DI JURUSAN D-IV BIDAN PENDIDIK TAHUN AJARAN 2013 - 2014 FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
NAZMUL HAYATI 135102010
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Pola Menstruasi Pada Mahasiswi Yang Sedang Menyusun Tugas Akhir Di Jurusan D-IV Bidan Pendidik
Tahun Ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
ABSTRAK
Nazmul Hayati
Latar belakang : Pola menstruasi merupakan serangkaian proses menstruasi berdasarkan siklus menstruasi dan lama perdarahan menstruasi. Gangguan pada siklus menstruasi dipengaruhi oleh gangguan pada fungsi hormon, kelainan sistemik, cemas, kelenjar gondok, dan hormon prolaktin yang berlebihan. Gejala kecemasan sangat mempengaruhi pola menstruasi pada wanita, karena pesan sepanjang saraf di dalam otak, tulang belakang dan seluruh tubuh.
Tujuan penelitian: Untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan pola menstruasi pada mahasiswi yang sedang menyusun tugas akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Metodelogi : Penelitian ini menggunakan desain penelitian bersifat analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswi di Jurusan D-IV Bidan Pendidik yaitu sebanyak 158 orang. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 113 orang. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling.Analisis data yang digunakan adalah bivariat.
Hasil : Hasil penelitian berdasarkan karakteristik responden didapatkan hasil usia 22-23 tahun 70 responden (61,9%),tingkat ada kecemasan 68 responden (60,2%), pola menstruasi teratur 76 responden (67,3%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value 0,015, maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan dengan pola menstruasi.
Kesimpulan : Penelitian membuktikan bahwa ada hubungan antara tingkat
kecemasan dengan pola menstruasi pada mahasiswi yang sedang menyusun tugas akhir. Oleh karena itu diharapkan kepada dosen untuk dapat memberikan motivasi dan koping yang baik kepada mahasiswi agar mahasiswi dapat mengatasi kecemasan dalam menyusun tugas akhir.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat ALLAH SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah serta karunianya sehingga peneliti dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul Hubungan Tingkat Kecemasan
Dengan Pola Menstruasi Pada Mahasiswi Yang Sedang Menyusun Tugas Akhir Di
Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara.
Penelitian ini merupakan untuk melengkapi tugas dan memenuhi salah satu
syarat dalam menyelesaikan penelitian. Kiranya tulisan ini dapat bermnfaat,
menambah pembendaharaan kepustakaan dan menjadi bahan bacaan bagi kita semua.
Dalam penyusunan karya tulis ini, peneliti banyak mendapatkan masukan,
pengarahan, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak baik dalam bentuk moril
maupun materil. Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti menyampaikan
terimakasih kepada yang terhormat :
1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes Selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara Medan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
mengikuti pendidikan di program D-IV Bidan Pendidik.
2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns,M.Kep, selaku ketua Program Studi D-IV Bidan
Pendidik yang telah memberikan pengarahan kepada penulisan proposal ini.
3. Farida LS.Siregar, S.Kep, Ns,M.Kep selaku sekretaris Program Studi D-IV
Bidan Pendidik yang telah memberikan pengarahan kepada penulisan proposal
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR SKEMA... vii
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 4
1. Tujuan Umum... 4
2. Tujuan Khusus... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
1. Bagi Mahasiswi D-IV Bidan Pendidik ... 4
2. Bagi Institusi Pendidikan ... 5
3. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 5
4. Bagi Peneliti ... 5
BAB II TINJAUAN TEORI... 6
A. Konsep Kecemasan ... 6
1. Pengertian Kecemasan ... 6
2. Gejala Klinis Kecemasan... 6
3. Tipe Kepribadian Pencemas... 7
4. Tingkat Kecemsan... 7
B. Pola Menstruasi ... 10
1. Menstruasi... 10
2. Pola Menstruasi... ... 10
3. Siklus Menstruasi... 10
4. Gangguan Saat Menstruasi... 13
5. Dismenorea... ... 15
6. Pencegahan Dismenorea... ... 16
7. Penatalaksanaan Dismenorea ... 17
8. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Menstruasi ... ... 18
9. Perubahan - Perubahan Psikologis pada Menstruasi... .. 20
C. Tugas Akhir ... 22
1. Pengertian Tugas Akhir... 22
D. Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Pola Menstruasi pada Mahasiswi yang Sedang Menyusun Tugas Akhir... ... 23
BAB III KERANGKA KONSEP ... 25
A. Kerangka Konsep... 25
B. Hipotesis... 25
C. Definisi Operasional... 26
BAB IV METODE PENELITIAN ... 27
I. Prosedur Pengolahan Data... .... 34
J. Analisa Data... ... 34
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 35
A.Hasil Penelitian... 35
1. Analisi Univariat... 35
2. Analisa Bivariat... 37
B.Pembahasan... 38
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 39
2. Tingkat Kecemasan Mahasiswi yang Sedang Menyusun Tugas Akhir... 40
3. Pola Menstruasi pada Mahasisiwi yang Sedang Menyusun Tugas Akhir ... 41
4. Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Pola Menstruasi pada Mahasiswi yang Sedang Menyusun Tugas Akhir... 41
5. Keterbatasan penelitian ... 44
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 46
A. Kesimpulan... 46
B. Saran... 47
DAFTAR SKEMA
Skema 3.1 Kerangka Konsep ... 23
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional... 24
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Usia Responden Berdasarkan Karakteristik Mahasiswi yang Sedang Menyusun Tugas Akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara... … 35
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Responden Berdasarkan Karakteristik Mahasiswi yang Sedang Menyusun Tugas Akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara... 36
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pola Menstruasi Responden Berdasarkan Karakteristik Mahasiswi yang Sedang Menyusun Tugas Akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara... 36
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Sidang Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 2 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Lampiran 3 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 4 : Lembar Kuesioner
Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 6 : Master Tabel Penelitian
Lampiran 7 : Lembar Conten Validity
Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Pola Menstruasi Pada Mahasiswi Yang Sedang Menyusun Tugas Akhir Di Jurusan D-IV Bidan Pendidik
Tahun Ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
ABSTRAK
Nazmul Hayati
Latar belakang : Pola menstruasi merupakan serangkaian proses menstruasi berdasarkan siklus menstruasi dan lama perdarahan menstruasi. Gangguan pada siklus menstruasi dipengaruhi oleh gangguan pada fungsi hormon, kelainan sistemik, cemas, kelenjar gondok, dan hormon prolaktin yang berlebihan. Gejala kecemasan sangat mempengaruhi pola menstruasi pada wanita, karena pesan sepanjang saraf di dalam otak, tulang belakang dan seluruh tubuh.
Tujuan penelitian: Untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan pola menstruasi pada mahasiswi yang sedang menyusun tugas akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Metodelogi : Penelitian ini menggunakan desain penelitian bersifat analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswi di Jurusan D-IV Bidan Pendidik yaitu sebanyak 158 orang. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 113 orang. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling.Analisis data yang digunakan adalah bivariat.
Hasil : Hasil penelitian berdasarkan karakteristik responden didapatkan hasil usia 22-23 tahun 70 responden (61,9%),tingkat ada kecemasan 68 responden (60,2%), pola menstruasi teratur 76 responden (67,3%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value 0,015, maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan dengan pola menstruasi.
Kesimpulan : Penelitian membuktikan bahwa ada hubungan antara tingkat
kecemasan dengan pola menstruasi pada mahasiswi yang sedang menyusun tugas akhir. Oleh karena itu diharapkan kepada dosen untuk dapat memberikan motivasi dan koping yang baik kepada mahasiswi agar mahasiswi dapat mengatasi kecemasan dalam menyusun tugas akhir.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mahasiswa merupakan bagian dari masyarakat yang masih mencari jati diri
dampaknya mudah terpengaruhi oleh faktor dari luar termasuk perubahan sosial dan
jika tidak dibarengi dengan kesiapan mental akan berpengaruh negatif
(Prasetyo, 2006 hal. 2). Pada saat ini para remaja biasanya setelah menyelesaikan
pendidikan tingkat akhir, sebagian mencari pekerjaan atau melanjutkan ke perguruan
tinggi untuk mendapatkan sebutan mahasiswa. Mahasiswa harus menempuh masa
studi teori dan menyusun tugas akhir yaitu berupa karya tulis ilmiah. Sehingga
banyak anggapan yang menyebabkan beberapa mahasiswa menjadi cemas dalam
mengerjakan tugas akhir.
Kecemasan merupakan suatu kondisi yang dapat dialami oleh setiap orang
dalam kehidupan sehari - hari. Biasanya kondisi cemas ketika kita mengalami atau
menghadapi sesuatu yang datang tiba - tiba misalnya menghadapi ujian, pindah
tempat pekerjaan atau menghadapi perubahan suasana lainnya (Elvira, 2008, hal.1).
Menurut Perdana (2011) dalam penelitiannya di jurusan Keperawatan FKUB angkatan Menurut Mujiyah dkk (2009) diperoleh kendala - kendala yang biasa dihadapi mahasiswi dalam menulis tugas akhir sehingga bisa menimbulkan
kecemasan antara lain kendala internal yang meliputi malas, motivasi, dan takut
bertemu dosen pembimbing. Kendala eksternal meliputi dosen pembimbing skripsi,
literatur, terbatasnya dana dan metodologi penelitian. Jika terjadi kecemasan sangat
skripsi atau tugas akhir justru membuat seseorang mahasiswi mengalami gangguan
dan mengakibatkan tidak bisa menjawab pertanyaan ujian.
2007 di dapatkan bahwa dari 62 orang mahasiswi yang menjadi responden
48,4 % (30 orang) mahasiswi mengalami kecemasan ringan, 43,5 % (27 orang)
mengalami kecemasan sedang dan 8,1 % (5 orang) mengalami kecemasan berat.
Penelitian lain pada mahasiswa tingkat akhir di fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya menunjukkan bahwa dari 52 orang mahasiswi yang menjadi
responden 59,62% (31 orang) mengalami kecemasan sedang, 30,77 % (10 orang)
mahasiswi mengalami kecemasan ringan dan 9,62 % (5 orang) mengalami
kecemasan berat.
Gejala kecemasan sangat mempengaruhi pola menstruasi pada wanita, karena
pesan sepanjang saraf di dalam otak, tulang belakang dan seluruh tubuh ( Saryono,
2008). Pola menstruasi merupakan serngkaian proses menstruasi berdasarkan siklus
menstruasi dan lama perdarahan menstruasi. Gangguan pada siklus menstruasi
dipengaruhi oleh gangguan pada fungsi hormon, kelainan sistemik, cemas, kelenjar
gondok, dan hormon prolaktin yang berlebihan. Gangguan dalam menstruasi
berdasarkan kelainan siklus yaitu terdiri dari hipermenorea yaitu menstruasi yang
berlangsung lebih dari 7 hari. Jika tidak mengalami menstruasi sama sekali hal ini
disebut dengan amenorea. Dan adapula kondisi oligomenorea dimana siklus
menstruasi yang memanjang lebih dari 35 hari. Sedangkan gangguan menstruasi
berdasarkan kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan haid yaitu
polimenorea dimana keadaan ini terjadi jika seorang perempuan mengalami siklus
lebih sering atau siklus menstruasi lebih singkat yaitu kurang dari 21 hari. Dan
keluarnya darah dapat lebih 80 ml perhari. Dan gangguan yang berhubungan dengan
haid yaitu dismenorea merupakan rasa sakit saat terjadinya menstruasi
(Prawirohardjo, 2011,hal.163 - 165).
Menstruasi adalah masa perdarahan yang terjadi pada perempuan secara rutin
setiap bulan selama masa suburnya, kecuali apabila terjadi kehamilan. Proses
alamiah menstruasi terjadi rata - rata sekitar 2 sampai 8 hari. Darah yang keluar
umumnya sebanyak 10 hingga 80 ml perhari. Siklus menstruasi yang normal rata -
rata 21 - 35 hari (Laila, 2011,hal.14 - 15).
Menurut Pudiastuti (2012) mengatakan hampir sekitar 80 % siklus menstruasi
wanita adalah 22 - 30 hari dan hanya 10 - 15 % wanita yang memiliki siklus
menstruasi 28 hari. Hari pertama menstruasi ditandai dengan sebagai awal
menstruasi atau hari ke satu, selama masa produktif biasanya setiap siklus menstruasi
dilepaskan satu sel telur.
Menstruasi yang tertunda, tidak teratur, nyeri, perdarahan yang banyak pada
waktu menstruasi merupakan keluhan tersering yang menyebabkan remaja
perempuan menemui dr. Cakir M et al dalam penelitiannya menemukan bahwa
dismenorea merupakan gangguan dengan prevalensi terbesar (89,5%), diikuti oleh
ketidakteraturan menstruasi (31,2%), serta perpanjangan durasi menstruasi (5,3%).
Pada pengkajian terhadap penelitian - penelitian lain didapatkan privalensi
dismenorea bervariasi antara 15,8 – 89,5 %, dengan prevalensi tertinggi pada remaja.
Mengenai gangguan lain, Bieniasz J et al mendapatkan prevalensi amenorea primer
sebanyak 5,3 %, amenorea sekunder 18,4 %,oligomenorea 50%, polimenorea
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan pada 10 mahasiswi
D3 Kebidanan tingkat 3 di universitas muhammadiyah semarang. Didapatkan 6
mahasiswi atau 60 % di antaranya menyatakan pola menstruasinya tidak teratur
(mundur lebih dari dua minggu dari pola atau menstruasinya lebih awal satu minggu)
disebabkan kecemasan karena kegiatan perkuliahan yang padat, persiapan
menghadapi serangkaian ujian serta kegiatan penyusunan KTI, sedangkan 4
nahasiswi atau 40 % mahasiswi lainnya menyatakan pola menstruasinya normal pada
saat mahasiswi ada kegiatan yang padat.
Hal tersebut terkait dengan cemas yang di alami mahasiswi karena aktivitas
padat yang banyak menyita waktu, tenaga dan biaya serta permasslahan yang
dihadapinya. Hal ini berakibat akan mempengaruhi kondisi fisik dan mental
emosional misalnya mudah lelah, daya tahan tubuh menurun, dan rasa cemas.
Berdasarkan data - data di atas melatarbelakangi peneliti untuk melakukan
penelitian hubungan antara tingkat kecemasan dengan pola menstruasi pada
mahasiswi yang sedang menyusun tugas akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik
Angkatan 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
B.Perumusan Masalah
Adakah hubungan tingkat kecemasan dengan pola menstruasi pada
mahasiswi yang sedang menyusun tugas akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik
C.Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan pola menstruasi pada
mahasiswi yang sedang menyusun tugas akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik
Tahun Ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat kecemasan yang dialami mahasiswi yang sedang
menyusun tugas akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran
2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
b. Untuk mengetahui pola menstruasi mahasiswi yang sedang menyusun tugas
akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran 2013 - 2014 Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
D.Manfaat Penelitian
1. Bagi Mahasiswi D-IV Bidan Pendidik
Sebagai pengetahuan bagi mahasiswi yang mengerjakan tugas akhir agar
meningkatkan pengetahuan tentang pola menstruasi dan mengendalikan
kecemasan yang berlebihan saat mengerjakan tugas akhir.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Merupakan bahan bacaan dan masukan bagi institusi pendidikan dalam
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran dan menganalisa
mengenai tingkat kecemasan dan pola menstruasi sehingga dapat digunakan
sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya.
4. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti dalam penelitian terutama
metodologi penelitian tentang hubungan antara tingkat kecemasan dengan pola
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan
Kecemasan (ansietas / axienty) adalah gangguan alam perasaan (affective)
yang di tandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan
berkelanjutan,tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas (Reality Testing
Ability / RTA, masih baik), kepribadian masih tetap utuh atau tidak mengalami
keretakan kepribadian (Spilitting of Personality),prilaku dapat terganggu tetapi
masih dalam atas - batas normal (Hawari, 2011, hal. 19).
Kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan
merupakan hal yang normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan,
pengalaman baru atau yang belum pernah dilakukan serta dalam menemukan
identitas diri dan arti kehidupan. Kecemasan memiliki karakteristik berupa
munculnya perasaan takut dan kehati - hatian atau kewaspadaan yang tidak jelas
dan tidak menyenangkan. Kecemasan seringkali disertai dengan gejala fisik
seperti sakit kepala, jantung berdebar cepat, dada terasa sesak, sakit perut, atau
tidak tenang dan tidak dapat duduk diam. Gejala - gejala kecemasan yang muncul
dapat berbeda pada masing - masing orang (Widury, 2008, hal. 73 - 74).
2. Gejala Klinis Kecemasan
Keluhan - keluhan yang sering dikemukakan oleh orang yang mengalami
gangguan kecemasan antara lain yaitu cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan
pikirannya sendiri, mudah tersinggung, merasa tegang, tidak tenang, gelisah,
pola tidur, mimpi - mimpi yang menegangkan gangguan konsentrasi dan daya
ingat, keluhan - keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang,
pendengaran berdenging (tinitus), berdebar - debar, sesak nafas, gangguan
pencernaan dan sakit kepala (Hawari, 2011).
3. Tipe Kepribadian Pencemas
Cemas, khawatir, tidak tenang, ragu dan bimbang,memandang masa
depan dengan rasa was - was atau khawatir, Kurang percaya diri, gugup apabila
tampil di muka umum,Sering merasa tidak bersalah atau menyalahkan orang
lain,tidak mudah mengalah gerakan sering serba salah, tidak tenang bila duduk,
gelisah,seringkali mengeluh ini dan itu atau keluhan somatik, khawatir berlebihan
terhadap penyakit,mudah tersinggung, suka membesarkan - besarkan masalah
yang kecil,dalam mengambil keputusan sering di liputi rasa bimbang dan
ragu,kalau sedang emosi sering bertindak dengan histeris ( Hawari, 2011).
4. Tingkat Kecemasan
Menurut Stuart (2007) tingkat kecemasan dibagi menjadi :
a. Kecemasan ringan
Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari -
hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan
persepsinya. Kecemasan ringan dapat memotivikasi belajar dan menghasilkan
pertumbuhan dan kreatifitas. Manifestasi yang muncul pada tingkat ini adalah
kelelahan, kesadaran tinggi, mampu belajar, motivasi meningkat dan tingkah
b. Kecemasan Sedang
Kecemasan sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada masalah
yang selektif, namun dapat melakukan sesuatu terarah. Manifestasi yang terjadi
pada tingkat ini yaitu kelelahan meningkat, kecepatan denyut jantung dan
pernafasan meningkat, ketegangan otot meningkat, bicara cepat dengan volume
tinggi, lahan persepsi menyempit, mampu untuk belajar namun tidak optimal,
kemampuan konsentrasi menurun, mudah tersinggung, tidak sabar, mudah
lupa, marah dan menangis.
c. Kecemasan berat
Kecemasan berat sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang
dengan kecemasan berat dan cenderung untuk memusatkan pada suatu area
lain. Manifestasi yang muncul pada tingkat ini adalah mengeluh pusing, sakit
kepala, tidak dapat tidur (insomnia), sering kencing, diare, dan tidak mau
belajar secara efektif.
d. Kecemasan panik
Kecemasan panik berhubungan dengan terperangah, ketakutan, dan teror. Hal
terinci terpecah dari proporsinya. Karena mengalami kehilangan kendali,
individu yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun
dengan arahan. Panik mencakup diorganisasikan kepribadian dan
menimbulkan peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk
berhubungan dengan orang lain. Persepsi yang menyimpang, dan kehilangan
pemikiran rasional. Tingkat ini tidak sejalan dengan kehidupan, jika
berlangsung terus dalam waktu yang lama dapat terjadi kematian dan
5. Alat Ukur Kecemasan
Menurut Hawari (2011,hal. 79) Untuk mengetahui sejauh mana derajat
kecemasan seseorang apakah ringan,sedang,berat atau berat sekali orang
menggunakan alat ukur (instrumen) yang dikenal dengan nama Hamilton
Rating Scale For Anxiety. Masing - masing kelompok gejala diberi penilaian
angka (score) antar lain 0 - 4 yang artinya adalah :
Nilai 0 = tidak ada gejala
Nilai 1 = gejala ringan
Nilai 2 = gejala sedang
Nilai 3 = gejala berat
Nilai 4 = gejala berat sekali
Masing - masing nilai angka score dari 14 kelompok gejala tersebut di
jumlahkan dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat
kecemasan seseorang, yaitu Total nilai score :
kurang dari 14 = tidak ada kecemasan
14 – 20 = kecemasan ringan
21 – 27 = kecemasan sedang
28 – 41 = kecemasan berat
B. Pola Menstruasi 1. Pengertian
Menstruasi atau haid adalah proses keluarnya darah pada dinding rahim
(endometrium) yang terjadi secara rutin setiap bulannya yang keluar melalui
vagina. Menstruasi juga merupakan proses mempersiapkan tubuh wanita untuk
mengandung anak atau hamil. Panjang siklus haid adalah antara tanggal
mulainya haid yang lalu dan mulai haid berikutnya. Hari mulainya perdarahan
disebut hari pertama siklus, karena jam mulainya haid tidak diperhitungkan dan
tepatnya waktu keluar haid dari ostinum uteri eksternum tidak dapat diketahui,
maka panjang siklus mengandung kesalahan ± 1 hari (Pudiastuti, 2012, hal.38)
Pola menstruasi merupakan serangkaian proses menstruasi yang meliputi
siklus menstruasi dan lama perdarahan menstruasi. Siklus menstruasi merupakan
waktu sejak hari pertama menstruasi sampai datangnya menstruasi periode
berikutnya. Siklus menstruasi pada wanita normalnya 28 hari, tetapi variasinya
cukup luas. Rata - rata panjang siklus haid pada gadis usia 12 tahun adalah 25
hari, pada perempuan usia 43 tahun panjang siklus haidnya 27 hari dan pada
perempuan usia 55 tahun siklus haidnya adalah 51 hari. Panjang siklus haid yang
biasa pada manusia antara 21 - 35 hari, dan sekitar 97% perempuan yang
berovulasi siklus haidnya berkisar antar 18 - 42 hari. Jika siklusnya kurang atau
lebih 42 hari dan tidak teratur, biasanya siklusnya tidak berovulasi
(Wiknjosastro, 2005 ; Octaria, 2009) di dalam jurnal mulyanti 2012 di peroleh
pada tanggal 18 november 2013.
Lamanya haid biasanya antara 3 - 5 hari, ada yang 1 -2 hari diikuti darah
sedikit - sedikit kemudian, dan ada yang sampai 7 - 8 hari. Pada umunya lamanya
biasanya lama haid itu tetap. Jumlah darah yang keluar rata - rata 33,2 ± 16 cc.
Pada perempuan yang lebih tua biasanya darah yang keluar yang banyak
(Dasty, 2010).
2. Siklus Menstruasi
Menurut (Llewellyn, 2002, hal. 12-13) Stimulus berasal dari hipotalamus
dengan pelepasan gonadotrophic releasing hormone (GnRH) ke dalam pembuluh
darah portal hipofisis. GnRH yang di lepaskan secara berdenyut mencapai
kelenjar hipofisis. Di sini GnRH merangsang pertumbuhan dan maturasi
gonadotrof yang mensekresi FSH dan LH. FSH bekerja pada 10 - 20 folikel
primer dengan berkaitan sel granulosa teka yang mengelilinginya. Efek
meningginya jumlah FSH ialah sekresi cairan ke dalam rongga folikel. Salah satu
di antaranya tumbuh lebih cepat dari pada yang lain. Pada saat yang sama sel
granulosa teka yang mengelilingi folikel terpilih mensekresi lebih banyak
estradiol, yang memasuki sirkulasi darah.
Efek endokrinologik peningkatan kadar estradiol ini adalah menimbulkan
umpan balik negatif hipofisisnanterior dan hipotalamus. Akibatnya sekresi FSH
menurun sedangkan sekresi estradiol meningkat mencapai puncak. Kira - kira 24
jam kemudian terjadi lonjakan besar sekresi LH dan lonjakan sekresi FSH yang
lebih kecil. Umpan balik positif ini menyebabkan pelepasan satu ovum dari
folikel yang paling besar. Maka terjadilah ovulasi.
Folikel yang kolaps akibat pelepasan ovum berubah sifatnya. Sel
granulosa teka berproliferasi dan menjadi berwarna kuning (luteinized) dan di
sebut sel lutein - teka. Folikel korpus luteum menghasilkan progesteron mencapai
puncak datar (plateu) kira - kira empat hari setelah ovulasi, kemudian
implantasi ke dalam endometrium. Sel - sel trofoblastik embrio yang telah
tertanam segera menghasilkan human chorionic gonadotropin (HCG) yang
memelihara korpus luteum sehingga sekresi estradiol dan progesteron terus
berlanjut. Sebaliknya jika tidak terjadi kehamilan, sel lutein teka berdegenerasi
sehingga menghasilkan estradiol dan progesteron lebih sedikit. Ini mengurangi
umpan balik negatif pada gonadotropin yang disertai dengan meningkatnya
sekresi FSH. Penurunan kadar estradiol dan progesteron dalam sirkulasi darah
menyebabkan perubahan di dalam endometrium yang menyebabkan terjadinya
menstruasi.
Menurut Pudiastuti (2012, hal.43 - 46) Ada tiga masa utama siklus menstruasi
yaitu :
a. Masa menstruasi selama dua sampai delapan hari. Pada waktu itu
endometrium dilepas, sedangkan pengeluaran hormon - hormon ovarium
paling rendah. Pada fase ini endometrium terlepas dari dinding uterus dengan
disertai perdarahan dan lapisan yang masih utuh. Fase ini berlangsung selama
3 - 4 hari.
b. Masa proliferasi sampai hari keempat belas. Pada waktu itu endometrium
tumbuh kembali di sebut juga endometrium mengadakan proliferasi. Antara
hari kedua belas dan keempat belas terjadi pelepasan ovum dari ovarium yang
disebut ovulasi. Setelah luka sembuh akan terjadi penebalan pada
endometrium ± 3,5 mm. Fase ini berlangsung dari hari kelima sampai hari ke
Fase proliferasi di bagi menjadi 3 tahap yaitu :
1) Fase proliferasi dini, terjadi pada hari ke 4 sampai hari ke 7. Fase ini
dapat dikenali dari epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi
epitel. Pemukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel.
2) Fase proliferasi madya, terjadi pada hari ke 8 sampai hari ke 10. Fase ini
merupakan bentuk transisi dan dapat dikenali dari epitel permukaan yang
berbentuk torak yang tinggi.
3) Fase proliferasi akhir, berlangsung antara hari ke 11 sampai hari ke 14.
c. Masa sekresi. Saat itu korpus rubrum menjadi korpus luteum yang
mengeluarkan progesteron. Di bawah pengeruh progesteron ini kelenjar
endometrium yang tumbuh berlekuk - lekuk mulai bersekresi dengan
mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan lemak. Pada akhir masa
ini stroma endometrium berubah ke arah sel - sel desidua terutama yang
berada di seputar pembuluh - pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan
adanya nidasi.
Fase ini berlangsung dari hari ke 14 sampai ke 28. Fase ini endometrium
kira - kira tetap tebalnya tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang
berkelok - kelok dan mengeluarkan getah yang makin lama makin
nyata.bagian dalam sel endometrium terdapat glikogen dan kapur yang
diperlukan sebagai bahan makanan untuk telur yang dibuahi.
Fase sekresi dibagi 2 tahap yaitu :
1) Fase sekresi dini, pada fase ini endometrium lebih tipis dari fase
2) Fase sekresi lanjut, pada fase ini kelenjar dalam endometrium
berkembang dan menjadi lebih berkelok - kelok dan sekresi mulai
mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan lemak.
3. Gangguan Saat Menstruasi
Menurut Pudiastuti (2012) Apabila menstruasi terjadi pada saat yang
seharusnya, hal ini mungkin menunjukkan tanda kehamilan. Akan tetapi masa
menstruasi yang tidak teratur atau tidak mendapat menstruasi sering merupakan
keadaan yang wajar bagi banyak remaja yang baru saja mendapatkan menstruasi
dan bagi perempuan yang berusia di atas 40 tahun. Kecemasan dan gangguan
emosional dapat menyebabkan seorang wanita tidak mendapatkan menstruasi.
Gangguan pola menstruasi yang berhubungan dengan siklus menstruasi
digolongkan menjadi 3 macam yaitu Polimenorea merupakan siklus menstruasi
lebih pendek dari normal yaitu kurang dari 21 hari. Sedangkan jumlah
perdarahan relatif tetap. Polimenorea merupakan gangguan hormonal, dengan
umur korpus luteum memendek, sehingga siklus menstruasi pun menjadi lebih
pendek.
Oligomenorea yaitu menstruasi dengan siklus yang lebih panjang dari
normal yaitu lebih dari 35 hari. Pada kebanyakan kasus oligomenorea kesehatan
wanita tidak terganggu, dan fertilitas cukup baik. Siklus menstruasi biasanya
juga ovulator dengan masa proliferasi lebih panjang dari biasanya.
Amenorea yaitu Suatu keadaan tidak keluarnya darah haid sedikitnya 3
bulan berturut - turut. Amenorea primer apabila keadaan seorang perempuan
berusia 18 tahun atau lebih dan belum pernah haid. Adanya amenorea sekunder
Gangguan pola menstruasi berdasarkan lama perdarahan menstruasi
yaitu hipomenorea adalah perdarahan yang lebih pendek serta kurang dari
biasanya. Hipomenorea tidak menggagu fertilitas. Siklus menstruasi tetap, tetapi
lama perdarahan memendek kurang dari 3 hari. Hipomenorea dapat disebabkan
kesuburan endometrium kurang karena keadaan gizi penderita yang rendah,
penyakit menahun, dan gangguan hormonal dan hipermenorea adalah
perdarahan haid yang lebih banyak dari normal, atau lebih lama dari normal
(lebih dari 8 hari). Terjadinya hipermenorea berkaitan dengan kelainan pada
rahim yaitu mioma uteri, polip endometrium dan gangguan pelepasan
endometrium.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Menstruasi
Menurut Pieter (2010) ada beberapa hal faktor - faktor yang mempengaruhi
menstruasi dan perubahan - perubahan psikologis pada saat menstruasi :
a. Faktor Perkembangan Hormonal
Perkembangan hormonal adalah estrogen dan hormon progesteron.
Hormon estrogen adalah hormon yang berfungsi merangsang
pertumbuhan rahim, payudara, puting susu, dan lapisan vagina yang
semuanya memperlancarkan kehamilan dan persalinan. Adapun hormon
progesteron adalah hormon yang berfungsi dalam menyiapkan dinding
rahim, membuat lingkungan rahim nyaman, dan memproduksi air susu
ibu.
b. Faktor Perkembangan Kelenjar
Dalam hal ini efek perkembangan kelenjar pituitary dn gonad. Dampang
kelenjar pituitary yaitu mengeluarkan hormon pertumbuhan dan hormon
besarnya ukuran individu. Pengaruh hormon gonadotropik adalah untuk
merangsang gonad agar mampu meningkatkan aktivitas. Adapun dampak
gonad adalah memicu ciri - ciri seks primer dan sekunder lebih matang.
c. Faktor Enzim
Faktor enzim adalah enzim hidrolitik yang terdapat pada endometrium.
Fungsi enzim hidrolitik ialah merusak sel - sel dan mensitesis protein
dalam proses metabolisme. Kondisi inilah yang menyebabkan terjadinya
regresi endometrium dan pendarah.
d. Faktor Vascular
Mulai dari fase proliferasi pembentukan sistem vaskularisasi dalam
lapisan fungsional endometrium, maka pertumbuhan endometrium ikut
serta bersama arteri dan vena. Dengan regresi endometrium ikut
menyebabkan timbulnya stagnasi pada vena dan saluran yang
menghubungkannya dengan arteri. Akhir dari proses adalah nekrosis dan
perdarahan.
e. Faktor Prostaglandin
Endometrium yang mengandung prostaglandin E2 dan F2 dengan
desintegrasi endometrium menyebakan pelepasan prostaglandin.
Pelepasan prostaglandin lebih dikenal dengan myom. Myom
menyebabkan terjadinya perdarahan pada waktu haid. Pada awal
menstruasi rasa nyeri haid sering dirasakan wanita. Hal ini diakibat
prostaglandin yaitu suatu zat yang menyebabkan otot – otot rahim
mengalami kontraksi. Pada sebagian wanita, rasa nyeri haid dirasakan
Namun ada pula pada sebagian orang tidak mengalami keadaan yang
begitu menyakitkan.
f. Faktor Psikologis
Perubahan emosional menyebabkan terganggunya pengendalian neoro
hormonal pada glandula piruitaria anterior oleh hipotalamus, sehingga
stimulasi terhadap gonadotropin juga akan terganggu (Veralls, 2003, di
dalam Rizka Himawan, 2011 diperoleh pada tanggal 31 januari 2014).
5. Perubahan - Perubahan Psikologis pada Menstruasi
Menurut Pieter (2010) ada beberapa perubahan - perubahan psikologis
pada saat menstruasi yaitu :
a. Anoreksia Nervosa
Anoreksi berarti hilangnya nafsu makan (rasa lapar) yang bersifat patologis.
Sedangkan anoreksia nervosa adalah hilangnya nafsu makan (rasa lapar) yang
disebabkan oleh faktor penyimpangan emosional. Keadaan ini menjadi serius
bila tidak ditangani, karena bis menyebabkan kematian akibat kelaparan.
Gejala - gejala anoreksia nervosa ini adalah hilangnya nafsu makan, pura -
pura tidak mau makan, tidak mau makan sama sekali, kehilangan berat badan
dan kelelahan. Komplikasinya adalah kerusakan organ tubuh, gangguan
menstruasi, tiroid, gagal ginjal dan kematian.
b. Bulimia
Bulimia merupakan salah satu kelainan emosional yang ditandai pola makan
yang berlebihan dan berbahaya. Keadaan ini sering terjadi pada remaja atau
orang dewasa. Gejala – gejala bulimia adalah yaitu rasa kekhawatiran yang
luar biasa terhadap berat badan, sehingga siklus makannya tidak terkontrol
lagi dalam siklus yang tak terkontrol juga. Efek sampingnya yaitu sakit
tenggorokan, asam lambung, luka anus, pembengkakan pada kelenjar ludah
dan dehidrasi.
c. Cemas
Cemas merupakan hal normal dan wajar ketika menghadapi sesuatu tekanan.
Namun rasa cemas menjadi tak wajar apabila cemas terhadap hal – hal
sebenarnya bukan objek perhatian khusus, ketidakmampuan untuk
menyelesaikan masalah dan selalu menganggap masalahnya tidak alistis.
Cemas yang lama bisa menyebabkan gangguan fisik dab psikologis.
d. Depresi
Depresi merupakan salah satu bagian gangguan emosi yang sering terjadi
pada wanita. Depresi ditandai dengan adanya perasaan sedih yang
berkepanjangan, kehilangan fokus perhatian, tidak mampu dalam kensentrasi,
ingin bunuh diri, sulit tidur, cemas, nafsu makan berkurang, berat badan
menurun, merasa lelah dan kesepian, tidak berharga, rasa bersalah, tidak mau
bicara dengan orang lain dan menutup diri.
e. Stres
Stres merupakan keadaan yang membuat tubuh untuk memproduksi hormon
adrenalin yang berfungsi mempertahankan diri. Stres adalah keadaan
tertekan. Namun stress ringan dapat berfungsi mendorong orang berfikir dan
berusa lebih cepat sehingga bisa menjawab tantangan hidup sehari - hari.
Stres ringan bisa memberikan gairah dalam kehidupan yang membosankan
atau rutinitas. Namun apabila stresnya dalam kategori berat dapat
f. Ketidakmatangan Emosi
Ketidakmatangan emosi ini sering kali dipengaruhi oleh faktor hormonal dan
situasional miasalnya saat datang haid, dimana wanita cenderung menjadi
pemarah, mudah tersinggung, atau cepat merasa lelah.
g. Ambivalen dan Insomnia
Kondisi ambivalen sering terjadi pada wanita, di mana dia selalu kesulitan
untuk mengambil satu sikap atau setiap perubahan yang terjadi pada dirinya.
Sikap ambivalen ini juga berhubungan dengan perubahan hormon. Adapun
pada insomnia adalah kesulitan memejamkan mata, kesulitan tidur, dan selalu
terjaga malam hari dan sering dialami wanita hamil dan menoupose.
C. Tugas Akhir 1. Pengertian
Tugas akhir adalah suatu karya tulis ilmiah yang harus diselesaikan oleh
setiap mahasiswa sebagai penugasan akhir sebelum menyelesaikan pendidikan di
Program D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra
Utara. Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar
Sarjana Sains Terapan (SST). Karya tulis ini bertujuan untuk memahami suatu
fenomena dalam asuhan kebidanan sehingga karya tulis ilmiah yang di susun
mencerminkan penguasaan penulis tentang substansi dan metode penelitian.
Pemahaman fenomena ini penting untuk membekali mahasiswa dalam mengatasi
masalah kebidanan yang ada di masyarakat. Fenomena ini dapat diteliti dengan
D. Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Pola Menstruasi pada Mahasiswi yang Sedang Menyusun Tugas Akhir.
Kecemasan merupakan keadaan dimana seseorang mengalami perasaan
gelisah dan aktivitas sistem saraf otonom dalam berespon terhadap ancaman
yang tidak jelas dan tidak spesifik. Sehingga kecemasan tidak pernah terlepas
dari kehidupan setiap mahasiswa. Banyak hal yang dapat menjadi sumber
kecemasan bagi mahsiswa, sumber kecemasan mahasiswa tersebut antara lain
Pembuatan bermacam tugas, laporan, dan makalah harus dikerjakan mahasiswa
serta ujian sebagai evaluasi dilakukan secara ruti. Salah satu sumber kecemasan
bagi mahasiswa tingkat akhir adalah kewajiban menyusun tugas akhir
(Carpenito, 2000; Zulkarnain, 2009) di dalam jurnal Rustiana, 2009 di peroleh
tanggal 16 November 2013.
Gejala kecemasan sangat mempengaruhi pola menstruasi pada wanita,
karena pesan sepanjang saraf di dalam otak, tulang belakang dan seluruh tubuh
(Saryono, 2008).
Gangguan emosional sebagai rangsangan melalui system saraf diteruskan
ke susunan saraf pusat yaitu bagian otak yang disebut limbic system melalui
tranmisi saraf, selanjutnya melalui saraf autonomy (simpatis atau parasimpatis)
akan diteruskan ke kelenjar-kelenjar hormonal (endokrin) hingga mengeluarkan
secret (cairan) neurohormonal menuju hipofisis melalui system prontal guna
mengeluarkan gonadotropin dalam bentuk FSH (Follikel Stimulazing hormone)
dan LH (Leutinizing Hormone). Produksi kedua hormon ini adalah dibawah
pengaruh RH (Realizing Hormone) yang disalurkan dari hipotalamus ke
hipofisis. Pengeluaran Rh sangat dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik
psikologik hingga selanjutnya mempengaruhi terjadinya proses menstruasi atau
haid (Prawirohardjo, 2008).
Gangguan pada pola menstruasi ini melibatkan mekanisme regulasi
intergratif yang mempengaruhi proses biokimia dan seluler seluruh tubuh
termasuk otak dan psikologis.pengaruh otak dalam reaksi hormonal terjadi
melalui jalur hipotalamus-hipofisi-ovarium yang meliputi multiefek dan
mekanisme kontrol umpan balik. Pada keadaan stres terjadi aktivasi pada sistem
limbik. Sistem ini akan menstimulasi pelepasan hormon dari hipotalamus yaitu
corticotropic releasing hormone (CRH). Hormon ini secra langsung akan
menghambat sekresi GnRH hipotalamus dari tempat produksinya di nukleus
arkuata. Proses ini kemungkinan terjadi melalui penambahan sekresi opionid
endogen. Peningkatan CRH akan menstimulasi pelepasan endorfin dan
adrenocorticotropic hormone (ACTH) ke dalam darah. Endorfin sendiri
diketahui merupakan endogen yang peranannya terbukti dapat mengurangi rasa
nyeri. Peningkatan kadar ACTH akan menyebabkan peningkatan pada kadar
kortisol darah. Pada wanita dengan gejala amenore hipotalamik menunjukkan
keadaan hiperkortisolisme yang disebabkan adanya peningkatan CRH dan
ACTH. Hormon - hormon tersebur secara langsung dan tidak langsung
menyebabkan penurunan kadar GnRH, di mana melalui jalan ini maka stres dan
rasa cemas menyebabkan gangguan siklus menstruasi. Dari tadinya siklus
menstruasinya normal menjadi oligomenorea, polimenorea atau amenorea.
Gejala klinis yang timbul ini tergantung pada derajat penekanan pada GnRH.
Gejala - gejala ini umumnya bersifat sementara dan biasanya akan kembali
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu
terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin di teliti (Setiadi, 2007,
hal. 117).
Dalam penelitian ini konsep - konsep yang ingin diamati adalah : tingkat
kecemasan dengan pola menstruasi.
Variabel independen Variabel dependen
Skema 3.1 : Kerangka Konsep
B.Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara dari pertanyaan
penelitian, sampai terbukti dari melalui data yang terkumpul (Notoatmodjo,2010,
hal. 84).
“Ada hubungan tingkat kecemasan dengan pola menstruasi pada mahasiswi
yang sedang menyusun tugas akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran
Tingkat Kecemasan Pola Menstruasi
C. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No
Kuesioner Hamilton
Rating
Scale for
Anxienty
< 14 = Tidak ada gejala
14-20 = kecemasan ringan
21-27 = kecemasan sedang
BAB IV
METODE PENELITIAN
A.Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain analitik korelasi dengan pendekatan
cross sectional untuk mempelajari hubungan antara tingkat kecemasan dengan pola
menstruasi. Penelitian cross sectional merupakan rancangan penelitian dengan
melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan (sekali waktu) antara
faktor resiko dengan penyakit (Hidayat,2011, hal. 56).
B.Populasi, Sampel dan Teknik Sampel 1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Hidayat, 2011, hal.
68).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswi di Jurusan D-IV
Bidan Pendidik tahun ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara yaitu sebanyak 158 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang di teliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo,2011, hal. 177).
Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah mengumpulkan
perhitungan, Setelah sampel ditetapkan maka peneliti memberikan pertanyaan
kepada responden dan juga yang termasuk dalam kriteria sampel.
Menurut Setiadi (2007, hal. 179) untuk besarnya sampel menggunakan rumus
sebagai berikut :
n
Keterangan:
n = besar sampel
N = besar populasi
d = tingkat penyimpangan (0,05)
Dari rumus di atas dapat kita lihat jumlah sampel yang akan dijadikan
responden pada penelitian ini, yaitu :
5 , 55
5
5 , 5
5 , 5
5 , 5
n = 113 orang
3.Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan suatu proses seleksi sampel yang di gunakan
dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili
keseluruhan populasi yang ada ( Hidayat, 2007, hal. 91).
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel
dengan pertimbangan yang di buat oleh peniliti sendiri, berdasarkan ciri atau
sifat - sifat populasi yang sudah di ketahui sebelumnya. Sampel yang di pilih telah
memenuhi kriteria inklusi yaitu mahasiswa yang mengalami gangguan pola
menstruasi selama menyusun tugas akhir.
a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi merupakan kriteria di mana subjek penelitian dapat mewakili
sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel. Pertimbangan
ilmiah harus menjadi pedoman dalam menentukan kriteria inklusi
(Hidayat, 2011, hal. 68).
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah
1) Mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran 2013 - 2014
2) Siklus menstruasi rata - rata tiap bulan normal (21 - 35 hari) sebelum
menyusun tugas akhir yaitu pada bulan November.
3) Tidak memiliki riwayat menstruasi normal
b. Kriteria Ekslusi
Kriteria ekslusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subyek yang
memenuhi kriteria inklusi dan studi karena berbagai penyebab
1) Hamil
2) Tidak masuk ketika dilakukan penelitian.
3) Menolak menjadi responden.
C.Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran
2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dengan pertimbangan
bahwa terdapat sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan belum pernah ada
yang melakukan penelitian tentang hubungan tingkat kecemasan dengan pola
menstruasi.
D.Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada Bulan Februari 2014 mulai dari
pengambilan data sampai penyusunan hasil Bulan Juni 2014
E.Etika Penelitian
Penelitian ini dilakukan setelah penelitian mendapat persetujuan dari institusi
pendidikan yaitu Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang
berkaitan dengan permasalahan etika, yaitu :
1. Informed consent
Memberikan penjelasan kepada calon responden tentang tujuan dan prosedur
pelaksanaan penelitian dan dipersilahkan untuk menandatangani informed
tidak menuliskan nama responden pada penelitian. Data-data yang diperoleh
juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian
2. Anonimity (tanpa nama)
Masalah etika kebidanan merupakan masalah yang memberikan jaminan
dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau
mencantumkn nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan
kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan di
sajikan.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah - masalah
lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaanya
oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil
riset.
F. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peneliti. Setelah proposal
penelitian mendapat persetujuan dari pembimbing, peneliti mengajukan
permohonan surat izin penelitian kepada dekan keperawatan universitas sumatera
utara. Mendapatkan surat izin penelitian pada tanggal 25 Februari 2014 dari
bagian umum program studi keperawatan universitas sumatera utara untuk
mengadakan penelitian. Setelah mendapat izin maka peneliti melaksanakan
pengumpulan data dan menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian. Dalam
penelitian ini jaminan kerahasiaan reponden diberikan dan tidak membawa
meminta kesediaan responden dengan menandatangani informed concent.
Menyebarkan kuosioner kepada responden dan menjelaskan cara mengisi
kousioner. Setelah selesai kuosioner dikumpulkan kembali kemudian peneliti
mengecek kembali kelengkapan kousioner yang telah diisi oleh responden dan
akan melengkapi kekurangan dengan memberikan penjelasan kembali pada
responden yang belum jelas dan di pandu oleh peneliti sendiri.
G.Instrumen Pengumpulan Data 1. Tingkat Kecemasan
Alat pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur tingkat
kecemasan dalam penelitian ini adalah data primer dan berupa skala yang
diberikan kepada responden. Menurut Hawari (2008), Dengan menggunakan
kuesioner Hamilton Rating Scale for Anxienty alat ukur ini terdiri dari 14
kelompok gejala yang masing-masing kelompok dirinci lagi dengan gejala
yang lebih spesifik. Dalam setiap kelompok gejala diberi skor sesuai dengan
tabel berikut :
Skor semua kelompok gejala kemudian dijumlahkan, dari hasil
penjumlahan dapat diketahui derajat kecemasan seseorang yaitu :
Nilai < 14 : Tidak ada kecemasan
Nilai 14-20 : Kecemasan ringan
Nilai 21-27 : Kecemasan sedang
Nilai 28-41 : Kecemasan berat
2. Pola Menstruasi
Alat pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur pola menstruasi
mahasiswi yang sedang menyusun tugas akhir yaitu menggunakan kuesioner.
Responden hanya menjawab pernyataan yang sesuai dengan yang di alaminya
dengan cara memberikan tanda ceklis pada kuesioner. Adapun jumlah
kuesioner ini adalah 8 pertanyaan. Jika responden menjawab “ya” maka di
beri nilai 1 dan jika responden menjawab “tidak” maka diberi niai 0.
Untuk menentukan nilai digunakan rumus sebagai berikut:
a. Menentukan nilai terbesar dan terkecil
Nilai terbesar : 8
Nilai terkecil : 0
b. Menentukan nilai rentang (R)
Rentang = Nilai terbesar- nilai terkecil
= 8 – 0
= 8
c. Menentukan nilai panjang kelas (i)
Panjang Kelas (i) =
=
= 4
d. Menentukan Kategori pengetahuan berdasarkan perolehan nilai
Teratur = Jika responden mendapatkan skor 4-8
H.Uji Validitas dan Reabilitas 1. Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar -
benar mengukur apa yang di ukur (Notoatmodjo,2010,hal. 164). Rentang
koefisien antara 0,00 sampai 1,00 dengan nilai yang lebih tinggi
menunjukkan kriteria ke validitan yang lebih besar. Uji validitas dilakukan
secara conten validity yang di uji oleh ahlinya kepada Dr.dr.Sarma N
Lumbanraja, SpOG (K) dengan hasil conten validity 0,7625 hasil ini lebih
besar dari 0,7. Sehingga instrumen yang digunakan tersebut dinyatakan valid
dan mampu mengukur variabel yang akan di ukur.
2. Uji Reabilitas
Uji reabilitas (kehandalan) dilakukan untuk melihat alat dapat dipercaya atau
dapat diandalkan untuk digunakan sebagai alat ukur (Arikunto, 2006). Uji
reabilitas dilakukan kepada 10 orang mahasiswi yang sesuai dengan kriteria
responden. Uji reabilitas dalam penelitian ini mengukur tingkat kestabilan
atau konsistensitas jawaban yang di berikan responden atas pertanyaan dari
kuesioner. Untuk menguji reabilitas instrumen peneliti menggunakan Alpha
Chronbach dengan bantuan computer SPSS for windows. Berdasarkan hasil
pengolahan data dengan metode Alpha Chronbach diperoleh nilai koefisien
alpha sebesar -0,219 hasil ini lebih kecil dari 0,7. Sehingga kuesioner
penelitian dinyatakan tidak realiabel dikarenakan koesioner untuk pola
menstruasi hanya berjumlah 8 soal dan selanjutnya tidak dapat dipergunakan
I. Prosedur Pengolahan Data
Setelah data terkumpul dari kuisioner, maka dilakukan pengolahan data yang
melalui beberapa tahap sebagai berikut.
1. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap
pengumpulan data atau setelah data terkumpul.
2. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data
yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila
pengolahan dan analisis data menggunakan komputer. Biasanya dalam
pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code
book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari
suatu variabel.
3. Data Entry
Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke
dalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi
frekuensi sederhana atau dengan membuat tabel kontigensi.
4. Tabulasi
Tabulasi yaitu membuat tabel - tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian
J. Analisa Data
Analisis data dilkukan dengan menggunakan soft ware Statisical Program
Social Science (SSPS) 19 for windows, dan langkah - langkah analisis data yang
akan dilakukan adalah sebagai berikut
1. Analisis Univariat
Analisis univariat yaitu menganalisis tiap tiap variabel penelitian yang
ada secara deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi. Variabel yang
dianalisis secara univariat dalam penelitian ini adalah karakteristik responden,
variabel tingkat kecemasan untuk mengetahui tingkat kecemasan mahasiswi
yang sedang menyusun tugas akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun
Ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Dan
variabel pola menstruasi mahasisiwi yang sedang manyusun tugas akhir di
Jurusan D-IV bidan Pendidik Tahun Ajaran 2013 - 2014 Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
2. Analisis Bivariat
Statistik Bivariat adalah suatu prosedur yang digunakan untuk
menerangkan keeratan hubungan antara dua variabel (Arikunto, 2006, hal.
271).Pengujian data dilakukan dengan menggunakan uji statistik chi-square
(x2), dengan nilai kemaknaan (α = 0,05). Apabila nilai x2 hitung > x2 tabel
atau nilai probabilitas (p) < 0,05, maka Ho ditolak, yaitu ada hubungan
antara variabel bebas dan terikat. Apabila nilai x2 hitung < x2 tabel atau nilai
probabilitas (p) > 0,05, maka Ho diterima yaitu tidak ada hubungan tingkat
kecemasan dengan pola menstruasi pada mahasiswi yang sedang menyusun
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Pola Menstruasi
pada Mahasiswi yang sedang Menyusun Tugas Akhir di Jurusan D-IV Bidan
Pendidik Tahun Ajaran 2013-2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara terdapat 113 responden dan dapat dilihat dari hasil penelitian di bawah ini.
1. Analisis Univariat
Analisis univariat yaitu menganalisis tiap - tiap variabel penelitian yang ada
secara deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi. Variabel yang dianalisis
secara univariat dalam penelitian ini adalah karakteristik responden berdasarkan usia,
variabel tingkat kecemasan untuk mengetahui tingkat kecemasan mahasiswi yang
sedang menyusun tugas akhir. Dan variabel pola menstruasi mahasisiwi yang sedang
menyusun tugas akhir di Jurusan D-IV bidan Pendidik Tahun Ajaran 2013 - 2014
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Mahasiswi yang Sedang Menyusun Tugas Akhir Berdasarkan Usiadi Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun
Ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Usia (tahun) Frekuensi Persentase (%)
< 21 tahun 35 31,0 %
22 - 23 tahun 70 61,9 %
>24 tahun 8 7,1 %
Berdasarkan tabel 5.1 hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 113 orang mahasiswi
yang menjadi responden di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran 2013 - 2014
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara didapatkan karakteristik
responden berdasarkan usia 22 - 23 tahun sebanyak 70 orang (61,9%), responden
berusia < 21 tahun sebanyak 35 orang (31,0%) dan responden yang berusia > 24
tahun sebanyak 8 orang (7,1%).
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Mahasiswi yang Sedang Menyusun Tugas Akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran
2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Tingkat Kecemasan Frekuensi Persentase (%)
Tidak ada kecemasan 68 60,2 %
Kecemasan ringan 32 28,3 %
Keceemasan sedang 9 8,0 %
Kecemasan berat 4 3,5 %
Total 113 100
Berdasarkan tabel 5.2 hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 113 orang mahasiswi
yang menjadi responden, 68 orang (60,2%) mahasiswi mengalami tidak ada
kecemasan, 32 orang (28,3%) mahasiswi mengalami kecemasan ringan, 9 orang
(8,0%) mahasiswi mengalami kecemasan sedang dan 4 orang(3,5%) mahasiswi
mengalami kecemasan berat.
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Pola Menstruasi Mahasiswi yang Sedang Menyusun Tugas Akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran
2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Pola Menstruasi Frekuensi Persentase (%)
Teratur 76 67,3 %
Tidak teratur 37 32,7 %
Berdasarkan tabel 5.3 hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 113 orang mahasiswi
yang menjadi responden, 76 orang (67,3%) mengalami pola menstruasi teratur dan
37 orang (32,7%) mengalami pola menstruasi tidak teratur.
2. Analisis Bivariat
Analisis data yang digunakan adalah chi - square yaitu digunakan untuk
mencari ada atau tidak hubungan antara tingkat kecemasan dengan pola menstruasi
pada mahasiswi yang sedang menyusun tugas akhir di jurusan D-IV Bidan Pendidik
Tahun Ajaran 2013-2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
a. Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Pola Menstruasi pada Mahasiswi yang Sedang Menyusun Tugas Akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Pada awalnya data yang diperoleh berbentuk tabel 4 x 2, namun karena tidak
memenuhi syarat uji chi-square yaitu masih ada sel yang mempunyai nilai
expected kurang dari lima. Maka dilakukan penggabungan sel untuk kembali di
uji dengan uji chi-square. Peneliti memutuskan untuk menggabung kelompok
tingkat kecemasan sedang sebanyak 9 orang dengan kelompok tingkat
kecemasan berat sebanyak 4 orang karena jumlah subjek yang termasuk kelompok
tingkat kecemasan berat sangat sedikit. Dengan begitu di dapatkan data tabel 3 x 2
lalu diuji kembali dengan uji chi-square. Data tersebut layak di uji dengan uji
Tabel 5.4
Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Pola Menstruasi pada Mahasiswi yang Sedang Menyusun Tugas Akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik
Tahun Ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Teratur Tidak Teratur
f % f % F %
Berdasarkan tabel 5.4 hasil penelitian menunjukkan bahwa 113 orang mahasiswi
yang menjadi responden sebanyak 68 mahasiswi yang mengalami tidak ada
kecemasan, 52 orang (77,6%) mengalami pola menstruasi teratur, 16 orang (23,5%)
mengalami pola menstruasi tidak teratur. Sebanyak 32 orang mahasiswi yang
mengalami kecemasan ringan, 19 orang (59,4%) mengalami pola menstruasi teratur,
13 orang (40,6%) mengalami pola menstruasi tidak teratur. Sebanyak 13 orang
mahasiswi yang mengalami kecemasan sedang dan berat, 5 orang (38,5%)
mengalami pola menstruasi teratur, 8 orang (61,5%) mengalami pola menstruasi
tidak teratur
Hasil analisa Chi-Square pada tabel kontigensi 3x2 dengan derajat kebebasan
(df) = 2 dan tingkat signifikan (ɑ) sebesar 0,05 didapatkan nilai Chi-Square hitung
Pada analisa Chi-Square Ho ditolak jika Chi-Square hitung > Chi-Square
tabel, atau p-value (signifikansi) < ɑ. Berdasarkan hasil perhitungan yang di peroleh
Chi-Square hitung (8,419) > Chi-Square tabel (5,991) dan p-value (0,015) < ɑ
(0,05). Dari pernyataan di atas bisa di ambil kesimpulan bahwa hubungan antara
tingkat kecemasan dengan pola menstruasi pada mahasiswi yang sedang menyusun
tugas akhir di jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran 2013-2014 Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara
B. Pembahasan
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia dan tahap perkembangan sangat mempengaruhi kecemasan. Data hasil
penelitian menyebutkan bahwa mayoritas reponden berumur 22 - 23 tahun.
Persentase usia responden yaitu 22 - 23 tahun sebanyak 70 orang (61,9%),
responden berusia < 21 tahun sebanyak 35 orang (31,0%) dan responden yang
berusia > 24 tahun sebanyak 8 orang (7,1%). Dari data tersebut dapat di lakukan
analisis bahwa dalam rentang umur dewasa awal yang menurut teori psikososial
Erikson adalah usia 20 - 30 tahun, kemampuan mahasiswa dalam merespon
kecemasan cenderung lebih baik bila dibandingkan dengan mahasiswa yang berusia
di bawah 20 tahun. Hal ini dikarenakan semakin bertambahnya usia maka
pengetahuan dan pengalaman akan bertambah. Pengalaman dan pengetahuan
mahasiswi D-IV Bidan Pendidik pada masa lalu seperti sudah pernah menyusun
karya tulis ilmiah semasa mahasiswi kuliah di akademi kebidanan sehingga membuat
mahasiswi mudah beradaptasi dengan stressor cemas yang baru. Selain itu ,
perkembangan tingkat emosi mahasiswa dewasa awal juga lebih baik sehingga
yang muncul. Hal ini sesuai dengan Stuart (2009) yang mengatakan bahwa usia
mempengaruhi psikologi seseorang, semakin tinggi usia semakin baik tingkat
kematangan emosi seseorang serta kemampuan dalam menghadapi berbagai
persoalan.
2. Tingkat Kecemasan Mahasiswi dalam Menyusun Tugas Akhir
Dari hasil penelitian dan analisa data yang telah dilakukan, didapatkan hasil
bahwa 68 orang (60,2%) mahasiswi mengalami tidak ada kecemasan sebanyak 32
orang (28,3%) mahasiswi mengalami kecemasan ringan, Sebanyak 13 orang
mahasiswi yang mengalami kecemasan sedang dan berat, 5 orang (38,5%)
mengalami pola menstruasi teratur, 8 orang (61,5%) mengalami pola menstruasi
tidak teratur. Karakteristik responden berdasarkan kecemasan mahasiswi D-IV Bidan
Pendidik banyak mengalami tidak ada kecemasan.
Kecemasan merupakan suatu kondisi yang dapat dialami oleh setiap orang
dalam kehidupan sehari - hari. Biasanya kondisi cemas ketika kita mengalami atau
menghadapi sesuatu yang datang tiba - tiba misalnya menghadapi ujian, pindah
tempat pekerjaan atau menghadapi perubahan suasana lainnya (Elvira, 2008, hal.1).
Menurut Mujiyah (2009) diperoleh kendala - kendala yang biasa dihadapi
mahasiswi dalam menulis tugas akhir sehingga bisa menimbulkan kecemasan antara
lain kendala internal yang meliputi malas, motivasi, dan takut bertemu dosen
pembimbing. Kendala eksternal meliputi dosen pembimbing skripsi, literatur,
terbatasnya dana dan metodologi penelitian. Jika terjadi kecemasan sangat besar
justru akan mengganggu, misalnya kecemasan yang berlebihan saat akan ujian
skripsi atau tugas akhir justru membuat seseorang mahasiswi mengalami gangguan
Mahasiswi D-IV Bidan Pendidik dapat mengatasi permasalahan yang
biasanya di hadapi mahasiswi dalam proses penulisan tugas akhir di antaranya
kesulitan mencari literatur,dana yang terbatas,tidak terbiasa menulis dalam arti
menulis karya ilmiah, kurang terbiasa dengan sistem kerja terjadwal dengan
pengaturan waktu sedemikian ketat dan masalah dengan dosen pembimbing karya
tulis ilmiah (Darmono dan Hasan,2008).
Menurut asumsi peneliti dengan aktivitas padat yang banyak menyita
waktu, tenaga dan biaya serta permasalahan yang sering dihadapinya. Walaupun
secara emosional terganggu seperti mudah lelah,daya tahan tubuh menurun, daya
konsentrasi dan daya ingat menurun serta menjadi pemarah,pemurung dan merasa
cemas tetapi mahasiswi mampu mengatasi permasalahan yang kemungkinan terjadi
pada dirinya. Hal ini di karenakan adanya beberapa hal yang mendukung diantaranya
tingkat strategi koping yang baik, dukungan sosial atau dukungan antar teman yang
kuat, rajin konsultasi dengan dosen pembimbing, adanya motivasi yang kuat dari
dosen - dosen D-IV Bidan Pendidik dan kondisi individu seperti umur dan tingkat
berfikir yang lebih dewasa akan membuat mahasiswi dapat menentukan langkah
dalam menghadapi setiap masalah termasuk dalam menghadapi tugas akhir karya
tulis ilmiah.
3. Pola Menstruasi pada Mahasisiwi yang Sedang Menyusun Tugas Akhir
Dari hasil penelitian dan analisa data yang telah dilakukan, didapatkan
hasil bahwa 76 orang (67,3%) mengalami pola menstruasi teratur dan 37 orang
(32,7%) mengalami pola menstruasi tidak teratur. Karakteristik responden
berdasarkan pola menstruasi mahasiswi D-IV Bidan Pendidik banyak mengalami
Dalam pengaruhnya terhadap pola menstruasi, cemas melibatkan sistem
neuroendokrinologi sebagai sistem yang besar perannya dalam reproduksi wanita.
Gangguan pada pola menstruasi ini melibatkan mekanisme regulasi intergratif yang
mempengaruhi proses biokimia dan seluler seluruh tubuh termasuk otak dan
psikologis.pengaruh otak dalam reaksi hormonal terjadi melalui jalur
hipotalamus-hipofisi-ovarium yang meliputi multiefek dan mekanisme kontrol umpan balik. Pada
keadaan stres terjadi aktivasi pada sistem limbik. Sistem ini akan menstimulasi
pelepasan hormon dari hipotalamus yaitu corticotropic releasing hormone (CRH).
Peningkatan CRH akan menstimulasi pelepasan endorfin dan adrenocorticotropic
hormone (ACTH) ke dalam darah. Endorfin sendiri diketahui merupakan endogen
yang peranannya terbukti dapat mengurangi rasa nyeri. Peningkatan kadar ACTH
akan menyebabkan peningkatan pada kadar kortisol darah. Hormon - hormon
tersebur secara langsung dan tidak langsung menyebabkan penurunan kadar GnRH,
di mana melalui jalan ini maka stres dan rasa cemas menyebabkan gangguan siklus
menstruasi.Gejala klinis yang timbul ini tergantung pada derajat penekanan pada
GnRH. Gejala - gejala ini umumnya bersifat sementara dan biasanya akan kembali
normal apabila cemas bisa diatasi. (http://digilib.ac.id:2009).
Menurut asumsi peneliti yang menyebabkan pola mentruasi mahasiswi
teratur di sebabkan oleh seimbangnya hormone FSH (Folikel Stimulazing Hormone)