• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu dengan Perkembangan Bayi 7-12 Bulan yang Mendapat ASI Eksklusif di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu dengan Perkembangan Bayi 7-12 Bulan yang Mendapat ASI Eksklusif di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN IBU DENGAN PERKEMBANGAN BAYI 7-12 BULAN YANG MENDAPAT ASI EKSKLUSIF DI

POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG

OLEH :

ADE RAHMADANI SIMATUPANG 145102164

PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)
(4)

Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu dengan Perkembangan Bayi 7-12 Bulan yang Mendapat ASI Eksklusif di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas

Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

ABSTRAK

Ade Rahmadani Simatupang

Latar Belakang : Anemia merupakan salah satu masalah gizi yang disebabkan karena kekurangan asupan zat besi yang terdapat dalam makanan sehari-hari dan adanya gangguan penyerapan zat besi oleh tubuh. ASI merupakan gizi terbaik bagi bayi sampai berumur 6 bulan. Kejadian anemia pada ibu menyusui akan menurunkan produksi ASI, menurunkan kualitas dan kuantitas ASI, hal tersebut berkaitan dengan kerja hormon prolaktin dan oksitosin, serta akan berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan bayi pada usia dini.

Tujuan : Untuk mengetahui hubungan kadar hemoglobin ibu dengan perkembangan bayi 7-12 bulan yang mendapat ASI Eksklusif.

Metedologi penelitian : Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik korelatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan diposyandu wilayah kerja puskesmas pancur batu kabupaten deli serdang. Populasi dan penelitian ini adalah 68 ibu menyusui yang memiliki bayi 7-12 bulan dengan menggunakan purposive sampling. Instrumen penelitian ini adalah lembar cheklist terdiri dari 20 item dengan skala ordinal dan penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu kadar haemoglobin ibu dan perkembangan bayi. Analisa menggunakan univariat dan bivariat dengan uji statistik Chi Square Fisher Exact.

Hasil penelitian : Hasil penelitian menunjukkan kadar hemoglobin ibu menyusui <11 gr% sebanyak 37 orang dengan perkembangan bayi tidak normal sebanyak 19 orang (51,6%). Berdasarkan uji statistik diperoleh nilai p=0,029 dan OR=3,619.

Kesimpulan: Dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara kadar haemoglobin ibu dengan perkembangan bayi. Dimana nilai OR= 3,619 artinya ibu yang mempunyai hemoglobin ≥11gr% mempunyai peluang 3,619 kali mempunyai bayi dengan perkembangan bayi normal dibandingkan ibu yang mempunyai haemoglobin <11gr%

(5)

Correlation of Hemoglobin Mother with Developments Babies 7-12 Months Securing Exclusive Breastfeeding in Integrated Service Post the

Working Area District Health Center Pancur Batu Deli Serdang 2015.

ABSTRACT

Ade Rahmadani Simatupang

Background: Anemia is one of the nutritional problems of insufficient intake of iron contained in the daily diet and their impaired absorption of iron by the body. Breast milk is the best nutrition for infants up to 6 months old. Anemia in nursing mothers will lower milk production, lower kulialitas and quantity of breast milk, it is related to work hormonprolaktin and oxytocin, and will affect the fulfillment of the needs of infants at an early age.

Objective: to determine the correlation of hemoglobin mothers with babies 7-12 months development exclusively breastfed.

Metedologi research: This study uses correlative types of analytic study with cross sectional approach. This research was conducted di Integrated service post working area district health center Pancur Batu Deli Serdang. Population and this study was 68 nursing mothers with babies 7-12 months by using purposive sampling. This is a research instrument sheet checklist consists of 20 items with ordinal scale and this study using two variables: hemoglobin level maternal and infant development. Using the univariate and bivariate analysis with statistic test Chi Square Fisher Exact. Result: The results showed hemoglobin nursing mothers <11 g% as much as 37% of people with abnormal infant development as much as 19 people (51,6%). Based on statistical test obtained by value p = 0,029 and OR = 3,619.

Conclusion: from the research result it can be concluded that it is not more likely to have normal development baby with than women suffer from anemia. we can conclude there is a significant correlation between maternal hemoglobin level with the baby's development. Where the value of means that mothers with hemoglobin ≥ had times the chance of having a baby with normal infant development than mothers with hemoglobin <11gr%.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas segala curahan nikmat dan rahmat-Nya, memberikan kekuatan lahir dan batin, kejernihan hati dan fikiran, serta kemudahan kepada penulis sehingga masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu dengan Perkembangan Bayi yang Mendapat ASI Eksklusif di Posyandu Wilayah kerja Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015” guna memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program studi.

Keberhasilan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak yang dengan tulus membantu dalam proses pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini dari awal hingga akhir. Atas dasar alasan tersebut, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Sumatera Utara yang telah memberikan pengarahan dan petunjuk selama menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.

2. Nur Asnah Sitohang, S. Kep, Ns, M. Kep selaku Ketua Pelaksana Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Sumatera Utara yang telah memberikan pengarahan dan petunjuk selama menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Dr. dr. Sarma Lumbanraja Sp.OG(K) selaku Pembimbing yang telah memberikan segenap arahan, bimbingan dan dan petunjuk serta waktu luang selama menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.

(7)

5. Puskesmas Pancur Batu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Seluruh Staf Dosen Karyawan/i Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Sumatera Utara yang telah banyak memberi pengetahuan dan dorongan serta motivasi kepada penulis.

7. Orang tua yang telah memberikan dukungan, semangat dan motivasi serta do’a yang tiada henti-hentinya kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih belum sempurna dikarenakan keterbatasan kemampuan peneliti. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhir kata, semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin

Medan, Juli 2015

(8)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ade Rahmadani Simatupang Tanggal lahir : Medan, 28 Maret 1991 Anak ke : 3 dari 3 Bersaudara

Agama : Islam

Alamat : Jln. Brigjend Zein Hamid Gg.Sado No.83 Medan

Nama Ayah : D. Simatupang Nama Ibu : M. Pohan Pekerjaan Ayah/ibu : Wiraswasta

Alamat : Jln. Brigjend Zein Hamid Gg.Sado No.83 Medan

Riwayat sekolah

1996-1997 : TK Dewantara Medan

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Defenisi Operasional ... 29 Tabel 5.1 : Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur ... Tabel 5.2 : Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan ... Tabel 5.3 : Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Paritas ... Tabel 5.4 : Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kadar Hb ibu ... Tabel 5.5 : Distribusi Frekuensi Perkembangan Bayi ... Tabel 5.6 : Distribusi Responden Menurut Kadar Hemoglobin Ibu

(10)

DAFTAR SKEMA

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 :Surat izin melakukan penelitian dari Fakultas Keperawatan USU Lampiran 2 :Surat balasan penelitian dari Dinas Kesehatan Lubuk Pakam Lampiran 3 :Lembar Persetujuan sidang hasil Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 4 :Lembar Pernyataan Orisinalitas

Lampiran 5 :Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Lampiran 6 : Lembar Penjelasan kepada responden Lampiran 7 :Lembar persetujuan responden

(12)

DAFTAR ISI

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Kadar Hemoglobin………..…….……….….. 8

1. Definisi Hemoglobin... 2. Derajat Anemia... B. Perkembangan Bayi……… 15

1. Definisi Perkembangan ... 15

2. Periode Perkembangan bayi ... 15

C. ASI Eksklusif... 21

1. Defenisi ASI Eksklusif ... 21

2. Perkembangan Bayi yang Mendapat ASI Eksklusif ... 24

3. Kandungan Nutrisi ASI ... 25

4. Karakteristik Ibu ... 26

BAB III: KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep Konseptual ... 28

B. Hipotesa... 29

C. Definisi Operasional ... 29

BAB IV: METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 31

(13)

1. Populasi ... 31

2. Sampel ... 32

C. Tempat Penelitian ... 32

D. Waktu Penelitian ... 33

E. Etika Penelitian ... 33

F. Alat Pengumpulan Data ... 34

G. Prosedur Pengumpulan Data ... 34

H. Rencana Analisa Data ... 35

BAB V: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 31

B. Pembahasan ... 31

BAB VI: KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 31

B. Saran ... 31 DAFTAR PUSTAKA

(14)

Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu dengan Perkembangan Bayi 7-12 Bulan yang Mendapat ASI Eksklusif di Posyandu Wilayah Kerja

Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015.

Abstrak

Ade Rahmadani Simatupang

Latar Belakang : Anemia merupakan salah satu masalah gizi yang disebabkan karena kekurangan asupan zat besi yang terdapat dalam makanan sehari-hari dan adanya gangguan penyerapan zat besi oleh tubuh. ASI merupakan gizi terbaik bagi bayi sampai berumur 6 bulan. Kejadian anemia pada ibu menyusui akan menurunkan produksi ASI, menurunkan kualitas dan kuantitas ASI. Hal tersebut berkaitan dengan kerja hormon prolaktin dan oksitosin, serta akan berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan bayi usia dini.

Tujuan Penelitian : untuk mengetahui hubungan kadar hemoglobin ibu dengan perkembangan bayi 7-12 bulan yang mendapat ASI Eksklusif.

Metodologi : Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik korelatif dengan pendekatan Cross Sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 68 ibu yang memiliki bayi 7-12 Bulan. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling. Penelitian ini dilakukan di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. Instrumen penelitian ini adalah lembar cheklist terdiri dari 20 item dengan skala ordinal. Penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu Kadar hemoglobin Ibu dan Perkembangan bayi. Analisa menggunakan Univariat dan bivariat dengan uji statistik Chi Square Fisher Exact.

Hasil : Hasil penelitian menunjukkan kadar hemoglobin ibu menyusui <11gr% sebanyak 37 orang dengan perkembangan bayi tidak normal sebanyak 19 orang (51,6%). Berdasarkan uji statistik diperoleh nilai p=0,029 dan OR=3,619.

Kesimpulan dan Saran: dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ibu yang mempunyai Hb ≥11gr% mempunyai peluang 3,619 kali mempunyai bayi dengan perkembangan bayi normal dibandingkan ibu yang mempunyai Hb <11gr%. Disarankan kepada petugas kesehatan untuk meningkatkan program pemberian tablet zat besi untuk mencegah anemia pada ibu menyusui dan bagi ibu-ibu yang mempunyai bayi usia 7-12 bulan untuk diberikan stimulus kepada bayi dari awal perkembangannya agar bayi tidak mengalami keterlambatan dalam mencapai perkembangannya.

(15)

Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu dengan Perkembangan Bayi 7-12 Bulan yang Mendapat ASI Eksklusif di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas

Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

ABSTRAK

Ade Rahmadani Simatupang

Latar Belakang : Anemia merupakan salah satu masalah gizi yang disebabkan karena kekurangan asupan zat besi yang terdapat dalam makanan sehari-hari dan adanya gangguan penyerapan zat besi oleh tubuh. ASI merupakan gizi terbaik bagi bayi sampai berumur 6 bulan. Kejadian anemia pada ibu menyusui akan menurunkan produksi ASI, menurunkan kualitas dan kuantitas ASI, hal tersebut berkaitan dengan kerja hormon prolaktin dan oksitosin, serta akan berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan bayi pada usia dini.

Tujuan : Untuk mengetahui hubungan kadar hemoglobin ibu dengan perkembangan bayi 7-12 bulan yang mendapat ASI Eksklusif.

Metedologi penelitian : Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik korelatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan diposyandu wilayah kerja puskesmas pancur batu kabupaten deli serdang. Populasi dan penelitian ini adalah 68 ibu menyusui yang memiliki bayi 7-12 bulan dengan menggunakan purposive sampling. Instrumen penelitian ini adalah lembar cheklist terdiri dari 20 item dengan skala ordinal dan penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu kadar haemoglobin ibu dan perkembangan bayi. Analisa menggunakan univariat dan bivariat dengan uji statistik Chi Square Fisher Exact.

Hasil penelitian : Hasil penelitian menunjukkan kadar hemoglobin ibu menyusui <11 gr% sebanyak 37 orang dengan perkembangan bayi tidak normal sebanyak 19 orang (51,6%). Berdasarkan uji statistik diperoleh nilai p=0,029 dan OR=3,619.

Kesimpulan: Dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara kadar haemoglobin ibu dengan perkembangan bayi. Dimana nilai OR= 3,619 artinya ibu yang mempunyai hemoglobin ≥11gr% mempunyai peluang 3,619 kali mempunyai bayi dengan perkembangan bayi normal dibandingkan ibu yang mempunyai haemoglobin <11gr%

(16)

Correlation of Hemoglobin Mother with Developments Babies 7-12 Months Securing Exclusive Breastfeeding in Integrated Service Post the

Working Area District Health Center Pancur Batu Deli Serdang 2015.

ABSTRACT

Ade Rahmadani Simatupang

Background: Anemia is one of the nutritional problems of insufficient intake of iron contained in the daily diet and their impaired absorption of iron by the body. Breast milk is the best nutrition for infants up to 6 months old. Anemia in nursing mothers will lower milk production, lower kulialitas and quantity of breast milk, it is related to work hormonprolaktin and oxytocin, and will affect the fulfillment of the needs of infants at an early age.

Objective: to determine the correlation of hemoglobin mothers with babies 7-12 months development exclusively breastfed.

Metedologi research: This study uses correlative types of analytic study with cross sectional approach. This research was conducted di Integrated service post working area district health center Pancur Batu Deli Serdang. Population and this study was 68 nursing mothers with babies 7-12 months by using purposive sampling. This is a research instrument sheet checklist consists of 20 items with ordinal scale and this study using two variables: hemoglobin level maternal and infant development. Using the univariate and bivariate analysis with statistic test Chi Square Fisher Exact. Result: The results showed hemoglobin nursing mothers <11 g% as much as 37% of people with abnormal infant development as much as 19 people (51,6%). Based on statistical test obtained by value p = 0,029 and OR = 3,619.

Conclusion: from the research result it can be concluded that it is not more likely to have normal development baby with than women suffer from anemia. we can conclude there is a significant correlation between maternal hemoglobin level with the baby's development. Where the value of means that mothers with hemoglobin ≥ had times the chance of having a baby with normal infant development than mothers with hemoglobin <11gr%.

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah kematian ibu dan bayi di Indonesia yang masih tinggi merupakan fokus utama pemecahan masalah kesehatan di Indonesia. Intik gizi yang tidak cukup dan infeksi merupakan penyebab langsung gizi kurang pada bayi dan anak (UNICEF, 1999). Hal ini berdampak tidak saja terhadap kekurangan gizi makro tetapi juga gizi mikro yang sangat perlu untuk pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini. Pemenuhan kebutuhan gizi bayi mutlak diperoleh melalui Air Susu Ibu (ASI) bagi bayi dengan ASI Eksklusif (WHO, 2002).

(18)

menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan bayi maupun sel otak. Kadar Hb yang tidak normal dapat mengakibatkan adanya gangguan penyerapan zat besi oleh tubuh. Kejadian anemia pada ibu menyusui akan menurunkan produksi ASI, menurunkan kualitas dan kuantitas ASI. Hal tersebut berkaitan dengan kerja hormon prolaktin dan oksitosin, serta akan berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan bayi usia dini (Muazizah, 2011, ¶ 1).

Angka anemia pada wanita usia subur (WUS) menurut Riskesdas 2007 mencapai 24,5 %. Pernyataan ini didukung dengan tingginya prevalensi anemia di Jawa Tengah sebesar 57,7%, lebih tinggi dari pada prevalensi anemia WHO (2005) sebesar 41,8% dan prevalensi anemia nasional sebesar 50,9%. Sedangkan di kota Semarang, terjadi peningkatan prevalensi anemia pada ibu menyusui dari 17,93% pada tahun 2011 menjadi 19,14% pada tahun 2012.

Penelitian di India tahun 2007, bahwa ASI yang berasal dari ibu anemia akan berpengaruh pada kualitas. Kuantitas ASI akan berpengaruh secara signifikan apabila tidak seimbang dengan asupan yang tepat pada ibu menyusui (Setyani, 2011, ¶ 1).

(19)

55,1%, ASI eksklusif 0-6 bulan 39,5%, rata-rata durasi eksklusif 1,6 bulan, penggunaan botol 32,4% (Sarwono, 2008).

Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti, di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu, peneliti menemukan dimana ada beberapa bayi yang memiliki perkembangan terhambat. Peneliti melakukan wawancara kepada ibu-ibu tersebut, dari 3 ibu yang membawa anaknya 2 diantaranya memiliki bayi dengan perkembangan terhambat karena mempunyai kemampuan tidak sesuai dengan grafik perkembangan.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu dengan Perkembangan Bayi 7-12 Bulan yang Mendapat ASI Eksklusif”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang menjadi rumusan masalah adalah apakah ada hubungan kadar hemoglobin ibu dengan perkembangan bayi 7-12 bulan yang mendapat ASI Eksklusif di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

(20)

2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui hubungan kadar hemoglobin ibu dengan perkembangan bayi yang mendapat ASI Eksklusif berdasarkan karakteristik ibu (Usia, Pendidikan, Paritas).

2. Untuk mengetahui distribusi frekuensi kadar hemoglobin ibu di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang tahun 2015.

3. Untuk mengetahui distribusi perkembangan bayi di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang tahun 2015.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk bahan informasi bagi kepentingan pendidikan dan tambahan kepustakaan dalam pengembangan ilmu di perpustakaan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Bagi Masyarakat

Untuk menambah pengetahuan masyarakat khususnya ibu tentang bagaimana cara menjaga asupan makanan yang baik dan benar agar tidak terjadi anemia sewaktu menyusui bayinya.

(21)

Hasil penelitian ini bermanfaat bagi peneliti berikutnya untuk menambah data dalam meneliti hubungan pengetahuan dan sikap ibu terhadap perkembangan bayi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kadar Hemoglobin 1. DefenisiHemoglobin

Hemoglobin adalah protein berpigmen merah yang terdapat dalam sel darah merah. Normalnya dalam darah pada laki-laki 15,5gr/dl dan pada wanita 14,0gr/dl. Rata-rata konsentrasi hemoglobin pada sel darah merah 32gr/dl (Tarwoto, 2008). Fungsi Hemoglobin adalah mengangkut oksigen dari paru-paru dan dalam peredaran darah untuk dibawa kejaringan. Ikatan hemoglobin dengan oksigen disebut Oksihemoglobin (HbO2). Disamping oksigen, hemoglobin juga membawa

karbondioksida dan dengan karbonmonoksida membentuk ikatan karbon monoksihemoglobin (HbCO), juga berperan dalam keseimbangan pH darah (Abdul, 2012). Struktur hemoglobin terdiri dua unsur utama yaitu :

1. Besi yang mengandung pigmen hem

2. Protein globin, seperti halnya jenis protein lain, globin mempunyai rantai panjang dari asam amino. Ada empat rantai globin yaitu alpha (α), beta (β), delta (δ) dan

gamma (γ) (Tarwoto, 2008).

2. Derajat Anemia

(22)

2). Anemia ringan : Hb 8 g/dl – 9,9 g/dl 3). Anemia sedang : Hb 6 gr/dl – 7,9 gr/dl 4). Anemia berat : Hb < 6 gr/dl

Ibu anemia memiliki kadar Hb <10 gr/dl. Bahwa yang kita tahu ASI mengandung komponen makro dan mikro nutrien. Yang termasuk makronutrien adalah karbohidrat, protein dan lemak dan mikronutrien adalah vitamin dan mineral. Ibu yang mengalami anemia akan mempengaruhi produksi ASI maupun kualitas dan kuantitas ASI salah satunya vitamin A, dimana fungsi vitamin A di dalam ASI untuk kesehatan mata, Vitamin A juga berfungsi untuk mendukung pembelahan sel, kekebalan tubuh, dan pertumbuhan.

ASI mengandung dalam jumlah tinggi tidak saja vitamin A tetapi juga bahan bakunya yaitu beta karoten. Hal ini salah satu yang menerangkan mengapa bayi yang mendapat ASI mempunyai tumbuh kembang dan daya tahan tubuh yang baik. Selain vitamin A, vitamin B juga terdapat pada ASI. Makanan yang dikonsumsi ibu berpengaruh terhadap kadar vitamin ini dalam ASI.

(23)

perkembangan jaringan saraf dan retina mata yang berfungsi pada perkembangan pancaindera bayi.

Sedangkan pada ibu yang tidak mengalami anemia dimana keadaan jumlah eritrosit atau hemoglobin (protein pembawa O2) dari nilai normal dalam darah

sehingga memenuhi fungsinya untuk membawa O2 dalam jumlah yang cukup ke

jaringan perifer sehingga pengiriman O2 ke jaringan dapat tersalur dengan baik.

Kadar Hb ibu normal adalah >11gr/dl, ibu yang memiliki Hb normal tidak akan menurunkan produksi ASI, maupun kualitas dan kuantitas ASI. Karena suplai nutrisi dan oksigen tersuplai dengan baik sehingga tidak menganggu pada proses menyusui ASI kepada bayi (IDAI, 2008).

B. Perkembangan Bayi 1. Definisi Perkembangan

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur atau fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan, dan diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistemnya yang terorganisasi (Nursalam, 2005).

Perkembangan adalah bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar, terdiri dari kemampuan gerak kasar dan halus, pendengaran, penglihatan, komunikasi, bicara, emosi-sosial, kemandirian, intelegensia, dan perkembangan moral (Muslihatun, 2010).

2. Periode Perkembangan bayi

(24)

Perkembangan bayi dari usia 6 bulan sampai 9 bulan : • Dapat duduk tanpa dibantu

• Dapat tengkurep dan berbalik sendiri

• Dapat merangkak meraih benda atau mendekati seseorang • Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain • Memegang benda kecil dengan ibu jari

• Bergembira dengan melempar benda-benda • Mengeluarkan kata-kata tanpa arti

• Mengenal muka anggota-anggota keluarga dan takut kepada orang asing/lain • Mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan dan

sembunyi-sembunyian.

Bayi dari usia 9 sampai 12 bulan :

• Dapat berdiri sendiri tanpa dibantu • Dapat berjalan dengan dituntun • Menirukan suara

• Mengulang bunyi yang didengarnya • Belajar menyatakan satu atau dua kata • Mengerti perintah sederhana atau larangan

• Memperlihatkan minat yng besar dalam mengeksplorasi sekitarnya, ingin menyentuh apa saja dan memasukkan benda-benda ke mulutnya

• Berpartisipasi dalam permainan (Bambang, 2011).

C. ASI Eksklusif

(25)

ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan garam-garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna bagi makanan bayi.

ASI Eksklusif adalah pemberian ASI (air susu ibu) sedini mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air putih, sampai bayi berumur 6 bulan (Purwanti, 2004).

ASI Eksklusif adalah Pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun air putih, sampai bayi berumur 6 bulan (Rukiyah, 2012).

ASI merupakan cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar payudara ibu melalui proses menyusui. Secara alamiah, ia mampu menghasilkan ASI. Dengan demikian, ASI merupakan makanan yang telah disiapkan untuk calon bayi saat ibu mengalami kehamilan. Semasa kehamilan, payudara ibu mengalami perubahan untuk menyiapkan produksi ASI tersebut (Khamzah, 2012).

2. Perkembangan Bayi yang Mendapat ASI Eksklusif a. Sebagai sistem imunitas yang baik

Bayi yang mendapat ASI dari ibunya akan memiliki sistem imunitas (daya tahan tubuh) yang lebih baik daripada bayi yang tidak pernah mendapatkan ASI. Kadar imunoglubin (zat-zat yang membentuk kekebalan tubuh) yang sangat tinggi terdapat pada kolostrum, yaitu cairan kuning kental yang merupakan ASI pertama yang keluar setelah ibu melahirkan. ASI juga mengandung zat kekebalan tubuh (antibodi) yang dapat memberikan perlindungan alami bagi bayi baru lahir.

(26)

Berdasarkan penelitian, bayi yang mendapatkan ASI, akan memiliki IQ (Intelligence Quotient) lebih tinggi daripada bayi yang tidak pernah mendapatkan ASI.

c. Perkembangan psikomotrik lebih cepat

Menurut penelitian, bayi yang mendapat ASI, memiliki perkembangan psikomotrik yang lebih cepat dari bayi yang tidak mendapatkan ASI. Bayi yang mendapatkan ASI, dapat berjalan dua bukan lebih cepat dibandingkan dengan bayi yang mendapatkan susu formula.

d. Menunjang perkembangan kognitif

Bayi yang mendapatkan ASI, akan memiliki daya ingat dan kemampuan bahasa yang lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang tidak pernah mendapatkan ASI dan hanya diberi susu formula.

e. Membantu mengurangi gigi dari kerusakan

Bayi yang mendapatkan ASI, akan memiliki perlindungan gigi yang lebih baik. Sebab, adanya kadar selenium (mineral penting yang sangat sibutuhkan oleh tubuh sebagai antioksidan untuk meredam aktivitas radikal bebas) dalam ASI yang cukup tinggi.

f. Menunjang perkembangan penglihatan

Bayi yang mendapatkan ASI, akan memiliki perkembangan penglihatan yang baik. Sebab, didalam ASI mengandung asam lemak omega 3 (Purwanti, 2004).

3. Faktor yang mempengaruhi produksi ASI

(27)

1. Makanan ibu

Pada dasarnya, makanan yang dikonsumsi oleh ibu menyusui tidak secara langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah air susu yang dihasilkan. Dalam tubuh, terdapat cadangan berbagai zat gizi yang dapat digunakan jika sewaktu-waktu diperlukan. Namun, jika makanan ibu terus-menerus tidak mengandung cukup zat gizi yang diperlukan maka tentu pada akhirnya kelenjar-kelenjar pembuat ASI tidak akan dapat bekerja dengan sempurna sehingga berpengaruh pada produksi ASI.

2. Frekuensi Penyusuan

Studi yang dilakukan terhadap 32 ibu dengan bayi prematur menyimpulkan bahwa produksi ASI akan optimal dengan pemompaan ASI lebih dari 5 kali perhari selama bulan pertama setelah melahirkan.

3. Berat Lahir

Berat lahir juga mempengaruhi produksi ASI. Hal ini berkaitan kemampuan menghisap ASI yang lebih rendah ini meliputi frekuensi dan lama penyusuan yang lebih rendah dibanding bayi berat lahir normal, yang akan mempengaruhi stimulasi hormon prolaktin dan oksitosindalam memproduksi ASI.

4. Stres dan Penyakit Akut

Ibu yang cemas dan stres dapat mengganggu laktasi sehingga mempengaruhi produksi ASI, yaitu menghambat pengeluaran ASI. Pengeluaran ASI akan berlangsung baik pada ibu yang merasa rileks dan nyaman.

(28)

Merokok dapat mengurangi volume ASI karena mengganggu hormon prolaktin dan oksitosin untuk produksi ASI. Merokok akan menstimulasi pelepasan adrenalin yang menghambat pelepasan oksitosin. Sedangkan di sisi lain etanol dapat menghambat produksi oksitosin. Kontraksi rahim saat penyusuan merupakan indikator produksi oksitosin (Khamzah, 2012).

4. Kandungan Nutrisi ASI 1. Karbohidrat

Karbohidrat terbanyak yang ada dalam ASI adalah laktosa. Laktosa diperlukan untuk pertumbuhan otak. Laktosa memiliki struktur kimia berupa sepasang gula yaitu glukosa dan galaktosa. Galaktosa inilah sebagai makanan utama dalam pengembangan jaringan otak. Laktosa juga berfungsi mempertinggi penyerapan kalsium. Selain berfungsi sebagai sumber energi, laktosa juga terdapat di dalam usus yang diubah menjadi asam laktat. Di dalam usus, asam laktat tersebut bermanfaat mencegah pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan. 2. Protein

(29)

Sekitar setengah dari energi yang terkandung dalam ASI berasal dari lemak.Lemak dalam ASI lebih mudah diserap oleh bayi sebab ASI mengandung lebih banyak enzim pemecah lemak.

Kadar lemak dalam ASI sangat tinggi, kadar lemak yang tinggi inilah dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan otak yang cepat selama masa bayi. Lemak omega-3 dan omega-6 banyak ditemukan dalam ASI yang berperan dalam perkembangan otak. Demikian juga dengan DHA dan ARA hanya terdapat dalam ASI, yang berperan daam perkembangan jaringan saraf dan retina mata.

4. Karnitin

Karnitin dalam ASI sangat tinggi. Karnitin berfungsi membantu proses pembentukan energi yang diperlukan untuk mempertahankan metabolisme tubuh. 5. Vitamin K

Vitamin K dalam ASI sangat sedikit jumlahnya sehingga perlu tambahan vitamin K yang biasanya dalam bentuk suntikan. Vitamin K ini berfungsi sebagai faktor pembekuan darah.

6. Vitamin D

ASI hanya sedikit mengandung vitamin D. Sehingga dengan pemberian ASI Eksklusif ditambah dengan membiarkan bayi terpapar sinar matahari pagi, hal ini mencegah bayi dari menderita penyakit tulang karena kekurangan vitamin D. 7. Vitamin E

Salah satu keuntungan ASI adalah mengandung vitamin E yang cukup tinggi, terutama pada kolostrum dan ASI transisi awal. Fungsi vitamin E adalah untuk ketahanan dinding sel darah merah.

(30)

ASI mengandung vitamin A dan betakaroten yang cukup tinggi. Selain berfungsi untuk kesehatan mata, vitamin A juga berfungsi mendukung pembelahan sel, kekebalan tubuh, dan pertumbuhan. Inilah alasan bahwa bayi yang mendapat ASI mempunyai tumbuh kembang dan daya tahan tubuh yang baik.

9. Vitamin yang larut dalam air

Hampir semua vitamin larut dalam air terdapat dalam ASI. Di antaranya adalah vitamin B, vitamin C, dan asam folat. Kadar vitamin B1 dan B2 cukup tinggi dalam ASI, tetapi vitamin B6 dan B12 serta asam folat rendah, terutama pada ibu yang kurang gizi.

10. Mineral

Mineral yang cuku tinggi terdapat dalam ASI dibandingkan susu sapi dan susu formula adalah selenium, yang berfungsi mempercepat pertumbuhan anak (Khamzah, 2012).

5. Pemantauan perkembangan bayi ASI

(31)

mempengaruhi perkembangan otak. Dan, ASI adalah nutrisi terbaik untuk perkembangan otak manusia.

Stimulasi merupakan hal yang sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang banyak mendapat stimulasi terarah akan cepat berkembang dibanding anak yang kurang atau bahkan tidak mendapat stimulasi. Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan, terlihat anak yang mendapat ASI jauh lebih matang, lebih asertif, dan memperlihatkan progresivitas yang lebih baik pada skala perkembangan dibanding anak yang tidak mendapat ASI.

6. Hubungan Karakteristik Ibu Terhadap Perkembangan bayi

Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat dia masih hidup. Jika dilihat dari sisi biologis, usia 19-25 tahun merupakan saat terbaik untuk hamil dan bersalin. Karena pada usia ini biasanya organ-organ tubuh sudah berfungsi dengan baik dan belum ada penyakit-penyakit degenerative seperti darah tinggi, diabetes, dan lainnya serta daya tahan tubuh masih kuat.

Menurut Tingkat pengetahuan ibu yang rendah mengakibatkan kurangnya pengetahuan ibu dalam menghadapi masalah, terutama dalam pemberian ASI ekslusif. Pengetahuan ini diperoleh baik secara formal maupun informal. Sedangkan ibu-ibu yang mempunyai tingkat pendidikan yang lebih tinggi, umumnya terbuka menerima perubahan atau hal-hal baru guna pemeliharaan kesehatannya. Pendidikan juga akan akan membuat seseorang terdorong untuk ingin tahu mencari pengalaman sehingga informasi yang diterima akan menjadi pengetahuan.

(32)

ibu bahwa seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahun yang lebih luas di bandingkat tingkat pendidikan yang rendah.

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebutuntuk menerima informasi. (Notoadmojdo,2007).

UU, No. 20 tentang Pendidikan, 2003 tingkat pendidikan di bagi dalam 3 katagori, yaitu :

1. Tinggi apabila responden telah menamatkan pendidikan Diploma atau Sarjana

2. Menengah apabila responden telah menamatkan pendidikan di Sekolah lanjutan atas atau sederajat

3. Dasar apabila responden telah menamatkan pendidikan SD, SMP, atau tidak menamatkan sekolah.

Paritas adalah jumlah kelahiran yang pernah dialami ibu dengan mencapai viabilitas. Sedangkan menurut Manuaba (1999) paritas atau para adalah wanita yang pernah melahirkan dan dibagi menjadi beberapa istilah:

1) Primipara yaitu wanita yang telah melahirkan sebanyak satu kali atau melahirkan untuk pertama kali

2) Secundipara yaitu wanita yang telah melahirkan anak hidup dua, dimana persalinan tersebut tidak lebih dari dua.

(33)

Paritas 1 dan paritas tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Lebih tinggi paritas, lebih tinggi kematian maternal.

BAB III

KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL

A. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dari penelitian yang berjudul Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu dengan Perkembangan Bayi 7-12 Bulan yang Mendapat ASI Eksklusif adalah :

Variabel Independen Variabel Dependen

Skema 3.1 Kerangka Konsep

B. Hipotesa

Perkembangan Bayi Kadar Hb ibu

(34)

Paritas 1 dan paritas tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Lebih tinggi paritas, lebih tinggi kematian maternal.

BAB III

KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL

A. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dari penelitian yang berjudul Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu dengan Perkembangan Bayi 7-12 Bulan yang Mendapat ASI Eksklusif adalah :

Variabel Independen Variabel Dependen

Skema 3.1 Kerangka Konsep

B. Hipotesa

Perkembangan Bayi Kadar Hb ibu

(35)

Ada hubungan antara kadar hemoglobin ibu dengan perkembangan bayi yang mendapat ASI Eksklusif di Posyandu Wilayah kerja Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015.

C. Defenisi Operasional

(36)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian ini ialah korelatif dengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian yang dilakukan dengan pengamatan sesaat atau dalam suatu periode waktu tertentu dan setiap subjek hanya dilakukan satu kali pengamatan dalam penelitian (Machfoedz, 2008).

(37)

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah wanita menyusui yang memiliki bayi berusia 7-12 bulan di Posyandu Wilayah kerja Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang tahun 2015.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah 68 ibu menyusui yang mempunyai bayi 7-12 bulan dan teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

6. Bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif 7. Ibu yang sudah melahirkan

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini :

1. Bayi yang mengalami penyakit kronis 2. Ibu yang memiliki penyakit darah

C. Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di Posyandu Wilayah kerja Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan November 2014 sampai dengan Juni 2015. 1. Pengajuan Judul

(38)

6. Pengumpulan data 7. Pengolaan Data 8. Analisa Data 9. Ujian Hasil 10. Perbaikan KTI

E. Etika Penelitian

Pertimbangan etik yang dilakukan dalam penelitian ini, antara lain: 1) beneficence (menguntungkan responden), yaitu tidak mencelakakan atau menyakiti responden (freedom from harm) dengan tidak memaksa dan menekan pasien untuk ikut dalam penelitian dan tidak menimbulkan situasi yang merugikan responden (freedom from exploitation) ; 2) respect human dignity (menghargai martabat manusia), yaitu untuk bebas menentukan apakah calon responden akan ikut berpartisipasi dalam penelitian atau tidak (the right to self determination) dengan membuat informed consent sehingga calon responden tidak merasa terpaksa untuk dijadikan responden dalam penelitian ini, dan hak untuk mendapatkan informasi mengenai penelitian (the right to full disclosure) dengan memberitahukan calon responden maksud dan tujuan penelitian; 3) justice (keadilan), yaitu hak untuk mendapatkan perlakuan yang adil (the right to pair treatment) dengan memberikan kesempatan kepada semua pasien untuk menjadi responden, dan menjaga kerahasiaan informasi yang diberikan responden (the right privacy), dimana pada kuesioner tidak dicantumkan nama responden namun hanya memberikan nomor responden ( Hidayat, 2011).

F. Alat Pengumpulan Penelitian

(39)

Touch. Sedangkan dalam perkembangan bayi 7-12 bulan yang mendapat ASI Eksklusif instrumen yang digunakan adalah lembar checklist dan data KMS dari Puskesmas Pancur Batu.

Penilaian perkembangan anak menggunakan kriteria skala ordinal, dengan ketegori jawaban sebagai berikut :

1). Perkembangan

Sesuai : Jika jawaban ya 9-10 Meragukan : Jika jawaban ya 7-8 Penyimpangan :Jika jawaban ya 6 atau <6

G. Prosedur Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data primer dan sekunder. Data primer diperoleh langsung dari subyek penelitian. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada, data yang diperoleh peneliti dari hasil pencatatan, pengukuran dan observasi kelengkapan imunisasi, dan perkembangan motorik kasar di Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. Prosedur pengambilan data dilakukan dengan beberapa tahap yaitu :

1. Mendapat surat permohonan izin melaksanakan penelitian dari Dekan Fakultas Keperawatan

2. Mengajukan surat permohonan izin pelaksanaan penelitian tersebut kepada Kepala Dinas Kesehatan Lubuk Pakam

(40)

H. Analisis Data

Setelah semua data terkumpul, dilakukan analisa data kembali dengan tahap : 1. Editing, yaitu data diperiksa atau dicek. Jika tidak lengkap maka meminta responden untuk melakukan pengisian kembali, 2. Coding, yaitu dengan memberikan kode pada setiap jawaban responden untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisa dan pengolahan data serta pengambilan kesimpulan data yang dimasukkan ke dalam bentuk tabel, 3. Processing, setelah data di coding maka data dari lembar checklist dimasukkan ke dalam program komputer yaitu spss. 4. Melakukan teknik analisis data, Teknik analisis data yang digunakan adalah :

a. Analisis Univariat

Analisis ini bertujuan untuk melihat karakteristik demografi responden, kadar hemoglobin dan perkembangan bayi.

b. Analisis Bivariat

Analisis data dilakukan secara bivariat yaitu menghubungkan antara kadar hemoglobin ibu dengan perkembangan Bayi 7-12 bulan yang mendapat ASI Eksklusif. Dengan menggunakan uji Chi-Square pada tingkat kepercayaan 95 % (α=0,05).

Adapun rumus yang digunakan:

X2 = (O – E)2 E

(41)

1. Hitung ≥ maka Ho ditolak Ha diterima

Kesimpulannya ada hubungan bermakna antara variabel independent dengan variabel dependent.

2. Hitung ≤ maka Ho diterima dan Ha ditolak Kesimpulannya tidak ada hubungan bermakna.

DAFTAR PUSTAKA

Alimul,A. (2007). Metode Penelitian. Jakarta: Salemba Medika

Azizah,M. (2011).Hubungan Kadar Hb Ibu dengan Berat Bayi Lahir, Jurnal Universitas Muhammadiyah Semarang.

Bambang. (2011). Super Baby Directory. Jakarta Selatan: FlashBook Boyle,M. (2012). Patofiologi Dalam Kebidanan. Jakarta: EGC Hegar,B. (2008). Bedah Asi. DKI Jakarta: IDAI.

Khamzah,N.S. (2012).Segudang Keajaiban ASI yang Harus Anda Ketahui. Jakarta Selatan: FlashBooks

(42)

Notoadmodjo,S. (2007).Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Notoadmodjo,S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam. (2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta: Salemba Medika Purwanti,S.H. (2004). Konsep Penerapan Asi Eksklusif .Jakarta: EGC

Prawirohardjo, S. (2008). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Rukiyah,Y.A. (2011). Asuhan Kebidanan III (Nifas). Jakarta: TIM Santrock,W.J. (2007). Perkembangan Anak. Jakarta Barat: PT Gelora

Setyani,L. (2013).Relationship Between The Incidence of Anemia on Lactating Mothers and Nutritional Status of Infant Age 0-6 Months, Jurnal

Kesehatan Universitas Diponegoro.

Sibagariang,E.E. (2010).Metode Penelitian. Jakarta: CV Trans Info Medika Soetjiningsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC

Sofro,M.S.A. (2012). DARAH. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Suryanah. (1996). Keperawatan Anak Untuk Siswa SPK. Jakarta: EGC

Tarwoto. (2008). Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta: Trans Info Media

(43)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai hubungan kadar hemoglobin ibu dengan perkembangan bayi 7-12 bulan yang mendapat ASI Eksklusif di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015.

1. Analisis Univariat

Analisis ini bertujuan untuk melihat karakteristik responden, kadar hemoglobin, dan perkembangan bayi.

a. Karakterisrtik Demografi Responden

(44)

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di Posyandu Wilayah kerja Puskesmas Pancur Batu Kabupaten

Deli Serdang Tahun 2015 (n=68) Karakteristik ibu Jumlah

Kelompok umur

Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa dari 68 mayoritas responden berada pada kelompok umur 20-35 tahun sebanyak 31 orang (45,6%), dan minoritas berumur >35 tahun sebanyak 8 orang (11,8%).

Tabel 5.2.

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan di Posyandu Wilayah kerja Puskesmas Pancur Batu

Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 (n=68) Karakteristik ibu Jumlah

Pendidikan responden N %

Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa dari 68 mayoritas responden dengan pendidikan SMP sebanyak 27 orang (39,7%), dan minoritas responden dengan pendidikan perguruan tinggi sebanyak 9 orang (13,2%).

(45)

Distribusi frekuensi responden berdasarkan paritas di Posyandu Wilayah kerja Puskesmas Pancur Batu Kabupaten

Deli Serdang tahun 2015 (n=68) Karakteristik ibu Jumlah

Paritas N %

Primipara 12 17,6

Secundipara 36 52,9

Multipara 20 29,4

Total 68 100,0

Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat bahwa dari 68 mayoritas responden dengan paritas secundipara sebanyak 36 orang (52,9%) dan lebih sedikit responden dengan paritas primipara sebanyak 12 orang (17,6%).

Tabel 5.4.

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kadar Hb di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu Kabupaten

Deli Serdang tahun 2015 (n=68) Karakteristik ibu Jumlah Kadar HB (gr%) N %

≥11 31 45,6

<11 37 54,4

Total 68 100,0

Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa dari 68 mayoritas responden dengan memiliki kadar Hb <11 gr% sebanyak 37 orang (54,4%).

Tabel 5.5.

Distribusi Frekuensi Perkembangan Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli

(46)

Karakteristik ibu Jumlah

Perkembangan bayi N %

Sesuai 42 61,8

Penyimpangan 26 38,2

Total 68 100,0

Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat bahwa dari 68 bayi responden mayoritas dengan perkembangan normal sebanyak 42 orang (61,8%).

2. Analisis Bivariat

Dalam menganalisis data secara bivariat pengujian data dilakukan dengan uji chi-square yaitu uji yang digunakan untuk mencari hubungan antara kadar Hb ibu dengan perkembangan bayi 7-12 bulan yang mendapat ASI Eksklusif.

Tabel 5.6

Distribusi Responden Menurut Kadar Hemoglobin (Hb) ibu dengan Perkembangan Bayi di Posyandu Wilayah kerja Puskesmas

Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015 (n=68)

(47)

diperoleh bahwa ada sebanyak 24 dari 31 (77,4%) ibu yang memiliki Hb ≥11 gr% dengan perkembangan bayi sesuai dengan periode perkembangan. Sedangkan ibu yang memiliki Hb <11gr% ada sebanyak 19 dari 37 (51,6%) ibu dengan perkembangan bayi mengalami penyimpangan. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,029 maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara kadar Hb ibu dengan perkembangan bayi yang mendapat ASI Eksklusif di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas. Dari analisis diperoleh nilai OR=3,619, artinya ibu yang mempunyai Hb ≥11gr/dl mempunyai peluang 3,619 kali mempunyai bayi dengan perkembangan bayi sesuai dengan periode perkembangan dibandingkan ibu yang mempunyai Hb <11gr/dl.

B. Pembahasan

ASI merupakan cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar payudara ibu melalui proses menyusui. Secara alamiah, ia mampu menghasilkan ASI. Dengan demikian, ASI merupakan makanan yang telah disiapkan untuk calon bayi saat ibu mengalami kehamilan. Semasa kehamilan, payudara ibu mengalami perubahan untuk menyiapkan produksi ASI tersebut

ASI yang diproduksi dipengaruhi asupan makan dan riwayat gizi ibu, Selain itu Bank Dunia (World Bank, 2006) mengemukakan bahwa upaya perbaikan gizi bayi didasarkan bahwa gizi kurang pada usia kurang dari 2 tahun akan berdampak terhadap penurunan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kecerdasan dan produktivitas; dimana dampak ini sebagian besar tidak dapat diperbaiki.

(48)

anemia akan mempengaruhi produksi ASI yang akan diberikan kepada bayinya, Bahwa yang kita tahu ASI mengandung komponen makro dan mikro nutrien. Yang termasuk makronutrien adalah karbohidrat, protein, lemak dan mikronutrien adalah vitamin dan mineral, Salah satunya adalah vitamin A, vitamin B, asam lemak rantai panjang diantaranya (DHA, ARA) yang berperan terhadap perkembangan jaringan saraf dan retina mata yang berfungsi pada perkembangan panca indera bayi.

Disini peneliti menggunakan data KMS dan melakukan pemeriksaan Hb secara langsung terhadap ibu dan mengobservasi perkembangan bayi. Perkembangan bayi diukur dengan menggunakan alat checklist. Checklist adalah daftar catatan tentang sesuatu hal yang menjadi rujukan untuk mengecek apakah sesuatu terjadi atau tidak. Checklist dapat digunakan untuk menilai pencapaian perkembangan anak.

Umumnya kadar Hb ibu kurang di Posyandu Wilayah kerja Puskesmas Pancur Batu disebabkan asupan makanan yang dikonsumsi ibu kurang mengandung protein dan vitamin, dan faktor ekonomi ibu yang kurang sehingga ibu tidak mampu memenuhi kebutuhannya sehari-hari dan berpengaruh pada produksi ASI yang dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan bayi maupun sel otak. Bahwa yang kita tahu ibu yang sedang menyusui membutuhkan jumlah asupan makanan yang bergizi yang akan dia salurkan kepada si bayi melalui ASI yang diberikannya.

(49)

adanya gangguan penyerapan zat besi oleh tubuh dan tidak mempengaruhi produksi ASI yang akan diberikan ibu kepada bayinya.

Penentuan seorang anak bisa berjalan, tidak mesti sama waktunya. Dan, yang penting, ia mendapat cukup stimulus dan melewati hampir seluruh fase perkembangan motorik yang normal. Pada usia 12 bulan, seorang anak biasanya sudah bisa berjalan. Akan tetapi, perlu diingat bahwa fase perkembangan motorik kasar ini variasinya cukup lebar. Artinya, pada beberapa anak usia tersebut, bisa saja kemampuannya baru sampai tahap berdiri tanpa ditopang. Keadaan ini bisa dianggap sebagai suatu variasi normal karena proses belajar berjalan pada bayi bisa berlangsung sampai usia 18 bulan.

Sayangnya, banyak orang tua tidak acuh karena mereka beranggapan bahwa cepat atau lambat anak akan bisa berjalan dengan sendirinya. Padahal, anak yang tidak atau kurang mendapat perhatian dari orang tua terlebih jika anak tersebut diberi pengasuh (baby sister), biasanya ia sedikit mendapat stimulasi untuk aktif bergerak. Hal ini membuat perkembangan kemampuan berjalan menjadi lebih lambat.

(50)
(51)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil dan pembahasan penelitian yang berjudul “Hubungan Kadar Hemoglobin ibu dengan perkembangan bayi 7-12 bulan yang mendapat ASI Eksklusif di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015”, dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Jumlah responden yaitu sejumlah 68 orang, berdasarkan umur mayoritas berada pada kelompok umur 20-35 tahun sebanyak 31 orang (45,6%). Berdasarkan pendidikan, mayoritas responden dengan pendidikan SMP sebanyak 27 orang (39,7%). Berdasarkan Paritas, mayoritas responden dengan paritas secundipara sebanyak 36 orang (52,9%). Berdasarkan kadar Hb ibu, mayoritas responden dengan memiliki kadar Hb ≥ 11 gr% sebanyak 24 orang(48,6%). Berdasarkan perkembangan bayi, bayi responden mayoritas dengan perkembangan normal sebanyak 42 orang (61,8%).

(52)

C. Saran

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi petugas kesehatan di Puskesmas Pancur Batu agar lebih meningkatkan program pemberian tablet zat besi dalam mencegah terjadinya anemia pada ibu menyusui.

2. Bagi petugas kesehatan terkhusus bidan setempat yang bertugas di setiap posyandu agar dapat memberikan penyuluhan tentang ASI Eksklusif sejak periode masa kehamilan.

3. Bagi ibu-ibu bayi di posyandu wilayah kerja Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang supaya berusaha memberikan ASI Eksklusif sampai bayi berumur 6 bulan.

4. Dan bagi ibu-ibu yang mempunyai bayi usia 7-12 bulan berikan stimulus (rangsangan) kepada bayi dari awal perkembangannya agar bayi tidak mengalami keterlambatan dalam mencapai perkembangannya.

(53)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN

Assalamualaikum Wr. Wb/ Salam Sejahtera

Dengan Hormat,

Nama Saya Ade Rahmadani Simatupang, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “ Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu dengan Perkembangan Bayi 7-12 Bulan yang Mendapat ASI Eksklusif”.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan kadar Hb ibu dengan perkembangan bayi 7-12 bulan yang mendapat ASI Eksklusif. Disini saya akan meminta ijin kepada ibu terlebih dahulu untuk bersedia dilakukan pemeriksaan pemeriksaan darah (Kadar Hemoglobin) apakah ibu anemia atau tidak anemia. Selanjutnya meminta ijin kepada ibu untuk dapat melihat buku KIA yang berisi data perkembangan bayi selama imunisasi.

Terima kasih saya ucapkan kepada ibu yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan ibu dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Medan, 2015

Peneliti

(54)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama :

NIM : Alamat : Telp/No hp :

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang “Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu dengan Perkembangan Bayi 7-12 Bulan yang Mendapat ASI Eksklusif”, maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikian surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan sebelumnya.

Medan, 2015

(55)

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) IBU DENGAN PERKEMBANGAN BAYI 7-12 BULAN YANG MENDAPAT ASI EKSKLUSIF DI

POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG

TAHUN 2015

A. Identitas Responden Nomor responden :

Umur :

Paritas : Pendidikan :

B. Kadar Hb ibu menyusui diukur dengan alat “Easy Touch digital” Tidak Anemia : Hb ≥ 11gr/dl

Anemia : Hb < 11gr/dl

C. Perkembangan bayi 7-12 bulan

Istilah tanda checklist (√) pada kotak jawaban sesuai dengan jawaban anda

No. Pertanyaan Jawaban

Ya Tidak Perkembangan bayi 7-12 bulan

1. Duduk tanpa dibantu

2. Dapat tengkurap dan berbalik sendiri

3. Dapat merangkak meraih benda atau mendekati seseorang 4. Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain 5. Memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk 6. Bergembira dengan melempar benda-benda

7. Mengeluarkan kata-kata tanpa arti

8. Mengenal muka anggota-anggota keluarga dan takut kepada orang asing/lain

9. Mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan dan sembunyi-sembunyian

(56)

menarik perhatiannya

Perkembangan bayi 9-12 bulan 11. Bayi mulai belajar berdiri sendiri dengan berpegangan pada

meja, kursi atau lemari

12. Bayi mulai belajar berjalan dengan berpegangan 13. Mengulang bunyi yang didengarnya

14. Bayi mulai belajar mengucapkan atau menyebutkan satu dua kata yang sama, misalnya “mi-mi”, “ma-ma”, atau “pa-pa”. 15. Bayi mulai mengerti perintah atau larangan-larangan 16. Bayi mampu meraih atau memegang benda-benda kecil

dengan tangannya

17. Bayi mulai mampu memperlihatkan minat besar dalam menjelajah sekitarnya, ingin melihat dan mengetahui semuanya

18. Ingin menyentuh apa saja dan memasukkan benda-benda ke mulutnya

(57)

Master Tabel

Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu dengan Perkembangan Bayi 7-12 Bulan yang Mendapat ASI Eksklusif di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

No. Responden

Umur Pendidikan Paritas Kadar Hb ibu Perkembangan Bayi

(58)
(59)

57 1 3 2 10,2 1 1

58 3 1 3 11 0 0

59 2 2 1 9,9 1 1

60 2 4 2 11,2 0 0

61 1 3 3 10,3 1 1

62 3 2 2 11 0 0

63 2 1 2 10,2 1 1

64 3 2 1 10,1 1 0

65 1 1 2 10,4 1 1

66 2 3 3 12 0 0

67 3 2 2 10,6 1 0

68 1 1 2 10,5 1 1

Keterangan :

Umur : 1. <20 tahun Kadar Hb : 0. Tidak Anemia 2. 20-35 tahun 1. Anemia 3. >35 tahun

Pendidikan : 1. SD Perkembangan : 0. Sesuai

2. SMP 1. Penyimpangan

3. SMA 4. PT Paritas : 1. Primipara

(60)
(61)
(62)
(63)

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan di
Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kadar Hb di Posyandu

Referensi

Dokumen terkait

Either subcortical or intracortical stimulation elicited a fast, 6-cyano-7-nitroquinoxaline-2,3-dione (CNQX)-sensitive, monosynaptic EPSP followed by long-duration,

Kime then compares in vitro and in vivo approaches to the investigation of pollutant impacts and this leads to two detailed chapters on the disruption of male and female

flavour Boggio et al., 1985. Sensory assessment showed no clear differences between groups except that smoked fillet of fish fed the low-fat diet has less fat and judged as more

[r]

state, to the districts of Navolato and Elota. The main histopathological findings in shrimp tissues analyzed were necrotic areas in the cuticular epithelium, near the sites where

Posisi pembelian spot dan derivatif yang masih berjalan 03. Posisi penjualan spot dan derivatif yang masih berjalan

Posisi pembelian spot dan derivatif yang masih berjalan 03. Posisi penjualan spot dan derivatif yang masih berjalan

[r]