ABSTRAK
PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI KERJA DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP KINERJA GURU SERTIFIKASI
SMP SUB RAYON 03 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Oleh
RENITA DWI ASTUTI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja dan Kompetensi Guru terhadap Kinerja pada Guru Sertifikasi SMP Subrayon 03 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. Metode penelitian yang digunakan adalah Ex Post Facto dan Survey dengan jenis penelitian deskriptif verifikatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru bersertifikasi di SMP Negeri 19 Bandar Lampung, SMP Negeri 20 Bandar Lampung, SMP Gajah Mada Bandar Lampung, SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang berjumlah 140 guru, dan sampel dalam penelitian ini berjumlah 104 guru yang dihitung dengan rumus Slovin. Data yang terkumpul melalui angket diolah melalui program SPSS Versi 16. Untuk menguji hipotesis menggunakan uji regresi linier sederhana dan regresi linier multiple.
Berdasarkan analisis data diperoleh hasil ada pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja, dengan t hitung > t tabel yaitu 4,862 > 1,98 dan koefisien korelasi (r) 0,402, koefisien determinasi (r2) sebesar 0,188, persamaan regresinya Ŷ = 31,907 + 0,402 X1 dengan konstanta a = 31,907 dan koefisien b = 0,402. Ada pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja, dengan t hitung > t tabel yaitu 6,895 > 1,98 dan koefisien korelasi (r) 0,336, koefisien determinasi (r2) sebesar 0,318,
persamaan regresinya Ŷ = 31,970 + 0,336 X2 dengan konstanta a = 31,970 dan koefisien b = 0,336. Ada pengaruh kompetensi guru terhadap kinerja, dengan t hitung > t tabel yaitu 5,818 > 1,98 dan koefisien korelasi (r) 0,355, koefisien determinasi (r2) sebesar 0,249, persamaan regresinya Ŷ = 30,941 + 0,355 X3 dengan konstanta a = 30,941 dan koefisien b = 0,355. Ada pengaruh
kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja dan kompetensi guru terhadap kinerja, dengan F hitung > F tabel yaitu 42,823 > 2,70 dan koefisien korelasi (R) 0,750, koefisien determinasi (R2) sebesar 0,562, persamaan regresinya Ŷ = 9,086 + 0,276 X1 + 0,266 X2 + 0,256 X3 dengan konstanta a = 9,086 dan koefisien b1 = 0,276, b2 = 0,266, dan b3 = 0,256.
PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI KERJA DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP KINERJA PADA GURU
SERTIFIKSI SMP SUB RAYON 03 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014
(Skripsi)
Oleh:
RENITA DWI ASTUTI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Pikir ……… 45
2. Kurva Normal Q-Q Plot Kepemimpinan Kepala Sekolah …... 96 3. Kurva Normal Q-Q Plot Motivasi Kerja ……… 97 4. Kurva Normal Q-Q Plot Kompetensi Guru ……… 98
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ABSTRAK
HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN RIWAYAT HIDUP
PERSEMBAHAN MOTTO
SANWACANA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR RUMUS DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN Halaman
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 7
C. Pembatasan Masalah ... 8
D. Rumusan Masalah ... 8
E. Tujuan Penelitian ... 9
F. Manfaat Penelitian ... 9
G. Ruang Lingkup Penelitian ... 10
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 12
1. Kinerja Guru ... 12
2. Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 21
3. Motivasi Kerja ... 26
4. Kompetensi Guru ... 36
5. Hasil Penelitian yang Relevan ... 40
B. Kerangka Pikir ... 41
C. Hipotesis ……… 42
III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 44
1. Populasi ... 45
2. Sampel ... 46
C. Variabel Penelitian ... 47
D. Definisi Konseptual Variabel Dan Definisi Operasional ... 48
1. Definisi Konseptual ... 48
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 75
C. Pengujian Persyaratan Statistik Parametik (Analisis Data) ... 95
1. Uji Normalitas ... 95
2. Uji Homogenitas ... 100
D. Uji Persyaratan Regresi Linier Ganda... 101
2. Regresi Linier Multiple ... 116 F. Pembahasan ... 119
1. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Seolah (X1) terhadap Kinerja
pada Guru Sertifikasi (Y) ... 119 2. Pengaruh Motivasi Kerja (X2) terhadap Kinerja pada Guru
Sertifikasi ... 122 3. Pengaruh Kompetensi Guru (X3) terhadap Kinerja pada Guru
Sertifikasi (Y) ... 124 4. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1), Motivasi
Kerja (X2), Kompetensi Guru (X3) terhdap Kinerja Pada Guru
Sertifikasi (Y) ... 27
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 135 B. Saran ... 136
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kisi-kisi Angket 2. Angket Uji Coba
3. Data Uji Coba Ordinal Variabel Y 4. Data Uji Coba Interval Variabel Y 5. Uji Validitas Variabel Y
6. Uji Reliabilitas Variabel Y
7. Data Uji Coba Ordinal Variabel X1 8. Data Uji Coba Interval Variabel X1 9. Uji Validitas Variabel X1
10.Uji Reliabilitas Variabel X1
11.Data Uji Coba Ordinal Variabel X2 12.Data Uji Coba Interval Variabel X2 13.Uji Validitas Variabel X2
14.Uji Reliabilitas Variabel X2
15.Data Uji Coba Ordinal Variabel X3 16.Data Uji Coba Interval Variabel X3 17.Uji Validitas Variabel X3
18.Uji Reliabilitas Variabel X3 19.Angket Penelitian
20.Data Ordinal Variabel Y 21.Data Interval Variabel Y 22.Data MSI Variabel Y 23.Tabel MSI Variabel Y 24.Data Ordinal Variabel X1 25.Data Interval Variabel X1 26.Data MSI Variabel X1 27.Tabel MSI Variabel X1 28.Data Ordinal Variabel X2 29.Data Interval Variabel X2 30.Data MSI Variabel X2 31.Tabel MSI Variabel X2 32.Data Ordinal Variabel X3 33.Data Interval Variabel X3 34.Data MSI Variabel X3 35.Tabel MSI Variabel X3 36.Uji Normalitas
38.Uji Kelinieran Garis Regresi 39.Uji Multikolinieritas
40.Uji Autokorelasi 41.Uji Heteroskedastisitas
42.Uji Regresi Linier Sederhana X1, X2, dan X3 terhadap Y 43.Uji Regresi Multiple X1, X2, dan X3 terhadap Y
44.Tabel r Product Moment 45.Tabel t Statistik
46.Tabel F Statistik 47.Tabel Z
48.Rencana Judul Skripsi
49.Surat Izin Penelitian Pendahuluan 50.Surat Izin Penelitian
DAFTAR RUMUS
1. Methode of Sucsessive Interval ... 55
2. Uji Validitas Angket ... 58
3. Uji Reliabilitas Angket ... 61
4. Uji Homogenitas ... 64
5. Uji Keberartian dan Kelinieran Regresi ... 65
6. Uji F ... 66
7. Uji Multikolinieritas ... 67
8. Statistik Dw ... 69
9. Uji Heteroskedastisitas ... 70
10.Regresi Linier Sederhana ... 71
11.Uji T ... 72
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Jumlah Guru Yang Bersertifikasi ………... 5
2. Jumlah Jam Kerja Guru Sertifikasi ………... 6
3. Hasil Penelitian yang Relevan ………... 40
4. Jumlah Guru Yang Telah Bersertifikasi ………... 45
5. Perhitungan Jumlah Sampel ………... 47
6. Indikator dan Kisi-kisi ………... 51
7. Hasil Uji Validitas Pada Angket Uji Coba Untuk Variabel Kinerja (Y) ………... 58
8. Hasil Uji Validitas Pada Angket Uji Coba Untuk Variabel Kepemimpinan Kepala Seolah (X1) ………... 59
9. Hasil Uji Validitas Pada Angket Uji Coba Untuk Variabel Motivasi Kerja (X2) ………... 59
10.Hasil Uji Validitas Pada Angket Uji Coba Untuk Variabel Kompetensi (X3) ………... 60
11.Statistik F ………... 66
12.Distribusi Frekuensi Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) ………... 87
13.Kategori Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) ……… 88
14.Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Kerja (X2) …………... 89
15.Kategori Variabel Motivasi Kerja (X2) ………... 89
16.Distribusi Frekuensi Variabel Kompetensi Guru (X3) …... 90
17.Kategori Kompetensi Guru (X3) ……….. 91
18.Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja Guru (Y) …………... 92
19.Kategori Variabel Kinerja Guru (Y) ………... 92
20.Hasil Perhitungan Normalitas X1 ………... 95
21.Hasil Perhitungan Normalitas X2 ………... 96
22.Hasil Perhitungan Normalitas X3 ………... 98
23.Hasil Perhitungan Normalitas Y ………... 99
24.Uji Homogenitas ………... 101
25.Hasil Uji Linearitas Garis Regresi Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) ………... 102
26.Hasil Uji Linearitas Garis Regresi Variabel Motivasi Kerja (X2) ……… 103
27.Hasil Uji Linearitas Garis Regresi Variabel Kompetensi Guru (X3) ……… 104
28.Rekapitulasi Hasil Uji Linieritas Garis Regresi ... 105
30.Hasil Uji Autokorelasi ……… 107
31.Hasi Uji Heteroskedastisitas ... 108
32.Kesimpulan Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 109
33.Korelasi Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru ... 110
34.Koefisien Regresi Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru ... 110
35.Korelasi Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru ... 112
36.Koefisien Regresi Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru ... 112
37.Korelasi Kompetensi Guru terhadap Kinerja pada Guru ... 114
38.Koefisien Regresi Kompetensi Guru terhadap Kinerja pada Guru ... 114
39.Koefisien Regresi Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1), Motivasi Kerja (X2), dan Kompetensi Guru (X3) terhadap Kinerja Guru (Y) ……… 116
40.Anova untuk Uji Hipotesis Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1), Motivasi Kerja (X2), dan Kompetensi Guru (X3) terhadap Kinerja Guru (Y) ……… 117
Moto
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selsesai dari suatu urusan, kerjakanlah
dengan sungguh-sungguh urusan yang lain”
(Al-Insyirah, 6-7)
Jarak antara orang yang sabar dengan orang yang berbahagia itu hanya sehelai benang saja. Sudah dekat sekali.
(Tere Liye)
Siapa pun yang tidak mengambil langkah pertama untuk memulai sesuatu maka dia tidak akan pernah tiba di ujung sesuatu
tersebut. Tidak akan pernah.
Persembahan
Alhamdulillah Hirobbil Alamin....
Segala puji hanya milik Allah SWT. Rabb semesta alam
atas izin dan ridho-Nya, hingga selesai sudah karya kecil
dari peluh dan letihku.
Kupersembahkan dengan tulus kepada:
Mama dan Papa tercinta yang selalu memberikan
dukungan, doa, serta semangat untuku. Semoga
Allah SWT. selalu memberikan kemulyaan di dunia
dan di akhirat.
Mas Aan, Mas Dian, Mba Naya, Mba Ayu, Dimas
dan seluruh keluarga yang selalu mendoakan dan
mendukung.
Para pendidik yang ku hormati
RIWAYAT HIDUP
Penulis di lahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 8
November 1991 dengan nama lengkap Renita Dwi Astuti.
Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, putri dari
Bapak Ayyub Rudi Santosa dan Ibu Tutik Sujiani.
Pendidikan formal yang diselesaikan penulis yaitu:
1. SD Negeri 1 Wayhalim Permai diselesaikan pada tahun 2004
2. SMP Negeri 19 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2007
3. SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2010
Pada tahun 2010, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan
Ekonomi Jurusan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas
Lampung melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi
Negeri). Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah mengikuti beberapa
organisasi, antara lain: Baramuda dan Anggota BPOK Himapis pada periode
2010-2011, Anggota Kopma Unila periode 2011-2012. Pada bulan Januari 2013,
penulis mengikuti Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di
Bali-Solo-Yogyakarta-Semarang-Bandung-Jakarta. Pada bulan Juli, penulis mengikuti Program Kuliah
Kerja Nyata (KKN) dan PPL (Program Pengalaman Lapangan) di Desa Jagaraga,
SANWACANA
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya.
Sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skipsi yang berjudul, “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja, dan Kompetensi Guru terhadap Kinerja pada Guru Sertifikasi SMP Sub rayon 03 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014”. Shalawat beserta salam tetap tersanjung agungkan kepada Rasulullah Muhammad shallallahu ’alaihi wa sallam.
Ucapan terimakasih Penulis sampaikan kepada pihak yang telah membimbing dan
membantu kelancaran skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila.
2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. jaya, M.Si., selaku pembantu Dekan I FKIP Unila.
3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembantu Dekan II FKIP Unila.
4. Bapak Drs. Iskandar Syah, M.H., selaku pembantu Dekan III FKIP Unila.
5. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial FKIP Unila.
6. Bapak Drs. Hi. Nurdin, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Ekonomi
7. Bapak Drs. Yon Rizal, M.Si., selaku pembimbing I yang telah membantu
8. Bapak Drs. Samsi, M.Si., selaku Pembimbing II dan Pembimbing Akademik
yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
9. Bapak Drs. I Komang Winatha, M.Si., selaku penguji.
10. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Ilmu
Pengetahuan Sosial FKIP Unila, terima kasih atas ilmu yang telah diberikan
kepada penulis.
11. Orang tuaku tersayang, terimakasih atas doa, kasih sayang, motivasi, kerja
keras dan pengorbanan selama ini. Semoga Allah membalas semua kebaikan
Mama dan Papa dengan Jannah Allah SWT. Amin Ya Rabbal A’lamiin. 12. Terimakasih kakak-kakak ku Mas Aan, Mba Naya, Mas Dian, Mba Ayu, dan
adikku Dimas atas doa dan dukungannya.
13. Terimakasih Ay, warna hijauku yang memberikan doa, motivasi, dan sayang
selama ini.
14. Terimakasih emak nasehat, doa dan motivasinya untuk dapat menyelesaikan
skripsi.
15. Sahabat-sahabat tercinta Rima, Novi, Anggi, Mela, Nida, Eka, Ulan, Nuy,
Rizky, Ummil, Lubna, Novan, Rani, Atul, terimakasih atas kebersamaan dan
dukungannya.
16. Teman-teman angkatan 2010 semuanya, terimakasih kebersamaannya.
17. Keluarga besar Kopma Unila, Abang Apri, Kak Ian, Kak Aan, Kak Kukuh,
Kak Odon, Kak Rahmad, Kak Manto (alm), Mba Nisa, Mba Intan, Mba Desi,
Mba Eka, Mba Wirdha, Mba Desti, Mba Yana, Alan, Yan, Rara, Ellis, Neno,
18. Teman-teman KKN seperjuangan, Pandu, Dian, Marlin, Erni, Betty, Rani,
Hanni, Rika, Kak Angga,
19. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu oleh penulis.
Semoga segala bantuan, bimbingan, dorongan dan doa yang diberikan kepada
penulis mendapat ridho dari Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak. Aamiin.
Bandar Lampung, September 2014 Penulis,
I. PENDAHULUAN
Bagian ini akan membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah,
pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,
dan ruang lingkup penelitian.
A. Latar Belakang
Guru yang memiliki kinerja yang baik seharusnya menambah aktivitas
mengajar yaitu menjadi pembimbing dalam kegiatan ekstrakurikuler dan
memberikan tugas-tugas tambahan, dan tugas yang telah dikoreksi
dikembalikan kepada siswa. Aktivitas guru mengajar hendaknya
menyenangkan, guru harus memahami materi pelajaran dengan baik. Selain
itu guru hendaknya mengajar dengan berbagai macam metode dan model
dengan tujuan untuk menghindari kebosanan di dalam kelas dan
mempermudah siswa menerima materi pelajaran. Dengan kegiatan belajar
mengajar yang baik melalui tes-tes yang diberikan akan memperoleh hasil
yang baik berupa nilai. Namun pada kenyataannya, aktivitas mengajar guru
tidak sesuai dengan yang diharapkan, aktivitas guru hanya sebatas mengajar
saja. Selain itu banyak guru yang tidak menguasai materi pelajaran. Kemudian
banyak pula guru yang tidak menggunakan variasi metode dan model
2
tidak sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Hal ini mengakibatkan
tujuan pendidikan tidak tercapai.
Guru harus memiliki kompetensi pedagogik, yaitu dapat mengelola
pembelajaran peserta didik dan bahan ajar dengan baik, datang mengajar tepat
waktu. Kemudian guru harus menguasai materi pembelajaran yang akan
disampaikan kepada siswa sesuai dengan indikator yang tertulis pada RPP.
Selain itu guru harus memiliki sikap atau kepribadian yang baik dan menjadi
teladan bagi siswa, tidak datang terlambat, memakai seragam yang telah
ditetapkan, mematuhi aturan-aturan yang ditetapkan oleh sekolah. Selain itu
guru hendaknya dapat berhubungan baik dengan siswa, guru lain, teman
sejawat, dan juga masyarakat serta mitra pendidikan. Namun kenytaanya,
banyak guru yang belum secara optimal mengelola pembelajaran peserta
didik, kemudian banyak guru yang kurang menguasai materi pembelajaran.
Selain itu, banyak pula guru yang memiliki keperibadian yang kurang baik
dan tidak patut dicontoh, misalnya banyak guru yang sering datang terlambat
dan tidak mengikuti aturan yang ditetapkan kemudian banyak guru yang
belum bisa berhubungan baik dengan siswa, guru lain, teman sejawat, maupun
dengan masyarakat dan mitra pendidikan.
Guru juga hendaknya dapat bekerjasama dengan kepala sekolah dalam urusan
sekolah. Kepala sekolah hendaknya memberitahu guru apabila melakukan
kesalahan. Selain itu, guru yang melakukan kesalahan dapat dibicarakan di
ruang kepala sekolah dan diberikan motivasi. Guru yang baik hendaknya
3
tidak bisa bekerjasama dengan kepala sekolah secara kooperatif. Selain itu
banyak kepala sekolah yang tidak memberitahu atau menegur guru yang
melakukan kesalahan. Kepala sekolah juga kurang memberikan motivasi
kepada guru. Hal tersebut menyebabkan guru sering melakukan kesalahan
sehingga dapat mempengaruhi bahkan dapat merusak nama baik sekolah.
Jam mengajar guru sertifikasi ditetapkan 24 jam/minggu. Untuk mengisi
kekurangan jam mengajar tersebut guru dapat mengajar paket A B dan C.
Selain itu guru dapat menambah rombongan belajar sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Kemudian guru dapat mengajar di sekolah lain dengan mata
pelajaran yang sama. Selanjutnya guru dapat pula memecah rombongan
belajar dari satu kelas menjadi dua kelas dengan syarat satu kelas minimal 15
orang. Namun pada kenyataannya, banyak guru yang belum memenuhi jumlah
jam mengajar yang ditetapkan, ini disebabkan karena guru mendapat jam
mengajar yang sedikit. Selain itu, guru yang masih kekurangan jam mengajar
tidak mengajar paket A,B, C. Rombongan belajar belum ditambah mengingat
sarana dan prasarana belum memadai. Mengajar di sekolah lain juga belum
dilaksanakan hal ini dikarenakan jumlah guru tidak sesuai dengan jumlah
peserta didik, aturan yang dibuat sekolah terlalu rumit sehingga guru enggan
mengajar di sekolah lain. Pemecahan rombongan belajar juga belum
dilaksanakan kareena sarana dan prasarana belum memadai.
Guru memiliki kekuasaan di dalam kelas seperti menguasai materi pelajaran
yang akan disampaikan atau memiliki kemampuan mengajar sesuai dengan
4
pembelajaran. Selain itu kebutuhan akan pergaulan atau sosial mendorong
guru untuk dapat bekerjasama dengan siswa untuk mencapai hasil yang baik
atau bekerjasama dengan guru lainnya. Kemudian kebutuhan akan prestasi
juga mendorong atau memotivasi guru untuk terus bekerja dengan giat dan
mengikuti pelatihan-pelatihan yang ada guna menunjang profesinya. Namun
kenyataannya, banyak guru yang belum mampu mengelola kelas belum
matidak menguasai pelajaran. Banyak pula guru yang belum mampu
mengelola kelas dengan baik, guru kurang menguasai materi pelajaran dengan
baik, banyak guru mengajar tidak sesuai dengan ijasah yang dimiliki, kelas
menjadi ribut dan tidak kondusif sehingga proses pembelajaran kurang efektif.
Selain itu banyak guru yang belum mampu menciptakan hubungan yang baik
dengan siswa, terkadang banyak siswa yang tidak menyukai gurunya dan tidak
termotivasi mengikuti pelajaran. Kemudian masih banyak guru yang enggan
mengikuti pelatihan-pelatihan, malas melakukan penelitian, sedangkan hal
tersebut adalah untuk meningkatkan prestasi kerja.
Untuk meningkatkan disiplin kerja guru hendaknya guru mematuhi peraturan
yang dibuat sekolah. Peraturan bagi guru tersebut yaitu seperti datang tepat
waktu, memakai seragam yang telah ditentukan, memenuhi jam mengajar
yang telah ditetapkan, membuat perencanaan pembelajaran dan melakukan
ujian atau tes sesuai dengan jadwal akademik. Selanjutnya perlu diberikan
sanksi bagi guru yang belum mematuhi aturan. Namun pada kenyataannya,
banyak guru yang mengabaikan aturan-aturan yang dibuat. Banyak guru yang
datang terlambat, memakai pakaian yang tidak sesuai dengan aturan sekolah,
5
Selanjutnya sanksi yang diberikan terkadang tidak dijalankan, banyak guru
yang mengabaikan sanksi yang diberikan.
Berikut disajikan data mengenai guru yang bersertifikasi yang peneliti dapat
melalui penelitian pendahuluan.
Tabel 1. Jumlah Guru yang Bersertifikasi pada SMP Sub rayon 03 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013 / 2014
No Nama Sekolah Jumlah Guru Jumlah Guru Yang Bersertifikasi
1 SMP Negeri 19 78 63
2 SMP Negeri 20 47 37
3 SMP Al-Azhar 3 41 18
4 SMP Gajah Mada 32 18
Jumlah 198 140
Sumber: Tata Usaha Masing-masing SMP Sub rayon 03 Bandar Lampung
Pada Tabel 1 di atas terlihat bahwa jumlah guru pada SMP Sub rayon 03
Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014 terdiri sebanyak 198 orang guru,
sedangkan jumlah guru yang bersertifikasi pada SMP Sub rayon 03 Bandar
Lampung sebanyak 140 orang guru. Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari
setengah guru di SMP Sub rayon 03 Bandar Lampung telah mengikuti
program sertifikasi. Sehingga dapat memberikan pendidikan yang sepantasnya
kepada siswa. Namun tidak semua guru yang bersertifikasi di SMP Sub rayon
03 Bandar Lampung dapat memenuhi jumlah jam mengajar yang dilaksanakan
24 jam tatap muka perminggu di tempat mereka mengajar. Berikut jumlah jam
6
Tabel 2. Jumlah Jam Kerja Guru Sertifikasi pada SMP Sub rayon 03 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014
No Jumlah jam kerja Jumlah Guru Persentase (%)
1 ≥24 jam/minggu 62 44,30
2 20-24 jam/minggu 38 27,14
3 15-20 jam/minggu 25 17,85
4 < 15 jam/minggu 15 10,71
Jumlah 140 100
Sumber: Tata Usaha Masing-masing SMP rayon 03 Banndar Lampung
Berdasarkan Tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah guru sertifikasi yang
mengajar ≥ 24 jam/minggu sebanyak 62 orang guru atau 44,30 % sedangkan
jumlah jam mengajar guru ≤ 24 jam/minggu sebanyak 78 orang guru atau
55,70%. Dapat dilihat bahwa jumlah guru sertifikasi yang mengajarnya ≤ 24
jam/minggu lebih banyak dibandingkan dengan jumlah guru sertifikasi yang
mengajarnya ≥ 24 jam/minggu. Sedangkan diketahui bahwa salah satu tugas
guru sertifikasi adalah mengajar 24 jam/minggu atau > 24 jam/minggu.
Guru merupakan unsur yang sangat mempengaruhi tercapainya tujuan
pendidikan selain unsur siswa dan fasilitas dan lainnya. Keberhasilan
penyelenggaraan pendidikan sangat ditentukan oleh kesiapan guru dalam
mempesiapkan peserta didiknya melalui kegiatan belajar mengajar. Posisi
strategis guru untuk meningkatkan mutu hasil pendidkan sangat dipengaruhi
oleh kemampuan professional guru dan kinerjanya. Guru yang professional
harus mampu mengemban misi memanusiakan manusia, sebagaimana yang
telah diketahui oleh masyarakat umum, guru dianggap serba bisa dan
mengetahui segalanya. Profesionalisme guru bisa dilihat dari keahlian atau
bakat yang dimiliki. Selain itu, kompetensi guru juga harus diperbaiki untuk
7
penilaian kinerja guru dan pemahaman terhadap faktor yang
mempengaruhinya untuk memastikan tercapainya tujuan pendidikan.Tinggi
rendahnya kinerja Guru berkaitan dengan banyak faktor, salah satunya yaitu
Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja, dan Kompetensi.
Berdasaran pada uraian latar belakang tersebut di atas, maka penulis terdorong
untuk melakukan penelitian yang mengkaji tentang “Pengaruh
Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja dan Kompetensi Guru terhadap Kinerja pada Guru Sertifiksi SMP Sub rayon 03 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diambil identifikasi
masalah sebagai berikut.
1. Kinerja Guru perlu dioptimalkan lagi agar tujuan pendidikan dapat
tercapai.
2. Kompetensi Guru masih perlu di tingkatkan lagi untuk mengoptimalkan
kinerja guru.
3. Kerjasama Guru dan kepala sekolah perlu dioptimalkan.
4. Masih kurangnya jam mengajar Guru sertifikasi, jumlah jam yang telah
ditetapkan sebanyak 24 jam/minggu.
5. Masih rendahnya motivasi kerja Guru di sekolah sehingga perlu
ditingkatkan lagi.
6. Kurangnya kedisiplinan Guru di sekolah dilihat dari banyaknya
8
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang masalah dan
identifikasi masalah di atas, maka ruang lingkup masalah penelitian ini
dibatasi pada Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1), Motivasi Kerja (X2), dan Kompetensi Guru (X3) Terhadap Kinerja Guru Sertifikasi (Y).
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, permasalahan dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut.
1. Apakah ada Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja
pada Guru Sertifikasi SMP Sub rayon 03 Bandar Lampung tahun pelajaran
2013/2014?
2. Apakah ada Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja pada Guru
Sertifikasi SMP Sub rayon 03 Bandar Lampung tahun pelajaran
2013/2014?
3. Apakah ada Pengaruh Kompetensi Guru terhadap Kinerja pada Guru
Sertifikasi SMP Sub rayon 03 Bandar Lampung tahun pelajaran
2013/2014?
4. Apakah ada Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja,
dan Kompetensi Guru terhadap Kinerja pada Guru Sertifikasi SMP Sub
9
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, tujuan penelitian ini adalah.
1. Untuk mengetahui Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap
Kinerja pada Guru Sertifikasi SMP Sub rayon 03 Bandar Lampung tahun
pelajaran 2013/2014.
2. Untuk mengetahui Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja pada Guru
Sertifikasi SMP Sub rayon 03 Bandar Lampung tahun pelajaran
2013/2014.
3. Untuk mengetahui Pengaruh Kompetensi Guru terhadap Kinerja pada
Guru Sertifikasi SMP Sub rayon 03 Bandar Lampung tahun pelajaran
2013/2014.
4. Untuk mengetahui Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi
Kerja, dan Kompetensi Guru terhadap Kinerja pada Guru Sertifikasi SMP
Sub rayon 03 Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan berguna sebagai berikut.
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan peluang bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian
lebih lanjut tentang hal yang sama dengan menggunakan teori-teori
lain yang belum digunakan dalam penelitian ini;
b. Melengkapi dan memperkaya khasanah keilmuan serta teori yang
10
c. Menyajikan suatu wawasan khusus tentang kajian-kajian
Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja, dan Kompetensi
Guru untuk meningkatkan Kinerja pada Guru Sertifikasi; dan
d. Mengembangkan Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja, dan
Kompetensi Guru untuk meningkatkan Kinerja pada Guru Sertifikasi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan Kinerja pada Guru
Sertifikasi SMP Sub rayon 03 Bandar Lampung.
b. Bagi Kepala Sekolah
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi pimpinan
dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan
kepemimpinan kepala sekolah dalam kaitannya untuk meningkatkan
kinerja guru sertifikasi.
c. Bagi Guru
Memberikan masukan bagi guru khususnya yang telah tersertifikasi
agar lebih meningkatkan disiplin kerja guru yang akan berpengaruh
terhadap meningkatnya kinerja guru sertifikasi.
G. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian ini mencakup:
1. Subjek Penelitian
11
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1), Motivasi Kerja (X2), dan Kompetensi Guru (X3) terhadap Kinerja pada Guru
Sertifikasi (Y) SMP Sub rayon 03 Bandar Lampung tahun pelajaran
2013/2014.
3. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini adalah di SMP Sub rayon 03 Bandar Lampung tahun
pelajaran 2013/2014.
4. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pata Tahun Pelajaran 2013/2014.
5. Disiplin Ilmu
Disiplin ilmu yang berhubungan dengan penelitian ini adalah manajemen
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
Bagian ini akan membahas tinjauan pustaka (kinerja guru sertifikasi,
kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja, kompetensi guru dan hasil
penelitian yang relevan), kerangka pikir dan hipotesis.
A. Tinjauan Pustaka 1. Kinerja
Kinerja atau unjuk kerja adalah pencapaian atau prestasi seseorang
berkenaan dengan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya (Levison
dalam Marwansyah, 2010: 229).
Kinerja adalah pencapaian atau prestasi seseorang berkenaan dengan
tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. Kinerja dapat pula dipandang
sebagai perpaduan dari hasil kerja (apa yang harus dicapai seseorang) dan
kompetensi (bagaimana seseorang mencapainya) (Marwansyah, 2010:
228)
Menurut Mangkunegara dalam Aritonang (2005: 5), kinerja adalah hasil
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
13
Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau
kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawab masing-masing dalam mencapai upaya mencapai tujuan
organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum, dan sesuai
dengan moral maupun etika (Barnawi dan Arifin, 2012: 12).
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami bahwa kinerja adalah hasil
kerja yang dicapai seseorang guru di sekolah dengan tugas dan
tanggungjawab yang dibebankan kepada guru tersebut guna mencapai
tujuan sekolah yang telah ditetapkan.
Tugas-tugas yang harus dilakukan seorang guru terdapat dalam standar
beban kerja guru yang mengacu pada Undang-undang Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen. Dalam Pasal 35 disebutkan bahwa beban
kerja guru mencakup kegiatan pokok, yaitu merencanakan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing
dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan.
Tugas Guru yang pertama adalah merencanakan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran harus dibuat sebaik mungkin karena perencanaan yang baik akan mendapatkan hasil yang baik pula. Guru wajib membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada awal tahun atau awal semester, sesuai dengan rencana kerja sekolah. Kegiatan ini dapat diperhitungkan sebagai kegiatan tatap muka. Kegiatan penyusunan RPP ini diperkirakan berlangsung selama dua minggu atau 12 hari kerja (Ditjen PMPTK, 2008: 4).
Dengan demikian, dari urain di atas dapat kita pahami bahwa tugas guru
yng pertama adalh merencanakan pembelajaran adalah kegiatan yang
14
perencanaan pebelajaran atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Apabila
seorang guru telah tertib membuat perencanaan sebelum mengajar maka
akan mendapat hasil yang baik karena guru telah siap untuk memberikan
ilmu kepada peserta didik sehingga hasil yang dicapai dapat maksimal.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah rencana yang menggambarkan
prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu
kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan telah dijabarkan
dalam Silabus.
Tugas guru yang kedua adalah melaksanakan pembelajaran. Inti dari
penyelenggaraan pendidikan adalah kegiatan pembelajaran yang ditandai
oleh adanya kegiatan pengelolaan kelas, penggunaan media dan sumber
belajar, dan penggunaan metode dan strategi pembelajaran. Semua tugas
tersebut merupakan tugas dan tangungjawab guru yang secara optimal
dalam pelaksanaannya menuntut kemampuan guru.
Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan ketika terjadi interaksi edukatif
antara peserta didik dengan guru, kegiatan ini adalah kegiatan tatap muka
yang sebenarnya (Ditjen PMPTK, 2008: 4 – 5).
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa kegiatan pembelajaran
adalah kegiatan yang di dalamnya terdapat hubungan atau interaksi belajar
mengajar antara guru dan murid yang diperoleh melalui kegiatan tatap
muka secara langsung.
Kegiatan pembelajaran di kelas adalah inti penyelenggaraan pendidikan
15
dan sumber belajar, dan penggunaan metode serta strategi pembelajaran
(Ditjen PMPTK, 2008: 23).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kegiatan pembelajaran
merupakan inti dari proses pendidikan yang meliputi pengelolaan kelas,
dalam mengelola kelas guru harus mampu menciptakan suasana kondusif
yang menyenangkan, memberlakukan kegiatan piket kebersihan,
melakukan presensi setiap memulai pelajaran dan mengatur tempat duduk
secara bergiliran. Kedua, penggunaan media dan sumber belajar, guru
dapat menggunakan media yang sudah ada atau mendesain sendiri media
tersebut, menggunakan sumber buku yang terpercaya dan tidak hanya
berpatokan hanya pada satu sumber saja melainkan berbagai sumber yang
dapat memperkaya pengetahuan guru. Ketiga, penggunaan metode dan
strategi pembelajaran. Guru dituntut untuk memilih serta menggunakan
metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan dan
menggunakan berbagai variasi metode agar siswa tidak jenuh atau bosan.
Tugas Guru yang ketiga adalah menilai hasil pembelajaran. Menilai
adalah proses sistematis meliputi pengumpulan informasi, analisis dan
interpretasi untuk mengabil keputusan. Penilaian hasil pembelajaran secara
umum bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik dan
memperbaiki proses pembelajaran, mendiagnosis kesulitan belajar peserta
didik.
16
menilai peserta didik maupun dalam pengambilan keputusan lainnya (Ditjen PMPTK, 2008: 5).
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa menilai hasil
pembelajaran merupakan kegiatan menganalisis dan menafsirkan semua
data mengenai proses pembelajaran dan hasil belajar yang dilakukan
dengan sistematis atau terstruktur, dan berkelanjutan sehingga
mendapatkan informasi yang jelas dan akurat untuk pengambilan
keputusan atau tindak lanjut dari hasil pembelajaran peserta didik.
Dalam pelaksanaan penilian dilakukan dengan menggunakan tes dan
nontes. Penilaian nontes dapat dibagi menjadi pengamatan dan
pengukuran sikap serta penilaian hasil karya dalam bentuk tugas, proyek
fisik, atau produk jasa (Ditjen PMPTK, 2008: 5 – 6).
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa daalm pelaksanaan
penilaian dapat dilakukan dengan tes dan nontes. Tes dilakukan dengan
memberikan soal-soal atau ujian. Nontes dapat dilakukan melalui
pengamatan dan pengukuran sikap. Pada akhirnya perkembangan peserta
didik dapat diketahui dan guru dapat mengambil keputusan mengenai
perkembangan peserta didik.
Tugas guru yang keempat adalah membimbing dan melatih siswa. Bila
ditinjau dari prosesnya melatih dilakukan dengan menjadi contoh dan
teladan dalam hal moral dan kepribadian. Melatih adalah teknik
pendidikan yang dipelajari secara praktek langsung dilapangan sesuai
17
Membimbing dan melatih peserta didik dibedakan menjadi tiga, yaitu
membimbing atau melatih peserta didik dalam pembelajaran,
intrakurikuler, dan ekstrakurikuler (Ditjen PMPTK, 2008: 6).
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa membimbing dan melatih siswa
dibedakan menjadi tiga yaitu membimbing dan melatih siswa dalam
pembelajaran yaitu dalam kegiatan belajar mengajar dikelas, membimbing
dan melatih siswa dalam kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler
seperti membina pramuka dan organisasi di sekolah lainnya.
Kemudian tugas guru yang kelima adalah melaksanakan tugas tambahan
yang diberikan kepadanya. Tugas guru tidak hanya membimbing kegiatan
ekstrakurikuler peserta didik saja tetapi seorang guru jugga memiliki tugas
tambahan, yaitu tugas structural dan tugas tambahan. Dalam ditjen
PMPTK dijelaskan yaitu:
Tugas – tugas tambahan guru dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu tugas struktural dan tugas khusus. Tugas struktural adalah tugas tambahan berdasarkan jabatan dalam struktur organisasi sekolah. Sementara tugas khusus adalah tugas tambahan yang
dilakukan untuk menangani masalah khusus yang belum diatur dalam peraturan yang mengatur organisasi sekolah (Ditjen PMPTK, 2008: 7).
Berdasarkan uraian di atas, tugas-tugas tmbahan guru ada dua kategori
yaitu tugas struktural dan khusus. Tugas struktural merupakan tugas
tambahan yang diberikan berdasarkan jabatan disekolah seperti bagian
kurikulum, wakil kepala sekolah, dan lain-lain. Tugas khusus merupakan
tugas yang diberikan kepada guru untuk masalah-masalah yang belum
18
Menurut Hasibuan dalam Rinawatiririn (2012), penilaian kinerja adalah evaluasi terhadap perilaku, prestasi kerja dan potensi
pengembangan yang telah dilakukan penilaian kinerja pada dasarnya merupakan perbandingan kinerja aktual dengan kinerja ideal seorang guru untuk mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam melaksanakan tuganya. Informasi hasil penilaian guru sangat berguna bagi
pengembangan kinerja guru dalam rangka mencapai tujuan pendidikan (Barnawi dan Arifin, 2012: 25).
Dengan demikian, penilaian kinerja merupakan proses mengevaluasi
seberapa baik guru melakukan pekerjaan dilihat dari perilaku yang baik,
prestasi dan potensi mereka dengan cara membandingkan pekerjaan yang
telah dilakukan dengan standar kerja yang telah ditetapkan. Penilaian
kinerja diperlukan untuk mengetahui sejauh mana hasil kerja yang telah
dilakukan oleh seorang guru dengan menilai tiap tugas yang menjadi
tangung jawabnya sebagai seorang guru.
Penilaian kinerja kerap kali menemui masalah-masalah sehingga hasil penilaian kinerja menjadi kurang akurat. Menurut Astuti (2006: 26 – 27), terdapat lima masalah umum yang sering terjadi didalam suatu penilaian kinerja, di antaranya pada poin-poin berikut.
1. Standar kinerja yang tidak jelas.
Skala penilaian yang terlalu terbuka terhadap interpretasi, sebagai gantinya masukan ungkapan-ungkapan deskriptif yang mendefinisikan masing-masing ciri dan apa yang dimaksud dengan standar-standar seperti “baik” atau “tidak memuaskan”.
2. Efek halo
Masalah yang terjadi bila penilaian seseorang penyelia terhadap seorang bawahan pada satu ciri membiaskan penilian atas orang itu pada ciri lainnya.
3. Kecenderungan sentral
Satu kecenderungan untuk menilai semua karyawan dengan cara yang sama, seperti menilai mereka semua pada tingkat rata-rata.
4. Terlalu longgar atau terlalu keras
Masalah yang terjadi ketika seorang penyelia berkecenderungan untuk menilai semua bawahan entah tinggi atau rendah.
5. Prasangka (bias)
19
Berdasarkan uraian di atas, penilaian kinerja seorang guru memiliki
beberapa masalah, sehingga penilain kinerja tersebut menjadi tidak akurat.
Masalah-masalah tersebut yaitu standar kinerja yang tidak jelas, efek halo,
kecenderungan sentral yaitu menilai semua guru dengan cara yang sama,
terlalu longgar atau terlalu keras dan prasangka yaitu membeda-bedakan
siswa dikelas. Masalah tersebut perlu di atasi agar penilaian kinerja
menjadi akurat, sehingga dapat diambil keputusan yang berguna untuk
meningkatkan kinerja.
Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang
telah memenuhi persyaratan tertentu, yaitu memiliki kualifikasi akademik,
kompetensi, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yang dibarengi dengan
peningkatan kesejahteraan yang layak (Muslich 2007:2 ).
Kunandar (2007: 79) menyatakan sertifikasi profesi guru adalah proses
untuk memberikan sertifikat kepada guru yang telah memenuhi standar
kualifikasi dan standar kompetensi.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa sertifikasi merupakan
pemberian sertifikat kepada guru yang telah memenuhi persyaratan
tertentu, yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang dan mendapat
peningkatan kesejahteraan guru.
Agar pemahaman sertifikasi lebih jelas dan mantap, berikut ini dikutipkan
beberapa pasal yang tertuang dalam undang-undang Republik Indonesia
20
a. Pasal 1 butir 11: sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru dan dosen.
b. Pasal 8: guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
sertifikat pendidik, seht jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
c. Pasal 11 butir 1: sertifikat pendidik sebagaimana dalam pasal 8 diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan. d. Pasal 16 : guru yang memiliki sertifikat pendidik memperoleh
tunjangan profesi sebesar satu kali gaji, guru negeri maupun swasta dibayar pemerintah.
Berdsarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa agar pemhaman
sertifikasi lebih jelas dan mantap ada beberapa pasal dalam
Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen
yaitu sertifikasi merupakan proses pemberian sertifikat pendidik kepada
guru yang diperoleh melalui pendidikan, guru wajib memiliki kompetensi,
kualifikasi akademik, sehat jasmani dan rohani. Guru yang telah
memenuhi syarat diberikan sertifikat pendidik. Guru yang telah
tersertifikasi memperoleh tunjangan profesi.
Manfaat sertifikasi guru dalam Kunandar (2007: 79) adalah.
a. Melindungi profesi guru dari praktik layanan pendidikan yang tidak kompeten, yang dapat merusak citra profesi guru.
b. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualiafikasi dan tidak profesiona.
c. Menjaga lembaga penyelenggara pendidikan (LPTK) dari keinginan internal dan tekanan eksternal yang menyimpang dari ketentuan yang berlaku.
Berdasarkan pendapat di atas dapat dikatakan bahwa manfaat dan tujuan
dari sertifikasi adalah untuk membantu semua pihak dalam menciptakan
kualitas pendidik yang kompeten dan melindungi profesi sebagi pendidik.
Beberapa wacana di atas dapat dipahami bahwa kinerja guru bersertifikasi
21
dicapai oleh seorang guru yang sudah menerima sertifikat mengajar dalam
melaksanakan tugasnya seuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya yang meliputi penyusunan program pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran, pelaksanaan evaluasi dan analisis evaluasi. Sertifikasi
diadakan untuk meningkatkan mutu guru sehingga diharapkan dapat
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan.
2. Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan
organisasi, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
(Barnawi dan Arifin, 2012: 67)
Kepemimpinan adalah kegiatan untuk memengaruhi perilaku orang lain,
atau seni memengaruhi perilaku orang lain, atau seni memengaruhi
manusia baik perorangan maupun kelompok (Thoha, 2003: 264).
Menurut Tjutju dan Suwatno, kepemimpinan adalah kemampuan dan
kekuatan seseorang (pemimpin) untuk mempengaruhi pikiran (mindset) orang lain agar mau dan mampu mengikuti kehendaknya dan member
inspirasi kepada pihak lain untuk merancang sesuatu yang lebih bermakna.
(Barnawi dan Arifin, 2012: 67)
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat dikatakan bahwa
kepemimpinan kepala sekolah adalah kemampuan seorang pemimpin
sekolah dalam mempengaruhi, menggerakkan, memotivasi dan
membimbing orang lain atau bawahannya agar mampu mengikuti
22
tujuan pendidikan adalah kepemimpinan kepala sekolah. Kepala sekolah
harus mampu memengaruhi dan menggerakkan bawahannya dalam rangka
pengelolaan sekolah. Kepala sekolah harus mengoptimalkan perannya
disekolah agar secara langsung maupun tidak langsung dapat
meningkatkan kinerja guru dan pada akhirnya tujuan pendidikan dapat
tercapai.
Untuk dapat melaksanakan tugas pokok tersebut, seorang kepala sekolah
dituntut untuk memiliki sejumlah kompetensi. Dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah/Madrasah telah ditetapkan bahwa ada 5 (lima) dimensi
kompetensi, yaitu.
a. Kompetensi Kepribadian
Sebelum menilai kinerja kepala sekolah, seorang pengawas sekolah harus memahami betul apakah kepala sekolah telah menunjukkan kemampuannya dalam menunjukkan sikap dan perilaku yang mendukung kepribadiannya sehingga ia dikatakan mampu menjadi pemimpin.
b. Kompetensi Manajerial
Kompetensi kepala sekolah dalam memahami sekolah sebagai sistem yang harus dipimpin dan dikelola dengan baik, diantaranya adalah pengetahuan tentang manajemen. Dengan kemampuan dalam
mengelola ini nantinya akan dijadikan sebagai pegangan cara berpikir seorang manajer.
c. Kompetensi Kewirausahaan
Dimensi kompetensi kewirausahaan dalam Permendiknas No. 13 Tahun 2007 terdiri atas lima kompetensi, yaitu: (1) menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah/madrasah; (2) bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah sebagai organisasi pembelajar yang efektif; (3) memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah; (4) pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi
23
d. Kompetensi Supervisi
Kompetensi supervisi ini sangat strategis bagi seorang kepala sekolah khususnya dalam memahami apa tugas, tanggung jawab, dan fungsi kepala sekolah seebagai pemimpin sekolah/madrasah. Kompetensi yang baik dapat dilihat dari berbagai hal dan berdasarkan telaah terhadap kompetensi ini.
e. Kompetensi Sosial
Sekolah merupakan organisasi pembelajar (learning organization) di mana sekolah selalu berhadapan dengan stake holder. Kemampuan yang diperlukan untuk berhadapan dengan stakeholder adalah
kemampun berkomunikasi dan berinteraksi yang efektif. Agar terbina hubungan yang baik antara sekolah dengan orang tua, sekolah dengan kantor/dinas yang membawahinya maka kepala sekolah harus mampu mengkomunikasikannya. Setiap kegiatan yang melibatkan dua orang atau lebih pasti membutuhkan komunikasi. Pembagian kerja
administrasi dalam manajemen pendidikan yang meliputi 6 substansi
manajemen pendidikan juga memerlukan komunikasi. (Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007)
Berdasarkan uraian di atas, kepala sekolah merupakan seorang pemimpin
sekolah yang harus memiliki kompetensi kepribadian yaitu berakhlak
mulia dan menjadi teladan bagi komunitas sekolah, memiliki integritas
kepribadian sebagai pemimpin, memiliki keinginan yang kuat dalam
pengembangan diri, bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok
dan fungsi, mengendalikan diri dalam mleaksanakan tugas pokok dan
fungsi, dan memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin
pendidikan. Selanjutnya kepala sekolah hendknya memiliki kompetensi
manajerial yaitu mampu mengelola sekolah dengan baik, kompetensi
kewirausahaan yaitu memiliki inovasi, kompetensi supervise yaitu kepala
sekolah harus memahami tugas dan tanggung jawabnya. Kompetensi
24
Sesuai dengan Keputusan Mendiknas mengenai kompetensi ini,
diantaranya kepala sekolah harus mampu dan terlihat kinerjanya dalam
bidang-bidang garapan manajerial yaitu menyusun perencanaan sekolah
mengenai berbgai tingkatan perencanaan, menciptakan budaya dan iklim
sekolah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik,
mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya
manusia secara optimal.
Dimensi kompetensi kewirausahaan dalam Permendiknas No. 13 Tahun
2007 terdiri atas lima kompetensi, yaitu menciptakan inovasi yang
bermanfaat bagi sekolah, bekerja keras untuk mencapai tujuan sekolah,
memiliki motivasi yang kuat dalam pekerjaannya sebagai pemimpin
sekolah, pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam
menghadapi kendala yang dihadapi sekolah/madrasah, dan memiliki naluri
kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa sekolah/madrasah
sebagai sumber belajar peserta didik.
Proses penilaian kinerja yang harus diperhatikan oleh pengawas sekolah,
diantaranya harus mampu menilai sub kompetensinya yang mencakup
merencanakan program supervisi akademik terhadap guru dan dapat
menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dengan
menggunakan pendekatan dan teknik supervise yang tepat dan dapat
menindaklanjuti hasil supervisi yang tepat itu, sehingga dalam
menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka
25
dari supervisi ini adalah untuk memberdayagunakan sumber daya sekolah
termasuk guru.
Ketrampilan berkomunikasi sangat diperlukan dalam membina hubungan
sosial. Bagi kepala sekolah, kegiatan komunikasi bermanfaat untuk
penyampaian program yang disampaikan dimengerti oleh warga sekolah,
mampu memahami orang lain, gagasannya diterima oleh orang lain, dan
efektif dalam menggerakkan orang lain melakukan sesuatu.
Kepala sekolah harus mampu memimpin guru-guru di sekolah itu dan
harus dapat membuat guru-guru dan siswa-siswi mematuhi peraturan yang
berlaku di sekolah, dimana peran kepala sekolah diperlukan. Komitmen
terhadap tugas sebagai aktualisasi dari kompetensi kepribadian dan
kompetensi sosial kepala sekolah, pelaksanaan sebagai aktualisasi dari
kompetensi manajerial, kompetensi supervisi dan kompetensi
kewirauusahaan yang dimiliki kepala sekolah sedangkan hasil kerja
merupakan dampak dari pelaksanaan tugas pokok kepala sekolah.
Menurut Mulyasa (2012: 116), dalam implementasi kepala sekolah
sebagai leader kepemimpinan dapat dianalisis dalam tiga teori
kepemimpinan, yaitu:
1. Demokratis
26
2. Otoriter
Kepemimpinan menurut teori ini berdasarkan atas perintah-perintah, paksaan, tindakan, yang arbitrer dalam hubungan antar pemimpin dengan pihak bawahan.
3. Laissez Faire
Seorang pemimpin memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada para pengikut dalam hal menentukan aktivitas mereka.
Berdasarkan uraian di atas, tiga teori kepemimpinan yang sering dimiliki
oleh seorang pemimpin secara bersamaan sehingga dalam pelaksanaan
sifat-sifat tersebut muncul secara situasional. Tipe demokratis banyak
melibatkan anggota dan memiliki azas keterbukaan. Tipe pemimpin yang
otoiter terkesan memaksa dan memerintah bawahannya. Tidak
memperdulikan masukan dari bawahan. Pemimpin dengan tipe Laissez Faire memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada bawahannya, kepemimpinan terlalu longgar sehingga banyak aturan-aturan yang
dilanggar atau pekerjaan yang dilakukan bawahan banyak yang tidak
sesuai.
3. Motivasi
Maslow mengemukakan bahwa motivasi adalah tenaga pendorong dari
dalam yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu atau berusaha untuk
memenuhi kebutuhannya (Fitria, 2010: 44).
Motivasi adalah dorongan dari dalam diri dan luar diri seseorang, untuk
melakukan sesuatu yang terlihat dari dimensi internal dan dimensi
27
Menurut Mc. Donald dalam Sardiman (2007: 73 – 74), motivasi adalah
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
Motivasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingakt upaya yang tinggi
untuk tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu
dalam memenuhi beberapa kebutuhan individual. Gibson (1985: 100)
Berdasarkan definisi para ahli di atas dapat dikatakan bahwa motivasi
kerja adalah suatu dorongan dari dalam diri seorang guru yang mendorong
guru untuk bekerja lebih baik untuk suatu tujuan tertentu dalam memenuhi
kebutuhan guru tersebut.
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk
menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan
kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil
atau mencapai tujuan tertentu.
Tujuan motivasi antara lain sebagi berikut.
a. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan. b. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan. c. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan. d. Meningkatkan kedisiplinan karyawan.
e. Mengefektifkan pengadaan karyawan.
f. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.
g. Meningkatkan loyalitas, kreativitas, dan partisipan karyawan. h. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan.
i. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya. j. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.
(Hasibuan, 2003: 146).
Berdasarkan uraian di atas, tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan
atau menggugah seorang guru untuk meningkatkan moral guru,
28
kinerja guru, meningkatkan disiplin kerja guru, menciptakan hubungan
kerja yang baik antar guru, meningkatkan loyalitas dan kreatifitas serta
partisipasi guru, meningkatkan kesejahteraan guru, mempertinggi rasa
tanggungjawab guru, meningkatkan efisiensi penggunaan sarana mengajar.
Makin jelasnya tujuan yang diharapkan atau yang akan dicapai, makin
jelas pula bagaimana tindakan motivasi itu dilakukan.
Proses belajar mengajar sangat berkaitan dengan adanya motivasi. “Motivation is an essential condition of learning”. Hasil belajar akan
sangat optimal, jika ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan,
akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa
menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa dan menentukan
pengajaran yang baik bagi para guru.
Sehubungan dengan hal tersebut, ada tiga fungsi motivasi, yaitu.
1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan – perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. (Sardiman, 2007: 85).
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa terdapat tiga fungsi
motivasi yaitu mendorong guru untuk bekerja atau mengajar dengan lebih
baik, motivasi arah perbuatan yaitu guru mengetahui tugas dan
tanggungjawab yang telah dirumuskan untuk mencapai tujuan yang telah
29
atau menyeleksi perbuatan-perbuatan yang harus dilakukan dan yang tidak
harus dilakukan oleh seorang guru.
Menurut Sardiman (2007), macam-macam motivasi yaitu. 1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya
a. Motif-motif bawaan. Motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir. Sebagai contoh dorongan untuk bekerja, dorongan untuk makan dan minum, dorongan untuk bekerja, dorongan seksual.
b. Motif-motif yang dipelajari.Motif ini timbul karena dipelajari. Sebagai contoh, dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengajar sesuatu di dalam masyarakat.
2. Motivasi Jasmaniah dan rohaniah
Motivasi jasmaniah seperti refleks, instink otomatis, nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah seperti momen timbulnya alasan, momen pilih, momen putusan, dan momen terbentuknya kemauan. 3. Motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis
a. Motif atau kebutuhan organis meliputi kebutuhan untuk minum, makan, bernapas, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk
beristirahat.
b. Motif-motif darurat meliputi dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk berusaha, dan untuk memburu c. Motif-motif objektif menyangkutkebutuhan untuk melakkan
eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh minat. 4. Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. (Sardiman, 2008: 86-91 )
Berdasarkan uraian di atas, macam-macam motivasi yang terdapat dalam
diri seorang guru salah satu nya adalah motivasi yang dibawa sejak lahir
yang sering disebut motivasi bawaan. Motivasi juga dapat dipelajari,
seperti motivasi untuk belajar suatu ilmu pengetahuan dan motivasi untuk
mengajar masyarakat. Kebutuhan makan, minum, bernafas, seksual dan
lain sebagainya merupakan kebutuhan organisasi yang oleh Woodwort &
30
merupakan motivasi yang keluar karena ada keadaan darurat yang
mendorongnya. Motivasi untuk menghadapi dunia luar secara efektif
disebut juga sebagai motif objektif. Motif intrinsik yaitu motif yang
berasal dari dalam diri seorang guru dan motivasi ekstrinsik adalah
motivasi yang berasal dari luar diri guru tersebut.
Teori kepuasan berdasarkan pendekatannya atas faktor-faktor kebutuhan
dan kepuasan individu yang menyebabkan bertindak serta berperilaku
dengan cara tertentu. Teori kepuasan diklsifikasikan atas:
a. Teori Motivasi Klasik
Fredrick Winslow Tayler mengemukakan bahwa manusia mau bekerja giat untuk dapat memenuhi kebutuhan fisik/biologisnya, berbentuk uang atau barang dari hasil pekerjaannya. Konsep dasar teori ini adalah orang akan bekerja giat, bilamana ia mendapat imbalan materi yang mempunyai kaitan dengan tugas-tugasnya. Manajer menentukan bagaimana tugas dikerjakan dengan menggunakan system insentif untuk memotivasi para pekerja (Sardiman, 2007: 68).
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa teori motivasi
klasik ini dapat memotivasi para guru hanya dari sudut pemenuhan
kebutuhan biologis saja. Kebutuhan biologis tersebut dipenuhi melalui
gaji atau upah yang diberikan, baik uang ataupun barang, sebagai
imbalan dari prestasi yang telah diberikannya. Dengan demikian teori
ini beranggapan bahwa jika gaji guru ditingkatkan maka dengan
sendirinya ia akan lebih bergairah bekerja.
b. Teori Hierarki Kebutuhan (A Theory of Human Motivation)
Kebutuhan pokok manusia yang diidentifikasi Maslow dalam urutan
31
1. Kebutuhan Fisiologis. Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan – kebutuhan untuk menunjang kehidupan manusia, seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, tidur, dan pemuasan seks. Maslow
berpendapat bahwa apabila kebutuhan fisiologis belum terpenuhi secukupnya, maka kebutuhan lain tidak akan memotivasi manusia. 2. Kebutuhan akan rasa aman (security). Kebutuhan ini adalah
kebutuhan untuk terbebas dari bahaya fisik dan rasa takut akan kehilangan pekerjaan, harta benda, makanan, pakaian, atau tempat tinggal.
3. Kebutuhan Afiliasi atau Akseptansi. Karena manusia adalah makhluk sosial, mereka membutuhkan pergaulan dengan orang lain, dan untuk diterima sebagai bagian dari yang lain.
4. Kebutuhan Penghargaan (Esteem Needs). Menurut Maslow, apabila orang mulai memenuhi kebutuhan mereka untuk bergaul, mereka cenderung ingin merasa berharga dan dihargai orang lain. jenis kebutuhan ini menghasilkan kepuasan seperti kuasa, prestise, status, dan keyakinan akan diri sendiri.’
5. Kebutuhan Perwujudan Diri (Self Actualization). Maslow
memandang hal ini sebagai kebutuhan paling tinggi dalam hierarki kebutuhan. Kebutuhan ini adalah kebutuhan untuk menjadi orang yang dicita-citakan dan dirasakan mampu mewujudkannya untuk memaksimalkan potensi dan mencapai sesuatu yang didambakan (Sardiman, 2007: 68).
Berdasarkan uraian di atas, kebutuhan pokok seorang guru yaitu
kebutuhan fisiologis (Physiological Needs) yaitu keperluan yang diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup seorang guru,
seperti makan, minum, udara, perumahandan lain-lainnya. Kebutuhan
rasa aman (Safety and Security needs) adalah terbebas dari rasa takut kehilangan pekerjaan. Kebutuhan afiliasi (Affiliation or Acceptance Needs) adalah keperluan sosial, teman, dicintai dan mencintai serta diterima oleh guru lain dalam lingkungan sekolah. Kebutuhan akan
perhargaan bagi seorang guru (Esteem or Status or Egoistic Needs) adalah keperluan akan penghargaan bagi guru, pengakuan serta
32
menggunakan kecakapan,kemampuan, ketrampilan, dan potensi
optimal seorang guru untuk mencapai prestasi kerja yang sangat
memuaskan atau luar biasa yang sulit dicapai orang lain.
c. Teori Motivasi Dua Faktor (Two Factor Motivation Theory) Hezberg menyatakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi
seseorang dalam pekerjaannya, yaitu:
1. Faktor penyebab kepuasan (Satisfier Motivational) yaitu prestasi, penghargaan, tanggung jawab, kesempatan untuk maju dan pekerjaan itu sendiri.
2. Faktor penyebab ketidakpuasan (Hygiene Motivator) yaitu kondisi kerja, hubungan interpersonal, pengawasan, gaji dan kebijaksanaan administrasi perusahaan (Asnawi, 2002: 102)
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa menurut teori motivasi dua
faktor, ada dua faktor yang mempengaruhi seorang guru dalam
pekerjaannya. Pertama faktor penyebab kepuasan yaitu perasaan untuk
berprestasi, bertanggung jawab, kemajuan dapat menikmati pekerjaan
itu sendiri dan adanya pengakuan atas semua yang dilakukan seorang
guru dengan baik dan pemberian reward atas prestasi kerja guru menjadi penyebab kepuasan kerja guru. Kedua, faktor penyebab
ketidakpusan guru yaitu gaji, peraturan pekerjaan, pengawasan,
jabatan, hak, tunjangan, hubungan antar guru dan lain- lain. seorang
guru kecewa, jika peluang untuk berprestasi terbatas. Mereka akan
33
d. Teori X dan Y
Mc. Gregor mengemukakan bahwa manusia secara jelas dan tegas
dapat dibedakan atas penganut teori X (teori tradisional) dan penganut
teori Y (teori demokratis).
Teori X
1. Rata-rata karyawan malas dan tidak mau bekerja.
2. Umumnya karyawan tidak berambisi untuk mencapai prestasi yang optimal dan selalu menghindarkan tanggung jawabnya dengan cara mengkambinghitamkan orang lain.
3. Karyawan lebih suka dibimbing, diperintah, diawasi, dalam melaksanakan pekerjaannya.
4. Karyawan lebih mementingkan diri sendiri dan tidak memperdulikan tujuan organisasi.
Menurut teori X untuk memotivasi karyawan harus dilakukan dengan cara pengawasan yang ketat, dipaksa dan diarahkan supaya mereka mau bekerja dengan sungguh-sungguh. Jenis motivasi yang diterapkan adalah cenderung kepada motivasi negatif yakni dengan menerapkan hukuman yang tegas. Tipe kepemimpinan teori X adalah otoriter sedangkan gaya kepemimpinannya berorientasi pada prestasi kerja.
Teori Y
1. Rata-rata karyawwan rajin dan menganggap sesungguhnya bekerjasama wajarnya bermain-main dan beristirahat.
2. Lazimnya karyawan dapat memikul tanggung jawab dan berambisi untuk maju dengan mencapai prestasi kerja yang optimal.
3. Karyawan selalu berupaya mencapai sasaran organisasi dan mengembangkan dirinya untuk mencapai sasaran itu.
Menurut teori Y untuk memotivasi karyawan hendaknya dilakukan dengan cara peningkattan partisipasi karyawan, kerjasama, dan keterikatan pada keputusan. Suatu organisasi apabila menggantikan pengawasan dan pengarahan dengan integrasi dan kerjasama serta karyawan ikut berpartisipasi dalam pengambilan keputusan (Hasibuan, 2003: 160-161)
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan teori X dan teori Y
mengemukakan strategi kepemimpinan efektif dengan menggunakan
konsep manajemen partisipasi. Konsep terkenal dengan menggunakan
34
cenderung menyukai gaya kepemimpinan otoriter dan sebaliknya,
seorang pemimpin yang menyukai teori Y lebih menyukai gaya
kepemimpinan demokratik. Untuk kriteria karyawan yang memiliki
tipe teori X adalah karyawan dengan sifat yang tidak akan bekerja
tanpa perintah dan malas, sebaliknya karyawan yang memiliki tipe
teori Y akan bekerja dengan sendirinya tanpa perintah atau
pengawasan dari atasannya. Tipe Y ini adalah tipe yang sudah
menyadari tugas dan tanggung jawab pekerjaannya.
e. Teori Motivasi Mc Clelland
Mc. Clelland mengemukakan bahwa karyawan mempunyai cadangan
energi potensial. Bagaimana energi dilepaskan dan digunakan
tergantung pada kekuatan dorongan motivasi seseorang dan situasi
serta peluang yang tersedia. Energi itu akan dimanfaatkan oleh
karyawan karena didorong oleh:
1. Kekuatan motif dan kebutuhan dasar yang terlibat; 2. Harapan keberhasilannya;
3. Nilai insentif yang terlekat pada tujuan (Hasibuan, 2003: 162).
Hal-hal yang memotivasi seseorang adalah:
1. Kebutuhan akan prestasi (Needs for Achievement)
Kebutuhan akan prestasi merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat bekerja seseorang. Karena itu kebutuhan akan prestasi akan mendorong seseorang untuk mengembangkan kreativitas dan menggerakkan semua kemampuan serta energi yang dimilikinya dei mencapai prestasi kerja yang maksimal.
2. Kebutuhan akan Afiliasi (Needs for Affiliation)
Kebutuhan akan afiliasi menjadi daya penggerak yang akan memotivasi semangat bekerja seseorang. Oleh karena itu, kebutuhan akan afiliasi ini akan merangsang gairah bekerja karyawan Karen setiap orang menginginkan hal-hal berikut: a. Kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain di
35
b. Kebutuhan akan perasaan dihormati, karena setiap manusia merasa dirinya penting (Sense of Importance).
c. Kebutuhan akan perasaan maju dan tidak gagal (Sense of Achievement).
d. Kebutuhan akan perasaan ikut serta (Sense of Participation), seseorang karena kebutuhan akan afiliasi akan memotivasi dan mengembangkan dirinya serta memanfaatkan semua energinya untuk menyelesaikan tugas-tugasnya.
3. Kebutuhan akan Kekuasaan (Needs for Power)
Kebutuhan akan kekuasaan merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja karyawan. Kebutuhan akan kekuasaan akan merangsang dan memotivasi gairah kerja karyawan serta mengarahkan semua kemampuannya demi mencapai kekuasaan terbaik (Hasibuan, 2003: 163).
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa teori kebutuhan
McClelland menyatakan bahwa tiga kebutuhan penting yang dapat
membantu menjelaskan motivasi yaitu kebutuhan prestasi merupakan
dorongan bagi seorang guru untuk melebihi, mencapai standar-standar,
dan berjuang untuk berhasil dalam kegiatan pembelajaran. kebutuhan
afiliasi merupakan keinginan hubungan yang baik antar guru dalam
lingkungan organisasi, guru merasa dihargai oleh siswa, kepala
sekolah dan sesama guru. Kebutuhan kekuatan seorang guru dapat
membuat orang lain dan peserta didik berperilaku sedemikian rupa
sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya.
f. Teori Motivasi Claude Mc. Gregor
Teori ini mengemukakan bahwa seseorang mempunyai kebutuhan
yang berhubungan dengan tempat dan suasana di lingkungan ia
bekerja, yaitu:
1. Upah yang adil dan layak.