UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
BERBASIS MASALAH DENGAN BANTUAN POWER POINT PADA MATERI KESEBANGUNAN DI KELAS IX
SMP NEGERI 3 MEDAN T.A 2016/2017
Oleh: Doksen Sinurat NIM. 4122111026
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan untuk Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ii
Riwayat Hidup
Doksen sinurat dilahirkan di Tungkam Jaya, pada tanggal 19 September
1992. Ayah bernama Alm. Bitton Sinurat dan Ibu bernama Sigor Sitanggang. dan
merupakan anak keempat dari empat bersaudara. Pada tahun 1999, penulis masuk
SD Negeri 040444 Kaban Jahe dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005,
penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 2 Kaban Jahe dan lulus pada tahun
2008. Setelah itu penulis menganggur 1 tahun karena ada masalah didalam
keluarga kemudian pada tahun 2009, penulis kembali melanjutkan sekolah di
SMA Katolik 1 Kaban Jahe dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis
diterima di Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan jalur Bidik
iii
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
BERBASIS MASALAH DENGAN BANTUAN POWER POINT PADA MATERI KESEBANGUNAN DI KELAS IX
SMP NEGERI 3 MEDAN T.A 2016/2017 Doksen Sinurat (NIM. 4122111026)
ABSTRAK
Lemahnya kualitas pengajaran yang disajikan guru menyebabkan rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika siswa, sehinga salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa adalah menerapkan model pembelajaran berbasis masalah dengan bantuan media power point. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dengan bantuan media power point pada materi kesebangunan di kelas IX-G SMP Negeri 3 Medan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-G yang berjumlah 38 siswa. Objek penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah dengan bantuan media power point. Instrumen penelitian ini melalui tes kemampuan pemecahan masalah dan observasi. Soal tes kemampuan pemecahan masalah berbentuk uraian, setiap siklus dilakukan satu kali tes kemampuan pemecahan masalah yang terdiri dari empat soal.
Berdasarkan dari analisis data tingkat kemampuan siswa memecahkan masalah pada siklus I adalah cukup dengan skor rata-rata kelas 67,81 dengan 12 siswa dari 38 siswa (31,58%) belum mencapai tingkat ketuntasan belajar. Selanjutnya pelaksanaan tindakan pada siklus II, tingkat kemampuan siswa memecahkan masalah masuk dalam kategori baik dengan skor rata-rata kelas 82,13 dan tingkat ketuntasan klasikal sebesar 89,47%. Dengan demikian dapat dikatakan kelas tersebut telah tuntas dalam belajar, terdapat 8 siswa (21,05%) yang memiliki tingkat kemampuan pemecahan masalah sangat baik, sebanyak 18 siswa (47,38%) siswa dengan tingkat penguasaaan baik, sebanyak 3 siswa (7,89%) dengan tingkat penguasaan buruk, dan 1 siswa (2,63%) dengan tingkat penguasaan sangat buruk.
iv
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis masalah dengan
Bantuan Media Power Point Pada Materi Kesebangunan di Kelas IX-G SMP
Negeri 3 Medan T.A 2016/2017.
Dalam Penyusunan Skripsi ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak baik dalam bentuk moril maupun material sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan dengan baik. Untuk itu, dengan sepenuh hati, penulis
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku
rektor Universitas Negeri Medan dan kepada Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku
Dekan Fakultas MIPA Universitas Negeri Medan. Penulis juga tidak lupa
mengucapkan terimaksaih kepada Ibu Dra. Katrina Samosir, M.Pd selaku dosen
Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bantuan berupa arahan,
bimbingan dan saran kepada penulis guna kesempurnaan skripsi ini. Bapak
Prof.Dr. P.Siagian, M.Pd, Bapak Muliawan Firdaus, S.Pd, M.Pd, dan Ibu
Faridawaty Marpaung, S.Si, M.Si sebagai dosen pemberi saran yang telah
memberi masukan mulai dari perencanaan penelitian sampai dengan penyusunan
skripsi ini. Ucapan terima kasih juga kepada Bapak Dr. Togi, M.Pd selaku dosen
Pembimbing Akademik dan kepada Dr. Edy Surya, M.Si sebagai Ketua Jurusan
Matematika beserta seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta staf pegawai FMIPA
Unimed. Terima kasih buat Ibu Hj. Nurhalimah Sibuea,S.Pd, M.Pd selaku kepala
sekolah dan Bapak Jefri Molyson selaku guru matematika serta seluruh Bapak dan
Ibu guru SMP Negeri 3 Medan yang telah membantu penulis selama melakukan
penelitian.
Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada ibunda Sigor br
Sitanggang yang telah banyak memberi kasih sayang, dukungan baik moril
v
ini dapat terlaksana dengan baik. Kepada Kakak saya Eva Sinurat dan Hemri
Sinurat serta abang saya Kolta Sinurat yang telah memberi semangat doa dan
motivasi kepada penulis. Penulis juga mengucapkan terimakasih buat Uda Dian
yang telah membantu saya baik berupa moril dan moral sehingga terselesaikannya
skripsi ini serta seluruh keluarga yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Saya ucapkan terima kasih terkhusus dan yang saya banggakan buat Desy Lavenia
Keliat yang selalu memotivasi dan membantu saya untuk menyelesaikan skripsi
ini. Tak lupa juga kepada sahabat-sahabatku Firman, Tevran Roy, Elisa, Rosa,
Lisna, Fivesers,serta kawan-kawan Dik B Matematika 12 dan teman-teman PPLT
2015 SMP Swasta Masehi Berastagi dan sesama mahasiswa jurusan pendidikan
matematika.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyusunan skripsi ini,
namun kemungkinan masih banyak kekurangan dalam skripsi ini baik dari segi
isi, maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca. Penulis berharap kiranya skripsi ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi penulis dan pembaca dalam usaha peningkatan
pendidikan dimasa yang akan datang.
Medan, Agustus 2016 Penulis,
vi
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar isi vi
Daftar gambar x
Daftar tabel xi
Daftar lampiran xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Identifikasi Masalah 6
1.3 Batasan Masalah 6
1.4 Rumusan Masalah 6
1.5 Tujuan Penelitian 7
1.6 Manfaat Penelitian 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 8
2.1.1 Pengertian Belajar 8
2.1.2 pengertian Pembelajaran 9
2.2 Masalah Dalam Matematika 10
2.3 Media Pembelajaran Power point 11
2.3.1 Pengertian Media Power point 11
2.3.2 Tujuan Media Power point 15
2.3.3 Keunggulan Medai Power point 15
2.3.4 Mengoperasikan Microsoft Power point 2010 16
2.4 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa 22
2.4.1 Pengertian Pemecahan Masalah Matematika 22
vii
2.4.3 Perencanaan Mengajarkan Pemecahan Masalah 25
2.5 Model Pembelajaran 26
2.5.1 Pengertian Model Pembelajaran 26
2.5.2 Pembelajaran Berdasarkan Masalah 27
2.5.3 Ciri-ciri Model Pembelajaran Berbasis Masalah 29
2.5.4 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Berbasis Masalah 30
2.5.5 Manfaat Model Pembelajaran Berbasis Masalah 31
2.5.6 Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah 31
2.6 Teori Belajar Yang Mendukung Penerapan Model Pembelajaran 35
Problem Based Learning
2.7 Implementasi model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam 38
Pembelajaran Matematika
2.8 Kesebangunan Bangun Datar 39
2.8.1 Dua Bangun yan Sama dan Sebangun 39
2.8.2 Dua Bangun Datar yang Sebangun 40
2.8.3 Segitiga-Segitiga yang Sebangun 41
2.8.4 Kesebangunan Khusus dalam Segitiga 42
2.8.5 Garis- Garis Sejajar Pada Segitiga 42
2.9 Penelitian yang Relevan 43
2.10 Kerangka Konseptual 45
2.11 Hipotesis Tindakan 46
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian 48
3.2 Subjek Penelitian 48
3.3 Objek Penelitian 48
3.4 Jenis Penelitian 48
3.5 Definisi Operasional 49
3.6 Prosedur penelitian 49
3.6.1 Tahap Perencanaan Tindakan 49
viii
3.6.2.1 Tes 51
3.6.2.2 Observasi 52
3.6.3 Tahap Pelaksanaan Tindakan 53
3.6.4 Tahap Observasi 53
3.6.5 Prosedur Analisis dan Interpretasi Data 54
3.6.6 Refleksi 55
3.7 Indikator Kinerja 56
3.8 Kriteria Penilaian 57
3.8.1 Menghitung Tingkat Penguasaan Siswa 57
3.8.2 Penilaian Hasil Observasi 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 60
4.1.1 Deskriptif Hasil Penelitian 60
4.1.1.1 Permasalahan 1 60
4.1.1.2 Perencanaan Tindakan 1 61
4.1.1.3 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi 1 61
4.1.1.4 Prosedur Analisis dan Interpretasi Data 1 62
4.1.1.5 Evaluasi 66
4.1.1.6 Refleksi 66
4.1.2 Siklus II 67
4.1.2.1 Permasalahan II 67
4.1.2.2 Perencanaan Tindakan II 67
4.1.2.3 Pelaksanaan Tindakan dan Observsai II 67
4.1.2.4 Prosedur Analisis dan Interpretasi Data II 68
4.1.2.5 Evaluasi 72
4.1.2.6 Refleksi 72
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
ix
5.2 Saran 76
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Langkah-langkah Pembelajaran Berabsis Masalah 25
Tabel 3.1 Indikator Kinerja 49
Tabel 3.2. Kategori Kriteria Indikator Kerja 50
Tabel 3.3. Kategori Kriteria Penilaian Observasi Gurur 52
Tabel 4.1. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Berdasarkan Hasil
Tes Diagnostik 61
Tabel 4.2. Deskripsi Hasil Tes Diagnostik terhadap Penguasaan Siswa 61
Tabel 4.3. Deskripsi Hasil Tes Diagnostik Pemecahan Masalah 1 62
Tabel 4.4. Deskripsi Hasil Tes Diagnostik Pemecahan Masalah 1 63
Tabel 4.5. Deskripsi Hasil Observasi Kegiatan Guru pada Siklus 1 64
Tabel 4.6. Deskripsi Hasil Observasi Kegiatan Siswa pada Siklus 1 65
Tabel 4.7. Deskripsi Hasil Tes Diagnostik Pemecahan Masalah 2 68
Tabel 4.8. Deskripsi Hasil Tes Diagnostik Pemecahan Masalah 2 69
Tabel 4.9. Deskripsi Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran siklus 2 70
Tabel 4.10. Deskripsi Hasil Observasi Kegiatan Siswa pada Siklus 2 71
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Sampel Hasil Pekerjaan Siswa 2
Gambar 2.1. Alur Proses Pemebelajaran 10
Gambar 2.2. Taksonomi Pemecahan Masalah 17
Gambar 2.3. Persegi yang Sebangun 33
Gambar 2.4. Segitiga Sebangun 34
Gambar 2.5. Segitiga Siku-siku 35
Gambar 2.6. Garis–garis Sejajar Pada Segitiga Siku-Siku 35
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 1 79
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 2 88
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 3 97
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 4 107
Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa Pertemuan 1 116
Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa Pertemuan 2 121
Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa Pertemuan 3 125
Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa Pertemuan 4 132
Lampiran 9. Lembar Observasi Guru Pertemuan Pertama 139
Lampiran 10. Lembar Observasi Guru Pertemuan Kedua 140
Lampiran 11. Lembar Observasi Siswa Pertemuan Pertama 143
Lampiran 12. Lembar Observasi Siswa Pertemuan Kedua 145
Lampiran 13. Kisi-Kisi Tes Diagnostik 147
Lampiran 14. Tes Diagnostik 148
Lampiran 15. Rubrik Penilaian Tes Diagnostik 152
Lampiran 16. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah1 155
Lampiran 17. Lembar Validitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 1 156
Lampiran 18. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 1 159
Lampiran 19. Rubrik Penilaian Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 1 161
Lampiran 20. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah2 166
Lampiran 21. Lembar Validitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 2 167
Lampiran 22. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 2 170
Lampiran 23. Rubrik Penilaian Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 2 172
Lampiran 24. Tabulasi Tes Diagnostik 177
Lampiran 25. Tabulasi Kemampuan Pemecahan Masalah 1 179
Lampiran 26. Tabulasi Kemampuan Pemecahan Masalah 2 182
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam
meningkatkan sumber daya manusia demi kemajuan suatu bangsa. Proses
pelaksanaan dalam bidang pendidikan mengalami perubahan secara bertahap.
Pendidikan secara keseluruhan mencakup banyak unsur, salah satu diantaranya
adalah matematika.
Sistem pendidikan nasional menurut Trianto (2009 : 1) adalah :
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang sangat penting dalam
dunia pendidikan. Melalui pelajaran matematika diharapkan siswa semakin
mampu berhitung, menganalisa, berpikir kritis, serta menerapkan matematika
dalam kehidupan sehari-hari. Matematika diberikan pada setiap jenjang
pendidikan untuk menyiapkan siswa dalam menghadapi perkembangan dunia
yang semakin maju dan berkembang pesat. Seperti yang diungkapkan Cockrof
(dalam Abdurrahman, 2009: 253) bahwa:
“Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena: (1) selalu digunakan dalam segala segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan; (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang”.
Ironisnya, matematika saat ini merupakan mata pelajaran yang kurang
diminati karena dianggap sangat sulit. kondisi saat ini menunjukkan kualitas
pendidikan matematika di Indonesia masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari
berbagai indikator hasil belajar antara lain Ujian Nasional (UN), temuan sejumlah
2
yang menunjukkan hasil belajar siswa dibidang matematika kurang
menggembirakan.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti berupa pemberian tes
diagnostik berisi materi prasyarat materi Kesebangunan kepada 38 siswa kelas
VIII SMP Negeri 3 Medan menunjukkan bahwa ada 3 aspek dari 4 aspek yang
menjadi kesulitan siswa dalam menyelesaikan pemecahan masalah. Dari hasil tes
diagnostik tersebut menunjukkan bahwa 27 siswa (71,05%) memiliki nilai 65
dan hanya 11 orang siswa yang memiliki nilai 65 dan rata-rata kelas 32,64 %.
Ini dapat dilihat dari gambar berikut :
Gambar 1.1. Sampel hasil pekerjaan siswa
Dari hasil pekerjaan siswa diketahui bahwa siswa tidak memahami
masalah yang diberikan sehingga yang terjadi siswa tidak mengerti menyusun
3
masalah tersebut dan siswa kesulitan merencanakan penyelesaiannya dan
selanjutnya salah atau tidak mampu mengerjakannya. Dengan kata lain, kelas
tersebut memiliki rata-rata persentasi pemecahan masalah matematika siswa
kurang dari 80%. Dimana menurut KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang
ditentukan sekolah bahwa keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar
sekurang-kurangnya 80% dari jumlah seluruh siswa dengan nilai lebih dari atau
sama dengan 65 yakni memenuhi kategori cukup. Sehingga yang menjadi masalah
adalah bagaimana cara meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Medan dalam proses pembelajaran
matematika.
Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran matematika di sekolah tersebut
masih menggunakan model pembelajaran konvensional yakni ceramah, tanya
jawab dan pemberian tugas, artinya model pembelajaran yang digunakan masih
banyak didominasi oleh guru, sementara siswa duduk secara pasif menerima
informasi pengetahuan dan keterampilan. Kondisi seperti ini menunjukkan bahwa
metode yang digunakan guru masih kurang bervariasi .
Dari observasi yang dilakukan peneliti ke sekolah SMP Negeri 3 Medan,
peneliti melihat bahwa metode pembelajaran yang digunakan guru masih bersifat
satu arah, dimana keterlibatan siswa masih kurang dalam pembelajaran. Guru
lebih mendominasi siswa dalam proses pembelajaran dan mengakibatkan siswa
hanya bersifat pasif atau dengan kata lain proses belajar mengajar di sekolah
masih bersifat teacher centered.
Hal ini tidaklah sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika untuk
membangkitkan minat, semangat, kreatifitas dan kemampuan siswa untuk
menemukan dan memecahkan permasalahan dengan upaya sendiri. Sehingga
perlu menerapkan suatu strategi belajar yang dapat membantu siswa untuk
memahami materi ajar dan aplikasi serta relevansinya dalam kehidupan
sehari-hari.
Dari masalah yang telah dikemukakan di atas, guru hendaknya perlu
melakukan perbaikan proses pengajaran untuk membuat siswa lebih tertarik
dalam mengikuti pembelajaran. Salah satunya dengan menerapkan model
4
mengembangkan potensi secara maksimal. Banyak sekali model pembelajaran
yang bisa diterapkan, sehingga memungkinkan guru untuk menyampaikan materi
matematika secara menarik dan menyenangkan. Dalam kondisi peserta didik yang
menyenangkan maka peserta didik dapat mengikuti pelajaran dengan
menyenangkan juga sehingga mereka tidak merasa jenuh dalam belajar
matematika.
Dilihat dari konteks perbaikan kualitas pendidikan, maka model PBM
(pembelajaran berbasis masalah) merupakan salah satu strategi pembelajaran yang
dapat digunakan untuk memperbaiki sistem pembelajaran. Kita menyadari selama
ini kemampuan siswa untuk dapat menyelesaikan masalah kurang diperhatikan
oleh setiap guru. Akibatnya, manakala siswa menghadapi masalah, walaupun
masalah itu tersebut tidak sulit , banyak siswa yang tidak dapat menyelesaikannya
dengan baik.
Gagne mengungkapkan (Mada Wena, 2011:52) “pemecahan masalah dipandang sebagai suatu proses untuk menemukan kombinasi dari sejumlah aturan yang dapat diterapkan dalam upaya mengatasi situasi yang baru. Pemecahan masalah tidak sekedar sebagai bentuk kemampuan menerapkan aturan-aturan yang telah dikuasai melalui kegiatan belajar terdahulu, melainkan lebih dari itu, merupakan proses untuk mendapatkan seperangkat aturan pada tingkat yang lebih tinggi”.
Hal senada juga diungkapkan oleh Arends (dalam Trianto, 2009: 92), ”pengajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk
menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri, dan
keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi,mengembangkan kemandirian, dan
percaya diri”. Pada model ini peran guru adalah mengajukan masalah,
mengajukan pertanyaan, memberikan kemudahan suasana berdialog, dan
memberikan fasilitas dan peserta didik dituntut menemukan konsep-konsep dan
membuktikan teorema secara mandiri, dan pengetahuan diperoleh melalui
interaksi mereka dengan objek fenomena dan lingkungan yang ada.
Pembenahan yang tepat agar dapat meningkatkan kemampuan pemecahan
5
berbasis masalah. Model ini merupakan pendekatan pembelajaran yang efektif
untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa
untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun
pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya . Selain itu
Suharsono (dalam Wena 2011:53) juga menyatakan bahwa:
“kemampuan pemecahan masalah sangat penting artinya bagi siswa dan masa depannya. Para ahli pembelajaran sependapat bahwa kemampuan pemecahan masalah dalam batas tertentu, dapat dibentuk melalui bidang studi dan disiplin ilmu yang diajarkan. Persoalan tentang bagaimana mengajarkan pemecahan masalah tidak akan pernah terselesaikan tanpa memerhatikan jenis masalah yang ingin dipecahkan, saran dan pbentuk program yang disiapkan untuk mengajarkannya, serta variabel-variabel pembawaan siswa ”.
Pembelajaran dengan model PBM dimulai dengan adanya masalah,
kemudian siswa memperdalam pengetahuannya tentang apa yang mereka ketahui
dan apa yang mereka perlu ketahui untuk memecahkan masalah tersebut. Dalam
pembelajaran ini masalah yang disajikan sebagai fokus pembelajaran dapat
diselesaikan siswa melalui kerja kelompok sehingga memberi pengalaman belajar
yang beragam pada siswa seperti kerjasama dan interaksi dalam kelompok.
Dengan menerapkan model Pembelajaran Berbasis Masalah maka
diharapkan dapat mengatasi kesulitan siswa dalam mempelajari matematika dan
siswa dapat secara aktif menemukan sendiri penyelesaian masalah dari suatu
pokok bahasan. Sehingga siswa akan termotivasi untuk belajar matematika dan
mampu mengembangkan ide dan gagasan mereka dalam memecahkan
permasalahan matematika.
Untuk menambahkan variasi pembelajaran dan pemahaman siswa
terhadap materi yang diajarkan guru dapat menggunakan media pembelajaran
berupa Power Point. Adapun keunggulan dari media ini adalah dapat
menampilkan informasi yang berupa tulisan, gambar, animasi, sehingga siswa
dapat lebih tertarik dalam mengikuti pelajaran matematika. Dengan menggunakan
media ini yang memberikan contoh nyata secara visual sehinga mereka tidak
susah payah membayangkan ataupun belajar bersama ilusi untuk mempelajari
6
tertarik belajar, tapi juga siswa mengalami pembelajaran secara visualisasi. Hal ini
dapat mengurangi verbalisme dalam pembelajaran sehingga siswa lebih
mendalami materi pelajaran yang diberikan guru.
Dengan melihat latar belakang masalah tersebut peneliti terdorong untuk
meneliti masalah tersebut dengan mengambil judul “Upaya Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Bantuan Power Point Pada Materi Kesebangunan Dikelas IX SMP Negeri 3 Medan T.A 2016/2017.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, beberapa masalah yang dapat di
identifikasi sebagai berikut :
1. Masih rendahnya hasil belajar matematika siswa
2. Kurang aktifnya siswa dalam proses pembelajaran
3. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika siswa
4. Model pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan dalam latar belakang dan
identifikasi masalah yang sangat luas, maka masalah yang dipilih dibatasi pada
masih rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dan
model/metode pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi.
1.4. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Bantuan Power Point dapat
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Pada Materi
Kesebanguan di Kelas IX SMP Negeri 3 Medan T.A 2015/2016?”
1.5. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah:
7
siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah
dengan bantuan Power Point pada materi Kesebangunan di kelas IX SMP Negeri
3 Medan T.A 2016/2017
1.6.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan
masukan yang berarti terhadap peningkatan kualitas pendidikan, terutama:
1. Bagi guru, sebagai bahan masukan untuk dapat memperluas wawasan
pengetahuan mengenai model pembelajaran dalam membantu siswa
meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
2. Bagi siswa, melalui model pembelajaran PBM diharapkan siswa dapat
lebih aktif dalam menyelesaikan permasalahan matematika dan dapat
meningkatkan hasil belajar matematika serta mampu membangun
pemahamannya sendiri.
3. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan untuk bekal ilmu pengetahuan
dalam mengajar matematika pada masa yang akan datang.
4. Bagi sekolah, bermanfaat untuk mengambil keputusan yang tepat dalam
peningkatan kualitas pengajaran, serta menjadi bahan pertimbangan atau
bahan rujukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada
76
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan hasil observasi dapat diambil
kesimpulan bahwa penerapan pembelajaran berbasis masalah dengan
menggunakan media power point dapat meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa pada materi ajar kesebangunan di kelas IX SMP
Negeri 3 Medan.
5.2. Saran
Berdasarkan simpulan penelitian, saran yang diajukan adalah:
1. Kepada guru matematika khususnya guru matematika SMP Negeri 3 Medan, disarankan memperhatikan kemampuan pemecahan masalah matematika
siswa, karena kemampuan pemecahan masalah matematika siswa berkaitan
dengan hasil belajar yang dicapai siswa. Selain itu perlu juga diperhatikan
peran aktif siswa dalam proses pembelajaran, sehingga disarankan hendaknya
guru matematika dapat menerapkan model pembelajaran berbasis masalah
dengan menggunakan media power point.
2. Kepada guru matematika khusunya guru SMP Negeri 3 Medan, disarankan dalam menggunankan model ini agar membagi kelompok berdasarkan
kemampuan yang berbeda-beda (heterogen) serta perlunya memberikan
penghargaan (reward) kepada siswa yang berperan aktif agar mampu
membantu meningkatkan semangat siswa yang lain juga.
3. Kepada siswa SMP Negeri 3 Medan disarankan lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran, baik bertanya maupun mengajukan pendapat saat pembelajaran berbasis masalah dengan menggunakan media power point diterapkan, sehingga kemampuan pemecahan masalah matematika dapat tercapai.
77
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M., (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit
PT. Asdi Mahasatya, Jakarta.
Agus, N. Avianti (2008), Mudah Belajar Matematika 2:Untuk Kelas VIII Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawitah, Penerbit Pusat Perbukuan Depertemen Perbukuan Nasional, Jakarta
Andriana, R., (2012), Meningkatkan Kemampuan Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis Siswa Melalui Menulis Matematika Dalam Pembelajaran Berbasis Masalah, Penerbit Universistas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Ansari, (2009), komunikasi Matematik Konsep dan Aplikasi, Penerbit Yayasan
Pena, Banda Aceh.
Arends, R., (2012), learning Teach Seventh Edition, McGraw-Hill Companies,
New York.
Dewi, R., (2015), Profesionalisasi Guru Melalui Penelitian Tindakan Kelas,
Penerbit Unimed Press, Medan.
Hudojo, (2005), Pengembangan Kurikulum Dan Pembelajaran Matematika,Penerbit Universitas Negeri Malang, Malang.
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia, (2014),
Matematika SMP Kelas VIII. Penerbit Kementerian Pendidkan dan Kebudayaan, Jakarta.
Naibaho, J., (2014), Penerapan Model Prpblem Based Learning Menggunakan
78
Kelas IX SMP Santo Xaverius 2 Kabanjahe T.A 2014/2015, Penerbit Unimed Press, Medan
Ngalimun, (2012), Strategi dan Model Pembelajaran, Penerbit Aswaja Pressindo,
Banjarmasin
Purwanto, N., (2010), Evaluasi Hasil Belajar, Penerbit Pustaka Belajar,
Yogyakarta
Sanjaya, W., (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, penerbit kencana, Jakarta.
Sukardi, (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi Dan Praktiknya,
Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif ,Dan
Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Trianto, (2014), Mendesaian Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, Dan
kontekstual, Dan Implementasinya Pada Kurikulum 2013.
Wena, M., (2011), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontenporer: Suatu Tinjauan
Konseptual Operasional, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Zumiroh, S. Aisyah., Implementasi Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual