• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembelajaran Al-Qur'an dan Implementasinya pada Kemampuan Membaca Al-Qur'an siswa di SMP Islam Bait Al-Rahman

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pembelajaran Al-Qur'an dan Implementasinya pada Kemampuan Membaca Al-Qur'an siswa di SMP Islam Bait Al-Rahman"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN AL-QURAN DAN IMPLEMENTASINYA

TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA

SMP ISLAM BAIT AL-RAHMAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.pd.i)

Oleh: IDA FARIDA 106011000104

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DAN IMPLEMENTASINYA

PADA KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA DI

SMP ISLAM BAIT AL-RAHMAN

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan

Oleh: Ida Farida Nim: 106011000104

Di Bawah Bimbingan:

Dr. H. A. Syafi’ie Noor NIP:19470902 196712 1 001

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGUJI SKRIPSI

Skripsi berjudul “Pembelajaran Al-Qur’an dan Implementasinya pada Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa di SMP Islam Bait Al-Rahman”

diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasah pada tanggal 16 Desember 2010 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana SI (S.Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, Desember 2010 Panitia Ujian Munaqasah

Tanggal Tanda Tangan Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)

Bahrissalim, M.Ag

NIP: 19680307 199803 1 002 ……….. ………

Sekretaris Jurusan (Sekretaris Jurusan/Prodi)

Drs. Sapiuddin Siddiq, M.Ag

NIP: 19670308 200003 1 001 ……….. ………

Penguji I

Dra. Zikri Neni Iska, M.Psi

NIP: 19690206 199503 1 001 ……….. ………

Penguji II

Drs. Rusydi Jamil, MA

NIP: 19621231 199503 1 005 ……….. ………

Mengetahui

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Ida Farida NIM : 106011000104

Jurusan : Pendidikan Agama Islam Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan karya asli saya sendiri yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (S1) di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 29 November 2010

(5)

ABSTRAK

Nama : Ida Farida

NIM : 106011000104

Fak/Jurusan : Tarbiyah dan Keguruan/PAI

Judul : Pembelajaran Al-Qur’an dan Implementasinya pada Kemampuan membaca Al-Qur’an Siswa di SMP Islam Bait Al-Rahman.

Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam, sekaligus sebagai sumber ajaran Islam yang paling utama yang menjadi pedoman hidup bagi para pemeluknya. Oleh karena itu, sudah sepantasnya bagi umat Islam untuk dapat membacanya dengan baik dan benar serta mengamalkan ajaran yang terkandung didalamnya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi pembelajaran Al-Quran di SMP Islam Bait Al-Rahman, untuk mengetahui kemampuan membaca Al-Qur’an siswa dan untuk mengetahui hubungan antara implementasi pembelajaran Al-Qur’an dan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa di SMP Islam Bait Al-Rahman

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, sedangkan jenis pendekatan dalam penelitian ini adalah kolerasional yaitu untuk mencari hubungan antara dua variabel. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, angket, dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi pembelajaran Al-Qur’an di SMP Islam Bait Al-Rahman secara umum dapat dikatakan cukup baik, hal ini dapat dilihat dari telah berjalannya beberapa program yang dilakukan dalam meningkatkan pembelajaran Al-Qur’an dengan ditunjang oleh sarana dan prasarana yang memadai sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.

Berdasarkan data temuan di lapangan, dapat di simpulkan bahwa secara umum siswa SMP Islam Bait Al-Rahman yang dijadikan sampel penelitian memiliki kemampuan membaca Al-Qur’an dalam katagori kemampuan baik dalam mengetahui ilmu tajwid. Data temuan di lapangan juga menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kemampuan membaca Al-Qur’an siswa dengan latar belakang pendidikan yang berbeda.

Dengan memeriksa table ”r” product moment dengan df 60 diperoleh rtabel pada taraf signifikan 5% sebesar 0,250, sedangkan pada taraf signifikan 1% diperoleh rtabel 0,372. Ternyata rxy (yang besarnya=0,502) adalah jauh lebih besar dari pada rtabel. Hal ini menjelaskan bahwa tinggi rendahnya nilai kemampuan membaca Al-Qur’an siswa erat hubungannya dengan proses pembelajaran di kelas, dimana hubungan itu sifatnya searah

(6)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim

Puja dan puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian ini. Shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga serta sahabatnya.

Selanjutnya, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang membantu kelancaran penulisan skripsi ini, baik berupa dorongan moril dan materil. Karena penulis yakin tanpa bantuan dan dukungan tersebut, sulit rasanya bagi penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Disamping itu, izinkan penulis untuk menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Dekan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan (FITK) bapak Prof. Dr. H. Dede Rosyada, M. A, serta para pembantu dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ketua dan sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam beserta seluruh staffnya.

3. Bapak Dr. A. Syafi’ie Noor yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan ilmunya kepada penulis, semoga bapak dan ibu dosen selalu dalam rahmat dan lindungan Allah SWT. Sehingga ilmu yang telah diajarkan dapat bermanfaat dikemudian hari.

(7)

jasa-jasa mereka. Doa restu, nasihat dan petunjuk dari mereka berdua kiranya merupakan dorongan moril yang paling efektif bagi kelanjutan studi penulis hingga saat ini.

6. Kepala sekolah SMP Islam Bait Al-Rahman beserta staffnya yang telah memberikan izin, bantuan, dan kerja samanya dalam penelitian.

7. Bapak pimpinan beserta para staff Perpustakaan Utama, Perpustakaan Fakulatas Tarbiyah dan Keguruan, atas segala kemudahan yang diberikan kepada penulis untuk mendapatkan referensi yang mendukung penyelesaian skripsi ini.

8. Teman-temanku Mahasiswa UIN khususnya anak-anak tarbiyah jurusan pendidikan agama Islam angkatan 2006, teman-teman dekatku vera, lb, lili, mery dan dadut yang selalu memberikan support kepada penulis.

Akhirnya penulis berharap semoga amal baik dari semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan pahala dari rahmat Allah SWT. Semoga apa yang telah ditulis dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin ya Rabbal a’lamin.

Jakarta, 29 November 2010

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Perumusan masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN TEORI A. PEMBELAJARAN AL-QUR’AN 1. Pengertian Pembelajaran ... 6

2. Pengertian Al-Qur’an ... 7

3. Tujuan Pembelajaran Al-Qur’an ... 9

4. Unsur-Unsur Dinamis Pembelajaran Al-Qur’an ... 10

5. Metode pembelajaran Al-Qur’an ... 13

6. Evaluasi Pembelajaran Al-Qur’an ... 17

B. Kemampuan Membaca Al-Qur’an 1. Pengertian kemampuan membaca Al-Qur’an ... 19

2. Keutamaan Membaca Al-Qur’an ... 21

3. Adab Membaca Al-Qur’an ... 22

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an ... 23

(9)

BAB III METODELOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 26

B. Variabel Penelitian ... 26

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 26

D. Teknik Pengumpulan Data ... 27

E. Teknik Pengolahan dan Analisa Data ... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Pembelajaran Al-Qur'an di SMP Islam Bait Al-Rahman ... 32

B. Deskripsi Data ... 37

C. Analisis dan Interpretasi Data ... 50

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 62

B. Saran ... 63

(10)

Daftar Tabel

Tabel 1 Kisi-kisi angket ... 28 Tabel 2 Interpretasi nilai “r” product moment ... 30 Tabel 3 Perhitungan angket ... 37-50 Tabel 4 Skor kemampuan membaca Al-Qur’an siswa ... 51 Tabel 5 Perhitungan untuk mencari mean prestasi kemampuan membaca Al-

Qur’an siswa kelas dua SMP Bait Al-Rahman ... 52 Tabel 6 Kemampuan membaca Qur’an siswa kelas dua SMP Islam Bait

Al-Rahman ... 53 Tabel 7 Nilai kemampuan membaca Qur’an siswa SMP Islam Bait

Al-rahman kelas dua yang berbeda sekolah asalnya ... 54 Table 8 Perhitungan lebih lanjut dari data yang tertera pada table 8 ... 54 Tabel 9 Jawaban 60 responden terhadap pertanyaan mengenai tempat belajar

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam UU SISDIKNAS nomor 20 tahun 2003, Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1 Untuk mencapai tujuan tersebut salah satu mata pelajaran yang dipelajarai di sekolah adalah Pendidikan Agama Islam, dengan maksud agar peserta didik menjadi manusia beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia.

Di dalam kurikulum pendidikan terdapat kompetensi dasar mata pelajaran Pendidikan Agama yang berisi sekumpulan kemampuan minimal yang harus dikuasai selama siswa menempuh pendidikan di SMP. Kemampuan-kemampuan yang tercantum dalam komponen kemampuan dasar ini merupakan penjabaran dari kemampuan umum yang harus di capai di SMP yaitu:

a. Beriman kepada Allah SWT dan lima rukun iman yang lain dengan mengetahui fungsi serta terefleksi dalam sikap, perilaku dan akhlak peserta didik dalam dimensi vertikal dan horizontal.

b. Dapat membaca Al-Qur’an surat-surat pilihan sesuai dengan tajwidnya, menyalin dan mengartikannya.

1

(12)

c. Mampu beribadah dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan syariat Islam baik ibadah wajib maupun ibadah sunnah.

d. Dapat meneladani sifat, sikap, dan kepribadian Rasulullah serta khulafaurrasyidin.

e. Mampu mengamalkan sistem muamalah Islam dalam tata kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.2

Dalam pelaksanaannya sekolah diberikan kewenangan dalam menjalankan tugasnya, guru Pendidikan Agamapun memiliki hak dan wewenang dalam memilih model, metode, media pengajaran yang dianggap efektif dan efesien untuk mencapai tujuan.

Mempelajari Al-Qur’an berarti mempelajari huruf-hurufnya. Tentunya tingkatan ini adalah tingkatan yang paling awal dan sangat menentukan keberhasilan pembelajaran Al-Qur’an pada tingkat selanjutnya. Berkenaan dengan kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an terdapat standar kompetensi sebagai indikator yang akan digunakan dalam pengukuran kemampuan siswa. Dalam PERMENDIKNAS NO. 23/2006, dijelaskan bahwa standar kompetensi lulusan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada materi Al-Qur’an tingkat SMP, yaitu menerapkan tata cara membaca Al-Qur’an menurut tajwid, mulai dari tata cara membaca Al-syamsiyah dan Al-qamariyah sampai kepada menerapkan hukum bacaan mad dan waqaf.3 Dengan demikian maka kemampuan membaca Al-Qur’an siswa lebih ditekankan kepada membaca Al-Qur’an yang menerapkan secara praktis ilmu tajwid.

Melihat kenyataan saat ini, banyak siswa yang terpengaruh oleh arus modernisasi yang mengakibatkan mereka mengesampingkan dan cenderung bermalas-malasan dalam mempelajari Al-Qur’an sehingga banyak orang tua yang

2

Abdul Majid dan Dian Andayani. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi. Bandung: Rosdakarya, 2004. Hlm.150

3

(13)

mengeluh bahwa anak mereka belum mampu membaca Al-Qur’an, padahal seharusnya pada tingkat SMP mereka telah mampu membaca Al-Qur’an.

Dari hasil penilaian keterampilan membaca Al-Qur’an pada salah satu SMP Negeri di Jakarta menunjukan masih banyak siswa yang belum mampu membacanya. Di antara faktor yang mempengaruhinya menurut guru yang bersangkutan adalah siswa masih belum memiliki dasar membaca Al-Qur’an, hal ini disebabkan mereka tidak mau belajar membaca Al-Qur’an di rumah, selain itu sebagian besar mereka berasal dari Sekolah Dasar yang diduga pengalaman belajar membaca Al-Qur’an yang diperolehnya sangat sedikit, walaupun diantara mereka sebelumnya pernah belajar membaca Qur’an di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) tetapi mereka tidak pernah mengulang kembali sehingga mereka tidak lancar dalam membaca Al-Qur’an.

Pada dasarnya prestasi siswa sangat dipengaruhi oleh lembaga yang menyiapkannya, dalam konteks ini perlu dipahami bahwa prestasi yang dimiliki siswa sebagian besar bertumpu pada kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh tenaga pendidik disamping komponen-komponen pendidikan di sekolah yang meliputi sistem pendidikan serta sarana dan prasarana yang memadai.

SMP Islam Bait Al-Rahman merupakan salah satu lembaga pendidikan yang memandang betapa pentingnya untuk memberikan pelajaran Al-Qur’an kepada siswa, sehingga SMP Islam Bait Al-Rahman selalu berupaya membimbing siswanya untuk bisa membaca Al-Qur’an. Dari latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian secara langsung di SMP Islam Bait Al-Rahaman dengan judul “Pembelajaran Al-Qur’an dan Implementasinya Pada Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa SMP Islam Bait Al-Rahman”.

B. Identifikasi Masalah

1. Implementasi pembelajaran Al-Qur’an di SMP Islam Bait Al-Rahman. 2. Faktor-faktor yang menghambat dan mendukung efektifitas pembelajaran

Al-Qur’an di SMP Bait Al-Rahman.

(14)

4. Perbedaan tingkat kemampuan membaca Al-Qur’an siswa berdasarkan latar belakang pendidikan.

5. Kaitan kemampuan membaca Qur’an siswa dengan pembelajaran Al-Qur’an di SMP Islam Bait Al-Rahman.

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran dari pengertian judul dan isi bahasan dalam penelitian ini, maka penulis merasa perlu untuk memberikan batasan untuk mempertegas maksud dan tujuan. Pembelajaran disini yaitu suatu aktivitas atau proses yang mengarahkan siswa melakukan proses belajar, dengan melibatkan unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi didalam mencapai tujuan pembelajaran Al-Qur’an. Dan pembelajaran Al-Qur’an disini yaitu pembelajaran Al-Qur’an yang berkaitan dengan materi mengenai ilmu tajwid.

Sedangkan yang dimaksud kemampuan membaca Al-Qur’an disini yaitu kesanggupan membaca/melafalkan huruf Al-Qur’an yang dilihat dari segi kelancaran dan pemahaman siswa tentang tajwid.

Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah pada pembelajaran Al-Qur’an dan implementasinya pada kemampuan membaca Al-Al-Qur’an siswa kelas dua SMP Islam Bait Al-Rahman.

D. Perumusan masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah yang akan diteliti adalah “Apakah terdapat kolerasi antara implementasi pembelajaran Al-Qur’an dengan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa?”

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui implementasi pembelajaran Al-Qur’an di SMP Islam Bait Al-Rahman.

(15)
(16)

BAB II KAJIAN TEORI

A. PEMBELAJARAN AL-QUR’AN 1. Pengertian Pembelajaran

Belajar dan pembelajaran merupakan dua konsep yang saling berkaitan. Konsep belajar berakar pada pihak siswa dan konsep pembelajaran berakar pada pihak guru dan keduanya bisa berdiri sendiri dan juga menyatu, bergantung kepada situasi dari kedua kegiatan itu terjadi.4

Menurut Hilgard dan Marquis yang dikutip oleh Aminudin Rasyad

learning is the process by which an activity originates or is changed through training procedure (whether in the laboratory or in natural environment) as distringuished from changes by factor not attributable to training. Menurut Hilgart dan Marquis belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan, pembelajaran dan sebagainya, sehingga terjadi perubahan dalam diri.5

Menurut Muhibbin Syah “Belajar pada dasarnya adalah tahapan perubahan perilaku siswa yang relatif positif dan menetap sebagi hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.”6

Dalam Kamus Bahasa Indonesia, pembelajaran adalah “proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.”7

4

Aminuddin Rasyad, teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Uhamka Press, 2003), Cet.4, h.1.

5

Aminuddin Rasyad, teori Belajar dan Pembelajaran…h.29.

6

(17)

Dalam UU SISDIKNAS nomor 20 tahun 2003, pembelajaran adalah “proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.”8

Beberapa pendapat mengenai pengertian pembelajaran, diantaranya menurut Tohirin pembelajaran merupakan upaya membelajarkan atau upaya mengarahkan aktivitas siswa kearah aktivitas belajar.9

Menurut Aminuddin Rasyad pembelajaran adalah “proses yang terjadi yang membuat seseorang atau sejumlah orang yaitu siswa melakukan proses belajar sesuai dengan rencana pengajaran yang telah diprogramkan.”10

Menurut Oemar Hamalik pembelajaran adalah “suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.”11

Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan, yang dimaksud dengan pembelajaran adalah suatu aktivitas atau proses yang mengarahkan siswa melakukan proses belajar, dengan melibatkan unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2. Pengertian Al-Qur’an

Lafal Al-Qur’an secara bahasa sama dengan qira’ah, yaitu akar kata dari

qara’a, qira’atan wa qur’anan, ia merupakan bentuk mashdar menurut wazan dari kata fu’lan, seperti qufran dan syukron. Bentuk kata kerjanya adalah qara’a

yang berarti mengumpulkan dan menghimpun.12 Dengan demikian lafal Qur’an dan qira’ah secara bahasa berarti menghimpun dan memadukan sebagian huruf-huruf dan kata-kata dengan sebagian lainnya. Firman Allah dalam Al-Qur’an:

7

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai pustaka, 1989), h. 17.

8

Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (T.tp.: PT Kloang Putra Timur, t.t), hlm.4

9

Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h.8.

10

Aminuddin Rasyad, teori Belajar dan Pembelajaran…h.14.

11

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi aksara, 1999), h.57.

12

(18)

“Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (didadamu)

dan (membuat pandai) membacanya. Apabila kamu telah selesai membacaknnya maka itulah bacaan itu.” (Q.S Al-Qiyamah:17-18).13

Pengertian Al-Qur’an menurut Hasbi Ash Shidieqy adalah “wahyu Ilahi yang diturunkan kepada Muhammad SAW, yang telah disampaikan kepada kita ummatnya dengan jalan mutawattir, yang dihukum kafir orang yang mengingkarinya.”14

Pengertian Al-Qur’an menurut Ali Ash-Shabuni yaitu:

! " #

$ % & '(

)

' )*%

+ #

" +,

-. / !0 1 +(

'*

2

3

4 # 2

.

56

"Firman Allah yang bersifat mu'jizat yang diturunkan kepada Nabi terakhir (Nabi Muhammad) dengan perantara malaikat jibril, yang ditulis di dalam mushaf, dinukilkan dengan cara muttawatir serta di pandang sebagai suatu ibadah bagi orang yang membacanya yang dimulai dari surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-naas."

Sedangkan menurut Subhi As-Shalih Al-Qur’an adalah “kalam Ilahi yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis didalam mushaf berdasarkan sumber-sumber muttawatir yang bersifat pasti kebenarannya, dan yang dibaca umat Islam dalam rangka ibadah.”16

Definisi-definisi yang dikemukakan oleh para ulama lebih banyak unsur-unsur yang sama dalam mendefinisikan Al-Qur’an. Dan jika kita cermati tampak adanya beberapa perbedaan diantara definisi-definisi yang mereka ungkapkan. Namun perbedaan tersebut tidaklah menjadikan pertentangan dan juga tidak

13

Al-Qur’an dan Terjemahannya, Departemen Agama RI, (Bandung: Jum’atul ali Art, 2007), h. 577

14

M.Hasby Ash Shiddieqy, Sejarah dan pengantar Ilmu Al-Quran dan Tafsir,

(Semarang: Pustaka Rizki Putra, 1997), Cet.1, h.5

15

Muhammad Ali Ashabuni, Al-tibyan Fial-‘ulum Al- Qu’ran, (Beirut : Al-Mazzroah, 1985), h.8.

(19)

menjadi masalah yang tidak bisa dikompromikan, yang ada justru sebaliknya perbedaan yang ada saling melengkapi pengertian-pengertian yang diungkapkan diantara mereka.

Dari beberapa pengertian yang diuraikan oleh para ulama, dapat di simpulkan bahwa Al-Qur’an adalah kalam Allah berbahasa Arab yang diturunkan kepada nabi Muhammad melalui malaikat Jibril yang menjadi mu’jizat atas kerasulannya untuk dijadikan petunjuk bagi manusia disampaikan dengan cara muttawattir dalam mushaf dimulai dengan surat Al-fatihah dan diakhiri dengan surat An-Naas serta menjadi ibadah bagi yang membacanya.

3. Tujuan Pembelajaran Al-Qur’an

Tujuan merupakan faktor yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran, karena keberhasilan suatu pembelajaran bisa dilihat dari tercapai tidaknya tujuan pembelajaran tersebut. Dengan tujuan arah kegiatan pembelajaran menjadi jelas.

Pembelajaran Al-Qur’an sebagai suatu kegiatan interaksi belajar mengajar juga mempunyai tujuan. Adapun tujuan pembelajaran Al-Qur’an sebagaimana diungkapkan oleh prof. Dr. Mahmud Yunus sebagai berikut: “1) agar pelajar dapat membaca Al-Qur’an dengan fasih dan betul menurut tajwid. 2) agar pelajar dapat membiasakan Al-Qur’an dalam kehidupannya. 3) memperkaya pembendaharaan kata-kata dan kalimat-kalimat yang indah dan menarik hati.”17

Sesuai dengan standar isi, kurikulum yang berlaku untuk setiap satuan pendidikan adalah kurikulum berbasis kompetensi, dengan demikian tujuan yang diharapkan adalah sejumlah kompetensi yang dimiliki oleh siswa. Dalam PERMENDIKNAS NO.23/2006, dijelaskan bahwa standar kompetensi lulusan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada materi Al-Qur’an tingkat SMP, yaitu menerapkan tata cara membaca Al-Qur’an menurut tajwid, mulai dari tatacara membaca Al-syamsiyah dan Al-qamariyah sampai kepada menerapkan hukum bacaan mad dan waqaf.

17

(20)

4. Unsur-Unsur Dinamis Pembelajaran Al-Qur’an

Unsur-unsur dinamis pembelajaran pada hakikatnya merupakan unsur-unsur penunjang dalam proses pembelajaran. Menurut Oemar Hamalik dalam bukunya Kurikulum dan Pembelajaran, mengemukakan unsur–unsur pembelajaran sebagai berikut :

1) Unsur dinamis pembelajaran pada diri guru terdiri dari motivasi membelajarkan siswa dan kondisi guru siap membelajarkan siswa.

2) Unsur pembelajaran konkruen dengan unsur belajar meliputi: motivasi belajar, sumber bahan belajar, alat bantu belajar, suasana belajar dan subyek yang belajar.18

Dalam uraian ini penulis akan mengulas beberapa unsur-unsur dinamis dalam kegiatan pembelajaran Al-Qur’an, diantaranya: Motivasi belajar, bahan belajar, alat bantu belajar dan suasana belajar.

a. Motivasi Belajar

Dalam konsep pembelajaran motivasi berarti seni mendorong siswa untuk terdorong melakukan kegiatan belajar sehingga tercapai tujuan belajar.19 Motivasi bisa berasal dari dalam diri dan juga dari luar. Motivasi yang berasal dari dalam diri (intrinsik) yaitu dorongan yang datang dari hati sanubari, umumnya karena kesadaran akan pentingnya sesuatu. Sedangkan motivasi yang berasal dari luar (ekstrinsik) merupakan hal atau keadaan yang berasal dari luar diri siswa yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar seperti pujian dan hadiah, peraturan sekolah, suri tauladan, dan lain sebaginya.

Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya yang kurang, akan tetapi disebabkan tidak adanya motivasi untuk belajar sehingga ia tidak berusaha mengarahkan kemampuannya. Adapun ciri siswa yang memiliki motivasi yang tinggi dikelas sebagaimana dikemukakan oleh Sadirman, yaitu:

1) Tekun dalam menghadapi tugas dan dapat belajar dalam waktu yang lama.

18

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran…h.67

19

(21)

2) Ulet dalam menghadapi kesulitan dan tidak menyerah, juga tidak cepat puas atas prestasi yang dimiliki.

3) Menunjukan minat yang besar terhadap masalah belajar.

4) Lebih suka belajar sendiri dan tidak bergantung pada orang lain. 5) Dapat mempertahankan pendapatnya dan tidak mudah melepas apa

yang diyakininya.

6) Senang mencari dan memecahkan masalah.20

Jika melihat ciri motivasi diatas, maka jelas motivasi dapat menentukan keberhasilan suatu proses pembelajaran.

b. Bahan Belajar

Bahan belajar merupakan suatu unsur belajar yang penting mendapat perhatian oleh guru. Dengan bahan belajar, para siswa dapat mempelajari hal-hal yang diperlukan dalam upaya mencapai tujuan belajar. Dalam pembelajaran Al-Qur’an guru memiliki peranan yang sangat penting, karena didalam pembelajaran Al-Qur’an terdapat materi-materi yang harus dipraktekan secara langsung agar tidak terjadi kekeliruan atau kesalahan dalam membacanya.

Adapun materi belajar dalam pembelajaran Al-Qur’an menurut Zakiah Darajat, antara lain mengenai:

1) Pengenalan huruf hijaiyah, yaitu huruf arab dari alif sampai dengan ya (alifbata)

2) Cara membunyikan masing-masing huruf hijaiyah, dan sifat-sifat huruf, ini dibicarakan dalam ilmu makhraj.

3) Bentuk dan fungsi tanda baca, seperti syakal, syaddah, tanda panjang (maad), tanwin dan sebagainya.

4) Bentuk dan fungsi tanda berhenti baca (waqaf), seperti waqaf mutlaq, waqaf jawaz dan sebagainya.

5) Cara membaca, melagukan dengan beragai macam irama dan bermacam-macam qiraat yang dimuat dalam ilmu qiraat dan ilmu nagham.

6) Adabut Tilawah, yang berisi tata cara dan etika membaca Al-Quran sesuai dengan fungsi bacaan itu sebagai ibadah.21

Materi belajar dalam pembelajaran Al-Qur’an untuk siswa tingkat SMP lebih kepada masalah tajwid mengenai hubungan antar huruf, masalah panjang pendek ucapan dan masalah memulai dan menghentikan bacaan.

20

Sadirman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Siswa, (Jakarta: Rajawali, 1986), h.81.

21

(22)

c. Alat bantu belajar

Alat/media merupakan salah satu sarana yang dapat membantu proses pembelajaran. Dengan tersedianya alat/media pengajaran, guru dapat menciptakan berbagai situasi kelas, menentukan metode atau strategi yang ia pakai dalam situasi yang berlainan dan menciptakan iklim yang emosional yang sehat diantara siswanya.

Ramayulis membagi alat/media pembelajaran kepada dua bagian, yaitu alat pendidikan yang bersifat benda (materil) dan alat pendidikan yang bukan benda (non materil).22

Menurut Zakiah Darajat alat pendidikan yang berupa benda meliputi: 1) bahan bacaan atau bahan cetakan. 2) alat pandang dengar. 3) contoh-contoh kelakuan, seperti mimik, berbagai gerakan badan, dramatisasi. 4) media pendidikan yang bersumber dari masyarakat dan alam sekitar.23 Diantara alat/media yang bukan berupa benda, yaitu: keteladanan, perintah/larangan, ganjaran dan hukuman.

d. Suasana Belajar

Kondisi gedung sekolah, tata ruang kelas, alat-alat belajar mempunyai pengaruh pada kegiatan belajar. Disamping kondisi fisik tersebut, suasana pergaulan disekolah juga berpengaruh pada kegitan belajar. Oleh karena itu, guru dan siswa dituntut untuk menciptakan suasana belajar yang baik dan menyenangkan.

Beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh guru dan siswa didalam membina suasana belajar yang efektif antara lain:

1) Guru diharapakan dapat bersikap menunjang, membantu, adil, dan terbuka.

2) kesadaran siswa untuk membina disiplin dan tata tertib dalam kelas. 3) Menciptakan kerja sama yang baik antara guru dan siswa, yang dijiwai

oleh rasa kekeluargaan dan kebersamaan.24

22

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Kalam Mulia, 2002), h.182.

23

Zakiah Daradjat, Metode Khusus Pengajaran Agama islam..h.230-231.

24

(23)

5. Metode pembelajaran Al-Qur’an

Secara etimologi, istilah metode berasal dari bahasa Yunani “metodos”. Kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu “metha” yang berarti melalui atau melewati dan “hodos” yang berarti jalan atau cara.25 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia metode adalah “cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud”.26 Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa metode adalah suatu cara yang sistematis yang digunakan untuk mencapai tujuan.

Dalam pembelajaran Al-Qur’an metode memegang peranan yang tidak kalah penting dengan komponen-komponen lain. Metode pembelajaran Al-Quran adalah suatu cara atau jalan untuk memudahkan dalam pembelajaran Al-Qur’an. Pada dasarnya, metode yang digunakan dalam pembelajaran Al-Qur’an dapat dibedakan menjadi dua, yakni metode umum dan metode khusus. Yang termasuk dalam metode umum yang digunakan dalam pembelajaran Al-Qur’an antara lain:

a. Metode ceramah

Metode ceramah adalah suatu metode di dalam pendidikan dimana cara penyampaian materi-materi pelajaran kepada siswa dilakukan dengan cara penuturan secara lisan.27

Pelaksanaan metode ceramah yang wajar terletak dalam pemberian fakta atau pendapat dalam waktu yang singkat kepada jumlah pendengar yang besar dan apabila cara lain tidak mungkin ditempuh, misalnya: karena tidak adanya bahan bacaan dan atau untuk menyimpulkan dan untuk memperkenalkan sesuatu yang baru.

Teknik mengajar melalui metode ceramah dari dulu hingga sekarang terus berjalan dan paling banyak dilakukan, namun usaha peningkatan teknik mengajar tersebut terus mengalami peningkatan dan para ahli menemukan beberapa kelemahannya, diantaranya: 1) membuat siswa pasif. 2) mengandung unsure paksaan kepada siswa. 3) menghambat daya kritis siswa.28

25

Aminuddin Rasyad, teori Belajar dan Pembelajaran..h.

26

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia..h.

27

Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan agama Islam, (Surabaya: Usaha nasional, 1983), cet.8, h.83.

28

(24)

Dalam pembelajaran Al-Qur’an metode ini tepat untuk digunakan, misalnya jika ingin menerangkan pelajaran mengenai pengertian tajwid dan lain sebagainya.

b. Metode Tanya jawab

Metode Tanya jawab adalah penyampaian pelajaran dengan jalan guru mengajukan pertanyaan dan murid menjawab. Atau suatu metode di dalam pendidikan dimana guru bertanya sedangkan murid menjawab tentang materi yang ingin diperolehnya.29

Metode Tanya jawab tidak dapat digunakan sebagai ukuran untuk menetapkan kadar pengetahuan setiap anak dalam satu kelas, karena metode ini tidak memberikan kesempatan yang sama pada setiap murid untuk menjawab pertanyaan.

Metode Tanya jawab tepat dipergunakan apabila:

1) untuk merangsang anak agar perhatiannya terarah kepada masalah yang sedang dibicarakan

2) untuk mengarahkan proses berpikir anak

3) sebagai pre test terhadap pelajaran yang telah diberikan 4) sebagai selingan dalam ceramah atau pembicaraan.30

Untuk menghindari sesuatu yang dapat terjadi dalam metode Tanya jawab terutama yang bersifat negatif maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) pertanyaan harus singkat, jelas dan merangsang berpikir.

2) Sesuai dengan kecerdasan dan kemampuan anak didik yang menerima pertanyaan.

3) Memerlukan jawaban dalam bentuk kalimat atau uraian kecuali yang bersifat objektif tes dapat menggunakan ya atau tidak

4) Usahakan pertanyaan yang mempunyai jawaban pasti bukan pertanyaan yang mempunyai jawaban beberapa alternatif.31

c. Metode drill/latihan

Metode drill adalah “suatu metode dalam pengajaran dengan jalan melatih siswa terhadap bahan pelajaran yang sudah diberikan.32

29

Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan agama Islam..h.86

30

Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan agama Islam..h.87

31

(25)

Zakiyah Darajat dkk. mengatakan bahwa, penggunaan istilah “latihan” sering disamakan dengan istilah “ulangan” padahal maksudnya berbeda. Latihan dimaksudkan agar pengetahuan dan kecakapan tertentu dapat menjadi milik anak didik dan dikuasai sepenuhnya, sedangkan ulangan adalah hanya sekedar untuk mengukur sudah sejauhmana dia telah menyerap pengajaran tersebut.33

Dalam pembelajaran Al-Qur’an metode drill/latihan dapat dilaksanakan misalnya untuk melatih siswa agar terampil dalam pengucapan bunyi huruf hijaiyah dalam Al-Qur’an, dan lain sebagainya.

Dalam pelaksanaannya metode drill/latihan, tentunya siswa telah dibekali pengetahuan secara teori secukupnya, kemudian siswa disuruh mempraktekannya atas bimbingan guru sehingga menjadi mahir dan terampil.

Dalam menerapkan metode drill, hendaknya guru siap terlebih dahulu, tidak secara spontanitas saja memberi latihan, sehingga pada saat memberikan evaluasi terhadap hasil latihan, seorang guru dapat melihat segi-segi kemajuan siswa diantaranya daya tanggap, keterampilan dan ketepatan berpikir dari tiap-tiap siswa yang diberi tugas latihan.34

Diantara metode khusus, yang dapat digunakan untuk mempermudah siswa dalam membaca Al-Qur’an antara lain:

a. Metode talaqqi (Musyafahah/meniru)

Yaitu metode pengajaran dimana guru dan murid berhadap-hadapan secara langsung. pembelajaran membaca Al-Qur’an dengan cara guru membaca terlebih dahulu, kemudian disusul siswa. Dengan penyampaian seperti ini, guru dapat menerapkan cara membaca huruf dengan benar melalui lidahnya. Sedangkan anak dapat melihat dan menyaksikan langsung praktek keluarnya huruf dari lidah guru untuk ditirukannya, yang disebut musyafahah (adu lidah). Penyampaian seperti ini diterapkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada kalangan sahabat.35 Penyampaian ini cocok digunakan untuk tahap awal, proses pengenalan kepada anak-anak

32

Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan agama Islam..h.106

33

Zakiah Daradjat, Metode Khusus Pengajaran Agama islam...h.302

34

Zakiah Daradjat, Metode Khusus Pengajaran Agama islam...h.304

35

(26)

pemula, sehingga siswa mampu mengekspresikan bacaan-bacaan huruf hijaiyah secara tepat dan benar.

b. Pengajaran sistem iqra’

Cara belajar dengan model iqra ini pernah dijadikan proyek oleh Departemen Agama RI sebagai upaya untuk mengembangkan minat baca terhadap Al-Qur’an. Secara umum pembelajaran sistem iqra adalah:

1)Adanya buku (modul) yang mudah dibawa dan dilengkapi oleh beberapa petunjuk teknis pembelajaran bagi guru.

2)Cara belajar siswa Aktif (CBSA). 3)Bersifat privat (individual).

4)Guru mengajar dengan pendekatan yang komunikatif.

5)Penggunaan sistem pembelajaran yang variatif dengan cerita dan nyanyian religius.

6)Menggunakan bacaan secara langsung sehingga lebih mudah diingat. 7)Sistematis dan mudah diikuti: pembelajaran dilakukan dari yang mudah ke

yang sulit, dari yang sering didengar yang mudah diingat ke yang sulit didengar dan diingat.

8)Buku iqro bersifat fleksibel untuk segala umur.36

c. Pengajaran sistem Qiro’ati

Metode Qira’ati ditemukan oleh K.H Dahlan Salim Zakasyi. Qiraati disusun dengan system modul/ paket, artinya paket pengajaran yang memuat satu unit konsep dari materi pelajaran. Dalam hal ini murid dituntut harus menguasai satu unit pelajaran sebelum ia beralih pada unit berikutnya.

Tujuan sistem pengajaran Qira’ati adalah agar siswa dapat membaca Al-Qur’an dengan tartil. Secara umum pengajaran sistem Qiro’ati adalah:

1) Klasikal dan privat

2) Guru menjelaskan dengan memberi contoh materi pokok bahasan, selanjutnya siswa membaca sendiri ( CBSA)

3) Siswa membaca tanpa mengeja.

4) Sejak awal belajar, siswa ditekankan untuk membaca dengan tepat dan cepat.

36

(27)

d. Pengajaran system Al-Barqy

Metode Barqy dapat dinilai sebagai metode paling cepat membaca Al-Qur’an yang paling awal. Metode ini ditemukan oleh dosen fakultas Adab IAIN Sunan Ampel Surabaya, Muhajir Sulthon pada 1965.

Metode ini di sebut juga metode ANTI LUPA karena mempunyai struktur yang apabila pada saat siswa lupa dengan huruf-huruf/ suku kata yang telah dipelajari, maka ia akan dengan mudah dapat mengingat kembali tanpa bantuan guru. Penyebutan Anti Lupa itu sendiri adalah hasil penelitian yang dilakukan Departemen Agama RI.

Keuntungan yang didapat dengan menggunakan metode ini adalah:

1) Bagi guru (guru mempunyai keahlian tambahan sehingga dapat mengajar dengan lebih baik).

2) Bagi murid (murid merasa cepat belajar sehingga tidak merasa bosan dan menambah kepercayaan dirinya karena sudah bisa belajar dan menguasainya dalam waktu singkat hanya satu level sehingga biayanya lebih murah)

3) Bagi sekolah (sekolah menjadi lebih terkenal karena murid-muridnya mempunyai kemampuan untuk menguasai pelajaran lebih cepat dibandingkan dengan sekolah lain).37

6. Evaluasi Pembelajaran Al-Qur’an

Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation, dalam bahasa arab: al-Taqdir, dalam bahasa Indonesia berarti penilaian. Sedangkan menurut istilah evaluasi mengandung pengertian “suatu tindakan atas suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.”38

Dalam kaitannya dengan pembelajaran Al-Qur’an berarti evaluasi ini dilakukan untuk menentukan apakah penguasaan kompetensi sebagai tujuan pembelajaran telah berhasil dikuasai siswa atau belum.

37

Komari, “Metode Pengajaran Baca Tulis Al-Qur’an”, dari www.wahdah.or.id, 2 juli 2010.

38

(28)

Ada dua teknik yang dapat digunakan untuk melakukan evaluasi hasil belajar, yaitu dengan teknik tes dan non tes. Untuk mengukur perkembangan belajar siswa, terdapat beberapa bentuk tes yang dapat digunakan diantaranya:

a. Tes awal/Pre-test dan Tes akhir/Post-test

Kegiatan tes awal dilaksanakan untuk mengetahui sejauh manakah materi yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh siswa. Isi atau materi tes awal pada umumnya ditekankan pada bahan-bahan penting yang seharusnya sudah diketahui atau dikuasai siswa sebelum pelajaran diberikan kepada mereka. Evaluasi ini berlangsung singkat tidak memerlukan instrument teertulis.

Post-test dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran yang tergolong penting telah dapat dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh siswa. Evaluasi ini juga berlangsung singkat dan cukup dengan menggunakn instrumen sederhana yang berisi item-item yang jumlahnya sangat terbatas, seperti membuat soal-soal isian yang didalamnya terdapat materi bacaan Al-Qur’an yang sudah diajarkan.

b. Tes diagnostik

Tes diagnostik adalah tes yang dilaksanakan untuk menentukan secara tepat, jenis kesukaran yang dihadapi oleh siswa dalam suatu mata pelajaran tertentu. Materi yang ditanyakan pada tes diagnostik pada umumnya ditekankan pada materi tertentu yang menurut pengalaman sulit dipahami siswa.39 Seperti contohnya siswa disuruh membaca ayat Al-Qur’an yang didalamnya mengandung hukum bacaan mad, kemudian jika hasil pemeriksaan menunjukan bahwa tingkat penguasaan siswa terhadap hukum bacaan mad rendah, maka siswa tersebut harus diberi bimbingan agar dapat memperbaiki tingkat penguasaannya terhadap hukum bacaan mad.

c. Tes formatif

Kegiatan tes ini biasanya dilaksanakan ditengah-tengah program pengajaran, yaitu dilaksanakan ketika subpokok bahasan dapat diselesaikan. Tes formatif biasa dikenal dengan istilah ulangan harian. Tujuannya adalah untuk

39

(29)

mendiagnosis kesulitan belajar siswa dan hasilnya akan digunakan sebagai bahan pertimbangan rekayasa pengajaran remedial.

d. Tes Sumatif

Tes sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan satuan program pengajaran selesai diberikan. Tes sumatif dilaksanakan secara tertulis, agar semua siswa memperoleh soal yang sama. Bentuk-bentuk soal yang dikemukakan pada umumnya lebih sulit dari pada butir-butir soal tes formatif.

Jika ditinjau dari segi cara mengajukan dan cara memberikan jawabannya, tes dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu tes lisan dan tes tertulis. Tes tertulis yaitu tes ujian atau ulangan, yang dialami oleh sejumlah siswa secara serempak dan harus menjawab sejumlah pertanyaan atau soal secara tertulis dalam waktu yang sudah ditentukan. Sedangkan tes lisan yaitu apabila sejumlah siswa diuji secara lisan oleh seorang penguji atau lebih.40 Tes lisan sangat cocok digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an.

Dengan teknik non-tes penilaian atau evaluasi hasil belajar siswa dapat dilakukan dengan tanpa menguji siswa, melainkan dengan melakukan pengamatan, wawancara, menyebarkan angket, dan memeriksa atau meneliti dokumen-dokumen.41

B. Kemampuan Membaca Al-Qur’an

1. Pengertian kemampuan membaca Al-Qur’an

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia kemampuan mempunyai arti “kesanggupan; kecakapan; kekuatan; kita berusaha dengan diri sendiri.”42

Kemampuan juga dapat dikatakan kompetensi. Kompetensi yaitu “kemampuan berperilaku rasional untuk mencapai tujuan yang di persyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapakan.”43

40

Zakiah Daradjat, Metode Khusus Pengajaran Agama islam…h.212-213,

41

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan…h.76

42

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia..h.707.

43

(30)

Sedangkan pengertian membaca di dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia yaitu “melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dihati).”44

Menurut Tampubolon, membaca adalah “satu dari empat kemampuan bahasa pokok, dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan.”45

Menurut Crawley dan Mountain yang dikutip oleh Farida Rahim membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Sebagai proses visual membaca merupakan proses menerjemahkan simbol tulis (huruf) kedalam kata-kata lisan, sebagai suatu proses berpikir, membaca mencangkup aktivitas pengenalan kata, pemahaman litelar, interprestasi, membaca kritis, dan pemahaman kreatif.46

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa membaca adalah suatu kegiatan didalam mengolah bacaan secara kritis dan kreatif dari apa yang tertulis agar memperoleh pemahaman yang menyeluruh tentang bacaan itu.

Dalam membaca Al-Qur’an melafalkan apa yang tertulis adalah termasuk melafalkan huruf hijaiyah, melafalkan Al-Qur’an berdasarkan kaidah tajwid, dan semua yang berkaitan dengan membaca Al-Qur’an. Membaca Al-Qur’an dalam artian luas, bukan hanya melisankan huruf, akan tetapi mengerti apa yang di ucapkan, diresapi isinya serta diamalkan.

Secara keseluruhan yang dimaksud dengan kemampuan membaca Qur’an yaitu kecakapan atau kemampuan melafalkan apa yang tertulis dalam Al-Qur’an serta memahami isi yang terkandung didalamnya. Kemampuan membaca Al-Qur’an dalam penelitian ini lebih ditekankan kepada kemampuan dalam melafalkan huruf Al-Qur’an berdasarkan kaidah tajwid.

44

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia…h.83.

45

Tampubolon, Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efesien, (Bandung: Angkasa, 1987), h.5.

46

(31)

2. Keutamaan Membaca Al-Qur’an

Banyak ayat-ayat Al-Qur’an dan hadist yang menunjukan keutamaan-keutamaan bagi orang yang membaca Al-Qur’an, diantaranya adalah:

a. Membaca Al-Qur’an dapat dapat menjadi Obat bagi jiwa yang gunda

“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman….”(Q.S Al-Isra:82)47

b. Al-Qur’an akan memberikan syafaat bagi orang yang membacanya.

7 &

+8%

9 & :;

+ !

<

= #>0 ? +, "@ 9A " +,

./ B% 3C

,

:

DE

“Dari Abi Umamah r.a aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya Al-Qur’an itu nanti akan datang pada hari kiamat untuk memberikan syafaat bagi orang-orang yang membacanya.” (H.R Muslim)

c. Orang yang membaca Al-Qur’an dania mengalami kesulitan dalam membacanya juga dijanjikan nilai pahala.

8 9

CF

G

7 &

9

<

G

(

2 3*

H

? +,

I

JK C

I

0 H %

? +, "@ , LM# N2

DO

“Dari Aisyah berkata, Rasulullah SAW bersabda: orang yang mahir dalam membaca Al-Qur’an akan berkumpul beserta para malaikat yang mulia-mulia dan baik, sedang bagi orang yang membaca Al-Qur’an secara gagap dan susah, maka baginya diberikan dua pahala.” (HR Bukhari dan Muslim).

d. Rasulullah mengumpamakan pembaca Al-Qur’an dengan buah jeruk yang baunya harum dan rasanya enak.

9 PL %CQ !

! @

G

7 &

9

<

? +, "@ , LM#

RS " T

U1P V %

U1W V.

X J " T

<

RS " T

? , "@ ,

LM#

T (

U . V %

V Y

2 #

<

, LM# K0

" T

. *

" T

? +, "@

V %

U1W

V.

Z<

K0

" T

4

[ .

T ( ? , "@ ,

LM#

Z

V %

UY

V

50

47

Al-Qur’an dan terjemahannya, Departemen Agama...h.290.

48

Imam Abi Husein Muslim Ibn al Hujjaj Al Qusyairy An-Naisaburi, Shahih Muslim, (Beirut Lebanon: Dar Ibn Hazm, 1995), Juz.1, h.463.

49

Imam Abi Husein Muslim Ibn al Hujjaj Al Qusyairy An-Naisaburi, Shahih Muslim….h.460.

50

(32)

“Dari Abu Musa Asy’ari berkata, Rasulullah SAW bersabda: perumpamaan orang yang beriman yang membaca Al-Qur’an itu seperti utrujjah (jeruk wangi). Baunya sedap dan rasanyapun enak. Orang beriman yang tidak membaca Al-Qur’an bagaikan buah kurma. Tidak ada baunya, tetapi rasanya manis. Orang munafik yang membaca Al-Qur’an bagaikan kemangi. Baunya sedap tapi rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur’an laksana bratawali (sejenis labu). Tidak ada baunya dan rasanya pahit.” (HR. Bukhari Muslim).

3. Adab Membaca Al-Qur’an

Dalam pembelajaran Al-Qur’an, siswa sepatutnya diajarkan mengenai adab-adab dalam membaca Al-Qur’an agar mereka terbiasa melakukannya. Hal ini dilakukan untuk menghormati dan mengagungkan Al-Qur’an sebagai kitab suci, wahyu Ilahi, dan pedoman hidup manusia. Diantara adab-adab dalam membaca Al-Qur’an antara lain sebagai berikut:

a. Sebelum membaca Al-Qur’an disunahkan untuk berwudhu, dalam keadaan bersih dan menghadap kiblat.

b. Di sunahkan untuk membaca Al-Qur’an di tempat yang bersih, seperti di rumah, di surau, di mushallah atau di masjid.

c. Ketika membaca Al-Qur’an disunahkan membersihkan mulut terlebih dahulu.

d. Sebelum membaca Al-Qur’an di sunahkan membaca ta’awwudz dan membaca basmalah pada permulaannya.

!

"

“Apabila kamu membaca Al-Qur’an hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.” (Q.S An-Nahl:98).51

e. Disunahkan membaca Al-Qur’an dengan tartil.

f. Sedapat-dapatnya membaca Al-Qur’an janganlah diputuskan hanya karena hendak berbicara dengan orang lain. Hendaknya pembacaan diteruskan samapai ke batas yang telah ditentukan, barulah di sudahi.52

51

Al-Qur’an dan terjemahannya, Departemen Agama...h.278.

52

(33)

g. Merenungkan ayat-ayat yang dibacanya.

#

$

%

&

' (

#

!

! "

)

"

“ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.” (Shad:29)53

h. Meresapi makna dan maksud ayat-ayat Al-Qur’an, yang berhubungan dengan janji maupun ancaman, sehingga merasa sedih dan menangis ketika membaca ayat-ayat yang berkenaan dengan ancaman karena takut dan ngeri.

#

"

*

+

,

!

- (

!

(

$

(

#

%

$

!

%

&

."

“dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu'.” (Q.S Al-Isra:109).54

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an

Dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an, banyak sekali faktor yang mempengaruhinya. Baik membaca permulaan maupun dalam membaca lanjut (pemahaman). Menurut Lamb dan Arnold yang dikutip oleh Farida Rahim, diantara faktor yang mempengaruhi membaca permulaan adalah faktor fisiologis, intelektual, lingkungan dan psikologis.

a. Fisiologis

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot), dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi jika disertai pusing-pusing kepala misalnya, dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajaripun kurang atau tidak berbekas.55

53

Al-Qur’an dan terjemahannya, Departemen Agama...h.455.

54

Al-Qur’an dan terjemahannya, Departemen Agama...h.292.

(34)

Kondisi organ-organ khusus siswa, seperi indera pendengar, indra penglihat, juga sangat mempengaruhi kemampuan membaca Al-Qur’an siswa, dalam analisis bunyi misalnya, mungkin sukar bagi anak yang mempunyai masalah pada alat bicara dan alat pendengaran.

b. Intelektual

Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan dan hasil belajar. Dalam situasi yang sama, siswa mempunyai tingkat intelegensi tinggi akan lebih berhasil dari siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. Meskipun demikian, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi belum tentu berhasil dalam belajar. Hal ini disebabkan karena belajar merupakan suatu proses yang kompleks dengan faktor yang mempengaruhinya, sedangkan intelegensi merupakan salah satu faktor yang lain.56

Secara umum, intelegensi anak tidak sepenuhnya mempengaruhi berhasil atau tidaknya anak dalam membaca permulaan. Faktor metode mengajar guru, prosedur, dan kemampuan guru juga mempengaruhi kemampuan membaca permulaan anak.57

c. Lingkungan

Hasil penyelidikan yang dilakukan oleh para ahli psikologi menunjukan bahwa faktor pembawaan lebih menentukan dalam hal intelegensi, fisik, reaksi dan pengindraan, sedangkan faktor lingkungan lebih berpengaruh dalam hal pembentukan kebiasaan, kepribadian, dan nilai-nilai.58 Lingkungan yang terbiasa menerapkan tradisi membaca Al-Qur’an akan memberikan dampak positif pada kebiasaan siswa untuk membaca Al-Qur’an.

d. Faktor Psikologis

Faktor lain yang mempengaruhi kemampuan membaca Al-Qur’an siswa adalah faktor psikologis, diantaranya yaitu:

1) Motivasi

Motivasi adalah faktor kunci dalam belajar membaca Al-Qur’an. Kekurangan atau ketiadaan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik akan

56

Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam….hlm.129.

57

Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar….h.17.

58

(35)

menyebabkan siswa kurang semangat untuk melakukan kegiatan belajar. Dampak lanjutannya adalah pencapaian hasil belajar kurang memuaskan.

2) Minat

Minat baca adalah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seseorang untuk membaca. Orang yang mempunyai minat membaca Al-Qur’an yang kuat akan diwujudkan dalam kesediaan membaca Al-Qur’an atas kesediaan sendiri.

3) Kematangan Emosi dan Sosial

Seorang siswa yang mempunyai kematangan emosi pada tingkat tertentu. Siswa yang mudah marah, menangis bereaksi berlebihan akan mendapat kesulitan dalam pelajaran membaca. Sebaliknya, siswa yang lebih mudah mengontrol emosinya, akan lebih mudah memusatkan perhatiannya pada teks yang dibacanya.

C. Kerangka Berpikir

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat penting dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan sangat bergantung pada proses yang dialami siswa.

Setiap perbuatan belajar terdapat beberapa unsur yang sifatnya sering berubah, diantaranya motivasi belajar, sumber bahan belajar, alat bantu belajar, suasana belajar dan subyek yang belajar. unsur-unsur tersebut besar pengaruhnya terhadap kegiatan dan keberhasilan belajar serta kelancaran dan mutu pembelajaran itu sendiri. Oleh karena itu dalam program pembelajaran guru dituntut untuk mengelola dan menganalisis hal-hal yang berkaitan dengan unsur-unsur tersebut.

(36)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Islam Bait Al-Rahman jalan Duren Tiga Jakarta Selatan VII Kecamatan Pancoran Kelurahan Duren Tiga Jakarta Selatan. Waktu penelitian ini dimulai dari tanggal 4-26 November 2010.

B. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah objek penelitian atau yang menjadi titik penelitian.59 Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang diteliti, yaitu:

1. Variabel bebas (Independent variabel), yaitu pembelajaran Al-Qur’an. Variabel ini disimbolkan dengan huruf X.

2. Variabel terikat (dependent variabel), yaitu kemampuan membaca Al-Qur’an Siswa. Variabel ini disimbolkan dengan huruf Y.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.60 Adapun populasi yang terdapat pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas dua SMP Islam Bait Al-Rahman Jakarta yang berjumlah 60 orang. Alasan kenapa yang dipilih kelas dua,

59

Suharsimi Arikunto, prosedur Penelitian suatu Pendekata Praktek, (Jakarta: PT Rineka cipta,2002), Cet.12, h.96.

60

(37)

karena kelas dua dipandang cukup representatif dibandingkan kelas satu, begitu pula kelas tiga yang sedang konsentrasi mempersiapkan UN.

Menurut Suharsimi Arikunto apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.61 Oleh karena itu penelitian ini merupakan penelitian populasi dan tidak menggunakan sampel.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menerapkan pendekatan kuantitatif. Sedangkan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini dilakukan riset kepustakaan dan riset lapangan.

Dalam pengumpulan data penulis menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:

a. Observasi

Yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian guna mendapatkan data yang akurat. Observasi ini dilakukan untuk mengumpulkan data tentang gambaran umum, keadaan guru serta sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaran Al-Qur’an di SMP Islam Bait Al-Rahman.

b. Wawancara

Dalam hal ini penulis melakukan wawancara kepada berbagai pihak yang terkait dengan masalah yang diteliti, diantaranya dengan guru bidang studi Agama Islam dan guru bidang studi Qur’an mengenai pelaksanaan pembelajaran Al-Qur’an di SMP Islam Bait Al-Rahman.

c. Dokumentasi

Dalam hal ini penulis melihat data-data atau berbagai dokumen yang bertalian dengan masalah yang diteliti sebagai pelengkap hasil wawancara. Diantaranya dokumentasi mengenai profil sekolah, dokumen hasil tes membaca Al-Qur’an pada saat penerimaan siswa baru tahun 2009/2010.

61

(38)

d. Angket

[image:38.612.113.508.194.601.2]

Teknik ini digunakan untuk memperoleh data mengenai proses pembelajaran Al-Qur’an, dalam hal ini penulis memberikan 30 pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk bersedia memilih salah satu jawaban yang dianggap paling tepat baginya.

Tabel 1

Kisi-kisi Angket Pembelajaran Al-Qur’an dan Implementasinya terhadap kemampuan membaca Al-Qur’an Siswa SMP Islam Bait Ar-rahman

Pokok Pertanyaan

Sub Pokok Indikator Butir

Item

Pembelajaran Al-Qur’an

Motivasi belajar Siswa

menyukai pembelajaran Al-Qur’an.

Keinginan siswa untuk menguasai pembelajaran Al-Qur’an

1, 2

3, 4

Bahan belajar Penguasaan bahan Kegunaan bahan

5, 6, 9 8 Metode belajar Penggunaan metode 7, 10, 11 Alat belajar Penggunaan alat

Penyediaan alat

12 13 Suasana belajar Perilaku disiplin

Pengorganisasian kelas 14, 15 16,17,18 Evaluasi/ penilaian Pelaksanaan penilaian tindak lanjut guru setelah penilaian 19, 20, 21 Kemampuan membaca Al-Qur’an siswa Pengetahuan dalam membaca Al-Qur’an

kesulitan dalam membaca Al-Qur’an

sikap siswa ketika membaca Al-Qur’an

22,23

24, 25

Faktor pendukung

faktor intern

faktor ekstern

26, 27,28 29, 30

E. Teknik Pengolahan dan Analisa Data

Untuk mengelolah data dalam penelitian ini, penulis melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

(39)

Yang dimaksud dengan editing dalam penelitian ini adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh responden. Jadi setelah angket diisi oleh responden dan diserahkan kepada penulis, kemudian penulis memeriksa satu persatu angket tersebut. Hal tersebut dilakukan agar daftar pertanyaan atau angket terhindar dari kesalahan atau kekurangan dan diharapkan nantinya hasil yang diperoleh benar-benar obyektif.

2. Skoring

Data-data yag telah diperoleh penulis, lalu dikelompokan untuk mempermudah dilakukannya analisa data.

3. Tabulating

Berdasarkan data-data yang telah terkumpul, setelah pemberian kode, langkah selanjutnya adalah mengolah data dengan memindahkan data-data tersebut ke dalam table frekuensi. Kegiatan ini dilakukan untuk mempermudah interprestasi data.

Untuk menghitung prosentase digunakan rumus sebagai berikut:62

x100 %

N F P =

Keterangan :

P : Angka persentase

F : Frekuensi yang dicari persentasenya N : Number of Case (jumlah responden)

Selanjutnya untuk mengetahui seberapabesar hubungan antara pembelajaran Al-Qur’an pada kemampuan membaca Al-Qur’an siswa. Penulis menggunakan rumus Kolerasi Pearson Product Moment . Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

(

)

(

)

(

x

)

(

y

)

y x

xy

SD SD

C C N

y x

r

' ' ,

, − =

62

(40)

Keterangan:

rxy = Angka indeks kolerasi “r” Product Moment N = Number of Cases

X'Y' = jumlah hasil perkalian silang antara frekuensi sel (f) dengan x' dan y'

Cx' = Nilai kolerasi pada variable X yang dapat dicari dengan rumus:

N fx Cx =

,

1

Cy' = Nilai kolerasi pada variable X yang dapat dicari dengan rumus:

N fx Cx =

,

1

SDx' = Deviasi standar skor X dalam arti tiap skor sebagai 1 unit SDy' = Deviasi standar skor Y dalam arti tiap skor sebagai 1 unit

Adapun langkah yang perlu ditempuh adalah: 1. Menyiapkan peta kolerasi (Scatter Diagram). 2. Mencari Cx, dengan rumus:

N fx C x = , 1

3. Mencari Cy, dengan rumus:

N fx Cx =

,

1

4. Mencari SDx, dengan rumus: SDx= '2 ' 2

N fx N

fx

5. Mencari SDy, dengan rumus: SDy= '2 ' 2

N fx N

fx

6. Mencari rxy, dengan rumus yang telah disebutkan diatas.63

[image:40.612.113.508.111.634.2]

Selanjutnya arti harga r akan dikonsultasikan dengan Tabel interpretasi Nilai r sebagai berikut:

Tabel 2

Interprestasi nilai “r” produc moment

Besarnya “r” product Moment Interprestasi

0,90-1,00 Sangat kuat atau Sangat tinggi

0,70-0,90 Kuat atau Tinggi

0,40-0,70 Sedang atau Cukup

0,20-0,40 Lemah atau Rendah

0,00- 0,20 Sangat lemah atau Sangat rendah

63

(41)

Kemudian untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X (pembelajaran al-Qur’an) terhadap variabel Y (Kemampuan membaca Al-Qur’an Siswa) dapat ditentukan dengan rumus koefisien diterminan sebagai berikut:

Selanjutnya untuk mencari makna hubungan variabel X terhadap variabel Y, maka kolerasi PPM tersebut diuji dengan uji signifikansi dengan rumus:

KD = r2 x 100%

r

n

r

t

o

=

(42)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Pembelajaran Al-Qur’an di SMP Islam Bait Al-Rahman 1. Kurikulum

Kurikulum SMP Bait Al-Rahman Jakarta, dikembangkan mengacu kepada SI dan SKL serta berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BNSP serta memperhatikankan pertimbangan Yayasan dan komite sekolah.

SMP Bait Al-Rahman berusaha memberikan pengetahuan yang komprehensip kepada para peserta didik, agar mereka mampu menjadi orang yang berakhlak karimah, cerdas dan berprestasi. Oleh karena itu, mata pelajaran yang disajikan oleh SMP Bait Al-Rahman adalah mata pelajaran yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan dengan menambah jumlah jam pelajaran pada mata pelajaran tertentu terutama mata pelajaran yang diuji nasionalkan. Disamping itu SMP Bait Al-Rahman juga menyajikan materi muatan lokal kedaerahan, yaitu PLKJ (Pengetahuan Lingkungan Jakarta) dan materi muatan lokal yang bersifat islami yang merupakan ciri khas dari SMP, yaitu Bahasa Arab, Al-Qur’an, serta Sejarah Kebudayaan Islam.64

KTSP disusun sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan di SMP Bait Al-Rahman. Dengan demikian, materi Al-Qur’an dalam mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam disajikan sesuai

64

(43)

dengan kurikulum yang ada, artinya mengacu pada standar isi, namun telah di sesuaikan dengan kondisi lingkungan sekolah dalam KTSP. Sedangkan muatan lokal yang diberikan di SMP Bait Al-Rahman, disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik serta keinginan para wali murid.

Agar pembelajaran Al-Qur’an lebih efektif, SMP Islam Bait Al-Rahman juga menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan diantaranya: tersedianya masjid (selain digunakan untuk ibadah dan kegiatan rohis, masjid juga dipergunakan guru untuk pembelajaran Al-Qur’an), tersedianya ruang perpustakaan yang menyediakan buku-buku penunjang pembelajaran Al-Qur’an, tersedianya media/alat yang dapat menunjang efektifitas siswa dalam pembelajaran Al-Qur’an. Diantaranya Al-Qur’an, buku pegangan guru serta siswa dan beberapa CD untuk pembelajaran Al-Qur’an, seperti CD berkenaan dengan kandungan Al-Qur’an, CD Al-Barqi, CD Quantum reading Qur’an (CD ini biasanya dipergunakan untuk membantu siswa yang belum mengenal huruf hijaiyah).

Guru bidang studi mata pelajaran Qur’an pada SMP Islam Bait Al-Rahman berjumlah 2 orang.

Adapun buku yang menjadi acuan guru dan siswa dalam pembelajaran Al-Qur’an diantaranya:

a. Muhajir Sulthon, Al-Barqy system 8 jam, Surabaya: CV pena suci.

b. Sahabudin Somadani, Metode Praktis Belajar Tajwid (untuk pemula), Tim Kajian dan pengembangan Agama Islam SLTP Islam Bait Al-Rahman, 2002.

c. Sofwan Iskandar, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Arya duta, 2007.

(44)

efektifitas pelaksanaan pembelajaran Al-Qur’an, sekolah menetapkan beberapa program kegiatan, diantaranya:

a. Ketika pelaksanaan penerimaan siswa baru dilakukan tes Al-Qur’an untuk mengetahui sejauhmana kemampuan siswa dibidang tersebut, agar kemudian lebih mudah untuk ditindaklanjuti.

b. Menetapkan materi pelajaran Al-Qur’an sebagai materi muatan lokal. Dengan tujuan agar peserta didik dapat:

1) Membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar

2) Memahami ilmu tajwid atau hukum-hukum bacaan yang terdapat dalam Al-Qur’an.

3) Mengamalkan pokok-pokok ajaran Islam, baik yang menyangkut ibadah, akhlak, maupun muamalah.

4) Mengkhatamkan Al-Qur’an selama menempuh pendidikan di SMP Bait Al-Rahman.

c. Melaksanakan kegiatan pembiasaan tadarus Al-Qur’an sebelum kegiatan belajar dimulai.

d. Melaksanakan kegiatan pembiasaan membaca surat yasin bersama pada hari jumat.

Adapun metode atau teknik yang dipakai dalam menyampaikan materi Al-Qur’an di SMP Bait Al-Rahman, diantaranya:

a. Metode ceramah,

Metode ini lebih banyak digunakan ketika guru menjelaskan materi yang memang membutuhkan penjelasan, seperti pengertian-pengertian, misalnya ketika menjelaskan pengertian ikhfa.

b. Metode Tanya jawab,

(45)

Metode ini juga cocok digunakan ketika guru sedang menjelaskan mengenai isi kandungan Al-Qur’an, dengan metode ini dapat memancing siswa untuk berpikir.

c. Metode demonstrasi,

Metode ini lebih sering digunakan oleh guru Al-Qur’an, alasannya karena didalam materi Al-Qur’an, terdapat beberapa materi yang harus diterapkan secara langsung agar tidak terjadi kekeliruan. Jadi ketika guru menjelaskan tentang tajwid, guru menggambarkan dalam sebuah bagan selanjutnya guru mendemonstrasikan dihadapan siswa, kemudian guru meminta beberapa siswa untuk mendemonstrasikan dihadapan teman-temannya.

d. Metode Al-Barqi,

Metode al-barqi merupakan salah satu metode yang dapat membantu meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an, metode ini dipilih karena menurut hasil penelitian guru PAI mengenai perbandingan antara metode Iqro dengan metode Al-Barqi menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara keduanya, metode Al-Barqi di anggap metode yang hemat waktu dan biaya, dalam penerapannya metode ini bisa dikatakan seperti metode tutor sebaya, jadi siswa yang dianggap telah mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dapat membantu siswa yang kurang mampu sehingga bisa meminimalisir penggunaan waktu, selain itu kata-kata dalam pengenalan huruf lebih mudah, sehingga mudah untuk diingat siswa.

Kemudian untuk memberikan penilaian dalam kegiatan pemb

Gambar

Tabel 1 Kisi-kisi Angket Pembelajaran Al-Qur’an dan Implementasinya terhadap
Tabel 2
Tabel 4.1 Mengikuti Pembelajaran Al-Qur’an dengan senang hati
Tabel 4.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, penerapan metode Al-Barqy dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur`an di TPA At-Taqwa Korpri Jaya Sukarame Bandar Lampung

Kemampuan membaca Al- Qur‟an merupakan keterampilan yang wajib dikuasai siswa sebagai harapan untuk menjadi anak soleh. Agar siswa memiliki kemampuan yang baik dan

Dalam hal ini penulis telah mempelajari penelitian dengan judul “ Studi Komparasi Kemampuan Membaca Al-Qur’an siswa Kelas VIII antara yang berasal dari MI dan yang

Untuk mengetahui metode yang digunakan guru Al- Qur‟an Hadits dalam. meningkatkan kemampuan membaca Al- Qur‟an siswa di

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BACA TULIS AL- QUR’AN METODE AN-NAHDLIYAH DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL- QUR’AN.. SISWA MTs AL- MA’ARIF

Latar belakang masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana kemampuan membaca Al-Qur‟an siswa kelas X dan Bagaimana peran guru mata pelajaran al-Islam

Kemampuan membaca Al-Qur’an yang baik diduga merupakan salah satu hal yang mendukung dalam kegiatan menghafal Al-Qur’an. Pada kenyataannya di lokasi penelitian,

Berdasarkan Observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di MTs Negeri di Kota Mataram menunjukkan bahwa peneliti melihat proses pembelajaran Al-qur‟an Hadis yang dilakukan oleh guru