PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK
DI SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN)
MENTENG 01 PAGI JAKARTA PUSAT
Disusun OIeh:
MUNIFAH
802011001342
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK
DI SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN) MENTENG 01 P
AGI
JAKARTA PUSAT
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas lImu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai
Gelar Silljana (S 1) Pendikan Agama Islam
Oleh:
MUNIFAH NIM.802011001342
Di Bawah Bimbingan :
Pembimbing I,
Drs. H. Ghufron Ihsan, MA. NIP. ISO 202 340
Pembimbing II,
Drs. H. Sapiuddin, M.Ag NIP. ISO 299 477
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi yang beljudul "PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK DI SDN MENTENG 01 PAGI JAKARTA PUSAT" telah diujikan dalam sidang munaqasyah Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta pada tanggal 30 Juni 2005. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam Program Strata I (S I) pada
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
Jalcaria, 18 Juli 2005
Sidang Munaqasyah,
Ketua Merangkap Anggota
ーュヲZiセセ
M.A
NIP. 0231 356
Penguji I
Drs. H. Ahmad Svafi'ie No r. NIP. 15009443
Anggota:
Sekretaris Merangkap Anggota
Pmf D:t::\-'M.A
NIP. 15 1 356
Penguji II
KATA PENGANTAR
Alhamdu1illah. puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. yang
senantiasa me1impahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi dan untuk mencapai
gelar Sarjana Strata Satu (S I) pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta adaIah membuat karya tulis ilmiaIl dalam bentuk skripsi.
Da1am proses penulisan skripsi ini tidak sedikit kesulitan atau hambatan yang
dialami penulis, baik yang menyangkut segi pengaturan waktu, pengumpulan data
dan sebagainya. Namun berkat Allah swt. dan dengan keinginan serta usaha yang
sungguh-sungguh disertai dengan dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, segala
kesulitan dan hambatan itu dapat diatasi dengan sebaik-baiknya sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis merasa wajib memanjatkan puji dan
syukur ke hadirat Allah swt. dan mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga
serta penyampaian penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuan atas selesainya skripsiini, khususnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekarl Fakultas I1mu Tarbiyah dan
Keguruan UIN syarif Hidayatullah Jakaria yang telah memberi Icesempatarl
yang telah memberikan pengarahan serta semangat kepada penulis dalam
memacu dan menyelesaikan studio
3. Bapak Drs. H. Ghufron Ihsan, MA., selaku Pembimbing I dan Bapak Drs. H.
Sapiuddin, M.Ag., selaku Pembimbing II yang telah membimbing dan
mengarahkan serta memberikan petunjuk-petunjuk dan nasehat serta pengarahan
yang sangat berharga kepada penulis.
4. Para dosen UrN Syarif Hidayatullah Jakarta, kImsusnya pada dosen Program
PGMr Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN SyarifHidayatullah yang telah
mendidik dan memberi bekal berbagai ilmu pengetahuan yang sangat berharga
kepada penulis.
5. Pimpinan Perpustakaan, Staf UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta karyawan
dan Pimpinan Perpustakaan Imam Jama' Lebak Bulus Jakarta, yang telah
memberikan fasilitas untuk melakukan studi kepustakaan.
6. Kepala Sekolah, beserta guru-guru SDN Menteng 01 Pagi Jakarta Pusat yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
7. Suami tercinta, Bambang Suroso, SH., yang telah memberikan perhatian,
pengertian, bantuan, dorongan serta semangat keda penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini, juga buah hati tercinta Muhanunad Fahmi.
8. Rekan-rekan PGMI yang tumt memberikan motivasi dan dorongan untuk
. menyelesaikan skripsi ini.
Semoga jasa-jasa beliau semuanya menjadi amal shalih yang diridloi Allah
swt. dan mendapat balasan yang berlipat ganda. Amin.
Jakarta, Juli 2005
Penulis
BABI
KATAPENGANTAR __ _.. _ ._ , -_. -_. _ _- -_ .. , '-'
DAFTARISI _ _ _ IV
PENDAHULUAN
A. Alasan Pemilihan Judul __ , _ ,. '" 1
R Tujuan Penelitian _" _._ ._. _._ __ .__ ._ _.. _.. , _ 7
C.
Pembatasan dan Perumusan Masalah __ ._ .. ... ... . 7D. SistematikaPenulisan. __ , . _ _ 8
BAB II KERANGKA TEORI
A. Pendidikan Agama Islam .__ , .. _.__ , . _.. 10
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam _ _.. __ . .. 10
2_ Tujuan Pendidikan Agama Islam ., _ _. __ _.__ . 12
3. Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Pendidikan
Agama Islam ., __ .. , _."_" _ __ 13
R Pendidikan Agama Islam yang Baik Pada Anak-Anak _ ,. _.. . 18
1. Pendidikan Anak menurut Teori AI-Gazali ._. __ _ _. 20
BABill METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian .__ , . , __ . '" .. _ 24
B. Variabel Pengamatan _ , , __ 24
C. Populasi dan Sampel _ , , _. 25
D. Teknik Pengumpulan Data .. , ,. _ _ __ 25
E. Teknik Analisa Data , ' , , , 26
F. Metode dan Teknik Penulisan , ,. 28
BABN PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK DI LINGKUNGAN SDN MENTENG 01 JAKARTA PUSAT
A. Kondisi Obyektif SDN Menteng 0 I Jakarta Pusat .. , ... , ... ... ... 29
B.
Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam pada Anakdi SDN Menteng 01 Jakarta Pusat... 35
C. Faktor Penghambat Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam
pada Anak di Lingkungan SDN Menteng 01 Pagi Jakarta Pusat.. 43
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan... 49
B.
Saran-saran... 50DAFTAR PUSTAKA ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 52
A. Alasan Pemilihan Jndul
Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang sempurna tetapi manusia
dilahirkan dalam keadaan yang lemah dan tidak berdaya. Maka dalam hal ini perlu
adanya bantuan dan bimbingan dari pendidik untuk mencapai tahap pertumbuhan dan
perkembangan, baik fisik maupun psikis, khususnya pendidikan agama Islam yang
akan membentuk manusia seutuhnya demi tercapainya kebahagiaan di dunia dan di
akhirat.
Pendidikan anak di dalam keJuarga secara umum berlangsung secara alamiah.
Proses pendidikan yang diterima oleh seorang anak memiliki pengaruh dan akibat
yang sangat besar, terutama pada tahun-tahun pertama dari kehidupan mereka. Pada
umur tersebut, pertumbuhan kecerdasan anak masih terkait pada panca inderanya dan
daya berpikirnya masih dalam tingkat abstraksi terbatas.
Zakiah Dradjat mengemukakan bahwa pendidikan, pembinaan iman dan
taqwa anak belum dapat menggunakan kata-kata (verbal), akan tetapi diperlukan
contoh yang langsung sebagai teladan, pembiasaan latiban yang terlaksana di dalam
keluarga sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak yang berlangsung
secara alamiah.I
I Zakiab Dradjat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah (Jakarta: CV. Rubarna,
2
Faktor identifikasi dan meniru pada anak-anak amat penting, sehingga mereka
menjadi terbina, terdidik dan belajar dari pengalaman langsung. Hal ini pula yang
nantinya akan berpengaruh lebih besar daripada informasi atau pengajaran lewat
instruksi dan petunjuk yang disampaikan dengan kata-kata.
Orang tua adalah pembina pribadi yang pertama dalam hidup anak.
Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka merupakan unsur-unsur
pendidikan yang tidak langsung, yang dengan sendirinya akan masuk ke dalam
pribadi anak yang sedang dalam masa perturnbuhan itu. Seseorang dalam beragama
banyak dipengaruhi oleh pengalaman hidup dan pendidikan yang diterimanya sejak
kecil. Senada dengan hal ini, Zakiah Dradjat mengemukakan pendapatnya bahwa
pada urnurnnya, agama seseorang ditentukan oleh pendidikan, pengalaman dan
latihan-latihan yang dilaluinya pada masa kecilnya terdulu. Seseorang yang pada
waktu kecilnya tidak pemah mendapatkan pendidikan agama, maka pada dewasanya
nanti akan merasakan pentingnya ajaran agama dalam hidupnya.2
Menurut Islam, anak merupakan titipan dari Allah kepada orang tua untuk
diasuh dan dididik dengan sebaik-baiknya, sehingga peranan orang tua dalam
pendidikan agama bagi anak sangat menentukan. Hal ini sebagaimana yang
diungkapkan dalam firman Allah swt dan sabda Rasulullah SAW.
Artinya: "Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) jitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut jitrah itu. Tidak ada perubahan pada jitrah Allah. (ltulah) agama yang lurus; terapi kebanyakan manusia tidak mengetahui". (QS.
Ar-Rum, 30:30)
Sabda Rasulullab SAW. yang berbunyi:
セB セ .. .J..:.J... .. .. "'" .. .. __ "
C?-
セセ|
セ
J.J:':
セGIZ[N
J5'
:JLj'i
cT' .
セi
J\セ[N|
セイ
セ| セ[N
'}\ .;
0\pkJI
Y
JI.>y.\
olJj)セセ
:,1
<G(a:;J\\gi[セ
セ|ケN
li
セエNZZNj
セ
セヲゥ
セM Ii
Hセj
Artinya "Dari Aswah lbnu Sari Abu Ya'la,sesungguhnya Nabi bersabda: Semua anak dilahirkan atas jitrah sehingga ia jelas berbicara, maka kedua orang tuanyalah yang menyebabkan anaknya menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi", (HR. Abu Daud. Thabrani dan Baihaqii
Jelaslah bagi kita, bahwa penanaman pribadi keagamaan kepada anak
hendaklah dilakukan sejak dini, karena tidak sedikit anak yang pada masa kecilnya
tidak pernah mendapatkan pendidikan agama Islam, ketika ia menjelang dewasa atau
remaja banyak menyimpang dari aturan yang berlaku dalam keluarga dan masyarakat.
Oleh karena itu, orang tua memegang peranan penting yang penting dalam hal
kecukupan pendidikan agama pada anaknya, sehingga apapun yang dibutuhkan telah
3Imam Abdurrahman Jalaluddin As-Suyuti,Al Jami' Al Shaghir(Beirut: Daml Fikri, 91 I H),
4
diberikan sejak kecil oleh orang tua dan lingkungannya yang merupakan investasi
dalam pembentukan perilaku dalam kehidupannya hingga dewasa nanti.
Dengan demikian orang tua dalam pandangan agama Islam mempunyai peran
serta tugas yang utama dalam kelangsungan pendidikan anak-anaknya, baik dia
sebagai karyawan, guru, pedagang, buruh ataupun dia seorang petani. Oleh karena itu
pendidikan terutama pendidikan agama dalam lingkungan keluarga sangat
memberikan pengaruh dalam pembentukan keagamaan, watak serta kepribadian anak.
Pendidikan yang berlangsung di dalam lingkungan keluarga disebut
pendidikan informal, dan orang tualah yang berperan sebagai pendidiknya. Oleh
karena itu, orang tua dituntut untuk mengetahui tentang ilmu agama atau
ajaran-ajaran agama. Praktek ibadah akan terlihat secara nyata dalam lingkungan keluarga,
karena lingkungan keluarga memiliki waktu yang luas daripada sekolah. Lingkungan
keluarga merupakan wadah atau pusat pendidikan yang pertama dan utama bagi anak,
terutama pendidikan agama. Keluarga merupakan tempat pembinaan anak yang
paling mendasar.
Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Charles Schafer yang mengemukakan
bahwa pengetahuan anak mengenai sikap yang benar, sebagian besar diperoleh
dengan menyerap dan menirukan sikap orangtua. Oleh karena itu, hal tersebut perlu
disadari dan diperhatikan agar orang tua dapat memberikan teladan yang baik dan
benar.4
4 Charles Schafer,Bagaimana Mempengaruhi Anak(5emarang: Dahara Prize, 1989), cet. ke
Orang tua yang saleh, yang menjalankan ajaran-ajaran agama akan membawa
dampak yang positif bagi anak dalam mengamalkan ajaran agama tersebut. Anak
merupakan peniru yang baik, ia akan melakukan sesuai dengan apa yang ia lihat dan
apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Hal ini sebagaimana yang ditegaskan olehM.
Nur Abdul Hafizh yaitu bahwa anak akan selalu melihat apa yang tengah dilakukan
kedua orang tuanya. Dan secara perlahan mulai meniru dan berlaku seperti mereka.
Hingga jika mereka mendapatkan kedua orang tuanya berlaku jujur, maka hal itu
akan membentuk mereka menjadi orang yang jujur pula. Demikian pula sebaliknya.5
Di tengah kehidupan modern, yang meniscayakan adanya persaingan yang
ketat, menuntut orang bekeIja kerns untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Realitas
tersebut berakibat buruk dalam pendidikan kel uarga, karena orang tua senng
mengabaikan pendidikan keluarga, terutama pendidikan agamanya. Lebih-Iebih pada
saat sekarang ini, banyak pula wanita yang bekeIja di luar rumah, baik sebagai wanita
pengusaha, karyawati dan sebagainya, sehingga urusan rumah tangga dan pendidikan
anak-anakuya diserahkan kepada pembantu rumah tangga untuk mengawasinya.
Akibat dan kurangnya perhatian orang tua terhadap anak-anak, maka tidak sedikit
anak-anak yang mencari kepuasan di luar rumah, hal tersebut dapat menyebabkan
anak menjadi nakal.
Berdasarkan pemikiran di atas, penulis tertarik untuk dapat melakukan telaah
yang lebih senus lewat penelitian (kepustakaan) pada SDN Menteng 01 Pagi Jakarta
5M. Nur Hafizh,Mendidik Anak Bersama Rasulullah(Bandung: AJ-Bayan, 1997), cet. ke J,
6
Pusat, yang berlokasi di tengah lingkungan perkotaan dalam melaksanakan
pendidikan agama Islam selain orang tua siswa yang mempunyai peran tersebut di
tengah kesibukan mereka bekeIja. Basil penelitian :ersebut penulis tuangkan dalam
karya tulis ini yang juga sebagai tugas akhir akademis, dengan judul: "Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam pada Anak di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Menteng 01 Jakarta Pusat".
Beberapa alasan yang mendasari pemilihan judul tersebut antara lain:
I. Orang tua merupakan pendidik pertama dan utama yang merupakan suri
tauladan bagi anak-anaknya dalam megamalkan ajaran-ajaran agama.
2. Keluarga merupakan wadah terkecil dan mendasar sebagai pranata sosial
terbukti sangat efektif memberikan masukan dan pedoman dalam perilaku
mereka di masa yang akan datang, sehingga harapan agar setiap anak
dapat menjadi insan yang saleh dan taat dalam menjalankan ajaran agama
dapat diwujudkan lebih efektif
3. Banyaknya teIjadi salah kaprah dalam pendidikan anak ketika berbagai
pihak hanya lebih terfokus kepada faktor eksternal (sekolah, ternan dan
lingkungan bermain) sebagai suatu pengaruh perilaku anak. Walau mereka
menyekolahkan anaknya di sekolah Islam sekalipun, belum tentu hal
tersebut manjamin moralitas si anak otomatis menjadi baik bila realitas
dalam keluarga mereka justru didapati contoh-contoh yang amoral.
4. SDN Menteng 01 Jakarta Pusat mempunyai lokasi strategis yang
pejabat tinggi negara, seperti Wakil Presiden, Menteri, Duta Besar, dan
para pengusaha.
5. Selain kekurangrnampuan -orang tua dalam memberikan waktunya, faktor
keilmuan juga dapat menjadi penghambat orang tua untuk memberikan
pendidikan agama Islam kepada anaknya. Hal ini menyebabkan banyak
orang tua yang menyerahkan sepenuhnya pendidikan agama kepada
sekolah. Dari faktor ini, penulis akan mengemukakan sampai di mana
pengaruh orang tua dalam pendidikan agama bagi anak-anaknya ditengah
kesibukan mereka bekeIja.
B. Tujuan PeneHtian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan skripsi ini adaIah:
I. Untuk memenuhi persyaratan dalam rangka mencapai gelar Sarjana (SI)
Pendidikan Agama Islam di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Untuk melihat pelaksanaan pendidikan Agama oleh orang tua kepada anaknya
di lingkungan SDN Menteng 0 I Jakarta Pusat.
C. Pembatasan dan Pernmusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Karena banyaknya permasalahan yang terdapat dalam juduI skripsi ini sangat
8
anak dalam keluarga di lingkungan SDN Menteng 01 Jakarta Pusat. Dalam hal ini,
obyek penelitian yang diambil yaitu siswa-siswi kelas IV, V dan VI SDN Menteng 0 I
Jakarta Pusat serta orang tua mereka.
2. Perumusan Masalah
Atas dasar pembatasan masalah, maka penulis merumuskan permasalahan
skripsi yaitu:
I. Bagaimanakah pelaksanaan pendidikan agama Islam pada anak di SDN
Menteng 0 I Jakarta Pusat?
2. Apa faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan pendidikan agama
Islam pada anak di SDN Menteng 01 Jakarta Pusat?
D. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis membagi pembahasannya ke dalam
beberapa bab, dan masing-masing bab dibagi atas beberapa sub-bab yang lebih
spesifik lagi. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan, mencakup Alasan Pemilihan Judul, Tujuan Penelitian,
PembatasandanPerumusan Masalah, serta Sistematika Penulisan.
Bab II : Pendidikan Agama Islam, yang meliputi Pengertian Pendidikan
Agama Islam, Tujuan Pendidikan Agama Islam, dan Faktor yang Mempengaruhi
Bab III : Metodologi Penelitian, meliputi Desain Penelitian, Variabel
Pengamatan, Populasi dan Sampel, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisa Data,
serta MetodedanTeknik Penulisan.
BAB IV : Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam pada Anak di SDN
Menteng 01 Jakarta Pusat, mencakup Kondisi Obyektif SDN Menteng 01 Jakarta
Pusat, Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam pada Anak di SDN Menteng 01 pagi
Jakarta Pusat, dan Faktor Penghambat Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam pada
Anak dalam Keluarga di Lingkungan SDN Menteng 01 Jakarta Pusat.
BAB V : Penutup, terdiri dari Kesimpulan atas penelitian
ini
dan beberapaSaran kepada pembaca yang memiliki minat akan bahasan ini serta pihak terkait
BABII
KERANGKA TEORI
A. Pendidikan Agama Islam.
I. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Istilah pendidikan adalah teIjemahan dari bahasa Yunani,
Paedagogie asal katanya adalah pais yang artinya "anak" dan again yang artinya
adalah "membimbing". Dengan demikian, makapaedagogieberarti "bimbingan yang
diberikan kepada anak". Orang yang memberikan bimbingan kepada anak disebut
paedagog. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogie tersebut
berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa
agar ia menjadi dewasa. Dalam perkembangan selanjutnya, pendidikan berarti usaha
yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi
seseorang atau sekelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat
hidup dan penghidupan yang lebill tinggi dalam arti mentaL!
Sedangkan dalam bahsa Arab, kata pendidikan adalah teIjemahan dari kata
tarbiyah yang berarti mendidik2 Menurut H.M. Alisuf Sabri, pendidikan adalah usaha
sadar orang dewasa atau pendidik untuk membantu membimbing pertumbuhan dan
perkembangan anak ke arah kedewasaan3
ISudirman et.al.,Ilmll Pendidikan(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1991), eel. ke 5, h. 4.
2Zakiah Dradjat,IImu Pendidikan Islam(,Takarta: PT. BumiAko1ra, 1996), eel. ke 3, h. 25.
3AJisufSabri,IImll Pendidikan(Jakarta: PT. Pedoman IImu Jaya, 1999), eel. ke 1, h. 5.
H.M. Arifin menjelaskan bahwa hakekat pendidikan Islam adalah usaha orang
dewasa muslim yang bertaqwa secara sadar mengarahkan dan membimbing
pertumbuhan serta perkembangan fitrah (kemampuan dasar) anak didik melalui
ajaran Islam ke arah titik maksimal pertumbuhan dan perkembangannya4
Sementara Abrurrahman An-NahIawi, berpendapat bahwa pendidikan Islam
adalah suatu upaya atau usaha yang dilakukan oleh manusia untuk mengembangkan,
membina dan mengenalkan syariat Islam untuk berakhlaq5
Menurut Ahmad D. Marimba, pendidikan Islam yaitu bimbingan jasmani,
rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya
kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.6
Selanjutnya, Zakiah Dradjat memberikan pengertian pendidikan agama Islam
sebagai berikut: Pendidikan agama Islam adalah pendidikan dengan melalui
ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar
nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan
mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh,
serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai pandangan hidup demi keselamatan
dan kesejahteraan hidup di dunia maupun diakhirat kelak7
4H.M. Arifin,Ilmu Pendidikall Islam(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1991), eet. ke I, h. 32.
5 Abdurrahman An-Nablawi, Pelldidikall Islam di Rumah (Jakarta: PT. Gema Insani Press,
1995, eet. ke 2, h. 25.
6Ahmad M. Marimba,Pellgalltar Filsafat Pelldidikall Islam(Jakarta: PT. Ma'arif, 1989), cet.
ke 8, h. 23.
12
Dari keempat pengertian tersebut, maka penulis mengambil kesimpulan
bahwa pendidikan agama Islam adalah suatu usaha yang diberikan oleh pendidik
kepada orang yang dididik melalui bimbingan jasamani dan rohani berdasarkan
ajaran-ajaran Islam untuk menyempurnakan dan mengarahkan kompetensi yang ada
dalam diri orang tersebut pada perkembangan dan pertumbuhannya ke arah titik
maksimal demi terwujudnya akhlak mulia, serta menjadikan ajaran Islam sebagai
pandangan hidup demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di duma dan akhirat..
2. TujuanPendidikanAgama Islam
Tujuan adalah sesuatu yang diharapkan akan tercapai setelah kegiatan selesai
dilaksanakan. Tujuan merupakan factor yang sangat penting dalam suatu kegiatan
atau usaha. Demikian pula halnya dalam proses pendidikan, karena kegiatan tanpa
adanya tujuan akan menimbulkan ketidaktentuan dalam pelaksanaannya. Seorang
pendidik dengan segenap kemampuannya akan menggiring anak didiknya pada suatu
tujuan akhir.
Pendidikan agama Islam mengarah pada perkembangan bakat-bakat manusia
dan membangkitkan nilai-nilai kebajikan yang mulia pada dirinya. Tujuan ini
merupakan fondasi utama tempat dibangunnya kepribadian manusia. Oleh karena itu,
dalam pandangan Islam seperangkat system pendidikan yang perwujudannya melalui
orang tua,guru, lembaga pendidikan dan negara mempunyaiartiyang sangat penting.
Tujuan pendidikan agama Islam seJaras dengan tujuan hidup manUSla,
:P " " l l ...
(0 \ /0"1 :
cAULi.lI) .
PIセ
III
[NNjセ|ェ
セ|
セ
L,;j
'" "... ,. ...
Artinya: "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka menyembah-Ku".(QS. Adz-Dzariaat: 56).
Dengan demikian, penulis mengambil kesimpulan bahwa tujuan pendidikan
agam Islam adalah berusaha mendidik pribadi muslim agar bertaqwa dan beribadah
dengan baik kepada Allah SWT. untuk memperoleh kebabagiaan dunia dan akhirat.
3. Faktor yangMempengarubi Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam
Faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pendidikan agama Islam adalah
lingkungan. Lingkungan menurut Zakiah Dradjat dkk., yaitu "Segala sesuatu yang
tampak dan terdapat dalam kehidupan yang senantiasa berkembang. Ia adalah seluruh
yang ada, baik manusia maupun benda buatan manusia, atau alam yang bergerak atau
tidak bergerak. Sejauh manusia berhubungan dengan lingkungannya, sejauh itu pula
peluang masuknya pengaruh pendidikan kepadanya. Tetapi keadaan itu tidak
selamanya bemilai pendidikan, artinya mempunyai nilai positif bagi perkembangan
seseorang karena bisa saja merusak perkembangannya"S
Lingkungan adalah segala yang ada di sekitar anak, baik berupa benda-benda,
peristiwa-peristiwa yang teIjadi maupun kondisi masyarakat, terutama yang dapat
memberi pengaruh yang kuat terhadap anak yaitu lingkungan di mana anak bergaul
sehari-hari.
14
Lingkungan mempunyai peran yang sangat penting terhadap keberhasilan
pendidikan Islam. Karena perkembangan jiwa anak itu sangat dipengaruhi oleh
keadaan lingkungannya. Lingkungan dapat memberikan pengaruh yang positif dan
pengaruh yang negatifterhadap pertumbuhan dan perkembanganjiwa anak, sikapnya,
akhlaknya, dan perasaan keagamaannya. Positif apabila memberikan dorongan
terhadap keberhasilan proses pendidikan itu dan dikatakan negatif apabila lingkungan
menghambat keberhasilan proses pendidikan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pendidikan seorang anak, yaitu:
a. Keluarga
Faktor keluarga adalah lingkungan pendidikan yang pertama dan utama,
karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan
bimbingan. Pendidikan anak dalam keluarga adalah bersifat kodrati, maka hal ini
harus menjadi fundamen bagi pendidikan yang diterima di luar rumah tangga
(keluarga). Jadi pendidikan dalam lingkungan ke1uarga itu merupakan dasar bagi
segala pendidikan selanjutnya.
Pendidikan dalam keluarga dilaksanakan atas dasar cinta kasih orang tua
terhadap anaknya. Di sini diletakkan dasar-dasar pengalaman melalui rasa kasih
saying dan penuh kecintaan, kebutuhan akan kewibawaan dan nilai-nilai kepatuhan
menjadi landasan pokok dalam pendidikan di lingkungan keluarga yaitu rasa kasih
b. Sekolah
Kegiatan pendidikan pada mulanya dilaksanakan dalam lingkungan keluarga
dengan menempatkan ayah dan ibu sebagai pendidik utama. Semalcin dewasanya
anak, semakin banyak hal-hal yang dibutuhkannya untuk hidup di dalam masyarakat
secara layak dan wajar. Orang tua memerlukan bantuan dalam mendidik
anak-anaknya supaya dapat hidup mandiri serta mempunyai potensi di masyarakat. Sekolah
sebagai fasilitator bagi pendidikan anaknya yang dalam beberapa hal melebihi
pendidikan dalam keluarga, terutama dari segi cakupan ilmu pengetabuan yang
diajarkannya.
Sekolah menjadi sangat penting untuk memenubi kekurangmampuan keluarga
dalam mendidik anak. Kebudayaan yang semalcin kompleks, menuntut anak untuk
mengetahui berbagai macam hal penemuan ilrniah dan agama. Maka perIu ada
kerjasama antara keluarga dan sekolah serta masyarakat untuk mengarahkan ke hal
yang positif.
Balcir Yusuf Barmawi menulis, "Sekolah adalah merupakan kebutuhan mutlak bagi anak. Oleh karena itu, hubungan antar keluarga dengan sekolah haruslah selaras dan serasi bersama-sama menunaikan fungsinya untuk mencapai tujuan pendidikan. Namun harus disadari bahwa sekolah, disamping memlilci kelebihan juga memiliki kekurangan. Dalam hal ini keluarga bertanggungjawab penub dengan mengisi dan melengkapi kelemahan yang ada disekolahnya. Orang tua hams lebih aktif sebagai perwujudan tanggung jawab kodratinya terhadap anak".9
9Bakir Yusuf Barmawi,Pembinaan Kehidupan Beragama Islam pada Anak(Semarang: CV.
16
Agar dapat berhasil dengan baik dalam mendidik dan membina kehidupan
beragama pada anak, perlu diwujudkan adanya lembaga dan manusia yang terkait
dalam menangani dan membina anak.
Segala usaha yang dilakukan sekolah membutuhkan dukungan dari berbagai
lingkungan pendidikan yang lain. Pengaruh sekolah sebagai salah satu lingk'lmgan
pendidikan kalau hanya beIjalan sendiri, sangat sulit untuk mencapai tujuan
pendidikan.
c. Masyarakat
Di lingkungan masyarakat terdapat pula beberapa lembaga dan ·organisasi
social yang dapat menunjang keberhasilan pendidikan Islam. Kalau di lingkungan
keluarga, pendidikan agama dilaksanakan secara informal yakni melalui pengalaman
hidup sehari-hari. Lingkungan sekolah dilakukan secara formal yakni dengan sengaja,
perencanaan yang matang dan terikat dengan peraturan-peraturan tertentu. Di
lingkungan masyarakat secara non formal, yakni dilaksanakan dengan sengaja akan
tetapi tidak begitu terikat dengan peraturan dan syarat-syarat tertentu.
Lembaga dan organisasi yang ada di lingkungan masyarakat antara lain: TPA,
masjid, perkumpulan remaja dan lain-lain.
Faktor anak mendapat corak kehidupan dalam bermasyarakat, antara rumah
tangga dan masyarakat mempunyai hubungan yang erat, baiknya mesyarakat
tergantung pada baiknya rumah tangga, dan rumah tangga sendiri tidak dapat
melepaskan diri dari masyarakat karena rumah tangga adalah unit yang terkecil dari
Dalam membina mental keagamaan anak-anak, masyarakat harns bias
menyediakan berbagai fasilitas dan menggalakan pelaksanaan ibadah bagi anak-anak,
sehingga usaha-usaha rumah tangga dan sekolah dalam mendidik anak dapat tumbuh
dan berkembang dalam masyarakat. Oleh sebab itu, masyarakat harns dapat
menyediakan berbagai fasilitas untuk pendidikan anak.
Ramayulis, dkk, menulis: "Masyarakat harns dapat menyediakan berbagai
fasilitas untuk pendidikan anak serta memberikan fasilitas yang seluas-luasnya untuk
melalukan ibadah, seperti:
a. Menyediakan tempat ibildah di berbagai tempat seperti, sekolah, kantor, pasar,
stasiun, balai pertemuan dan sebagainya.
b. Mengadakan kursus-kursus keagamaan.
c. Memasukkan pendidikan agama dalam berbagai lembaga non formal dalam
masyarakat, seperti: Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA), Taman Pendidikan
Seni Baca Al-Qur'an (TPSA), Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) dan
sebagainya.
d. Adanya jaminan bagi setiap anak-anak untuk beribadah di mana saja dan
kapan saja.lO
Oleh sebab itu, pengaruh rumah tangga, sekolah dan masyarakat terhadap
anak-anak hams diusahakan adanya kesejajaran, keIjasama serta saling pengertian
dengan sebaik-baiknya.
10 Ramayulis, dkk, Pendidikan Islam Dalam Rumah Tangga (Jakarta: Kalam Mulla, 1996),
18
d. Media Massa
Seperti yang kita ketahui, teknologi merupakan kebutuhan yang tidak dapat
dipungkiri untuk memperoleh informasi perkembangan, baik yang bersifat nasional
ataupun internasional. Namun hams disadari pilla bahwa teknologi juga mempunyai
pengaruh terhadap hal-hal yang negatif dan tidak kita sadari sebelumnya.
Hal ini disebabkan karena banyaknya bentuk dan jenis media massa dan
elektronik, seperti banyaknya peredaran gambar-gambar dan film-film pornografi,
penayangan acara seperti film-film acting, sinetron, berita-berita kriminal, yang
sedikit banyaknya anak-anak cenderung meniru.
Maka, jika hal ini dibiarkan atau tidak adanya pengawasan dari orang tua,
besar kemungkinan anak terdorong untuk meniru apa yang dilihat dan didengar di
media massa tersebut.
B. PENDIDIKAN AGAMA ISLAM YANG BAlK PADA ANAK-ANAK
Filosof-filosof pendidikan Islam telah menyuarakan apa yang disuarakan oleh
ahli-ahli ilmu pendidikan dan ahli-ahli moral di waktu ini, yaitu pendidikan yang baik
pada anak-anak hendaknya dilakukan sejak anak itu masih kecil, seperti
membiasakan ia tidur lebih cepat, beIjalan, melakukan gerakan-gerakan. olah-raga,
jangan meludah di tempat-tempat umum, jangan berdiri membelakangi orang lain,
jangan suka berdusta dan bersumpah-baik benar ataupun salah-dan membiasakan
Itu semua adalah kebiasaan-kebiasaan sehat, dalam masyarakat dan akhlak
yang wajib atas orang tua dan guru untuk menanamkannya dalamjiwa anak sejak dari
kecilnya, artinya pada saat seluruh urat saraf anak-anak itu masih elastis dan lebih
sedia menerima pembentukan.
Siapa yang membiasakan sesuatu dj waktu mudanya, waktu tua akan menjadj
kebiasaannya juga. Adalah suatu kewajiban bagi orang tua dan guru untuk
menggunakan pelajaran sebagai jalan pembentukan adat. kebiasaan yang baik pada
murid-muridnya, membentuk akhlak, membiasakan ia berbuat sesuatu yang baik,
menghindari sesuatu yang tercela.
Tidak muungkin untuk mengatakan bahwa sekolah saJa yang sanggup
mendidik anak-anak dengan pendidikan moral yang sempurna, tetapi ada pihak-pihak
lain yang berpengaruh dalam pendidikan anak-anak, itu seperti rumah tangga dan
masyarakat. Agar kita sampai kepada tujuan terakhir dalam rangka pendidikan akhlak
putra putri kita, maka rumah tangga haruslah. menjalankan pula tugasnya, dalam hal
ini begitu pula masyarakat, janganlah sampai menghancurkan apa yang dibina di
tumah tanggaatau di sekolahan.
Kita tidak dapat melupakan babwa saIjana-saIjana Islam telah mempunyai
perhatian yang besar sekali terhadap pendidikan budi pekerti. Orang yang mendalami
pendidikan Islam, akan melihat bahwa tujuan teninggi ialab pembentukan moral,
akhlak dan pendidikan rohani. Setiap guru haruslab orang yang bermoral, setiap
pendidik haruslah mengutamakan moral agama dari hal-hal lainnya. Tidak ada yang
20
agar mereka menjadi contob dalam budi pekerti, agar ajarannya itu memberi buah.
Ringkasnya, akhlak yang sempuma adalah tiang dalam pendidikan Islam, dan tujuan
hidup pun ialah terciptanya akhlak yang sempuma itu.
1. PENDIDlKAN ANAK MENURUT TEORI AL-GAZALI
Al-Gazali sependapatdengan Ibnu Sina bahwa pemeliharaan kesehatan lebih
baik dari perawatan, dan anak-anak haruslah dibiasakan sejak kecilnya kepada
adat-kebiasaan yang terpuji sehingga menjadi adat-kebiasaan pula bila ia sudah besar.
Al-Gazali menulis dalam bukunya "lhya·'Ulumuddin"jilid II halaman, 63 antara lain
sebagai berikut: Ketahuilah bahwa melatih pemuda-pemuda adalah suatu hal yang
terpenting dan perlu sekali. Anak-anak adalah amanah di tangan ibu-bapaknya,
hatinya masih suci ibarat permata yang mahal harganya, maka apabila ia dibiasakan
pada suatu yang baik dan dididik, maka ia akan besar dengan sifat-sifat baik serta
akan berbahagia dunia akhirat. Sebaliknya jika terbiasa dengan adat-adat buruk, tidak
dipedulikan seperti halnya hewan, ia akan hancur dan binasa. Pemeliharaan seorang
bapak terhadap anaknya ialah dengan jalan mendidik, mengasuh dan mengajarnya
dengan akhlak atau moral yang tinggi dan menyingkirkannya
dari
ternan-ternan yangjahat. Meskipun kelihatan padanya tanda-tanda kecerdasan, namun sepantasnya
diawasi secara baik. Apabila ia memperlihatkan sifat malu dan berlaku sopan,
meninggalkan pula sifat-sifat yang kurang baik lainnya, maka itu tanda-tanda akan
bersinamya cahaya fikiran sehingga ia dengan nyata dapat melihat mana yang baik
tercela dan tanda kekurangan dan suatu yang rendah. Jika ia miskin beritahulah
bahwa loba dan tamak serta menerima pemberian itu adalah suatu kehinaan dan
kerendahan, bahwa itu adalah sifat-sifat anjing, yang menggerak-gerakkan ekomya
untuk sepotong roti yang akan didapatnya.
Sepantasnya anak-anak dibiasakan Jangan meludah di tempat- tempat
pertemuan jangan menguap di hadapan orang, jangan membelakangi orang lain,
jangan bertopang dagu, jangan menyandarkan kepala di atas tangan karena itu
tanda-tanda pemalas, hendak1ah anak itu diajarkan cara duduk yang sopan, jangan banyak
bicara, dan dinyatakan kepada anak-anak itu bahwa itu adalah tanda-tanda tidak
sopan; anak-anak secara langsung hams dilarang bersumpah, apakah ia benar atau
pun bohong, hingga jangan terbiasa hersumpah itu sejak kecilnya.
Hendaknya dilarang jangan mulai bicara dan dibiasakan jangan bicara kecuali
menjawab pettanyaan dan sekedar pertanyaan tersebut; sebaliknya ia hams pandai
mendengar omongan orang yang lebih tua apapun pembicaraan mereka; hendaklah ia
berdiri kalau orang lebih tua datang, memberi .tempat kepada orang tua dan duduk di
sisi orang tua itu; hentlaklah anak-anak dilarang beromong-kosong, beromong-besar,
mencela dan memaki dan dilarang bercampur dengan orang-orang yang seperti itu,
karena sifat-sifat itu akan menular kalau bergaul dengan orang-orang yang tidak baik.
Sepantasnya anak-anak diajar menghormati orang tua, guru dan semua orang yang
22
dewasa, jangan sampai dibiarkan buang air tidak bersuci, meninggalkan sembahyang
dan sebaiknya ia disumh berpuasa untuk beberapa han dalam bulan Ramadban.II
Beberapa hal yang utama hams menjadi perhatian ialah bahwa sifat
pembawaan dari anak-anak itu ialah bisa menerima yang baik dan bisa pula
menerima yang bumk sekaligus. Orang tuanya yang memilihkan salah satu dari dua
hal ini. Nabi Muhammad s.a.w bersabda :
Artinya: "Seliap anak dilahirkan lelah membawa filrah, maka kedua orang luanyalah yang menjadikannya sebagai Yahudi, Nasrani alau Majusi".12
Secara tems terang dan tanpa fanatik kepada Imam Gazali, saya dapat
mengatakan bahwa buah pikiran ini semua adalah buah filuran yang sangat berharga
dalam dunia pendidikan agama Islam dewasa ini; beliau menasehatkan menjauhkan
anak-anak dari ternan-ternan yang buruk perangai. Beliau berkata bahwa
pemeliharaan lebih baik dan perawatan; pendidikan dan tuntunan adalah hal yang
sangat penting. Siapakah kiranya yang menyangsikan bahwa anak-anak adalah
amanah Iuhan. Adalah suatu kewajiban memelihara amanah ini. Hatinya yang suci,
rohaninya yang bersih, dapat dimasuki yang baik dan yang bumk, maka bila ia
dibiasakan dengan yang baik dan diajar sejak waktu kecilnya, maka ia akan menjadi
besar dengan sifat-sifat yang baik dan bila dewasa ia akan berbuat demikian pula,
II Mohd. Athiyah Al-Abrasyi, Prof H. Bustami A. Gani dan Djohar Bahry, U.S. (pnj.),
Dasar-Dasar Pokok Pendidikon Islam,Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1993, eet. 7, h. 114-117.
dengan arti berbahagialah ia dunia dan akhirat. Sebaliknya bila ia terbiasa dengan
yang jelek dan buruk di waktu kecilnya, dan ia tidak diperhatikan tanpa pendidikan
dan pengajaran seperti rnernbiarkan seekor binatang, rnaka ia akan rnenderita dan
celaka dalarn hidupnya.
Derni untuk perneliharaan anak-anak sewajibnya ia diberi pendidikan,
pengajaran, dan rnernbiasakannya dengan akhlak dan moral yang baik dan
rnenjauhkannya dari ternan-ternan yang buruk tingkah lakunya dan tidak pula
BABm
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif analitis,
yaitu penelitian yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari fenomena objek
yang diteliti secara kuantitatif riset, karena temuan yang diperoleh dalam penelitian
ini dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau .
dengan cara-cara pengukuran (kuantitatif). Oleh karena itu, metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Jenis data yang dikumpulkan berupa
data primer dan data sekunder.
1. Data primer merupakan data yang diambillangsung dari SDN Menteng 01 Pagi
Jakarta Pusat.
2. Data sekunder merupakan data atau keterangan-keterangan yang diambil dari
hasil membaca buku dan literatur lainnya yang berkaitan dengan judul skripsi.
B.Variabel Pengamatan.
Dalam penelitian ini, penulis membatasi pada 2 (dua) variabel pengamatan,
1. Variabel Kuantitatif Dalam hal ini penulis mengambil variabel
pengamatan, yaitu siswa-siswi SDN Menteng 01 Pagi Jakarta Pusat
kelas IV, V dan VI.
2. Variabel Kualitatif. Variabel ini meneliti tentang pelaksanaan
pendidikan agama Islam pada anak di SDN Menteng 01 Pagi Jakarta
Pusat.
C. Populasi dan SampeI.
1. Populasi, yaitu keseluruhan objek penelitian. Penelitian ini mengambil
populasi siswa SDN Menteng 01 pagi Jakarta Pusat dengan jumlah
482 siswa..
2. Sampel, yaitu sebagian dari populasi yang diteliti. Dalam hal ini,
penulis mengambil sampel siswa-siswi kelas N, V dan VI SDN
Menteng 01 pagi Jakarta Pusat, yaitu sebanyak 78 orang atau 16% dan
populasi yang diteliti.
D. Teknik Pengumpulan Data.
Dalam upaya pengumpulan data dalam penulisan spnpsl lUI, penulis
menguraikan dua teknik pengurnpulan data, yaitu:
a. Teknik Kuesioner atau Angket, yaitu pengambilan data melalui daftar
pertanyaan tertulis mengenai pengaruh motivasi dengan prestasi belajar siswa
26
adaJah piJihan ganda dengan jumJah pertanyaan 13 (tiga belas) butir. Setiap
butir mempunyai 4 (empat) altematifjawaban.
b. Teknik Wawancara., yaitu pengambilan data dengan mengernukakan sejumlah
pertanyaan yang terstruktur kepada objek yang diteliti.
E. TeJrnik Analisa Data.
Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, maka penulis perlu
menganalisa data yang telah masuk. Secara garis besar, penulis membagi analisa data
menjadi 3:
a. Persiapan. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam langkah persiapan ini adalah
memilih/ menyortir data sedemikian rupa sehingga data yang terpakai saja
yang tinggal uotuk diolah dan dianalisis. Langkah-langkah selanjutnya adalah
pengolahan lanjutan atau menganalisis.
1. Mengecek nama dan kelengkapan identitas responden.
Mengecek sejauh mana atau identitas apa saja yang diperlukan bagi
pengolahan data lebih lanjut.
2. Mengecek kelengkapan data.
Memeriksa isi instrumen pengumpulan data (termasuk pula kelengkapan
3. Mengecek macam isian data.
Jika di dalam instrumen tennuat sebuah atau beberapa item yang diisi "tidak
tahu" atau isian lain bukan yang dikehendaki peneliti, padahal isian yang
diharapkan tersebut merupakan variabel pokok, maka item ini perIu didrop.
b. Tabulasi. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menganalisa data dengan
menghitung kuesionerl angket dan mengkIasifikasikannya dalam beberapa hal
yang berhubungan dengan peranan orang tua dalam mengembangkan minat
belajar agama Islam siswa di SDN Menteng 0 I Pagi Jakarta Pusat.
c. Pengolahan Data Sesuai Dengan Pendekatan Penelitian. Yaitu pengolahan data
yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang
ada, sesuai dengan pendekatan dan desain penelitian.
Penggunaan teknik analisa data dalam penelitian ini disesuaikan dengan
tujuan yang hendak dicapai. Berdasarkan jenis data yang dikumpulkan yaitu data
kualitatif yang kemudian diubah menjadi data kuantitatif. Oleh karena itu dalam
menganalisis data, penulis menggunakan rumus statistik persentase, yaitu:
P=FINx 100%
Keterangan: P= Angka Persentase
F= Frekuensi yang dicari persentasenya
N = Number of Case Gumlah frekuensi atau banyaknya jumlah
28
F. Metode dan Teknik Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
dua pendekatan yaitu:
1. Penelitian Kepustakaan(Library Research)
Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mene1aah, penyimpulkan,
menghimpun, mengolah dan menganalisa data melalui literatur, buku-buku
ilmiah dan rujukan lain yang berkaitan dengan tema yang akan dibahas.
2. Penelitian Lapangan(Field Research)
Penelitian lapangan ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data dari
lapangan melalui pengamatan langsung.
Adapun teknik penulisannya sepenuhnya menggunakan buku "Pedoman
PADA ANAK DI SDN MENTENG 01 PAGI JAKARTA PUSAT
A.KondisiObjektif SDN Menteng 01PagiJakarta Pusat
Sekolah Dasar Negeri Menteng 01 Pagi berlokasi di jalan Besuki No.4
Kecamatan Menteng Jakarta Pusat. Kecamatan Menteng merupakan wilayah
pemukiman para pejabat tinggi negara, seperti Wakil Presiden, Menteri, Duta Besar,
dan para peIigusaha. Lokasi sekolah berdekatan dengan kawasan bisnis esekutif,
seperti Menteng Plaza dan Restora yang beljarak
±
300 m, dan lapangan Persija.Namun, jumlah siswa dari \vilayah Menteng yang belajar di sekolah ini hanya 25%
dari seluruh siswa. Hal tersebut dapat teljadi karena penduduk wilayah Menteng
secara keseluruhan sudah berusia tua dan sedikit yang memiliki anak usia sekolah
dasar.
SDN Menteng 01 Pagi ini, merupakan gedung peninggalan sekolah Belanda
yang bernama "CARPENTIER ACTING STICTING NASSAU SCHOOL", yang
dibangun pada tahun pada tahun 1934. Bangunan ini diserahkan oleh Belanda kepada
pemerintah Indonesia pada tahun 1962.
Luas tanah yang ditempati oleh sekolah ini adalah 2300 m2 dengan luas
bangunan 1500 m2 Hingga saat ini, bangunan utama secara konstruksi belum
berubah, sehingga gedung bangunan sekolah ini termasuk bangunan yang diusulkan
30
untuk dilestarikan. Oleh karena itu, nuansa kebersihan dan keindahan gedung ini tetap
terpelihara. Hanya ada penambahan gedung baru yang terdiri dari:
I. Ruang perpustakaan, diba:1gun tahun 1996.
2. Mushalla, dibangun tahun 2000.
3. Ruang komputer, dibangun tahun 2004.
Dalam satu area, terdapat pula Taman Kanak-Kanak Negeri, namun dengan
manajemen sendiri. Adapun pembangian ruang disekolah ini adalah sebagai berikut:
I ruang kepala sekolah, II ruang belajar/ kelas, I ruang komputer, I ruang
perpustakaan, 1 ruang guru, 1 ruang administrasi, I ruang mushalla, 1 ruang agama
Kristen, I ruang koperasi, I ruang OKS, I ruang Pramuka, I ruang warung sekolah, 5
ruang toilet siswa, 1 ruang toilet guru, I ruang toilet pengantar/ penjemput, I ruang
penjaga sekolah, 2 ruang gudang, I ruang dapur, I ruang bangsal, I halaman/ taman
dan I buah teras.
SDN Menteng 01 Pagi Jakarta Pusat merupakan Sekolah Dasar Negeri yang
menyandang predikat khusus, yaitu:
I. Sesuai Surat Keputusan DiIjen Pendidikan Dasar No. 27/
SKI
B/ III tanggal20 Oktober 1962 ditetapkan sebagai Sekolah Dasar Negeri Percobaan yang
merupakan satu diantara 20 SDN Percobaan yang terdapat di 9 Propinsi, yaitu
Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Barat, DKI Jakarta, Yogyakarta, Jawa
2. Sesuai Surat Keputusan Gubemur DKl Jakarta No. 1014 tahun 1990
ditetapkan sebagai SDN Percontohan, yang merupakan satu di antara 42 SDN
Percontohan yang ada di DKI Jakarta.
3. Sejak tahun pelajaran 1997-1998 oleh Kanwil Depdiknas DKl Jakarta
ditatapkan sebagai salah satu Sekolah Dasar yang menyelenggarakan Kelas
Pelayanan Khusus yang dimulai pada kelas IV.
4. Sesuai SK Gubernur DKI Jakarta No. 20731 2000 tanggal 9 Agustus 2000
illtetapkan kembali sebagai salah satu dari SDN Percontohan ill DKl Jakarta.
5. Sejak Catur Wulan (Cawu) III tahun pelajaran 2001-2002, Pusat Kurikulum
menetapkan sekolah ini sebagai Mini Piloting Kurikulum Berbasis
Kompetensi.
6. Sesuai SK Mendiknas No. 8081 CI C31 Kepi OTI2002 tanggal 10 September
2002 ditetapkan sebagai Sekolah Koalisi Tingkat Regional SEAMEO (South
East Asia Minister ofEducation Organization).
Visi SDN Menteng 01 Pagi Jakarta Pusat adalah optimal dalam
pengembangan potensi jasmani dan rohani serta menyetarakan pendidikan
yang bertaraf regional. Inillkator untuk mewujudkan visi tersebut adalah:
terbanyak dalam penyaluran siswa untuk memasuki SLTP unggulan, terbaik
dalam lomba mata pelajaran, terbaik dalam olahraga, terbaik dalam lomba
keterampilan agama, terbaik dalam pelestarian/ pengembangan seni, terbaik
dalam kepedulian sosial, terbaik dalam disiplin, dan terbaik dalam menjalin
32
Adapun misi SDN Menteng 01 Pagi Jakarta PusatadaIah:
1. Melaksanakan proses pembelajaran secara efektif sehingga dapat
mengembangkan potensi siswa secara optimal.
2. Menumbuhkan semangat keunggulan kepada seluruh warga sekolan.
3. Mendorong Slswa mengenali potensi dirinya sehingga dapat
dikembangkan secara optimal.
4. Menumbuhkan dan mempertebal kadar keimanan dan ketaqwaan kepada
TuhanYME.
5. Menerapkan manajemen partisipasi dengan melibatkan warga sekolah dan
stake holderuntuk kemandirian sekolah.
6. Melakukan hubungan dengan sekolah lain, instansil lembaga dalam
bentuk tukar informasi, pengetahuan, budaya, dan teknologi.
Sekolah ini memiliki 29 personil yang bertugas, yaitu 22 tenaga pengajar,
yang terdiri dari 10 orang lulusan SI, 3 orang lulusan D3, dan 9 orang lulusan D2,
dan 9 orang karyawan yang terdiri dari 3 orang lulusan SD, 2 orang lulusan SLTP,
dan 1 orang lulusan SLTA.I
Siswa SDN Menteng 01 Pagi Jakarta Pusat mayoritas beragama Islam, hal
tersebut dapat dilihat dari perincian berikut mengenai jumlah siswa berdasarkan
agama dan jenis kelamin perkelas, yaitu:
I Dewan Guru SDN Menteng 0 I Pagi Jakarta Pusat,Diktat Selayang Pandang Pengeloloon
Tabell
Jumlah Siswa SDN Menteng01Pagi Jakarta Pusat
Berdasarkan Agama dan Jenis Kelamin2
Kelas Jumlah Jenis Agama
Rombongan Kelamin
Islam Kristen Katolik Budha Hindu
Lk 32 1
I 2 Pr 47
Jumlah 79 1
Lk 38 1
II 2 Pr 35 2
Jumlah 73 ,.)
Lk 32 3
III
2 Pr 44 1Jumlah 76 4
Lk 24 2
IV 2 Pr 50 4
Jumlah 74 6 i
Lk 49 3
V 2 Pr 29
Jumlah 78 3
Lk 41 2
VI 3 Pr 40 2
Jumlah 81 4
Lk 216 12
Jumlah Lk 228
Jumlah 13 Pr 245 9 Pr 254
Jumlah 461 21 Total Jumlah 482
Orang tua murid SDN Menteng 01 Pagi Jakarta Pusat mayoritas adalah
karyawan swasta, yaitu sebanyak 260 orang (53,39%), kemudian Pegawai Negeri
Sipil sebanyak 110 orang (22,59%), pedagang swasta sebanyak 87 orang (17,86%),
2 Dewan Guru SDN Menteng 01 Pagi Jakarta Pusat, Laporan Bu/anan pada Bu/an Januari
[image:41.524.25.444.152.534.2]34
dan dari latar belakang lainnya sebanyak 30 orang (6,16%). Berdasarkan latar
belakang pendidikannya, orang tua murid SDN Menteng 01 Pagi Jakarta Pusat
mayoritas adalah lulusan perguruan tinggi, yaitu sebanyak 423 orang (86,86%),
kemudian SLTA sebanyak 60 orang (12,32%), lulusan SLTP sebanyak 2 orang
(0,41%).3
Pelaksanaan pendidikan agama Islam di SDN Menteng01 Pagi Jakarta Pusat
bertujuan untuk meningkatkan dan menumbuhkan keimanan dengan memberi
pengetahuan, pengamalan, dan penghayatan serta pengalaman siswa tentang agama
Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal
keimanan, ketaqwaan kepada Allah swt serta berakhlak mulia dalam kehidupan
pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Hal tersebut sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional.
Materi yang diajarkan di SDN Menteng01 Pagi Jakarta Pusat adalah meliputi:
Al-Qur'an, keimanan, ibadah, dan akhlak. Adapun pemberian materi oleh tenaga
pengajar menggunakan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) secara sepenuhnya,
mulai dari kelas I hingga kelas VI.
Sistem evaluasi untuk mengetahui tingkat daya serap siswa terhadap materi
pelajaran pendidikan agama Islam menggunakan 2 (dua) sistem, yaitu mid semester
dan semester, dengan sistem penilaian terurai untuk materi AI-Qur' an dan ibadah.
B. Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam pada Anak d! SDN Menteng 01 Pag! Jakarta Pusat.
Dalam upaya pengumpulan data dan mendapatkan hasil analisa yang dapat
dipertanggungjawabkan, maka penulis menggunakan teknik kuesioner! angket dan
wawancara sebagai pendukung studi pustaka dalam skripsi ini.
Seperti yang telah dikemukakan oleh penulis bahwa metode penelitian yang
digunakan adalah teknik studi pustaka (library research) dan penelitian lapangan
(field research) yang menggunakan kuesioner! angket dan interview! wawancara.
Dalam hal ini penulis memberikan daftar pertanyaan tertulis yang terstru1.1:ur kepada
siswa-siswi SDN Menteng 01 pagi Jakarta Pusat dengan mengambil sampel 78
pasangan orang tua dan siswa dengan prosentase, yaitu kelas IV: 32,05%; kelas V:
32,05%; dan kelas VI: 35,9%. Sedangkan, jumlah pertanyaan yang penulis berikan
yaitu 15 pertanyaan untuk siswa dan 5 pertanyaan untuk orang tua siswa dengan
spesifikasi pertanyaan seputar masalah pelaksanaan pendidikan agama Islam pada
anak dalam keluarga di lingkungan SDN Menteng 01 pagi Jakarta Pusat.
Sedangkan untuk teknik wawancara, obyek penelitiannya adalah kepala
sekolah dan gum agama SDN Menteng 01 pagi Jakarta Pusat dengan spesifikasi
pertanyaan yang sarna dengan pembahasan skripsiini.
Dari data yang diperoleh penulis dengan teknik wawancara yang ditujukan
kepada Guru Bidang Studi Agama Islam. Beliau mengemukakan bahwa pelaksanaan
36
pengetahuan, pengamalan, dan penghayatan serta pengalaman siswa tentang agama
Islam sesuai dengan tujuan Pendidikan Nasional.
Materi yang diajarkan di SON Menteng 01 Jakarta Pusat adalah meliputi:
Al-Qur'an, keimanan, ibadah, dan akhlak. Adapun pemberian materi oleh tenaga
pengajar menggunakan KBK (KOOkulum Berbasis Kompetensi) secara sepenuhnya,
mulai dari kelas I hingga kelas VI.
Sistem evaluasi untuk mengetahui tingkat daya serap siswa terhadap materi
palajaran pendidikan agama Islam menggunakan 2 (dna) sistem, yaitu mid semester
dan semester, dengan sistem penilaian terurai untuk materi AI-Qur'an dan ibadah.4
Pelaksanaan pendidikan agama Islam pada mood SON Menteng 01 Pagi
Jakarta Pusat dalam keluarga ditur\iang oleh tingkat ekonomi dan pendidikan orang
tua. Orangtua mood yang merupakan kalangan menengah ke atas merupakan faktor
penunjang utama dalam pendidikan agama anaI., karena orang tua tersebut mampu
menyediakan berbagai fasilitas yang layak dalam penyelenggaraan pendidikan agama
Islam bagi anaknya.
Namun, faktor penunjang tersebut juga hams didukung oleh faktor lainnya,
yaitu faktor keteladanan dalam beragama. Proses pendidikan agama Islam bagi anak
pertama kali didapatkan dari orang tuanya yang memberikan keteladanan dengan
berperilaku beragama dengan baik. Oalam hal ini, mood-mood SDN Menteng 01
Pagi Jakarta Pusat sering melihat orang tuanya melakukan aktifitas keagamaan yang
4 Ahmad sopandi, GUnt Bidang Studi Agama TsTam SDN Menteng OJ Pagi Jakarta Pusat,
sekaligus merupakan teladan bagi mereka. Hal itu sebagaimana yang terlihat dari
tabel berikut:
Tabel2
Orang Tua dalam Melakukan Aktifitas Keagamaan Menurut Sudut Pandang Auak
No. Intensitaskセゥ。エ。ョ Frekuensi Prosentase
1. Selalu 11 14,1%
2. Sering 41 52,6%
3. Kadang-kadang 26 33,3%
4. TidakPemah
-
-Jumlah 78 100%
Berdasarkan tabel tersebut, terlihat bahwa murid SDN Menteng 01 Pagi
Jakarta Pusat mayoritas sering melihat orang tuanya me1akukan kegiatan yang
bersifat keagarnaan, seperti shalat, rnembaca A1-Qur'an, dan membaca buku-buku
agarna, yaitu sebanyak 41 orang (52,6%), kemudian 26 orang kadang-kadang me1ihat
orang tuanya melakukan kegaiatan yang bersifat keagamaan, dan banya 11 orang
(41,1%) yang selalu rnelihat orang tuanya melakukan kegiatan yang bersifat
keagarnaan. Hal ini rnenunjukkan bahwa orang tua sebagai teladan dalarn beragarna
[image:45.522.20.440.146.502.2]38
Tabel3
Orang Tua Berdoa Bersama Anaknya Sebelum Makan
No. Intensitas Kel!:iatan Frekuensi Prosentase
1. Selalu 44 56,4%
2. Sering 22 28,2%
,
Kadang-kadang 12 15,4%
oJ.
4. TidakPemah
-
-Jumlah
78
100%Jika dilihat dari prosentase tabel tersebut, orang tua sebagai teladan dalam
kegiatan keagamaan mempunyai intesitas yang tinggi, yaitu 44 orang (56,4%) selalu
berdoa; 22 orang (28,2%) sering; dan 12 orang (15,4%) kadang-kadang; serta tidak
adanya orang tua yang tidak pemah berdoa bersama. Hal ini membuktikan, melalui
contoh berdoa bersama adalah sebuah pelajaran yang sangat berarti bagi anak dalam
melakukan kegiatan keagamaannya dengan melibat orang tuanya me1akukan kegiatan
tersebut.
Hal tersebut dimungkinkan karena mayoritas murid tidak mengalami kondisi
perbedaan agama dalam ke1uarganya. Perbedaan agama yang terdapat dalam
lingkungan keluarga murid yang ada tidak berhubungan langsung dengan murid. Hal
tersebut terlihat hanya 7 orang yang dalam keluarganya terdapat perbedaan agama,
yaitu dari pihak nenek pada 4 orang, dari pihak bibi ipar pada lorang, dari pibak
[image:46.522.18.444.146.477.2]Tabel4
Respon Orang Tna Terhadap Anaknya
Yang Tidak Shalat Wajib dan Mengaji
No. Respon Orang Tna Freknensi Prosentase
l. Marah dan Menasehati 74 94,9%
2. Marah dan Memukul
-
-3. Orang Tua Acuh
-
-4. Orang Tua Sibuk
-
-5. Tidak Meniawab 4 5,1%
Jnmlah
78
100%Berdasarkan tabel tersebut, terlihat bahwa respon orang tua terhadap
kewajiban shalat dan mengaji cukup tinggi, yaitu sebanyak 74 orang tua murid
(94,1%) yang marah dan menasehati anaknya yang tidak melakukan kewajiban
tersebut. Sikap tersebut mengindikasikan bahwa orang tua memberikan perhatian
yang besar terhadap perilaku keagamaan anak dan tidak menyikapinya dengan
emosional sehingga tidak memukul anaknya.
Tabel5
Intensitas Orang Tna Menegnr Anaknya bila Tidak Melaksanakan Sholat
No. Intensitas Kegiatan Freknensi Prosentase
l. Selalu
69
88,5%2. Sering
9
11,5%3. Kadang-kadang
-
-4. TidakPemah
-
-Jnmlah
78
100%Seperti halnya pada tabeldi atas; intensitas reaksi orang tua yang mengawasi
[image:47.521.13.445.157.489.2]40
tersebut, selurub prosentase hanya dalarn dua hal yaitu selalu 69 orang (88, 5%) dan
sering 9 orang (11,5%). Sedangkan dua hallainnya, yaitu kadang-kadang dan tidak
pemah sarna sekali tidak ada. Hal ini rnernpunyai arti bahwa orang tua rnernpunyai
tanggung jawab yang besar atas kegiatan keagarnaan anak.
Tabel6
Respon Orang Tua Terhadap Perbuatan Tidak Baik Yang Dilakukan oleh Anak
No. Respon Orang Tua Frekuensi Prosentase
l. Marah dan Menasehati 65 83,3%
2. Marah dan Mernukul 13 16,7%
3. Orang Tua Acuh
-
-4. Orang Tua Sibuk
-
-Jumlah 78 100%
Tabel tersebut rnenunjukkan bahwa rnayoritas orang tua, yaitu sebanyak 65
orang (83,3%) cenderung rnengarnbil sikap edukatif terhadap anak yang rnelakukan
perbuatan yang tidak baik, yaitu dengan bersikap rnarah dan rnenasehati anak
tersebut. Narnun, tidak sedikit pula orang tua yang justru cenderung bersikap
ernosional terhadap perilaku anak tersebut, yaitu sebanyak 13 orang (16,7%) dengan
bersikap rnarah dan rnernukulnya. Hal ini dapat dirnungkinkan karena perbuatan
rnerokok dan bolos sekolah rnerupakan perbuatan yang dianggap tidak wajar oleh
sebagian kalangan orang tua. Selain itu, kebanyakan orang tua juga sangat senang
[image:48.522.16.444.160.491.2]Tabel7
Anak Berpamitan bila Kelnar Rnmah/ Berangkat Sekolah
No. Intensitas KelJiatan Frekuensi Prosentase
1. Selalu 54 69,2%
2. Sering 17 21,8%
3. Kadang-kadang 5 6,4%
4. TidakPemah 2 2,6%
[image:49.521.18.443.142.571.2]Jumlah 78 100%
Tabel di atas memperlihatkan masih ada anak yang tidak pemah berpamitan
pada orang tuanya ketika keluar rumah atau berangkat sekolah, yaitu 5 orang (6,4%)
kadang-kadang dan 2 orang (2,6%) tidak pemah. Hal ini dimungkinkan karena orang
tuanya yang berangkat kerja lebih dahulu dibandingkan anak dan orang tuanya yang
jarang di mmah. Akan tetapi, banyak juga anak yang melakukan hal tersebut dengan
prosentase 69,2% (54 orang) selalu dan 21,8% (17 orang) sering.
Tabel8
Shalat Berjamaah di Masjid
No. Intensitas Kel!iatan Frekuensi Prosentase
1. Selalu
-
-2. Sering 4 5,12%
3. Kadang-kadang 66 84,62%
4. TidakPemah 8 10,26%
Jumlah 78 100%
Berdasarkan tabel tersebut, terlihat bahwa mayoritas siswa SDN Menteng 01
Pagi Jakarta Pusat hanya kadang-kadang melakukan shalat berjamaah di masjid, yaitu
42
sebanyak 4 orang (5,12%). Selain itu, ada juga siswa yang tidak pernah melakukan
shalat beIjamaah di masjid, yaitu sebanyak 8 orang (10,26%). Hal tersebut
menuJ1iukkan kemungkinan bahwa mayoritas mood hanya melakukan shalat jum'at
saja yang berjamaah. Melihat hal ini, sarna dengan data yang diperoleh dari orang tua
siswa seperti tabel berikut:
Tabel9
Orang Tua Menyuruh Anaknya
Shalat Berjamaah di Masjid/ di Rumah
No. Intensitas Kel.!:iatan Frekuensi Prosentase
1. Selalu 11 14%
2. Sering 21 27%
3. Kadang-kadang 46 59%
4. Tidak Pernah
.
-Jumlah 78 100%
Data di atas menunjukkan bahwa masih banyak orang tua yang belum
memperhatikan kegiatan sosialisasi anak dengan shalat beIjarnaah., yaitu: II orang
(14%) selalu; 21 orang (27%) sering; dan 46 orang (59%) tidak pernah menyuruhnya.
Hal ini dapat juga terjadi karena darnpak dari orang tua yang masih kurang
frekuensinya dalam melaksanakan shalat berjarnaah sehingga anak mengikuti orang
tuanya, walaupun masih ada yang memperhatikan anaknya dalarn hal ini Adanya
siswa yang justru tidak pernah melakukan shalat beIjarnaah di masjid tersebut
[image:50.524.26.444.171.474.2]anak, dan belum memperhatikan aspek sosial kemasyarakatan, yang salah satunya
ditunjukkan dengan kegiatan shalat beIjamaah di masjid.
C. Faktor Penghambat Pelaksanaan Pendidikan Agama pada Anak dalam
Keluarga di Lingkungan SDN Menteng 01 Jakarta Pusat
Pelaksanaan pendidikan agama Islam bagi anak dalam keluarga di lingkungan
SDN Menteng 01 Pagi Jakarta Pusat juga memiliki hambatan-hambatan. Hambatan
tersebut dapat terlihat dari sejauh mana perhatian orang tua dalam pendidikan anak
yang ditunjukkan dengan adanya guru agama tambahan di luar jam sekolah. Hal
tersebut sebagaimana yang terlihat dalam tabel berikut:
Tabell0
Pelajaran Agama di Luar Jam Sekolah
Melalui Guru Privat
No. Intensitas Privat Frekuensi Prosentase
1. Selalu 16 20,51%
2. Sering 20 25,64%
0
Kadang-kadang 9 11,55%
セN
4. TidakPemah 33 42,30%
Jumlah
78
100%Berdasarkan tabel tersebut, terlihat bahwa mayoritas siswa SDN Manteng 01
Jakarta Pusat tidak pemah mendapatkan pendidikan agama tambahan di luar sekolah,
yaitu sebanyak 33 orang (42,30%). Hal tersebut dimungkinkan karena sebagian
[image:51.521.12.441.164.540.2]44
saja. Namun, ada juga siswa yang sering diberikan pendidikan agama di luar jam
sekolah melalui guru privat, yaitu sebanyak 20 orang (25,64%), 16 orang (20,51%)
seldu diberikan privat pendidikan agama, dan 9 orang yang kadang-kadang diberikan
privat pendidikan agama (11,55%).
Salah satu alasan tidak diberikannya privat pendidikan agama Islam terhadap
anak adalah karena kejenuhan dalam belajar yang dilakukan sepanjang hari. Namun,
pelampiasan dari rasa kejenuhan tersebut terkadang digunakan oleh anak hanya untuk
sekedar kesenangan belaka yang tidak banyak manfaatnya, hal tersebut terlihat dari
tabel beril"lt:
Tabelll
BermainPlayStation
Sebagai Penghilang Kejenuhan Belajar oleh Anak
No. Intensitas Bermain Frekuensi Prosentase
1. Selalu 13 16,67%
2. Sering 7 8,97%
3. Kadang-kadang 28 35,90%
4. Tidak Pernah 30 38,46%
Jumlah 78 100%
Berdasarkan tabel tersebut, terlihat bahwa mayoritas siswa SDN Menteng 01
Jakarta Pusat bernIain Play Station sebagai penghilang kejenuhan belajar, baik
kadang (28 orang! 35,90%), selalu (13 orang! 16,67%), maupun sering (7 orang/
[image:52.521.13.440.160.513.2]Play Station, yaitu sebanyak 30 orang (38,46%), sehingga waktu yang terluang dapat
digunakan untuk menambah pengetahuan mengenai agama Islam.
Jika dibandingkan dengan pandangan orang tua yang melihat anaknya
mengaji di rumah sebagai kegiatan menambah pengetahuan dan menjalankan ajaran
agama Islam di luar sekolah, intensitas siswa dalam hal ini sangat besar. Lihat tabel
[image:53.521.23.444.181.467.2]berikut:
Tabel12
Anak yang Mengajidi Rumah
No. Intensitas Kel!iatan Frekuensi Prosentase
1. Selalu 51 65,4%
2. Sering 18 23,1%
3. Kadang-kadang 9 11,5%
4. TidakPemah
-
-Jumlah
78
100%Tabel tersebut membuktikan masih kurangnya pengawasan orang tua
terhadap anaknya, hal ini dapat dilihat dari perbedaan data angket anak dan orang tua.
Orang tua melihat intensitas mengaji anaknya di rumah dengan prosentase yang
sangat besar, yaitu 51 orang (65,4%) selalu; 18 orang (23,1%) sering; dan 9 orang
(11,5%) kadang-kadang melihat anaknya mengaji di rumah. Hal ini dapat dipahami
dengan melihat sibuknya orang tua bekeIja dan tidak diberikanuya pendidikan agama
mela1ui guru privat sebagai pengganti orang tua di luar jam sekolah.
Faktor penghambat lain yang berpengaruh terhadap pendidikan agama Islam
46
tua yang dapat berpngaruh buruk terhadap anak adalah pertengkaran orang tua. Hal
[image:54.522.17.444.144.482.2]ini sebagaimana terlihat dalam tabel berikut:
Tabel13
Pertengkaran Orang Tua yang Dilihat Anak
No. Iutensitas Pertenl!karan Frekuensi Prosentase
I. Selalu
-
-2. Sering
-
-3. Kadang-kadang 56 71,79%
4. TidakPemah 22 28,21%
Jumlah 78 100%
Berdasarkan tabel tersebut, terlihat bahwa anak kadang-kadang menyaksikan
pertengkaran yang dilakukan oleh orang tuanya, yaitu sebanyak 56 orang (71,79%).
Hal tersebut menunjukkan bahwa anak dapat menangkap adanya gejala pertentangan
antara kedua orang tuanya yang dapat berdampak negatif bagi dirinya, meskipun
dalam intensitas yang sedikit. Namun, terdapat pula anak yang tidak pemah
menyaksikan sehingga diharapkan anak tersebut tidak mendapat perlakuan negatif
akibat emosi orang tuanya.
Pengawasan orang tua terhadap anaknya juga terlihatdan sejauh mana orang
tua dapat menyeleksi tayangan yang disaksikan oleh anaknya, sehingga dapat
meminimalisir efek negatif dari tayangan televisi, seperti sinetron, film kungfu,
telenovela, dan tinju. Salah satu efek negatifdantayangan tersebut adalah timbulnya
kekurangminatan anak terhadap pendidikan dan pengamalan agama Islam, seperti
kekurangrnampuan anak dalam menyeleksi tayangan-tayangan yang pantas untuk
ditonton, karena anak memiliki kecenderungan untuk meniru adegan yang
ditayangkan televisi. Hal tersebut dapat ditunjukkan dari intensitas anak dalam
[image:55.525.17.442.177.486.2]menyaksikan tayangan tersebut, sebagaimana yang tercanturn dalam tabel berikut:
Tabel14
Anak Menyaksikan Tayangan untuk Orang Dewasa
No. Intensitas Kegiatan Frekuensi Prosentase
1. Selalu 20 25,64%
2. Sering 31 39,74%
3. Kadang-kadang 24 30,77%
4. TidakPemah 3 3,85%
Jumlah 78 100%
Berdasarkan tabel tersebut, terlibat bahwa mayoritas siswa SDN Menteng 01
Jakarta Pusat pemah menyaksikan tayangan-tayangan televisi untuk orang dewasa,
baik sering (31 orang/ 39,74%), kadang-kadang (24 orang/ 30,77%), maupun selalu
menyaksikannya (20 orang/ 25,64%). Hal tersebut menunjukkan bahwa masih banyak
orang tua yang belum melakukan sensor secara ketat terhadap anaknya dalam
menyaksikan tayangan untuk kalangan dewasa. Hal tersebut dapat disebabkan karena
kesibukan orang tua mereka yang kebanyakan merupakan pekerja aktif dan lebih
sering berada di luar rumah, sehingga aspek pendidikan agama Islam menjadi kurang
terserap dalam sikapdanperilaku anak.
Berbagai faktor penghambat beIjalannya proses pendidikan agama Islam bagi
48
orang tua bahwa pendidikan agama Islam merupakan suatu hal yang sangat penting
dalam proses perkembangan anak. Kesadaran orang tua tersebut dapat meminimalisir
faktor penghambat yang ada, seperti pengadaan guru privat pendidikan agama Islam
di luar jam sekolah secara lebih intensif sehingga waktu yang ada tidak terbuang
untuk aktivitas yang kurang bermanfaat, menghindarkan diri dari pertengkaran di
depan anak, dan menyeleksi tayangan-tayangan yang dapat merusak moral anak.
Selain itu, pihak SDN Menteng 01 Pagi Jakarta Pusat juga menerbitkan buku
perilaku siswa yang bertujuan untuk menanamkan mlai-nilai budi pekerti sejak dim.
Buku tersebut hiuus diisi oleh mood setiap hari dengan perilaku-perilaku yang telah
dilakukannya, baik perbuatan baik maupun perbuatan buruk. Buku tersebut harus
ditandatangani oleh guru dan orang tua siswa setiap hari, sehingga perilakll siswa
setiap hari dapat dikontrol. Oleh karena itu, faktor kejujuran sangat penting dalam
A. Kesimpulan
Setelah mendeskripsikan dan menganalisa masalah yang dihadapi tentang
palaksanaan pendidikan agarna Islam pada anak di SDN Menteng 01 Pagi Jakarta
Pusat, maka penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan pendidikan agama Islam di SDN Menteng 01 Pagi Jakarta Pusat
masih kurang optimal. Kesibukan orang tua dan kurangnya waktu untuk anak
membuat hilangnya perhatian orang tua terhadap pendidikan agama Islam.
Memang, dalam hal ini orang tua mampu dalam segifinancial dan sarana untuk
anaknya. Oleh karena itu, sebagian besar orang tua menyerahkan pendidikan
agama Islam kepada sekolah dan guru agama.
2. Faktor pendukung dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam bagi anak di di
SDN Menteng 01 Pagi Jakarta Pusat adalah adanya dukungan financial dan
terpenuhinya kebutuhan fasilitas anak. Orang tua yang ingin anaknya lebih
banyak meluangkan waktunya untuk belajar biasanya memberikan pelajaran
tambahan di rumah seperti l