• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN MODEL THINK-PAIR-SHARE (TPS) PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS DI KELAS VIII SMP NEGERI 13 MEDAN T.A 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN MODEL THINK-PAIR-SHARE (TPS) PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS DI KELAS VIII SMP NEGERI 13 MEDAN T.A 2015/2016."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN MODEL THINK-

PAIR-SHARE (TPS) PADA MATERI TEOREMA P H Y T A G O R A S D I K E L A S V I I I S M P

NEGERI 13 MEDAN T.A 2015/2016

Oleh :

Shanti Ramona Br. Regar NIM. 4111111023

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iii

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN MODEL

THINK-PAIR-SHARE (TPS) PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS DI KELAS

VIII SMP NEGERI 13 MEDAN T.A 2015/2016

SHANTI RAMONA BR. REGAR (NIM : 4111111023)

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu, yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana perbedaan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran Problem Based Learning dengan model pembelajaran Think-Pair-Share pada materi teorema phytagoras. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Medan, dengan teknik pengambilan sampel adalah sampling acak sederhana. Sampel penelitian adalah kelas VIII-6sebanyak 35 siswa sebagai kelas eksperimen A dengan model pembelajaran Problem Based Learning dan kelas VIII-4 sebanyak 35 siswa sebagai kelas eksperimen B dengan model pembelajaran Think-Pair-Share. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah test uraian yang berjumlah 5 soal yang telah divalidkan oleh validator. Analisis data menggunakan uji t pada taraf signifikasi 5 % dengan uji prasyarat normalitas dan homogenitas. Pada pengujian data pretes kedua kelas, diperoleh bahwa data kedua kelas berdistribusi normal dan homogen. Hasil uji t dari nilai hasil belajar kedua kelas diperoleh nilai thitung = 2,189, ttabel = 1,669 dan dk = 68 sesuai dengan kriteria pengujian terima H0 jika thitung < t1. Dari perhitungan uji hipotesis thitung > ttabel yaitu 2,189 > 1,669. Dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan model Problem Based Learning lebih tinggi daripada hasil belajar matematika siswa yag diajarkan dengan model Think-Pair-Share di Kelas VIII SMP Negeri 13 Medan Tahun Ajaran 2015/2016.

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah,

rahmat dan hidayahNya sehingga skripsi yang berjudul ” Perbedaan Hasil Belajar

Siswa Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) dengan Model

Think-Pair-Share (TPS) Pada Materi Teorema Phytagoras di Kelas VIII SMP

Negeri 13 Medan T.A. 2015/2016” ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini

disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

Medan.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai

pihak, oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr.

Pargaulan Siagian, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak

memberikan bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini. Ucapan

terima kasih juga disampaikan pada Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd, Ibu

Dra.N. Manurung, M.Pd., dan Ibu Dra.Katrina Samosir, M.Pd selaku dosen

penguji yang telah memberikan masukan dan saran mulai dari perencanaan

penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga

disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Asmin, M.Pd selaku dosen pembimbing

akademik yang selama ini telah memberikan bimbingan dan saran-saran dalam

perkuliahan. Terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Syawal

Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta para staf pegawai

di rektorat, Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dekan FMIPA, Bapak Dr. Edy

Surya, M.Si selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D

selaku ketua Prodi Pendidikan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku

sekretaris jurusan Pendidikan Matematika, dan seluruh staf pegawai Jurusan

Matematika FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis.

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda

Muhammad Yunus Siregar dan Ibunda Tiabina Harahap yang terus memberikan

motivasi dan do’a demi keberhasilan penulis menyelesaikan skripsi ini, juga

(5)

v

Ananda Arumbinang Siregar yang telah menjadi penghibur dan penyemangat bagi

penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Jaya Ginting

selaku Kepala SMP Negeri 13 Medan, Ibu Ersada Sembiring, S.Pd selaku guru

bidang studi matematika di SMP Negeri 13 Medan, dan seluruh siswa-siswi kelas

VIII SMP Negeri 13 Medan yang telah banyak membantu penulis selama

penelitian.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Fronika, Jeddah,

Maksum, Nova, Umam, Rina, Ruwaida, dan para sahabat Dik A Matematika

2011 yang telah banyak membantu penulis selama perkuliahan dan sampai

menyelesaikan skripsi ini. Kepada para saudari ukhtifillah satu halaqah Kak Siti,

Winda, Dhila, Kak Nurul, Kak Mila, dan Ningsih yang telah banyak memberikan

nasihat dan do’a kepada penulis, beserta semua pihak yang tidak dapat disebutkan

satu persatu yang turut memberi semangat dan bantuan kepada penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan

skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari isi

maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi

ini dapat bermanfaat dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.

Medan, 2015

Penulis,

Shanti Ramona Br. Regar

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembaran Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah 1

1.2.Identifikasi Masalah 5

1.3.Pembatasan Masalah 6

1.4.Rumusan Masalah 6

1.5.Tujuan Penelitian 7

1.6.Manfaat Penelitian 7

1.7.Defenisi Operasional 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 9

2.1.1. Belajar dan Pembelajaran Matematika 9

2.1.2. Hasil Belajar 10

2.1.3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah 11

(Problem Based Learning)

2.1.4. Model Pembelajaran TPS (Think Pair Share) 16

2.1.5. Materi Pembelajaran 21

2.2. Penelitian yang Relevan 27

(7)

vii

2.4 Hipotesis Penelitian 30

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 31

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 31

3.3. Variabel Penelitian 31

3.4. Jenis dan Rancangan Penelitian 32

3.5. Prosedur Penelitian 33

3.6. Alat Pengumpulan Data 35

3.7. Instrumen Pengumpulan Data 35

3.8. Teknik Analisis Data 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 44

4.2 Analisis Data Hasil Penelitian 46

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 50

5.2. Saran 50

(8)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian 34

Gambar 4.1. Diagram Data Prestest Kelas Eksperimen A 45

dan Kelas Eksperimen B

Gambar 4.2. Diagram Data Postest Kelas Eksperimen A 46

(9)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Tahapan-tahapan Problem Based Learning 13

Tabel 3.1. Model Penelitian Eksperimen 32

Tabel 3.2 Kriteria Pengukuran Validitas Tes 37

Tabel 3.3 Validitas Item Soal Pretest 37

Tabel 3.4 Validitas Item Soal Pretest 38

Tabel 3.5 Validitas Item Soal Pretest 39

Tabel 3.6 Daya Beda Soal 40

Tabel 4.1. Data Pretest Kelas Eksperimen A dan Kelas Eksperimen B 44

Tabel 4.2. Data Postest Kelas Eksperimen A dan Kelas Eksperimen B 45

Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Uji Normalitas 47

Tabel 4.4. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas 47

(10)

x

Daftar Lampiran

Halaman

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I 53

(RPP I) (Kelas Eksperimen A)

Lampiran 2 Rencana pelaksanaan pembelajaran II 62

(RPP II) (Kelas Eksperimen A)

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III 72

(RPP III) (Kelas Eksperimen A)

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I 81

(RPP I) (Kelas Eksperimen B)

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II 91

(RPP II) (Kelas Eksperimen B)

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III 102

(RPP III) (Kelas Eksperimen B)

Lampiran 7 Lembar Aktivitas Siswa I (LAS – 1) 112

Lampiran 8 Alternatif Penyelesaian LAS – 1 119

Lampiran 9 Lembar Aktivitas Siswa II (LAS – 2) 122

Lampiran 10 Alternatif Penyelesaian LAS – 2 126

Lampiran 11 Lembar Aktivitas Siswa – III (LAS – 3) 129

Lampiran 12 Alternatif Penyelesaian LAS – 3 132

Lampiran 13 Kisi-Kisi Pre-Test 134

Lampiran 14 Soal Pre-Test 135

Lampiran 15 Alternatif Penyelesaian Pre-Test 136

Lampiran 16 Lembar Validasi Pre-Test 139

Lampiran 17 Kisi-Kisi Pos-Test 142

Lampiran 18 Soal Pos-Test 143

Lampiran 19 Alternatif Jawaban Postes 145

Lampiran 20 Lembar Validasi Pos-Test 149

Lampiran 21 Pedoman Penskoran Pre-Test 151

(11)

xi

Lampiran 23 Perhitungan Validitas Soal 159

Lampiran 24 Perhitungan Reliabilitas Tes 162

Lampiran 25 Tabel Uji Validitas Dan Reliabilitas 164

Lampiran 26 Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 168

Lampiran 27 Tabel Tingkat Kesukaran Soal 170

Lampiran 28 Perhitungan Daya Pembeda Tes 173

Lampiran 29 Tabel Daya Pembeda Soal 175

Lampiran 30 Data Pretest (T1) Dan Posttsest (T2) 177

Lampiran 31 Perhitungan Rata-Rata, Varians dan Standar Deviasi 180

Untuk Data Pretest (T1), dan Posttest (T2)

Lampiran 32 Perhitungan Uji Normalitas 184

Lampiran 33 Perhitungan Uji Homogenitas 189

Lampiran 34 Perhitungan Uji Hipotesis 191

Lampiran 35 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke Z 193

Lampiran 36 Daftar Nilai Kritis Uji Liliefors 195

Lampiran 37 Tabel Distribusi Nilai F 196

Lampiran 38 Dafar Nilai Persentil Untuk Distribusi t 198

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan mulai

dari jenjang pendidikan dasar, menengah pertama, menengah atas, bahkan sampai

ke perguruan tinggi. Matematika adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang

selalu digunakan dalam segala segi kehidupan, dan juga menopang cabang

pengetahuan yang lain. Karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk

kehidupan sehari-hari maupun dalam menghadapi kemajuan IPTEK sehingga

matematika perlu dibekalkan kepada setiap peserta didik.

Matematika memiliki peranan yang sangat besar, sehingga menjadi ilmu

dasar yang sangat penting untuk diajarkan kepada siswa. Matematika juga

merupakan sarana berpikir ilmiah yang sangat diperlukan oleh siswa untuk

mengembangkan kemampuan logisnya. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi (IPTEK) matematika memegang peranan penting. Karena dalam

pembelajaran, matematika dituntut untuk berpikir kritis dan teliti dalam mengelola

informasi, memecahkan suatu persoalan/permasalahan sehingga berguna dalam

kehidupan sehari-hari serta sebagai bahasa atau sebagai pengembangan sains dan

teknologi.

Pendidikan matematika berperan penting bagi setiap individu karena

dengan matematika setiap individu dapat meningkatkan kemampuan bernalar,

berpikir kritis, logis, sistematis dan kreatif. Namun pada kenyataannya sedikit

sekali orang yang menyukai matematika. Banyak orang beranggapan bahwa

matematika adalah mata pelajaran yang sangat sulit dan menakutkan

dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Dari peranan belajar matematika

tersebut sudah seharusnya hasil dari belajar matematika ini mempunyai hasil yang

baik, agar bisa menjadi bahan mempelajari ilmu yang lainnya.

Kenyataannya matematika tidaklah memiliki banyak penggemar sebagai

pelajaran favorit siswa-siswi di Indonesia dari tingkat dasar sampai menengah,

(13)

2

dipelajari dan akhirnya siswa sudah anti pada matematika sebelum mempelajari

matematika itu. Hal ini dibenarkan oleh Abdurrahman (2011 : 252) bahwa “Dari

berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang

studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan

belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar”.

Surya (2012: 2) mengungkapkan:

“Kenyataan di sekolah hasil belajar matematika rendah karena sebagian besar siswa kurang antusias menerimanya. Siswa lebih bersifat pasif, enggan, takut atau malu untuk mengemukakan pendapat tidak jarang siswa merasa kurang mampu dalam mempelajari matematika sebab matematika dianggap sulit, menakutkan, bahkan sebagian akan dari mereka ada yang membencinya sehingga matematika dianggap momok oleh mereka. Hal ini menyebabkan siswa menjadi takut atau fobia terhadap matematika. Ketakutan yang muncul dari dalam diri siswa tidak hanya disebabkan oleh siswa itu sendiri, tetapi juga didukung oleh ketidakmampuan guru menciptakan situasi dan kondisi yang membawa siswa tertarik pada matematika.”

Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar matematika siswa

dipengaruhi oleh pendekatan pembelajaran yang digunakan guru. Guru tidak

mampu menciptakan situasi dan kondisi yang membawa siswa tertarik pada

matematika. Oleh karena itu kualitas pendidikan matematika di Indonesia

hendaknya ditingkatkan seiring dengan perkembangan zaman. Karena pada

kenyataannya sampai saat ini kualitas pendidikan di Indonesia masih sangat

rendah jika dibandingkan dengan negara lain, terutama dalam bidang studi

matematika.

Sebagai mata pelajaran yang berkaitan dengan konsep-konsep yang

abstrak, maka dalam penyajian materi pelajaran matematika harus dapat disajikan

lebih menarik dan sesuai dengan kondisi dan keadaan siswa. Menjadikan

matematika sebagai pelajaran yang disenangi bukanlah hal yang mudah.

Diperlukan ide-ide kreatif guru agar suasana kelas tidak monoton. Untuk itulah

perlu adanya model dan media khusus yang diterapkan oleh guru. Hal ini tentu

saja dimaksudkan agar dalam proses pembelajaran siswa lebih aktif dan

(14)

3

Sebagaimana menurut Suprijono (2010:7) yaitu : “Hasil Belajar adalah

perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi

kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif”. Oleh karena itu model pembelajaran yang tepat dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan matematika siswa

Indonesia yang masih rendah haruslah tidak membuat siswa jenuh dan tertekan

namun dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

Matematika memang bukanlah pelajaran yang mudah dipahami, tetapi

bukan berarti tidak mungkin untuk bisa dikuasai. Selama ini rendahnya hasil

belajar matematika siswa lebih banyak disebabkan karena pendekatan, metode,

ataupun model tertentu yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran

masih bersifat tradisional. Siswa kurang mampu menangkap konsep dalam

pemahaman yang disampaikan, karena terkadang bahasa verbal yang disampaikan

oleh guru terlalu abstrak. Menurut Slameto (2010:104) yaitu :

”Pelajaran yang disampaikan harus tersusun dalam tatanan yang baik. Jika butir-butir pelajaran tidak tersusun baik, siswa akan menyusun sendiri butir – butir pelajaran tersebut dalam hubungan atau kelompok yang dapat dimengerti oleh siswa tersebut dan mungkin berbeda dengan yang dikehendaki oleh guru. Hasilnya dalah salah interpretasi atau salah pengertian.”

Agar pemahaman konsep matematika berkembang maka siswa perlu

dilibatkan secara aktif dalam proses belajar matematika. Keberhasilan siswa

dalam belajar tergantung pada bagaimana guru memahamkan konsep terhadap

pembelajaran tersebut dan metode mengajar yang digunakan oleh guru pada saat

proses belajar mengajar.

Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan observasi dan

wawancara dengan salah satu guru bidang studi matematika di SMP Negeri 13

Medan yaitu ibu Ersada Sembiring, S.Pd yang mengajar di kelas VIII di SMP

Negeri 13 Medan. Peneliti melakukan observasi mengenai kegiatan belajar

mengajar Matematika yang berlangsung di sekolah tersebut. Dari pengamatan

yang dilakukan peneliti guru melaksanakan proses pembelajaran dengan

(15)

4

disampaikan oleh guru. Sehingga kegiatan belajar mengajar Matematika yang

berlangsung terpusat kepada Guru dan siswa hanya menerima apa yang

disampaikan oleh guru. Guru belum menggunakan model pembelajaran yang

melibatkan peran aktif siswa dalam pembelajaran matematika, sehingga siswa

cenderung pasif. Dalam menyampaikan pembelajaran di dalam kelas guru

langsung menjelaskan materi, tanpa ada memberikan penjelasan mengenai

penggunaan materi dalam keseharian. Guru juga tidak menggunakan media dalam

pembelajaran.

Siswa kelas VIII juga bermasalah dalam menyelesaikan soal-soal teorema

Phytagoras apabila soal yang diberikan berbeda dari contoh soal yang diberikan,

siswa juga kesulitan dalam menyelesaikan soal berkenaan dengan bentuk soal

aljabar. Sehingga hasil belajar siswa masih rendah, seperti yang terdapat pada

nilai ulangan harian yang diberikan oleh guru setiap akhir bab.

Materi Phytagoras merupakan materi yang cukup menantang untuk

dipelajari karena dalam materi ini siswa dituntut untuk menemukan serta

membangun pemikirannya untuk membuktikan dan menggunakan theorema

Phytagoras serta bagaimana syarat berlakunya. Soal – soal Phytagoras juga dapat

mengasah kemampuan berpikir kreatif siswa. Materi ini banyak dimunculkan

dalam soal – soal olimpiade yang menggunakan kreativitas dalam

penyelesaiannya.

Metode mengajar yang digunakan guru mempunyai andil yang cukup

besar dalam kegiatan belajar mengajar dimana siswa akan merasa tertarik dan

mau berperan aktif dalam mencari pemecahan masalah, bukan hanya menerima

saja sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Oleh karena itu,

diperlukan suatu model dan media pembelajaran yang dapat mengajak siswa

berperan aktif dalam proses pembelajaran.

Banyak macam model dan media pembelajaran yang dapat digunakan

dalam menyajikan suatu materi pelajaran, sehingga siswa turut berperan aktif

dalam kelangsungan kegiatan belajar mengajar. Salah satu diantaranya adalah

(16)

5

PBL mengajak siswa untuk mengaitkan masalah nyata dengan

pembelajaran. PBL atau pembelajaran berbasis masalah merupakan pendekatan

pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks bagi siswa

untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan penyelesaian masalah, serta untuk

memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. Dengan

begitu siswa akan aktif dalam proses pembelajaran yang berlangsung.

Model Think-Pair-Share mendorong siswa berfikir, berbicara, dan

kemudian menuliskan berkenaan dengan suatu materi. Model Think-Pair-Share

digunakan untuk mengembangkan tulisan dengan lancar dan melatih bahasa

sebelum menuliskannya. Model Think-Pair-Share juga membantu siswa dalam

mengumpulkan dan mengembangkan ide-ide melalui percakapan terstruktur.

Agar siswa mampu mengaitkan permasalahan di kehidupan sehari – hari

dengan konsep belajar, maka diperlukan model pembelajaran yang melibatkan

siswa di dalam prosesnya. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

dan Think-Pair-Share (TPS) dapat kita gunakan sebagai alternatif pembelajaran.

Dengan pemakaian model tersebut diharapkan akan meningkatkan hasil belajar

matematika siswa pada materi Theorema Pythagoras.

Sekolah yang dijadikan tempat penelitian adalah SMP Negeri 13 Medan.

Karena pembelajaran yang dilakukan oleh Guru matematika di sekolah ini masih

belum menggunakan model pembelajaran yang menarik dalam mengajarkan mata

pelajaran matematika. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk

melaksanakan penelitian dengan judul : “Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan Model Think Pair Share (TPS) Pada Materi Theorema Phytagoras di Kelas VIII SMP Negeri 13 Medan T.A 2015/2016

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan

beberapa masalah, antara lain sebagai berikut:

(17)

6

2. Proses belajar mengajar lebih didominasi oleh guru dan siswa cenderung

pasif.

3. Guru masih belum menggunakan model pembelajaran yang dapat

menumbuhkan minat belajar matematika siswa.

4. Kurangnya inovasi dalam pembelajaran matematika yang dilakukan oleh

guru.

1.3 Pembatasan Masalah

Sehubung dengan keterbatasan kemampuan dari peneliti sendiri, maka

peneliti membuat batasan masalah sebagai berikut:

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran Problem

Based Learning dan Think Pair Share.

2. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP N 13 Medan.

3. Hasil belajar matematika pada materi Theorema Phytagoras.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah di atas,

maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang

diajar menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

dengan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) pada materi teorema

Phytagoras di Kelas VIII SMP Negeri 13 Medan T.A 2015/2016?

2. Apakah hasil belajar matematika siswa yang diajar menggunakan model

Problem Based Learning (PBL) lebih tinggi dibandingkan dengan hasil

belajar matematika siswa yang diajar dengan model Think-Pair-Share

(TPS) pada materi Teorema Phytagoras di Kelas VIII SMP Negeri 13

(18)

7

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar matematika

antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) dengan model pembelajaran Think Pair Share (TPS).

2. Untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa yang diajar

menggunakan model Problem Based Learning (PBL) lebih tinggi

dibandingkan dengan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan

model Think-Pair-Share (TPS).

1.6 Manfaat Penelitian

Dengan dilaksanakan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

sebagai berikut :

1. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan di lembaga pendidikan formal

dalam penggunaan model pembelajaran.

2. Bagi siswa, sebagai pengalaman langsung dalam mempelajari materi

theorema Phytagoras.

3. Bagi peneliti lain, sebagai masukan dalam melakukan penelitian yang

lebih lanjut.

4. Bagi sekolah, bermanfaat untuk mengambil keputusan yang tepat dalam

peningkatan kualitas pengajaran serta menjadi bahan pertimbangan atau

bahan rujukan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

5. Bagi peneliti, sebagai tambahan wawasan menjadi calon guru tentang

penggunaan model pembelajaran dan media dalam mengajar matematika.

1.7 Defenisi Operasional

1. Model pembelajaran Problem Based Learning adalah rangkaian aktivitas

pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang

dihadapi secara ilmiah. Model pembelajaran berbasis masalah (problem

based learning) berbeda dengan model pembelajaran yang lain,

(19)

8

keterampilan siswa. Peran guru dalam model pembelajaran ini adalah

menyajikan masalah. Walaupun peran guru pada pembelajaran ini kadang

melibatkan presentasi dan penjelasan sesuatu hal kepada siswa, namun

yang lazim adalah berperan sebagai pembimbing dan fasilitator sehingga

siswa belajar memecahakan masalah oleh mereka sendiri.

2. Model pembelajaran Think-Pair-Share adalah model yang mempunyai

tujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi secara

proaktif melalui berdiskusi secara berpasangan serta mampu

mempresentasikan hasil yang dimilikinya didepan kelas. Hal yang

mendasari model Think-Pair-Share ini adalah bahwa belajar adalah sebuah

perilaku sosial, artinya melalui model ini diharapkan bahwa hubungan

antar siswa juga akan semakin intens.

3. Hasil belajar matematika adalah tingkat keberhasilan dalam menguasai

bidang studi matematika setelah memperoleh pengalaman atau proses

(20)

50 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan análisis data dari pembelajaran Problem

Based Learning dengan model Think-Pair-Share pada materi teorema Phytagoras

di Kelas VIII SMP Negeri 13 Medan diperoleh kesimpulan, yaitu:

Rata – rata hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan model

pembelajaran Problem Based Learning yaitu sebesar 63,43 dan rata – rata hasil

belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran Think-Pair-Share sebesar

53,09. Maka diperoleh kesimpulan hasil belajar matematika siswa yang diajar

dengan model pembelajaran Problem Based Learning lebih baik dibandingkan

dengan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran

Think-Pair-Share pada materi teorema phytagoras di kelas VIII SMP Negeri 13

Medan T.A 2015/2016. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t.

Setelah dilakukan pengujian data diperoleh thitung > ttabel yaitu 2,189 > 1,669, maka H0 ditolak dan sebaliknya Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar siswa yang diajar dengan model Problem Based Learning

lebih baik daripada hasil belajar siswa yang diajar dengan model

Think-Pair-Share.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran yang dapat peneliti berikan

adalah sebagai berikut :

1. Menjadi masukan untuk guru matematika agar mempertimbangkan memakai

model pembelajaran Problem Based Learning sebagai salah satu alternatif

untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

2. Kepada guru matematika dan peneliti selanjutnya yang hendak menggunakan

pembelajaran Problem Based Learning agar lebih memperhatikan penggunaan

waktu dengan sebaik-baiknya dan persiapan yang matang agar proses

pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan memperoleh hasil yang

(21)

51

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2011). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2011). Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Asmin dan Abil M. (2012). Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar dengan Analisis Klasik dan Modern. Medan: Larispa Indonesia.

Isjoni. (2010). Cooperative Learning, Jakarta: Alfabeta.

Manalu, N. B. (2013). Penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah (problem based instruction) untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah di kelas vii smp Negeri 1 kerajaan tahun ajaran 2012/2103. Skripsi. FMIPA. Unimed. Medan.

Mulyati, Yanti dkk. (2014). Matematika Untuk Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII. Jakarta: Erlangga

Ritonga, N. L. (2013). Penerapan Model PBL (Problem Based Learning) Pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Di Kelas VIII SMP Karya Bunda Medan T.A 2012/2013. Skripsi. FMIPA. Unimed. Medan.

Purwanto. (2011). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Slameto. (2010). Belajar & Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Silitonga, P. M. (2011). Metodologi Penelitian Pendidikan. Medan : FMIPA Universitas Negeri Medan.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.

Suprijono, A. (2010). Cooperatif Learning (Teori dan Aplikasi PAIKEM). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

(22)

52

Tarigan, A. H. (2013). Perbedaan Kreativitas Siswa dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS dan Model Pembelajaran PBL di Kelas VIII SMP Negeri 1 Namorambe T. A. 2012/2013. Skripsi. FMIPA. Unimed. Medan

Trianto. (2011). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

http:stat.ufl.edu/~athienit/Tables/Ztable.pdf (diakses 20 Oktober 2015)

http:flc.losrios.edu/Tables/FTable/pdf (diakses12 November 2015)

Gambar

Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Untuk itu penulis dalam mengaplikasi proses analisis strukur rangka secara menyeluruh ketika kursi roda saat diam (rangka tidak ditegakkan) dan saat bergerak (rangka

oleh orang tua untuk menghadapi anak mereka yang mengalami gangguan autis,. bentuk perilaku coping yang digunakan, dan dampak perilaku coping

Keunggulan SOMSI ini selain dapat mengisi ulang handphone saat jauh dari sumber listrik dan sebagai penghitung langkah kaki adalah pada bagian dalam sisi depan SOMSI ini terdapat

[r]

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Sumberdaya alam Kecamatan Pulo Aceh terdiri dari t e ~ m b u karang, mangrove, lamun, ekosistem pantai, dan sumberdaya

Dari analisis terhadap teks yang ditampilkan Solopos dapat diketahui bagaimana netralitas media dalam kampanye pilgub. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

Semakin tinggi konsentrasi minyak atsiri daun sirih, maka konsistensi salep dengan basis larut air yang ditambahkan semakin sedikit, sehingga viskositas salep rendah, daya sebar

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui pengaruh metode latihan soal- soal dalam pembelajaran akuntansi keuangan terhadap prestasi belajar siswa, (2)