xv
ABSTRAK
EVALUASI PENGHITUNGAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
Studi Kasus di PT. Kumkang Label Indonesia
Theresia Veny Tabi
NIM: 092114080
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2013
Penelitian ini bertujuan untuk menilai apakah penghitungan, penyetoran,
dan pelaporan pajak pertambahan nilai di PT. Kumkang Label Indonesia sudah
benar berdasarkan peraturan perundang-undangan tentang Pajak Pertambahan
Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Jenis penelitian
ini adalah studi kasus. Data yang diambil dalam penelitian ini adalah gambaran
umum perusahaan dan data-data yang berhubungan dengan PPN. Teknik
pengumpulan data yang dilakukan adalah dokumentasi dan wawancara.
Langkah-langkah dalam menganalisis data yang diperoleh ada tiga tahap,
yaitu (1) membandingkan penghitungan PPN terutang yang dilakukan oleh PT.
Kumkang Label Indonesia dengan yang dilakukan oleh penulis berdasarkan
peraturan perundang-undangan tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa
dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, (2) melakukan penilaian terhadap
penyetoran PPN yang dilakukan oleh PT. Kumkang Label Indonesia berdasarkan
peraturan perundang-undangan tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa
dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan (3) melakukan penilaian terhadap
pelaporan PPN yang dilakukan oleh PT. Kumkang Label Indonesia berdasarkan
peraturan perundang-undangan tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa
dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
Hasil analisis data selama bulan September, Oktober, dan November 2012
menunjukkan bahwa proses penghitungan PPN yang terutang sebagian benar
berdasarkan peraturan perundang-undangan tentang Pajak Pertambahan Nilai
Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dan sebagian tidak
benar. Proses penyetoran dan pelaporan PPN bulan September dan November
sudah benar
berdasarkan peraturan perundang-undangan tentang Pajak
xvi
ABSTRACT
AN EVALUATION OF THE CALCULATION, PAYMENT, AND
REPORTING OF VALUE ADDED TAX
A Case Study at PT. Kumkang Label Indonesia
Theresia Veny Tabi
NIM: 092114080
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2013
This research aims to evaluate of whether or not the calculation, payment,
and reporting of value added tax of PT. Kumkang Label Indonesia has conformed
with the Laws on Goods and Services Value Added Tax and the Law on Sales
Tax of Luxurious Goods. This research is a case study. Data collected for this
research were data on the general illustration of the company and data related to
value added tax. Data was collected using documentation and interview
approaches.
Three steps of data analyzing were employed. They are: (1) comparing the
calculation of the value added tax payable prepared by PT. Kumkang Label
Indonesia with the calculation prepared by the researcher based on the respected
Laws, (2) assessing the payment of value added tax of PT. Kumkang Label
Indonesia based on the respected Laws, and (3) evaluating the reporting of the
value added tax of PT. Kumkang Label Indonesia based on the respected Laws.
i
EVALUASI PENGHITUNGAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
Studi Kasus di PT. Kumkang Label Indonesia
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Theresia Veny Tabi
NIM : 092114080
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
Skripsi
EVALUASI PENGIIITUNGAIY,
PEIYYETORAN,
DAN PELAPORAN
PAJAK
PERTAMBAHAIIT
NTILAI
Studi Kasus
di PT. Kumkang Label Indonesia
Pembirnbing
Skripsi
EVALUASI
PENGIIITT]NGAIY,
PEI\TYETORAN,
DAII PELAPORAN
PAJAK PERTAMBAHAN
I{ILAI
Studi
Kasus
di
PT. Kumkang Label Indonesia
Ketua
Selaetaris
Anggota
Anggota
Anggota
Ik
Lisia
Dta,
ori.
YP,
M. Trisnawati Eahayq
Yogyakarta, 30 September 2013
UI
Dipersiapkan
dan
ditulis
oleh:
akultas
Ekonomi
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Hidup adalah kesempatan, manfaatkanlah. Hidup
adalah tantangan, hadapilah. Hidup adalah hidup,
berjuanglah.
(Mother Teresa)
Tuhan tidak pernah memberikan cobaan yang melebihi
kekuatan kita, berdoa dan berusaha maka selalu akan
ada jalan menghadapi segala rintangan.
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus
Bunda Maria
Papa, Mama, Kakak, dan Adikku
Sahabat-sahabatku (Sari, Yuni, dan Rosa)
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUS$I AKUNTAI\SI-PROGRAM
STUDI
AKUNTANSI
PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA
TULIS
SKRIPSI
Yang
bertandatangan
di bawah ini,
saya
menyatakan
bahwa
Skripsi
dengan
judul:
EVALUASI
PENGHITUNGAI\,
PENYETORAN, DAN
PELAPORAN
PAJAK PERTAMBAHAIY
NILAI
(Studi Kasus
di
PT.
Kumkang Label
Indonesia)
dan
diajukan
untuk
diuji pada tanggal
19 Septernber
2013
adalahhasil
karya
saya.
Dengan
ini
saya
menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa dalam skripsi
ini
tidak
terdapat keseluruhan
atau
sebagian
tulisan orang
lain
yang
saya
ambil
dengan cara
menyalin,
atau
meniru dalam bentuk
rangkaian
kalimat
atau
simbol
yang menunjukkan
gagasan
atau
pendapat atat pernikiran dari penulis lain
yang
saya
aku seolah-olah
sebagai
tulisan
saya
dan atau
tidak
terdapat bagian
atau
keseluruhan
tulisan yang
saya
salin,
tiru, atau
yang
saya
ambil dari tulisan
orang
lain
tanpa memberikan
pengakuan pada
penulis aslinya.
Apabila
saya
melakukan
hal
tersebut
di atas,
baik
sengaja maupun
tidak,
dengan ini saya menyatakan
menarik skripsi yang
saya ajukan
hasil tulisan
saya
sendiri
ini. Bila
kemudian
terbukti
bahwa
saya
temyata melakukan
tindakan
menyalin
atau
meniru tulisan
orang
lain
seolah-olah
hasil pemikiran
saya
sendiri,
berarti
gelar dan ijasah yang telah
diberikan
oleh universitas batal
saya
terima.
Yogyakarta, 30
Septernber
2013
Yang
mernbuat
pemyataan,
\L
W
LEMBAR PERI\IYATAAN PERS ETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH
TJNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang
bertandatangan
di
bawah ini,
saya mahasiswa
Universitas
Sanata
Dharma:
Nama
: Theresia
Veny
Tabr
NomorMahasiswa
:092114080
Demi
pengembangan
ilmu pengetahuan, saya
memberikan
kepada
Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya
ilmiah saya yang berjudul:
Evaluasi
Penghitungan, Penyetoran, Dan Pelaporan
Pajak
Pertambahan
Nilai (Studi
Kasus
di PT. Kumkang Label
Indonesia)
beserta
perangkat yang diperlukan
(bila ada).
Dengan demikian
saya
memberikan
kepada porpustakaan
Universitas
Sanata
Dharma
hal untuk
menyimpan, mengalihkan dalam
bentuk media lain,
mengelclanya
dalam
benfuk
pangkalan
data,
mendisribusikan
secara
terbatas, dan
mempublikasikan
di
internet
atau
media
lain
untuk kepentingan
akadernis tanpa
perlu meminta
ijin dari
saya
maupun memberikan
royalti
kepada saya
selama
tetap
mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian
pernyataan ini saya
buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 30 September
2013
Yang
menyatakan
(Theresia
Veny Tabi)
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan penyertaan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan
skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi, Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan
dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih yang tak terhingga kepada:
a. Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, S.J. Selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan
mengembangkan kepribadian kepada penulis.
b.
Dra. YFM. Gien Agustinawansari, MM., Akt. Selaku Dosen Pembimbing
Tugas Akhir yang telah berkenan memberi bimbingan, pengarahan, dan
nasihat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
c. Bapak Yohanis Pasaingan P., Ibu Mince Tabi, dan seluruh staf di PT.
Kumkang Label Indonesia yang telah memberikan ijin penelitian dan telah
membantu penulis dalam memperoleh data lisan maupun tulisan dalam
proses penulisan skripsi ini.
d. Seluruh Pengajar Brevet A dan B Ikatan Akuntan Indonesia yang telah
memberikan masukan dan arahan kepada penulis dalam proses pengerjaan
viii
e. Papa, mama, kakak, dan adikku yang selalu memberikan doa, kasih
sayang, dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.
f.
Sahabat-sahabatku Yovita Ratnasari Massora, Yunita Astikawati, dan
Agata Rosa Pebriani atas doa, persahabatan, canda tawa, semangat, dan
masukan selama penulis berkuliah hingga menyelesaikan skripsi.
g. Teman-teman K2KAMSY (Hany, Anton, James, Renol, dan Fr. Tarsisius
Yanri) yang sudah memberikan motivasi dan dorongan untuk bisa
menyelesaikan skripsi ini.
h. Teman-teman di kost Brojowikalpo 8 atas pertemanan, canda tawa,
kebersamaan,
dan
dukungan
selama
penulis
berkuliah
hingga
menyelesaikan skripsi.
i.
Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari adanya keterbatasan kemampuan dan pengetahuan
sehingga skripsi ini masih jauh dari sempurna. Maka, penulis mengharapkan kritik
dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca
dan memerlukannya.
Yogyakarta, 30 September 2013
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS... v
HALAMAN PUBLIKASI KARYA TULIS... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ...vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ...xii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiv
ABSTRAK ... xv
ABSTRACT... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian... 4
E. Sistematika Penulisan ... 4
BAB II LANDASAN TEORI ... 6
A. Pajak ... 6
1.
Pengertian Pajak ... 6
2.
Fungsi Pajak ... 7
3.
Jenis-jenis Pajak ... 7
4.
Sistem Pemungutan Pajak ... 8
5.
Asas-asas Pemungutan Pajak ... 9
6.
Teori-teori yang Mendukung Pemungutan Pajak ... 10
7.
Tarif Pajak ... 11
B. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ... 11
1.
Dasar Hukum ... 12
2.
Objek Pajak ... 12
x
Halaman
4.
Saat dan Tempat Pajak Terutang ... 15
5.
Dasar Pengenaan Pajak ... 16
6.
Tarif Pajak Pertambahan Nilai ... 19
7.
Cara Menghitung Pajak Pertambahan Nilai ... 19
8.
Faktur Pajak ... 19
9.
Penyetoran dan Pelaporan ... 24
10. Bentuk dan Isi SPT Masa PPN ... 26
11. Petunjuk Pengisian SPT Masa PPN ... 27
C. Review Jurnal dan Skripsi ... 28
1. Skripsi ... 28
2. Jurnal ... 32
BAB III METODE PENELITIAN ... 36
A. Jenis Penelitian ... 36
B. Subjek dan Objek ... 36
1.
Subjek Penelitian ... 36
2.
Objek Penelitian ... 36
C. Waktu dan Tempat Penelitian ... 36
1.
Waktu Penelitian ... 36
2.
Tempat Penelitian ... 36
D. Data yang diperlukan ... 37
E. Teknik Pengumpulan Data ... 37
F. Teknik Analisis Data ... 37
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 44
A. Sejarah Singkat Perusahaan... 44
B. Lokasi ... 44
C. Struktur Organisasi ... 46
D. Deskripsi Jabatan... 47
E. Personalia ... 51
F. Proses Produksi ... 51
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 53
A. Deskripsi Data ... 53
B. Analisis Data ... 54
C. Pembahasan ... 111
BAB VI PENUTUP ... 116
A. Kesimpulan... 116
B. Keterbatasan Penelitian ... 118
C. Saran ... 118
xi
Halaman
LAMPIRAN... 122
Lampiran 1 ... 123
Lampiran 2 ... 125
Lampiran 3 ... 156
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1
Bagian-bagian Dalam Formulir SPT Masa PPN ... 26
Tabel 4.1
Penggolongan Karyawan PT. Kumkang Label Indonesia ... 51
Tabel 5.1
Pajak Keluaran PT. Kumkang Label Indonesia
Bulan September 2012... 56
Tabel 5.2
Pajak Keluaran PT. Kumkang Label Indonesia
Bulan Oktober 2012... 59
Tabel 5.3
Pajak Keluaran PT. Kumkang Label Indonesia
Bulan November 2012 ... 62
Tabel 5.4
Pajak Keluaran PT. Kumkang Label Indonesia
Masa Pajak September, Oktober, dan November 2012 ... 67
Tabel 5.5
Pajak Masukan PT. Kumkang Label Indonesia
Bulan September 2012... 69
Tabel 5.6
Pajak Masukan PT. Kumkang Label Indonesia
Bulan Oktober 2012... 71
Tabel 5.7
Pajak Masukan PT. Kumkang Label Indonesia
Bulan November 2012 ... 74
Tabel 5.8
Pajak Masukan PT. Kumkang Label Indonesia
Masa Pajak Sepetember, Oktober, dan November 2012 ... 78
Tabel 5.9
Pajak Keluaran PT. Kumkang Label Indonesia
Bulan September 2012... 79
Tabel 5.10
Pajak Keluaran PT. Kumkang Label Indonesia
Bulan Oktober 2012... 82
Tabel 5.11
Pajak Keluaran PT. Kumkang Label Indonesia
xiii
Halaman
Tabel 5.12
Pajak Keluaran PT. Kumkang Label Indonesia
Masa Pajak September, Oktober, dan November 2012 ... 90
Tabel 5.13
Pajak Masukan PT. Kumkang Label Indonesia
Bulan September 2012... 92
Tabel 5.14
Pajak Masukan PT. Kumkang Label Indonesia
Bulan Oktober 2012... 94
Tabel 5.15
Pajak Masukan PT. Kumkang Label Indonesia
Bulan November 2012 ... 97
Tabel 5.16
Pajak Masukan PT. Kumkang Label Indonesia
Masa Pajak Sepetember, Oktober, dan November 2012 ... 101
Tabel 5.17
Perbandingan Penghitungan Pajak Keluaran yang
dilakukan Oleh PT. Kumkang Label Indonesia dan yang
dilakukan Oleh Penulis Menurut Undang-Undang... 103
Tabel 5.18
Perbandingan Penghitungan Pajak Masukan yang
dilakukan Oleh PT. Kumkang Label Indonesia dan yang
dilakukan Oleh Penulis Menurut Undang-Undang... 103
Tabel 5.19
Perbandingan Penyetoran PPN Terutang PT. Kumkang
Label Indonesia dengan Undang-Undang... 104
Tabel 5.20
Penyetoran PPN Terutang Masa Pajak September, Oktober,
dan November yang dilakukan Oleh
PT. Kumkang Label Indonesia ... 106
Tabel 5.21
Perbandingan Pelaporan PPN Terutang
PT. Kumkang Label Indonesia dengan Undang-Undang ... 107
Tabel 5.22
Pelaporan PPN terutang Masa Pajak September, Oktober,
dan November yang dilakukan Oleh
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
ABSTRAK
EVALUASI PENGHITUNGAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
Studi Kasus di PT. Kumkang Label Indonesia
Theresia Veny Tabi
NIM: 092114080
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2013
Penelitian ini bertujuan untuk menilai apakah penghitungan, penyetoran,
dan pelaporan pajak pertambahan nilai di PT. Kumkang Label Indonesia sudah
benar berdasarkan peraturan perundang-undangan tentang Pajak Pertambahan
Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Jenis penelitian
ini adalah studi kasus. Data yang diambil dalam penelitian ini adalah gambaran
umum perusahaan dan data-data yang berhubungan dengan PPN. Teknik
pengumpulan data yang dilakukan adalah dokumentasi dan wawancara.
Langkah-langkah dalam menganalisis data yang diperoleh ada tiga tahap,
yaitu (1) membandingkan penghitungan PPN terutang yang dilakukan oleh PT.
Kumkang Label Indonesia dengan yang dilakukan oleh penulis berdasarkan
peraturan perundang-undangan tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa
dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, (2) melakukan penilaian terhadap
penyetoran PPN yang dilakukan oleh PT. Kumkang Label Indonesia berdasarkan
peraturan perundang-undangan tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa
dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan (3) melakukan penilaian terhadap
pelaporan PPN yang dilakukan oleh PT. Kumkang Label Indonesia berdasarkan
peraturan perundang-undangan tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa
dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
xvi
ABSTRACT
AN EVALUATION OF THE CALCULATION, PAYMENT, AND
REPORTING OF VALUE ADDED TAX
A Case Study at PT. Kumkang Label Indonesia
Theresia Veny Tabi
NIM: 092114080
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2013
This research aims to evaluate of whether or not the calculation, payment,
and reporting of value added tax of PT. Kumkang Label Indonesia has conformed
with the Laws on Goods and Services Value Added Tax and the Law on Sales
Tax of Luxurious Goods. This research is a case study. Data collected for this
research were data on the general illustration of the company and data related to
value added tax. Data was collected using documentation and interview
approaches.
Three steps of data analyzing were employed. They are: (1) comparing the
calculation of the value added tax payable prepared by PT. Kumkang Label
Indonesia with the calculation prepared by the researcher based on the respected
Laws, (2) assessing the payment of value added tax of PT. Kumkang Label
Indonesia based on the respected Laws, and (3) evaluating the reporting of the
value added tax of PT. Kumkang Label Indonesia based on the respected Laws.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di Indonesia struktur penerimaan dalam negeri sangat didominasi
oleh penerimaan dari sektor migas pada tahun 2005 sampai dengan 2008.
Namun sektor tersebut mempunyai kelemahan yaitu pada tahun 2009 harga
migas tidak stabil sehingga mengakibatkan ketidakstabilan dalam penerimaan
negara, yang akhirnya mengganggu kestabilan kegiatan perekonomian
nasional. Oleh karena itu, pemerintah mengupayakan semua potensi
penerimaan yang ada dan tidak dapat dipungkiri lagi bahwa pajak telah
memberikan kontribusi terbesar dalam penerimaan negara sampai sekarang
ini.
Penerimaan dari sektor pajak terbagi menjadi dua golongan, yaitu dari
pajak langsung dan pajak tidak langsung. Pajak langsung adalah pajak yang
dibebankan secara langsung kepada individu atau rumah tangga sebagai
Wajib Pajak dan kewajiban membayarnya tidak dapat dialihkan kepada orang
lain, sedangkan pajak tidak langsung adalah pajak yang dikenakan jika
terdapat suatu peristiwa atau transaksi yang kewajiban membayarnya dapat
dialihkan kepada pihak lain yang dianggap sebagai pihak akhir yang terkena
pembebanan pajak tersebut.
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan contoh jenis pajak tidak
langsung yang termasuk sebagai pajak konsumsi di dalam negeri, baik
pajak yang dikenakan atas nilai tambah dari suatu barang atau jasa setelah
melalui proses produksi. Nilai tambah merupakan elemen utama yang
digunakan sebagai dasar perhitungan PPN.
Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang
dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor
barang, mengekspor barang melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan
barang tidak berwujud dari luar Daerah Pabean, melakukan usaha jasa
termasuk mengekspor jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar Daerah Pabean.
Pengusaha yang melakukan penyerahan barang dan/atau jasa yang dikenakan
pajak adalah Pengusaha Kena Pajak (PKP). Pengusaha tersebut diwajibkan
untuk melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP. Setelah
melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP, kewajiban selanjutnya
yang harus dilakukan oleh pengusaha yang bersangkutan adalah memungut,
menyetor, melunasi, dan melaporkan PPN yang terutang.
Dalam hal pemungutan PPN yang terutang, perlu diketahui tentang
jumlah PPN terutang yang harus dipungut, saat dan tempat pajak terutang,
faktur pajak, pajak masukan dan keluaran, serta mekanisme pengkreditannya.
Perhitungan PPN berguna untuk mengetahui besarnya pajak terutang yang
nantinya harus disetorkan ke kas negara. Penyetoran pajak tersebut berguna
bagi negara sebagai sumber penerimaan dalam negeri yang dapat digunakan
untuk membiayai pengeluaran negara, termasuk untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Sedangkan pelaporan pajak dimaksudkan agar
pertanggungjawaban PKP atas pajak yang dipotong atau dipungut dan di
setorkannya.
PT. Kumkang Label Indonesia adalah perusahaan yang bergerak
dibidang industri Penyablonan dan Percetakan Label (
Transference Label and
Offset Printing
), yang letaknya di Bekasi, Jawa Barat. Sebagai PKP, PT.
Kumkang Label Indonesia mempunyai kewajiban yakni memungut,
menyetor, melunasi, dan melaporkan PPN yang terutang. PT. Kumkang label
menghitung berapa besar PPN yang terutang yang harus disetor dan
dilaporkan, maka penulis ingin mengevaluasi apakah
penghitungan,
penyetoran, dan pelaporan PPN di PT. Kumkang Label Indonesia sudah benar
berdasarkan peraturan perundang-undangan tentang Pajak Pertambahan Nilai
Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka rumusan
masalah yang diajukan adalah sebagai berikut:
Apakah penghitungan, penyetoran, dan pelaporan pajak pertambahan nilai di
PT. Kumkang Label Indonesia sudah benar berdasarkan peraturan
perundang-undangan tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah?.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menilai apakah penghitungan,
penyetoran, dan pelaporan pajak pertambahan nilai di PT. Kumkang Label
Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan penulis diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi pihak-pihak yang terkait, yaitu:
1. Bagi Perusahaan
Hasil ini dapat dijadikan sebagai kajian dan masukan untuk mengevaluasi
penghitungan, penyetoran, dan pelaporan PPN di perusahaan tersebut.
2. Bagi Pihak Lain
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana untuk memperluas
wawasan mengenai PPN.
3. Bagi Peneliti
Dengan adanya penelitian ini, peneliti dapat menerapkan teori-teori,
terutama yang mengenai PPN, yang telah didapatkan selama kuliah untuk
diterapkan pada kondisi nyata.
E. Sistematika Penulisan
Bab I
Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
Bab II
Landasan Teori
Bab ini berisi tentang teori-teori yang berhubungan dengan
permasalahan yang diangkat dan dipergunakan sebagai landasan
untuk mendukung penelitian.
Bab III
Metode Penelitian
Bab ini berisi mengenai jenis penelitian, tempat dan waktu
penelitian, data yang diperlukan, teknik pengumpulan data, dan
teknik analisis data.
Bab IV
Gambaran Umum Perusahaan
Bab ini berisi tentang gambaran umum perusahaan yang meliputi
sejarah singkat perusahaan, lokasi perusahaan, struktur organisasi,
personalia, dan proses produksi PT. Kumkang Label Indonesia.
Bab V
Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini berisi mengenai hasil penelitian di PT. Kumkang Label
Indonesia dan pemecahan permasalahan pada rumusan masalah.
Bab VI
Penutup
Bab ini berisi mengenai kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pajak
1. Defenisi Pajak
Defenisi pajak menurut UU No. 16 Tahun 2009 Tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan yaitu pajak adalah kontribusi wajib
kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan Undang–Undang, dengan tidak mendapat imbalan
secara langsung, dan digunakan untuk keperluan negara bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Defenisi pajak menurut beberapa ahli, (Zain, 2007: 10-11) yaitu:
Menurut Prof. Dr. P. J. A. Adriani
Pajak adalah iuran masyarakat kepada Negara (yang dapat
dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut
peraturan-peraturan umum (Undang-Undang) dengan tidak mendapat
prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya
adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung
tugas-tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.
Menurut Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro
Pajak adalah iuran kepada Kas Negara berdasarkan Undang-Undang
(yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontra
prestasi), yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk
membayar pengeluaran umum.
Definisi tersebut kemudian dikoreksinya berbunyi sebagai berikut:
Menurut Sommerfeld, Anderson, dan Brock
Pajak adalah suatu peralihan sumber dari sektor swasta ke sektor
pemerintah, bukan akibat pelanggaran hukum, namun wajib
dilaksanakan, berdasarkan ketentuan yang ditetapkan lebih dahulu,
tanpa mendapat imbalan yang langsung dan proporsional, agar
pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalankan
pemerintahan.
2. Fungsi Pajak
Munurut Mardiasmo (2011: 1-2) fungsi pajak terdiri dari fungsi
budgetaire
(anggaran) dan fungsi
regulerend
(mengatur). Fungsi
budgetaire
(anggaran) adalah pajak berfungsi sebagai sumber dana bagi
pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya. Sedangkan
fungsi
regulerend
(mengatur) adalah pajak sebagai alat untuk mengatur
atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan
ekonomi.
3. Jenis-jenis Pajak
Menurut Resmi (2011: 7-8) jenis-jenis pajak terdiri dari pajak menurut
golongannya, menurut sifatnya, dan menurut lembaga pemungutnya.
Menurut golongannya, pajak terdiri dari pajak langsung dan pajak tidak
langsung. Pajak langsung adalah pajak yang harus dipikul atau ditanggung
sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dilimpahkan atau dibebankan kepada
orang lain atau pihak lain. Sedangkan pajak tidak langsung adalah pajak
yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain
atau pihak ketiga.
keadaan pribadi Wajib Pajak atau pengenaan pajak yang memerhatikan
keadaan subjeknya. Sedangkan pajak objektif adalah pajak yang
pengenaannya memerhatikan pada objeknya baik pada berupa benda,
keadaan, perbuatan, atau peristiwa yang mengakibatkan timbulnya
kewajiban membayar pajak, tanpa memperhatikan keadaan subjek pajak
maupun tempat tinggal.
Pajak menurut lembaga pemungutnya terdiri dari pajak negara (pajak
pusat) dan pajak daerah. Pajak negara (pajak pusat) adalah pajak yang
dipungut oleh Pemerintah Pusat dan digunakan untuk membiayai rumah
tangga negara pada umumnya. Sedangkan pajak daerah yaitu pajak yang
dipungut oleh Pemerintah Daerah baik Daerah Tingkat I (Pajak Provinsi)
maupun Daerah Tingkat II (Pajak Kabupaten/Kota) dan digunakan untuk
membiayai rumah tangga daerah masing-masing.
4. Sistem Pemungutan Pajak
Self assessment system
adalah sistem pemungutan pajak yang
memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri
besarnya pajak yang terutang. Ciri-cirinya: wewenang untuk menentukan
besarnya pajak terutang ada pada wajib pajak itu sendiri, wajib pajak aktif
mulai dari menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri pajak yang
terutang, fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.
With holding system
adalah suatu sistem pemungutan pajak yang
memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib
pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang
oleh wajib pajak. Ciri-cirinya: wewenang menentukan besarnya pajak
yang terutang adalah pada pihak ketiga, pihak selain fiskus dan wajib
pajak.
5. Asas-asas Pemungutan Pajak
Asas-asas pemungutan pajak menurut Waluyo (2008: 13) terdiri dari
equality, certainty, convenience, economy.
Equality
adalah pemungutan
pajak harus bersifat adil dan merata, yaitu pajak dikenakan kepada orang
pribadi yang harus sebanding dengan kemampuan membayar pajak atau
ability to pay
dan sesuai dengan manfaat yang diterima. Adil dimaksudkan
bahwa setiap Wajib Pajak menyumbangkan uang untuk pengeluaran
pemerintah sebanding dengan kepentingannya dan manfaat yang diminta.
pembayaran.
Convenience
adalah kapan Wajib Pajak itu harus membayar
pajak sebaiknya sesuai dengan saat-saat yang tidak menyulitkan Wajib
Pajak. Sistem pemungutan ini disebut
Pay as You Earn. Economy
adalah
secara ekonomi bahwa biaya pemungutan dan biaya pemenuhan kewajiban
pajak bagi Wajib Pajak diharapkan seminimum mungkin, demikian pula
beban yang dipikul Wajib Pajak.
6. Teori-teori yang Mendukung Pemungutan Pajak
Ada beberapa teori yang mendukung pemungutan pajak menurut
Mardiasmo (2011: 3-4) yaitu teori asuransi, teori kepentingan, teori daya
pikul, teori bakti, teori asas daya beli. Teori asuransi menjelaskan bahwa
Negara melindungi keselamatan jiwa, harta benda, dan hak-hak rakyatnya.
Oleh karena itu, rakyat harus membayar pajak diibaratkan sebagai suatu
premi asuransi karena memperoleh jaminan perlindungan tersebut. Teori
kepentingan menjelaskan bahwa pembagian beban pajak kepada rakyat
didasarkan atas kepentingan (misalnya perlindungan) masing-masing
orang. Semakin besar kepentingan seseorang terhadap negara, makin
tinggi pajak yang harus dibayar.
daya beli menjelaskan bahwa dasar keadilan terletak pada akibat
pemungutan pajak. Maksudnya memungut pajak berarti menarik daya beli
dari rumah tangga masyarakat untuk rumah tangga negara. Selanjutnya
negara akan menyalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk
pemeliharaan kesejahteraan masyarakat.
7. Tarif Pajak
Tarif pajak menurut Mardiasmo (2011: 9-10) ada empat macam yang
digunakan yaitu tarif sebanding/proporsional, tarif tetap, tarif progresif,
dan tarif degresif. Tarif sebanding/proporsional adalah tarif berupa
persentase yang tetap, terhadap berapapun jumlah yang dikenai pajak
sehingga besarnya pajak yang terutang proporsional terhadap besarnya
nilai yang dikenai pajak. Tarif tetap adalah tarif berupa jumlah yang tetap
(sama) terhadap berapapun jumlah yang dikenai pajak sehingga besarnya
pajak yang terutang tetap.
Tarif progresif adalah persentase tarif yang digunakan semakin besar
bila jumlah yang dikenai pajak semakin besar. Sedangkan tarif degresif
adalah persentase tarif yang digunakan semakin kecil bila jumlah yang
dikenai pajak semakin besar.
B. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
perairan, dan ruang udara di atasnya, serta tempat-tempat tertentu di Zona
Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen yang di dalamnya berlaku
Undang-Undang yang mengatur mengenai kepabeanan.
PPN hanya dikenakan terhadap pertambahan nilainya saja dan
dipungut dalam beberapa kali pada berbagai mata rantai alur perusahaan.
Pertambahan nilai itu sendiri timbul karena digunakannya faktor-faktor
produksi pada setiap jalur perusahaan dalam menyiapkan, menghasilkan,
menyalurkan, dan memperdagangkan barang atau pemberian pelayanan jasa
kepada konsumen.
PPN merupakan pajak tidak langsung karena pajak dilimpahkan
kepada pihak ketiga (konsumen). PPN harus dibayarkan oleh orang pribadi
atau suatu badan yang menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP) ke kantor kas
negara sebanyak 1 (satu) kali untuk setiap masa pajak.
1. Dasar Hukum
Dasar hukum pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) adalah Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang
dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 42
Tahun 2009.
2. Objek Pajak
Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha, impor Barang Kena Pajak,
penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh
Pengusaha, pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar
Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean, pemanfaatan Jasa Kena Pajak
dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean, ekspor Barang Kena
Pajak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak, ekspor Barang Kena Pajak
Tidak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak, ekspor Jasa Kena Pajak oleh
Pengusaha Kena Pajak.
3. Barang dan Jasa yang tidak dikenakan PPN
Berdasarkan Pasal 4A ayat 2 UU No. 42 Tahun 2009 jenis barang
yang tidak dikenakan PPN adalah barang tertentu dalam kelompok barang
sebagai berikut: barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang
diambil langsung dari sumbernya, barang kebutuhan pokok yang sangat
dibutuhkan oleh rakyat banyak, makanan dan minuman yang disajikan di
hotel, restoran, rumah makan, warung, dan sejenisnya, meliputi makanan
dan minuman baik yang dikonsumsi di tempat maupun tidak, termasuk
makanan dan minuman yang diserahkan oleh usaha jasa boga atau
katering, dan uang, emas batangan, dan surat berharga.
4. Saat dan Tempat Pajak Terutang
Berdasarkan Pasal 11 ayat 1 UU No. 42 Tahun 2009 terutangnya
pajak pada saat: penyerahan Barang Kena Pajak, impor Barang Kena
Pajak, penyerahan Jasa Kena Pajak, pemanfaatan Barang Kena Pajak
Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean, pemanfaatan Jasa Kena Pajak
dari luar Daerah Pabean, ekspor Barang Kena Pajak Berwujud, ekspor
Barang Kena Pajak Tidak Berwujud, atau ekspor Jasa Kena Pajak.
Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean terutang pajak di tempat tinggal
atau tempat kedudukan dan/atau tempat kegiatan usaha.
5. Dasar Pengenaan Pajak
Berdasarkan UU No. 42 Tahun 2009 Pasal 1 butir 19 Penggantian
adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau
seharusnya diminta oleh pengusaha karena penyerahan Jasa Kena Pajak,
ekspor Jasa Kena Pajak, atau ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud,
tetapi tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut menurut
Undang-Undang ini dan potongan harga yang dicantumkan dalam Faktur
Pajak atau nilai berupa uang yang dibayar atau seharusnya dibayar oleh
Penerima Jasa karena pemanfaatan Jasa Kena Pajak dan/atau oleh
penerima manfaat Barang Kena Pajak Tidak Berwujud karena
pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean
di dalam Daerah Pabean.
Berdasarkan UU No. 42 Tahun 2009 Pasal 1 butir 20 Nilai Impor
adalah nilai berupa uang yang menjadi dasar penghitungan bea masuk
ditambah pungutan berdasarkan ketentuan dalam peraturan
perundang-undangan yang mengatur mengenai kepabeanan dan cukai untuk impor
BKP, tidak termasuk PPN dan PPnBM yang dipungut menurut
Undang-Undang ini. Menurut Resmi (2011: 25) penentuan nilai impor BKP
didasarkan pada Undang-Undang Pabean yang mengatur DPP Bea Masuk,
yaitu cost
(harga faktur), insurance (biaya asuransi antar-Daerah Pabean),
dan
freight
(ongkos angkut) atau disingkat dengan CIF. Rumus
menghitung nilai impor sebagai DPP adalah:
Berdasarkan UU No. 42 Tahun 2009 pasal 1 butir 26 Nilai Ekspor
adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau
seharusnya diminta oleh eksportir. Selain itu, nilai lain yang diatur dengan
atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 75/PMK.03/2010.
6. Tarif Pajak Pertambahan Nilai
Berdasarkan Pasal 7 ayat 1 Tarif Pajak Pertambahan Nilai adalah 10%
(sepuluh persen). Pasal 7 ayat 2 Tarif Pajak Pertambahan Nilai sebesar 0%
(nol persen) diterapkan atas: ekspor Barang Kena Pajak Berwujud, ekspor
Barang Kena Pajak Tidak Berwujud, dan ekspor Jasa Kena Pajak. Pasal 7
ayat 3 tarif pajak sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat diubah menjadi
paling rendah 5% (lima persen) dan paling tinggi 15% (lima belas persen)
yang perubahan tarifnya diatur dengan Peraturan Pemerintah.
7. Cara Menghitung Pajak Pertambahan Nilai
Berdasarkan Pasal 8A ayat 1 Pajak Pertambahan Nilai yang terutang
dihitung dengan cara mengalikan tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal
7 dengan Dasar Pengenaan Pajak yang meliputi Harga Jual, Penggantian,
Nilai Impor, Nilai Ekspor, atau nilai lain.
PPN yang terutang = Tarif PPN x Dasar Pengenaan Pajak
8. Faktur Pajak
Jasa Kena Pajak, saat penerimaan pembayaran termin dalam hal
penyerahan sebagian tahap pekerjaan, saat lain yang diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
Dalam hal terjadi penyerahan BKP dan/atau JKP, PKP yang
menyerahkan BKP dan/atau menyerahkan JKP itu wajib memungut PPN
yang terutang dan memberikan faktur pajak sebagai bukti pungutan pajak.
Faktur pajak tidak perlu dibuat secara khusus atau berbeda dengan faktur
penjualan. Faktur pajak dapat berupa faktur penjualan atau dokumen
tertentu yang ditetapkan sebagai faktur pajak oleh Direktur Jenderal Pajak.
BKP, atau pemanfaatan JKP dan pemanfaatan BKP tidak berwujud dari
luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean.
Berdasarkan UU No. 42 Tahun 2009 pasal 13 ayat 5 dalam Faktur
Pajak harus dicantumkan keterangan tentang penyerahan Barang Kena
Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang paling sedikit memuat:
a.
Nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak yang menyerahkan
BKP atau JKP.
b.
Nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli BKP atau
penerima JKP.
c.
Jenis barang atau jasa, jumlah harga jual atau penggantian, dan
potongan harga.
d.
Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut.
e.
Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang dipungut.
f.
Kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan Faktur Pajak.
g.
Nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani Faktur Pajak.
Nama
:
Alamat
:
NPWP
:
Nama
:
Alamat
:
NPWP
:
No.
Urut
Tarif
DPP
PPnBM
...% Rp...
Rp...
...% Rp...
Rp...
...% Rp...
Rp...
...% Rp...
Rp...
Nama
Rp...
*) Diisi apabila penyerahan menggunakan mata uang asing
**) Coret yang tidak perlu
Jumlah
FAKTUR PAJAK
Valas *)
(Rp)
Pajak Penjualan Atas Barang Mewah
Nama Barang Kena Pajak/ Jasa Kena Pajak
Harga Jual/Penggantian/Uang Muka/Termin
Harga Jual/Penggantian/Uang Muka/Termin **)
Dikurangi Potongan Harga
Dikurangi Uang Muka yang telah diterima
[image:41.595.107.512.160.694.2]PPN = 10% X Dasar Pengenaan Pajak
Dasar Pengenaan Pajak
Gambar 1: Faktur Pajak
Sumber: Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak :
Pengusaha Kena Pajak
Pembeli Barang Kena Pajak/Penerima Jasa Kena Pajak
9. Penyetoran dan Pelaporan
Berdasarkan Pasal 15A ayat 1 penyetoran PPN oleh Pengusaha Kena
Pajak harus dilakukan paling lama akhir bulan berikutnya setelah
berakhirnya Masa Pajak dan sebelum Surat Pemberitahuan Masa Pajak
Pertambahan Nilai disampaikan. Adapun penyetoran/pembayaran pajak
dilakukan dengan mempergunakan SSP (Surat Setoran Pajak).
Pembayaran/penyetoran PPN dapat dilakukan di beberapa tempat antara
lain kantor pos dan giro, bank BUMN/BUMD, bank yang ditunjuk
Direktorat Jenderal Anggaran, bank devisa, kantor Dirjen Bea Cukai.
Gambar 2: Surat Setoran Pajak
10. Bentuk dan Isi SPT Masa PPN 1111
[image:44.595.100.508.267.715.2]Berdasarkan Keputusan Direktur Jendral Pajak tentang petunjuk
pengisian SPT Masa PPN, formulir SPT Masa PPN formulir 1111 terdiri
dari induk SPT Masa PPN dan lampiran SPT Masa PPN, baik dalam
bentuk formulir kertas (hardcopy) atau data elektronik yang merupakan
satu kesatuan yang tidak terpisahkan, yang masing-masing diberi nomor
kode dan nama formulir sebagai berikut:
Tabel 2. 1 Bagian-bagian Dalam Formulir SPT Masa PPN
No
Kode Formulir
Nama Formulir
Keterangan
1.
1111
(F.1.2.32.04)
Surat Pemberitahuan
Masa PPN.
Induk SPT
Masa
PPN.
2.
1111 AB
(D.1.2.32.07)
Rekapitulasi
Penyerahan
dan
Perolehan.
Lampiran SPT Masa
PPN dalam bentuk
formulir
kertas
(hardcopy) atau data
elektronik.
3.
1111 A1
(D.1.2.32.08)
Daftar Ekspor BKP
Berwujud, BKP Tidak
Berwujud
dan/atau
JKP.
Lampiran SPT Masa
PPN dalam bentuk
formulir
kertas
(hardcopy) atau data
elektronik.
4.
1111 A2
(D.1.2.32.09)
Daftar Pajak Keluaran
atas
Penyerahan
Dalam Negeri dengan
Faktur Pajak.
Lampiran SPT Masa
PPN dalam bentuk
formulir
kertas
(hardcopy) atau data
elektronik.
Tabel 2. 1 Bagian-bagian dalam Formulir SPT Masa PPN (Lanjutan)
No
Kode Formulir
Nama Formulir
Keterangan
5.
1111 B1
(D.1.2.32.10)
Daftar Pajak Masukan
yang
Dapat
Dikreditkan
atas
Impor
BKP
dan
Pemanfaatan
BKP
Tidak Berwujud/JKP
dari
Luar
Daerah
Pabean.
Lampiran SPT Masa
PPN dalam bentuk
formulir
kertas
(hardcopy) atau data
elektronik.
6.
1111 B2
(D.1.2.32.11)
Daftar Pajak Masukan
yang
Dapat
Dikreditkan
atas
Perolehan
BKP/JKP
Dalam Negeri.
Lampiran SPT Masa
PPN dalam bentuk
formulir
kertas
(hardcopy) atau data
elektronik.
7.
1111 B3
(D.1.2.32.12)
Daftar Pajak Masukan
yang
Tidak
Dapat
Dikreditkan atau yang
Mendapat Fasilitas.
Lampiran SPT Masa
PPN dalam bentuk
formulir
kertas
(hardcopy) atau data
elektronik.
Sumber: Petunjuk Pengisian SPT Masa PPN
11. Petunjuk Pengisian SPT Masa PPN
Mengisi SPT adalah mengisi formulir SPT, dalam bentuk kertas
dan/atau bentuk elektronik, dengan benar, lengkap, dan jelas sesuai dengan
petunjuk pengisian yang diberikan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
a.
SPT diisi dengan benar, yaitu benar dalam penghitungan, termasuk
benar dalam penerapan ketentuan perundang-undangan perpajakan,
dalam penulisan, dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
b.
SPT diisi dengan lengkap, yaitu memuat semua unsur-unsur yang
berkaitan dengan objek pajak dan unsur-unsur lain yang harus
dilaporkan dalam SPT, menandatangani serta menyampaikannya ke
kantor Direktorat Jendral Pajak.
c.
SPT diisi dengan jelas, yaitu ditulis dalam bahasa Indonesia,
menggunakan huruf latin, angka Arab, dan dalam satuan mata uang
Rupiah.
C. Riview Penelitian Terdahulu
Untuk mendukung penelitian ini, peneliti meriview penelitian
terdahulu baik berupa skripsi maupun jurnal yang berhubungan dengan Pajak
Pertambahan Nilai (PPN). Adapun skripsi dan jurnal tersebut adalah:
1.
Skripsi
Deasy Ariyani Aditya (2009) telah melakukan penelitian tentang
Analisis
Penghitungan,
Penyetoran,
dan
Pelaporan
Pajak
pelaporan pajak pertambahan nilai di PT. Tirta Jaya, Pelabuhan Ratu
telah sesuai dengan UU No. 18 Tahun 2000 tentang PPN dan PPnBM.
Langkah-langkah dalam menganalisis data yang diperoleh ada dua tahap,
yaitu (1) menganalisis penghitungan PPN yang terutang berdasarkan UU
No. 18 Tahun 2000 tentang PPN dan PPnBM, dan (2) menganalisis
penyetoran dan pelaporan PPN berdasarkan UU No. 18 Tahun 2000
tentang PPN dan PPnBM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penghitungan, penyetoran, dan pelaporan PPN yang dilakukan PT. Tirta
Jaya telah sesuai dengan UU No. 18 Tahun 2000 tentang PPN dan
PPnBM.
melakukan penilaian terhadap pelaporan PPN yang dilakukan oleh PT.
Madubaru berdasarkan UU No. 42 Tahun 2009. Hasil analisis data
selama bulan Agustus, September, dan Oktober 2010 menunjukkan
bahwa proses penghitungan, penyetoran, dan pelaporan PPN telah
mengacu pada UU No. 42 Tahun 2009.
Andre H Pakpahan (2009) telah melakukan penelitian tentang
Penerapan Akuntansi Pajak Pertambahan Nilai pada PT. Enam
Enam Group Medan. PT. Enam Enam merupakan suatu perusahaan
yang bergerak dibidang pendistribusian alat KWh. PT. Enam Enam
merupakan PKP yang wajib mencatat semua jumlah harga perolehan dan
penyerahan BKP terutama untuk menerapkan akuntansi PPN. Adapun
tujuan penulis dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah PT.
Enam Enam Group Medan telah menerapkan akuntansi Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) sesuai dengan SAK. Dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa akun PPN yang diterapkan perusahan telah
memadai dengan prinsip-prinsip akuntansi dan peraturan perpajakan,
walupun masih ada hal-hal yang belum dilaksanakan tetapi perusahaan
berusaha untuk menyempurnakannya. Perusahaan hendaknya terus
mengikuti perkembangan peraturan perpajakan, sehingga tidak ada
kesalahan yang disebabkan ketidaktahuan terhadap peraturan perpajakan
yang berlaku.
Nilai pada PT. Karya Mandiri.
PT. Karya Mandiri adalah perusahaan
yang bergerak dibidang perdagangan pengecer
hanphone. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif, yaitu dengan mengumpulkan data serta
melakukan peninjauan sehingga memberi gambaran yang cukup jelas
atas suatu objek yang diteliti untuk membuat kesimpulan. Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
perusahaan
dalam
melakukan
perhitungan PPN selalu mengalami kurang bayar. Dalam pembuatan SPT
Masa PPN perusahaan telah melengkapi semua lampiran-lampiran yang
diperlukan dan tidak ditemukan keterlambatan dalam pelaporan SPT
Masa PPN.
setiap saat dan tidak ditemukan keterlambatan dalam penyetoran dan
pelaporan SPT Masa PPN.
2.
Jurnal
Rendy Daryl Pandelaki (2013) telah melakukan penelitian tentang
Analisis Perhitungan dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai pada
PT. Maber Teknindo.
Objek pajak penelitian diambil pada PT. Maber
Teknindo. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perhitungan
dan pelaporan PPN pada PT. Maber Teknindo apakah sesuai dengan
Undang-Undang PPN yang berlaku di Indonesia. Metode analisis yang
digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian dapat disimpulkan
PT. Maber Teknindo telah melaksanakan kewajibannya dalam hal
perhitungan dan pelaporan PPN selama satu tahun. Mekanisme
penerbitan faktur pajak juga telah berdasarkan peraturan perpajakan.
Mekanisme pengkreditan dilakukan pada setiap akhir bulan dengan
menandingkan pajak masukan yang diperoleh melalui bukti faktur pajak
dengan pajak keluaran yang sudah dipungut dengan bukti faktur pajak.
Kesalahan yang terjadi pada PT. Maber Teknindo adalah dalam hal
penyetoran dan pelaporan SPT Masa PPN dimana masih sering terjadi
keterlambatan.
yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah
PT. Swa Karya Muda telah melaksanakan proses perhitungan,
pencatatan, dan pelaporan PPN dengan benar. Penelitian ini dilakukan
pada PT. Swa Karya Muda yang berlokasi di Balikpapan yang bergerak
dibidang jasa konstruksi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode analisis deskriptif, yaitu suatu metode pembahasan
masalah yang sifatnya menguraikan, menggambarkan, membandingkan
suatu data atau keadaan serta melukiskan dan menerangkan suatu
keadaan sedemikian rupa sehingga dapatlah ditarik suatu kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa untuk penghitungan pajak
pertambahan nilai pada PT. Swa Karya Muda telah dilakukan dengan
benar dan sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku. Pencatatan
yang telah dilakukan oleh PT. Swa Karya Muda sudah cukup baik dan
memadai untuk menghasilkan informasi bagi perusahaan agar dapat
melakukan perhitungan pajak yang terutang maupun untuk pelaporan
SPT Masa PPN. Sedangkan untuk pelaporan, SPT Masa PPN PT. Swa
Karya Muda telah diiisi dengan legkap, benar, jelas, dan bersih dari
coretan.
bagaimana penerapan pajak pertambahan nilai yang ada mulai dari
perhitungan, penyetoran, dan pelaporan. Metode analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis deskripstif. Hasil dari penelitian
menunjukkan bahwa perusahaan telah menerapkan mekanisme pajak
pertambahan nilai mulai dari perhitungan, penyetoran, sampai pelaporan
setiap bulannya sesuai dengan Undang-Undang. Perusahaan telah
melaporkan seluruh pengkreditan pajak keluaran dan pajak masukan
dengan menggunakan SPT Masa PPN dan dalam bentuk formulir 1111
beserta lampiran SPT Masa PPN dan tidak melebihi batas waktu yang
ditetapkan.
telah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 sebagai
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan oleh Direktur Jenderal
Pajak. Dimana pemungutan PPN pada PT Telkom Manado adalah 10%
(sepuluh persen) dari jumlah tagihan atau yang seharusnya ditagih.
Pelaporan dan penyetoran pajak pertambahan nilai (PPN) dengan
menggunakan SPT Masa telah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 42
Tahun 2009 sebagai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan secara
benar dan diakui Oleh Direktur Jenderal Pajak dan telah dilaporkan
paling lambat tanggal 20 (dua puluh) setelah akhir masa pajak.
Novi Darmayanti (2012) telah melakukan penelitian tentang
Analisis Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada CV.
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi kasus yaitu penelitian dilakukan di
perusahaan dengan mengambil data-data sesuai objek yang akan diteliti.
Kesimpulan yang didapatkan hanya berlaku untuk perusahaan yang diteliti.
B. Subjek dan Objek
1.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah PT. Kumkang Label Indonesia khususnya
Bagian Keuangan dan Akuntansi.
2.
Objek Penelitian
Objek penelitian adalah faktur pajak, SPT Masa PPN, dan SSP PPN PT.
Kumkang Label Indonesia.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
1.
Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan pada bulan Februari 2013.
2.
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di perusahaan PT. Kumkang Label Indonesia
pada Bagian Keuangan dan Akuntansi yang beralamat di Jln. Cendana
Raya Kav. F 9 No. 8 Kawasan Industri Lippo Cikarang, Delta Silicon 3,
D. Data yang diperlukan
1.
Gambaran umum perusahaan.
2.
Faktur pajak bulan September-November 2012.
3.
SSP PPN bulan September-November 2012.
4.
SPT Masa PPN bulan September-November 2012.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Dokumentasi
Dokumentasi
dilakukan
untuk
mendapatkan
data
mengenai
penjualan/penyerahan Barang Kena Pajak (BKP), data mengenai
pembelian BKP/perolehan Jasa Kena Pajak (JKP), SPT Masa PPN, dan
data pendukung lainnya.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data mengenai gambaran
umum PT. Kumkang Label Indonesia yang terdiri dari sejarah singkat
perusahaan, lokasi, struktur organisasi, sumber daya manusia, kegiatan
operasional, dan proses produksi.
F.
Teknik Analisis Data
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis data adalah:
1.
Untuk menjawab rumusan masalah apakah penghitungan PPN yang
dilakukan oleh PT. Kumkang Label Indonesia sudah benar berdasarkan
peraturan perundang-undangan tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang
dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, maka dilakukan
a.
Penghitungan Pajak Keluaran dan Pajak Masukan yang telah
dilakukan oleh PT. Kumkang Label Indonesia yaitu dengan cara:
PPN terutang = Tarif (10%) x DPP
b.
Penghitungan Pajak Keluaran dan Pajak Masukan PT. Kumkang
Label Indonesia oleh penulis sudah benar berdasarkan peraturan
perundang-undangan tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan
Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yaitu dengan cara:
PPN terutang = Tarif (10%) x DPP
c.
Membandingkan penghitungan Pajak Keluaran dan Pajak Masukan
terutang yang dilakukan oleh PT. Kumkang Label Indonesia dengan
yang dilakukan oleh penulis berdasarkan peraturan
perundang-undangan tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
2.
Untuk menjawab rumusan masalah apakah penyetoran PPN yang
dilakukan oleh PT. Kumkang Label Indonesia sudah benar sudah benar
berdasarkan peraturan perundang-undangan tentang Pajak Pertambahan
Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, maka
dilakukan langkah-langkah teknik analisis sebagai berikut:
a.
Sarana yang digunakan untuk menyetorkan PPN yang terutang
adalah Surat Setoran Pajak (SSP).
b.
Penyetoran PPN oleh Pengusaha Kena Pajak harus dilakukan paling
lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak dan
Masa PPN) disampaikan. Atas keterlambatan penyetoran, maka PKP
akan dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua
persen) per bulan dari jumlah pajak yang terutang dihitung dari
tanggal jatuh tempo pembayaran sampai dengan tanggal
pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.
Penyetoran untuk masa pajak bulan September dilakukan paling
lambat akhir bulan Oktober, untuk masa pajak bulan Oktober
dilakukan paling lambat akhir bulan November, dan untuk masa
pajak November penyetorannya dilakukan paling lambat akhir bulan
Desember.
Dalam hal tanggal pembayaran atau penyetoran
bertepatan dengan hari libur (termasuk hari libur yaitu hari Sabtu dan
Cuti Bersama), pembayaran atau penyetoran dapat dilakukan pada
hari kerja berikutnya.
c.
Menuliskan jumlah PPN terutang yang dibayar dalam satuan Rupiah.
d. SSP ditandatangani oleh Wajib Pajak.
3.
Untuk menjawab rumusan masalah apakah pelaporan PPN yang
dilakukan oleh PT. Kumkang Label Indonesia sudah benar berdasarkan
peraturan perundang-undangan tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang
dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, maka dilakukan
langkah-langkah teknik analisis sebagai berikut:
a.
Sarana pelaporan yang dipakai adalah SPT Masa PPN.
b.
Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai disampaikan
Dalam hal tanggal jatuh tempo penyampaian SPT bertepatan dengan
hari libur, penyampaian SPT dapat dilakukan paling lambat pada
hari kerja berikutnya.
c.
Jumlah Rupiah PPN dihitung dalam satuan Rupiah penuh dibulatkan
kebawah.
d.
SPT diisi dengan benar yaitu:
1) Benar dalam perhitungan yaitu perhitungan PPN yang dilakukan
dengan cara mengalikan tarif PPN sebesar 10% dengan DPP.
2) Benar dalam penerapan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan yaitu:
(a) Tarif PPN adalah 10%.
(b) Tarif PPN sebesar 0% (nol persen) diterapkan atas: ekspor
barang kena pajak berwujud, ekspor barang kena pajak tidak
berwujud, dan ekspor jasa kena pajak.
(c) Tarif pajak sebagaimana dimaksud pada point pertama dapat
diubah menjadi paling rendah 5% (lima persen) dan paling
tinggi 15% (lima belas persen) yang perubahan tarifnya
diatur dengan Peraturan Pemerintah.
(d) DPP yang dipakai untuk menghitung pajak yang terutang
adalah jumlah harga jual, penggantian, nilai impor, nilai
ekspor, atau nilai lain yang ditetapkan dengan Keputusan
(e) PPN terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif dengan
DPP-nya.
3)
Sesuai dengan keadaan yang sebenarnya yaitu apabila dalam
suatu Masa Pajak, PPN keluaran lebih besar daripada Pajak
masukan, selisihnya merupakan PPN yang harus disetorkan.
e.
SPT diisi dengan lengkap yaitu memuat semua unsur-unsur yang
berkaitan dengan objek dan unsur-unsur lain yang harus dilaporkan
dalam SPT antara lain:
1) Masa pajak yang bersangkutan, untuk SPT Masa PPN pembetulan
diisi dengan masa pajak yang dibetulkan.
2) Nama PKP diisi dengan lengkap orang pribadi atau badan yang
wajib mengisi SPT Masa PPN sesuai dengan yang tercantum pada
surat pengukuhan pengusaha kena pajak.
3) NPWP diisi dengan dengan NPWP sesuai dengan yang tercantum
pada surat keterangan terdaftar yang juga berfungsi sebagai
Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (NPPKP).
4) Alamat PKP diisi dengan alamat PKP.
5) Nomor telepon diisi dengan nomor PKP.
6) Usaha diisi dengan jenis usaha yang dilakukan oleh PKP.
7) SPT Masa PPN yang terdiri dari lampiran 1 berupa daftar pajak
keluaran dan lampiran 2 berupa daftar pajak masukan agar diisi
8) Sebelum disampaikan ke KPP, SPT Masa harus ditandatangani,
diberi nama jelas, jabatan, dan cap perusahaan.
f.
SPT Masa diisi dengan jelas yaitu ditulis dalam Bahasa Indonesia,
menggunakan huruf latin, angka Arab, dan menggunakan satuan
mata uang Rupiah.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk penghitungan
PPN yang terutang dapat dihitung dengan cara mengalikan dengan tarif dengan
dasar pengenaan pajak. Penyetoran PPN harus dilakukan paling lama akhir bulan
berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak dan sebelum Surat Pemberitahuan
Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN) disampaikan. Atas keterlambatan
penyetorannya, maka PKP akan dikenakan sanksi administrasi berupa bunga
sebesar 2% (dua persen) per bulan dari dasar pengenaan pajak yang dihitung dari
tanggal jatuh tempo pembayaran sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian
dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan. Penyetoran untuk masa pajak bulan
September dilakukan paling lambat akhir bulan Oktober, untuk masa pajak bulan
Oktober dilakukan paling lambat akhir bulan November, dan untuk masa pajak
November penyetorannya dilakukan paling lambat akhir bulan Desember.
Pelaporannya disampaikan paling lama akhir bulan berikutnya setelah
berakhirnya Masa Pajak. Atas keterlambatan penyampainnya, maka PKP akan
dikenakan sanksi administrasi berupa sanksi denda sebesar Rp 500.000,00 (lima
ratus ribu rupiah) untuk setiap masa pajak. Penyampaian untuk masa pajak bulan
Oktober dilakukan paling lambat akhir bulan November, dan untuk masa pajak
November penyampainnya dilakukan paling lambat akhir bulan Desember.
Sarana yang digunakan dalam penyetoran PPN yaitu Surat Setoran Pajak
(SSP) yang ditandatangani oleh Wajib Pajak, sedangkan sarana yang digunakan
untuk pelaporannya adalah Surat Pemberitahuan Masa PPN (SPT Masa PPN)
44
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Kumkang Label Indonesia atau yang dikenal dengan PT. KK
Label Indonesia merupakan anak perusahaan dari PT. Kumkang Label Korea.
PT. Kumkang Label Korea memiliki 2 (dua) anak perusahaan yakni PT.
Kumkang Label Indonesia dan PT. Kumkang Label Vietnam. PT Kumkang
Label Indonesia sendiri didirikan pada tahun 2010 dan beroperasi pada tahun
2011, dengan luas bangunan 4440 m
2
. Pemilik perusahaan ini berasal dari
Korea yang bernama Choi Kabchul selaku president director
dari perusahaan
ini. PT Kumkang Label Indonesia adalah perusahaan yang bergerak dibidang
industri Penyablonan dan Percetakan Label (Transference Label and Offset<