• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi venezuela terhadap penempatan militer Amerika Serikat di Kolombia periode 2009-2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi venezuela terhadap penempatan militer Amerika Serikat di Kolombia periode 2009-2013"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan sebagai syarat mendapat gelar sarjana (

S.Sos.)

oleh

Wahyu Hidayat

110113000029

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i

Amerika Serikat di Kolombia periode 2009-2013. Penelitian skripsi ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan mengumpulkan data melalui studi pustaka. Kerangka pemikiran yang digunakan adalah prespektif neorealisme, teori structural realis, konsep kepentingan nasional, threat perception, security dilemma, dan konsep strategi. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa strategi venezuela dalam menghadapi penempatan militer Amerika Serikat di Kolombia adalah dengan strategi

defensive. Strategi defensive Venezuela dilakukan dengan memperkuat dan memodernisasi semua peralatan dan persenjataan militer, serta melakukan perubahan doktrin keamanan nasional Venezuela. Tujuannya adalah untuk mempertahankan kedaulatan negaranya dari ancaman militer Amerika Serikat di Kolombia. Keberadaan militer Amerika Serikat di Kolombia dianggap sebagai ancaman eksternal terbesar oleh Venezuela, yang berbatasan langsung dengan Kolombia. Strategi defensive dengan meningkatkan kekuatan militer, merupakan langkah penting bagi Venezuela untuk mengimbangi kekuatan militer Amerika Serikat di Kolombia. Langkah yang dilakukan Venezuela ini tidak terlepas dari kepentingan Venezuela untuk melindungi keamanan nasional, melindungi ideologi sosialisme dan melindungi sistem ekonomi sosialisme yang diterapkan oleh Chavez.

(7)

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil‘alamin, puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT karena

berkat rahmat dan karunia-Nya penulis bisa menyelesaikan skripsi yang

berjudul.”Strategi Venezuela Terhadap Penempatan Militer Amerika Serikat di

Kolombia Periode 2009-20013. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi

persyaratan mendapat gelar Sarjana Strata 1 (S1) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Hubungan Internasional di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah,

Jakarta. Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari peran berbagai pihak yang terlibat

dalam skripsi ini. Sehubungan dengan itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Keluarga tercinta terutama Mama dan Almarhum Papa yaitu Hj. Suwarni dan

H. Rustam. Alm.

2. Ibu Debbie Affianty selaku Dosen Pembimbing Skripsi dan Ketua Jurusan

Hubungan Internasional, Beliau juga salah satu orang yang ikut memudahkan

kelancaran skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih banyak, serta Bapak

M. Adian Firnas selaku Dosen Pembimbing Akademik, dosen Prodi Hubungan

(8)

iii

Jakarta, 25 Februari 2015

(9)

iv

ABSTRAKSI ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR SINGKATAN ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL DAN GRAFIK ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Pernyataan Masalah ... 1

1.2Pertanyaan Penelitian ... 11

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11

1.4Tinjauan Pustaka ... 11

1.5Kerangka Pemikiran ... 14

1.5.1 Prespektif Neorealisme ... 14

1.5.2 Teori Defensive Structural Realism ... 16

1.5.3 Konsep Kepentingan Nasional ... 17

1.5.4 Ttreat Perception ... 19

1.5.5 Konsep Security Dilemma ... 20

1.5.6 Konsep Strategi ... 22

1.6Metode Penelitian ... 25

1.7Sistematika Penulisan ... 27

BAB II Kepentingan Venezuela dalam Merespon kehadiran Militer Amerika Serikat di Kolombia 2.1Keamanan Nasional Venezuela ... 29

(10)

v

Masa Pemerintahan Hugo Chavez Periode 2009-2013

3.1Arti Penting Kawasan Amerika Latin bagi Venezuela dan

Amerika Serikat………. ... . 50

3.2Hubungan Venezuela dan Amerika Serikat Tahun 2009-2013 ... 54

3.3Kerjasama Militer AS dengan Kolombia Tahun 2009……….. ... 60

3.3.1 Plan Colombia tahun 1999... 62

3.3.2 Perjanjian Pertahanan AS-Colombia SACTA 2009 ... 64

3.4Konflik antara Venezuela dan Kolombia terkait Pangkalan Militer AS di Kolombia dan Perlindungan FARC oleh Venezuela ... 70

BAB IV Strategi Venezuela Terhadap Penempatan Militer AS di Kolombia Periode 2009-2013 4.1Strategi Defensive Venezuela... ` 74

4.4.1 Perubahan Doktrin Keamanan Nasional Venezuela. ... 82

4.4.2 Kontribusi Perempuan dalam Angkatan Bersenjata Venezuela ... 85

4.2Peningkatan dan Modernisasi kekuatan militer Venezuela ... 89

4.3Aliansi Venezuela dengan Rusia ... 94

(11)

vi

SACTA : Supplemental Agreement for Cooperation and Technical

Assistancein Defence and Security

PBB : Persatuan Bangsa-Bangsa

OAS : Organization of American States

OPEC : Oil Petroeluem Exporting Contries

GDP : Gross Domestic Product

KTT : Konferensi Tingkat Tinggi

FTAA : Free Trade of the Americas Action

ALBA : Alternative Bolivariana Para Las Americana

ACI : The Andean CounterdrugInitiative

FMF : Foreign Military Sales Financing

FY : Fiscal Year

DOD : Department of Defense

SOA : School of The Americas

FARC : Fuerzas Armadas Revolucionarias de Colombia

UNASUR : Union of South American Nations

CTV : The Confederación de Trabajadores de Venezuela

AD : Action Democratic

MAS : Movimiento al Socialismo

LOFAN : The New Organic Law of the National Armed Force

FAN : Fuerza Armada Nacional

AMV : Aviación Militar Venezolana

GNV : Guardia Nacional de Venezuela

FAC : Fuerzas Armadas de Cooperacion

FAR : The Revolutionary Armed Force of Cuba

NBAF : National Armed Forces of the Bolivarian Republic of

(12)
(13)

viii

Gambar 3 Gambar Pangkalan Militer Amerika Serikat di Kolombia…………....68

Gambar 4 Gambar Pangkalan Militer Venezuela di Perbatasan Kolombia……...81

DAFTAR TABEL DAN GRAFIK

Tabel 1. Daftar Negara-negara Pengekspor Minyak ke AS Tahun 2010-2012..5

Grafik 1 Jumlah Nilai Ekspor Keseluruhan Venezuela ke Amerika Serikat Tahun

(20092013)………55

Grafik 2 Jumah Nilai Ekspor Keseluruhan dari Amerika Serikat ke Venezuela (20092013)………...55

Table 2 Nasionalisasi Perusahaan Asing di Venezuela Oleh Chavez

2001-2010………...47

Table 3 Pengeluaran Anggaran Militer Venezuela………...90

(14)

1

1.1 Pernyataan Masalah

Skripsi ini akan berfokus menganalisis tentang strategi Venezuela dalam

menghadapi penempatan militer Amerika Serikat di Kolombia tahun 2009-2013.

Venezuela adalah salah satu negara Amerika Latin1 yang merupakan bekas

jajahan Spanyol yang terletak di pantai utara Amerika Selatan sepanjang Laut

Karibia. Negara ini berbatasan dengan Kolombia, Guyana di Timur dan Brazil di

Selatan.Venezuela merupakan negara yang berhaluan sosialism,2 setelah Hugo

Chavez menjadi pemimpin presiden.3

Berdasarkan letak geografis, Amerika Serikat dan Venezuela tidak

berbatasan langsung. Secara geografis letak Amerika Serikat terletak di Amerika

Utara antara Kanada dan Meksiko, sedangkan Venezuela terletak di Amerika

Selatan berbatasan langsung dengan Kolombia.4

Venezuela merupakan salah satu negara yang memiliki potensi sumber

daya minyak dan gas yang melimpah yang diperkirakan mampu untuk memasok

1

Amerika Latin adalah kawasan luas yang mencakup seluruh wilayah di belahan bumi barat di selatan Amerika Serikat. Wilayah ini terdiri atas Meksiko, Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Kepulauan Karibia.

2

Menurut Sutan Sjahrir dalam suara sosialis (1956) Sosialisme adalah suatu cara untuk memperjuangkan kemerdekaan dan kedewasaan manusia, yaitu bebas dari penindasan dan penghisapan serta penghinaan oleh manusia terhadap manusia.

3

Nurani, Soyomukti. Revolusi Bolivarian Hugo Chavez dan Politik Radikal, Resist Book, Yogyakarta, 2007.hal 84.

4

Amerika Serikat: letak geografis Dalam

(15)

sekitar 60% kebutuhan minyak negaranya. Pada tahun 2011, Venezuela memiliki

211,2 miliar Barel per hari cadangan minyak yang mampu memasok minyak

Amerika Serikat sebesar 795.000 Barel per hari.5

Pada masa pemerintahan Carlos A. Perez di Venezuela tahun 1974-1993,

hubungan antara Venezuela dengan Amerika Serikat terjalin dengan baik karena

Venezuela masih bergantung kepada Amerika Serikat dalam masalah persenjataan

bagi angkatan bersenjata negaranya.6 Pada saat itu, Venezuela masih membeli

peralatan dan persenjataan militer dari Amerika Serikat. Setelah Carlos A. Perez

turun dari kursi pemerintahan, ia dilanjutkan oleh Ramon Velasquez menjadi

presiden sementara di Venezuela. Ramon Velasquez menjalin hubungan baik

dengan Amerika Serikat dalam pemberantasan jalur perdagangan narkotika di

Venezuela. 7

Hubungan baik antara Venezuela dan Amerika Serikat dimanfaatkan oleh

Amerika Serikat untuk menerapkan pengaruhnya, di bidang ekonomi maupun

politik. Amerika Serikat menerapkan sistem politik demokrasi dan sistem

ekonomi liberal di Venezuela. Kebijakan ekonomi liberal diterapkan melalui

Washington Consensus yang membuat Venezuela bergantung kepada IMF dan

Bank Dunia. Washington Consensus adalah butir-butir kesepakatan dan ketentuan

ekonomi yang harus dijalankan oleh negara-negara penghutang yang isinya

5

Joshua Vann. How America Became a Global Superpower, 2013, dalam (http://www.studymode.com/essays/How-America-Became-a-Global-Superpower-1358274.html). Diakses 9Mei 2014.

6

James Petras, US-Venezuela Relations: A Case Study of Imperialism and Anti-Imperialism. Dalam(https://canadiandimension.com/articles/view/us-venezuela-relations-a-case-study-of-imperialism-and-anti-imperialism. diakses 6 Januari 2015.

(16)

meliputi: mengurangi pengeluaran publik, liberalisasi keuangan, liberalisasi

perdagangan, mendorong investasi asing, privatisasi BUMN, deregulasi

ekonomi, nilai tukar yang kompetitif untuk perekonomian berbasis ekspor,

menjamin disiplin fiskal, reformasi pajak, dan perlindungan hak cipta.8 Pada saat

itu, Venezuela menerima pinjaman dari IMF sebesar 4,6 miliar Dollar AS.9

Namun, kebijakan ekonomi liberalis tersebut mengalami kegagalan dan

menyebabkan krisis ekonomi dan hutang negara kepada Bank Dunia sebesar 2,5

miliar Dollar AS.10 Krisis ekonomi tersebut disebabkan Venezuela tidak dapat

membayar hutang kepada IMF dan Bank Dunia.

Penerapan program IMF pada masa pemerintahan Carlos A. Perez,

membawa Venezuela pada era timpangnya ekonomi antara kelompok kaya dan

rakyat miskin Venezuela. Hal ini terlihat dari jumlah penduduk yang hidup di

bawah garis kemiskinan. Menurut Daniel Helinger, kemiskinan di Venezuela

meningkat dari 36% pada tahun 1984 menjadi 66% tahun 1995.11

Setelah terpilihnya Hugo Chavez menjadi Presiden Venezuela pada 6

Desember 1998, hubungan Amerika Serikat dan Venezuela menjadi tidak

baik.12Dengan ide “Revolusi Bolivarian”nya,13 Hugo Chavez mempengaruhi

Daniel Hallinger, “Political Overview The Breakdown of Puntofijismo and The Raise of

Chavismo,‟‟ dalam Steven Ellner and Daniel Hellinger, ed, Venezuela Politic in the Chavez Era: Class, Polarization, and Conflict( Colorado: Lynne Rennier Publisher, 2004), Hal.27-28.

12

Joshua Vann. How America Became a Global Superpower, 2013, dalam

(17)

negara-negara di Amerika Selatan, seperti, Argentina, Chile, Ekuador, Venezuela,

Bolivia, Brazil, Nicaragua, Paraguay, dan Uruguay untuk menentang liberalisme

yang diterapkan oleh Amerika Serikat di kawasan Amerika Latin. Chavez

merupakan presiden yang memiliki pandangan negatif terhadap Neoliberalisme

yang diterapkan oleh Amerika Serikat di Amerika Latin.14 Chavez melihat

neoliberalisme tidak dapat menyejahterakan rakyat miskin, tetapi lebih pro kepada

pemilik modal sehingga mengakibatkan rakyat miskin cenderung dieksploitasi

oleh para pemilik modal yang berkuasa.15

Dalam menjalankan pemerintahan sosialis di Venezuela, Hugo Chavez

melakukan perubahan ekonomi maupun politik dengan tujuan mengentaskan

kemiskinan serta mengurangi campur tangan asing dalam perekonomian. Pada

masa pemerintahan Hugo Chavez, Venezuela berhasil menasionalisasi beberapa

perusahaan asing Amerika Serikat yang beroperasi di Venezuela, yaitu, Exxon

Mobil, Chevron, dan Connoco Philips.16 Hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi

As, karena akan berpengaruh terhadap kepentingan nasionalnya di Venezuela.

Keuntungan Amerika Serikat adalah Amerika Serikat dapat memenuhi sebagian

kebutuahan minyak negaranya, yaitu, sekitari 795.000 Barel minyak yang dipasok

Venezuela melalui Perusahaan Minyak Exxon Mobile dan Chevron yang

13

Revolusi Bolivarian merupakan sebuah revolusi yang diperjuangkan oleh Chavez untuk membebaskan rakyat Venezuela dari kapitalisme dan sistem neo-liberal.Nama revolusi Bolivarian merupakan pengukuhan Chavez atas pengidolaannya terhadap sosok Simon Bolivar, yang menggagas tentang pembebasan kawasan Amerika Selatan dari kaum kapitalis dan liberalisme

14

Jeremy Bransten,. South America: Rejecting U.S. Prescription , Region Tilts Left, 2006. Dalam (http://www.rferl.org/content/article/1064906.html). Diakses 23 September 2013.

15

Ibid.

16

(18)

beroperasi di Venezuela. Dari pasokan minyak tersebut, Amerika Serikat dapat

memenuhi kebutuhan minyak negaranya yang mencapai 19,15 juta Barel, seperti

terlihat pada table 1.17 Venezuela merupakan negara kedua pemasok minyak ke

Amerika Serikat yang mampu memasok 759.000 Barel per hari.

Tabel 1. Daftar negara-negara pengekspor minyak ke AS tahun 2010-2012.

No Negara Cadangan Sumber: Data dari Energy Information Administration dan CIA factbook.

Sikap Chavez yang selalu menentang kebijakan Amerika Serikat dan

melakukan nasionalisasi terhadap perusahaan Amerika Serikat di Venezuela telah

membuat Amerika Serikat, di bawah kepemimpinan George W. Bush

menunjukkan sikap permusuhan kepada Hugo Chavez.18 Berbagai upaya politik

dilakukan oleh Bush terhadap Hugo Chavez. Hal tersebut terlihat pada upaya yang

dilakukan oleh AS dalam menggulingkan Chavez, di antaranya dengan membantu

gerakan kudeta yang dilakukan oleh kelompok anti-Chavez (oposisi) pada tahun

17

Minyak Venezuela Penangkal Ampuh Serangan Kolombia.Dalam www.suaramedia.com.Diakses 17 Januari 2015.

18

(19)

2002.19 Amerika Serikat membantu oposisi di Venezuela dengan memberikan

dana sebesar 100 juta Dollar AS.20 Dana tersebut digunakan untuk biaya

kampanye kalangan oposisi anti-Chavez. Selain itu, dana tersebut untuk

menggalang dukungan dari berbagai media massa di dalam negeri Venezuela dan

dunia internasional.21 Akan tetapi, pada kudeta tersebut Chavez berhasil bertahan

dan kembali ke kursi pemerintahannya berkat dukungan rakyat yang pro kepada

Chavez, yakni dengan melakukan demo meminta agar Chavez tetap menjadi

presiden.22

Upaya Amerika Serikat untuk menggulingkan pemerintahan Chavez terus

dilakukan. Pada tahun 2011, pemerintah Obama mengalokasikan dana sebesar

lima juta Dollar AS untuk membantu oposisi Venezuela dalam pemilu tahun

2012. Namun, usaha tersebut tetap mengalami kegagalan karena rakyat Venezuela

tetap memilih Hugo Chavez pada pemilu tahun 2012.23 Hal ini tentu saja menjadi

publikasi buruk bagi AS yang mempunyai kepentingan di Venezuela karena

Venezuela merupakan negara penghasil minyak dan gas terbesar ke dua di

dunia.24 Selain itu, faktor perbedaan ideologi, sejarah, dan dinamika hubungan

diplomatik yang tidak harmonis juga turut memperburuk hubungan kedua negara.

Hubungan antara Amerika Serikat dan Venezuela semakin buruk ketika

pada 14 Agustus 2009, pemerintah Kolombia dan AS melakukan kesepakatan

19Ibid.Hal.58

20Eva Dolinger, dalam artikel yang berjudul “

Skenario Washington Gusur Chavez Gaga‟‟ lihat di

(20)

kerjasama pertahanan Defense Cooperation Agreement (DCA).25 Kerjasama

tersebut bertujuan memberantas narkotika, perdagangan senjata ilegal, dan

gerakan separatis di Kolombia.26 Chavez menilai bahwa upaya kerjasama

keamanan yang dilakukan Amerika Serikat dan Kolombia hanya akan membuat

provokasi perang di Kawasan Amerika Latin.27

Dalam kesepakatan militer tersebut, pemerintah Kolombia mengizinkan

militer Amerika Serikat menempati tiga markas militer Angkatan Udara, dua

markas militer Angkatan Darat, dan dua markas militer Angkatan Laut di

Kolombia, seperti terlihat pada gambar 1. Markas Angkatan Udara diantaranya,

Palanquero (pusat), Apiay (Utara), dan Malambo (Selatan), pada markas

Angkatan Darat diantaranya, Tolemaida dan Larandia, sedangkan pada markas

Angkatan Laut di antaranya, Bahia Malaga dan Cartagena.28 Pada perjanjian

tersebut pemerintah Kolombia juga mengizinkan dan menempatkan 800 personel

tentara dan 600 kontraktor sipil Amerika Serikat di Kolombia sesuai

kesepakatan.29 Selain hubungan pemerintah Kolombia dan Amerika Serikat

terjalin dengan baik, Pemerintah Kolombia mencari bantuan negara seperti

Amerika Serikat yang memiliki kekuatan dalam persenjataan dan militernya,

untuk membantu negaranya dalam menanggulangi masalah perdagangan narkoba

25Office of the spokesman USA, “U.S.

- Colombia Defense Cooperation Agreement”, 18 Agustus 2009. dalam (http://www.state.gov/r/pa/prs/ps/2009/aug/128021.htm). Diakses 6 Oktober 2013.

26

Ibid

27

Ibid.

28

Ibid.

(21)

dan gerakan sparatis di Kolombia. Hal itulah, yang menjadi alasan Kolombia

menerima bantuan kerjasama militer Amerika Serikat

Gambar 1. Tujuh Pangkalan Militer AS di Kolombia tahun 2009

Presiden Kolombia Alvaro Uribe Valez berdalih bahwa tindakan itu

merupakan bentuk kerjasama antara Kolombia dan AS untuk memerangi

terorisme dan perdagangan narkoba.30 Dalam kurun waktu 2002-2009, Kongres

AS telah menyetujui bantuan militer sebesar 5,5 miliar Dollar AS untuk

Kolombia, melalui Plan Colombia.31 Presiden AS, Barack Obama, mengatakan

bahwa AS dan Kolombia telah melakukan kerjasama militer dan penempatan

pasukan tersebut sebagai bagian dari kesepakatan, serta menegaskan bahwa ia

tidak berkeinginan untuk membangun basis militer AS di Kolombia.32

Kerjasama militer antara Kolombia dan AS menimbulkan kekhawatiran

bagi Venezuela. Chavez melihat bahwa Amerika Serikat akan memanfaatkan

tujuh pangkalan militer di Kolombia sebagai pintu masuk untuk melaksanakan

30

Venezuela Semakin Waspada terhadap AncamanMiliter AS. 2009. Dalam (http://indonesia.handsoffvenezuela.org/?p=601). Diakse 12 Mei 2014.

31

Ibid.

32

(22)

agresi militer terhadap Venezuela.33 Serangan terhadap Venezuela ini untuk

menghancurkan Revolusi Bolivarian yang telah dicapai oleh Venezuela melalui

dukungan militer Amerika Serika terhadap gerakan oposisi di Venezuela untuk

menggulingkan pemerintahan Chavez.34

Chavez melihat kebijakan yang diambil oleh Amerika Serikat dengan

Kolombia menjadi langkah awal yang akan memicu peperangan di wilayah

Amerika Selatan. Chavez mengatakan bahwa, “Kaum Yankees (AS) tidak

menginginkan kita bersatu sebagai sebuah kesatuan regional, mereka tidak ingin

adanya persatuan antara Venezuela dan Kolombia.Kolombia di bawah kepemimpinan Uribe menjalin hubungan yang sangat dekat dengan AS. Oleh

karena itu, bantuan ekonomi politik AS terus mengalir ke Kolombia.35

Para pemimpin negara-negara yang tergabung dalam Perhimpunan Negara

Amerika Selatan (Union of South American Nation/UNASUR) mengadakan KTT

di Ekuador, pada 9 Agustus 2009 guna membahas persoalan ini.36 Negara-negara

yang anti-AS, seperti Argentina, Brazil, Bolivia, Ekuador, Chili, Nikaragua,

Paraguay, dan Venezuela mengecam kebijakan Kolombia yang menyewakan

pangkalan militer kepada AS dan mengeluarkan pernyataan yang memperingatkan

adanya pasukan militer asing yang mengancam kedaulatan nasional mereka.

33

Kolombia Laporkan Ancaman Perang Chavez ke DK PBB. Dalam http://www.republika.co.id/berita/shortlink/88869. Diakses 21 Januari 2015.

34

Statement Solidaritas Bersama Hentikan Ancaman Terhadap Venezuela Sekarang, dalam http://links.org.au/node/1825. diakses 6 Januari 2015.

35

Venezuela Reviews Relations with Colombia as More US Bases Established. dalam http://venezuelanalysis.com/news/4645. Diakses 13 Januari 2015

36

(23)

Dalam pertemuan tersebut, dideklarasikan bahwa pasukan militer asing

seharusnya tidak menjadi ancaman kedaulatan dan integritas negara di kawasan

Amerika Selatan karena akan berdampak bagi stabilitas dan perdamaian

regional.37 Deklarasi tersebut juga menuai permintaan dari Brazil, Chile,

Argentina, dan Venezuela yang mensyaratkan jaminan bahwa aset-aset militer dan

personil AS di Kolombia tidak digunakan untuk keperluan lain selain misi yang

mereka tetapkan, yakni, memerangi para penyelundup obat bius dan pemberontak

Kolombia38.

Berdasarkan pemaparan di atas, Venezuela yang merupakan bagian dari

wilayah Amerika Selatan dan merupakan negara yang memiliki power,

kesejahteraan ekonomi dan politik, serta berhasil mengusir hegemoni AS di

Venezuela, merespon penempatan militer AS di Kolombia. Demi menjaga

keamanan dan kestabilan kawasan, maka Venezuela melakukan strategi untuk

merespon kebijakan penempatan militer AS tersebut. Penelitian ini akan

membahas strategi Venezuela dalam menghadapi penempatan militer Amerika

Serikat di Kolombia tahun 2009-2013. Tahun 2009 merupakan awal dimulainya

kesepakatan pertahanan Defense Cooperation Agreement antara pemerintah

Kolombia dan Amerika Serikat dan 2013 dipilih karena berakhirnya pemerintahan

Hugo Chavez sebagai Presiden Venezuela, yang kemudian digantikan oleh

wakilnya Nicolas Maduro

37

Kompas.com. 2009. Amerika Latin Kecam Rencana Pangkalan AS di Kolombia, dalam (http://internasional.kompas.com/read/2009/08/29/18161261/amerika.latin.kecam.rencana.pangkal an.as.di.kolombia). Diakses 5 Mei 2014.

38

(24)

1.2 Pertanyaan penelitian

Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini akan mencoba menjawab

pertanyaan penelitian sebagai berikut: Apa strategi Venezuela dalam menghadapi

kehadiran militer Amerika Serikat di Kolombia tahun 2009-2013?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini berupaya untuk menjelaskan tentang kesepakatan

penempatan militer AS di Kolombia sehingga menimbulkan ancaman bagi

Venezuela.

2. Penelitian ini berupaya untuk menganalisis tentang apa strategi Venezuela

dalam merespon penempatan militer AS di Kolombia.

3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi penelitian

selanjutnya yang terkait dengan Venezuela.

1.4 Tinjauan Pustaka

Ada beberapa penelitian sebelumnya yang terkait dengan penempatan

militer Amerika Serikat di Kolombia. Pertama, tesis yang ditulis oleh Omar Pina

dari California Naval Postgraduate School pada tahun 2004 yang berjudul, Plan

Colombia: How U.S. Military Assistance.39 Dalam penelitian ini ia melihat Plan

Colombia menciptakan ketidakseimbangan kekuasaaan militer antara Colombia

dan Venezuela.

39

(25)

Dalam tesis ini juga dijelaskan bahwa pelaksanaan kebijakan AS di

wilayah ini cenderung menciptakan ketidakseimbangan kekuasaan serta

menyebabkan negara meningkatkan militernya. Kesalahan persepsi tentang

kemampuan dan niat musuh bisa memberikan dinamika yang mungkin dapat

memicu perang. Oleh karena itu, kebijakan AS ini cenderung meningkatkan

ketegangan dan ketidakstabilan di kawasan Amerika Latin.

Perbedaan tesis tersebut dengan penelitian ini adalah tesis ini hanya

memfokuskan pada kebijakan AS terhadap Amerika Latin yang cenderung

menciptakan ketidakstabilan di Kawasan Amerika Latin, yaitu terjadinya

perlombaan senjata antara Kolombia dan Venezuela. Tesis ini menggunakan

konsep power dan konsep Balance of Power yang digunakan untuk menjelaskan

peningkatan kekuatan Kolombia atas bantuan AS, sehingga terjadi perimbangan

kekuatan oleh Venezuela dalam mengimbangi kekuatan Kolombia. Sedangkan

pada penelitian ini, berfokus pada strategi Venezuela yang merupakan salah satu

negara di kawasan Amerika Latin dalam menghadapi kebijakan Amerika Serikat

yang menempatkan pangkalan militernya di Kolombia. Kemudian konsep yang

digunakan dalam penelitian ini adalah konsep kepentingan nasional security

dilemma, dan strategi untuk menjelaskan strategi dan kepentingan Venezuela

dalam menghadapi penempatan militer AS di Kolombia sebagai akibat dari

security dilemma yang dialami Venezuela.

Sumber referensi yang kedua adalah skripsi yang ditulis oleh Maya Jayanti

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Pembangunan Nasional Veteran

(26)

Kasus Upaya Nasionalisasi Perusahaan Amerika Serikat di Venezuela Pada Masa

Pemerintahan Hugo Chavez (2000-2005). Skripsi tersebut membahas tentang

kebijakan nasionalisasi terhadap perusahaan minyak Amerika Serikat yang

beroperasi di Venezuela dan faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan

nasionalisasi pemerintah Venezuela di bawah pimpinan Hugo Chavez tahun 2003.

Pada skripsi ini, Maya menggunakan teori atau konsep kerjasama bilateral

serta politik luar negeri yang merupakan hasil dari kebijakan yang dibentuk oleh

faktor internal dan eksternal dalam pembuatan kebijakan nasionalisasi perusahan

minyak asing Amerika Serikat oleh pemerintah Venezuela. Skripsi ini juga

menggunakan konsep nasionalisasi yang merupakan bentuk kebijakan yang

dilakukan Venezuela terhadap perusahaan minyak Amerika Serikat, seperti,

Exxon Mobil, Chevron, dan Connoco Philips.

Skripsi tersebut membahas faktor internal, yaitu, idiosinkretik Hugo

Chavez, kepentingan Venezuela dan revolusi Bolivarian. Sedangkan faktor

eksternal mencakup perubahan polaritas hubungan internasional, adanya

dukungan OPEC, Tiongkok dan negara-negara Amerika Latin, serta respon

Amerika Serikat terhadap Venezuela. Skripsi ini melihat bahwa faktor paling

dominan yang melatarbelakangi terjadinya nasionalisasi perusahaan minyak

Amerika Serikat di Venezuela pada pemerintahan Hugo Chavez adalah faktor

idiosinkretik dari pemimpin Venezuela, yaitu Hugo Chavez.

Adapun hal yang membedakan skripsi ini dengan penelitian ini adalah

(27)

menasionalisasi perusahaan Amerika Serikat yang beroperasi di Venezuela yang

dianggap merugikan bagi Venezuela. Pada skripsi ini menggunakan konsep

kerjasama bilateral, konsep politik luar negeri dan konsep nasionalisasi.

Sedangkan pada penelitian ini fokus pada strategi Venezuela terhadap penempatan

militer Amerika Serikat di Kolombia yang dikhawatirkan akan mengancam

keamanan nasional Venezuela dan stabilitas kawasan Amerika Latin dengan

menggunakan konsep kepentingan nasional, konsep security dilemma, dan

konsep strategi.

1.5 Kerangka Pemikiran

Pada penelitian ini, konsep yang akan digunakan untuk menganalisis

strategi Venezuela dalam menghadapi penempatan militer AS di Kolombia tahun

2009-2013 ialah Prespektif Neorealisme, Teori Defensive Strcturalism, konsep

kepentingan nasional, konsep security dilemma dan konsep strategi.

1.5.1 Prespektif Neorealisme

Neorealisme muncul pada 1970an sebagai respon atau tantangan yang

dikemukakan oleh teori independensi dan sebagai koreksi terhadap pengabaian

realisme tradisional terhadap kekuatan ekonomi.40 Neorealisme adalah perspektif

yang terfokus pada struktur sistem, pada unit-unit yang berinteraksi, pada

kesinambungan dan perubahan system.41 Menurut Kenneth Waltz, seorang tokoh

neorealis yang terkemuka, mengganggap bahwa neorealisme percaya akan adanya

40Burchill, S & Andrew Linklater. 1996. “Teori –Teori Hubungan Internasional”. Bandung : Nusamedia

.

41

(28)

struktur anarki dimana tidak ada kekuasaan tertinggi diatas negara. Semua adalah

tentang power dan power juga yang membuat negara satu dengan negara lain

terlihat berbeda. Berbeda dengan perspektif realisme, neorealisme lebih membuka

diri untuk bekerja sama dengan negara lain meskipun pada dasarnya neorealisme

masih memiliki keraguan untuk bekerja sama. Neorealisme berpendapat bahwa

negara- negara yang bekerja sama akan selalu berusaha memaksimalkan kekuatan

relatif dan mempertahankan otonominya.42

Kaum neorealis percaya bahwa didalam hubungan internasional state

actor adalah negara dan memiliki kedudukan yang paling tinggi dalam hubungan

internasional. Namun neorealisme sudah mulai mengakui bahwa peran non state

actor juga tidak kalah penting karena jika state actor bekerja sendiri tanpa

didampingi oleh non state actor maka state actor tidak akan bisa bekerja

maksimal. Karena berdasar pada power maka dalam perspektif ini hubungan

kerjasama menggunakan keuntungan absolute yang artinya negara akan

melakukan kerjasama jika negara tersebut memperoleh keuntungan yang lebih

besar (terutama negara yang memiliki power yang lebih besar). Dalam

neorealisme tujuan negara yang lebih utama adalah pertahanan dan keamanan.

Pada sistem anarki, neorealisme mempercayai bahwa dalam sistem ini, yang

dibutuhkan negara adalah survive atau bertahan dalam sistem anarki internasional

42

(29)

dengan menjamin pencapaian kepentingan nasionalnya melalui kerjasaam atau

aliansi dengan negara lain.43

Dalam masalah ini adanya pertahanan negara sebagai langkah yang efektif

yang digunakan Venezuela dalam pencapaian kepentingan nasionalnya dengan

melakukan aliansi dengan negara nlain.

1.5.2 Teori Defensive Structural Realism

Pada tahun 1990-an, para pemikir neo-realis mulai terbagi kedalam dua

divisi, yaitu defensive dan offensive realism. Dipelopori oleh Kenneth Waltz

melalui bukunya yang berjudul Theory of International Politics, kaum defensive

realist memiliki pandangan bahwa sebuah negara yang tergolong great powers

lebih memilih untuk mempertahankan status quo daripada meningkatkan kapasitas

powernya, hal ini dikarenakan harga yang harus dibayar untuk melakukan

ekspansi umumnya lebih besar daripada keuntungan yang akan mereka dapatkan.

Selain itu, defensive realist menganggap bahwa kerjasama yang terjalin diantara

great powers dapat mengurangi risiko dari sistem internasional yang anarki dan

akan memperkecil dampak dari security dillema.44

Menurut structural realism (offensive dan defensive) menganggap bahwa

fenomena utama yang harus dijelaskan adalah adanya pengaruh dari sistem

terhadap negara dan berbagai model dari perilaku negara (international outcomes

43

Baldwin, David A., 1993. Neorealism and Neoliberalism: The Contemporary Debate. New York : Columbia University Press, pp. 1-142.

44

(30)

and modes of behaviour).45 Menurut structural realism (offensive dan defensive)

bukan lagi negara yang harus dianalisisn tetapi sistem( syistem) sebab perlikaku

dan kebijakan negara oleh structural realism dianggap dipengaruhi oleh sistem

yang berlaku. Bagi structural realism (offensive dan defensive) setiap negara

dipandang memiliki perilaku, kebijakan serta kepentingan yang sama46. Hal ini

didasarkan pada asumsi bahwa setiap negara memiliki kepentingan yang sama

untuk bertahan hidup sehingga memaksa setiap negara untuk dapat berkompetisi

dengan negara yang lainnya. Bagi defensive realism memandang bahwa power

merupakan sarana pencapaian kepentingan, bukan merupakan tujuan akhir serta

power hanya diperlukan secukupnya sesuai kebutuhan.47

jadi, teori ini dapat digunakan dalam penelitian ini untuk menjelaskan

terjadinya peningkatan kerjasama anatara Venezuela dan negara-negara yang

mempunyai perkembangan ekonomi yang pesat, seperti, Rusia, Tiongkok, Brazil,

German, dan Spayol. Kerjasama ini dilakukan dalam masalah pembelian senjata

yang digunakan Venezuela untuk meningkatkan kemampuan pertahanan

negaranya.

1.5.3 Konsep Kepentingan Nasional

Kepentingan nasional berfokus pada kompleksitas dan keberagaman

terkait hal-hal yang diatur dalam kebijakan luar negeri serta kebijakan luar negeri

itu, yang nantinya akan dipahami sebagai sikap yang diambil oleh suatu negara

45

Toft, Peter. "John J. Mearsheimer: an Offensive Realist Between Geopolitics and Power." International Relations and Development 8 (2005): 403

46Ibid. 47

(31)

mengenai suatu isu. Kepentingan nasional itu merupakan nilai yang dibangun oleh

sebagian, bahkan semua orang dalam suatu masyarakat.48

Kepentingan nasional juga berkaitan dengan power karena biasanya pada

saat pembuatan kebijakan luar negeri sebuah negara, maka aktor pembuat

kebijakan akan memperhitungkan seberapa besar power yang dimiliki negara

tersebut. Power yang dimiliki oleh negara nantinya akan mengalokasikan

kepentingan nasionalnya. Semakin besar power yang dimiliki maka semakin

mudah mempertahankan kepentingan sebuah negara.49

Menurut Donald E. Nuechterlin, kepentingan nasional dibagi menjadi

empat jenis sebagai berikut; Pertama, kepentingan pertahanan, diantaranya

menyangkut kepentingan untuk melindungi warga negaranya serta wilayah dan

sistem politik dari ancaman negara lain. Kedua, kepentingan ekonomi, yakni

kepentingan pemerintah untuk meningkatkan perekonomian negara melalui

hubungan ekonomi dengan negara lain. Ketiga, kepentingan tata internasional,

yaitu kepentingan untuk mewujudkan atau mempertahankan sistem politik dan

ekonomi internasional yang menguntungkan bagi negaranya. Keempat,

kepentingan ideologi, yaitu kepentingan untuk mempertahankan atau melindungi

ideologi negaranya dari ancaman ideologi negara lain.50

48Fred A Sondermann. 1960. „’The concept of national interest’’

dalam Oslon, wiliam C.Mc Cellan,David S. The Theory And Practice Of International Relations.USA.Prentince-Hall.Inc.

49

Thomas W, Robinson.1969 „’National Interest’’. James N. Rosenau (ed). Internasional Politics and Foreign Policy.London; the Free Press, 1969 hal 185.

50

(32)

Kepentingan nasional suatu negara akan diwujudkan dalam kebijakan

yang dikeluarkan oleh negara dengan mempertimbangkan beberapa hal guna

mencapai tujuan dan keinginan negara tersebut. Dalam penelitian ini konsep

kepentingan nasional digunakan untuk mencoba menjelaskan kepentingan

nasional Venezuela dalam merespon penempatan militer Amerika Serikat di

Kolombia yang dikhawatirkan akan mengancam keamanan kedaulatan negaranya.

1.5.4 Threat Perception

Selain identitas dan persepsi seperti yang telah disebutkan oleh

kontruktivisme, elemen lain yang menentukan perilaku negara adalah tanda

(sign), atau juga dapat disebut sebagai citra, imej dan sinyal. Tanda-tanda inilah

yang rawan atas miskalkulasi kekuatan (power) negara itu sendiri maupun

kekuatan lawan yang pada akhirnya menimbulkan mispersepsi atas hubungan satu

negara dengan negara lain. Teori Persepsi Ancaman menggambarkan perilaku

aktor yang berhubungan erat dengan self-images dan identitas aktor tersebut.51

Cara aktor memandang dirinya sendiri dan pihak lain bersifat resiprok. Karena

aktor harus memprediksikan aksi yang akan dilakukan oleh pihak lain, maka ia

juga menginginkan pihak lain untuk memprediksi aksinya aktor tersebut. Aktor

tidak hanya mempersepsikan, tetapi juga membentuk sinyal untuk membentuk

imej, yang bisa salah atau benar.

Robert Jervis kemudian menjelaskan bagaimana imej ini menimbulkan

bias yang dapat menimbulkan mispersepsi. Bias dapat terjadi secara sengaja

51

(33)

karena aktor yang memang berkeinginan demikian (motivated bias) ataupun

terjadi tanpa disadari oleh sang aktor (unmotivated bias). Motivated bias terjadi

karena adanya kebutuhan aktor untuk psikologi dan pencitraan diri yang

diinginkan, atau secara singkat merupakan justifikasi aktor untuk membenarkan

segala perilakunya. Secara sengaja, aktor akan menempatkan pihak lawan dalam

derajat yang lebih rendah, buruk, jahat, dan sebagainya untuk mendapatkan

gambaran diri yang lebih baik (self-justification). Sedangkan unmotivated bias

muncul karena lingkungan yang kompleks dan ambigu. Saat menghadapi pilihan

yang sulit, persepsi aktor akan terdistorsi sehingga tak jarang aktor akan

mempertahankan kebijakan yang sama dalam jangka waktu yang lama karena

tidak dapat melihat mispersepsi yang dibuatnya.52

Dalam penelitian ini, Threat Perception digunakan untuk menjelaskan

situasi atau sebuah persepsi ancaman dari Venezuela ketika Amerika Serikat

penempatkan pangkalan militernya di Kolombia yang menyebabkan ancaman

bagi kedaulatan Venezuela sehingga menimbulkan situasi Security dilemma bagi

Venezuela.

1.5.5 Konsep Security Dilemma

Konsep security dilemma dapat didefinisikan sebagai suatu fenomena aksi

dan reaksi antara beberapa negara. Tindakan suatu negara untuk meningkatkan

52

(34)

keamanannya akan berakibat atau akan dianggap melemahkan keamanan negara

lainnya.53

Robert Jervis juga mendefinisikan security dilemmase bagai “many of the

means by which a state tries to increase its security decrease the security of

others.54 Security dilemma menjelaskan tentang suatu kondisi di mana usaha suatu

negara untuk meningkatkan keamanan nasionalnya dengan menambah kapabilitas

pertahanannya berdampak pada munculnya rasa ancaman terhadap negara lain.

Hal itu kemudian memicu atau memprovokasi negara lain tersebut untuk

meningkatkan kemampuan pertahanan militernya. Kondisi ini pada akhirnya

menyebabkan menurunnya atau berkurangnya tingkat keamanan itu sendiri (lead

to a net decrease in security).55

Menurut Robert Jervis, security dilemma pada pada dasarnya merupakan

refleksi dari kesulitan pemerintah suatu negara untuk menentukan pilihan

kebijakan keamanannya. Jika suatu negara mengurangi usaha-usaha untuk

memperkuat keamanannya dengan tujuan menciptakan hubungan yang damai

dengan negara lain, maka konsekuensinya adalah negara tersebut rawan untuk

diserang oleh negara lain. Namun jika negara tersebut meningkatkan kekuatan

pertahanannya maka akan menyebabkan munculnya prasangka atau kecurigaan

negara-negara lain atau dunia internasional sehingga akan memicu terjadinya

perlombaan senjata. Kondisi tersebut akan menghadapkan negara untuk lebih

53Robert Jervis, “Cooperation Under the Security Dilemma” d

alam Richard K. Betts, Conflict After the Cold Arguments on Cause of War and Peace.Mac Millan Publishing Company, NewYork, 1994, hal. 315

54Robert Jervis , “Cooperation under the Security Dilemma”,

World Politics, Vol 30, No. 2 (January 1978), The Johns Hopkins University Press. 167-214.

(35)

cenderung mengedepankan cara penyelesaian konflik dengan cara-cara militer

atau perang daripada cara-cara diplomasi.56

Konsep security dilemma dalam skripsi ini digunakan untuk menganalisa

ketika AS mengadakan kerja sama militer dengan Kolombia yang menimbulkan

ancaman bagi Venezuela. Kehadiran militer AS dianggap akan menimbulkan

ancaman terhadap kedaulatan nasional negara tersebut, sehingga memaksa negara

tersebut untuk merespon situasi ancaman tersebut.

1.5.6 Konsep Strategi

Kata strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu Strategos yang merupakan

gabungan dari Stratos atau tentara dan ego atau pemimpin.57Suatu strategi

mempunyai dasar atau skema untuk mencapai sasaran yang dituju.Jadi pada

dasarnya strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Menurut Stephanie

K.Marrus yang dikutip oleh Husein Umar bahwa strategi merupakan suatu proses

rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang

organisasi disertai penyusunan suatu cara atau bagaimana agar tujuan tersebut

dapat tercapai.58

Pemikiran strategi berasal dari perkembangan pemikiran barat, tetapi

tokoh yang pertama menulis tentang strategi adalah Sun Tsu dari Tiongkok. Ialah

yang pertama kali menulis dalam bukunya yang berjudul Ping-fa (The Art of War)

mengenai taktik dan strategi dalam perang pada tahun 320-400 SM. Tokoh yang

56 Ibid.

57

Robert M. Grant, Contemporary Strategy Analysis, 3rd ed. Oxford: Blackwell Publisher, 1997.

58

(36)

terkemuka tentang strategi juga Carl Von Clausewitz tahun 1780-1831 dan

Antonine Henry Jomini tahun 1779-1869.59 Antonine banyak menulis tentang

teori dalam memenangkan perang sedangkan Clausewitz banyak menulis tentang

hakikat dasar perang. Clausewitz mendefinisikan strategi sebagai: The use

engagement to attain the object of war.60Carl Von Clausewitz berpendapat bahwa strategi adalah pengetahuan tentang penggunaan pertempuran untuk

memenangkan peperangan. Sedangkan perang itu sendiri merupakan kelanjutan

dari politik. Strategi adalah tentang bagaimana cara atau konsep seorang

pemimpin akan menggunakan kekuatan instrumen dan sumber daya, atau alat

yang tersedia bagi negara untuk melakukan kontrol atas keadaan dan lokasi

geografis untuk mencapai tujuan yang mendukung kepentingan negara. Strategi

memberikan arahan dalam penggunaan pemaksaan atau persuasi untuk mencapai

kekuatan yang ditentukan.61

Perang pada zaman modern sangat terkait dengan faktor‐faktor sosial

politik, ekonomi dan juga budaya, sehingga kajian bidang strategis tidak hanya

menyangkut perangnya saja namun juga pada masa damai, yang meliputi berbagai

aspek yang terkait menempatkan bidang strategi pada tingkatan yang lebih luas,

yaitu strategi besar, (Grand Strategy). Faktor‐faktor yang terkait dalam grand

strategy misalnya adalah kekuatan ekonomi sosial, situasi politik nasional,

perkembangan teknologi, perkembangan moneter, hubungan diplomasi dan

59

Carl von Clausewitz, On War, wilder Publication, 2008, hal. 147. 60

Ibid.

61

(37)

kerjasama internasional dan sebagainya. Dengan lingkup yang sangat luas

tersebut, maka kajian strategik akan melibatkan banyak disiplin ilmu.62

Pandangan Clausewitz tentang konsep strategi dalam karyanya On War,

the art of the employment of battles as a means to gain the object of war. In other words strategy forms the plan of the war, maps out the proposed course of the different campaign which compose the war, regulates the battles to be fought in each”63

Menurut Clausewitz, dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa

strategi merupakan kunci yang menentukan jalannya perang, mengingat

Clausewitz berfokus pada strategi perang, dimana dari strategi tersebutlah

kemudian keluar pemenang perang. Strategi tidak dapat begitu saja dilakukan oleh

semua orang yang terlibat dalam peperangan. Terdapat stratifikasi yang

membagi-bagi siapa saja yang berhak mengambil keputusan dalam kondisi tertentu.

Komandan dalam sebuah perang memiliki tugas dan wewenang yang nantinya

harus ia pertanggungjawabkan pada pemerintahnya. Tugasnya adalah untuk

memutuskan kebijakan perang yang paling menguntungkan yang dapat membuat

kepentingannya tercapai dan harus dipertanggungjawabkan. Namun, ketika ia

merasa tidak mampu melaksanakan komando dari atasan dengan alasan tertentu,

ia bisa menolak tugas yang dibebankan padanya.

Sementara itu, pemerintah merupakan penentu utama kebijakan perang

sebaiknya harus terus mengikuti perkembangan kondisi dan perubahan yang

terjadi. Sebagai pemegang otoritas tertinggi, pemerintah dapat mengintervensi

62

Liddel Hart, B.H. 1991. “The Theory of Strategy”, dalam Strategy: The Classic Book on Military Strategy. London: Meridian Book, hal. 319-333.

63

(38)

strategi, baik dengan mengganti komandan perang maupun mengubah tujuan

sesuai dengan kondisi yang ada.64

Dalam skripsi ini, konsep strategi digunakan untuk menganalisa strategi

yang digunakan Venezuela dalam menghadapi penempatan militer Amerika

Serikat di Kolombia.

1.6 Metode Penelitian

Analisis dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Menurut

Prof. Dr. Sugiyono dalam bukunya yang berjudul “Metode Penelitian Kuantitatif

dan Kualitatif 2013”, metode kualitatif adalah metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat post positivisme,65 digunakan untuk meneliti pada

kondisi obyek alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) di mana peneliti

adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara

triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil

penelitian kualitatif lebih menekankan pada generalisasi.66 Pendekatan kualitatif

ini digunakan untuk menjelaskan strategi Venezuela dalam menghadapi

penempatan militer Amerika Serikat di Kolombia tahun 2009-2013.

Penelitian kualitatif adalah bentuk penelitian yang mengekplorisasi dan

memahami makna-makna oleh sejumlah individu atau kelompok orang di anggap

64Liddel Hart, B.H. 1991. “The Theory of Strategy”, dalam Strategy: The Classic Book on Military Strategy. London: Meridian Book. Hal 320.

65

Post positivisme merupakan sebuah aliran yang datang setelah positivisme dan memang amat dekat dengan paradigma positivisme. Salah satu indikator yang membedakan antara keduanya bahwa post positivisme lebih mempercayai proses verifikasi terhadap suatu temuan hasil observasi melalui berbagai macam metode.

66

(39)

berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan.67 Penelitian kualitatif ini

menekankan pada makna, penalaran, definisi suatu situasi tertentu (dalam konteks

tertentu), lebih banyak meneliti hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan

sehari-hari. Selain itu, penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian yang

temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan

lainnya. metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan

perilaku yang diamati.68

Data yang digunakan pada penelitian ini berupa data sekunder, yaitu

dengan pengadaan dokumen resmi, gambar, buku, jurnal dan lainnya. Data

sekunder adealah data yang diperoleh dan dikumpulkan oleh peneliti dari berbagai

sumber telah ada. Sedangkan data primer adalah data yang diperoleh atau

dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya.

Data yang digunakan berupa dokumen resmi dari situs pemerintahan,

buku-buku yang berkaitan dengan isu yang ada, jurnal-jurnal, artikel-artikel,

berita, baik yang merupakan cetak maupun elektronik serta laporan serta tulisan

ilmiah yang dapat menunjang penelitian ini. Adapun studi pustaka antara lain;

perpustakaan FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Umum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan UNAS dan Perpustakaan FISIP UI.

67

John W. Creswell, Reseach Design pendekatan, Kualitatif Kuantitatif, dan Mixed, edisi ketiga, Pustaka Pelajar 2010, hal.4-5

(40)

Setelah mengumpulkan data dan mengklasifikasikan data maka penulis

akan mengambil kesimpulan dari data dan disesuaikan dengan penggunaan teori

atau konsep yang digunakan pada penelitian ini yaitu, konsep strategi, security

dilemma dan kepentingan nasional, serta akan mengelaborasi data dan fakta lalu

menyimpulkan sebagai jawaban dari penelitian.

1.7 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

1.1Pernyataan Masalah

1.2Pertanyaan Penelitian

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4Tinjauan Pustaka

1.5Kerangka Pemikiran

1.6Metode Penelitian

1.7Sistematika Penulisan

BAB II Kepentingan Venezuela dalam Merespon kehadiran Militer Amerika

Serikat di Kolombia

2.1Keamanan Nasional Venezuela

2.2Kepentingan Venezuela dalam Menjaga Ideologi Sosialisme

2.3Kepentingan Venezuela dalam Melindungi Sistem Ekonomi

(41)

BAB III Dinamika Hubungan antara Venezuela dan Amerika Serikat di

Masa Pemerintahan Hugo Chavez periode 2009-2013

3.1Arti Penting Kawasan Amerika Latin bagi Venezuela dan Amerika

Serikat

3.2Hubungan Venezuela dan Amerika Serikat Tahun 2009-2013

3.3Kerjasama Militer AS dengan Kolombia Tahun 2009

3.3.1 Plan Colombia tahun 1999

3.3.2 Perjanjian Pertahanan AS-Colombia SACTA 2009

3.4Konflik antara Venezuela dan Kolombia terkait Pangkalan Militer

AS di Kolombia dan Perlindungan FARC oleh Venezuela

BAB IV Strategi Venezuela dalam Menghadapi Penempatan Militer AS di

Kolombia Periode 2009-2013

4.1Strategi Defensive Venezuela

4.1.1 Perubahan Doktrin Keamanan Nasional Venezuela.

4.1.2 Kontribusi Perempuan dalam Angkatan Bersenjata

Venezuela

4.2Peningkatan dan Modernisasi kekuatan militer Venezuela

4.3Aliansi Venezuela dengan Rusia

(42)

BAB II

KEPENTINGAN VENEZUELA DALAM MERESPON

KEHADIRAN MILITER AMERIKA SERIKAT DI

KOLOMBIA

2.1 Keamanan Nasional Venezuela

Keamanan nasional merupakan kewenangan dan tanggung jawab sebuah

negara, sedangkan pertahanan negara adalah tanggung jawab semua rakyat

Venezuela, serta semua hukum baik perorangan maupun hukum publik dalam

batas geografis Venezuela.69 Prinsip keamanan nasional didasarkan pada

tanggung jawab bersama antara negara dan masyarakat sipil untuk melaksanakan

prinsip-prinsip kemerdekaan, demokrasi, kesetaraan, perdamaian, kebebasan,

keadilan, solidaritas, promosi dan pelestarian lingkungan dan penegasan hak asasi

manusia. Prinsip tanggung jawab bersama ini berlaku untuk bidang ekonomi,

sosial, politik, budaya, geografis, lingkungan dan militer.70

Tentara Nasional merupakan lembaga yang pada dasarnya profesional,

tanpa orientasi politik, yang diselenggarakan oleh negara untuk menjamin

kemerdekaan dan kedaulatan bangsa dan menjamin integritas ruang geografis,

melalui pertahanan militer dengan tujuan mempertahankan internal dan

berpartisipasi aktif dalam pembangunan nasional, sesuai dengan konstitusi dan

69

http://venezuelanalysis.com/constitution/title/7. Diakses 19 Desember 2014. 70

National Security ,dalam http://venezuelanalysis.com/constitution/title/7. Diakses 19 Desember 2014.

(43)

undang-undang.71 Dalam menjalankan fungsinya, Tentara Nasional Venezuela

berada di bawah naungan negara. Tentara Nasional Venezuela terdiri dari

Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara dan Garda Nasional,

yang berfungsi secara terpadu dalam lingkup kewajiban mereka untuk memenuhi

misi mereka, sebagaimana ditetapkan di bawah undang-undang bersangkutan.72

Pada akhir tahun 2002, pemerintahan Presiden Hugo Chavez menyusun

kembali angkatan bersenjata menjadi kekuatan terpadu yang disebut Angkatan

Bersenjata Nasional Fuerza Armada Nacional (FAN).73 Presiden menjadi

panglima dan memiliki otoritas yang dilaksanakan melalui Menteri Pertahanan

Nasional, yang biasanya seorang perwira militer senior, meskipun menteri

pertahanan sipil pertama yang memegang jabatan dalam beberapa dekade terakhir

menjabat dari Februari 2001 sampai April 2002. Dewan Pertahanan Nasional

memberi saran kepada presiden ketika ada masalah keamanan nasional, dan

Dewan Tinggi Angkatan Bersenjata, mengenai hal-hal pertahanan.74

Pada tahun 2004, total kekuatan angkatan bersenjata nasional Venezuela

adalah 83.300.75 Terdiri dari 34.000 anggota Fuerza Armada Nacional (FAN),

yang mencakup 18.300 anggota Angkatan Laut, 7.000 anggota Angkatan Udara

Venezuela Aviación Militar Venezolana (AMV), dan 24.000 anggota National

71

Ibid

72

National Security ,dalam http://venezuelanalysis.com/constitution/title/7. Diakses 19 Desember 2014.

73

Library of Congress Federal Research Division, National Security Venezuela, 2005, dalam http://lcweb2.loc.gov/frd/cs/profiles/Venezuela.pdf. Diakses 19 Desemeber 2014

74Ibid. 75

(44)

Guard Venezuela Guardia Nacional de Venezuela (GNV), yang mempuyai nama

resmi Angkatan Bersenjata Kerjasama Fuerzas Armadas de Cooperacion (FAC).

Pada tahun 2009, Pemerintahan Chavez telah meningkatkan hubungan

keamanan dengan Kuba. Kuba mengirim pasukan ke Venezuela untuk melatih

militer Venezuela. Selain itu pasukan kuba melatih pasukan militer Venezuela

mengenai cara memperbaiki radio dalam tank dan cara menyimpan amunisi.76 Hal

tersebut mengurangi kedekatan hubungan militer dan keamanan Venezuela

dengan Amerika Serikat. Seperti pada Maret 2004, Venezuela menarik kontingen

militer dari Kerjasama Keamanan Angkatan Darat AS Western Hemisphere

Institute (the Former School of the Americas), di Fort Benning, Georgia.77

Dalam kepentingan diversifikasi, pemerintah Chavez telah berusaha

mengembangkan hubungan militer dengan China, Kuba, Rusia, dan Ukraina.

Menteri Pertahanan China mengunjungi Venezuela untuk pertama kalinya pada

bulan September 2001. Venezuela menandatangani perjanjian kerjasama militer

dengan Rusia pada tahun 2001. Dalam rencana memfasilitasi dan penambahan

peralatan militer, Venezuela membeli beberapa peralatan militer dari Rusia

seperti, pesawat militer atau helikopter dan senjata lainnya.78

Pada awal tahun 2005, Majelis Nasional Venezuela meratifikasi perjanjian

keamanan Venezuela dengan Kuba tahun 1999, yang dimaksudkan untuk

76

Pengaruh Kuba Makin Dalam, Chvez Ciptakan Venakuba, dalam www.suaramedia.com Diakses 25 Februari 2015.

77

Library of Congress Federal Research Division, National Security Venezuela, 2005, dalam http://lcweb2.loc.gov/frd/cs/profiles/Venezuela.pdf. Diakses 19 Desemeber 2014

78

(45)

memfasilitasi kerjasama antara aparat keamanan Venezuela dan Kuba.79

Pemerintah Chavez juga mendatangkan beberapa penasihat Kuba yang ditugaskan

di Kementerian Direktorat Jenderal Pertahanan Intelijen Militer Dirección de

Inteligencia Militar (DIM), dan beberapa penasihat militer Kuba juga terlibat

dalam pelatihan militer.

Pemerintah Chavez melihat Amerika Serikat sebagai musuh utamanya. Ia

memerintahkan angkatan bersenjata Venezuela untuk menerapkan strategi dengan

prioritas utama berperang sebagai perlawanan terhadap persepsi ancaman yang

diberikan oleh Amerika Serikat.80 Selain itu, Chavez telah memerintahkan dua

kali lipat dari cadangan tentara, lebih dari 100.000 tentara di bawah komando

pribadinya dan menyiapkan sekitar 500 warga sipil yang ikut berpatisipasi dalam

menjaga keamnan negara.81

2.2 Kepentingan Venezuela dalam Menjaga Ideologi Sosialisme

Hugo Chavez merupakan pelopor kebangkitan ideologi kiri di Amerika

Latin. Ia membangun gerakan sosial-demokrasi sebagai perlawanannya terhadap

dominasi kapitalisme di Amerika Latin.82 Chavez mulai meninggalkan

bentuk-bentuk sosial demokrasi yang reformis dan mulai bergerak berdasarkan konsepsi

revolusi permanen Trotsky yang merupakan salah satu tokoh revolusioner Rusia

79

Ibid. 80

Library of Congress Federal Research Division, National Security Venezuela, 2005, dalam http://lcweb2.loc.gov/frd/cs/profiles/Venezuela.pdf. Diakses 19 Desemeber 2014.

81Ibid. 82

(46)

terkemuka.83 Konsepsi revolusi permanen Trotsky merupakan upaya

pembangunan kesadaran kelas revolusioner, melakukan revolusi sosialis dan

konsolidasi internasional dengan pemerintah sosialis di berbagai negara. Konsep

itulah yang diimplentasikan oleh Chavez di Venezuela dalam bentuk Revolusi

Bolivarian di Venezuela.84

Pembentukan Lingkaran Bolivarian Venezuela secara eksplisit didasarkan

pada warisan revolusioner Venezuela, yang dimulai dengan kemenangan Simon

Bolivar dalam perang kemerdekaan melawan Spanyol. Tugas Lingkaran ini

adalah untuk meningkatkan kesadaran warga negara Venezuela dalam

mengembangkan semua bentuk organisasi partisipatoris dalam komunitas,

kemudian merealisasikan proyek tersebut menjadi perhatian dari komunitas, yaitu

dalam bidang kesehatan, pendidikan, budaya, pelayanan publik, lingkungan,

sumber daya alam serta warisan budaya.85 Seperti contoh dalam bidang

kesehatan, mengembangkan sumber air bersih. Selain itu mendatangkan tenaga

dokter dari kuba sebanyak 1500 orang. 86 Dalam bidang pendidikan membangun

20 perguruan tinggi gratis untuk masyarakat yang tidak mampu.87 Selain itu

meningkatkan jumlah guru dari 65.000 orang menjadi 350.000 orang dengan

tujuan untuk memberantas buta huruf di Venezuela dan memberikan program

83

Apa masalahnya saya seorang Trotskis: Chavez disumpah sebagai Presiden Venezuela, dalam www.marxist.com/trostkis-chavez-presiden-venezuela.htm. diakses 25 Februari 2015

84

Revolusi Bolivarian Hugo Chavez ,2002,

dalamhttp://id.shvoong.com/books/dictionary/2089862-revolusi-bolivarian-hugo-chavez-di/#ixzz1xP3hQSHa. Diakses 1 November 2014.

85 Walden Bello, “Revolusi dan Kontra Revolusi di Venezuela”, dalam www.focusweb.org, diakses 1 November 2014.

86

Tujuh Warisan Chavez Untuk Dunia, dalam http://www.berdikarionline.com/dunia-bergerak/20130418/tujuh-warisan-chavez-untuk-dunia.html. diakses 23 januari 2015.

(47)

khusus kepada 19.840 tunawisma sehingga tidak ada lagi ada anak-anak yang

hidup di jalanan.88

Chavez mendorong terbentuknya komunitas Amerika Latin dan

mengusung perlawanan terhadap neoliberalisme. Neoliberalisme telah

menyengsarakan negra –negara ketiga seperti Venezuela.89 Sebagai akibat dari

kebijakan neoliberalis Amerika Serikat tersebut, banyak negara yang terlilit

hutang kepada Bank Dunia antara lain Venezuela. Akibat pemerintah tidak bisa

membayar hutang negara kepada Bank Dunia, menyebabkan kemiskinan yang

terjadi pada rakyat, 23 juta jiwa hidup di bawah garis kemiskinan.

Dalam rangka menyebarkan sosialisme dan melawan hegemoni

neoliberalisme, Chavez berperan aktif dalam proyek pembangunan stasiun

penyiaran TV Amerika Latin yang bernama Telesur yang berpusat di Caracas

yang telah diluncurkan pada 24 Juli 2005. Stasiun TV ini didukung oleh berbagai

negara Amerika Latin. Nantinya, stasiun TV ini juga akan menjadi media penting

dalam menyebarkan gagasan integrasi Amerika Latin.90

Chavez merupakan seorang presiden yang berani melawan dan menentang

hegemoni Amerika Serikat yang telah menyengsarakan rakyat negara-negara

dunia ketiga. AS menganjurkan kapitalis melalui IMF, WTO, dan Bank Dunia di

negara-negara ini untuk membangun ekonominya. Namun hal itu tidak mengubah

penderitaan rakyat. Bahkan hasilnya menyengsarakan rakyat dan serba negatif.

88

Ibid.

89

Dawn Gable, Brief History of Venezuelan Politics http://www.vheadline.com Embassy Asuncion. 2007. Paraguay: Venezuela Foreign Aid Activities. Diakses 1 Desember 2014.

90

(48)

Sebagai contoh negara Venezuela sebelum pemerintahan Hugo Chavez.

Venezuela adalah negara kaya minyak dan penghasil minyak kelima di dunia.91

Tetapi kaum elitlah yang memegang kekuasaan politik dan ekonomi mengambil

kekayaan bumi Venuzuela secara besar-besaran. Akibatnya, sebagian besar

rakyatnya hidup sengsara. Kalangan atas yang merupakan 10 % dari seluruh

penduduk yang berjumlah 23 juta jiwa memiliki separuh pendapatan hidup dalam

kemiskinan. Chavez menerapkan kebijakan-kebijakan yang mendukung

kepentingan rakyat. Beberapa program yang dilaksanakan antara lain bantuan

pangan yang disubsidi, pendidikan universitas gratis dan tunjangan kepada single

parent.92

Chavez mampu merubah ekonomi dan politik dengan tujuan untuk

mengentaskan kemiskinan serta mengurangi campur tangan asing dalam

perekonomian Venezuela. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi Amerika

Serikat karena akan berpengaruh terhadap kepentingan nasionalnya di Venezuela.

Kepentingan Amerika di Venezuela seperti, kepentingan untuk menggulingkan

Revolusi Bolivarian, kepentingan dalam menerapkan sistem ekonomi liberal dan

kepentingan untuk mengendalikan minyak Venezuela 93

Pada saat ini, Chavez tidak hanya menerapkan Revolusi Bolivarian di

dalam pemerintahan Venezuela, tetapi juga menyebarkan pengaruh Revolusi

91Umar Said,”Mengapa Benua Amerika Latin Bergeser Ke Arah Kiri”, dalam http://www.freelists.org/archives/nasional_list/02-2006/msg00574.html. Diakses 14 Desember 2014..

92Gregory Wilpert. “Venezuela‟s New Constitution.” 27 Agustus 2003. http://venezuelanalysis.com/analysis/70. Diakses 1 November 2014.

93Lutfi Anggara, “Fenomena Anti

(49)

Bolivarian kepada negara-negara tetangga di kawasan Amerika Selatan, seperti

Equador, Bolivia, dan Kuba. Dengan cara membentuk satu komunitas

negara-negara Amerika Latin dan Karibia CELAC (Community of Latin American and

Caribbean States) tahun 2009.94 Dengan tujuan untuk mempererat kerjasama

perdagangan dan kelembagaan di wilayah itu. Sehingga langkah-langkah yang

dilakukan oleh Chavez di kawasan Amerika Selatan seperti, penolakan terhadap

sistem ekonomi liberal, menolak perdagangan bebas dan nasionalisasi terhadap

perusahaan asing mendapatkan tantangan dari Amerika Serikat sebagai lawan

politiknya.

Amerika Serikat tidak senang dengan revolusi yang dicapai oleh

Venezuela, karena hal tersebut akan menjadi ancaman bagi kepentingan Amerika

Serikat di Amerika Latin, khususnya di Venezuela. Amerika Serikat yang tidak

senang dengan keberhasilan Hugo Chavez tersebut mulai mengatur strategi untuk

menggulingkan kepemimpinan Chavez.95 Dalam mengatur strateginya Amerika

Serikat telah berkerjasama dengan beberapa organisasi dan gerakan oposisi yang

ada di Venezuela seperti, Fedecamaras (kelompok pengusaha), The

Confederación de Trabajadores de Venezuela (CTV) serikat buruh yang

berafiliasi dengan partai-partai oposisi Action Democratic (AD), dan Movimiento

al Socialismo (MAS). Kelompok ini tidak setuju dengan perubahan politik dan

ekonomi yang dilakukan Chavez, karena Chavez lebih berpihak kepada rakyat

94

Venezuela, Cile Akan Pimpin Blok Amerika Latin Baru, dalam http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/10/07/04/123019-venezuela-cile-akan-pimpin-blok-amerika-latin-baru. Diakses 7 Februari 2015.

95

Eva Golinger, The Chavez Code: Cracking US Intervention in Venezuela (London: Pluto Press,

Gambar

Gambar 1. Gambar Tujuh Pangkalan Militer AS di Kolombia………………….. 8
Tabel 1. Daftar negara-negara pengekspor minyak ke AS tahun 2010-2012.
Gambar 1.  Tujuh Pangkalan Militer AS di Kolombia tahun 2009
Tabel 2 Nasionalisasi Perusahaan Asing di Venezuela oleh Chavez  2001-
+6

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukan bahwa, kinerja Badan Pendapatan Daerah Kota Bekasi dalam Pemungutan Pajak Reklame belum optimal, Pada faktor individu komitmen pegawai

Skripsi Saudara : SUKARDI dengan Nomor Induk Mahasiswa: 11408030 yang berjudul: PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP SIKAP

Amongst insects, mosquitoes are the prominent vectors of viral diseases of which the genus Aedes is the most relevant species regarding disease transmission to humans..

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh

Oleh karena itu, dibutuhkan suatu sistem yang berfungsi untuk mengolah ketepatan informasi mengenai tanggal jatuh tempo pensiun, jatuh tempo dimulainya pembayaran

Bagi menilai keberkesanan keseluruhan program dakwah yang telah dijalankan oleh SPI JPS terhadap guru Pendidikan Islam, dapatan kajian menunjukkan daripada seramai 242

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh (positif atau negatif) dan seberapa besar pengaruh faktor-faktor (curahan waktu kerja dan

Tanah di lokasi Beluk Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten dari hasil penelitian (Kristianti, 2010) adalah tanah lempung. Menurut klasifikasi USCS tanah tersebut