• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Pola Menstruasi Pada Mahasiswi yang Sedang Menyusun Tugas Akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Pola Menstruasi Pada Mahasiswi yang Sedang Menyusun Tugas Akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

DI JURUSAN D-IV BIDAN PENDIDIK TAHUN AJARAN 2013 - 2014 FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

NAZMUL HAYATI 135102010

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)

Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Pola Menstruasi Pada Mahasiswi Yang Sedang Menyusun Tugas Akhir Di Jurusan D-IV Bidan Pendidik

Tahun Ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

ABSTRAK

Nazmul Hayati

Latar belakang : Pola menstruasi merupakan serangkaian proses menstruasi berdasarkan siklus menstruasi dan lama perdarahan menstruasi. Gangguan pada siklus menstruasi dipengaruhi oleh gangguan pada fungsi hormon, kelainan sistemik, cemas, kelenjar gondok, dan hormon prolaktin yang berlebihan. Gejala kecemasan sangat mempengaruhi pola menstruasi pada wanita, karena pesan sepanjang saraf di dalam otak, tulang belakang dan seluruh tubuh.

Tujuan penelitian: Untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan pola menstruasi pada mahasiswi yang sedang menyusun tugas akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Metodelogi : Penelitian ini menggunakan desain penelitian bersifat analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswi di Jurusan D-IV Bidan Pendidik yaitu sebanyak 158 orang. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 113 orang. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling.Analisis data yang digunakan adalah bivariat.

Hasil : Hasil penelitian berdasarkan karakteristik responden didapatkan hasil usia 22-23 tahun 70 responden (61,9%),tingkat ada kecemasan 68 responden (60,2%), pola menstruasi teratur 76 responden (67,3%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value 0,015, maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan dengan pola menstruasi.

Kesimpulan : Penelitian membuktikan bahwa ada hubungan antara tingkat

kecemasan dengan pola menstruasi pada mahasiswi yang sedang menyusun tugas akhir. Oleh karena itu diharapkan kepada dosen untuk dapat memberikan motivasi dan koping yang baik kepada mahasiswi agar mahasiswi dapat mengatasi kecemasan dalam menyusun tugas akhir.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat ALLAH SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah serta karunianya sehingga peneliti dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul Hubungan Tingkat Kecemasan

Dengan Pola Menstruasi Pada Mahasiswi Yang Sedang Menyusun Tugas Akhir Di

Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini merupakan untuk melengkapi tugas dan memenuhi salah satu

syarat dalam menyelesaikan penelitian. Kiranya tulisan ini dapat bermnfaat,

menambah pembendaharaan kepustakaan dan menjadi bahan bacaan bagi kita semua.

Dalam penyusunan karya tulis ini, peneliti banyak mendapatkan masukan,

pengarahan, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak baik dalam bentuk moril

maupun materil. Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti menyampaikan

terimakasih kepada yang terhormat :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes Selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara Medan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis

mengikuti pendidikan di program D-IV Bidan Pendidik.

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns,M.Kep, selaku ketua Program Studi D-IV Bidan

Pendidik yang telah memberikan pengarahan kepada penulisan proposal ini.

3. Farida LS.Siregar, S.Kep, Ns,M.Kep selaku sekretaris Program Studi D-IV

Bidan Pendidik yang telah memberikan pengarahan kepada penulisan proposal

(5)
(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR SKEMA... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

1. Tujuan Umum... 4

2. Tujuan Khusus... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

1. Bagi Mahasiswi D-IV Bidan Pendidik ... 4

2. Bagi Institusi Pendidikan ... 5

3. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 5

4. Bagi Peneliti ... 5

BAB II TINJAUAN TEORI... 6

A. Konsep Kecemasan ... 6

1. Pengertian Kecemasan ... 6

2. Gejala Klinis Kecemasan... 6

3. Tipe Kepribadian Pencemas... 7

4. Tingkat Kecemsan... 7

(7)

B. Pola Menstruasi ... 10

1. Menstruasi... 10

2. Pola Menstruasi... ... 10

3. Siklus Menstruasi... 10

4. Gangguan Saat Menstruasi... 13

5. Dismenorea... ... 15

6. Pencegahan Dismenorea... ... 16

7. Penatalaksanaan Dismenorea ... 17

8. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Menstruasi ... ... 18

9. Perubahan - Perubahan Psikologis pada Menstruasi... .. 20

C. Tugas Akhir ... 22

1. Pengertian Tugas Akhir... 22

D. Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Pola Menstruasi pada Mahasiswi yang Sedang Menyusun Tugas Akhir... ... 23

BAB III KERANGKA KONSEP ... 25

A. Kerangka Konsep... 25

B. Hipotesis... 25

C. Definisi Operasional... 26

BAB IV METODE PENELITIAN ... 27

(8)

I. Prosedur Pengolahan Data... .... 34

J. Analisa Data... ... 34

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 35

A.Hasil Penelitian... 35

1. Analisi Univariat... 35

2. Analisa Bivariat... 37

B.Pembahasan... 38

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 39

2. Tingkat Kecemasan Mahasiswi yang Sedang Menyusun Tugas Akhir... 40

3. Pola Menstruasi pada Mahasisiwi yang Sedang Menyusun Tugas Akhir ... 41

4. Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Pola Menstruasi pada Mahasiswi yang Sedang Menyusun Tugas Akhir... 41

5. Keterbatasan penelitian ... 44

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 46

A. Kesimpulan... 46

B. Saran... 47

(9)

DAFTAR SKEMA

Skema 3.1 Kerangka Konsep ... 23

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional... 24

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Usia Responden Berdasarkan Karakteristik Mahasiswi yang Sedang Menyusun Tugas Akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara... … 35

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Responden Berdasarkan Karakteristik Mahasiswi yang Sedang Menyusun Tugas Akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara... 36

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pola Menstruasi Responden Berdasarkan Karakteristik Mahasiswi yang Sedang Menyusun Tugas Akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara... 36

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Sidang Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 2 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Lampiran 3 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 4 : Lembar Kuesioner

Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 6 : Master Tabel Penelitian

Lampiran 7 : Lembar Conten Validity

(12)

Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Pola Menstruasi Pada Mahasiswi Yang Sedang Menyusun Tugas Akhir Di Jurusan D-IV Bidan Pendidik

Tahun Ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

ABSTRAK

Nazmul Hayati

Latar belakang : Pola menstruasi merupakan serangkaian proses menstruasi berdasarkan siklus menstruasi dan lama perdarahan menstruasi. Gangguan pada siklus menstruasi dipengaruhi oleh gangguan pada fungsi hormon, kelainan sistemik, cemas, kelenjar gondok, dan hormon prolaktin yang berlebihan. Gejala kecemasan sangat mempengaruhi pola menstruasi pada wanita, karena pesan sepanjang saraf di dalam otak, tulang belakang dan seluruh tubuh.

Tujuan penelitian: Untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan pola menstruasi pada mahasiswi yang sedang menyusun tugas akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Metodelogi : Penelitian ini menggunakan desain penelitian bersifat analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswi di Jurusan D-IV Bidan Pendidik yaitu sebanyak 158 orang. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 113 orang. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling.Analisis data yang digunakan adalah bivariat.

Hasil : Hasil penelitian berdasarkan karakteristik responden didapatkan hasil usia 22-23 tahun 70 responden (61,9%),tingkat ada kecemasan 68 responden (60,2%), pola menstruasi teratur 76 responden (67,3%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value 0,015, maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan dengan pola menstruasi.

Kesimpulan : Penelitian membuktikan bahwa ada hubungan antara tingkat

kecemasan dengan pola menstruasi pada mahasiswi yang sedang menyusun tugas akhir. Oleh karena itu diharapkan kepada dosen untuk dapat memberikan motivasi dan koping yang baik kepada mahasiswi agar mahasiswi dapat mengatasi kecemasan dalam menyusun tugas akhir.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mahasiswa merupakan bagian dari masyarakat yang masih mencari jati diri

dampaknya mudah terpengaruhi oleh faktor dari luar termasuk perubahan sosial dan

jika tidak dibarengi dengan kesiapan mental akan berpengaruh negatif

(Prasetyo, 2006 hal. 2). Pada saat ini para remaja biasanya setelah menyelesaikan

pendidikan tingkat akhir, sebagian mencari pekerjaan atau melanjutkan ke perguruan

tinggi untuk mendapatkan sebutan mahasiswa. Mahasiswa harus menempuh masa

studi teori dan menyusun tugas akhir yaitu berupa karya tulis ilmiah. Sehingga

banyak anggapan yang menyebabkan beberapa mahasiswa menjadi cemas dalam

mengerjakan tugas akhir.

Kecemasan merupakan suatu kondisi yang dapat dialami oleh setiap orang

dalam kehidupan sehari - hari. Biasanya kondisi cemas ketika kita mengalami atau

menghadapi sesuatu yang datang tiba - tiba misalnya menghadapi ujian, pindah

tempat pekerjaan atau menghadapi perubahan suasana lainnya (Elvira, 2008, hal.1).

Menurut  Perdana  (2011)  dalam  penelitiannya  di  jurusan  Keperawatan  FKUB  angkatan  Menurut Mujiyah dkk (2009) diperoleh kendala - kendala yang biasa dihadapi mahasiswi dalam menulis tugas akhir sehingga bisa menimbulkan

kecemasan antara lain kendala internal yang meliputi malas, motivasi, dan takut

bertemu dosen pembimbing. Kendala eksternal meliputi dosen pembimbing skripsi,

literatur, terbatasnya dana dan metodologi penelitian. Jika terjadi kecemasan sangat

(14)

skripsi atau tugas akhir justru membuat seseorang mahasiswi mengalami gangguan

dan mengakibatkan tidak bisa menjawab pertanyaan ujian.

2007 di dapatkan bahwa dari 62 orang mahasiswi yang menjadi responden

48,4 % (30 orang) mahasiswi mengalami kecemasan ringan, 43,5 % (27 orang)

mengalami kecemasan sedang dan 8,1 % (5 orang) mengalami kecemasan berat.

Penelitian lain pada mahasiswa tingkat akhir di fakultas Kedokteran

Universitas Brawijaya menunjukkan bahwa dari 52 orang mahasiswi yang menjadi

responden 59,62% (31 orang) mengalami kecemasan sedang, 30,77 % (10 orang)

mahasiswi mengalami kecemasan ringan dan 9,62 % (5 orang) mengalami

kecemasan berat.

Gejala kecemasan sangat mempengaruhi pola menstruasi pada wanita, karena

pesan sepanjang saraf di dalam otak, tulang belakang dan seluruh tubuh ( Saryono,

2008). Pola menstruasi merupakan serngkaian proses menstruasi berdasarkan siklus

menstruasi dan lama perdarahan menstruasi. Gangguan pada siklus menstruasi

dipengaruhi oleh gangguan pada fungsi hormon, kelainan sistemik, cemas, kelenjar

gondok, dan hormon prolaktin yang berlebihan. Gangguan dalam menstruasi

berdasarkan kelainan siklus yaitu terdiri dari hipermenorea yaitu menstruasi yang

berlangsung lebih dari 7 hari. Jika tidak mengalami menstruasi sama sekali hal ini

disebut dengan amenorea. Dan adapula kondisi oligomenorea dimana siklus

menstruasi yang memanjang lebih dari 35 hari. Sedangkan gangguan menstruasi

berdasarkan kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan haid yaitu

polimenorea dimana keadaan ini terjadi jika seorang perempuan mengalami siklus

lebih sering atau siklus menstruasi lebih singkat yaitu kurang dari 21 hari. Dan

(15)

keluarnya darah dapat lebih 80 ml perhari. Dan gangguan yang berhubungan dengan

haid yaitu dismenorea merupakan rasa sakit saat terjadinya menstruasi

(Prawirohardjo, 2011,hal.163 - 165).

Menstruasi adalah masa perdarahan yang terjadi pada perempuan secara rutin

setiap bulan selama masa suburnya, kecuali apabila terjadi kehamilan. Proses

alamiah menstruasi terjadi rata - rata sekitar 2 sampai 8 hari. Darah yang keluar

umumnya sebanyak 10 hingga 80 ml perhari. Siklus menstruasi yang normal rata -

rata 21 - 35 hari (Laila, 2011,hal.14 - 15).

Menurut Pudiastuti (2012) mengatakan hampir sekitar 80 % siklus menstruasi

wanita adalah 22 - 30 hari dan hanya 10 - 15 % wanita yang memiliki siklus

menstruasi 28 hari. Hari pertama menstruasi ditandai dengan sebagai awal

menstruasi atau hari ke satu, selama masa produktif biasanya setiap siklus menstruasi

dilepaskan satu sel telur.

Menstruasi yang tertunda, tidak teratur, nyeri, perdarahan yang banyak pada

waktu menstruasi merupakan keluhan tersering yang menyebabkan remaja

perempuan menemui dr. Cakir M et al dalam penelitiannya menemukan bahwa

dismenorea merupakan gangguan dengan prevalensi terbesar (89,5%), diikuti oleh

ketidakteraturan menstruasi (31,2%), serta perpanjangan durasi menstruasi (5,3%).

Pada pengkajian terhadap penelitian - penelitian lain didapatkan privalensi

dismenorea bervariasi antara 15,8 – 89,5 %, dengan prevalensi tertinggi pada remaja.

Mengenai gangguan lain, Bieniasz J et al mendapatkan prevalensi amenorea primer

sebanyak 5,3 %, amenorea sekunder 18,4 %,oligomenorea 50%, polimenorea

(16)

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan pada 10 mahasiswi

D3 Kebidanan tingkat 3 di universitas muhammadiyah semarang. Didapatkan 6

mahasiswi atau 60 % di antaranya menyatakan pola menstruasinya tidak teratur

(mundur lebih dari dua minggu dari pola atau menstruasinya lebih awal satu minggu)

disebabkan kecemasan karena kegiatan perkuliahan yang padat, persiapan

menghadapi serangkaian ujian serta kegiatan penyusunan KTI, sedangkan 4

nahasiswi atau 40 % mahasiswi lainnya menyatakan pola menstruasinya normal pada

saat mahasiswi ada kegiatan yang padat.

Hal tersebut terkait dengan cemas yang di alami mahasiswi karena aktivitas

padat yang banyak menyita waktu, tenaga dan biaya serta permasslahan yang

dihadapinya. Hal ini berakibat akan mempengaruhi kondisi fisik dan mental

emosional misalnya mudah lelah, daya tahan tubuh menurun, dan rasa cemas.

Berdasarkan data - data di atas melatarbelakangi peneliti untuk melakukan

penelitian hubungan antara tingkat kecemasan dengan pola menstruasi pada

mahasiswi yang sedang menyusun tugas akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik

Angkatan 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

B.Perumusan Masalah

Adakah hubungan tingkat kecemasan dengan pola menstruasi pada

mahasiswi yang sedang menyusun tugas akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik

(17)

C.Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan pola menstruasi pada

mahasiswi yang sedang menyusun tugas akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik

Tahun Ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat kecemasan yang dialami mahasiswi yang sedang

menyusun tugas akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran

2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

b. Untuk mengetahui pola menstruasi mahasiswi yang sedang menyusun tugas

akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran 2013 - 2014 Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

D.Manfaat Penelitian

1. Bagi Mahasiswi D-IV Bidan Pendidik

Sebagai pengetahuan bagi mahasiswi yang mengerjakan tugas akhir agar

meningkatkan pengetahuan tentang pola menstruasi dan mengendalikan

kecemasan yang berlebihan saat mengerjakan tugas akhir.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Merupakan bahan bacaan dan masukan bagi institusi pendidikan dalam

(18)

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran dan menganalisa

mengenai tingkat kecemasan dan pola menstruasi sehingga dapat digunakan

sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya.

4. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti dalam penelitian terutama

metodologi penelitian tentang hubungan antara tingkat kecemasan dengan pola

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan

Kecemasan (ansietas / axienty) adalah gangguan alam perasaan (affective)

yang di tandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan

berkelanjutan,tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas (Reality Testing

Ability / RTA, masih baik), kepribadian masih tetap utuh atau tidak mengalami

keretakan kepribadian (Spilitting of Personality),prilaku dapat terganggu tetapi

masih dalam atas - batas normal (Hawari, 2011, hal. 19).

Kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan

merupakan hal yang normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan,

pengalaman baru atau yang belum pernah dilakukan serta dalam menemukan

identitas diri dan arti kehidupan. Kecemasan memiliki karakteristik berupa

munculnya perasaan takut dan kehati - hatian atau kewaspadaan yang tidak jelas

dan tidak menyenangkan. Kecemasan seringkali disertai dengan gejala fisik

seperti sakit kepala, jantung berdebar cepat, dada terasa sesak, sakit perut, atau

tidak tenang dan tidak dapat duduk diam. Gejala - gejala kecemasan yang muncul

dapat berbeda pada masing - masing orang (Widury, 2008, hal. 73 - 74).

2. Gejala Klinis Kecemasan

Keluhan - keluhan yang sering dikemukakan oleh orang yang mengalami

gangguan kecemasan antara lain yaitu cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan

pikirannya sendiri, mudah tersinggung, merasa tegang, tidak tenang, gelisah,

(20)

pola tidur, mimpi - mimpi yang menegangkan gangguan konsentrasi dan daya

ingat, keluhan - keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang,

pendengaran berdenging (tinitus), berdebar - debar, sesak nafas, gangguan

pencernaan dan sakit kepala (Hawari, 2011).

3. Tipe Kepribadian Pencemas

Cemas, khawatir, tidak tenang, ragu dan bimbang,memandang masa

depan dengan rasa was - was atau khawatir, Kurang percaya diri, gugup apabila

tampil di muka umum,Sering merasa tidak bersalah atau menyalahkan orang

lain,tidak mudah mengalah gerakan sering serba salah, tidak tenang bila duduk,

gelisah,seringkali mengeluh ini dan itu atau keluhan somatik, khawatir berlebihan

terhadap penyakit,mudah tersinggung, suka membesarkan - besarkan masalah

yang kecil,dalam mengambil keputusan sering di liputi rasa bimbang dan

ragu,kalau sedang emosi sering bertindak dengan histeris ( Hawari, 2011).

4. Tingkat Kecemasan

Menurut Stuart (2007) tingkat kecemasan dibagi menjadi :

a. Kecemasan ringan

Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari -

hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan

persepsinya. Kecemasan ringan dapat memotivikasi belajar dan menghasilkan

pertumbuhan dan kreatifitas. Manifestasi yang muncul pada tingkat ini adalah

kelelahan, kesadaran tinggi, mampu belajar, motivasi meningkat dan tingkah

(21)

b. Kecemasan Sedang

Kecemasan sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada masalah

yang selektif, namun dapat melakukan sesuatu terarah. Manifestasi yang terjadi

pada tingkat ini yaitu kelelahan meningkat, kecepatan denyut jantung dan

pernafasan meningkat, ketegangan otot meningkat, bicara cepat dengan volume

tinggi, lahan persepsi menyempit, mampu untuk belajar namun tidak optimal,

kemampuan konsentrasi menurun, mudah tersinggung, tidak sabar, mudah

lupa, marah dan menangis.

c. Kecemasan berat

Kecemasan berat sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang

dengan kecemasan berat dan cenderung untuk memusatkan pada suatu area

lain. Manifestasi yang muncul pada tingkat ini adalah mengeluh pusing, sakit

kepala, tidak dapat tidur (insomnia), sering kencing, diare, dan tidak mau

belajar secara efektif.

d. Kecemasan panik

Kecemasan panik berhubungan dengan terperangah, ketakutan, dan teror. Hal

terinci terpecah dari proporsinya. Karena mengalami kehilangan kendali,

individu yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun

dengan arahan. Panik mencakup diorganisasikan kepribadian dan

menimbulkan peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk

berhubungan dengan orang lain. Persepsi yang menyimpang, dan kehilangan

pemikiran rasional. Tingkat ini tidak sejalan dengan kehidupan, jika

berlangsung terus dalam waktu yang lama dapat terjadi kematian dan

(22)

5. Alat Ukur Kecemasan

Menurut Hawari (2011,hal. 79) Untuk mengetahui sejauh mana derajat

kecemasan seseorang apakah ringan,sedang,berat atau berat sekali orang

menggunakan alat ukur (instrumen) yang dikenal dengan nama Hamilton

Rating Scale For Anxiety. Masing - masing kelompok gejala diberi penilaian

angka (score) antar lain 0 - 4 yang artinya adalah :

Nilai 0 = tidak ada gejala

Nilai 1 = gejala ringan

Nilai 2 = gejala sedang

Nilai 3 = gejala berat

Nilai 4 = gejala berat sekali

Masing - masing nilai angka score dari 14 kelompok gejala tersebut di

jumlahkan dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat

kecemasan seseorang, yaitu Total nilai score :

kurang dari 14 = tidak ada kecemasan

14 – 20 = kecemasan ringan

21 – 27 = kecemasan sedang

28 – 41 = kecemasan berat

(23)

B. Pola Menstruasi 1. Pengertian

Menstruasi atau haid adalah proses keluarnya darah pada dinding rahim

(endometrium) yang terjadi secara rutin setiap bulannya yang keluar melalui

vagina. Menstruasi juga merupakan proses mempersiapkan tubuh wanita untuk

mengandung anak atau hamil. Panjang siklus haid adalah antara tanggal

mulainya haid yang lalu dan mulai haid berikutnya. Hari mulainya perdarahan

disebut hari pertama siklus, karena jam mulainya haid tidak diperhitungkan dan

tepatnya waktu keluar haid dari ostinum uteri eksternum tidak dapat diketahui,

maka panjang siklus mengandung kesalahan ± 1 hari (Pudiastuti, 2012, hal.38)

Pola menstruasi merupakan serangkaian proses menstruasi yang meliputi

siklus menstruasi dan lama perdarahan menstruasi. Siklus menstruasi merupakan

waktu sejak hari pertama menstruasi sampai datangnya menstruasi periode

berikutnya. Siklus menstruasi pada wanita normalnya 28 hari, tetapi variasinya

cukup luas. Rata - rata panjang siklus haid pada gadis usia 12 tahun adalah 25

hari, pada perempuan usia 43 tahun panjang siklus haidnya 27 hari dan pada

perempuan usia 55 tahun siklus haidnya adalah 51 hari. Panjang siklus haid yang

biasa pada manusia antara 21 - 35 hari, dan sekitar 97% perempuan yang

berovulasi siklus haidnya berkisar antar 18 - 42 hari. Jika siklusnya kurang atau

lebih 42 hari dan tidak teratur, biasanya siklusnya tidak berovulasi

(Wiknjosastro, 2005 ; Octaria, 2009) di dalam jurnal mulyanti 2012 di peroleh

pada tanggal 18 november 2013.

Lamanya haid biasanya antara 3 - 5 hari, ada yang 1 -2 hari diikuti darah

sedikit - sedikit kemudian, dan ada yang sampai 7 - 8 hari. Pada umunya lamanya

(24)

biasanya lama haid itu tetap. Jumlah darah yang keluar rata - rata 33,2 ± 16 cc.

Pada perempuan yang lebih tua biasanya darah yang keluar yang banyak

(Dasty, 2010).

2. Siklus Menstruasi

Menurut (Llewellyn, 2002, hal. 12-13) Stimulus berasal dari hipotalamus

dengan pelepasan gonadotrophic releasing hormone (GnRH) ke dalam pembuluh

darah portal hipofisis. GnRH yang di lepaskan secara berdenyut mencapai

kelenjar hipofisis. Di sini GnRH merangsang pertumbuhan dan maturasi

gonadotrof yang mensekresi FSH dan LH. FSH bekerja pada 10 - 20 folikel

primer dengan berkaitan sel granulosa teka yang mengelilinginya. Efek

meningginya jumlah FSH ialah sekresi cairan ke dalam rongga folikel. Salah satu

di antaranya tumbuh lebih cepat dari pada yang lain. Pada saat yang sama sel

granulosa teka yang mengelilingi folikel terpilih mensekresi lebih banyak

estradiol, yang memasuki sirkulasi darah.

Efek endokrinologik peningkatan kadar estradiol ini adalah menimbulkan

umpan balik negatif hipofisisnanterior dan hipotalamus. Akibatnya sekresi FSH

menurun sedangkan sekresi estradiol meningkat mencapai puncak. Kira - kira 24

jam kemudian terjadi lonjakan besar sekresi LH dan lonjakan sekresi FSH yang

lebih kecil. Umpan balik positif ini menyebabkan pelepasan satu ovum dari

folikel yang paling besar. Maka terjadilah ovulasi.

Folikel yang kolaps akibat pelepasan ovum berubah sifatnya. Sel

granulosa teka berproliferasi dan menjadi berwarna kuning (luteinized) dan di

sebut sel lutein - teka. Folikel korpus luteum menghasilkan progesteron mencapai

puncak datar (plateu) kira - kira empat hari setelah ovulasi, kemudian

(25)

implantasi ke dalam endometrium. Sel - sel trofoblastik embrio yang telah

tertanam segera menghasilkan human chorionic gonadotropin (HCG) yang

memelihara korpus luteum sehingga sekresi estradiol dan progesteron terus

berlanjut. Sebaliknya jika tidak terjadi kehamilan, sel lutein teka berdegenerasi

sehingga menghasilkan estradiol dan progesteron lebih sedikit. Ini mengurangi

umpan balik negatif pada gonadotropin yang disertai dengan meningkatnya

sekresi FSH. Penurunan kadar estradiol dan progesteron dalam sirkulasi darah

menyebabkan perubahan di dalam endometrium yang menyebabkan terjadinya

menstruasi.

Menurut Pudiastuti (2012, hal.43 - 46) Ada tiga masa utama siklus menstruasi

yaitu :

a. Masa menstruasi selama dua sampai delapan hari. Pada waktu itu

endometrium dilepas, sedangkan pengeluaran hormon - hormon ovarium

paling rendah. Pada fase ini endometrium terlepas dari dinding uterus dengan

disertai perdarahan dan lapisan yang masih utuh. Fase ini berlangsung selama

3 - 4 hari.

b. Masa proliferasi sampai hari keempat belas. Pada waktu itu endometrium

tumbuh kembali di sebut juga endometrium mengadakan proliferasi. Antara

hari kedua belas dan keempat belas terjadi pelepasan ovum dari ovarium yang

disebut ovulasi. Setelah luka sembuh akan terjadi penebalan pada

endometrium ± 3,5 mm. Fase ini berlangsung dari hari kelima sampai hari ke

(26)

Fase proliferasi di bagi menjadi 3 tahap yaitu :

1) Fase proliferasi dini, terjadi pada hari ke 4 sampai hari ke 7. Fase ini

dapat dikenali dari epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi

epitel. Pemukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel.

2) Fase proliferasi madya, terjadi pada hari ke 8 sampai hari ke 10. Fase ini

merupakan bentuk transisi dan dapat dikenali dari epitel permukaan yang

berbentuk torak yang tinggi.

3) Fase proliferasi akhir, berlangsung antara hari ke 11 sampai hari ke 14.

c. Masa sekresi. Saat itu korpus rubrum menjadi korpus luteum yang

mengeluarkan progesteron. Di bawah pengeruh progesteron ini kelenjar

endometrium yang tumbuh berlekuk - lekuk mulai bersekresi dengan

mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan lemak. Pada akhir masa

ini stroma endometrium berubah ke arah sel - sel desidua terutama yang

berada di seputar pembuluh - pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan

adanya nidasi.

Fase ini berlangsung dari hari ke 14 sampai ke 28. Fase ini endometrium

kira - kira tetap tebalnya tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang

berkelok - kelok dan mengeluarkan getah yang makin lama makin

nyata.bagian dalam sel endometrium terdapat glikogen dan kapur yang

diperlukan sebagai bahan makanan untuk telur yang dibuahi.

Fase sekresi dibagi 2 tahap yaitu :

1) Fase sekresi dini, pada fase ini endometrium lebih tipis dari fase

(27)

2) Fase sekresi lanjut, pada fase ini kelenjar dalam endometrium

berkembang dan menjadi lebih berkelok - kelok dan sekresi mulai

mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan lemak.

3. Gangguan Saat Menstruasi

Menurut Pudiastuti (2012) Apabila menstruasi terjadi pada saat yang

seharusnya, hal ini mungkin menunjukkan tanda kehamilan. Akan tetapi masa

menstruasi yang tidak teratur atau tidak mendapat menstruasi sering merupakan

keadaan yang wajar bagi banyak remaja yang baru saja mendapatkan menstruasi

dan bagi perempuan yang berusia di atas 40 tahun. Kecemasan dan gangguan

emosional dapat menyebabkan seorang wanita tidak mendapatkan menstruasi.

Gangguan pola menstruasi yang berhubungan dengan siklus menstruasi

digolongkan menjadi 3 macam yaitu Polimenorea merupakan siklus menstruasi

lebih pendek dari normal yaitu kurang dari 21 hari. Sedangkan jumlah

perdarahan relatif tetap. Polimenorea merupakan gangguan hormonal, dengan

umur korpus luteum memendek, sehingga siklus menstruasi pun menjadi lebih

pendek.

Oligomenorea yaitu menstruasi dengan siklus yang lebih panjang dari

normal yaitu lebih dari 35 hari. Pada kebanyakan kasus oligomenorea kesehatan

wanita tidak terganggu, dan fertilitas cukup baik. Siklus menstruasi biasanya

juga ovulator dengan masa proliferasi lebih panjang dari biasanya.

Amenorea yaitu Suatu keadaan tidak keluarnya darah haid sedikitnya 3

bulan berturut - turut. Amenorea primer apabila keadaan seorang perempuan

berusia 18 tahun atau lebih dan belum pernah haid. Adanya amenorea sekunder

(28)

Gangguan pola menstruasi berdasarkan lama perdarahan menstruasi

yaitu hipomenorea adalah perdarahan yang lebih pendek serta kurang dari

biasanya. Hipomenorea tidak menggagu fertilitas. Siklus menstruasi tetap, tetapi

lama perdarahan memendek kurang dari 3 hari. Hipomenorea dapat disebabkan

kesuburan endometrium kurang karena keadaan gizi penderita yang rendah,

penyakit menahun, dan gangguan hormonal dan hipermenorea adalah

perdarahan haid yang lebih banyak dari normal, atau lebih lama dari normal

(lebih dari 8 hari). Terjadinya hipermenorea berkaitan dengan kelainan pada

rahim yaitu mioma uteri, polip endometrium dan gangguan pelepasan

endometrium.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Menstruasi

Menurut Pieter (2010) ada beberapa hal faktor - faktor yang mempengaruhi

menstruasi dan perubahan - perubahan psikologis pada saat menstruasi :

a. Faktor Perkembangan Hormonal

Perkembangan hormonal adalah estrogen dan hormon progesteron.

Hormon estrogen adalah hormon yang berfungsi merangsang

pertumbuhan rahim, payudara, puting susu, dan lapisan vagina yang

semuanya memperlancarkan kehamilan dan persalinan. Adapun hormon

progesteron adalah hormon yang berfungsi dalam menyiapkan dinding

rahim, membuat lingkungan rahim nyaman, dan memproduksi air susu

ibu.

b. Faktor Perkembangan Kelenjar

Dalam hal ini efek perkembangan kelenjar pituitary dn gonad. Dampang

kelenjar pituitary yaitu mengeluarkan hormon pertumbuhan dan hormon

(29)

besarnya ukuran individu. Pengaruh hormon gonadotropik adalah untuk

merangsang gonad agar mampu meningkatkan aktivitas. Adapun dampak

gonad adalah memicu ciri - ciri seks primer dan sekunder lebih matang.

c. Faktor Enzim

Faktor enzim adalah enzim hidrolitik yang terdapat pada endometrium.

Fungsi enzim hidrolitik ialah merusak sel - sel dan mensitesis protein

dalam proses metabolisme. Kondisi inilah yang menyebabkan terjadinya

regresi endometrium dan pendarah.

d. Faktor Vascular

Mulai dari fase proliferasi pembentukan sistem vaskularisasi dalam

lapisan fungsional endometrium, maka pertumbuhan endometrium ikut

serta bersama arteri dan vena. Dengan regresi endometrium ikut

menyebabkan timbulnya stagnasi pada vena dan saluran yang

menghubungkannya dengan arteri. Akhir dari proses adalah nekrosis dan

perdarahan.

e. Faktor Prostaglandin

Endometrium yang mengandung prostaglandin E2 dan F2 dengan

desintegrasi endometrium menyebakan pelepasan prostaglandin.

Pelepasan prostaglandin lebih dikenal dengan myom. Myom

menyebabkan terjadinya perdarahan pada waktu haid. Pada awal

menstruasi rasa nyeri haid sering dirasakan wanita. Hal ini diakibat

prostaglandin yaitu suatu zat yang menyebabkan otot – otot rahim

mengalami kontraksi. Pada sebagian wanita, rasa nyeri haid dirasakan

(30)

Namun ada pula pada sebagian orang tidak mengalami keadaan yang

begitu menyakitkan.

f. Faktor Psikologis

Perubahan emosional menyebabkan terganggunya pengendalian neoro

hormonal pada glandula piruitaria anterior oleh hipotalamus, sehingga

stimulasi terhadap gonadotropin juga akan terganggu (Veralls, 2003, di

dalam Rizka Himawan, 2011 diperoleh pada tanggal 31 januari 2014).

5. Perubahan - Perubahan Psikologis pada Menstruasi

Menurut Pieter (2010) ada beberapa perubahan - perubahan psikologis

pada saat menstruasi yaitu :

a. Anoreksia Nervosa

Anoreksi berarti hilangnya nafsu makan (rasa lapar) yang bersifat patologis.

Sedangkan anoreksia nervosa adalah hilangnya nafsu makan (rasa lapar) yang

disebabkan oleh faktor penyimpangan emosional. Keadaan ini menjadi serius

bila tidak ditangani, karena bis menyebabkan kematian akibat kelaparan.

Gejala - gejala anoreksia nervosa ini adalah hilangnya nafsu makan, pura -

pura tidak mau makan, tidak mau makan sama sekali, kehilangan berat badan

dan kelelahan. Komplikasinya adalah kerusakan organ tubuh, gangguan

menstruasi, tiroid, gagal ginjal dan kematian.

b. Bulimia

Bulimia merupakan salah satu kelainan emosional yang ditandai pola makan

yang berlebihan dan berbahaya. Keadaan ini sering terjadi pada remaja atau

orang dewasa. Gejala – gejala bulimia adalah yaitu rasa kekhawatiran yang

luar biasa terhadap berat badan, sehingga siklus makannya tidak terkontrol

(31)

lagi dalam siklus yang tak terkontrol juga. Efek sampingnya yaitu sakit

tenggorokan, asam lambung, luka anus, pembengkakan pada kelenjar ludah

dan dehidrasi.

c. Cemas

Cemas merupakan hal normal dan wajar ketika menghadapi sesuatu tekanan.

Namun rasa cemas menjadi tak wajar apabila cemas terhadap hal – hal

sebenarnya bukan objek perhatian khusus, ketidakmampuan untuk

menyelesaikan masalah dan selalu menganggap masalahnya tidak alistis.

Cemas yang lama bisa menyebabkan gangguan fisik dab psikologis.

d. Depresi

Depresi merupakan salah satu bagian gangguan emosi yang sering terjadi

pada wanita. Depresi ditandai dengan adanya perasaan sedih yang

berkepanjangan, kehilangan fokus perhatian, tidak mampu dalam kensentrasi,

ingin bunuh diri, sulit tidur, cemas, nafsu makan berkurang, berat badan

menurun, merasa lelah dan kesepian, tidak berharga, rasa bersalah, tidak mau

bicara dengan orang lain dan menutup diri.

e. Stres

Stres merupakan keadaan yang membuat tubuh untuk memproduksi hormon

adrenalin yang berfungsi mempertahankan diri. Stres adalah keadaan

tertekan. Namun stress ringan dapat berfungsi mendorong orang berfikir dan

berusa lebih cepat sehingga bisa menjawab tantangan hidup sehari - hari.

Stres ringan bisa memberikan gairah dalam kehidupan yang membosankan

atau rutinitas. Namun apabila stresnya dalam kategori berat dapat

(32)

f. Ketidakmatangan Emosi

Ketidakmatangan emosi ini sering kali dipengaruhi oleh faktor hormonal dan

situasional miasalnya saat datang haid, dimana wanita cenderung menjadi

pemarah, mudah tersinggung, atau cepat merasa lelah.

g. Ambivalen dan Insomnia

Kondisi ambivalen sering terjadi pada wanita, di mana dia selalu kesulitan

untuk mengambil satu sikap atau setiap perubahan yang terjadi pada dirinya.

Sikap ambivalen ini juga berhubungan dengan perubahan hormon. Adapun

pada insomnia adalah kesulitan memejamkan mata, kesulitan tidur, dan selalu

terjaga malam hari dan sering dialami wanita hamil dan menoupose.

C. Tugas Akhir 1. Pengertian

Tugas akhir adalah suatu karya tulis ilmiah yang harus diselesaikan oleh

setiap mahasiswa sebagai penugasan akhir sebelum menyelesaikan pendidikan di

Program D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra

Utara. Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar

Sarjana Sains Terapan (SST). Karya tulis ini bertujuan untuk memahami suatu

fenomena dalam asuhan kebidanan sehingga karya tulis ilmiah yang di susun

mencerminkan penguasaan penulis tentang substansi dan metode penelitian.

Pemahaman fenomena ini penting untuk membekali mahasiswa dalam mengatasi

masalah kebidanan yang ada di masyarakat. Fenomena ini dapat diteliti dengan

(33)

D. Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Pola Menstruasi pada Mahasiswi yang Sedang Menyusun Tugas Akhir.

Kecemasan merupakan keadaan dimana seseorang mengalami perasaan

gelisah dan aktivitas sistem saraf otonom dalam berespon terhadap ancaman

yang tidak jelas dan tidak spesifik. Sehingga kecemasan tidak pernah terlepas

dari kehidupan setiap mahasiswa. Banyak hal yang dapat menjadi sumber

kecemasan bagi mahsiswa, sumber kecemasan mahasiswa tersebut antara lain

Pembuatan bermacam tugas, laporan, dan makalah harus dikerjakan mahasiswa

serta ujian sebagai evaluasi dilakukan secara ruti. Salah satu sumber kecemasan

bagi mahasiswa tingkat akhir adalah kewajiban menyusun tugas akhir

(Carpenito, 2000; Zulkarnain, 2009) di dalam jurnal Rustiana, 2009 di peroleh

tanggal 16 November 2013.

Gejala kecemasan sangat mempengaruhi pola menstruasi pada wanita,

karena pesan sepanjang saraf di dalam otak, tulang belakang dan seluruh tubuh

(Saryono, 2008).

Gangguan emosional sebagai rangsangan melalui system saraf diteruskan

ke susunan saraf pusat yaitu bagian otak yang disebut limbic system melalui

tranmisi saraf, selanjutnya melalui saraf autonomy (simpatis atau parasimpatis)

akan diteruskan ke kelenjar-kelenjar hormonal (endokrin) hingga mengeluarkan

secret (cairan) neurohormonal menuju hipofisis melalui system prontal guna

mengeluarkan gonadotropin dalam bentuk FSH (Follikel Stimulazing hormone)

dan LH (Leutinizing Hormone). Produksi kedua hormon ini adalah dibawah

pengaruh RH (Realizing Hormone) yang disalurkan dari hipotalamus ke

hipofisis. Pengeluaran Rh sangat dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik

(34)

psikologik hingga selanjutnya mempengaruhi terjadinya proses menstruasi atau

haid (Prawirohardjo, 2008).

Gangguan pada pola menstruasi ini melibatkan mekanisme regulasi

intergratif yang mempengaruhi proses biokimia dan seluler seluruh tubuh

termasuk otak dan psikologis.pengaruh otak dalam reaksi hormonal terjadi

melalui jalur hipotalamus-hipofisi-ovarium yang meliputi multiefek dan

mekanisme kontrol umpan balik. Pada keadaan stres terjadi aktivasi pada sistem

limbik. Sistem ini akan menstimulasi pelepasan hormon dari hipotalamus yaitu

corticotropic releasing hormone (CRH). Hormon ini secra langsung akan

menghambat sekresi GnRH hipotalamus dari tempat produksinya di nukleus

arkuata. Proses ini kemungkinan terjadi melalui penambahan sekresi opionid

endogen. Peningkatan CRH akan menstimulasi pelepasan endorfin dan

adrenocorticotropic hormone (ACTH) ke dalam darah. Endorfin sendiri

diketahui merupakan endogen yang peranannya terbukti dapat mengurangi rasa

nyeri. Peningkatan kadar ACTH akan menyebabkan peningkatan pada kadar

kortisol darah. Pada wanita dengan gejala amenore hipotalamik menunjukkan

keadaan hiperkortisolisme yang disebabkan adanya peningkatan CRH dan

ACTH. Hormon - hormon tersebur secara langsung dan tidak langsung

menyebabkan penurunan kadar GnRH, di mana melalui jalan ini maka stres dan

rasa cemas menyebabkan gangguan siklus menstruasi. Dari tadinya siklus

menstruasinya normal menjadi oligomenorea, polimenorea atau amenorea.

Gejala klinis yang timbul ini tergantung pada derajat penekanan pada GnRH.

Gejala - gejala ini umumnya bersifat sementara dan biasanya akan kembali

(35)

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu

terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin di teliti (Setiadi, 2007,

hal. 117).

Dalam penelitian ini konsep - konsep yang ingin diamati adalah : tingkat

kecemasan dengan pola menstruasi.

Variabel independen Variabel dependen

Skema 3.1 : Kerangka Konsep

B.Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara dari pertanyaan

penelitian, sampai terbukti dari melalui data yang terkumpul (Notoatmodjo,2010,

hal. 84).

“Ada hubungan tingkat kecemasan dengan pola menstruasi pada mahasiswi

yang sedang menyusun tugas akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran

Tingkat Kecemasan Pola Menstruasi

(36)

C. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No

Kuesioner Hamilton

Rating

Scale for

Anxienty

< 14 = Tidak ada gejala

14-20 = kecemasan ringan

21-27 = kecemasan sedang

(37)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A.Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain analitik korelasi dengan pendekatan

cross sectional untuk mempelajari hubungan antara tingkat kecemasan dengan pola

menstruasi. Penelitian cross sectional merupakan rancangan penelitian dengan

melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan (sekali waktu) antara

faktor resiko dengan penyakit (Hidayat,2011, hal. 56).

B.Populasi, Sampel dan Teknik Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Hidayat, 2011, hal.

68).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswi di Jurusan D-IV

Bidan Pendidik tahun ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara yaitu sebanyak 158 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang di teliti dan

dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo,2011, hal. 177).

Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah mengumpulkan

(38)

perhitungan, Setelah sampel ditetapkan maka peneliti memberikan pertanyaan

kepada responden dan juga yang termasuk dalam kriteria sampel.

Menurut Setiadi (2007, hal. 179) untuk besarnya sampel menggunakan rumus

sebagai berikut :

n

Keterangan:

n = besar sampel

N = besar populasi

d = tingkat penyimpangan (0,05)

Dari rumus di atas dapat kita lihat jumlah sampel yang akan dijadikan

responden pada penelitian ini, yaitu :

5 , 55

5

5 , 5

5 , 5

5 , 5

n = 113 orang

(39)

3.Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan suatu proses seleksi sampel yang di gunakan

dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili

keseluruhan populasi yang ada ( Hidayat, 2007, hal. 91).

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel

dengan pertimbangan yang di buat oleh peniliti sendiri, berdasarkan ciri atau

sifat - sifat populasi yang sudah di ketahui sebelumnya. Sampel yang di pilih telah

memenuhi kriteria inklusi yaitu mahasiswa yang mengalami gangguan pola

menstruasi selama menyusun tugas akhir.

a. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi merupakan kriteria di mana subjek penelitian dapat mewakili

sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel. Pertimbangan

ilmiah harus menjadi pedoman dalam menentukan kriteria inklusi

(Hidayat, 2011, hal. 68).

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah

1) Mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran 2013 - 2014

2) Siklus menstruasi rata - rata tiap bulan normal (21 - 35 hari) sebelum

menyusun tugas akhir yaitu pada bulan November.

3) Tidak memiliki riwayat menstruasi normal

b. Kriteria Ekslusi

Kriteria ekslusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subyek yang

memenuhi kriteria inklusi dan studi karena berbagai penyebab

(40)

1) Hamil

2) Tidak masuk ketika dilakukan penelitian.

3) Menolak menjadi responden.

C.Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran

2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dengan pertimbangan

bahwa terdapat sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan belum pernah ada

yang melakukan penelitian tentang hubungan tingkat kecemasan dengan pola

menstruasi.

D.Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada Bulan Februari 2014 mulai dari

pengambilan data sampai penyusunan hasil Bulan Juni 2014

E.Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah penelitian mendapat persetujuan dari institusi

pendidikan yaitu Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang

berkaitan dengan permasalahan etika, yaitu :

1. Informed consent

Memberikan penjelasan kepada calon responden tentang tujuan dan prosedur

pelaksanaan penelitian dan dipersilahkan untuk menandatangani informed

(41)

tidak menuliskan nama responden pada penelitian. Data-data yang diperoleh

juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian

2. Anonimity (tanpa nama)

Masalah etika kebidanan merupakan masalah yang memberikan jaminan

dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau

mencantumkn nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan

kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan di

sajikan.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah - masalah

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaanya

oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil

riset.

F. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peneliti. Setelah proposal

penelitian mendapat persetujuan dari pembimbing, peneliti mengajukan

permohonan surat izin penelitian kepada dekan keperawatan universitas sumatera

utara. Mendapatkan surat izin penelitian pada tanggal 25 Februari 2014 dari

bagian umum program studi keperawatan universitas sumatera utara untuk

mengadakan penelitian. Setelah mendapat izin maka peneliti melaksanakan

pengumpulan data dan menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian. Dalam

penelitian ini jaminan kerahasiaan reponden diberikan dan tidak membawa

(42)

meminta kesediaan responden dengan menandatangani informed concent.

Menyebarkan kuosioner kepada responden dan menjelaskan cara mengisi

kousioner. Setelah selesai kuosioner dikumpulkan kembali kemudian peneliti

mengecek kembali kelengkapan kousioner yang telah diisi oleh responden dan

akan melengkapi kekurangan dengan memberikan penjelasan kembali pada

responden yang belum jelas dan di pandu oleh peneliti sendiri.

G.Instrumen Pengumpulan Data 1. Tingkat Kecemasan

Alat pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur tingkat

kecemasan dalam penelitian ini adalah data primer dan berupa skala yang

diberikan kepada responden. Menurut Hawari (2008), Dengan menggunakan

kuesioner Hamilton Rating Scale for Anxienty alat ukur ini terdiri dari 14

kelompok gejala yang masing-masing kelompok dirinci lagi dengan gejala

yang lebih spesifik. Dalam setiap kelompok gejala diberi skor sesuai dengan

tabel berikut :

Skor semua kelompok gejala kemudian dijumlahkan, dari hasil

penjumlahan dapat diketahui derajat kecemasan seseorang yaitu :

Nilai < 14 : Tidak ada kecemasan

Nilai 14-20 : Kecemasan ringan

Nilai 21-27 : Kecemasan sedang

Nilai 28-41 : Kecemasan berat

(43)

2. Pola Menstruasi

Alat pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur pola menstruasi

mahasiswi yang sedang menyusun tugas akhir yaitu menggunakan kuesioner.

Responden hanya menjawab pernyataan yang sesuai dengan yang di alaminya

dengan cara memberikan tanda ceklis pada kuesioner. Adapun jumlah

kuesioner ini adalah 8 pertanyaan. Jika responden menjawab “ya” maka di

beri nilai 1 dan jika responden menjawab “tidak” maka diberi niai 0.

Untuk menentukan nilai digunakan rumus sebagai berikut:

a. Menentukan nilai terbesar dan terkecil

Nilai terbesar : 8

Nilai terkecil : 0

b. Menentukan nilai rentang (R)

Rentang = Nilai terbesar- nilai terkecil

= 8 – 0

= 8

c. Menentukan nilai panjang kelas (i)

Panjang Kelas (i) =

=

= 4

d. Menentukan Kategori pengetahuan berdasarkan perolehan nilai

Teratur = Jika responden mendapatkan skor 4-8

(44)

H.Uji Validitas dan Reabilitas 1. Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar -

benar mengukur apa yang di ukur (Notoatmodjo,2010,hal. 164). Rentang

koefisien antara 0,00 sampai 1,00 dengan nilai yang lebih tinggi

menunjukkan kriteria ke validitan yang lebih besar. Uji validitas dilakukan

secara conten validity yang di uji oleh ahlinya kepada Dr.dr.Sarma N

Lumbanraja, SpOG (K) dengan hasil conten validity 0,7625 hasil ini lebih

besar dari 0,7. Sehingga instrumen yang digunakan tersebut dinyatakan valid

dan mampu mengukur variabel yang akan di ukur.

2. Uji Reabilitas

Uji reabilitas (kehandalan) dilakukan untuk melihat alat dapat dipercaya atau

dapat diandalkan untuk digunakan sebagai alat ukur (Arikunto, 2006). Uji

reabilitas dilakukan kepada 10 orang mahasiswi yang sesuai dengan kriteria

responden. Uji reabilitas dalam penelitian ini mengukur tingkat kestabilan

atau konsistensitas jawaban yang di berikan responden atas pertanyaan dari

kuesioner. Untuk menguji reabilitas instrumen peneliti menggunakan Alpha

Chronbach dengan bantuan computer SPSS for windows. Berdasarkan hasil

pengolahan data dengan metode Alpha Chronbach diperoleh nilai koefisien

alpha sebesar -0,219 hasil ini lebih kecil dari 0,7. Sehingga kuesioner

penelitian dinyatakan tidak realiabel dikarenakan koesioner untuk pola

menstruasi hanya berjumlah 8 soal dan selanjutnya tidak dapat dipergunakan

(45)

I. Prosedur Pengolahan Data

Setelah data terkumpul dari kuisioner, maka dilakukan pengolahan data yang

melalui beberapa tahap sebagai berikut.

1. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

2. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data

yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila

pengolahan dan analisis data menggunakan komputer. Biasanya dalam

pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code

book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari

suatu variabel.

3. Data Entry

Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke

dalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi

frekuensi sederhana atau dengan membuat tabel kontigensi.

4. Tabulasi

Tabulasi yaitu membuat tabel - tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian

(46)

J. Analisa Data

Analisis data dilkukan dengan menggunakan soft ware Statisical Program

Social Science (SSPS) 19 for windows, dan langkah - langkah analisis data yang

akan dilakukan adalah sebagai berikut

1. Analisis Univariat

Analisis univariat yaitu menganalisis tiap tiap variabel penelitian yang

ada secara deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi. Variabel yang

dianalisis secara univariat dalam penelitian ini adalah karakteristik responden,

variabel tingkat kecemasan untuk mengetahui tingkat kecemasan mahasiswi

yang sedang menyusun tugas akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun

Ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Dan

variabel pola menstruasi mahasisiwi yang sedang manyusun tugas akhir di

Jurusan D-IV bidan Pendidik Tahun Ajaran 2013 - 2014 Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Analisis Bivariat

Statistik Bivariat adalah suatu prosedur yang digunakan untuk

menerangkan keeratan hubungan antara dua variabel (Arikunto, 2006, hal.

271).Pengujian data dilakukan dengan menggunakan uji statistik chi-square

(x2), dengan nilai kemaknaan (α = 0,05). Apabila nilai x2 hitung > x2 tabel

atau nilai probabilitas (p) < 0,05, maka Ho ditolak, yaitu ada hubungan

antara variabel bebas dan terikat. Apabila nilai x2 hitung < x2 tabel atau nilai

probabilitas (p) > 0,05, maka Ho diterima yaitu tidak ada hubungan tingkat

kecemasan dengan pola menstruasi pada mahasiswi yang sedang menyusun

(47)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Pola Menstruasi

pada Mahasiswi yang sedang Menyusun Tugas Akhir di Jurusan D-IV Bidan

Pendidik Tahun Ajaran 2013-2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Utara terdapat 113 responden dan dapat dilihat dari hasil penelitian di bawah ini.

1. Analisis Univariat

Analisis univariat yaitu menganalisis tiap - tiap variabel penelitian yang ada

secara deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi. Variabel yang dianalisis

secara univariat dalam penelitian ini adalah karakteristik responden berdasarkan usia,

variabel tingkat kecemasan untuk mengetahui tingkat kecemasan mahasiswi yang

sedang menyusun tugas akhir. Dan variabel pola menstruasi mahasisiwi yang sedang

menyusun tugas akhir di Jurusan D-IV bidan Pendidik Tahun Ajaran 2013 - 2014

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Mahasiswi yang Sedang Menyusun Tugas Akhir Berdasarkan Usiadi Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun

Ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Usia (tahun) Frekuensi Persentase (%)

< 21 tahun 35 31,0 %

22 - 23 tahun 70 61,9 %

>24 tahun 8 7,1 %

(48)

Berdasarkan tabel 5.1 hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 113 orang mahasiswi

yang menjadi responden di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran 2013 - 2014

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara didapatkan karakteristik

responden berdasarkan usia 22 - 23 tahun sebanyak 70 orang (61,9%), responden

berusia < 21 tahun sebanyak 35 orang (31,0%) dan responden yang berusia > 24

tahun sebanyak 8 orang (7,1%).

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Mahasiswi yang Sedang Menyusun Tugas Akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran

2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Tingkat Kecemasan Frekuensi Persentase (%)

Tidak ada kecemasan 68 60,2 %

Kecemasan ringan 32 28,3 %

Keceemasan sedang 9 8,0 %

Kecemasan berat 4 3,5 %

Total 113 100

Berdasarkan tabel 5.2 hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 113 orang mahasiswi

yang menjadi responden, 68 orang (60,2%) mahasiswi mengalami tidak ada

kecemasan, 32 orang (28,3%) mahasiswi mengalami kecemasan ringan, 9 orang

(8,0%) mahasiswi mengalami kecemasan sedang dan 4 orang(3,5%) mahasiswi

mengalami kecemasan berat.

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Pola Menstruasi Mahasiswi yang Sedang Menyusun Tugas Akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran

2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Pola Menstruasi Frekuensi Persentase (%)

Teratur 76 67,3 %

Tidak teratur 37 32,7 %

(49)

Berdasarkan tabel 5.3 hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 113 orang mahasiswi

yang menjadi responden, 76 orang (67,3%) mengalami pola menstruasi teratur dan

37 orang (32,7%) mengalami pola menstruasi tidak teratur.

2. Analisis Bivariat

Analisis data yang digunakan adalah chi - square yaitu digunakan untuk

mencari ada atau tidak hubungan antara tingkat kecemasan dengan pola menstruasi

pada mahasiswi yang sedang menyusun tugas akhir di jurusan D-IV Bidan Pendidik

Tahun Ajaran 2013-2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

a. Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Pola Menstruasi pada Mahasiswi yang Sedang Menyusun Tugas Akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Pada awalnya data yang diperoleh berbentuk tabel 4 x 2, namun karena tidak

memenuhi syarat uji chi-square yaitu masih ada sel yang mempunyai nilai

expected kurang dari lima. Maka dilakukan penggabungan sel untuk kembali di

uji dengan uji chi-square. Peneliti memutuskan untuk menggabung kelompok

tingkat kecemasan sedang sebanyak 9 orang dengan kelompok tingkat

kecemasan berat sebanyak 4 orang karena jumlah subjek yang termasuk kelompok

tingkat kecemasan berat sangat sedikit. Dengan begitu di dapatkan data tabel 3 x 2

lalu diuji kembali dengan uji chi-square. Data tersebut layak di uji dengan uji

(50)

Tabel 5.4

Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Pola Menstruasi pada Mahasiswi yang Sedang Menyusun Tugas Akhir di Jurusan D-IV Bidan Pendidik

Tahun Ajaran 2013 - 2014 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Teratur Tidak Teratur

f % f % F %

Berdasarkan tabel 5.4 hasil penelitian menunjukkan bahwa 113 orang mahasiswi

yang menjadi responden sebanyak 68 mahasiswi yang mengalami tidak ada

kecemasan, 52 orang (77,6%) mengalami pola menstruasi teratur, 16 orang (23,5%)

mengalami pola menstruasi tidak teratur. Sebanyak 32 orang mahasiswi yang

mengalami kecemasan ringan, 19 orang (59,4%) mengalami pola menstruasi teratur,

13 orang (40,6%) mengalami pola menstruasi tidak teratur. Sebanyak 13 orang

mahasiswi yang mengalami kecemasan sedang dan berat, 5 orang (38,5%)

mengalami pola menstruasi teratur, 8 orang (61,5%) mengalami pola menstruasi

tidak teratur

Hasil analisa Chi-Square pada tabel kontigensi 3x2 dengan derajat kebebasan

(df) = 2 dan tingkat signifikan (ɑ) sebesar 0,05 didapatkan nilai Chi-Square hitung

(51)

Pada analisa Chi-Square Ho ditolak jika Chi-Square hitung > Chi-Square

tabel, atau p-value (signifikansi) < ɑ. Berdasarkan hasil perhitungan yang di peroleh

Chi-Square hitung (8,419) > Chi-Square tabel (5,991) dan p-value (0,015) < ɑ

(0,05). Dari pernyataan di atas bisa di ambil kesimpulan bahwa hubungan antara

tingkat kecemasan dengan pola menstruasi pada mahasiswi yang sedang menyusun

tugas akhir di jurusan D-IV Bidan Pendidik Tahun Ajaran 2013-2014 Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara

B. Pembahasan

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia dan tahap perkembangan sangat mempengaruhi kecemasan. Data hasil

penelitian menyebutkan bahwa mayoritas reponden berumur 22 - 23 tahun.

Persentase usia responden yaitu 22 - 23 tahun sebanyak 70 orang (61,9%),

responden berusia < 21 tahun sebanyak 35 orang (31,0%) dan responden yang

berusia > 24 tahun sebanyak 8 orang (7,1%). Dari data tersebut dapat di lakukan

analisis bahwa dalam rentang umur dewasa awal yang menurut teori psikososial

Erikson adalah usia 20 - 30 tahun, kemampuan mahasiswa dalam merespon

kecemasan cenderung lebih baik bila dibandingkan dengan mahasiswa yang berusia

di bawah 20 tahun. Hal ini dikarenakan semakin bertambahnya usia maka

pengetahuan dan pengalaman akan bertambah. Pengalaman dan pengetahuan

mahasiswi D-IV Bidan Pendidik pada masa lalu seperti sudah pernah menyusun

karya tulis ilmiah semasa mahasiswi kuliah di akademi kebidanan sehingga membuat

mahasiswi mudah beradaptasi dengan stressor cemas yang baru. Selain itu ,

perkembangan tingkat emosi mahasiswa dewasa awal juga lebih baik sehingga

(52)

yang muncul. Hal ini sesuai dengan Stuart (2009) yang mengatakan bahwa usia

mempengaruhi psikologi seseorang, semakin tinggi usia semakin baik tingkat

kematangan emosi seseorang serta kemampuan dalam menghadapi berbagai

persoalan.

2. Tingkat Kecemasan Mahasiswi dalam Menyusun Tugas Akhir

Dari hasil penelitian dan analisa data yang telah dilakukan, didapatkan hasil

bahwa 68 orang (60,2%) mahasiswi mengalami tidak ada kecemasan sebanyak 32

orang (28,3%) mahasiswi mengalami kecemasan ringan, Sebanyak 13 orang

mahasiswi yang mengalami kecemasan sedang dan berat, 5 orang (38,5%)

mengalami pola menstruasi teratur, 8 orang (61,5%) mengalami pola menstruasi

tidak teratur. Karakteristik responden berdasarkan kecemasan mahasiswi D-IV Bidan

Pendidik banyak mengalami tidak ada kecemasan.

Kecemasan merupakan suatu kondisi yang dapat dialami oleh setiap orang

dalam kehidupan sehari - hari. Biasanya kondisi cemas ketika kita mengalami atau

menghadapi sesuatu yang datang tiba - tiba misalnya menghadapi ujian, pindah

tempat pekerjaan atau menghadapi perubahan suasana lainnya (Elvira, 2008, hal.1).

Menurut Mujiyah (2009) diperoleh kendala - kendala yang biasa dihadapi

mahasiswi dalam menulis tugas akhir sehingga bisa menimbulkan kecemasan antara

lain kendala internal yang meliputi malas, motivasi, dan takut bertemu dosen

pembimbing. Kendala eksternal meliputi dosen pembimbing skripsi, literatur,

terbatasnya dana dan metodologi penelitian. Jika terjadi kecemasan sangat besar

justru akan mengganggu, misalnya kecemasan yang berlebihan saat akan ujian

skripsi atau tugas akhir justru membuat seseorang mahasiswi mengalami gangguan

(53)

Mahasiswi D-IV Bidan Pendidik dapat mengatasi permasalahan yang

biasanya di hadapi mahasiswi dalam proses penulisan tugas akhir di antaranya

kesulitan mencari literatur,dana yang terbatas,tidak terbiasa menulis dalam arti

menulis karya ilmiah, kurang terbiasa dengan sistem kerja terjadwal dengan

pengaturan waktu sedemikian ketat dan masalah dengan dosen pembimbing karya

tulis ilmiah (Darmono dan Hasan,2008).

Menurut asumsi peneliti dengan aktivitas padat yang banyak menyita

waktu, tenaga dan biaya serta permasalahan yang sering dihadapinya. Walaupun

secara emosional terganggu seperti mudah lelah,daya tahan tubuh menurun, daya

konsentrasi dan daya ingat menurun serta menjadi pemarah,pemurung dan merasa

cemas tetapi mahasiswi mampu mengatasi permasalahan yang kemungkinan terjadi

pada dirinya. Hal ini di karenakan adanya beberapa hal yang mendukung diantaranya

tingkat strategi koping yang baik, dukungan sosial atau dukungan antar teman yang

kuat, rajin konsultasi dengan dosen pembimbing, adanya motivasi yang kuat dari

dosen - dosen D-IV Bidan Pendidik dan kondisi individu seperti umur dan tingkat

berfikir yang lebih dewasa akan membuat mahasiswi dapat menentukan langkah

dalam menghadapi setiap masalah termasuk dalam menghadapi tugas akhir karya

tulis ilmiah.

3. Pola Menstruasi pada Mahasisiwi yang Sedang Menyusun Tugas Akhir

Dari hasil penelitian dan analisa data yang telah dilakukan, didapatkan

hasil bahwa 76 orang (67,3%) mengalami pola menstruasi teratur dan 37 orang

(32,7%) mengalami pola menstruasi tidak teratur. Karakteristik responden

berdasarkan pola menstruasi mahasiswi D-IV Bidan Pendidik banyak mengalami

(54)

Dalam pengaruhnya terhadap pola menstruasi, cemas melibatkan sistem

neuroendokrinologi sebagai sistem yang besar perannya dalam reproduksi wanita.

Gangguan pada pola menstruasi ini melibatkan mekanisme regulasi intergratif yang

mempengaruhi proses biokimia dan seluler seluruh tubuh termasuk otak dan

psikologis.pengaruh otak dalam reaksi hormonal terjadi melalui jalur

hipotalamus-hipofisi-ovarium yang meliputi multiefek dan mekanisme kontrol umpan balik. Pada

keadaan stres terjadi aktivasi pada sistem limbik. Sistem ini akan menstimulasi

pelepasan hormon dari hipotalamus yaitu corticotropic releasing hormone (CRH).

Peningkatan CRH akan menstimulasi pelepasan endorfin dan adrenocorticotropic

hormone (ACTH) ke dalam darah. Endorfin sendiri diketahui merupakan endogen

yang peranannya terbukti dapat mengurangi rasa nyeri. Peningkatan kadar ACTH

akan menyebabkan peningkatan pada kadar kortisol darah. Hormon - hormon

tersebur secara langsung dan tidak langsung menyebabkan penurunan kadar GnRH,

di mana melalui jalan ini maka stres dan rasa cemas menyebabkan gangguan siklus

menstruasi.Gejala klinis yang timbul ini tergantung pada derajat penekanan pada

GnRH. Gejala - gejala ini umumnya bersifat sementara dan biasanya akan kembali

normal apabila cemas bisa diatasi. (http://digilib.ac.id:2009).

Menurut asumsi peneliti yang menyebabkan pola mentruasi mahasiswi

teratur di sebabkan oleh seimbangnya hormone FSH (Folikel Stimulazing Hormone)

Gambar

Tabel 3.1 Definisi Operasional
Tabel 5.2
Tabel 5.4

Referensi

Dokumen terkait

 Bayaran akan diberi kepada ahli dan warisnya RM 10.00 untuk setiap malam yang bermalam di hospital atau wad.. Tuntutan akan diberikan berdasarkan surat

Perancangan interior Day SPA di kota Blitar adalah sebuah proses yang dimulai dengan penemuan ide gagasan sebagai tujuan awal sampai dengan terwujudnya rancangan sebuah

Html digunakan sebagai tempat menulis halaman web, PHP sebagai inti dari pemrograman web yang digunakan untuk proses perhitungan dan proses menghubungkan antara sistem dengan

It states that firstly a model (block or crossing) is selected. Secondly, an op- eration is chosen independently from the current state based on a uniform distribution and, finally,

Based on the information from integrated Landsat TM/ETM images and geographic information systems (GIS), using dynamic model, landscape indices and temporal trajectory

However, the outcome clearly indicated that the models merely based on topographic variables performed poorly on large spatial extrapolation from Tong-Feng to

m elakukan pencatatan barang m ilik daerah berupa tanah dan/ atau bangunan yang telah diserahkan dari Pengguna Barang yang tidak digunakan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas

140 menit.. nenek, berkebun, pergi ke kota, dsb). Guru mengingatkan siswa untuk menulis dengan mencantumkan apa yang dilakukan; siapa yang terlibat, kapan dilakukan,