SKRIPSI
PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI
VARIABEL MODERASI PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA
OLEH
DWI OCTAVIANTY 110503044
PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
i LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Corporate
Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai
Variabel Moderasi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum
pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks
penulisan skripsi untuk Program S-1 Reguler Departemen Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan
informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya, dan
apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima
sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan,
Yang Membuat Pernyataan,
ii ABSTRAK
PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI
VARIABEL MODERASI PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Pengaruh Corporate Social Responsibility dengan profitabilitas sebagai variabel moderasi pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Metode penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan non probability sampling, khususnya metode purposive sampling yaitu teknik sampling dengan metode pengambilan sampel secara tidak acak tetapi berdasarkan atas tujuan dan kriteria tertentu. Setelah dilakukan penentuan kriteria sampel terhadap populasi, akhirnya didapatkan jumlah sampel sebanyak 12 perusahaan perbankan dari jumlah populasi sebanyak 41 perusahaan perbankan.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan ,maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah CSR secara parsial tidak mempengaruhi Nilai Perusahaan (PBV). Nilai ttabel adalah 1,705, sehingga th i t u n g < tt a b e l (0.186 < 1,70), Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka > 0,05 (0,853 > 0,05). Profitabilitas (ROA) secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan (PBV). thitung sebesar 1.777 dengan nilai signifikan 0,085, sedangkan ttabel adalah 1,705, sehingga th i t u n g > tt a b e l (1,777 > 1,705), Signifikansi penelitian menunjukkan angka > 0,05 (0,085 > 0,05).
iii ABSTRACT
EFFECT OF CORPPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TO FIRM VALUE WITH PROFITABILITY AS MODERATING VARIABLE
OF REGISTERED BANKING COMPANY IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE
This research aims is to analyse the effect of Corporate Social Responsibility to firm value with profitability as moderating variable of registered banking company in Indonesian Stock Exchange.
The method of determining the sample in this research isi performed by non -probability sampling approach, particularly purposive sampling method of sampling techniques with methods of sampling is not random, but based on the objectives and specific criteria. After the determination of the criteria of the sample to the population, eventually obtained a total sample of 12 banking companies of total population is 41 banking companies .
Based on the results of data analysis and discussion that has been raised, the conclusions that can be taken from this research is CSR does not affect the firm value (PBV) . The value of tt a b l e is 1,705 , so tc o u n t < tt a b l e (0186 < 1.70), significance of the research also shows the number of >0.05(0.853 > 0.05). Profitability ( ROA ) partially not significant effect on the firm value (PBV). tc o u n t of 1777 with a significant value of 0.085, while tt a b l e is 1,705 , so that tc o u n t > t table (1,777 > 1,705), Significance of this research shows the number of> 0.05 ( 0.085 > 0.05).
iv KATA PENGANTAR
Bismillahirahmannirrahim
Syukur alhamdulilah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang
senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-NYA, sehingga peniliti dapat
menyelesaikan penelitian yang berjudul “Pengaruh Corporate Social
Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel
Moderasi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.
Tak lupa salawat berangkaikan salam peneliti haturkan kepada junjungan alam
Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa manusia dari alam kebodohan
ke alam yang berilmu pengetahuan.
Penyusunan skripsi ini sebagai tugas akhir peneliti dimungkinkan berkat
bantuan berbagai pihak. Maka sudah pada tempatnya maka peneliti
menyampaikan penghargaan dan rasa terimakasih yang sedalam-dalamnya pada
mereka yang banyak membantu dan mendukung peneliti dalam menulis skripsi
ini.
Pertama sekali peneliti mengucapkan terimakasih yang tak terhingga
kepada orang tua yakni Ayahanda H. Fadillah dan Ibunda Hj. Ratna Iriani
yang selalu ada sejak lahir untuk membimbing, memberikan semangat, cinta dan
kasih sayang serta doa yang tak pernah putus untuk menjadikan kami anak yang
terbaik.
Dalam proses penyelesaian skripsi ini peneliti tidak hanya mengandalkan
v
berupa materi, pikiran, maupun dorongan semangat dan motivasi. Oleh karena iu
melalui kata pengantar ini penulis menyampaikan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr.Azhar Maksum, Mec, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. M. Zainul Bahri Torong, MSi, Ak selaku dosen pembimbing.
3. Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku dosen penguji dan Bapak
Syarurrahman, SE, MSi, Ak selaku dosen pembanding juga para Dosen
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU.
4. Teman-teman tersayang Sheila, Amoy, Nova, Fauzya, Dea, Dian, Ella, Inggit,
Masyruf, Dika dan teman-teman undangan 2011 yang tidak pernah bosan
untuk selalu memberikan semangat dan bantuan dalam menyelesaikan
penelitian ini.
5. Untuk abang Olga Pratama, SE dan adik Try Rezki Kurniawan terimakasih
atas kebaikan dan ketulusan dalam memotivasi untuk membantu peneliti
menggapai gelar sarjana.
6. Semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini yang tidak
disebutkan satu – persatu terimakasih atas dukungan dan bantuan yang telah
diberikan.
Medan, Oktober 2015
Peneliti
Dwi Octavianty
viii DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu ... 24
3.1 Definisi Operasional ... 30
3.2 Jumlah Sampel ... 32
4.1 Descriptive Statistics ... 42
4.2 Uji Normalitas ... 43
4.3 Uji Multikolinearitas ... 45
4.4 Uji Autokorelasi ... 46
4.5 Hasil Analisis Regresi ... 48
4.6 Hasil Regresi Variabel Moderasi ... 49
4.7 Koefisien Determinasi ... 50
ix DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
ii ABSTRAK
PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI
VARIABEL MODERASI PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Pengaruh Corporate Social Responsibility dengan profitabilitas sebagai variabel moderasi pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Metode penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan non probability sampling, khususnya metode purposive sampling yaitu teknik sampling dengan metode pengambilan sampel secara tidak acak tetapi berdasarkan atas tujuan dan kriteria tertentu. Setelah dilakukan penentuan kriteria sampel terhadap populasi, akhirnya didapatkan jumlah sampel sebanyak 12 perusahaan perbankan dari jumlah populasi sebanyak 41 perusahaan perbankan.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan ,maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah CSR secara parsial tidak mempengaruhi Nilai Perusahaan (PBV). Nilai ttabel adalah 1,705, sehingga th i t u n g < tt a b e l (0.186 < 1,70), Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka > 0,05 (0,853 > 0,05). Profitabilitas (ROA) secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan (PBV). thitung sebesar 1.777 dengan nilai signifikan 0,085, sedangkan ttabel adalah 1,705, sehingga th i t u n g > tt a b e l (1,777 > 1,705), Signifikansi penelitian menunjukkan angka > 0,05 (0,085 > 0,05).
iii ABSTRACT
EFFECT OF CORPPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TO FIRM VALUE WITH PROFITABILITY AS MODERATING VARIABLE
OF REGISTERED BANKING COMPANY IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE
This research aims is to analyse the effect of Corporate Social Responsibility to firm value with profitability as moderating variable of registered banking company in Indonesian Stock Exchange.
The method of determining the sample in this research isi performed by non -probability sampling approach, particularly purposive sampling method of sampling techniques with methods of sampling is not random, but based on the objectives and specific criteria. After the determination of the criteria of the sample to the population, eventually obtained a total sample of 12 banking companies of total population is 41 banking companies .
Based on the results of data analysis and discussion that has been raised, the conclusions that can be taken from this research is CSR does not affect the firm value (PBV) . The value of tt a b l e is 1,705 , so tc o u n t < tt a b l e (0186 < 1.70), significance of the research also shows the number of >0.05(0.853 > 0.05). Profitability ( ROA ) partially not significant effect on the firm value (PBV). tc o u n t of 1777 with a significant value of 0.085, while tt a b l e is 1,705 , so that tc o u n t > t table (1,777 > 1,705), Significance of this research shows the number of> 0.05 ( 0.085 > 0.05).
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kegiatan bisnis adalah salah satu dari beberapa sektor perekonomian yang
paling ramai untuk dibicarakan dan telah sering menjadi bahan perbincangan
bagi setiap orang diberbagai forum, baik forum yang bersifat nasional maupun
forum yang internasional.Faktor yang membuat kegiatan bisnis ini ramai
dibicarakan adalah bahwa salah satu tolak ukur kemajuan suatu negara dapat
dilihat dari kemajuan ekonominya dan yang menjadi tulang punggung dari
kemajuan ekonomi adalah bisnis.
Dalam memasuki era globalisasi, jumlah perusahaan-perusahaan yang
berkembang semakin banyak.Hal ini menimbulkan banyak persaingan yang
ketat diantara perusahaan-perusahaan tersebut dengan tujuan untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mencapai laba yang optimal sesuai
target yang telah direncanakan, melanjutkan keberlangsungan perusahaan dan
menguasai pasar.
Setiap perusahaan akan melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan
kualitas baik baik di bidang perdagangan, manufaktur, perbankan, dan jasa.
Salah satu tujuan jangka pendek perusahaan adalah menghasilkan laba yang
tinggi untuk menguntungkan pihak pemegang saham dan untuk meningkatkan
nilai perusahaannya.
Keadaan kompetisi pasar saat ini yang semakin berkembang menuntut
2
dilihat dari perkembangan pengetahuan, kemajuan teknologi, dan
perkembangan arus informasi yang harus disampaikan oleh perusahaan untuk
memenuhi kebutuhan informasi pengguna.Dengan memaksimalkan nilai
perusahaan tersebut berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang
saham yang merupakan tujuan utama perusahaan.
Sebuah perusahaan pada umumnya didirikan dengan suatu tujuan
tertentu.Tujuan prusahaan yang umumnya diketahui publik adalah untuk
mendapatkan laba yang sebesar-besarnya, namun tujuan perusahaan yang
sebenarnya tidak sebatas untuk mendapatkan laba, tetapi juga untuk
meningkatkan kemakmuran pemilik atau pemegang saham dan untuk
memaksimalkan nilai perusahaan. Tujuan tersebut sebenarnya tidak banyak
berbeda, bahkan saling berhubungan dan mendukung satu dengan yang lain,
namun tujuan yang menjadi prioritas suatu perusahaan bisa saja berbeda
dengan perusahaan lain.
Nilai perusahaan sangatlah penting karena dapat mempengaruhi persepsi
investor terhadap perusahaan. Nilai perusahaan tidak hanya mencerminkan
bagaimana nilai intrinsik pada saat ini tetapi juga mencerminkan prospek dan
harapan akan kemampuan perusahaan tersebut dalam meningkatkan nilai
kekayaannya di mada depan. Globalisasi telah menciptakan lingkungan bisnis
yang menyebabkan perlunya peninjauan kembali sistem manajemen yang
digunakan oleh perusahaan untuk dapat survive dan prospectable, sehingga
3
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan baik secara
internal maupun secara eksternal.Faktor internal bersifat controllable artinya
dapat dikendalikan oleh perusahaan seperti kinerja perusahaan, keputusan
keuangan, struktur modal, biaya ekuitas, dan faktor lainnya.Sedangkan faktor
eksternal dapat berupa tingkat suku bunga, fluktuasi nilai valas, dan keadaan
pasar modal.
Kondisi Bursa Efek Indonesia (BEI) saat ini sudah semakin berkembang
dan mengalami banyak peningkatan.Sektor perbankan mulai mengalami
keterpurukan sejak krisis moneter tahun 1997 namun perusahaan perbankan
termasuk salah satu perusahaan yang dapat menghasilkan laba yang lebih
stabil setelah mengalami krisis moneter.Perusahaan perbankan cukup menarik
untuk diteliti karena saat ini kegiatan masyarakat tidak dapat dilepaskan dari
jasa perbankan.Selain itu, perbankan merupakan salah satu lembaga yang
memegang peranan penting dalam suatu negara.Bahkan dikatakan bahwa
sektor perbankan merupakan jantung dalam sistem perekonomian, sehingga
kemajuan perbankan dapat menjadi tolak ukur kemajuan suatu negara.
Perbankan juga perusahaan yang mempunyai kontribusi cukup besar terhadap
pendapatan negara karena memiliki fungsi intermediasi atau sebagai perantara
antara pemilik modal dengan pengguna dana.
Di Indonesia sendiri, industri perbankan masih memegang peranan
terbesar dalam sistem keuangan meskipun berada dalam perekonomian yang
masih sering mengalami pasang surut.Sejak krisis moneter tahun 1997, sektor
4
masyarakat.Terdapat 16 bank swasta nasional yang dilikuidasi dan sekaligus
dicabut izin usahanya oleh pemerintah serta 45 bank lainnya yang bermasalah.
Pada tahun 1999, sebanyak 38 bank ditutup, tahun 2004 Bank Dagang Bali
dan Bank Aspac dilikuidasi, tahun 2005 Bank Global ditutup, tahun 2008
kasus Bank Century dan penutupan Bank Indover, tahun 2009 terjadi
pencabutan ijin usaha Bank IFI oleh pemerintah dan pada tahun 2014 tepatnya
bulan Oktober Bank Danamon Syariah menutup 36 kantor cabang
pembantunya. Sedangkan saat ini marak terjadi tindak pidana dibidang
perbankan seperti kasus pencairan deposito dan melarikan uang nasabah Bank
Mandiri yang dilakukan oleh customer service bank tersebut, kasus
penggelapan uang nasabah yang dilakukan oleh kepala operasi Panin Bank
Cabang Metro Sunter dengan mengalirkan dana ke rekening pribadinya, kasus
penarikan uang nasabah berulang-ulang yang dilakukan oleh head teller Bank
Danamon, dan lain sebagainya. Kasus-kasus tersebut memicu timbulnya
pemikiran negatif dari masyarakat yang diikuti oleh berkurangnya nilai
perusahaan itu sendiri.Ini merupakan tugas bagi perusahaan untuk menghapus
pemikiran negatif dari masyarakat agar dapat lebih meningkatkan nilai
perusahaan agar kelangsungan hidup perusahaan terus berlanjut.
Dewasa ini, dengan mulai membaiknya mutu perusahaan perbankan,
perusahaan perbankan baik bank swasta maupun bank pemerintah
berlomba-lomba menata performance untuk menjadi institusi keuangan yang paling
baik.Disamping itu, bank-bank asing asing juga telah semakin banyak
5
semakin meningkat tajam.Untuk dapat mempertahankan dan menarik nasabah
baru, bank harus dapat mempertahankan dan meningkatkan nilai
perusahaannya.
Pada tahun 2012, kebijakan di bidang perbankan diarahkan untuk menjaga
keseimbangan antara peningkatan daya saing dan memperkuat ketahanan
perbankan.Untuk itu Bank Indonesia menganggap bahwa sudah seharusnya
setiap bank menerapkan pelaksanaan tata kelola yang baik dan melaksanakan
tanggung jawab sosial perusahaannya atau disebut juga dengan corporate
social responsibility (CSR).
Pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai salah satu aspek
yang dapat meningkatkan atau menurunkan nilai perusahaan karena kondisi
keuangan saja tidak cukup untuk menjamin nilai perusahaan akan mengalami
kenaikan terus-menerus. Tanggung jawab sosial dari sebuah perusahaan
terjadi antara sebuah perusahaan dengan semua stakeholder, termasuk di
dalamnya adalah pelanggan atau customer, pegawai, pemilik atau investor,
pemerintah, supplier bahkan juga kompetitor.
Di Indonesia sendiri wacana mengenai CSR mulai mengemuka pada tahun
2001, namun sebelum wacana ini mengemuka telah banyak perusahaan yang
menjalankan CSR dan sangat sedikit yang mengungkapkannya dalam sebuah
laporan. Hal ini terjadi mungkin karena kita belum mempunyai sarana
pendukung seperti: standar pelaporan, tenaga terampil (baik penyusun laporan
maupun auditornya). Di samping itu sektor pasar modal Indonesia juga kurang
6
kategori saham-saham perusahaan yang telah mempraktikkan CSR.Sebagai
contoh, New York Stock Exchange memiliki Dow Jones Sustainability Index
(DJSI) bagi saham-saham perusahaan yang dikategorikan memiliki nilai
corporate sustainability dengan salah satu kriterianya adalah praktik CSR.
CSR sebuah perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang
berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan (corporate value)
yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya (financial) saja tetapi tanggung
jawab perusahaan harus berpijak pada triple bottom lines.Di sini bottom lines
lainnya selain kondisi keuangan juga ada sosial dan lingkungan karena kondisi
keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh secara
berkelanjutan. Keberlanjutan perusahaan hanya akan terjamin apabila,
perusahaan memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan hidup. Sudah
menjadi fakta bagaimana resistensi masyarakat sekitar, di berbagai tempat dan
waktu muncul ke permukaan terhadap perusahaan yang dianggap tidak
memperhatikan aspek-aspek sosial, ekonomi dan lingkungan hidupnya.
Untuk melaksanakan CSR berarti perusahaan akan mengeluarkan
sejumlah biaya. Biaya pada akhirnya akan menjadi beban yang mengurangi
pendapatan sehinggatingkat profit perusahaan akan turun. Akan tetapi dengan
melaksanakan CSR citra perusahaan akan semakin baik sehingga loyalitas
konsumen makin tinggi. Seiring meningkatnya loyalitas konsumen dalam
waktu yang lama, maka penjualan perusahaan akan semakin membaik, dan
pada akhirnya dengan pelaksanaan CSR diharapkan tingkat profitabilitas
7
penting dalam meningkatkan nilai perusahaan sebagai hasil dari peningkatan
penjualanperusahaan dengan cara melakukan berbagai aktivitas sosial
dilingkungan sekitarnya.
Kepercayaan masyarakat terhadap sektor perbankan sesungguhnya dapat
dipengaruhi oleh pencapaian dunia perbankan itu sendiri dan bagaimana
upaya perbankan mengantisipasi setiap perubahan yang terjadi pada
lingkungannya baik secara nasional maupun secara global.Bagi sebuah bank
belum cukup hanya dengan memberikan jasa keuangan saja tetapi yang
terpenting adalah meningkatkan kualitas dan mutu untuk pemberian jasa
tersebut kepada masyarakat.
Beberapa penelitian tentang pengaruh corporate social responsibility
terhadap nilai perusahaan telah dilakukan oleh beberapa peneliti yang
sebelumnya.Penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti yang
sebelumnya masih menunjukkan hasil yang tidak konsisten.Penelitian yang
sebelumnya dilakukan oleh Nurlela dan Islahuddin (2008) yang meneliti
tentang pengaruh CSR terhadap nilai perusahaan dengan menggunakan
kepemilikan manajerial sebagai variable moderasi dan menunjukkan bahwa
(1) CSR berpengaruh simultan terhadap persentase kepemilikan manajemen
(2) hanya persentase kepemilikan manajemen yang berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan. Kemudian hasil penelitian yang berbeda di
tunjukkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Kusumadilaga (2010) yang
menunjukkan bahwa CSR berpengaruh signifikan terhadap nilai
8
hubungan antara CSR dan nilai perusahaan.Selanjutnya hasil penelitian yang
berbedaditunjukkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Agustine (2014)
yang menunjukkan bahwa CSR tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan. Persentase Kepemilikan Manajemen dan Profitabilitas sebagai
variable moderasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan.
Berdasarkan pada hal tersebut, peneliti ingin mencoba melakukan
penelitan kembali. Maka peneliti melakukan penelitian dengan judul “
PengaruhCorporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderasi pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. “
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas,
makadapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah Corporate Social Responsibility mempengaruhi nilai perusahaan?
2. Apakah profitabilitas memoderasi hubungan antara Corporate Social
Responsibility dengan nilai perusahaan ?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap nilai perusahaan.
2. Pengaruh Profitabilitas dalam memoderasi hubungan antara Corporate
9 1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain:
1. Bagi Peneliti, sebagai bahan masukan apabila suatu saat diminta pendapat
mengenai pengaruh corporate social responsibility terhadap nilai
perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel moderasi.
2. Bagi investor, sebagai tambahan masukan guna membantu investor dalam
pengambilan keputusan apabila investor ingin menanamkan modalnya
pada perusahaan perbankan di Indonesia.
3. Bagi perusahaan, sebagai dasar pertimbangan dan masukan bagi pihak
perusahaan baik dalam menjalankan aktivitas maupun dalam mengambil
sebuah keputusan manajemen di masa yang akan datang.
4. Bagi peneliti lain, diharapkan dapat menjadi referensi dalam melakukan
penelitian berikutnya bagi pihak lain sehingga dapat dijadikan
10 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Stakeholders
Konsep tanggung jawab sosial perusahaan telah mulai dikenal sejak awal
1970an, yang secara umum dikenal dengan stakeholder theory artinya sebagai
kumpulan kebijakan dan praktik yang berhubungan dengan stakeholder,
nilai-nilai, pemenuhan ketentuan hukum, penghargaan masyarakat dan lingkungan,
serta komitmen dunia usaha untuk berkontribusi dalam pembangunan secara
berkelanjutan.
Stakeholder theory dimulai dengan asumsi bahwa nilai (value) secara
eksplisit dan tak dipungkiri merupakan bagian dari kegiatan usaha. Teori
stakeholder adalah kumpulan konsep yang berkaitan dengan cara-cara yang
digunakan perusahaan untuk memanage stakeholdernya. Cara-cara yang
dilakukan perusahaan untuk memanage stakeholdernya tergantung pada strategi
yang diadopsi perusahaan.
Chariri dan Ghazali (2007: 32) mengatakan bahwa perusahaan bukanlah
entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus
memberikan manfaat bagi stakeholders-nya (shareholders, kreditor, konsumen,
supplier, pemerintah, masyarakat, analis dan pihak lain).
Sekarang ini perusahaan besar biasanya harus memperhatikan berbagai
11
dalam konsep ini teori ini yang menjadi pusat perhatian adalah keseluruhan pihak
atau kontestan yang memiliki kepentingan baik langsung maupun tidak langsung
dengan perusahaan (Harahap, 2012; 77).
2.1.2 Corporate Social Responsibility
Tanggung jawab sosial perusahaan ( Corporate Social Responsibility )
adalah kewajiban manajemen untuk membuat keputusan dan melakukan tindakan
yang akan meningkatkan kesejahteraan dan kepentingan masyarakat serta
perusahaan (Daft, 2012:182).
Pertanggungjawaban sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR)
adalah mekanisme bagi suatu perusahaan untuk secara sukarela mengintegrasikan
perhatian terhadap lingkungan dan sosial kedalam operasinya dan interaksinya
dengan stakeholders, yang melebihi tanggungjawab perusahaan di bidang hukum.
Menurut The World BusinessCouncil for Sustainable Development
(WBCSD) (Kusumadilaga, 2010:14) dinyatakan bahwa
Corporate Social Responsibilty atau tanggung jawab sosial perusahaan didefinisikan sebagai komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerja sama dengan para karyawan serta perwakilan mereka, keluarga mereka, komunitas setempat maupun masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat baik bagi bisnis sendiri maupun untuk pembangunan.
Sekitar 50 tahun yang lalu,Bowen berpendapat bahwa para pelaku bisnis
memiliki kewajiban untuk mengupayakan suatu kebijakan serta membuat
keputusan atau melaksanakan berbagai tindakan yang sesuai dengan tujuan dan
12
bersandar kepada keselarasan dengan tujuan (objectives) dan nilai-nilai (value)
dari suatu masyarakat. Kedua hal tersebut yakni keselarasan dengan tujuan dan
nilai-nilai masyarakat merupakan dua premis dasar tanggung jawab sosial
(Solihin,2008:1).
Premis pertama, perusahaan bisa mewujud dalam suatu masyarakat karena
adanya dukungan dari masyarakat. Oleh sebab itu, perilaku perusahaan dan cara
yang digunakan perusahaan saat menjalankan bisnis harus berada dalam bingkai
pedoman yang ditetapkan masyarakat. Premis kedua, yang mendasari tanggung
jawab sosial adalah bahwa pelaku bisnis bertindak sebagai agen moral dalam
suatu masyarakat. Oleh sebab itu, agar terjadi keselarasan antara nilai yang
dimiliki perusahaan dengan nilai yang dimiliki oleh masyarakat, perusahaan harus
berperilaku sesuai dengan nilai-nilai masyarakat (Solihin,2008:2)
Robbins dan Coulter (Solihin,2008:5) menggambarkan perkembangan
CSR dalam sebuah kontinum adopsi pelaksanaan CSR perusahaan kepada
berbagai konstituen. Kontinum tersebut juga menunjukkan bahwa jika cakupan
semakin luas CSR maka semakin besar pula CSR yang harus dilakukan.
Pada tahap awal, CSR lebih tertuju kepada pemilik perusahaan (pemegang
saham/owners) dan manajer. Pada tahap ini pemimpin perusahaan akan
mengedepankan kepentingan para pemegang saham melalui berbagai upaya untuk
menggunakan sumber daya perusahaan seefisien mungkin dan melakukan
13
Pada tahap kedua, perusahaan mulai mengembangkan CSRnya kepada
para pekerja. Pada tahap ini, manajer perusahaan tidak hanya memerhatikan
memaksimalisasi laba, tetapi mereka mulai memberikan perhatian yang besar
kepada sumber daya manusia.
Pada tahap ketiga, perusahaan mengembangkan CSR kepada para
konstituen dalam suatu lingkungan yang spesifik dimana konstituen tersebut
biasanya merupakan masyarakat setempat yang terkena dampak secara langsung
oleh operasional perusahaan di daerah tempat mereka tinggal.
Pada tahap keempat, perusahaan tidak hanya mengembangkan CSR
kepada masyarakat setempat, melainkan mencakup pula pada masyarakat luas.
Para manajer memandang bisnis mereka sebagai bagian dari entitas publik dan
mereka merasa bertanggung jawab untuk melakukan berbagai kebijakan kepada
publik.
Konsep CSR akan lebih mudah dipahami, dengan menanyakan kepada
siapa sebenarnya pengelola perusahaan (manajer) bertanggung jawab.
Menurut Friedman (Solihin, 2009:6) tanggung jawab sosial perusahaan adalah menjalankan bisnis sesuai dengan keinginan pemilik perusahaan (owners), biasanya dalam bentuk menghasilkan uang sebanyak mungkin dengan senantiasa mengindahkan aturan dasar yang digariskan dalam suatu masyarakat sebagaimana diatur oleh hukum dan perundang-undangan.Dengan demikian, tujuan utama dari suatu perusahaan korporasi adalah memaksimalisasi laba atau nilai pemegang saham.
Meskipun pengertiannya lugas, CSR dapat menjadi sebuah konsep yang
sulit dipahami karena orang-orang yang berbeda memiliki keyakinan yang
14
Konsep Corporate Social Responsibility melibatkan tanggung jawab
kemitraan antara pemerintah, lembaga sumberdaya masyarakat, serta komunitas
setempat (lokal). Kemitraan ini merupakan tanggung jawab bersama secara sosial
antara stakeholders.
Pertanggung jawaban sosial perusahaan diungkapkan di dalam laporan
yang disebut Sustainibility Reporting. Sustainibility Reporting adalah pelaporan
mengenai kebijakan ekonomi, lingkungan dan sosial, pengaruh dan kinerja
organisasi dan produknya di dalam konteks pembangunan berkelanjutan (Nurlela
dan Islahuddin, 2008: 7).
2.1.3 Pengungkapan Corporate Social Responsibility
Alasan utama mengapa suatu pengungkapan diperlukan adalah agar pihak
investor dapat melakukan suatu informed decision dalam pengambilan keputusan
investasi. Berkaitan dengan keputusan investasi, investor memerlukan tambahan
informasi non keuangan. Kebutuhan itu didorong oleh adanya perubahan
manajerial yang menyebabkan terjadinya perluasan kebutuhan investor akan
informasi baru yang mampu menginformasikan hal-hal yang bersifat kualitatif
yang berkaitan dengan perusahaan. Informasi kualitatif dipandang memiliki nilai
informasi yang mampu menjelaskan fenomena yang terjadi, dan tindakan apa
yang akan diambil oleh manajemen terhadap fenomena tersebut. Informasi
kualitatif ini dapat diungkapkan dalam laporan tahunan (annual report)
15
Hendriksen (1991:203) mendefinisikan pengungkapan (disclosure)
sebagai penyajian sejumlah informasi yang dibutuhkan untuk pengoperasian
secara optimal pasar modal yang efisien. Pengungkapan ada yang bersifat wajib
(mandatory disclosure) yaitu pengungkapan informasi wajib dilakukan oleh
perusahaan yang didasarkan pada peraturan atau standar tertentu, dan ada yang
bersifat sukarela (voluntary disclosure) yang merupakan pengungkapan informasi
melebihi persyaratan minimum dari peraturan yang berlaku.
Setiap unit/pelaku ekonomi selain berusaha untuk kepentingan pemegang
saham dan mengkonsentrasikan diri pada pencapaian laba juga mempunyai
tanggung jawab sosial, dan hal itu perlu diungkapkan dalam laporan tahunan,
sebagaimana dinyatakan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
No.1 (Revisi 1998) Paragraf kesembilan:Perusahaan dapat pula menyajikan
laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai
tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor
lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap
pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting.
Pengungkapan sosial yang dilakukan oleh perusahaan umumnya bersifat
voluntary (sukarela), unaudited (belum diaudit), dan unregulated (tidak
dipengaruhi oleh peraturan tertentu). Glouterdalam Nurlela dan Islahuddin
(2008:8) menyebutkan tema-tema yang termasuk dalam wacana Akuntansi
16
1. Kemasyarakatan
Tema ini mencakup aktivitas kemasyarakatan yang diikuti oleh perusahaan, misalnya aktivitas yang terkait dengan kesehatan, pendidikan dan seni serta pengungkapan aktivitas kemasyarakatan lainnya.
2. Ketenagakerjaan
Tema ini meliputi dampak aktivitas perusahaan pada orang-orang dalam perusahaan tersebut. Aktivitas tersebut meliputi : rekruitmen, program pelatihan, gaji dan tuntutan, mutasi dan promosi dan lainnya.
3. Produk dan Konsumen
Tema ini melibatkan aspek kualitatif suatu produk atau jasa, antara lain keguanaan durability, pelayanan, kepuasan pelanggan, kejujuran dalam iklan, kejelasan/kelengkapan isi pada kemasan, dan lainnya.
4. Lingkungan Hidup
Tema ini meliputi aspek lingkungan dari proses produksi, yang meliputi pengendalian polusi dalam menjalankan operasi bisnis, pencegahan dan perbaikan kerusakan lingkungan akibat pemrosesan sumber daya alam dan konversi sumber daya alam. Martin Freedman dalamKusumadilaga (2010) mengatakan bahwa ada tiga
pendekatan dalam pelaporan kinerja sosial, yaitu :
1. Pemeriksaan Sosial (Social Audit)
Pemeriksaan sosial mengukur dan melaporkan dampak ekonomi, sosial dan lingkungan dari program-program yang berorientasi sosial dari operasioperasi yang dilakukan perusahaan. Pemeriksaan sosial dilakukan dengan membuat suatu daftar aktivitas-aktivitas perusahaan yang memiliki konsekuensi sosial, lalu auditor sosial akan mencoba mengestimasi dan mengukur dampak-dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas-aktivitas tersebut.
2. Laporan Sosial (Social Report)
Berbagai alternatif format laporan untuk menyajikan laporan sosial telah diajukan oleh para akademis dan praktisioner. Pendekatan-pendekatan yang dapat dipakai oleh perusahaan untuk melaporkan aktivitas-aktivitas pertanggungjawaban sosialnya ini dirangkum oleh Dilley dan Weygandt menjadi empat kelompok sebagai berikut:
17
b. Cost Approach, Perusahaan membuat daftar aktivitas-aktivitas sosial perusahaan dan mengungkapkan jumlah pengeluaran pada masing-masing aktivitas tersebut.
c. Program Management Approach, Perusahaan tidak hanya mengungkapkan aktivitas-aktivitas pertanggungjawaban sosial tetapi juga tujuan dari aktivitas tersebut serta hasil yang telah dicapai oleh perusahaan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan itu.
d. Cost Benefit Approach, Perusahaan mengungkapkan aktivitas yang memiliki dampak sosial serta biaya dan manfaat dari aktivitas tersebut. Kesulitan dalam penggunaan pendekatan ini adalah adanya kesulitan dalam mengukur biaya dan manfaat sosial yang diakibatkan oleh perusahaan terhadapmasyarakat.
3. Pengungkapan Sosial dalam Laporan Tahunan (Disclosure In AnnualReport)
Pengungkapan sosial adalah pengungkapan informasi tentang aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan lingkungan sosial perusahaan. Pengungkapan sosial dapat dilakukan melalui berbagai media antara lain laporan tahunan, laporan interim/laporan sementara, prospektus, pengumuman kepada bursa efek atau melalui media masa. Perusahaan cenderung untuk mengungkapkan informasi yang berkaitan dengan aktivitasnya dan dampak yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut.
Darwin (2004) dalam Kusumadilaga (2010:20) mengatakan bahwa
Corporate Social Responsibility terbagi menjadi 3 kategori yaitu kinerja ekonomi,
kinerja lingkungan dan kinerja sosial.Sedangkan dalam penelitian ini
mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan pelaporan sosial perusahaan
berdasarkan standar GRI (Global Reporting Initiative).Global Reporting Initiative
(GRI) adalah sebuah jaringan berbasis organisasi yang telah mempelopori
perkembangan dunia, paling banyak menggunakan kerangka laporan
keberlanjutan dan berkomitmen untuk terus-menerus melakukan perbaikan dan
penerapan di seluruh dunia (www.globalreporting.org). Daftar pengungkapan
18
Siregar (2008) dan Kusumadilaga (2010) dengan menggunakan 6 indikator
pengungkapan yaitu : ekonomi, lingkungan, tenaga kerja, hak asasi manusia,
sosial dan produk. Indikator-indikator yang terdapat di dalam GRI yang
digunakan dalam penelitian yaitu :
1. Indikator Kinerja Ekonomi (economic performance indicator)
2. Indikator Kinerja Lingkungan (environment performance indicator)
3. Indikator Kinerja Tenaga Kerja (labor practices performance indicator)
4. Indikator Kinerja Hak Asasi Manusia (human rights performanceindicator)
5. Indikator Kinerja Sosial (social performance indicator)
6. Indikator Kinerja Produk (product responsibility performance indicator).
2.1.4 Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan adalah kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh harga
saham yang dibentuk oleh permintaan dan penawaran dipasar modal yang
merefleksikan penilaian masyarakat terhadap kinerja perusahaan (Harmono,
2009:233).
Nilai perusahaan dapat diukur melalui nilai harga saham di pasar,
berdasarkan terbentuknya harga saham perusahaan di pasar, yang merupakan
refleksi penilaian oleh publik terhadap kinerja perusahaan secara riil. Dikatakan
secara riil karena terbentuknya harga di pasar merupakan bertemunya titik-titik
kestabilan kekuatan permintaan dan titik-titik kestabilan kekuatan penawaran
harga yang secara riil terjadi transaksi jual beli surat berharga di pasar modal
19
ekuilibrium pasar. Oleh karena itu, dalam teori keuangan pasar modal harga
saham di pasar disebut konsep nilai perusahaan (Harmono, 2009:50).
Samuel (2000) dalam Nurlela dan Islahuddin (2008:7) menjelaskan bahwa
enterprise value (EV) atau dikenal juga sebagai firm value (nilai perusahaan)
merupakan konsep penting bagi investor, karena merupakan indikator bagi pasar
menilai perusahaan secara keseluruhan. Sedangkan Wahyudi (2005) dalam
Nurlela dan Islahuddin (2008:7) menyebutkan bahwa nilai perusahaan merupakan
harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli andai perusahaan tersebut dijual.
Wiyanto (2002) dalam Novianti (2012:19) menyatakan bahwa salah satu
hal yang dipertimbangkan oleh investor dalam melakukan investasi adalah nilai
perusahaan dimana investor tersebut menanamkan modal. Fokus utama dalam
penciptaan nilai adalah pada semua kesempatan dalam hal manajer ingin
memanfaatkan secara penuh dalam semua kesempatan yang ada untuk menilai
saham atau ekuitas.
Djohanputra (2004) dalam Novianti (2012:19) mengatakan nilai
perusahaan adalah didasarkan atas kesehatan arus kas operasinya. Nilai
perusahaan berarti nilai jual perusahaan atau nilai tambah bagi pemegang saham.
Dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti bagaimana manajemen perlu
memproyeksi arus kas perusahaan agar selalu sehat dari waktu ke waktu.
Dalam penilaian perusahaan terkandung unsur proyeksi, asuransi,
perkiraan, dan judgment. Ada beberapa konsep dasar penilaian yaitu : nilai
ditentukan untuk suatu waktu atau periode tertentu; nilai harus ditentukan pada
20
Secara umum banyak metode dan teknik yang telah dikembangkan dalam
penilaian perusahaan, di antaranya adalah :
a) pendekatan laba antara lain metode rasio tingkat laba atau price earning ratio, metode kapitalisasi proyeksi laba.
b) pendekatan arus kas antara lain metode diskonto arus kas. c) pendekatan dividen antara lain metode pertumbuhan dividen. d) pendekatan aktiva antara lain metode penilaian aktiva. e) pendekatan harga saham.
f) pendekataneconomic value added.
Pada dasarnya tujuan manajemen keuangan adalah memaksimumkan nilai
perusahaan. Akan tetapi di balik tujuan tersebut masih terdapat konflik antara
pemilik perusahaan dengan penyedia dana sebagai kreditur. Jika perusahaan
berjalan lancar, maka nilai saham perusahaan akan meningkat, sedangkan nilai
hutang perusahaan dalam bentuk obligasi tidak terpengaruh sama sekali. Jadi
dapat disimpulkan bahwa nilai dari saham kepemilikan bisa merupakan indeks
yang tepat untuk mengukur tingkat efektifitas perusahaan.
Berdasarkan alasan itulah, maka tujuan manajemen keuangan dinyatakan
dalam bentuk maksimalisasi nilai saham kepemilikan perusahaan, atau
memaksimalisasikan harga saham.Tujuan memaksimumkan harga saham tidak
berarti bahwa para manajer harus berupaya mencari kenaikan nilai saham dengan
mengorbankan para pemegang obligasi.Nilai perusahaan dapat dilihat melalui
nilai pasar atau nilai buku perusahaan dari ekuitasnya.Ia menambahkan dalam
neraca keuangan, ekuitas menggambarkan total modal perusahaan. Selain itu, nilai
pasar bisa menjadi ukuran nilai perusahaan.Penilaian terhadap perusahaan tidak
hanya mengacu pada nilai nominal.Kondisi perusahaan mengalami banyak
21
nominalnya cukup tinggi.Tapi setelah krisis kondisi perusahaan merosot
sementara nilai nominalnya tetap.
Suatu perusahaan dikatakan mempunyai nilai yang baik jika kinerja
perusahaan juga baik.Nilai perusahaan dapat tercermin dari harga sahamnya.Jika
nilai sahamnya tinggi bisa dikatakan nilai perusahaannya juga baik.Karena tujuan
utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan
kemakmuran pemilik atau para pemegang saham.
2.1.5 Profitabilitas
Profitabilitasadalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan suatu
keuntungan dan menyokong pertumbuhan baik untuk jangka pendek maupun
jangka panjang (Khasmir,2010 :196). Profitabilitas perseroan biasanya dilihat dari
laporan laba rugiperseroan (income statement) yang menunjukkan laporan hasil
kinerja perseroan.
Laba sering kali menjadi salah satu ukuran kinerja perusahaan.Dimana
ketika perusahaan memiliki laba yang tinggi berarti kinerja perusahaannya baik,
dan begitu juga sebaliknya.Setiap perusahaan selalu menginginkan profitabilitas
yang tinggi untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan.
Perusahaan akan mengukur kemampuanperusahaan dalam menghasilkan
keuntungan (profitabilitas) baik dari tingkat penjualan, asset, modal maupun
saham tertentu. Dalam rasio Profitabilitas ini dapat dikatakan sampai sejauh mana
keefektifan dari keseluruhan manajemen dalam menciptakan keuntungan bagi
perusahaan. Profitabilitas merupakan hasildari sejumlah besar kebijakan dan
22
Hubungan antara profitabilitas perusahaan dengan pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan telah menjadi postulat (anggapan dasar) untuk
mencerminkan pandangan bahwa reaksi sosial memerlukan gaya manajerial.
Sehingga semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar
pengungkapan informasi sosial (Kusumadilaga, 2010:24).
Fahmi (2012:68) menyatakan bahwa rasio profitabilitas digunakan untuk
mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar
kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan
penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik
menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan.
Profitabilitas menggambarkan kinerja fundamental perusahaan ditinjau
dari tingkat efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan dalam memperoleh laba.
Konsep profitabilitas ini dalam teori keuangan sering digunakan sebagai indikator
kinerja fundamental perusahaan mewakili kinerja manajemen. Sesuai dengan
perkembangan model penelitian bidang manajemen keuangan, umumnya dimensi
profitabilitas memiliki hubungan kausalitas terhadap nilai perusahaan. Sedangkan
nilai perusahaan secara konsep dapat dijelaskan oleh nilai yang ditentukan oleh
harga saham yang diperjualbelikan di pasar modal. Hubungan kausalitas ini
menunjukkan bahwa apabila kinerja manajemen keuangan perusahaan yang
diukur menggunakan dimensi-dimensi profitabilitas dalam kondisi baik, maka
akan memberikan dampak positif terhadap keputusan investor di pasar modal
23
juga akan berdampak pada keputusan kreditor dalam kaitannya dengan pendanaan
perusahaan melalui utang (Harmono, 2009:110).
Perusahaan akan mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba melalui pengelolaan aktiva yang dimilikinya. Sebuah perusahaan yang
mempunyai profitabilitas tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mampu
mengelola sumber daya yang dimilikinya secara efektif dan efisien sehingga
mampu menghasilkan laba yang tinggi.Sebaliknya, sebuah perusahaan memiliki
profitabilitas rendah menunjukkan bahwa perusahaan tersebut tidak mampu
mengelola sumber daya yang dimilikinya dengan baik, sehingga tidak mampu
menghasilkan laba yang tinggi.
Secara konsep dapat disimpulkan bahwa kinerja fundamental perusahaan
yang diproksikan melalui dimensi profitabilitas perusahaan memiliki hubungan
kausalitas terhadap nilai perusahaan melalui indikator harga saham dan struktur
modal perusahaan berkenaan dengan besarnya komposisi utang perusahaan
(Harmono, 2009:111).
Ada beberapa rasio yang biasa digunakan dalam mengukur besarnya
profitabilitas.Return On Assets (ROA) merupakan rasio yang terpenting dari rasio
profitabilitas yang ada. Dalam penelitian ini profitabilitas perusahaan diukur
menggunakan Return On Assets (ROA) dengan rumus sebagai berikut:
24 2.2 Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap
nilai perusahaan telah banyak diteliti oleh penelitian-penelitian sebelumnya dan
menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Penelitian terdahulu ini akan dijadikan
bahan acuan agar dapat membandingkan penelitian ini dengan penelitian
terdahulu. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian terdahulu.Rincian
mengenai penelitian-penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu NO Penulis
dan Tahun
Judul Penelitan Variabel penelitian Terdaftar di Bursa Efek Jakarta) (1) CSR berpengaruh simultan terhadap persentase
kepemilikan
manajemen (2) hanya persentase Terdaftar di BEI)
25 Terdaftar di Bursa Efek Indonesia simultan kepemilikan institusional,
komisaris
independen, ROA, ROE, CSR, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan Tobins Q.
4 Agustine Moderating ( Studi Empiris pada Perusahaan go public yang Terdaftar di BEI)
26 Sumber: Diolah oleh peneliti.
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Nurlela dan Islahuddin (2008) dalam penelitiannya menyatakan bahwa dengan
adanya praktik CSR yang baik diharapkan nilai perusahaan akan dinilai dengan
baik oleh investor.Berdasarkan gambar 2.1 maka dapat dijelaskan bahwa
Corporate Social Responsibility dapat mempengaruhi nilai perusahaan.Corporate
Social Responsibility merupakan informasi yang diungkapkan dalam laporan
tahunan mengenai pertanggungjawaban perusahaan tentang kepeduliannya
terhadap masyarakat dan lingkungan sekitarnya.Pelaksanaan CSR dapat
meningkatkan nilai perusahaan dilihat dari harga saham dan laba
27
perusahaan.Profitabilitas sebagai variabel moderasi juga dapat mempengaruhi
hubungan antara Corporate Social Responsibility dengan nilai perusahaan.
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan dari kerangka konseptual, maka dapat dirumuskan hipotesis
penelitian ini sebagai berikut:
1. Corporate Social Responsibility berpengaruhterhadap nilaiperusahaan.
2. Profitabilitas memoderasi hubungan antara Corporate Social
28 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian kausal yaitu penelitian dengan
karakteristik masalah berupa hubungan sebab-akibat antara dua variabel atau
lebih.Penelitian ini menguji pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap
nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel moderasi.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.Adapun waktu bagi penulis melakukan penelitian ini yaitu
mulai dilaksanakan pada bulan Januari 2015 sampai dengan selesai.
3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional variabel adalah definisi-definisi yang akan
dipergunakan dalam penelitian ini dengan tujuan untuk memberikan arah dan
batasan dalam penyelesaian masalah. Pada bagian ini dijelaskan berbagai variabel
penelitian yang ada di dalam penelitian ini. Selain itu, di bagian ini juga
dijelaskan definisi operasional variabel yang akan digunakan di dalam penelitian.
3.3.1 Variabel Dependen
Variabel dependen biasa disebut juga dengan variabel terikat yang
artinya variabel tersebut merupakan sesuatu yang dipengaruhi atau yang
dihasilkan oleh variabel independen (variabel bebas).Menurut Sarwono
29
keberadaannya diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang
disebabkan oleh variabel bebas.Maka dalam penelitian ini yang menjadi
variabel dependennya adalah nilai perusahaan (Y). Nilai perusahaan biasa
diproksikan dengan PBV yaitu membandingkan price (harga saham saat
closing price)dengan nilai buku dengan rumus sebagai berikut:
PBV = ����� ���������
3.3.2 Variabel Moderasi
Variabel moderasi adalah variabel bebas kedua yang sengaja
dipilih oleh peneliti untuk menentukan apakah kehadirannya berpengaruh
terhadap hubungan antara variabel bebas pertama dan variabel dependen
(Sarwono dan Suhayati, 2010:32).Hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen seringkali dipengaruhi (diperkuat atau
diperlemah) oleh variabel moderator (Erlina, 2011:37).Dalam penelitian
ini yang menjadi variabel moderasi adalah profitabilitas (�2).Profitabilitas
adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba.Profitabilitas
diukur dengan rasio return on asset (ROA) yang hitung berdasarkan laba
bersih dibagi dengan total asset. Rumus profitabilitas:
���= ����������
����������
3.3.3 Variabel Independen
Variabel independen yaitu variabel yang dapat mempengaruhi
variabel yang lain. Dalam penelitian ini menggunakan corporate social
30
dilakukan oleh peneliti dengan mengukur pengungkapan sosial laporan
tahunan yang dilakukan dengan pengamatan mengenai ada tidaknya suatu
item informasi yang ditentukan dalam laporan tahunan dengan asumsi
setiap yang diungkapkan pasti telah dilakukan, apabila item informasi
tidak ada dalam laporan keuangan maka diberi skor 0, dan jika item
informasi yang ditentukan ada dalam laporan tahunan maka diberi skor 1.
Metode pengukuran ini dinamakan dengan Checklist data. Pada variabel
ini, perhitungan dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan rumus
indeks informasi sosial untuk menghitung pengungkapan sosial
perusahaan, yaitu
Indeks CSR = ����� ℎ���������������� ���
����� ℎ������������
Tabel 3.1
31 Variabel
Moderasi
Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba berdasarkan
dari total asset perusahaannya. closing price (price)dengan nilai buku.
PBV = ����� ���������
Rasio
Sumber: Diolah oleh peneliti.
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi merupakan sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa
orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu, yang berada
dalam suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan
masalah penelitian.Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013.Jumlah populasi
perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI ada sebanyak 41 perusahaan.
Sampel merupakan bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan
karakteristik populasi.Adapun perusahaan yang menjadi sampel adalah
2011-32
2013.Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik
purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu.
Metode penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan
pendekatan non probability sampling, khususnya metode purposive sampling
yaitu teknik sampling dengan metode pengambilan sampel secara tidak acak tetapi
berdasarkan atas tujuan dan kriteria tertentu. Adapun kriteria penentuan sampel
dalam penelitian ini adalah :
1. Semua perusahaan yang tergolong perusahaan perbankan yang terdaftar di
bursa efek Indonesia (BEI).
2. Perusahaan yang menerbitkan laporan tahunan berturut-turut dari tahun
2011-2013.
3. Perusahaan yang mengungkapkan laporan tanggung jawab sosial
perusahaan (corporate social responsibility) dalam laporan tahunan.
4. Perusahaan yang tidak memiliki laba negatif.
Setelah dilakukan penentuan kriteria sampel terhadap populasi, akhirnya
didapatkan jumlah sampel sebanyak 12 perusahaan perbankan dari jumlah
populasi sebanyak 41 perusahaan perbankan yang dapat dilihat pada tabel 3.3.
Tabel 3.2
Jumlah Sampel Berdasarkan Karakteristik Sampel
NO Nama Perusahaan Kode Kriteria Sampel
1 2 3 4
1 Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk. AGRO √ √ X √ X
2 Bank Agris Tbk. AGRS √ X √ √ X
3 Bank MNC International Tbk. BABP √ √ √ X X
4 Bank Capital Indonesia Tbk. BACA √ √ X √ X
33
Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur
Tbk. BJTM √ X √ √ X
34 3.5 Jenis dan Sumber data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.Data
sekunder merupakan data primeryang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam
bentuk tabel, grafik, diagramgambar dan sebagainya sehingga lebih informatif
jika digunakan oleh pihak lain (Umar, 2008:60).
Data sekunder yang digunakan diperoleh dari laporan tahunan yang
dipublikasikan diambil dari website Bursa Efek Indonesia
referensi dari jurnal ilmiah dan penelitian sebelumnya.
3.6 Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.Data
sekunder adalah data yang diperoleh seorang peneliti secara tidak langsung dari
objeknya, tetapi melalui sumber lain, baik lisan maupun tulisan.Data sekunder ini
diambil dari website Bursa Efek Indonesia (BEI)
dari peneliti sebelumnya.
3.7 Teknik Analisis Data
Data yang siap diolah akan dilakukan pengujian statistik dengan
menggunakan program SPSS. Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan,
35 3.7.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif berfungsi sebagai penganalisis data dengan
menggambarkan sampel data yang telah dikumpulkan.Penelitian ini menjabarkan
jumlah data, rata-rata, nilai minimum dan maksimum serta standar deviasi.
3.7.2 Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian hipotesis dan uji analisis regresi linear
berganda, maka hal yang pertama dilakukan adalah uji asumsi klasik, yang
bertujuan untuk mendapatkan nilai estimasi yang diperoleh bersifat BLUE (Best,
Linear, Unbiased, and Estimator), yang artinya nilai estimator yang terbaik,
estimator yang linear, dan estimator yang tidak bias, maka data-data yang
digunakan dalam analisis regresi terlebih dahulu akan diuji normalitas, uji
multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
3.7.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel residual
berdistribusi normal.Pengujian normalitas data dalam penelitian ini mengunakan
uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S), grafikHistogram, dan
grafik Normal Plot. Uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S)
dengan membuat hipotesis:
H0 : Data residual berdistribusi normal
Ha : Data residual tidak berdistribusi normal
Dalam uji Kormogrov-Smirnov, pedoman yang digunakan dalam
36
1) jika nilai signifikansi < 0,05 maka distribusi data tidak normal,
jika nilai signifikansi > 0,05 maka distribusi data normal.
3.7.2.2 Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2009: 91) uji ini bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen.Multikolinieritas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel
independen antara yang satu dengan yang lainnya. Jika terjadi korelasi sempurna
diantara sesama variabel bebas, maka konsekuensinya adalah:
1. koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir,
2. nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga.
Ada tidaknya multikolinieritas dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance
dan variance inflation factor (VIF), serta dengan menganalisis matriks korelasi
variabel-variabel independen. Nilai cut off yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolinearitas adalah jika nilai tolerance< 0,1 atau sama
dengan nilai VIF>10, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas.
3.7.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah didalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variabel pengganggu dari satu pengamatan dengan
pengamatan yang lain. Menurut Ghozali (2009:125) Model regresi yang baik
37
memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari
pola gambar Scatterplot. Analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan
model regresi berganda tidak terdapat heteroskedastisitas jika:
1. titik-titik data menyebar di atas, di bawah atau di sekitar angka nol,
2. titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau dibawah,
3. penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali,
4. penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.
3.7.2.4 Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear
terdapat korelasi atau kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
periode t-1.Jika terjadi autokorelasi, maka terdapat problem autokorelasi.Menurut
Ghozali (2009:99) autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan lainnya. Hal ini sering ditemukan
pada data time series. Pada data cross section, masalah autokorelasi relatif tidak
terjadi. Uji yang digunakan dalam penelitian untuk mendeteksi ada tidaknya
autokorelasi adalah dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW). Kriteria
untuk penilaian terjadinya autokorelasi yaitu:
1. nilai DW lebih kecil dari -2 berarti ada korelasi positif,
2. nilai DW di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi,
38 3.7.3 Analisis Regresi
Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis dengan menggunakan
alatanalisis statistik yakni :
1. Analisis regresi linear sederhana (simple regression analysis).
Y = α + β1X1 + e
2. Analisis regresi dengan variabel moderasi (Moderated Regression Analysis).
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk melakukan uji regresi dengan
variabel moderasi adalah Moderated Regression Analysis atau uji
interaksi.Ghozali (2009:164) menyatakan Moderated Regression Analysis (MRA)
merupakan aplikasi khusus regresi berganda linear dimana dalam persamaan
regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih variabel
independen) dengan rumus persamaan sebagai berikut :
Y = α + β1X1+ β2X2 + β3X1X2 + e
Keterangan :
Y= Nilai Perusahaan
α =Konstanta
β1-β3=Koefisien Regresi
X1=Corporate Social Responsibility
X2=Profitabilitas
X1-X2=Interaksi antara Corporate Social Responsibility denganProfitabilitas
39 3.7.4 Uji Hipotesis
3.7.4.1 Uji Statistik t
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat.Tujuan dari uji
t adalah untuk menguji koefisien regresi secara individual.
Rumusan Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:
H1:Corporate Social Responsibilityberpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan (PBV) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2011-2013.
H2: Profitabilitas (ROA)berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan
(PBV)sebagai variabel moderasi dalam hubungan antara CSR dengan nilai
perusahaan (PBV) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2011-2013.
Jika thitung> ttabel berartiα = 5%, Ho diterima H0 diterima.
Jika t hitung≤ ttabel berartiα = 5%, Ho diterima H1 diterima.
3.7.4.2 Uji Koefisien Determinan (R2 )
Pengujian koefisien determinan dilakukan untuk melihat seberapa besar
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.Pengujian ini dilakukan dengan
melihat nilai koefisien determinan. Koefisien determinan (R2) merupakan besaran
40
Jika koefisien determinan bernilai 0, maka tidak ada hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat. Sebaliknya jika koefisien determinan
bernilai 1, maka ada keterikatan sempurna antara variabel bebas dengan variabel
41 BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Hasil Penelitian
4.1.1 Analisis Statistik Deskriptif
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik
deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang
sebenarnya tentang kondisi perusahaan dalam analisis.Statistik deskriptif
memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, dan nilai
rata-rata (mean), dan nilai standar deviasi dari variabel-variabel independen dan
variabel dependen. Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan
data sekunder yang diperoleh dari
perusahaan perbankan dari tahun 2011 sampai tahun 2013 yang dijabarkan dalam
bentuk statistik.
Variabel dari penelitian ini terdiri CSR (Corporate Social Responsibility)
sebagai variabel independen, Profitabilitas (ROA) sebagai variabel moderasi, dan
Nilai Perusahaan (PBV) sebagai variabel dependen.Statistik deskriptif dari
variabel tersebut dari sampel perusahaan perbankan selama periode tahun 2011
42 Tabel 4.1
Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Selama Tahun 2009 - 2013 Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
CSR 36 .50 1.00 .7422 .16048
ROA 36 .31 3.41 1.9683 .74717
PBV 36 .46 4.69 1.9039 1.04495
Valid N (listwise) 36
Sumber: Data diolah penulis (2015)
Tabel diatas menunjukkan variabel CSR (Corporate Social
Responsibility), ROA (Return On Asset)dan PBV (Price Book Value) memiliki
nilai minimum positif. Untuk nilai maksimum, semua variabel memiliki nilai yang
positif. Berikut ini perincian data deskriptif yang telah diolah:
a. variabelCSRmemiliki nilai minimum 0.50 dan nilai maksimum 1.00
dengan rata-rata ROA 0.742 dengan jumlah data sebanyak 41.
b. variabelROA memiliki nilai minimum 0.31 dan nilai maksimum 3.41
dengan rata-rata ROA 1.9683 dengan jumlah data sebanyak 41.
c. variabelPBVmemiliki nilai minimum 0.46 dan nilai maksimum 4.69
dengan rata-rataukuran perusahaan1.9039dengan jumlah data sebanyak
41.
4.1.2 Uji Asumsi Klasik 4.1.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel residual
berdistribusi normal.Pengujian normalitas data dalam penelitian ini mengunakan
uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S), grafikHistogram, dan
grafik Normal Plot. Uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S)
43
H0 : Data residual berdistribusi normal
Ha : Data residual tidak berdistribusi normal
Dalam uji Kormogrov-Smirnov, pedoman yang digunakan dalam
pengambilan keputusan yaitu:
2) jika nilai signifikansi < 0,05 maka distribusi data tidak normal,
3) jika nilai signifikansi > 0,05 maka distribusi data normal.
Hasil uji kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.2 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
CSR ROA PBV
N 36 36 36
Normal Parameters(a,b) Mean .7422 1.9683 1.9039 Std. Deviation .16048 .74717 1.04495 Most Extreme
Differences
Absolute .340 .071 .129
Positive .340 .051 .129
Negative -.215 -.071 -.084
Kolmogorov-Smirnov Z 2.042 .426 .775
Asymp. Sig. (2-tailed) .478 .993 .585
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Sumber: data diolah oleh penulis, 2015
Dari hasil pengolahan data tersebut, besarnya nilai K o l m o g o r o v
-S mi r n o v adalah C-SR 0.478, ROA 0.993, PBV 0.585, maka disimpulkan data
terdistribusi secara normal karena p > 0,05. Data yang terdistribusisecara normal
tersebut juga dapat dilihat melalui grafik histogram dan grafik normal plot data
44
Gambar 4.1 Histogram
Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal
karena grafik histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal
yang tidak menceng (s kewn ess ) ke kiri maupun ke kanan.Demikian pula dengan
hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik p-plot dibawah ini.Pada grafik
normal p-plot, terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta
penyebarannya agak mendekati dengan garis diagonal sehingga dapat disimpulkan
bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal.