• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Daging Sapi Di Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Daging Sapi Di Sumatera Utara"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENAWARAN DAGING SAPI DI SUMATERA UTARA

SKRIPSI

Oleh :

OVISTEVI MUNTHE 090304087 AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENAWARAN DAGING SAPI DI SUMATERA UTARA

SKRIPSI

OVISTEVI MUNTHE 090304087 AGRIBISNIS

SkripsiSebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

Disetujui Oleh: Komisi Pembimbing

Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing

(Dr. Ir Satia Negara Lubis, MEc)

NIP:1963020411997031001 NIP:196308221988032003

(Ir.Lily Fauzia,M.Si)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

ABSTRAK

OVISTEVI MUNTHE: Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Daging Sapi di Sumatera Utara. Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Dr. Ir Satia Negara Lubis, M.Ec selaku ketua komisi pembimbing dan Ibu Ir. Lily Fauzia, M.Si selaku anggota komisi pembimbing.Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penawaran daging sapi, untuk menganalisis trend produksi daging sapi, dan untuk menganalisi proyeksi produksi daging sapi.Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive dengan sistem simple random sampling. Penelitian ini telah dilakukan di Provinsi Sumatera Utara.Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.Metode analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda melalui progran SPSSdan menggunakan analisis trend. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran daging sapi di Sumatera Utara adalah harga daging sapi dan harga daging ayam. Secara serempak, kedua faktor berpengaruh nyata terhadap penawaran daging . Sementara secara parsial harga daging sapi berpengaruh nyata terhadap penawaran daging sapi sementara daging ayam tidak berpengaruh nyata, terdapat trend pertumbuhan daging sapi tahun 2002-2012 di Sumatera Utara dan proyeksi pertumbuhan daging sapi di Sumatera Utara pada tahun 2014 sampai 2023 adalah meningkat.

(4)

RIWAYAT HIDUP

Ovistevi Munthe lahir di Medan pada tanggal 19 November 1990 anak dari Bapak Alm Bakhner Munthe dan Ibu Rosmaniar Purba.Penulis merupakan anak kelima

dari enam bersaudara.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut :

1. Tahun 1996 masuk Sekolah Dasar Nasrani 3 kota Medan dan tamat tahun 2002

2. Tahun 2002 masuk Sekolah Menegah Pertama Negri 19 Medan dan tamat

tahun 2005

3. Tahun 2005 masuk Sekolah Menengah Atas Eka Prasetya dan tamat tahun

2008.

4. Tahun 2009 Menempuh pendidikan di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan

5. Bulan Agustus 2013 mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Cempedak Lobang Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.Adapun judul skripsi ini adalah “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI PENAWARAN DAGING SAPI DI SUMATERA

UTARA”. Skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

Pertanian di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara Medan.

Pada kesempatan ini pertama penulis mengucapkan terima kasih kepada Kedua

Orang tua tersayang yaitu Ayahanda Alm Bakhner Munthe dan Ibu Rosmaniar Purba yang telah membesarkan penulis dengan rasa sayang yang tiada terkira dan

selalu memberikan nasihat, didikan, pengorbanan, dan dukungan baik secara materi maupun doa sehingga penulis dapat menyelesaikan studi. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada abang (Novan, Brando, Josua), kakak (Diana),

dan adik (Yudha) penulis. Serta penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Dr. Ir. Salmiah, M.S dan Bapak Dr Ir Satia Negara Lubis, MEc selaku ketua dan wakil ketua program studi Agribisnis FP USU.

2. Bapak Dr Ir Satia Negara Lubis, MEc selaku Ketua Komisi Pembimbing.

3. Ibu Ir. Lily Fauzia, M.Si selaku Anggota Komisi Pembimbing.

4. Seluruh Dosen, Staff dan Pegawai di Departemen Agribisnis Fakultas

Pertanian USU.

(6)

6. Sahabat sahabat dan rekan mahasiswa yang telah memberikan bantuan dan

dukungan selama penulis menempuh pendidikan dan menyusun skiripsi ini yaitu Bang Bengbeng, Elen, Taufik, Tomy, Ridwan, Novra, Satria, Boyman,

Firman, Azrul, Fauzi, Juara, Awan, Welman, Teo, Rafael, IMAS USU, GMKI Pertanian USU, Warkop Chelsea dan seluruh teman teman Agribisnis dan PKP Stambuk 2009 yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu.

7. Teman-teman penulis yang lain, Yoda, Jekli, Randy, Oktani, Betrik, Rikardo, Dika, Vivi, Klasmen, Nunut,Genio, Gery.

Penulis menyadari bahwa skiripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu diharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk menyempurnakan skripsi ini.Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Agustus 2014

(7)

DAFTARISI

ABSTRAK ... i

RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian... 5

1.4 Kegunaan Penelitian ... 5

II.TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka ... 6

2.2 Landasan Teori ... 9

2.2.1 Teori Penawaran ... 9

2.2.2 Trend ... 11

2.2.3 Proyeksi ... 11

(8)

2.4 Hipotesis Penelitian ... 14

III. METODE PENELITAIN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 15

3.2 Metode Penentuan Data ... 16

3.3 Metode Analisis Data ... 16

3.4 Definisi Dan BatasanOperasional ... 21

3.4.1 Definisi... 21

3.4.2Batasan Operasional ... 22

IV. DEKSRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK DATA 4.1 Deskripsi Daerah Penelitian ... 23

4.1.1 Letak Topografi dan IklimDaerah Penelitian ... 27

4.1.2 Keadaan Penduduk ... 26

4.1.3 Keadaan Ekonomi ... 28

4.1.4 Sarana dan Prasarana ... 30

4.2 Karakteristik Data ... 31

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 32

Trend Produksi Daging Sapi ... 36

Proyeksi Daging Sapi ... 39

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 41

(9)

DAFTAR PUSTAKA

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

Tabel 1 Jumlah Produksi Daging Berbagai Ternak Besar 2

Tabel 2 Jumlah Produksi Daging Sapi Menurut Kab/Kota Tahun 2012 3

Tabel 3 Spesifikasi Pengumpulan Data 16

Tabel 4 Luas dan Letak diatas Permukaan Laut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara 25

Tabel 5 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Provinsi Sumatera Utara 2011 27

Tabel 6 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Provinsi Sumatera Utara 28

Tabel 7 Produk Domestik Regional Sumatera Utara Menurut Lapangan Usaha Atas dasar Harga Berlaku 2011 (miliar rupiah) 29

Tabel 8 Produk Domestik Regional Sumatera Utara Menurut Lapangan Usaha Atas dasar Harga Konstan 2011 (miliar rupiah) 30 Tabel 8 Panjang Jalan di Provinsi Sumatera Utara 2011 31

Tabel 9 Uji Multi Kolineritas Penawaran Daging Sapi 33

Tabel 10 Hasil Analisis Penawaran Daging Sapi di Sumatera 34

(11)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran 13 4.1 Trend Produksi Daging Sapi 37 4.2 Proyeksi Produksi Daging Sapi di Sumatera Utara 40

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul

1. Lampiran Output SPSS Analisis Penawaran Daging Sapi 2. Konsumsi Daging Sapi

3. Harga Daging Sapi

(13)

ABSTRAK

OVISTEVI MUNTHE: Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Daging Sapi di Sumatera Utara. Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Dr. Ir Satia Negara Lubis, M.Ec selaku ketua komisi pembimbing dan Ibu Ir. Lily Fauzia, M.Si selaku anggota komisi pembimbing.Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penawaran daging sapi, untuk menganalisis trend produksi daging sapi, dan untuk menganalisi proyeksi produksi daging sapi.Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive dengan sistem simple random sampling. Penelitian ini telah dilakukan di Provinsi Sumatera Utara.Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.Metode analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda melalui progran SPSSdan menggunakan analisis trend. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran daging sapi di Sumatera Utara adalah harga daging sapi dan harga daging ayam. Secara serempak, kedua faktor berpengaruh nyata terhadap penawaran daging . Sementara secara parsial harga daging sapi berpengaruh nyata terhadap penawaran daging sapi sementara daging ayam tidak berpengaruh nyata, terdapat trend pertumbuhan daging sapi tahun 2002-2012 di Sumatera Utara dan proyeksi pertumbuhan daging sapi di Sumatera Utara pada tahun 2014 sampai 2023 adalah meningkat.

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pengembangan bisnis peternakan mempunyai tantangan yang cukup besar akibat

perubahan ekonomi kedepan. Melambatnya pertumbuhan ekonomi yang berakibat pada penurunan daya beli perlu diantisipasi. Adanya liberilisasi perdagangan

dunia yang akan meminimumkanrestriksi perdagangan antar negara menimbulkan persaingan ketat antar negara di pasar dalam negeri maupun pasar internasional. Salah satu cara yang tepat untuk dapat memenangkan persaingan adalah melalui

peningkatan daya saing, baik dari sisi permintaan maupun dari sisi penawaran (Yunus, 2013).

Menurut Sugeng (1992), ternak sapi, khususnya sapi potong merupakan salah satu sumber daya penghasil bahan makanan berupa daging yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan penting artinya di dalam kehidupan masyarakat. Sebab

seekor atau kelompok ternak sapi bisa menghasilkan berbagai macam kebutuhan, terutama sebagai bahan makanan berupa daging, disamping hasil ikutan lainnya

seperti pupuk kandang, kulit, tulang dan lain sebagainya.Daging sangat besar manfaatnya bagi pemenuhan gizi berupa protein hewani.Sapi sebagai salah satu hewan pemakan rumput sangat berperan sebagai pengumpul bahan makanan

bergizi rendah yang dirubah menjadi bahan bergizi tinggi, kemudian diteruskan kepada manusia dalam bentuk daging.

(15)

Indonesia belum dapat memenuhi tingkat konsumsi daging masyarakat yang

semakin menanjak tiap tahunnya seiring dengan membaiknya perekonomian masyarakat. Laju konsumsi daging sapi belum dapat tertutupi dengan laju

produksi daging sapi dalam negeri. Kebutuhan daging sapi Nasional pada Tahun 2008, sebesar 60% dipasok dari produksi dalam negeri dan 40% dipenuhi melalui impor, yaitu dalam bentuk daging dan jerohan beku sebesar 70 ribu ton dan impor

sapi bakalan mencapai 630 ribu ekor.

Tabel 1.1 Konsumsi Daging Sapi di Sumatera Utara Tahun 2002-2012

Tahun Jumlah (ton)

Sumber: Dinas Peternakan Sumatera Utara, 2013

Berdasarkan Tabel 1.1, laju konsumsi rata-rata daging sapi di Sumatera Utara

(16)

Menurut Sugeng (2012), Prospek beternak sapi potong di Indonesia masih tetap

terbuka lebar dalam waktu yang lama. Hal ini disebabkan permintaan daging sapi dari tahun ke tahun terus menunjukkan peningkatan. Peningkatan ini memang

sejalan dengan peningkatan taraf ekonomi dan kesadaran akan gizi dari masyarkat.

Sumatera Utara adalah salah satu Provinsi yang memiliki keragaman produk

peternakan. Dengan luas wilayah 3,82% dari luas wilayah Indonesia dan jumlah penduduk 13.215.401 jiwa. Sumatera Utara merupakan salah satu pasar potensial

dalam mengembangkan usaha peternakan (BPS, 2012).

Tabel 1.2 Produksi Daging Sapi Menurut Kabupaten Kota Tahun 2012

Kab/Kota Jumlah Ton

Nias 92,7

Mandailing Natal 496,76

Tapanuli Selatan 291,38

Tapanuli Tengah 139,01

Tapanuli Utara 65,95

Toba Samosir 68,60

Labuhan Batu 457,89

Asahan 1.326,17

Simalungun 2.205,29

Dairi 81,10

Karo 2.768,83

Delli Serdang 3.593,31

(17)

Nias Selatan 20,41

Humbang Hasundutan 9,03

Pakpak Barat 21,33

Samosir 84,53

Serdang Bedagai 101,37

Batubara 2.309,90

Padang Lawas Utara 251,65

Padang Lawas 2.250,76

Labuhan Batu Selatan 31,46

Labuhan Batu Utara 273,16

Nias Utara 14,83

Nias Barat 6,69

Sibolga 25,59

Tanjung Balai 197,64

Pematang Siantar 150,90

Tebing Tinggi 202,82

Medan 4.337,21

Binjai 1.247,91

Padang Sidempuan 527,13

Gunung Sitoli 5,52

Sumatera Utara 24.546,60

Sumber : BPS Sumatera Utara 2012

Dari keterangan tabel diatas, dapat diketahui bahwa Kota Medan memiliki tingkat Produksi Daging Sapi terbesar di Sumatera Utara dengan jumlah sebanyak

(18)

Gunung Sitoli dengan jumlah 5,52 ton daging sapi. Secara keseluruhan, produksi

daging sapi di Sumatera Utara adalah 24.546,60 ton daging sapi.

Sebagai salah satu provinsi yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang stabil, Sumatera Utara merupakan kawasan industri penting di Indonesia.Berbagai

Industri penting di wilayah ini, seperti peternakan, pertanian dan perkebunan (terutama kelapa sawit dan karet) menyebabkan peningkatan secara nyata pendapatan domestik regional. Peningkatan ekonomi tersebut berpengaruh

terhadap pola konsumsi masyarakat setempat, yang secara langsung mendorong peningkatan permintaan terhadap bahan pangan yang diketahui masyarakat

memiliki nilai gizi yang tinggi seperti daging, susu dan lainnya. Akibatnya penyediaan produk ternak termasuk daging sapi di wilayah Sumatera Utara dituntut untuk terus meningkat.

Dengan semakin pentingnya pertanian dalam pembangunan Indonesia, yakni sub sektor peternakan komoditas daging sapi, terkhususnya di Sumatera Utara,

terutama dalam rangka tujuan swasembada, penting untuk dapat mengerti hakikat faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran daging sapi dan analisis mengenai poyeksi produksi daging sapi domestik Sumatera Utara.Sebagai akibat respon dari

semakin tingginya tingkat konsusmi daging sapi di Sumatera Utara.Maka berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti tentang“Analisis

Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran daging Sapi di Sumatera Utara.

(19)

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa

masalah sebagai berikut :

1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran daging sapi di Sumatera

Utara ?

2. Bagaimana trend produksi daging sapi di Sumatera Utara ? 3. Bagaimana proyeksi produksi daging sapi di Sumatera Utara?

1.3Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari pelaksanaan penelitian ini sebagai berikut, yaitu untuk :

1. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penawaran

daging sapi di Sumatera Utara.

2. Untuk mengetahui trend produksi daging sapi di Sumatera Utara.

3. Untuk mengetahui proyeksi produksi daging sapi di Sumatera Utara.

1.4Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam melihat

penawaran daging sapi di Sumatera Utara.

2. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah untuk membuat kebijakan dalam mengendalikan ketersediaan daging sapi di Sumatera Utara.

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI

DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Tinjauan Pustaka

Penggolongan sapi kedalam suatu bangsa (breed) sapi, didasarkan atas sekumpulan persamaan karakteristik tertentu yang sama. Atas dasar karakteristik tersebut, mereka dapat dibedakan dari ternak lainnya meskipun masih dalam

spesies yang sama. Karakteristik yang dimiliki tersebut akan diturunkan ke generasi berikutnya. Menurut Blakely dan Bade (1992), bangsa sapi mempunyai

klasifikasi taksonomi sebagai berikut :

Phylum : Chordata Subphylum : Vertebrata

Class : Mamalia

Bos indicus (sapi India/sapi zebu)

(21)

Adapun sapi yang dihasilkan dari jenis primitif, diklasifikasikan menjadi 3

kelompok besar yang memiliki andil warna genetik sapi, yakni :

1. Bos Sondaicus atau Bos Banteng, sampai sekarang masih bisa ditemui hidup

liar di daerah margasatwa yang dilindungi di Pulau Jawa, seperti di Pangandaran dan Ujung Kulon.

2. Bos Indicus atau Sapi Zebu, sampai sekarang mengalami perkembangan di

India, Asia.

3. Bos Taurus atau Sapi Eropa, sampai sekarang mengalami perkembangan di

Eropa.

Menurut Anonimus a (2013), daging sapi sangat disukai karena mempunyai gizi tinggi dan juga rasanya yang enak serta gurih. Masyarakat Indonesia biasa

memasak daging selera makan.Tidak hanya enak dan gurih, daging sapi juga bergizi tinggi

sehingga bermanfaat bagi tubuh manusia.Dengan menu seimbang yang memasukkan daging sapi dalam satu unsur makanan, tubuh kita akan mendapatkan manfaat dari olahan satu ini.

Daging sapi mempunyai kandungan protein paling tinggi dibanding dengan daging hewan lainnya. Menurut Departemen Kesehatan (1981), setiap 100 gram

daging sapi mengandung kalori 207 kkcl, protein 18,8 gram, lemak 14,0 gram, calcium 11 mg, phosphor 170 mg dan besi 2,8 mg.

Protein dari daging sapi ini disebut protein hewani yang mempunyai struktur asam

(22)

hewani lebih baik dibanding dengan protein nabati (dari tumbuh-tumbuhan). Pada

tubuh makluk hidup seperti manusia, protein merupakan penyusun bagian besar organ tubuh, seperti: otot, kulit, rambut, jantung, paru-paru, otak, dan lain-lain.

Adapun fungsi protein yang penting bagi bagi tubuh manusia, antara lain untuk: pertumbuhan, memperbaiki sel-sel yang rusak, sebagai bahan pembentuk plasma kelenjar, hormone dan enzim, dan sebagian sebagai cadangan energi, jika

karbohidrat sebagai sumber energi utama tidak mencukupi serta menjaga keseimbangan asam basa darah(Anonimus,2013).

Menurut Yunus (2013), ketergantungan daging sapi pada impor jika tidak ditunjang oleh usaha-usaha kemandirian yang produktif, akan mendorong ketergantungan yang akan semakin sulit dipecahkan. Dalam sisi permintaan dalam

negri yang menjadi penghambat tumbuhnya sektor peternakan, antara lain :

• Struktur industri peternakan semakin besar tetap bertahan dalam dalam bentuk

usaha rakyat yang dicirikan oleh tingkat pendidikan peternak yang rendah, pendapatan rendah, penerapan manajemen dan teknologi konvensional, lokasi

ternak menyebar luas, ukuran usaha relatif kecil, serta pengadaan input utama yakni HMT (Hijau Makanan Ternak) yang masih tergantungpada musim, ketersediaan tenaga keluarga, serta penguasaan lahan HMT yang terbatas. • Ketersediaan bibit yang bermutu. Penelitian tentang pembibitan telah banyak

dilakukan namun belum disosialisasikan dalam skala besar.Terjadi kegagalan komunikasi baik badan Litbang maupun perguruan tinggi. Selain itu,peternak tidak punya insentif dalam mengadopsi teknologi baru yang disertai

(23)

• Masalah agroindustri peternakan yang belum mampu menggerakkan sektor

peternakan. Misalnya industri pengolahan susu, sebagian besar menggunakan

input negara asal

• Derasnya impor illegal produk-produk peternakan

• Bencana penyakit (mewabahnya virus antraks dan sebagainya)

• Ketergantungan yang tinggi terhadap bahan baku pakan

2.2 Landasan Teori

Teori Penawaran

Dalam hukum penawaran, pada dasarnya menyatakan makin tinggi harga suatu barang, makin banyak jumlah barang yang ditawarkan oleh pedagang.Sementara

semakin rendah harga barang tersebut, semakin sedikit barang jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen dengan anggapan faktor-faktor lain tidak

berubah(Daniel, 2002). Pengertian jumlah yang ditawarkan (quantity supplied) adalah jumlah tertentu dari suatu barang yang diharapkan untuk dijual oleh perusahaan atau produsen pada suatu periode tertentu. Pengertian ini mencakup

apa yang diinginkan dan apa yang dapat dijual oleh perusahaan(Sisdjiatmo, 1983). Jumlah penawaran dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Harga barang itu sendiri

Jika hal-hal lain tidak berubah maka kenaikan harga barang itu sendiri akan

menyebabkan produsen menaikkan jumlah yang ditawarkan. Dengan menawarkan jumlah barang yang lebih banyak, produsen berharap untuk

(24)

tidak berubah ). Selain itu, perusahaan lebih suka mengalihkan sumberdaya

(resources) pada barag yang harganya lebih naik, daripada menggunakan sumberdaya untuk barang yang harganya turun.Akibatnya, lebih banyak yang

ditawarkan jika harganya naik.Sebaliknya lebih sedikit barang yang ditawarkan jika harga barang turun(Sisdjiatmo, 1983).

Naik atau turunnya harga barang akan mempengaruhi banyak/sedikitnya

terhadap jumlah barang yang ditawarkan. Kuantitas akan meningkat ketika harganya meningkat dan kuantitas yang diminta menurun ketika harganya

menurun. Dapat dikatakan bahwa kuantitas yang diminta berhubungan positif dengan harga (Djojodipuro, 1991)

2. Harga Subsitusi

Jika harga suatu barang naik, maka produsen cenderung akan menambah jumlah barang yang dihasilkan. Hal ini kembali lagi pada hukum

(25)

Trend dan Proyeksi

Menurut Gitosudarmo dan Najmudin (2001), trend adalah rata-rata perubahan dalam jangka panjang.Bila data yang ada menunjukkan kenaikan, maka trend

tersebut menunjukkan trend positif.Bila menunjukkan penurunan maka trend tersebut menunjukkan trend negatif.Ada beberapa metode yang bisa digunakan

untuk menenetukan trend.Dengan menggunakan trend metode kuadrat terkecil (least square) penentuan trend semakin jelas dan mudah.Persamaan trendny adalah :

Y= a + bx

Menurut Sugiarto dan Harijono (2000), peramalan penjualan adalah

perkiraan/proyeksi secara teknis permintaan konsumen potensial untuk suatu waktu tertentu dengan berbagai asumsi. Dalam hal ini hasil dari suatu ramalan lebih merupakan pernyataan atau penilaian yang dikuantifsir terhadap kondisi

masa depan mengenai penjualan sebagai proyeksi teknis dari permintaan konsumen potensial untuk jangka waktu tertentu. Dalam dunia bisnis, hasil

(26)

2.3 Kerangka Pemikiran

Daging sapi sangat disukai karena mempunyai gizi tinggi dan rasanya enak serta gurih.Masyarakat Indonesia biasa memasak daging sapi dengan berbagai olahan

seperti rendang untuk acara-acara hajatan dan sebagainya.Daging sapi bergizi tinggi, bermanfaat bagi tubuh manusia dan mempunyai rasa enak, yang diperoleh dari daging yang baik dan sehat.Ketika masyarakat mulai membutuhkan daging

sapi, maka masyarakat mulai membentuk konsumsi terhadap daging sapi.Hal ini menjadi respon terbentuknya penawaran daging sapi di Sumatera Utara.

Terdeteksinya kebutuhan akan suplay daging sapi di pasar, membuat para pelaku pasar melakukan penawaran daging sapi di Sumatera Utara. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran daging sapi di Sumatera Utara adalah Harga daging

sapi dan harga daging subtitusi yakni daging ayam.

Adanya Konsumsi dan penawaran daging sapi ini lah yang mempengaruhi

produksi daging sapi di Sumatera Utara. Maka daripada itu perlu dianalisis bagaimana trend produksi daging sapi selama kurun waktu 2002-2012 untuk kemudian dilakukan proyeksi produksi daging sapi selama 10 tahun yang akan

datang. Sehingga hasil proyeksi yang didapat dapat menjadi acuan pertimbangan untuk mencermati langkah-langkah yang akan diambil guna mencapai tujuan

(27)

Secara skematis, kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar Skema Kerangka Pemikiran

Keterangan :

: Menyatakan hubungan : Menyatakan pengaruh

Pasar Daging Sapi di Sumatera Utara

Penawaran Daging Sapi di Sumatera Utara

Faktor –faktor yang

mempengaruhi penawaran daging Sapi di Sumatra Utara :

1. Harga Daging Sapi 2. Harga Daging ayam

Trend Produksi Daging Sapi di Sumatera Utara 2002-2012

(28)

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah dan kerangka pemikiran dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :

1. Penawaran produsen terhadap daging sapi di Sumatera Utara dipengaruhi oleh beberapa faktor (harga daging sapi dan harga daging ayam).

2. Terdapat trend pertumbuhan produksi daging sapi di Sumatera Utara dalam

kurun waktu 2002-2012.

3. Proyeksi trend pertumbuhan daging sapi dalam kurun waktu 2014-2023 di

(29)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Daerah penelitian dipilih secara purposive (sengaja) yaitu Provinsi Sumatera

Utara. Purposive sampling merupakan salah satu teknik pengambilan sampel yang sering digunakan dalam penelitian. Penelti menentukan sendiri sampel yang

diambil karena ada pertimbangan tertentu. Dasar pertimbangan ditunjuk Provinsi Sumatera Utara sebagai daerah penelitian adalah karena Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu sentra produksi daging sapi dan mudah dijangkau untuk

diteliti.

Secara nasional, pada tahun 2011 Indonesia memproduksi sekitar 465.824 ton

daging sapi dengan penyumbang produksi terbesar berada pada Provinsi Jawa Timur. Sumatera Utara berada di peringkat keenam dengan produksi 14.936 ton daging sapi atau menyumbang sekitar 3,2% produksi daging sapi nasional.

(30)

3.2 Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data time series dari tahun 2002-2012. Adapun jenis dan sumber data yang akan digunakan

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2 Spesifikasi Pengumpulan Data

No. Jenis Data Sumber Metode

1. Jumlah konsumsi daging sapi

3. Jumlah produksi daging sapi, impor daging sapi

Statistik Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Utara dan Dinas Perdangangan Provinsi Sumatera Utara

Mencari publikasi Instansi terkait

3.3Metode Analisis Data

Untuk menganalisis identifikasi masalah 1 untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran daging sapi secara serempak dan parsial diuji dengan menggunakan Model Analisis Regresi Linier Berganda melalui program SPSS.

Data yang dibutuhkan adalah harga daging sapi dan harga daging ayam di Sumatera Utara , dengan menggunakan rumus :

Y=a+b1X1+b2X2+μ

Keterangan :

Y = Jumlah daging sapi yang ditawarkan. (kg/tahun) a = Koefisien intersep

(31)

X2 =Harga daging ayam (Rp/Kg/tahun)

μ = Kesalahan pengganggu

Nilai F Hitung

Kriteria Pengujian :

Jika Sig. F > 0,1 maka H0 diterima dan H1 ditolak

Jika Sig. F ≤ 0,1 maka H0 ditolak dan H1 diterima

Jika Ho diterima maka secara serempak faktor-faktor dari X1 sampai X3 tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap Y (penawaran)

Jika H1 diterima maka secara serempak faktor-faktor dari X1 sampai X3

berpengaruh secara signifikan terhadap Y (penawaran)

Nilai t hitung

Seanjutnya dianalisis dengan mengunakan SPSS untuk menguji signifikan nilai koefisien regresi secara parsial yang diperoleh dengan metode OLS adalah

statistik uji t (t test). Taraf signifikan (α) yang digunakan sebesar 0,1

Kriteria Pengujian

Jika t hitung ≤ t tabel, maka H0 diterima, dan dan H1 ditolak

Jika t hitung ≥ t tabel, maka H0 ditolak, dan dan H1 diterima

Jika Ho diterima tidak ada pengaruh nyata secara parsial variabel bebas terhadap

variabel terikat

Jika H1 diterima diterima ada pengaruh nyata secara parsial variabel bebas

(32)

Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi untuk mengukur tingkat ketepatan .Besarnya koefisien

determinasi berganda (multiple coefficient of correlation) simbolnya R2. Makin banyak variabel di dalam model, maka semakin naik fungsi tersebut, artinya makin besar nilai R2.Jika R2 semakin dekat dengan satu, maka semakin cocok

regresi untuk meramalkan Y (Firdaus, 2004).

Multikolinearitas

Multikolinearitas mempunyai arti bahwa terdapatnya hubungan linier yang sempurna diantara beberapa atau semua variabel penjelas atau variabel bebas dari

suatu model regresi.Multikolinearitas berkaitan dengan adanya lebih dari satu hubungan linier yang sempurna diantara variabel-variabel penjelas (Aroef, 1991). Ada beberapa cara mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas, sebagai berikut:

1. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris yang sangat tinggi, tetapi secara individual variabel bebas banyak yang tidak signifikan

mempengaruhi variabel terikat.

2. Menganalisis korelasi di antara variabel bebas. Jika di antara variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (lebih besar dari 0,90), hal ini merupakan

indikasi adanya multikolinearitas.

3. Multikolinearitas dapat juga dilihat dari nilai VIF (variance-inflating factor).

Jika VIF<10, tingkat kolinearitas dapat ditoleransi.

(33)

Untuk menganalisis identifikasi masalah 2 dan 3 dianalisis dengan menggunakan

analisis trend dengan melihat grafik pertumbuhan yang terbentuk dari data produksi daging sapi di Provinsi Sumatera Utara dalam kurun waktu 2002-2012.

Metode proyeksi untuk memproyeksikan produksi daging sapi pada tahun 2013-2023 menggunakan metode regresi linear sederhana.Kemudian dianalisa secara deskriptif dengan melihat grafik yang dihasilkan.

Trend dianalisis dengan menggunakan metode regresi linear sederhana dengan menggunakan cara Ordinary Least Square (Metode Kuadrat Terkecil) yang

menggunakan persamaan garis yang linear tersusun kemudian dapat diramalkan garis trend yang linera untuk masa mendatang. Menurut Pasaribu ( 1981), persamaan garis trend linear dapat dibentuk sebagai berikut :

Y = a + bx

Dimana :

Y= Produksi daging sapi (Kg)

a= Koefisien Intercept

b= Koefisien Regresi dari x

x= Tahun yang diramalkan (dinotasikan dengan angka)

dimana nilai a dan b dapat dihitung dengan menggunakan rumus-rumus sebagai

(34)

�= ∑∑�xy2dan�= ∑x2∑y

n∑x2 ⇒a = Ŷ

Menurut Pasaribu (1981), setelah persamaan garis trend yang linear tersusun

kemudian dapat diramalkan garis trend linear untuk masa mendatang dengan persamaan berikut :

Y* = a + bx*

Dimana :

Y* = Produksi daging sapi (kg) untuk tahun yang diramalkan

a = Koefisien intercept

b = Koefisien regresi dari x

x* = Tahun yang drimalkan (dinotasikan dengan angka)

Menurut Ibrahim (2009) melalui proyeksi dengan menggunakan analisis trend dapat diperkirakan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang apabila tidak

(35)

3.4 Definisi dan Batasan Operasional

Definisi dan batasan operasional dimaksudkan untuk menghindari kesalah pahaman istilah-istilah yang terdapat di skripsi ini.

3.4.1 Definisi

1. Harga daging sapi adalah harga yang ditetapkan atas satu kilogram daging

sapi.

2. Harga komoditi lain adalah harga barang subtitusi daging sapi yaitu daging

ayam.

3. Penawaran daging sapi adalah banyaknya jumlah daging sapi yang ditawarkan oleh produsen kepada konsumen pada waktu tertentu.

4. Trend adalah gerakan dan data deret berkala selama beberapa tahun dan cennderung menuju pada suatu arah, dimana arah tersebut bisa bisa naik, atau

turun, yang dapat digunakan untuk memperkirakan keadaan di masa yang akan datang

5. Proyeksi produksi daging sapi adalah suatu peramalan terhadap jumlah

produksi daging sapi berdasarkan trend masa lalu.

6. Pasar adalah tempat pedagang dan konsumen melakukan transaksi jual beli

(36)

3.4.2 Batasan Operasional

Adapun batasan operasional dari penelitian ini adalah :

1. Daerah penelitian di Sumatera Utara.

2. Data yang digunakan adalah data mengenai pengaruh permintaan dan penawaran telur ayam ras dalam kurun waktu 2002-2012.

(37)

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

DAN KARAKTERISTIK DATA

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian

4.1.1 Letak, Topografi dan Iklim Daerah Penelitian

Provinsi Sumatera Utara berada di bagian barat Indonesia, terletak pada garis 1o

-4o Lintang Utara dan 98o-100o Bujur Timur.Luas datan Provinsi Sumatera Utara adalah 71. 680,68 km2. Secara administratif, Provinsi Sumatera Utara terdiri dari 25 kabupaten dan 8 kota dan memiliki batas wilayah sebagai berikut :

- Sebelah Utara : Provinsi Aceh

- Sebelah Timur : Negara Malaysia di Selat Malaka

- Sebelah Selatan : Provinsi Riau dan Sumatera Barat

- Sebelah Barat : Samudera Hindia

Berdasarkan topografi wilayah Sumatera Utara dibagi atas 3 daerah yaitu:

1. Pantai Barat terdiri dari Kabupaten: Nias, Nias Selatan, Mandailing Natal, Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah dan Kota Padang Sidempuan.

2. Dataran Tinggi terdiri dari Kabupaten: Tapanuli Utara, Toba Samosir, Simalungun, Dairi, Karo, Humbang Hasundutan, dan Pakpak Bharat. 3. Pantai Timur terdiri dari Kabupaten: Labuhan Batu, Asahan, Deli Serdang,

(38)

Karena terletak dekat garis khatiulistiwa, Provinsi Sumatera Utara tergolong

kedalam daerah beriklim tropis. Ketinggian permukaan daratan provinsi Sumatera Utara sangat bervariasi, sebagimana daerahnya datar, hanya beberapa meterr

diatas permukaan laut, beriklim cukup panas bisa mencapai 34,2oC sebagian daerah berbukit dengan kemiringan yang landai, beriklim sedang dan sebagian lagi berada di daerah ketinggia yang suhunya minimal bisa mencapai 20oC.

Sebagaimana Provinsi lainnya di Indonesia, Provinsi Sumatera Utara mempunyai musim kemarau dan musim penghuja. Musim kemarau biasanya terjadi pada

bulan juni sampai dengan september dan musim penghujan biasanya terjadi pada bulan November sampai dengan bulan Maret, diantara kedua musim itu diselingi dengan musim pancaroba. Kelembaban udara rata-rata 78%-91% dengan curah

hujan (800-4000) mm/tahun, kecepatan angin mencapai 0,2-2,9 m/sec dan penyinaran matahari 43%.

(39)

Tabel 4.1 Luas dan Letak Diatas Permukaan Laut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2011

No Kabupaten/Kota Luas Letak/Ketinggian

(Km2) (m dpl)

Kabupaten/Kota

1 Nias 980,32 0-800

2 Mandailing Natal 6.620,70 0-1000

3 Tapanuli Selatan 4.352,86 0-1915

4 Tapanuli Tengah 2.158,00 0-1266

5 Tapanuli Utara 3.764,65 150-1700

6 Toba Samosir 2.352,35 900-220

15 Humbang Hasundutan 2.297,20 330-2075

16 Pakpak Bharat 1.218,30 700-1500

17 Samosir 2.433,50 904-2157

18 Serdang Bedagai 1.913,33 0-500

19 Batu Bara 904,96 0-50

20 Padang Lawas Utara 3.918,05 0-1915

21 Padang Lawas 3.892,74 0

22 Labuhan Batu Selatan 3.116,00 0-500

23 Labuhan Batu Utara 3.545,80 0-700

28 Pematang Siantar 79,97 400-500

29 Tebing Tinggi 38,44 26-34

30 Medan 265,10 2,5-37,5

31 Binjai 90,24 0-28

32 Padangsidimpunan 114,65 260-1100

33 Gunung Sitoli 469,36 0-600

Sumatera Utara 71.698,68

(40)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa daerah dengan luas tebesar adalah Kabupaten

Mandailing Natal dengan Luas 6.620,70 Km2, namun pada daerah ini tidak menghasilkan telur ayam ras (Lampiran). Sedangkan daerah dengan luas terkecil

adalah Sibolga dengan luas 10,77 Km2, daerah ini juga bukan penghasil telur ayam ras. Daerah yang memiliki dataran paling tinggi diatas permukaan laut adalah Kabupaten Toba Samosir dengan letak 2.200 m dpl, daerah ini tidak

meghasilkan telur ayam ras. Sedangkan yang paling rendah adalah Tanjung Balai dengan letak 0-3 m dpl, daerah ini menghasilkan telur ayam ras dalan jumlah yang

sedikit, pada tahun 2010 hanya menghasilkan telur ayam ras sebanyak 2,42 ton.

4.1.2 Keadaan Penduduk

Sumatera Utara merupakan Provinsi keempat yang terbesar jumlah penduduknya

di Indonesia setelah Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah.Pada tahun 2011 sebesar 13.103.596 jiwa.Penduduk Sumatera Utara yang berjenis kelamin laki-laki

berjumlah sekitar 6.544.092 jiwa dan penduduk perempuan sebesar 6.559.504 jiwa dengan luas wilayah 71.680,68 km2.Dapat digambarkan kepadatan penduduk Provinsi Sumatera Utara sebesar 183 jiwa/km2. Untuk lebih jelasnya dapat dapat

(41)

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2011

Golongan Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

(Tahun) (Jiwa) (Jiwa) (Jiwa)

Jumlah 6.544.092 6.559.504 13.103.596

Sumber : Sumatera Utara Dalam Angka 2012, Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk paling banyak yaitu pada golongan umur 5-9 tahun sebesar 1.458.801 jiwa, diman jumlah laki-laki sebesar 752.129 jiwa dan perempuan sebesar 706.672 jiwa. Dan yang paling sedikit

jumlah penduduknya yaitu pada golongan umur 60-64 tahun sebesar 258.150 jiwa, dimana jumlah laki-laki sebesar 132.909 jiwa dan perempuan sebesar

(42)

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2011

No. Uraian Perkotaan Pedesaan Total

1 Jumlah 6.442.356 6.661.240 13.103.596

2 Persentase (%) 49,16 50.84 100

Sumber : Sumatera Utara Dalam Angka 2012, Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara

Dari tabel dapat dilihat pada tahun 2011 penduduk Sumatera Utara lebih banyak tinggal didaerah pedesaan daripada daerah perkotaan. Jumlah penduduk Sumatera Utara yang tinggal di pedesaan adalah 6,66 juta jiwa (50,84%) dan yang tinggal

didaerah perkotaan sebesar 6,44 juta jiwa (49,16%).

4.1.3 Keadaan Ekonomi

Secara keseluruhan perekonomian Sumatera Utara pada tahun 2011 tumbuh sebesar 6,58% meningkat jika dibanding tahun sebelumnya. PDRB Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) pada tahun 2011 sebesar Rp

314,157 triliun. Dengan sektor industri masih sebagai kontributor utama dengan peranan mencapai 22,50%. Selanjutnya diikuti oleh sektor pertanian, peternakan,

kehutanan dan perikanan sebesar 22,48% dan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 19,11%. Sementara itu sektor-sektor lainnya memberi total konstribusi sebesar 35,91% terhadap perekonomian di Sumatera Utara dengan

(43)

Tabel 4.4 Produk Domestik Regional Sumatera Utara Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2011 (Miliar Rupiah)

No. Lapangan Usaha PDRB

Persentase

(%)

1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan 70.636 22,48 dan Perikanan

2 Pertambangan dan Penggalian 4.341 1,38

3 Industri Pengolahan 70.672 22,50

4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 2.966 0,94

5 Konstruksi Bangunan 20.173 6,42

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 60.033 19,11 7 Pengangkutan dan Komunikasi 28.833 9,18

8 Keuangan, Real Estate dan Jasa 21.888 6,97 Pengangkutan

9 Jasa-jasa 34.615 11,02

Total 314.157 100

Sumber : Sumatera Utara Dalam Angka 2012, Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara

Untuk melihat produktivitas ekonomi (dengan mengabaikan inflasi), maka digunakan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK). Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2000, PDRB Sumatera Utara pada tahun 2011 sebesar Rp 126,451

triliun. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 23,23%,diikuti sektor industri pengolahan

(44)

Tabel 4.5 Produk Domestik Regional Sumatera Utara Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2011 (Miliar Rupiah)

No. Lapangan Usaha PDRB

Persentase

(%)

1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan 29.377 23,23 dan Perikanan

2 Pertambangan dan Penggalian 1.495 1,18

3 Industri Pengolahan 26.549 21,00

4 Listrik, Gas, Air Bersih 944 0,75

5 Konstruksi Bangunan 8.755 6,92

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 23.693 18,74 7 Pengangkutan dan Komunikasi 12.676 10,02

8 Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan 9.992 7,90 Bagunan & Tanan dan Jasa Perusahaan

9 Jasa-jasa 12.970 10,26

Total 126.451 100

Sumber : Sumatera Utara Dalam Angka 2012, Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara

4.1.4 Sarana dan Prasarana

Jalan merupakan prasarana pengangkut yang penting untuk memperlancar dan mendorong kegiatan perekonomian. Makin meningkatnya usaha pembangunan

menntut pula peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain.

(45)

Tabel 4.6 Panjang Jalan di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2011

No. Uraian Panjang Jalan (Km)

1 Negara 2.831.127

2 Provinsi 3.048.505

3 Kabupaten/Kota 33.078.178

Jumlah 38.957.810

Sumber : Sumatera Utara Dalam Angka 2012, Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara

Jalan yang terpanjang di Provinsi Sumatera Utara berdasarkan status jalan

Kabupaten/Kota, yaitu 33.078.178 Km dan yang paling pendek adalah jalan negara, yaitu 2.831.127 Km. Sedangkan jalan Provinsi sepanjang 3.048.505 Km.

4.2 Karakteristik Data

Sampel yang digunakan adalah sampel data mengenai hal yang mempengaruhi penawaran daging sapi di Sumatera Utara kurun waktu 2002-2012.Untuk

(46)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan

Penelitian mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran di

Sumatera Utara dilakukan dengan menghimpun data yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran, analisis trend dan proyeksi daging

sapi di Sumatera Utara.Selain itu.Data yang dibutuhkan berupa data time series

dari tahun 2002 hingga tahun 2012.

Untuk mengananalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran daging sapi,

digunakan variabel terikat Jumlah daging yang ditawarkan dan variabel bebasnya adalah harga daging sapi dan harga daging ayam.

Untuk mencari model terbaik maka dilakukan beberapa kali respesifikasi model.Estimasi pada lampiran merupakan hasil yang dianggap paling memadai untuk menjalankan perilaku penawaran daging sapi yang memenuhi beberapa

(47)

Faktor-faktor yang mempengaruhi Penawaran Daging Sapi di Sumatera

Utara

Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik meliputi uji multikolinearitas.Uji ini pada dasarnya digunakan untuk menguji apakah ada hubungan linear diantara variabel-variabel

bebas dalam model regesi.Salah satu pendeteksian pengujian ini adalah dengan pendekatan Tolerance value dan Variance Inflaction Factor (VIF).Jika Tolerance Value >0 dan Variace Inflaction Factor (VIF)< 10 maka variabel dikatakan bebas

multikolinearitas.

Maka kemudian dilakukan analisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

Penawaran daging sapi di Sumatera Utara yang hasilnya tidak ditemukan adanya gejala multikolinearitas seperti yang disajikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 5.1 Uji Multikolinearitas Penawaran Daging Sapi

Model Colinearity Statistic

Tollerance VIF

Harga Daging Sapi 0,122 8,201

Harga Ayam 0,122 8,201

Berdasarkan uji asumsi klasik tersebut dapat disimpulkan bahwa model regresi analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran daging sapi di Sumatera

Utara layak digunakan untuk mengambil keputusan.

Jumlah penawaran daging sapi sapi di Sumatera Utara dipengaruhi oleh beberapa

(48)

yang mempengaruhi Penawaran daging sapi di Sumatera Utara dapat dilihat

sebagai berikut :

Tabel 5.2 Hasil Penawaran Daging Sapi di Sumatera Utara

Model Koefisien Regresi

Std. Error Koefisien Korelasi

thit Sig.

Constant -7405.437 3417.000 -2.167 0,062

Harga Sapi 0,150 0,157 0,335 0,952 0,369

Harga Ayam 0,300 0,171 0,617 1,755 0,117

Dari tabel diatas dapat diperoleh persamaan perhintungan sebagai berikut :

Y= -7405.437+ 0,15X1 + 0,3X2

Nilai konstanta sebesar -7405.437yang artinya menunjukkan bahwa jumlah

penawaran daging sapi di Sumatera Utara turun -7405.437 ton apabila tidak dipengaruhi harga daging sapi dan harga daging ayam.Hasil output spss pada lampiran didapat nilai signifikansi F sebesar 0,000 yang lebih kecil dibandingkan

dengan α sebesar 0,1 (10%) menunjukkan secara serempak variabel bebas (harga

sapi dan harga daging ayam) berpengaruh nyata terhadap jumlah penawaran

daging sapi di Sumatera Utara. Dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima.

Dari lampiran hasil output juga diperoleh nilai R-Square (R2) sebesar 0,879 yang berarti bahwa variabel bebas yakni harga daging ayam dan pendapatan mampu

menjelaskan variabel terikat (jumlah penawaran daging sapi) sebesar 87,9 %, sementara 12,1% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan kedalam

model.

(49)

Berdasarkan hasil pengujian, menunjukkan bahwa untuk variabel daging sapi

memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,15 yang berarti jumlah penawaran daging sapi di Sumatera Utara akan mengalami kenaikan sebesar 0,15 ton untuk

setiap kenaikan harga daging sapi seribu rupiah per kilogram. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi harga akan tinggi pula penawaran daging sapi di Sumatera Utara. Hal ini didukung teori dari Daniel (2002), dalam hukum

penawaran pada dasarnya menyatakan makin tinggi harga suatu barang, makin banyak jumlah barang yang ditawarkan oleh pedagang. Sebaliknya semakin

rendah harga barang, makin sedikit jumlah barang tersebut yang ditawarkan oleh pedagang atau produsen, dengan anggapan lain faktor-faktor lain tidak berubah. Untuk hasil uji parsial dari hasil analisis didapat nilai thit sebesar 1,764 lebih

tinggi dari t tabel 1,397 dengan demikian t hit>t tabel, maka H0ditolak dan H1

diterima yang artinya secara parsial ada pengaruh harga daging sapi terhadap jumlah penawaran daging sapi.

Harga Daging Ayam

Berdasarkan hasil pengujian, menunjukkan bahwa untuk variabel daging ayam memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,3 yang berarti jumlah penawaran daging sapi di Sumatera Utara akan mengalami kenaikan sebesar 0,3 ton untuk setiap

kenaikan harga daging ayam seribu rupiah per kilogram.Daging ayam merupakan daging subititusi dari daging sapi.Sehingga ketika harga daging sapi naik,

(50)

komplementernya. Ini dikarenakan permintaan suatu barang memiliki kaitan dan

pengaruh yang langsung maupun tidak langsung. Pengaruh mempengaruhi atas suatu barang dari harga barang lain ini dikarenakan masing-masing barang

mempunyai hubungan saling menggantikan fungsi kegunaan, dan juga saling melengkapi. Jika barang yang digantikan bergerak naik, maka akan dapat mengakibatkan jumlah permintaan barang penggantinya juga akan ikut

mengalami kenaikan (Sukirno,2003)

Untuk hasil uji parsial dari hasil analisis didapat nilai thit sebesar 0,761 lebih

rendah dari t tabel 1,396. Dengan demiian t hit< ttable. Maka H0 diterima dan H1

ditolak yang artinya secara parsial tidakada pengaruh daging ayam terhadap jumlah penawaran daging sapi.

Trend Pertumbuhan Produksi Daging Sapi di Sumatera Utara

Berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik, diperoleh data produksi daging sapi di Sumatera Utara dari tahun 2002-2012. Sehingga laju pertumbuhan produksi daging sapi di Sumatera Utara dapat dilihat sebagai

berikut :

Tabel 5.3 Laju Produksi Daging Sapi di Sumatera Utara

Tahun Produksi Perubahan ton % perubahan

2002 6.836,09 0

-2003 6.890,02 53,93 0,78

2004 6.981,69 91,67 1,33

2005 9.883,73 2.992,04 42,85

(51)

2007 9.569,07 -562,61 -5,5

2008 16.261,05 6.691,98 69,93

2009 13.260,95 -3.001,90 -18,46

2010 15.707,60 2.446,65 18,45

2011 18.299,60 2592 16,50

2012 24.546,60 6247 34,13

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa setiap tahunnya produksi daging sapi

domestik di Provinsi Sumatera Utara mengalami kenaikan dan penurunan. Produksi daging sapi terbesar di Provinsi Sumatera Utara adalah pada tahun 2012 yakni sebesar 24.546 ton dan jumlah produksi terendah ada pada tahun 2002 yakni

sebesar 6.836,09 ton. Di tahun 2009 terjadi penurunan terbesar produksi daging sapi Provinsi Sumatera Utara yakni sebesar 3.001,90 ton. Selain pada tahun 2009,

penurunan produksi daging sapi juga terjadi pada tahun 2007 yakni sebesar 562,61 ton. Pada tabel juga dapat dilihat laju pertumbuhan produksi daging sapi terbesar ada pada tahun 2008 yakni 69,63% dari tahun sebelumnya atau

meningkat sebesar 6.691,98 ton dan laju peningkatan produksi terendah ada pada tahun 2003 yakni 0,78% atau meningkat 53,93 ton dari tahun sebelumya. Secara

keseluruhan dari kurun waktu 2002 hingga 2012 produksi daging sapi di Provinsi Sumatera Utara mengalami peningkatan sebesar 259, 07% atau 17.710,51 ton dan perubahan per tahun produksi daging sapi di Provinsi Sumatera Utara adalah

(52)

Gambar 5.1 Trend Produksi Daging Sapi Di Sumatera Utara

Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa disepanjang tahun 2002-2012 produksi daging sapi di Provinsi Sumatera Utara meningkat.Laju peningkatan produksi terbesar ada pada tahun 2008.Pada tahun 2009 terjadi penurunan

produksi.Penurunan produksi daging sapi di Sumatera Utara ini merupakan imbas dari resesi ekonomi global pada tahun 2008.Dimana pertumbuhan ekonomi

Indonesia secara umumnya melambat dan melemahkan daya jual daging sapi akibat dominannya pasokan daging sapi impor.Daging sapi impor yang semakin mahal akibat krisis ekonomi ini secara langsung mengurangi jumlah daging yang

tersedia. Namun hal ini tidak berkelanjutan, karena kurun waktu 2010-2012 produksi daging sapi mengalami kenaikan yang cukup stabil. Kenaikan produksi

daging sapi di Sumatera Utara adalah sebagai respon dari permintaan daging sapi yang mengalami penigkatan setiap tahunnnya.Masyarakat mengalami kenaikan pendapatan sehingga mulai memiliki banyak pilihan dalam kebutuhan

konsumsinya. Kesadaran masyarakat akan kebutuhan gizi yang layak inilah yang mendorong masyarakat untuk mengonsumsi daging sapi. Selain itu, daging sapi

0

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

(53)

lebih disukai karena memiliki cita rasa yang lebih enak dibandingkan dengan jenis

daging ternak besar lainnya.

Kurun waktu 2002-2012 produksi daging sapi di Sumatera Utara mengalami

kenaikan.Sehingga dapat dilihat bahwa trend pertumbuhan produksi daging sapi di Sumatera Utara adalah trend meningkat. Dari analisis yang diperoleh, dalam kurun waktu 2012-2012 produksi daging sapi di Sumatera Utara mengalami trend

meningkat yakni sebesar 71,15% atau sekitar 17.710,51 ton dengan persentase rata-rata 7,21% per tahun.

Trend pertumbuhan produksi daging sapi di Sumatera Utara dalam kurun waktu 10 tahun terakhir mengalami trend meningkat, hal ini sesuai dengan hipotesis 3 yang menyebutkan bahwa trend dalam kurun waktu 2002-2012 adalah meningkat.

Dengan demikian hipotesis 3 dapat terjawab.

Proyeksi Produksi Daging Sapi

Dari data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik dalam kurun waktu 2002-2012 dapat diperoleh sebuah model trend linear untuk proyeksi produksi daging sapi di

Sumatera Utara.Dimana tahun sebagai variabel bebas dan produksi sebagai variabel terikat. Persamaannya adalah sebagai berikut :

Y*= 12578,916 + 1575,022X*

Persamaan ini menunjukkan bahwa setiap satu tahun produksi daging sapi di Sumatera Utara menunjukkan peningkatan 1575,022 ton. Dari hasil analisis

(54)

10tahun sejak tahun 2014 diproyeksikan terjadi peningkatan produksi daging sapi

di Sumatera Utara sebesar 14.175,20 ton.Asumsi ini didapat melalui rumus sebagai berikut.

Y* = a + bx*

Keterangan :

Y* = produksi daging sapi (ton) untuk tahun yang diramalkan

a = koefisien intersep

b = koefisien regresi dari x

x*= tahun yg diramalkan (dinotasikan dengan angka) tahun 2023 (16)

maka, y (2023)= 12.578,916 + 1.575,022*

= 12.578,916 + 1.575,022(16)

= 37.779,27 ton

Berikut merupakan gambar proyeksi produksi daging sapi di Sumatera Utara dalam kurun waktu 2014-2023:

(55)

Melalui penjelasan deskriptif ini, hipotesis dapat diterima yakni bahwa proyeksi

produksi daging sapi di Sumatera Utara meningkat. 0

5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000 45000

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

produksi

tahun

(56)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran daging sapi di Sumatera Utara adalah harga daging sapi dan harga daging ayam. Secara serempak, kedua

faktor berpengaruh nyata terhadap penawaran daging . Sementara secara parsial harga daging sapi berpengaruh nyata terhadap penawaran daging sapi sementara daging ayam tidak berpengaruh nyata.

2. Terdapat trend pertumbuhan daging sapi tahun 2002-2012 di Sumatera Utara dengan persentse pertumbuhan produksi sebesar 23,55% tahun.

3. Proyeksi pertumbuhan daging sapi di Sumatera Utara pada tahun 2014 sampai 2023 adalah meningkat sebesar 6% per tahun.

6.2 Saran

1. Kepada pemerintah disarankan agar dapat mengendalikan harga dan jumlah daging sapi di Sumatera Utara. Sehingga masyarakat dapat mengakses daging sapi dan tujuan pemenuhan gizi hewani terpenuhi

2. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan penelitian sampai mendapatkan variabel-variabel yang lebih sempurna yang mempengaruhi

(57)

DAFTAR PUSTAKA

Aninditia, Ratya. 2008. Pendekatan Ekonomi Untuk Analisis Harga. Kencana Prenada. Jakarta

Anonymous, 2013.Kandungan Gizi Daging

Sapi Diakses tanggal 24 Januari 2014.

Astuti,Susilo. 2013. Manfaat Daging Sapi pada

Manusia.http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/manfaat-daging-sapi-bagi-tubuh-manusia.Diakses 17 Desember 2013.

Blakely, J danBade, D. H. 1998. Ilmu Peternakan, Edisi 4. UGM Press, Yogyakarta.

Daniel, M. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.

Djojodipuro, M. 1991. Teori Harga. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Jakarta

Firdaus, M. 2004. Ekonemetrika suatu Pendekatan Aplikatif.PT Bumi Aksara. Jakarta

Kusumosuwidho, Sisdjiamto. 1983. Sajian Dasar dalam Teori Ekonomi Mikro. Rineka Cipta. Jakarta

Ibrahim,H.M.Y. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Revis. Rineka Cipta. Jakarta.

Mitra ternak, 2013.Menghitung Karkas

Pasaribu, A.1981. Pengantar Statistik. Edisi Revisi. Ghalia Indonesia. Jakarta

Sugeng, Y. B., 2001. Sapi Potong. Penebar Swadaya. Jakarta

Sukirno, S. 2003. Pengantar Ekonomi Mikro. (Edisi ketiga).Grafindo. Jakarta

(58)

Lampiran 1.Jumlah Penawaran Daging Sapi di Sumatera Utara Tahun

Sumber : Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumatera Utara

Lampiran 2. Harga Daging Sapi di Sumatera Utara Tahun 2002-2012

(59)

2011 67647.73

2012 74641.67

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara

Lampiran 3. Harga Daging Ayam di Sumatera Utara Tahun 2002-2012

Tahun Rp/Kg

Sumber : Dinas Peternakan dan Kesehatan Provinsi Sumatera Utara 2002-2012

(60)

2007 9.569,07

2008 16.261,05

2009 13.260,95

2010 15.707,60

2011 18.299,60

2012 24.546,60

Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara

Lampiran 5.Jumlah Daging Sapi Impor di Sumatera Utara Tahun 2002-2012

Tahun Jumlah Ton

2002 3,55

2003 2,50

2004 15,31

2005 1,50

2006 4,50

2007 3,20

2008 67,80

2009 79,80

2010 41,62

2011 45,67

2012 32,08

(61)

Lampiran 6. Hasil Output SPSS Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penawaran Daging Sapi di Sumatera Utara

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Penawaran 1.2606E4 5662.37890 11

Harga daging Sapi 5.5110E4 12642.58299 11

Harga daging ayam 3.9144E4 11636.78809 11

Model Summaryb

a. Predictors: (Constant), Harga daging ayam, Harga daging Sapi

b. Dependent Variable: Penawaran

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2.820E8 2 1.410E8 29.189 .000a

Residual 3.864E7 8 4830266.881

Total 3.206E8 10

a. Predictors: (Constant), Harga daging ayam, Harga daging Sapi

(62)

coefisien

(Constant) Harga daging Sapi

Harga daging ayam

1 1 2.956 1.000 .00 .00 .00

2 .041 8.506 .58 .01 .07

3 .003 29.362 .41 .99 .93

a. Dependent Variable: Penawaran

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 6.5673E3 2.1986E4 1.2606E4 5310.20916 11

Residual -2.28591E3 3.84521E3 .00000 1965.76029 11

Std. Predicted Value -1.137 1.766 .000 1.000 11

(63)

Tahun Produksi Perubahan ton % perubahan

2002 6.836,09 0

-2003 6.890,02 53,93 0,78

2004 6.981,69 91,67 1,33

2005 9.883,73 2.992,04 42,85

2006 10.131,68 247,95 2,5

2007 9.569,07 -562,61 -5,5

2008 16.261,05 6.691,98 69,93

2009 13.260,95 -3.001,90 -18,46

2010 15.707,60 2.446,65 18,45

(64)

Lampiran 7. Laju Produksi Daging Sapi di Sumatera Utara 2002-2012

1. Perubahan produksi daging sapi di Sumatera Utara tahun 2002-2012 :

24.546.,60 – 6.836,09 = 17.710,51

2. a. Persentase perubahan produksi daging sapi dari tahun 2002-2012 :

24.546,60 – 6.836,09/6.836,09 x 100% = 259, 07 %

b. Persentase rata-rata per tahun produksi daging sapi dari tahun 2002-2012:

24.546,60 – 6.836,09/6.836,09

10 X 100% = 25,9%

Lampiran 8. Proyeksi produksi Daging Sapi di Sumatera Utara

No Tahun Notasi Tahun Produksi Daging Sapi (ton)

1 2002 -5 6836.09

2 2003 -4 6890.02

3 2004 -3 6981.69

4 2005 -2 9883.73

5 2006 -1 10131.68

6 2007 0 9569.07

7 2008 1 16261.05

(65)

8 2009 2 13260.95

9 2010 3 15707.60

10 2011 4 18299.60

11 2012 5 24546.60

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics

Durbin-Watson R Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .925a .856 .840 2257.62856 .856 53.538 1 9 .000 1.817

a. Predictors: (Constant), Tahun

(66)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2.729E8 1 2.729E8 53.538 .000a

Residual 4.587E7 9 5096886.729

Total 3.187E8 10

a. Predictors: (Constant), Tahun

b. Dependent Variable: Produksi Daging Sapi

Sehingga persamaan regresi model di atas adalah Y*= 12578,916 + 1575,022

Coefficientsa

a. Dependent Variable: Produksi Daging

(67)

Lampiran 9. Proyeksi produksi Daging Sapi di Sumatera Utara 2014-2023

Tahun Notasi Tahun Produksi Daging Sapi (ton) Y*= 12578,916 + 1575,022X*

2014 7 23.604,07

Dimana X= Notasi tahun (1,2,3… )

1. Proyeksi produksi daging sapi di Sumatera Utara tahun 2014-2023 :

37.779 – 23.604,07 = 14.175,20 ton

2. Persentase perubahan produksi daging sapi di Sumatera Utara tahun 2014-2023 :

37.779-23.604,07/ 23.604 X 100 % = 60,05 %

3. Persentase perubahan rata-rata per tahun produksi daging sapi tahun 2014-2023 :

37.779 – 23.604,07/23.604,07

Gambar

Tabel 1.1 Konsumsi Daging  Sapi di Sumatera Utara Tahun 2002-2012
Tabel 1.2 Produksi Daging Sapi Menurut Kabupaten Kota Tahun 2012
Gambar  Skema Kerangka Pemikiran
Tabel 3.2 Spesifikasi Pengumpulan Data
+7

Referensi

Dokumen terkait

INDUSTRI MAKANAN USAHA KECIL MENENGAH NASI GORENG BATOK KELAPA.. LATAR BELAKANG PERUSAHAAN 2.1

Sedangkan menurut Sukatamsi (1984: 158) menggiring bola diartikan dengan gerakan lari menggunakan bagian kaki mendorong bola agar bergulir terus menerus

Berdasarkan hasil penelitian dapat dipahami bahwa orang tua yang memiliki perilaku cukup dalam pemilihan makanan bergizi pada anak usia pra sekolah seperti

Jenis komoditas wajib periksa karantina ikan, pengendalian mutu dan hasil perikanan yang selanjutnya disebut jenis komoditas wajib periksa karantina ikan adalah

Lingkungan (Cikal) yang peduli terhadap pembangunan wilayah pesisir dan pengembangan ekowisata, khususnya di Teluk Kiluan, mencoba memberikan perhatian terhadap

dengan tujuan untuk mencapai efisiensi pemanfaatan sumber daya spektrum frekuensi radio yang terbatas dengan memberikannya kepada pengguna potensial untuk menjalankan

Hasil penelitian yang dilakukan pada AKSESPlus adalah, (a) model pengukuran kinerja AKSESPlus dengan Balanced Scorecard, dengan detail sebagai berikut: strategy map,

Berdasarkan banyaknya kasus bolos pada jam pelajaran maka penyusun ingin mengajukan sebuah sistem baru yang mudah diterapkan yaitu si santos (sistem sepatu anti