THE VIOLATION OF COOPERATIVE PRINCIPLE
IN “17 AGAIN” MOVIE SCRIPT BY JASON FILARDI
(A Study of Pragmatics)
SKRIPSI
diajukan untuk menempuh Ujian Sarjana Pada Program Studi Sastra Inggris Fakultas Sastra
Universitas Komputer Indonesia
NURRIZAL RAMDANI HIDAYAT 63708005
PROGRAM STUDI SASTRA INGGRIS
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
vi
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Pelanggaran Prinsip Kerjasama Dalam Skrip Film “17 Again”
Karya Jason Filardi”. Skripsi ini membahas pelanggaran maxim pada percakapan yang terjadi dalam skrip film “17 Again” dan konteks yang mendukung adanya pelanggaran maxim tersebut. Data - data tersebut dianalisis berdasarkan teori H.P
Grice mengenai “Cooperative Principle”. Metode yang digunakan dalam skripsi ini yaitu metode deskriptif yang mencakup observasi data, pengumpulan data, pengelompokan data sesuai dengan jenis-jenis pelanggaran prinsip kerjasama, dan analisis data. Berdasarkan hasil analisis data, terdapat 11 data yang menunjukan adanya pelanggaran prinsip kerjasama. Dari data yang didapat menunjukan adanya pelanggaran maxim kualitas, kuantitas, relevan dan cara, dan konteks seperti
situational context, background context, referring context dan co-textual context yang memperkuat adanya pelanggaran yang muncul dalam skrip film.
vii
ABSTRACT
The skripsi entitled “Pelanggaran Prinsip Kerjasama Dalam Skrip Film “17 Again”
Karya Jason Filardi”.It discusses about the violation of maxim and the context which supports the violation of maxim in the movie script “17 Again”. The data is analyzed based on H.P Grice theory about “Cooperative Principle”. The method which is used in this skripsi is descriptive method. It is conducted through observation, collection, classification according to the violation of cooperative principle, and analysis the data. Based on the analysis of the data, there are 11 data that show the violation of cooperative principle. The data shows the violation of maxim of quality, quantity, relevant and manner, and the context such as situational context, background context, referring context and co-textual context which support the violation in the movie script.
viii
Dengan mengucapkan nama Alhamdulillah, penulis panjatkan puji dan
syukur kehadirat Allah SWT karena atas izin-Nya penulis dapat menyelesaikan
laporan yang menjadi kewajiban dalam menjalankan skripsi.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis berusaha semaksimal mungkin
untuk dapat menyelesaikannya dengan hasil yang terbaik. Oleh karena itu tidak
mudahlah bagi penulis untuk dapat meyelesaikan skripsi ini tanpa bantuan dari
semua pihak yang telah memberikan semangat dan ilmu bagi penulis.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. H. Moch. Tadjuddin, M.A, selaku Dekan fakultas Sastra
Universitas Komputer Indonesia Bandung.
2. Ibu Retno Purwanisari, S.S., M.Hum, selaku Ketua Program Studi Sastra
Inggris Universitas Komputer Indonesia Bandung.
3. Ibu Asih Prihandini, S.S., M.Hum, selaku pembimbing utama dalam
ix
4. Ibu Nenden Rikma Dewi, S.S, selaku pembimbing pendamping dalam
pengerjaan skripsi penulis.
5. Bapak Dr. Juanda, selaku koordinator pelaksanaan ujian comprehensive.
6. Bapak Tatan Tawami, S.S, M.Hum, selaku dosen Sastra Inggris dan
koordinator TOEFL.
7. Bapak M. Rayhan Bustam, S.S, selaku dosen Sastra Inggris.
8. Ibu Nungki Heriyati, S.S., M.A, selaku dosen Sastra Inggris.
Dengan segala ketulusan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih
dan memohon maaf seandainya dalam penyusunan skripsi ini terdapat hal-hal
yang kurang berkenan mengingat ilmu dan wawasan penulis masih terbatas. Oleh
karena itu penulis mohon kritik dan saran dari pembaca guna kemajuan penulis
dimasa yang akan datang.
Bandung, Juli 2012
Penyusun
x
ABSTRAK vi
ABSTRACT vii
KATA PENGANTAR viii
DAFTAR ISI x
BAB I: PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 5
1.3 Tujuan Penelitian 5
1.4 Manfaat Penelitian 5
1.5 Kerangka Pemikiran 6
BAB II: LANDASAN TEORI 8
2.1 Prinsip Kerjasama 9
2.1.1 Jenis-jenis Pelanggaran Prinsip Kerjasama 9
2.2.2 Konteks 12
BAB III: OBJEK DAN METODE PENELITIAN 17
3.1 Objek Penelitian 17
3.2 Metode Penelitian 17
3.2.1 Teknik Pengumpulan Data 18
3.2.2 Teknik Analisis Data 18
BAB IV: TEMUAN DAN PEMBAHASAN 19
BAB V: SIMPULAN DAN SARAN 43
xi
5.2 Saran 44
DAFTAR PUSTAKA 46
SYNOPSIS 47
LAMPIRAN 49
1
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita tentu sering melakukan percakapan.
Percakapan tersebut melibatkan setidaknya dua orang yakni seorang pembicara
(speaker) dan seorang pendengar atau lawan bicara (interlocutor) yang
masing-masing mencoba untuk saling memahami tentang apa yang sedang
dibicarakannya. Orang-orang yang terlibat dalam percakapan mempunyai
perannya masing-masing, seperti peran dari seorang pembicara yaitu berusaha
untuk memberikan informasi yang ada dalam pikirannya dan apa yang ingin
diutarakannya, sedangkan peran dari seorang pendengar yaitu mencoba untuk
menginterpretasikan apa maksud yang terkandung dalam ujaran yang dilontarkan
oleh seorang pembicara kepada pendengar.
Ketika percakapan terjadi, pembicara dan lawan bicara akan mencoba
untuk memberikan informasi satu sama lain dengan tujuan apa yang mereka coba
utarakan dapat di mengerti oleh keduanya sehingga maksud yang ingin diutarakan
dapat disampaikan dan diterima dengan baik. Di dalam ilmu pragmatik, terdapat
beberapa prinsip di dalam percakapan. Prinsp-prinsip tersebut adalah prinsip
tindak tutur, prinsip sopan santun atau kesopanan dan prinsip kerjasama. Namun
manakala maksud dari suatu percakapan tidak dapat disampaikan atau
tersampaikan dengan baik, pada saat itulah dapat dikatakan telah terjadi sebuah
2
dalam prinsip kerjasama yang terjadi di dalam percakapan. Di dalam prinsip
kerjasama terdapat beberapa pelanggaran yaitu pelanggaran maxim kuantitas,
pelanggaran maxim kualitas, pelanggaran maxim relevan, dan pelanggaran maxim
cara. Data yang diambil dalam penelitian ini diperoleh dari skrip film “17 Again”,
ini dikarenakan adanya kecenderungan kemunculan pelanggaran prinsip
kerjasama yang cukup besar sehingga data yang diperoleh cukup banyak dan
untuk mengetahui dampak yang seperti apa ketika pelanggaran prinsip kerjasama
terjadi. Dengan demikian pelanggaran pelanggaran prinsip kerjasama yang terjadi
dalam skrip film “17 Again” menjadi tujuan utama pembahasan.
Teori mengenai pelanggaran prinsip kerjasama tersebut di ambil dari Grice
(1975) dalam bukunya “Logic and Conversation”. Prinsip kerjasama menurut
Grice merupakan asumsi mendasar dalam membangun sebuah makna yang ingin
ditujukan oleh pembicara kepada lawan bicaranya. Ketika pelanggaran terjadi
dalam percakapan, informasi yang ingin disampaikan oleh pembicara kepada
lawan bicara kemungkinan tidak akan tersampaikan dengan baik. Seorang
pembicara dapat dikatakan telah melanggar prinsip kerjasama jika pembicara
tersebut memberikan suatu informasi yang tidak jelas, membingungkan,
memberikan informasi yang meragukan atau bahkan memberikan informasi yang
tidak diminta oleh lawan bicaranya. Berikut adalah salah satu contoh pelanggaran
dalam percakapan:
Context: Carson is driving John to Meredith’s house
Carson: Where does Meredith lives?
Pada contoh kasus di atas, terlihat bahwa Carson sedang mengendarai
mobilnya dan akan menuju ke tempat tinggal Meredith bersama John. Dari data di
atas terdapat pelanggaran prinsip kerjasama, pelanggaran yang muncul yaitu
pelanggaran maxim kuantitas yang terjadi ketika Carson sebagai pembicara
(speaker) menanyakan mengenai tempat tinggal Meredith kepada John
(interlocutor). Akan tetapi John tidak memberikan informasi yang lengkap kepada
Carson mengenai tempat tinggal Meredith.
Dari jawaban yang dilontarkan oleh John tersebut akan membuat Carson
untuk kembali bertanya dengan lebih jelas mengenai alamat lengkap dari tempat
tinggal Meredith. Jawaban yang diutarakan John di atas menimbulkan beberapa
informasi kenapa jawabannya tersebut begitu singkat. Pertama, John tidak begitu
tetarik untuk menjawab pertanyaan dari Carson; kedua, John berpikir bahwa
jawaban singkatnya tersebut sudah cukup mewakili pertanyaan yang dilontarkan
oleh Carson kepada dirinya; dan yang terakhir, John berharap adanya pertanyaan
yang lebih jelas dari Carson mengenai tempat tinggal Meredith agar ia bisa
mengetahui jawaban seperti apa yang dibutuhkan oleh Carson tepatnya.
Dari contoh kasus di atas, kesalahpahaman antara pembicara dan
pendengar dapat muncul jika seorang pembicara dan pendengar tidak mampu
menyampaikan dan menginterpretasikan maksud sebenarnya yang ingin ditujukan
oleh kedua belah pihak. Dengan demikian pelanggaran dalam sebuah percakapan
dapat diketahui.
Terkait dengan pelanggaran prinsip kerjasama yang terjadi dalam skrip
4
menunjukan adanya pelanggaran. Merujuk kepada contoh di atas, konteks yang
terdapat dalam contoh kasus tersebut yaitu referring context. Ketika John
mengatakan “Nevada”, jawabannya tersebut merujuk ke sebuah daerah tempat
Meredith tinggal. Akan tetapi jawaban John tersebut tidak merujuk kepada sebuah
tempat yang jelas mengenai tempat tinggal Meredith sebenarnya. Dari percakapan
di atas akan memunculkan pertanyaan lanjutan dari Carson mengenai alamat
lengkap tempat tinggal Meredith. Pertanyaaan lanjutan yang akan muncul
dikarenakan Carson dan John tidak dapat pergi ke tempat Meredith tinggal tanpa
adanya alamat yang jelas. Dalam ilmu pragmatik sendiri terdapat beberapa jenis
konteks yaitu situational context, background context, referring context dan
co-textual context.
Dari permasalahan yang dipaparkan di atas merupakan suatu hal yang
sangat menarik untuk dianalisis, karena suatu kontribusi dalam percakapan
sangatlah dibutuhkan oleh seorang pembicara dan pendengar. Kontribusi tersebut
dapat memperlihatkan suatu peranan dalam percakapan, tindak kesopanan dan
perasaan yang ingin ditujukan oleh seorang pembicara kepada lawan bicaranya.
Pelanggaran prinsip kerjasama ini juga dapat terjadi ketika seorang pembicara
ingin mempersingkat ataupun memperpanjang percakapan yang sedang terjadi
dikarenakan alasan tertentu, salah satunya yaitu seperti contoh pelanggaran
prinsip kerjasama di atas. Dengan demikian penelitian ini memiliki judul
“Pelanggaran Prinsip Kerjasama Dalam Skrip Film 17 Again Karya Jason
1.2 Rumusan Masalah
Merujuk kepada permasalahan mengenai makna ujaran yang terjadi di
dalam skrip film maka terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan,
diantaranya:
1. Pelanggaran prinsip kerjasama apa saja yang terjadi dalam skrip film
“17 Again”?
2. Dalam konteks apa saja pelanggaran prinsip kerjasama itu terjadi?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah menjawab pertanyaan yang muncul dalam
rumusan masalah di atas, diantaranya:
1. Menganalisis pelanggaran prinsip kerjasama yang terjadi dalam
skrip film “17 Again”.
2. Menganalisis dalam konteks apa saja pelanggaran prinsip
kerjasama itu terjadi.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan banyak informasi mengenai
suatu pemahaman maksud dalam percakapan. Penelitian ini juga mempunyai dua
tujuan; pertama, untuk meningkatkan pengetahuan pembaca mengenai maksud
sebenarnya yang terkandung dalam sebuah percakapan. Kedua, untuk peneliti
sendiri, teori mengenai prinsip kerjasama dari Grice dapat menjadi kunci utama
6
karena itu, teori tersebut dapat memberikan gambaran sejauh mana kontribusi
pelanggaran prinsip kerjasamaberperan dalam suatu percakapan.
1.5 Kerangka Pemikiran
Penelitian ini mengambil beberapa teori yang digunakan dalam
menganalisis data yang ada seperti teori dari Grice (1975) “Logic and
Conversation” yang menjadi teori utama dalam penelitian ini. Selain
menggunakan teori Grice tersebut, terdapat beberapa teori lain terkait dengan ilmu
pragmatik yang digunakan dalam penelitian ini sebagai teori pendukung seperti
dari Leech (1983) “Principles of Pragmatics”, dan Cutting (2002) “Pragmatics
and Discourse”.
Teori utama mengenai pelanggaran prinsip kerjasama dalam penelitian ini
digunakan dalam menganalisis data yang mempunyai hubungan dengan makna
sebuah ujaran. Menurut Grice terdapat empat macam pelanggaran prinsip
kerjasama dalam sebuah percakapan diantaranya seperti pelanggaran maxim of
manner (cara) yaitu pembicara memberikan suatu informasi yang tidak beraturan
atau tidak jelas, pelanggaran maxim of relevant (relevan) yaitu ketika seorang
pembicara memberikan jawaban yang tidak relevan atau tidak bertautan dengan
perkataan sebelumnya, pelanggaran maxim of quality (kualitas) yaitu seorang
pembicara memberikan informasi yang cenderung tidak benar atau bohong dan
yang terakhir pelanggaran maxim of quantity (kuantitas) yaitu seorang pembicara
Sementara teori Grice mengenai pelanggaran prinsip kerjasama sebagai
teori utama digunakan, teori mengenai konteks pun diterapkan sebagai pendukung
dalam memperkuat adanya pelanggaran yang terdapat dalam analisis data. Teori
konteks yang digunakan adalah teori dari Cutting (2002) dalam bukunya yang
berjudul “Pragmatics and Discourse”. Menurut Cutting terdapat beberapa jenis
konteks seperti situational context yang menunjukan berbagai peristiwa yang
tergambarkan dalam sebuah percakapan. Background context yaitu konteks saat
pembicara dan lawan bicara mengetahui dengan baik apa yang sedang
dibicarakannya tersebut, referring context yaitu penggunaan bahasa yang
digunakan untuk sebuah rujukan, dan terakhir adalah co-textual context yaitu
sebuah konteks yang merujuk apa saja yang termasuk ke dalam sebuah rujukan
8
BAB II
LANDASAN TEORI
Di dalam bab ini dipaparkan teori-teori yang digunakan dalam
menganalisis data seperti teori pelanggaran maxim dan teori mengenai konteks.
Teori mengenai pelanggaran maxim diambil dari pakar ilmu pragmatik yakni
Grice (1975) “Logic and Conversation” yang mana menjadi teori utama dalam
menjalankan penelitian ini. Selain teori pelanggaran maxim dari Grice, ada
beberapa teori yang diambil sebagai teori pendukung seperti teori Thomas (1995)
“an Introduction to Pragmatics”, Cutting (2002) “Pragmatics and Discourse” dan
Leech (1983) “Principles of Pragmatics”.
Di dalam bukunya “Logic and Conversation”, Grice mengungkapkan
adanya beberapa jenis pelanggaran prinsip kerjasama yang dapat terjadi dalam
sebuah ujaran. Pelanggaran-pelanggaran tersebut diantaranya; pelanggaran maxim
of manner (cara) yaitu pembicara memberikan suatu informasi yang tidak
beraturan atau tidak jelas, pelanggaran maxim of relevant (relevan) yaitu ketika
seorang pembicara memberikan informasi yang tidak relevan atau tidak bertautan
dengan informasi sebelumnya, pelanggaran maxim of quality (kualitas) yaitu
seorang pembicara memberikan informasi yang cenderung tidak benar atau
bohong dan yang terakhir pelanggaran maxim of quantity (kuantitas)yaitu seorang
pembicara memberikan informasi yang kurang atau berlebihan kepada lawan
2.1 Prinsip Kerjasama
Dalam ilmu pragmatik terdapat beberapa prinsip yang dapat digunakan
untuk menyampaikan suatu maksud dalam suatu ujaran. Salah satu prinsip
tersebut adalah prinsip kerjasama yaitu sebuah asumsi mendasar dalam
membangun sebuah makna atau maksud yang ingin ditunjukkan oleh pembicara
dan pendengar. Menurut Grice (1975) dalam bukunya “Logic and Conversation”
mengenai prinsip kerjasama (the cooperative principle), pelanggaran prinsip
kerjasama dapat terjadi dalam sebuah percakapan ketika informasi yang ingin
disampaikan oleh pembicara kepada lawan bicara tidak tersampaikan dengan baik.
Pelanggaran prinsip kerjasama itu sendiri terbagi menjadi empat jenis pelanggaran
yaitu pelanggaran maxim kuantitas, pelanggaran maxim cara, pelanggaran maxim
relevan dan pelanggaran maxim kualitas. Penjelasan mengenai masing-masing
pelanggaran maxim tersebut dipaparkan di dalam 2.1.1 mengenai jenis-jenis
pelanggaran prinsip kerjasama. Selain penjelasan pelanggaran maxim, terdapat
pula penjelasan mengenai konteks yang dipaparkan pada 2.1.2.
2.1.1 Jenis-jenis Pelanggaran Prinsip Kerjasama
Menurut Grice, ada empat jenis pelanggaran maxim dalam prinsip
10
1. Pelanggaran maxim kuantitas
Pelanggaran maxim kuantitas terjadi ketika seorang pembicara
memberikan informasi yang kurang jelas atau berlebihan kepada lawan
bicara. Contohnya sebagai berikut:
Billy: Where is Anne?
Mark: The control room or the science lab.
Dari contoh di atas, Mark tidak memberikan Billy informasi yang jelas.
Billy mengharapkan jawaban yang sudah pasti mengenai keberadaan
Anne. Akan tetapi Mark justru memberikan pernyataan yang tidak jelas
kepada Billy. Dari pernyataan Mark menunjukan bahwa ia tidak
mengetahui pasti keberadaan Anne. Ia berpikir Anne ada di ruang kontrol
atau di ruang laboratorium. Pernyataannya tersebut juga menyiratkan
adanya keraguan mengenai keberadaan Anne yang diutarakan oleh Mark.
2. Pelanggaran maxim cara
Pelanggaran maxim cara dapat terjadi ketika pembicara memberikan suatu
informasi yang tidak beraturan atau tidak jelas kepada lawan bicara.
Contohnya sebagai berikut:
Mark: When are you coming home?
Anne: I will codify that question to my superiors and respond at such a
time as an adequate answer is preparable.
Dari contoh di atas, Anne memberikan pernyataan yang berbelit-belit dan
membuat Mark harus berpikir lebih lanjut mengenai pernyataan yang
Mark. Ia tidak bisa memberikan jawaban secara pasti mengenai
kepulangannya karena ia juga harus menanyakan hal tersebut kepada
atasannya.
3. Pelanggaran maxim relevan
Pelanggaran maxim relevan dapat terjadi ketika seorang pembicara
memberikan jawaban yang tidak bertautan dengan pembicaraan
sebelumnya ataupun mencoba untuk mengalihkan topik pembicaraan yang
sedang terjadi dalam sebuah percakapan. Contohnya sebagai berikut:
Anne: You really love me?
Matt: I like Ferris wheels, and college football, and things that go real
fast.
Dari contoh kasus di atas, Matt mencoba untuk mengalihkan topik
pembicaraan. Ia memberikan jawaban yang tidak mempunyai kaitan
dengan pernyataan Anne sebelumnya. Matt mencoba mengalihkan topik
pembicaraan awal yang mana mengenai “Love” dan menggantinya dengan
topik yang baru yaitu mengenai hal-hal yang disukai oleh Matt.
Pengalihan topik pembicaraan yang dilakukan oleh Matt tersebut karena ia
tidak tertarik untuk memberikan informasi dan memperpanjang
percakapan mengenai “Love”. Selain faktor tersebut, dari jawaban Matt
sendiri terlihat bahwa ia lebih tertarik jika membicarakan hal-hal yang ia
12
4. Pelanggaran maxim kualitas
Pelanggaran maxim kualitas ini dapat terjadi ketika seorang pembicara
mencoba untuk memberikan informasi yang cenderung tidak benar atau
bohong mengenai suatu hal kepada lawan bicara. Contohnya seperti
berikut:
Anthony: A lot of people are depending on you.
Mark: Thanks, that really takes the pressure off.
Ketika Mark berkata “Thanks, that really takes the pressure off”‟, ia mengatakan sesuatu yang tidak benar mengenai isi hatinya. Ia merasa
keberatan dan tidak senang karena ia merasa terbebani dengan banyaknya
orang yang menaruh harapan kepadanya.
2.1.2 Konteks
Selain teori dari Grice di atas mengenai pelanggaran prinsip kerjasama,
teori mengenai konteks di ambil dari Cutting. Menurut Cutting dalam bukunya
“Pragmatics and Discourse” 2002: 3-9, terdapat empat jenis konteks dalam ilmu
1. Situational context
Situational context yaitu sebuah konteks yang menggambarkan segala
sesuatu yang sedang terjadi di sekitarnya pada saat percakapan itu
berlangsung. Contohnya sebagai berikut:
Context : The place is in the classroom of The British National Corpus. A
lecturer from London is explaining a mathematical to his pupil from
London, named Berkam.
Lecturer: Forty-nine? Why do you say forty-nine?
Pupil: Cos there’s another one here.
Lecturer: Right, we’ve got forty-nine there, haven’t we? But here
there’s two, okay? Now, what is it that we’ve got two of? Well, let me give you a clue. Erm, this here is forty, that’s
four tens, four tens are forty.
Percakapan di atas terjadi di dalam sebuah kegiatan belajar mengajar
antara guru dan muridnya. Di dalam percakapan di atas guru dan muridnya
sedang melihat kepada sebuah benda yang digunakan sebagai media untuk
menulis seperti buku, lembar kerja soal atau bahkan sebuah papan tulis.
2. Background knowledge context
Background knowledge yaitu sebuah konteks yang mana pembicara dan
pendengar mengetahui mengenai apa yang mereka bicarakan, seperti
membicarakan seseorang ataupun budaya. Ada dua jenis background
14
a. Cultural context
Cultural context yaitu sebuah informasi atau pengetahuan yang dimiliki
oleh pembicara dan pendengar mengenai sebuah ruang lingkup kehidupan.
Contohnya sebagai berikut:
In the hill-walking-in-Arran excerpt, Allan and Dominic share cultural
background knowledge about the low mountains on the island: Allan does
not appear surprised that Dominic and his friends went ‘hill walking’, that
they could walk for eight hours there.
Dari contoh data di atas, menunjukan bahwa Allan dan Dominic sedang
membicarakan sebuah gunung yang pernah Dominic kunjungi bersama
teman-temannya. Dalam percakapan tersebut Allan tidak begitu terkejut
ketika Dominic dan teman-temannya menempuh waktu hingga 8 jam
lamanya, ini dikarenakan Allan sudah mengetahui mengenai jarak tempuh
untuk mencapai gunung yang sedang dibicarakannya itu.
b. Interpersonal context
Interpersonal context yaitu informasi mengenai seseorang yang mencakup
informasi mengenai kehidupan pribadi pembicara atau yang
dibicarakannya. Berikut adalah salah satu contohnya:
In the hill-walking excerpt, we can see that Allan and Dominic know who
‘Michelle’ is. Dominic will have told Allan in a previous conversation that his wife’s name is ‘Michelle’; he might also have told him where ‘home’
Dari contoh data di atas, Allan dan Dominic sedang membicarakan
seseorang yang bernama Michelle. Michelle adalah istri dari Dominic dan
Allan juga mengetahui siapa Michelle yang sedang dibicarakan oleh
mereka berdua. Pembicara dan lawan bicara mengetahui siapa orang yang
sedang dibicarakan oleh keduanya.
3. Referring context
Penggunaan bahasa untuk merujuk kepada sesuatu hal yang ada dalam
sebuah konteks itu disebut reference: Cara pembicara menggunakan
bentukan linguistik agar pendengarnya dapat mengidentifikasi sesuatu
dikatakan sebagai referring expression. Ketika seorang pendengar dapat
mengidentifikasi rujukan tersebut merujuk kemana, rujukan itu bisa
dikatakan sebagai referent. Contohnya sebagai berikut:
‘I went with Francesca and David’
Kata ganti „I‟ merupakan sebuah referring expression yang merujuk
kepada pembicara itu sendiri, yang sekaligus menjadi referent. Kata ganti
„Francesca‟ dan „David‟ juga merupakan sebuah referring expressions
yang mana merujuk kepada dua orang yang bernama Francesca dan David.
4. Co-textual context
Co-textual context yaitu ketika pembicara dan pendengar mengetahui apa
atau siapa yang sebenarnya sedang mereka bicarakan. Contohnya:
A: I went with Francesca and David.
16
A: Francesca’s room-mate. And a friend of Alice’s from London. There were six of us. Yeah we did a lot of hill walking.
B: Uhm.
Pada contoh kasus di atas, kata ganti „us‟ dan „we‟ merujuk kembali
kepada Francesca, David, yang mana merupakan teman sekamar dan
teman dari Francesca. Lawan bicara A berasumsi bahwa semua orang yang
berperan dalam percakapan tersebut mengetahui apa yang sedang mereka
bicarakan mengenai siapa saja „us‟ itu dan siapa saja yang termasuk
17
Bab ini menjelaskan mengenai objek dan metode yang digunakan dalam
melakukan penelitian. Terdapat dua hal penting dalam metode penelitian yang
terdapat dalam bab 3 ini; pengumpulan data dan teknik analisis data.
3.1 Objek Penelitian
Tujuan utama dalam menjalankan penelitian ini yaitu menganalisis
pelanggaran prinsip kerjasama dalam percakapan dan konteks yang menjadi faktor
pendukung adanya pelanggaran yang muncul. Data diambil dari skrip film “17
Again” dan dari sumber data tersebut terdapat beberapa data yang memiliki
pelanggaran prinsip kerjasama.
3.2 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang mencakup observasi
data, pengumpulan data, pengelompokan data sesuai dengan jenis-jenis
pelanggaran prinsip kerjasama, dan analisis data. Tedapat dua hal dalam
menjalankan metode penelitian ini yaitu teknik pengumpulan data dan teknik
18
3.2.1 Teknik Pengumpulan Data
Dalam menjalankan penelitian ini, peneliti melakukan pencarian dan
pengumpulan data melalui perpustakaan dan internet. Pencarian data dilakukan
dengan beberapa tahap yaitu pencarian sumber dara, pemilihan data, pengunduhan
data, dan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan diambil dari sumber data
yang syah, pengambilan data dilakukan melalui pencarian di dalam salah satu
situs mengenai skrip film yaitu http://www.IMSDb.com “Internet Movie Script
Data based”. Skrip film yang diambil dari situs tersebut adalah skrip film “17
Again”karya Jason Filardi.
3.2.2 Teknik Analisis Data
Setelah pengumpulan data dilakukan, tahap berikutnya yaitu analisis data
yang menjadi tujuan utama dalam penelitian ini. Terdapat dua hal penting yang
terdapat di dalam teknik analisis data yakni menganalisis data yang memiliki atau
menunjukan adanya pelanggaran prinsip kerjasama dan mengenalisis dampak
yang muncul ketika pelanggaran prinsip kerjasama terjadi dalam skrip film “17
19
Pemaparan mengenai analisis data yang menunjukan adanya pelanggaran
prinsip kerjasamadan konteks sebagai faktor pendukung dipaparkan di dalam bab
ini. Data-data yang dikumpulkan di ambil dari skrip film “17 Again”karya Jason
Filardi, dari sumber data tersebut terdapat beberapa data yang menunjukan adanya
pelanggaran prinsip kerjasama.
Namun, karena pelanggaran prinsip kerjasama yang muncul dari masing–
masing data berbeda-beda, maka proses pengklasifikasian data pada bab ini dibagi
sesuai dengan jenis-jenis pelanggaran yang terdapat dalam prinsip kerjasama,
yaitu: Pelanggaran maxim kuantitas, pelanggaran maxim relevan, pelanggaran
maxim kualitas dan pelanggaran maxim cara.
Selain adanya proses pengklasifikasian sesuai dengan pelanggaran prinsip
kerjasama, di dalam bab ini ditunjukkan juga adanya konteks yang menjadi faktor
pendukung pelanggaran yang muncul di dalam skrip film dan pengaruh yang
terjadi pada saat pelanggaran itu terjadi. Konteks itu sendiri memiliki beberapa
jenis, diantaranya: Situational context, background context, co-textual context dan
20
Data 1
Konteks:
Parttisipan: Partisipan yang muncul dalam percakapan ini yaitu Mike yang
merupakan salah satu teman Stan, namun ia tidak begitu akrab dengan Stan karena Stan mempunyai sifat arogan. Sedangkan partisipan lain yaitu Stan, ia adalah seorang kapten tim bola basket di sekolahnya. Ia mempunyai karakter yang buruk dalam bersikap kepada teman-temannya. Terakhir yaitu teman-teman sekolah Mike dan Stan.
Tempat kejadian: Percakapan antara Mike dan Stan terjadi di sebuah kafetaria.
Situasi: Dari percakapan antara Mike dan Stan menunjukan bahwa
percakapan tersebut terjadi di sebuah kafetaria. Percakapan tersebut memperlihatkan Mike dan Stan sedang berselisih tegang di depan teman-temannya.
Mike: You know, Stan, I feel sorry for you.
Stan: You don’t know me.
Mike: Oh but I do. All too well. You’re the man. Captain of the basketball team.
Dates the pretty girls. High school is your kingdom. But, People, Stan's a bully. Why? It would be way too easy to say Stan preys on the weak because he's simply a dick. No, Stan's more complex than that. According to leading psychiatrists Stan is a bully for 1 of 3 reasons. 1, under all that male bravado there's an insecure little girl banging on the closet door trying to get out. 2, like a caveman, Stan's brain is underdeveloped. Therefore Stan is unable to use self-control so he acts out aggressively. And the third reason- I'd argue that Stan suffers from all 3. Don't hurt yourself big boy.
Data di atas memperlihatkan adanya pelanggaran prinsip kerjasama, yaitu
pelanggaran maxim kuantitas. Ini terjadi karena Mike memberikan informasi
secara berlebihan dengan menyatakan Stan yang merupakan kapten tim bola
basket di sekolahnya, mengencani perempuan-perempuan cantik, dan ia
mempunyai kekuasaan di sekolahnya tersebut. Mike mengutarakan hal tersebut
sebagai balasan dari ujaran Stan yang menganggapnya tidak mengenal Stan.
Pengaruh ujaran Mike tersebut secara tidak langsung membuat Stan mati langkah
Mike memiliki informasi sebanyak itu mengenai dirinya. Terlebih Mike
mengutarakan hal tersebut di hadapan banyak orang yang mengenal mereka
berdua, di kafetaria. Ujaran tersebut berpengaruh terhadap sikap yang diambil
Stan yang akhirnya memilih untuk diam dan tidak membalas ujaran tersebut
karena informasi yang disampaikan Mike ternyata sesuai dengan kenyataannya.
Hal ini dapat diindikasikan bahwa informasi-informasi yang diutarakan oleh Mike
tersebut benar adanya. Stan tahu jika dia membalas ujaran tersebut maka Mike
akan memberikan informasi lainnya sehingga partisipan-partisipan di kafetaria
akan membeli informasi Mike dan semakin memojokkan Stan. Respon terbaik
yang bisa diambil Stan adalah tidak melakukan apa-apa berbeda dengan ujaran dia
sebelumnya yang terkesan arogan dengan menyatakan “you don’t know me”,
seolah tak seorangpun mengenal dirinya dengan baik.
Dari data di atas, pelanggaran prinsip kerjasama yang muncul termasuk ke
dalam situational context. Percakapan yang terjadi di atas dilakukan di sebuah
kafetaria yang memperlihatkan Mike sedang mencoba memberikan informasi
mengenai latar belakang Stan kepada teman-temannya yang berada disekitar
perseteruan mereka berdua. Mike secara tiba-tiba memberikan informasi kepada
semua temannya sekalipun informasi yang diutarakannya tersebut sebenarnya
tidak dibutuhkan oleh mereka. Konteks yang kedua yaitu interpersonal context.
Mike dan teman-temannya mengetahui latar belakang Stan yang selalu berprilaku
kasar dan sombong. Ia sering menindas teman-temannya dengan cara mengejek
22
Data pertama di atas memperlihatkan adanya pelanggaran prinsip
kerjasama. Pelanggaran yang terjadi dalam data ini yaitu pelanggaran maxim
kuantitas. Pelanggaran maxim kuantitas ini terjadi di dalam situational context dan
interpersonal context.
Data 2
Kontext:
Partisipan: Percakapan ini menunjukan adanya dua partisipan yaitu
Pelatih Harvey yang merupakan seorang pelatih tim bola basket di sekolah tempat Mike dan teman-temannya menimba ilmu. Selain itu, partisipan lainnya yaitu para anggota tim bola basket Fitch Falcon.
Tempat kejadian: Percakapan ini terjadi di sebuah gedung olah raga yang berada di sekolah Fitch Falcon.
Situasi: Dari percakapan yang terjadi, memperlihatkan bahwa
Pelatih Harvey sedang memberikan pengarahan dan semangat kepada timnya dalam menghadapi pertandingan bola basket. Percakapan ini dilakukan di dalam sebuah gedung olah raga yang berada di sekolah Fitch Falcon.
Coach Harvey: Let’s go! Remember, Boys, winners get the girls. Losers please themselves!
Data di atas memperlihatkan adanya pelanggaran prinsip kerjasama, yaitu
pelanggaran maxim kuantitas. Ini terjadi karena Pelatih Harvey secara tiba-tiba
memberikan informasi kepada timnya dalam menghadapi pertandingan bola
basket dengan menyatakan pemenang akan dikagumi oleh teman-teman
perempuannya, sedangkan yang kalah harus dapat menerima kekalahannya
sendiri. Pelatih Harvey mengutarakan hal tersebut untuk memberikan motivasi
kepada timnya dalam menghadapi lawan di pertandingan tersebut. Dari ujaran
Pelatih Harvey tersebut bermaksud untuk memotivasi timnya agar memberikan
dikarenakan pelatih dan anggota tim tidak mau menanggung malu dan cemoohan
jika mereka kalah dalam pertandingan tersebut. Terlebih Pelatih Harvey dan
timnya menjadi tuan rumah dalam pertandingan ini. Tentunya akan sangat
memalukan jika mereka harus menelan kekalahan dikandangnya sendiri. Ujaran
tersebut membuat Mike dan teman-temannya akhirnya termotivasi untuk
melakukan yang terbaik agar mendapatkan hasil maksimal dalam pertandingan
tersebut. Motivasi itu sangat dibutuhkan oleh anggota tim agar tidak terlalu
tertekan ketika menghadapi lawannya. Pelatih Harvey mengetahui bahwa
ujarannya tersebut akan memberikan semangat dan berpengaruh positif untuk
semua anggota timnya.
Pelanggaran yang terdapat dari data di atas termasuk ke dalam situational
context, ini terlihat bahwa Pelatih Harvey sedang memberikan pengarahan kepada
timnya yang akan menghadapi sebuah pertandingan bola basket. Ujaran dari
Pelatih Harvey tersebut diutarakan secara tiba-tiba tanpa ada permintaan dari
lawan bicaranya, hal tersebut dilakukan untuk memberikan informasi kepada
timnya apa yang akan didapatkan oleh seorang pemenang dan seorang yang kalah
dalam pertandingan itu.
Dari data kedua ini memperlihatkan pelanggaran prinsip kerjasama.
Pelanggaran yang terjadi dalam data ini yaitu pelanggaran maxim kuantitas.
Pelanggaran maxim kuantitas dalam data kedua ini terjadi di dalam situational
24
Data 3
Kontext:
Partisipan: Ed adalah salah seorang murid di sekolah Fitch Falcon yang
masuk ke dalam anggota tim bola basket. Peranan ia di dalam tim tersebut sebagai pembantu pelatih dalam memenuhi kebutuhan para pemain.
Tempat kejadian: Percakapan tersebut terjadi di gedung olah raga sekolahnya.
Situasi: Dari data ketiga ini memperlihatkan bahwa percakapan ini
terjadi ketika Ed terlambat untuk melakukan foto bersama seluruh anggota tim bola basket. Percakapan ini dilakukan ketika seluruh anggota bola basket sedang berkumpul di tengah lapangan bola basket Fitch Falcon.
Ed : Sorry I'm late. I was locked in a life and death battle with the
dark wizard...
Data di atas memperlihatkan adanya pelanggaran prinsip kerjasama, yaitu
pelanggaran maxim kuantitas. Ini terjadi karena Ed memberikan informasi secara
tiba-tiba kepada seluruh anggota tim bola basket dengan menyatakan permintaan
maafnya karena telah terlambat dalam menghadiri acara foto bersama seluruh
anggota tim bola basket. Ed memberikan informasi-informasi tambahan dengan
mengatakan “I was locked in a life and death battle with the dark wizard”. Ia
mengatakan hal tersebut kepada teman-temannya meskipun mereka tidak meminta
informasi mengenai keterlambatannya itu. Ed mengutarakan hal tersebut sebagai
bentuk penyesalannya karena ia datang terlambat. Dari ujaran Ed tersebut
membuat teman-temannya tidak bertanya lebih jauh mengenai keterlambatannya.
Terlebih Ed mengutarakan hal tersebut kepada teman-temanya yang sudah siap
berfoto di tengah lapangan bola basket Fitch Falcon. Ujarannya tersebut
berpengaruh terhadap sikap yang diambil oleh teman-temannya yang hanya diam
keterlambatannya itu. Teman-teman Ed tidak menaggapi lebih lanjut akan
pernyataan Ed dikarenakan untuk mempercepat proses foto yang baru saja akan
dilakukan agar cepat selesai dan bisa melanjutkan aktifitas lainnya.
Dari data di atas, pelanggaran prinsip kerjasama yang muncul termasuk ke
dalam situational context. Percakapan yang terjadi di atas dilakukan di sebuah
gedung olah raga yang memperlihatkan Ed sedang mencoba memberikan
informasi mengenai keterlambatannya dalam menghadiri acara foto bersama tim
bola basket. Ed secara tiba-tiba memberikan informasi kepada semua temannya
perihal keterlambatannya itu sekalipun mereka tidak meminta penjelasan akan hal
tersebut.
Data ketiga ini memperlihatkan adanya pelanggaran prinsip kerjasama.
Pelanggaran yang terjadi yaitu pelanggaran maxim kuantitas. Pelanggaran maxim
ini terjadi di dalam situational context.
Data 4
Kontext:
Partisipan: Dari percakapan ini terlihat ada tiga partisipan: Pertama yaitu Mike berperan sebagai salah satu pegawai di tempat ia bekerja sebagai salesman. Kedua yaitu Wendy, ia seorang pegawai sekaligus pesaing bagi Mike dalam memperebutkan jabatan Regional Sales Manager yang baru di kantornya. Selain Mike dan Wendy, partisipan lainnya yaitu Roger, ia berperan sebagai atasan mereka berdua.
Tempat kejadian: Percakapan ini terjadi di dalam sebuah ruang rapat tepat mereka bekerja.
Situasi: Mike mengendarai mobil kesayangannya menuju tempat ia
26
Roger: Good morning, peeps. As you all know, today I'll be naming the new regional sales manager. What's it take to be an RSM? Leadership skills, a comprehensive knowledge of today's prescription pharmaceuticals and most importantly a dedicated soldier. All being said, congratulations-
Wendy.
Wendy: Congratulations, Mike. You deserve it. You’re like a totally
amazing salesman.
Mike: Thanks, Wendy. That like totally means so much to me.
Dari data di atas memperlihatkan adanya pelanggaran prinsip kerjasama,
yaitu pelanggaran maxim kualitas. Ini terjadi karena Mike memberikan informasi
yang tidak benar kepada Wendy mengenai apa yang ia rasakan sebenarnya. Mike
mengatakan rasa terima kasih kepada Wendy dengan rasa kecewa karena ia tidak
terpilih menjadi Regional Sales Manager yang baru di perusahaan tempat ia
bekerja. Mike juga menganggap bahwa ujaran Wendy tersebut hanya untuk
mengejek dan merendahkan Mike karena ia telah kalah dalam persaingan jabatan
tersebut dan tetap menjadi seorang salesman. Ujaran Mike tersebut secara tidak
langsung membuat Wendy merasa puas dalam persaingan tersebut dan merasa
berhasil mengalahkan Mike di perusahaan tempat mereka bekerja. Akan tetapi
ketika Wendy mengutarakan ucapan selamat kepada Mike, Mike langsung
memberikan respon untuk menutupi kekecewaannya dan mencoba untuk
menghargai ucapan selamat dari Wendy sekalipun ucapan selamat itu hanya
bernada sindiran dan ejekan saja. Terlebih Mike mengutarakan hal tersebut di
hadapan rekan-rekan kerjanya. Ujaran tersebut berpengaruh terhadap sikap yang
diambil Wendy yang akhirnya memilih untuk pergi dan tidak melanjutkan
yang diutarakan oleh Mike tersebut untuk menunjukan bahwa Wendy sudah
cukup baik dengan memberikannya ucapan selamat.
Dari data di atas, pelanggaran prinsip kerjasama yang muncul termasuk ke
dalam situational context. Percakapan yang terjadi di atas terjadi di sebuah ruang
rapat tempat Mike dan Wendy berkerja. Percakapan itu memperlihatkan Mike
sedang mencoba menutupi rasa kecewanya kepada Wendy karena ia gagal
mendapatkan jabatan baru di perusahaannya tersebut dengan mengatakan rasa
berterima kasihnya kepada Wendy. Mike melakukan hal tersebut untuk
menunjukan kepada Wendy bahwa pernyataan yang diutarakan oleh Wendy
tersebut membuat dirinya lebih baik walaupun kenyataannya ia sangat kecewa
atas keputusan yang telah diambil oleh atasannya itu.
Dari data keempat ini terlihat pelanggaran prinsip kerjasama. Pelanggaran
yang terjadi yaitu pelanggaran maxim kualitas. Pelanggaran maxim kuantitas ini
terjadi di dalam situational context.
Data 5
Kontext:
Partisipan: Percakapan berikut menunjukan adanya tiga partisipan, yang pertama yaitu Mike yang berperan sebagai seorang teman dekat Ed sejak duduk di bangku sekolah menengah atas. Kedua yaitu Dom yang juga merupakan teman Mike dan Ed, namun mereka berdua tidak menyukai Dom. Mereka bertiga merupakan salah satu anggota dari tim bola basket sekolah dan yang terakhir yaitu teman-teman Mike dan Dom.
Tempat kejadian: Percakpan yang terjadi antara Mike dan Dom terjadi di sebuah gedung olah raga bola basket.
Situasi: Mike dan Dom akan melakukan foto bersama seluruh anggota
tim bola basket. Percakapan antara mereka berdua terjadi di sebuah gedung olah raga. Mereka sedang menunggu temannya yang belum datang yaitu Ed.
28
Dom: Who cares? He’s the water boy.
Mike: And you suck, Dom, but we’re letting you in the picture.
Dari data di atas memperlihatkan adanya pelanggaran prinsip kerjasama,
yaitu pelanggaran maxim kualitas. Pelanggaran ini terjadi karena Dom
memberikan informasi yang tidak benar kepada teman-temannya mengenai Ed.
Dom mengutarakan hal tersebut karena ia memang sering berselisih paham
dengan Ed dan Mike. Ujaran Dom tersebut untuk memberikan informasi yang
tidak benar mengenai Ed. Ia mencoba meyakinkan teman-temannya bahwa Ed
tidak berperan penting di dalam tim bola basket. Ujaran Mike tersebut membuat
Dom memberikan tanggapannya mengenai Ed. Dom membalas ujaran dari Mike,
ini dikarenakan ia tidak menyukai Ed dan Mike. Terlebih Mike mengutarakan hal
tersebut di hadapan banyak orang termasuk di hadapan Dom. Ujaran Mike
tersebut berpengaruh terhadap sikap yang diambil Dom yang langsung
memberikan informasi mengenai Ed kepada seluruh teman-temannya. Hal ini
dilakukan oleh Dom untuk meyakinkan teman-temannya bahwa informasi yang ia
berikan benar adanya. Dom mencoba untuk beradu pendapat dengan Mike
mengenai Ed. Dari ujaran Mike yang bernada cukup kasar kepada Dom, ia tahu
jika dia membalas ujaran tersebut maka Mike akan memberikan informasi yang
lebih keras lagi dan semakin memojokkan Dom di hadapan teman-temannya.
Oleh karena itu setelah Mike memberikan ujaran terakhirnya, Dom tidak
merespon lebih lanjut mengenai ujarannya itu berbeda dengan ujaran Dom yang
Pelanggaran yang terjadi termasuk ke dalam situational context.
Percakapan tersebut memperlihatkan perdebatan antara Mike dan Dom di
lapangan bola basket. Dari data di atas terlihat mereka sedang berselisih pendapat
mengenai Ed di depan teman-temannya. Mike mencoba untuk membela Ed dan
membantahkan ujaran miring Dom tentang Ed yang belum tentu benar. Konteks
berikutnya adalah referring context. Ketika Dom berkata “He’s the water boy”,
kata ganti “He” dalam ujaran Dom tersebut merujuk kepada seseorang yang
bernama Ed. Dom beserta teman-temannya mengetahui kepada siapa kata ganti
tersebut merujuk. Akan tetapi teman-temannya tersebut belum tentu mempercayai
kebenaran atas ujaran Dom mengenai Ed.
Di dalam data kelima ini memperlihatkan adanya pelanggaran prinsip
kerjasama yang terjadi. Pelanggaran prinsip kerjasama yang muncul yaitu
pelanggaran maxim kualitas. Pelanggaran ini terjadi di dalam situational context
dan referring context.
Data 6
Kontext:
Partisipan: Percakapan ini menunjukan adanya dua partisipan yaitu Mike
yang merupakan seorang ayah yang kembali berubah menjadi seorang remaja berumur 17 tahun dan Alex yang merupakan salah seorang siswa di sekolah menengah atas dan merupakan anak kandung dari Mike. kamar mandi laki-laki di sekolah tempat mereka bersekolah. Mike mendekati Alex yang tergantung di atas pintu kamar mandi.
30
Alex: I wanted to see if I could get my nuts into my esophagus. What do
you think I’m doing?! Get me down!
Mike Okay. Okay. I’ll get you down.
Alex: How do you know my name?
Mike: I’m Mark Freedman. Your Uncle Ed’s son. He told me to look
out for you.
Alex: Uncle Ed has a son?
Mike: Believe me, it’s gonna be a surprise to him too. Did those guys do
this to you?
Alex: Goons from the basketball team.
Data di atas memperlihatkan adanya pelanggaran prinsip kerjasama,
yaitu pelanggaran maxim kualitas. Ini terjadi karena Mike memberikan informasi
yang tidak benar dengan menyatakan bahwa ia adalah anak dari Ed yang
merupakan teman baik ayahnya Alex. Mike mengutarakan hal tersebut untuk
menutupi kenyataan yang ada bahwa ia sebenarnya adalah ayah dari Alex dan
agar ia bisa lebih dekat dengan Alex. Dari ujaran Mike di atas memperlihatkan ia
sedang mencoba meyakinkan Alex bahwa ia adalah anak dari Ed. Pengaruh ujaran
Mike mengenai statusnya tersebut secara tidak langsung membuat Alex ragu akan
kebenaran informasi itu. Ini dikarenakan selama ini ia mengetahui bahwa Ed tidak
mempunyai seorang anak. Terlebih lagi Alex cukup dekat dengan Ed. Ujaran
yang diutarakan Alex dalam menanggapi pernyataan Mike membuat Mike
mengambil langkah untuk semakin meyakinkan Alex akan informasi tersebut dan
mencoba untuk mengalihkan perhatian Alex dengan menanyakan siapa yang
menjahili dirinya.
Dari data di atas, pelanggaran prinsip kerjasama yang muncul termasuk ke
dalam situational context. Percakapan yang terjadi di atas dilakukan di dalam
menurunkan Alex dari atas pintu kamar mandi. Percakapan di atas juga
memperlihatkan Mike sedang mencoba memberikan informasi mengenai latar
belakang dirinya kepada Alex. Mike memberikan informasi tersebut kepada Alex
untuk menutupi kenyataan yang sebenarnya bahwa ia adalah ayah dari Alex.
Konteks yang kedua yaitu co-textual context ketika Mike mengatakan “did those
guys do this to you?”, kata ganti “those” dalam ujaran Mike tersebut merujuk
kepada tim bola basket. Akan tetapi Mike tidak mengetahui siapa saja yang
termasuk ke dalam kata ganti “those”. Kemudian ia mengetahui hal tersebut
setelah Alex memberitahunya pada akhir percakapan.
Di dalam data keenam ini memperlihatkan adanya pelanggaran prinsip
kerjasama. Pelanggaran yang muncul yaitu pelanggaran maxim kualitas.
Pelanggaran ini terjadi di dalam co-textual context.
Data 7
Kontext:
Partisipan: Di dalam percakapan ini terdapat dua partisipan yaitu Ed yang merupakan teman baik dari Mike, begitupun sebaliknya. Mereka berdua adalah sahabat sejak duduk di bangku sekolah menengah atas.
Tempat kejadian: percakapan antara Ed dan Mike terjadi di kediaman Ed. Situasi: Ed sedang bermain game online di rumahnya, tiba-tiba Mike
datang melalui pintu depan. Ed mencoba untuk
mempertanyakan keberadaan orang yang telah merubah Mike kembali menjadi remaja.
Ed: Did you find the janitor?
Mike: He doesn’t exist. Nothing makes sense.
Ed: Did he ask you for your soul?
Mike: No?
Ed: That’s a good sign. We can eliminate Satan.
Mike: I’m going to high school.
Ed: Lock. I’m sorry. Could you repeat that? Because I thought you just
said you were-
32
Ed: Are you out of your freaking mind!?
Mike: My son was hanging by his underwear from a bathroom stall door
and my daughter was being mauled by a smarmy gorilla. They need me.
Data di atas memperlihatkan adanya pelanggaran prinsip kerjasama, yaitu
pelanggaran maxim relevan. Ini terjadi karena Mike memberikan informasi yang
tidak berhubungan dengan ujaran Ed sebelumnya. Dari percakapan di atas terlihat
bahwa Mike lebih tertarik untuk membicarakan keadaan anak-anaknya yang
sedang duduk di bangku sekolah menengah atas. Ia menggantikan topik
pembicaraan dengan membicarakan kejadian-kejadian yang menimpa
anak-anaknya di sekolah dan tidak memberikan tanggapan lebih lanjut atas ujaran Ed
mengenai “satan” yang telah mengubah dirinya menjadi seorang remaja.
Pengaruh ujaran Ed tersebut membuat Mike semakin putus asa dalam mencari
keberadaan “satan” yang telah mengubahnya menjadi seorang remaja. Rasa putus
asa itu muncul karena ia tidak mengetahui keberadaan “satan” tersebut. Rasa
putus asa Mike semakin bertambah pada saat ia melihat dengan mata kepalanya
sendiri ketika kedua anaknya diperlakukan dengan tidak baik oleh
teman-temannya di sekolah.
Mike memutuskan untuk kembali ke sekolah menengah atas dan mencoba
menolong kedua anaknya yang tertindas setelah melihat apa yang telah menimpa
mereka. Ujaran Mike yang menyatakan ingin kembali bersekolah mendapat
respon yang bertentangan dengan Ed. Ini karena Ed berfikir bahwa itu adalah hal
yang sangat berani untuk dilakukan. Akan tetapi Mike tidak memperdulikan
Dari data di atas, pelanggaran prinsip kerjasama yang muncul termasuk ke
dalam situational context. Percakapan yang terjadi di atas dilakukan di sebuah
ruangan rumah Ed yang memperlihatkan ia sedang memainkan laptopnya dan
mencoba menanyakan informasi mengenai “satan” kepada Mike. Akan tetapi dari
ujaran Mike, ia justru tidak menanggapi pertanyaan tersebut. Percakapan di atas
memperlihatkan Mike mencoba untuk mengubah topik pembicaraan dan terlihat
bahwa ia lebih tertarik memberikan informasi mengenai kejadian yang menimpa
anak-anaknya di sekolah.
Di dalam data ketujuh ini menunjukan adanya pelanggaran prinsip
kerjasama. Pelanggaran yang terjadi di dalam data ini yaitu pelanggaran maxim
relevan. Pelanggaran ini terjadi di dalam situational context.
Data 8
Kontext:
Partisipan: Terdapat tiga partisipan dalam percakapan ini yaitu Ed yang berperan sebagai ayah palsu dari Mike dan Mike berperan sebagai anak palsu dari Ed. Sedangkan Julie berperan sebagai kepala sekolah Fitch Falcon.
Tempat kejadian: Percakapan yang dilakukan oleh Mike, Ed dan Julie terjadi di dalam ruang kepala sekolah Fitch Falcon.
Situasi: Di dalam percakapan tersebut terlihat Ed mencoba untuk
memindahkan Mike ke sekolah yang baru.
Ed: Before we get started, I want you to know that Mark’s bastard.
Julie: Excuse me!?
Ed: I had him out of wedlock. So the answer is yes, I’m single and very rich.
Mike: Dad met mom in Thailand. She’s a very successfully prostitute.
Julie: O-Kay. Did you bring your transcripts?
Dari data di atas terlihat pelanggaran prinsip kerjasama yang dimunculkan
34
terjadi ketika Ed memberikan informasi mengenai Mike kepada Julie. Akan tetapi
Julie tidak menanggapi pernyataan Ed mengenai informasinya tersebut dan
mencoba mengalihkan topik pembicaraan ke dalam topik pembicaraan yang baru.
Julie mengalihkan pembicaraan tersebut dikarenakan ia tidak tertarik untuk
membicarakan hal-hal mengenai masalah pribadi Ed. Ujaran yang diutarakan oleh
Julie memperlihatkan bahwa ia lebih mementingkan hal-hal yang berhubungan
dengan prosedur-prosedur mengenai pemindahan siswa baru di luar masalah
pribadi. Data di atas memperlihatkan bahwa Ed mengharapkan tanggapan lebih
dari Julie mengenai informasi yang telah diucapkan oleh dirinya. Ujaran Julie
tersebut membuat Ed tidak melanjutkan aksinya untuk menarik perhatian Julie. Ini
dikarenakan Ed mengetahui jika Julie memiliki profesionalitas tinggi dalam
bekerja dan tidak mencampurkannya dengan masalah pribadi. Terlebih secara
tidak langsung Julie menunjukan ketidaktertarikannya tersebut dengan cara
mengalihkan topik pembicaraan antara mereka bertiga. Ujaran membuat Mike dan
Ed akhirnya memilih untuk mengikuti prosedur-prosedur yang diminta oleh Julie.
Ed lebih mengikuti prosedur pemindahan siswa baru dari pada terus melanjutkan
aksinya dalam menarik perhatian Julie karena itu hanya hal yang sia-sia saja.
Tindakan terbaik yang bisa diambil Ed adalah tidak melakukan apa-apa berbeda
dengan ujaran dia sebelumnya yang terkesan sangat mencari perhatian Julie
dengan mengatakan bahwa ia lajang dan sangat kaya raya.
Pelanggaran maxim yang terjadi dalam percakapan di atas termasuk ke
dalam situational context. Percakapan yang dilakukan oleh Ed, Mike dan Julie
untuk memberikan informasi palsu kepada Julie mengenai latar belakang
hidupnya, Ia mencoba mencoba untuk menarik perhatian Julie dengan
mengatakan bahwa ia adalah orang tua tunggal dan memiliki harta kekayaan yang
melimpah. Akan tetapi dalam percakapan tersebut, Julie justru menunjukan
ketidaktertarikannya kepada Ed dengan tidak menanggapi lebih lanjut dan
langsung mengalihkan pembicaraan.
Data kedelapan ini menunjukan adanya pelanggaran prinsip kerjasama.
Percakapan di dalam data ini memperlihatkan pelanggaran maxim relevan.
Pelanggaran ini terjadi di dalam situational context.
Data 9
Kontext:
Partisipan: Di dalam percakapan ini terdapat tiga partisipan yaitu
Mike sebagai teman dari Samantha dan Wonder Bras, Samantha adalah salah satu anggota dari kelompok Wonder Bras dan anggota Wonder Bras itu sendiri terdiri dari Maggie, Samantha dan beberapa teman lainnya.
Tempat kejadian: Percakapan yang terjadi antara Mike dan Wonder Bras
dilakukan di rumah milik Ed.
Situasi: Dalam percakapan ini terlihat Mike sedang mencari
keberadaan Alex. Ditengah pencariannya, ia bertemu dengan kelompok Wonder Bras. Percakapan yang dilakukan oleh Mike dan Wonder Bras terjadi di dalam
Dari data di atas terdapat pelanggaran prinsip kerjasama. Pelanggaran
yang terjadi yaitu pelanggaran maxim relevan yang terjadi ketika Samantha
36
Samantha tidak memberikan tanggapan sama sekali mengenai ujarannya tersebut,
sebaliknya ia justru meminta Mike untuk berdansa denganya. Samantha tidak
memberikan ujaran yang bersangkutan dengan kepentingan Mike yang sedang
mencari keberadaan Alex. Pengaruh ujaran Samantha tersebut membuat Mike
langsung meninggalkan dirinya dan melanjutkan pencariannya. Mike melakukan
hal tersebut dikarenakan ia lebih mementingkan keberadaan Alex dari pada
menuruti permintaan Samantha untuk berdansa bersamanya. Hal ini dapat
diindikasikan bahwa permintaan dari Samantha tidak begitu berarti baginya dan
itu hanya membuang waktunya saja.
Percakapan di atas termasuk ke dalam situational context. Dalam
percakapan di atas terlihat bahwa Mike sedang mencari Alex dan menanyakan
keberadaan Alex kepada teman-temannya. Akan tetapi, di tengah pencariannya
Samantha justru mencoba mengalihkan perhatian Mike dengan mengajaknya
untuk berdansa. Percakapan yang terjadi antara Mike dan Samantha juga
memperlihatkan bahwa Samantha tidak memberikan kontribusi yang berkaitan
dengan kepentingan Mike yang sedang mencoba untuk mencari tahu keberadaan
Alex.
Percakapan yang terjadi di dalam data kesembilan memperlihatkan
pelanggaran prinsip kerjasama. Pelanggaran yang terjadi di dalam data ini yaitu
pelanggaran maxim relevan. Pelanggaran ini terjadi di dalam situational context.
Data 10
Kontext:
Partisipan: Di dalam percakapan ini terdapat dua partisipan. Pertama
Tempat kejadian: Percakapan ini dilakukan oleh Mike dan Maggie di sebuah kamar mandi.
Situasi: Percakapan ini terjadi ketika Mike memasuki kamar mandi
laki-laki dan diikuti oleh Maggie tanpa sepengetahuan Mike. Percakapan ini memperlihatkan bahwa Maggie mencoba untuk menggoda Mike dengan mendorong Mike ke pojok kamar mandi dan mencoba mencium Mike.
Mike: Maggie, what...
Maggie: Shhh. I get it now. Why you didn't want me to be with Stan, the nice things you said in the library. It's because you wanted me.
Mike: Maggie, listen to me. I'm not the person you think...
Maggie: Shhh. Yes, you are. You're a good guy. You're not like the others.
Mike: That's right! I'm not like the others. I'm very different than the others. So different that you and I can never be...
Maggie: What are you trying to say? Are you..."confused"?
Mike: Yes! Yes! That's it. I'm confused. Extremely confused.
Maggie: Oh my god! It all makes sense now! Your hair. The highlights.
Mike: What? No-no-no-no. I'm not gay. I'm...I've been in love with the
same girl since I was 17.
Maggie: Who is it? Does she go to our school? Do I know her?
Mike: No, you don't. Now-if you don't mind?
Maggie: Tell your girlfriend she better keep a close eye on you.
Dari data di atas, menunjukan adanya pelanggaran maxim cara.
Pelanggaran tersebut muncul ketika Mike mengutarakan informasi-informasi yang
tidak jelas kepada Maggie. Mike membuat Maggie kebingungan dengan informasi
membingungkan yang diutarakannya. Ketika Mike berkata “Maggie, listen to me.
I’m not the person you think…” ujaran Mike ini membuat Maggie semakin kebingungan karena ia tidak dapat mengerti apa maksud dari ujaran Mike
tersebut. Mike semakin memperburuk interpretasi Maggie ketika ia mengatakan
“That’s right! I’m not like the others. I’m very different than the others. So
different that you and I can never be…” Dari ujaran Mike tersebut memperlihatkan bahwa Mike tidak dapat memberikan informasi yang jelas
38
That’s it. I’m confused. Extremely confused?” Ujaran ini membuat keduanya menjadi salah paham. Maggie salah mengartikan apa maksud dari ujaran Mike
tersebut, Ia menganggap Mike sebagai orang yang menyukai sesama jenis.
Maggie mengungkapkan tanggapannya mengenai Mike dengan berkata “Oh my
god, it all makes sense now! Your hair. The highlights.” Ujaran Maggie ini
mengindikasikan bahwa Mike adalah orang yang penyuka sesama jenis. Bermula
dari perkataan Mike yang membingungkan tersebut menimbulkan keduanya
berasumsi yang salah satu sama lain. Ujaran Mike tersebut secara tidak langsung
membuat Maggie sangat kebingungan, ini dikarenakan ia tidak tahu informasi apa
yang sebenarnya ingin Mike katakan kepada dirinya. Mike mengutarakan
informasi-informasi yang tidak jelas kepada Maggie sehingga membuat Maggie
salah mengartikan ujaran darinya tersebut. Ujaran Mike tersebut membuat Maggie
perlahan berhenti mendekati Mike dan sedikit demi sedikit ia menjauh dari Mike.
Terlebih Mike mengutarakan hal tersebut dengan cara yang sangat
membingungkan kepada Maggie. Ujaran tersebut berpengaruh terhadap sikap
Maggie yang akhirnya memilih untuk menjauh. Hal ini dapat diindikasikan bahwa
informasi-informasi yang diutarakan oleh Mike tersebut menunjukan ia seorang
penyuka sesama jenis. Namun ketika Maggie berfikir bahwa Mike penyuka
sesama jenis, Mike menepis tudingan itu dengan mengatakan bahwa ia seudah
mempunyai kekasih dan bukan karena ia tidak tertarik kepada perempuan. Pada
akhirnya tindakan yang diambil Maggie yaitu pergi dan berhenti menggoda Mike
Pelanggaran yang terjadi dari data di atas termasuk ke dalam situational
context. Percakapan antara Maggie dan Mike terjadi di dalam sebuah kamar
mandi laki-laki. Maggie mencoba untuk menggoda Mike yang sebenarnya adalah
ayah kandungnya sendiri. Di dalam percakapan tersebut terlihat Mike mencoba
untuk menghentikan Maggie yang terus menerus menggodanya sampai ia
terpojok. Mike mencoba memberikan informasi kepada Maggie agar ia menjauh
dan berhenti menggodanya. Akan tetapi, ujaran yang diutarakan oleh Mike
membuat Maggie kebingungan. Percakapan di atas memperlihatkan Maggie tidak
mengerti apa maksud dari ujaran Mike tersebut. Selain situational context,
pelanggaran di dalam percakapan tersebut menunjukan adanya referring context.
Di pertengahan percakapan antara Mike dan Maggie, Maggie mengutarkan
kebingungannya dengan berkata “What are trying to say? Are
you…”confused”?”. Kata “confused” yang dimaksudkan oleh Maggie merujuk kepada seseorang yang menyukai sesama jenis. Rujukan lain yang merujuk
kepada seseorang penyuka sesama jenis yaitu ketika Maggie mengatakan “Oh my
God! It all makes sanse now! Your hair. The highlights.” Pernyataannya ini
menunjukan bahwa orang penyuka sesama jenis salah satunya laki-laki yang
memiliki rambut yang terawat dan berkilau. Kesalahpahaman antara Maggie dan
Mike ini disebabkan karena Mike tidak mampu memberikan informasi yang
cukup jelas kepada Maggie mengenai dirinya yang tidak mau terus menerus
digoda oleh Maggie.
Dari percakapan yang terdapat di dalam data kesepuluh ini