• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN MEDIA TIK TUTORIAL SEBAGAI SUBSTITUTE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN ALAT UKUR DI SMP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMANFAATAN MEDIA TIK TUTORIAL SEBAGAI SUBSTITUTE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN ALAT UKUR DI SMP"

Copied!
180
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN MEDIA TIK TUTORIAL SEBAGAI SUBSTITUTE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN ALAT UKUR DI SMP

Oleh

IRFAN HIMAWAN

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Fisika

Jurusan Pendidikan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

PEMANFAATAN MEDIA TIK TUTORIAL SEBAGAI SUBSTITUTE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN ALAT UKUR DI SMP

Oleh Irfan Himawan

Keterbatasan alat-alat laboratorium sebagai penunjang keefektivan pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman konsep fisika di kelas masih sangat minim dan kalaupun ada eksplorasi terhadap alat-alat tersebut juga masih sangat terbatas serta dilaksanakan dengan metode konvensional. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan media TIK tutorial sebagai substitute demonstrasi pada pembelajaran alat ukur di SMP terhadap hasil belajar,

keterampilan proses sains, karakter, aktivitas dan sikap siswa. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII di SMPN 1 Gadingrejo pada semester ganjil tahun ajaran 2012/2013 sedangkan sampel yang diambil adalah kelas VII1.

Pengambilan sampel dilakukan secara acak. Penelitian ini menggunakan desain

one-shot case study. Pengaruh terhadap hasil belajar dapat diukur dengan melihat nilai N-Gain dari nilai pretest dan posttest, keterampilan proses sains, karakter dan aktivitas dapat diukur dengan lembar instrumen KPS, karakter dan aktivitas yang dilakukan dengan mengamati kegiatan siswa selama pembelajaran

(3)

Irfan Himawan

menggunakan uji pair sample t-test, sedangkan hasil KPS, karakter, aktivitas dan sikap siswa diuji dengan M. Excel. Hasil belajar siswa dengan memanfaatkan media TIK tutorial sebagai substitute demonstrasi ditunjukkan dengan nilai N-Gain siswa, yaitu 70% sedang dan 30% rendah. Pada keterampilan proses sains, karakter dan aktivitas siswa dengan memanfaatkan media TIK tutorial sebagai substitute demonstrasi terus mengalami peningkatan disetiap pertemuannya, sedangkan sikap siswa menunjukkan sikap positif dan rasa senang setelah melakukan pembelajaran dengan memanfaatkan media TIK tutorial sebagai substitute demonstrasi. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa pembelajaran dengan memanfaatkan media TIK tutorial sebagai substitute demonstrasi dapat meningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa dan dapat menumbuhkan keterampilan proses sains, karakter, aktivitas dan sikap positif siswa terhadap pembelajaran alat ukur.

Kata kunci: aktivitas, karakter, keterampilan proses sains, media tik tutorial,

(4)
(5)
(6)
(7)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA A.Kerangka Teoritis ... 6

1. Hasil Belajar ... 6

2. Demonstrasi ... 16

3. Media Pembelajaran Berbasis TIK Tutorial ... 19

B. Kerangka Pemikiran ... 23

C. Hipotesis ... 26

III.METODE PENELITIAN A.Populasi Penelitian ... 27

B.Sampel Penelitian ... 27

C.Desain Penelitian ... 27

(8)

E. Instrumen Penelitian ... 28

F. Prosedur Penelitin ... 29

G.Uji Instrumen ... 29

1. Uji Validitas ... 29

2. Uji Reliabilitas ... 30

H. Teknik Analisis Data ... 32

1. Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 32

a. Menghitung Skor Gain ... 32

b. Uji Normalitas ... 33

c. Uji Pair Sample T-Test ... 34

2. Keterampilan Proses Sains, Karakter dan Aktivitas ... 34

3. Sikap Siswa ... 36

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 38

1. Pemanfaatan Media TIK Tutorial sebagai Substitute Demonstrasi 38

2. Uji Validitas dan Realibilitas ... 41

a. Uji Validitas Soal Pretest dan Posttest ... 41

b. Uji Reliabilitas ... 43

3. Hasil Pengumpulan Data ... 43

a. Hasil Belajar ... 43

b. Keterampilan Proses Sains Siswa ... 45

c. Karakter Siswa ... 46

d. Aktivitas Siswa ... 47

e. Sikap Siswa ... 48

4. Pengujian Hipotesis ... 52

a. Uji Normalitas ... 52

b. Pair Sample T-Test ... 53

B. Pembahasan ... 54

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan... 66

B. Saran ... 67

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Silabus ... 72

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 78

3. Lembar Kerja Siswa 01 ... 113

4. Lembar Kerja Siswa 02 ... 118

5. Lembar Kerja Siswa 03 ... 123

6. Lembar Kerja Siswa 04 ... 128

7. Rubrikasi Hasil Belajar ... 134

8. Rubrikasi Penilaian LKS ... 135

9. Lembar Soal Prestest ... 141

10.Lembar Soal Posttest ... 150

11.Daftar Nilai Pretest dan Posttest Siswa ... 159

12.Data Nilai KPS ... 160

13.Data Nilai Karakter ... 161

14.Data Nilai Aktivitas ... 163

15.Data Nilai Sikap ... 167

16.Hasil Uji Validitas Pretest ... 168

17.Hasil Uji Validitas Posttest ... 183

18.Hasil Uji Reliabilitas Pretest dan Posttest ... 197

(10)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keterbatasan alat-alat praktikum laboratorium yang dimiliki sekolah meng-akibatkan kurang efektifnya pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas, sebab ketersediaan alat-alat praktikum dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa. Contohnya saja hal sederhana seperti yang terjadi saat ini, banyak siswa yang kurang memahami bagaimana cara mengukur dan bagaimana pengukuran itu dilakukan. Padahal pengukuran merupakan kegiatan ilmiah yang sering kita praktikan dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini tidak hanya disebabkan karena keterbatasan alat, tetapi juga terjadi karena keterbatasan kemampuan guru dalam mengeksplorasi bahan ajar yang dibutuhkan. Peran aktif guru dalam mengeksplorasi ketersediaan alat-alat ukur dinilai masih sangat minim. Sebab masih banyak cara pikir guru belum menjurus pada pem-belajaran kontekstual. Sehingga mereka berpikir bahwa alat-alat ukur tersebut dinilai kurang penting bagi siswa dan tidak banyak ditemui di kehidupan sehari-hari yang akhirnya materi hanya disampaikan sekadarnya saja.

(11)

2

guru, sehingga pemahaman konsep siswa dapat meningkat. Keterbatasan tersebut tidak menutup kemungkinan seorang guru berinovasi dengan kreativitas dan ke-mampuan teknologi yang dimilikinya sehingga eksplorasi materi yang dilakukan guru dapat mencapai pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa. Bahkan media yang diciptakan oleh guru dapat menampilkan fenomena fisika yang diinginkan dan dapat disesuaikan dengan kondisi siswa dan kemauan guru itu sendiri tanpa harus mendampingi siswa dalam belajar. Sehingga diharap-kan tercapainya hasil belajar dan kemampuan siswa secara optimal.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian terkait dengan peranan media TIK siswa pada pelajaran fisika dengan judul “Pemanfaatan Media TIK Tutorial Sebagai Substitute Demonstrasi Pada Pembelajaran Alat Ukur di SMP”.

B.Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

(1) Apakah terjadi peningkatan hasil belajar ranah kognitif pada pembelajaran dengan memanfaatkan media TIK tutorialsebagai substitute demonstrasi pada pembelajaran alat ukur SMP?

(12)

3

(3) Bagaimana pembentukan karakter siswa pada pembelajaran dengan memanfaatkan media TIK tutorialsebagai substitute demonstrasi pada pembelajaran alat ukur SMP?

(4) Bagaimana aktivitas belajar siswa pada pembelajaran dengan memanfaatkan media TIK tutorialsebagai substitute demonstrasi pada pembelajaran alat ukur SMP?

(5) Bagaimana sikap siswa terhadap pembelajaran dengan memanfaatkan media TIK tutorialsebagai substitute demonstrasi pada pembelajaran alat ukur SMP?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan pada penelitian ini adalah:

1) Mengetahui peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa pada pembelajaran dengan memanfaatkan media TIK tutorialsebagai substitute demonstrasi pada pembelajaran alat ukur SMP.

2) Mendeskripsikan keterampilan proses sains siswa pada pembelajaran dengan memanfaatkan media TIK tutorialsebagai substitute demonstrasi pada

pembelajaran alat ukur SMP.

3) Mendeskripsikan pembentukan karakter siswa pada pembelajaran dengan memanfaatkan media TIK tutorialsebagai substitute demonstrasi pada pembelajaran alat ukur SMP.

(13)

4

5) Mendeskripsikan sikap siswa terhadap pembelajaran dengan memanfaatkan media TIK tutorialsebagai substitute demonstrasi pada pembelajaran alat ukur SMP.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat bagi guru:

1) Guru dapat lebih meningkatkan inovasi dalam menyajikan pembelajaran kepada siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. 2) Guru dapat memilih media ataupun metode yang efektif dan efesien dalam

meningkatkan hasil belajar siswa.

Manfaat bagi siswa:

1) Siswa dapat menemukan cara belajar yang baik sehingga siswa dapat meningkatkan hasil belajar secara maksimal.

2) Siswa dapat lebih memaksimalkan peran teknologi dalam rangka peningkatan mutu hasil belajar

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah:

(14)

5

menggunakan alat-alat ukur asli. Gurupun hanya sebagai fasilitator saja dan media TIK tutorialnya yang akan menjadi tutor bagi siswa.

2) Hasil belajar dalam penelitian ini adalah nilai kognitif, keterampilan proses. sains siswa, aktivitas, sikap dan karakter siswa.

3) Nilai kognitif didapat dari nilai pretest dan posttest yang ditunjukkan setelah pembelajaran.

4) Keterampilan proses sains siswa yang diukur dalam penelitian ini adalah kemampuan menggunakan alat ukur, membandingkan hasil pengukuran, menuliskan hasil pengukuran, melakukan infering data dan berkomunikasi. 5) Aktivitas siswa dalam penelitian ini terdiri atas bertanya, menjawab,

menanggapi, memperhatikan, mengerjakan LKS, membuat catatan, berdiskusi dan melakukan presentasi di depan kelas.

6) Karakter siswa yang akan diamati dalam penelitian ini adalah tekun, teliti, tanggung jawab, jujur, percaya diri, menghargai dan bekerjasamasetelah belajar menggunakan pemanfaatan media TIK.

7) Materi pada penelitian ini adalah mengenai pengukuran.

(15)

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teoritis

1. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang mencakup ranah kognitif, efektif dan psikomotorik. Belajar tidak hanya penguasaan konsep teori mata pelajaran saja, tapi juga penguasaan kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat-bakat, penyesuaian sosial, macam-macam keterampilan, cita-cita, keinginan dan harapan. Menurut Hamalik (2006:30):

Hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.

Sedangkan Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:3)

Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi dari tindak belajar dan tindak mengajar. Bagi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya puncak proses belajar. Sedangkan dari sisi guru hasil belajar merupakan suatu pencapaian tujuan pengajaran.

(16)

7 perubahan tersebut setelah dilakukan penilaian yang tentu saja nilai tersebut didapat setelah melakukan proses belajar. Hal ini membuktikan bahwa hasil belajar tidak hanya mengandalkan kemampuan secara teori saja, tetapi juga unsur motorik siswa. Hasil belajar haruslah muncul pada aspek-aspek akibat perubahan tersebut. Adapun aspek-aspek tersebut adalah pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, kebiasaan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis dan budi pekerti dan sikap. Aspek-aspek tersebut berbanding lurus dengan klasifikasi hasil belajar yang diungkapkan Benyamin Bloom dalam Sukardi (2008:75):

Ada tiga taksonomi yang dipakai untuk mempelajari jenis perilaku dan kemampuan internal akibat belajar yaitu: a) ranah kognitif yang terdiri dari enam jenis prilaku, yaitu: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi; b) ranah afektif yang terdiri dari lima prilaku, yaitu penerimaan, partisipasi, penilaian dan penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup; c) ranah psikomotor yang terdiri dari tujuh prilaku, yaitu persepi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian gerakan dan kreativitas.

Pernyataan mengenai pendapat di atas mengenai hasil belajar berkolerasi linier dengan hasil belajar yang dievaluasi pada penelitian kali ini. Bahwasannya untuk penelitian ini, indikator keberhasilan siswa tidak hanya dinilai pada ranah kognitif saja, melainkan hal-hal lain yang terbentuk setelah pembelajaran dilakukan seperti aktivitas siswa, keterampilan proses sains siswa, karakter dan sikap siswa dimana pada komponen-komponen hasil belajar tersebut menunjukkan berhasil atau tidaknya pembelajaran pada penelitian ini dilakukan.

(17)

8 Menurut Lorin sebagai penyempurnaan taksonomi Bloom (dalam Rusman,

2012:126), berikut adalah kata kerja ranah kognitifnya:

Tabel 2.1 Kata Kerja Ranah Kognitif

a. Mengingat mengurutkan, menjelaskan,

mengidentifikasi, menamai, menempatkan, mengulangi, menemukan kembali, dsb. b. Memahami menafsirkan, meringkas,

mengklasifikasikan, membandingkan, menjelaskan, memaparkan, dsb. c. Menerapkan melaksanakan, menggunakan,

menjalankan, melakukan, mempraktikkan, memilih, menyusun, memulai,

menyelesaikan, mendeteksi, dsb. d. Menganalisis menguraikan, membandingkan,

mengorganisasikan, menyusun ulang, mengubah struktur, mengkerakakan, menyusun outline, mengintegrasikan, membedakan, menyamakan,

mebandingkan, mengintegrasikan, dsb. e. Mengevaluasi menyususun hipotesis, mengkritik,

memprediksi, menilai, menguji, membenarkan, menyalahkan, dsb. f. Berkreasi merancang, membangun, merencanakan,

memproduksi, menemukan,

memperbaharui, menyempurnakan, memperkuat, memperindah, menggubah, dsb.

(18)

9 Berbeda dengean komponen hasil belajar lainnya yang perubahannya tidak dapat diamati dengan angka, aktivitas belajar lebih ditekankan pada interaksi vertikal antara guru dengan murid ataupun horizontal dimana siswa yang satu mempunyai keterkaitan dengn siswa yang lain. Menurut Slameto (2003:2) aktivitas belajar adalah:

Suatu proses belajar yang dilakukan seorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan

Sedangkan menurut Sardiman (2004:99)

Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Pada kegiatan belajar kedua aktivitas itu harus selalu berkait, contohnya seorang sedang membaca, secara fisik kelihatannya membaca tetapi mungkin pikiran dan sikap mentalnya tidak tertuju pada buku yang dibacanya

Pendapat para ahli diatas menunjukkan bahwa interaksi yang dilakukan sebagai aktivitas belajar haruslah berkaitan dengan aktivitas fisik dan mental siswa sehingga diperoleh suatu perubahan sikap tingkah laku sebagai tindakan aktif siswa dalam mengikuti pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Hasil tersebut tidak semata-mata didapat siswa dengan sendirinya, namun tugas guru juga untuk merangsang keaktivan siswa di dalam proses pembelajaran.

(19)

10 memancing pemberian jawaban secara konseptual, eksperimen atau melakukan analisis sebuah kasus melalui studi pustaka.

Contohnya saat siswa diminta untuk berdiskusi mengenai suatu sub materi, pasti sebelumnya siswa harus mempersiapkannya terlebih dahulu, kemudian ia dapat berdiskusi dengan teman dalam kelas tersebut. Setidaknya hal yang sama dilakukan oleh siswa lain, mereka harus membaca terlebih dahulu materi yang didiskusikan sehingga mereka dapat bertanya maupun menjawab pertanyaan yang diajarkan, sehingga aktivitas siswa dapat lebih kompleks. Dengan begitu

kompetensi siswa dicapai bersama dan terwujud secara maksimal.

Setelah siswa aktif dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru hal ini tentunya membentuk dan mengembangkan kemampuan siswa yang lain. Seperti halnya pada penelitian kali ini, maka keterampilan sains siswa lebih terasah sebab pada keterampilan sains siswa diminta untuk melakukan suatu proses ilmiah yang membutuhkan interaksi dengan teman, media ataupun lingkungan. hal tersebut dibentuk setelah siswa mau melibatkan kegiatannya baik secara fisik maupun mental terlebih dahulu. Menurut Usman ( 2002:42 ):

Keterampilan proses sains dapat diartikan sebagai penilaian terhadap proses belajar yang sedang berlangsung yang dilakukan oleh guru dengan memberi umpan balik secara langsung kepada siswa atau kelompok siswa.

Dalam literature lain menurut Rustaman (2005:96):

(20)

11 Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: 140)

Keterampilan proses sains terdiri dari keterampilan-keterampilan dasar (basic skills) dan keterampilan-keterampilan terintegrasi (integrated skills). Keterampilan dasar terdiri dari enam keterampilan, yaitu

mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Sedangkan keterampilan terintegrasi terdiri dari mengidentifikasi variable, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk grafik, menggambarkan hubungan antar variable, menafsirkan pengamatan (interpretasi), menganalisis penelitian, menyusun hipotesis, mendefinisikan variabel secara operasional, merancang penelitian, dan melaksanakan eksperimen.

Tentu saja dalam keterampilan proses sains ini aktivitas siswa lebih kompleks dengan tahap-tahap tertentu yang saling berintegrasi satu sama lain dan lebih terstruktur dimana guru juga akan memberikan umpan balik terhadap aktivitas siswa tersebut. Dengan begitu kegiatan pembelajaran yang dilakukan memberikan pemahaman lebih terhadap konsep yang diajarkan dengan memanfaatkan

keaktivan siswa.

Pada keterampilan proses sains tentunya lebih menekankan pada sikap berfikir logis dalam kegiatan ilmiah melalui kontak secara langsung maupun tidak langsung terhadap fenomena sains tertentu. Selain itu, dengan dikembangkannya kemampuan proses sains dalam membelajarkan materi pembelajaran kepada siswa dapat meningkatkan kemampuan sosial, proses serta ketanggapan terhadap

(21)

12 Menurut Dimyati dan Mujiono (2002: 140) adapun indikator setiap keterampilan disajikan data Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Tabel Aspek dan Indikator Keterampilan Proses Sains Keterampilan Proses Indikator

1. Mengamati

(observasi)

a. Menggunakan sebanyak mungkin indera

b. Mengumpulkan/menggunakan fakta-fakta

yang relevan

a. Menghubungkan hasil-hasil pengamatan

b. Mencatat setiap pengamatan

c. Menyimpulkan

4. Meramalkan

(prediksi)

a. Menggunakan pola-pola hasil pengamatan

b. Mengemukakan apa yang mungkin terjadi

pada keadaan yang belum diamati 5. Mengajukan

pertanyaan

a. Bertanya mengapa, apa, atau bagaimana

b. Bertanya untuk meminta penjelasan

c. Bertanya yang berlatar belakang hipotesis

6. Berhipotesis a. Mengetahui bahwa ada lebih dari satu

kemungkinan penjelasan dari satu kejadian b. Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu

diuji kebenarannya 7. Merencanakan

penelitian/percobaan

a. Menentukan alat, bahan dan sumber yang

akan dipakai

b. Menentukan variabel/faktor penentu

c. Menentukan apa yang diamati, diukur atau

ditulis

d. Menentukan apa yang akan dilaksanakan

berupa langkah-langkah kerja 8. Menggunakan

alat/bahan

a. Memakai alat dan bahan

b. Mengetahui bagaimana menggunakan alat

dan bahan

9. Menerapkan konsep a. Menggunakan konsep-konsep yang telah

dipelajari dalam suatu situasi baru

b. Menerapkan konsep pada pengalaman baru

untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi 10. Berkomunikasi a. Menggunakan grafik, tabel atau diagram

b. Menyusun dan menyampaikan laporan

(22)

13 Tabel 2.3. Kriteria hasil belajar siswa

Nilai Siswa Kualifikasi Nilai 80 – 100 Baik Sekali 66 – 79 Baik 56 – 65 Cukup 40 – 55 Kurang 30 – 39 Gagal (Arikunto, 2007:249)

Jika dilihat indikator pencapaian pada keterampilan proses sains di atas, dapat diketahui bahwa indikator tersebut telah mencakup seluruh aspek proses yang harus dimiliki oleh siswa selama pembelajaran sains tersebut berlangsung. Dimulai dari keterampilan dasar yang mengharuskan siswa sekedar mengamati sampai analisis dan akhirnya mengkomunikasikan hasilnya dalam bentuk yang lebih kompleks. Dengan adanya indikator tersebut, sehingga dalam tahap

assessment guru dapat dengan mudah melakukan pengamatan terhadap proses kerja yang dilakukan oleh siswa. Penilaian merupakan tahapan penting dalam proses pembelajaran. Penilaian dalam pembelajaran sains dapat dimaknai sebagai pembawa konten, proses sains dan sikap ilmiah secara bersama-sama. Penilaian dilakukan terutama untuk menilai kemajuan siswa dalam pencapaian keterampilan proses sains.

Menurut Dimyati dan Mudjiono, (1994:7):

(23)

14 Penyusunan instrumen penilaian harus direncanakan secara cermat sebelum

digunakan. Menurut Widodo (2009):

Penyusunan instrumen untuk penilaian terhadap keterampilan proses sains siswa dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a)

Mengidentifikasikan jenis keterampilan proses sains yang akan dinilai; b) Merumuskan indikator untuk setiap jenis keterampilan proses sains; c) Menentukan dengan cara bagaimana keterampilan proses sains tersebut diukur (misalnya apakah tes unjuk kerja, tes tulis, ataukah tes lisan); d) Membuat kisi-kisi instrument; e) Mengembangkan instrumen pengukuran keterampilan proses sains berdasarkan kisi-kisi yang dibuat. Pada saat ini perlu mempertimbangkan konteks dalam item tes keterampilan proses sains dan tingkatan keterampilan proses sains (objek tes); f) Melakukan validasi instrument; g) Melakukan uji coba terbatas untuk mendapatkan validitas dan reliabilitas empiris; g) Perbaikan butir-butir yang belum valid; h) Terapkan sebagai instrumen penilaian keterampilan proses sains dalam pembelajaran sains.

Pada penelitian kali ini, pelaksanaan penilaian keterampilan proses sains siswa dilakukan dengan soal-soal pretest dan posttest. Selain itu juga pemilihan indikator pencapaian yang harus dicapai siswa dalam penelitian ini dilakukan dengan mempertimbangkan tingkatan siswa dan kemampuan dasar siswa. Dengan begitu ketercapaian indikator keterampilan proses sains siswa dapat terukur secara objektif.

Setelah semua indikator terukur maka didapatkan kesimpulan bahwa

pembelajaran yang dilakukan dapat meningkatkan keterampilan sains siswa dan pembelajaran dapat dikatakan berhasil. Sejalan dengan itu diharapkan juga

(24)

15 tentunya merupakan hasil modifikasi perubahan karakter yang lebih baik

tentunya. Menurut Uno (2007):

Karakter siswa adalah keseluruhan pola kelakuan dan kemampuan yang ada pada siswa sebagai hasil dari pembawaan dan lingkungan sosialnya sehingga menentukan pola aktivitas dalam meraih cita-citanya. Karakteristik siswa adalah aspek-aspek atau kualitas perseorangan siswa yang terdiri dari minat, sikap, motivasi belajar, gaya belajar kemampuan berfikir, dan kemampuan awal yang dimiliki.

Pernyataan diatas mengenai karakter jelas bahwa pola-pola pembelajaran yang dilakukan oleh guru membentuk karakter siswa itu sendiri. Dalam penelitian ini, karakter yang diharapkanpun muncul setelah pembelajaran. Bagaimana siswa dipersiapkan memandang masa depan dan mempersiapkan kehidupan yang lebih baik. Karakter ini tidak hanya bermanfaat saat siswa ada di sekolah saja

melainkan mempersiapkan masing-masing individu ke dalam masyarakat saat nantinya kehidupan sosial disekitar mereka membutuhkannya sebagai pribadi yang utuh.

(25)

16 Sekord and Bacman (1964) dalam Elmubarok (2007: 46) membagi sikap menjadi 3 komponen yang dijelaskan sebagai berikut:

Komponen kognitif adalah komponen yang terdiri dari pengetahuan. Pengetahuan inilah yang akan membentuk keyakinan dan pendapat tertentu tentang objek sikap; b) Komponen afektif adalah komponen yang

berhubungan dengan perasaan senang atau tidak senang sehinggga bersifat evaluatif. Komponen ini erat hubungannya dengan sistem nilai yang dianut pemilik sikap; c)Komponen konatitif adalah komponen sikap yang berupa kesiapan seseorang untuk berperilaku yang berhubungan dengan objek sikap.

Pernyataan di atas menjelaskan bahwa sikap dapat dipengaruhi dari beberapa komponen seperti pengetahuan, perasaan maupun kesiapan dari individu itu sendiri. Pada penelitian kali ini sikap siswa dideskripsikan setelah penelitian melalui angket mengenai pembelajaran yang dilakukan yang tentu saja akan melibatkan semua komponen yang disajikan selama pembelajaran dan sejalan dengan pendapat ahli di atas bahwasannya sikap siswa akan ditentukan juga berdasarkan tingkatan emosi akibat karakter yang dibentuk akibat aktivitas selama pembelajaran.

2. Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah suatu metode yang dapat membantu siswa dalam menjelaskan proses suatu fenomena. Sebab, melalui metode demonstrasi, paling tidak untuk pertanyaan bagaimana suatu peristiwa tersebut dapat terjadi dapat dijelaskan. Menurut penulis, metode demonstrasi adalah metode yang

(26)

17 Demonstrasi dapat dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas dan dapat juga didemokan oleh guru langsung maupun oleh orang lain yang sengaja diminta untuk memeragakannya. Seperti contohnya demo mengenai fenomena gunung meletus, mengapa terjadi tsunami ataupun mengapa air dan minyak tidak dapat bersatu dan masih banyak lagi. Sejalan dengan pendapat Rosyad (2002: 8)

Metode demonstrasi adalah cara pembelajaran dengan meragakan,

mempertunjukkan atau memperlihatkan sesuatu di hadapan murid di kelas atau di luar kelas.

Di sini tugas guru adalah menyampaikan materi secara langsung dengan demonya, secara langsung menyampaikan inti pembelajaran dengan peragaan sehingga pembelajaran lebih konseptual dan kontekstual. Dengan harapan siswa dapat memahami materi-materi yang dirasa abstrak dan perlu peragaan dengan

menggunakan suatu alat peraga ataupun media. Terlebih kemampuan siswa dalam memahami materi berbeda-beda satu sama lain, sebab adakalanya siswa kurang dapat menangkap isi pemebelajaran hanya dengan metode konvensional. Dengan adanya demo secara langsung kepada siswa akan memberikan nilai tambah pada taraf pemahaman siswa itu sendiri. Sedangkan menurut Sanjaya (2006:150):

Demonstarsi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukan kepada siswa tentang suatu proses, situasi dan benda tertentu baik secara sebenarnya atau secara tiruan

Pendapat ini menunjukkan bahwa sebuah demonstrasi tidak harus memaksakan ketersediaan suatu alat untuk mempertunjukkan suatu fenomena yang

(27)

18 merepresentasikan isi materi tersebut. Dengan kata lain, asal proses, situasi

ataupun fenomena tersebut dapat ditampilkan di hadapan siswa, alat tirun ataupun media yang mewakili isi materi dapat digunakan untuk metode ini. Sehingga dalam metode ini menuntut kreativitas dan inovasi seorang guru untuk berfikir bagaimana cara menampilkan sebuah fenomena dihadapan siswa jika pada sekolah tersebut tidak mempunyai alat peraga yang seharusnya digunakan. Menurut Djamarah(2000):

Kelebihan metode demonstrasi adalah:a) Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atu kerja suatu benda; b) Memudahkan berbagai jenis penjelasan; c) Kesalahan-kesalahan yeng terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melaui pengamatan dan contoh konkret, dengan menghadirkan obyek sebenarnya.

Sedangkan kekurangan yang dimiliki metode demonstrasi adalah: a) Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan; b) Tidak semua benda dapat didemonstrasikan; c) Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang

didemonstrasikan

Untuk setiap kelebihan dan kekurangan dari setiap metode pembelajaran dapat dimaksimalkan dan diminimalkan dengan bagaimana cara seorang guru

mengaplikasikan keterampilan pedagogiknya di dalam kelas. Managemen waktu, pembawaan dan cara penyampaian yang baik dihadapan siswa tentu saja

(28)

19 Menurut Sri (2007) langkah-langkah pembelajaran demonstrasi adalah:

a) merumuskan tujuan yang akan dicapai siswa setelah proses demonstrasi berakhir;b) mempersiapkan peralatan yang akan digunakan dalam

demonstras; c) mempersiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan; d) menjelaskan kepada siswa tentang topik yang akan didemonstrasikan; e) melakukan demonstrasi yang akan dilihat dan ditirukan siswa; f) Penguatan melalui diskusi, tanya jawab, dan latihan; g) kesimpulan dari demonstrasi yang telah dilakukan

Pada penelitian ini pelaksanaan metode demonstrasi yaitu dengan cara

memanfaatkan media TIK tutorial sebagai tutor. Untuk metode demonstrasi kali ini tidak menggunakan alat yang sesungguhnya, namun dengan software media TIK tutorial yang dapat merepresentasikan alat yang sesungguhnya. Jadi yang akan berperan untuk mendemonstrasikan materi di dalam kelas adalah media TIK itu sendiri. Posisi media TIK tutorial dapat menggantikan posisi guru. Materi, simulasi, soal-soal latihan bahkan kuispun akan disajikan pada media TIK ini. Selain itu, untuk mengetahui pemahaman siswa setelah melaksanakan

pembelajaran dengan media TIK tutorial, siswapun diminta untuk mengerjakan LKS, melakukan praktikum menggunakan media TIK di depan kelas dan dinilai oleh siswa yang lain. Selain itu pula siswa juga diberikan soal pretest dan posttest.

3. Media Pembelajaran Berbasis TIK Tutorial sebagai Substitute

Media pembelajaran memegang peranan penting dalam proses pembelajaran, karena media pembelajaran adalah salah satu komponen dalam pembelajaran. Media sebagai bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan informasi atau pesan (Sadiman dkk,2002: 6). Dalam hal ini media dapat

(29)

20 mampu menyampaikan informasi ataupun penyampaian materi pembelajaran kepada siswa. Media sebagai salah satu alat dalam menyampaikan informasi sangat bermanfaat jika diimplementasikan dalam proses belajar mengajar.

Menurut Arsyad (2005:4) batasan medium sebagai perantara yang menyampaikan informasi antara sumber dan penerima. Jadi televisi, film, foto, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pembelajaran maka media itu disebut media pembelajaran. Menurut Miarso (2004:458):

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk

menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasan, perhatian, dan kemauan si belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan dan terkendali.

Media pembelajaran merupakan suatu teknologi pembawa pesan yang dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran. Media pembelajran merupakan sarana fisik untuk menyampaiakn materi pembelajaran. Media pembelajaran merupakan sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar termasuk

teknologi perangkat keras. Menurut Rusman (2012:162):

Beberapa fungsi media pembelajaran diantaranya: a) Sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran; b) Sebagai komponen dari sub materi pembelajaran; c) Sebagai pengarah dalam pembelajaran; d) Seabagai permainan atau membangkitkan perhatian dan motivasi siswa; e) Meningkatkan hasil dan proses belajar; f) Mengurangi terjadinya

verbalisme; g) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indera.

(30)

21 mengembangkan minat dan motivasi belajar siswa. Selain itu, media juga

berperan sebagai pementukan cara belajar siswa, apakah mereka lebih suka dengan media yang lebih menonjolkan sisi visual, audio ataupun visual-audio. Dengan begitu siswa dapat dengan mudah memahami potensi yang ada pada dirinya dan mengembangkannya leih lanjut. Hal tersebut sangat baik untuk pencapaian tujuan dan hasil pembelajaran yang akan dicapai oleh seorang guru. Menurut Hernawan (2004) dan Rusman (2008) :

Media TIK tutorial didefinisikan sebagai pembelajaran khusus dengan instruktur yang terkualifikasi dengan menggunakan software komputer yang berisi materi pelajaran yang bertujuan untuk memberikan pemahaman secara tuntas (mastery learning) kepada siswa mengenai bahan atau materi

pelajaran yang sedang dipelajari.

Pernyataan di atas dapat dijelaskan bahwa tutorial adalah suatu bimbingan teragenda dan jelas untuk memberikan arahan, petunjuk, dan penjelasan lebih dalam mengenai suatu bahasan dimana pada proses tutorial tersebut harus menghadirkan seorang tutor yang berkompeten dan menyajikan materi dengan bantuan media komputer. Media TIK tutorial ini merupakan pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan software berupa program komputer yang berisi materi dan soal-soal latihan.

(31)

22 disampaikan. Fungsi administratif bertujuan untuk melaksanakan pencatatan, pelaporan dan penilaian, sedangkan fungsi personal yakni meberikan keteladanan kepada siswa seperti mengorganisasikan materi, cara belajar, sikap dan perilaku yang secara tidak langsung dapat membangkitkan motivasi siswa untuk belajar.

Penggunaan media TIK tutorial digunakan sebagai pengganti sumber belajar lainnya, sebab media TIK tutorial dapat menyajikan materi melalui gambar, gerak, grafik, perubahan warna dan audio kepada siswa. Selain itu, pada media TIK tutorial juga dapat menyajikan soal-soal latihan bahkan kuis yang secara langsung mewakili isi materi yang disajikan oleh media TIK tutorial tersebut.

Sudah menjadi hal yang lumrah apabila hampir seluruh siswa menganggap pelajaran fisika merupakan yang dianggap sulit, sebab biasanya fisika disajikan dengan metode ceramah yang membuat siswa tidak tertarik atau bahkan membuat mereka sangat jenuh. Sehingga sangat diperlukan penyampaian materi yang lebih dinamis, sebab siswa dapat mengembangkan diri tanpa harus terus menerus diberi informasi oleh guru melainkan mereka dapat mencerna sendiri informasi yang tersedia pada media TIK tutorial dengan cara melihat gambar, grafik ataupun berlatih soal yang tersedia pada media TIK tutorial. Dalam hal ini, peran guru dapat digantikan oleh media TIK tutorial yang lebih atraktif sehingga dapat menarik perhatian siswa. Menurut Siahaan (2002):

(32)

23 Pada penelitian ini pembelajaran dilakukan dengan sepenuhnya tatap muka yang disertai dengan pemanfaatan media pembelajaran. Peran guru hanya sebagai fasilitator dan pemantau pembelajaran sehingga sepenuhnya pembelajaran diberikan oleh media tersebut. Peran media dalam penelitian ini sangat penting karena akan mengurangi doktrin guru dan lebih memungkinkan siswa secara mandiri memahai materi yang diajarkan. Jika siswa terus aktif dalam

pembelajaran yang dilakukan, maka kemapuan siswa seperti hal penalaran, sikap kritis, daya ingat yang tajam, rasa ingin tahu yang besar atau sifat-sifat positif lainnya akan tumbuh seiring dengan pembelajaran yang dilakukan.

B. Kerangka Pemikiran

Untuk menjelaskan faktor-faktor yang diteliti, maka faktor - faktor tersebut dibedakan dalam bentuk variabel, yaitu:

1. Variabel bebas adalah pemanfaatan media TIK tutorial sebagai substitute demonstrasi.

2. Variabel terikat adalah hasil belajar ranah kognitif, kemampuan proses sains, sikap, karakter dan aktivitas.

Desain penelitian ini adalah one shot case study. Pada pelaksanaanya, sample

diambil satu kelas dengan satu perlakuan yang hanya diberikan satu kali dengan satu masalah. Sebagai runtut penilaian, untuk langkah awal siswa diberikan

(33)

24 pembelajarannya, siswa diberikan masalah-masalah yang dapat merangsang daya pikir dan dapat mendeskripsikan sikap, karakter dan aktivitas siswa. Siswa diajak terjun langsung untuk secara aktif memecahkan masalah yang diberikan oleh guru, dengan hal itu diharapkan tujuan penelitian akan terukur. Pada akhir pembelajaran, siswa diberikan soal postest yang diberikan oleh guru sebagai alat ukur sejauh mana pemahaman yang didapatkan siswa setelah pembelajaran. Dari kedua tes yang dilakukan, maka terbaca perbedaan, perbandingan dan signifikansi perubahan tingkat ranah kognitif, sikap, aktivitas dan karakter siswa selama pembelajaran. Adapun skema langkah penelitian adalah sebagai berikut:

.

Gambar 2.1 Diagram langkah penelitian Dideskripsikan Postest

Hasil Belajar Ranah Kognitif

Hasil Belajar Ranah KPS

Karakter Siswa

Sikap Siswa Terhadap Pemanfaatan

Media TIK Aktivitas

Siswa Kegiatan

Pembelajaran Pretest Kelas A

Pemanfaatan Media TIK Tutorial sebagai Substitute Demonstrasi pada materi alat ukur

(34)

25 Sedangkan kerangka pemikiran pada penelitian ini adalah:

Pada Gambar 2.2 dapat dijelaskan bahwa pada penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas dan lima variabel terikat. Dala hal ini variabel bebasnya adalah media TIK tutorial sebagai substitute demonstrasi yang memberikan pengaruh terhadap besar kecilnya hasil belajar ranah kognitif siswa, menumbuhkan keterampilan proses sains, karakter positif, aktivitas dan sikap siswa setelah dilakukannya pembelajaran.

Gambar 2.2 Kerangka pemikiran Guru mengetahui kemapuan akhir siswa dengan posttest

Hasil Belajar Ranah Kognitif meningkatkan

Hasil Belajar Ranah KPS

Karakter Siswa

Sikap Siswa Aktivitas

Siswa

Guru menyimpulkan hasil pembelajarn berdasarkan hasil diskusi dan media TIK tutorial yang sudah diajarkan.

Guru mendemonstrasikan materi alat ukur melalui media TIK Guru melakukan pretest di awal

pembelajaran

Siswa mengerjakan LKS berdasarkan materi yang disajikan pada media TIK tutorial.

Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

(35)

26

C. Hipotesis

a) Hipotesis

H0 : tidak terdapat peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa pada

pembelajaran menggunakan TIK sebagai Substitute Demonstrasi Pada Pembelajaran Materi Pengukuran SMP Kelas VII

H1 : terdapat peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa pada

pembelajaran menggunakan TIK sebagai Substitute Demonstrasi Pada Pembelajaran Materi Pengukuran SMP Kelas VII

b)Tumbuhnya kemampuan proses sains siswa dalam melakukan pengukuran, membandingkan hasil pengukuran, membuat data, melakukan infering data dan berkomunikasi setelah melakukan pembelajaran dengan memanfaatkan media TIK tutorialsebagai substitute demonstrasi pada pembelajaran alat ukur SMP. c) Tumbuhnya karakter siswa seperti, teliti, tekun, tanggung jawab, jujur, percaya

diri, menghargai dan kerjasama sebagai karakter siswa setelah melakukan pembelajaran dengan memanfaatkan media TIK tutorialsebagai substitute demonstrasi pada pembelajaran alat ukur SMP.

d) Tumbuhnya aktivitas siswa dalam bertanya, menjawab pertanyaan dan menangapi, memperhatikan, membuat catata, mengerjakan LKS, berdiskusi dan presentasi setelah melakukan pembelajaran dengan memanfaatkan media TIK tutorialsebagai substitute demonstrasi pada pembelajaran alat ukur SMP.

(36)

27

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini yaitu siswa kelas VII SMPN 1 Gadingrejo pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014.

B. Sampel Penelitian

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik random. Dari seluruh kelas VII SMPN 1 Gadingrejo diambil satu kelas secara acak, yaitu kelas VII1.

C. Desain Penelitian

Desain eksperimen pada penelitian ini menggunakan bentuk One shot case study. Pada desain ini, terdapat satu kelompok yang diberi perlakuan kemudian

diobservasi.

Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1 Desain eksperimen One shot case study

X → O

(37)

28 Keterangan:

X : Kelompok yang diberi perlakuan O : Kejadina pengukuran dan Pengamatan

D. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat 2 bentuk variable, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan media TIK tutorial sebagai substitute demonstrasi sedangkan variabel terikatnya adalah hasil kognitif siswa, kemampuan proses sains, sikap, karakter dan aktivitas.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan adalah soal pretest dan posttest hasil belajar ranah kognitif, lembar observasi aktivitas, KPS dan karakter, kuisioner sikap dan karakter, LKS alat-alat ukur dan pengukuran, RPP, tes unjuk kerja KPS, media ICT Alat-alat ukur dan pengukuran model tutorial.

F. Prosedur Penelitian

Penelitian ini diawali dengan memberikan pretest yang bertujuan untuk

mengetahui kemampuan awal siswa. Kemudian dilanjutkan dengan memberikan perlakuan yaitu dengan memberikan materi pembelajaran menggunakan media TIK tutorial sebagai substitute demonstrasi kepada sampel disertai dengan

(38)

29 diberikan dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar ranah kognitif siswa. Kemudian menganalisis data dan membuat kesimpulan.

G. Uji Instrumen

1. Validitas Isi

Validitas isi artinya ketepatan daripada suatu tes dilihat dari segi isi tersebut. Suatu tes hasil belajar dikatakan valid, apabila materi tes tersebut betul-betul merupakan bahan-bahan yang representatifterhadap bahan-bahan pelajaran yang diberikan. Dengan kata lain sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Oleh karena materi yang diajarkan tertera dalam kurikulum maka validitas isi ini disebut validitas kurikuler. Validitas isi dapat diusahakan

tercapainya sejak saat penyusunan dengan cara memerinci materi kurikulum atau materi buku pelajaran.

(39)

30

2. Reliabilitas

Langkah selanjutnya adalah mencari harga reliabilitas instrument. Perhitungan reliabilitas ini didasarkan pada pendapat Arikunto (2007: 109) yang menyatakan bahwa untuk menghitung reliabilitas dapat digunakan rumus alpha, yaitu:

Keterangan:

= reliabilitas yang dicari

= jumlah varians skor tiap-tiap soal = varians total

n = banyaknya soal dimana:

dan

Keterangan:

Xi2 = kuadrat skor total tiap butir soal

Xi = skor total tiap butir soal

Yi2 = kuadrat skor total tiap siswa

Yi = skor total tiap siswa

N = banyaknya data

Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukurannya dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Instrumen dikatakan reliabel jika digunakan beberapa kali dalam waktu yang berbeda untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang relatif sama.

(40)

31 menggunakan program IMB Statistics SPSS 20. Pada program ini digunakan metode Alpha Cronbach’s yang diukur berdasarkan skala Alpha Cronbach’s 0 sampai 1.

Tabel 3.1. Kriteria Rentang Nilai Reliabilitas Soal No. Rentang Nilai Alpha Cronbach’s Kriteria

1. 0,001 – 0,20 Kurang Reliabel 2. 0,21 – 0,40 Agak Reliabel 3. 0,41 – 0,60 Cukup Reliabel

4. 0,61 – 0,80 Reliabel

5. 0,81 – 1,00 Sangat Reliabel

(Triton dalam Sujianto, 2009: 97)

Setelah instrumen valid dan reliabel, kemudian disebarkan pada sampel yang sesungguhnya. Skor total setiap siswa diperoleh dengan menjumlahkan bobot nilai alternatif jawaban yang dipilih.

H. Teknik Analisis Data

1. Hasil Belajar Ranah Kognitif

Teknik analisis data dilakukan dengan uji prasyarat yaitu uji normalitas pada hasil

(41)

32

a. Menghitung Skor Gain

Data hasil belajar yang akan dianalisis, ditransformasikan menjadi N-Gain (G) yang diperoleh dari skor posttest dikurang skor pretest dibagi dengan skor maksimum dikurang skor pretest. Jika ditulis dalam persamaan sebagai berikut:

Keterangan: g = N-gain Spost = Skor posttes

Spre = Skor pretest

Smax = Skor maksimum

Kategori: Tinggi : 0,7 ≤ N-gain≤ 1

Sedang : 0,3 ≤ N-gain < 0,7 Rendah : N-gain < 0,3

Meltzer (2002)

b. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui distribusi data normal atau tidak. Pada dasarnya uji normalitas dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu dengan menggunakan uji statistik parametik (uji frequence atau descriptive), uji

(42)

33 pada besaran probabilitas atau nilai asymp.sig (2-tiled), nilai α yang digunakan adalah 0,05 dengan demikian kriteria uji sebagai berikut:

(1) jika nilai sig atau signifikan atau probabilitas < 0,05 maka Ho diterima dengan arti bahwa data tidak terdistribusi normal.

(2) jika nilai sig atau signifikan atau probabilitas > 0,05 maka H1 diterima dengan

arti bahwa data terdistribusi normal.

c. Uji Pair Sample T-Test

Untuk menguji perbedaan antara dua pengamatan. Digunakan uji Pair Sample T-test, uji inidilakukan pada subjek yang diuji pada situasi sebelum dan sesudah proses, atau subjek yang berpasangan ataupun serupa. Rumus yang digunakan untuk mencari nilai t dalam Pair Sample t-test adalah:

Cara menguji hipotesis penelitian ini, yaitu membandingkan nilai Sig. (2-tailed)

pada Pair Sample t-test dengan nilai α (0,05) dengan kriteria uji sebagai berikut:

(43)

34

2. Keterampilan Proses Sains, Karakter dan Aktivitas

Keterampilan proses sains yang diamati dalam penelitian ini antara lain keterampilan mengukur, membandingkan, membuat data, infering data dan berkomunikasi. Pada penilaian keterampilan proses sains siswa masing-masing mempunyai tiga indikator penilaian dengan rentang 1-3. Keterampilan proses sains yang diukur dalam penelitian ini antara lain keterampilan mengukur, membandingkan, membuat data, infering data dan mengomunikasikan. Skala 1 diberikan untuk siswa yang melakukan indikator keterampilan proses sains siswa dengan tidak lengkap/tepat, skala 2 diberikan untuk siswa yang melaksanakan indikator keterampilan proses sains dengan cukup lengkap/tepat dan skala 3 diberikan untuk siswa yang melaksanakan indikator keterampilan proses sains dengan lengkap/tepat. Pengukuran keterampilan proses sains siswa dilakukan saat pembelajaran selama penelitian berlangsung dengan bantuan observer dengan cara berkeliling dan mengamati saat siswa memperhatikan maupun saat mengerjakan LKS tanpa mengganggu aktivitas belajar siswa.

Karakter yang diamati dalam penelitian ini adalah tekun dalam bekerja, teliti dalam membaca hasil ukur, tanggung jawab dalam melaksanakan dan

menyelesaikan tugas, jujur dalam menuliskan data, percaya diri ketika

(44)

35 baik dalam/sering menunjukan karakter tersebut, dan skor 4 diberikan apabila sangat baik dalam/selalu menunjukan karakter tersebut. Penilaian karakter siswa akan dilakukan dengan instrumen penilaian karakter. Pengukuran karakter siswa dilakukan selama pembelajaran berlangsung dengan teknik sapuan dimana setiap siswa juga sudah mendapatkan nomor absen yang dipasang di kantung baju sehingga memudahkan observer untuk mengamati munculnya indikator tersebut. Pengamatan karakter siswa dilakukan di setiap pertemuan sepanjang pembelajaran dengan mengamati karakter yang muncul pada setiap siswa.

Aktivitas siswa yang diamati pada penelitian ini antara lain aktivitas bertanya, menjawab, menanggapi, memperhatikan, mengerjakan LKS, membuat catatan, berdiskusi dan presentasi. Untuk keterampilan tersebut akan diamati setiap 10 menit, mulai dari menit ke-10 sampai menit ke-80. Sehingga dapat dimungkinkan untuk setiap 10 menit akan terjadi beberapa aktivitas yang siswa lakukan.

Pengamatan aktivita siswa dilakukan secara kontinu dengan lembar penilaian aktivitas dan dibantuan oleh observer. Sama halnya dengan KPS dan karakter, aktivitas siswa juga diamati selama pembelajaran dengan teknik sapuan dimana observer berdiri di depan kelas dan mengamati setiap siswa yang sudah memiliki nomor absen yang sudah dipasang di kantung baju mereka. Pengamatan aktivitas siswa dilakukan di setiap pertemuan sepanjang pembelajaran dengan mengamati aktivitas yang muncul pada setiap siswa.

Sedangkan analisis keterampilan proses sains dan karakter siswa menggunakan

(45)

36 dihitung nilai rerata setiap keterampilan pada keseluruhan pertemuan. Sedangkan untuk aktivitas dihitung keseluruhan aktivitas yang muncul selama pembelajaran dari pertemuan pertama hingga pertemuan keempat.

3. Sikap Siswa

Tinggi rendahnya sikap siswa terhadap pemanfaatan media TIK tutorial dalam pembelajaran alat ukur dapat diketahui melalui penilaian angket yang dibagikan kepada siswa. Angket yang dibagikan akan berisi dua puluh pertanyaan seputar pemanfaatan media TIK tutorial sebagai substitute demonstrasi. Pada angket penilaian sikap dan respon siswa ini menggunakan skala Likert dengan kategori sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Angket diberikan di pertemuan keempat setelah posttest. Siswa harus menjawab setiap butir pertanyaan dengan skala yang pada instrument tersebut.

(46)

37 pengukuran, bekerja sama dala mengerjakan LKS, menyelesaikan tugas meski sulit.

(47)

66

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan data yang telah dianalisis dapat disimpulkan :

1. Pembelajaran dengan memanfaatkan media TIK tutorial sebagai substitute demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar ranah kognitif siswa terhadap pembelajaran alat ukur.

2. Pembelajaran dengan memanfaatkan media TIK tutorial sebagai substitute demonstrasi dapat menumbuhkan keterampilan proses sains siswa terhadap pembelajaran alat ukur.

3. Pembelajaran dengan memanfaatkan media TIK tutorial sebagai substitute demonstrasi dapat menumbuhkan karakter positif siswa terhadap

pembelajaran alat ukur.

4. Pembelajaran dengan memanfaatkan media TIK tutorial sebagai substitute demonstrasi dapat membentuk aktivitas siswa terhadap pembelajaran alat ukur.

(48)

67

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Guru diharapkan dapat mengelola kegiatan pembelajaran dengan

memanfaatkan media TIK tutorial sebagai substitute demonstrasi dengan pengaturan waktu yang baik sehingga pembelajaran akan lebih teratur dan efektif.

2. Untuk peneliti lain diharapkan dapat mengembangkan media TIK tutorial sebagai substitute demonstrasi sebagai sarana pembelajaran yang lebih praktis, efektif dan efisien sehingga dapat digunakan bagi sekolah yeng mempunyai keterbatasan alat-alat praktikum.

3. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam penerapan pembelajaran di SMPN 1 Gadingrejo karena pembelajaran dengan

(49)

DAFTAR PUSTAKA

Anitah, Sri. (2007). Model-model Belajar dan Rumpun Model Mengajar. Jakarta: Depdiknas.

Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arsyad, Azhar. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Dimyati, dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Direktorat Jendral Dimyati, dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

http://ikhaprimarinda.blogspot.com/2012/02/keterampilan-proses-sains.html. diakses tanggal 18 Desember 2013, pukul 14.35 WIB

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.

Jakarta: Rineka Cipta.

Emulbarok, Zaim. 2007. Membumikan Pendidikan Nilai. Bandung: Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 2007. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/196807291 998021-SURYADI/VALIDITAS_tes.pdf. Tanggal 2013, jam 12.47 WIB.

J.J. Hasibuan dan Mujiono. 1993. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

(50)

Meltzer. (2002). The relationship Between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gain in Physics : A Posible “Hidden Variable in Diagnostic Pretest Scores”. American Journal Physic

Nursila, Habit dan Adi Dewanto. 2013. Penerapan Media Video Tutorial Dengan Pemanfaatan Software Camtasia Dalam Pembelajaran Fungsi Sederhana Microsoft Excel Untuk Meningkatkan Aktifitas Belajar Sehingga Berdampak Pada Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII di MTs N 1 Winong. http://journal.student.uny.ac.id/jurnal/artikel/3774/54/411 Tamggal 4 Desember 2013, pukul 11.43 WIB.

Osman, K, Vebrianto, R. 2013. Fostering Science Process Skills and Improving Achievement Through The Use of Multiple Media.

http://www.scientiasocialis.lt/jbse/?q=node/289. Tanggal 4 Desember 2013, pukul 12. 33 WIB

Rosyad, Aminudin. (2002). Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara

Deaney, Rosemary, Kenneth Ruthven and Sara Hennessy.2003. Pupil Perspectives on the Contribution of Information and Communication Technology to Teaching and Learning in the Secondary School. www.educ.cam.ac.uk. Tanggal 4 Desember 2013, pukul 11.35 WIB

Rusman.2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta. Rustaman, Nuryani. 2005. Keterampilan Proses Sains. Bandung: SPS UPI.

Sadiman, A.S. 2002. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Sanjaya, Wina.2006. Strategi Pembelajaran. P.T. Kencana. Jakarta

Sardiman, A.M. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. P.T. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Siragusa, L. & Dixon, K. (2008). Planned behaviour: Student attitudes towards the use of ICT interactions in higher education. In Hello! Where are you in the landscape of educational technology? Proceedings ascilite Melbourne 2008. http://www.ascilite.org.au/conferences/melbourne08/procs/siragusa.pdf. Tanggal 27 November 2013, jam 17.32 WIB

(51)

Siahaan, Sudirman. 2002. Studi Penjajagan tentang Kemungkinan Pemanfaatan Internet untuk Pembelajaran di SLTA dalam Jurnal Pendidikan, Edisi November 2002. http://yenyyulizahsman5llg.blogspot.com/2011/04/media-pembelajaran-mitra-atau.html. Diakses pada tanggal 8 Desember 2013, jam 16.56 WIB.

Sujianto, Agus Eko. 2009. Aplikasi Statistik dengan SPSS 17.0. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Sukardi. 2003. Metodologi Pembelajaran Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.

Yogyakarta: Sinar Grafika Offset.

Uno, Hamzah B. 2007. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Widodo. 2002. SPSS Versi 10. Jakarta: Gramedia.

Yulia Sentosa. Pengaruh Penerapan Media Interaktif Berbantuan Software Tutorial terhadap Hasil Belajar TIK SMAN 1 Kota Solok .

(52)

72

Standar Kompetensi : 1.Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan menggunakan peralatan

Kompetensi

Sumber Belajar/ Alat-Bahan secara teliti dengan menggunakan alat ukur yang sesuai dan sering

a.Siswa melakukan pengamatan sikan alat ukur berdasarkan

(53)

73

Sumber Belajar/ Alat-Bahan

c.Siswa melakukan pengamatan

asi fungsi dari bagian skala pada alat ukur

(54)

74

(55)

75

(56)

76

Kompetensi Dasar

Materi Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran

Indikator Pencapaian Kompetensi

Penilaian

Alokasi Waktu

Sumber Belajar/ Alat-Bahan

Nilai karakter

Teknik Bentuk Instrumen

Contoh Instrumen menjadi

(57)

77

Guru Mata Pelajaran, Guru Peneliti

Latifah, S.Pd. Irfan Himawan

NIP. 196601101990022003 NPM.1013022039

Mengetahui,

Kepala SMPN 1 Gadingrejo

(58)

78

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Satuan Pendidikan : SMP/MTs

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Kelas / Semester :VII / Semester I

Alokasi Waktu : 8 x 40 menit

A. Standar Kompetensi :

1. Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan menggunakan peralatan.

B. Kompetensi Dasar :

1.3Melakukan pengukuran dasar secara teliti dengan menggunakan alat ukur yang sesuai dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

C. Indikator Pembelajaran:

1. Kognitif

1) Produk

h. Mengklasifikasikan alat ukur berdasarkan besaran dalam fisika. i. Menjelaskan manfaat pengukuran dalam kehidupan sehari-hari. j. Mengidentifikasi fungsi bagian dari beberapa alat ukur panjang. k. Mengidentifikasi fungsi bagian dari beberapa alat ukur massa. l. Mengidentifikasi fungsi bagian dari beberapa alat ukur listrik. m. Mengidentifikasi fungsi dari bagian termometer dan stopwatch. n. Membandingkan ketelitian beberapa alat ukur panjang.

(59)

79

h. Membaca skala pada alat ukur berdasarkan besaran dalam fisika dengan benar dan teliti.

i. Melakukan pengukuran dengan menggunakan alat ukur panjang. j. Melakukan pengukuran dengan menggunakan alat ukur massa. k. Melakukan pengukuran dengan menggunakan alat listrik.

l. Melakukan pengukuran volume suatu benda dengan menggunakan gelas ukur m.Melakukan pengukuran suhu dengan menggunakan termometer

n. Melakukan pengukuran waktu dengan menggunakan stopwatch

2. Psikomotor

a. Siswa melakukan pembacaan skala pada alat ukur panjang. b. Siswa melakukan pembacaan skala pada alat ukur massa. c. Siswa melakukan pembacaan skala pada alat ukur listrik. d. Siswa melakukan pembacaan skala pada termometer. e. Siswa melakukan pembacaan skala pada gelas ukur. f. Siswa melakukan pembacaan skala pada stopwatch.

g. Siswa melakukan demonstrasi penggunaan masing-masing alat menggunakan media TIK tutorial.

3. Afektif

1) Mengembangkan perilaku berkarakter, meliputi: a) kritis

b) logis c) jujur d) teliti

e) tanggung jawab f) berperilaku santun

(60)

80

b) aktif menyampaikan pendapat c) mendengar yang baik

d) menanggapi pendapat orang lain

D. Tujuan Pembelajaran:

1. Kognitif

1) Produk

a. Melalui pengamatan media TIK tutorial siswa dapat mengklasifikasikan alat ukur berdasarkan besaran dalam fisika dengan teliti.

b. Melalui diskusi kelompok siswa dapat menjelaskan manfaat pengukuran dalam kehidupan sehari-hari dengan logis.

c. Melalui pengamatan media TIK tutorial siswa dapat mengidentifikasi fungsi bagian dari beberapa alat ukur dengan logis.

d. Melalui pengamatan media TIK tutorial siswa dapat mengidentifikasi fungsi bagian dari beberapa alat ukur massa dengan logis.

e. Melalui pengamatan media TIK tutorial siswa dapat mengidentifikasi fungsi bagian dari beberapa alat ukur listrik dengan logis.

f. Melalui pengamatan media TIK tutorial siswa dapat mengidentifikasi fungsi dari bagian termometer dan stopwatch dengan logis.

g. Melalui pengamatan media TIK tutorial siswa dapat membandingkan ketelitian beberapa alat ukur panjang dengan benar dan teliti.

2) P roses

o. Melalui pengamatan demonstrasi media TIK tutorial siswa dapat membaca skala pada alat ukur berdasarkan besaran dalam fisika dengan benar dan teliti. p. Melalui pengamatan demonstrasi media TIK tutorial siswa dapat melakukan

pengukuran dengan menggunakan alat ukur panjang.

q. Melalui pengamatan demonstrasi media TIK tutorial siswa dapat melakukan pengukuran dengan menggunakan alat ukur massa.

(61)

81

s. Melalui pengamatan demonstrasi media TIK tutorial siswa dapat melakukan pengukuran volume suatu benda dengan menggunakan gelas ukur

t. Melalui pengamatan demonstrasi media TIK tutorial siswa dapat melakukan pengukuran suhu dengan menggunakan termometer

u. Melalui pengamatan demonstrasi media TIK tutorial siswa dapat melakukan pengukuran waktu dengan menggunakan stopwatch

2. Psikomotor:

Melakukan kegiatan diskusi kelompok setelah melakukan pengamatan media TIK tutorial, siswa melakukan latihan menggunakan jangka sorong dan mikrometer sekrup melalui media TIK dan menjawab LKS pada LP 1.

3. Afektif

1. Terlibat aktif dalam pembelajaran dan menunjukkan karakter berpikir logis; bekerja teliti, jujur, tanggung jawab dan berperilaku santun.

2. Bekerjasama dalam diskusi dan aktif menyampaikan pendapat, menjadi pendengar yang baik, dan menanggapi pendapat orang lain dalam diskusi.

E.Materi Pembelajaran: Alat Ukur dan Pengukuran

1. Animasi alat-alat ukur seperti meteran, jangka sorong, micrometer sekrup, neraca O’hauss, neraca pegas, voltmeter, amperemeter, termometer, stopwatch dan gelas ukur.

2. Prosedur menggunakan alat ukur yang baaik dan benar. 3. Bagian-bagian dan fungsi alat ukur.

4. Cara membaca skala alat ukur yang didemonstrasikan.

F. Metode Pembelajaran:

Metode Pembelajaran: Demonstrs, diskusi, praktikum (melakukan percobaan menggunakan media TIK tutorial).

(62)

82

E. Sintaks dan Preskripsi

a. Pertemuan pertama

Sintaks dan Preskripsi Aktivitas Alokasi

Waktu dan memahami tujuan pembelajaran

berdasarkan indicator yang akan dicapai Siswa memperhatikan dengan cermat

(63)

83 lebih tepat untuk mengukur

membuka buku atau bertanya temannya. Kemudian lembar kertas kembali dilipat dan disimpan untuk mengecek jawaban pada akhir

(64)

84

Eksplorasi Guru

(65)

85 skrup serta cara membaca skala dillaukan oleh guru

(66)

86 ukur yang akan dipresentasikan pengukurannya dengan didampingi buku siswa

(67)

87 alat ukur yang sama di depan dan mencatat hasil pengukurannya

Siswa mencocokkan hasil pengukuran antara kelompok pembaca dan presenter

Siswa memperhatikan penjelasan guru jika terjadi kesalahan Selma diskusi dan mencatatnya sebagai

(68)

88

presenter. Guru menilai setiap jawaban kelompok yang maju.

Guru juga memimpin untuk

menyamakan hasil diskusi pada lembar LKS. Guru meluruskan informasi kurang tepat selama

presentasi dan diskusi

berlangsung

Guru

memberikan waktu untuk bertanya kepada siswa mengenai materi yang belum jelas

Guru guru memberikan penghargaan untuk kelompok terbaik baik secara proses

Siswa menanyakan hal-hal yang dianggap kkurang jelas selama pembelajaran

(69)

89 mengenai hasil dari diskusi

pembelajaran hari ini

5 menit

10 menit

(70)

90 hari ini untuk perbaikan

(71)

91

b. Pertemuan kedua

Sintaks dan Preskripsi Aktivitas Alokasi

(72)

92

membeli apel dengan berat 15 kg?”

Eksplorasi Guru

(73)

93 alat ukur massa masing-masing satu kepada setiap kelompok

Guru memberikan waktu untuk mempelajari alat-alat ukur yang akan

dipresentasikan dengan

mengerjakan LKS dan me-refresh

demonstrasi yang alat ukur di dalam LKS berdasarkan objek

pengukurannya

Siswa dapat menanyakan hal-hal yang kurang

5 menit

5 menit

(74)
(75)
(76)

96 oleh guru. Siswa diminta point 10 untuk

(77)

97

c. Pertemuan ketiga

Sintaks dan Preskripsi Aktivitas Alokasi

(78)

98

Motivasi

Apersepsi

memberitahu siswa mengenai alat ukur listrik yang akan pada layar LCD

Menerangkan kegunaan pengukuran alat ukur listrik dalam kehidupan

sehari-Eksplorasi Guru membentuk kelompok baru dengan cara

(79)
(80)
(81)
(82)

102 hal yang dianggap kurang jelas selama pembelajaran berlangsung

Penutup

(83)
(84)

104

d. Pertemuan keempat

Sintaks dan Preskripsi Aktivitas Alokasi

(85)

105

kelompok

pertanyaan harus memilih satu temannya di kelompok jawaban. Setelah itu, 2 siswa itu maju ke depan untuk mengambil kertas, siswa pertanyaan mendapat kertas pertanyan dan siswa dari

kelompok jwaban mendapat lembar jawaban yang sama. Siswa kelompok jawaban tidak oleh membuka lembar sebelum ada perintah, sedangkan siswa penanya harus menjawab

pertanyaan sesuai kemampuan awal siswa pada lembar tersebut. “Bagaimana cara mengukur

volume batu yang bentuknya tidak beraturan?”

“Mengapa untuk mengukur waktu

(86)

106

Eksplorasi Guru

(87)

107 suhu, waktu dan volume kepada alat ukur di dalam LKS berdasarkan objek

pengukurannya

5 menit

(88)

108

(89)

109

Konfirmasi

(90)

110

Guru

memberikan waktu untuk bertanya kepada siswa mengenai materi yang belum jelas

Guru guru memberikan penghargaan untuk kelompok terbaik baik secara proses pengukuran maupun hasil pembacaan skala

Guru

mempersilahkan kelompok penanya untuk bertemu kelompok jawaban dan mencocokkan jawaban kelompok penanya dan jawaan pada kelompok jawaban

Masing-masing siswa

mencocokkan jawabannya

selama pembelajaran berlangsung

Penutup

(91)
(92)

112

Pembelajaran Guru menutup pembelajaran dengaan mengucapkan salam

Guru Mata Pelajaran Guru Peneliti

Latifah, S.Pd. Irfan Himawan

NIP. 196601101990022003 NPM.1013022039

Mengetahui,

Kepala SMPN 1 Gadingrejo

Drs. Alamsyah NIP. 195803031986031007

Gambar

Tabel 2.1 Kata Kerja Ranah Kognitif
Tabel 2.2. Tabel Aspek dan Indikator Keterampilan Proses Sains
Tabel 2.3. Kriteria hasil belajar siswa
Gambar 2.1 Diagram langkah penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 10 Januari 2016 kepada 10 Ibu yang mempunyai Balita diketahui bahwa 6 orang dari 10 Ibu Balita (60%) tidak

probability event regresi logistik ganda di atas dapat diartikan bahwa pada saat peristiwa KLB campak terjadi bila anak usia sekolah dasar tidak mempunyai riwayat

1) Pengaturan Prinsip Non Discrimination System , yaitu Prinsip National Treatment (NT) diatur secara tegas berdasarkan Article 3 TRIPs Agreement yang substansinya

Biri eleştirmeci-denemeci, usta bir yazar olarak; öteki Türk Edebiyatı Ta­ rihçisi ve Dil Kurumu Genel Yazmanı (1949-1960) ve de başkanı (1963 -1966) olarak

Penelitian ini menggambarkan bahwa materi perkuliahan mencakup materi yang terdir dari definisi akuntansi forensik, profesi akuntan forensic dan keterkaitanya dengan tindakan fraud,

“Pengaruh Arus Kas, Leverage , dan Modal Kerja Terhadap Keputusan Investasi AKtiva Tetap Pada Perusahaan Financial Constrains ”... Aneka

Kemudian pada saat kursus calon pengantin, mereka diberi penyuluhan oleh petugas gizi dan bidan puskesmas, Kelas wanita prakonsepsi, Calon ibu hamil bertemu sebulan sekali, lalu di

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan judul “: