• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERUBAHAN IKLIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PERUBAHAN IKLIM"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Wulan Handareni NRP : G24130020

Hari, Tanggal : Rabu, 7 Oktober 2015

Asisten Praktikum :

1. Ayularas Purnamasari S (G24120031) 2. Yahdi Isna M (G24130079) Praktikum ke-5

ANALISIS PERUBAHAN IKLIM Tujuan

Tujuan praktikum kali ini adalah menganalisis perubahan iklim menggunakan uji rataan dan uji statistik peringkat spearman.

Metodologi

Alat dan Bahan yang digunakan pada pratikum metode klimatologi adalah laptop/komputer, software Ms Excel, alat tulis, data yang akan diduga dan aplikasi minitab.

Praktikum meteode klimatologi dilaksanakan pada hari hari Rabu, 7 Oktober 2015 bertempat di laboratorium komputer Departemen Geofisika dan Meteorologi IPB. Langkah Kerja

Gambar 1 Diagram alir metode analisis perubahan iklim

Pembahasan

Keragaman iklim dapat diketahui melalui analisis deret waktu. Analisis ini memberikan informasi tentang adanya pola kecenderungan (trend), siklus atau fluktuasi disekitar nilai rata-rata jangka panjang. Ada banyak metode yang dapat digunakan dalam menilai berbagai macam tipe perubahan data rentang waktu. Ada dua istilah umum yang sering dipakai untuk membedakan metode yang digunakan, yaitu parametric test dan non-parametric test. Dikatakan non-parametric test apabila didasarkan pada satu atau lebih

(2)

Analisis perubahan iklim memberikan informasi berupa tabel, grafik dan pemetaan tentang kecenderungan (trend) curah hujan di beberapa stasiun pengamatan curah hujan. Trend adalah kecenderungan perubahan nilai parameter iklim naik atau turun pada suatu periode tertentu, maju atau mundur awal musim dan memanjang atau

memendeknya panjang musim.

Uji-T umumnya digunakan untuk menguji sampel ukuran kecil : menguji nilai ratarata 2 (dua) kelompok sampel, menguji nilai rata-rata terhadap rata-rata populasi, menguji data yang berpasangan, menguji koefisien korelasi.Uji t digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing variabel. Jika probabilitas nilai t < 0,05, pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. Jika probabilitas nilai t > 0,05, maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat (Arif et al 2015).

Uji t dilakukan dengan mengunakan data suhu tahun 1981 sampai 2010. Data tersebut kemudian dibagi menjadi dua periode untuk mengetahui ada tidaknya tren perubahan iklim yang terjadi. Ditentukan Ho sebagai tidak ada tren, sedangkan H1 ada tren. Setelah dilakukan uji t pada data sampel (n) kurang dar i 30, didapatkan nilai t hitung sebesar -0,4081. Pada tabel t didapatkan nilai sebesar -1,7011. Nilai t hitung sebesar -0,4081 ada di dalam rentang selang -1,7011 sampai 1,7011. Nilai t hitung (-0,4081) > t tabel (-1,7011). sehingga hipotesis 0 diterima, yaitu tidak adanya tren perubahan iklim. Merujuk pada percobaan yang sebelumnya dilakukan oleh Arif et al (2015) hasil Uji t menunjukkan bahwa - t 0.975> t hit > t 0.975 sehingga H0 diterima, pada musim kemarau 4,5,6 dan 7 artinya telah terjadi perubahan pola curah hujan di musim kemarau sejak periode tahun 1987 – 1996. Pada percobaan Rachmawati (2008) didapatkan hasil uji t menunjukkan bahwa p-value 0,939 lebih besar dari 0,05 (atau t-hitung sebesar -0,077 lebih besar dari t-tabel -1,960), maka Ho diterima, yang berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Profitabilitas terhadap Audit Delay. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian dari Wirakusuma (2004).

Koefisien korelasi rank Spearman merupakan statistik yang paling awal dikembangkan dan mungkin yang paling dikenal dengan baik. Koefisien korelasi

Spearman adalah ukuran erat-tidaknya kaitan antara dua variabel ordinal atau ukuran atas derajat hubungan antara data yang telah disusun menurut peringkat. Koefisien korelasi digunakan untuk mengukur derajat erat tidaknya hubungan antar satu variabel terhadap variabel lainnya dimana pengamatan pada masing-masing variabel tersebut didasarkan pada pemberian peringkat tertentu yang sesuai dengan pengamatan serta

pasangannya(Linawati et al 2003).

Nilai korelasi yang dihasilkan berkisar diantara -1 sampai +1. Angka pada nilai korelasi menunjukkan keeratan hubungan anatara dua variabel yang diuji. Jika angka korelasi makin mendekati 1, maka korelasi dua variabel akan makin kuat, sedangkan jika angka korelasi makin mendekati 0 makan korelasi dua variabel makin lemah. Sedangkan tanda minus dan positif pada nilai korelasi menyatakan sifat hubungan. Jika nilai korelasi bertanda minus, berarti hubungan diantara kedua variabel bersifat berlawanan arah. Sedangkan jika nilai korelasi bertanda plus, berarti hubungan kedua variabel bersifat searah.

(3)

sebesar 0,4178. Nilai RS yang positif (lebih dari nol) menunjukkan bahwa tren perubahan iklim naik sebesar 0,4178. Setelah RS diformulasikan, didapatkan nilai Ts sebesar 1,975. Sedangkan nilai t tabel positif menunjukkan nilai sebesar 1,771. Sehingga nilai Ts lebih besar daripada nilai t tabel positif. Apabila Ts lebih besar dari t tabel, maka dinyatakan tolak H0 sehingga data tersebut memiliki tren yang nyata. Hasil ini sesuai dengan percobaan yang telah dilakukan sebelumnya oleh Marshela (2015) yang menyatakan bahwa jika t hitung ≥ t tabel, berarti Ho ditolak, H1 diterima. Pada percobaannya dipilih H0 tidak ada pengaruh antara kualitas pelayanan dengan kepuasan pengunjung,

sedangkan H1 ada pengaruh antara kualitas pelayanan dengan kepuasan pengunjung. Hasil yang didapatkan oleh Marshela adalah t hitung (13,145) > t tabel (1,660), artinya kualitas pelayanan berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pengunjung.

Kesimpulan

Hasil uji t menyatakan bahwa t hitung > t tabel, sehingga terima H0 yaitu tidak adanya tren perubahan iklim. Sedangkan hasil uji rank Spearman menyatakan Ts lebih besar dari t tabel, sehingga data tersebut memiliki tren yang nyata dan bernilai positif karena RS lebih besar dari nol (0).

Daftar Pustaka

Arif SS, Susanto S, Susilokarti D, dan Lilik S. 2015. Identifikasi Perubahan Iklim Berdasarkan Data Curah Hujan di Wilayah Selatan Jatiluhur Kabupaten Subang, Jawa Barat. J Agritech. Vol 35(1) : 98-105.

Linawati L, Pradeka R, dan Setiawan A. 2003. Uji Koefisien Korelasi Spearman dan Kendall Menggunakan Metode Bootstrap. Prosiding Studi Kasus : Beberapa Kurs Mata uang Asing Terhadap Rupiah FMIPA Universitas Kristen Satya Wacana. Hal 403-413.

Marshela F dan Sukandi P. 2015. Pengaruh Kualitas Pelayanan Shopkeeper terhadap Kepuasan pengunjung Distro Baby Bandung. [Terhubung berkala]. Tersedia pada http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/4982/92.%2 0Ferien%20Marshela%20%26%20Pipin%20Sukandi.pdf?sequence=1. Diakses 11 Oktober 2015.

Onos B. dan Bayazit M. 2003. The Power of Statisticaltests For Trend detection. Turkish Journal of Engineering and Environmental Sciences. Vol 27: 247- 251.

Rachmawati S. 2008. Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap Audit Delay dan Timeliness. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan. VOL 10(1): 1-10. Wirakusuma, MG. 2004. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rentang Waktu Penyajian

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis uji t diperoleh Ho ditolak t hitung lebih besar dari t tabel (2,154 &gt; 2,000) maka hal ini menunjukkan bahwa Brand Loyalty mempunyai pengaruh

responsive mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap konsekuensi perilaku nasabah, Ho ditolak t hitung lebih besar dari t tabel (6,948 &gt; 2,000) maka hal ini menunjukkan bahwa

Variabel kepuasan konsumen diperoleh hasil Ho ditolak t hitung lebih besar dari t tabel (11,02826 &gt; 1,960) maka hal ini menunjukkan bahwa kepuasan konsumen (Y1) mempunyai

Ho ditolak t hitung lebih besar dari t tabel (5,340 &gt; 2,000) maka hal ini menunjukkan bahwa variabel kesan kualitas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

Berdasarkan t hitung untuk koefisien variabel kesehatan sebesar 3,210 lebih besar dari t tabel 1,671, maka pada tingkat kekeliruan 5% Ha diterima dan Ho

Terlihat t- hitung lebih besar dari t- tabel, maka Ho ditolak Ha diterima yang berarti bahwa peningkatan jumlah anggota koperasi berpengaruh signifikan terhadap

Karena nilai t-hitung =2,317 lebih besar dari nilai t-tabel = 1,725, maka harga t-hitung berada di daerah penolakan Ho, maka kesimpulannya hipotesis menolak Ho, yang artinya

Hal ini berarti bahwa nilai t hitung (49,012) lebih besar dari nilai t tabel yang mengandung arti bahwa Ho ditolak artinya terdapat pengaruh yang signifikan