ANALISA DAMPAK HARMONISA TERHADAP TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DAN KERUGIAN FINANSIAL
TESIS
Oleh
TOHAR SUHARTONO 087034009/TE
FAKULTAS TEKNIK
ANALISA DAMPAK HARMONISA TERHADAP TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DAN KERUGIAN FINANSIAL
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Teknik Dalam Program Studi Magister Teknik Elektro Pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
Oleh Tohar Suhartono
087034009/TE
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Judul Tesis : ANALISIS DAMPAK HARMONIK TERHADAP TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DAN KERUGIAN FINANSIAL
Nama Mahasiswa : Tohar Suhartono Nomor Induk : 087034009
Program Studi : Magister Teknik Elektro
Menyetujui Komisi Pembimbing:
(Prof.Dr. Ir. Usman Baafai) (Ir. Refdinal Nazir, M.S. Ph.D Ketua Anggota
)
Ketua Program Studi Dekan,
(Prof.Dr.Ir.Usman Baafai) (Prof.Dr.Ir.Bustami Syam,MSME)
ABSTRAK
Meningkatnya perkembangan teknologi saat ini, membawa perubahan pola kehidupan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari, termasuk dalam hal menyelesaikan tugas-tugasnya yang semuanya itu tidak terlepas dari penggunaan alat bantu. Alat bantu yang digunakan diantaranya seperti komputer serta peralatan kantor lainnya yang umumnya terbentuk dari komponen elektronika daya. Berbagai peralatan aplikasi hampir seluruhnya menggunakan komponen elektronika daya. Seperti peralatan-peralatan yang digunakan di perkantoran; industri maupun rumah tinggal. Di sisi lain, krisis energi menjadi pemicu meningkatnya penggunaan Lampu Hemat Energi (LHE). Padahal komputer; LHE dan peralatan-peralatan yang menggunakan komponen elektronika daya adalah merupakan jenis beban non-linier, yang menjadi penyebab terjadinya harmonisa yang dapat mengganggu sistem distribusi termasuk transformator distribusi. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh beban non linier terhadap nilai total distorsi harmonisa dan kerugian finansial yang disebabkannya diperlukan data. Melalui metode pengukuran langsung pada sekunder transformator di kompleks Bisnis Multatuli Medan (BMM), diperoleh data yang menunjukkan bahwa baik tegangan maupun arus akibat beban terdapat harmonisa. Setelah dianalisa, diperoleh bahwa semakin besar pembebanan pada transformator memberi dampak meningkatnya distorsi harmonisa total (THDi), dan rugi-rugi energi. Rugi-rugi energi yang terjadi akibat harmonisa dalam satu tahun diperkirakan mencapai 52.925,91 kWh, yang menyebabkan terjadinya rugi-rugi finansial akibat harmonisa yang tidak terbaca oleh kWh meter dalam satu tahun diperkirakan mencapai Rp 58.218.502,62 atau berkisar 15,127% dari nilai tagihan total per tahun.
ABSTRACT
The increasing development of technology today, bringing the changing pattern of human life in performing daily activities, including in terms of completing tasks that they were not separated from the use of assistive devices. Tools used such as computers and other office equipment which is generally formed from the components of power electronics. A variety of application equipment almost entirely using power electronics components, such as equipment used in offices; industrial and residential. On the other hand, the energy crisis triggered increased use of Energy Saving Lamps (ESL). Though the computer; Bulb Low Energy and equipment that uses power electronics components is a type of non-linear loads, which became the cause of harmonics that can interfere with the distribution system including distribution transformer. To find out how big the influence of non-linear loads on the value of total harmonic distortion and financial losses caused by it required data. Through the method of direct measurement on the secondary transformer in the complex field Multatuli Business (BMM), obtained data showing that both the voltage and current harmonics due to load there. Once analyzed, found that the greater the impact loading on the transformer increased the total harmonic distortion (THDi), and energy losses. Energy losses that occur due to harmonics in one year is estimated at 52,925.91 kWh, which led to financial losses due to harmonics that are not readable by the kWh meter in one year is estimated to reach Rp 58,218,502.62 or about 15.127% of the value total bill per year.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur kepada ALLAH SWT, penulis dapat
menyelesaikan tesis ini yang berjudul: ANALISA DAMPAK HARMONIK
TERHADAP TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DAN KERUGIAN FINANSIAL
yang merupakan salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan
Pascasarjana di Program Studi Magister Teknik Elektro Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada : Prof. Dr. Ir. Usman Baafai dan Ir. Refdinal Nazir, MS. PhD selaku
komisi pembimbing yang telah memberikan banyak arahan, petunjuk dan nasehat
yang bermanfaat dalam menentukan langkah-langkah penelitian dan penulisan,
sehingga dapat selesainya usulan penelitian ini, Prof. Dr. Ir. Usman Baafai selaku
ketua Program Studi yang telah memberikan tanggapan serta saran-saran perbaikan
demi kesempurnaan tulisan usulan tesis ini, Bapak-bapak dosen serta rekan-rekan
yang telah membantu dan berpartisipasi dalam seminar usulan tesis ini dan semua
pihak yang telah membantu sehingga dapat selesainya tulisan ini, Istri, anak-anak
penulis yang telah banyak memberikan dorongan dan semangat yang telah diberikan
kepada penulis serta semua pihak yang tidak dapat disebut disini yang telah
memberikan bantuan dan petunjuk yang sebesar-besarnya kepada penulis.
Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat yang berguna bagi penulis dan
bagi kita semua.
Medan, Juni 2011
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Tohar Suhartono
Tempat/Tanggal Lahir : Silau Dunia/22 September 1952
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Alamat : Jl. Karya II No. 53, Medan
Menerangkan dengan sesungguhnya, bahwa:
PENDIDIKAN
1. Tamatan SDN II Silau Dunia Kabupaten Simalungun Tahun 1964
:
2. Tamatan SMP Taman Siswa, Tebing Tinggi Tahun 1967
3. Tamatan STM Jurusan Listrik Taman Siswa, Tebing Tinggi Tahun 1970
4. Universitas Darma Agung Jurusan Teknik Elektro Tahun 1989
5. Institut Mitra management Indonesia (IMMI) Tahun 1994
PEKERJAAN
1. Wira Swasta di PT. Sibrama Sakti :
Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Tertanda,
Tohar Suhartono
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 3
1.3 Batasan Masalah ... 4
1.4 Tujuan Penelitian ... 4
1.5 Manfaat Penelitian ... 5
BAB 2 TEORI UMUM ... 6
2.1 Transformator Distribusi ... 6
2.1.1 Tegangan Umum Primer Transformator Distribusi ... 8
2.1.2 Tingkatan Daya Transformator Distribusi ... 9
2.1.3 Hubungan Belitan Transformator Tiga Fasa ... 9
2.2 Rugi-rugi dan Pemanasan Pada Transformator Distribusi ... 12
2.2.2 Rugi-rugi akibat Harmonisa pada Transformator ... 12
2.3 Beban Listrik Pada Transformator Distribusi ... 15
2.4 Efek Harmonisa Pada Transformator Distribusi ... 17
2.4.1 Definisi dan Standar Harmonisa yang umum digunakan ... 20
2.5 Sistem Distribusi dan Transformator Distribusi di Kompleks BMM ... 28
2.5.1 Spesifikasi Transformator Distribusi di Kompleks BMM ... 29
2.5.2 Komposisi Beban Terpasang di Kompleks BMM ... 29
2.5.3 Sejarah Perkembangan Transformator Distribusi di Kompleks BMM ... 30
BAB 3 METODE PENELITIAN ... 31
3.1 Tahapan Penelitian ... 31
3.2 Data Penelitian ... 32
3.2.1 Data Spesifikasi Transformator Distribusi di Kompleks BMM ... Error! Bookmark not defined. 3.2.2 Alat Ukur ... 32
3.3 Teknik Analisa data ... 32
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN... 34
4.1 Hasil Pengukuran ... 34
4.1.1 Hasil Pengukuran Arus ... 34
4.1.2 Hasil Pengukuran Daya ... 37
4.2 Perhitungan Rugi-rugi akibat Harmonisa ... 38
4.3 Pembahasan ... 42
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 44
5.1 Kesimpulan ... 44
5.2 Saran ... 45
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
1.1 Beberapa penelitian yang dilakukan sebelumnya [5] [6] [7]. ... 3
2.1 Nilai Rugi-rugi Transformator Distribusi ... 14
2.2 Batas Harmonisa Tegangan Pada Frekuensi Fundamental ... 24
2.3 Standard Distorsi Arus untuk Sistem Distribusi ... 24
2.4 Polaritas dari komponen harmonisa ... 25
2.5 Akibat dari polaritas komponen harmonisa ... 26
2.6 Nilai khusus PEC-R ... 28
2.7 Data beban pelanggan komplek BMM ... 29
2.8 Data penggantian transformator distribusi di Kompleks BMM ... 30
3.1 Spesifikasi Teknis Transformator Distribusi Tiga Fasa ... 33
4.1(a) Hasil perhitungan arus harmonisa untuk fasa-R ... 38
4.2(a) Hasil perhitungan arus harmonisa untuk fasa-R ... 39
4.3 Hasil perhitungan rugi-rugi daya akibat harmonisa ... 40
4.4 Hasil perhitungan rugi-rugi daya akibat harmonisa ... 40
4.5 Hasil perhitungan rugi-rugi daya akibat harmonisa tiap jam ... 41
4.6 Hasil perhitungan rugi-rugi daya akibat harmonisa tiap jam ... 41
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
2.1 Diagram satu garis Sistem Distribusi Tenaga Listrik ... 7
2. 2 Transformator Hubungan Y ... 10
2. 3 Transformator Hubungan Bintang-Zigzag (Yzn5)... 11
2.4 Rangkaian Listrik Beban Linier ... 15
2.5 Rangkaian Listrik Beban Non Linier ... 16
2.6 Gelombang tegangan fundamental dan harmonisa ke-3 ... 19
2.7 Gelombang non linier dengan menjumlahkan ... 20
2.8 Gambar spektrum arus harmonisa ... 21
3.1 Diagram alir penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1 Gelombang arus per fasa hasil pengukuran pada hari libur ... 34
4.2 Gelombang arus per fasa hasil pengukuran pada hari kerja ... 35
4.3 Fluktuasi THDi per fasa hasil pengukuran pada hari libur ... 35
4.4 Fluktuasi THDi per fasa hasil pengukuran pada hari kerja ... 36
4.5 Fluktuasi arus per fasa hasil pengukuran pada hari libur ... 36
4.6 Fluktuasi arus per fasa hasil pengukuran pada hari kerja ... 37
4.7 Fluktuasi daya per fasa hasil pengukuran pada hari libur ... 37
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1 Denah Lokasi Penelitian ... 48
2 Transformator 160 kVA sebagai objek penelitian ... 49
3 Genius Energy Meter Mk6N ... 51
ABSTRAK
Meningkatnya perkembangan teknologi saat ini, membawa perubahan pola kehidupan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari, termasuk dalam hal menyelesaikan tugas-tugasnya yang semuanya itu tidak terlepas dari penggunaan alat bantu. Alat bantu yang digunakan diantaranya seperti komputer serta peralatan kantor lainnya yang umumnya terbentuk dari komponen elektronika daya. Berbagai peralatan aplikasi hampir seluruhnya menggunakan komponen elektronika daya. Seperti peralatan-peralatan yang digunakan di perkantoran; industri maupun rumah tinggal. Di sisi lain, krisis energi menjadi pemicu meningkatnya penggunaan Lampu Hemat Energi (LHE). Padahal komputer; LHE dan peralatan-peralatan yang menggunakan komponen elektronika daya adalah merupakan jenis beban non-linier, yang menjadi penyebab terjadinya harmonisa yang dapat mengganggu sistem distribusi termasuk transformator distribusi. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh beban non linier terhadap nilai total distorsi harmonisa dan kerugian finansial yang disebabkannya diperlukan data. Melalui metode pengukuran langsung pada sekunder transformator di kompleks Bisnis Multatuli Medan (BMM), diperoleh data yang menunjukkan bahwa baik tegangan maupun arus akibat beban terdapat harmonisa. Setelah dianalisa, diperoleh bahwa semakin besar pembebanan pada transformator memberi dampak meningkatnya distorsi harmonisa total (THDi), dan rugi-rugi energi. Rugi-rugi energi yang terjadi akibat harmonisa dalam satu tahun diperkirakan mencapai 52.925,91 kWh, yang menyebabkan terjadinya rugi-rugi finansial akibat harmonisa yang tidak terbaca oleh kWh meter dalam satu tahun diperkirakan mencapai Rp 58.218.502,62 atau berkisar 15,127% dari nilai tagihan total per tahun.
ABSTRACT
The increasing development of technology today, bringing the changing pattern of human life in performing daily activities, including in terms of completing tasks that they were not separated from the use of assistive devices. Tools used such as computers and other office equipment which is generally formed from the components of power electronics. A variety of application equipment almost entirely using power electronics components, such as equipment used in offices; industrial and residential. On the other hand, the energy crisis triggered increased use of Energy Saving Lamps (ESL). Though the computer; Bulb Low Energy and equipment that uses power electronics components is a type of non-linear loads, which became the cause of harmonics that can interfere with the distribution system including distribution transformer. To find out how big the influence of non-linear loads on the value of total harmonic distortion and financial losses caused by it required data. Through the method of direct measurement on the secondary transformer in the complex field Multatuli Business (BMM), obtained data showing that both the voltage and current harmonics due to load there. Once analyzed, found that the greater the impact loading on the transformer increased the total harmonic distortion (THDi), and energy losses. Energy losses that occur due to harmonics in one year is estimated at 52,925.91 kWh, which led to financial losses due to harmonics that are not readable by the kWh meter in one year is estimated to reach Rp 58,218,502.62 or about 15.127% of the value total bill per year.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam proses penyaluran energi listrik dari pembangkit ke beban akan terjadi
rugi-rugi daya saluran yang besar jika daya disalurkan pada level tegangan rendah.
Untuk memperkecil rugi-rugi daya penyaluran dan memaksimalkan daya yang
ditransmisikan, tegangan dinaikkan pada level yang sesuai dengan daya yang
disalurkan. Kemudian tegangan diturunkan lagi dengan menggunakan transformator
distribusi. Oleh karena itu, transformator distribusi mempunyai peranan yang sangat
penting dalam penyaluran daya listrik dari pembangkit ke beban.
Pertumbuhan beban listrik pada masa sekarang ini merupakan dampak dan
pengaruh dari pertumbuhan ekonomi. Dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin
meningkat maka kebutuhan atau daya beli masyarakat terhadap beban listrik semakin
meningkat pula, hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya pemakaian peralatan
yang menggunakan tenaga listrik. Umumnya peralatan listrik yang menggunakan
komponen semikonduktor dan operasi kerjanya model pensaklaran (switching) atau yang dikenal sebagai beban non linier, jenis beban ini akan membangkitkan
harmonisa pada sistem penyaluran daya listrik.
Harmonisa merupakan suatu fenomena yang timbul dari pengoperasian beban
listrik yang sebagian besar diakibatkan oleh beban non linier, dimana akan terbentuk
fundamentalnya, sehingga bentuk gelombang arus dan tegangan yang idealnya
sinusoidal akan cacat akibat distorsi harmonisa yang terjadi pada proses
pendistribusian energi listrik ke konsumen [1] [2] [3] [4].
Kajian tentang permasalahan harmonisa pada transformator distribusi
terhadap kualitas penyediaan energi listrik di kompleks Bisnis Multatuli Medan
(BMM) perlu dilakukan, karena kompleks ini adalah sebuah tempat yang dilengkapi
dengan berbagai jenis bentuk fasilitas modern, seperti: perkantoran, tempat usaha,
perumahan dan tempat hiburan. Berbagai jenis beban non linier yang dapat
menimbulkan harmonisa, terdapat hampir di seluruh kompleks BMM dan akan
berpengaruh besar terhadap kinerja transformator distribusi yang ada.
Akibat harmonisa yang terdapat pada penyedia energi listrik di komplek
BMM menyebabkan turunnya kinerja transformator, seperti: terjadi panas yang
berlebihan dan akan memperpendek usia transformator distribusi, yang akibatnya PT.
PLN (Persero) Cabang Medan sering melakukan penggantian transformator yang
berdaya lebih besar dari kapasitas semula. Berdasarkan uraian di atas, penulis
melakukan penelitian untuk mendapat jawaban tentang seberapa besar pengaruh
harmonisa terhadap kinerja transformator distribusi dan seberapa besar kerugian
finansial yang diakibatkan oleh harmonisa tersebut. Sementara itu, sudah ada
beberapa penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu diantaranya seperti yang
Tabel 1.1 Beberapa penelitian yang dilakukan sebelumnya [5] [6] [7].
NO Item Hasyim Asy’Ari Julius Sentosa S Roy Hakim P Yang Akan Penulis Teliti 1 Lokasi
Penelitian
PT.PLN (Persero) Cabang Bekasi
PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur
PT. PLN (Persero) Rayon Medan Kota
Komplek Bisnis Multatuli
2 Jenis Beban
Beban Non linier Beban Non linier Beban Linier & Beban Non Linier secara menyeluruh
Beban Linier & Beban Non Linier di kompleks bisnis multatuli Medan
3 Metode Analisa
Pengumpulan Data Analisa Data Derating factor Pengumpulan Data Menganalisa Data Studi Literatur Bimbingan Pengukuran Data Analisa Data Pengumpulan Data Analisa Data Menghitung Kerugian Finansial Akibat Beban Harmonisa
4 Tahun Penelitian
2002 2009 2010
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, permasalahan yang timbul
untuk dapat mengetahui pengaruh harmonisa terhadap kinerja transformator dan
kerugian finansial yang diakibatkannya adalah:
a. Seberapa besar distorsi harmonisa total (THD) yang timbul akibat sistem
dan jenis beban yang terdapat pada penyedia energi listrik di kompleks
BMM?
b. Berapa besar biaya yang tidak tertagih yang diakibatkan oleh pengaruh
1.3 Batasan Masalah
Dalam hal analisis pengaruh harmonisa terhadap peralatan listrik baik di sisi
sumber maupun di sisi beban begitu luas, agar pembahasan tidak meluas, maka tesis
ini hanya akan membahas tentang:
a. Transformator distribusi yang dijadikan objek penelitian adalah
transformator yang mencatu daya ke Komplek BMM yang memiliki
kapasitas daya 160 kVA, 20 kV/400 V.
b. Data diperoleh dari hasil pengukuran pada panel hubung bagi transformator
distribusi yang melayani beban.
c. Waktu pengukuran dilakukan pada hari libur (Minggu) dan hari kerja
(Senin), dimulai dari pukul 00:00 s/d 23:30 yang diharapkan dapat mewakili
hari-hari lainnya selama satu bulan.
d. Rugi-rugi tetap transformator diambil dari standarisasi PLN.
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian yang penulis lakukan bertujuan disamping untuk memenuhi
keingintahuan penulis tentang pengaruh harmonisa terhadap kinerja transformator
dan kerugian finansial akibat harmonisa, juga bertujuan untuk dapat memberikan
masukan kepada penyedia energi listrik.
Sedangkan untuk merealisasikan tujuan sebagaimana uraian di atas, maka
a. Mengobservasi kandungan harmonisa arus dan tegangan pada transformator
distribusi di Kompleks BMM dengan melakukan pengukuran langsung.
b. Mengolah data hasil pengukuran harmonisa, hingga diperoleh rugi-rugi daya
pada transformator distribusi di kompleks BMM.
c. Menghitung kerugian finansial akibat harmonisa mulai dari durasi jam, hari,
hingga bulan dan tahun.
1.5 Manfaat Penelitian
Sedangkan manfaat penelitian yang dilakukan diantaranya adalah:
a. Sebagai acuan dalam perencanaan filter guna meningkatkan kualitas
penyaluran daya dari transformator distribusi ke kompleks BMM.
b. Mengetahui dampak harmonisa pada kerugian finansial.
c. Mengurangi biaya operasi penataan (manajemen transformator).
d. Menambah umur transformator dan peralatan pendukung lainnya.
e. Kesinambungan pasokan daya listrik terjamin, sehingga kWh jual menjadi
BAB 2 TEORI UMUM
2.1 Transformator Distribusi
Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mampu mengubah
maupun menyalurkan energi listrik arus bolak balik dari satu atau lebih rangkaian
listrik ke rangkaian listrik arus bolak balik yang lain, melalui suatu gandengan
magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Pada penyaluran tenaga
listrik arus bolak-balik, penggunaan transformator untuk menaikan tegangan sistem
dapat mengurangi rugi-rugi daya saluran [8] [9].
Dalam bidang tenaga listrik pada umumnya pemakaian transformator dapat
dibagi mejadi tiga bagian yaitu:
1. Transformator Distribusi;
2. Transformator Transmisi;
3. Transformator Instrument.
Pada penelitian ini penulis hanya memfokuskan materi transformator khususnya pada
transformator distribusi, dimana transformator distribusi umumnya digunakan sebagai
sub distribusi tenaga listrik yang mendistribusikan energi listrik ke
transformator-transformator distribusi tegangan rendah.
Pada umumnya pusat pembangkit tenaga listrik berada jauh dari pengguna
tenaga listrik, untuk mentransmisikan tenaga listrik dari pembangkit menuju beban
500 kV. Selanjutnya setelah sampai di pusat pembebanan (pemakai) tegangan
diturunkan kembali menjadi tegangan menengah 20 kV.
Tegangan menengah dari gardu induk ini melalui saluran distribusi primer
untuk disalurkan ke gardu-gardu distribusi atau pemakai tegangan menengah. Dari
saluran distribusi primer, tegangan menengah diturunkan menjadi tegangan rendah
400/230 V melalui transformator distribusi. Tegangan rendah disalurkan melalui
saluran tegangan rendah ke konsumen. Bentuk sederhana dari sistem distribusi tenaga
listrik ditunjukan pada Gambar 2.1 berikut.
Pembangkit Listrik Transformator Penaik Transformator Penurun
Ke GD
Ke Pemakai TM GD
TM TR
kWH meter
Instalasi Pemakai TR TM
GI GI
TT/ET
Pembangkit Saluran Transmisi
Saluran Distribusi Primer Saluran Distribusi
Skunder
Utilisasi
Gambar 2.1 Diagram satu garis Sistem Distribusi Tenaga Listrik
Transformator distribusi yang umum digunakan adalah transformator
step-down 20 kV/400V. Pada kumparan primer akan mengalir arus jika kumparan primer
dihubungkan ke sumber tegangan bolak-balik, sehingga pada inti transformator yang
terbuat dari bahan ferromagnet akan terbentuk sejumlah garis-garis gaya magnet
Karena arus yang mengalir merupakan arus bolak balik, maka fluks yang
terbentuk pada inti akan mempunyai arah dan jumlah yang berubah-ubah pula. Fluks
yang dibangkitkan mengalir melalui inti, dan pada inti tersebut terdapat belitan
primer dan sekunder, maka pada belitan primer dan sekunder tersebut akan timbul ggl
(gaya gerak listrik) induksi, tetapi arah ggl induksi primer berlawanan dengan arah
ggl induksi sekunder. Sedangkan frekuensi masing-masing tegangan primer sekunder
adalah sama. Hubungan transformasi tegangan adalah sebagai berikut:
a N N E E
= =
2 1
2
1
... (2.1)
dimana:
E1
E
= ggl Induksi di sisi primer (volt)
2
N
= ggl Induksi di sisi sekunder (volt)
1
N
= jumlah belitan di sisi primer (lilit)
2
a = perbandingan transformasi
= jumlah belitan di sisi sekunder (lilit)
2.1.1 Tegangan Umum Primer Transformator Distribusi
Tegangan primer sesuai dengan tegangan nominal pada Jaringan Tegangan
Menengah (JTM) yang terdapat pada ketenaga listrikan di Indonesia 6 kV dan 20 kV.
Pada Jaringan Tegangan Menengah (JTM) maka tegangan fasa ke netral adalah:
2.1.2 Tingkatan Daya Transformator Distribusi
Tegangan Sekunder sesuai dengan tegangan nominal pada Jaringan Tegangan
Rendah (JTR) yang terdapat pada ketenaga listrikan di Indonesia 220V/380V pada
beban tiga fasa. Tingkatan daya transformator distribusi secara umum berdasarkan
SPLN (Standarisasi Perusahaan Listrik Negara tahun 1978) yang digunakan adalah
160 kVA
2.1.3 Hubungan Belitan Transformator Tiga Fasa
[10].
Pada transformator tiga fasa besar tegangan antar fasa (VL-L) dan daya
transformator (kVA) tidak tergantung dari hubungan belitannya. Akan tetapi
tergantung pada tegangan fasa netral (VL-N), dan arus dari masing-masing
transformator tergantung pada hubungan belitannya[8] [9].
Secara umum hubungan belitan transformator tiga fasa terbagi atas dua jenis,
yaitu hubungan wye (Y) dan hubungan delta (∆). Masing -masing hubungan belitan
ini memiliki karakteristik arus dan tegangan yang berbeda. Pada penelitian ini
transformator yang dijadikan objek penelitian adalah jenis Yzn5. Berikut ini disajikan
uraian singkat tentang jenis hubungan belitan Wye dan jenis hubungan Zig-Zag.
a. Hubungan Wye (Y)
Hubungan ini dapat dilakukan dengan menggabungkan ketiga belitan
transformator yang memiliki rating yang sama dengan mempertemukan
Gambar 2. 2 Transformator Hubungan Y
Dalam hubungan Y dengan memakai kawat netral dalam keadaan seimbang
dapat kita ketahui sebagai berikut:
VR = Vs = VT = Vph
VRs = VsT = VTR = √3 V (volt)
ph = VL
IR = Is = IT = IL = I
(volt)
ph
dimana : V
(amp)
L
V
= Tegangan line to line (volt)
ph
I
= Tegangan fasa (volt)
L
I
= Arus line to line (amp)
ph = Arus fasa (amp)
b. Hubungan Bintang-Zigzag
Hubungan bintang-zigzag ini mempunyai tiga buah belitan di sisi primer
terhubung bintang dan enam buah belitan di sisi sekunder masing-masing
dihubungkan zigzag, untuk kelompok hubung transformator Yzn5 diperlihatkan
seperti pada Gambar 2.3.
VTR
VST VRS IR
IN
IS
IT
VR
VS VT
R
S
T
Gambar 2. 3 Transformator Hubungan Bintang-Zigzag (Yzn5)
Besaran di sisi primer:
IR = IS = IT = Iph= IL
V
(amp); arus fasa sama dengan arus line
R = VS = VT = Vph
V
(volt); tegangan fasa
RS = VST = VTR = 3Vph = VL
Besaran di sisi sekunder:
(volt); tegangan line
ir = is = it = iph= iL
v
(amp); arus fasa sama dengan arus line
r = vs = vt = vph
v
(volt); tegangan fasa
rs = vst = vtr = 3vph = vL (volt); tegangan line
S R
T
s
r
t N
S R
T
b2 a2
c2
b1 a1
c1
b4 a4
c4
b3 a3
c3
s r
t
N
Sisi Sekunder
2.2 Rugi-rugi dan Pemanasan Pada Transformator Distribusi
Sebagai akibat dari beban non linier antara tiap fasa pada sisi sekunder
transformator (fasa R, fasa S, fasa T) mengalirlah arus di netral transformator [10]. Arus
yang mengalir pada penghantar netral transformator ini menyebabkan losses (rugi-rugi). Rugi-rugi transformator distribusi antara lain:
2.2.1 Losses (rugi-rugi) pada Penghantar Netral
Losses pada penghantar netral transformator ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
N N
N I R
P = 2 ⋅ ... (2.2) dimana:
PN
I
= losses pada penghantar netral transformator (watt)
N
R
= arus yang mengalir pada netral transformator (A)
N
Sedangkan losses yang diakibatkan karena arus netral yang mengalir ke tanah (ground) dapat dihitung dengan perumusan sebagai berikut:
= tahanan penghantar netral transformator (Ω)
G G
G I R
P = 2⋅ ... (2.3)
dimana:
PG
I
= losses akibat arus netral yang mengalir ke tanah (watt)
G
R
= arus netral yang mengalir ke tanah (A)
G
2.2.2 Rugi-rugi akibat Harmonisa pada Transformator
= tahanan pembumian netral transformator (Ω)
dengan rugi-rugi minimum pada frekuensi fundamentalnya. Arus dan tegangan
harmonisa secara signifikan akan menyebabkan panas lebih. Ada dua pengaruh
yang ditimbulkan panas lebih pada transformator ketika arus beban mengandung
komponen harmonisa [11].
a. Harmonisa arus menyebabkan meningkatnya rugi-rugi tembaga yang
dinyatakan dengan:
∑
∞
=
⋅ =
1 2
n
n n
CU I R
P ... (2.4)
dengan: PCU
I
= rugi-rugi tembaga (watt)
n
R
= arus pada belitan trafo (A)
n
b. Harmonisa tegangan menyebabkan meningkatnya rugi-rugi besi, seperti arus
pusar dan rugi-rugi hysteresis. Eddy current (arus pusar) terjadi bila inti dari sebuah material jenis ferromagnetic (besi) secara elektrik bersifat konduktif.
Konsentrasi arus pusar lebih tinggi pada ujung-ujung belitan transformator karena
efek kerapatan medan magnet bocor pada kumparan yang menyebabkan
fenomena terjadinya arus pusar. = resistansi belitan trafo (Ω)
Bertambahnya rugi-rugi arus pusar karena harmonisa berpengaruh pada
temperatur kerja transformator yang terlihat pada besar rugi-rugi daya nyata (watt)
2 1 2 h I P P h h R EC
EC =
∑
⋅∞
=
− ... (2.5)
dimana:
h = bilangan bulat orde harmonisa
PEC
P
= rugi-rugi arus pusar
EC-R = faktor rugi-rugi arus pusar (ANSI/IEEE Standard C57; PEC-R
I
= 1%)
h
Menurut Standar PLN no 50 nilai rugi-rugi daya transformator distribusi dapat dilihat
pada Tabel 2.1 [10].
= arus rms harmonisa ke-h
Tabel 2.1 Nilai Rugi-rugi Transformator Distribusi Menurut Standar IEC Publ 76, SPLN 50-1997
KVA (Rating) Rugi-rugi Besi (watt) Rugi-rugi Tembaga (watt)
25 50 100 160 200 250 315 400 680 800 1000 1250 1600 115 190 320 400 550 600 770 930 1300 1950 2300 2700 3300 700 1100 1750 2000 2850 3000 3900 4600 6500 10200 12100 15000 18100
Tabel 2.1 menunjukkan standar rugi-rugi yang dikeluarkan oleh IEC Publ. 76, SPLN
50-1997, dimana transformator yang menjadi objek penelitian memiliki kapasitas 160
kVA. Oleh karena itu dari tabel 2.1 diperoleh nilai rugi-rugi besi sebesar 400 watt dan
2.3 Beban Listrik Pada Transformator Distribusi
Didalam sistem tenaga listrik dikenal 2 (dua) jenis beban listrik yaitu: Beban
listrik linier dan Beban listrik non linier.
2.3.1 Beban Listrik Linier
Beban Listrik Linier adalah beban yang tidak mempengaruhi karakteristik dari
tegangan dan arus. Beban linier merupakan beban yang mengeluarkan bentuk
gelombang yang berbentuk linier, dimana arus yang mengalir sebanding dengan
tahanan dan perubahan tegangan.
Pada beban linier ini, bentuk gelombang arus akan mengikuti bentuk
gelombang tegangan yang ditimbulkannya. Bila gelombang tegangan berbentuk
sinusoidal, bentuk gelombang arus juga membentuk sinusoidal (Gambar 2.4).
Contoh-contoh beban listrik linier:
1) Pemanasan Resistif
2) Lampu-lampu Pijar
3) Motor-motor induksi dengan putaran konstan
4) Motor-motor sinkron
Gambar 2.4 Rangkaian Listrik Beban Linier mechanic switch
2.3.2 Beban Listrik Non-Linier
Beban non-linier adalah beban yang mempengaruhi karakteristik dari
tegangan dan arus, sehingga bentuk gelombangnya berubah atau cacat [1] [12]. Beban
[image:30.612.179.440.228.323.2]non-linier inilah yang menimbulkan atau menghasilkan harmonisa (Gambar 2.5).
Gambar 2.5 Rangkaian Listrik Beban Non Linier
Contoh-contoh Beban Listrik Non Linier:
1) Static Power Converter
2) Electronic Ballast
3) Variabel Frekuensi
4) Arc Furnace
5) Komputer, printer, semikonduktor switching
Beban non linier terbagi atas 2 (dua) beban:
1) Beban non linier yang di industri
a. Tiga fasa power converter
b. DC-Drive
c. AC-Drive
static switch
2) Beban non linier Umum/Komersil
a. Electronic ballast
b. Lampu hemat energi (LHE)
c. Komputer
d. Alat-alat elektronik
e. Alat-alat ukur
f. Air Condition (AC)
g. Penerangan gedung pada umumnya
Fasilitas industri modern ditandai oleh beban-beban non linier. Beban ini
dapat membuat distorsi yang signifikan dari total beban fasilitas yang dapat
menimbulkan arus harmonisa ke dalam sistem daya dan menyebabkan distorsi
harmonisa pada tegangan.
Masalah harmonisa ini dipengaruhi oleh kenyataan bahwa beban non linier ini
memiliki faktor daya relatif rendah.
2.4 Efek Harmonisa Pada Transformator Distribusi
Harmonisa adalah pembentukan gelombang-gelombang dengan frekuensi
berbeda yang merupakan perkalian bilangan bulat dengan frekuensi dasarnya. Hal ini
disebut frekuensi harmonisa yang timbul pada bentuk gelombang aslinya sedangkan
bilangan bulat pengali frekuensi dasar disebut angka urutan harmonisa. Misalnya,
frekuensi dasar suatu sistem tenaga listrik adalah 50 Hz, maka harmonisa keduanya
gelombang dengan frekuensi sebesar 150 Hz dan seterusnya.
Apabila sistem distribusi mensuplai beban non linier, dimana beban non linier
menghasilkan harmonisa. Tegangan harmonisa ini mengalir dalam sistem yang akan
menghasilkan susut tegangan pada inpedansi sistem. Harmonisa tegangan atau arus
ini akan berkombinasi dengan tegangan atau arus frekuensi fundamental dan
membentuk distorsi gelombang yang terdistorsi seperti dijelaskan pada Gambar 2.7.
Secara umum setiap fungsi periodik f(t) seperti ditunjukkan pada Gambar 2.7 dapat diuraikan menjadi deret trigonometri tak terhingga dan disebut deret Fourier [3]
[4] [13]. ... ) 3 sin( ) 2 sin( ) sin( ... ) 3 cos( ) 2 cos( ) cos( ) ( 0 3 0 2 0 1 0 3 0 2 0 1 0 + + + + + + + + = t B t B t B t A t A t A A t f ω ω ω ω ω ω
... (2.6)
atau )] sin( ) cos( [ )
( 0 0
1
0 A h t B h t
A t
f h h
h ω ω + + =
∑
∞ =... (2.7)
dengan h = 1, 2, 3, ... ∞
Dimana Ah dan Bhadalah koefisien dari tiap harmonisa, ditentukan sebagai berikut :
∫
= T
h f t htdt
T A 0 cos ) ( 2 / 1
... (2.8)
∫
= T
h f t htdt
T B 0 sin ) ( 2 / 1
Berdasarkan persamaan diatas gelombang tegangan atau arus yang
nonsinusoidal dapat diuraikan menjadi komponen fundamental dan
komponen-komponen harmonisa dan bila dinyatakan dalam deret Fourier adalah :
) sin( . ... ) sin(3 t) 2 ( sin t) sin( )
( 0 1m 0 2m 0 3m 0
t h V t V V V V t v hm ω ω ω ω + + + + + =
... (2.10)
dengan:
=
o V
komponen DC dari gelombang tegangan (konstan)
V1m,V2m,V3m,....Vhm = nilai puncak gelombang tegangan
h = 1, 2, 3 ...,
∞
= orde harmonisaGelombang tegangan fundamental mempunyai frekuensi f0, harmonisa ke-dua
mempunyai frekuensi 2f0, harmonisa ke-tiga mempunyai frekuensi 3f0 dan
[image:33.612.174.451.441.640.2]harmonisa ke-h mempunyai frekuensi hf0, seperti ditunjukkan Gambar 2.6 [9].
Jika gelombang tegangan fundamental dijumlahkan dengan harmonisa ke-tiga
akan diperoleh bentuk gelombang tegangan yang nonsinusoidal seperti ditunjukkan
[image:34.612.179.458.189.380.2]dalam Gambar 2.7 [9].
Gambar 2.7 Gelombang non linier dengan menjumlahkan gelombang fundamental dan harmonisa ke-3.
2.4.1 Definisi dan Standar Harmonisa yang umum digunakan a. Orde Harmonisa
Orde dari harmonisa merupakan perbandingan antara frekuensi harmonisa
dengan frekuensi fundamental [1] [2], dimana:
1
f f
h= h ... (2.11)
dengan:
h = orde harmonisa
fh
f
= frekuensi harmonisa ke-h
Sesuai dengan definisi diatas, maka orde harmonisa frekuensi dasar fo adalah 1.
Artinya orde ke-1 bukan harmonisa melainkan frekuensi fundamental dan orde ke-2
sampai orde ke-h yang merupakan harmonisa.
b. Spektrum
Spektrum adalah distribusi dari semua amplitudo komponen harmonisa
sebagai fungsi dari orde harmonisa, dan diilustrasikan menggunakan histogram. Bisa
dikatakan spektrum adalah merupakan perbandingan arus atau tegangan pada
frekuensi harmonisa terhadap arus atau tegangan pada frekuensi fundamental.
Spektrum digunakan sebagai dasar perancangan filter untuk mengurangi harmonisa,
terutama bila yang digunakan adalah filter pasif. Gambar spektrum harmonisa
diperlihatkan pada Gambar 2.8 berikut.
3
1 5
0 7
Order harmonisa (h)
(%) I / Ih 1
[image:35.612.224.413.422.554.2]50 100
Gambar 2.8 Gambar spektrum arus harmonisa
c. Harga rms Tegangan dan Arus
Harga rms tegangan [1]:
2
1 2
1
∑
∞ =
=
h
h
rms V
Harga rms arus : 2 1 2 1
∑
∞ = = h h rms II ... (2.13)
dengan:
=
h
V
Harga rms tegangan untuk harmonisa ke-h (volt)=
h
I
Harga rms Arus untuk harmonisa ke-h (ampere)d. Total Harmonic Distortion (THD)
Distorsi harmonisa total disebut dengan Total Harmonic Distortion (THD) adalah indeks yang menunjukkan total harmonisa dari gelombang tegangan atau arus
yang mengandung komponen individual harmonisa, yang dinyatakan dalam persen
terhadap komponen fundamentalnya [1] [14] [15].
THD untuk gelombang tegangan adalah:
% 100 1 2 2 × =
∑
∞ = V V THD h hV ... (2.14)
dimana :
V1
V
= Tegangan fundamental
h
h = 2, 3, 4 , 5, ...
= Tegangan harmonisa ke-h
% 100 1 2 2 × =
∑
∞ = I I THD h hi ... (2.15)
dengan:
=
1I
Arus fundamental=
h
I
Arus harmonisa ke-h=
h
2, 3, 4 , 5, ...e. Total Demand Distortion (TDD)
Distorsi harmonisa (harmonic distortion) paling berarti apabila dimonitor
pada Point of Common Coupling (PCC) dimana beban dihubungkan yang jauh dari pembangkit. Distorsi harmonisa pada PCC ini cenderung menunjukkan distorsi yang
lebih besar jika arus beban (demand load current) besar dan sebaliknya [1]. Oleh
karena itu total kandungan harmonisa diukur berdasarkan arus beban
I
L yangdisebut dengan TDD ( Total Demand Distortion). Total Demand Distortion adalah :
% 100 2 2 × =
∑
∞ = L h h I ITDD ... (2.16)
Hasil perhitungan sebaiknya tidak melebihi atau sama dengan nilai yang ditetapkan
oleh standar yang berlaku. Bila hasilnya lebih maka tingkat harmonisa sistem
membahayakan komponen-komponen sistem dan sebaiknya harus difikirkan cara
limitasi untuk distorsi arus harmonisa dan distorsi tegangan harmonisa. Standar yang
dipakai untuk limitasi tegangan harmonisa yang terdapat pada PCC adalah
IEEE-519-1992.
f. Standar Batas Distorsi Tegangan dan Batas Distorsi Arus
Standar batas harmonisa tegangan ditentukan oleh tegangan sistem yang
[image:38.612.145.494.332.450.2]dipakai seperti Tabel 2.2 [16].
Tabel 2.2 Batas Harmonisa Tegangan Pada Frekuensi Fundamental Menurut Standar IEEE 519-1992
Tegangan Bus Pada PCC Distorsi Tegangan Individu (%) Total Distorsi Tegangan (THDV)
(%)
V ≤ 69 kV
69 kV < V ≤ 161 kV
V > 161 kV
3.0 1.5 1.0 5.0 2.5 1.5
Standar Batas Harmonisa Arus sesuai standard IEEE 519-1992 dapat dilihat pada
[image:38.612.129.513.533.649.2]Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Standard Distorsi Arus untuk Sistem Distribusi
Distorsi arus harmonisa maksimum dalam % dari IL Orde harmonisa individual (ODD harmonics)
Isc / IL < 11 11 ≤ h < 17 17 ≤ h < 23 23 ≤ h < 35 H ≥ 35 THD
< 20 20 – 50 50 – 100 100 – 1000
dengan:
ISC
I
: arus hubung singkat pada PCC
L
THD : Total Harmonic Distortion (%) : arus beban fundamental nominal
ISC adalah arus hubung singkat yang ada pada PCC, IL
Pada keadaan normal, arus beban setiap fasa dari beban linier yang
seimbang pada frekuensi dasarnya akan saling menghapuskan sehingga arus
netralnya menjadi nol. Sebaliknya beban non linier satu fasa akan menimbulkan
harmonisa kelipatan tiga ganjil yang disebut triplen harmonisa (harmonisa ke-3,
ke-9, ke-15 dan seterusnya) yang sering disebut zero sequence harmonisa (Tabel 2.4) [10].
adalah arus nominal
fundamental pada beban.
Tabel 2.4 Polaritas dari komponen harmonisa
Harmonisa 1 2 3 4 5 6 7 8
Frekuensi 50 100 150 200 250 300 350 400
Urutan + - 0 + - 0 + -
Harmonisa ini dapat menghasilkan arus netral yang lebih tinggi dari arus fasa
karena saling menjumlah di tiap fasanya. Harmonisa pertama urutan polaritasnya
adalah positif, harmonisa kedua urutan polaritasnya adalah negatif dan harmonisa
ketiga urutan polaritasnya adalah nol, harmonisa keempat adalah positif (berulang
Akibat yang ditimbulkan oleh arus urutan nol dari komponen harmonisa (Tabel
2.5) antara lain tingginya arus netral pada sistem tiga fasa empat kawat (sisi
sekunder transformator) karena arus urutan nol (zero sequence) kawat netral 3 kali
[image:40.612.167.524.243.382.2]arus urutan nol masing-masing fasa.
Tabel 2.5 Akibat dari polaritas komponen harmonisa
Polaritas Urutan
Dampak dari harmonisa
Pengaruh Pada Sistem Distribusi
Positif - Panas
Negatif - Panas
- Menghambat atau memperlambat putaran motor
Nol - Panas
- Menimbulkan atau menambah arus pada kawat netral
Pengaruh harmonisa pada transformator sering tanpa disadari keberadaannya sampai
terjadi gangguan yang penyebabnya tidak jelas. Hal ini dapat juga terjadi bila
perubahan konfigurasi atau jenis beban yang dicatu. Transformator dan peralatan
induksi lainnya, selalu terpengaruh oleh harmonisa karena transformator itu sendiri
dirancang sesuai dengan frekuensi kerjanya, selain itu transformator juga merupakan
media utama antara pembangkit dengan beban. Frekuensi harmonisa yang lebih
tinggi dari frekuensi kerjanya akan mengakibatkan penurunan efisiensi atau
terjadi kerugian daya tambahan pada transformator.
g. Pengaruh Harmonisa terhadap rugi-rugi Daya Beban
Rugi daya beban penuh PLL diperoleh dari dua komponen, yaitu rugi-rugi I2R
EC
LL I R P
P = 2 + (watt) ... (2.17) Rugi-rugi I2
2 2
h I K
PEC = EC× ×
R berbanding lurus terhadap nilai rms arus. Sedangkan rugi-rugi arus pusar sebanding dengan kwadrat arus dan frekuensi, dan dapat dihitung melalui
persamaan:
... (2.18)
dengan KEC
(
)
∑
∑
× = 2 2 2 h h I h I Kadalah konstanta sebanding. Faktor K biasanya diperoleh dari literatur
power quality mengenai transformer derating dapat dicari melalui arus harmonisa seperti persamaan berikut,
... (2.19)
Hubungan antara faktor K dengan nilai rms total arus harmonisa dalam per unit ditunjukkan oleh persamaan,
R EC R EC h P K P I − − × + + =
∑
2 11(pu) ... (2.20)
dengan: PEC-R
h = harmonisa ke h
= faktor rugi-rugi arus pusar
Ih
Untuk menghitung pengaruh harmonisa terhadap rugi-rugi daya transformator
per unit dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut, = arus harmonisa ke h
(
)
∑
+∑
× −= h h EC R
LL I I h P
dengan:
PEC-R
h adalah harmonisa ke-h
adalah faktor rugi-rugi arus pusar
Ih ∑I
adalah arus harmonisa ke-h
h2 adalah merupakan komponen rugi-rugi I2
(
∑
Ih×h)
PEC−R2 2
R dalam p.u, sedangkan adalah merupakan komponen rugi-rugi arus pusar dalam p.u
Untuk mencari faktor eddy current losses dapat dilihat pada nilai PEC-R
Tabel 2.6 Nilai khusus P
Tabel 2.6.
EC-R
Transformer test data and the procedure in ANSI/IEEE Standard C57.110 [1]
Type MVA Voltage % PEC-R
Dry ≤ 1
≥ 1.5
≤ 1.5 15 kV HV 5 kV HV
3– 8 12 – 20
9 - 15 Oil-Filled ≤ 2.5
2.5 to 5 > 5
480 V LV 480 V LV 480 V LV
1 1 – 5 9 - 15
2.5 Sistem Distribusi dan Transformator Distribusi di Kompleks BMM
Dalam sub bab ini akan dijelaskan diagram satu garis sistem distribusi,
spesifikasi transformator, jenis komposisi beban dan data gangguan serta perawatan
[image:42.612.161.480.556.639.2]transformator di kompleks BMM.
Gambar 2.9 Diagram satu garis sistem distribusi di Kompleks BMM 3 Restoran besar 23.100 VA
2 Restoran biasa 13.200 VA
10 Ruko dan Perkantoran 22.000 VA
4 Usaha Internet 17.600 VA
1 Usaha Cucian (Laundry)10.600 VA
TM GD
Diagram satu garis ditunjukkan pada Gambar 2.9. Sedangkan jenis dan jumlah beban
terpasang seperti ditunjukkan oleh Tabel 2.7 dengan total beban sebesar 86.500 VA.
2.5.1 Spesifikasi Transformator Distribusi di Kompleks BMM
Spesifikasi Transformator Distribusi yang terdapat di Kompleks BMM
Medan adalah seperti di bawah ini,
Pabrik Pembuat : MORAWA
Type : Outdoor
Daya : 160 KVA
Tegangan : 20 KV/400 volt
Hubungan : Yzn5
Impedansi : 4%
Transformator : 3 fasa
Pendingin : Onan
2.5.2 Komposisi Beban Terpasang di Kompleks BMM
Komposisi beban terpasang di kompleks BMM dapat dilihat pada Tabel 2.7
dibawah ini. Beban tersebut yang dianggap signifikan dan mempunyai andil dalam
[image:43.612.148.341.251.413.2]menimbulkan distorsi harmonisa.
No Data beban Daya Jenis beban
1 3 restoran besar
VA 23100
VA
7700 Air Conditiion, lampu hemat energi, komputer, dll
2 2 restoran biasa
VA 13200
VA
6600 Air Conditiion, lampu hemat energi, komputer, dll
3 Ruko dan perkantoran
berjumlah 10 bangunan 22000VA VA
2200 Air Conditiion, lampu hemat energi, komputer, dll
4 4 usaha warung internet
VA 17600
VA
4400 Komputer, lampu hemat energi, komputer, dll
5 1 usaha cucian 10600 VA Mesin cuci, pengering, lampu hemat energi, komputer, dll
Total Beban tersambung 86.500 VA
2.5.3 Sejarah Perkembangan Transformator Distribusi di Kompleks BMM
Sejak dibangun pada tahun 2000, Kompleks BMM menggunakan kapasitas
transformator sebesar 100 kVA. Lalu dengan pesatnya pembangunan dan
meningkatnya jumlah penghuni kompleks, maka kapasitas transformator perlu
ditingkatkan. Adapun data gangguan dan penggantian transformator distribusi di
[image:44.612.114.525.472.662.2]Kompleks BMM dapat dilihat pada Tabel 2.8.
Tabel 2.8 Data penggantian transformator distribusi di Kompleks BMM Tahun Transformator Kapasitas transformator Pergantian
Transformator lama
Transformator pengganti
2006 1 kali pergantian Dari 100 kVA menjadi 100 kVA
Unindo Jakarta Sintra Jakarta
2006 1 kali pergantian Dari 100 kVA menjadi 160 kVA
Sintra Jakarta Unindo Jakarta
2007 1 kali pergantian Dari 160 kVA menjadi 100 kVA
Unindo Jakarta Unindo Jakarta
2007 1 kali pergantian Dari 100 kVA menjadi 125 kVA
Unindo Jakarta Bambang Jaya
2007 1 kali pergantian Dari 125 kVA menjadi 100 kVA
Bambang Jaya Sintra Jakarta
2008 2 kali pergantian Dari 100 kVA menjadi 100 kVA
Sintra Jakarta Morawa Medan
Morawa Medan Bambang Jaya 2009 1 kali pergantian Dari 100 kVA
menjadi 160 kVA
BAB 3 METODE PENELITIAN
Kompleks BMM adalah salah satu kompleks bisnis dan perkantoran di kota
Medan yang menggunakan sumber listrik dari PLN. Sebagaimana telah disampaikan
pada tabel 2.7, bahwa jenis beban yang terpasang di kompleks BBM ini umumnya
penyumbang harmonisa. Sebesar apakah pengaruh harmonisa yang diakibatkan oleh
beban terhadap kinerja transformator, dan seberapa besar kerugian finansial yang
ditanggung oleh pihak PLN akibat tidak tercatatnya daya/energi akibat harmonisa.
Dalam penelitian ini penulis melakukan pengukuran besaran distorsi
harmonisa total (THD) dan fluktuasi daya beban pada waktu hari libur dan hari kerja.
3.1 Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian yang penulis lakukan adalah dengan cara mengumpulkan
data yang diperlukan dengan cara mencari informasi ke pihak PLN dan mempelajari
berbagai literatur dilanjtkan dengan observasi dan pengukuran secara langsung ke
objek penelitian. Pengukuran data, seperti tegangan, arus, daya, dan kandungan
harmonisa dilakukan selama dua puluh empat jam. Dan untuk memastikan terjadinya
perbedaan antara hari libur dengan hari kerja, peneliti melakukan pengukuran pada
3.2 Data Penelitian
Data penelitian terdiri dari data sekunder dan data primer. Data sekunder yaitu
spesifikasi transformator didapat dari katalog. Sedangkan data primer didapat dari
hasil pengukuran pada objek secara langsung dengan data yang diukur adalah:
Tegangan, Arus, Daya, dan THDi
3.2.1 Alat Ukur
(%).
Besaran-besaran yang akan diukur dalam penelitian ini diantaranya adalah
kandungan harmonisa arus yang terdapat pada PCC, nilai arus fundamental dan nilai
arus total serta daya masing-masing fasa. Sedangkan alat yang digunakan untuk
mengukur besaran-besaran tersebut adalah Genius Energy Meter (GEM) Mk6N.
Kemampuan GEM dapat mengukur besaran tegangan, harmonisa tegangan, besaran
arus, harmonisa arus, besaran daya, dan faktor daya beban. Spesifikasi lengkapnya
seperti diuraikan pada lampiran 1. Langkah dan tahapan pengukuran yang dilakukan
dalam penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir Gambar 3.1.
3.3 Teknik Analisa data
Sebelum memulai menghitung data yang diperlukan untuk bahan analisis,
terlebih dahulu data spesifikasi transformator distribusi tiga fasa perlu diketahui. Data
Tabel 3.1 Spesifikasi Teknis Transformator Distribusi Tiga Fasa
KVA Vektor Karakteristik Listrik Ukuran Minyak Berat Io Zsc Rugi-Rugi Efisiensi
pada 75°C
Pengaturan
Tegangan
A B C Besi Tembaga
Group (%) (%) Watt Watt pf = 1,0 pf = 1,0 mm mm mm (ltr) (kg)
beban 100%
Beban 100%
100 Yzn5 2,3 4,0 300 1600 98,13% 1,67% 1000 730 1135 125 580
160 Yzn5 2,3 4,0 400 2000 98,52% 1,32% 1180 850 1190 160 800
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengukuran
Pengukuran besaran dilakukan selama dua puluh empat jam pada hari libur dan hari
kerja. Hal ini dimaksudkan agar dapat menyederhanakan pekerjaan dan diharapkan
dapat hari-hari dimaksud sudah dapat mewakili hari-hari selama satu tahun. Fluktuasi
beban selama pengukuran, yaitu mulai dari pukul 00:00 hingga 23:30 ditunjukkan
dalam bentuk kurva dan dalam bentuk data. Hasil pengukuran tersebut selanjutnya
dianalisis untuk menghasilkan besaran-besaran sesuai dengan tujuan penelitian.
4.1.1 Hasil Pengukuran Arus
Pengukuran bentuk gelombang arus dengan menggunakan GEM dapat
menghasilkan gelombang arus tiga fasa seperti ditunjukkan pada Gambar 4.1 untuk
hari libur, sedangkan Gambar 4.2 hasil pengukuran untuk hari kerja.
-300 -200 -100 0 100 200 300
0 60 120 180 240 300 360 420 480 540 600 660 720
Arus Fasa-R Arus Fasa-S Arus Fasa-T
300 -200 -100 0 100 200 300
[image:49.612.144.502.108.300.2]0 60 120 180 240 300 360 420 480 540 600
Gambar 4.2 Gelombang arus per fasa hasil pengukuran pada hari kerja
Sedangkan fluktuasi THDi akibat perubahan beban selama dua puluh empat jam baik
untuk hari libur maupun hari kerja berturut-turut ditunjukkan oleh Gambar 4.3 dan
4.4.
4
6
8
10
12
14
16
T
HDi
[
%
]
Fluktuasi THD
i
Penguku
5 Juni 201
[image:49.612.120.529.413.649.2]Fluktuasi THDi Pengukuran Hari Senin 6 Juni 2011
0 2 4 6 8 10 12 14
0:00 1:00 2:00 3:00 4:00 5:00 6:00 7:00 8:00 9:0010:0011:0012:0013:0014:0015:0016:0017:0018:0019:0020:0021:0022:0023:00
Pukul
T
HDi
[
%]
[image:50.612.118.523.103.330.2]Fasa-R Fasa-S Fasa-T
Gambar 4.4 Fluktuasi THDi per fasa hasil pengukuran pada hari kerja
Gambar 4.5 dan 4.6, masing-masing menunjukkan fluktuasi arus beban untuk
hari libur dan hari kerja selama dua puluh empat jam.
50 100 150 200 250
I [
A]
Fluktuasi Arus Fasa Pengukuran H
[image:50.612.127.519.437.682.2]Fluktuasi Arus Fasa Pengukuran Hari Senin 6 Juni 2011
0 50 100 150 200 250 300
0:00 1:00 2:00 3:00 4:00 5:00 6:00 7:00 8:00 9:0010:0011:0012:0013:0014:0015:0016:0017:0018:0019:0020:0021:0022:0023:00 Pukul
I [
A
]
[image:51.612.118.523.106.306.2]Fasa-R Fasa-S Fasa-T
Gambar 4.6 Fluktuasi arus per fasa hasil pengukuran pada hari kerja
4.1.2 Hasil Pengukuran Daya
Hasil pengukuran daya baik untuk hari libur maupun hari kerja berturut-turut
ditunjukkan oleh Gambar 4.7 dan 4.8.
Fluktuasi Daya Per Fasa Pengukuran Hari Minggu 5 Juni 2011
-5.000 10.000 15.000 20.000 25.000
0:00 1:00 2:00 3:00 4:00 5:00 6:00 7:00 8:00 9:0010:0011:0012:0013:0014:0015:0016:0017:0018:0019:0020:0021:0022:0023:00
Pukul
P
[w
a
tt]
Fasa-R Fasa-S Fasa-T
[image:51.612.124.518.424.634.2]Fluktuasi Daya Per Fasa Pengukuran Hari Senin 6 Juni 2011
-5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000
0:00 1:00 2:00 3:00 4:00 5:00 6:00 7:00 8:00 9:0010:0011:0012:0013:0014:0015:0016:0017:0018:0019:0020:0021:0022:0023:00
Pukul
P [w
a
tt]
[image:52.612.124.518.102.329.2]Fasa-R Fasa-S Fasa-T
Gambar 4.8 Fluktuasi daya per fasa hasil pengukuran pada hari kerja
4.2 Perhitungan Rugi-rugi akibat Harmonisa
Untuk menyederhanakan perhitungan, nilai arus harmonisa ke h yang digunakan merupakan nilai rata-rata pengukuran selama 24 jam (Lampiran 4), dan
dengan menggunakan persamaan (2.17) sampai dengan persamaan (2.21) diperoleh
hasil perhitungan rata-rata setiap jam pada hari libur untuk masing-masing fasa
seperti ditunjukkan oleh Tabel 4.1(a) sampai dengan 4.1(c). Sedangkan hasil
perhitungan untuk hari kerja ditunjukkan oleh Tabel 4.2(a) sampai 4.2(c).
Tabel 4.1(a) Hasil perhitungan arus harmonisa untuk fasa-R
h Ih
[A]
Ih [pu]
Ih2 [pu]
Ih2 x h2 [pu]
1 95,3056 1,0000 1,0000 1,0000
3 5,9775 0,0627 0,0039 0,0354
5 2,7427 0,0288 0,0008 0,0207
7 2,3180 0,0243 0,0006 0,0290
1,0054 1,0851
[image:52.612.190.449.582.682.2]Tabel 4.1(b) Hasil perhitungan arus harmonisa untuk fasa-S
h Ih
[A]
Ih [pu]
Ih2 [pu]
Ih2 x h2 [pu]
1 67,2396 1,0000 1,0000 1,0000
3 5,0587 0,0752 0,0057 0,0509
5 2,1660 0,0322 0,0010 0,0259
7 1,5997 0,0238 0,0006 0,0277
1,0073 1,1046
Jumlah
Tabel 4.1(c) Hasil perhitungan arus harmonisa untuk fasa-T
h Ih
[A] Ih [pu] Ih 2 [pu] Ih 2
x h2 [pu]
1 142,1713 1,0000 1,0000 1,0000
3 7,9422 0,0559 0,0031 0,0281
5 5,6160 0,0395 0,0016 0,0390
7 4,3501 0,0306 0,0009 0,0459
1,0056 1,1130
Jumlah
Tabel 4.2(a) Hasil perhitungan arus harmonisa untuk fasa-R
h Ih
[A]
Ih
[pu]
Ih2
[pu]
Ih2 x h2
[pu] 1 143,7410 1,0000 1,0000 1,0000 3 7,9906 0,0556 0,0031 0,0278 5 2,8251 0,0197 0,0004 0,0097 7 2,5269 0,0176 0,0003 0,0151
1,0038 1,0526
Jumlah
Tabel 4.2(b) Hasil perhitungan arus harmonisa untuk fasa-S
h Ih
[A]
Ih
[pu]
Ih2
[pu]
Ih2 x h2
[pu] 1 67,2396 1,0000 1,0000 1,0000 3 5,0587 0,0752 0,0057 0,0509 5 2,1660 0,0322 0,0010 0,0259 7 1,5997 0,0238 0,0006 0,0277
1,0073 1,1046
Jumlah
[image:53.612.195.448.133.226.2] [image:53.612.191.445.267.363.2]h Ih
[A]
Ih
[pu]
Ih2
[pu]
Ih2 x h2
[pu] 1 161,5881 1,0000 1,0000 1,0000 3 9,8687 0,0694 0,0048 0,0434 5 3,1404 0,0221 0,0005 0,0122 7 2,2206 0,0156 0,0002 0,0120
1,0056 1,0675
Jumlah
Setelah menghitung arus harmonisa per unit per fasa, baik untuk hari libur maupun
hari kerja selanjutnya dilakukan perhitungan rugi-rugi daya akibat harmonisa dalam
satuan per unit. Hasil perhitungan yang diperoleh seperti ditunjukkan pada Tabel 4.3
untuk hari libur dan Tabel 4.4 untuk hari kerja.
Tabel 4.3 Hasil perhitungan rugi-rugi daya akibat harmonisa untuk hari libur dalam satuan per unit
Fasa ∑Ih
2
[pu]
∑Ih
2 x h2
[pu] PEC-R [pu] PLL [pu] Rugi-rugi
I2R
[pu]
Rugi-rugi
Arus Pusar
[pu]
R 1,00535 1,08509161 0,01 1,0162 1,0054 0,0109
S 1,00726 1,10461786 0,01 1,01831 1,0073 0,0110
[image:54.612.188.452.118.220.2]T 1,00562 1,11296962 0,01 1,01675 1,0056 0,0111
Tabel 4.4 Hasil perhitungan rugi-rugi daya akibat harmonisa untuk hari kerja dalam satuan per unit
Fasa ∑Ih
2
[pu]
∑Ih
2 x h2
[pu] PEC-R [pu] PLL [pu] Rugi-rugi
I2R
[pu]
Rugi-rugi
Arus Pusar
[pu] R 1,00379 1,05261228 0,01 1,01431 1,0038 0,0105
S 1,00431 1,05277818 0,01 1,01484 1,0043 0,0105
T 1,00555 1,06751722 0,01 1,01623 1,0056 0,0107
Untuk merubah nilai rugi-rugi dalam satuan per unit menjadi dalam satuan watt
sesuai dengan Standard IEC Publ. 76 SPLN 50-1997, SPLN95-1994, untuk rugi-rugi
400. Hasil perhitungan tersebut seperti ditunjukkan pada Tabel 4.5 untuk hari libur
dan Tabel 4.6 untuk hari kerja.
Tabel 4.5 Hasil perhitungan rugi-rugi daya akibat harmonisa tiap jam untuk hari libur dalam satuan watt
Fasa Rugi-rugi I
2R [watt]
Rugi-rugi Arus Pusar
[watt]
Rugi-rugi Total [watt]
R 2.010,71 4,34 2.015,05
S 2.014,53 4,42 2.018,95
T 2.011,23 4,45 2.015,69
Total 6.036,47 13,21 6.049,68
Tabel 4.6 Hasil perhitungan rugi-rugi daya akibat harmonisa tiap jam untuk hari kerja dalam satuan watt
Fasa Rugi-rugi I
2R
[watt]
Rugi-rugi Arus Pusar
[watt]
Rugi-rugi Total [watt]
R 2.007,57 4,21 2.011,78
S 2.008,63 4,21 2.012,84
T 2.011,10 4,27 2.015,37 Total 6.027,30 12,69 6.039,99
Tarif dasar listrik untuk keperluan bisnis per kWh menurut Peraturan Menteri Energi
dan Sumber Daya Mineral No. 07 Tahun 2010, tanggal 30 Juni 2010 Ketentuan Tarif
Dasar Listrik Untuk Keperluan Binis adalah Rp 1100,00/kWh. Dari tarif dasar
tersebut selanjutnya dapat dihitung kerugian finansial akibat harmonisa yang akan
dialami oleh PT. PLN setiap bulan selama tahun 2011, dan hasilnya seperti disajikan
pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Kerugian finansial tahun 2011
Bulan Jumlah hari libur Jumlah hari kerja Rugi-rugi total pada hari libur [kWh] Rugi-rugi total pada hari kerja [kWh] Rugi-rugi Total [kWh] per Bln TDL untuk Bisnis [Rp/kWh] Rugi Finansial satu bulan [Rp]
1 2 3 4 5 6 = 4 + 5 7 8 = 6 x 7
Januari 6 25 871,15 3.624,00 4.495,15 1.100 4.944.664,33 Februari 6 22 871,15 3.189,12 4.060,27 1.100 4.466.296,92 Maret 5 26 725,96 3.768,96 4.494,92 1.100 4.944.408,59 April 5 25 725,96 3.624,00 4.349,96 1.100 4.784.952,79 Mei 6 25 871,15 3.624,00 4.495,15 1.100 4.944.664,33 Juni 6 24 871,15 3.479,04 4.350,19 1.100 4.785.208,52 Juli 5 26 725,96 3.768,96 4.494,92 1.100 4.944.408,59 Agustus 8 23 1.161,54 3.334,08 4.495,61 1.100 4.945.175,80 September 6 24 871,15 3.479,04 4.350,19 1.100 4.785.208,52 Oktober 5 26 725,96 3.768,96 4.494,92 1.100 4.944.408,59 Nopember 4 26 580,77 3.768,96 4.349,72 1.100 4.784.697,05 Desember 5 26 725,96 3.768,96 4.494,92 1.100 4.944.408,59
52.925,91
58.218.502,62 Keterangan: Kolom 4 = 24 jam x rugi-rugi kWh hari libur x jumlah hari libur
Kolom 5 = 24 jam x rugi-rugi kWh hari kerja x jumlah hari kerja Perkiraan rugi-rugi selama tahun 2011
4.3 Pembahasan
Dari hasil pengukuran gelombang arus memperlihatkan bahwa, bentuk
gelombang arus tidak sinusoidal dan untuk masing-masing fasa memiliki nilai arus
yang berbeda. Hal ini dapat dinyatakan bahwa disamping arus beban mengandung
harmonisa tetapi juga terjadi sistem pembebanan tidak seimbang.
Seberapa besar fluktuasi THDi akibat perubahan beban selama dua puluh
empat jam, baik untuk hari libur maupun hari kerja yang ditunjukkan pada Gambar
4.3 dan Gambar 4.4 memperlihatkan bahwa THDi tidak dapat dipolakan. Hal ini
terlihat dari kurva bahwa setiap saat selalu berfluktuasi dan fluktuasi THDi yang
Dari hasil analisis harmonisa arus dapat dinyatakan bahwa hubungan antara
THDi dan arus beban ataupun dengan daya beban tidak linier. Artinya setiap
kenaikkan THDi tidak selalu diikuti naiknya arus beban maupun daya beban.
Diperkirakan naik-turunnya arus beban tidak selalu diakibatkan oleh beban-beban
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengukuran dan pembahasan, data yang diperoleh dari
menunjuk-kan bahwa rugi-rugi yang akibatmenunjuk-kan oleh adanya harmonisa jelas terlihat dan cukup
signifikan jika dilihat dari nilai finansial yang diperoleh selama satu tahun. Uraian
hasil analisis seperti yang disajikan pada Bab 4 dapat disimpulkan sebagai berikut.
Pengukuran yang dilakukan selama dua puluh empat jam diperoleh fluktuasi
arus, harmonisa arus, dan daya. Tingkat distorsi harmonisa arus untuk masing-masing
fasa selama pengukuran terjadi pada waktu yang berbeda:
a. Untuk hari libur fasa-R THDi tertinggi terjadi pada pukul 09:30 sebesar
10,06% dengan THDi rata-rata 7,3