• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP ILMIAH SISWA PADA MATERI POKOK FOTOSINTESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP ILMIAH SISWA PADA MATERI POKOK FOTOSINTESIS"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP ILMIAH SISWA PADA

MATERI POKOK FOTOSINTESIS

(Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

Oleh

SISCA PUSPITA SARI NASUTION

Berdasarkan observasi di SMP Negeri 13 Bandarlampung, keterampilan proses sains dan sikap ilmiah siswa belum dikembangkan secara optimal. Alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan sikap ilmiah siswa yaitu melalui pembelajaran berbasis praktikum. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui efektifitas pembelajaran berbasis praktikum terhadap keterampilan proses sains dan sikap ilmiah siswa.

(2)

Sisca Puspita Sari Nasution

iii

Hasil penelitian menunjukkan rata-rata keterampilan proses sains siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol (eksperimen = 73,85, kontrol = 66,27). Selain itu, rata-rata peningkatan keterampilan proses sains pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol (eksperimen = 34,52, kontrol = 29,61). Data KPS siswa juga diperoleh melalui lembar observasi yang

menunjukkan rata-rata KPS kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol (eksperimen = 81,67, kontrol = 74,86). Selain data KPS, diperoleh juga data sikap ilmiah siswa yang menunjukkan rata-rata sikap ilmiah kelas

eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol (eksperimen = 89,77, kontrol = 85,21). Data sikap ilmiah siswa juga ditunjang oleh angket sikap ilmiah siswa yang menunjukkan bahwa hampir semua siswa memiliki sikap ilmiah meliputi sikap ingin tahu, sikap sikap berpikiran terbuka dan kerjasama, sikap jujur dan sikap teliti. Selain itu, semua siswa memberikan tanggapan positif terhadap pembelajaran berbasis praktikum. Dengan demikian, pembelajaran berbasis praktikum efektif dalam meningkatkan keterampilan proses sains dan sikap ilmiah siswa.

(3)

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP ILMIAH SISWA PADA

MATERI POKOK FOTOSINTESIS

(Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

Oleh

SISCA PUSPITA SARI NASUTION

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan Bapak P. Nasution dan Ibu Nurlailiyati yang dilahirkan di Bandarlampung pada tanggal 14 Juni 1993. Penulis beralamat di Jl. Tirta Ria Gg. Melati 1 No. 73, Way Kandis, Bandarlampung. Pendidikan yang ditempuh penulis adalah SD Negeri 1 Way Kandis (1998-2004), SMP Negeri 19 Bandar Lampung (2004-2007), SMA Negeri 5 Bandar Lampung (2007-2010). Pada tahun 2010, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Unila melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Genetika, ICT dan

(8)

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan karya ini kepada:

Almarhum Papa tersayang, P. Nasution.

Papa Juara Satu Seluruh Dunia, yang tak pernah kenal lelah mengusahakan yang terbaik bagi putra-putrinya.

Terimakasih Papa atas kasih sayangmu. Terimakasih atas kebijaksanaan dan kesabaranmu. Maafkan aku belum bisa membalas segala kebaikan Papa. Semoga Papa disayang Allah.

Mama tercinta, Nurlaliliyati.

Terimakasih Mama untuk seluruh hidup yang engkau habiskan untuk menjadi pendidik pertama dan utama bagi kami. Terimakasih mama atas segala perhatian dan semangat yang Mama berikan. Semoga Mama selalu diberikan kesehatan dan anakmu bisa membanggakan Mama kelak.

Abang dan kakak, yang telah banyak memberikan dukungan dan semangat Devi Ariyanti Nasution

Tedi Kurniawan Nasution Mirhansyah

Dian Maya Sari

Keponakan-keponakan yang paling ku sayang Berlian Putri Ramadani Nasution

Baginda Arrayhan Akhtarsyah Yuki Ananta Bilqis

(9)

M O T T O

Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu,

dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu.

Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui (Q.S Al-Baqoroh: 216)

Our greatest glory is not in never falling

but rising everytime we fall

(Confucius)

Bermimpilah setinggi langit, jika engkau jatuh.

Engkau akan jatuh diantara bintang-bintang

(Ir. Soekarno)

You have a lifetime to live your life,

so there’s no reason to be u

ngrateful

(10)

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP ILMIAH SISWA PADA MATERI POKOK FOTOSINTESIS (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014)” sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila;

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Unila; 3. Pramudiyanti, S.Si., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi. 4. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku pembimbing I atas bantuan dan kesediaannya

(11)

xii

5. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing Akademik, dan pembimbing II atas bantuan dan kesabarannya dalam memberikan bimbingan, arahan, dan masukan kepada penulis selama menyelesaikan skripsi.

6. Drs. Darlen Sikumbang, M.Biomed., selaku pembahas atas saran, masukan, dan arahan yang diberikan hingga terselesainya skripsi ini.

7. Hj. Rosmaini, M.Pd., selaku Kepala SMPN 13 Bandar Lampung yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian;

8. Sugeng, M.Pd selaku guru mitra yang telah memberikan banyak bantuan dan kemudahan selama penelitian;

9. Siswa-siswi kelas VII H dan VII I SMPN 13 Bandar Lampung atas kerja samanya selama penelitian;

10. Rinu Bhakti Dewantara sebagai partner brainstorm yang telah banyak memberi motivasi dan membantu dalam terselesaikannya karya tulis ini; 11. Kesayangan Arinta Winsi, Hana Laila Alviumita, Pompina Manullang, Resti

Agustina, Mira Olivia HR, Destra Mutia, Fitria Lestari dan Nova Musnaini yang banyak memberikan dukungan dan semangat.

12. Karib kerabat Pendidikan Biologi angkatan 10, atas kebersamaan dan kekeluargaan selama di bangku kuliah, terutama untuk sahabat baik Hanni Hanifah, Mayvena Lizora, Qurratu Aini Na’ima, Eli Komariah, Renita

Prahastiani, Ririn Noviyanti, Mila Vanalita, Yuliani, Novita Sari, Cris Ayu S, Gadis Pratiwi, Dira Tiara, Nindy Profithasari, dan Taufik Ardiyanto;

13. Keluarga Cemara, yang dipertemukan di waktu dan tempat yang sama telah menjadi sahabat baru yang baik hatinya;

(12)

xiii

Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, serta berkenan membalas semua budi baik yang diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Bandar Lampung, Agustus 2014 Penulis,

(13)

DAFTAR ISI

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Berbasis Praktikum ... 9

B. Keterampilan Proses Sains ... 15

C. Sikap Ilmiah ... 18

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 21

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 44

B. Pembahasan ... 50

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 61

B. Saran ... 61 DAFTAR PUSTAKA

(14)

xv

1. Silabus Pembelajaran ... 67

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 75

3. Lembar Kerja Kelompok (LKK) ... 94

4. Soal Pretes-Postes Keterampilan Proses Sains... 119

5. Lembar Observasi ... 128

6. Angket ... 136

7. Data Hasil Penelitian ... 139

8. Analisis Uji Statistik Data Hasil Penelitian ... 167

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Klasifikasi keterampilan proses sains ... 17

2. Rubrik lembar observasi KPS ... 29

3. Lembar observasi KPS ... 30

4. Lembar observasi sikap ilmiah siswa ... 33

5. Item pertanyaan angket sikap ilmiah siswa ... 35

6. Item pertanyaan angket tanggapan siswa ... 35

7. Lembar penilaian KPS siswa ... 39

8. Kriteria KPS siswa ... 39

9. Lembar penilaian sikap ilmiah siswa ... 39

10. Kriteria sikap ilmiah siswa ... 40

11. Skor perjawaban angket sikap ilmiah siswa ... 40

12. Data angket sikap ilmiah siswa ... 41

13. Kriteria persentase sikap ilmiah siswa ... 41

14. Skor perjawaban angket tanggapan siswa ... 42

15. Data angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran berbasis praktikum ... 42

16. Kriteria persentase tanggapan siswa terhadap pembelajaran berbasis praktikum ... 43

17. Hasil uji statistik nilai pretes, postes dan gain KPS siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 44

(16)

xvii

19. Data peningkatan KPS siswa pada kelas eksperimen dan kontrol 46

20. Hasil observasi KPS siswa kelas eksperimen dan kontrol ... 47

21. Hasil observasi sikap ilmiah siswa kelas eksperimen dan kontrol 48 22. Nilai pretes, postes, dan gain kelompok eksperimen ... 140

23. Nilai pretes, postes, dan gain kelompok kontrol ... 140

24. Analisis butir soal pretes dan postes kelompok eksperimen ... 142

25. Analisis butir soal pretes dan postes kelompok kontrol ... 144

26. Analisis perindikator KPS pada soal pretes dan postes kelas eksperimen ... 146

27. Analisis Perindikator KPS pada soal pretes dan postes kelas Kontrol ... 149

28. Analisis lembar observasi keterampilan proses sains kelas eksperimen pertemuan 1 ... 152

29. Analisis lembar observasi keterampilan proses sains kelas eksperimen pertemuan 2 ... 154

30. Analisis lembar observasi keterampilan proses sains kelas kontrol pertemuan 1... 156

31. Analisis lembar observasi keterampilan proses sains kelas kontrol pertemuan 2 ... 158

32. Analisis lembar observasi sikap ilmiah kelas eksperimen pertemuan 1 ... 160

33. Analisis lembar observasi sikap ilmiah kelas eksperimen pertemuan 2 ... 161

34. Analisis lembar observasi sikap ilmiah kelas kontrol pertemuan 1 ... 162

35. Analisis lembar observasi sikap ilmiah kelas kontrol pertemuan 2 ... 163

36. Analisis data angket sikap ilmiah siswa kelas eksperimen ... 164

37. Analisis data angket sikap ilmiah kelas kontrol ... 165

(17)

xviii

39. Hasil uji normalitas pretes kelompok eksperimen dan kontrol .... 167 40. Hasil Uji Mann-Withney U pretes. ... 167 41. Hasil uji normalitas postes kelompok eksperimen dan kontrol .... 168 42. Hasil Uji Mann-Withney U Postes ... 169 43. Hasil uji normalitas gain kelas eksperimen dan kontrol ... 169 44. Hasil uji kesamaan dua varians & kesamaan dua rata-rata gain .. 170 45. Hasil uji perbedaan dua rata-rata gain ... 171 46. Hasil uji normalitas gain pada indikator keterampilan mengamati

kelompok eksperimen dan kontrol ... 171 47. Hasil uji Mann-Withney U gain pada indikator keterampilan

mengamati kelompok eksperimen dan kontrol ... 172 48. Hasil uji normalitas gain pada indikator keterampilan

berhipotesis kelompok eksperimen dan kontrol ... 173 49. Hasil uji Mann-Withney U gain pada indikator keterampilan

berhipotesis kelompok eksperimen dan kontrol ... 173 50. Hasil uji normalitas gain pada indikator keterampilan

memprediksi kelompok eksperimen dan kontrol ... 174 51. Hasil uji Mann-Withney U gain pada indikator keterampilan

memprediksi kelompok eksperimen dan kontrol ... 175 52. Hasil uji normalitas gain pada indikator keterampilan melakukan

percobaan kelompok eksperimen dan kontrol ... 175 53. Hasil uji kesamaan dua varians & kesamaan dua rata-rata gain .. 176 54. Hasil uji perbedaan dua rata-rata gain ... 177 55. Hasil uji normalitas gain pada indikator keterampilan

menginterpretasi kelompok eksperimen dan kontrol ... 178 56. Hasil uji Mann-Withney U gain pada indikator keterampilan

menginterpretasi data kelompok eksperimen dan kontrol ... 178 57. Hasil uji normalitas gain pada indikator keterampilan

(18)

xix

58. Hasil uji Mann-Withney U gain pada indikator berkomunikasi

kelompok eksperimen dan kontrol ... 180 59. Hasil uji normalitas pada indikator keterampilan menyimpulkan

kelompok eksperimen dan kontrol ... 180 60. Hasil uji Mann-Withney U gain pada indikator menyimpulkan

(19)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 7

2. Desain penelitian pretes-postes kelompok non ekuivalen ... 22

3. Persentase sikap ilmiah siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 49

4. Persentase tanggapan siswa pada kelas eksperimen ... 49

5. Tabel hasil pengamatan berupa gambar perbedaan daun sebelum dan setelah diberi perlakuan ... 52

6. Contoh jawaban siswa kelas eksperimen pada aspek berkomunikasi ... 54

7. Contoh jawaban LKK siswa kelas eksperimen pada aspek berhipotesis ... 56

8. Contoh jawaban siswa yang menunjukkan sikap ilmiah jujur... . . 60

9. Siswa melakukan kegiatan praktikum Sachs... 182

10. Siswa mengerjakan soal postes ... 182

11. Siswa berdiskusi dalam kelompok ... 183

12. Siswa menggambar grafik hubungan jumlah gelembung dan banyak soda kue yang ditambahkan ... 183

(20)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumpun ilmu IPA erat kaitannya dengan proses penemuan, seperti yang dinyatakan oleh BSNP (2006: 1) bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu (inquiry) tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya sebagai penguasaan kumpulan

pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Demi tercapainya tujuan dari pembelajaran IPA yang ideal maka dibutuhkan serangkaian keterampilan proses yang dikemas dalam bentuk pembelajaran riil yang dapat menggiring siswa dalam penemuan konsep. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan siswa dalam memproseskan pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan (Semiawan, 1992: 18).

Keterampilan proses melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual, manual dan sosial. Keterampilan intelektual memicu siswa menggunakan pikirannya. Keterampilan manual melibatkan siswa dalam menggunakan alat dan bahan, mengukur, menyusun atau merakit alat. Sedangkan keterampilan sosial merangsang siswa berinteraksi dengan

(21)

2

78). Serangkaian keterampilan proses tersebut penting bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam penerapan di dalam kehidupan sehari-hari. Lebih lanjut, seperti yang dinyatakan Dimyati (2006: 137) bahwa keterampilan proses sangat penting bagi siswa dalam memperoleh pengalaman intelektual emosional dan fisik agar mendapat hasil belajar yang optimal.

Pembelajaran IPA khususnya materi Biologi yang selama ini dilakukan kurang menekankan pada pengembangan keterampilan proses sains dan sikap ilmiah. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil observasi di SMP Negeri 13 Bandar Lampung yang hanya menggunakan metode pembelajaran berupa ceramah dan diskusi-diskusi sederhana. Pembelajaran yang berpusat pada guru kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan diri, siswa cenderung pasif dan mudah bosan. Padahal dalam pembelajaran IPA selain tercapainya materi pembelajaran, siswa juga dituntut untuk memiliki keterampilan proses sains dan sikap ilmiah yang memadai. Keterampilan proses sains dan sikap ilmiah khususnya pada materi Biologi dapat diperoleh dengan melibatkan penggunaan tangan dan alat atau manipulatif (Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FPI-UPI, 2007: 261).

Pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses merupakan

(22)

3

Pembelajaran berbasis praktikum dapat menjadi solusi untuk mengatasi rendahnya keterampilan proses sains dan sikap ilmiah siswa. Siswa akan lebih mudah memahami bila ia melakukan atau mempraktekkan sendiri. Dari hasil penelitian Ependi (2013) pembelajaran menggunakan metode praktikum berpengaruh terhadap keterampilan proses sains siswa, selain itu hasil penelitian Sari (2013) model pembelajaran berbasis praktikum pada konsep sistem regulasi meningkatkan keterampilan proses sains, sikap ilmiah dan penguasaan konsep siswa. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai efektifitas pembelajaran berbasis praktikum terhadap keterampilan proses sains dan sikap ilmiah siswa kelas VII SMP Negeri 13 Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014 pada materi pokok fotosintesis.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka terdapat beberapa masalah yang dapat diidentifikasi, antara lain:

1. Apakah efektifitas pembelajaran berbasis praktikum terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi pokok fotosintesis? 2. Apakah efektifitas pembelajaran berbasis praktikum terhadap sikap

ilmiah siswa pada materi pokok fotosintesis?

(23)

4

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui:

1. Efektifitas pembelajaran berbasis praktikum terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi pokok fotosintesis.

2. Efektifitas pembelajaran berbasis praktikum terhadap sikap ilmiah siswa pada materi pokok fotosintesis

3. Tanggapan siswa terhadap pembelajaran berbasis praktikum pada materi pokok fotosintesis.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Peneliti, yaitu dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman dalam melaksanakan pembelajaran berbasis praktikum serta dapat menerapkan dengan baik dalam proses belajar mengajar.

2. Siswa, yaitu dapat mengembangkan keterampilan proses sains dan

menumbuhkan sikap ilmiah sehingga siswa dapat lebih mudah memahami materi fotosintesis

3. Guru, yaitu dapat menjadi masukan dan memberi solusi terhadap peningkatan keterampilan proses sains dan sikap ilmah siswa. 4. Sekolah, yaitu sebagai masukan untuk mengoptimalkan pelaksanaan

(24)

5

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini sebagai berikut:

1. Pembelajaran berbasis praktikum merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan serangkaian alat dan bahan, dan memberikan pengalaman langsung kepada siswa untuk menguji suatu hipotesis, membuktikan apa yang telah dipelajari, mencatat data, dan mengambil kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan.

2. Keterampilan proses sains yang diukur meliputi mengamati, berhipotesis, melakukan percobaan, menginterpretasi data, memprediksi, berkomunikasi dan menyimpulkan.

3. Sikap ilmiah yang diukur meliputi sikap ingin tahu, sikap berpikiran terbuka dan kerjasama, sikap teliti dan sikap jujur.

4. Kelas eksperimen menggunakan pembelajaran berbasis praktikum dengan langkah-langkah sebagai berikut: menyiapkan alat dan bahan; penjelasan langkah-langkah praktikum; melakukan pengamatan mengenai

fotosintesis; menginterpretasi data hasil percobaan; berdiskusi; menyimpulkan hasil pengamatan. Sementara itu kelas kontrol menggunakan metode diskusi.

5. Subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas VII semester genap di SMP Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014

6. Materi pokok yang diteliti dalam penelitian adalah fotosintesis, pada K.D 3.6: “mengenal konsep energi, berbagai sumber energi, energi dari

(25)

6

F. Kerangka Pikir

Pembelajaran IPA di SMP diantaranya bertujuan untuk mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap adanya hubungan yang saling

mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat serta

melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bersikap

dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi. Tujuan tersebut dapat diperoleh melalui pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan proses sains dan sikap ilmiah.

Pembelajaran berbasis praktikum yang dilakukan berkelompok dapat

memunculkan sikap kerjasama siswa. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan diawali dengan membuat hipotesis kemudian siswa mulai melakukan

praktikum dengan merangkai dan menggunakan alat dengan benar, melakukan langkah percobaan dengan benar dan lengkap dan menuliskan data hasil percobaan dengan benar dan lengkap. Kegiatan ini dapat memunculkan keterampilan melakukan percobaan dan sikap teliti. Selanjutnya siswa

mengumpulkan data atau informasi melalui penerapan indera pengelihatan dan peraba sehingga memunculkan keterampilan proses sains berupa keterampilan mengamati dan sikap ilmiah berupa sikap ingin tahu.

(26)

7

Data hasil percobaan yang diperoleh kemudian ditulis dengan sebenarnya tanpa adanya manipulasi dan kecurangan sehingga memunculkan sikap ilmiah yaitu sikap jujur. Data tersebut disampaikan melalui diskusi kelompok yang dapat mengembangkan keterampilan proses sains berupa keterampilan bekomunikasi dan sikap ilmiah berpikiran terbuka. Langkah terakhir dalam pembelajaran berbasis praktikum yaitu mengambil kesimpulan dari hasil diskusi yang telah dilakukan.

Serangkaian kegiatan praktikum tersebut dapat memunculkan keterampilan proses sains dan sikap ilmiah. Keterampilan proses yang muncul diantaranya, keterampilan mengamati, berhipotesis, melakukan percobaan, menginterpretasi data, memprediksi, berkomunikasi dan menyimpulkan. Sikap ilmiah yang muncul diantaranya sikap ingin tahu, sikap berpikiran terbuka dan kerjasama, sikap teliti dan sikap jujur.

Penelitian ini terdiri dari dua variabel yang terdiri atas variabel bebas dan variabel kontrol. Variabel bebas yaitu pembelajaran berbasis praktikum dan variabel kontrol terdiri dari keterampilan proses sains dan sikap ilmiah. Kerangka pemikiran di atas dapat dilihat pada bagan di bawah ini:

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat Keterangan: X: Pembelajaran berbasis praktikum

Y: Keterampilan proses sains Z: Sikap ilmiah

X

Y

(27)

8

G. Hipotesis

1. Hipotesis statistik adalah sebagai berikut:

H0: pembelajaran berbasis praktikum tidak efektif terhadap keterampilan

proses sains siswa pada materi pokok fotosíntesis.

H1: pembelajaran berbasis praktikum efektif terhadap keterampilan proses

sains siswa pada materi pokok fotosintesis.

(28)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Berbasis Praktikum

Praktikum adalah pengalaman belajar di mana siswa berinteraksi dengan materi atau dengan sumber data sekunder untuk mengamati dan memahami dunia alam (Lunetta. dkk dalam Score, 2008: 5). Metode praktikum adalah cara penyajian pelajaran dengan menggunakan percobaan. Dalam pelaksanaan metode ini siswa melakukan kegiatan yang mencakup pengendalian variabel, pengamatan,

melibatkan pembanding atau kontrol, dan penggunaan alat-alat praktikum. Dalam proses belajar mengajar dengan metode praktikum ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri. Dengan melakukan praktikum siswa akan menjadi lebih yakin atas satu hal daripada hanya menerima dari guru dan buku, dapat memperkaya pengalaman, mengembangkan sikap ilmiah, dan hasil belajar akan bertahan lebih lama dalam ingatan siswa (Rustaman dalam Kholid, Setiawan dan Fitrijaya, 2011: 1).

(29)

10

keterampilan proses sains sekaligus pengembangan sikap ilmiah yang mendukung proses perolehan pengetahuan (produk keilmuan) dalam diri siswa. Disinilah tampak betapa praktikum memiliki kedudukan yang amat penting dalam pembelajaran IPA, karena melalui praktikum siswa memiliki peluang

mengembangkan dan menerapkan keterampilan proses sains, sikap ilmiah dalam rangka memperoleh pengetahuannya (Subiantoro, 2010: 7). Hal ini sejalan dengan pernyataan Woolnough dan Allsop (dalam Sharpe, 2012: 41) bahwa kegiatan praktikum dalam pembelajaran dapat mengembangkan keterampilan ilmiah praktis dan teknik, menjadi sebuah problem solving ilmuwan dan untuk dapat merasakan fenomena ilmiah.

Menurut Suparno (2007: 77), kegiatan praktikum dibedakan menjadi dua, yaitu praktikum terbimbing atau terencana dan praktikum bebas. Kegiatan siswa dalam praktikum terbimbing hanya melakukan percobaan dan menemukan hasilnya saja, seluruh jalannya sudah dirancang oleh guru. Langkah-langkah percobaan,

peralatan yang harus digunakan serta objek yang harus diamati atau diteliti sudah ditentukan oleh guru. Sedangkan kegiatan siswa dalam praktikum bebas lebih banyak dituntut untuk berpikir mandiri, bagaimana merancang alat percobaan dan memecahkan masalah, guru hanya memberikan permasalahan dan objek yang harus diamati atau diteliti.

(30)

11

Untuk keterampilan afektif, siswa dapat belajar merancanakan kegiatan secara mandiri, belajar bekerja sama dan mengkomunikasikan informasi mengenai bidangnya. Untuk keterampilan psikomotor siswa dapat belajar memasang peralatan sehingga benar-benar berjalan dan memakai peralatan dan instrumen tertentu (Utomo dan Ruijter 1994: 69).

Menurut Woolnough dan Allsop (Rustaman, 2009: 2-4) sedikitnya ada empat alasan yang dikemukakan para pakar pendidikan IPA mengenai pentingnya kegiatan praktikum. Pertama, praktikum dan motivasi belajar IPA; motivasi mempengaruhi belajar siswa yang termotivasi untuk belajar lebih mendalam. Menurut faham psikologi humanisme dalam diri individu terdapat dorongan untuk memperoleh pengetahuan dan kemampuan (Yelon, 1977). Motivasi ini merupakan motivasi instrinsik yang independen dari motivasi ekstrinsik. Praktikum memberi kesempatan kepada siswa untuk memenuhi dorongan rasa ingin tahu dan ingin bisa. Prinsip ini sangat menunjang kegiatan praktikum yang di dalamnya siswa menemukan pengetahuan melalui eksplorasinya terhadap alam.

(31)

12

yang diamatinya. Siswa perlu dilatih mengukur secara akurat dengan instrumen yang sederhana maupun yang lebih canggih agar dapat memperluas sifat-sifat fisis yang diluar jangkauan indera manusia. Keterampilan mengunakan alat diperlukan agar siswa dapat menangani alat secara aman. Lebih lanjut teknik yang diperlukan untuk merancang, melakukan dan menginterpretasikan eksperimen perlu pula dikembangkan melalui kegiatan praktikum.

Ketiga, praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah, diyakini oleh banyak pakar pendidian IPA bahwa tidak ada cara terbaik agar siswa belajar pendekatan ilmiah kecuali menjadikan mereka sebagai scientist. Nuffield, suatu proyek pengembangan kurikulum di Inggris, mengembangkan kegiatan praktikum IPA dengan prinsip ini. Namun demikian terdapat penafsiran yang berbeda

dikalangan pakar tentang apa yang dilakukan scientist, sehingga berkembang beberapa model dalam organisasi praktikum IPA sesuai perbedaan penafsiran tadi.

(32)

13

konsep dan prinsip biologi. Keyakinan akan kontribusi bagi pemahaman materi pelajaran diungkapkan dengan semboyan, “I hear and I forget, I see and I remember, I do and I undestand”.

Pada pelaksanaan praktikum agar hasil yang diharapkan dapat dicapai dengan baik maka perlu dilakukan langkah-langkah tertentu. Menurut Djajadisastra (1982: 11) ada tiga langkah utama yang perlu dilakukan yaitu langkah persiapan, langkah pelaksanaan dan tindak lanjut metode praktikum.

1. Langkah persiapan

Persiapan yang baik perlu dilakukan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan atau kegagalan-kegagalan yang dapat muncul. Persiapan untuk metode praktikum antara lain:

a. Menetapkan tujuan praktikum.

b. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan c. Mempersiapkan tempat praktikum.

d. Mempertimbangkan jumlah peserta didik dengan jumlah alat yang tersedia dan kapasitas tempat praktikum

e. Mempersiapkan faktor keamanan dari praktikum yang akan dilakukan. f. Mempersiapkan tata tertib dan disiplin selama praktikum.

(33)

14

2. Langkah pelaksanaan

a. Sebelum melaksanakan praktikum, peserta didik mendiskusikan persiapan dengan guru, setelah itu baru meminta keperluan praktikum (alat dan bahan).

b. Selama berlangsungnya proses pelaksanaan metode praktikum, guru perlu melakukan observasi terhadap proses praktikum yang sedang dilaksanakan baik secara menyeluruh maupun perkelompok.

3. Tindak lanjut metode praktikum

Setelah melaksanakan praktikum, kegiatan selanjutnya adalah: a. Meminta peserta didik membuat laporan praktikum.

b. Mendiskusikan masalah-masalah yang terjadi selama praktikum. c. Memeriksa kebersihan alat dan menyimpan kembali semua

perlengkapan yang telah digunakan.

Seperti metode pembelajaran lainnya, pembelajaran praktikum memiliki

kelebihan dan kekurangan. Menurut Djamarah dan Zain (2006: 84-85), kelebihan metode praktikum antara lain:

a. Membuat peserta didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya.

(34)

15

c. Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia.

Sedangkan kekurangan metode praktikum dalam pembelajaran antara lain: a. Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi. b. Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang

tidak selalu mudah diperoleh dan mahal.

c. Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.

d. Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan

karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada diluar jangkauan kemampuan atau pengendalian.

B. Keterampilan Proses Sains (KPS)

Keterampilan proses adalah keterampilan fisik dan mental terkait dengan kemampuan-kemampuan mendasar yang dimiliki, dikuasai dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah sehingga para ilmuwan berhasil menemukan sesuatu yang baru (Semiawan, 2010: 17). Keterampilan proses melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual, manual dan sosial. Keterampilan

intelektual memicu siswa menggunakan pikirannya. Keterampilan manual

melibatkan siswa dalam menggunakan alat dan bahan, mengukur, menyusun atau merakit alat (Rustaman, 2005: 78).

(35)

16

bersama-sama untuk menghasilkan pemahaman yang lebih besar dari konsep (Wynne, 1999 ). Siswa perlu kemampuan untuk menguji ide-ide lama dan baru menggunakan keterampilan proses sains, untuk membangun hubungan yang bermakna antara fakta. Keterampilan proses sains dapat membantu guru dalam mengajarkan sains karena siswa lebih termotivasi untuk belajar, siswa belajar menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka sendiri dan siswa menjadi lebih ingat informasi yang mereka dapatkan (Myers, 2006: 11).

Belajar sains atau biologi secara bermakna baru dialami siswa apabila siswa terlibat aktif secara intelektual, manual dan sosial. Pengembangan keterampilan proses sains sebagai proses dan produk. Keterampilan proses perlu dikembangkan melalui pengalaman langsung, sebagai pengalaman belajar dan disadari ketika kegiatannya sedang berlangsung. Namun apabila dia sekedar melaksanakan tanpa menyadari apa yang sedang dikerjakannya, maka perolehannya kurang bermakna dan memerlukan waktu lama untuk menguasianya. Kesadaran tentang apa yang sedang dilakukannya, serta keinginan untuk melakukannya dengan tujuan untuk menguasainya adalah hal yang sangat penting (BSNP, 2006: 451).

(36)

17

mutlak namun penemuannya bersifat relatif. Suatu teori mungkin terbantah dan ditolak setelah orang mendapatkan data baru yang mampu membuktikan

kekeliruan teori yang dianut muncul lagi teori baru yang prinsipnya mengandung kebenaran relatif. Proses pembelajaran seharusnya pengembangan konsep tidak dilepaskan dari pengembangan sikap dan nilai dari diri anak didik (Semiawan, 1992: 1).

Keterampilan proses sains merupakan sejumlah keterampilan yang dibentuk oleh komponen-komponen metode sains/scientific methods. Padila (dalam Norohman, 2009: 3) menyebutkan bahwa keterampilan proses sains dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu 1) the basic (simpler) process skill dan 2) integrated (more skill). The basic process skill terdiri dari 1) Observing, 2) Inferring, 3) Measuring, 4) Communicating dan 5) Classifying, Predicting. Sedangkan yang termasuk dalam integrated science process skill adalah 1) Controlling variables, 2) Defining operationally, 3) Formulating hypotheses, 4) Interpreting data 5) Experimenting, 6) Formulating models

Longfield (dalam Norohman, 2009: 4) membagi keterampilan proses sains menjadi tiga tingkatan, yaitu Basic, Intermdiate, dan Edvance (Tabel 1).

Tabel 1. Klasifikasi Keterampilan Proses Sains Basic

Mengobservasi Menggunakan indera untuk mengumpulkan informasi Membandingkan Menemukan persamaan dan perbedaan antara dua

objek/kejadian

(37)

18

Mengukur Menentukan ukuran objek atau kejadian dengan menggunakan alat ukur yang sesuai

Mengkomunikasikan Menggunakan lisan, tulisan, atau grafik, untuk menggambarkan kejadian, aksi atau objek

 Membuat model Membuat grafik, tulisan atau untuk menjelaskan ide, kejadian atau objek

 Merekam data Menulis hasil observasi dari objek atau kejadian menggunakan gambar angka maupun kata-kata

Intermediate

Menginferensi Memuat pernyataan mengenai hasil observasi yang didukung dengan penjelasan yang masuk akal Memprediksi Menerka hasil yang akan terjadi dari suatu kejadian

berdasarkan observasi dan biasanya pengetahuan dasar dari kejadian serupa

Edvanced

Membuat hipotesis Membuat pernyataan mengenai suatu permasalahan dalam bentuk pertanyaan

Merancang Percobaan

Membuat prosedur yang dapat menguji hipotesis Menginterpretasikan

Data

Membuat dan menggunakan tabel, grafik atau diagram untuk mengorganisasikan dan menjelaskan informasi

C. Sikap Ilmiah

Sikap ilmiah mengandung dua makna yaitu attitude toward science dan attitude of science. Sikap yang pertama mengacu pada sikap terhadap sains sedangkan sikap yang kedua mengacu pada sikap yang melekat setelah mempelajari sains. Jika seseorang memiliki sikap tertentu, orang itu cenderung berperilaku secara konsisten pada setiap keadaan. Dari pandangan tersebut, sikap ilmiah

(38)

19

diikuti akan membantu proses pemecahan masalah (Harlen; Bundu, 2006 dalam Dewi, 2013: 3).

Sikap ilmiah merupakan sikap yang dibentuk oleh orang yang berkecimpung dalam ilmu alamiah dan bersifat ilmiah. Salah satu aspek tujuan dalam

mempelajari ilmu alamiah adalah pembentukan sikap ilmiah (Purnama, 2008: 115). Magno (dalam Karhami, 2000: 5) mengungkapkan bahwa salah satu cara untuk mengembangkan sikap ilmiah adalah dengan memperlakukan siswa seperti ilmuan muda sewaktu anak mengikuti kegiatan pembelajaran sains. Keterlibatan siswa secara aktif baik fisik maupun mental dalam kegiatan laboratorium akan membawa pengaruh terhadap pembentukan pola tindakan siswa yang selalu didasarkan pada hal-hal yang bersifat ilmiah.

Menurut Brotowidjoyo (dalam Arifin, 2008: 4-5), orang yang berjiwa ilmiah adalah orang yang memiliki tujuh macam sikap yaitu:

1. Sikap ingin tahu diwujudkan dengan selalu bertanya-tanya tentang berbagai hal. Mengapa demikian? Apa saja unsur -unsurnya? Bagaimana kalau diganti dengan komponen lain?

2. Sikap kritis direalisasikan dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya, baik dengan jalan bertanya kepada siapa saja yang diperkirakan

mengetahui masalah maupun dengan membaca sebelum menentukan pendapat untuk ditulis

(39)

20

4. Sikap objektif diperlihatkan dengan menyatakan apa adanya, tanpa dibarengi oleh perasaan pribadi

5. Sikap rela menghargai karya orang lain diwujudkan dengan mengutip dan menyatakan terima kasih atas karangan orang lain dan menganggapnya sebagai karya yang orisinil milik pengarang

6. Sikap berani mempertahankan kebenaran diwujudkan dengan membela fakta atas hasil penelitiannya

(40)

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung pada bulan April 2014.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling, dari tujuh kelas yang ada diperoleh siswa kelas VII H dengan jumlah siswa 31 sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas VII I dengan jumlah siswa 28 sebagai kelas kontrol.

C. Desain Penelitian

(41)

22

pembelajaran berbasis praktikum, sedangkan kelas kontrol menggunakan metode diskusi. Hasil pretes dan postes pada kedua kelompok subyek dibandingkan. Struktur desain penelitian ini adalah sebagai berikut:

Kelompok Pretes Perlakuan Postes I O1 X O2

II O1 C O2

Gambar 2. Desain penelitian pretes-postes kelompok non ekuivalen

Keterangan: I = Kelompok eksperimen; II = Kelompok kontrol; O1 = Pretes; O2

= Postes; X = Perlakuan di kelas eksperimen dengan pembelajaran berbasis praktikum; C = Perlakuan di kelas kontrol dengan diskusi kelompok.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut: 1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian adalah:

a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan (observasi) ke sekolah tempat diadakannya penelitian.

b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang diteliti.

c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. d. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana

(42)

23

e. Membuat instrumen evaluasi yaitu soal pretes/ postes berupa soal-soal uraian.

f. Membuat lembar observasi keterampilan proses sains dan sikap ilmiah siswa.

g. Membentuk kelompok praktikum yang terdiri dari 5-6 siswa pada kelas eksperimen dan kontrol.

1. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran berbasis praktikum untuk kelas

eksperimen dan metode diskusi untuk kelas kontrol di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Rincian kegiatan untuk setiap pertemuan dimuat di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

a. Kelas eksperimen  Pendahuluan

1) Siswa mengerjakan pretes mengenai fotosintesis berupa soal uraian.

2) Siswa memerhatikan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru. 3) Siswa dibagi ke dalam 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari

5-6 siswa.

4) Tiap kelompok memperoleh lembar kerja praktikum.

(43)

24

a) Satu : “Mengapa kita perlu makan? Apakah manusia, hewan dan tumbuhan memperoleh makanan dengan cara yang sama?”

b) Dua : “Bagaimana tumbuhan dapat membuat makanannya sendiri?”

6) Siswa diberikan motivasi oleh guru. Untuk pertemuan ke:

a) Satu : guru memberi penjelasan sederhana mengenai bagian- bagian tumbuhan

b) Dua : guru memberi penjelasan sederhana mengenai peran tumbuhan bagi mahluk hidup lainnya

 Kegiatan inti

1) Siswa duduk dalam kelompok masing-masing. Tiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa.

2) Setiap kelompok diberikan lembar kerja praktikum yang berisi petunjuk pelaksanaan praktikum.

3) Siswa diberi arahan oleh guru untuk melaksanakan kegiatan praktikum

4) Siswa melakukan kegiatan praktikum

5) Siswa mencatat data hasil praktikum dan menjawab pertanyaan diskusi

(44)

25

7) Kelompok lain diberi kesempatan untuk bertanya, berkomentar dan memberikan masukan atas presentasi yang telah disampaikan. 8) Siswa diberikan penjelasan oleh guru mengenai hal-hal yang

belum dipahami.

 Penutup

1) Siswa bersama guru membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.

2) Siswa mengerjakan postes pada akhir pembelajaran pertemuan II berupa soal uraian yang sama dengan soal pretes.

3) Siswa diminta mempelajari lagi di rumah materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

b. Kelas kontrol  Pendahuluan

1) Siswa mengerjakan pretes mengenai fotosintesis berupa soal uraian.

2) Siswa memerhatikan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru. 3) Siswa dibagi ke dalam 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari

5-6 siswa.

4) Tiap kelompok memperoleh LKK.

(45)

26

a) Satu : “Mengapa kita perlu makan? Apakah manusia, hewan dan tumbuhan memperoleh makanan dengan cara yang sama?

b) Dua : “Bagaimana tumbuhan dapat membuat makanannya sendiri?”

7) Siswa diberikan motivasi dengan cara guru mengajukan pertanyaan kepada siswa. Untuk pertemuan ke:

a) Satu : guru memberi penjelasan sederhana mengenai bagian bagian tumbuhan.

b) Dua : guru memberi penjelasan sederhana mengenai peran tumbuhan bagi mahluk hidup lainnya.

 Kegiatan inti

1) Siswa duduk dalam kelompok masing-masing. Tiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa.

2) Setiap kelompok diberikan LKK

3) Siswa diberi arahan oleh guru untuk mengerjakan LKK 4) Setiap kelompok jawaban dari LKK yang telah dikerjakan 5) Kelompok lain diberi kesempatan untuk bertanya, berkomentar

dan memberikan masukan atas presentasi yang telah disampaikan. 6) Siswa diberikan penjelasan oleh guru mengenai hal-hal yang

(46)

27

 Penutup

1) Siswa bersama guru membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.

2) Siswa mengerjakan postes pada akhir pembelajaran pertemuan II berupa soal uraian yang sama dengan soal pretes.

3) Siswa diminta mempelajari lagi di rumah materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis dan teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Jenis Data

a. Data Kuantitatif

Data kuantitatif untuk menilai efektifitas pembelajaran berbasis praktikum diperoleh dari nilai pretes dan postes. Kemudian dihitung selisih antara nilai pretes dengan postes, dalam bentuk gain. Efektifitas pembelajaran berbasis praktikum ditinjau berdasarkan perbandingan gain yang dinormalisasi dengan menggunakan rumus Hake (1999: 1) yaitu:

gain =

Keterangan:

gain = rata-rata gain Spost = rata-rata skor postes Spre = rata-rata skor pretes

Smax = skor maksimum

(47)

28

b. Data Kualitatif

Data kualitatif dalam penelitian ini adalah data observasi keterampilan proses sains dan sikap ilmiah siswa. Selain itu, digunakan data pendukung berupa tanggapan siswa terhadap penggunaan pembelajaran berbasis praktikum.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut: a) Pretes dan Postes

Untuk mengetahui efektifitas pembelajaran berbasis praktikum digunakan data nilai pretes dan postes. Pada pertemuan pertama diambil nilai pretes pada kelas eksperimen maupun kontrol, pada akhir pertemuan kedua diambil nilai postes untuk kedua kelas. Soal pretes maupun postes berupa soal uraian. Teknik penskoran nilai pretes dan postes yaitu:

S = x 100

Keterangan:

S = Nilai yang diharapkan (dicari); R = Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N = Jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008: 112).

b) Lembar Kerja Praktikum

Lembar kerja praktikum digunakan sebagai petunjuk bagi siswa di kelas eksperimen dalam melaksanakan kegiatan praktikum dan juga berisi pertanyaan diskusi bagi siswa.

(48)

29

c) Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains

Lembar observasi keterampilan proses sains berisi aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran di kedua kelas. Setiap siswa diamati poin kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ )

pada lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan.

Tabel 2. Rubrik lembar observasi keterampilan proses sains

No Aspek KPS Indikator

1 Mengamati 1. Siswa mampu mengumpulkan data atau informasi melalui penerapan indera penglihatan

2. Siswa mampu mengumpulkan data atau informasi melalui penerapan indera peraba

2 Hipotesis 1. Siswa membuat dugaan sementara sebelum melakukan percobaan dengan kalimat yang efektif 2. Siswa membuat dugaan sementara

sebelum melakukan percobaan sesuai dengan tujuan praktikum

3 Memprediksi 1. Menggunakan pola-pola hasil pengamatan

2. Mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati

4 Melakukan percobaan

1. Siswa mampu merangkai alat

percobaan dengan benar dan lengkap 2. Siswa mampu menggunakan alat

percobaan dengan benar

3. Siswa mampu melakukan langkah-langkah percobaan dengan benar 5 Menginterpretasi

data

1. Siswa mampu mencatat data hasil pengamatan

2. Siswa mampu menemukan pola atau keteraturan dalam suatu seri

(49)

30

6 Berkomunikasi 1. Siswa mampu berdiskusi bersama anggota kelompoknya untuk memecahkan masalah atau mencari jawaban dari suatu pertanyaan 2. Siswa mampu menyajikan data hasil

percobaan ke dalam bentuk grafik atau tabel

3. Siswa mampu menyampaikan hasil diskusinya dengan tepat dan efektif 7 Menyimpulkan 1. Siswa mampu membuat kesimpulan

setelah menginterpretasi data hasil pengamatan

2. Siswa mampu membuat kesimpulan sesuai dengan tujuan yang ada di dalam LKK dengan benar

3. Siswa mampu membuat kesimpulan dengan kalimat yang efektif

Tabel 3. Lembar observasi keterampilan proses sains

No Nama

Aspek yang diamati

A B C D E F G

1 2 1 2 1 2 1 2 3 1 2 1 2 3 1 2 3

Jumlah(∑Xi) Rata-rata ( ) Kriteria

Keterangan kriteria penilaian keterampilan proses sains: A. Mengamati

Skor 1 Skor 2

Siswa mampu mengumpulkan data atau informasi melalui penerapan indera penglihatan

(50)

31

B. Hipotesis

Skor 1 Skor 2

Siswa membuat dugaan sementara sebelum

melakukan percobaan dengan kalimat yang efektif

Siswa membuat dugaan sementara sebelum melakukan percobaan dengan kalimat yang efektif

Siswa membuat dugaan sementara sebelum melakukan percobaan sesuai dengan tujuan praktikum

C. Memprediksi

Skor 1 Skor 2

Menggunakan pola-pola hasil pengamatan

Menggunakan pola-pola hasil pengamatan

Mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati

D. Melakukan percobaan

Skor 1 Skor 2 Skor 3

Siswa mampu merangkai alat percobaan dengan benar dan lengkap

Siswa mampu merangkai alat percobaan dengan benar dan lengkap

Siswa mampu merangkai alat percobaan dengan benar dan lengkap Siswa mampu E. Menginterpretasi data

Skor 1 Skor 2

Siswa mampu mencatat data hasil pengamatan

Siswa mampu mencatat data hasil pengamatan

(51)

32 masalah atau mencari jawaban dari suatu pertanyaan

menyajikan data hasil percobaan ke dalam bentuk grafik atau tabel

Siswa mampu menyajikan data hasil percobaan ke dalam bentuk grafik atau tabel Siswa mampu melakukan langkah-langkah percobaan dengan benar

G. Menyimpulkan

Skor 1 Skor 2 Skor 3 dengan tujuan yang ada di dalam LKK dengan benar

Siswa mampu membuat

kesimpulan sesuai dengan tujuan yang ada di dalam LKK dengan benar Siswa mampu membuat

(52)

33

d) Tabel 4. Lembar observasi sikap ilmiah siswa

No Nama

Aspek yang Diamati

A B C D

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

Jumlah (∑Xi) Rata-rata ( ) Kriteria

Keterangan kriteria penilaian sikap ilmiah siswa: A. Sikap ingin tahu

Skor 1 Skor 2 Skor 3

Mencari jawaban dari pertanyaan di LKK melalui sumber informasi selain yang diberikan oleh guru contohnya buku teks pelajaran

Mencari jawaban dari pertanyaan di LKK melalui sumber informasi selain yang diberikan oleh guru contohnya buku teks pelajaran

Mencari jawaban dari pertanyaan di LKK melalui sumber informasi selain yang diberikan oleh guru contohnya buku teks pelajaran

Antusias dalam melakukan kegiatan pembelajaran dengan ikut terlibat aktif dalam melakukan praktikum

Antusias dalam melakukan kegiatan pembelajaran dengan ikut terlibat aktif dalam melakukan praktikum

Fokus dalam mengamati objek yang diamati dengan tidak bermain-main atau melakukan aktivitas diluar kegiatan praktikum B. Sikap berpikiran terbuka dan kerjasama

Skor 1 Skor 2 Skor 3

Mendengarkan pendapat atau saran dari kelompok lain

Mendengarkan pendapat atau saran dari kelompok lain

(53)

34

dengan tidak

memotong perkataan teman yang sedang mengajukan pendapat atau sarannya

dengan tidak

memotong perkataan teman yang sedang mengajukan pendapat atau sarannya

dengan tidak

memotong perkataan teman yang sedang mengajukan pendapat atau sarannya Menerima pendapat

atau saran dari kelompok lain jika terdapat kekurangan maupun kekeliruan dari hasil diskusi melalui kalimat yang menyatakan

persetujuan

Menerima pendapat atau saran dari kelompok lain jika terdapat kekurangan maupun kekeliruan dari hasil diskusi melalui kalimat yang menyatakan seluruh anggota aktif berkegiatan

C. Sikap jujur

Skor 1 Skor 2

Mencatat data yang sebenarnya dengan tidak memanipulasi data hasil percobaan

Mencatat data yang sebenarnya dengan tidak memanipulasi data hasil percobaan

Tidak mencontek hasil pekerjaan kelompok lain dengan lengkap dan benar

Merangkai alat dengan lengkap dan benar

Menggunakan alat dengan lengkap dan benar

Menggunakan alat dengan lengkap dan benar

(54)

35

e) Angket Sikap Ilmiah Siswa

Angket ini berupa 8 pernyataan, terdiri dari 5 pernyataan positif dan 3 pernyataan negatif dengan 2 pilihan jawaban yaitu “Ya” dan “Tidak” seperti pada Tabel 5.

Tabel 5. Item pernyataan pada angket

No. Pernyataan-Pernyataan Ya Tidak

1 Saya bertanya kepada guru atau tentang hal-hal yang belum dipahami

2 Saya berpartisipasi aktif dalam kelompok 3 Saya tidak menerima saran dari teman 4 Saya mendiskusikan hasil percobaan dan

pertanyaan diskusi bersama kelompok 5 Saya mencontek pekerjaan teman 6 Saya tidak memanipulasi data hasil

percobaan

7 Saya tidak menggunakan alat dengan benar 8 Saya melakukan langkah percobaan dengan

benar

f) Angket Tanggapan Siswa

Angket ini berisi pendapat siswa tentang pembelajaran berbasis praktikum yang telah dilaksanakan. Angket ini berupa 8 pernyataan, terdiri dari 5 pernyataan positif dan 3 pernyataan negatif dengan 2 pilihan jawaban yaitu setuju dan tidak setuju seperti pada Tabel 6.

Tabel 6. Item pernyataan pada angket

No Pernyataan- Pernyataan Ya Tidak

1 Saya tidak senang mempelajari materi pokok fotosintesis dengan pembelajaran berbasis praktikum

(55)

36

3 Pembelajaran berbasis praktikum membuat saya lebih terampil menggunakan alat-alat percobaan 4 Pembelajaran berbasis praktikum tidak mampu

mengembangkan keterampilan komunikasi saya 5 Pembelajaran berbasis praktikum menjadikan

saya lebih aktif dalam diskusi kelas dan kelompok.

6 Pembelajaran berbasis praktikum tidak

memunculkan rasa ingin tahu saya terhadap hal-hal baru

7 Pembelajaran berbasis praktikum membuat saya lebih teliti dalam segala hal

8 Saya memperoleh pengalaman baru dalam pembelajaran IPA melalui pembelajaran berbasis praktikum

F. Teknik Analisis Data 1. Data Kuantitatif

Nilai pretes, postes, dan gain pada kelas eksperimen dan kontrol dianalisis menggunakan uji t dengan program SPSS versi 18.0, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa uji normalitas dan kesamaan dua varians (homogenitas) data:

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Lilliefors dengan program SPSS versi 18.0.

 Hipotesis

H0 = Sampel berdistribusi normal

H1 = Sampel tidak berdistribusi normal

(56)

37

Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk harga

yang lainnya (Pratisto, 2004: 5). b. Uji Kesamaan Dua Varians

Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varians dengan menggunakan program SPSS versi 18.0

 Hipotesis

H0 = Kedua sampel mempunyai varians sama

H1 = Kedua sampel mempunyai varians berbeda

 Kriteria Pengujian

Dengan kriteria uji yaitu jika F hitung < Ftabel atau probabilitasnya> 0,05

maka H0 diterima, jika Fhitung > F tabel atau probabilitasnya < 0,05

maka H0 ditolak (Pratisto, 2004: 71).

c. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS versi 18.0

Uji Kesamaan Dua Rata-rata  Hipotesis

H0 = Rata-rata gain kedua sampel sama

H1 = Rata-rata gain kedua sampel tidak sama

 Kriteria Pengujian

(57)

38

Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak (Pratisto,

2004: 13).

Uji Perbedaan Dua Rata-rata  Hipotesis

H0 = rata-rata gain pada kelompok eksperimen sama dengan

kelompok kontrol.

H1 = rata-rata gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari

kelompok kontrol.  Kriteria Pengujian

Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima.

Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak (Pratisto,

2004: 10).

Uji Mann-Whitney U  Kriteria Pengujian :

Jika Z hitung < t tabel,atau probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima.

Jika Z hitung > t tabel,atau probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak.

Uji Mann-Whitney U digunakan jika sebaran data tidak normal.

2. Data Kualitatif

a. Keterampilan Proses Sains (KPS)

1) Menghitung rata–rata keterampilan proses sains siswa menggunakan rumus:

X =

(58)

39

Keterangan: X = Nilai KPS siswa; ∑ Xi = Jumlah skor yang

diperoleh; n = Jumlah skor maksimum (Sudjana, 2002: 69).

Tabel 7. Lembar penilaian keterampilan proses sains siswa

No Nama

Aspek yang diamati

A B C D E F G

1 2 1 2 1 2 1 2 3 1 2 1 2 3 1 2 3 Jumlah(∑Xi)

Rata-rata ( ) Kriteria

2) Menafsirkan atau menentukan katagori keterampilan proses sains siswa sesuai klasifikasi pada Tabel 8.

Tabel 8. Kriteria keterampilan proses sains siswa

Nilai Kriteria

71 – 100 (dimodifikasi dari Hake, 1999: 1).

b. Lembar Observasi Sikap Ilmiah

1) Menghitung rata–rata sikap ilmiah siswa menggunakan rumus:

X =

Keterangan: X = Nilai sikap ilmiah siswa; ∑ Xi = Jumlah skor

yang diperoleh; n = Jumlah skor maksimum (Sudjana, 2002: 69).

Tabel 9. Lembar penilaian sikap ilmiah

No Nama

Aspek yang Diamati

A B C D

(59)

40

Jumlah(∑X) Rata-rata ( ) Kriteria

2) Menafsirkan atau menentukan katagori sikap ilmiah siswa sesuai klasifikasi pada tabel 10.

Tabel 10. Kriteria sikap ilmiah siswa

Nilai Kriteria

80,1 – 100 (dimodifikasi dari Depdiknas, 2005: 8)

c. Angket Sikap Ilmiah Siswa

Angket sikap ilmiah siswa berisi 8 pernyataan yang terdiri dari 5 pernyataan positif dan 3 pernyataan negatif. Teknik pengolahan data angket sikap ilmiah siswa dilakukan sebagai berikut:

1) Menghitung skor angket pada setiap jawaban sesuai dengan ketentuan pada Tabel 11.

Tabel 11. Skor perjawaban angket

Sifat Pernyataan Skor

1 0

Positif Ya Tidak

Negatif Tidak Ya

Keterangan:

(60)

41

2) Melakukan tabulasi data yang diperoleh dari angket untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket.

Tabel 12. Data angket sikap ilmiah siswa No.

(Siswa) Persentase 1 2 3 dst.

(dimodifikasi dari Rahayu, 2010: 31).

3) Menafsirkan tanggapan siswa terhadap penggunaan pembelajaran berbasis praktikum sesuai kriteria Hendro (Hastriani, 2006: 43) pada Tabel 13.

Tabel 13. Kriteria persentase sikap ilmiah siswa Persentase (%) Kriteria

100

d. Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Pembelajaran Berbasis Praktikum

(61)

42

pernyataan positif dan 3 pernyataan negatif. Teknik pengolahan data tanggapan siswa dilakukan sebagai berikut:

1) Menghitung skor angket pada setiap jawaban sesuai dengan ketentuan pada Tabel 14.

Tabel 14. Skor perjawaban angket

Sifat Pernyataan Skor

1 0

Positif Ya Tidak

Negatif Tidak Ya

Keterangan:

S = setuju; TS = tidak setuju (dimodifikasi dari Rahayu, 2010: 29). 2) Melakukan tabulasi data yang diperoleh dari angket untuk

memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket.

Tabel 15. Data angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran berbasis praktikum

(Siswa) Persentase 1 2 3 dst.

1 Ya

Tidak

Dst Ya

Tidak

(dimodifikasi dari Rahayu, 2010: 31).

(62)

43

Tabel 16. Kriteria persentase tanggapan siswa terhadap pembelajaran berbasis praktikum

Persentase (%) Kriteria 100

76 – 99 51 – 75

50 26 – 49

1 – 25 0

Semuanya Sebagian besar Pada umumnya Setengahnya Hampir setengahnya

(63)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Pembelajaran berbasis praktikum pada materi pokok fotosintesis efektif dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa.

2. Pembelajaran berbasis praktikum pada materi pokok fotosintesis efektif dalam meningkatkan sikap ilmiah siswa

3. Sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap pembelajaran berbasis praktikum

B. Saran

Saran yang dapat disampaikan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Kekurangan saya dalam penelitian ini yaitu kurang maksimal dalam

mengelola kelas.

(64)

62

3. Peneliti lain yang akan melakukan penelitian dengan pembelajaran berbasis praktikum hendaknya melakukan persiapan yang matang agar diperoleh hasil yang optimal.

4. Peneliti hendaknya terlebih dahulu mengajarkan materi lain melalui pembelajaran berbasis praktikum sehingga siswa telah beradaptasi dan tidak mengalami kesulitan dalam memproses pengetahuan.

5. Peneliti hendaknya melakukan lebih dari dua kali pertemuan untuk melatih siswa dalam mengembangkan keterampilan proses sains dan sikap ilmiah. 6. Guru harus menguasai pengelolaan kelas agar lebih mudah mencapai

(65)

DAFTAR PUSTAKA

Afia, Atep. 2013. Tata Tulis Karya Ilmiah. Pusat Pengembangan Bahan Ajar UMB. Jakarta.

Arifin, Zaenal. 2008. Dasar-Dasar Penulisan Karya Ilmiah. Grasindo. Jakarta. BSNP. 2006. Panduan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang

Dasar dan Menengah. Balitbang Depdiknas. Jakarta.

Chrisnawati, Lili. 2011. Pengaruh Metode Praktikum Terhadap Keterampilan Proses Sains Pada Materi Fotosintesis. (Skripsi). Univeristas Lampung. Bandar Lampung.

Depdiknas. 2005. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Biologi SMP. (Diakses pada hari Kamis 27 Februari 2014).

Dewi, Shinta. 2013. Analisis Sikap Ilmiah Siswa pada Pembelajaran yang

Menggunakan Metode Praktikum pada Materi Termokimia Reaksi Eksoterm dan Endoterm di SMA Negeri 4 Kota Jambi Kelas XI IPA 1. Universitas Jambi. Jambi.

http://fkipunjaok.com/versi_2a/extensi/artikel_ilmiah/artikel/RRA1C109019_ 629.pdf. pdf. (Diakses pada hari Kamis 27 Februari 2014).

Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Djajadisastra, J. 1982. Metode-Metode Mengajar. Angkasa. Bandung.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta. Djamarah dan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. PT Rineka Cipta. Jakarta. Dwiyanti dan Siswaningsih. 2005. Keterampilan Proses Sains Siswa SMU Kelas II

(66)

64

http://file.upi.edu/direktori/fpmipa/jur._pend._kimia/195612061983032-gebi_dwiyanti/makalah_hispipai.pdf. (Diakses pada hari Kamis 12 Juni 2014). Ependi. 2013. Pengaruh Metode Praktikum terhadap Keterampilan Proses Sains

Siswa pada Materi Keragaman Sistem Organisasi Kehidupan. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Hake, R. R. 1999. Analizing Change/Gain Scores. Indiana University. USA.

http://physics. Indiana.edu/~sdi/AnalizingChange_Gain.pdf (Diakses pada hari Senin13 Januari 2014).

Hastriani, A. 2006. Penerapan Model Pembelajaran Pencapaian Konsep dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Karhami, K. A. 2000. Sikap Ilmiah Sebagai Wahana Pengembangan Unsur Budi Pekerti (kajian melalui sudut pandang pengajaran IPA). Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No.027, Tahun ke-6, November 2000.

Kholid, Setiawan dan Fitrijaya. 2011. Metode Pembelajaran Praktikum Untuk

Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Multimedia Di Sekolah Menengah Kejuruan (Studi Kasus Siswa Kelas X di SMK Negeri 11 Cimahi). (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Mintohari, Suryanti dan Widodo. 2011. Keterampilan Proses Dalam IPA.Universitas Negeri Surabaya. Surabaya. http://pjjpgsd.unesa.ac.id/dok/1.Suplemen-1-Ketr%20Proses%20dan%20inkuiri.pdf. (Diakses pada hari Kamis 12 Juni 2014).

Myers, Elizabeth. 2006. A Personal Study of Science Process Skills in A General Physics Classroom: A Capstone submitted in Partial Fulfillment of the Requirements for the Degree of Masters of Arts in Education, Natural Sciences/Environmental Education Hamline University. Minnesota.

Mulyasa. 2006. Menjadi Guru Profesional (Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan). PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Norohman, Sabar. 2009. Penerapan Seven Jump Methode sebagai Upaya

Peningkatan Keterampilan Proses Sains Mahasiswa. (Skripsi). Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta.

(67)

65

Purwanto, N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Penerbit Remaja Rosdakarya. Bandung.

Rahayu, S.P. 2010. Deskripsi Sikap Siswa Terhadap Lingkungan Melalui Pendekatan Pengungkapan Nilai (Values Clarification Approach) Pada Kelas VII MTs Guppi Natar. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Riyanto, Y. 2001. Metodologi Pendidikan. SIC. Jakarta.

Rohaeni, M. A. 2013. Penerapan Peer Assessment Pada Model Pembelajaran Jigsaw Untuk Menilai Kemampuan Berkomunikasi Lisan Siswa SMP Materi

Pencemaran Lingkungan (Skripsi). Unversitas Pendidikan Indonesia. Bandung. Rustaman, Nuryani. 2009. Peranan Praktikum dalam Pembelajaran Biologi.

http://file.upi.edu/Direktori/SPS/prodi.pendidikan_ipa/195012311979032-nuryani_rustaman/peranan_praktikum_dalam_pembelajaran_biologi.pdf. (Diakses pada hari Minggu, 1 Desember 2013).

Rustaman, Nuryani. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Universitas Negeri Malang. Malang.

Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabet. Bandung. Samatowa, Usman. 2006. Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar.

Depdikbud Dirjen Dikti Direktorat Ketenagaan. Jakarta.

Sari, Prima Mutia. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Praktikum

terhadap Keterampilan Proses Sains, Sikap Iilmiah dan Penguasaan Konsep Sistem Regulasi. (Thesis). Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. Score. Practical Work in Science: A Report and Proposal for A Strategic Framework.

2008. Technical Education Projects. London.

Semiawan, Conny R. 1992. Pendekatan Ketrampilan Proses: Bagaimana Mengaktifkan Siswa dalam Belajar. Gramedia. Jakarta.

Sharpe, Rachael. 2012. Secondary School Sudents Attitudes to Practical Work in School Science. University of York. London.

Soekarno. 1981. Dasar-Dasar Pendidikan Sains. Bhrata Karya Aksara. Jakarta. Subiantoro, Agung. 2010. Pentingnya Praktikum dalam Pembelajaran IPA. http:/

(68)

66

Subiyanto. 1988. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Dirjendikti Depdikbud. Jakarta.

Sudjana, Nana. 1998. Proses Belajar Mengajar. CV. Remaja Karya. Bandung. Sudjana. 2002. Metode Statistika Edisi Keenam. PT Tarsito. Bandung.

Sumantri dan Permana. 1999. Strategi Belajar Mengajar. Depdikbud Dikjen Dikti. Jakarta.

Suparno, P. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FPI-UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian III. Grasindo. Jakarta.

Utomo, Tjipto dan Ruijter, Kees. 1994 Peningkatan dan Pengembangan Pendidikan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Gambar

Tabel
Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat
Tabel 1. Klasifikasi Keterampilan Proses Sains
Gambar 2. Desain penelitian pretes-postes kelompok non ekuivalen
+7

Referensi

Dokumen terkait

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP ILMIAH SISWA SMP PADA

berbantukan media handout dan direct isntruction dengan sikap ilmiah siswa dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa, dimana interaksi pada kelas direct

Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas terhadap data skor pre test , post test dan N-Gain sikap ilmiah mahasiswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP ILMIAH SISWA SMP PADA MATERI..

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan agar peneliti lain yang akan melakukan penelitian dengan pembelajaran berbasis praktikum hendaknya melakukan

rendah dengan sikap ilmiah tinggi dan rendah. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara KPS dasar dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar

Hasil analisis ini didasarkan pada data siswa tesawal dan tes akhir tentang penguasaan konsep, keterampilan proses dan sikap ilmiah tentang perpindahan energi panas

Tabel 4.13 menunjukkan bahwa rerata skor skala sikap ilmiah akhir aspek rasa ingin tahu dan bekerja sama lebih rendah daripada rerata skor skala sikap ilmiah