• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MEMBACA AL- QUR AN DENGAN PRESTASI HAFALAN AL-QUR AN DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN MAHFUZHAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MEMBACA AL- QUR AN DENGAN PRESTASI HAFALAN AL-QUR AN DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN MAHFUZHAT"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MEMBACA

AL-QUR’AN DENGAN PRESTASI HAFALAN AL-AL-QUR’AN DAN

IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN MAHFUZHAT

Siti Nurafifah, Nurzaman, Asep Sopyan

nurafifah_solehah@yahoo.co.id

Departemen Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra

Universitas Pendidikan Indonesia

ABSTRAK

Kemampuan membaca Al-Qur’an yang baik diduga merupakan salah satu hal yang mendukung dalam kegiatan menghafal Al-Qur’an. Pada kenyataannya di lokasi penelitian, tidak semua santri yang menghafal Al-Qur’an tersebut sudah memiliki kemampuan membaca Al-Qur’an yang baik. Berdasarkan pengamatan peneliti, ada 22.6% dari populasi santri yang kemampuan membaca Al-Qur’annya belum baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kemampuan membaca Al-Qur’an dan prestasi hafalan Al-Qur’an. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Adapun sampel pada penelitian ini adalah santri akhwat yang berada di asrama Daarul Iman Pondok Pesantren Daarut Tauhiid. Jumlah santri tersebut ada 30 orang. Yaitu para santri yang sudah mengahafal juz 30. Berdasarkan hasil analisis data penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang sangat rendah antara kemampuan membaca Al-Qur’an dengan prestasi hafalan Al-Qur’an.

Kata kunci: Kemampuan membaca Al-Qur’an, prestasi, hafalan Al-Qur’an, mahfuzhat.

دّرجم

ل بببببب ل ببببببلظلاببببببلغي

ل

ببببببق

ل

ببببببيلج

ل

ل بببببب ل بببببب ل ببببببق ل حأببببببلل ببببببلظ

ببببببي لل بببببب لتبببببب وظ

ل

ل بببببق لربببببف

بببببق و ح

يببببب ل،

لل

ل ببببب ل بببببق لريبببببفنلربببببيلتحلتبببببك

ل

بببببق

ل

بببببيلج

ل

بببببلظ

ل حأبببببلل

ببببب ل بببببق

رببببب أ ل بببببلظلءا

ل بببببجويل،

،،،2

ل

ربببببيلتحل%

ل

ربببببج لرببببب

للم

ل بببببق لرلربببببةفف

ل ببببببق ل حأببببببلل ببببببلظ

لح

ل حأببببببلل ببببببلظل ببببببق ل بببببب لرببببببقأد لرببببببة د لا لب بببببب يلرببببببفي ل حببببببه

ق لرف لرلزانجلإ حل ق

ببببلم

ا لج بببب لربببببفي ل حببببهلرله ف ببببسلم لج

بببب حل قببببب ل يقابببب لقتحاببببيل

ال

لربببببفي لربببب يظ

ل ق أببببببببببب لإ لج ح ببببببببببب ا ل بببببببببببي و ل جل ببببببببببب د ل ابببببببببببملإ ل جل ببببببببببب لرل ابببببببببببي ان لقببببببببببب ة

ببببب لربببببي اتحل وببببب أ ل ظوببببب مجح

اببببب ل بببببلظلءاببببب حل ببببب أن لء بببببجل ببببب ف ل بببببقل

ل،ربببببفي لج

ل لرببببببببن اي لج ببببببببسل

ابببببببب ه

ل

ببببببببجلرببببببببةفف لرببببببببقأد

ل

ل ببببببببق ل حأببببببببلل ببببببببلظل ببببببببق ل بببببببب

(2)

2

ح

ل بببببببببق لربببببببببف لرلزابببببببببنجلإ

ل حبببببببببهل بببببببببلظل بببببببببيح

ابببببببببيل ا لتببببببببب اد

0،0،2

لحل،

لربببببببببج

ل بببببببغ ل بببببببق ل حأبببببببلل بببببببلظل بببببببق ل ببببببب لرنببببببب و لم

x

ل)

40،5

لحل،

ل ببببببب لرنببببببب و لم لربببببببج

ل غ ل ق لرف لرلزانجلإ

y

ل)

40،5

ل

ألل لظل ق ل: ج فلم لحا ف

ق لرف ل،زانجلإ ل، ق ل ح

اظوفلمح ل،

PENDAHULUAN

Berdasarkan hasil observasi penulis terhadap santri tahfizh Al-Qur’an di Pondok Pesantren Daarut Tauhiid Bandung, terdapat 22,6% santri yang kemampuan membaca Al-Qur’annya belum baik. Padahal mereka mempunyai kewajiban untuk menghafalkan Al-Qur’an. Hal ini diduga akan menghambat proses menghafal, karena sebaiknya santri yang akan menghafalkan Al-Qur’an adalah santri yang memiliki kemampuan membaca Qur’an yang baik. Dan salah satu cara untuk memperbaiki bacaan Al-Qur’an adalah dengan mempelajari ilmu tajwid.

Menurut Herry (2012, hlm. 91) dengan mendalami ilmu tajwid, kesulitan dalam bacaan akan dapat diatasi sehingga mempermudah hafalan kita.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui gambaran kemampuan membaca Qur’an santri tahfizh Al-Qur’an di Pondok Pesantren Daarut Tauhiid Bandung.

2. Mengetahui gambaran prestasi hafalan santri tahfizh Al-Qur’an di Pondok Pesantren Daarut Tauhiid Bandung.

3. Mengetahui hubungan antara kemampuan membaca Al-Qur’an dengan prestasi hafalan Al-Qur’an santri tahfizh Al-Qur’an di Pondok Pesantren Daarut Tauhiid Bandung.

4. Mengetahui implikasi dari hasil penelitian dalam pembelajaran Mahfuzhat.

Terdapat dua kata dalam bahasa arab yang menunjukkan arti membaca. Yaitu lafazh qira’ah dan tilâwah.

Lafazh qira’ah berasal dari kata qara’a-yaqra’u-qira’atan wa qur'ânan. Lafazh qara’a-yaqra’u yang berarti membaca. Sedangkan lafazh qirâatan dan lafazh qur'ânan berarti bacaan atau pembacaan. (Munawwir, 1997, hlm. 1101). Adapun menurut Ma’luf & Tottel (2007, Thlm. 617).

ق

قي

-ل ق

-ضد لا لهةد ل رضحلهدجمل:ئيش لا قح

Sedangkan lafazh tilâwah berasal dari kata talâ-yatlû-tilâwatan yang artinya membaca. (Munawwir, 1997, hlm. 138). Adapun menurut Ma’luf & Tottel (2007, hlm. 64),

أل

-لنىدبملهأل

ه قلحلهديل

Di dalam kitab Al-Mu’jam lialfazhil qur’an disebutkan bahwa tilawah dikhususkan untuk mengikuti kitabullah dengan membaca (qira’ah) dan mematuhi (irtisam) kandungannya baik berupa perintah, larangan, motivasi, atau ancaman. Jadi tilawah itu lebih khusus dari qira’ah, setiap tilawah adalah qira’ah, tetapi tidak setiap qira’ah adalah tilawah.

(3)

3

Sedangkan yang dimaksud dengan membaca Al-Qur’an adalah suatu ibadah yang dilakukan oleh seseorang dengan melafalkan setiap huruf, ayat dan surat yang terdapat dalam Qur’an. Dan kemampuan membaca Al-Qur’an adalah kemampuan dan kelancaran dalam membaca Al-Quran yang sesuai dengan ilmu tajwid dan dapat diukur melalui beberapa instrument tes dalam membaca.

Hafalan berasal dari kata bahasa arab yaitu hafizha-yahfazhu-hifzhan . Sedangkan tahfizh berasal dari kata haffazha-yuhaffizhu-tahfîzhan. (Munawwir, 2010, hlm. 279). Adapun menurut Ma’luf & Tottel (2007, hlm. 142-143),

ظظظظظظفح نإ

ظظظظظظفحي

ظظظظظظم , ئظظظظظظ ظظظظظظ م ئاظظظظظظ م ظظظظظظم ,ظظظظظظ عم ضلاظظظظظظنم ئظظظظظظظفح

وظظظظظ بلا

ظظظظظفح

ظظظظظفحي

ظظظظظّ فظظظظظ. ظظظظظفحم ر ظ ظظظظظه فظظظظظ. رئظظظظظ هم ئظظظظظظفح

نئاسعم فلاخ فغم

Menghapal Al-Qur’an yaitu menghapalkan semua surat dan ayat yang terdapat di dalamnya, untuk dapat mengucapkan dan mengungkapkannya kembali secara lisan pada semua surat dan ayat tersebut, sebagai aplikasi menghapal al-Quran.

Menghapal Al-Qur’an itu berbeda dengan menghapal teks-teks yang lain. Karena ketika seseorang menghapalkan Al-Qur’an, harus benar-benar teliti. Tidak boleh ada satu huruf pun yang terlewat atau tidak boleh ada satu harokat pun yang salah dalam membacakannya.

Ketika membaca Al-Qur’an terdapat adab-adab yang harus diperhatikan. Diantaranya adalah sebagai berikut (An-Nawawi, t.t, hal. 53):

a. Bersiwak setiap akan membaca b. Membaca dalam keadaan suci c. Memilih tempat membaca

d. Menghadap kiblat ketika membaca

e. Membaca isti’adzah ketika awal membaca f. Membaca dengan Khusyu’

g. Mengulang-ulang ayat untuk mentadabburi h. Menangis ketika membaca Al-Qur’an i. Membaca dengan tartil

Menurut Aini (2011, hlm. 8) diantara indikator kemampuan membaca Al-Qur’an seseorang adalah:

(4)

4 a. Kefasihan dalam membaca Al-Qur’an b. Ketepatan pada tajwidnya

c. Kelancaran membaca Al-Qur’an

Menurut As-Sirjani dan Khaliq (2010, hlm. 55) terdapat beberapa kaidah pokok yang harus diamalkan oleh penghafal Al-Qur’an. Diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Ikhlas

b. Tekad yang kuat dan bulat

c. Pahamilah besarnya nilai amalan anda d. Amalkan apa yang anda hafalkan! e. Membentengi diri dari jerat-jerat dosa f. Berdo’alah!

g. Pahamilah makna ayat dengan benar h. Menguasai ilmu tajwid

i. Sering mengulang-ulang bacaan

j. Melakukan shalat secara khusyuk dengan ayat-ayat (surat) yang telah dihafal

Adapun kaidah pendukung yang bisa diamalkan oleh penghafal Al-Qur’an adalah sebagai berikut:

a. Membuat perencanaan yang jelas b. Bergabunglah dalam sebuah kelompok c. Bawalah Al-Qur’an kecil dalam saku anda d. Dengarkanlah bacaan imam shalat baik-baik

e. Mulailah dari juz-juz Al-Qur’an yang mudah dihafal f. Gunakanlah satu jenis mushaf Al-Qur’an dalam menghafal g. Jangan berpindah hafalan sebelum benar-benar hafal h. Membagi-bagi surat yang panjang

i. Memperhatikan ayat-ayat mutasyabihat j. Perlombaan menghafal Al-Qur’an al-karim (As-sirjani dan Khaliq, 2010, hlm. 86)

Membaca dan menghafalkan al-qur’an merupakan ibadah yang pasti akan mendapatkan pahala disisi Allah jika dilakukan karena-Nya. Ketika seseorang akan menghafalkan al-qur’an, hendaknya ia memperhatikan kemampuan membacanya. Karena kemampuan membaca al-qur’an

(5)

5

berhubungan dengan kegiatan menghafalkan al-qur’an. Menurut Jannah dan Hidayatullah (2010, hlm. 127),

“Al-Qur’an memiliki jumlah ayat yang sangat banyak. Ditambah dengan adanya banyak kalimat yang mirip atau juga berulang, baik itu dalam surat yang sama maupun dalam surat yang berbeda. Belum lagi, Al-Qur’an juga memiliki hukum-hukum bacaaan dan aturan-aturan tempat keluarnya huruf yang wajib untuk digunakan setiap kali membacanya. Sedikit saja kesalahan dalam hukum bacaan maupun dalam tempat keluarnya huruf akan memberikan efek yang sangat fatal karena dapat mengubah arti dari ayat tersebut. Untuk itu, seseorang yang akan menghafalkan al-qur’an wajib baginya untuk mempelajari dan menguasai hukum tajwid.”

Berdasarkan pernyataan di atas bahwa seseorang yang akan menghafalkan al-qur’an wajib menguasai hukum tajwid agar setiap ayat yang dibaca dan akan dihafal sesuai dengan kaidah yang ada, sehingga tidak menimbulkan kesalahan yang dapat mengubah arti dari ayat tersebut.

Sedangkan menurut Herry (2012, hlm. 91) dengan mendalami ilmu tajwid, kesulitan dalam bacaan akan dapat diatasi sehingga mempermudah hafalan kita.

Terdapat hubungan antara membaca al qur’an dan menghafal al-qur’an dalam pernyataan di atas. Hafalan akan mudah jika kesulitan membaca diatasi. Atau dapat diartikan bahwa hafalan akan mudah jika kemampuan membacanya baik.

Adapun menurut pendapat lain bahwa memperbaiki bacaan bagi penghafal al-qur’an adalah suatu keharusan. Pelaksanaannya bisa setelah menghafal atau sebelum menghafal. Namun, sebaiknya dilakukan sebelum menghafal.

Menurut Ra’uf (2009, hlm. 27) memperbaiki bacaan adalah suatu keharusan karena beberapa pertimbangan berikut:

1. Membaca Al-Qur’an dengan benar merupakan tuntutan syar’i sebagaimana yang sudah dijelaskan dalam ilmu tajwid.

2. Bacaan yang tidak benar merupakan pelanggaran terhadap keaslian Al-Qur’an yang telah diturunkan oleh Allah, yang kemudian oleh para ulama dibakukan dalam bentuk ilmu tajwid dengan hukum-hukumnya yang sudah makruf.

3. Rasulullah SAW menjelaskan bahwa bacaan yang baik lebih didengar oleh Allah.

“Sungguh Allah lebih serius untuk mendengar seseorang yang baik bacaannya, melebihi seseorang yang sedang mendengar nyanyian.” (HR. Ibnu Majah)

4. Bacaan yang bagus lebih memiliki nilai dakwah dan layanan (khidmah) kepada umat.

(6)

6

5. Bacaan yang bagus terbukti dapat membantu pembaca Al-Qur’an dan pendengarnya untuk mentadabburi Al-Qur’an yang merupakan tujuan utama diturunkannya Al-Qur’an.

6. Mengharuskan diri memperbaiki bacaan akan membentuk tradisi yang sangat positif di tengah umat.

METODE

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode korelasional dengan pendekatan kuantitatif yang memberikan gambaran secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu secara objektif dengan menggunakan perhitungan statistik kemudian dianalisis untuk menggambarkan hasil penelitian.

Populasi penelitian ini yaitu seluruh santri tahfizh Al-Qur’an di Pondok Pesantren Daarut Tauhiid Bandung Tahun 2014, dengan sampel penelitiannya adalah santri akhwat yang berada di asrama Daarul Iman yang berjumlah 30 orang. Instrument dalam penelitian ini menggunakan tes lisan.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen tes lisan. Sebelum mengadakan pengumpulan data kepada responden dalam penelitian, instrumen terlebih dahulu diujicobakan terhadap responden yang sama karakteristiknya dengan responden sebenarnya. Tujuan dilakukan uji coba instrumen ini adalah untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan terhadap instrumen yang telah dibuat.

Uji coba instrumen dilaksanakan pada Sekolah Menengah Kejuruan Boarding School Daarut Tauhiid Bandung dengan jumlah responden 15 siswa. Setelah dilakukan uji coba dan data terkumpul, selanjutnya dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas dengan perhitungan statistik.

Setelah peneliti mendapatkan soal yang valid dan reliabel dari uji coba instrumen tersebut, barulah peneliti menggunakan instrumen untuk penelitian. Instrumen diberikan kepada 30 orang sampel. Setelah data terkumpul, peneliti menganalisis data dengan cara sebagai berikut:

1. Mengubah skor mentah menjadi skor baku 2. Menguji normalitas distribusi data

3. Menguji hipotesis penelitian dengan menganalisis koefisien korelasi dan koefisien determinasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah peneliti melakukan penelitian dan mendapatkan data, maka hasil data tersebut kemudian dianalisis dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kemampuan membaca Al-Qur’an dan prestasi hafalan santri tahfizh Al-Qur’an di Pondok Pesantren Daarut Tauhiid Bandung Tahun 2014.

(7)

7

1. Kemampuan Membaca Al-Qur’an Santri Tahfizh Al-Qur’an di Pondok Pesantren Daarut Tauhiid Bandung

Gambaran kemampuan membaca Al-Qur’an berdasarkan tes diperoleh skor tertinggi sebesar 64, skor terendah sebesar 25 dan skor rata-rata sebesar 50.4. Terdapat enam belas santri (53,3%) yang memperoleh skor di atas rata-rata, dan empat belas santri (46,7%) memperoleh skor di bawah rata-rata. Hal ini memberikan gambaran bahwa secara umum kemampuan membaca Al-Qur’an di Program Tahfizhul Al-Qur’an Daarut Tauhiid Bandung dapat dikatakan baik. Karena 53,3% santri mendapatkan skor di atas rata-rata. Artinya berdasarkan hasil jawaban responden yaitu kemampuan santri baik dalam membaca Al-Qur’an yang sesuai dengan ilmu tajwid. Berdasarkan pengamatan penulis, hal ini disebabkan latar belakang santri yang berasal dari pesantren dan pernah belajar tahsin. Dengan kemampuan membaca Al-Qur’an yang baik diharapkan dapat meningkatkan prestasi hafalan Al-Al-Qur’an yang baik pula.

Kemampuan membaca Al-Qur’an merupakan keterampilan seseorang dalam membaca huruf, kalimat dan ayat-ayat yang terdapat dalam Al-Qur’an sesuai dengan hukum bacaan tajwid. Hal ini sesuai dengan pendapat Aini (2011, hlm. 8) di antara indikator kemampuan membaca Al-Qur’an seseorang adalah:

a. Kefasihan dalam membaca Al-Qur’an b. Ketepatan pada tajwidnya

c. Kelancaran membaca Al-Qur’an

Jadi, kemampuan membaca Al-Qur’an dalam penelitian ini adalah kefasihan, kelancaran, dan ketepatan pada tajwid ketika membaca Al-Qur’an. Dan dirangkai dalam 2 indikator dalam tes, yaitu makhorijul huruf dan hukum bacaan.

2. Prestasi Hafalan Al-Qur’an Santri Tahfizh Al-Qur’an di Pondok Pesantren Daarut Tauhiid Bandung

Gambaran prestasi hafalan Al-Qur’an berdasarkan tes diperoleh skor tertinggi sebesar 65, skor terendah sebesar 27, dan skor rata-rata sebesar 50.1. Terdapat delapan belas santri (60%) yang memperoleh skor di atas rata-rata, dan dua belas santri (40%) yang memperoleh skor di bawah rata-rata. Hal ini memberikan gambaran bahwa secara umum prestasi hafalan Al-Qur’an santri di Program Tahfizhul Qur’an Daarut Tauhiid Bandung dapat dikatakan baik. Karena 60% santri mendapatkan skor di atas rata-rata. Artinya berdasarkan hasil jawaban responden yaitu prestasi hafalan Al-Qur’an santri baik. Berdasarkan pengamatan penulis terhadap responden, hal ini disebabkan kurangnya muroja’ah yang dilakukan oleh santri terhadap hafalan juz 30. Prestasi hafalan Al-Qur’an sering kali diukur dengan lancar dan kuatnya hafalan ketika dibaca ulang.

Menurut Rauf (2009:32) menghafal Al-Qur’an adalah kegiatan yang sangat membutuhkan kecintaan yang sangat tinggi terhadap Al-Qur’an, karena keberlangsungannya sampai akhir hayat.

(8)

8

Jadi, menghafal Al-Qur’an itu tidak ada akhirnya. Meskipun sudah hafal seluruhnya, tetap saja hafalan tersebut harus dijaga sampai akhir hayat.

Indikator dari prestasi hafalan Al-Qur’an dalam penelitian ini dirangkai dalam 3 indikator, yaitu melanjutkan ayat, membaca satu surat dan menyebutkan nama surat.

3. Hubungan Antara Kemampuan Membaca Al-Qur’an dan Prestasi Hafalan Al-Qur’an Santri Tahfizh Al-Qur’an di Pondok Pesantren Daarut Tauhiid Bandung

Dari hasil penelitian, peneliti memperoleh data yang akan dijelaskan di bawah ini:

a. Terdapat sepuluh orang santri yang memperoleh nilai baik dalam kemampuan membaca Al-Qur’an dan juga dalam prestasi hafalan Al-Qur’an.

b. Terdapat enam orang santri yang memperoleh nilai baik dalam kemampuan membaca Al-Qur’an, tetapi kurang baik dalam prestasi hafalan Al-Qur’ans

c. Terdapat delapan orang santri yang memperoleh nilai kurang baik dalam kemampuan membaca Al-Qur’an, tetapi baik dalam prestasi hafalan Al-Qur’an.

d. Terdapat enam orang santri yang memperoleh nilai kurang baik dalam kemampuan membaca Al-Qur’an dan juga dalam prestasi hafalan Al-Qur’an.

Berdasarkan hasil temuan diketahui bahwa koefisien korelasi adalah sebesar 0.076 dan termasuk dalam kategori sangat rendah, artinya hubungan antara kemampuan membaca Al-Qur’an dengan prestasi hafalan Al-Qur’an sangat rendah. Kemudian dari analisis signifikansi dengan taraf kepercayaan 95% dan dk=n-2(30-2) menunjukan bahwa thitung menunjukkan 0.403 dari

ttabel (1.701). Dengan demikian dapat diartikan bahwa terdapat korelasi yang

hhafalan Al-Qur’an pada Program Tahfizhul Qur’an Daarut Tauhiid Bandung.

Untuk korelasi determinasi diketahui dari hasil perhitungan adalah sebesar 0.5776%. Artinya hubungan Kemampuan Membaca Al-Qur’an dengan Prestasi Hafalan di Program Tahfizhul qur’an Daarut Tauhiid Bandung adalah sebesar 0.5776%. Sedangkan sisanya 99.42% dipengaruhi faktor lain.

Hubungan yang mendasari antara kemampuan membaca Al-Qur’an dengan prestasi hafalan Al-Qur’an dapat ditelaah dari definisi masing-masing variabel. Menurut Rauf (2009, hlm. 27), membaca Al-Qur’an dengan benar merupakan tuntutan syari sebagaimana yang sudah dijelaskan dalam ilmu tajwid.

Sedangkan prestasi hafalan Al-Qur’an adalah hasil yang harus dicapai dalam program tahfizh Al-Qur’an yang dapat diukur dengan nilai test hafalan.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menurut Syah (2006, hlm. 132), yaitu:

(9)

9

a. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), meliputi keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa.

b. Faktor eksternal (faktor dari luar diri siswa), meliputi kondisi lingkungan sekitar siswa.

c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning) yaitu jenis upaya belajar siswa (kebiasaan) yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi pelajaran.

4. Implikasi Dari Hasil Penelitian Dalam Pembelajaran Mahfuzhat

a. Seorang Guru dapat memberikan arahan kepada siswa bahwa kemampuan membaca Al-Qur’an merupakan salah satu faktor yang sedikit berpengaruh dalam menghafal Al-Qur’an.

b. Seorang Guru dapat memberikan motivasi kepada siswa mengulang-ulang ayat yang sudah dihafal.

KESIMPULAN

1. Dari hasil tes, diperoleh skor rata-rata untuk Kemampuan Membaca Al-Qur’an (Variabel X) adalah 50.4, skor tertinggi 64 dan skor terendah sebesar 25. Dengan 53,3% santri mendapatkan skor di atas rata-rata. Ini mengandung arti bahwa kemampuan membaca Al-Qur’an Santri Tahfizhul Qur’an Daarut Tauhiid Bandung sudah baik sesuai dengan hukum bacaan ilmu tajwid.

2. Dari hasil tes, diperoleh skor rata-rata untuk Prestasi Hafalan Al-Qur’an (Variabel Y) adalah 50.1, skor tertinggi 65, dan skor terendah sebesar 27. Dengan 60% santri mendapatkan skor di atas rata-rata. Ini mengandung arti bahwa prestasi hafalan Santri Tahfizhul Qur’an Daarut Tauhiid Bandung sudah baik dalam hafalan juz 30.

3. Tidak setiap santri yang memperoleh nilai baik dalam kemampuan membaca Al-Qur’an, baik juga dalam prestasi hafalan Al-Qur’an. Dan sebaliknya, tidak setiap santri yang memperoleh nilai kurang baik dalam kemampuan membaca Al-Qur’an, kurang baik juga dalam prestasi hafalan Al-Qur’an.

Berdasarkan hasil analisis data penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang sangat rendah antara kemampuan membaca Al-Qur’an dan prestasi hafalan Al-Al-Qur’an, hal ini terbukti dengan koefisien korelasi sebesar 0,076, dari hasil uji hipotesis dengan derajat kebebasan (dk-2=n-2=30-2=28) dan taraf signifikansi 95% diperoleh ttabel 1,701 dan thitung

0,403. Hal tersebut menunjukan bahwa H0 diterima karena < dan

Ha ditolak. Artinya terdapat hubungan yang tidak signifikan dan negatif

antara Kemampuan Membaca Al-Qur’an dan Prestasi Hafalan Al-Qur’an santri Tahfizh Al-Qur’an di Pondok Pesantren Daarut Tauhiid Bandung Tahun 2014. Dan dengan koefisien determinasi sebesar 0,5776%, ini berarti bahwa menghafal Al-Qur’an itu tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan membaca Al-Qur’an saja. Tetapi dipengaruhi oleh faktor lain sebesar 99,42%.

4. Implikasi dari hasil penelitian dalam pembelajaran Mahfuzhat adalah seorang Guru dapat memberikan arahan kepada siswa bahwa kemampuan

(10)

10

membaca Al-Qur’an merupakan salah satu faktor yang sedikit berpengaruh dalam menghafal Al-Qur’an dan dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk mengulang-ulang ayat yang sudah dihafal.

DAFTAR PUSTAKA

Aini. (2011). (Skripsi). Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Dengan Metode Struktural Analitik Sintetik Siswa Kelas IV MI Nurul Islam 02 Wonokerto, Bancak, Semarang Semester I Tahun Pelajaran 2010/2011. Semarang.

An-Nawawi, Imam. (t.t). At-Tibyaan fii Adaabi Hamalah Al-Qur’an. Daar An-Nafais.

As-Sirjani dan Khaliq. (2010). Cara Cerdas Hafal Al-Qur’an. Solo: AQWAM.

Herry. (2012). Agar Orang Sibuk Bisa Menghafal Al-Qur’an. Yogyakarta: Pro-U Media.

Jannah & Hidayatullah. (2010). 10 Bersaudara Bintang Al-Quran. Bandung: Sygma Publishing.

Ma’luf dan Tottel. (2007). Al-Munjid Kamus Arab-Indonesia. Beirut: Darul Masyriq.

Munawwir, A. W. (1997). Al Munawwir Kamus Arab-Indonesia. Surabaya: Pustaka Progressif.

Ra’uf. (2009). Anda Pun Bisa Menjadi Hafidz Al-Qur’an. Jakarta: Markaz Al-Qur’an.

Syah, M. (2006). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasar klasifikasi m-Learning [Georgiev dkk, 2005], aplikasi ini dibatasi pada penggunaan perangkat berupa telepon genggam yang telah mendukung aplikasi Java

434 Mahmudah Guru Kelas MI MII Banyurip Ageng 02 Kota Pekalongan Ujian Tulis Ulang. 435 Nur Adilah Guru Kelas MI MSI 05 Sampangan Kota

Penggunaan nilai wajar dalam menilai aset perusahaan dapat menimbulkan keuntungan atau kerugian yang tidak direalisasi keuntugan atau kerugian yang tidak

Pertanyaannya adalah bagaimanakah proses pembelajaran dalam perkuliahan geometri untuk mahasiswa calon guru matematika yang dapat menumbuhkembangkan kemampuan berpikir

 biaya, dilatarbelakangi lemahnya akuntabilitas untuk mengelola sistem akuntansi, kurang sistem akuntansi, kurang adanya peran anggaran, dan ketidaktepatan dalam mencatat

Menghitung total cadangan karbon hutan didasarkan pada kandungan biomasa dan bahan organik pada lima carbon pool (biomassa atas permukaan tanah, biomassa bawah permukaan tanah,

Perbandingan Pengaruh Penggunaan Simulator Cisco Packet Tracer Dan Graphical Network Simulator 3 (GNS3) Sebagai Media Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Arah rotasi venus searah jarum jam (dari timur ke barat). Hal ini berbeda dengan planet-planet lain yang rotasinya berlawanan jarum jam. Sekali mengelilingi matahari, venus