• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORI 001

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB II TINJAUAN TEORI 001"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar IUD (Intra Uterine Devices)

1. Pengertian

 IUD adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang bentuknya bermacam-macam terdiri dari plastik yang dililiti tembaga atau Cu.

(Abdul Bari Saifudin, 2006 : hal MK 73-74)  IUD adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang bentuknya bermacam- macam, terdiri dari plastik (polythyline), ada yang dililit tembaga (Cu) ada pula yang tidak, tetapi ada pula yang dililit dengan tembaga bercampur perak (Ag). Selain itu ada pula yang batangnya berisi hormon progesterone.

(Marjati, 2011) 2. Macam-macam IUD

Menurut Hanafi, 2003 dalam buku KB dan Kontrasepsi hal 205-206, macam- macam IUD sebagai berikut :

 Un medicated IUD

1. IUD generasi pertama

2. Bersifat dari bahan pocyethylen (plastik) yang mengandung dan terbuat dari bahan yang tidak bisa diserap

3. Terbuat dari bahan polyethylen (plastik) yang mengandung barium sulfat. 4. Macamnya ada 4 macam IUD lippes loop

a. Lippes loop A :

Panjang 26,2 mm, lebar 22,2 mm, benang biru, satu titik pada panggul IUD dekat benang ekor

b. Lippes loop B :

Panjang 25,2 mm, lebar 27,4 mm 2 benang hitam bertitik 4 c. Lippes loop C :

Panjang 27,5 mm, lebar 30,0 mm, 2 benang kuning bertitik 3. d. Lippes loop D :

Panjang 27,5 mm, lebar 30,0 mm, 2 benang putih bertitik 2.  Medicated Devices:

1. Bio-active devices

2. Second Generation Devices a. Mengandung Logam

 AKDR-Cu Generasi pertama (First Generation Copper Devices ) o Cu- T- 200 : Jarum –T

o Cu-7: Gravivard o ML-Cu-250

 AKDR- Cu generasi kedua (Second Generation Copper Devices) o CUT-380 A : Parogara

o CUT- 380 Ag o CUT- 220 C

o Nova-T: Novagard: mengandung Ag

o Delta-T: Modified CUT-220 C: penambahan benang chromic catgut pada lengan atas, terutama untuk insersi postpartum

o ML CU-375

(2)

 Progesterst : A12a-T dengan daya kerja 1 tahun  LNG-20 : mengandung levonogestrel

3. Mekanisme Kerja IUD

menurut Mochtar, 2008 dalam buku Sinopsis Obstetri : hal 109-111, mekanisme kerja yang pasti dari IUD belum diketahui. Ada beberapa mekanisme kerja IUD yang telah dianjurkan:

1. Timbulnya reaksi radang lokal yang non spesifik didalam cavum uteri sehingga implantasi sel telur yang telah dibuahi terganggu.

2. Prodiksi lokal prostaglandin yang meninggi, yang menyebabkan terhambat implantasi.

3. Teori reaksi benda asing yang menyebabkan pemadatan endometrium oleh sel-sel makrofag dan limfosit yang menyebabkan blastokis rusak atau tidak dapat bernidasi.

4. Teori pengaruh zat bioaktif progesteron (untuk IUD yang berisi progesteron) yang menghambat ovulasi, mempengaruhi endometrium yang berakibat menghambat nidasi, mempengaruhi lendir serviks yang menghalangi gerak sperma.

5. IUD menimbulkan perubahan pengeluaran cairan, prostaglandin yang menyebabkan rahim berkontraksi sehingga menghalangi transport sel sperma ke kavum uteri.

6. Ion Cu yang dikeluarkan IUD dengan Cuppes menyebabkan gangguan gerak spermatozoa sehingga mengurangi kemampuan untuk melaksanakan konsepsi.

4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Efektifitas IUD

Menurut Hanafi Hartanto, 2003 dalam buku KB dan Kontrasepsi hal 200-212,

Efektifitas dari IUD dinyatakan dalam angka kontinuitas (continuation rate) yaitu berapa lama IUD tetap tinggal di utera tanpa :

1. Ekspulsi spontan

2. Terjadinya kehamilan

3. Pengangkatan atau pengeluaran karena alasan-alasan medis atau pribadi.

 Efektifitas dari macam-macam IUD tergantung pada IUD nya :

Jenis, ukuran, besar dan luasnya permukaan IUD, untuk IUD medisionalis bergntung pada luasnya permukaan bahan bioaktif yang dikandung dan lama pemakaian.

 Akseptor :

Umur, paritas, ketaatan dan keteraturan kontrol dan frekuensi senggama, personal hygiene. Dari faktor-faktor yang berhubungan dengan akseptor yaitu umur dan paritas, diketahui :

1. makin tua usia, makin rendah angka kehamilan, ekspulsi danpengangkatan atau pengeluaran IUD.

(3)

Maka efektifitas IUD tergantung pada variabel administratif pasien dan medis, termasuk kemudahan insersi, pengalaman pemasang, kemungkinan ekspulsi dari pihak akseptor, kemampuan akseptor untuk mengetahui terjadinya ekspulsi dan kemudahan akseptor untuk mendapatkan pertolongan medis.

5. Keuntungan dan Kerugian IUD

Menurut Saifuddin Abdul Bari dalam buku Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, 2006: MK-75 - MK-76:

Keuntungannya :

1. Sangat efektif, angka kegagalan 0,3 % sampai 1 % 2. IUD dapat efektif segera setelah pemasangan.

3. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT.380A dan tidak perlu diganti).

4. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat. 5. Tidak mempengaruhi hubungan seksual.

6. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil. 7. Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu IUD (CuT.380A)

8. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.

9. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau setelah abortus (apabila tidak terjadi infeksi)

10. Tidak ada interaksi dengan obat-obat.

Kerugiannya :

1. Resiko penyakit radang panggul meningkat.

2. Bertambahnya darah haid dan rasa sakit selam beberapa bulan pertama pada berbagai pemakai IUD.

3. Tidak dapat melindungi klien dari PMS dan AIDS.

4. Tali IUD dapat menimbulkan perlukaan partia uteri dan mengganggu hubungan sseksual pada sebagian pemakai.

5. Klien tidak dapat mencabut sendiri IUD nya.

6. Indikasi pemasangan IUD

Menurut Manuaba, 2009 dalam buku Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB, Pemasangan IUD untuk bertujuan kontrasepsi dapat dilakukan pada wanita yang :

1. Telah memakai IUD di masa lalu dengan memuaskan dan aman. 2. Pernah melahirkan dan telah punya anak hidup.

3. Ukuran rahim tidak kurang dari 15 cm.

4. Telah cukup jumlah anaknya dan belum memutuskan untuk steril.

5. Tidak ingin hamil paling tidak lebih 2 tahun atau menjarangkan kehamilan. 6. Tidak boleh atau tidak cocok memakai kontrasepsi horrmonal (mengidap

penyakit jantung, hipertensi, hati).

7. Sedang menyusui dan menginginkan kontrasepsi. 8. Tidak ada kontra indikasi.

7. Kontra Indikasi Pemasangan IUD

Menurut Manuaba, 2009 dalam buku Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB, kontraindikasi pemasangan IUD antara lain :

(4)

2. Infeksi panggul (pelvis)

3. Pendarahan vagina yang tidak diketahui. 4. Dicurigai atau dikrtahui adanya kanker rahim.

5. Kelainan rahim (rahim kecil, stenosis kanalis servikalis, polip endometrium) 6. Anemi berat dan gangguan pembukaan darah.

7. Wanita dengan resiko tinggi mendapat PMS.

8. Waktu Pemasangan IUD

Menurut Manuaba, 2009 dalam buku Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB, waktu pemasangan IUD yaitu :

1. Sedang Haid

Pada waktu ini pemasangan akan mudah karena kanalis servikalis agak melebar dan kemumgkinan terjadi kehamilan sangat kecil, perasaan sakit kurang dan perdarahan idak begitu banyak

2. Pasca Persalinan

Pemasangan dini yaitu pemasangan sebelum ibu dipulangkan dari rumah sakit.  Pemasangan langsung yaitu pemasangan 3 bulan setelah ibu dipulangkan.

 Pemasangan tidak langsung yaitu pemasangan setelah lebih dari 3 bulan pasca persalinan atau keguguran.

3. Pasca Keguguran

Langsung setelah keguguran, atau dipasang sewaktu ibu pulang dari rumah sakit. 4. Masalah Interval

Yaitu antara dua haid bila dipasang setelah masa ovulasi, harus dipastikan wanita tidak hamil atau mereka telah memakai cara-cara lain mencegah (kondom, sistem kalender, dan sebagainya).

5. Sewaktu Seksio Sesaria

Sebelum luka rahim ditutup terlebih dahulu dikeluarkan darah-darah beku dari kavum uteri, kemudian IUD dipasangkan pada bagian fundus.

9. Hal-Hal Yang Harus Diketahui Oleh Akseptor KB IUD

Menurut BKKBN tahun 2008 dalam buku Kapita Selekta Peningkatan Pelayanan Kontrasepsi hal 23-24:

 Cara memeriksa sendiri benang IUD pada bulan-bulan pertama post insersi dan setiap selesai haid.

Caranya :

a. Mencuci tangan dengan air sabun kemudian duduk dengan posisi jongkok

b. Memasukkan jari telunjuk atau jari tengah kedalam liang senggama sampai menjangkau rahim.

c. Raba adanya benang berarti IUD ada pada posisi yang benar dan jangan ditarik.

 Setelah pemasangan IUD boleh melakukan aktifitas seperti biasa dan boleh melakukan hubungan suami istri setelah 3 hari pemasangan.

(5)

 Mengetahui tanda-tanda bahaya IUD.

a. Terlambat haid, perdarahan abnormal. b. Nyeri abdomen, disparenmia.

c. Vaginal discargo abnormal.

d. Merasa tidak sehat, menggigil dan benang IUD teraba tambah panjang, ujung IUD keluar, benang tambah pendek atau tidak teraba.

 Bila berobat karena alasan apapun (medis, chinergis, problem sexual) beritahu dokter bahwa metode KB yang dipakai IUD.

 Sebaiknya tunggu 3 bulan untuk hamil embali setelah IUD dilepas dan gunakan kontrasepsi lain selama waktu tersebut, untuk mencegah hubungan ektopik.

 IUD tidak memberi perlindungan terhadap AIDS dan penyakit sexual lainnya dan bagian perut tidak boleh dipijat.

 Bila suami merasa nyeri saat berhubungan intim kemungkinan disebabkan oleh benang yang terlalu panjang atau pendek, segera kontrol.

(6)

KONSEP MANAJEMEN KEBIDANAN I. PENGKAJIAN

Tanggal ……. Jam …. a. Data Subyektif

1. Biodata

Nama :agar lebih mudah dalam berkomunikasi dan menghindari kesalahan dalam memanggil.

Umur :untuk mengetahui usia ibu (>45 tahun, kemungkinan sudah menopause). Agama :sebagai pengarahan bimbingan (dukungan spiritual, dalam keadaan

gawat ketika memberi pertolongan dan perawatan).

Pendidikan :ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektual, tingkat pendidikan mempengaruhi sikap perilaku seseorang.

Pekerjaan :pekerjaan klien dan suami dapat digunakan untuk menggambarkan taraf hidup dan sosial ekonomi klien sehingga petugas dapat memberi nasehat yang sesuai.

Penghasilan :ukuran tingkat kesejahteraan seseorang.

Alamat :ditanyakan untuk mempermudah hubungan bila diperlukan saat keadaan mendesak, dan bermanfaat untuk mempermudah komunikasi dan kunjungan rumah.

2. Alasan ingin menjadi aseptor

Mengetahui alasan klien mengikuti KB IUD apakah ingin menunda kehamilan, mengatur atau mengakhiri kehamilan.

3. Keluhan Utama

Mengetahui perihal yang mendorong pasien/klien datang ke pelayanan kesehatan, keluhan klien menunjang data untuk menentukan apakah klien boleh atau tidak menggunakan KB IUD.

4. Riwayat kesehatan yang lalu

Mengetahui apakah klien pernah menderita penyakit yang merupakan kontraindikasi pemasangan KB IUD seperti:

(7)

dalam endometrium dan enzim-enzim ini menyebabkan bertambahnya aktivitas fibrinolitik serta menghalangi pembekuan darah, akibatnya timbul perdarahan yang lebih banyak)

 infeksi alat genetalia dan PID (mekanisme timbulnya infeksi pada pemasangan IUD : masuknya kuman-kuman yang biasanya hidup di dalam traktus genetalia bagian bawah ke dalam uterus pada saat insersi, bertambahnya volume dan lamanya perdarahan dimana darah merupakan media sumber untuk berkembangbiaknya kuman-kuman, naiknya kuman-kuman melalui benang ekor IUD)

 carsinoma atau mioma uteri, karena dapat mempengaruhi ukuran rongga uterus.  kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim (yang tidak

diperkenankan menggunakan AKDR dengan ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm)

 abortus (resiko kehamilan dengan IUD in vitro)  alergi terhadap logam/tembaga

5. Riwayat kesehatan sekarang

Dikaji apakah klien sedang menderita penyakit-penyakit yang telah disebutkan diatas. 6. Riwayat kesehatan keluarga

Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien, seperti DM, penyakit kuning, HIV/AIDS karena sangat rentan terhadap infeksi, carcinoma dan mioma uteri karena dapat mempengaruhi ukuran rongga rahim, hemophilia karena terjadi gangguan pembekuan darah, serta penyakit lain yang menjadi kontraindikasi pemakaian IUD. 7. Riwayat Haid

Menarche :usia pertama kali haid, untuk menentukan masa subur sehingga dapat menentukan metode kontrasepsi yang tepat.

Lama haid :untuk mengetahui perubahan yang mungkin terjadi selama atau setelah menjadi akseptor KB IUD (efek samping di kemudian hari dari pemasangan IUD, salah satunya perdarahan yang berlangsung lebih lama).

Siklus haid :untuk mengetahui adakah perubahan siklus haid, setelah menjadi aseptor KB IUD.

HPHT :untuk mengetahui/memastikan apakah klien mungkin hamil/tidak. Banyaknya darah :untuk mengetahui perubahan yang mungkin terjadi setelah

menjadi akseptor IUD. 8. Riwayat perkawinan

Merupakan data tentang status perkawinan, usia pertama kali menikah, berapa kali menikah, untuk mengetahui persepsi dan tujuan ikut KB serta menilai kemungkinan apakah ibu dapat terkena IMS / tidak. Bila ada kemungkinan sebaiknya menggunakan KB yang aman untuk pencegahan IMS.

9. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas

(8)

karena IUD mengurangi kemungkinan implantasi intra uterine, maka kehamilan yang terjadi akan lebih cenderung kearah kehamilan ektopik) (Hartono,2004)

Apabila waktu nifas mengalami komplikasi seperti radang panggul sebaiknya tidak memakai IUD (akseptor IUD mempunyai resiko 2X lebih besar untuk mendapatkan PID)

(Hartono,2004) 10. Riwayat KB

Perlu ditanyakan kepada ibu yang mengikuti atau pernah mengikuti KB sebagai berikut:

 Jenis kontrasepsi yang digunakan  Efek samping

 Alasan pemberhentian kontrasepsi (bila tidak memakai lagi)  Lamanya menggunakan alat kontrasepsi

 Keluhan selama menjadi akseptor sehingga dapat mengetahui klien cocok/tidak menggunakan kontrasepsi IUD saat ini seperti perdarahan, dan nyeri perut.

11. Pola kebiasaan sehari-hari

Meliputi nutrisi (kualitas dan kuantitas), lamanya istirahat (ada gangguan / tidak), aktivitas (ibu sering kecapean / tidak ) dan seksual (ada gangguan / tidak, hubungan seksual terakhir)

12. Data psikososial spiritual

 Meliputi bagaiman perasaan ibu terhadap kontrasepsi yang dipakai

 Untuk mengetahui bagaimana hubungan ibu dengan suami dan keluarga, apakah suami mendukung atau tidak jika ibu menggunakan KB IUD

 Meliputi kepercayaan beragama ibu dan adakah larangan metode KB yang dipilih ibu dalam pandangan agamanya.

b. Data Obyektif

1. Pemeriksaan umum Keadaan umum : baik

Kesadaran : composmentis

Tekanan darah : 90/60 – 130/90 mmHg Nadi : 60 – 90 x/menit

RR : 16-24 x/menit

BB : ……… kg, IUD dapat digunakan oleh orang gemuk atau kurus 2. Pemeriksaan fisik

a. Inspeksi

Mata :konjungtiva pucat/tidak (menandakan anemia), sclera kuning/tidak (kuning menandakan hepatitis)

Leher :tampak pembesaran kelenjar thyroid/ tidak, dan vena jugularis/tidak

Dada :payudara simetris/tidak, ada benjolan abnormal/tidak Abdomen :ada benjolan abnormal/tidak, tampak bekas operasi/ tidak

(9)

kehamilan, adakah vaginitis (ditandai secret berbau anyir, terasa panas dan gatal), adakah tanda-tanda infeksi yang ditandai adanya pembengkakan dan merah pada kelenjar skene dan bartholini. b. Palpasi

Leher :teraba pembesaran kelenjar tyroid/tidak, teraba bendungan vena jugularis/tidak

Dada :teraba benjolan abnormal di payudara / tidak

Abdomen :teraba pembesaran dan nyeri tekan pada hepar dan limpa, adakah nyeri tekan pada adneksa kiri dan kanan (bila nyeri tekan berarti adanya adnexitis), adakah nyeri pada suprapubik (bila nyeri tekan berarti adanya radang panggul).

Genetalia :ada pembesaran kelenjar bartholin dan skene/ tidak Ekstremitas :oedema/tidak, ada varises/ tidak

c. Pemeriksaan inspekulo

 Dinding vagina :normal warna merah muda, lipatan memanjang dan melingkar

Adakah:

 Erosi portio :kelihatan merah dan tidak rata

 Kanker serviks :permukaan kasar seperti bunga kol, mudah berdarah, keluar cairan yang khas encer berwarna coklat dan berbau busuk

 Polip :benjolan seperti kutil pada portio

 Infeksi dalam rahim :ditandai adanya pengeluaran cairan abnormal kuning kehijauan. Bila ada sekretnya dengan lidi kapas dan dimasukkan dalam tabung steril yang disediakan untuk diperiksa di lab.

d. Pemeriksaan dalam

 Adakah infeksi panggul, ditandai bila serviks digerakkan ke kanan kiri dengan kedua jari terasa sakit.

 Menentukan posisi rahim:

- Posisi rahim antefleksi: jari pada forniks posterior, maka perabaan uterus seperti duduk, bila jari ada didalam forniks anterior digerakkan maka tangan yang ada diluar tidak terasa

- Posisi rahim retrofleksi: jari yang ada di forniks anterior digerakkan terasa oleh tangan yang ada di luar

 Adakah kehamilan, ditandai rahim yang membesar, lunak, dan licin  Adakah mioma uteri, ditandai rahim membesar, kokoh, kenyal, tidak rata  Adakah cistoma ovari, ditandai rahim yang lunak, licin, dan berisi cairan  Adakah adnexitis, bila terasa nyeri tekan saat menekan adnexa kanan/kiri e. Pemeriksaan rektovaginal

Bila ada indikasi adanya tumor pada cavum douglas dan kesulitan menentukan besarnya uterus retrofleksi.

3. Pemeriksaan Penunjang

(10)

+/-II. Identifikasi Diagnosa/Masalah

Dx : Ny” “ P….Ab….AT…. tahun calon akseptor IUD.

Ds : klien mengatakan ingin pasang IUD, jumlah anak…., anak terakhir berumur…., mengeluh……….

Do : TTV dalam batas normal

KU : Baik

Kesadaran : Komposmentis TD : 90/60-130/90 mmHg Nadi : 60-90x/menit

Suhu : 36,5-37,50C

RR : 16-24x/menit

Pemeriksaan penunjang : Laboratorium, Inspekulo, dan Bimanual. Masalah : Rasa cemas yang dialami ibu karena akan dipasang IUD Ds : ibu mengatakan agak takut karena akan dipasang IUD Do : raut muka ibu yang terlihat ketakutan

III. Identifikasi Diagnosa/Masalah potensial Tidak ada

1V. Kebutuhan segera Tidak ada

V. Intervensi

Dx : Ny “…” P….. Ab…. AT berumur …. Calon akseptor IUD Tujuan : klien menjadi akseptor IUD tanpa terjadi komplikasi

KH : klien mendapat pelayanan pemasangan IUD sesuai prosedur Klien bersikap kooperatif saat pemasangan

IUD terpasang dengan benar dengan teknik aseptic dan antiseptic TTV dalam keadaan normal

TD : 90/60 – 130/90 mmHg Nadi : 60-9- x/menit

Suhu : 36,5 – 37,5oC

RR : 16-24 x/menit Intervensi

a. Konseling pra pemasangan IUD

R : informasi tentang rencana pemasangan IUD akan lebih meningkatkan kooperatif klien b. Lakukan informed consent

(11)

c. Persiapkan alat, pasien, lingkungan

R : memudahkan pamasangan dan untuk menjaga privasi klien d. Lakukan pemasangan IUD dengan teknik aseptic dan antiseptic

R : mengurangi risiko infeksi

e. Rapikan klien dan tempat serta bereskan alat yang telah terpakai R : tindakan pasca pemasangan yang tepat sesuai prosedur f. Berikan KIE pasca pemasangan

R : informasi yang tepat akan meningkatkan pengetahuan pasien g. Catat dalam rekam medic

R : bukti bahwa telah klien telah mendapat pelayanan IUD h. Anjurkan klien dalam 1 minggu control atau bila ada keluhan

R : followup pasca pemasangan IUD serta deteksi dini adanya efek samping Masalah : Rasa cemas yang dialami ibu karena akan dipasang IUD

Tujuan : kecemasan berkurang KH : kien tampak lebih tenang Intervensi :

a. Beri kesempatan klien untuk mrngungkapkan kecemasanya

R : mengungkapkan perasaan dan berbagi dapat mengurangi kecemasan

b. Beritahukan kepada klien bahwa pemasangan IUD ini akan dilakukan oleh tenaga kesehatan yang sudah professional.

R : klien dapat lebih kooperatif dan tenang.

VI. Implementasi

Mengacu pada intervensi VII. Evaluasi

(12)

DAFTAR PUSTAKA

BKKBN. 2008. Kapita Selekta Peningkatan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: BKKBN

Hartono, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi.Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Manuaba, Ida Bagus. 2009. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC

Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: YBPSP

(13)

Referensi

Dokumen terkait

Lokasi penelitian untuk penulisan skripsi ini adalah Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur karena berdasarkan hasil pra survey di desa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan Spirulina platensis dalam pembuatan crackers terhadap kandungan beta-karoten, aktivitas antioksidan, tekstur

Jika disamping pengamatan dengan palem juga, menggunakan alat pencatat otomatis, maka pencatatan data palem dapat dilaksanakan empat kali sehari dan pada kertas

Akhir  asan terstruktur: Penug Daftar pertanyaan sebagai kasus persmasalahan pembelajaran dalam pertemuan ke 2 dikerjakan secara kelompok (3 orang) sesuai dengan

Pengukuran panjang jalan dalam buku petunjuk teknis menggunakan kendaraan bermotor yang dilengkapi dengan odometer yang dapat dibaca pada interval 100 meter,

Otomatisasi sistem ini menggunakan mikrokontroler Arduino yang menggerakkan motor servo sebagai pembuka tutup kran air dan pembuka tutup pakan, sensor infra merah