• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Pengendalian Inter Pengaruh Terhadap Kinerja Manajerial

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Pengendalian Inter Pengaruh Terhadap Kinerja Manajerial"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

KINERJA MANAJERIAL

(Studi Kasus Pada Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka)

PARTICIPATION ANALYSIS OF BUDGET PREPARATION

AND THE EFFECT ON THE PERFORMANCE OF INTERNAL

CONTROL MANAGERIAL

(Case study of District Education Office Majalengka)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memenuhi Ujian Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi

Oleh :

YANDI HENDRIANSYAH 21107130

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)

i

ANALISIS PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN

PENGENDALIAN INTERN PENGARUH TERHADAP

KINERJA MANAJERIAL

(Pada Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka)

Penelitian ini dilakukan pada Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka.penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan partisipasi penyusunan anggaran, pengendalian intern dan kinerja manajerial pada Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka dan mengukur seberapa besar pengaruh partisipasi penyusunan anggaran dan pengendalian intern terhadap kinerja manajerial secara simultan maupun secara parsial. Penelitian ini diharapkan sumbangan pemikiran terhadap pengembangan ilmu di bidang akuntansi sektor publik. Bagi pemerintah, diharapkan dapat memberikan masukan bagi pimpinan dinas dan para pengambil keputusan dalam mengambil keputusan dalam menentukan arah kebijakan yang berkaitan dengan strategi pencapaian kinerja pada organisasi pemerintah.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif kuantitatif. Unit analisis dalam penelitian ini adalah pegawai yang berjumlah 17 orang sebagai sampel pendukung. Pengujian statistik yang digunakan adalah penghitungan regresi linier berganda, uji hipotesis, dan juga menggunakan bantuan program aplikasiSPSS 15.0 for windown.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa partisipasi penyusunan anggran dan pengendalian intern secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Secara keseluruhan hasil penelitian ini mengidentifikasikan partisipasi penyusunan anggran dan pengendalian intern memiliki pengaruh yang berarti terhadap kinerja manajerial di dinas pendidikan kabupaten Majalengka.

(3)

ii

PARTICIPATION ANALYSIS OF BUDGET PREPARATION

AND THE EFFECT ON THE PERFORMANCE OF INTERNAL

CONTROL MANAGERIAL

(In District Education Office Majalengka)

The research was conducted on Majalengka.penelitian District Education Office aims to determine the relationship of participation budgeting, internal control and managerial performance in the District Education Office Majalengka and measure how much influence participation in budget preparation and internal control of managerial performance simultaneously or partially. This study is expected to contribute ideas towards the development of science in the field of public sector accounting. For the government, is expected to provide input for the head office and decision-makers in taking decisions in determining the direction of policy relating to the strategy's performance in government organizations.

The method used in this study is qualitative quantitative methods. The unit of analysis in this study were employees, amounting to 17 people as supporters of the sample. The test statistic used is the calculation of linear regression, hypothesis testing, and also use the help of an application program SPSS 15.0 for windown.

The results of this study indicate that participation anggran preparation and internal control simultaneously and partial effect on managerial performance. Overall results of this study identifies participation anggran preparation and internal control have significant influence on managerial performance in Majalengka district education offices.

(4)

iii Bismillahirohmanorrohim.

Alhamdulilah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia dan ridhoNya, serta shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW. Atas Rahmat dan Ridhanya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi. Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam menempuh program studi Strata 1 pada program studi Akuntansi FE di Universitas Komputer Indonesia Bandung (UNIKOM). dimana judul yang diambil yaitu : “ANALISIS PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN

DAN PENGENDALIAN INTERN PENGARUH TERHADAP KINERJA

MANAJERIAL PADA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN

MAJALENGKA”.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih kurang sempurna, baik dari segi materi maupun dari segi susunan tata bahasanya, dan juga tidak luput dari kekurangan dan kesalahan. Hal ini mengingant kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki terbatas untuk membuat dan menghasilkan karya tulis yang baik. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sanga penulis harapkan sebagai masukan yang sangat berharga guna perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini dan penulisan pada yang akan datang.

(5)

iv

2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Sri Dewi Anggadini. SE., M.Si. Selaku Ketua Program Studi Akuntansi. 4. Wati Aris Astuti SE., M.Si. selaku Dosen Pembimbing.

5. Ony Widilestariningtyas SE., M.Si selaku Dosen Wali.

6. Seluruh Staff Dosen Pengajar UNIKOM yang telah membekali penulis dengan pengetahuan

7. Staff Kesekretariatan Program Studi Akuntansi (Mba Dona dan Mba Senny).

8. Ibunda dan Ayahanda serta keluarga tercinta yang selalu memberikan do’a dengan penuh kasih sayang, keikhlasan dan kesabaran serta pengorbanan yang tiada henti memberikan dorongan moril maupun materiil dan selalu memberi semangat penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Sahabat-sahabatku Susi, Aisyah, Tria Wibawa Sakti, Aditya N Saputra, Reggy Pemantria, Karna Yuda Desviana terimakasih atas bantuan, dukungan, serta memberikan semangat dalam penulisan skripsi ini

10. Semua teman-teman kelas Akuntansi-3 2007 atas dukungan dan bantuannya.

(6)

v

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi pendorong untuk lebih maju serta semangat berbuat yang terbaik untuk diri sendiri dan orang lain.Terima kasih.

Wassalamua’laikum Wr. Wb.

Bandung, Juli 2011 Penulis

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Organisasi pemerintah daerah merupakan lembaga yang menjalankan roda pemerintahyang sumber legitimasinya berasal dari masyarakat.Oleh karena itu, kepercayaan yang diberikanoleh masyarakat kepada penyelenggara pemerintah harus diimbangi dengan kinerja yang baik,sehingga pelayanan dapat ditingkatkan secara efektif dan menyentuh pada masyarakat.Hal inisemakin diperkuat dengan adanya pemberlakuan sistem desentraliasasi pada tata pemerintahandalam era otonomi daerah.

Kebijakan otonomi daerah pada dasarnya diarahkan untuk mendorong peningkatankapasitas pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara lebihefektif dan efisien. Kedekatan organisasi pemerintah pada level daerah diharapkan lebih mampumenerima aspirasi riil masyarakat tentang pelayanan apa yang dibutuhkan. Oleh karena itu,diharapkan ada input yang diperoleh dalam rangka perencanaan pembangunan sehingga tidakada kesenjangan antara perencanaan pembangunan yang dilaksanakan pemerintah baik programdan anggaran dengan kebutuhan riil masyarakat.

(8)

keuangan antara pemerintahan pusat dan daerah.Penyelenggaraan pemerintah daerah dan pelayanan dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip transparansi, partisipasi dan akuntabilitas.

Untuk pemerintah daerah, penilaian kinerja menjadi sorotan banyak pihak terlebih dengan adanya desentralisasi dan otonomi daerah yang memberikan kewenangan lebih luas kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat seperti yang diamanatkan dalam UU nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Tuntutan agar instansi pemerintah terutama bagi pemerintah daerah untuk dapat mengukur kinerja semakin besar dengan dikeluarkannya peraturan pemerintah Nomor 105 tahun 2000 tentang pengelolaan daerah, yang diganti dengan PP Nomor 58 tahun 2005 tentang Tata Cara Pertanggungjawaban Kepala Daerah. Kedua Praturan Pemerintah tersebut secara eksplisit menentukan agar pertanggungjawaban Kepala daerah Dan Kepala Instansi tidak hanya berfokus kepada pertanggungjawaban Keuangan (input oriented). Kepala Daerah dan Kepala Instansi sebagai pimpinan penyelenggara pemerintah di daerah diminta pula untuk dapatmempertanggungjawabkan hasil atau efektivitas kebijakan-kebijakan dan program-program yang telah dilaksanakan.

(9)

Indikator kinerja merupakam konsep yang multidimensional dan kompleks, dalam organisasi sektor publik dalam hal ini pemerintah, tidak ada indikator kinerja tunggal untuk dpat dipakai seluruh unit kerja.Untuk kinerja tingkat kabupaten/kota digunakan untuk menilai kinerja daerah dalam pengimplementasian strategi dalam mencapai visi, misi daerah yang dituangkan dalam rencana strategis daerah. Sedangkan ukuran kinerja tingkat unit kerja digunakan untuk mengukur kinerja unit kerja dalam memberikan pelayanan kepada customer yang secara spesifik terdapat dalm rencana strategi unit kerja. (Mahmudi,2007.106)

Suatu pengukuran kinerja manajerial yang validdan reliable mutlak diperlukan untuk menilai prestasi manajer dan unit organisasi yang dipmpinnya.Maka pengukuran kinerja manajerial instansi pemerintah patut mendapatkan perhatian yang serius sebab berkaitan dengan tanggungjawab alokasi anggaran daerah.

Agar pemerintah yang baik tersebut menjadi kenyataan dan sukses, maka perlu meningkatkan kualitas pelaksanaan kinerja manajerial, instansi pemerintah membuat penetapan kinerja manajerial secara berjenjang dengan tujuan untuk mewujudkan suatu capaian yang baik, melalui penetapan target kinerja manajerial, serta indikator kinerja manajerial yang menggambarkan pencapaiannnya baik beruoa keberhasilan maupun manfaat.

(10)

namun proses implementasi masih pada tahap sosialisasi dan penyiapan pedoman pelaksanaan.

Pengendalian intern merupakan Suatu perencanaan yang meliputi struktur organisasi dan semua metode dan alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan di dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, mendorong efisiensi, dan membantu mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan.

Dari definisi di atas dapat kita lihat bahwa tujuan adanya pengendalian intern:

1. Menjaga kekayaan organisasi.

2. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi. 3. Mendorong efisiensi.

4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Dilihat dari tujuan tersebut maka pengendalian intern dapat dibagi menjadi dua yaitu Pengendalian Intern Akuntansi (Preventive Controls) dan Pengendalian Intern Administratif (Feedback Controls).

Pengendalian Intern dibuat untuk mencegah terjadinya inefisiensi yang tujuannya adalah menjaga kekayaan perusahaan dan memeriksa keakuratan data akuntansi.Contoh : adanya pemisahan fungsi dan tanggung jawab antar unit organisasi.

(11)

intern yang tidak sesuai dengan karakteristik organisasi dapat menimbulkan perilaku disfungsional bagi anggota organisasi.

Anggaran merupakan komponen penting dalam sebuah organisasi, baikorganisasi sektor swasta maupun organisasi sektor publik.Menurut Hansen danMowen (2007:1), Setiap entitas pencari laba ataupun nirlaba bisa mendapatkanmanfaat dari perencanaan dan pengendalian yang diberikan oleh anggaran.Perencanaan dan pengendalian merupakan dua hal yang saling berhubungan.Perencanaan adalah pandangan ke depan untuk melihat tindakan apa yangseharusnya dilakukan agar dapat mewujudkan tujuan-tujuan tertentu.Pengendalian adalah melihat ke belakang, memutuskan apakah yang sebenarnyatelah terjadi dan membandingkannya dengan hasil yang direncanakansebelumnya.

Dengan anggaran,manajemen mengarahkan jalannya kondisi organisasi.Tanpa anggaran, dalamjangka pendek pemerintahakan berjalan tanpa arah, dengan pengorbanan sumberdaya yang tidak terkendali.

(12)

operasional jangka pendek.Hal ini penting karena anggaran, sebagai rencana satu periode, memiliki sifat untuk jangka pendek (Hansen dan Mowen, 2007:89).

Anggaran digunakan sebagai pedoman kinerja sehingga proses penyusunannya memerlukan organisasi anggaran yang baik, pendekatan yang tepat, serta model-model perhitungan besaran (simulasi) anggaran yang mampu meningkatkan kinerja pada seluruh jajaran manajemen dalam organisasi. Proses penyusunan anggaran, dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan yaitu topdown,bottom updan partisipasi (Ramadhani dan Nasution, 2009).

Pendekatan partisipasi penyusunan anggaran lazim dilakukan pada satu organisasi atau instansi. Pendekatan partisipasi penyusunan anggaran dpat meningkatkan kebersamaan, menentukan rasa memiliki, inisiatif menyumbang ide dan untuk menyelaraskan tujuan proses pertanggungjawaban dengan tujuan secara menyeluruh. (Baiman alam Taufiq (2006) berpendapat bahwa partisipasi penyusunan anggaran akan terdorong untuk membantu atasan dengan memberikan informasi yang dimilikinya hingga anggaran yang disusun lebih akurat. Partisipasi penyusunan anggaran menetapkan pertanggungjawaban pada setiap pusat tanggungjawab pada era fungsional, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja manajerial.

(13)

sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan karena adanya motivasi tertentu, hal ini dikarenakan kinerja manajer lebih dikaitkan dengan pelaksanaan anggaran yang tidak spesifik, tidak terukur, dan pegawai kurang memahami cara penyusunan anggaran yang sesuai dengan aturan yang berlaku tanpa melihat pada hasil dari pemanfaatan suatu anggaran. Demikian pula pengendalian intern belum dikelola secaramaksimal karena pengukuran pengendalian intern lebih dilihat pada rencana dan realisasi tanpa menitikberatkan pada outcome.

Aktivitas yang dilakukan Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka yaitumenyelenggarakan urusan pendidikan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah, tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan di bidang pendidikan. Dalam melaksanakan tugas pokok dinas pendidikan mempunyai fungsi yaitu :

1. Menyiapkan konsep kebijakan daerah, standar pelaksanaan kewenangan Kabupaten/Kota di bidang pendidikan.

2. Menetapkan standar pelayanan dan standard pelaksanaan tugas-tugas dinas di bidang Pendidikan Dasar dan Pendidikan Luar Biasa, Pendidikan Menengah Umum, Pendidikan Menengah Kejuruan, Pendidikan Tinggi, Pendidikan Luar Sekolah, Pengembangan Tenaga Kependidikan.

3. Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengendalian pembangunan jangka menengah dan tahunan di bidang pendidikan, sesuai dengan ketentuan dan standar yang ditetapkan.

(14)

5. Melaksanakan tugas - tugas lain yang terkait dengan pendidikan sesuai bidang tugas dan fungsinya.

6. Memberikan masukan kepada Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan pembangunan di bidang pendidikan.

Beberapa penelitian sebelumnya berkaitanpenelitian mengenai hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial pada sektor pemerintahdilakukan oleh Supriyono (2004, 2005) yang menyatakan partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial.Dan yang dilakukan Sumarno (2005) menyatakan pengendalian intern berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada sektor public.

Berdasarkan penelitian diatas, peneliti ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh partisipasi penyusunan anggaran dan pengendalian intern terhadap kinerja manajerial pada Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka, oleh karena itu penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul :

“Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Pengendalian Intern

terhadap Kinerja Manajerial (Pada Dinas Pendidikan Kabupaten

(15)

1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti mengidentifikasikan:

1. Partisipasi penyusunan anggaran tidak sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan karena adanya motivasi tertentu,

2. Pengendalian intern belum dikelola secara maksimal karena pengukuran pengendalian intern lebih dilihat pada rencana dan realisasi tanpa menitikberatkan pada outcome.

3. Pegawai kurang memahami cara penyusunan anggaran yang sesuai dengan aturan yang berlaku tanpa melihat pada hasil dari pemanfaatan suatu anggaran.

1.2.2 Rumusan Masalah

Beberapa masalah yang akan dirumuskan dalam penelitian tentang pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Pengendalian intern Terhadap Kinerja Manajerial antara lain:

1. Bagaimana hubungan partisipasi penyusunan anggaran, pengendalian intern dan kinerja manajerial pada Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka.

(16)

3. Seberapa besar pengaruh partisipasi penyusunan anggaran dan pengendalian intern secara parsial terhadap kinerja manajerial pada Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini untuk memperoleh, mengolah dan menganalisis data mengenai partisipasi penyusunan anggaran, pengendalian intern dan kinerja manajerial serta untuk memperoleh gambaran perbandingan antara teori dengan pelaksanaannya di lapangan.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui hubungan partisipasi penyusunan anggaran, pengendalian intern dan kinerja manajerial pada Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka.

2. Untuk mengetahui pengaruh partisipasi penyusunan anggaran dan pengendalian intern secara simultan terhadap kinerja manajerial pada Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka.

(17)

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi : 1. Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka

Memberikan informasi tentang bagaimana partisipasi penyusunan anggaran dan pengendalian intern dapatmeningkatkan kinerja manajerial.

2. Pegawai Dinas Pendidikan kabupaten majalengka

Memberikan informasi tentang pemahaman partisipasi penyusunan anggaran, pengendalian intern dan kinerja manajerial sehingga dalam prakteknya dapat lebih meningkatkan partisipasi anggaran dan pengendalian intern.

1.4.2 Kegunaan Akademis

Penelitian atas pengaruh partisipasi penyusunan anggaran dan pengendalian intern terhadap kinerja manajerial dapat berguna bagi semua pihak yang berkepentingan, dan disamping itu, penelitian tersebut dapat memberikan manfaat bagi :

1. Pengembangan Ilmu Akuntansi

(18)

2. Peneliti

Penelitian ini dijadikan sebagai uji kemampuan dalam menerapkan teori-teori yang diperoleh di perkuliahan terkait dengan partisipasi penyusunan anggaran dan pengendalian intern.

3. Peneliti Lain

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi penelitian lain yang ingin mengkaji di bidang yang sama.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

1.5.1 Lokasi Penelitian

Dalam penyusunan penelitian ini, penulis melakukan penelitian pada Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka.Beralamat di Jln. K.H Abdul Halim No. 233 Telp.(0233) 281097 Fax. 281097 Majalengka 45418

1.5.2 Waktu Penelitian

Adapun waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan dari bulan Januari sampai dengan april 2011. Jadwal Penelitian dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 1.1

Jadwal Waktu Penelitian

Tahap Prosedur

1.Persiapan judul dan teori 2.Membuat outline dan proposal

(19)

3.Mengambil formulir Penyusunan Skripsi

4.Menentukan Tempat Penelitian

II

Tahap Pelaksanaan 1.Bimbingan UP 2.Seminar UP 3.Revisi UP

4.Membuat outline dan proposal skripsi

5.Penelitian perusahaan 6.Penyusunan Skripsi 7.Bimbingan Skripsi

III

Tahap Pelaporan

1.Menyiapkan draft skripsi 2.Sidang akhir skripsi

(20)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Anggaran

2.1.1.1 Pengertian Anggaran

Anggaran sebagai salah satu alat bantu pemerintahan memegang peranan

yang cukup penting karena dengan anggaran pemerintahan dapat merencanakan

mengatur dan mengevaluasi jalannya satu kegiatan.

MenurutM.Nafarin (2007:08)dikemukakan bahwa anggaran adalah :

“Suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan

program-program yang telah ditetapkan.”

Menurut Deddi Noordiawan (2007:117)pengertian anggaran adalah :

“Suatu rencana yang disajikan secara kuantitatif, dan biasanya dinyatakan

dalam satuan yang untuk periode tertentu”

Menurut Mardiasmo (2004:89)pengertian anggaran adalah :

“Anggaran adalah suatu rencana pekerjaan keuangan yang pada satu pihak mengandung jumlah pengeluaran yang setinggi-tingginya yang mungkin diperlukan untuk membiayai kepentingan negara pada satu masa depan, dan pada pihak lain perkiraan pendapatan(penerimaan) yang mungkin diterima dalam masa tertentu.”

2.1.1.2 Karakteristik Anggaran

Anggaran yang efektif harus memiliki karakteristik seperti : kemampuan

prediksi, saluran komunikasi, wewenang dan tanggungjawab yang jelas, informasi

yang akurat dan tepat waktu, bersifat menyeluruh dan adanya kejelasan informasi,

(21)

Karakteristik anggaran menurut Mardiasmo (2004 :77) adalah sebagai

berikut :

a. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain keuangan. b. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu tertentu, satu atau beberapa tahun. c.Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajeman untuk mencapai

sasaran yang ditetapkan.

d.Usulan angggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari penyusunan anggaran.

e. Sekali disusun, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu.

Karakteristik anggaran menurutDeddi Nordiawan (2007;58)

adalah sebagai berikut:

“1. Mengklasifikasikan akun-akun dalam anggaran berdasarkan fungsi dan aktivitas dan juga berdasarkan unit organisasi dan rincian belanja.

2. Menyelidiki dan mengukur aktivitas guna mendapatkan efisiensi maksimum dan untuk mendapatkan standar biaya.

3. Mendasarkan anggaran untuk periode yang akan datang pada biaya per unit standar dikalikan dengan jumlah unit aktivitas yang diperkirakan harus dilakukan pada periode tersebut.”

Anggaran kinerja melakukan pengklasifikasian akun-akun dalam setiap

anggaran berdasarkan fungsi dan aktivitasnya, mengukur seluruh aktivitas dengan

menggunakan standar biaya untuk memperoleh efisiensi yang maksimal dan

anggaran yang disusun berdasarkan pada perkiraan biaya per unit standar

dikalikan dengan jumlah unit aktivitas yang akan dilakukan dalam periode

tersebut.

2.1.1.3 Konsep Anggaran

Dari berbagai sudut pandang yang dikemukakan di atas, sebenarnya peran

anggaran selain sebagai alat perencanaan, anggaran juga merupakan alat bagi

manajer untuk mengendalikan, mengkoordinasikan, mengkomunikasikan,

mengevaluasi kinerja, dan memotivasi bawahannya. Untuk itu pentingnya

(22)

Tujuan utama penyusunan anggaran menurut Deddi Nordiawan

(2007:102), adalah sebagai berikut :

1. Memperbaiki rencana strategis organisasi.

2. Mengkoordinasikan aktivitas berbagai bagian organisasi.

3. Menyerahkan tanggung jawab kepada manajer, memberikan otorisasi besarnya biaya yang boleh dikeluarkan, dan memberikan umpan balik kepada manajeratas kinerja mereka.

4.Sebagai perjanjian atau komitmen yang merupakan dasar untuk mengevaluasikinerja manajer sesungguhnya.

Anggaran mempunyai kemungkinan dampak fungsional atau disfungsional

terhadap sikap dan perilaku anggota organisasi. Untuk mengatasi hal tersebut

maka diperlukan pemberian kesempatan kepada bawahan yang mau berpartisipasi

dalam proses penyusunan anggaran sehingga tujuan yang ingin dicapai

perusahaan akanl ebih dapat diterima oleh anggota organisasi dengan ikut terlibat

dalam menentukanlangkah-langkah untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

2..1.1.4 Komite Anggaran

Proses penyusunan anggaran biasanya diarahkan oleh suatu komite

anggaran yang terdiri dari manajer penjualan, manajer produksi, kepala insinyur,

bendahara, dan kontroler. Fungsi utama dari komite anggaran menurut William

K. Carter (2009:9)adalah

1. Memutuskan kebijakan umum

2. Meminta dan meninjau kembali estimasi anggaran individual 3. Menyarankan revisi dalam estimasi anggaran individual 4. Menyetujui anggaran dan revisinya kemudian

5. Menganalisis laporan anggaran

6. Merekomendasikan tindakan untuk memperbaiki efisiensi

Dalam melakukan fungsi-fungsi ini, komite anggaran menjadi suatu

komite manajemen. Komite ini merupakan kekuatan yang ampuh dalam

(23)

2.1.1.5 Pengertian Partisipasi Penyusunan Anggaran

MenurutM. Nafarin ( 2007:11)pengertian partisipasi penyusunan

anggaran adalah

“Tingkat seberapa jauh keterlibatan dan pengaruh individu didalam

menentukan dan menyusun anggaran yang ada dalam divisi atau

bagiannya, baik secara periodik maupun tahunan”

Konsep anggaran yang dikemukakan di atas memiliki makna yang luas

dan tidak terbatas pada lingkup organisasi tertentu. anggaran negara merupakan

suatu pernyataan pengeluaran dan penerimaan yang diharapkan akan terjadi dalam

suatu periode waktu di masa yang akan datang, yang meliputi informasi

pengeluaran dan penerimaan yang sungguh-sungguh terjadi di masa kini dan masa

lalu.

2.1.1.6 Tujuan dan Manfaat Partisipasi Penyusunan Anggaran

Tujuan merupakan arah untuk mencapai hasil akhir dalam suatu kegiatan.

Menurut M.Nafarin (2008:106) menjelaskan bahwa terdapat 6 (enam) tujuan

partisipasi penyusunan anggaran, antara lain :

1. Digunakan untuk landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan investasi dana.

2. Memberikan batasan jumlah dana yang dicari dan digunakan.

3. Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana, sehingga dapat memudahkan pengawasan.

4. Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat dicapai hasil yang maksimal.

5. Menyempurnakan rencana yang telah disusun, karena dengan anggaran lebih jelas dan nyata terikat.

6. Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan keuanga.

Disamping mempunyai tujuan, partisipasi penyusunan anggaran juga

(24)

seperti yang diungkapkan oleh M.Nafarin (2007:119) bahwa partisipasi

penyusunan anggaran mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Sebagai kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama.

2. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan pegawai. 3. Dapat memotivasi pegawai.

4. Menimbulkan rasa tanggungjawab pada pegawai.

5. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang padu.

6. Sumber daya, seperti tenaga kerja, peralatan dan dana dapat dimanfaatkan seefisien mungkin.

7. Alat pendidikan bagi para manajer.

Berdasarkan data diatas maka dapat disinpulkan bahwa dengan adanya

tujuan dan manfaat partisipasi penyusunan anggaran maka rencana yang akan

disusun dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan

dan pada akhirnya dapat digunakan sebagai standar dalam mengavaluasi kinerja

masing-masing bidang dalam organisasi.

2.1.1.7 Prinsip-Prinsip Partisipasi Penyusunan Anggaran Anggaran

Prinsip-prinsip partisipasi penyusunan anggaranmenurut M. Nafarin (

2007:101)adalah sebagai berikut:

1. Otorisasi oleh legislatif

Anggaran publik harus mendapatkan otorisasi dari legislatif terlebih dahulu sebelum eksekutif dapat membelanjakan anggaran tersebut.

2. Komprehensif

Anggaran harus menunjukkan semua penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Oleh karena itu, adanya dananon budgetair pada dasarnya menyalahi prinsip anggaran yang bersifat komprehensif.

3. Keutuhan anggaran

Semua penerimaan dan belanja pemerintah harus terhimpun dalam dana umum. 4. Periodik

Anggaran merupakan suatu proses yang periodik, bisa bersifat tahunan maupun multi tahunan.

5. Akurat

Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan yang tersembunyi, yang dapat dijadikan sebagai kantong-kantong pemborosan dan in efisiensi anggaran serta dapat mengakibatkan munculnyaunderestimatependapatan dan

(25)

6. Jelas.

Anggaran hendaknya sederhana, dapat difahami masyarakat dan tidak membingungkan.

8. Diketahui publik.

Anggaran harus diinformasikan kepada masyarakat luas.

2.1.1.8 Proses Partisipasi Penyusunan Anggaran

Proses partisipasi penyusunan anggaran secara luas pada dasarnya

merupakan proses organisasional, dimana para anggota organisasi terlibat dan

mempunyai pengaruh dalam suatu pembuatan keputusan yang berkepentingan

dengan mereka.

MenurutMardiasmo (2004:68) prosespartisipasi penyusunan anggaran

mempunyai tahapan yang terdiri dari :

1. Tahap Persiapan Anggaran

Pada tahap persiapan anggaran dilakukan taksiran pengeluaran atas dasar taksiran pendapatan yang tersedia. Terkait dengan masalah tersebut, yang perlu diperhatikan adalah sebelum menyetujui taksiran pengeluaran, hendaknya terlebih dahulu dilakukan penaksiran pendapatan secara lebih akurat. Selain itu, harus disadari adanya masalah yang cukup berbahaya jika anggaran pendapatan diestimasi pada saat bersamaan dengan pembuatan keputusan tentang angggaran pengeluaran.

2. Tahap Ratifikasi

Tahap ini merupakan tahap yang melibatkan proses politik yang cukup rumit dan cukup berat. Pimpinan eksekutif dituntut tidak hanya memiliki managerial skill namun juga harus mempunyaipolitical skill, salesman ship, dan coalition buildingyang memadai.Integritas dan kesiapan mental yang tinggi dari eksekutif sangat penting dalam tahap ini.Hal tersebut penting karena dalam tahap ini pimpinan eksekutif harus mempunyai kemampuan untuk menjawab dan memberikan argumentasi yang rasional atas segala pertanyaan-pertanyaan danbantahan- bantahan dari pihak legislatif.

3. Tahap Implementasi/Pelaksanaan Anggaran

Dalam tahap ini yang paling penting adalah yang harus diperhatikan olehmanajer keuangan publik adalah dimilikinya sistem (informasi) akuntansi dansistem pengendalian manajemen.

4. Tahap Pelaporan Dan Evaluasi

Tahap pelaporan dan evaluasi terkait dengan aspek akuntabilitas. Jikatahap implementasi telah didukung dengan sistem akuntansi dan system pengendalian manajemen yang baik, maka diharapkan tahap budget reporting andevaluation

(26)

Berdasarkan uraian di atas bahwa proses penyusunan anggaran

merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan dan bagian tertentu yang

berkaitan dengan proses penyusunan anggaran. Tahapamn-tahapan dalam proses

penyusunan anggaran yaitu : (1) Tahap persiapan anggaran, (2) Tahapan

Ratifikasi, (3) Tahapan Implementasi/Pelaksanaan Anggaran, (4) Tahapan

Pelaporan Dan Evaluasi.

2.1.2 Pengendalian Intern

2.1.2.1 PengertianPengendalian Intern

Pengendalian Intern merupakan istilah yang telah umum dan banyak

digunakan berbagai kepentingan. Istilah pengendalian intern diambil dari

terjemahan istilah “InternalControl” meskipun demikian penulis menterjemahkan

sebagai pengawasan intern, untuk istilah tersebut hal ini tidaklah menjadimasalah

karena tidak mengurangi pengertian pengendalian intern secara umum.

Pengendalian sebagaimana diketahui bahwa definisi Pengendalian Intern

yang dikemukakanMulyadi (2002: 51)yaitu :

“Segala sesuatu yang meliputi semua cara-cara yang digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengawasi/mengendalikan perusahaan. Dalam pengertian pengendalian intern meliputi : Struktur organisasi, formulir-formulir dan prosedur pembukuan dan laporan (Administrasi), budget dan standart pemeriksaan intern dan sebagainya”.

Pengendalian sebagaimana diketahui bahwa definisi pengendalian intern

yang dikemukakanCoso report ( 2008:155)adalah sebagaibeirkut :

(27)

Dari keempat definisi yang diungkapkan di atas tersebut,dapat

disimpulkan bahwa, Sistem Pengendalian Intern merupakansuatu “Sistem” yang

terdiri dari berbagai macam unsur dengantujuan untuk melindungi harta benda,

meneliti ketetapan danseberapa jauh dapat dipercayai data akuntansi, mendorong

efisienoperasi dan menunjang dipatuhinya kebijaksanaan Pimpinan.

2.1.2.2 Tujuan Pengendalian Intern

Pengendalian Intern yang diciptakan dalam suatu perusahaan harus

mempunyai beberapa tujuan. Sesuai dengandefinisi yang dikemukakan Arens

yang dialihbahasakan oleh Amir Abadi Yusuf (2006:201).tersebut diatas, maka

dapatlahdirumuskan tujuan dari Pengendalian Intern yaitu :

a. Menjaga keamanan harta milik perusahaan.

b. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi. c. Memajukan efisiensi operasi perusahaan.

d. Membantu menjaga kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu untuk dipatuhi.

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, maka perlu adanya syarat-syarat

tertentu untuk mencapainya, yaitu unsur-unsur yangmendukungnya, dan untuk

ini pembahasannya akan dikemukakansub tersendiri.

2.1.2.3. Aktivitas Pengendalaian Intern

Aktivitas pengendalian intern adalah kebijakan dan prosedur yang dibuat

untuk memberikan keyakinan bahwa petunjuk yang dibuat oleh manajemen

dilaksanakan. Kebijakan dan prosedur ini menberikan keyakinan bahwa tindakan

yang diperlukan telah dilaksanakan untuk mengurangi resiko dalam pencapain

tujuan entitas. Aktivitas pengendalian intern memiliki berbagai macam tujuan

(28)

Sebagai tambahan terhadap lingkungan pengendalian intern (yang

mencerminkan sikap dan tindakan penting terhadap pengendalian) dan informasi

dan komunikasi (yang memproses transaksi dan penyelenggaraan

pertanggungjawaban kekayaan dan utang), suatu entitas memerlukan kebijakan

dan prosedur untuk memberikan keryakinan bahwa tujuan perusahaan akan

tercapai. Aktivitas pengendalian intern yang relevan dapat digolongkan kedalam

berbagai kelompok. Salahsatu cara penggolongannya menurut Mulyadi

(2002:180)adalah sebagai berikut:

1. Pengendalian pengelolaan informasi a. Pengendalian umum

b. Pengendalian aplikasi (1) Otorisasi memadai

(2) Perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan memadai (3) Pengecekan secara independent

2. Pemisahan fungsi yang memadai

3. Pengendalian fisik atas keyakinan dan catatan 4. Review atas kinerja

2.1.2.4 Keterbatasan Pengendalian Intern

Adanya suatu pengendalian intern di suatu perusahaan dimaksudkan untuk

menciptakan suatu alat yang dapat membantu tercapainya pelaksanaan usaha yang

efektif dan efisien, serta untuk membatasi kemungkinan terjadinya pemborosan

dan penyelewengan. Namun, pengendalian intern tidak dapat mencegah secara

total kekurangan atau pemborosan yang mungkin terjadi dalam suatu perusahaan.

Berikut ini adalah keterbatasan pengendalian intern menurutMulyadi (2002 : 181)adalah:

1. Kesalahan dalam pertimbangan

(29)

2. Ganggguan

Adanya kekeliruan dalam memahami perintah, terjadinya kesalahan karena kelalaian dan perubahan yang bersifat sementara atau permanent dalam personil atau dalam sistem dan prosedur yang diterapkan.

3. Kolusi

Kerja sama antara pihak-pihak yang terkait, yang mana seharusnya antara pihak-pihak tersebut saling mengawasi, tetapi malah saling bekerja sama untuk menutupi kesalahan-kesalahan yang dibuat baik secara sengaja maupun tidak sengaja.

4. Pengabaian oleh manajemen

Manajemen mengabaikan kebijakan dan prosedur yang telah diterapkan semata- mata untuk kepentingan pribadinya sehingga pengendalian internal tidak berfungsi secara baik.

5. Biaya lawan manfaat

Biaya yang telah dikeluarkan untuk penerapan pengendalian internal tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari adanya penerapan pengendalian internal tersebut.

2.1.2.5 Lingkungan Pengendalian Intern

Lingkungan pengendalian intern yang positif merupakan merupakan

landasan bagi seluruh komponen pengendalian intern, lingkungan pengendalian

memberikan suatu bidang pengetahuan dan struktur serta suasana yang

mempengaruhi mutu pengendalian intern.

Menurut Mulyadi (2002:175) lingkungan pengendalian intern

mempunyai beberapa unsur antara lain :

1. Nilai intregritas dan etika

Nilai intregritas dan etika merupakan standar etika, perilaku organisasi dan bagaimana standar tersebut dikomunikasikan serta di dorong untuk dilaksanakan, standar tersebut tercakup tindakan-tindakan manajemen untuk menghindari diri atau mengurangi dorongan atau godaan yang mungkin mendorong seseorang untuk bertindak tidak jujur, melanggar hukum atau tindakan lain yang tidak etis.

2. Komitmen

(30)

3. Filosofis

Filosofis memberikan tanda yang jelas bagi para staf tentang arti pentingnya pengendalian, pengendalian dan keberpihakan pada aspek pengendalian oleh pimpinan instansi dengan memberdayakan secara optimal.

4. Struktur organisasi

Struktur organisasi merumuskan garis tanggung jawab dan wewenang yang ada, dengan memahami struktur organisasi yang ada, sehingga dapat memahami atau mempelajari unsure manajerial dan fungsional serta merasakan bagaimana pengendalian dikaitkan dengan kebijakan dan prosedur yang dilaksanakan.

5. Pelimpahan wewenang dan tanggungjawab

Pelimpahan wewenang dan tanggungjawab merupakan bentuk komunikasi formal sehubungan dengan pengendalian atas masalah-masalah atau kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan, penugasan ini dapat diwujudkan dalam bentuk memo dari top manajemen kepada bawahannya mengenai bagaimana pentingnya pengendalian, rencana operasi dan operasional formal, serta uraian tugas dan kebijakan, dan duhubungkan dengan masalah-masalah yang berhubungan dengan pengendalian.

2.1.2.6 Unsur – Unsur Pengendalian Intern

Penerapan unsur-unsur sistem pengendalian intern dalam suatuperusahaan

tertentu harus mempertimangkan biaya dan manfaatnya. Suatu pengendalian

intern yang baik haruslah bersifat cepat, murah dan aman, sehingga perusahaan

dapat menjalankan operasinya dengan lancar, terjamin keamanannya dan biaya

pengawasan yang dibutuhkan relatif tidak mahal.

Menurut Arens yang dialihbahasakan oleh Amir Abadi Yusuf (2006:261)

mengemukakan bahwa suatu pengendalian intern yangmemuaskan akan bergantung

empat unsurpengendalian intern adalah sebagai berikut :

a.Suatu struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tepat.

b. Suatu sistem wewenang dan prosedur pembukuan yang baikberguna untuk melakukan pengawasan akuntansi yang cukupterhadap harta milik, hutang-hutang, pendapatan-pendapatandan biaya-biaya.

c. Praktek-praktek yang sehat haruslah dijalankan didalammelakukan tugas-tugas dan fungsi-fungsi setiap bagian dalamorganisasi.

(31)

Unsur-unsur tersebut diatas adalah sangat penting dan harus diterapkan

secara bersama-sama dalam suatu perusahaan, agar terdapat adanya pengendalian

intern yang baik, sebab kelemahan yang serius dalam salah satu diantaranya, pada

umumnya akan merintangi sistem itu bekerja dengan lancar dan sukses.

2.1.2.7 Prosedur Pengendalian Intern

Prosedur pengendalian intern merupakan kebijakan dan aturan mengenai

kelakuan karyawan yang dibuat untuk menjamin bahwa tujuan pengendalian

manajemen dapat tercapai.

Menurut Mardiasmo (2006:89) Secara umum prosedur pengendalian

intern yang baik terdiri dari :

1. Penggunaan wewenang secara tepat untuk melakukan suatu kegiatan atau transaksi.

2. Pembagian tugas.

3. Pembuatan dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai. 4. Keamanan yang memadai terhadap aset dan catatan.

5. Pengecekan independen terhadap kinerja.

Dari prosedur pengendalian intern di atas disimpulkan bahwa prosedur

pngendalian intern merupakan suatu wewenang, pembagian tugas, pembuatan

keamanan, pengecekat terhadap kinerja pada organisasi.

2.1.3 Kinerja Manajerial

2.1.3.1 Pengertian Kinerja Manajerial

Menurut Indra Bastian (2006:328)kinerja manajerial adalah :

“Gambaran mengenai tingkat pencapaian mewujudkan sasaran, tujuan,

misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan skema strategis

(strategic planning)suatu organisasi.”

MenurutMardiasmo (2004 : 89)kinerja manajerial adalah :

(32)

pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pemilihan staf, negosiasi, dan perwakilan.”

Kinerja manajerial merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan

keefektifan yang dimaksud dengan kinerja manajerial adalah persepsi kinerja

individual para anggota organisasi dalam kegiatan manajerial, yaitu: perencanaan,

investigasi, koordinasi, evaluasi, pengawasan, pemilihan staf, negosiasi, dan

perwakilan. Dari beberapa penelitian dapat disimpulkan bahwa partisipasi yang

tinggi dalam penyusunan anggaran dapat meningkatkan kinerja manajerial.

2.1.3.2 Fungsi Kinerja Manajerial

Menurut Mardiasmo (2004:98) menjelaskan tugas-tugas manajerial

sebagai berikut :

1. Perencanaan

Perencanaan dalam hal ini adalah menentukan tujuan-tujuan, kebijakan, arah dari tindakan/ pelaksanaan yang diambil.Termasuk juga skedul pekerjaan, membuat anggaran, menyusun prosedur-prosedur, menentukan tujuan, menyiapkan agenda dan membuat program.

2. Investigasi

Mengumpulkan dan menyiapkan informasi, biasanya dalam bentuk catatan-catatan, laporan-laporan dan rekening-rekening, melakukan inventarisasi, melakukan pengukuran hasil, menyiapkan laporan keuangan, menyiapkan catatan, melakukan penelitian, dan melakukan analisis pekerjaan.

3. Koordinasi

Melakukan tukar menukar informasi dengan orang-orang di bagian yang lain dengan tujuan untuk menghubungkan dan menyesuaikan programprogram, memberikan sasaran ke departemen lain, melancarkan hubungan dengan manajer-manajer lain, mengatur pertemuan-pertemuan, memberikan informasi terhadap atasan, berusaha mencari, kerjasama dengan departemen lain.

4. Evaluasi

Melakukan penilaian dan pengharapan terhadap usulan, laporan atau observasi tentang prestasi kerja.Menilai karyawan, menilai catatancatatan hasil pekerjaan, menilai laporan keuangan, melakukan pemeriksaan terhadap produk, menyetujui permintaan-permintaan, menilai usulan-usulan dan saran-saran. 5. Pengawasan

Mengarahkan, memimpin dan mengembangkan bawahan, memberikan nasihat kepada bawahan, melatih bawahan, menjelaskan tentang aturanaturan pekerjaan, penugasan, tindakan pendisiplinan, menangani keluhankeluhan dari bawahan.

(33)

Memelihara kondisi kerja dari satu atau beberapa unit yang dipimpin, melalui rekruitmen tenaga kerja, melakukan wawancara pekerjaan, pemilihan karyawan dan pemindahan.

7. Negosiasi

Melakukan pembelian, penjualan atau melakukan kontrak untuk barangbarang atau jasa, negosiasi pajak, menghubungkan para pemasok, melakukan perundingan dengan wakil-wakil penjualan kepada agen-agen atau konsumen. 8. Perwakilan

Melakukan kepentingan umum atas organisasi, melakukan pidato-pidato, konsultasi untuk kontrak dengan individu atau kelompok-kelompok di luar individu, pidato-pidato untuk umum, kampanye-kampanye masyarakat, meluncurkan hal-hal baru, menghadiri konferensi-konferensi dan pertemuan dengan klub bisnis.

Salah satu sasaran sumber daya manusia untuk menggunakan sistim

kinerja adalah untuk menentukan siapa yang akan dipromosikan, ditransfer, atau

diberhentikan. Kinerja bisa juga digunakan untuk memotivasi dan meningkatkan

kinerja tambahan. Perilaku yang semacam ini akan memberikan kontribusi positif

yang akan memotivasi individu untuk terus meningkatkan kinerjanya. Adanya

pengawasan baik dari individu lain ataupun dari kelompok lain dinilai akan dapat

memberikan evaluasi kinerja karyawan.

Mengkategorikan tujuh sumber potensial yang dapat di jadikan penilaian

kinerja adalah sebagai berikut:

a. Pengawas (supervisor)

Secara umum banyak perusahaan yang menerapkan sistim pengawasan kinerja

melalui pengawas lanjutan atau supervisor yang memberikan penilaian

terhadap kinerja karyawan pada masing-masing departemen.Untuk bisa

mengevaluasi karyawan secara efektif pengawas seringkali

mengkomunikasikan berbagai hal dengan karyawan, tetapi kondisi semacam

ini memiliki kelemahan sehingga dimungkinkan penilaian kinerja tidak

(34)

b. Rekan Kerja

Dalam situasi tertentu rekan kerja bisa mengevaluasi prestasi teman

sejawatnya, meskipun kadang-kadang tidak menyampaikan kinerja yang

sesungguhnya. Tetapi dari beberapa penelitian menunjukka hasil bahwa teman

sejawat akan memberikan penilaian yang lebih stabil setiap saat dan mungkin

akan menjadi penailaian yang akurat terhadap prestasi karyawan.

c. Karyawan itu sendiri

Bila suatu perbandingan evaluasi mengindikasikan suatu perbedaan, informasi

ini bisa digunakan pimpinan untuk memberikan umpan balik bagi karyawan.

Riset menunjukkan bahwa karyawan yang memiliki kesempatan untuk

mengevaluasi dirinya sendiri akan cenderung menaikkan penilaian terhadap

prestasinya, tetapi evaluasi tersebut membantu karyawan untuk bisa

mengambangkan diri, karena tanggung jawab dan rasa percaya diri karyawan

bisa muncul jika organisasi dapat menghargai karyawan tersebut. Keikutsertaan

karyawan di dalam menyusun anggaran sebagai salah satu hal yang diduga

meningkatkan prestasi atau kinerja mereka.

d. Bawahan

Bawahan merupakan sumber informasi yang bermanfaat ketika menguji

prestasi pengawas maupun manajer perusahaan. Hal ini akan mendorong

bawahan untuk terus terang bila informasinya berguna. Informasi dari bawahan

membantu tidak hanya untuk menentukan seberapa baik seorang manajer

berperan mengkomunikasikan, merencanakan, mendelegasikan, dan

mengkoordinasikan, tetapi juga untuk mengidentifikasi bidang masalah umum

(35)

e. Komputer

Manajemen yang dibantu komputer meliputi pengguna computer untuk

mengawasi dan menilai kinerja karyawan secara elektronik. Dimungkinkan

akan berhasil dalam hal kinerjanya, karena dari proses pengawasan ini tingkat

kedisiplinan karyawan akan terus terjaga.

f. Pelanggan

Dalam sebuah organisasi pelanggan merupakan pihak yang memiliki posisi

sempurna untuk mendapatkan umpan balik dari kinerja karyawan, dan

beberapa peneliti mengambil kesimpulan jika kinerja dan kualitas layanan dari

sebuah perusahaan dirasakan bagus maka pelanggan akan menjadi loyal

terhadap perusahaan tersebut.

g. Kerja itu sendiri

Karyawan pada semua tingkatan dalam organisasi mendapatkan umpan alik

dari pekerjaan yang mereka lakukan. Para karyawan yang berhubungan dengan

situasi kerja akan saling terkait dengan karyawan lain atau hasil dari pekerjaan

orang lain.

2.1.3.3. Pengukuran Kinerja Manajerial

Untuk mengukur dan mengevaluasi, manajer unit bisnis menggunakan

berbagai ukuran, baik keuangan maupun nonkeuangan. Pengukuran kinerja

merupakan suatu proses mencatat dan mengukur pelaksanaan kegiatan dalam arah

pencapaian sasaran, tujuan, visi dan misi melalui hasil-hasil yang ditampilkan

ataupun proses pelaksanaan suatu kegiatan. Pengukuran kinerja juga berarti

membandingkan antara standar yang telah ditetapkan dengan kinerja yang

(36)

Menurut Mardiasmo (2004 : 87) Penilaian kinerja manajerial memiliki

beberapa tujuan dan manfaat bagi organisasi yaitu :

1. Performance Improvement, memungkinkan manajer atau pegawai untukmelakukan tindakan yang berhubungan dengan peningkatan kinerja. 2. Compensation adjustment, membantu para pengambil keputusan

untukmenentukan siapa saja yang berhak menerima reward ataupun sebaliknya.

3. Placement decision,menentukan promosi atau transfer.

4. Training and development need, mengevaluasi kebutuhan pelatihan danpengembangan bagi pegawai agar kinerja mereka lebih optimal.

5. Career planning and development, memandu untuk menentukan jeniskarir yang dapat dicapai.

6. Staffing process deficiencies,mempengaruhi prosedur perekrutan pegawai. 7. Informational inaccuracies and job-design error, membantu menjelaskan

kesalahan apa saja yang telah terjadi dalam manajemen.

8. Equal employment opportunity, menunjukkan bahwaplacement decisiontidak diskriminatif.

9. External challenges, kinerja pegawai terkadang dipengaruhi oleh factor eksternal seperti keluarga, keuangan pribadi, kesehatan dan lain-lain.

10. Feedback, memberikan umpan balik bagi masalah kepegawaian atau bagipegawai itu sendiri.

Dari uraian dia tas maka dapat disimpulkan bahwa Pengukuran kinerja

juga dapat membandingkan antara standar yang telah ditetapkan dengan kinerja

yang sebenarnya terjadi.

2.1.3.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinrja Manajerial

Faktor yang mempengaruhi kinerja manajerial adalah budaya atau prilaku

seseorang dalam melaksanakan pekerjaan, dimana lingkungan didalamnya orang

tersebut terdorong untuk bekerja (ada atau tidak adanya struktur, factor kelayaan

kondisi yang berlaku, dan sifat lingkungan atau organisasi.

Menurut Mulyadi (2001:78) kinerja manajerial dipengaruhi beberapa

faktor diantaranya :

1. Kemampuan

(37)

5. Kepastian tentang apa yang diharapkan

6. Umpan balik mengenai seberapa baik mereka menjalankan tugasnya 7. Imbalan bagi mereka yang berkinerja baik

8. Hukuman bagi mereka yang bekerja buruk

Kinerja individu tergantung kepada faktor internal (pengalaman, keahlian,

kemauan, kemampuan) dan faktor eksternal (lingkungan kerja dan kondisi

kerja).Dan factor tersebut dapat berguna bagi pemamfaatan waktu yang efisien,

kondisi kerja dan kejenuhan.

2.1.4 Hubungan Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Pengendalian

Intern Terhadap Kinerja Manajerial

2.1.4.1 Hubungan Partisipasi Penyusunan Anggaran dengan Kinerja

Manajerial

Partisipasi penyusunan anggaran dapat meningkatkan kinerja manajerial

karena partisipasi penyusunan anggaran memungkinkan bawahan

mengkomunikasikan apa yang mereka butuhkan kepada atasannya. Dalam

partisipasi penyusunan anggaran diperlukan komunikasi antara atasan dan

bawahan untuk saling memberikan informasi disamping dapat memberikan

kesempatan memasukkan informasi lokal karena bawahan lebih mengetahui

kondisi langsung pada bagiannya. Partisipasi dapat memungkinkan bawahan

untuk memilih. Tindakan memilih tersebut dapat membangun komitmen dan

dianggap sebagai tanggung jawab atas apa yang telah dipilih. Semua partisipasi

penyusunan anggaran ini pada akhirnya akan meningkatkan kinerja manajerial.

Penelitian ini didukung oleh pernyataan M.Nafarin (2007:9) yang

menyatakan bahwa:

(38)

penyusunan anggaran merupakan bagian terpenting, karena mereka yang paling mengetahui informasi tentang tentang partisipasi penyusunan anggaran”.

Dari uarain si atas dapat di simpulkan bahwa partisipasi penyusunan

anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

2.1.4.2 Hubungan Pengendalian Intern dengan Kinerja Manajerial

Pngendalian intern adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu

kinerja manajer publik menilai pencapaian satu strategi melalui alat ukur

financial dan nonfinansial. Pengukuran kinerja dapat dijadikan sebagai alat

pengendalian intern, karena pengukuran kinerja diperkuat dengan menetapkan

reward and punishment system.

Pengendalian intern berhubungan dengan kinerja manajerial terutama

accounting control dan administrative control. Pengendalian intern diperlukan untuk menyusun rencana, metode, dan prosedur organisasi untuk menjaga

reliabilitas data keuangan, pengendalian intern terdiri dari rencana, metoda, dan

prosedur orgaganisasi yang berfokus pada efisien operasional, efektivitas

organisasi, dan kepatuhan terhadap kinerja manajerial serta ketentuan yang

berlaku.

Penelitian ini didukung oleh pernyataan Comite of Sponsoring Organization (COSO)yang menyatakan bahwa:

“Internal control can help an entity achieve managerial performance and profitability targets and prevent loss of resources. This can help ensure reliable managerial performance. And to help ensure that organizations comply with laws and regulations, avoid the reputation and other consequences”

(39)

daya. Hal ini dapat membantu memastikan kinerja manajerial dapat diandalkan. Dan dapat membantu memastikan bahwa organisasi mematuhi hukum dan peraturan, menghindari reputasi dan konsekuensi lainnya”.

Sementara itu menurutMardiasmo (2004:121)menyatakan bahwa :

“Pengukuran pengendalian intern dapat dijadikan sebagai alat kinerja

manajerial, karena pengukuran kinerja manajerial diperkuat dengan

rewarddanpunishment system”.

Dari uarain si atas dapat di simpulkan bahwa pengendalian intern

berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

2.1.4.3 Hubungan Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Pengendalian

Intern Terhadap Kinerja Manajerial

Menurut Bambang Supomo (2007:125) menjelaskan Bahwa :

“Partisipasi penyusunan anggaran serta pengendalian intern umumnya dinilai sebagai pendekatan manajerial yang dapat meningkatkan kinerja anggota organisasi. Para bawahan yang merasa aspirasinya dihargai dan mempunyai pengaruh pada anggaran dan pengendalian intern akan mempunyai tanggung jawab dan konsekuensi moral yang akan meningkatkan kinerja sesuai yang ditargetkan”.

Dari uarain si atas dapat di simpulkan bahwa partisipasi penyusunan

anggaran dan pengendalian intern berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

2.2 Kerangka Pemikiran

Pemerintah sebagai lembaga eksekutif yang diberi mandat oleh rakyat

untuk mengantur dan mengurus rumah tangga Negara berkewajiban untuk

menjalankannya dengan baik. Dalam menjalankan mandatnya, pemerintah

menyusun program-program dan rencana kerja yang akan dilaksanakan dalam

periode satu tahun. Penyusunan program dan rencana kerja ini dilakukan, supaya

kegiatan dan aktivitas pemerintah terstruktur dan terkoordinasi sehingga hasil

(40)

dan kepada DPR sebagai wakil rakyat.Program dan rencana kerja yang disusun

oleh pemerintah lebih dikenal dengan istilah anggaran.

Anggaran berisi rencana organisasi dan aktivitas kegiatan yang akan

dilakukan dalam jangka pendek serta perkiraan besarnya biaya yang akan

dikeluarkan serta pendapatan yang akan diperoleh yang diuraikan dalam

langkah-langkah kerja yang terstruktur dengan indikator kerja sebagai tolok ukur

pencapaian hasil. Anggaran sektor publik dalam proses penyusunannya tidak jauh

berbeda dengan anggaran sektor swasta, hanya saja pada sektor publik pada

proses penyusunannya dipenuhi oleh nuansa politik yang tinggi dan harus

diinformasikan kepada publik untuk dikritik, didiskusikan dan diberi masukan.

MenurutMardiasmo (2004;61)dalam buku dijelaskan bahwa :

“Anggaran sektor publik merupakan instrumen akuntabilitas atas

pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang

dibiayai.”

Sebuah anggaran sektor publik memiliki peranan yang cukup penting

dalam tatanan aktivitas pemerintah. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa

dalam sebuah Negara demokrasi, pemerintah berada pada posisi sebagai wakil

rakyat, yang akan mengatur semua kebutuhan rakyat seperti listrik, air, kesehatan,

pendidikan, dan sebagainya agar terjamin secara layak dan tingkat kesejahteraan

masyarakat dipengaruhi oleh keputusan yang diambil oleh pemerintah melalui

anggaran yang dibuat. Selain itu, dana yang dimiliki dan dipergunakan oleh

pemerintah adalah dana masyarakat yang dihimpun melalui pajak, distribusi,

iuran, dan penerimaan-penerimaan lain. Melalui anggaran, pemerintah melakukan

(41)

Menurut Deddi Nordiawan (2007:76) bahwa fungsi anggaran adalah

sebagai berikut:

1. Fungsi Perencanaan

2. Fungsi Koordinasi dan Komunikasi 3. Fungsi Motivasi

4. Fungsi Pengendalian dan Evaluasi 5. Fungsi Pembelajaran.”

Penyusunan Anggaran yang diterapkan pada instansi pemerintah di

Indonesia berdasarkan UU No. 17 Tahun 2003 adalah anggaran berdasarkan

pendekatan kinerja yang mulai diterapkan secara bertahap mulai tahun anggaran

2005.

Sebagai bentuk dukungan pemerintah terhadap diterapkannya anggaran

kinerja pada instansi pemerintah, pemerintah juga mengeluarkan beberapa

peraturan pendukung mengenai penerapan Anggaran kinerja sebagai

operasionalisasi kebijakan penganggaran kinerja, diantaranya:

1. PP No 20/2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (SKP)

2. PP No 21/2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-KL).

MenurutMardiasmo (2004:94)pengertian pengendalian intern adalah :

“Suatu perencanaan yang meliputi struktur organisasi dan semua metode dan alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan di dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, mendorong efisiensi, dan membantu mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan”.

Dari definisi di atas dapat kita lihat bahwa tujuan adanya pengendalian intern :

1. Menjaga kekayaan organisasi.

2. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi.

(42)

4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Dilihat dari tujuan tersebut maka sistem pengendalian intern dapat dibagi

menjadi dua yaitu Pengendalian Intern Akuntansi (Preventive Controls) dan Pengendalian Intern Administratif(Feedback Controls).

Pengendalian Intern dibuat untuk mencegah terjadinya inefisiensi yang

tujuannya adalah menjaga kekayaan perusahaan dan memeriksa keakuratan data

akuntansi.Contoh : adanya pemisahan fungsi dan tanggung jawab antar unit

organisasi.

Pengendalian intern dibuat untuk mendorong dilakukannya efisiensi dan

mendorong dipatuhinya kebijakkan manajemen.(dikerjakan setelah adanya

pengendalian akuntansi) Contoh : pemeriksaan laporan untuk mencari

penyimpangan yang ada, untuk kemudian diambil tindakan.

Elemen Pengendalian Internal

1. Lingkungan Pengendalian 2. Sistem Akuntansi

3. Prosedur Pengendalian

Pengertian kinerja manajerial menurutIndra Bastian (2006;274)adalah

sebagai berikut:

”Kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan suatu

kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi

dan visi organisasi.”

Kinerja merupakan sebuah tingkat pencapaian suatu program dan

kebijakan dayang telah ditetapkan dan merupakan sebuah keberhasilan dalam

(43)

Penilaian kinerja akan lebih mudah dilakukan pada organisasi yang

menggunakan anggaran yang berbasis kinerja karena dalam anggaran kinerja telah

ditetapkan indikator kinerja, standar kinerja, standar biaya dan benchmark dari setiap pelayanan sehingga dapat dengan mudah diketahui tingkat efisiensi dan

efektivitas dari setiap jenis pelayanan.

Dengan anggaran kinerja kan terlihat jelas hubungan antarainput, output, dan outcome. Menurut Mardiasmodijelaskan mengenai pengertian pengukuran kinerja sektor publik, yaitu sebagai berikut:

“Pengukuran kinerja manajerial adalah suatu kinerja yang bertujuan untuk

membantu manajer menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur

financial dan nonfinancial.”

Pengendalian intern nerpengaruh positif terhadap kinerja manajerial

karena hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi pelaksanaan pengendalian

intern.

Pengukuran kinerja manajerial adalah suatu system yang bertujuan

membantu manajer publik menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur

financial dan nonfinansial. Kinerja manajerial dapat dijadikan sebagai alat

pengendalian intern, karena kinerja manajerial dikuatkan dengan menetapkan

reword and punishment system.

Penelitian ini mengusulkan bahwa manajer yang berpartisipasi dalam

proses penyusunan anggaran akan meningkatkan atau memperbaiki kinerja

manajerial. Indra Bastian (2006:89) menemukan bahwa partisipasi anggaran

memiliki hubungan positif dan signifikan dengan Manajerial. Manajer yang

(44)

tujuan anggaran dan tujuan organisasi yang kemudian akan meningkatkan para

manajer tersebut.

Manajer yang berpatisipasi dalam proses penyusunan anggaran akan

mempunyai persepsi inovasi yang lebih tinggi yang kemudian akan meningkatkan

kinerja manajerial. Menemukan hasil yang serupa dalam sektor publik, akan tetapi

objek yang diuji adalah hubungan antara partisipasi anggaran dan inovasi, bukan

persepsi inovasi. Dalam konteks penelitian ini, inovasi sulit diukur karena dalam

organisasi sektor publik inovasi relatif lebih rendah dibandingkan dengan

organisasi sector swasta.

Adanya partisipasi anggaran dapat menanamkan persepsi manajer bahwa

mereka inovatif karena ide-ide yang mereka miliki akan dihargai oleh organisasi

tempat mereka bekerja. Dengan begitu persepsi inovasi akan meningkatkan

kinerja para manajer.

Kerangka penelitian ini digunakan untuk mempermudah jalan pemikiran

terhadap permasalahan yang dibahas, terkait dengan hubungan antara partisipasi

anggaran dan desentralisasi terhadap kinerja manajerial baik hubungan langsung

maupun hubungan tidak langsung.Hubungan tidak langsung partisipasi anggaran

dan kinerja manajerial dimediasi oleh desentralisasi.

Dari Penjelasan di atas, maka penulis melakukan penelitian terhadap

pengaruh partisipasi anggaran dan pengendalian intern terhadap kinerja manajerial

(45)

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Sebelumnya

No Peneliti Tahun Judul Hasil Persamaan Perbedaan Sumber

1 Nur Faizah 2007 Pengaruh

Partisipasi ternyata terjadi dalam hubungan langsung. peneliti menyimpulkan ada pengaruh antara partisipasi penyusunan

(46)

Berdasarkan uraian diatas, penulis menuangkan kerangka pemikirannya dalam bentuk skema kerangka pemikiran sebagai berikut:

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran

Hipotesis :

“Adanya Pengaruh antara Partisipasi Penyusunan Anggaran dahn

Pengendalian Inter Terhadap Kinerja Manajerial”

Dinas Pendidikan Kab. Majalengka

1. Nilai intregritas dan etika

2. Komitmen

3. Filosofis 4. Struktur

Organisasi 5. Pelimpahan dan

wewenang dan tanggungjawab 1. Penetapan

strategi organisasi (visi & misi)

(47)

Dari kerangka penelitian diatas maka dapat dibuat Paradigma

Penelitian.Dengan Paradigma Penelitian, penulis dapat menggunakannya sebagai

panduan untuk hipotesis penelitian yang selanjutnya dapat digunakan dalam

mengumpulkan data dan analisis.

Paradigma pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.2

Gambar Paradigma Penelitian

2.3 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di

mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat

pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan

pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.

Menurut Uma Sekaran(2006:135)mengemukakan pengertian hipotesis

sebagai berikut:

(Y)

Kinerja Manajerial

(X2) Pengendalian

Intern (X1) Partisipasi Penyusunan

(48)

“Hipotesis adalah hubungan yang diperkirakan secara logis diantara dua

atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat

diuji

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis

penelitian dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap

masalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul dan harus diuji

secara empiris.

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka penulis mencoba

merumuskan hipotesis yang merupakan kesimpulan sementara dari penelitian

sebagai berikut:

“Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Pengendalian Intern Berpengaruh

(49)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu

penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk

mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi.

MenurutSugiyono (2006:13)objek penelitian adalah sebagai berikut:

“Sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

tertentu tentang sesuatu hal objektif,valid, danreliabletentang sesuatu hal

(variabel tertentu)”.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa objek penelitian

digunakan untuk mendapatkan data sesuai tujuan dan kegunaan tertentu yang

objektif, validdan realible. Objek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian

ini adalah adalah mengenai partisipasi penyusunananggaran,pengendalian intern,

dan kinerja manajerialpada Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka.

3.2 Metode Penelitian

Sugiyono (2010:2), menjelaskan bahwa:

“Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

data dengan tujuandan kegunaan tertentu”.

Berdasarkan rumusan tujuan sebelumnya, penelitian ini termasuk penelitian

terapan. Menurut Sugiono (2010: 4) yang dikutip dari Gay (1977)

(50)

“Penelitian terapan dilakukan dengan tujuan menerapkan, menguji, dan

mengevaluasi kemampuan suatu teori yang diterapkan dalam

memecahkan masalah-masalah praktis.”

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kausal

asosiatif (causal assosiative research) yang dilakukan terhadap data yang

dikumpulkan setelah terjadinya suatu peristiwa. Identifikasi terhadap peristiwa

tersebut berkenaan dengan variabel yang mempengaruhi dan dipengaruhinya.

Penelitian asosiatif ini menurutSugiyono (2005:11)adalah,

“Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih.Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala”.

Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan

perhitungan statistik. Penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel

X1 (partisipasi penyusunan anggaran), X2 (pengendalian intern) terhadap

Y( kinerja manajerial). Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu

hipotesis apakah diterima atau ditolak.

3.2.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai

pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna

bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian.

Menurut Moh. Nazir (2009:84)Desain penelitian adalah:

“Semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan

(51)

Sedangkan menurut Husein Umar (2005:54-55) desain

penelitianadalah:“Rencana dan struktur penyelidikan yang dibuat

sedemikian rupa agar diperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan

penelitian.”

Dari uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa, desain penelitian

merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam

melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan

penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu.

Menurut Sugiyono (2008:13) menjelaskan proses penelitian dapat

disimpulkan seperti teori sebagai berikut:

1. Sumber masalah 2. Rumusan masalah

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan 4. Pengajuan hipotesis

5. Metode penelitian

6. Menyusun instrumen penelitian 7. Kesimpulan.

Berdasarkan proses penelitian yang telah dijelaskan diatas, maka desain

pada penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Sumber masalah

Membuat identifikasi masalah berdasarkan latar belakang penelitian sehingga

mendapatkan judul sesuai dengan masalah yang ditemukan. Identifikasi

masalahdiperoleh dari adanya fenomena yang terjadi pada Dinas Pendidikan

Kabupaten Majalengka, yaitu ada kecenderungan dari perilaku manajer atau

pimpinan yang terlibat dalam proses partisipasi penyusunan anggaran dalam

(52)

karena adanya motivasi tertentu, hal ini dikarenakan kinerja manajer lebih

dikaitkan dengan pelaksanaan anggaran yang tidak spesifik, tidak terukur, dan

manajer kurang memahami cara penyusunan anggaran yang sesuai dengan

aturan yang berlaku tanpa melihat pada hasil dari pemanfaatan suatu

anggaran. Demikian pula pengendalian intern belum dikelola secara

maksimal karena pengukuran pengendalian intern lebih dilihat pada rencana

dan realisasi tanpa menitikberatkan pada outcome.

2. Rumusan masalah

Rumusan masalah merupakan pertanyaan yang akan dicari jawabannya

melalui pengumpulan data. Berikut rumusan masalah:

1. Untuk mengetahui hubungan partisipasi penyusunan anggaran,

pengendalian intern dan kinerja manajerial pada Dinas Pendidikan

Kabupaten Majalengka.

2. Untuk mengetahui pengaruh partisipasi penyusunan anggaran dan

pengendalian intern secara simultan terhadap kinerja manajerial pada

Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka.

3. Untuk mengetahui pengaruh partisipasi penyusunan anggaran dan

pengendalian intern secara parsial terhadap kinerja manajerial pada

Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka.

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan

Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (berhipotesis),

maka peneliti mengkaji teori-teori yang relevan dengan masalah dan berfikir.

Gambar

Tabel�1.1�
Tabel�2.1�
Gambar�2.1�
Gambar�2.2�
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial aparat pemerintah daerah dengan gaya kepemimpinan

Penelitian yang diambil bertujuan untuk membahas dan menganalisis mengenai hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial daerah dengan

Yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial dengan

Berdasarkan hasil analisis tentang pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Gaya Kepemimpinan dan Motivasi berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial maka dapat

Karena partisipasi anggaran diasosiasikan mempunyai pengaruh terhadap kinerja manajerial yaitu partisipasi dalam penyusunan anggaran sebagai suatu mekanisme pertukaran

Hipotesis hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran, komitmen organisasi dan kinerja manajerial dapat dinyatakan sebagai berikut: H2 : Partisipasi dalam penyusunan

Hasil analisis data penelitian mengenai pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial pada Yapendik GPIB, di Makassar yang menunjukkan, dimana dari

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui partisipasi penyusunan anggaran pada 12 Dinas di Kabupaten Bandung Barat, untuk mengetahui kinerja manajerial pada 12