitas Sumtera Utara. Saya juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Namun besar harapan saya kiranya tulisan saya sederhana ini dapat

bermanfaat dalam menambah pembendaharaan bacaan khususnya tentang:

Karakteristik pasien yang menderita Retinopati hipertensi di RSUP H Adam

Malik dalam periode tahun 2013-2015.

Peneliti menyadari bahwa semua usaha yang telah dilakukan merupakan hasil

kerjasama yang baik dari semua pihak yang telah membantu. Untuk itu, peneliti

ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Dr, dr. Aldy

Safruddin Rambe,Sp.S(K) atas keizinan untuk penelitian ini dilakukan.

2. dr. Vanda Virgayanti, M.Ked (OPTH),SPM selaku Dosen Pembimbing 1

yang telah memberikan banyak bimbingan dan masukan kepada peneliti

sehingga proposal penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.

3. Nenni Dwi Aprianti Lubis,Sp.MSi selaku Dosen Pembimbing 2 yang telah

memberikan banyak bimbingan dan saran kepada peneliti sehingga proposal

penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.

4. Dr.Bobby Ramses S, M.Ked(OPH),Spm sebagai ketua penguji yang telah

memberikan saran dan nasehat-nasehat dalam penyempurnaan penulisan

skripsi.

5. Dra. Merina Panggabean,MSc sebagai penguji 2 yang telah memberikan

saran dan nasehat-nasehat dalam penyempurnaan penulisan skripsi.

6. Adik- adik yang telah sudi menjadi responden dan meluangkan masa sehingga

penelitian ini dapat dilakukan dan menyiapkan dengan sempurna.

(46)

v

8. Rasa cinta dan terima kasih yang tidak terhingga penulis persembahkan

kepada kedua ibubapa saya, adik dan abang tersayang atas doa, perhatian,

motivasi dan kasih sayangnya.

Seluruh bantuan baik moral maupun material yang diberikan kepada peneliti

selama ini, peneliti ucapkan ribuan terima kasih. Peneliti sangat mengharapkan

saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Semoga skripsi ini memberi manfaat bagi sesiapa pun yang membacanya.

Akhir kata, saya memohon maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan

skripsi ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan imbalan pahala yang

sebesar-besarnya

Medan, 09 Desember 2016

Penulis

M.Kaviyarasan a/l Mogogan

(47)

vi

(48)

vii

2.3. Retinopati Hipertensi ... 10

2.3.1. Definisi ... 10

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP PENELITIAN 3.1. KerangkaTeori... 15

3.2. Kerangka Konsep Penelitian ... 16

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian ... 17

4.2. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 17

4.2.1. Waktu Penelitian ... 17

4.2.2. Lokasi Penelitian ... 17

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 17

4.3.1. Populasi Penelitian ... 17

4.3.2. Sampel Penelitian ... 17

4.3.3. Kriteria Inklusi dan ekslusi ... 18

4.3.3.1. Kriteria Inklusi ... 18

4.3.3.2. Kriteria Ekslusi ... 18

4.4. Metode Pengumpulan... 18

4.5. Teknik Pengolahan Data ... 18

4.6 .DefinisiOperasional... 18

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 21

5.1 Hasil Penelitian ... 21

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 21

(49)

viii

5.1.3 Distribusi karakteristik pada pasien yang menderita

retinopati hipertensi berdasarkan jenis kelamin ... 22

5.1.4 Distribusi karakteristik pada pasien yang menderita retinopati hipertensi berdasarkan usia ... 22

5.1.5 Distribusi karakteristik pada pasien yang menderita retinopati hipertensi berdasarkan derajat hipertensi .... 23

5.1.6 Distribusi karakteristik pada pasien yang menderita retinopati hipertensi berdasarkan kebiasaan merokok 24 5.2 Pembahasan ... 24

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 27

6.1. Kesimpulan ... 27

6.2. Saran ... 27

(50)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC VII ... 7

Tabel 2.2. Rekomendasi JNC 8 ... 7

Tabel 2.3 Komplikasi Hipertensi ... 10

Tabel 5.1 Distribusi karakteristik pada pasien yang menderita retinopati hipertensi berdasarkan jenis kelamin ... 22

Tabel 5.2 Distribusi karakteristik pada pasien yang menderita retinopati hipertensi berdasarkan usia ... 22

Tabel 5.3 Distribusi karakteristik pada pasien yang menderita retinopati

hipertensi berdasarkan derajat hipertensi ... 23

Tabel 5.4 Distribusi karakteristik pada pasien yang menderita retinopati hipertensi berdasarkan lama menderita hipertensi ... 23

(51)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.1. Klasifikasi retinopati hipertensi: stadium 1, stadium 2,

stadium 3, stadium 4 ... 12

Gambar 3.1. Kerangka Teori KarakteristikPasien Dengan Retinopati Hipertensi Di Rumah Sakit Haji Adam Malik pada periode

tahun 2013-2015 ... 15

(52)

xi

DAFTAR SINGAKATAN

1. RPE = Outer epitel pigment layer

2. JNC 7 = The Seventh Report of the Joint National Committee on prevention, detection,evaluation, and treatment of high blood pressure

3. WHO = World Health Organization

4. ISH = International Society of hypertension.

5. EHS = European Society of hypertension

6. BHS = British hypertension society

7. CHEP = Canadian hypertension education program

8. NHNSE = The National Health amd Nutrition examination

9. SV = Stroke volume

10.10.CO = Cardiac output

11.11.COPD = penyakit obstruksi pulmonary kronis.

12.ACE- inhibitor = Angiotensin-converting enzyme

13.IMT = Indeks massa tubuh

14.HDL = High density lipoprotein

15.LDL = Low density lipoprotein

(53)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Surat Izin Awal

Lampiran 3 Persetujuan Komisi Etik

Lampiran 4 Izin Penelitian

Lampiran 5 Master Data

Gambar

Gambar 3.1 Kerangka Teori karakteristik pasien dengan retinopati
Gambar 3.2 Karakteristik pasien dengan retinopati hipertensi
Tabel 5.2 Distribusi karakteristik pada pasien yang menderita retinopati
Tabel 5.4 Distribusi karakteristik pada pasien yang menderita retinopati                   hipertensi  berdasarkan lama menderita hipertensi
+4

Referensi

Dokumen terkait

Ketiga, menanggapi pokok pikiran yang disampaikan FKP pada halaman 4 dari Pengantar Musyawarah mengenai perlunya dijatuhkan sanksi pidana terhadap

[r]

Gambar proses Penetapan Kadar Protein pada Biskuit Bayi dan Balita.

kerja akan sah dengan syarat berupa: adanya kesepakatan antar para pihak, adanya kecakapan atas para pihak. Dalam konteks ini penulis memahami kecapakapan yaitu kecakapan pekerja

Dengan adanya portal ini diharapkan dapat menyediakan informasi yang lebih cepat dan akurat kepada penggemar eSports dan dapat memenuhi kebutuhan informasi event

(2) Proses penjelasan Topik TA: Tim Dosen MK Penulisan Proposal sekaligus sebagai calon dosen pembimbing akan mendiseminasikan topik dan ruang lingkup riset yang

Pedoman PKM 2017, DIREKTORAT KEMAHASISWAAN, DIKJEN PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN, KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI.. Pedoman PHBD 2017, DIKJEN

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan serta panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, berkah serta hidayah-NYA kepada penulis sehingga penulis dapat