DR PIRNGADI MEDAN PERIODE JANUARI
–
DESEMBER
TAHUN 2014
Jenni Andriyani Tampubolon
145102162
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM STUDI DIV BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
i
INSIDEN KASUS – KASUS RUJUKAN PERSALINAN DI RSUD PIRNGADI MEDAN PERIODE JANUARI - DESEMBER 2014
Abstrak
JenniAndrianiTampubolon
Latar Belakang :Penyebab kematian ibu dalam kasus rujukan sering terjadi karena perspektif pelayanan antara lain, masalah akses dan kualitas pelayanan kasus komplikasi terlambat menerima pelayanan emergensi yang memadai ( PONEK ). Penyediaan pelayanan, dimana jumlah keseluruhan fasilitas/ tenaga cukup tetapi di pedesaan atau daerah terpencil masih kurang, beban kerja bidan desa masih rendah.
Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui insiden kasus kasus rujukan persalinan yang ada di RSUD Dr Pirngadi Medan Periode Januari – Desember 2014.
Metodologi : Desain Penelitian ini deskriptif dengan menggunakan pendekatan
retrospektif. Sampel penelitian ini adalah semua kasus rujukan perssalinan di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2014, diambil dengan menggunakan teknik total sampling
dari medical record.Penelitian ini dilakukan pada bulan april – mei 2015. Data yang digunakan adalah data sekunder dengan analisa univariat.
Hasil : Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa insiden kasus rujukan persalinan sebanyak 110 orang dan rujukan terbanyak dari puskesmas daerah Medanyaitu 40 orang (36.4%) di RSUD Dr. Pirngadi Medan selama tahun 2014.
Kesimpulan dan Saran : Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa insiden kasus rujukan persalinan terbanyak dari puskesmas yang berperan sebagai PONED dan harus mengutkan sistem rujukannya. Diharapkan bagi tenaga kesehatan untuk dapat lebih melakukan pelayanan pada sistem rujukan dan pelayanan kesehatan
ii
Abstract
JenniAndrianiTampubolon
Background: The causes of maternal mortality in referral cases often occur because the service perspective, among others, issues of access and quality of care cases late complications receive adequate emergency services (PONEK). The provision of services, where the total number of facilities / power enough but in rural or remote areas is still lacking, the workload of midwives is still low.
Objective: This study aimed to determine the incidence of cases referred childbirth in hospital Dr Pirngadi Medan period from January to December, 2014.
Methodology: This study was a descriptive design using retrospective approach. Samples of this research is all referral cases perssalinan in Hospital Dr. Pirngadi Medan in 2014, drawn by using the technique of medical record.Penelitian total sampling was conducted in April - May 2015. The data used are secondary data by univariate analysis.
Results: The results of this study showed that the incidence of cases referred childbirth as many as 110 people and most referrals from local health centers Medanyaitu 40 people (36.4%) at Hospital Dr. Pirngadi field during 2014.
Conclusions and Recommendations: Based on the results of this study that the incidence of cases referred childbirth Most of the health centers that act as PONED and should mengutkan reference system. Expected for health workers to better perform services on referral and health care system
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal Karya Tulis
Ilmiah dengan judul Gambaran Kasus Kasus Rujukan persalinan di Rsu Dr Pringadi
Medan Periode Januari – Desember 2014 ”. Dalam laporan penelitian ini, peneliti
menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan, baik dari segi isi maupun
bahasanya, namun demikian peneliti mengharapkan adanya masukan dan saran untuk
perbaikan di masa yang akan datang. Kiranya tulisan ini dapat menambah
perbendaharaan kepustakaan dan menjadi bahan bacaan bagi kita semua.
Dalam menyelesaikan proposal karya tulis ini, peneliti banyak mendapat
masukan, pengarahan, bantuan dan bimbingan, baik dalam bentuk moril maupun
materi, Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih
yang terhormat kepada:
1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku dekan Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara.
2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep selaku ketua program studi D-IV
Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Dr. Christoffel L Tobing, Mked (OG), SpOG-K selaku dosen pembimbing
karya tulis ilmiah yang telah memberikan arahan dan bimbingan.
4. Diah Lestari Nasution,SST, Mkeb selaku dosen Penguji yang telah
memberikan arahan dan masukan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
5. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program studi D-IV Bidan
iv
cinta dan kasih sayang serta dukungan moril, materil, dan doa serta semangat
kepada peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
7. Rekan-rekan mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu dalam
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan dan dukungan pada penulis dalam menyusun karya tulis
ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna.
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk
perbaikan di masa yang akan datang.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
banyak membantu dalam penulisan dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Medan, juli 2015
Peneliti,
Jenni Andriyani Tampubolon
v
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
ABSTRAK... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL……….. vi
DAFTAR SKEMA ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rujukan ... 5
B. Perdarahan Pada Kehamilan Muda ... 7
C. Hipertensi Pada Kehamilan... 17
D. Ketuban Pecah Dini ... 20
E. Kehamilan Lewat Waktu ... 24
BAB III KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep ... 27
vi
A. Desain Penelitian ... 29
B. Populasi dan Sampel ... 29
C. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 29
D. Instrumen Peneliitian ... 30
E. Pengumpulan Data ... 30
F. Pengolahan Dan Analisis Data ... 31
G. Analisa Data ... 32
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian……… 33
B. Pembahasan………. 35
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……….. 39
B. Saran……… 40
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.2 :Defenisi Operasional... 30
Tabel 5.1 :Distribusi Frekuensi Kasus – Kasus Rujukan Persalinan Berdasarkan
Asal Rujukan di RSUD Dr. Pirngadi Medan Periode Januari –
Desember 2014... 35
Tabel 5.2 :Distribusi Frekuensi Kasus - Kasus rujukan persalinan berdasarkan
Mutu Rujukan di RSUD Dr Pringadi Medan Periode Januari –
Desember 2014... 36
Tabel 5.3 : Distribusi Frekuensi Kasus – Kasus rujukan Persalinan Berdasarkan
Luaran Ibu di RSUD Dr. Pirngadi Medan Periode Januari – Desember
2014... 36
Tabel 5.4 :Distribusi Frekuensi Kasus – Kasus Rujukan Persalinan berdasarkan
Keadaan Bayi di RSUD Dr. Pirngadi Medan Periode Januari –
viii
Skema 1 : Sistem Rujukan pelayanan kesehatan
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar Cheklist
Lampiran 2 : Master Tabel
Lampiran 3 : Lembar Konsultasi karya tulis ilmiah
Lampiran 3 : Surat Izin Penelitian D-IV Bidan Pendidik FAkultas keperawtan
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4 : Surat Penelitian Dari Rs Pringadi Medan
i
Abstrak
JenniAndrianiTampubolon
Latar Belakang :Penyebab kematian ibu dalam kasus rujukan sering terjadi karena perspektif pelayanan antara lain, masalah akses dan kualitas pelayanan kasus komplikasi terlambat menerima pelayanan emergensi yang memadai ( PONEK ). Penyediaan pelayanan, dimana jumlah keseluruhan fasilitas/ tenaga cukup tetapi di pedesaan atau daerah terpencil masih kurang, beban kerja bidan desa masih rendah.
Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui insiden kasus kasus rujukan persalinan yang ada di RSUD Dr Pirngadi Medan Periode Januari – Desember 2014.
Metodologi : Desain Penelitian ini deskriptif dengan menggunakan pendekatan
retrospektif. Sampel penelitian ini adalah semua kasus rujukan perssalinan di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2014, diambil dengan menggunakan teknik total sampling
dari medical record.Penelitian ini dilakukan pada bulan april – mei 2015. Data yang digunakan adalah data sekunder dengan analisa univariat.
Hasil : Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa insiden kasus rujukan persalinan sebanyak 110 orang dan rujukan terbanyak dari puskesmas daerah Medanyaitu 40 orang (36.4%) di RSUD Dr. Pirngadi Medan selama tahun 2014.
Kesimpulan dan Saran : Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa insiden kasus rujukan persalinan terbanyak dari puskesmas yang berperan sebagai PONED dan harus mengutkan sistem rujukannya. Diharapkan bagi tenaga kesehatan untuk dapat lebih melakukan pelayanan pada sistem rujukan dan pelayanan kesehatan
ii
CASE INCIDENT - REFERRAL CASE OF LABOR IN THE FIELD Pirngadi Hospital JANUARY - DECEMBER 2014
Abstract
JenniAndrianiTampubolon
Background: The causes of maternal mortality in referral cases often occur because the service perspective, among others, issues of access and quality of care cases late complications receive adequate emergency services (PONEK). The provision of services, where the total number of facilities / power enough but in rural or remote areas is still lacking, the workload of midwives is still low.
Objective: This study aimed to determine the incidence of cases referred childbirth in hospital Dr Pirngadi Medan period from January to December, 2014.
Methodology: This study was a descriptive design using retrospective approach. Samples of this research is all referral cases perssalinan in Hospital Dr. Pirngadi Medan in 2014, drawn by using the technique of medical record.Penelitian total sampling was conducted in April - May 2015. The data used are secondary data by univariate analysis.
Results: The results of this study showed that the incidence of cases referred childbirth as many as 110 people and most referrals from local health centers Medanyaitu 40 people (36.4%) at Hospital Dr. Pirngadi field during 2014.
Conclusions and Recommendations: Based on the results of this study that the incidence of cases referred childbirth Most of the health centers that act as PONED and should mengutkan reference system. Expected for health workers to better perform services on referral and health care system
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Angka Kematian Ibu ( AKI ) adalah indikator yang penting untuk menentukan
status kesehatan ibu di suatu wilayah khususnya berkaitan dengan resiko kematian
ibu hamil dan bersalin. Seperti diketahui, di Indonesia angka kesakitan dan kematian
ibu dan bayi masih tinggi bila dibandingkan dengan negara negara ASEAN, terlebih
lagi bila dibandingkan dengan negara maju. Hal ini erat hubungannya dengan
pemeriksaan ibu hamil, sistem rujukan dan sarana yang adekuat. Pengenalan dan
penanganan kasus kasus yang gawat atau kegawatdaruratan kebidanan seharusnya
mendapat prioritas utama dalam usaha menurunkan angka kesakitan, lebih – lebih
lagi angka kematian ibu, walaupun tentu saja pencegahan lebih baik dari pada
pengobatan. ( Maryunani A , 2012, halm.1 ).
Bila melihat target MDGS 2015 untuk AKI, target Indonesia adalah menurunkan
AKI mencapai 102 per 100.000 kelahiran hidup dengan posisi 359 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2012 maka akan sulit bagi pemerintah untuk mencapai
AKI sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Melonjaknya AKI
tidak terlepas dari kegagalan program Kependudukan dan Keluarga Berencana. (
Prakarsa, Oktober 2013 )
Pada saat ini angka kematian ibu ( AKI ) di Indonesia masih sangat tinggi.
Gambaran penurunan AKI menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
2
Lima penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan, infeksi, eklamsi, partus lama,
dan komplikasi abortus. Sedangkan penyebab tidak langsung kematian ibu adalah
anemia, sebanyak 51 % menurut survei kesejahteraan rumah tangga tahun 1995,
kekurangan energi protein ( KEP ) dan kekurangan energi kalori, sebanyak 4,8 %,
menurut sensus tahun 2000. (Aris sulistiawati, 2009 )
Penyebab kematian ibu dalam kasus rujukan sering terjadi karena perspektif
pelayanan antara lain, masalah akses dan kualitas pelayanan kasus komplikasi
terlambat menerima pelayanan emergensi yang memadai ( PONEK ). Penyediaan
pelayanan, dimana jumlah keseluruhan fasilitas/ tenaga cukup tetapi di pedesaan atau
daerah terpencil masih kurang, beban kerja bidan desa masih rendah. Tenaga
terampil, dimana kurang nya utilisasi bidan desa di pedesaan, mayoritas persalinan di
lakukan di rumah dan di tolong oleh dukun. ( Direktorat bina kesehatan ibu , Depkes
RI )
Akses pelayanan obstetrik juga berpengaruh terhadap keselamatan ibu, karena
tidak bersiap dengan kemungkinan terjadi komplikasi, pilihan dukun bayi
menghambat akses bidan desa dan rujukan. Akses pelayanan emergensi, angka
secsio caesarea di populasi sangat rendah, bidan desa berperan penting dalam
fasilitasi rujukan karena bidan adalah profesi yang paling di akui oleh masyarakat.
Biaya juga sangat berpengaruh dalam sistem rujukan tetapi dengan adanya bantuan
dari pemerintah yaitu sekitar 30 -35% . Askeskin sangat bermanfaat untuk kasus
kasus komplikasi yang mendapatkan pelayanan di Rumah Sakit.
Perdarahan pervaginam merupakan keluhan umum yang banyak dijumpai, dan
merupakan penyebab cukup tinggi seorang wanita datang ke rumah sakit, terutama
dan kehamilan tua adalah usia kehamilan 22 minggu, mengingat kemungkinan hidup
janin di luar uterus. Sekitar 20 % wanita hamil mengalami perdarahan pada awal
kehamilan (kehamilan muda). Perdarahan pada kehamilan muda dapat disebabkan
oleh bermacam macam keadaan, tetapi yang tersering adalah Abortus. Penyebab lain
adalah kehamilan ektopik terganggu dan mola hidadosa. ( Nugroho T , 2011 )
Infeksi dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas merupakan penyebab utama
kedua dari kematian ibu dan perinatal. Kurang dari 150 tahun yang lalu Semmelweis
dan Holmes menyatakan bahwa demam dan sepsis puerpularis dari seorang
perempuan kepada perempuan lain melalui tangan dokter. Penjangkitan ini dapat
dicegah dengan melakukan cuci tangan sebelum bersalin dan mendidihkan semua
instrumen dan perabotan setelah digunakan. Endometriosis akut merupakan infeksi
pasca persalinan yang banyak terjadi. Infeksi lain adalah infeksi sayatan bedah atau
infeksi luka, karena kontaminasi langsung dari area sayatan dengan organisme pada
rongga uterus pada saat pembedahan ( Prawiroharjo S, 2010 hal 415 ) .
Menurut Cemach, 2004 Semua Ibu hamil yang menderita sakit kepala yang
cukup parah sehingga mereka harus pergi ke dokter, atau ibu hamil yang baru
mengalami nyeri epigastrik, harus minimal menjalani pemeriksaan takanan darah dan
urin. Pada Kasus PreEklamsi berat, Penyebab kematian ibu adalah hemoragia
Serebral dan syndrom gawat napas akut atau dewasa. Oleh sebab itu, Manajemen
selama periode antepartum di pusatkan pada pengontrolan tekanan darah dan
keseimbangan cairan. Sekitar 50 % kematian di Inggris Raya di sebabkan oleh
eklamsia yang tidak di tangani sesuai standart, peran dokter obstetri yang tidak
maksimal dan penangannan yang tidak adekuat yang kemudian menyebabkan
4
Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan di RSUD Dr. Pirngadi Medan
di dapat jumlah Persalinan sebanyak 477 kasus.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti ingin mengetahui Insiden Kasus – Kasus Rujukan Persalinan Di RSUD Dr. Pirngadi Medan Periode Januari - Desember 2014
B. Rumusan Masalah
Masalah penelitian ini adalah “ Insiden Kasus Kasus Rujukan Persalinan di RSUD
Dr Pirngadi Medan Periode Januari –Desember Tahun 2014 “.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran kasus kasus rujukan persalinan yang ada di RSUD Dr
Pirngadi Medan Periode Januari – Desember 2014.
2. Tujuan Khusus.
1. Untuk mengetahui seberapa besar kasus rujukan berdasarkan Asal
Rujukan di RSUD Dr Pirngadi Medan Peeriode Januari – Desember 2014.
2. Untuk mengetahui berapa besar kasus rujukan persalinan berdasarkan
Mutu Rujukan di RSUD Dr Pirngadi Medan Tahun 2014.
3. Untuk Mengetahui berapa besar kasus rujukan persalinan berdasarkan
D. Manfaat penelitian
a. Untuk Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan di RSUD Dr Pirngadi Medan Khususnya
medical record Rumah sakit dr Pringadi Medan, serta sebagai dasar
evaluasi tindakan kejadian kasus kasus rujukan bagi pelayanan
kesehatan khususnya kebidanan pada waktu mendatang.
b. Untuk Instansi
Sebagi bahan masukan untuk institusi universitas Sumatera Utara,
khususnya mahasiswa D-IV bidan pendidik dan dapat juga
bermanfaatdalam kegiatan proses belajar serta menambah refrensi di
Perpustakaan Universitas Sumatera Utara D-IV Bidan Pendidik.
c. Untuk pemeliti
Untuk Menambah Wawasan pengetahuan dan pengalaman penulis
dalam penerapan ilmu patologi selama mengikuti perkuliahan dalam
kasus rujukan persalinan.
d. Bagi bidan
Sebagai bahan masukan bagi bidan agar dapat melihat insiden kasus
kasus apa saja yang paling sering di rujuk ke rumah sakit, khususnya
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Rujukan 1. Pengertian
Rujukan adalah suatu pelimpahan tanggung jawab timbal balik atas kasus
atau masalah kebidanan yang timbul baik secara vertikal (dari satu unit ke unit yang
lebih lengkap /Rumah Sakit) maupun horizontal (dari satu bagian ke bagian lain
dalam satu unit) (Muchtar, 1977).
2. Tujuan Rujukan
a. Setiap penderita mendapat perawatan dan pertolongan yang
sebaik-baiknya.
b. Menjalin kerjasama dengan cara pengiriman penderita atau bahan
laboratorium dari unit yang kurang lengkap ke unit yang lengkap
fasilitasnya.
c. Menjalin pelimpahan pengetahuan dan keterampilan (transfer knowledge
and skill) melalui pendidikan dan latihan antara pusat pendidikan dan
3. Sistem Rujukan
Program sistem rujukan sudah mulai diperkenalkan oleh pemerintah sejak tahun
1976 untuk memperoleh pelayanan obstetri / kebidanan, terutama bagi kelompok
resiko tinggi. Harapannya adalah dengan sistem ini pelayanan akan menjadi lebih
efesien, efektif dan mudah di akses oleh mayoritas masyarakat tetapi pelayanan ini
bukan hanya sekedar aktifitas dalam sistem rujukan, tetapi juga mencakup pelatihan
dan penelitian. Agar sistem rujukan dapat bekerja secara efesien, kerja sama secara
terus menerus sangat di perlukan antara institusi terkait dan petugas kesehatan seperti
bidan. ( Maryunani A, 2012 )
Sistem rujukan pelayanan kesehatan
8
Skema 1 : Sistem Rujukan pelayanan kesehatan
Intervensi di tingkat pelayanan dasar
a. Pemeriksaan kehamilan
b. Persalinan nakes di fasilitas yankes
c. Penanganan balita ( MTBM)
d. Pelayanan Obstretri Neonatal emergensi dasar minimal 4 puskesmas /
kabupaten dan kota
e. Pelayanan nifas dan bayi baru lahir
Intervensi di tingkat pelayanan rujukan
a. Pelayanan Obstetri neonatal emergency Komperhensif, 24 jam seminggu
di kabupaten dan kota
b. Pelayanan rujukan nifas dan bayi baru lahir
c. Pelayanan rujukan
d. Pelayanan level 3 di tingkat regional
e. Transportasi rujukan
4. Proses Rujukan
Di dalam suatu perujukan kasus obstetri / kebidanan, dijumpai adanya suatu
proses dari mulai ditemui kasus sampai pada pengiriman kasus tersebut ke instansi
yang dirujuk. Proses ini umumnya mulai dari penemuan kasus, pemeriksaan,
penegakan diagnosa, observasi sampai penentuan bahwa kasus memerlukan tindakan
ataupun penanganan yang tidak dapat atau kurang sempurna dilakukan di instansi
perujuk dan di putuskan untuk di rujuk . ( Maryunani A, 2012 )
B. Perdarahan Pada Kehamilan Muda
Perdarahan pervaginam merupakan keluhan umum yang banyak dijumpai dan
merupakan penyebab cukup tinggi seorang wanita datang ke rumah sakit teerutama
jika diketahui atau disangka ada kehamilan .
Sekitar 20 % wanita hamil mengalami perdarahan pada awal kehamilan (
kehamilan muda ). Perdarahan pada kehamilan muda dapat disebabkan oleh
bermacam macam keadaan tetapi yang tersering adalah abortus, Kehamilan ektopik,
Molahidatidosa . ( Maryunani A, 2011 )
1. Abortus
A. Pengertian
Abortus adalah Ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi ( pertemuan sel telur dan
sel sperma ) pada usia kehamilan kurang dari 20 minngu atau berat janin kurang dari
500 gr ( Nugroho T, 2010 )
Abortus adalah berahirnya suatu kehamilan oleh karena akibat akibat tertentu
pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum
mampu untuk hidup di luar kandungan. Istilah abortus dapat di pakai untuk
10
kandungan. Menurut terjadinya abortus di bedakan menjadi abortus spontan dan
abortus, provokatus.
B. Etiologi
Abortus dapat di sebabkan antara lain
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi,
2. Lingkungan endometrium kurang sempurna sehingga suplai zat makanan
terganggu,
3. Pengaruh teratogenetik ( radiasi, virus, obat obatan ).
4. Kelainan plasenta ( oksigenisasi, plasenta tegang, gangguan pertumbuhan
janin, kematian ).
5. Penyakit ibu
C. Patogenesis
Pada awal abortus terjadi perdarahan desidua basalis, diikuti nekrosis jaringan
sekitar yang menyebabkan hamil konsepsi ( janin ) terlepas dan dianggap benda
asing dalam uterus, kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing
tersebut. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu janin biasanya dikeluarkan
seluruhnya karena vili korialis belum menembus desidua secara mendalam. Pada
kehamilan 8-14 minggu, vili koriales menembus desidua secara mendalam, plasenta
tidak dilepaskan sempurna sehingga banyak perdarahan pada kehamilan di atas 14
minggu, setelah ketuban pecah, janin yang telah mati akan dikeluarkan dalam bentuk
kantong amnion kosong (blighted ovum/benda kecil yang tak jelas bentuknya) dan
kemudian plasenta (Prawirohardjo,S,2002).
D. Diagnosis
Tindakan klinik yang dapat dilakukan untuk mengetahui terjadinya abortus antara
lain:
a. Terlambat haid atau amenorea kurang adri 20 minggu
b. Pemeriksaan fisik yang terdiri dari keadaan umum tampak lemah, tekanan
darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, dan
suhu badan normal atau meningkat (jika keadaan umum buruk, lakukan
resusitasi dan stabilisasi)
c. Adanya perdarahan pervaginam yang dapat disertai keluarnya jaringan janin,
mual dan nyeri pinggang akibat kontraksi uterus (rasa sakit atau kram perut
diatas daerah sinopsis)
d. Pemeriksaan ginekologi meliputi inspeksi vulva dengan melihat perdarahan
pervaginam, ada/tidak jaringan janin, dan tercium/tidak bau busuk dari vulva
inspekulo
e. Perdarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah tertutup,
ada/tidak jaringan keluar dari ostium, dan ada/tidak cairan atau jaringan
busuk dari ositum
f. Pada Periksa Dalam, dengan melihat porsio masih terbuka atau sudah tertutup
teraba atau tidak jaringan dalam kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih
kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada
12
E. Macam Macam Abortus
1. Abortus iminens merupakan abortus tingkat permulaan terjadi perdarahan
pervaginam, sedangkan jalan lahir masih tertutup dan hasil konsepsi masih
baik dalam uterus.
2. Abortus insipiens merupakan abortus yang sedang mengancam yang di tandai
dengan serviks yang telah mendatar, sedangkan hasil konsepsi masih berada
lengkap di dalam uterus.
3. Abortus inkomplit dimana sebagian hasil konsepsi telah keluar dari rahim dan
masih ada yang tertinggal.
4. Abortus komplit, dimana seluruh hasil konsepsi telah keluar dari uterus pada
kehamilan kurang dari 20 minggu.
5. Missed abortion, abortus yang di tandai dengan embrio atau fetus yang telah
meninggal di dalam kandungan sebelum kehamilan 20 minggu dan hasil
konsepsi seliruhnya masih dalam kandungan.
6. Abortus infeksius, adanya abortus yang di sertai dengan infeksi
7. Abortus habitualis, abortus yang terjadi sebanyak tiga kali berturut turut atau
lebih
F. Asuhan yang di berikan pada abortus
Perhatikan atau yakinkan petugas kesehatan dalam situasi emergensi , berikan
posisi tidur flat atau datar untuk mempertahankan fungsi optimal plasenta dan ginjal.
Dapat juga memberikan terapi cairan dan memberikan oksigen guna untuk menggan
ti cairan intravaskuler darah dan membantu oksigenisasi fetal yang adekuat. Batasi
intake oral dan ukur intake output untuk mengantisipasi kebutuhan dan untuk
2. Kehamilan Ektopik A. Pengertian
Suatu keadaan dimana hasil konsepsi berimplantasi dan tumbuh di luar dan
tumbuh di luar endometrium kavum uteri. Kehamilan ektopik merupakan kehamilan
yang terjadi diman telur yang telah di buahi berimplantasi di luar endometrium
kavum uteri. Sebagian besar kehamilan etopik berlokasi di tuba, jarang sekali
berimplantasi di ovarium, perut, kanalis servialis uteri. ( Anik Maryunani, 2012 )
Tingginya angka kejadian saat ini kira kira 1 diantara 150 kehamilan dalam
populasi kulit putih, 1 di antara 100 kehamilan dalam populasi bukan kulit putih.
20% muncul secara akut, 80% secara sub akut. Nyeri akut dan berat pada abdomen
bagian bawah mungkin beralih ke daerah ujung bahu. Sub Akut lebih susah di
diagnosis karena gejala gejala nya kurang jelas, amenore ( 4 – 10 minggu ) nyeri
abdomen bagian bawah perdarahan Pervagina sedikit, berwarna merah ungu.( Misha
Datta...et al, 2010 )
B. Etiologi
Etiologi yang dapat meneyebabkan kehamilan ektopik yaitu bila perjalanan menuju
uterus, telur ( ovum ) yang sudah di buahi di bagian ampula tuba mengalami
hambatan yang dapat di akibatkan oleh salpingitis, riwayat operasi tuba / pasca
operasi tuba atau sterlisisasasi yang tidak sempurna, pelekatan tuba akibat operasi
yang tiodak sempurna. Karena tuba bukan merupakan tempat untuk pertumbuhan
hasil konsepsi, sebagian besar kehamilan di tuba terganggu pada usia kehamilan 6 –
10 minggu, dengan terjadinya implantasi di dalam lumen tuba dapat terjadi beberapa
14
a. Hasil Konsepsi Mati Dini
Tempatnya tidak mungkin memberikan kesempatan tumbuh, karena kecilnya
kemungkinan diserobsi.
b. Terjadinya Abortus
Kesempatan berkembang yang sangat kecil menyebabkan hasil konsepsi mati
dan lepas dalam lumen, lepasnya hasil konsepsi menimbulkan perdarahan
dalam lumen tuba dan keluar lumen membentuk timbunan darah, tuba tampak
berwarna biru pada saat dilakukan operasi.
c. Tuba Palopi pecah
Karena tida dapat berkembang maka tuba dapat pecah, jonjot vili menembus
sehingga terjadi rupture yang mrnimbulkan timbunan darah kedalam ruangan
abdomen.
d. Rupture tuba menyebabkan hasil konsepsi terlempar keluar dan kemungkinan
akan melakukan melakukan implantasi menjadi kehamilan abdomen
sekunder, kehamilan abdominal dapat menjadi cukup besar.
Dari penjelasan di atas maka kehamilan ektopi terganggu dapat disimpulkan di
sebabkan oleh :
1. Faktor uterus
2. Faktor tuba
C. Gejala klinik
Dikenal trias gejala klinik kehamilan ektopik yaitu :
1. Amenorhea
Lamanya amenorhea bervariasi dari beberapa hari sampai beberapa bulan.
Dengan amenorhea terdapat tanda hamil muda yaitu, morning sickness, mual
mual, perassan ngidam.
2. Terjadinya nyeri abdomen
Nyeri abdomen disebabkan kehamilan tuba yang pecah. Rasa nyeri dapat
menjalar keseluruh abdomen tergantung dari perdarahan di dalamnya. Bila
rangsangan darah dalam abdomen mencapai diafragma dapat mencapai
terjadi nyeri di bawah bahu. Bila darahnya membentuk hematokel yaitu
himpunan di Cavum Douglas akan terjadi rasa nyeri di babgian bawah dan
saat buang air besar.
3. Perdarahan
Terjadinya abortus atau ehamilan tuba terdapat perdarahan ke dalam cavum
abdomen dalam jumlah yang bervariasi. Darah yang tertimbun dalam cavum
abdomen tidak berfungsi sehingga terjadi gangguan dalam sirkulasi umum
yang menyebabkan nadi menungkat, tekanan darah menurun sampai jatuh
kedalam keadaan syok
D. Penatalasanaan Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik terganggu merupakan masalah klinis yang memerlukan
penanganan spesialis, sehingga rujukan merupakan langkah yang sangat penting.
Dengan gambaran klinis kehamilan ektopik terganggu, kiranya bidan dapat
16
adalah merujuk penderita ke fasilitas yang lebih lengkap seperti puskesmas, dokter
atau langsung ke rumah sakit. Sebagai gambaran penanganan spesialistis tersebut
yang akan dilakukan adalah penatalaksanaan kehamilan ektopik tergantung pada
beberapa hal antara lain lokasi kehamilan dan tampilan klinis. Sebagai contoh
penatalaksaan kehamilan tuba berbeda dari penataklsaan kehamilan abdominal.
Selain itu perlu dibedakan pula penatalaksanaan kehamilan ektopik terganggu
dengan kehamilan ektopik belum terganggu.
Adapun prinsip umum penatalaksaan kehamilan ektopik adalah sebagai berikut :
a. Segera ruju ke fasilitas lebih lengkap ( rumah sakit )
b. Optimalisasi keadaan ibu dengan pemberian cairan dan tranfusi darah untuk
mengkoreksi hipovolemia dan anemia, pemberian oksigen atau bila di curigai
ada infeksi di bberikan juga antibiotik ( pada keaddaan syok segera berikan
infus cairan dan oksigen sambil menuggu darah. Kondisi penderita harus
diperbaiki, kontrol tekanan darah, nadi, dan pernafasan )
c. Penatalaksaan yang ideal adalah menghentikan sumber perdarahan segera
dengan penatalaksanaan bedah ( operasi/laparotomi) setelah diagnosis di
pastikan.
3 Mola Hidatidosa
A. Pengertian
Molahidatidosa adalah suatu penyakit tropoblas Gestasional (PTG) yang
memiliki berbagai penyakit yang berasal dari plasenta yaitu molahidatidosa parsial
dan komplit, koriokarsinoma mola infasif dan plasental site tropoblastik tumor (
Menurut Mistha Datta, 2010 Mola hidatidosa adalah tumor jinak pada
jaringan tropoblas. Fertilisasi abnormal ( ovum yang mengalami enukleasi atau
sperma haploid yang mengalami duplikasi atau dispermi.
B. epidemiologi
Insiden Molahidatidosa sering di dapatkan pada manusia usia reproduktif.
Wanita pada masa remaja awal atau usia perimenopauase akan sangat beresiko.
Wanita yang berusia >35 tahun memiliki resiko 2 kali lipat. Wanita Usia . $0 tahun
memiliki resiko 7 kali lipat di banding dengan usia yang lebih muda. Paritas tidak
mempengaruhi terjadinya molahidatidosa.
C . Patofisiologi
Hamil Anggur atau Molahiodatidosa dapat terjadi karena
a. Tidak adanya Buah kehamilan atau adanya perubahan sistem aliran darah
terhadap buah kehamilan, pada usia kehamilan munggu ke 3 sampai minggu ke
4.
b. Aliran darah yang terus berlangsung tanpa bakal janin akibatnya terjadi
peningkatan produksi cairan sel tropoblas bagian
C. Hipertensi dalam kehamilan
A. Pengertian
Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5 – 15 % penyulit kehamilan dan
merupakan salah satu penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu bersalin. Di
indonesia Mortalitas dan morbiditas hipertensi dalam kehamilan juga masih cukup
tinggi. Hal ini di sebabkan selain oleh etiologi tidak jelas, juga oleh perawatan
18
belum sempurna. Hipertensi dalam kehamilan dapat dialami oleh semua lapisan ibu
hamil sehingga pengetahuan tentang pengeloaan hipertensi dalam kehamilan harus
benar benar di pahami oleh semua tenaga medik baik pusat maupun daerah. (
Sarwono, 2010 )
Ibu dengan gangguan hipertensi yang diinduksikan kehamilan dapat berkembnag
dari penyakit ringan sampai kondisi yang lebih serius.Sedikit ibu yang mengalami
Eklamsia memiliki tekanan darah normal. Tangani ibu yang mengalami konvulsi
seperti menangani eklamsia sampai diagnosis lain di tegakkan. ( Devi Yulianti, 2006)
Bidan di garis depan pemberian perawatan maternitas idealnya di tempatkan pada
surveilans primer dan di deteksi dini pre eklamsia. Aktfitas tindak lanjut yang di
lakukan oleh bidan saat kondiisi setelah terdeteksi akan menentukan saat ibu masuk
ke tingkat perawatan sekunder dan tersier. Hal ini dapat mencegah kedaruratan
sehingga aktifitas tersebut sangat penting untuk kehamilan individu. (Boyle,M,2007)
B. Klasifikasi
Klasifikasi yang di pakai di indonesia adalah berdasarkan Report of the national
hight blood Presure Education Program Working Group on Hight Blood Pressure in
Pregnancy :
1. Hipertensi Kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum umur kahamilan 20
minngu atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis setelah umur kehamilan
20 minngu dan hipertensi menetap sampai 12 minngu pasca persalinan .
2. Pre Eklamsi adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minngu kehamilan
disertai dengan proteinuria
3. Ekalmsi adalah Preeklamsi yang disertai dengan kejang kejang atau bahkan
4. Hipertensi kronik dengan superinfosed preeklamsi adalah hipertensi kronik
yang disertai tanda tanda preeklamsi atau hipertensi kronik disertai
proteinuria.
5. Hioertensi gestasional adalah hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa
disertai proteinuria dan hipertensi dan akan menghilang setelah 3 bulan
pascapersalian atau kehamilan dengan tanda tanda pre eklamsi tetapi tanpa
proteinuria.
C. Faktor resiko
Terdapat banyak faktor resiko untuk terjadinya hipertensi pada kehamilan yang dapat
dikelompokkan dalam faktor resiko sebagai berikut :
1. Primigravida, primipaternitas
2. Hiperplasentosis misalnya molahidatidosa, kehamilan multipel diabetes
militus hidrops fetalis, bayi besar.
3. Umur yang ekstrim.
4. Riwayat keluarga pernah preeklamsi atau eklamsi
5. Penyakit penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil.
6. Obesitas.
D. Patofisiologi
Penyebab hipertensi dalam kehamilan hingga kini belum diketahui denagn jelas.
Banyak teori yang telah di kemukakan tentang terjadinya hipertensi dalam
kehamilan, tetapi jika tidak ada satu pun teori tersebut yang dianggap mutlak benar.
Teori teori yang sekarang banyak dianut adalah sebagai berikut :
1. Teori kelaina vaskularisasi plasenta
20
3. Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin
4. Teori adaptasi kardiovaskularori genetik
5. Teori defesiensi gizi dan Teori inflamasi
D Ketuban Pecah Dini ( KPD ) A. Pengertian
Defenisi Ketuban Pecah Dini ( KPD ) adalah pecahnya ketuban sebelum waktuna
melahirkan / sebelum inpartu, pada pembukaan < 4 cm (fase laten). Hal ini dapat
terjadi pada akhir kehamian maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. KPD
merupakan Komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan kurang bulan, dan
mempunyai kontribusi yang besar pada angka kematian perinatal pada bayi yang
kurang bulan. Pengelolaan KPD pada kehamilan kurang dari 34 minggu sangat
komplek, bertujuan untuk menghilangkan kemungkinan terjadinya prematuritas dan
RDS ( Respiration Dystress Syndrom ).
B. Etiologi
Penyebab KPD masih belum diketahui dan tidak dapat ditentukan secara pasti.
Beberapa laporan meyebutkan faktor – faktor yang berhubungan erat dengan KPD,
namun faktor faktor mana yang lebih berperan sulit diketahui.
Kemungkinan yang menjadi faktor predisposisinya adalah:
1. Infeksi: infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun
asenderen dari vagina atau infeksi pada cairan ketuban bias menyebabkan
terjadinya KPD.
2. Servik yang inkompetensia, kanalis servikalis yang slalu terbuka oleh karena
3. Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihan
(overdistensi uterus), misalnya trauma hidramnion, gamely.
4. Trauma yang di dapat misalnya hubungan seksual, pemeriksaan dalam
maupun amniosintesis menyebabkan terjadinya KPD karena biasanya
disertai infeksi.
5. Kelainan letak, misalnya sungsang sehingga tidak ada bagian terendah yang
menutupi pintu atas panggul ( PAP )yang dapat menghalani tekanan terhadap
membrane bagian bawah.
Faktor lain adalah
1. Faktor golongan darah akibat golongan darah ibu dan anak yang tidak sesuai
dapat menimbulkan kelemahan bawaan termasuk kelemahan jaringan kuliit
ketuban.
2. Faktor disproporsi antar kepala janin dan panggul ibu.
3. Faktor multi graviditas, merokok dan perdrahan antepartum.
4. Desifisiensi gizi dari tembaga atau asam askorbat (Vitamin C)
Adapun faktor faktor resiko dari KPD yaitu, Inkompetensia serviks (leher
rahim), Polihidramnion, Riwayat KPD sebelumnya, Kelainan atau kerusakan selaput
ketuban, Kehamilan kembar, Trauma, Serviks (leher rahim) yang pendek (<25 mm)
pada usia kehamilan 23 minngu, Infeksi pada kehamilan seperti bacterial vaginosis.
C Tanda Dan Gejala
Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembebs melalui
vagina. Aroma air ketuban berbau amis dan tidak seperti berbau amoniak, mungkin
cairan tersebut masih merembes atau menetes, dengan cirri pusat dan bergaris warna
22
Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus di produksi sampai
kelahiran. Tetapi bila anda duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak
dibawah biasanya mengganjal atau menyumbat kebocoran untuk sementara. Demam,
Bercak vagina ang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin bertambah cepat
merupakan tanda tanda infeksi yang terjadi.
C. Penatalaksanaan
Ketuban Pecah dini termasuk dalam kehamilan beresiko tinggi. Keasalahan
dalam mengelola KPD akan membawa akibat meningkatnya angka moebiditas dan
mortalitas ibu maupun bayinya. Penatalaksaan KPD masih dilema bagi sebagian
besar ahli kebidanan. Kasus KPD yang cukup bulan, kalau segera mengakhiri
kehamilan akan menaikkan insidensi bedah caesar, dan kalau menunngu persalinan
spontan akan menaikkan insidensi choriomnioniti
Adapun penatalaksaannya adalah
1. Konservatif
Rawat di rumah sakit.
Beri antibiotika : bila ketuban pecah > 6 jam berikan Ampicilin 4 x
500 mg atau gentamicyn 1 x 80 mg.
Bila umur Kehamilan < 32 – 34 minggu dirawat selama air ketuban
masih keluar atau sampai air ketuban tidak keluar lagi
Bila usia kehamilan 32 – 34 minggu, masih keluar air ketuban, maka
usia kehamilan 35 minngu dipertimbangkan untuk terminasi
kehamilan ( hal sangat bergantung pada kemampuan perawatan bayi
Nilai tanda tanda Infeksi : suhu, leukosit, tanda tanda infeksi
intrauterine.
Pada usia kehamilan 32 – 34 minggu, berikan streroid selam untuk
memacu kematangan paru paru janin.
2. Aktif
Kehamilan > 35 minggu : Induksi oksitosin, bila gagal dilKUKn
sectio caesarea.
Pada keadaan CPD, Letak lintang, dilakukan seksio sesaria.
Bila ada tanda tanda infeksi beri antibioyika dosis tinggi dan
persalinan di akhiri.
( Nugroho, T , 2012
E Kehamilan Lewat Waktu ( Serotinus ) A. Pengertian
Kehamilan serotinus atau kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang telah
berlansung selama 42 minggu ( 294 hari ) atau lebih, pada siklus haid teratur rata –
rata 28 hari dan hari pertama Haid terahir diketahui dengan pasti. Diagnosa usia
kehamilan lebih dari 42 minngu didapatkan dari perhitungan umus neagle atau
dengan tinggi Fundus uteri.
B. Etiologi
Penyebab terjadinya kehamilan lewat bulan pada umumnya tidak diketahui secara
pasti, beberapa faktor yang diduga sebagai penyebab adalah antara lain :
1. Cacat bawaan atau anesepalus
24
3. Pemakaian obat obatan yang berpengaruh pula sebagi tokolitik anti
prostaglandin : salbutamol, progestin, asam mefenamat.
4. Tidak diketahui penyebabnya
Hal ini juga bisa disebabkan karena
1. Penuruna kadar estrogen pada kehamilan normal pada umumnya tinggi.
2. Pada kasus insufisiensi plasenta / adrenal janin, hormone prokusor yitu
isoadrosteron sulfat di ekresikan dalam cukup tinggi konversi menjadi
estardiol dan secara langsung estradiol di dalam pasenta, contoh klinik
mengenai defisiensi prekusor estrogen adalah anasefalus.
3. Faktor hormonal yaitru Kadar progesteron tidak cepat turun walaupun
kehamilan telah cukup bulan, sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin
berkurang.
4. Faktor lain adalah hereditas karena post matur atau pun serotinus seiring di
jumpai pada suatu keluarga.
C. Manifestasi klinis
1. Keadaan klinis yang dapat ditemukan ialah gerakan janin yang jarang yaitu
secara subjektif kurang dari 7 kali / 20 menit atau secara objektif dengan
kardiotokografi kurang dari 10 kali / 20 menit.
2. Pada bayi ditemukan tanda tanda lewat waktu yang terbagi menjadi :
a. Stadium 1 : kulit kehilangan verniks kaseosa dan terjadi maserasi
sehingga kulit kering, rapuh dan mudah meneglupas.
b. Stadium 2 : Seperti satdium 1 disertai pewarnaan mekonium ( atau
kehijauan di kulit ).
c. Stadium 3 : Seperti stadium 1di sertai pewarnaan kekuningan pada kuku
Dalam menilai apaah kehamilan matur atau tidak , pada ibu dapat dilakukan
beberapa pemeriksaan yaitu :
1. Berat badan ibu turun dan lingkaran perut mengecil dan air ketuban
berkurang
2. Pemeriksaan rontgenologi : dengan pemeriksaan ini dengan janin matur dapat
ditemukan pusat osifikasi pada os cuboid, bagian distal femur dan bagian
froksimal tibia, diameter bipariental kepala 9,8 cm lebih. Keberatan
pemeriksaan ini adalah kemungkinan pengaruh tiida baik sinar ronntgen
terhadap janin. Pemeriksaan dengan USG, dengan pemeriksaan ini diameter
biparental kepala janin dapat diukur dengan teliti tanpa bahaya.
3. Pemeriksaan sitologi liquor amnion, Amnioskopi dan periksa PH nya di
bawah 7,20 di anggap sebagai tanda gawat janin.
4. Pemeriksaan Sitologi vagina untuk menentukan infusiensi plasenta di nilai
berbeda beda.
5. Rasio lesitin , spingomielin dengan thin layer Cromatography atau dengan
shake foam test, aktifitas tromboplastin dalam cairan amnion.
E. Penatalasaan
Penatalaksaan pada kehamilan lewat waktu atau serotinus adalah :
1. Setelah usia kehamilan > 40 minggu yang penting adalah monitoring janin
sebaik baiknya.
2. Apabila tidak ada tanda tanda insufisiensi plasenta persalinan spontan dapat
di tunggu dengan pengawasan ketat.
3. Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai kematangan serviks kalau sudah
26
4. Bila riwayat kehamilan yang lalu ada kehamilan janin dalam rahim, terdapat
hipertensi, pre eklamsi, atau pada kehamilan 40 – 42 minggu maka ibu di
rawat di rumah sakit.
5. Tindakan operasi sectio caesarea dapat dipertimbangkan pada.
a. Insufisiensi plasenta dengan keadaan serviks belum matang
b. Pembukaan yang belum lengkap.
c. Persalinan lama
d. Terjadi tanda gawat janin
e. Primigravida tua
f. Kematian janin dalam kandungan
g. Pre eklamsi
h. Hipertensi menahun
i. Infertilitas
j. Kesalahan letak janin
27
BAB III
KERANGKA KONSEP
Kerangka konsep merupakan teori yang di buat oleh peneliti untuk
memberikan gambaran yang sistematis mengenai masalah yang akan di teliti bersifat
sementara. ( Sibagariang,dkk, 2010,halm 41). Adapun berdasarkan latar belakang
masalah, tinjauan pustaka, maka kerangka penelitian ini dapat aya kembangkan
melalui kerangka konsep di bawah ini.
Skema 2 : Kerangka Konsep
Asal Rujukan
Mutu Rujukan Terpadu
Luaran
28
3.2 Defenisi Operasional
No Variabel Defenisi
Operasional
Cara ukur Hasil Ukur
1 Asal
Rujukan
Asal pasien rujukan medan dan luar medan
Observasi Rujukan asal medan
1. Rumah Sakit 2. Praktek Dr 3. Bidan 4. Puskesmas
Rujukan luar medan
1. Rumah Sakit 2. Puskesmas
2 Mutu
Rujukan Terpadu Kwalitas rujukan pasien baik system ataupun layanan terhadap pasien
Observasi - Rujukan
baik
- Rujukan
terlambat
3 Luaran Hasil akhir
dari
keadaan ibu dan bayi
Observasi - Hidup
29
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang di gunakan adalah bersifat deskriptif dengan
pendekatan retrospektif menggunakan data sekunder dari medical record, untuk
mengetahui insiden kasus kasus rujukan persalinan di RSUD Dr Pringadi periode
Januari - Desember 2014.
B. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua catatan medical record kasus kasus
rujukan di RSUD Dr Pringadi Medan periode Januari – Desember 2014 adalah
sebanyak 477 kasus di namun berdasarkan kebijakan dari rekam medik di RSUD Dr
Pirngadi Medan terdapat 110 kasus yang dapat di analisa.
b. Sampel
Cara pengambilan sampel yang di lakukan dengan metode total sampling
yaitu seluruh kasus kasus rujukan persalinan yang tercatat di Medical Record RSUD
30
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr Pirngadi Medan dengan pertimbangan
berbagai alasan yaitu : karena RSUD Dr Pirngadi merupakan salah satu rumah sakit
rujukan yang lengkap di kota medan dan tempatnya mudah di jangkau oleh peneliti.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari bulan April – Mei tahun 2015
E. Instrumen Penelitian
Data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Penelitian
ini menggunakan instrumen berupa lembar checklist bila ada variabel yang muncul
maka dicatat pada tempat yang telah di tentukan.
F. Pengumpulan Data
Data yang di kumpulkan adalah data sekunder dengan melihat data yang ada
pada rekam medis yaitu seberapa banyak jumlah kasus kasus rujukan persalinan di
RSUD Dr Pringadi Medan Periode Januari – Desember 2014. Mencatat kasus yang
muncul di medical record ke dalam tabel dan melihat kasus rujukan yang paling
G. Pengolahan dan Analisis Data
Data yang dikumpul diolah dengan cara manual langkah langkah sebagai
berikut
a. Editing
Proses pengetikan yang di lakukuan dengan pengecekan kelengkapan data
yang terkumpul, bila terjadi kesalahan atau kekurangan dalam pengambilan data
maka akan di perbaiki dan dilakuan pendataan ulang
b. coding
Merupakan kegiatan member kode numerik atau angka terhadap data yang
terdiri atas beberapa kategori. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar
kode artinya dalam satu buku untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti
suatu kode dari suatu variable.
c. Data Entri
Data entri adalah kegiatan memasukkan data yang telah di kumpulkan ke
dalam master tabel atau data base computer, kemudian membuat distribusi frekuensi
sederhana atau dengan membuat tabel kontigensia
d. Cleaning
Merupakan Kegiatan untuk memastikan bahwa seluruh data yang telah
dimasukkan kedalam mesin pengolah data sudah sesuai dengan keadaan sebenarnya.
32
e. Tabulating
Data yang telah lengkap dan sesuai dengan variabel yang dibutuhkan akan di
masukan kedalam tabel tabel distribusi frekuensi.
c. Analisis Data
Analisis yang dilakukan secara deskriptip dengan melihat persentase yang
telah terkumpul dan di sajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Analisa data
dilanjutkan dengan membahas hasil penelitian secara kepustakaan yang ada dan
diambil kesimpulan. Jumlah item penilitian ditabulasi, jumlah kasus yang terjadi
untuk disetiap item dijumlahkan, kemudian di bagi dalam seluruh kasus dikali 100%
yang hasilnya beberapa persentase. Rumus yang di gunakan adalah
P = X/N x 100%
Dengan:
P =Persentase
N = Jumlah kasus
X = Jumlah kasus yang terjadi.
Setelah data terkumpul, kemudian diolah dengan mengelompokan setiap data yang di
peroleh dan disusun sesuai dengan kriteria yang diteliti. Selanjutnya data yang diolah
secara deskriptip dengan menghitung besaran jumlah dan persentase. Hasil penelitian
disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan di kemukakan berbagai
33
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil Penelitian Perolehan data berdasarkan data demografi kasus rujukan
persalinan di Rumah Sakit Dr. Pringadi Medan Periode Januari – Desember 2014
adalah sebagai berikut:
[image:47.595.113.506.333.561.2]Tabel 5.1
Tabel Distribusi Frekuensi Kasus Rujukan Persalinan Berdasarkan Asal Pasien di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2014
Dari tabel 5.1 diatas dapat dilihat bahwa rujukan persalinan yang di amati dari 110
kasus di RSUD Dr. Pirngadi selama tahun 2014 paling banyak berasal dari rujukan
Puskesmas di Medan sebanyak 40 kasus (36.4%) kemudian rujukan Bidan sekitar
Medan sebanyak 23 kasus (20.8 %) dan pasien yang paling sedikit adalah rujukan
Puskesmas luar medan sebanyak 7 kasus (6.4%).
Asal Rujukan N %
Medan
Rumah Sakit 16 14.6
Praktik Dokter 15 13.6
Bidan 23 20.8
Puskesmas 40 36.4
Luar Medan
Rumah Sakit 9 8.2
Puskesmas 7 6.4
34
[image:48.595.179.450.126.200.2]Tabel 5.2
Tabel Distribusi Frekuensi Kasus persalinan berdasarkan Mutu Rujukan di RSUD Dr Pringadi Medan Periode Januari – Desember 2014
Mutu Rujukan Terpadu
F %
Baik 66 60 %
Terlambat 44 40 %
Total 110 100,0
Hasil Penelitian terhadap 110 kasus persalinan di RSU Dr Pringadi Medan
tahun 2014 jumlah kasus rujukan persalinan yang dapat di kategorikan sebagai mutu
rujukan baik sebanyak 66 kasus ( 60 % ) dan yang Terlambat sebanyak 44 kasus (
40 % )
Tabel 5.3
Tabel Distribusi Frekuensi Kasus persalinan berdasarkan Luaran Ibu di RSUD Dr Pringadi Medan Periode Januari – Desember 2014
Dari tabel 5.3 diatas jumlah ibu yang mengalami kematian dari 110 kasus
rujukan yang di teliti di RSU r Pirngadi Medan Tahun 2014 dengan keadaan keluaran
ibu hidup sebanyak 108 orang (98.2%) dan 2 orang (1.8%) mengalami kematian.
Keadaan Ibu N %
Hidup 108 98.2
Mati 2 1.8
Tabel 5.4
Tabel Distribusi Frekuensi Kasus Rujukan Persalinan Berdasarkan Luaran Bayi di RSU Dr Pringadi Medan Periode Januari – Desember 2014
Dari tabel 5.4 diatas jumlah kasus bayi yang meninggal dari 110 kasus yang
di teliti dari di RSUD dr Pirngadi Medan Tahun 2014 dengan keadaan keluaran bayi
hidup sebanyak 106 orang (96.4%) dan 4 orang (3.6%) mengalami kematian.
B. Pembahasan
Rujukan adalah suatu pelimpahan tanggung jawab timbal balik atas kasus
atau masalah kebidanan yang timbul baik secara vertikal (dari satu unit ke unit yang
lebih lengkap /Rumah Sakit) maupun horizontal (dari satu bagian ke bagian lain
dalam satu unit) (Muchtar, 1977).
Sistem rujukan sudah mulai diperkenalkan oleh pemerintah sejak tahun 1976
untuk memperoleh pelayanan obstetri / kebidanan, terutama bagi kelompok resiko
tinggi. Harapannya adalah dengan sistem ini pelayanan akan menjadi lebih efesien,
efektif dan mudah di akses oleh mayoritas masyarakat tetapi pelayanan ini bukan
hanya sekedar aktifitas dalam sistem rujukan, tetapi juga mencakup pelatihan dan
penelitian. Agar sistem rujukan dapat bekerja secara efesien, kerja sama secara terus
menerus sangat di perlukan antara institusi terkait dan petugas kesehatan seperti
bidan. ( Maryunani A, 2012 ).
Menurut direktorat Bina Kesehatan Ibu Depkes RI situasi kematian ibu masih
tinggi di akibatkan oleh jauh dari fasilitas kesehatan, bagi mereka yang tinggal di
Keadaan Bayi N %
Hidup 106 96.4
Mati 4 3.6
36
daerah pedesaan dan tidak mampu ( miskin ). Masalah akses dan kualitas pelayanan
kasus komplikasi yang terlambat menerima pelayanan emergensy yang memadai (
PONEK ). Menurut Survey Dinkes Provinsi Sumatera Utara sebaran tenaga
kesehatan baik dokter SpOG Dokter Anak maupun bidan sebarannya lebih banyak
daerah perkotaan. Seperti dokter, Sebaran dokter SpOG dan SpA sebanyak 244 dan
122 di 82 rumah sakit. Sedangkan di daerah terpencil seperti Padang Lawas Utara,
Dairi, dan Nias bahkan hampir tidak ada dokter SpOG dan SpA. Hal ini
menyebabkan kasus emergency yang gawat dan sulit di tangani akan dirujuk ke kota
yang fasilitasnya lebih memadai.
Hal ini juga harus didukung dengan adanya jaminan akses tenaga terampil
dan rujukan yang aman. Bidan di Puskesmas maupun di polindes sangat berperan
penting dalam memfasilitasi rujukan yang aman sebagai profesi yang di akui
masyarakat. Agar tercapinya target MDGS 2015 untuk AKI, yang menurunkan AKI
mencapai 102 per 100.000 kelahiran hidup dengan posisi 359 per 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2012 maka akan sulit bagi pemerintah untuk mencapai AKI sebesar
102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015.
Dapat dilihat bahwa rujukan persalinan yang diamati dari 110 kasus di
RSUD dr. Pirngadi selama tahun 2014 paling banyak berasal dari rujukan puskesmas
di Medan sebanyak 40 orang(36.4 %) kemudian rujukan medan bidan sebanyak 23
orang (20.8 %) selanjutnya rujukan dari klinik dokter spesialis kandungan sebanyak
15 orang (13.6%) pasien rujukan dari rumah sakit lain di medan sebanyak 16 orang
(14.6%),pasien yang berasal dari rujukan rumah sakit luar medan sebanyak 9 orang
(8.4%) dan pasien yang paling sedikit adalah rujukan puskesmas luar medan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di berbagai daerah di Indonesia
bahwa dalam upaya pencepatan penurunan AkI sistem rujukan paripurna terpadu
artinya segala bentuk pelayanankesehatan reproduksi yang diberikan secara terpadu
dan terencana. Rujukan terencana merupakan rujukan yang tepat bersifat bersifat
proaktif terhadap komplikasi obstetri, sehingga persiapan rujukan lebih dini
direncanakan, tetapi rujukan terlambat di sebabkan karena mekanisme rujukan belum
di rencanakan secara terencana optimal.
Kualitas suatu rujukan sangat dipengaruhi oleh tenaga yang terampil akses
rujukan dan biaya. Rumah sakit yang di percaya sebagai tempat rujukan harus
memiliki tenaga yang terampil baik itu dokter, perawat dan sebagainya yang
berperan di rumah sakit rujukan tersebut. Rujukan perlu biaya yang besar tidak hanya
biaya pelayanan tetapi juga biaya transportasi, akomodasi. Terbatasnya pemahaman
prosedur pembuatan Askeskin, terutama masyarakat miskin membuat masalah biaya
sulit teratasi.
Ketimpangan pelayanan obstetri yang diberikan antara kaya dan miskin
sangat mempengaruhi kwalitas rujukan suatu rumah sakit, seperti hal nya pelayanan
operasi SC antara kaya dan miskin, 30 – 35 % biaya program dari pemerintah sisanya
di tanggung oleh masyarakat. Masyarakat miskin membayar lebih kecil dan
mendapat kwalitas yang lebih rendah, sedangkan yang kaya membayar lebih besar
dengan kwalitas yang tinggi . ( Direktorat Bina Kesehatan Ibu, Depkes RI )
Di tinjau dari 110 kasus persalinan di RSUD Dr Pirngadi Medan tahun 2014
jumlah kasus rujukan persalinan yang dapat di kategorikan sebagai mutu rujukan
38
Kematian Maternal banyak disebabkan oleh keterlambatan rujukan yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan di daerah. Akan tetapi hal tersebut akan dapat di
atasi dengan pelayan yang memadai yg dilakukan di rumah sakit rujukan tersebut,
sehingga akan sangat mengurangi angka kematian ibu dan bayi.
Dari 110 kasus rujukan yang di teliti di RSUD Dr Pirngadi Medan Tahun
2014 berdasarkan keadaan keluaran ibu hidup sebanyak 108 orang yang hidup
(98.2%) dan 2 orang (1.8%) mengalami kematian yaitu kematian ibu atas indikasi
eklamsi dan pre eklamsi, dan dengan keadaan keluaran bayi hidup sebanyak 106
kasus (96.4%) dan 4 orang (3.6%) mengalami kematian yaitu dengan indikasi bayi
39
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian di dalam pembahsan dapat disimpulkan bahwa jumlah kasus
rujukan persalinan di Rumah Sakit Umum Dr Pringadi Medan Periode Januari –
Desember 2014.
1. Jumlah kasus persalinan yaitu 110 kasus
2. Berdasarkan Asal rujukan yang diamati dari110 kasus di RSUD dr. Pirngadi
selama tahun 2014 paling banyak berasal dari rujukan puskesmas di Medan
sebanyak 40 orang (36.4 %) kemudian rujukan medan bidan sekitar medan
sebanyak 23 orang (20.8 %) dan pasien yang paling sedikit adalah rujukan
puskesmas luar medan sebanyak 7 orng (6.4%).
3. Berdasarkan Mutu Rujukan yang di amati dari 110 kasus persalinan di RSU
Dr Pringadi Medan tahun 2014 jumlah kasus rujukan persalinan yang dapat di
kategorikan sebagai mutu rujukan baik sebanyak 66 kasus ( 60 % ) dan yang
Terlambat sebanyak 44 kasus ( 40 % )
4. Berdasarkan Luaran Ibu dan Bayi yang diamati ari 110 kasus rujukan yang di
teliti di RSUD dr Pirngadi Medan Tahun 2014 berdasarkan keadaan keluaran
ibu 2 orang (1.8%) mengalami kematian yaitu dengan indikasi eklamsi dan
pre eklamsi, dan 4 orang (3.6%) mengalami kematian dekan indikasi KJDK
dan asfiksia.
5. Berdasarkan hasil penelitian dapat diamati bahwa sistem rujukan banyak
40
B. Saran
A. Untuk tenaga Kesehatan di daerah
Bidan harus dapat mendiagnosa sebagian komplikasi, mendeteksi sebagian
keadaan darurat dan kebutuhan rujukan, bidan memerlukan bantuan dari
bidan lain atau dokter untuk tindakan pada komplikasi dan dapat memilih
mana kasus emergency yang di rujuk atau tidak.
Puskesmas adalah salah satu fasilitas kesehatan yang paling sering menjadi
tempat masyarakat untuk berobat. Puskesmas sebagai layanan PONED harus
dapat memberikan layanan emergensi dasar agar tercapainya layanan yang
memuaskan.
B. Untuk Fasilitas Rujukan
Rumah Sakit
Agar selalu dapat meningkatkan kwalitas serta mutu layanan yang dibeikan,
supaya segala kasus rujukan yang diterima dapat di atasi sebaik mungkin,
Daftar Pustaka
Arikunto,Suharsini (2013). Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta
Boyle, M .( 2007 ).Kedaruratan Dalam Persalinan, Jakarta: EGC.
Chapman, V, & Charles, C. ( 2013 ). Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran, Jakarta:EGC.
Hidayat, A,A. ( 2009 ). Metodologi Penelitian , Jakarta : TIM 2010
Maryunani, Anik., & Yulianingsih . ( 2012 ). Asuhan Kegawatdaruratan ,Jakarta : TIM 2012
Datta,M., Randall,L., Holmes, N., & Karunaharan, N. ( 2009 ). Rujukan Cepat Obstetri dan Gynecology, Jakarta : EGC
Prawiroharjo, S. ( 2010 ). Ilmu kebidanan , Jakarta: Bina Pustaka
Sibagariang, E,E.,Juliani., Rismalinda., Nurjannah, S. ( 2010 ). Metodologi Penelitian untuk Mahasiswa Diploma Kesehatan , Jakarta : TIM 2010
Sulistiawati, A ( 2009 ) Obstetri dan Gynecology , Jakarta : EGC
Nugroho, T. ( 2011 ). Buku Ajar Obstetri Untuk Mahasiswa Kebidanan, Jogyakarta :Nuha Medika
( 2010 ). Kasus Emergency Kebidanan Untuk Kebidanan Dan Keperawatan, Jogyakarta : Nuha Medika
Yulianti, D. ( 2006 ). Menejemen Komplikasi Kehamilan dan Persalinan , Jakarta : EGC
LEMBAR CHECK LIST
Insiden Kasus Rujukan
No Reg :
1.
Data Demografi
Suku
:
Agama
:
Pekerjaan
:
Pendidikan Terahir
:
2.
Insiden Kasus Rujukan
Asal RujukanIbu :
Medan
Rumah Sakit
Praktek Dr
Bidan
Puskesmas
Luar Medan Rujukan medan Praktek Dr
Rumah Sakit
Puskesmas
Mutu Rujukan :
Baik
Luaran Ibu
Hidup
Mati
Luaran Bayi
Hidup
Mati
INSIDEN KASUS – KASUS RUJUKAN PERSALINAN DI RSUD DR PIRNGADI MEDAN
PERIODE JANUARI - DESEMBER 2014
NO NO. RM Asal Rujukan
Asal rujukan Luaran Maternal dan Neonatal
Medan Luar Medan
Rujukan Baik Rujukan Terlambat
Hidup Mati
Rumah Sakit
Praktek Dokter
Bidan Puskesmas Rumah Sakit Puskesmas
1 54.06.44 √ √ √
2 59.93.29 √ √ √
3 82.01.42 √ √ √
4 83.20.72 √ √ √
5 85.37.93 √ √ √ √
6 86.56.96 √ √ √ √
7 63.02.38 √ √ √
8 81.65.02 √ √ √
9 85.77.98 √ √ √
10 84.98.36 √ √ √
11 74.70.65 √ √ √
12 93.60.65 √ √ √
13 93.61.66 √ √ √
14 94.43.57 √ √ √
15 94.02.07 √ √ √
16 93.93.17 √ √ √
17 93.40.37 √ √ √
18 83.03.57 √ √ √
19 92.80.67 √ √ √
20 93.57.77 √ √ √
21 91.82.05 √ √ √
23 92.78.05 √ √ √
24 88.37.34 √ √ √
25 92.99.43 √ √ √
26 92.29.33 √ √ √
27 92.84.23 √ √ √
28 92.79.22 √ √ √( Bayi )
29 94.14.22 √ √ √
30 92.49.02 √ √ √
31 91.89.21 √ √ √
32 93.34.21 √ √ √
33 94.20.30 √ √ √
34 93.67.20 √ √ √
35 91.75.10 √ √ √
36 94.02.10 √ √ √
37 67.20.06 √ √ √
38 88.71.01 √ √ √
39 91.02.08 √ √ √
40 91.03.92 √ √ √
41 91.05.14 √ √ √
42 91.16.77 √ √ √
43 91.18.05 √ √ √
44 91.33.41 √ √ √
45 91.40.12 √ √ √
46 91.40.26 √ √ √
47 91.48.23 √ √ √ ( Bayi )
48 91.51.40 √ √ √
49 91.5159 √ √ √
50 91.58.81 √ √ √
51 33.91.32 √ √ √
52 43.28.08 √ √ √
53 75.46.11 √ √ √
54 82.09.58 √ √ √
55 86.76.32 √ √ √
57 91.02.09 √ √ √
58 91.26.50 √ √ √
59 91.72.54 √ √ √
60 91.72.63 √ √ √
61 91.85.53 √ √ √
62 92.06.64 √ √ √
63 92.83.82 √ √ √
64 93.06.34 √ √ √
65 93.08.38 √ √ √
66 93.21.02 √ √ √
67 94.48.07 √ √ √
68 05.77.17 √ √ √
69 15.83.06 √ √ √
70 27.79.39 √ √
71 47.81.29 √ √ √ ( Ibu )
72 51.12.28 √ √ √
73 52.12.70 √ √ √
74 52.69.85 √ √ √
75 52.95.09 √ √ √
76 55.81.20 √ √ √
77 56.01.75 √ √ √
78 58.26.64 √ √ √
79 60.51.61 √ √ √
80 61.46.43 √ √ √
81 62.41.08 √ √ √
82 62.42.00 √ √ √
83 64.75.18 √ √ √
84 64.93.85 √ √ √
85 65.85.44 √ √ √ (Bayi)
86 66.80.62 √ √ √
87 68.14.14 √ √ √
88 68.24.57 √ √ √
89 68.30.13 √ √ √
91 09.28.16 √ √ √
92 69.38.80 √ √ √
93 69.53.91 √ √ √
94 70.51.99 √ √ √
95 73.42.67 √ √ √ (Ibu)
96 73.45.45 √ √ √
9