• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 PROFIL DAN DATA PERANCANGAN FASILITAS KERJA BERDASARKAN ANALISIS POSTUR KERJA PADA PERAJIN GERABAH KASONGAN YOGYAKARTA DI HOME INDUSTRY IBU TINEM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB 4 PROFIL DAN DATA PERANCANGAN FASILITAS KERJA BERDASARKAN ANALISIS POSTUR KERJA PADA PERAJIN GERABAH KASONGAN YOGYAKARTA DI HOME INDUSTRY IBU TINEM."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 4

PROFIL DAN DATA

4.1. Profil Perusahaan

Kerajinan keramik “Ibu Tinem” beralamatkan di Jambu Mete Mbanggunjiwa Kasian, Bantul, Yogyakarta. Ibu Tinem sebagai pemilik industri rumah tangga ini dahulu menjadi pekerja biasa pembuat keramik di tempat lain, namun sedikit-sedikit Ibu Tinem mengumpulkan modal untuk membangun usaha kerajinan keramik sendiri.

Kerajinan keramik ini didirikan sekitar tahun 2007, sekarang Ibu Tinem memiliki 4 orang pekerja. Membuat keramik melalui beberapa proses yaitu proses peggilingan, proses menghias, proses penjemuran, dan proses membakar. Setiap proses dikerjaan oleh pekerja menurut keahliannya. Pada proses penggilingan ada 2 orang yang bertugas membuat keramik sesuai dengan pesanan. Proses menghias keramik ditugaskan kepada 1 orang pekerja. Proses menjemur dilakukan oleh 1 orang pekerja yang juga merupakan keluarga dari Ibu Tinem. Proses pembakaran dilakukan oleh semua pekerja, pekerja harus meluangkan waktunya untuk memindah keramik ke tempat pembakaran.

(2)

pukul 12.00-13.00 WIB. Jam kerja untuk hari minggu dimulai pukul 07.00-12.00 WIB.

Kerajinan keramik Ibu Tinem ini membuat keramik berdasarkan pesanan. Pemesan keramik ini kebanyakan para penjual yang memiliki galeri di daerah Kasongan. Kerajinan keramik yang diproduksi adalah pot maroon, kursi, guci rumbai, klenting, bumbung, guci botol, dan aneka macam pot bunga. Produk-produk tersebut tidak diberi warna hanya keramik dengan warna merah bata.

4.2. Proses Penggilingan Guci Rumbai Ukuran 85 cm

Proses penggilingan keramik jenis guci rumbai ukuran 85 cm terdiri dari tiga tahap. Tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut :

1.Tahap 1

Ketinggian guci yang dikerjaan pada tahap ini mencapai 50 cm dengan berat guci sekitar 5 kg. Guci rumbai tahap 1 yang sudah selesai dikerjaan kemudian dijemur setengah matang di dalam ruangan. Tujuan guci dijemur di dalam ruangan supaya tingkat kematangan guci merata.

(3)

2.Tahap 2

Tahap 2 dikerjakan setelah proses penggilingan tahap 1 selesai dan guci sudah mulai kering setengah matang. Guci pada tahap ini dibuat sampai ketinggian 70 cm dengan berat guci sekitar 7 kg. Guci tahap 2 yang sudah jadi kemudian dijemur juga didalam ruangan.

Gambar 4.2. Hasil Penggilingan Guci Rumbai Ukuran 85 cm Tahap 2

3.Tahap 3

Guci pada tahap ini dibuat mencapai batas ketinggian 85 cm dan berat dari guci sekitar 9 kg. Tahap 3 ini merupakan tahap akhir untuk proses penggilingan.

(4)

4.3. Elemen Gerakan Kerja

Pada setiap tahap terdapat elemen gerakan kerja yang dilakukan. Elemen-elemen gerakan kerja tersebut yaitu :

4.3.1. Elemen Gerakan pada Tahap 1

Tahap pertama ini memiliki 10 elemen gerakan kerja. Elemen-elemen gerakan tersebut adalah :

1.Mengambil tatakan 2.Membawa tatakan 3.Meletakkan tatakan 4.Mengambil tanah liat 5.Memakai tanah liat

6.Membentuk guci awal tahap 1 7.Membentuk guci akhir tahap 1 8.Mengangkat hasil guci tahap 1 9.Membawa hasil guci tahap 1 10. Meletakkan hasil guci Tahap 1

4.3.2. Elemen Gerakan pada Tahap 2

Elemen-elemen gerakan kerja yang ada pada tahap 2 ini adalah sebagai berikut :

1.Mengangkat hasil guci tahap 1 2.Membawa hasil guci tahap 1 3.Meletakkan hasil guci tahap 1 4.Mengambil tanah liat

5.Memakai tanah liat

(5)

9.Membawa hasil guci tahap 2 10. Meletakkan hasil guci tahap 2

4.3.3. Elemen Gerakan Kerja pada Tahap 3

Elemen-elemen gerakan kerja pada tahap ketiga ini adalah sebagai berikut :

1.Mengangkat hasil guci tahap 2 2.Membawa hasil guci tahap 2 3.Meletakkan hasil guci tahap 2 4.Memegang tanah liat

5.Memakai tanah liat

6.Membentuk guci awal tahap 3 7.Membentuk guci akhir tahap 3 8.Mengangkat hasil guci tahap 3 9.Membawa hasil guci tahap 3 10. Meletakkan hasil guci tahap 3

4.4. Postur Tubuh pada Proses Pembuatan Guci Rumbai

Data yang digunakan dalam penelitian berupa gambar. Gambar yang diambil adalah gambar postur kerja ketika menggiling guci rumbai ukuran 85 cm pada setiap tahap. Postur kerja tersebut akan dianalisis dengan mengunakan metode REBA.

(6)

4

4.4.1. Da

Gambar

Gambar

ata Prose

r 4.4. E

r 4.5. El 460 

730 

200 

200  5 es Pengg lemen Ge Meletakk lemen Ger Ta 120 

460 600 530 gilingan rakan Me kan Tatak rakan Men anah Liat   450 

37 4 3 Guci Rum emegang, kan Guci ngambil d t

70 

480

1100 

(7)

4 G Gambar Gambar 4.4.2. D Gambar 4. 310 

460 

4.6. Ele dan

r 4.7. El Meleta

Data Pros

.8. Elem 900  430 

460 

510 

360 

emen Gera Membentu lemen Ger akkan Has ses Pengg men Gerak Guci 240 170

770 

500  400

akan Memb uk Guci T

rakan Men sil Guci gilingan kan Menga Pada Tah 0  500 730 

330 bentuk Gu Tahap Akh ngangkat, Pada Tah Guci Rum angkat da hap 1

200  0 5 370 3 uci Tahap hir , Membawa hap 1 mbai Taha an Membaw 550 

1180

380 

400 

  p Awal   a dan ap 2 wa Hasil 280  0

(8)

Gambar 4.9. Elemen Gerakan Meletakkan Hasil Guci pada Tahap 1

Gambar 4.10. Elemen Gerakan Mengambil dan Memakai Tanah Liat

 

Gambar 4.11. Elemen Gerakan Membentuk Guci Awal dan Membentuk Akhir Tahap 2

 

950 

400

260 

1000 

500  230 

230

780

140  140 

(9)

4

Gambar 4

4.4.3. Da

Gambar

500 

210 

4.12. Ele Me ata Prose 4.13. El Mel 6 200 

emen Gera embawa Ha es Pengg lemen Ger etakkan 600

370 

600 53 akan Meng asil Guci gilingan rakan Men Hasil Gu 250 0  30

420 

430

300 

gangkat, i Tahap 2

Tahap 3

ngangkat, uci Tahap

400 240  0

Meletakk 2

, Membawa p 2

250  230

300 

300 

 

kan dan

(10)

G G Gambar 4. Gambar 4. Gamba .14. Ele .15. Ele ar 4.16.

450 

250 

760  130 

220  880  300 

men Gera

men Gera

Elemen G 450 

950 

500 

400 akan Meng Liat akan Memb Gerakan M Tahap 3 5 10 gambil da bentuk Gu Membentuk 3 1020 

540  850 00

800  4 300 

4

an Memaka

uci Awal

k Guci Ak 340

470 

480 

ai Tanah

Tahap 3

(11)

Gambar 4.17. Elemen Gerakan Mengangkat Hasil Guci Tahap 3

Gambar 4.18. Elemen Gerakan Membawa dan Meletakkan Hasil Guci Tahap 3

4.5. Layout pada Proses Penggilingan

Layout pada proses penggilingan guci rumbai

ukuran 85 cm dapat dilihat pada Gambar 4.19. 260

220

560

400  340 

340 

450 

(12)

  Gambar 4.19 . Layout dan Situasi Kerja pada Proses

Penggilingan

4.6. Data Pengukuran Anthropometri

Data anthropometri yang digunakan adalah data anthropometri pada laki-laki dan perempuan.

Tabel 4.1. Data Anthropometri (satuan cm)

Pekerja 1 Pekerja 2

TBD 59,8 52,6

BKS 34,3 30,1

TSD 25,5 24,5

TPD 45,5 37,8

PKP 43,5 40,0

LBD 41,6 34,3

LPD 36,0 31,2

TSB 101,7 93,0

Keterangan :

(13)

TPD = tinggi popileteal duduk PKP = jarak pantat ke popileteal LBD = lebar bahu duduk

Gambar

Gambar 4.1. Hasil Penggilingan Guci Rumbai  Ukuran 85 cm Tahap 1
Gambar 4.2. Hasil Penggilingan Guci Rumbai
gambar. Gambar yang diambil adalah gambar postur kerja
Gambar 4.6. Ele
+6

Referensi

Dokumen terkait

Crtcrcla» fcarcna CCIP Edita yes#... Tufah Puluh

Puji syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir atau skripsi ini sebagai

Bagi pelaku usahatani pendapatan sangat berhubungan erat dengan kegiatan produksi atau proses usahatani sedangkan proses produksi dipengaruhi oleh biaya faktor

Hasil analisis menunjukkan bahwa anomali curah hujan yang terjadi akibat pengaruh perubahan iklim global, memberikan dampak terhadap berubah- ubahnya erosi lahan

101 Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa jenis telur cacing yang ditemukan pada feses sapi di TPA Jatibarang Semarang lebih tinggi dan lebih

Hasil pengujian pada aplikasi perbandingan algoritma menunjukkan nilai akurasi rata-rata dari algoritma Naïve Bayes adalah 57% dan algoritma C4.5 adalah 47.7% yang berarti

1) Penelitian ini menghasilkan Sistem Informasi Seleksi Beasiswa Unggulan P3SWOT Kemdiknas Online. Sistem informasi ini menyediakan fasilitas bagi pendaftar untuk

Pola keterlibatan perempuan pesantren Ihyaul- Ulum dalam politik tidak sebatas peran pasif tetapi aktif; baik dalam rangka mendukung partai maupun penguasa tertentu