ANALISIS PERBANDINGAN KADAR KALIUM PADA DAUN
KUMIS KUCING, DAUN PEGAGAN DAN DAUN SALAM
SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM
SKRIPSI
OLEH:
LUSI AYULITA SINAGA
NIM 121524101
PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ANALISIS PERBANDINGAN KADAR KALIUM PADA DAUN
KUMIS KUCING, DAUN PEGAGAN DAN DAUN SALAM
SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM
SKRIPSI
Diajukan Sebagai salah satu Syarat Untuk Meemperoleh Gelar Sarjana Farmasi Pada Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
OLEH:
LUSI AYULITA SINAGA
NIM 121524101
PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PENGESAHAN SKRIPSI
ANALISIS PERBANDINGAN KADAR KALIUM PADA DAUN
KUMIS KUCING, DAUN PEGAGAN DAN DAUN SALAM
SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM
OLEH:
LUSI AYULITA SINAGA NIM 121524101
Dipertahankan di Hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara
Pada Tanggal : 27 Agustus 2015
Disetujui Oleh:
Pembimbing I, Panitia Penguji,
Sri Yuliasmi, S.Farm., M.Si., Apt. Prof. Dr. Muchlisyam, M.Si., Apt. NIP 198207032008122002 NIP 195006221980021001
Pembimbing II, Sri Yuliasmi, S.Farm., M.Si., Apt. NIP 198207032008122002
Dr. Masfria, M.S., Apt. Dra.Sudarmi, M.Si., Apt. NIP 195707231986012001 NIP 195409101983032001
Dra. Tuty Roida Pardede, M.Si., Apt. NIP 195401101980032001
Medan, Oktober 2015 Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara Pejabat Dekan,
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala limpahan berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian dan penyusunan skripsi ini.
Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara, dengan judul
Analisis Perbandingan Kadar Kalium pada Daun Kumis Kucing, Daun Pegagan dan Daun Salam Secara Spektrofotometri Serapan Atom.
Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Masfria, M.S., Apt., selaku
Pejabat Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan, yang telah memberikan fasilitas sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan. Ibu Sri Yuliasmi, S.Farm., M.Si., Apt., dan Ibu Dr. Masfria, M.S., Apt., yang telah
membimbing dan memberikan petunjuk serta saran-saran selama penelitian hingga selesainya skripsi ini. Bapak Prof. Dr. Muchlisyam, M.Si., Apt., dan Ibu Dra. Sudarmi, M.Si.,Apt., serta Ibu Dra. Tuty Roida Pardede, M.Si., Apt., selaku
dosen penguji yang telah memberikan kritik, saran dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Bapak dan Ibu staf pengajar Fakultas Farmasi
USU Medan yang telah mendidik selama perkuliahan dan Ibu Sri Yuliasmi, S.Farm., M.Si., Apt., selaku penasehat akademik yang selalu memberikan
bimbingan kepada penulis selama perkuliahan.
telah memberikan cinta kasih yang tidak ternilai dengan apapun, doa yang tulus serta pengorbanan baik materi maupun non materi. Kakakku Vivi Eriani Sinaga dan Adik-adikku Rabdi Roni Sari Sinaga, Indah Putri Sinaga, Doby Pernandus
Sinaga dan seluruh keluarga yang selalu mendoakan dan memberikan semangat serta seluruh teman-teman ekstensi 2012, terima kasih untuk dorongan, semangat
dan kebersamaannya selama ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran demi
kesempurnaan skripsi ini.Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.
Medan, Oktober 2015 Penulis,
ANALISIS PERBANDINGAN KADAR KALIUM PADA DAUN
KUMIS KUCING, DAUN PEGAGAN DAN DAUN SALAM
SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM
ABSTRAK
Tanaman daun kumis kucing, daun pegagan dan daun salam secara empiris telah digunakan oleh masyarakat Tanah Jawa Kabupaten Simalungun untuk mengobati hipertensi. Ketiga tanaman ini bagi penderita hipertensi baik digunakan untuk menstabilkan mineral kalium dalam tubuh. Masing-masing tanaman ini memiliki suku berbeda, kumis kucing suku Lamiaceae, daun pegagan suku Apiaceae dan daun salam suku Myrtaceae. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kadar kalium dan melihat perbedaan kadar kalium yang terkandung dalam daun kumis kucing, daun pegagan dan daun salam.
Metode penelitian yang dilakukan meliputi pengambilan sampel daun kumis kucing, daun pegagan dan daun salam secara purposif di daerah Tanah Jawa Kabupaten Simalungun, lalu dilakukan destruksi kering kemudian dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan dengan uji nyala Ni/Cr dan uji Kristal kalium dengan asam pikrat. Analisis kuantitatif dilakukan secara spektrofotometri serapan atom dengan menggunakan nyala udara-asetilen pada panjang gelombang 766,5 nm.
Hasil penetapan kadar kalium pada daun kumis kucing, daun pegagan dan daun salam masing-masing secara berurutan adalah (611,2501 ± 1,3393) mg/100g, (496,9701 ± 0,9422) mg/100g, (326,3965 ± 0,9174) mg/100g. Dari validasi metode yang dilakukan didapat LOD 0,3934 dan LOQ 1,3113. Hasil uji akurasi sebesar 91,67% dengan uji presisi 0,32%. Berdasarkan hasil analisis statistik ANOVA dengan uji tukey terdapat perbedaan yang signifikan kadar kalium pada daun kumis kucing, daun pegagan dan daun salam dengan kadar kalium paling tinggi terdapat pada daun kumis kucing.
AN ANALYSIS COMPARISON OF POTASSIUM RATE IN
ORTHOSIPHON ARISTATUS (BLUME) MIQ, CENTELLA
ASIATICA (L) URB AND SYZYGIUM POLYANTHUM
(WIGHT) WALP LEAVES BY ATOMIC ABSORPTION
SPECTROPHOTOMETRY
The Orthosiphon aristatus (Blume) Miq, Centella asiatica (L) Urb and Syzygium Polyanthum (Wight) Walp Leaves empirically has been adopted by local community for treatment of hypertension in Tanah Jawa district Simalungun. These three herbals are recognized healing to hypertension patients mainly to stabilize mineral potassium in body. The plant has own group, since Orthosiphon aristatus (Blume) Miq into lamiaceae, Centella asiatica (L) Urb into Apiaceae and Syzygium Polyanthum (Wight) Walp into Myrtaceae. The objective of this study is to determine the content of potassium and to know the difference of potassium content existed in Orthosiphon aristatus (Blume) Miq, Centella asiatica (L) Urb and Syzygium Polyanthum (Wight) Walp leaves.
This study is purposive research, involved the sample of Orthosiphon aristatus (Blume) Miq, Centella asiatica (L) Urb and Syzygium Polyanthum (Wight) Walp leaves taken on Tanah Jawa district Simalungun, done in field by dried destructive thence made in qualitative and quantitative analysis. Analysis qualitative done with flame test Ni/Cr and crsystal of potassium test with picric acid. The qualitative analysis was done by atomic absorption spectrophotometry was usage in asetilene-air flame in a wave length 766,5 nm.
The main point of potassium content on the Orthosiphon aristatus (Blume) Miq, Centella asiatica (L) Urb and Syzygium Polyanthum (Wight) Walp leaves respectively ranged of (611.2501 ± 1.3393) mg/100 gr, (496.9701 ± 0.9422) mg/100 gr, (326.3965 ± 0.9174) mg/100 gr. By validation method has been done obtainable LOD 0.3934 and LOQ 1.3113. The result of accurate rate of 91.67% with precision test 0.32%. Based on a statistic analysis of ANOVA with tukey test found a significant difference of potassium content on theOrthosiphon aristatus (Blume) Miq, Centella asiatica (L) Urb and Syzygium Polyanthum (Wight) Walp leaves with the highest content is on Orthosiphon aristatus (Blume) Miq.
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRAK ... vi
ABSTRACT ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB IPENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 3
1.3 Hipotesis ... 4
1.4 Tujuan Penelitian ... 4
1.5 Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5
2.1 Kumis Kucing ... 5
2.2 Pegagan ... 6
2.3 Daun Salam ... 7
2.4 Kalium ... 8
2.5 Spektrofotometri Serapan Atom ... 9
2.5.1 Prinsip dasar spektrofotometri serapan atom ... 9
2.5.3 Gangguan-gangguan pada spektrofotometri serapan
atom ... 12
2.6 Validasi Metode Analisis ... 13
BAB III METODE PENELITIAN ... 16
3.1Tempat dan Waktu penelitian ... 16
3.2Bahan-bahan ... 16
3.2.1 Sampel ... 16
3.2.2 Pereaksi ... 16
3.3 Alat-Alat ... 16
3.4Identifikasi Sampel ... 17
3.5 Pembuatan Pereaksi ... 17
3.5.1 Larutan HNO3 (1:1) v/v ... 17
3.5.2 Larutan Asam Pikrat 1% b/v ... 17
3.6Prosedur Penelitian ... 17
3.6.1 Pengambilan sampel ... 17
3.6.2 Penyiapan Sampel ... 17
3.6.3 Proses Destruksi ... 18
3.6.4 Pembuatan Larutan Sampel ... 18
3.6.5 Analisis Kualitatif ... 19
3.6.5.1 Analisis Kualitatif Kalium ... 19
3.6.6 Analisis Kuantitatif ... 19
3.6.6.1 Pembuatan Kurva Kalibrasi Kalium ... 19
3.6.6.2 Penetapan Kadar Kalium ... 20
3.6.6.3 Perhitungan Kadar Kalium dalam Sampel ... 20
3.6.7 Analisis Data Secara Statistik ... 21
3.6.7.2 Pengujian Beda Nilai Rata-rata (UJI ANOVA) ... 22
3.6.8 Validasi Metode Analisis ... 22
3.6.8.1 Penenetuan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi ... 22
3.6.8.2 Uji Akurasi (Recovery) ... 23
3.6.8.3 Uji Presisi ... 23
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 25
4.1 Identifikasi Tumbuhan ... 25
4.2 Analisis Kualitatif ... 25
4.3 Analisis Kuantitatif ... 26
4.3.1 Kurva Kalibrasi Kalium ... 26
4.3.2Kadar kalium dalam daun kumis kucing, daun pegagan daun salam ... 27
4.3.3Perbandingan kadar kalium daun kumis kucing, daun pegagan dan salam ... 28
4.4Validasi Metode Analisis ... 28
4.4.1 Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi ... 28
4.4.2 Uji Akurasi (Recovery)... 29
4.4.3 Uji Presisi ... 29
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 30
5.1 Kesimpulan ... 30
5.2 Saran ... 30
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1 Hasil identifikasi Tanaman ... 25 4.2 Hasil Analisis Kualitatif Kalium dari Daun Kumis Kucing,
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Komponen Spektrofotometer Serapan Atom ... 10 4.1 Kurva Kalibrasi Kalium ... 26 4.2 Perbandingan Kadar Kalium Daun Kumis Kucing, daun
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Gambar tanaman Daun kumis kucing ... 33
2. Gambar tanaman Daun pegagan ... 34
3. Gambar tanaman Daun salam ... 35
4. Bagan Alir Proses Destruksi Kering pada Sampel ... 36
5. Bagan Alir Proses Pembuatan Larutan Sampel ... 37
6. Hasil Analisis Kualitatif Kalium ... 38
7. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Kalium ... 39
8. Perhitungan Persamaan Garis Regresi ... 40
9. Hasil Penetapan Kadar Mineral Kalium pada Sampel ... 42
10. Contoh Perhitungan Kadar Mineral Kalium pada Sampel ... 43
11. Perhitungan Statistik Kadar Mineral Kalium pada Daun Kumis Kucing ... 45
12. Perhitungan Statistik Kadar Mineral Kalium pada Daun Pegagan ... 48
13. Perhitungan Statistik Kadar Mineral Kaliumpada Daun Salam ...51
14. Pengujian Beda Nilai Rata-Rata Kadar MineralKalium pada DaunKumis Kucing, Daun pegagandan Daun Salam ...54
15. Validasi Metode Analisis daun pegagan ... 56
16. Perhitungan Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantitasi (LOQ) Kalium... 57
17. Perhitungan Persen Perolehan Kembali(Recovery) dari Mineral Kalium daun pegagan ... 58
18. Perhitungan Simpangan Baku Relatif (RSD) Kalium Daun Pegagan ... 65
ANALISIS PERBANDINGAN KADAR KALIUM PADA DAUN
KUMIS KUCING, DAUN PEGAGAN DAN DAUN SALAM
SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM
ABSTRAK
Tanaman daun kumis kucing, daun pegagan dan daun salam secara empiris telah digunakan oleh masyarakat Tanah Jawa Kabupaten Simalungun untuk mengobati hipertensi. Ketiga tanaman ini bagi penderita hipertensi baik digunakan untuk menstabilkan mineral kalium dalam tubuh. Masing-masing tanaman ini memiliki suku berbeda, kumis kucing suku Lamiaceae, daun pegagan suku Apiaceae dan daun salam suku Myrtaceae. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kadar kalium dan melihat perbedaan kadar kalium yang terkandung dalam daun kumis kucing, daun pegagan dan daun salam.
Metode penelitian yang dilakukan meliputi pengambilan sampel daun kumis kucing, daun pegagan dan daun salam secara purposif di daerah Tanah Jawa Kabupaten Simalungun, lalu dilakukan destruksi kering kemudian dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan dengan uji nyala Ni/Cr dan uji Kristal kalium dengan asam pikrat. Analisis kuantitatif dilakukan secara spektrofotometri serapan atom dengan menggunakan nyala udara-asetilen pada panjang gelombang 766,5 nm.
Hasil penetapan kadar kalium pada daun kumis kucing, daun pegagan dan daun salam masing-masing secara berurutan adalah (611,2501 ± 1,3393) mg/100g, (496,9701 ± 0,9422) mg/100g, (326,3965 ± 0,9174) mg/100g. Dari validasi metode yang dilakukan didapat LOD 0,3934 dan LOQ 1,3113. Hasil uji akurasi sebesar 91,67% dengan uji presisi 0,32%. Berdasarkan hasil analisis statistik ANOVA dengan uji tukey terdapat perbedaan yang signifikan kadar kalium pada daun kumis kucing, daun pegagan dan daun salam dengan kadar kalium paling tinggi terdapat pada daun kumis kucing.
AN ANALYSIS COMPARISON OF POTASSIUM RATE IN
ORTHOSIPHON ARISTATUS (BLUME) MIQ, CENTELLA
ASIATICA (L) URB AND SYZYGIUM POLYANTHUM
(WIGHT) WALP LEAVES BY ATOMIC ABSORPTION
SPECTROPHOTOMETRY
The Orthosiphon aristatus (Blume) Miq, Centella asiatica (L) Urb and Syzygium Polyanthum (Wight) Walp Leaves empirically has been adopted by local community for treatment of hypertension in Tanah Jawa district Simalungun. These three herbals are recognized healing to hypertension patients mainly to stabilize mineral potassium in body. The plant has own group, since Orthosiphon aristatus (Blume) Miq into lamiaceae, Centella asiatica (L) Urb into Apiaceae and Syzygium Polyanthum (Wight) Walp into Myrtaceae. The objective of this study is to determine the content of potassium and to know the difference of potassium content existed in Orthosiphon aristatus (Blume) Miq, Centella asiatica (L) Urb and Syzygium Polyanthum (Wight) Walp leaves.
This study is purposive research, involved the sample of Orthosiphon aristatus (Blume) Miq, Centella asiatica (L) Urb and Syzygium Polyanthum (Wight) Walp leaves taken on Tanah Jawa district Simalungun, done in field by dried destructive thence made in qualitative and quantitative analysis. Analysis qualitative done with flame test Ni/Cr and crsystal of potassium test with picric acid. The qualitative analysis was done by atomic absorption spectrophotometry was usage in asetilene-air flame in a wave length 766,5 nm.
The main point of potassium content on the Orthosiphon aristatus (Blume) Miq, Centella asiatica (L) Urb and Syzygium Polyanthum (Wight) Walp leaves respectively ranged of (611.2501 ± 1.3393) mg/100 gr, (496.9701 ± 0.9422) mg/100 gr, (326.3965 ± 0.9174) mg/100 gr. By validation method has been done obtainable LOD 0.3934 and LOQ 1.3113. The result of accurate rate of 91.67% with precision test 0.32%. Based on a statistic analysis of ANOVA with tukey test found a significant difference of potassium content on theOrthosiphon aristatus (Blume) Miq, Centella asiatica (L) Urb and Syzygium Polyanthum (Wight) Walp leaves with the highest content is on Orthosiphon aristatus (Blume) Miq.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangIndonesia merupakan kepulauan tropis yang kaya dengan beragam tumbuhan
herbal, yaitu tanaman yang memiliki banyak sekali kegunaan dan manfaat sebagai obat alternatif.Berbagai tanaman diteliti untuk mendapatkan khasiat
obat-obatan.Tanaman herbal biasanya berupa tanaman sejenis semak, rumput, jamur, umbi-umbian.Bagian tanaman yang digunakan untuk obat yang meliputi batang, daun, biji, kulit kayu, ataupun akar.Seiring dengan berkembangnya pengetahuan,
obat tradisional mulai diperkenalkan kepada masyarakat (Wijayakusuma, 1994). Banyak tanaman liar yang telah dikembangkan menjadi obat tradisional,
salah satunya adalah tanaman kumis kucing atau Orthosiphon aristatus merupakan bagian dari keluarga Lamiaceae. Kumis kucing dikenal sebagai tanaman yang memiliki manfaat yang cukup banyak untuk mengobati berbagai penyakit seperti
darah tinggi, diuretik, rematik, batuk, masuk angin dan asam urat. Semua manfaat ini dikarenakan adanya kadar kalium yang cukup tinggi pada daun kumis kucing
(Wibowo, 2013).
Pegagan adalah tanaman liar yang banyak tumbuh diperkebunan, ladang, sawah, tepi jalan, maupun kebun.Pegagan ditanam sebagai penutup tanah di
perkebunan atau sebagai tanaman sayuran (lalapan).Daun pegagan mudah dikenal karena bentuknya yang unik, yakni menyerupai bentuk ginjal manusia. Pegagan
(antipiretik), meningkatkan syaraf memori, mengobati campak, amandel dan mengatasi penyakit kulit (Wibowo, 2013).
Daun salam merupakan tanaman yang tumbuh di pekarangan rumah
maupun kebun. Kegunaannya sudah dikenal dari jaman dulu sebagai salah satu bumbu dapur digunakan untuk penyedap masakan dan dengan keharuman yang
khas, kandungan zat tanin dan flavonoida yang cukup tinggi bermanfaat untuk mengobati darah tinggi, asam urat dan kolesterol. Caranya adalah dengan mengolah daun salam menjadi teh (Nurcahyati, 2014).
Mineral terdapat di dalam tubuh dan memegang peran penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh
secara keseluruhan. Keseimbangan mineral di dalam tubuh diperlukan untuk pengaturan kerja enzim, pemeliharaan keseimbangan asam basa, pemeliharaan kepekaan otot dan saraf terhadap rangsangan (Budiyanto, 2001).
Kalium merupakan salah satu mineral makro yang berperan dalam pengaturan keseimbangan cairan tubuh.Sebanyak 95% kalium berada di dalam cairan intraseluler (Almatsier, 2004).Bahan pangan yang mengandung kalium
baik dikonsumsi oleh hipertensi. Konsumsi kalium yang banyak akan meningkatkan konsentrasinya di dalam cairan intraseluler sehingga cenderung
menarik cairan dari bagian ekstraseluler dan menurunkan tekanan darah (Astawan, 2008). Kebutuhan minimum kalium kurang lebih 2000 mg sehari (Almatsier, 2004).
Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan penelitian kandungan kalium yang terdapat pada daun kumis kucing, daun pegagan dan daun salam
dibutuhkan oleh tubuh. Daun kumis kucing, daun pegagan dan daun salam telah digunakan oleh masyarakat secara empiris untuk mengatasi hipertensi.
Penetapan kadar kalium dapat dilakukan dengan metode gravimetri dan
spektrofotometri serapan atom (Basset, et al., 1991). Penelitian ini menggunakan metode spektrofotometri serapan atom. Pemilihan metode ini didasarkan pada
kecepatan analisis, ketelitian alat, bahan yang digunakan sedikit, dan spesifik untuk setiap logam tanpa dilakukan pemisahan dan dapat menentukan kadar suatu unsur dengan konsentrasi yang rendah (Khophar, 1985).
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
a. Berapakah kadar kalium yang terkandung dalam daun kumis kucing, daun pegagan dan daun salam ?
b. Apakah terdapat perbedaan kalium pada daun kumis kucing, daun pegagan dan daun salam?
1.3 Hipotesis
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
a. Daun kumis kucing, daun pegagan dan daun salam memiliki kadar kalium
dalam jumlah tertentu.
b. Terdapat perbedaan kadar kalium yang terkandung dalam daun kumis kucing, daun pegagan dan daun salam.
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
b. Untuk melihat perbedaan kadar kalium yang terkandung dalam daun kumis kucing, daun pegagan dan daun salam.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah daun kumis kucing, daun pegagan dan daun salam dapat digunakan untuk menstabilkan cairan mineral kalium pada
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kumis Kucing
Kumis kucing merupakan tanaman asli dari Indonesia.Tanaman kumis kucing merupakan tumbuhan terna berbatang basah, tumbuh tegak, dan tingginya
1-2 meter.Batang kumis kucing berbentuk segi empat, pada buku-buku batang bagian bawah timbul akar.Daun kumis kucing merupakan daun tunggal, tepi daun bergerigi dan berbulu halus, ujungnya meruncing.Bunga tersusun dalam bentuk
tandan dalam jumlah banyak, berwarna putih keunguan (Dalimartha, 2000).
Menurut Herbarium Bogoriense (2014), taksonomi daun kumis kucing adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta Sub Divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Lamiales Famili : Lamiaceae
Genus : Orthosiphon
Spesies : Orthosiphon aristatus (Blume) Miq.
Bagian tanaman yang sering digunakan sebagai obat adalah bagian herba
(terutama daunnya), baik yang segar maupun yang telah dikeringkan. Herba kumis
kucing rasanya manis sedikit pahit, sifatnya sejuk. Tanaman ini berkhasiat sebagai
antiradang, hipertensi, peluruh kencing (diuretik), menghilangkan panas dan lembab,
serta menghancurkan batu saluran kencing (Wijayakusuma, 1994).
Pegagan merupakan tanaman liar yang banyak tumbuh di perkebunan, ladang, tepi jalan dan kebun. Tanaman ini berasal dari Asia Tropik, tersebar di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, India, Cina, Jepang, dan Australia kemudian
menyebar ke berbagai Negara-negara lain. Pegagan tumbuh merambat dengan stolon dan tidak mempunyai batang, tetapi mempunyai rimpang pendek.stolon
yang menjalar di dalam tanah, daun tumbuh dari setiap buku berupa daun tunggal, tangkai daun mempunyai panjang 10-15 cm, warna hijau muda. Helai daun berbentuk sepeti ginjal, tepi bergerigi, akar keluar di setiap buku. Bunga
merupakan bunga tunggal, berbentuk payung dengan warna putih atau kemerahan (Lasmadiwati, dkk., 2003).
Menurut Herbarium Bogoriense (2014), taksonomi pegagan adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Umbillales
Famili : Apiaceae Genus : Centella
Spesies : Centella asiatica (L.) Urb.
Pegagan berasa manis, bersifat mendinginkan, berfungsi membersihkan darah, melancar kan peredaran darah, peluruh kencing (diuretika), hipertensi,
Ada 2 jenis pegagan yaitu pegagan merah dan pegagan hijau.Pegagan merah dikenal juga dengan antanan kebun atau antanan batu karena banyak ditemukan di daerah bebatuan, kering dan terbuka.Pegagan merah tumbuh
merambat dengan stolon dan tidak mempunyai batang tetapi mempunyai rhizoma.Sedangkan pegagan hijau sering banyak dijumpai di daerah persawahan
dan di sela-sela rumput. Tempat yang disukai oleh pegagan hijau yaitu tempat agak lembab dan terbuka (Lasmadiwati, dkk., 2003).
2.3 Daun Salam
Daun salam merupakan tanaman yang tumbuh liar di hutan dan
pegunungan, atau di pekarangan maupun kebun. kegunaanya sudah dikenal dari jaman dulu yaitu sebagai bumbu masakan khas Indonesia. Pohon bertajuk rimbun,
tinggi mencapai 25 m, berakar tunggang, batang bulat. Daun tunggal, letak berhadapan, bertangkai yang panjangnya 0,5-1 cm. Helai daun bentuknya lonjong,
ujung meruncing, tepi rata. Daun bila diremas berbau harum (Nurcahyati, 2014).
Menurut Herbarium Bogoriense (2014), taksonomi daun salam adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Myrtales Famili : Myrtaceae Genus : Syzygium
Daun salam dengan nama latin Syzgium polyanthum adalah jenis tanaman yang sering dipakai sebagai penambah rasa dalam makanan, dengan menambahkan beberapa lembar daun salam sebagai bumbu penyedap ternyata
memiliki khasiat yang baik bagi tubuh (Nurcahyati, 2014) .
Ada dua jenis daun salam, yaitu daun salam yang digunakan pada umunya
dan daun salam liar. Daun salam liar hampir tidak pernah dipergunakan dalam masakan, selain karena baunya sedikit berbeda dan kurang harum, salam liar juga menimbulkan rasa agak pahit. Biasanya daun salam liar terdapat di hutan-hutan
tropis (Nurcahyati, 2014).
2.4 Kalium
Kalium merupakan salah satu mineral makro yang berperan dalam
pengaturan keseimbangan cairan tubuh.Sebanyak 95% kalium berada di dalam cairan intraseluler (Almatsier, 2004).Kalium memegang peranan dalam pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit serta keseimbangan asam basa
serta isotonis sel, selain itu kalium juga mengaktivasi banyak reaksi enzim dan proses fisiologi, seperti transmisi impuls di saraf dan otot, kontraksi otot dan
metabolism karbohidrat (Tan dan Rahardja, 2007).
Kekurangan kalium dapat terjadi karena terjadinya kehilangan melalui saluran cerna dan ginjal.Kekurangan kalium menyebabkan lemah, lesu,
kehilangan nafsu makan, dan konstipasi.Kelebihan kalium akut dapat terjadi bila konsumsi tidak diimbangi oleh kenaikan ekskresi (Winarno, 1992).
menarik cairan dari bagian ekstraseluler dan menurunkan tekanan darah (Astawan, 2008). Kebutuhan minimum akan kalium kurang lebih 2000 mg sehari (Almatsier, 2004).
2.5 Spektrofotometri Serapan Atom
2.5.1 Prinsip Dasar Spektrofotometri Serapan Atom
Spektrofotometri serapan atom didasarkan pada penyerapan energi sinar
oleh atom-atom netral, dan sinar yang diserap biasanya sinar tampak atau sinar ultraviolet.Spektrofotometri serapan atom digunakan untuk analisis kuantitatif unsur-unsur mineral dalam jumlah sekelumit (trace) dan sangat sekelumit
(ultratrace).Cara ini cocok untuk analisis logam karena mempunyai kepekaan yang tinggi (batas deteksi kurang dari 1 ppm), pelaksanaannya relatif sederhana,
dan interferensinya sedikit (Gandjar dan Rohman, 2007).
Metode spektrofotometri serapan atom berprinsip pada absorbsi cahaya oleh atom. Atom-atom akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu
tergantung pada sifat unsurnya. Sebagai contoh kalium menyerap cahaya pada panjang gelombang 766,5 nm. Cahaya pada panjang gelombang ini mempunyai
cukup energi untuk mengubah tingkat elektronik suatu atom. Dengan menyerap suatu energi, maka atom akan memperoleh energi sehingga suatu atom pada keadaan dasar dapat dinaikkan tingkat energinya ke tingkat eksitasi (Khopkar,
1985).
sedang ditentukan, diukur.Atom-atom logam diuapkan dalam suatu nyala dan radiasi dilewatkan melalui nyala tersebut. Dalam hal ini atom-atom yang diuapkan yang sebagian besar terdapat dalam keadaan dasarnya sehingga tidak
memancarkan energi, akan menyerap radiasi yang berkaitan dengan perbedaan antara keadaan dasar dan keadaan tereksitasinya. Lampu yang digunakan disebut
‘lampu katoda rongga’ dan katoda tersebut dilapisi dengan logam yang akan dianalisis. Kerugian teknik ini adalah bahwa lampu harus selalu diganti tiap kali suatu unsur yang berbeda sedang dianalisis dan hanya satu unsur yang dapat
dianalisis pada sewaktu-waktu (Watson, 2005).
2.5.2 Instrumentasi Spektrofotometri Serapan Atom
Sistem peralatan spektrofotometer serapan atom dapat dilihat pada
Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Komponen Spektrofotometer Serapan Atom (Harris, 2007) a. Sumber sinar
Sumber sinar yang umum dipakai adalah lampu katoda berongga (hollow cathode lamp).Lampu ini terdiri atas tabung kaca tertutup yang mengandung suatu
atau dilapisi unsur yang sama dengan unsur yang akan dianalisis. Tabung logam ini diisi dengan gas mulia dengan tekanan rendah yang jika diberikan tegangan pada arus tertentu, katoda akan memancarkan elektron-elektron yang bergerak
menuju anoda dengan kecepatan dan energi yang tinggi. Elektron dengan energi tinggi ini akan bertabrakan dengan gas mulia sehingga gas mulia kehilangan
elektron dan menjadi ion bermuatan positif. Ion gas mulia bermuatan positif akan bergerak menuju katoda dengan kecepatan dan energi yang tinggi sehingga menabrak unsur yang terdapat pada katoda. Akibat tabrakan ini,
unsur-unsur akan terlempar ke luar permukaan katoda dan mengalami eksitasi ke tingkat energi elektron yang lebih tinggi (Day dan Underwood, 1998).
b. Tempat sampel
Dalam analisis dengan spektrofotometri serapan atom, sampel yang akan dianalisis harus diuraikan menjadi atom-atom netral. Ada berbagai macam alat
yang dapat digunakan untuk mengubah suatu sampel menjadi uap atom-atom yaitu dengan nyala (flame) dan tanpa nyala (flameless) .
Teknik atomisasi dengan nyala bergantung pada suhu yang dapat dicapai
oleh gas-gas yang digunakan. Untuk gas batubara-udara suhunya kira-kira sebesar 1800ºC, gas alam-udara 1700ºC, gas udara 2200ºC, dan gas
asetilen-dinitrogen oksida sebesar 3000ºC. Sumber nyala yang paling banyak digunakan adalah campuran asetilen sebagai bahan pembakar dan udara sebagai pengoksidasi (Gandjar dan Rohman, 2007).
Teknik atomisasi tanpa nyala dapat dilakukan dengan meletakkan sejumlah sampel didalam tungku dari grafit kemudian dipanaskan dengan sistem
dilewatkan suatu sinar yang berasal dari lampu katoda berongga sehingga terjadi proses penyerapan energi (Khopkar, 1985).
c. Monokromator
Pada spektrofotometri serapan atom, monokromator berfungsi untuk memisahkan dan memilih panjang gelombang yang digunakan untuk analisis.Di
dalam monokromator, terdapat suatu alat yang digunakan untuk memisahkan panjang gelombang yang disebut dengan chopper (Day dan Underwood, 1998). d. Detektor
Detektor digunakan untuk mengukur intensitas cahaya yang melalui tempat pengatoman (Gandjar dan Rohman, 2007).
e. Readout
Readout merupakan suatu alat penunjuk atau dapat juga diartikan sebagai
sistem pencatatan hasil.Pencatatan hasil dilakukHan dengan suatu alat yang telah
terkalibrasi untuk pembacaan suatu transmisi atau absorbsi.Hasil pembacaan dapat berupa angka atau kurva dari suatu alat perekam yang menggambarkan absorbansi atau intensitas emisi (Gandjar dan Rohman, 2007).
2.5.3 Gangguan-gangguan pada Spektrofotometri Serapan Atom
Gangguan-gangguan (interference) pada Spektrofotometri Serapan Atom
adalah peristiwa-peristiwa yang menyebabkan pembacaan absorbansi unsur yang
dianalisis menjadi lebih kecil atau lebih besar dari nilai yang sesuai dengan
konsentrasinya dalam sampel (Gandjar dan Rohman, 2007).secara luas dapat
dikategorikan menjadi dua kelompok, yakni interferensi spektral dan interferensi
kimia. Interferensi spektral disebabkan karena tumpangsuh absorbsi antara spesies
pengganggu dan spesies yang diukur. Interferensi kimia disebabkan adanya reaksi
2.6 Validasi Metode Analisis
Validasi metode analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan
bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya. Tindakan ini dilakukan untuk menjamin bahwa metode analisis akurat, spesifik,
reprodusibel, dan tahan akan kisaran analit yang akan dianalisis (Harmita, 2004). Beberapa parameter analisis yang harus dipertimbangkan dalam validasi metode analisis adalah sebagai berikut:
1. Kecermatan (accuracy)
Kecermatan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil
analis dengan kadar analit yang sebenarnya. Kecermatan dinyatakan sebagai persen perolehan kembali (recovery) analit yang ditambahkan. Untuk mencapai kecermatan yang tinggi, dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti
menggunakan peralatan yang telah dikalibrasi, menggunakan pereaksi dan pelarut yang baik, pengontrolan suhu, dan pelaksanaannya yang cermat, taat asas sesuai prosedur (Harmita, 2004). Kecermatan ditentukan dengan dua cara yaitu:
− Metodesimulasi (spiked-placebo recovery)
Dalam metode simulasi, sejumlah analit bahan murni ditambahkan ke dalam campuran bahan pembawa sediaan farmasi lalu campuran tersebut dianalisis dan hasilnya dibandingkan dengan kadar analit yang ditambahkan
(kadar yang sebenarnya) (Harmita, 2004).
− Metode penambahan baku (standard additionmethod)
Selisih kedua hasil dibandingkan dengan kadar yang sebenarnya (hasil yang diharapkan) (Harmita, 2004)
Dalam kedua metode tersebut, persen perolehan kembali dinyatakan
sebagai rasio antara hasil yang diperoleh dengan hasil yang sebenarnya.Metode adisi dapat dilakukan dengan menambahkan sejumlah analit dengan konsentrasi
tertentu pada sampel yang diperiksa, lalu dianalisis dengan metode tersebut.Persen perolehan kembali ditentukan dengan menentukan berapa persen analit yang ditambahkan sebelumnya (Harmita, 2004).
2. Keseksamaan (precision)
Keseksamaan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara
hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata jika prosedur diterapkan secara berulang pada sampel-sampel yang diambil dari campuran yang homogen. Presisi merupakan ukuran keterulangan metode analisis
dan biasanya dinyatakan sebagai simpangan baku relatif dari sejumlah sampel yang berbeda signifikan secara statistik (Skoog, 2000).
3. Selektivitas (Spesifisitas)
Selektivitas atau spesifisitas suatu metode adalah kemampuan suatu metode mengukur zat tertentu saja secara cermat dan seksama dengan adanya
komponen lain yang mungkin ada dalam matriks sampel (Rohman, 2007). 4. Linearitas dan Rentang
Liniearitas merupakan kemampuan suatu metode untuk memperoleh
hasil-hasil uji yang secara langsung proporsional dengan konsentrasi analit pada kisaran yang diberikan.Linearitas suatu metode merupakan ukuran seberpa baik kurva
konsentrasi yang berbeda-beda.Rentang metode adalah pernyataan batas terendah dan tertinggi analit yang sudah ditunjukkan dapat ditetapkan dengan kecermatan, keseksamaan, dan linearitas yang dapat diterima (Watson, 2005).
5. Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi
Batas deteksi adalah jumlah analit terkecil dalam sampel yang dapat
dideteksi.Batas kuantitasi merupakan parameter pada analisis dan diartikan sebagai kuantitas analit terkecil dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama (Harmita, 2004). Batas deteksi dan kuantitasi dapat
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini dilakukan secara deskriptif yaitu suatu metode
penelitian dimana peneliti menggambarkan atau menganalisis suatu hasil yang ada di masyarakat tanpa memberikan kontrol atau perlakuan terhadap sampel.
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan diLaboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU pada bulan November 2014 – Februari 2015.
3.2 Bahan-bahan
3.2.1 Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun kumis kucing
(Orthosiphon aristatus (Blume) Miq.), daun pegagan (Centella asiatica (L.) Urb.), daun salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.)yang diambil secara purposif di
kota Pematang Siantar, Kabupaten Simalungun di daerah Tanah Jawa. 3.2.2 Pereaksi
Bahan yang digunakan adalah pro analisis keluaran E. Merck kecuali
disebutkan lain yaitu HNO3 65%, asam pikrat, larutan baku kalium 1000 µg/ml dan akua demineralisata (Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU).
3.3 Alat-alat
tanur (Stuart), hot plate, kertas saring Whatman no. 42, krus porselen, spatula, botol kacadan peralatan gelas(Pyrex).
3.4 Identifikasi Sampel
Identifikasi sampel dilakukan oleh bagian Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi-LIPI Bogor.
3.5 Pembuatan Pereaksi
3.5.1 Larutan HNO3 (1:1)
Diencerkan sebanyak 50 mL larutan HNO3 65%dengan 50 mL airsuling (Ditjen BPOM, 1979).
3.5.2 Larutan Asam Pikrat 1% b/v
Dilarutkan 1 gram asam pikrat dengan air suling hingga 100 mL (Ditjen POM, 1979).
3.6 Prosedur Penelitian
3.6.1 Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel dilakukan dengan carapurposif sampling, yaitu sampel ditentukan atas dasar pertimbangan bahwa sampel yang diambil
dapat mewakili populasi (Sudjana, 2002). 3.6.2 Penyiapan Sampel
Masing-masing sampel (daun kumis kucing, daun pegagan dan daun
3.6.3 Proses Destruksi
Masing-masing Sampel(daun kumis kucing, daun pegagan, daun salam) yang telah dirajangditimbang sebanyak 10 gram (daun kumis kucing, daun
pegagan, daun salam), dimasukkan ke dalam krus porselen, kemudian diarangkan di atas hot plate selama 10 jam.didinginkan, lalu diabukan dalam tanur dengan
temperatur awal 1000C dan perlahan-lahan temperatur dinaikkan hingga suhu 5000C dengan interval 250C setiap 5 menit. Pengabuan dilakukan selama 60 jam dan setelah itu di biarkan hingga dingin, kemudian dipindahkan ke desikator.
Ditambahkan 5 mL HNO3(1:1) ke dalam abu, kemudian diuapkan pada hot plate sampai kering. Krus porselen dimasukkan kembali ke dalam tanur dengan
temperatur awal 1000C dan perlahan-lahan temperature dinaikkan hingga suhu 5000C dengan interval 250C setiap 5 menit. Pengabuan dilakukan selama 1 jam dan dibiarkan hingga dingin dan dipindahkan ke desikator (Horwitz, 2000).
3.6.4 Pembuatan Larutan Sampel
Sampel hasil destruksi dilarutkan dalam 5 mL HNO3 dan dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 mL, dibilas krus porselen hingga tiga kali, kemudian
larutan dicukupkan dengan akua demineralisata hingga garis tanda (Horwitz, 2000). Kemudian disaring filtratnya dengan kertas Whatman No.42,dibuang5 mL
3.6.5 Analisis Kualitatif
3.6.5.1 Analisis Kualitatif Kalium
- Uji Nyala Ni/Cr
Kawat Ni/Cr dibersihkan dengan cara kawat dicelupkan ke dalam tabung yang
berisi HCl pekat lalu dipijar pada api bunsen sampai tidak memberikan warna khusus pada nyala bunsen. Dicelupkan kawat Ni/Cr yang telah bersih ke dalam sampel.Kemudian dibakar dinyala Bunsen. Jika terdapat kalium, akan terbentuk
warna ungu pada nyala Bunsen (Vogel, 1979).
- Uji Kristal Kalium dengan Asam Pikrat
Larutan sampel sebanyak 1 - 2 tetes diteteskan padaobjek glass kemudian ditetesi dengan larutan asam pikrat, dibiarkan ± 5 menit lalu diamati di bawah mikroskop. Jika terdapat kalium, akan terlihat kristal berbentuk jarum kasar
(Vogel, 1979).
3.6.6 Analisis Kuantitatif
3.6.6.1 Pembuatan Kurva Kalibrasi Kalium
Larutan baku kalium (1000 µg/mL) dipipet sebanyak 5 mL, dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 mL dan dicukupkan hingga garis tanda dengan akua
demineralisata (konsentrasi 100 µg/mL). Larutan untuk kurva kalibrasi kalium dibuat dengan memipet (0,5; 1; 1,5; 2 dan 2,5) mL larutan baku 100 µg/mL,
masing-masing dimasukan ke dalam labu tentukur 25 mL dan dicukupkan hingga garis tanda dengan akua demineralisata (konsentrasi larutan 2,0; 4,0; 6,0; 8,0 dan 10,0 µg/mL) dan diukur pada panjang gelombang 766,5 nm dengan nyala
3.6.6.2 Penetapan Kadar Kalium
Larutan sampelhasil destruksi dari (daun kumis kucing, daun pegagan dan daun salam) sebanyak 0,2mL, dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 mL(faktor
pengenceran = 125 kali) dan dicukupkan dengan akua demineralisatahingga garis tanda. Lalu diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer serapan
atom yang telah dikondisikan dan diatur metodenya, dimana pengujian kadar kalium dilakukan pada panjang gelombang 766,5 nm. Nilai absorbansi yang diperoleh harus berada dalam rentang kurva kalibrasi larutan baku kalium.
Konsentrasi kalium dalam sampel ditentukan berdasarkan persamaan garis regresi dari kurva kalibrasi.
3.6.6.3 Perhitungan Kadar Kaliumdalam Sampel
Kadar kaliumdalam sampel dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
Kadar (µg/g) = C × V × Fp W
Keterangan: C = konsentrasi logam dalam larutan sampel (µ g/mL) V = volume larutan sampel (mL)
Fp = faktor pengenceran W = berat sampel (g)
3.6.7.1 Penolakan Hasil Pengamatan
Kadar mineral kalium yang diperoleh dari hasil pengukuran masing-masing larutan sampel dianalisis secara statistik.
Menurut Sudjana (2005), standar deviasi dapat dihitung dengan rumus:
SD =
( )
1 -n
X -Xi 2
∑
Keterangan :
Xi = Kadar sampel
X = Kadar rata-rata sampel n = jumlah perulangan (replikasi)
Kadar kalium yang diperoleh dari hasil pengukuran masing-masing ke enam larutan sampel, diuji secara statistik dengan uji t.
Untuk mengetahui data ditolak atau diterima dilakukan dengan uji t yang dapat dihitung dengan rumus:
thitung= �
(Xi−X )
�� √�
� �
Hasil pengujian atau nilai thitung yang diperoleh ditinjau terhadap tabel distribusi t, apabila thitung > ttabel maka data tersebut ditolak.
Menurut Sudjana (2005), untuk menentukan kadar kalium di dalam sampel dengan tingkat kepercayaan 95%,
α = 0,05, dk = n-1, dapat digunakan rumus: µ = X ± t (½α,dk) x (SD/ √�)
Keterangan :
µ = kadar sebenarnya (mg/100 g) X = kadar rata-rata sampel (mg/100 g)
α = tingkat kepercayaan SD = standar deviasi (mg/100 g) n = jumlah perulangan
3.6.7.2 Pengujian Beda Nilai Rata-rata (Uji ANOVA)
Untuk mengetahuiperbedaan kadar kalium antar sampel dilakukan analisis statistik menggunakan uji ANOVA dengan Statistical Product Services Solution
(SPSS) dengan taraf kepercayaan 95%. Dengan menggunakan uji Tukey (Alhusin, 2003).Analisis sesudah ANOVA atau pasca ANOVA (post hoc) dilakukan jika
hipotesis nol (H0) ditolak.Namun jika hipotesis nol diterima, maka analisis pasca ANOVA tidak perlu dilakukan (Hartono, 2009).
3.6.8 Validasi Metode Analisis
3.6.8.1 Penentuan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi
Batas deteksi merupakan jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat
dideteksi yang masih memberikan respon signifikan.Sedangkan batas kuantitasi merupakan kuantitas terkecil analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama.
Menurut (Harmita, 2004) batas deteksi dan batas kuantitasi ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Simpangan baku���
�� =
�
∑(Y−Yi )2
n−2
Batas Deteksi (LOD) = 3x � SY
X�
slope
Batas Kuantitasi (LOQ) = 10 x � SY
X�
slope
Uji akurasi (recovery) dilakukan dengan metode penambahan larutan standar (standard addition method). Dalam metode ini, kadar mineral dalam sampel ditentukan terlebih dahulu, selanjutnya dilakukan penentuan kadar mineral dalam
sampel setelah penambahan larutan baku dengan konsentrasi tertentu (Ermerdan Miller, 2005).
Sampel daun pegaganyang telah diketahui kadarnya, dirajang dan ditimbang secara seksama sebanyak 10 gram, lalu ditambahkan 5ml larutan baku kalium (konsentrasi 1000 µg/ml), kemudian dilanjutkan dengan prosedur
destruksi kering seperti yang telah dilakukan sebelumnya. Prosedur pengukuran uji perolehan kembali dilakukan sama dengan prosedur penetapan kadar dalam
sampel.
Menurut Harmita (2004), persen perolehan kembali dapat dihitung dengan rumus di bawah ini:
% Perolehan Kembali = A
A F
C C C
*
− x 100%
Keterangan:
CA = Kadar logam dalam sampel sebelum penambahan baku CF = Kadar logam dalam sampel setelah penambahan baku C*A = Kadar larutan baku yang ditambahkan
3.6.8.3 Uji Presisi
Keseksamaan atau presisi diukur sebagai simpangan baku relatif atau koefisien variasi. Keseksamaan atau presisi merupakan ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji individual ketika suatu metode dilakukan secara
Menurut Harmita (2004), rumus untuk menghitung simpangan baku relatif adalah sebagai berikut:
RSD = ×100%
X SD
Keterangan : X = Kadar rata-rata sampel (mg/100 g) SD = Standar Deviasi (mg/100 g)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Identifikasi Tumbuhan
[image:41.595.118.505.298.408.2]Identifikasi tumbuhan dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor. Hasil identifikasi dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Lampiran 20 Halaman 67.
Tabel 4.1 Hasil Identifikasi Tanaman
Sampel Jenis Suku
Pegagan Centella asiatica (L) Urb. Apiaceae
Kumis kucing Orthosiphon aristatus (Blume) Miq. Lamiaceae
Daun salam Syzygium polyanthum (Wight) Walp. Myrtaceae
4.2 Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif dilakukan sebagai analisis pendahuluan untuk mengidentifikasi mineral kalium. Data hasil analisis kualitatif dapat dilihat pada Tabel4.2 danLampiran 6 halaman 38.
Tabel 4.2Hasil Analisis Kualitatif kalium dari daun kumis kucing, daun pegagan
dan daun salam. Ion yang
dianalisis
Pereaksi Hasil Reaksi Hasil
DKK DPGN DSLM
Kalium Uji Nyala menggunakan
kawat Ni/Cr
Warna Nyala Ungu
+ + +
Asam pikrat 1% b/v
Kristal
jarumkasar + + +
Keterangan :+ : Mengandung mineralDKK : Daun Kumis Kucing DPGN : Daun Pegagan DSLM : Daun Salam
Hasilpada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa daun kumis kucing, daun
[image:41.595.118.505.570.717.2]mengandung mineral kalium karena menghasilkan endapan kuning dengan penambahan asam pikrat 1% b/v, kemudian diamati secara mikroskopis berupa kristal bentuk jarum kasar serta memberikan nyala warna ungu setelah dilakukan
uji nyala dengan menggunakan kawat Nikel-Krom(Vogel, 1979). 4.3Analisis Kuantitif
4.3.1 Kurva Kalibrasi Kalium
Kurva kalibrasi kalium diperoleh dengan cara mengukur absorbansi dari
beberapa konsentrasi larutan baku kalium pada panjang gelombang 766,50 nm. Dari pengukuran kurva kalibrasi diperoleh persamaan regresi yaitu Y = 0,02974 X
[image:42.595.101.481.368.567.2]– 0,00283.Kurva Kalibrasi kalium dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1Kurva kalibrasi kalium
Berdasarkan kurva di atas diperoleh hubungan yang linear antara
konsentrasi dengan absorbansi, dengan koefisien korelasi (r) kalium sebesar 0,9995.Menurut Erner dan McB. Miller, 2005, Nilai r ≥ 0,99 7 menunjukkan
adanya korelasi linear antara X (konsentrasi) dan Y (absorbansi).dilihat pada Lampiran 8 halaman 40.
Ab
sor
b
an
si
Konsentrasi
4.3.2 Kadar Kalium dalam Daun Kumis Kucing, Daun Pegagan, Daun Salam
Konsentrasi mineralkalium pada sampel ditentukan berdasarkan persamaan garis regresi pada kurva kalibrasi mineral tersebut.Data hasil penetapan kadar
kalium pada sampelsecara kuantitatif ini dapat dilihat pada Lampiran 9halaman 42dan contohperhitungan dapat dilihat pada Lampira10 halaman 43.Pengujian
[image:43.595.114.503.344.445.2]dilanjutkan dengan perhitungan statistik yang dapat dilihat padaLampiran 11– 13 halaman 45-53.Hasil pengukuran kadar kalium pada sampel dapat dilihat pada Tabel4.3.
Tabel 4.3Hasil pengukuran kadar kalium pada sampel
No Sampel Kadar Kalium (mg/100 g)
1. Daun Kumis Kucing 611,250 ± 1,3393 2. Daun Pegagan 496,970 ± 0,7802
3. Daun Salam 326,3965 ± 0,6417
Berdasarkan hasil analisis kadar mineral kalium yang tercantum pada Tabel 4.3daun kumis kucing mengandung kalium yang paling tinggi dibandingkan
daun pegagan dan daun salam.
Daun kumis kucing juga digunakan untuk pengobatan tekanan darah tinggi, daun kumis kucing bersifat diuretik, yaitu sebagai peluruh seni.Melalui air
seni yang banyak terbuang, kandungan garam didalam darah pun ikut berkurang. Berkurang kadar garam yang bersifat menyerap akan meringankan kerja jantung
4.3.3 Perbandingan Kadar Kalium Daun Kumis Kucing, Daun Pegagan dan Daun Salam.
[image:44.595.123.490.174.395.2]Perbandingan kadar kalium daun kumis kucing, daun pegagan dan daun salam dapat dilihat pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2 Perbandingan kadar kalium daun kumis kucing, daun pegagan dan daun salam.
Berdasarkan Gambar diatas terdapat perbedaan kadar kalium pada daun kumis
kucing, daun pegagan dan daun salam dan berdasarkan hasil analisis ANOVA dengan uji Tukey diperoleh Fhitung (66693,581) > Ftabel (4,493998), yang menyatakan terdapat perbedaan yang signifikan pada ketiga sampel. Hasil
pengujian beda nilai rata-rata dengan uji ANOVA dapat dilihat pada lampiran 14 halaman 54.
4.4Validasi Metode
4.4.1 Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi
Berdasarkan data kurva kalibrasi kalium diperoleh batas deteksi 0,3934µg/ml
dan batas kuantitasi 1,3113 µg/ml untuk ketiga sampel tersebut. Dari hasil
0 100 200 300 400 500 600 700
kumis kucing pegagan salam
perhitungan dapat dilihat bahwa semua hasil yang diperoleh pada pengukuran sampel berada di atas batas deteksi dan batas kuantitasi. Perhitungan batas deteksi dan batas kuantitasi dapat dilihat pada Lampiran 16 halaman57.
4.4.2 UjiAkurasi (Recovery)
Rata-rata hasil uji akurasi untuk kalium 97,30%. Persen uji akurasi tersebut
menunjukkan kecermatan kerja yang memuaskan pada saat pemeriksaan kadar kalium dalam sampel. Hasil yang diperoleh dari uji akurasi memberikan ketepatan pada pemeriksaan kadar kalium dalam sampel. Menurut Ermer (2005), suatu
metode dikatakan teliti jika nilai akurasinya antara 80-120%.Perhitungan persen uji akurasi dapat dilihat pada Lampiran 17 halaman 58.
4.4.3 Uji Presisis
Nilai simpangan baku (SD) untuk kalium adalah sebesar 1,7369, sedangkan uji presisi untuk kalium sebesar 0,32%. Perhitungan simpangan baku dapat dilihat
pada Lampiran 18 halaman65.Menurut Harmita (2004), nilai simpangan baku relatif (RSD) untuk analit dengan kadar part per million (ppm) adalah tidak lebih dari 16% dan untuk analit dengan kadar part per billion (ppb) RSD nya adalah
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
a. Hasil analisis kuantitatif dengan menggunakan spektrofotometer serapan
atom kadar kalium dalam daun kumis kucing, daun pegagan dan daun salam masing-masing(611,2501 ± 1,6173) mg/100 g,daun pegagan sebesar
(496,9701 ± 0,9422) mg/100 g dan daun salam (326,3965 ± 0,9174) mg/100 g.
b. Hasil uji statistik menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada
kadar kalium yang terdapat dalam daun kumis kucing, daun pegagan dan daun salam dengan kadar kalium paling tinggi terdapat pada daun kumis
kucing.
5.2Saran
a. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk menentukan kadar kalium dari
daun kumis kucing, daun pegagan dan daun salam dalam air rebusan serta dalam sediaan infus dari daun kumis kucing, daun pegagan dan daun salam.
DAFTAR PUSTAKA
Alhusin, S. (2003).Aplikasi Statistik Praktis dengan SPSS 10 for Windows. Yogyakarta: Graha Ilmu. Halaman 123, 138.
Almatsier, S. (2004).Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Halaman 228, 233, 234, 235, 241, 242, 243.
Apriyanti, M. (2015).Meracik sendiri Obat dan Menu Sehat bagi Penderita Darah Tinggi. Yogyakarta: Pustaka Press. Halaman 54.
Bassett, J., Denney, R.C., Jeffery, G.H., dan Mendham, J. (1991). Vogel’s Textbook of Quantitative Inorganic Analysis Including Elementary Instrumental Analysis. Penerjemah: Ahmad Hadiyana Pudjaatmaka dan Lukman Setiono. (1994). Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Edisi Keempat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Halaman 372.
Budiyanto, M.A.K. (2001). Dasar-dasar Ilmu Gizi. Edisi Kedua. Cetakan I. Malang:UMM. Press.Halaman 59.
Dalimartha, S. (2000).Atlas Tumbuhan Obat Indonesia.Jilid 2. Cetakan I. Jakarta: Trubus Agriwidya. Halaman 56.
Day, Jr, R.A.,and Underwood,A.L., 1998, Quantitative analysis,6th Ed., diterjemahkan oleh Iis sopyan,Penerbit Erlangga,Jakarta.Halaman 397. Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI. Halaman 744,748.
Ermer, J., dan Miller. J.H.McB. (2005).Method Validation in Pharmaceutical Analysis. Weinheim: Wiley-VchVerlag GmbH & Co. KGaA. Halaman171.
Focht, C.L. (2000). Metals in Plants. Dalam: Horwitz, K. (2000). Official Methods of the Association Official Analytical Chemist.Edisi ketujuh belas. Arlington:AOAC International. Halaman 43.
Gandjar, I.G., dan Rohman, A. (2007). Kimia Farmasi Analisis. Cetakan I. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Halaman 298-312.
Harmita.(2004). Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya. Review Artikel. Majalah Ilmu Kefarmasian. 1(3).Halaman 117-119, 121-122, 127-128, 130.
Harris, D.C. (2007). Quantitative Chemistry Analysis. USA: Craig Bleyer. Halaman 455.
Herbarium Bogoriense.(2014). Identifikasi Tumbuhan.Bogor: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Kariman.(2014). Bebas Penyakit dengan Tanaman Ajaib. Cetakan I. Surakarta: Open books. Halaman 63,82.
Khopkar, S.M. (1985). Basic Concepts of Analytical Chemistry. Penerjemah: Saptorahardjo, A. (2008). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press. Halaman 298.
Lasmadiwati E., Herminati, M.M., Indriani, Y.H. (2003).Pegagan: meningkatkan daya ingat, membuat awet muda, menurunkan gejala stress, meningkatkan stamina. Jakarta: Penebar Swadaya. Halaman 1-36.
Listiowati., Rahayu, W.S., Utami, P.I. (2011). Analisis Cemaran Tembaga dalam Air Sumur Industri Pelapisan Emas di Kota Tegal dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom.Jurnal Pharmacy. 8(3): 75.
Nurcahyati, E. (2014).Daun Salam untuk kesehatan dan pengobatan tanpa efek samping. Cetakan I. Jakarta: Jendela Sehat. Halaman 67-71.
Santoso, H.B. (2013). Tumpas Penyakit dengan 40 Daun 10 Akar Rimpang. Cetakan I. Yogyakarta: Cahaya Jiwa. Halaman 56-58.
Skoog, D.A., Donald, M.W., James, H., Stanley, R.C. (2000).Fundamentals of Analytical
Chemistry. Publisher: Brooks Cole. Halaman 992.
Sudjana.(2005). Metode Statistika. Edisi Keenam. Bandung: Tarsito. Halaman 93, 168 , 239.
Tan, T.H., dan Rahardja, K. (2007). Obat-obat Penting Kasiat, Penggunaan dan Efek-efek Sampingnya. Edisi Ke Enam. Cetakan I Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kelompok Kompas-Gramedia. Halaman 625, 698, 840.
Vogel, A.I. (1979).Textbook of Macro and Semimicro Qualitative Inorganic Analysis.Penerjemah: Setiono dan Hadyana Pudjaaatmaka. (1990). Vogel: Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Bagian I. Jakarta: Kalman Media Pustaka. Halaman 262, 263, 301, 307.
Watson,D.G. (2005). Pharmaceutical Analysis: A Textbook for Pharmacy Students and Pharmaceutical Chemist. 2 edition. Penerjemah: Syarief, W.R. (2007). Analisis Farmasi: Buku Ajar Untuk Mahasiswa Farmasi dan Praktisi Kimia Farmasi. Edisi Kedua. Jakarta: EGC. Halaman 126.
Wibowo, S. (2013). Herbal Ajaib Tumpas Macam-macam Penyakit, Cetakan I. Jakarta: Pustaka Makmur. Halaman 110, 114.
Wijayakusuma, H. 1994. Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia, Jilid II. Jakarta: Pustaka Kartini. Halaman 9.
Lampiran 1.GambarTanaman Kumis Kucing.
Lampiran 2.Gambar Tanaman Pegagan
Tanaman Pegagan (Centella asiatica (L.) Urb).
Tanaman Daun salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp).
Lampiran 5.Bagan Alir Pembuatan Larutan Sampel
Ditambahkan 5 ml HNO3 (1:1)
Diuapkan pada hot plate sampai kering
Dimasukkan kembali ke dalam tanur dengan temperatur awal 100oC dan perlahan-lahan temperatur dinaikkan menjadi 500oC dengan interval 25oC setiap 5 menit
Dilakukan selama 1 jam dan dibiarkan dingin pada desikator
Hasil Abu
Ditimbang sebanyak 10 gram di atas krus porselen
Diarangkan diatas hotplate
Diabukan di tanur dengan temperature awal 100oC dan perlahan-lahan temperatur dinaikkan menjadi 500oC dengan interval 25oC setiap 5 menit
Dilakukan selama 60 jam dan dibiarkan dingin pada desikator
Sampel yang telah dirajang Masing-masing sampel (daun kumis kucing, daun pegagan dan daun salam)
Dibersihkan dari pengotoran
Dicuci bersih dengan air, di bilas dengan akua demineralisata
Ditiriskan dan dikeringkan dengan cara diangin-
Lampiran 6.Hasil Analisis Kualitatif Kalium Hasi destruksi
kering
Dilarutkan dalam 5 ml HNO3, hingga diperoleh larutan bening.
Dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml
Dibilas Krus porselen dengan akua demineralisata sebanyak 3 kali
Dicukupkan volumenya dengan akua- demineralisata sampai garis tanda
Disaring dengan kertas Whatman No.42 dengan membuang 5 ml larutan pertama hasil penyaringan
Larutan Sampel
Dilakukan analisis kualitatif
Dilakukan analisis kuantitatif dengan
spektrofotometer serapan atom pada λ 766,5 nm
untuk kalium.
Keterangan a : Kristal Kalium Pikrat
No. Konsentrasi (µ g/mL) (X)
Absorbansi (Y)
1 0,0000 0,0005
2 2,0000 0,0579
3 4,0000 0,1108
4 6,0000 0,1725
5 8,0000 0,2354
6 10,0000 0,2981
No. X Y XY X2 Y2 1. 0,0000 0,0005 0,0000 0,0000 0,00000025 2. 2,0000 0,0579 0,1158 4,0000 0,00335241 3. 4,0000 0,1108 0,4432 16,0000 0,01227664 4. 6,0000 0,1725 1,035 36,0000 0,02975625 5. 8,0000 0,2354 1,8832 64,0000 0,05541316 6. 10,0000 0,2981 2,981 100,0000 0,08886361
∑ 30,0000 5,0000 = X 0,8752 0,145866 = Y
6,4582 220,0000 0,18966232
02974 , 0 6 ) 30 ( 220 6 ) 8752 , 0 )( 30 ( 4582 , 6 ) ( 2 2 2 = − − = ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ = n X X n Y X XY a 00283 , 0 ) 5 )( 02974 , 0 ( 145876 , 0 − = − = − = + = X a Y b X a Y
Maka persamaan garis regresinya adalah :Y=0,02974 X - 0,00283
{
}{
}
{
}{
}
9995 , 0 0892 , 2 0822 , 2 6 / ) 8752 , 0 ( ) 18966232 , 0 ( 6 / ) 30 ( ) 220 ( 6 / ) 8752 , 0 )( 30 ( ) 4582 , 6 ( ) ( ) ( 2 2 2 2 2 2 = = − − − = − − ∑ ∑ − ∑ =∑
∑
∑
X∑
X n Y YLampiran 9. Hasil Penetapan Kadar Mineral Kalium pada Sampel
A. Sampel Daun Kumis Kucing
No. Sampel
Berat Sampel (g)
Absorbansi (A)
Konsentrasi (µg/mL)
Kadar (mg/100g)
1. 10,0045 0,2876 9,7656 610,0754
2. 10,0021 0,2877 9,7689 610,4280
3. 10,0052 0,2898 9,8396 614,6553
4. 10,0032 0,2887 9,8026 612,4665
5. 10,0038 0,2879 9,7757 610,7491
6. 10,0055 0,2888 9,8059 612,5318
B. Sampel Daun Pegagan
No. Sampel
Berat Sampel (g)
Absorbansi (A)
Konsentrasi (µg/mL)
Kadar (mg/100g)
1. 10,0431 0,2341 7,9667 495,7819
2. 10,0325 0,2346 7,9835 497,3523
3. 10,0334 0,2347 7,9868 497,5133
4. 10,0247 0,2339 7,9599 496,2679
5. 10,0432 0,2343 7,9734 496,1939
6. 10,0332 0,2347 7,9868 497,5232
C. Sampel Daun Salam
No. Sampel
Berat Sampel (g)
Absorbansi (A)
Konsentrasi (µg/mL)
Kadar (mg/100g)
1. 10,0172 0,1525 5,2229 325,8707
2. 10,0321 0,1532 5,2465 326,8570
3. 10,0336 0,1517 5,1960 323,6624
4. 10,0084 0,1528 5,2330 326,7880
5. 10,0328 0,1518 5,1994 323,9001
Lampiran 10. Contoh Perhitungan Kadar Mineral Kalium pada Sampel
A.Contoh Perhitungan Kadar Mineral Kalium pada Daun kumis Kucing Berat sampel yang ditimbang = 10,0045 g
Absorbansi (Y) = 0,2876
Persamaan Regresi : Y =0,2974 – 0,00283
X = 9,7656µg/mL
2974 0,0 00283 , 0 2876 0, = +
Konsentrasi Kalium = 9,7656 µg/mL
B.Contoh Perhitungan Kadar Mineral Kaliumpada Daun Pegagan Berat sampel yang ditimbang = 10,0325 g
Absorbansi (Y) = 0,2346
Persamaan Regresi : Y =0,02974 X– 0,00283
X = 7,9835µg/mL
2974 0,0 00283 , 0 2346 0, = +
Konsentrasi Kalium = 7,9835µg/mL
Lampiran 10 (Lanjutan)
C. Contoh Perhitungan Kadar Mineral Kaliumpada Daun Salam Berat sampel yang ditimbang = 10,0172 g
Absorbansi (Y) = 0,1525
Persamaan Regresi : Y =0,02974 X– 0,00283
X = 5,2229µg/mL
2974 0,0
00283 , 0 1525 0,
= +
Konsentrasi Kalium = 5,2229 µg/mL
g 100 / mg 325,8707
µg/g 7075 , 3258
g 10,0172
125 m 50 µg/mL 5,2229
(g) Sampel Berat
FP (mL) V ) µg/mL ( i Konsentras )
100 / ( Mineral Kadar
= =
× ×
=
× ×
=
L g
Lampiran 11. Perhitungan Statistik Kadar Mineral Kalium pada Daun Kumis Kucing
No. Xi
Kadar (mg/100g) Xi−X
2 ) (Xi−X
1 610,0754 -1,7422 3,03526084
2 610,4280 -1,3896 1,93098816
3 614,6553 2,8377 8,05254129
4 612,4665 0,6489 0,42107121
5 610,7491 -1,0685 1,14169225
6 612,5981 0,7142 0,51008164
∑ 3670,9061 611,8176 = X 15,09163539 g mg/100 7373 , 1 1 -6 100 / 09163539 , 15 1 -) -( 2
∑
= = = g mg n X Xi SDPada interval kepercayaan 95% dengan nilai α = 0,05 dk = 5 diperoleh nilai
ttabel= α/2, dk = 2,5706
Data diterima jika
t
hitung< t
tabel.t
hitung =n / SD X -Xi
t
hitung 1 = 2,4559( _ )6 / 7373 , 1 7422 , 1 diterima data = −
t
hitung 2 = 1,9588( _ )6 / 7373 , 1 3896 , 1 diterima data = −
t
hitung3 = 4,0001( _ )Lampiran 11 (Lanjutan)
t
hitung4 = 0,9147( _ )6 / 7373 , 1 6489 , 0 diterima data =
thitung5 = 1,5062( _ )
6 / 7373 , 1 0685 , 1 -diterima data =
t
hitung6 = 1,0016( _ )6 / 7373 , 1 7142 , 0 diterima data =
Untuk itu perhitungan diulangi dengan cara yang sama tanpa mengikutsertakan
data ke-3
No. Xi
Kadar (mg/100g) Xi−X
2 ) (Xi−X
1 610,0754 -1,1747 1,37992009
2 610,4280 -0,8221 0,67584841
3 612,4665 1,2164 1,47962896
4 610,7491 -0,501 0,251001
5 612,5318 1,2817 1,64275489
∑ 3056,2508 611,2501 = X 5,42915335 g mg/100 1650 , 1 1 -5 100 / 42915335 , 5 1 -) -( 2
∑
= = = g mg n X Xi SDPada interval kepercayaan 95% dengan nilai α = 0,05 dk = 4 diperoleh nilai
ttabel= α/2, dk = 2,7765
Data diterima jika
t
hitung< t
tabel.t
hitung =Lampiran 11 (Lanjutan)
t
hitung 1 = 2,0166( _ )4 / 1650 , 1 1747 , 1 diterima data = −
t
hitung 2 = 1,4113( _ )4 / 1650 , 1 8221 , 0 diterima data = −
t
hitung3 = 2,0882( _ )4 / 1650 , 1 2164 , 1 diterima data =
t
hitung4 = 0,8600( _ )4 / 1650 , 1 501 , 0 diterima data = −
t
hitung5 = 2,2003( _ )4 / 1650 , 1 2817 , 1 diterima data =
Dari hasil perhitungan di atas didapat semua t hitung < t tabel, maka semua data
tersebut dapat diterima.
Kadar kalium pada daun kumis kucing :
) n / SD x ) dk , 2 / α ( t ( ± x = μ
= 611,2501 ± 2,7765 x 1,1650/√4
Lampiran 12. Perhitungan Statistik Kadar Mineral Kalium pada Daun Pegagan
No. Xi
Kadar (mg/100g) Xi−X
2 ) (Xi−X
1 495,7819 -0,9901 0,98029801
2 497,3523 0,5803 0,33674809
3 497,5133 0,7413 0,54952569
4 496,2679 -0,5041 0,25411681
5 496,1939 -0,5781 0,33419961
6 497,5232 0,7512 0,56430144
∑ 2980,6325 496,7720 = X 3,01918965 g 100 / mg 7707 , 0 1 -6 100 / 01918965 , 3 1 -) -( 2
∑
= = = g mg n X Xi SDPada interval kepercayaan 95% dengan nilai α = 0,05 dk = 5 diperoleh nilai
ttabel= α/2, dk = 2,5706Data diterima jika thitung< ttabel
t
hitung =n SD X Xi / −
t
hitung1 = 3,1410( _ )6 / 7707 , 0 9885 , 0 ditolak data = −
t
hitung2 = 1,8490( _ )6 / 7707 , 0 5819 , 0 diterima data =
t
hitung3 = 2,3606( _ )6 / 7707 , 0 7429 , 0 diterima data =
t
hitung4 = 1,5967( _ )Lampiran 12 (Lanjutan)
t
hitung5 = 1,8319( _ )6 / 7707 , 0 5765 , 0 diterima data = −
t
hitung6 = 2,3606( _ )6 / 7707 , 0 0,7429 diterima data =
Untuk itu perhitungan diulangi dengan cara yang sama tanpa mengikutsertakan
data ke-1
No. Xi
Kadar (mg/100g) Xi−X
2 ) (Xi−X
1 497,3523 0,3822 0,14607684
2 497,5133 0,5432 0,29506624
3 496,2679 -0,7022 0,49308484
4 496,1939 -0,7762 0,60248644
5 497,5232 0,5531 0,30591961
∑ 2484,8506
496,9701
=
X 1,84263397
g mg/100 6787 , 0 1 -5 100 / 84263397 , 1 1 -) -( 2
∑
= = = g mg n X Xi SDPada interval kepercayaan 95% dengan nilai α = 0,05 dk = 4 diperoleh nilai
ttabel= α/2, dk = 2,7765
Data diterima jika
t
hitung< t
tabel.t
hitung =Lampiran 12 (Lanjutan)
t
hitung 1 = 1,1262( _ )4 / 6787 , 0 3822 , 0 diterima data =
t
hitung 2 = 1,6007( _ )4 / 6787 , 0 5432 , 0 diterima data =
t
hitung3 = 2,0692( _ )4 / 6787 , 0 7022 , 0 diterima data =
t
hitung4 = 2,2873( _ )4 / 6787 , 0 7762 , 0 diterima data =
t
hitung5 = 1,6298( _ )4 / 6787 , 0 5531 , 0 diterima data =
Dari hasil perhitungan di atas didapat semua t hitung < t tabel, maka semua data
tersebut dapat diterima.
Kadar kalium pada daun pegagan :
) n / SD x ) dk , 2 / α ( t ( ± x = μ
= 496,9701 ± 2,7765 x 0,6787/√4
Lampiran 13. Perhitungan Statistik Kadar Mineral Kalium pada Daun Salam
No. Xi
Kadar (mg/100g) Xi−X
2 ) (Xi−X
1 325,8707 0,346 0,119716
2 326,8570 1,3323 1,77502329
3 323,6624 -1,8623 3,46816129
4 326,7880 1,2633 2,63932516
5 323,9001 -1,6246 1,59592689
6 326,0704 0,5457 0,29778849
∑ 1953,1486 5247 , 325 = X 9,89594112 g 100 / mg 4068 , 1 1 -6 100 / 89594112 , 9 1 -) -( 2
∑
= = = g mg n X Xi SDPada interval kepercayaan 95% dengan nilai α = 0,05 dk = 5 diperoleh nilai
ttabel= α/2, dk = 2,5706. Data diterima jika thitung< ttabel
t
hitung =n SD X Xi / −
t
hitung1 = 0,602