• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MATERI EKOSISTEM YANGDIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN TIPE MAKE A MATCH DI KELAS X SMA NEGERI 1 PARMONANGAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MATERI EKOSISTEM YANGDIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN TIPE MAKE A MATCH DI KELAS X SMA NEGERI 1 PARMONANGAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

T A H U N P E M B E L A J A R A N 2 0 1 5 / 2 0 1 6

Oleh : Adelya I. Manalu NIM. 4123141002

Program Studi Pendidikan Biologi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

RIWAYAT HIDUP

Adelya I. Manalu dilahirkan di Parmonangan, Tapanuli Utara tanggal 25

April 1994. Ayah bernama Ungkap Manalu, Amd (+) dan ibu bernama Amidah

Simamora, dan merupakan anak ke-tiga dari tiga bersaudara. Pada tahun 2000,

penulis masuk SD N 173366 Kec. Parmonangan dan lulus pada tahun 2006. Pada

tahun 2006 penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 2 Parmonangan dan lulus

tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis melanjutkan sekolah ke SMA Negeri 2

Tarutung dan lulus pada tahun 2012. Pada Tahun 2012 penulis diterima di

Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

(4)

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MATERI EKOSISTEM YANGDIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN TIPE MAKE A MATCH DI KELAS X SMA NEGERI 1 PARMONANGAN

TAHUN PEMBEL AJARAN 2015/ 2016 Adel ya I. Man alu (NI M.4 123141002 )

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil belajar biologi yang diajar dengan model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dengan tipe Make A Match (MAM) di Kelas X SMA Negeri 1 Parmonangan Tahun Pembelajaran 2015/2016. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan desain penelitian yaitu pretest dan postest, sebagai populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Parmonangan Tahun Pembelajaran 2015/2016 yang terdiri dari 2 kelas yaitu 41 siswa. Sampel dalam penelitian ini adalah sampel total, terdiri dari dua kelas yaitu X1 kelas

eksperimen Numbered Head Together (NHT) dengan jumlah 20 siswa dan X2

kelas eksperimen Make A Match (MAM) berjumlah 21 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai postes untuk kelas eksperimen Numbered Head Together (NHT) lebih tinggi yakni 82,8 dibandingkan dengan kelas yang menggunakan Make A Match (MAM) yakni 76,2. Dari hasil pengujian hipotesis thitung sebesar 2,057 dibandingkan dengan harga ttabel dengan uji dua pihak dimana

dk = n1 + n2 - 2 = 39 untuk taraf α = 0,05 diperoleh thitung > ttabel (2,057 > 2,022)

yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan hasil belajar biologi pada materi Ekosistem dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dengan tipe Make a Match (MAM) di Kelas X SMA Negeri 1 Parmonangan Tahun Pembelajaran 2015/2016.

(5)

THE COMPARITIVE OF BIOLOGY LEARNING ACHIEVEMENT ON ECOSYSTEM MATERIALS TAUGHT USING COOPERATIVE LEARNING

MODEL TYPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) WITH TYPE MAKE A MATCH (MAM) AT CLASS X SMA NEGERI 1

PARMONANGAN ACADEMIC YEAR 2015/2016 Adel ya I. Man alu (NI M. 4123141002)

ABSTRACK

This research aims to know the compararive of biology learning achievement on ecosystem materials taught using Cooperative learning model Numbered Head Together (NHT) with Make a Match at class X SMA Negeri 1 Parmonangan academic year 2015/2016. This type of research is experimental with research design used pretest and postes design, as the population in this study for all students of class X SMA Negeri 1 Parmonangan academic year 2015/2016 consisting of 2 classes of 41 students. The sample in this research is the total sample consists of two classes, class X1 have 20 students taught using

Number Head Together (NHT) model and X2 have 21 students taught using Make

a Match model.The result sugessted that average value of postest for Numbered Head Together model class is 82.8 higher than Make a Match model class has average value 76.2. From the results of hypothesis testing tcount of 2.057 compared

to the price of ttable test two parties where dk = n1 + n2 - 2 = 39 to review the

level of α = 0.05 so that tcount > ttable (2.057 > 2.022) which mean H0 was rejected

and Ha was accepted. It can be concluded that there are difference result study of

sudents between Coopetaive Learning model type Numbered Head Together with type Make a Match at class X SMA Negeri 1 Parmonangan academic year 2015/2016.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas

segala rahmat dan karunia-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmah kepada

penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan

waktu yang direncanakan.

Skripsi ini berjudul “Perbandingan Hasil Belajar Biologi Materi

Ekosistem yang Diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) dengan Tipe Make a Match (MAM) di Kelas X SMA Negeri 1 Parmonangan Tahun Pembelajaran 2015/2016 ”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak

Drs. Abdul Hakim Daulay,M.Si sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

banyak memberikan bimbingan dan saran– saran kepada penulis sejak awal

penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih

juga disampaikan kepada Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd, Ibu Dra. Riwayati, M.Si

dan Bapak Halim Simatupang,S.Pd,.M.Pd, sebagai Dosen Penguji yang telah

memberikan masukan dan saran–saran kepada penulis mulai dari rencana

penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga

disampaikan kepada Bapak Drs. Djongken Simamora,M.Pd dan Bapak Dr.

Hasruddin, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik, Ketua Jurusan Biologi

Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd dan Staf Pegawai Jurusan Biologi FMIPA Unimed

yang telah membantu penulis. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan

kepada Bapak Drs. Amri Sinaga selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1

Parmonangan dan Ibu Rita Nelvia, S.Pd selaku guru Biologi serta siswa– siswi

SMA Negeri 1 Parmonangan yang telah membantu penulis dalam melaksanakan

penelitian ini.

Teristimewa penulis sampaikan terima kasih yang mendalam kepada

Ayahanda Alm. Ungkap Manalu,Amd dan Ibunda Amidah Simamora, kedua

(7)

selalu memotivasi penulis, serta sanak keluarga yang telah mendoakan serta

memberi dorongan dalam menyelesaikan studi di Universitas Negeri Medan.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman sejawat penulis Roberlian

Sihombing yang telah membantu dalam melaksanakan penelitian, teman-

seperjuangan Naya Elita Saragih, Juandi Sijabat, Devi Dita Siregar, Nellayani

Ginting, teman- teman Biologi Dik C 2012, teman- teman PPLT SMP AKP

Galang 2015 serta seluruh teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

per satu atas segala dukungannya dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian

skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi

maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi

ini bermanfaat dalam pengembangan ilmu pendidikan.

Medan, Juli 2016

Penulis

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif 10

Tabel 3.1. Rancangan penelitian 24

Tabel 3.2. Kisi-kisi Soal 27

Tabel 3.3 Penjelasan Aspek Penilaian Aktivitas Siswa 29

Tabel 3.4. Pedoman Tingkat Penguasaan Siswa 34

Tabel 4.1. Nilai Pretes pada Kelas NHT dan MAM 39

Tabel 4.2. Nilai Postes pada Kelas NHT dan MAM 39

Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Uji Normalitas 40

Tabel 4.4. Ringkasan Hasil Pengujian Homogenitas Data 41

Tabel 4.5. Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis 41

Tabel 4.6. Ketuntasan Belajar Kelas NHT 42

Tabel 4.7. Ketuntasan Belajar Kelas MAM 42

Tabel 4.8. Persentase Tingkat Penguasaan Siswa Saat Pretes (NHT) 43

Tabel 4.9. Persentase Tingkat Penguasaan Siswa Saat Postes (NHT) 43

Tabel 4.10. Persentase Tingkat Penguasaan Siswa Saat Pretes (MAM) 43

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Abstract iv

Kata Pengantar v

Daftar Isi vii

Daftar Gambar xi

Daftar Tabel xii

Daftar Lampiran xiii

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1.Latar Belakang Masalah 1

1.2.Identifikasi Masalah 3

1.3.Batasan Masalah 3

1.4.Rumusan Masalah 4

1.5.Tujuan Penelitian 4

1.6.Manfaat Penelitian 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 6

2.1. Kerangka Teoritis 6

2.1.1. Defenisi Belajar 6

2.1.2. Hakikat Proses Belajar Mengajar 6

2.1.3. Aktivitas Belajar 7

2.1.4. Hasil Belajar 8

2.2. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) 9

2.2.1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif 9

(10)

2.2.3. Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT 11

2.2.4. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT 12

2.2.4.1. Kelebihan Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT 12

2.2.4.2. Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT 13

2.2.5. Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match (MAM) 13

2.2.6. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe Make

a Match 14

2.2.6.1. Kelebihan Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match 14

2.2.6.2. Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match 14

2.3. Materi Ekosistem 15

2.3.1. Habitat dan Nishia 15

2.3.2. Tipe- Tipe Ekosistem 16

2.3.3. Interaksi antar Komponen 17

2.4. Kerangka Konseptual 20

2.5. Hipotesis 22

2.5.1. Hipotesis Nihil (H0) 22

2.5.2. Hipotesis Alternatif (Ha) 22

2.5.3. Hipotesis Statistik 22

BAB III. METODE PENELITIAN 23

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 23

3.1.1. Lokasi Penelitian 23

3.1.2. Waktu penelitian 23

3.2. Populasi dan Sampel 23

3.2.1. Populasi 23

3.2.2. Sampel 23

3.3. Variabel Penelitian 23

3.3.1. Variabel Bebas (X) 23

3.3.2. Variabel Terikat (Y) 24

3.4. Jenis dan Rancangan Penelitian 24

(11)

3.5.1. Tahap Perencanaan 25

3.5.2. Tahap Pelaksanaan 25

3.6. Instrumen Penelitian 27

3.6.1. Tes Hasil Belajar 27

3.6.2. Lembar Observasi 28

3.7. Teknik Pengumpulan Data 30

3.7.1. Validitas Tes 30

3.7.2. Reliabilitas Tes 31

3.7.3. Tingkat Kesukaran Tes 31

3.7.4. Daya Pembeda Tes 32

3.7.5. Analisis Instrumen Penelitian 33

3.8. Teknik Analisis Data 33

3.8.1.Uji Normalitas 35

3.8.2. Uji Homogenitas 36

3.8.3. Uji Hipotesis 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 38

4.1. Hasil Penelitian 38

4.1.1. Deskripsi Uji Coba Instrumen Penelitian 38

4.1.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian 38

4.1.2.1. Nilai Pretes Siswa 38

4.1.2.2. Nilai Postes Siswa 39

4.1.3. Uji Persyaratan Analisis Data 40

4.1.3.1. Uji Normalitas Data 40

4.1.3.2. Uji Homogenitas Data 41

4.1.3.3. Uji Hipotesis 41

4.1.4. Ketuntasan Belajar 42

4.1.5. Tingkat Penguasaan Siswa 43

4.1.6. Aktivitas Belajar Siswa 44

(12)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 50

5.1. Simpulan 50

5.2. Saran 50

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus Pembelajaran 53

Lampiran 2. RPP 55

Lampiran 3. Instrumen Tes Kognitif 85

Lampiran 4. Kunci Jawaban Soal 91

Lampiran 5. Lembar Jawaban 92

Lampiran 6. Observasi Aktivitas Hasil Belajar Siswa 93

Lampiran 7. Validitas 105

Lampiran 8. Perhitungan Validitas 106

Lampiran 9. Perhitungan Reliabilitas 108

Lampiran 10. Perhitungan Taraf kesukaran 110

Lampiran 11. Daya Beda 112

Lampiran 12. Perhitungan Daya Beda 113

Lampiran 13. Uji Instrumen 115

Lampiran 14. Data Hasil Belajar Siswa 117

Lampiran 15. Ketuntasan Belajar 119

Lampiran 16. Persentase Tingkat Penguasaan Siswa 121

Lampiran 17. Perhitungan Rata- rata, Standard Deviasi dan Varians Nilai

Pretes (X1 ) dan Postes (X2 ) 123 Lampiran 18. Uji Normalitas Data Penelitian 127

Lampiran 19. Uji Homogenitas Data Penelitian 131

Lampiran 20. Uji Hipotesis Data Penelitian 133

Lampiran 21. Dokumentasi Penelitian 136

Lampiran 22. Tabel Nilai Kritis untuk Uji Lilliefors 139

Lampiran 23. Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z 140

Lampiran 24. Daftar Nilai Presentil untuk Distribusi t 141

(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Rantai Makanan 19

Gambar 2.2. Jaring-jaring Makanan 20

Gambar 2.3. Kerangka Pemikiran Penelitian 21

(15)

1

Belajar dan mengajar yang sekarang disebut pembelajaran, merupakan dua

aktivitas yang tidak bisa dipisahkan dalam kegiatan pendidikan. Belajar mengacu

kepada apa yang dilakukan individu atau siswa, sedangkan mengajar mengacu

kepada apa yang dilakukan guru. Dua kegiatan tersebut menjadi terpadu manakala

terjadi interaksi antara guru dengan siswa. Dalam interaksi tersebut guru harus

dapat memerankan fungsinya sebagai pengarah belajar atau fasilitator belajar,

sedangkan siswa harus dapat pula berperan sebagai individu yang aktif belajar.

Keterpaduan kedua fungsi tersebut harus mengacu kepada tujuan yang sama yakni

memanusiakan siswa yang secara operasional di Indonesia tercermin dalam tujuan

pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009) belajar, perkembangan, dan

pendidikan merupakan hal yang menarik dipelajari. Ketiga gejala tersebut terkait

dengan pembelajaran. Belajar dilakukan oleh siswa secara individual.

Perkembangan dialami dan dihayati pula oleh individu siswa. Sedangkan

pendidikan merupakan kegiatan interaksi. Dalam kegiatan interaksi tersebut,

pendidik atau guru bertindak mendidik si peserta didik atau siswa. Tindak

mendidik tersebut tertuju pada perkembangan siswa menjadi mandiri. Untuk dapat

berkembang menjadi mandiri, siswa harus belajar. Belajar, perkembangan, dan

pendidikan merupakan suatu peristiwa dan tindakan sehari–hari. Dari sisi siswa

sebagai pelaku belajar dan dari sisi guru sebagai pembelajaran, dapat ditemukan

adanya perbedaan dan persamaan. Hubungan guru dengan siswa adalah hubungan

fungsional, dalam arti pelaku pendidik dan pelaku terdidik. Dari segi tujuan yang

akan dicapai baik guru maupun siswa sama– sama mempunyai tujuan tersendiri.

Biologi merupakan salah satu bagian dari sains yang konsepnya selalu

berkembang. Menurut KTSP, Biologi bukan hanya sebagai penguasaan kumpulan

pengetahuan yang berupa fakta, konsep atau prinsip, tetapi juga merupakan suatu

(16)

bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek

pengembangan lebih lanjut dalam penerapan di dalam kehidupannya sehari-hari.

Biologi menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan

proses sains. Keterampilan ini meliputi keterampilan mengamati, mengajukan

hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar, mengajukan

pertanyaan, menggali dan memilah informasi atau memecahkan masalah

sehari-hari (Iswari dkk, 2009).

Dari observasi yang dilakukan peneliti dan wawancara dengan salah satu

guru Biologi, kondisi riil yang terjadi di SMA Negeri 1 Parmonangan khususnya

kelas X menunjukkan bahwa pembelajaran Biologi belum berjalan optimal.

Berdasarkan hasil observasi, proses pembelajaran yang dilakukan dalam

mempelajari biologi lebih banyak berpusat pada guru (teacher centre), dan

pembelajaran yang digunakan lebih banyak pada pemberian konsep yang sudah

tertulis di buku, mengerjakan latihan soal dan diskusi satu arah, sehingga siswa

lebih banyak menghafalkan konsep bukan memahami konsep. Guru dijadikan

sebagai satu- satunya sumber informasi sehingga kegiatan pembelajaran

berlangsung satu arah. Hal ini dapat dilihat dari perolehan prestasi belajar melalui

evaluasi akhir dimana terdapat 46% siswa dengan nilai di bawah Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 68. Menurut Iswari (2009), proses mengajar

biologi yang baik adalah dengan menerapkan model pembelajaran aktif, inovatif,

dan kreatif.

Untuk itu, perlu diusahakan perbaikan pembelajaran siswa dengan lebih

memfokuskan pada pembelajaran yang mengaktifkan siswa. Adapun model

pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran Kooperatif tipe

Numbered Head Together (NHT) dan tipe Make a Match (MAM). Numbered Head Together (NHT) merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap stuktur

kelas tradisional untuk melihat lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang

cukup dalam suatu pelajaran. Sedangkan model pembelajaran Kooperatif tipe

(17)

memberi kesempatan siswa untuk bekerja sama dengan orang lain dimana peserta

didik mencari pasangan kartu yang berupa soal/ jawaban sambil belajar mengenai

suatu konsep atau topik, dalam suasana yang menyenangkan.

Menurut Nurmu’ani (2009) pada penelitiannya menyatakan bahwa model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dari 69,8 menjadi 81,5. Dan respon siswa

terhadap pendekatan Numbered Head Together (NHT) sangat positif

Model pembelajaran tipe Make a Match (MAM) yang pernah diteliti oleh

Paramita, dkk (2012) menyatakan bahwa hasil belajar siswa menunjukkan bahwa

ketuntasan belajar kognitif siswa kelas eksperimen adalah 89,47 mencapai nilai

KKM, sedangkan ketuntasan belajar siswa kelas kontrol adalah 71,05. Ketuntasan

hasil belajar kelas eksperimen meningkat dikarenakan pembelajaran

menggunakan permainan menciptakan suasana yang menyenangkan bagi siswa.

Sementara itu, penelian yang dilakukan oleh Manurung (2014) yang

menyatakan bahwa hasil belajar Biologi yang diajar dengan pembelajaaran

Kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dengan rata- rata nilai postes

82,1 lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar Biologi yang diajar dengan

pembelajaaran Kooperatif tipe Make a Match (MAM) dengan rata- rata nilai

postes 77,1. Dan dengan pengujian hipotesis α = 0,05 diperoleh thitung > ttabel

(3,09> 1,994).

Berdasarkan uraian di atas maka penulis ingin melakukan penelitian yang

berjudul “Perbandingan Hasil Belajar Biologi Materi Ekosistem yang Diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) dengan Tipe Make a Match (MAM) di Kelas X SMA Negeri 1 Parmonangan Tahun Pembelajaran 2015/2016 ”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah

(18)

1. Hasil belajar biologi siswa yang masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM)

2. Guru Biologi kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran.

3. Pembelajaran Biologi yang masih berpusat pada guru (teacher centre).

4. Metode yang digunakan pada pembelajaran Biologi kurang variatif.

1.3. Batasan Masalah

Agar masalah yang diteliti masalah tidak terlalu meluas dan menyimpang

maka perlu ada pembatasan masalah dari identifikasi yang ada yaitu:

1. Subyek dalam penelitian dibatasi pada siswa kelas X semester II yang belum

pernah mempelajari Ekosistem di SMA Negeri 1 Parmonangan Tahun

Pembelajaran 2015/2016.

2. Rancangan pembelajaran biologi yang diterapkan pada penelitiaan ini dibatasi

pada penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head

Together (NHT) dan tipe Make a Match (MAM). 3. Hasil belajar Biologi dibatasi pada materi Ekosistem.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana hasil belajar Biologi dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) pada materi Ekosistem di

kelas X SMA Negeri 1 Parmonangan Tahun Pembelajaran 2015/2016?

2. Bagaimana hasil belajar Biologi dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe Make a Match (MAM) pada materi Ekosistem di kelas X

SMA Negeri 1 Parmonangan Tahun Pembelajaran 2015/2016?

3. Adakah perbedaan hasil belajar Biologi materi Ekosistem dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together

(NHT) dan tipe Make a Match (MAM) di kelas X SMA Negeri 1

(19)

1.5.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui hasil belajar Biologi dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) pada materi

Ekosistem di kelas X SMA Negeri 1 Parmonangan Tahun Pembelajaran

2015/2016.

2. Untuk mengetahui hasil belajar Biologi dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe Make a Match (MAM) pada materi Ekosistem

di kelas X SMA Negeri 1 Parmonangan Tahun Pembelajaran 2015/2016.

3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar Biologi materi Ekosistem yang

diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together

(NHT) dengan tipe Make a Match (MAM) di Kelas X SMA Negeri 1

Parmonangan Tahun Pembelajaran 2015/2016.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang akan diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan masukan bagi penulis dalam proses belajar mengajar nantinya

dengan menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan suatu materi,

sehingga siswa memperoleh hasil belajar yang optimum.

2. Sebagai bahan masukan bagi guru–guru Biologi dalam memberikan strategi

belajar yang sesuai dengan materi sehingga memperoleh hasil belajar yang

optimum.

(20)

49

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil simpulan sebagai

berikut :

1. Hasil belajar Biologi dengan menggunakan model pembelajaran

Kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) pada materi pokok

ekosistem di kelas X SMA Negeri 1 Parmonangan mengalami peningkatan

dengan nilai rata-rata pretes sebesar ̅=48,8 sedangkan nilai rata-rata

postes sebesar ̅=88,2 dengan tingkat ketuntasan 85%.

2. Hasil belajar Biologi dengan menggunakan model pembelajaran

Kooperatif tipe Make a Match (MAM) pada materi pokok ekosistem di

kelas X SMA Negeri 1 Parmonangan mengalami peningkatan dengan nilai

rata-rata pretes sebesar ̅=49,1 sedangkan nilai rata-rata postes sebesar ̅=76,2 dengan tingkat ketuntasan 81%.

3. Terdapat perbedaan hasil belajar Biologi pada materi pokok Ekosistem

dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head

Together (NHT) dengan tipe Make a Match (MAM) di Kelas X SMA Negeri 1 Parmonangan Tahun Pembelajaran 2015/2016. Hal ini dapat

dilihat dari perolehan nilai rata-rata kelas yang diajar dengan model Number

Head Together (NHT) lebih tinggi dari nilai rata-rata kelas yang diajar dengan model Make a Match (MAM).

5.2. Saran

Adapun saran yang dikemukakan penulis dari penelitian ini adalah:

1. Dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head

Together (NHT) dan tipe Make a Match (MAM) pada materi pokok ekosistem sebaiknya guru harus memperhatikan dengan baik kegiatan

diskusi di kelas, sehingga tercipta proses belajar mengajar yang rileks dan

(21)

2. Kepada mahasiswa, khususnya calon guru Biologi diharapkan untuk dapat

menerapkan penggunaan model pembelajaran dalam meningkatkan

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Ardillah, D, N., Novita, D, (2015), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) untuk Meningkatkan Self- Efficacy Siswa Kelas XI pada Materi Pokok Laju Reaksi, UNESA Journal of Chemical Education Vol.4, No.1, pp.27-33, January 2015.

Arikunto, S, (2009), Dasar – Dasar Evaluasi Penelitian, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Arikunto, S, (2010), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Chordiati, N., Bahari Y, dan Sulistyarini, (2013), Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, Vol 2. No.9. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran.

Dimyati dan Mudjiono, (2009), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Djamarah, S.B, dan Zein, A, (2011), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta.

Hamsa, A., (2009), Number Head Together. http://alief-hamsa. blogspot.com/2009/05/numbered-heads-together-nht.html (Diakses 22 Januari 2016).

Ibrahim, M, Rachmadiarti dan Ismono, (2000), Pembelajaran Kooperatif, Universitas Press, Surabaya.

Istarani, (2011), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Jakarta.

Iswari, R.S., Sri, M., Saptono,S., Peniati, E., dan Purwantoyo, E, (2009), Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru SMA Mengajar Biologi dengan Metode Pembelajaran Aktif, Kreatif, Inovatif, dan Menyenangkan di MGMP Biologi Kabupaten Demak, Demak.

(23)

Nurmu’ani, (2009), Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Pembelajaran Kooperatif Numbered Head Together di SMP Negeri 21 Surabaya,

E-Jurnal Dinas Pendidikan Kota Surabaya. Vol 4. ISSN: 2337- 3253.

Nurtafita, N, (2011), Pembelajaran Metode NHT. http://nitanurtafita. blogspot.com/2011/10/pembelajaran-metode-nht.html (Diakses 22 Januari 2016).

Paramita, I., Utami, N.R., Isnaeni,W.,(2012) Penggunaan Model Cooperative Learning Type Make a Match Terhadap Hasil Belajar Sistem Gerak, Unnas Journal of Biology Education.

Prawirohartono, S, dan Hidayati, S, (2007), Sains Biologi untuk SMA dan Ma Kelas X. Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Restiyani, R, (2015), Ekosistem. http://setia-negarasains.blogspot.co.id/20150301 archive.html (Diakses 24 Maret 2016).

Rusman, (2012), Model- Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Saputra, R, E., Kurnia, D., Tampubolon, S, (2013), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make a Match pada Mata Pelajaran Matematika untuk Meningkatkan Hasil Belajar, E-journal Unpak.

Sardiman, (2011), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, (2005), Metode Statistik, Penerbit Tarsito, Bandung.

Suparta, D, G., Lasmana, I, W., Marhaeni, (2015), Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Make a Match Terhadap Motivasi Belajar dan Hasil Belajar IPS, e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 5 Tahun 2015.

Gambar

Gambar 2.1. Rantai Makanan

Referensi

Dokumen terkait

Pengembangan teknologi perlakuan karantina perlu dilakukan untuk mengeliminasi OPTK yang terbawa umbi sekaligus menghilangkan daya tumbuh (devitalisasi) umbi bawang

The study used purposive random sampling method by taking and observation of mangrove vegetation and density of molluscs and measurement of water quality parameters.. Data

Pada tahap ini guru melakukan penilaian terhadap siswa. Penilaian yang dilakukan disini adalah penilaian aktivitas dan hasil belajar. Untuk aktivitas, penilaian yang

Hubungan antara penggunaan metode mengajar, pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dan pengalaman mengajar guru dengan tingkat motivasi beiajar geografi siswa SMA Negeri di

Telah disusun rancangan sistem kendali karakteristik CPO selama pengaliran yaitu (A) kendali pengaliran pada kondisi isotermal pada suhu tertentu (dipilih di antara suhu

Kartel Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Peraturan

70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya, serta berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Hasil Seleksi Sederhana Nomor : 602.1/12/SS-PSPP/POKJA-INDAGKOP/ULP-STG/VII/2014,

If there are multiple resources that are being provided because of a single RFI, then a has-a association could help to identify which RFIs are addressed by which