• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI

VARIABEL MODERASI PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

DWI OCTAVIANTY 110503044

PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

i LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Corporate

Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai

Variabel Moderasi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum

pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks

penulisan skripsi untuk Program S-1 Reguler Departemen Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan

informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya, dan

apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima

sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan,

Yang Membuat Pernyataan,

(3)

ii ABSTRAK

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI

VARIABEL MODERASI PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Pengaruh Corporate Social Responsibility dengan profitabilitas sebagai variabel moderasi pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Metode penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan non probability sampling, khususnya metode purposive sampling yaitu teknik sampling dengan metode pengambilan sampel secara tidak acak tetapi berdasarkan atas tujuan dan kriteria tertentu. Setelah dilakukan penentuan kriteria sampel terhadap populasi, akhirnya didapatkan jumlah sampel sebanyak 12 perusahaan perbankan dari jumlah populasi sebanyak 41 perusahaan perbankan.

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan ,maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah CSR secara parsial tidak mempengaruhi Nilai Perusahaan (PBV). Nilai ttabel adalah 1,705, sehingga th i t u n g < tt a b e l (0.186 < 1,70), Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka > 0,05 (0,853 > 0,05). Profitabilitas (ROA) secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan (PBV). thitung sebesar 1.777 dengan nilai signifikan 0,085, sedangkan ttabel adalah 1,705, sehingga th i t u n g > tt a b e l (1,777 > 1,705), Signifikansi penelitian menunjukkan angka > 0,05 (0,085 > 0,05).

(4)

iii ABSTRACT

EFFECT OF CORPPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TO FIRM VALUE WITH PROFITABILITY AS MODERATING VARIABLE

OF REGISTERED BANKING COMPANY IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE

This research aims is to analyse the effect of Corporate Social Responsibility to firm value with profitability as moderating variable of registered banking company in Indonesian Stock Exchange.

The method of determining the sample in this research isi performed by non -probability sampling approach, particularly purposive sampling method of sampling techniques with methods of sampling is not random, but based on the objectives and specific criteria. After the determination of the criteria of the sample to the population, eventually obtained a total sample of 12 banking companies of total population is 41 banking companies .

Based on the results of data analysis and discussion that has been raised, the conclusions that can be taken from this research is CSR does not affect the firm value (PBV) . The value of tt a b l e is 1,705 , so tc o u n t < tt a b l e (0186 < 1.70), significance of the research also shows the number of >0.05(0.853 > 0.05). Profitability ( ROA ) partially not significant effect on the firm value (PBV). tc o u n t of 1777 with a significant value of 0.085, while tt a b l e is 1,705 , so that tc o u n t > t table (1,777 > 1,705), Significance of this research shows the number of> 0.05 ( 0.085 > 0.05).

(5)

iv KATA PENGANTAR

Bismillahirahmannirrahim

Syukur alhamdulilah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang

senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-NYA, sehingga peniliti dapat

menyelesaikan penelitian yang berjudul “Pengaruh Corporate Social

Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel

Moderasi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.

Tak lupa salawat berangkaikan salam peneliti haturkan kepada junjungan alam

Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa manusia dari alam kebodohan

ke alam yang berilmu pengetahuan.

Penyusunan skripsi ini sebagai tugas akhir peneliti dimungkinkan berkat

bantuan berbagai pihak. Maka sudah pada tempatnya maka peneliti

menyampaikan penghargaan dan rasa terimakasih yang sedalam-dalamnya pada

mereka yang banyak membantu dan mendukung peneliti dalam menulis skripsi

ini.

Pertama sekali peneliti mengucapkan terimakasih yang tak terhingga

kepada orang tua yakni Ayahanda H. Fadillah dan Ibunda Hj. Ratna Iriani

yang selalu ada sejak lahir untuk membimbing, memberikan semangat, cinta dan

kasih sayang serta doa yang tak pernah putus untuk menjadikan kami anak yang

terbaik.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini peneliti tidak hanya mengandalkan

(6)

v

berupa materi, pikiran, maupun dorongan semangat dan motivasi. Oleh karena iu

melalui kata pengantar ini penulis menyampaikan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr.Azhar Maksum, Mec, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. M. Zainul Bahri Torong, MSi, Ak selaku dosen pembimbing.

3. Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku dosen penguji dan Bapak

Syarurrahman, SE, MSi, Ak selaku dosen pembanding juga para Dosen

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU.

4. Teman-teman tersayang Sheila, Amoy, Nova, Fauzya, Dea, Dian, Ella, Inggit,

Masyruf, Dika dan teman-teman undangan 2011 yang tidak pernah bosan

untuk selalu memberikan semangat dan bantuan dalam menyelesaikan

penelitian ini.

5. Untuk abang Olga Pratama, SE dan adik Try Rezki Kurniawan terimakasih

atas kebaikan dan ketulusan dalam memotivasi untuk membantu peneliti

menggapai gelar sarjana.

6. Semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini yang tidak

disebutkan satu – persatu terimakasih atas dukungan dan bantuan yang telah

diberikan.

Medan, Oktober 2015

Peneliti

Dwi Octavianty

(7)
(8)
(9)

viii DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu ... 24

3.1 Definisi Operasional ... 30

3.2 Jumlah Sampel ... 32

4.1 Descriptive Statistics ... 42

4.2 Uji Normalitas ... 43

4.3 Uji Multikolinearitas ... 45

4.4 Uji Autokorelasi ... 46

4.5 Hasil Analisis Regresi ... 48

4.6 Hasil Regresi Variabel Moderasi ... 49

4.7 Koefisien Determinasi ... 50

(10)

ix DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

(11)

ii ABSTRAK

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI

VARIABEL MODERASI PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Pengaruh Corporate Social Responsibility dengan profitabilitas sebagai variabel moderasi pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Metode penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan non probability sampling, khususnya metode purposive sampling yaitu teknik sampling dengan metode pengambilan sampel secara tidak acak tetapi berdasarkan atas tujuan dan kriteria tertentu. Setelah dilakukan penentuan kriteria sampel terhadap populasi, akhirnya didapatkan jumlah sampel sebanyak 12 perusahaan perbankan dari jumlah populasi sebanyak 41 perusahaan perbankan.

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan ,maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah CSR secara parsial tidak mempengaruhi Nilai Perusahaan (PBV). Nilai ttabel adalah 1,705, sehingga th i t u n g < tt a b e l (0.186 < 1,70), Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka > 0,05 (0,853 > 0,05). Profitabilitas (ROA) secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan (PBV). thitung sebesar 1.777 dengan nilai signifikan 0,085, sedangkan ttabel adalah 1,705, sehingga th i t u n g > tt a b e l (1,777 > 1,705), Signifikansi penelitian menunjukkan angka > 0,05 (0,085 > 0,05).

(12)

iii ABSTRACT

EFFECT OF CORPPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TO FIRM VALUE WITH PROFITABILITY AS MODERATING VARIABLE

OF REGISTERED BANKING COMPANY IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE

This research aims is to analyse the effect of Corporate Social Responsibility to firm value with profitability as moderating variable of registered banking company in Indonesian Stock Exchange.

The method of determining the sample in this research isi performed by non -probability sampling approach, particularly purposive sampling method of sampling techniques with methods of sampling is not random, but based on the objectives and specific criteria. After the determination of the criteria of the sample to the population, eventually obtained a total sample of 12 banking companies of total population is 41 banking companies .

Based on the results of data analysis and discussion that has been raised, the conclusions that can be taken from this research is CSR does not affect the firm value (PBV) . The value of tt a b l e is 1,705 , so tc o u n t < tt a b l e (0186 < 1.70), significance of the research also shows the number of >0.05(0.853 > 0.05). Profitability ( ROA ) partially not significant effect on the firm value (PBV). tc o u n t of 1777 with a significant value of 0.085, while tt a b l e is 1,705 , so that tc o u n t > t table (1,777 > 1,705), Significance of this research shows the number of> 0.05 ( 0.085 > 0.05).

(13)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kegiatan bisnis adalah salah satu dari beberapa sektor perekonomian yang

paling ramai untuk dibicarakan dan telah sering menjadi bahan perbincangan

bagi setiap orang diberbagai forum, baik forum yang bersifat nasional maupun

forum yang internasional.Faktor yang membuat kegiatan bisnis ini ramai

dibicarakan adalah bahwa salah satu tolak ukur kemajuan suatu negara dapat

dilihat dari kemajuan ekonominya dan yang menjadi tulang punggung dari

kemajuan ekonomi adalah bisnis.

Dalam memasuki era globalisasi, jumlah perusahaan-perusahaan yang

berkembang semakin banyak.Hal ini menimbulkan banyak persaingan yang

ketat diantara perusahaan-perusahaan tersebut dengan tujuan untuk

meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mencapai laba yang optimal sesuai

target yang telah direncanakan, melanjutkan keberlangsungan perusahaan dan

menguasai pasar.

Setiap perusahaan akan melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan

kualitas baik baik di bidang perdagangan, manufaktur, perbankan, dan jasa.

Salah satu tujuan jangka pendek perusahaan adalah menghasilkan laba yang

tinggi untuk menguntungkan pihak pemegang saham dan untuk meningkatkan

nilai perusahaannya.

Keadaan kompetisi pasar saat ini yang semakin berkembang menuntut

(14)

2

dilihat dari perkembangan pengetahuan, kemajuan teknologi, dan

perkembangan arus informasi yang harus disampaikan oleh perusahaan untuk

memenuhi kebutuhan informasi pengguna.Dengan memaksimalkan nilai

perusahaan tersebut berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang

saham yang merupakan tujuan utama perusahaan.

Sebuah perusahaan pada umumnya didirikan dengan suatu tujuan

tertentu.Tujuan prusahaan yang umumnya diketahui publik adalah untuk

mendapatkan laba yang sebesar-besarnya, namun tujuan perusahaan yang

sebenarnya tidak sebatas untuk mendapatkan laba, tetapi juga untuk

meningkatkan kemakmuran pemilik atau pemegang saham dan untuk

memaksimalkan nilai perusahaan. Tujuan tersebut sebenarnya tidak banyak

berbeda, bahkan saling berhubungan dan mendukung satu dengan yang lain,

namun tujuan yang menjadi prioritas suatu perusahaan bisa saja berbeda

dengan perusahaan lain.

Nilai perusahaan sangatlah penting karena dapat mempengaruhi persepsi

investor terhadap perusahaan. Nilai perusahaan tidak hanya mencerminkan

bagaimana nilai intrinsik pada saat ini tetapi juga mencerminkan prospek dan

harapan akan kemampuan perusahaan tersebut dalam meningkatkan nilai

kekayaannya di mada depan. Globalisasi telah menciptakan lingkungan bisnis

yang menyebabkan perlunya peninjauan kembali sistem manajemen yang

digunakan oleh perusahaan untuk dapat survive dan prospectable, sehingga

(15)

3

Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan baik secara

internal maupun secara eksternal.Faktor internal bersifat controllable artinya

dapat dikendalikan oleh perusahaan seperti kinerja perusahaan, keputusan

keuangan, struktur modal, biaya ekuitas, dan faktor lainnya.Sedangkan faktor

eksternal dapat berupa tingkat suku bunga, fluktuasi nilai valas, dan keadaan

pasar modal.

Kondisi Bursa Efek Indonesia (BEI) saat ini sudah semakin berkembang

dan mengalami banyak peningkatan.Sektor perbankan mulai mengalami

keterpurukan sejak krisis moneter tahun 1997 namun perusahaan perbankan

termasuk salah satu perusahaan yang dapat menghasilkan laba yang lebih

stabil setelah mengalami krisis moneter.Perusahaan perbankan cukup menarik

untuk diteliti karena saat ini kegiatan masyarakat tidak dapat dilepaskan dari

jasa perbankan.Selain itu, perbankan merupakan salah satu lembaga yang

memegang peranan penting dalam suatu negara.Bahkan dikatakan bahwa

sektor perbankan merupakan jantung dalam sistem perekonomian, sehingga

kemajuan perbankan dapat menjadi tolak ukur kemajuan suatu negara.

Perbankan juga perusahaan yang mempunyai kontribusi cukup besar terhadap

pendapatan negara karena memiliki fungsi intermediasi atau sebagai perantara

antara pemilik modal dengan pengguna dana.

Di Indonesia sendiri, industri perbankan masih memegang peranan

terbesar dalam sistem keuangan meskipun berada dalam perekonomian yang

masih sering mengalami pasang surut.Sejak krisis moneter tahun 1997, sektor

(16)

4

masyarakat.Terdapat 16 bank swasta nasional yang dilikuidasi dan sekaligus

dicabut izin usahanya oleh pemerintah serta 45 bank lainnya yang bermasalah.

Pada tahun 1999, sebanyak 38 bank ditutup, tahun 2004 Bank Dagang Bali

dan Bank Aspac dilikuidasi, tahun 2005 Bank Global ditutup, tahun 2008

kasus Bank Century dan penutupan Bank Indover, tahun 2009 terjadi

pencabutan ijin usaha Bank IFI oleh pemerintah dan pada tahun 2014 tepatnya

bulan Oktober Bank Danamon Syariah menutup 36 kantor cabang

pembantunya. Sedangkan saat ini marak terjadi tindak pidana dibidang

perbankan seperti kasus pencairan deposito dan melarikan uang nasabah Bank

Mandiri yang dilakukan oleh customer service bank tersebut, kasus

penggelapan uang nasabah yang dilakukan oleh kepala operasi Panin Bank

Cabang Metro Sunter dengan mengalirkan dana ke rekening pribadinya, kasus

penarikan uang nasabah berulang-ulang yang dilakukan oleh head teller Bank

Danamon, dan lain sebagainya. Kasus-kasus tersebut memicu timbulnya

pemikiran negatif dari masyarakat yang diikuti oleh berkurangnya nilai

perusahaan itu sendiri.Ini merupakan tugas bagi perusahaan untuk menghapus

pemikiran negatif dari masyarakat agar dapat lebih meningkatkan nilai

perusahaan agar kelangsungan hidup perusahaan terus berlanjut.

Dewasa ini, dengan mulai membaiknya mutu perusahaan perbankan,

perusahaan perbankan baik bank swasta maupun bank pemerintah

berlomba-lomba menata performance untuk menjadi institusi keuangan yang paling

baik.Disamping itu, bank-bank asing asing juga telah semakin banyak

(17)

5

semakin meningkat tajam.Untuk dapat mempertahankan dan menarik nasabah

baru, bank harus dapat mempertahankan dan meningkatkan nilai

perusahaannya.

Pada tahun 2012, kebijakan di bidang perbankan diarahkan untuk menjaga

keseimbangan antara peningkatan daya saing dan memperkuat ketahanan

perbankan.Untuk itu Bank Indonesia menganggap bahwa sudah seharusnya

setiap bank menerapkan pelaksanaan tata kelola yang baik dan melaksanakan

tanggung jawab sosial perusahaannya atau disebut juga dengan corporate

social responsibility (CSR).

Pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai salah satu aspek

yang dapat meningkatkan atau menurunkan nilai perusahaan karena kondisi

keuangan saja tidak cukup untuk menjamin nilai perusahaan akan mengalami

kenaikan terus-menerus. Tanggung jawab sosial dari sebuah perusahaan

terjadi antara sebuah perusahaan dengan semua stakeholder, termasuk di

dalamnya adalah pelanggan atau customer, pegawai, pemilik atau investor,

pemerintah, supplier bahkan juga kompetitor.

Di Indonesia sendiri wacana mengenai CSR mulai mengemuka pada tahun

2001, namun sebelum wacana ini mengemuka telah banyak perusahaan yang

menjalankan CSR dan sangat sedikit yang mengungkapkannya dalam sebuah

laporan. Hal ini terjadi mungkin karena kita belum mempunyai sarana

pendukung seperti: standar pelaporan, tenaga terampil (baik penyusun laporan

maupun auditornya). Di samping itu sektor pasar modal Indonesia juga kurang

(18)

6

kategori saham-saham perusahaan yang telah mempraktikkan CSR.Sebagai

contoh, New York Stock Exchange memiliki Dow Jones Sustainability Index

(DJSI) bagi saham-saham perusahaan yang dikategorikan memiliki nilai

corporate sustainability dengan salah satu kriterianya adalah praktik CSR.

CSR sebuah perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang

berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan (corporate value)

yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya (financial) saja tetapi tanggung

jawab perusahaan harus berpijak pada triple bottom lines.Di sini bottom lines

lainnya selain kondisi keuangan juga ada sosial dan lingkungan karena kondisi

keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh secara

berkelanjutan. Keberlanjutan perusahaan hanya akan terjamin apabila,

perusahaan memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan hidup. Sudah

menjadi fakta bagaimana resistensi masyarakat sekitar, di berbagai tempat dan

waktu muncul ke permukaan terhadap perusahaan yang dianggap tidak

memperhatikan aspek-aspek sosial, ekonomi dan lingkungan hidupnya.

Untuk melaksanakan CSR berarti perusahaan akan mengeluarkan

sejumlah biaya. Biaya pada akhirnya akan menjadi beban yang mengurangi

pendapatan sehinggatingkat profit perusahaan akan turun. Akan tetapi dengan

melaksanakan CSR citra perusahaan akan semakin baik sehingga loyalitas

konsumen makin tinggi. Seiring meningkatnya loyalitas konsumen dalam

waktu yang lama, maka penjualan perusahaan akan semakin membaik, dan

pada akhirnya dengan pelaksanaan CSR diharapkan tingkat profitabilitas

(19)

7

penting dalam meningkatkan nilai perusahaan sebagai hasil dari peningkatan

penjualanperusahaan dengan cara melakukan berbagai aktivitas sosial

dilingkungan sekitarnya.

Kepercayaan masyarakat terhadap sektor perbankan sesungguhnya dapat

dipengaruhi oleh pencapaian dunia perbankan itu sendiri dan bagaimana

upaya perbankan mengantisipasi setiap perubahan yang terjadi pada

lingkungannya baik secara nasional maupun secara global.Bagi sebuah bank

belum cukup hanya dengan memberikan jasa keuangan saja tetapi yang

terpenting adalah meningkatkan kualitas dan mutu untuk pemberian jasa

tersebut kepada masyarakat.

Beberapa penelitian tentang pengaruh corporate social responsibility

terhadap nilai perusahaan telah dilakukan oleh beberapa peneliti yang

sebelumnya.Penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti yang

sebelumnya masih menunjukkan hasil yang tidak konsisten.Penelitian yang

sebelumnya dilakukan oleh Nurlela dan Islahuddin (2008) yang meneliti

tentang pengaruh CSR terhadap nilai perusahaan dengan menggunakan

kepemilikan manajerial sebagai variable moderasi dan menunjukkan bahwa

(1) CSR berpengaruh simultan terhadap persentase kepemilikan manajemen

(2) hanya persentase kepemilikan manajemen yang berpengaruh signifikan

terhadap nilai perusahaan. Kemudian hasil penelitian yang berbeda di

tunjukkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Kusumadilaga (2010) yang

menunjukkan bahwa CSR berpengaruh signifikan terhadap nilai

(20)

8

hubungan antara CSR dan nilai perusahaan.Selanjutnya hasil penelitian yang

berbedaditunjukkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Agustine (2014)

yang menunjukkan bahwa CSR tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai

perusahaan. Persentase Kepemilikan Manajemen dan Profitabilitas sebagai

variable moderasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap nilai

perusahaan.

Berdasarkan pada hal tersebut, peneliti ingin mencoba melakukan

penelitan kembali. Maka peneliti melakukan penelitian dengan judul “

PengaruhCorporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderasi pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. “

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas,

makadapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah Corporate Social Responsibility mempengaruhi nilai perusahaan?

2. Apakah profitabilitas memoderasi hubungan antara Corporate Social

Responsibility dengan nilai perusahaan ?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap nilai perusahaan.

2. Pengaruh Profitabilitas dalam memoderasi hubungan antara Corporate

(21)

9 1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain:

1. Bagi Peneliti, sebagai bahan masukan apabila suatu saat diminta pendapat

mengenai pengaruh corporate social responsibility terhadap nilai

perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel moderasi.

2. Bagi investor, sebagai tambahan masukan guna membantu investor dalam

pengambilan keputusan apabila investor ingin menanamkan modalnya

pada perusahaan perbankan di Indonesia.

3. Bagi perusahaan, sebagai dasar pertimbangan dan masukan bagi pihak

perusahaan baik dalam menjalankan aktivitas maupun dalam mengambil

sebuah keputusan manajemen di masa yang akan datang.

4. Bagi peneliti lain, diharapkan dapat menjadi referensi dalam melakukan

penelitian berikutnya bagi pihak lain sehingga dapat dijadikan

(22)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Stakeholders

Konsep tanggung jawab sosial perusahaan telah mulai dikenal sejak awal

1970an, yang secara umum dikenal dengan stakeholder theory artinya sebagai

kumpulan kebijakan dan praktik yang berhubungan dengan stakeholder,

nilai-nilai, pemenuhan ketentuan hukum, penghargaan masyarakat dan lingkungan,

serta komitmen dunia usaha untuk berkontribusi dalam pembangunan secara

berkelanjutan.

Stakeholder theory dimulai dengan asumsi bahwa nilai (value) secara

eksplisit dan tak dipungkiri merupakan bagian dari kegiatan usaha. Teori

stakeholder adalah kumpulan konsep yang berkaitan dengan cara-cara yang

digunakan perusahaan untuk memanage stakeholdernya. Cara-cara yang

dilakukan perusahaan untuk memanage stakeholdernya tergantung pada strategi

yang diadopsi perusahaan.

Chariri dan Ghazali (2007: 32) mengatakan bahwa perusahaan bukanlah

entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus

memberikan manfaat bagi stakeholders-nya (shareholders, kreditor, konsumen,

supplier, pemerintah, masyarakat, analis dan pihak lain).

Sekarang ini perusahaan besar biasanya harus memperhatikan berbagai

(23)

11

dalam konsep ini teori ini yang menjadi pusat perhatian adalah keseluruhan pihak

atau kontestan yang memiliki kepentingan baik langsung maupun tidak langsung

dengan perusahaan (Harahap, 2012; 77).

2.1.2 Corporate Social Responsibility

Tanggung jawab sosial perusahaan ( Corporate Social Responsibility )

adalah kewajiban manajemen untuk membuat keputusan dan melakukan tindakan

yang akan meningkatkan kesejahteraan dan kepentingan masyarakat serta

perusahaan (Daft, 2012:182).

Pertanggungjawaban sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR)

adalah mekanisme bagi suatu perusahaan untuk secara sukarela mengintegrasikan

perhatian terhadap lingkungan dan sosial kedalam operasinya dan interaksinya

dengan stakeholders, yang melebihi tanggungjawab perusahaan di bidang hukum.

Menurut The World BusinessCouncil for Sustainable Development

(WBCSD) (Kusumadilaga, 2010:14) dinyatakan bahwa

Corporate Social Responsibilty atau tanggung jawab sosial perusahaan didefinisikan sebagai komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerja sama dengan para karyawan serta perwakilan mereka, keluarga mereka, komunitas setempat maupun masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat baik bagi bisnis sendiri maupun untuk pembangunan.

Sekitar 50 tahun yang lalu,Bowen berpendapat bahwa para pelaku bisnis

memiliki kewajiban untuk mengupayakan suatu kebijakan serta membuat

keputusan atau melaksanakan berbagai tindakan yang sesuai dengan tujuan dan

(24)

12

bersandar kepada keselarasan dengan tujuan (objectives) dan nilai-nilai (value)

dari suatu masyarakat. Kedua hal tersebut yakni keselarasan dengan tujuan dan

nilai-nilai masyarakat merupakan dua premis dasar tanggung jawab sosial

(Solihin,2008:1).

Premis pertama, perusahaan bisa mewujud dalam suatu masyarakat karena

adanya dukungan dari masyarakat. Oleh sebab itu, perilaku perusahaan dan cara

yang digunakan perusahaan saat menjalankan bisnis harus berada dalam bingkai

pedoman yang ditetapkan masyarakat. Premis kedua, yang mendasari tanggung

jawab sosial adalah bahwa pelaku bisnis bertindak sebagai agen moral dalam

suatu masyarakat. Oleh sebab itu, agar terjadi keselarasan antara nilai yang

dimiliki perusahaan dengan nilai yang dimiliki oleh masyarakat, perusahaan harus

berperilaku sesuai dengan nilai-nilai masyarakat (Solihin,2008:2)

Robbins dan Coulter (Solihin,2008:5) menggambarkan perkembangan

CSR dalam sebuah kontinum adopsi pelaksanaan CSR perusahaan kepada

berbagai konstituen. Kontinum tersebut juga menunjukkan bahwa jika cakupan

semakin luas CSR maka semakin besar pula CSR yang harus dilakukan.

Pada tahap awal, CSR lebih tertuju kepada pemilik perusahaan (pemegang

saham/owners) dan manajer. Pada tahap ini pemimpin perusahaan akan

mengedepankan kepentingan para pemegang saham melalui berbagai upaya untuk

menggunakan sumber daya perusahaan seefisien mungkin dan melakukan

(25)

13

Pada tahap kedua, perusahaan mulai mengembangkan CSRnya kepada

para pekerja. Pada tahap ini, manajer perusahaan tidak hanya memerhatikan

memaksimalisasi laba, tetapi mereka mulai memberikan perhatian yang besar

kepada sumber daya manusia.

Pada tahap ketiga, perusahaan mengembangkan CSR kepada para

konstituen dalam suatu lingkungan yang spesifik dimana konstituen tersebut

biasanya merupakan masyarakat setempat yang terkena dampak secara langsung

oleh operasional perusahaan di daerah tempat mereka tinggal.

Pada tahap keempat, perusahaan tidak hanya mengembangkan CSR

kepada masyarakat setempat, melainkan mencakup pula pada masyarakat luas.

Para manajer memandang bisnis mereka sebagai bagian dari entitas publik dan

mereka merasa bertanggung jawab untuk melakukan berbagai kebijakan kepada

publik.

Konsep CSR akan lebih mudah dipahami, dengan menanyakan kepada

siapa sebenarnya pengelola perusahaan (manajer) bertanggung jawab.

Menurut Friedman (Solihin, 2009:6) tanggung jawab sosial perusahaan adalah menjalankan bisnis sesuai dengan keinginan pemilik perusahaan (owners), biasanya dalam bentuk menghasilkan uang sebanyak mungkin dengan senantiasa mengindahkan aturan dasar yang digariskan dalam suatu masyarakat sebagaimana diatur oleh hukum dan perundang-undangan.Dengan demikian, tujuan utama dari suatu perusahaan korporasi adalah memaksimalisasi laba atau nilai pemegang saham.

Meskipun pengertiannya lugas, CSR dapat menjadi sebuah konsep yang

sulit dipahami karena orang-orang yang berbeda memiliki keyakinan yang

(26)

14

Konsep Corporate Social Responsibility melibatkan tanggung jawab

kemitraan antara pemerintah, lembaga sumberdaya masyarakat, serta komunitas

setempat (lokal). Kemitraan ini merupakan tanggung jawab bersama secara sosial

antara stakeholders.

Pertanggung jawaban sosial perusahaan diungkapkan di dalam laporan

yang disebut Sustainibility Reporting. Sustainibility Reporting adalah pelaporan

mengenai kebijakan ekonomi, lingkungan dan sosial, pengaruh dan kinerja

organisasi dan produknya di dalam konteks pembangunan berkelanjutan (Nurlela

dan Islahuddin, 2008: 7).

2.1.3 Pengungkapan Corporate Social Responsibility

Alasan utama mengapa suatu pengungkapan diperlukan adalah agar pihak

investor dapat melakukan suatu informed decision dalam pengambilan keputusan

investasi. Berkaitan dengan keputusan investasi, investor memerlukan tambahan

informasi non keuangan. Kebutuhan itu didorong oleh adanya perubahan

manajerial yang menyebabkan terjadinya perluasan kebutuhan investor akan

informasi baru yang mampu menginformasikan hal-hal yang bersifat kualitatif

yang berkaitan dengan perusahaan. Informasi kualitatif dipandang memiliki nilai

informasi yang mampu menjelaskan fenomena yang terjadi, dan tindakan apa

yang akan diambil oleh manajemen terhadap fenomena tersebut. Informasi

kualitatif ini dapat diungkapkan dalam laporan tahunan (annual report)

(27)

15

Hendriksen (1991:203) mendefinisikan pengungkapan (disclosure)

sebagai penyajian sejumlah informasi yang dibutuhkan untuk pengoperasian

secara optimal pasar modal yang efisien. Pengungkapan ada yang bersifat wajib

(mandatory disclosure) yaitu pengungkapan informasi wajib dilakukan oleh

perusahaan yang didasarkan pada peraturan atau standar tertentu, dan ada yang

bersifat sukarela (voluntary disclosure) yang merupakan pengungkapan informasi

melebihi persyaratan minimum dari peraturan yang berlaku.

Setiap unit/pelaku ekonomi selain berusaha untuk kepentingan pemegang

saham dan mengkonsentrasikan diri pada pencapaian laba juga mempunyai

tanggung jawab sosial, dan hal itu perlu diungkapkan dalam laporan tahunan,

sebagaimana dinyatakan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

No.1 (Revisi 1998) Paragraf kesembilan:Perusahaan dapat pula menyajikan

laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai

tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor

lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap

pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting.

Pengungkapan sosial yang dilakukan oleh perusahaan umumnya bersifat

voluntary (sukarela), unaudited (belum diaudit), dan unregulated (tidak

dipengaruhi oleh peraturan tertentu). Glouterdalam Nurlela dan Islahuddin

(2008:8) menyebutkan tema-tema yang termasuk dalam wacana Akuntansi

(28)

16

1. Kemasyarakatan

Tema ini mencakup aktivitas kemasyarakatan yang diikuti oleh perusahaan, misalnya aktivitas yang terkait dengan kesehatan, pendidikan dan seni serta pengungkapan aktivitas kemasyarakatan lainnya.

2. Ketenagakerjaan

Tema ini meliputi dampak aktivitas perusahaan pada orang-orang dalam perusahaan tersebut. Aktivitas tersebut meliputi : rekruitmen, program pelatihan, gaji dan tuntutan, mutasi dan promosi dan lainnya.

3. Produk dan Konsumen

Tema ini melibatkan aspek kualitatif suatu produk atau jasa, antara lain keguanaan durability, pelayanan, kepuasan pelanggan, kejujuran dalam iklan, kejelasan/kelengkapan isi pada kemasan, dan lainnya.

4. Lingkungan Hidup

Tema ini meliputi aspek lingkungan dari proses produksi, yang meliputi pengendalian polusi dalam menjalankan operasi bisnis, pencegahan dan perbaikan kerusakan lingkungan akibat pemrosesan sumber daya alam dan konversi sumber daya alam. Martin Freedman dalamKusumadilaga (2010) mengatakan bahwa ada tiga

pendekatan dalam pelaporan kinerja sosial, yaitu :

1. Pemeriksaan Sosial (Social Audit)

Pemeriksaan sosial mengukur dan melaporkan dampak ekonomi, sosial dan lingkungan dari program-program yang berorientasi sosial dari operasioperasi yang dilakukan perusahaan. Pemeriksaan sosial dilakukan dengan membuat suatu daftar aktivitas-aktivitas perusahaan yang memiliki konsekuensi sosial, lalu auditor sosial akan mencoba mengestimasi dan mengukur dampak-dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas-aktivitas tersebut.

2. Laporan Sosial (Social Report)

Berbagai alternatif format laporan untuk menyajikan laporan sosial telah diajukan oleh para akademis dan praktisioner. Pendekatan-pendekatan yang dapat dipakai oleh perusahaan untuk melaporkan aktivitas-aktivitas pertanggungjawaban sosialnya ini dirangkum oleh Dilley dan Weygandt menjadi empat kelompok sebagai berikut:

(29)

17

b. Cost Approach, Perusahaan membuat daftar aktivitas-aktivitas sosial perusahaan dan mengungkapkan jumlah pengeluaran pada masing-masing aktivitas tersebut.

c. Program Management Approach, Perusahaan tidak hanya mengungkapkan aktivitas-aktivitas pertanggungjawaban sosial tetapi juga tujuan dari aktivitas tersebut serta hasil yang telah dicapai oleh perusahaan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan itu.

d. Cost Benefit Approach, Perusahaan mengungkapkan aktivitas yang memiliki dampak sosial serta biaya dan manfaat dari aktivitas tersebut. Kesulitan dalam penggunaan pendekatan ini adalah adanya kesulitan dalam mengukur biaya dan manfaat sosial yang diakibatkan oleh perusahaan terhadapmasyarakat.

3. Pengungkapan Sosial dalam Laporan Tahunan (Disclosure In AnnualReport)

Pengungkapan sosial adalah pengungkapan informasi tentang aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan lingkungan sosial perusahaan. Pengungkapan sosial dapat dilakukan melalui berbagai media antara lain laporan tahunan, laporan interim/laporan sementara, prospektus, pengumuman kepada bursa efek atau melalui media masa. Perusahaan cenderung untuk mengungkapkan informasi yang berkaitan dengan aktivitasnya dan dampak yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut.

Darwin (2004) dalam Kusumadilaga (2010:20) mengatakan bahwa

Corporate Social Responsibility terbagi menjadi 3 kategori yaitu kinerja ekonomi,

kinerja lingkungan dan kinerja sosial.Sedangkan dalam penelitian ini

mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan pelaporan sosial perusahaan

berdasarkan standar GRI (Global Reporting Initiative).Global Reporting Initiative

(GRI) adalah sebuah jaringan berbasis organisasi yang telah mempelopori

perkembangan dunia, paling banyak menggunakan kerangka laporan

keberlanjutan dan berkomitmen untuk terus-menerus melakukan perbaikan dan

penerapan di seluruh dunia (www.globalreporting.org). Daftar pengungkapan

(30)

18

Siregar (2008) dan Kusumadilaga (2010) dengan menggunakan 6 indikator

pengungkapan yaitu : ekonomi, lingkungan, tenaga kerja, hak asasi manusia,

sosial dan produk. Indikator-indikator yang terdapat di dalam GRI yang

digunakan dalam penelitian yaitu :

1. Indikator Kinerja Ekonomi (economic performance indicator)

2. Indikator Kinerja Lingkungan (environment performance indicator)

3. Indikator Kinerja Tenaga Kerja (labor practices performance indicator)

4. Indikator Kinerja Hak Asasi Manusia (human rights performanceindicator)

5. Indikator Kinerja Sosial (social performance indicator)

6. Indikator Kinerja Produk (product responsibility performance indicator).

2.1.4 Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan adalah kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh harga

saham yang dibentuk oleh permintaan dan penawaran dipasar modal yang

merefleksikan penilaian masyarakat terhadap kinerja perusahaan (Harmono,

2009:233).

Nilai perusahaan dapat diukur melalui nilai harga saham di pasar,

berdasarkan terbentuknya harga saham perusahaan di pasar, yang merupakan

refleksi penilaian oleh publik terhadap kinerja perusahaan secara riil. Dikatakan

secara riil karena terbentuknya harga di pasar merupakan bertemunya titik-titik

kestabilan kekuatan permintaan dan titik-titik kestabilan kekuatan penawaran

harga yang secara riil terjadi transaksi jual beli surat berharga di pasar modal

(31)

19

ekuilibrium pasar. Oleh karena itu, dalam teori keuangan pasar modal harga

saham di pasar disebut konsep nilai perusahaan (Harmono, 2009:50).

Samuel (2000) dalam Nurlela dan Islahuddin (2008:7) menjelaskan bahwa

enterprise value (EV) atau dikenal juga sebagai firm value (nilai perusahaan)

merupakan konsep penting bagi investor, karena merupakan indikator bagi pasar

menilai perusahaan secara keseluruhan. Sedangkan Wahyudi (2005) dalam

Nurlela dan Islahuddin (2008:7) menyebutkan bahwa nilai perusahaan merupakan

harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli andai perusahaan tersebut dijual.

Wiyanto (2002) dalam Novianti (2012:19) menyatakan bahwa salah satu

hal yang dipertimbangkan oleh investor dalam melakukan investasi adalah nilai

perusahaan dimana investor tersebut menanamkan modal. Fokus utama dalam

penciptaan nilai adalah pada semua kesempatan dalam hal manajer ingin

memanfaatkan secara penuh dalam semua kesempatan yang ada untuk menilai

saham atau ekuitas.

Djohanputra (2004) dalam Novianti (2012:19) mengatakan nilai

perusahaan adalah didasarkan atas kesehatan arus kas operasinya. Nilai

perusahaan berarti nilai jual perusahaan atau nilai tambah bagi pemegang saham.

Dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti bagaimana manajemen perlu

memproyeksi arus kas perusahaan agar selalu sehat dari waktu ke waktu.

Dalam penilaian perusahaan terkandung unsur proyeksi, asuransi,

perkiraan, dan judgment. Ada beberapa konsep dasar penilaian yaitu : nilai

ditentukan untuk suatu waktu atau periode tertentu; nilai harus ditentukan pada

(32)

20

Secara umum banyak metode dan teknik yang telah dikembangkan dalam

penilaian perusahaan, di antaranya adalah :

a) pendekatan laba antara lain metode rasio tingkat laba atau price earning ratio, metode kapitalisasi proyeksi laba.

b) pendekatan arus kas antara lain metode diskonto arus kas. c) pendekatan dividen antara lain metode pertumbuhan dividen. d) pendekatan aktiva antara lain metode penilaian aktiva. e) pendekatan harga saham.

f) pendekataneconomic value added.

Pada dasarnya tujuan manajemen keuangan adalah memaksimumkan nilai

perusahaan. Akan tetapi di balik tujuan tersebut masih terdapat konflik antara

pemilik perusahaan dengan penyedia dana sebagai kreditur. Jika perusahaan

berjalan lancar, maka nilai saham perusahaan akan meningkat, sedangkan nilai

hutang perusahaan dalam bentuk obligasi tidak terpengaruh sama sekali. Jadi

dapat disimpulkan bahwa nilai dari saham kepemilikan bisa merupakan indeks

yang tepat untuk mengukur tingkat efektifitas perusahaan.

Berdasarkan alasan itulah, maka tujuan manajemen keuangan dinyatakan

dalam bentuk maksimalisasi nilai saham kepemilikan perusahaan, atau

memaksimalisasikan harga saham.Tujuan memaksimumkan harga saham tidak

berarti bahwa para manajer harus berupaya mencari kenaikan nilai saham dengan

mengorbankan para pemegang obligasi.Nilai perusahaan dapat dilihat melalui

nilai pasar atau nilai buku perusahaan dari ekuitasnya.Ia menambahkan dalam

neraca keuangan, ekuitas menggambarkan total modal perusahaan. Selain itu, nilai

pasar bisa menjadi ukuran nilai perusahaan.Penilaian terhadap perusahaan tidak

hanya mengacu pada nilai nominal.Kondisi perusahaan mengalami banyak

(33)

21

nominalnya cukup tinggi.Tapi setelah krisis kondisi perusahaan merosot

sementara nilai nominalnya tetap.

Suatu perusahaan dikatakan mempunyai nilai yang baik jika kinerja

perusahaan juga baik.Nilai perusahaan dapat tercermin dari harga sahamnya.Jika

nilai sahamnya tinggi bisa dikatakan nilai perusahaannya juga baik.Karena tujuan

utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan

kemakmuran pemilik atau para pemegang saham.

2.1.5 Profitabilitas

Profitabilitasadalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan suatu

keuntungan dan menyokong pertumbuhan baik untuk jangka pendek maupun

jangka panjang (Khasmir,2010 :196). Profitabilitas perseroan biasanya dilihat dari

laporan laba rugiperseroan (income statement) yang menunjukkan laporan hasil

kinerja perseroan.

Laba sering kali menjadi salah satu ukuran kinerja perusahaan.Dimana

ketika perusahaan memiliki laba yang tinggi berarti kinerja perusahaannya baik,

dan begitu juga sebaliknya.Setiap perusahaan selalu menginginkan profitabilitas

yang tinggi untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan.

Perusahaan akan mengukur kemampuanperusahaan dalam menghasilkan

keuntungan (profitabilitas) baik dari tingkat penjualan, asset, modal maupun

saham tertentu. Dalam rasio Profitabilitas ini dapat dikatakan sampai sejauh mana

keefektifan dari keseluruhan manajemen dalam menciptakan keuntungan bagi

perusahaan. Profitabilitas merupakan hasildari sejumlah besar kebijakan dan

(34)

22

Hubungan antara profitabilitas perusahaan dengan pengungkapan

tanggung jawab sosial perusahaan telah menjadi postulat (anggapan dasar) untuk

mencerminkan pandangan bahwa reaksi sosial memerlukan gaya manajerial.

Sehingga semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar

pengungkapan informasi sosial (Kusumadilaga, 2010:24).

Fahmi (2012:68) menyatakan bahwa rasio profitabilitas digunakan untuk

mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar

kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan

penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik

menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan.

Profitabilitas menggambarkan kinerja fundamental perusahaan ditinjau

dari tingkat efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan dalam memperoleh laba.

Konsep profitabilitas ini dalam teori keuangan sering digunakan sebagai indikator

kinerja fundamental perusahaan mewakili kinerja manajemen. Sesuai dengan

perkembangan model penelitian bidang manajemen keuangan, umumnya dimensi

profitabilitas memiliki hubungan kausalitas terhadap nilai perusahaan. Sedangkan

nilai perusahaan secara konsep dapat dijelaskan oleh nilai yang ditentukan oleh

harga saham yang diperjualbelikan di pasar modal. Hubungan kausalitas ini

menunjukkan bahwa apabila kinerja manajemen keuangan perusahaan yang

diukur menggunakan dimensi-dimensi profitabilitas dalam kondisi baik, maka

akan memberikan dampak positif terhadap keputusan investor di pasar modal

(35)

23

juga akan berdampak pada keputusan kreditor dalam kaitannya dengan pendanaan

perusahaan melalui utang (Harmono, 2009:110).

Perusahaan akan mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

laba melalui pengelolaan aktiva yang dimilikinya. Sebuah perusahaan yang

mempunyai profitabilitas tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mampu

mengelola sumber daya yang dimilikinya secara efektif dan efisien sehingga

mampu menghasilkan laba yang tinggi.Sebaliknya, sebuah perusahaan memiliki

profitabilitas rendah menunjukkan bahwa perusahaan tersebut tidak mampu

mengelola sumber daya yang dimilikinya dengan baik, sehingga tidak mampu

menghasilkan laba yang tinggi.

Secara konsep dapat disimpulkan bahwa kinerja fundamental perusahaan

yang diproksikan melalui dimensi profitabilitas perusahaan memiliki hubungan

kausalitas terhadap nilai perusahaan melalui indikator harga saham dan struktur

modal perusahaan berkenaan dengan besarnya komposisi utang perusahaan

(Harmono, 2009:111).

Ada beberapa rasio yang biasa digunakan dalam mengukur besarnya

profitabilitas.Return On Assets (ROA) merupakan rasio yang terpenting dari rasio

profitabilitas yang ada. Dalam penelitian ini profitabilitas perusahaan diukur

menggunakan Return On Assets (ROA) dengan rumus sebagai berikut:

(36)

24 2.2 Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap

nilai perusahaan telah banyak diteliti oleh penelitian-penelitian sebelumnya dan

menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Penelitian terdahulu ini akan dijadikan

bahan acuan agar dapat membandingkan penelitian ini dengan penelitian

terdahulu. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian terdahulu.Rincian

mengenai penelitian-penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu NO Penulis

dan Tahun

Judul Penelitan Variabel penelitian Terdaftar di Bursa Efek Jakarta) (1) CSR berpengaruh simultan terhadap persentase

kepemilikan

manajemen (2) hanya persentase Terdaftar di BEI)

(37)

25 Terdaftar di Bursa Efek Indonesia simultan kepemilikan institusional,

komisaris

independen, ROA, ROE, CSR, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan Tobins Q.

4 Agustine Moderating ( Studi Empiris pada Perusahaan go public yang Terdaftar di BEI)

(38)

26 Sumber: Diolah oleh peneliti.

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Nurlela dan Islahuddin (2008) dalam penelitiannya menyatakan bahwa dengan

adanya praktik CSR yang baik diharapkan nilai perusahaan akan dinilai dengan

baik oleh investor.Berdasarkan gambar 2.1 maka dapat dijelaskan bahwa

Corporate Social Responsibility dapat mempengaruhi nilai perusahaan.Corporate

Social Responsibility merupakan informasi yang diungkapkan dalam laporan

tahunan mengenai pertanggungjawaban perusahaan tentang kepeduliannya

terhadap masyarakat dan lingkungan sekitarnya.Pelaksanaan CSR dapat

meningkatkan nilai perusahaan dilihat dari harga saham dan laba

(39)

27

perusahaan.Profitabilitas sebagai variabel moderasi juga dapat mempengaruhi

hubungan antara Corporate Social Responsibility dengan nilai perusahaan.

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan dari kerangka konseptual, maka dapat dirumuskan hipotesis

penelitian ini sebagai berikut:

1. Corporate Social Responsibility berpengaruhterhadap nilaiperusahaan.

2. Profitabilitas memoderasi hubungan antara Corporate Social

(40)

28 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian kausal yaitu penelitian dengan

karakteristik masalah berupa hubungan sebab-akibat antara dua variabel atau

lebih.Penelitian ini menguji pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap

nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel moderasi.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia.Adapun waktu bagi penulis melakukan penelitian ini yaitu

mulai dilaksanakan pada bulan Januari 2015 sampai dengan selesai.

3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional variabel adalah definisi-definisi yang akan

dipergunakan dalam penelitian ini dengan tujuan untuk memberikan arah dan

batasan dalam penyelesaian masalah. Pada bagian ini dijelaskan berbagai variabel

penelitian yang ada di dalam penelitian ini. Selain itu, di bagian ini juga

dijelaskan definisi operasional variabel yang akan digunakan di dalam penelitian.

3.3.1 Variabel Dependen

Variabel dependen biasa disebut juga dengan variabel terikat yang

artinya variabel tersebut merupakan sesuatu yang dipengaruhi atau yang

dihasilkan oleh variabel independen (variabel bebas).Menurut Sarwono

(41)

29

keberadaannya diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang

disebabkan oleh variabel bebas.Maka dalam penelitian ini yang menjadi

variabel dependennya adalah nilai perusahaan (Y). Nilai perusahaan biasa

diproksikan dengan PBV yaitu membandingkan price (harga saham saat

closing price)dengan nilai buku dengan rumus sebagai berikut:

PBV = ����� ���������

3.3.2 Variabel Moderasi

Variabel moderasi adalah variabel bebas kedua yang sengaja

dipilih oleh peneliti untuk menentukan apakah kehadirannya berpengaruh

terhadap hubungan antara variabel bebas pertama dan variabel dependen

(Sarwono dan Suhayati, 2010:32).Hubungan antara variabel independen

dengan variabel dependen seringkali dipengaruhi (diperkuat atau

diperlemah) oleh variabel moderator (Erlina, 2011:37).Dalam penelitian

ini yang menjadi variabel moderasi adalah profitabilitas (�2).Profitabilitas

adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba.Profitabilitas

diukur dengan rasio return on asset (ROA) yang hitung berdasarkan laba

bersih dibagi dengan total asset. Rumus profitabilitas:

���= ����������

����������

3.3.3 Variabel Independen

Variabel independen yaitu variabel yang dapat mempengaruhi

variabel yang lain. Dalam penelitian ini menggunakan corporate social

(42)

30

dilakukan oleh peneliti dengan mengukur pengungkapan sosial laporan

tahunan yang dilakukan dengan pengamatan mengenai ada tidaknya suatu

item informasi yang ditentukan dalam laporan tahunan dengan asumsi

setiap yang diungkapkan pasti telah dilakukan, apabila item informasi

tidak ada dalam laporan keuangan maka diberi skor 0, dan jika item

informasi yang ditentukan ada dalam laporan tahunan maka diberi skor 1.

Metode pengukuran ini dinamakan dengan Checklist data. Pada variabel

ini, perhitungan dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan rumus

indeks informasi sosial untuk menghitung pengungkapan sosial

perusahaan, yaitu

Indeks CSR = ����� ℎ���������������� ���

����� ℎ������������

Tabel 3.1

(43)

31 Variabel

Moderasi

Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba berdasarkan

dari total asset perusahaannya. closing price (price)dengan nilai buku.

PBV = ����� ���������

Rasio

Sumber: Diolah oleh peneliti.

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi merupakan sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa

orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu, yang berada

dalam suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan

masalah penelitian.Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013.Jumlah populasi

perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI ada sebanyak 41 perusahaan.

Sampel merupakan bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan

karakteristik populasi.Adapun perusahaan yang menjadi sampel adalah

(44)

2011-32

2013.Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik

purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu.

Metode penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan

pendekatan non probability sampling, khususnya metode purposive sampling

yaitu teknik sampling dengan metode pengambilan sampel secara tidak acak tetapi

berdasarkan atas tujuan dan kriteria tertentu. Adapun kriteria penentuan sampel

dalam penelitian ini adalah :

1. Semua perusahaan yang tergolong perusahaan perbankan yang terdaftar di

bursa efek Indonesia (BEI).

2. Perusahaan yang menerbitkan laporan tahunan berturut-turut dari tahun

2011-2013.

3. Perusahaan yang mengungkapkan laporan tanggung jawab sosial

perusahaan (corporate social responsibility) dalam laporan tahunan.

4. Perusahaan yang tidak memiliki laba negatif.

Setelah dilakukan penentuan kriteria sampel terhadap populasi, akhirnya

didapatkan jumlah sampel sebanyak 12 perusahaan perbankan dari jumlah

populasi sebanyak 41 perusahaan perbankan yang dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.2

Jumlah Sampel Berdasarkan Karakteristik Sampel

NO Nama Perusahaan Kode Kriteria Sampel

1 2 3 4

1 Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk. AGRO √ √ X √ X

2 Bank Agris Tbk. AGRS √ X √ √ X

3 Bank MNC International Tbk. BABP √ √ √ X X

4 Bank Capital Indonesia Tbk. BACA √ √ X √ X

(45)

33

Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur

Tbk. BJTM √ X √ √ X

(46)

34 3.5 Jenis dan Sumber data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.Data

sekunder merupakan data primeryang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam

bentuk tabel, grafik, diagramgambar dan sebagainya sehingga lebih informatif

jika digunakan oleh pihak lain (Umar, 2008:60).

Data sekunder yang digunakan diperoleh dari laporan tahunan yang

dipublikasikan diambil dari website Bursa Efek Indonesia

referensi dari jurnal ilmiah dan penelitian sebelumnya.

3.6 Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.Data

sekunder adalah data yang diperoleh seorang peneliti secara tidak langsung dari

objeknya, tetapi melalui sumber lain, baik lisan maupun tulisan.Data sekunder ini

diambil dari website Bursa Efek Indonesia (BEI)

dari peneliti sebelumnya.

3.7 Teknik Analisis Data

Data yang siap diolah akan dilakukan pengujian statistik dengan

menggunakan program SPSS. Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan,

(47)

35 3.7.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif berfungsi sebagai penganalisis data dengan

menggambarkan sampel data yang telah dikumpulkan.Penelitian ini menjabarkan

jumlah data, rata-rata, nilai minimum dan maksimum serta standar deviasi.

3.7.2 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis dan uji analisis regresi linear

berganda, maka hal yang pertama dilakukan adalah uji asumsi klasik, yang

bertujuan untuk mendapatkan nilai estimasi yang diperoleh bersifat BLUE (Best,

Linear, Unbiased, and Estimator), yang artinya nilai estimator yang terbaik,

estimator yang linear, dan estimator yang tidak bias, maka data-data yang

digunakan dalam analisis regresi terlebih dahulu akan diuji normalitas, uji

multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

3.7.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel residual

berdistribusi normal.Pengujian normalitas data dalam penelitian ini mengunakan

uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S), grafikHistogram, dan

grafik Normal Plot. Uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S)

dengan membuat hipotesis:

H0 : Data residual berdistribusi normal

Ha : Data residual tidak berdistribusi normal

Dalam uji Kormogrov-Smirnov, pedoman yang digunakan dalam

(48)

36

1) jika nilai signifikansi < 0,05 maka distribusi data tidak normal,

jika nilai signifikansi > 0,05 maka distribusi data normal.

3.7.2.2 Uji Multikolinieritas

Menurut Ghozali (2009: 91) uji ini bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel

independen.Multikolinieritas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel

independen antara yang satu dengan yang lainnya. Jika terjadi korelasi sempurna

diantara sesama variabel bebas, maka konsekuensinya adalah:

1. koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir,

2. nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga.

Ada tidaknya multikolinieritas dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance

dan variance inflation factor (VIF), serta dengan menganalisis matriks korelasi

variabel-variabel independen. Nilai cut off yang umum dipakai untuk

menunjukkan adanya multikolinearitas adalah jika nilai tolerance< 0,1 atau sama

dengan nilai VIF>10, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas.

3.7.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah didalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variabel pengganggu dari satu pengamatan dengan

pengamatan yang lain. Menurut Ghozali (2009:125) Model regresi yang baik

(49)

37

memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari

pola gambar Scatterplot. Analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan

model regresi berganda tidak terdapat heteroskedastisitas jika:

1. titik-titik data menyebar di atas, di bawah atau di sekitar angka nol,

2. titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau dibawah,

3. penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali,

4. penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

3.7.2.4 Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear

terdapat korelasi atau kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

periode t-1.Jika terjadi autokorelasi, maka terdapat problem autokorelasi.Menurut

Ghozali (2009:99) autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan

sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan lainnya. Hal ini sering ditemukan

pada data time series. Pada data cross section, masalah autokorelasi relatif tidak

terjadi. Uji yang digunakan dalam penelitian untuk mendeteksi ada tidaknya

autokorelasi adalah dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW). Kriteria

untuk penilaian terjadinya autokorelasi yaitu:

1. nilai DW lebih kecil dari -2 berarti ada korelasi positif,

2. nilai DW di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi,

(50)

38 3.7.3 Analisis Regresi

Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis dengan menggunakan

alatanalisis statistik yakni :

1. Analisis regresi linear sederhana (simple regression analysis).

Y = α + β1X1 + e

2. Analisis regresi dengan variabel moderasi (Moderated Regression Analysis).

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk melakukan uji regresi dengan

variabel moderasi adalah Moderated Regression Analysis atau uji

interaksi.Ghozali (2009:164) menyatakan Moderated Regression Analysis (MRA)

merupakan aplikasi khusus regresi berganda linear dimana dalam persamaan

regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih variabel

independen) dengan rumus persamaan sebagai berikut :

Y = α + β1X1+ β2X2 + β3X1X2 + e

Keterangan :

Y= Nilai Perusahaan

α =Konstanta

β1-β3=Koefisien Regresi

X1=Corporate Social Responsibility

X2=Profitabilitas

X1-X2=Interaksi antara Corporate Social Responsibility denganProfitabilitas

(51)

39 3.7.4 Uji Hipotesis

3.7.4.1 Uji Statistik t

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel

bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat.Tujuan dari uji

t adalah untuk menguji koefisien regresi secara individual.

Rumusan Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:

H1:Corporate Social Responsibilityberpengaruh signifikan terhadap nilai

perusahaan (PBV) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2011-2013.

H2: Profitabilitas (ROA)berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan

(PBV)sebagai variabel moderasi dalam hubungan antara CSR dengan nilai

perusahaan (PBV) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2011-2013.

Jika thitung> ttabel berartiα = 5%, Ho diterima H0 diterima.

Jika t hitung≤ ttabel berartiα = 5%, Ho diterima H1 diterima.

3.7.4.2 Uji Koefisien Determinan (R2 )

Pengujian koefisien determinan dilakukan untuk melihat seberapa besar

pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.Pengujian ini dilakukan dengan

melihat nilai koefisien determinan. Koefisien determinan (R2) merupakan besaran

(52)

40

Jika koefisien determinan bernilai 0, maka tidak ada hubungan antara

variabel bebas dengan variabel terikat. Sebaliknya jika koefisien determinan

bernilai 1, maka ada keterikatan sempurna antara variabel bebas dengan variabel

(53)

41 BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Hasil Penelitian

4.1.1 Analisis Statistik Deskriptif

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik

deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang

sebenarnya tentang kondisi perusahaan dalam analisis.Statistik deskriptif

memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, dan nilai

rata-rata (mean), dan nilai standar deviasi dari variabel-variabel independen dan

variabel dependen. Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan

data sekunder yang diperoleh dari

perusahaan perbankan dari tahun 2011 sampai tahun 2013 yang dijabarkan dalam

bentuk statistik.

Variabel dari penelitian ini terdiri CSR (Corporate Social Responsibility)

sebagai variabel independen, Profitabilitas (ROA) sebagai variabel moderasi, dan

Nilai Perusahaan (PBV) sebagai variabel dependen.Statistik deskriptif dari

variabel tersebut dari sampel perusahaan perbankan selama periode tahun 2011

(54)

42 Tabel 4.1

Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Selama Tahun 2009 - 2013 Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CSR 36 .50 1.00 .7422 .16048

ROA 36 .31 3.41 1.9683 .74717

PBV 36 .46 4.69 1.9039 1.04495

Valid N (listwise) 36

Sumber: Data diolah penulis (2015)

Tabel diatas menunjukkan variabel CSR (Corporate Social

Responsibility), ROA (Return On Asset)dan PBV (Price Book Value) memiliki

nilai minimum positif. Untuk nilai maksimum, semua variabel memiliki nilai yang

positif. Berikut ini perincian data deskriptif yang telah diolah:

a. variabelCSRmemiliki nilai minimum 0.50 dan nilai maksimum 1.00

dengan rata-rata ROA 0.742 dengan jumlah data sebanyak 41.

b. variabelROA memiliki nilai minimum 0.31 dan nilai maksimum 3.41

dengan rata-rata ROA 1.9683 dengan jumlah data sebanyak 41.

c. variabelPBVmemiliki nilai minimum 0.46 dan nilai maksimum 4.69

dengan rata-rataukuran perusahaan1.9039dengan jumlah data sebanyak

41.

4.1.2 Uji Asumsi Klasik 4.1.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel residual

berdistribusi normal.Pengujian normalitas data dalam penelitian ini mengunakan

uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S), grafikHistogram, dan

grafik Normal Plot. Uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S)

(55)

43

H0 : Data residual berdistribusi normal

Ha : Data residual tidak berdistribusi normal

Dalam uji Kormogrov-Smirnov, pedoman yang digunakan dalam

pengambilan keputusan yaitu:

2) jika nilai signifikansi < 0,05 maka distribusi data tidak normal,

3) jika nilai signifikansi > 0,05 maka distribusi data normal.

Hasil uji kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.2 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

CSR ROA PBV

N 36 36 36

Normal Parameters(a,b) Mean .7422 1.9683 1.9039 Std. Deviation .16048 .74717 1.04495 Most Extreme

Differences

Absolute .340 .071 .129

Positive .340 .051 .129

Negative -.215 -.071 -.084

Kolmogorov-Smirnov Z 2.042 .426 .775

Asymp. Sig. (2-tailed) .478 .993 .585

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Sumber: data diolah oleh penulis, 2015

Dari hasil pengolahan data tersebut, besarnya nilai K o l m o g o r o v

-S mi r n o v adalah C-SR 0.478, ROA 0.993, PBV 0.585, maka disimpulkan data

terdistribusi secara normal karena p > 0,05. Data yang terdistribusisecara normal

tersebut juga dapat dilihat melalui grafik histogram dan grafik normal plot data

(56)

44

Gambar 4.1 Histogram

Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal

karena grafik histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal

yang tidak menceng (s kewn ess ) ke kiri maupun ke kanan.Demikian pula dengan

hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik p-plot dibawah ini.Pada grafik

normal p-plot, terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta

penyebarannya agak mendekati dengan garis diagonal sehingga dapat disimpulkan

bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal.

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1  Kerangka Konseptual
Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel
Tabel 3.2  Jumlah Sampel Berdasarkan Karakteristik Sampel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Memberi izin kepada Pemohon (TERBANDING ) untuk menjatuhkan talak satu raj’i terhadap Termohon (PEMBANDING) didepan sidang Pengadilan Agama3.

Dengan jumlah watt (energi listrik) yang lebih kecil, lampu TL atau neon lebih murah digunakan daripada membeli lampu pijar biasa, dan saat ini jenis lampu TL juga bervariasi

Oleh sebab itu, tujuan dari penulisan ini adalah menunjukkan bagiamana integrasi nilai-nilai Alquran dalam pembelajaran matematika materi peluang.. Kata

Saat ini, kebanyakan Community College di negara ini dapat memberikan sertifikasi setingkat MQF tingkat 3, walaupun mulai banyak Community College yang mulai

Gerabah adalah perkakas yang terbuat dari tanah liat yang dibentuk kemudian dibakar untuk kemudian dijadikan alat-alat yang berguna membantu kehidupan manusia..

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

With its rich combination of technologies, Ajax provides a strong foundation for creating interactive web applications with XML or JSON-based web services by using JavaScript in

Variabel dependen pada penelitian ini adalah market value added (MVA) yang merupakan selisih antara nilai pasar dari perusahaan dengan total modal yang diinvestasikan oleh