• Tidak ada hasil yang ditemukan

Adagium Hukum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Adagium Hukum"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Adagium Hukum

1. Absolute sentienfia expositore non indiget.

Simple proposition needs no expositor

Sebuah dalil yang sederhana tidak membutuhkan penjelasan lebih lanjut

2. Accipere quid ut justitiam focias non est team accipere quam exiorquere

To accept anything as a reward for doing justice is rather estorting than accepting

Menerima sesuatu sebagai imbalan untuk menegakkan keadilan akan mengarah ke tindakan

pemerasan, bukan hadiah. (daripada)

3. Communi observantia non est recedendum

There should be no daparture from common observance (or usage)

Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh seseorang menandakan maksud yang terdapat

dalam pikirannya

4. Cujus est commodum, ejus debet esse inc ommodum

The person who has the advantage should also have the disadvantage

Seseorang yang mendapatkan suatu keuntungan juga akan mendapatkan suatu kerugian

5. Cujus est dominium, ejus est periculum

The risk lies upon the owner

Risiko atas suatu kepemilikkan ditanggung oleh pemilik.

6. Culpue poena par esto Let the punishment be equal the crime. Jatuhkanlah hukuman yang setimpal dengan perbuatan.

7. Cum adsunt testimonia rerum, quid opus est verbist. When the proofs of facts are present, what need is there of words ? Saat bukti dari fakta-fakta ada, apa gunanya kata-kata ?

8. Cum aliquis renunciaverit sociatati, solvitur societas. When any partner has renounced the partnership, tehe partership is dissolved. Saat rekan telah meninggalkan

persekutuannya, maka persekutuan tersebut dinyatakan bubar.

(2)

10. Cum letitimae nuptiae factae sunt, patrem liberi sequuntur. Children born under a legitimate marriage follow the condition of the father. Anak yang terlahir dari sebuah perkawinan yang sah mengikuti kondisi ayahnya.

11. Da tua sunt, post mortem tune tua sunt Give the things which are yours while they are yours ; after death they are not yours. Berikanlah benda-benda kepunyaanmu saat kau masih memilikinya ; setelah meninggal benda-benda tersebut bukan kepunyaanmu lagi.

12. Ei incumbit probatio quidicit, nonqui negat The burden of the proot rest upon the person who affirms, not the one who denies Beban dari bukti disandarkan pada orang yang menugaskan tuduhan bukan yang menyangkal.

13. Debet quis juri subjacere rrbi delinquit. Any offender should be subject to the law of the place where he offends. Seseorang Penggugat harus mengacu pada hukum yang berlaku di tempat dia mengajukan gugatan.

14. Divortium dicitur a divertendo, quia vir divertitur ab uxore. Divorce is so called from divertendo, because a man is diverted from his wife. ‘divorce’ (perceraian) berasal dari kata Divertendo, artinya seseorang pria dialihkan dari isrinya.

15. Dormiunt aliquando leges, nunquam moriuntur. Laws sometimes sleep but never die Hukum terkadang tidur, tetapi hukum tidak pernah mati. 16. Droil ne done, pluis que soit demaunde Thed law give no more than is demanded. Hukum memberi tidak lebih dari yang dibutuhkan

17. Facta sunt potentiora verbis. Deeds (or facts) are more powerful than words Perbuatan (atau fakta) lebih kuat dari kata-kata.

18. Fiat justicia ruat caelum. Let justice be done though the heaven should fall Keadilan harus ditegakkan, walau harus mengorbankan kebaikan

19. Filius est nomen baturae, sed haeres nomen “Son is a name of nature, but “heir” a name of law “anak” nama yang diberikan oleh alam, tetapi “ahli waris” adalah nama yang diberikan hukum.

20. Filius in utero matris est pars viscerum matrix A child in the mother’s womb is part of the mether’s vitals. Seorang anak di dalam kandungan adalah bagian dari kehidupan ibunya.

21. Frustra legis auxilium quareit qui in legem committit Vainly does a person who offends against the law seek the help of the law. Adalah sia-sia bagi seseorang yang menentang hukum tapi dia sendiri meminta bantuan hukum.

22. Id perfectum est quad ex omnibus suis partibus constant. That is perfect which is complete in all ist part Sesuatu dinyatakan sempurnanya bila setiap bagiannnya komplit.

23. Heares est cadem persona cum antecessore The heir is the sitnre person as the ancestor. Ahli waris sama kedudukannya dengan pendahulunya.

(3)

25. Ignorantia judicis est calanaitax innocentis. The ignorance of the judge is the

misfortune of the innocent. Ketidaktahuan hakim aialah suatu kerugian bagi pihak yangb tidak bersalah.

26. Ignorantia juris non exucusat. Ignorance of the law does not excuse Ketidaktahuan akan hukum tidak dimaafkan. 27. Ignorantia excusatur non juris sed facti Ignorance of fact is exused but not ignorance of law. Ketidaktahuan akan fakta-fakta dapat dimaafkan tapi tidak demikian halnya ketidaktahuan akan hukum.

28. Inde datae leges be fortior omnia posset Law were made lest the stonger should have unlimited power. Hukum dibuat, jika tidak maka yang terbuat akan mempunyai kekuatan yang tidak terbatas.

29. Index animi sermo Speech is the index of the mind Cara seorang berbicara menunjukkan jalan pikirannya.

30. Iniquum est aliquem rei sui esse judicem It is unjust for anyone to be judge in his own. Adalah tidak adil bagi seseorang untuk diadili pada perkaranya sendiri

31. Interset reipublicae res judicatoas non rescindi It is in the interset of the state that judgments already given not be rescinded Adalah kepentingan negara bahwa suatu keputusan tidak dapat diganggu gugat.

32. Judex set lex laguens The judge is the sepaking law Sang hakim ialah hukum yang berbicara.

33. Judex debet judicare secundum allegata et probata The judge ought to give judgment according to the allegatiopns and the proofs Seorang hakim harus memberikan penilaian berdasarkan fakta-fakta dan pernyataan.

34. Judex herbere debet duos sales, salem sapientiae, ne sit insipidus, et salem

conscientiae, ne sit diabolus. A judge should have two silts ; the salt of wisdom, lest he be foolish ; and the salt of conscience, lest he be devilish. Seorang hakim harus mempunyai dua hal ; suatu kebijakan, kecuali dia adalah orang yang bodoh ; dan hati nurani ; kecuali dia mempunyai sifat yang kejam.

35. Judex non putest esse testis in propria cause. A judge cannot be a witness in his own cause Seorang hakim tidak dapat menjadi seorang saksi dalam perkaranya sendiri.

36. Judex non reddit plus wuam quod petens ipsse requirit A judge does not give more than the plaintiff himself demands. Seorang hakim tidak memberikan permintaan lebih banyak dari sipenuntut.

37. Judicandum est legibus non exemplis Judgment must be given by the laws, not by examples. Seorang hakim tidak dibatasi untuk menjelaskan penilaiannya sendiri.

38. Judicia poxteriora sunt in lege fortiora The later decisions are stronger in law Keputusan terakhir ialah yang terkuat di mata hukum.

(4)

40. Justitiae non est neganda, non differenda Justice is not to be denied or delayed Keadilan tidak dapat disangkal atau ditunda.

41. Jurare eat deum in testem vocare et est actus divini cultus To swear is to call God to witness, and is an acty of religion Memberikan sumpah ialah sama halnya dengan memanggil Tuhan sebagai saksi hal itu adalah hal keagamaan.

42. Juris quidem ignorantium cuique nocere, facti verum ignorantiam non nocere. Ignorance of law is prejudicial to everyone, but ignorance of fact is not Ketidaktahuan hukum merugikan semua orang ; tetapi ketidak tahuan fakta tidak.

43. Lex nemini operatur iniquum, neminini facit injuriam The law works an injustice to no one and does wrong to no one. Hukum tidak memberikan ketidakadilan kepada siapapun dan tidak melakukan kesalahan kepada siapapun.

44. Lex posterior derogat priori A later statute repeals an earlier one. Undang-undang yang baru menghapus Undang-undang yang lama.

45. Lex prospcit, non respicit The law looks forward, not backward Hukum melihat kedepan bukan ke belakang.

46. Lex rejicit superflua, pugnantia, incongrua The law rejects superfluous, contraditory, and incongruous things. Hukum menolak hal yang bertentangan dan tidak layak.

47. Lex semper dabit remedium. The law always give a remedy Hukum selalu memberi obat

Referensi

Dokumen terkait

Tidak perduli dia seperti seekor anjing yang setia pada tuannya, atau seekor keledai yang bodoh yang mau bekerja keras, atau seekor kucing yang pintar mengambil hati

Sedangkan terkait dengan argumentasi hukum Hakim Mahkamah Agung dalam mengabulkan Permohonan Kasasi Penuntut Umum dengan alasan Judex Factie tidak menerapkan hukum

ANALISIS YURIDIS TERHADAP PUTUSAN YANG DINYATAKAN BATAL DEMI HUKUM (NULL AND VOID) OLEH MAHKAMAH AGUNG KARENA HAKIM PENGADILAN NEGERI (JUDEX FACTIE) TIDAK MEMUAT

“(1) Profesional mempunyai keterikatan dengan pekerjaan seumur hidup, (2) Profesional mempunyai motivasi yang kuat atau panggilan hati nurani sebagai landasan bagi

Banyak yang memberontak saat daendels berkuasa di Indonesia, karena dia terkenal dengan sifat yang kejam terhadap penduduk Indonesia saat pada itu seperti kerja rodi paksa yang

Ada beberapa kesalahan yang relah dilakukan oleh orang kaya yang bodoh ini sehingga Allah sebagai Hakim mengintervensi hidupnya, antara lain: (1) Dia memiliki

Tapi dia tidak dapat melihat apa- apa kecuali sesuatu yang mungkin akan menyebabkan ketakutan dan ketidak sukaan–wajah yang keras dan kejam yang bahkan terlihat semakin buruk

Dirancang untuk lebih menampung sifat alamiah manusia ketimbang memaksa kita ke cara berfikir yang mungkin justru berlawanan dengan hati nurani, AHP merupakan